Laporan Voltametri
-
Upload
syariful-anam-rifai -
Category
Documents
-
view
905 -
download
61
Transcript of Laporan Voltametri
LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 2221
Percobaan ke-4
VOLTAMMETRI
Analisis Parasetamol
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
Nama : Syariful Anam Rifai
NIM : 10511088
Kelompok : 8
Tanggal Percobaan : 9 April 2013
Tanggal Pengumpulan : 16 April 2013
Asisten : Dian A David (10509030)
VOLTAMETRI
Analisis Parasetamol
I. Tujuan
- Menentukan kadar parasetamol dalam tablet obat dengan metode voltameri
II. Teori Dasar
Voltammetri adalah metode pengukuran berdasarkan nilai arus dan potensial suatu sel
kimia. Voltametri merupakan elektrolisis dalam skala mikro dengan menggunakan mikro
elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja
divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari potensial yang disebut
voltamogram.
Nilai arus puncak dari voltamogram pulsa diferensial ( diberikan oleh persamaan
berikut :
| |
( (
)
III. Cara Kerja
1. Pembuatan Elektroda Pasta Karbon
Grafit dan parafon cair dengan perbandingan berat 7:3
dicampurkan
dihomogenkan
dimasukkan ke dalam badan elektroda yang berupa tabung kaca yang di
dalamnya terdapat kawat tembaga sebagai penghantar listrik
2. Pembuatan Larutan Sampel
Tablet parasetamol
digerus hingga halus dengan mortar
ditimbang tepat 1 gr
dilarutkan dengan sedikit air di gelas kimia
disaring sisa sampel yang tidak larut dengan corong dan kertas saring
filtrate ditampung di labu takar 50ml
diencerkan dengan aqua dm hingga tanda batas
dimasukkan sejumlah tertentu larutan sampel ini ke labu takar 50ml
menggunakan buret mikro
diencerkan hingga tanda batas dengan buffer fosfat pH 6
konsentrasi parasetamol dalam larutan ini harus berkisar antara 1 hingga 5
mM
3. Metode Kurva Kalibrasi
Larutan parasetamol konsentrasi 1,2,3,4,5 mM
disiapkan dengan mengencerkan larutan standar paasetamol 50mM
menggunakna larutan buffer fosfat pH 6 di dalam labu takar 50ml
dibuat voltagram DPV dengan elektroda pasta karbon dari larutan-larutan
tersebut dengan mengubah potensial elektroda kerja dari 0mV sampai
800mV terhadap Ag/AgCl
voltagram disimpan di folder yang telah disediakan
ditentukan nilai arus puncak dari setiap voltagram yang telah dibuat dan
nilai-nilai tersebut dialurkan terhadap konsentrasi larutan yang diukur
dibuat voltagaram DPV dari larutan sampel dengan kondisi pengukuran yang
sama dengan pengukuran di atas
dari nilai arus puncak, ditentukan kadar paracetamol dalam tablet
IV. Data Pengamatan
a. Pembuatan elektroda pasta karbon
Massa grafit = 0,35 gram
Massa parafin = 0,15 gram
b. Larutan sampel
Massa parasetamol dalam kemasan = 500 mg/tablet = 0,005 gram/tablet
Massa satu tablet = 0,7519 gram
Volume larutan sampel yang diencerkan dengan larutan buffer fosfat pH 6 = 3 mL
c. Metode kurva kalibrasi
Range = 100
Mode = differensial
Initial E = 300 mV
Final E = 1000 mV
Rate = 50 mV/s
V. Perhitungan dan Pengolahan Data
a. Kadar Parasetamol Literatur
b. Larutan Sampel
Volume sampel yang harus dipipet, kemudian diencerkan dengan buffer fosfat :
[Parasetamol] (mM)
1 4,13
2 5,30
3 8,90
4 9,89
Sampel 4,99
c. Massa parasetamol dengan Kurva Kalibrasi
Dari persamaan regresi diperoleh
ip sampel = 4,99
Sehingga diperoleh
d. Persentase Kesalahan (Galad)
| |
VI. Pembahasan
Penentuan kandungan parasetamol pada praktikum ini ditentukan dengan metode
voltammetri. Voltammetri adalah suatu metode pengukuran yang didasarkan pada arus
dan potensial. Pada metode voltammetri ini digunakan tiga buah elektroda yaitu elektroda
kerja (working electrode) dengan Elektroda Pasta Carbon, elektroda pembanding
y = 2,088x + 1,835 R² = 0,9446
0
2
4
6
8
10
12
0 1 2 3 4 5
ip
Konsentrasi (mM)
Kurva Kalibrasi
(reference electrode) dengan menggunakan Ag/AgCl, dan elektroda pembantu (auxiliary
electrode) yaitu Platina.
Elektroda kerja pada voltammetri tidak bereaksi namun merespon elektroda aktif yang
berada pada sampel. Pada elektroda kerja terjadi transfer muatan pada permukaannya.
Elektroda pembanding adalah elektroda yang menjaga agar harga potensial tetap konstan,
tidak tergantung pada arus yang mengalir. Elektroda pembanding mempunyai potensial
yang sudah tertentu, diketahui dengan pasti dan tidak mempengaruhi larutan sampel.
Elektroda pembanding sebagai salah satu instrumen dalam analisis secara elektrokimia
mempunyai peranan yang penting disamping elektroda indikator. Berdasarkan jenisnya
dibedakan atas elektroda pembanding primer dan sekunder. Sedangkan elektroda
pendukung adalah elektroda yang mensuport arus listrik, namun tidak mempengaruhi
reaksi atau potensial yang timbul.
Elektroda pasta karbon dibuat dari komposisi grafit:parafin(7:3). Komposisi tersebut
merupakan perbandingan yang memberikan hasil paling optimum daripada perbandingan
lainnya agar pengukuran dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya yang digunakan pada
elektroda pasta karbon hanya grafit, sedangkan parafin berfungsi untuk memberikan efek
pasta sehingga pada saat pencelupan elektroda grafit tidak berhamburan.
Pada metode kurva kalibrasi penambahan buffer fosfat dengan pH 6. Buffer pH 6 ini
berfungsi mengurangi arus migrasi yakni arus yang terjadi akibat interaksi antara ion dan
elektron yang mempengaruhi arus yang terbaca dan nantinya dapat mengganggu jalannya
eksperimen. Diharapkan arus yang terukur benar-benar berasal dari adanya reduksi atau
oksidasi yang terjadi pada permukaan elektroda kerja. Konsentrasi buffer yang digunakan
100 kali lebih besar konsentrasi analit. Hal ini bertujuan agar arus migrasi yang bergantung
pada konsentrasi analit besarnya sangat kecil sehingga tidak mempengaruhi pembacaan
arus pada alat. Arus lain yang dapat menggangu adalah arus konveksi yakni arus yang
diakibatkan oleh pengadukan yang dilakukan. Arus ini besarnya juga bergantung pada
konsentrasi analit.
Kemudian akan didapat nilai arus terhadap potensial untuk setiap konsentrasi analit
yang digunakan. Dari data tersebut, akan diperoleh kurva kalibrasi dan persamaan yang
menyatakan hubungan konsentrasi dan ∆i. Persamaan ini dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi parasetamol dalam sampel, karena ∆i nilainya dapat diketahui
dengan pengukuran sehingga dengan perhitungan menggunakan stokiometri sederhana,
kadar parasetamol dalam sampel dapat diketahui.
Dalam praktikum kali ini, terdapat kemungkinan beberapa kejanggalan dalam proses
analisisnya. Salah satunya adalah kurang baiknya nilai arus puncak yang didapatkan dari
pengukuran terhadap larutan standar dengan konsentrasi 5 mM. Saat pengukuran
dilakukan, muncul satu puncak arus yang rendah. Oleh karena itu, data yang berbeda
sendiri tersebut tidak diambil. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Selain itu terdapat pula kemungkinan bahwa pada saat pembuatan larutan
standar konsentrasi 5 mM tersebut, wadah yang kami gunakan masih dalam keadaan
belum bersih. Oleh karena itu, pada saat pembuatan kurva kalibrasi, nilai arus puncak dari
larutan standar dengan konsentrasi 5 mM tersebut tidak dimasukkan ke dalam data
pengamatan.
Kadar paracetamol yang didapatkan dalam setiap tablet sesuai hasil percobaan adalah
sebesar 190,3 mg. Jumlah tersebut sangat jauh berbeda dari kadar paracetamol yang
sebenarnya terdapat dalam setiap satu tablet yaitu 500 mg. Hal tersebut bisa diakibatkan
oleh beberapa factor kesalahan, diantaranya adalah mungkin pada saat pembuatan
elektroda kerja. Parafin yang digunakan terlalu banyak atau melebihi perbandingan
optimum seharusnya, sehingga grafit tidak bisa bekerja maksimal sebagai elektroda kerja.
Lalu bisa juga disebabkan oleh larutan standar yang dibuat tidak sesuai dengan konsentrasi
yang kita butuhkan. Bisa saja terlalu banyak pelarut atau justru pelarut yang ditambahkan
kurang, sehingga data hasil pengukuran yang didapat juga kurang bagus.
VII. Simpulan
Kandungan parasetamol dalam sampel obat adalah sebanyak 40,10 %
VIII. Pustaka
Skoog, D.A et all. “Fundamental of Analytical Chemistry” 5th ed. Saunders College
Publishing. New York. 1998. Page 424-456
Harvey, David. “Modern Analytical Chemistry”1st ed. McGraw Hill. 2000. Page 110-112