LAPORAN TUGAS AKHIR MINAT GENERASI MUDA DALAM PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA … · 2019. 10. 21. · i...
Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR MINAT GENERASI MUDA DALAM PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA … · 2019. 10. 21. · i...
LAPORAN TUGAS AKHIR
MINAT GENERASI MUDA DALAM PEMANFAATAN
LIMBAH KELAPA (Cocos nucifera. L) MENJADI
COCOPEAT DI KECAMATAN TANJUNG PURA
KABUPATEN LANGKAT
Oleh
DEA SARTIKA SIANTURI
Nirm. 01.4.3.15.0343
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
i
MINAT GENERASI MUDA DALAM PEMANFAATAN
LIMBAH KELAPA (Cocos nucifera. L) MENJADI
COCOPEAT DI KECAMATAN TANJUNG PURA
KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian
O l e h
DEA SARTIKA SIANTURI
Nirm. 01.4.3.15.0343
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan TA ini adalah hasil dari karya sendiri dan semua sumber baik yang di
kutip maupun di rujuk, telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Dea Sarika Sianturi
Nirm : 01.4.3.15..0343
Tanda Tangan :
Tanggal : Juli 2018
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai alumni Polbangtan Medan, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dea Sartika Sianturi
Nirm : 01.4.3.15.0343
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Polbangtan Medan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalti-Free
Right) atas tugas ilmiah saya yang berjudul Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa (Cocos nucifera L.) Menjadi Cocopeat Di
Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Polbangtan Medan
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelolah dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada : Juli 2019
Yang Menyatakan
Dea Sartika Sianturi
Nirm. 01.4.3.15.0343
vi
RIWAYAT HIDUP
Dea Sartika Sianturi, lahir di Kecamatan Binjai pada tanggal
04 Februari 1997, dari pasangan ayahanda Ganda Tua
Sianturi dengan Ibunda Tenahta Br. Sitepu yang merupakan
anak kedua dari dua bersaudara. Penulis berdomisili di
Kelurahan Sumber Karya Kecamatan Binjai Timur Kota
Binjai Provinsi Sumatera Utara. Pendidikan formal yang
ditempuh adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 028226 Binjai
pada tahun 2009, kemudian menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Binjai pada
tahun 2012, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA)Negeri 5 Binjai pada tahun 2015.
Pada Tahun 2015 mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
selama 4 (empat) tahun di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan
(POLBANGTAN) Provinsi Sumatera Utara yang berada pada naunngan Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP)
dengan jurusan Perkebunan. Untuk menyelesaikan pendidikan di POLBANGTAN
Medan, penulis melaksanakan Tugas Akhir (TA) di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat dengan judul TA “Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa (Cocos nucifera L) Menjadi Cocopeat di
Kecamatan Tanjung Pura”.Alhamdulillah pada tahun 2019 telah menyelesaikan
pendidikan di POLBANGTAN Medan dengan menyandang gelar Sarjana
Terapan Pertanian (S.Tr Pt).
vii
ABSTRAK
Dea Sartika Sianturi, Nirm 01.4.3.15.0343, Jurusan Penyuluhan Perkebunan
Presisi, Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa (Cocos nucifera L) Menjadi Cocopeat Di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk
mengetahui tingkat minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat
generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat. Pengkajian
ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat pada tanggal 25
Maret s.d 24 Mei 2019. Metode pengumpulan data yaitu medote observasi dan
wawancara dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Alat
yang digunakan dalam pengkajian ini adalah Regresi Linear Berganda yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ekspetasi Pendapatan, Linkungan
Keluarga, Ketersediaan Modal, Efikasi Diri, Pendidikan, Harga Jual, Ketersedian
Informasi. Dengan bantuan program SPSS 18 for widows. Hasil pengkajian
menunjukkan minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi
cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura tergolong tinggi sebesar 61,17%. Variabel
dependen ekspetasi pendapatan, ketersediaan modal, efikasi diri, harga jual dan
proses produksi tidak berpengaruh terhadap minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat. Sedangkan variabel lingkungan
keluarga thitung (2,694) > ttabel (2,030), Pendidikan thitung (2,228) > ttabel (2,030), dan
Ketersediaan Informasi thitung (-2,133) > ttabel (2,030).
Kata Kunci : Minat Generasi Muda, Limbah Kelapa, Cocopeat.
viii
ABSTRACT
Dea Sartika Sianturi, Nirm 01.4.3.15.0343, Department of Extension of
Precision Plantations, Medan Agricultural Development Polytechnic. Interest in
Young Generation in Utilizing Coconut Waste (Cocos nucifera L) to Become
Cocopeat in Tanjung Pura District, Langkat Regency. The purpose of this study
was to determine the level of interest of the younger generation in the utilization
of coconut waste into cocopeat and to find out the factors that influence the
interest of the younger generation in the utilization of coconut waste into
cocopeat. The assessment was carried out in Tanjung Pura Subdistrict, Langkat
District on March 25, May 24, 2019. Data collection methods were medote
observation and interviews using a questionnaire as a data collection tool. The
tool used in this study is Multiple Linear Regression which aims to determine the
effect of Income Expectation, Family Environment, Availability of Capital, Self
Efficacy, Education, Selling Prices, Availability of Information. With the help of
the SPSS 18 program for widows. The results of the study showed that the interest
of the younger generation in the utilization of coconut waste became cocopeat in
Tanjung Pura Subdistrict, which was high at 61.17%. Dependent variable income
expectations, capital availability, self-efficacy, selling price and production
process did not affect the interest of the younger generation in the use of coconut
waste to become cocopeat. While the environmental variables of the family of
tcount (2.694)> t table (2,030), tcountry education (2,228)> t table (2,030), and
Information Availability t count (-2,133)> t table (2,030).
Keywords: Interest in Young Generation, Coconut Waste, Cocopeat.
ix
HALAMAN PERUNTUKAN
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan
Tuhanmulah yang maha mulia
Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-
Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat
(QS : Al-Mujadilah 11)
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku
manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani
kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk
meraih cita-cita besarku.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini dari awal hingga akhir tidak terlepas dari
partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan TA ini dapat
berjalan lancar sesuai harapan. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayahanda (Ganda Sianturi) dan Ibunda (Tenahta Br.
Sitepu) serta kakak tersayang (Dewi Pramudita Sianturi) yang senantiasa
memberika dorongan, kasih sayang dan do’a tiada henti.
2. Ibu Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur POLBANGTAN Medan
sekaligus dosen pembimbing I saya yang telah banyak memberikan
pelajaran berharga serta dukungan yang luar biasa.
3. Bapak Ir. Fahruddin Nasution, MP selaku dosen Pembimbing II saya yang
telah memberikan banyak kritik dan saran yang membangun.
4. Dosen penguji pada saat ujian Komprehensif bapak Firman RL Silalahi, STP,
M.Si dan Ibu Herawaty, SP., M.Si yang telah memberikan kelancaran pada
saat ujian.
5. Panitia pelaksana TA, seluruh dosen dan segenap civitas akademika
POLBANGTAN Medan.
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2015 khususnya JURLUHBUN.
x
7. Sahabat seperjuanganku ( Miftahul Khoiriah, Helmi, Randi Herawansyah,
M. Wahyu, Royyan dan Intan) yang selalu memberi semangat dan dukungan
serta canda tawa yang sangat megesankan selama masa perkuliahan, susah
senang dirasakan bersama.
8. Seluruh pihak yang telah berpartisipasi secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan TA ini saya haturkan terima kasih.
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku,
yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,Engkau
berikan aku kesempatan untuk bisa sampaiDi penghujung awal perjuangankuSegala
Puji bagi Mu ya Allah,
“Barangsiapa belajar sesuatu semata-mata karena Allah, mencari
ilmu yang ada bersama-Nya, maka dia akan menang. Dan barangsiapa
yang belajar sesuatu karena selain Allah, maka dia tidak akan mencapai
tujuannya, juga pengetahuan yang diperolehnya tidak akan membawanya
lebih dekat kepada Allah.” – Hasan al-Basri
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
kasih, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA)
yang berjudul “Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
(cocos nucifera) Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
Langkat” dapat terselesaikan sesuai pada waktunya. Diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir (TA)pada program studi Penyuluhan
Perkebunan Presisi Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Dalam penulisan
proposal ini, penulis banyak mendapat doa, dukungan, bimbingan, semangat,
masukan dari berbgai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Maka pada
kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini dengan sangat baik sesuai pada waktuNya.
2. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Utama Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan sekaligus Dosen Pembimbing I, terimakasih atas
bimbingannya, masukan, kritikan, serta kesabaran hingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Ir. Fahruddin Nasution, MP selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih atas
bimbingannya, masukan, kritikan, serta kesabaran hingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Dr. Iman Arman, SP., M.M selaku Ketua Jurusan Perkebunan Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan
Medan, Juni2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........... v
RIWAYAT HIDUP................................................................................. vi
ABSTRAK............................................................................................... vii
ABSTRACK............................................................................................ vii
HALAMAN PERUNTUKAN................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. RumusanMasalah ........................................................................ 4
C. Tujuan ......................................................................................... 5
D. Manfaat ....................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. LandasanTeori............................................................................. 6
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat.................................. 18
C. PenelitianTerdahulu .................................................................... 21
D. KerangkaPikir ............................................................................. 23
E. Hipotesis ..................................................................................... 24
III. METODEPELAKSANAAN ........................................................... 25
A. Waktu dan Tempat ...................................................................... 25
B. BatasanOperasional..................................................................... 25
C. Pelaksanaan Pengkajian .............................................................. 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 46
A. Deskripsi Wilayah Pengkajian ..................................................... 46
B. Hasil ............................................................................................. 54
C. Pembahasan .................................................................................. 61
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 70
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................ 70
C. Implikasi (Rencaran Kegiatan Penyuluhan) ................................ 71
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 72
LAMPIRAN ............................................................................................. 76
xiii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 PengukuranVariabel (X) faktor intern yang mempengaruhi
generasi muda dalam pemanfaatanlimbah....................................
27
2 Pengukuran Variabel Faktor Ekstern yang mempengaruhi
generasi muda dalam pemanfaatan limbah..................................
28
3 Pengukuran variabel (Y) Minat Generasi Muda.......................... 28
4 Populasi pengkajian di KecamatanTanjung Pura........................ 32
5 Populasi dan sampel pengkajian di Kecamatan Tanjung Pura.... 34
6 Hasil Uji Validitas Kuisioner...................................................... 36
7 Hasil uji Reliabilitas.................................................................... 37
8 Hasil uji normalitas kolmogorov................................................. 39
9 Hasil uji multikorlinieritas........................................................... 40
10 Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan /Bulan Tahun 2019..... 47
11 Jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin di Kecamatan Tanjung Pura...........................................
48
12. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di
Kecamatan Tanjung Pura.............................................................
47
13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kecamatan
Tanjung Pura...............................................................................
49
14 Luas Panen Dan Produksi Tanaman PadiDan Palawija Dirinci
Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tanjung Pura...............
50
15 Jumlah Luas Panen Dan Produksi Sayur-Sayuran di
Kecamatan Tanjung Pura............................................................
51
16 Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras
Perkebunan Rakyat Dirinci Menurut Jenis Tanaman di
Kecamatan Tanjung Pura...........................................................
52
17 Lembaga Jasa Pendidikan Formal.............................................. 53
18 lembaga penunjang yang ada di kecamatan Tanjung Pura......... 53
19 Umur Responden Saat Pengkajian............................................. 54
20 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal 54
21 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..................... 55
22 Status perkawinan responden...................................................... 56
23 Tingkat Minat Generasi Muda.................................................... 57
24 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Generasi
Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa................................
59
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Tampak 3 dimensi mesin pengurai sabut Kelapa....................... 13
2 Tampak Depan, Tampak Samping, Tampak Atas Mesin
Pengurai Sabut Kelapa...............................................................
13
3 Jaring Besi, Pisau Pemotong (Blade), Poros Blade,
stripblade....................................................................................
14
4 Alat Pengurai Sabut Kelapa yang Sudah Jadi............................ 14
5 Kerangka Pikir minat generasi muda dalam pemanfaatan
limbah kelapa menjadi cocopeat................................................
23
6 Hasil uji normalitas P-Plot......................................................... 38
7 GarisKontinumtingkatminatgenerasimuda................................ 41
8 Peta kecamatan tanjung pura...................................................... 46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Kuisioner TA Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan
Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat.......................................................
76
2 LPM dan Sinopsis................................................................... 85
3 data responden....................................................................... 91
4 Hasil uji validitas.................................................................... 92
5 Hasil tabulasi kuisioner........................................................... 105
6 Hasil uji analisis regresi linear berganda................................ 110
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora, iklimnya
sangat cocok untuk tumbuh berbagai jenis tanaman, salah satu tanaman yang
dinilai memiiki prospek cerah adalah komoditi perkebunan. Komoditi perkebunan
merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peluang tinggi untuk
dikembangkan dalam rangka memperbesar pendapatan negara dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Salah satu komoditi perkebunan yang paling banyak
diusahakan oleh petani adalah komoditi kelapa. Selain memiliki daya jual yang
tinggi, teknik budidaya tanaman kelapa tidak susah serta banyak manfaat yang
dihasilkan dari tanaman tersebut.
Di Indonesia, tanaman kelapa tersebar luas hampir di seluruh kepulauan
Nusantara dan diusahakan mulai dari pekarangan sampai perkebunan besar. Luas
areal tanaman kelapa tahun 2015 adalah 3,6 juta ha, yang didominasi oleh
perkebunan rakyat seluas 3.697.032 ha atau 98,87. Areal tanaman kelapa di
Sumatera mencapai 33,75%, Jawa 19,95%, Sulawesi 24,98%, Bali 1,60%, NTB
dan NTT 3,41%, Maluku dan Papua 10,29% serta Kalimantan 6.02% dari total
luas areal kelapa Indonesia (Balitka Litbang Pertanian, 2017).
Kelapa adalah salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peranan
penting dalam perekonomian nasional dengan hasil utama adalah kopra. Seluruh
bagian tanaman dapat dimanfaatkan sehingga tanaman kelapa dikenal sebagai
pohon kehidupan (Tree of Life). Selain itu, tanaman kelapa merupakan tanaman
sosial karena +98% diusahakan oleh petani.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa Provinsi Sumatera Urata adalah
salah satu provinsi yang memilki areal tanaman kelapa yang cukup luas. Dimana
luas areal tanaman kelapa yang ada di Provinsi Sumateara Utara 92,10 Juta hektar
dengan produktivitas 77,20 ribu ton (BPS Sumatera Utara, 2017). Berdasarkan
data BPS Ditjenbun pada periode 2015-2017 Kabupaten Langkat merupakan salah
satu sentra perkebunan kelapa yang ada di Sumatera Utara dengan luas areal
keseluruhan 3.653 Ha dengan produktivitas 3.488,78 ton (BPS Kabupaten
Langkat, 2017).
2
Kecamatan di Kabupaten Langkat yang memiliki luas lahan dan produktifitas
tanaman kelapa terbesar terdapat di Kecamatan Tanjung Pura, dengan luas lahan
tertinggi pada tanaman kelapa sebanyak 836 hektar dan produktifitasnya 841 ton
(menurut dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Langkat 2017), dan
pada posisi kedua di tempati oleh Kecamatan Secanggang dengan luas 637 hektar
dan produktifitas 634 ton (menurut dinas pertanian dan ketahanan pangan
Kabupaten Langkat 2017), sehingga menurut data di atas jarak luas lahan dan
produktifitasnya sekitar 199 hektar dan produktifitasnya 207 ton.
Dengan luas lahan tanaman kelapa dan hasil produktifitas yang tinggi tentu
memiliki peluang untuk dijadikan usaha agribisnis seperti pemanfaatan limbah
hasil pertanian. Serabut kelapayang merupakan limbah kupasan kelapa yang utuh
biasanya dibuang begitu saja.Padakenyataanya limbah tersebut terkadang
dibiarkan oleh para petani menumpuk di sekitar areal lahan pertanian mereka,
kalau keadaan ini dibiarkan begitu saja akan menimbulkan penumpukan sampah
sabut kelapa sehingga, hal tersebut bisa berdampak buruk bagi tanaman kelapa
yang mereka budidayakan seperti kelembaban udara di sekitarnya menjadi tinggi
yang mengakibatkan pertumbuhan jamur yang dapat menjadi sumber penyakit
bagi tanaman itu sendiri.Selain itu sebagian besar petani kelapa juga membakar
sisa dari kegiatan pertanian tersebut, padahal itu dapat mencemarkan udara
sekitar.
Banyak orang yang belum memahami kegunaan limbah kelapa yaitu sabut
kelapa jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan produk-produk yang berdaya
guna tinggi serta bernilai jual tinggiseperti pembuatan jok mobil, tali tambang,
keset kaki, dan serbuk dari sabutnya juga dapat dimanfaatkan sebagai media
tanam tanaman organik, pupuk organik dan lain sebagainya. Dan permintaan akan
sabut kelapa di luar negeri terus meningkat.Keadaan ini sebenarnya dapat diubah,
karenaKecamatan Tanjung Pura memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk
mengatasi masalah di atas.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Langkat Kecamatan Tanjung
Pura memiliki generasi muda yang memiliki potensi untuk dapat memajukan
daerah tersebut. Di Kecamatan Tanjung Pura terdapat penduduk usia produktif
dari umur 18 sampai 29 tahun sebanyak 11. 018 jiwa (menurut data BPS Langkat
3
dalam angka 2017) . Akan tetapi, minat generasi muda untuk mengelolah limbah
hasih pertanian tersebut sangatlah kecil. Banyak generasi muda yang tidak
berminat dalam mengolah limbah kelapa menjadi cocopeat.
Jika dilihat dari pekerjaannya maka jelas terlihat bahwa pekerjaan di bidang
pertanian sebagian besar adalah orang tua. Generasi muda yang termasuk kedalam
tenaga kerja hanya sedikit, karena generasi muda memiliki persepsi tersendiri
terhadap pekerjaan pertanian. Generasi muda merupakan salah satu aset bangsa
yang memiliki sebagai penentu keberhasilan pelaksanaan kegiatan pertanian
terutama dalam memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
Riyanto (2010), mengemukakan bahwa pemuda anak petani banyak yang
mempunyai keinginan bekerja di luar sektor pertanian. Apalagi untuk mereka
yang telah mencapai pendidikan SMA, mereka cenderung untuk memilih
pekerjaan sendiri di luar sektor pertanian karena dirasa mampu bekerja pada suatu
bidang pekerjaan tertentu, hal ini juga disebabkan oleh kesesuaian dengan tingkat
pendidikan yang telah dicapainya. Kenyataanya bahwa generasi muda dengan
berbagai kondisi yang mempunyai persepsi beragam terhadap kegiatan pertanian.
MengingatKecamatan Tanjung Pura terletak tidak jauh dari ibukota
Kabupaten Langkat yaitu Kecamatan Stabat, sehingga ubarnisasi begitu kuat
untuk masyarakat dari Kecamatan Tanjung Pura untuk bekerja dan sekolah di
Kecamatan Stabat. Terlebih Generasi Muda yang lebih cepat terpengaruh terhadap
perkembangan yang semakin maju di Kecamatan Stabat sehingga semakin banyak
generasi muda yang telah keluar dari Kecamatan Tanjung Pura untuk bersekolah
dan bekerja di Kota.Generasi Muda yang ada di Kecamatan Tanjung Pura
cenderung lebih memilih pekerjaan di luar sektor pertanian daripada membuka
usaha sendiri seperti menjadi buruh serta bekerja di pabrik.
Kehadiran wirausahawan pengolah limbah kelapa yang ada di Kecamatan
Tanjung pura yaitu generasi muda tentunya sangat diharapkan karena memiliki
dampak yang besar bagi masyarakat sekitar. Wirausahawan muda dengan inovasi
memanfaatkan limbah mencoba menyelesaikan masalah yang terjadi di
Kecamatan Tanjung Pura yaitu menumpuknya sisa dari hasil kegiatan pertanian
seperti sabut kelapa hasil dari kupasan kelapa yang hendak dijual ke pasar serta
dapat lain menggerakkan perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan.
4
Dengan demikian di perlukan kesadaran dari masyarakat setempat untuk
mengubah itu semua, sehingga limbah hasil pertanian kelapa dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efesien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.,
salah satu caranya dengan mengubah pola pikir generasi muda di sana untuk mau
dan mampu mengolah limbah kelapa menjadi cocopeat.
Untuk itu para generasi muda harus menjadi pelopor wirausahawan. Para
generasi muda akan lebih mempunyai semangat yang tinggi karena generasi muda
harus bisa mengembangkan diri secara optimal serta mampu melakukan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat agar
kelak di masa mendatang mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan
Nasional. Karena generasi muda adalah penerus untuk menciptakan lapangan
pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis tertarik akan membahas tentang
“Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa (cocos nucifera)
Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura” di harapkan kajian ini dapat
mengetahui minat generasi muda untuk mengolah limbah terutama pada komoditi
kelapa dan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi
muda untuk megolah limbah kelapa menjadi cocopeat.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat di gunakan oleh dinas pertanian
setempat agar dapat membantu para generasi muda untuk mau dan mampu
mengolah limbah hasil pertanian terutama pada komoditi kelapa yang merupakan
komoditi unggulan di Kecamatan Tanjung Pura.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada hal-hal tersebut maka disusunlah perumusan masalah
untuk pelaksanaan pengkajian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura?
5
C. Tujuan Pengkajian
Berdasarkan pada perumusan masalah dalam pengkajian Minat Generasi
Muda Dalam Pengolahan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeatdi Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat maka tujuan dari pengkajian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah
Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
2. Untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi Minat Generasi Muda
Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan
Tanjung Pura.
D. Manfaat
1. Sebagai dasar pemikiran dalam mendorong minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
2. Sebagai sumber informasi dan landasan bagi pemerintah dan instansi terkait
dalam mengambil kebijakan untuk mendorong minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
3. Sebagai sarana dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
meningkatkan pengalaman tentang bagaimana melakukan suatu pengkajian
minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di
Kecamatan Tanjung Pura.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1) Minat
Syaifudin (2017) berpendapat Minat Berwirausaha merupakan ketertarikan
seseorang terhadap kegiatan bisnis yang memerlukan keberanian dalam
mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan. Seseorang yang minat
terhadap berwirausaha menimbulkan langkah-langkah untuk menjadi wirausaha.
Minat adalah rasa ketertarikan yang timbul secara tiba-tiba tanpa ada yang
menyuruhnya pada suatu hal atau aktivitas. Minat dapat timbul, apabila terdapat
hubungan antara diri sendiri dengan suatu yang terdapat di luar diri. Semakin kuat
hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, maka semakin besar minat
yang timbul. Minat adalah kecenderungan yang menetap pada diri seseorang
untuk memperhatikan dan mengikuti beberapa kegiatan. Minat adalah
kecenderungan dalam seseorang yang bersifat menetap untuk merasa tertarik dan
senang pada bidang atau hal tertentu (Marza, 2018).
Menurut pendapat Djaali (2014) minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai pada sesuatu hal dibanding yang
lainnya. Hal ini dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Mustofa (2014) mengemukakan bahwa minat merupakan kesadaran
seseorang yang dapat menimbulkan adanya keinginan suatu hal daripada hal
lainnya dengan aktif melakukan kegiatan yang menjadi objek kesukaannya.
Keinginan yang timbul dalam diri individu tersebut dinyatakan dengan suka atau
tidak suka, terhadap suatu keinginan yang akan memuaskan kebutuhan. Minat
dapat dikembangkan dan ditumbuhkan karena pengaruh lingkungan sekitarnya.
Munculnya minat ini biasanya ditandai dengan adanya dorongan atau motif,
perhatian, rasa senang, kemampuan dan kecocokan atau kesesuaian.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar dirinya. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya. Jika seseorang telah
melaksanakan kesungguhannya pada suatu objek, maka minat ini akan menuntun
seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut
7
serta memiliki objek tersebut. Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung
menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu
sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan
nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari
informasi sebagai wawasan bagi dirinya (Djaali, 2008).
Ahmad Susanto (2013) menyatakan bahwa jenis – jenis minat adalah
sebagai berikut :
1) Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap kegiatan yang
berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan.
2) Minat mekanis, yaitu minat terhadap kegiatan yang berkaitan dengan mesin
atau alat mekanik.
3) Minat hitung, yaitu minat terhadap kegiatan yang membutuhkan
perhitungan.
4) Minat ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta baru dan
memecahkan masalah.
5) Minat persuasif, yaitu minat terhadap kegiatan untuk mempengaruhi orang
lain.
6) Minat seni, yaitu minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
kerajinan, kreasi tangan dan kesenian.
7) Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah membaca dan
menulis berbagai karangan.
8) Minat musik, yaitu minat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
musik.
9) Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan kegiatan untuk
membantu orang lain.
10) Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan kegiatan
administratif.
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat menurut (Khairani 2014), antara
lain:
1. The Factor Inner Urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai
dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat,
8
Misalnya kecenderungan terhadap belajar, hasrat ingin tahu terhadap
pengetahuan.
2. The Factor Social Motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, yang juga dipengaruhi
oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial. Misal seseorang
berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.
3. Emosional Factor
Faktor perasaan dan emosi ini berpengaruh terhadap obyek. Misal
perjalanan sukses individu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat
menambah semangat atau kuatnya minat.
Khairani (2014) mengemukakan tiga cara yang dapat digunakan untuk
menentukan minat yaitu:
1. Minat yang diekspresikan/Expressed Interest Seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu
2. Minat yang diwujudkan/Manifest Interest Seseorang dapat mengungkapkan
minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan,
yaitu ikut serta berperan aktif dalam suatu kegiatan.
3. Minat yang diinvesitasikan/Inventoral Interest Mengukur minat seseorang
melalui jawaban akan sejumlah pertanyaan. Pertanyaan untuk mengukur
minat seseorang diukur melalui angket.
2) Generasi Muda
Generasi mudasecara umum dapat dipandang sebagai suatu fase siklus
pembentukan kepribadian manusia, sebagaimana juga dalam fase-fase lainnya,
maka generasi muda ini mempunyai cirisendiri yang mempengaruhi dan
dipengaruhi olehlingkungan sekitamya (Simanjuntak dkk, 2011).
Dilihat dari ideologis politis, maka generasi muda adalah calon pengganti
dari generasi terdahulu, dalam hal ini berumur antara 18-30 tahun, dan kadang-
kadang sampai umur 40 tahun (Hasibun, 2008). Jika menilik dari segi usia
tersebut, maka pemuda merupakan masa perkembangan secara kecara biologis
dan psikologis yang memiliki aspirasi yang berbeda sehingga memiliki semangat
9
pembaharu dan progresif. Pemuda adalah individu dengan karakter dinamis,
optimis dan bergejolak namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil.
Menurut Undang- Undang Nomor 40 Tahun (2009) tentang kepemudaan
pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa pemuda adalah warga Negara Indonesia
yang memasuki priode penting pertumbuhan.
Pemuda atau generasi muda merupakan sebuah konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah “Nilai” hal ini merupakan pengertian ideologis dan
cultural dari pada pengertian ilmiah, misalnya “pemuda harapan bangsa” atau
“pemuda pemilik masa depan”. Posisi generasi muda dalam masyarakat adalah
sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, sehingga masa depan suatu bangsa
ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan
generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa (Hasibun, 2008).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa generasi muda
adalah individu yang secara fisik sedang mengalami pertumbuhan jasmani dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional. Generasi muda masih
mempunyai jiwa semangat dan ide yang masih fresh sehingga diharapkan menjadi
tumpuan dalam pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dalam era
globalisasi.
3) Potensi Generasi Muda
Potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah
sebagai berikut :
a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada
sehingga dia dapat melihat kekurangan dalam tatanan tersebut dan secara wajar
mampu mencari gagasan baru sebagai alternatif kearah perwujudan kearah tatanan
yang lebih baik.
b. Dinamika dan kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda menyebabkan mereka mimiliki
potensi kedinamisan dan kreatifitas, yakni kemampun dan kesediaan untuk
mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan yang ada
ataupun mengungkapkan gagasan yang baru.
10
c. Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaharua termasuk pembangunan mengandung resiko
dapat meleset terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu diperlukan jika
ingin memperoleh kemajuan.
d. Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi mudah patah semangat. Optimisme
dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya
pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi kesadaran disiplin murni
pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki
tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara
menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, generasi
muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar
dari generasi pendahulunya.
g. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin keanekaragaman
masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati
secara sempit dan eksklusif, tapi dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif
sehingga merupakan sumber yang besar untuk kemajuan bangsanya. Maka para
pemuda dapat didorong untuk menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi
peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menuju cita-cita bangsa.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebangsaan, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan
negara dikalangan pemuda perlu ditingkatkan
i. Fisik kuat dan jumlah banyak
Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan demografis. Dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan pembangunan bangsa dan negaranya yang
menghendaki pengarahan tenaga dalam jumlah besar.
11
j. Sikap kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan
serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu
dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria.
k. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Para pemuda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka
pengembangan ilmu dan teknologi secara fungsional dapat dikembangkan sebagai
transformator terhadap lingkungannya.
4) Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa
a. Pengertian Pemanfaatan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), pemanfaatan adalah
Proses, cara, pembuatan memanfaatkan : sumber alam untuk pembangunan.
Sedangkan sumber alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada
disekitar alam lingkungan hidup kita (Godam, 2006).
b. Limbah Sabut Kelapa
Menurut Andara (2011), limbah merupakan suatu zat atau bahan buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik
(rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikendaki
lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut
Bahtiar (2017), Limbah adalah sisa dariproses produksi yang sudah tidak di
gunakan lagi atau dibuang. Limbah tahu dapat dibagi menjadi dua yaitu
limbah padat dan limbah cair. Selama ini limbah padat masihdapat dimanfaatkan
lagi untuk berbagai macam bahan sepertipakan ternak, pupuk, dan bahkan dibuat
makanan seperti tempe.
Komposisi sabut terhadap buah kelapa beragam, tergantung umur pohon
kelapa dan berat buah (Lay dalamBalit Palma, 2017). Keragaman tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Umur pohon kelapa kurang dari 25 tahun : berat buah 1.64 kg; sabut 25.1%;
daging 28.1%; air 32.7%; tempurung 14.1%.
12
2. Umur pohon kelapa 25 - 50 tahun : berat buah 1.11 kg; sabut 30%; daging
29.4%; air 24.1%; tempurung 15.7%.
3. Umur pohon kelapa lebih dari 50 tahun : berat buah 0.70 kg; sabut 23%, daging
37.2%; air 22.2%; tempurung 17.5%.
c. Cocopeat
Cocopeat merupakan sabut kelapa yang diolah menjadi butiran-butiran
gabus, dikenal juga dengan nama coco pith atau coir pith. Cocopeat adalah media
tanam yang dibuat dari serabut kelapa. Oleh karena itu, paling mudah ditemukan
di negara-negara tropis dan kepulauan seperti Indonesia. Cocopeat dapat
menahankandungan air dan unsur kimia pupuk serta dapat menetralkan keasaman
tanah. Karena sifat tersebut, sehingga cocopeat dapat digunakan sebagai media
yang baik untuk pertumbuhan tanaman hortikultura dan media tanaman rumah
kaca.Untuk menghasilkan cocopeat tersebut dibutuhkan mesin pengurai sabut
kelapa. Mesin ini berfungsi mengurai atau memisahkan serat buah kelapa dari
lapisan spons atau serbuk, sehingga kedua produk yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip kerja dari mesin pengurai
sabut kelapa ini yaitu memukul sampai terpisah bagian serat dan serbuk dari buah
kelapa yang telah diumpankan pada hopper mesin pengurai.Mesin pengurai sabut
kelapadapat menghasilkan cocofiber (serat sabut kelapa) dan cocopeat (serbuk
sabut kelapa) yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Melihat potensinya yang
masih sangat besar, pengolahan serat sabut kelapa ini bisa menjadi usaha yang
menjanjikan. Untuk mengurai sabut kelapa diperlukan sebuah mesin pengurai
yang berkualitas dan terjamin mutunya untuk mendapatkan hasil penguraian yang
terbaik serta perlu dilakukan pengayaan agar dapat dipisahkannya antara serat dan
serbuk sabut kelapa (Sepriyanto, 2018)
d. Desain Alat
Desain Alat Alat pengurai sabut kelapa yang akan dirancang dengan
spesifikasisebagai berikut: dimensi alat 1000 x 700 x 1080 mm, dimensi tabung
500 x 250 ( r) mm, dimensi poros 650 x 15 ( r) mm,rangka menggunakan besi L
40 x40 x 4 mm, tabung menggunakan plat besi 2 mm, blade menggunakan besi
strip 4 x 30 mm, penggerak menggunakan mesin bensin 6.5 HP, dengan kapasitas
13
mesin menghasilkan rata-rata 10 kg/jam . Alat pengurai sabut kelapa tersebut
dibuat menyerupai drum dengan tempat memasukkan bahan dan keluarnya.
Didalam ada ada pemukul yang berputar berguna untuk menghancurkan sabut dan
menguraikannya (Sepriyanto, 2018). Rancangan mesin pengurai sabut kelapa
yang sudah didesain disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Tampak 3 dimensi mesin pengurai sabut Kelapa
Gambar 2. (a) Tampak Depan, (b) Tampak Samping, (c) Tampak Atas
Mesin Pengurai Sabut Kelapa
Mesin pengurai sabut kelapa ini terdiri dari beberapa bagian yaitu rangka,
tutup bagian atas, tutup bagian bawah, jaring, pemukul, transmisi puli, bearing,
dan motor bensin. Rangka berfungsi untuk menempatkan dan menopang mesin,
transmisi, serta komponen-komponen lain. Tutup bagian atas berfungsi menutup
ruang penguraian sabut kelapa dan juga sebagai tempat untuk memasukkan sabut
kelapa saat mesin beroperasi.Tutup bagian bawah berfungsi sebagai penampung
dan tempat keluar sabut kelapa yang telah terurai. Jaring besi dibagian bawah
berfungsi sebagai penutup ruang penguraian sabut pada bagian bawah dan juga
berfungsi sebagai penyaring sabut yang telah terurai.Pisau potong (blade) ini
berfungsi mencacah sabut kelapa sehingga cocopeat yang menempel pada serat
sabut kelapa akan terlepas. Dalam perancangannya strip blade yang terdapat pada
poros blade dirancang bisa dilepas (portable). Hal ini untuk memudahkan proses
14
bongkar pasang blade sesuai kebutuhan (Sepriyanto, 2018). Berikut ini adalah
gambar masing-masing bagian mesin yang disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. (a) Jaring Besi, (b) Pisau Pemotong (Blade), (c) Poros Blade, (d) stripblade
Gambar 4. Alat Pengurai Sabut Kelapa yang Sudah Jadi
e. Proses Pembuatan
Pemisahan serat dan sabut kelapa dapat dilakukan secara mekanis dan
biologis. Cara yang popular dan praktis dilakukan adalah cara mekanis dengan
menggunakan alat Decorticator (penghancur sabut). Proses pengolahan sebagai
berikut :
1) Sabut kelapa ditimbun di sekitar unit penghancur sabut (decorticator). Sabut
utuh dipilah-pilah sesuai ukuran corong pemasukan bahan olah pada
decorticator. Potongan sabut dimasukkan ke dalam decorticator melalui corong
pemasukkan.
2) Proses pemisahan serat secara mekanis dalam ruang penghancur sabut dan
hasil penghancuran sabut akan didorong keluar secara otomatik, lewat saringan
berputar sehingga serat sabut dan debu sabut akan terpisah. Serat sabut
dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah pengeringan akan diperoleh serat
15
kering. Serat sabut dikemas dalam bentuk ball atau dimasukkan ke dalam
karung goni.
f. Proporsi dan Rendemen Sabut Kelapa
75 butir kelapa mengasilkan sabut segar 61.8 kg
g. Dengan decorticator tipe BPPT-BALITKA :
1) Kapasitas olah : 50 kg sabut/jam
2) Konsumsi listrik : 2.2-2.6 Kwh
h. Kondisi hasil olah :
1) Serat : 36.7-37.7%
2) Debu serat : 51.8-62.7%
3) Loss : 7.7-10.5%
4) Warna serat : kuning muda-coklat muda
5) Lama pengeringan serat sabut pada cuaca baik 4-6 jam
i. Bahan-bahan untuk membuat cocopeat adalah sebagai berikut:
1) Sabut kelapa
2) Mesin pengepres
3) Mesin pengayak
Sebelum diolah menjadi cocopeat, sabut kelapa tersebut harus digiling
terlebih dahulu supaya bisa menjadi serbuk. Jika tidak, Anda akan kesulitan dalam
membuat cocopeat dengan sabut kelapa yang masih utuh. Berikut ini adalah
langkah-langkah atau cara membuat cocopeat (Zainudin, 2017):
1. Sabut kelapa yang sudah digiling dan menjadi serbuk pertama harus
dikeringkan terlebih dahulu.Jemur di bawah sinar matahari secara langsung
sampai kadar air di bawah 15%, untuk mencapai dibawah 15% biasanya
membutuhkan waktu hingga satu hari penuh. Untuk memastikan kadar air
cukup mudah yaitu dengan menggunakan uji daya kadar air, jika anda
membuat cocopeat seberat 5 kg maka setelah di jemur biasanya mencapai
setengah kg.
2. Setelah serbuk sabut kelapa itu kering langkah selanjutnya adalah
mengayaknya. Jika Anda tidak mempunyai mesin pengayak Anda bisa
mengayaknya secara manual di rumah. Ayakan serbuk sabut kelapa tadi
16
disebut dust. Ayakan serbuk sabut kelapa atau dust tersebut mempunyai tekstur
yang sangat halus dan inilah yang akan digunakan sebagai cocopeat.
3. Setelah selesai diayak dan sudah mendapatkan dust, maka langkah selanjutnya
adalah mengepresnya. Jika Anda tidak mempunyai mesin pengepres di rumah,
Anda bisa menggunakan cetakan untuk mengepresnya secara manual.
4. Setelah berubah menjadi blok, cocopeat sudah siap untuk dipakai.
j. Kelebihan Cocopeat
Sebagai media tanam, cocopeat memiliki banyak kelebihan, yang pada
dasarnya merupakan sifat alami dari bahan pembuatnya, yaitu sabut kelapa.
Kelebihan tersebut adalah (Maulana, 2018):
1) Sangat Mudah Menyerap dan Menyimpan Air
Kedua sifat ini adalah nilai plus yang utama dari cocopeat sehingga dipilih
menjadi media tanam. Cocopeat memiliki daya serap air yang sangat tinggi dan
dapat menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 10 kali lipat daripada
jumlah air yang mampu disimpan oleh tanah.Kemampuan menyerap air dan
kemudian menyimpannya adalah syarat utama yang harus dimiliki oleh media
tanam yang akan digunakan untuk menumbuhkan tanaman dengan sistem
hidroponik. Karena dapat menjaga air dengan baik, cocopeat akan melindungi akar
tanaman sehingga tidak mudah kering dan selalu terhidrasi dengan baik.
2) Memiliki Pori-Pori
Keberadaan pori-pori pada media tanam sangat penting agar proses
pertukaran udara berjalan dengan baik. Selain itu, pori-pori yang banyak
memungkinkan lebih banyak sinar matahari yang menerpa akar tanaman dan
kemudian masuk dan diserap dengan mudah.
3) Mengandung Trichoderma molds
Trichoderma molds, yaitu sejenis enzim dari jamur, berfungsi untuk
mengurangi penyakit di dalam tanah yang menyerang akar tanaman. Dengan begitu,
jika digunakan bersamaan dengan tanah, cocopeat akan membantu menjaga tanah
tetap gembur dan subur. Cocopeat juga kaya akan hormon sehingga sangat ideal
untuk perkembangan akar tanaman.
17
4) Memiliki Tekstur yang Menyerupai Tanah
Bentuk dan tekstur cocopeat menyerupai tanah. Butirannya yang berukuran
halus membuat tanaman dapat beradaptasi dengan mudah, karena tidak jauh
berbeda dengan jika ditanam di media tanah.
5) Ramah Lingkungan
Cocopeat berasal dari bahan organik yang sangat ramah lingkungan. Jika
sudah tidak digunakan lagi, cocopeat dapat dibuang dan akan terdegradasi dengan
baik secara alami di tanah. Selain itu, dengan melalui beberapa proses tertentu,
cocopeat juga dapat didaur ulang menjadi media tanam baru.
6) Lebih Tahan Hama
Hama adalah salah satu musuh besar tanaman, terutama tanaman hias. Hama-
hama tersebut biasanya tinggal di dalam tanah tempat tanaman tumbuh. Mengganti
media tanah dengan cocopeat mampu melindungai tanaman dari serangan hama
dengan lebih baik. Ternyata, cocopeat bukan lingkkungan yang baik bagi beberapa
jenis hama yang berasal dari tanah.
7) Mudah Digunakan
Karena memilik bentuk dan tekstur yang sangat mirip dengan tanah, cocopeat
sangat cocok digunakan oleh para pemula yang baru akan mulai belajar menanam
tanaman secara hidroponik. Saat pertama kali menanam, cocopeat sangat mudah
digunakan.
8) Memperbaiki Kualitas Bibit Tanaman
Cocopeat sangat baik untuk dipilih oleh para pelaku usaha tanaman hias,
sayur, dan kulturjaringan. Penggunaan cocopeat terbukti mampu mendongkrak
produksi dan kualitas bibit, yaitu bibit menjadi lebih kuat dan penakarannya lebih
lebat.
9) Lebih Menguntungkan
Bagi para pengusaha tanaman, menghasilkan profit atau keuntungan yang
besar adalah salah satu tujuannya. Penggunaan cocopeat sebagai media tanam akan
memberikan keuntungan ganda. Selain tanaman bisa tumbuh secara maksimal dan
sehat, proses pemeliharaan juga menjadi jauh lebih efisien, karena cocopeat dapat
menghemat pemakaian air dan pupuk.
18
k. Kekurangan Cocopeat
1) Tidak Mengandung Unsur Hara
Meskipun bentuk dan teksturnya sangat mirip dengan tanah, cocopeat tidak
mengandung unsur hara seperti halnya tanah. Untuk itu, saat akan digunakan
sebagai media tanam baru, tambahkan nutrisi dan suplemen untuk mendukung
pertumbuhan tanaman.
2) Tidak Steril
Cocopeat memang tidak mengandung hama, tetapi sebelum digunakan,
cocopeat harus disterilkan terlebih dahulu. Caranya mudah, cukup dengan cara
mencuci dan mengeringkannya terlebih dahulu.
l. Jenis dan Kegunaan Produk Sabut Olahan
Produk setengah jadi dari industri pengolahan sabut kelapa adalah serat
(coir fibre) dan abu gabus (coir dust). Serat sabut (serabut) kelapa tua ini setelah
dicampur dengan bahan lateks dan dipres akan menghasilkan sheet, dimana sheet
ini selanjutnya dapat dijadikan bahan baku berbagai industri seperti industri kasur
(springbed), jok kendaraan, insulasi dinding bangunan yang berilkim subtropis
(peredam panas), peredam suara, matras, dan lain-lain. Di samping itu untuk jenis
sabut tertentu seperti sabut yang banyak terdapat di Srilangka, serat sabut yang
dihasilkan bentuknya panjang (di atas 15 cm) dan berwarna putih (white coir).
Serat jenis ini sangat baik untuk bahan baku pembuatan benang berkualitas (coir
yarn), dan benang yang dihasilkan merupakan bahan dasar pembuatan tali (rope),
karpet (rug), atau kain pembersih. Untuk produk jenis bristles fiber dapat
diperoleh dengan cara melakukanpenyisiran terhadap serat pilihan (Subianto,
2000).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeatdi ambil menurut beberapa hasil
pengkajian dan beberapa pendapat adalah sebagai berikut :
19
1. Ekspetasi Pendapatan (X1)
Menurut Setiawan (2016), Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang
akan pendapatan yang diperolehnya dari kegiatan usaha ataupun bekerja. Menjadi
seorang wirausaha mengharapkan pendapatan yang tinggi daripada menjadi
karyawan perusahaan. Dengan berwirausaha akan mendatangkan pendapatan yang
besar dan tidak terbatas, tetapi pendapatan dari berwirausaha tersebut tidak bisa
diprediksi, kadang bisa diatas pendapatan yang diharapkanya, kadang pula bisa
diluar dari yang pendapatan diharapkanya. Seseorang dengan ekspektasi
pendapatan yang lebih tinggi daripada bekerja menjadi karyawan merupakan daya
tarik untuk menjadi wirausaha
2. Lingkungan Keluarga (X2)
Saroni (2012), mengatakan bahwa lingkungan keluarga mempunyai andil
yang sangat besar dalam mempersiapkan anak-anak menjadi seorang
wirausahawan di masa yang akan datang. Keluargalah yang mula-mula
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak, sehingga keluarga dapat dikatakan
sebagai peletak dasar bagi pola perilaku serta perkembangan pribadi anak.
Lingkungan keluarga dapat menjadi lingkungan yang kondusif untuk melatih dan
mengasah karakter kewirausahaan, yang dapat menjadi bekal pada anak untuk
mulai mengarahkan minatnya kelak kemudian hari. Pada lingkungan keluarga
tersebut, seorang anak mendapat inspirasi dan dukungan berwirausaha dari
keluarga, dan terdapat kegiatan dalam keluarga tersebut yang bermakna belajar
kewirausahaan.
3. Ketersediaan Modal (X3)
Menurut Setiawan (2016), dalam mendirikan usaha atau berwirausaha
diperlukan modal usaha yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha.
Semakin mudah mendapatkan modal usaha, akan membuat seseorang memiliki
minat berwirausaha karena dengan kemudahan dalam mendapatkan modal usaha
akan memudahkan seseorang dalam membuka usaha, namun sebaliknya jika tidak
memiliki modal akan semakin menyulitkan seseorang dalam menyalurkan ide-ide
berwirausaha atau membuka usaha.
Modal merupakan salah satu faktor yang penting untuk memulai
usaha.Akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai
20
usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan
dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat.
4. Efikasi Diri (X4)
Mustofa (2014), berpendapat bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri
yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan
efektif dan efisien sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang
diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu
melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.
Jess Greogory (2011), mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri
untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk
kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan
sekitarnya.
Sedangkan menurut Laura (2010),self efficacy adalah keyakinan seseorang
sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang
bernilai positif dan bermanfaat.
5. Pendidikan (X5)
Suprihanto dkk (2003) menyatakan bahwa pendidikan mempunyai fungsi
penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi kemampuan sumber daya manusia
dalam melakukan kinerjanya, dan nilai kompetensi seorang pekerja dapat dipupuk
melalui program pendidikan, pengembangan dan pelatihan. Notoatmojo (2003)
menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya untuk menjadikan sumber daya
manusia yang lebih baik, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian.
6. Harga Jual (X6)
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
21
7. Ketersediaan Informasi (X7)
Informasi dan ide untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dapat berasal
dari berbagai sumber seperti pekerjaan dan ketrampilan yang dimiliki saat ini,
minat dan hobi, pengalaman kerja, pengamatan terhadap lingkungan, informasi
dari media massa, melalui berbagai pameran, dan jejaring sosial dengan orang lain
(Mudjiarto, 2006).
8. Proses Produksi (X8)
Menurut Herawati dkk (2016),proses produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan
baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
B. Penelitian Tedahulu
Berdasarkan hasil studi empris oleh Lestari (2015), bahwa sikap mandiri,
lingkungan keluarga dan motivasi berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha para remaja di Desa Jamus secara parsial yang didasarkan pada hasil
pengujian diperoleh variabel sikap mandiri nilai t hitung sebesar 3,856,
lingkungan keluarga nilai t hitung 2,013, motivasi nilai t hitung sebesar 2,979,
dari ketiga variabel tersebut memiliki nilai t hitung > dari t tabel yaitu sebesar
1,98472 serta tingkat signifikan dibawah 0,05. Secara berganda ketiga variabel
independen yaitu : sikap mandiri, lingkungan keluarga dan motivasi berpengaruh
signifikan terhadap minat berwirausaha para remaja di Desa Jamus didasarkan
pada F hitung yaitu sebesar 15,445 > dari F tabel dengan nilai sebesar 2,70 dengan
nilai signifikan dibawah 0,05, sementara kontribusi ketiga variabel terhadap minat
wirausaha memberikan kontribusi dengan nilai sebesar 30,4 %, tapi secara
keseluruhan penilaian responden terhadap sikap mandiri, lingkungan keluarga dan
motivasi dirasakan cukup baik.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Deden Setiawan dan Sukanti
yang berjudulPengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga Dan
Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat BerwirausahaPenelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga dan
Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha. Penelitian ini termasuk
22
penelitian kausal komparatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2012 sebanyak 101 mahasiswa. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket atau
kuesioner yang diberikan kepada seluruh populasi. Pengujian instrumen dilakukan
kepada mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2012
sebanyak 30 mahasiswa. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji linearitas,
uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis yang digunakan
adalah analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ekspektasi Pendapatan berpengaruh positif
terhadap Minat Berwirausaha, 2) Lingkungan Keluarga berpengaruh positif
terhadap Minat. 3) Pendidikan Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap
Minat. 4) Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan
Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Minat Berwirausaha.
23
C. Kerangka Pikir
Gambar.5 Kerangka Pikir
Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
(cocos nucifera) Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura
Variable (X) :
Faktor Internal :
1. Ekspetasi Pendapatan (X1)
2. Lingkungan Keluarga
(X2)
3. Ketersediaan Modal (X3)
4. Efikasi Diri (X4)
5. Pendidikan (X5)
Faktor Eksternal :
1. Harga Jual (X6)
2. Ketersediaan Informasi
(X7)
3. Proses Produksi (X8)
Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah
Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung
Pura?
Variable (Y)
Minat Generasi Muda
dalam Pemanfaatan
Limbah Kelapa
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
2. Untuk mengetahui faktar-faktor yang mempengaruhi Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
Hasil Pengkajian
Pengkajian
24
D. Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang ingin
dicapai , maka di buat hipotesis sebagai berikut
1. Diduga Minat Generasi Muda Dalam PemanfaatanLimbah Kelapa Menjadi
Cocopeatdi Kecamatan Tanjung Pura masih rendah.
2. Diduga ada faktor-faktor yang mempengaruhiMinat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
25
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan TugasAkhir dilaksanakan mulai dari 25 Maret sampai dengan 24
Mei 2019 di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
B. Batasan Operasional
1. Defenisi Operasional
a. Menurut Shaleh (2009), menjelaskan bahwa minat adalah suatu
kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang atau gembira.Dalam pengkajian yang dilakukan hanya mengkaji
sebeberapa besar keinginan generasi muda terhadap pemanfaatan limbah pada
tanaman kelapa (cocos nucifera)menjadi serbuk kelapa (Cocopeat) di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
b. Faktor yang mempengaruhi minat generasi muda yang diteliti terdiri :
1) Faktor internal (Ekspetasi pendapatan, Lingkungan Keluarga, ketersediaan
modal, Efikasi Diri, Pendidikan) merupakan karakteristik yang ada pada diri
responden yang meliputi :
a) Ekspetasi Pendapatan (X1), ekspetasi pendapatan adalah harapan
penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Lingkungan Keluarga (X2), yaitu adanya dorongan dari keluarga baik yang
positif ataupun negatif sehingga mempengaruhi minat responden.
c) Ketersediaan Modal (X3) adalah sesuatu hal yang dimiliki oleh seseorang
untuk memulai suatu usaha. Dalam pengkajian ini di ukur apakah modal
mempengaruhi minat generasi muda untuk memanfaatkan limbah.
d) Efikasi Diri (X4)efikasi diri merupakan rasa percaya diri atau keyakinan
diri yang dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan
menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Self
efficacy dalam pemanfaatan limbah ini dapat diukur dengan tingkat
kesulitan tugas (magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan
derajat kesulitan tugas individu, kekuatan keyakinan (strength), yaitu
26
berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya,
dan generalitas (generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas
bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap
kemampuannya.
e) Pendidikan (X5), yaitu jenjang pendidikan yang dicapai responden selama
penelitian. Indikator dalam penelitian ini adalah pola pikir yang lebih baik,
penerimaan informasi, pelatihan, keterampilan atau kemampuan
menguasai pekerjaan dalam suatu kegiatan yang berhubungan pada minat.
2) Faktor Eksternal (harga jual, Ketersedian Informasi, Proses Produksi)
merupakan karakteristik responden meliputi pengaruh dari luar dirinya meliputi
:
a) Harga Jual (X6) adalah kepastian harga yang di peroleh dalam suatu
kegiatan. Dalam pengkajian ini untuk melihat apakah jaminan harga
berpengaruh terhadap minat generasi muda.
b) Ketersediaan Informasi (X7), yaitu tingkat kemudahan responden dalam
memperoleh berita dan informasi. Indikatornya adalah banyaknya sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan responden, tingkat kemudahan
responden dalam memperoleh informasi, macam informasi yang diterima,
kesesuaian informasi yang diterima.
c) Proses Produksi (X8), yaitu tingkat kemudahan responden dalam
mengolah limbah kelapa seperti tersedianya bahan, alat dan tenaga kerja.
2. Pengukuran Variabel
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dan memudahkan dalam
menentukan indikator pengukuran, diberikan definisi operasional untuk variabel-
variabel dalam penelitian ini. Pengukuran variabel dalam pengkajian ini
menggunakan skala Likert.
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan presepsi seseorang atau sekolompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena suatu kejadian. Faktor internal dan eksternal diukur dengan
menggunakan pernyataan- pernyataan positif. Dimana skor dari pernyataan
27
tersebut adalah sangat setuju (SS) 5, setuju (S) 4, ragu-ragu (R) 3, tidak setuju
(TS) 2 dan sangat tidak setuju (STS) 1. Berikut pengukuran variabel disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Pengukuran Variabel(X) Faktor Intern yang Mempengaruhi Minat
Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah
No Variabel Indikotar Kriteria Skor
1. Ekspetasi
Pendapatan (X1)
1. Harga
2. Pemasaran
3. Berkelanjutan
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
2. Lingungan
Keluarga (X2)
1. Keuntungan/
penghasilan
2. Tingkat kesulitan
3. Gengsi
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
3. Ketersedian
Modal (X3)
1. Sumber dana
2. Jumlah dana
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
4. Efikasi Diri (X4) 1. Tingkat Kesulitan
2. Tugas (magnitude),
3. Derajat keyakinan atau
pengharapan (strength),
4. Luas bidang perilaku
(generality)
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
5. Pendidikan (X5) 1. pola pikir yang lebih
baik,
2. penerimaan informasi,
pelatihan,
3. keterampilan atau
kemampuan menguasai
pekerjaan dalam suatu
kegiatan yang
berhubungan pada
minat.
a.SangatSetuju
b.Setuju
c.Ragu-ragu
d.TidakSetuju
e.SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
28
Tabel 2. Variabel (X) Faktor Ekstern yang Mempengaruhi Minat Generasi Muda
Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat Di Kecamatan
Tanjung Pura
No Variabel Indikator Kriteria Skor
1.
Harga Jual (X6)
1. stabilitas harga a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
2. Ketersediaan
Informasi (X7)
1. Banyaknya sumber
informasi yang
dapat,
2. tingkat kemudahan
responden dalam
memperoleh
informasi,
3. sarana dan prasarana
mendapatkan
informasi
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e.SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
3. Proses Produksi
(X8)
1. Tingkat Kesulitan
2. Waktu
3. Sarana dan Prasarana
4. Tenaga kerja
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
Tabel 3. Pengukuran Variabel (Y) Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan
Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat Di Kecamatan Tanjung Pura
No Variabel Indikator Kriteria Skor
1. Minat Generasi
Muda:
1. Harga diri
a. Popularitas
b. Gengsi
c. Menghindari
ketergantungan
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
2. Potensi / kemampuan
keilmuan
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
3. Eksistensi
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuju
5
4
3
2
1
29
Lanjutan tabel 3.
No Variabel Indikator Kriteria Skor
1. Minat (Y) 4. Kemampuan
bersaing
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuj
u
5
4
3
2
1
5. Perasaan senang
a. Perhatian
b. Keingina
c. Meningkatkan
keterampilan
d. Berani
mengambil resiko
e. Kreatif
Inovatif
a. SangatSetuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. TidakSetuju
e. SangatTidakSetuj
u
5
4
3
2
1
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahapan Pelaksanaan
1) Melakukan survei lapangan sebelum pelaksanaan tugas akhir. Survei ini
meliputi identifikasi potensi wilayah berserta permasalahan yang ada di
lapangan yang bertujuan untuk menentukan topik tugas akhir.
2) Penetapan judul berdasarkan hasil perumusan masalah yang didapat dari
identifikasi masalah.
3) Menyusun proposal mulai dari latar belakang, tinjauan pustaka dan
metodelogi.
4) Menetapkan cara pengambilan sampel dan metode analisis data yang
digunakan.
5) Melakukan analisis hasil pengkajian menggunakaan metode analisis
regresi linear berganda.
6) Menyusun laporan hasil pengkajian.
b. Jenis Pengkajian
Jenis pengkajian ini adalah pengkajian kuantitatif metode deskriptif, yaitu
suatu metode atau cara menganalisis data dan menguraikan data-data pengkajian
yang ada dan dikaitkan dengan teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan guna menarik kesimpulan. Dalam arti sempit penelitian deskriptif
30
diartikan sebagai penelitian yang menunjukan gambaran, uraian atau rincian
tentang gejala atau objek yang diteliti.
Metode pengkajian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei
merupakan teknik pengkajian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pengkajian
yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam hal ini
bertujuan untuk melihat minat generasi muda terhadap pemanfaatan limbah pada
tanaman kelapa (cocos nucifera)menjadi serbuk kelapa (Cocopeat) di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Sujarweni (2014) berpendapat bahwa
penelitian yang di lakukan dengan cara menyusun daftar pertayaan yang di ajukan
pada responden, digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku
individu dan penggalian data melalui kuesioner dan wawancara.
2. Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016) teknik pengambilan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam pengkajian, karena tujuan utama dari pengkajian
adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu, kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data.
Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas
instrumen dan kulaitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji
validitas dan reabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunkan secara tepat dalam
pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada labolatorium dengan metode
eksperimen, pada suatu seminar, diskusi dan lain-lain. Selanjutnya bila dilihat dari
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
31
cara interview (wawancara), kusioner (angket), observasi (pengamatan) dan
gabungan ketiganya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini
adalah dengan menggunakan metode :
1) Observasi, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung dengan objek yang akan diteliti sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai minat generesi muda generesi muda dalam
pengolahan limbah kelapa (Cocos nucifera L) menjadi serbuk kelapa
(Cocopeat).
2) Wawancara, yaitu tanya jawab langsung yang dilakukan peneliti dengan
responden menggunakan alat bantu kusioner yang telah disiapkan, sehingga
didapatkan data tentang identitas responden, faktor-faktor yang
mempengarugi minat generesi muda dalam pengolahan limbah kelapa (Cocos
nucifera L) menjadi serbuk kelapa (Cocopeat).
3) Pencatatan, yaitu metode dalam mengumpulkan data dengan cara mencatat
hal-hal yang penting yang dijumpai yang berkaitan dengan objek yang diteliti
dan data pendukung dengan mengutip dan mencatat sumber-sumber
informasi baik dari petani responden, pustaka, maupun dari instansi-instansi
terkait yang berhubungan dengan pengkajian, sehingga dapat diperoleh secara
jelas mengenai minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa.
a. Sumber Data
Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini dilakukan sebagai
berikut:
1. Data primer diambil melalui kuesioner yang disebar oleh peneliti kepada
responden penelitian.
2. Data sekunder merupakan data tertulis yang diproleh dari BPS, buku, jurnal,
majalah dan yang berkaitan yang dapat mendukung pengkajian.
32
b. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Sugiyono (2016), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi adalah
jumlah keseluruhan unit-unit analisis sedangkan yang dimaksud dengan unit
analisis adalah objek penelitian beberapa orang atau beberapa industri, kota,
negara, wilayah, daerah dan sebagainya (Bailey, 2019). Menurut Sujarweni
(2014) populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di teliti
Populasi yang digunakan dalam pengkajian ini adalah generasi muda masih
sekolah atau yang sudah tidak sekolah yang memiliki umur 16-35 tahun yang
tersebar di beberapa desa yang ada di Kecamatan Tanjung Pura dengan luas areal
pertanaman kelapa yang lebih dominan. Adapun desa tersebut adalah Desa Suka
Maju, Desa Pante Cermin Dan Pematang Cengal. Populasi pengkajian di
Kecamatan Tanjung Pura disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Populasi Pengkajian Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat
Tahun 2019
No Desa Generasi Muda (Tahun) Jumlah
1. Pematang Cengal 16-35 2.192
2. Pante Cermin 16-35 2.442
3. Suka Maju 16-35 813
Jumlah 5.447
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel adalah bagian dari sejumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan. Sampel adalah bagain
dari populasi, dimana karakteristik dan sifatnya tiada berbeda dengan karakteristik
dan sifat populasi. Jadi sampel adalah bagain dari populasi yang sifat-sifatnya
harus mencerminkan sifat-sifat populasi secara utuh. Untuk menjaga agar sifat-
sifat sampel benar-benar dapat mencerminkan populasi, maka dalam penentuan
sampel (teknik sampling) harus digunakan secara teliti.
33
Penentuan sampel pada pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu atau menentukan ciri yang sesuai dengan
tujuan. Sampel yang digunakan merupakangenerasi muda yang ada di daerah baik
yang masih sekolah atau yang sudah tidak sekolah yang memiliki umur 16-35
tahun yang tersebar di beberapa desa yang ada di Kecamatan Tanjung Pura
dengan luas areal pertanaman kelapa yang lebih dominan. Adapun desa tersebut
adalah Desa Suka Maju, Desa Pante Cermin Dan Pematang Cengal.
Apabila subjeknya yang digunakan melebihi 100 maka menggunakan
presisi 15% – 20%, jika popolasi kurang dari 100 dan diatas 51 maka presisinya
10% dan apabila populasi kurang dari 50 maka diambil semua sebagai sampel
(Taro Yamane dalam Riduwan, 2008). Untuk mengetahui jumlah sampel dapat
menggunakan rumus Yamane sabagai berikut :
𝑛 =N
N(d)2 + 1 ...Pers (1)
keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat presisi
Jumlah populasi generasi muda yang ada di Kecamatan Tanjung Pura 5.447
dan tersebar di 3 Desa dengan tingkat presisi 15%. Berdasarkan rumus tersebut
dengan menggunakan presisi 15% diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
𝑛 =N
N d 2 + 1
𝑛 =5.447
5.447(0,15)2 + 1
𝑛 =5.447
5.447 0,0225 + 1
𝑛 =5.447
123,5575
𝑛 = 44
Jadi, jumlah sampel yang akan ditarik sebanyak 44 orang, kemudian
dibagi pada masing-masing desa yang ada di Kecamatan Tanjung Pura agar
penyebaranya sesuai dengan porsi. Penyebaranya dilakukan di sebarkan secara
34
acak di desa yang berpotensi, kemudian dikalikan dengan jumlah sampel
keseluruhan. Jadi dari ketiga desa Di Kecamatan Tanjung Pura tersebut akan
diambil 44 orang anggota sebagai sampel dengan perincian masing-masing
anggota desa dapat dilihat secara rinci pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Populasi dan Sampel Pengkajian di Kecamantan Tanjung Pura Tahun
2019
No Desa Populasi Menghitung sampel Jumlah
1. Pematang Cengal 2.192 (2.192/5.447) x 44 = 17,7 18
2. Pante Cermin 2.442 (2.442/5.447) x 44 = 19,7 20
3. Suka Maju 813 (813/5.447x 44 = 6 6
Jumlah 5.447 44 44
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
3. Teknik Analisis Data
a. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
agar mempermudah pekerjaan dan hasilnya lebih baik. Instrumen yang digunakan
peneliti sebagai alat untuk mengumpulkan data adalah lembar kusioner atau
angket. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016).
Menurut Noor (2011) secara umum, kita dapat menguji instrumen yang telah
disusun, yaitu menguji keandalan dan validitas pengukuran. Tentunya dalam
penyusunan sebuah kusioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari
penelitian tersebut (valid) dan juga dapat konsisten bila pertayaan tersebut
dijawab dalam waktu yang berbeda. Data yang diperoleh harus mencapai derajat
akurasi yang signifikan, maka validitas dan reabilitasnya perlu di uji terlebih
dahulu sebelum disebarkan kepada petani, pengujian ini hanya dilakukam kepada
responden diluar petani sampel yang memiliki karakteristik sama dengan petani
sampel. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsinya.
35
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner yakni merupakan metode
pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (instrumen) yang
disusun secara tertulis dan disebarkan langsung kepada responden. Kuisioner
berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian, yaitu meliputi
pertanyaan untuk mengukur variabel (X),variabel (Y) minat generasi muda.
b. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Hartono, 2015). Menurut Sugiyono (2016) validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
dengan daya yang dapat dilaporkan peneliti.
Uji validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butira-butiran pertayaan
dalam kusioner tersebut dapat mendefenisikan suatu variabel (Noor, 2011). Suatu
insrtumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya bila tingkat
validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Uji validitas instrumen
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18for windows.
Sugiyono (2009) salah satu cara untuk mengukurnya dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut :
𝑟𝑥𝑦= 𝑁 ∑𝑋𝑌 −(∑𝑋𝑌)
𝑁∑𝑋2− ∑𝑋 2 {𝑁∑𝑌2− ∑𝑌 2} ...Pers (2)
Keterangan :
N = Jumlah Responden
X = Skor Pertanyaan/Pernyataan
Y = Skor Total
XY = Skor peryataan no 1 dikalikan dengan skor total
R = Koefisien korelasi
Angka ketentuan korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka
kritik tabel korelasi nilai r, cara melihat angka kritik adalah dengan melihat
barisan N-2, dimana untuk taraf signifikan 0,5% angka kritik. Bila angka korelasi
dibawah angka kritik maka negatif sehingga pertanyaan tersebut akan
bertentangan dan tidak valid (tidak signifikan pada tingkat 0,5%).
Adapun hasil uji validitas yang diperoleh sesuai dengan variabel independen
dan dependen sesuai dengan instrument yang telah disebarkan kepada responden
36
yaitu pemuda/generasi muda sampel diluar sampel pengkajian tetapi masih bagian
dari populasi (memiliki cici-ciri yang sama dengan responden) dapat dilihat pada
Tabel.6 berikut.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuisioner
No Variabel Nilai rhitung rtabel
P1 P2 P3 P4 P5 N=20 Ket
1. Ekspetai Pendapatan 0,138 0,740 0,765 0,713 - 0,444 Valid
2. Lingkungan keluarga 0,872 0,620 0,734 0,815 - 0,444 Valid
3. Ketersediaan Modal 0,779 0,864 0,796 0,571 - 0,444 Valid
4. Efikasi Diri 0,496 0,156 0,353 0,127 0,813 0,444 Valid
5. Pendidikan ,686 ,811 ,928 ,584 - 0,444 Valid
6. Harga Jual 0,817 0,142 0,235 0,611 - 0,444 Valid
7. Ketersediaan Informasi 0,802 0,927 0,862 - - 0,444 Valid
8. Proses Produksi 0,536 0,612 0,763 0,816 0,859 0,444 Valid
9. Minat 0,742 0,686 0,354 0,203 0,585 0,444 Valid
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian item pertanyaan yang valid dari
variabel X dan variabel Y, sedangkan variabel yang tidak valid dari item
pertanyaan tidak digunakan untuk mengumpulkan data. Item pertanyaan dari
setiap variabel dinyatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel sehingga dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data pada pengkajian ini. Untuk lebih jelas
pertanyaan dari setiap variabel disajikan pada lampiran 4.
c. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan uji yang menunjukkan bahwa suatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data
tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Pengujian dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach yang diinterpretasikan sebagai korelasi dari skala yang diamati
dengan semua kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama
dan mengguanakan butiran peryataan yang sama. Rumus Alpha Cronbach yaitu :
r = 𝑛
𝑛−1 1
∑𝑆2
𝑡
𝑆2
𝑡
...Pers (3)
37
Keterangan :
r = Koefisien Reliabilitas
n = Banyaknya Butir Item
∑s2
𝑡 = Jumlah Varian Skor Dari Tiap Item
S2
𝑡 = Varian Total
Jika nilai Alpha > 0,60 disebut reliabel. Sebaliknya jika nilai Alpha <0,60
disebut tidak reliabel. Alat untuk melakukan uji relibialitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 18for windows. Hasil uji reliabilitas ini disajikan
pada tabel 7 beikut.
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Nilai Cronbach’s
Alpha
Nilai Alpha Ket
1. Ekspetai Pendapatan 0,704 0,60 Reliabel
2. Lingkungan keluarga 0,755 0,60 Reliabel
3. Ketersediaan Modal 0,740 0,60 Reliabel
4. Efikasi Diri 0,633 0,60 Reliabel
5. Pendidikan 0,704 0,60 Reliabel
6. Harga Jual 0,792 0,60 Reliabel
7. Ketersediaan Informasi 0,813 0,60 Reliabel
8. Proses Produksi 0,756 0,60 Reliabel
9. Minat 0,951 0,60 Reliabel
Selanjutnya, data dari seluruh item-item pertanyaan yang telah digunakan
dalam kuisioner ini dinyatakan valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan serta
sebarkan kepada semua responden (pemuda/generasi muda) yang telah ditentukan
sebagai alat atau instrumen untuk mengumpulkan informasi dan data dalam
kegiatan pengkajian sesuai dengan judul yang ditentukan yaitu Minat Generasi
Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat Di Kecamatan
Tanjung Pura.
38
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016).
Untuk menguji normalitas residual, pengkaji menggunakan Metode Uji One
Sample Kolmogorov Smirnov (Priyatno Dwi dalam Zulhadi) dan dilakukan
dengan menggunakan hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Untuk mengetahui hasil dari Uji One Sample Kolmogorov Smirnov, apakah
data tersebut normal, maka dapat dilakukan dengan melihat apakah nilai Asymp.
Sig. (2-tailed)> signifikansi, apabila nilai tersebut lebih besar maka data normal,
dan apabila nilai tersebut lebih kecil maka data tidak normal.
Gambar. 6 Hasil Uji Normalitas P-Plot
Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yangmembentuk suatu
garis lurus diagonal, dan plotting data yang akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya.
Jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis
diagonalnya/grafik histogram maka, menunjukkan pola distribusi normal dan
sebaliknya (Imam Ghozali, 2006).
Hasil pengujian Print out SPSS versi 18 tentang uji normalitas berdasarkan
grafik probability plot, membuktikan bahwa data yang diperoleh pada penelitian
39
ini menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini
berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov
Unstandardized Residual
N 44
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 7,46606536
Most Extreme Differences Absolute ,143
Positive ,091
Negative -,143
Kolmogorov-Smirnov Z ,947
Asymp. Sig. (2-tailed) ,331
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas berdasarkan kategori yang ada pada Kolmogorov
Smirnov diketahui bahwa jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
penelitian tersebut mempunyai distribusi normal, dibuktikan dalam tabel diatas
nilai signifikansi sebesar (0,331> 0,05) hal ini menunjukkan bahwa model regresi
tersebut mempunyai distribusi normal.
e. Uji Multikolinearitas
Multikorlinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau
semuavariabel independen saling berkorelasi tinggi. Jika terdapat korelasi
yangsempurna diantara sesama variabel independen ini sama dengan satu,
makakonsekuensinya adalah:
1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak stabil
2) Nilai standar error setiap koefisiensi regresi menjadi tidak terhingga
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama
variabelindependen, maka koefisien-koefisien regresi semakin besar
kesalahannya, daristandar errornya yang semakin besar pula.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regeresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara vairabel independen (Ghozali,
40
2016). Model regresi yang bebas dari multikoliniearitas adalah model yang
memiliki nilai tolerance ≥ 0,01 atau jika nilai variance inflation factor (VIF) ≤ 10.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
multikorlinearitasadalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF).
Adapun rumus VIF adalah:
VIF = 1
1−𝑅𝑖2 ....Pers (4)
Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikansalah
satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya. Hasil uji
multikorlinieritas dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel. 9 Hasil Uji Multikorlinieritas
No Varia
bel
Unstandardized
coefficients
standard
ized
coefficie
nts
T
Sig.
Collinearity
Statistic
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1 X1 10,460 20,826 ,502 ,619 1,536
2 X2 1,306 1,082 ,201 1,207 ,236 ,651 1,663
3 X3 ,267 ,832 ,056 ,321 ,750 ,601 1,420
4 X4 1,288 ,640 ,323 2,013 ,052 ,704 1,582
5 X5 ,714 ,522 ,232 1,368 ,180 ,632 1,727
6 X6 -,396 1,291 -,054 -,307 ,761 ,579 1,500
7 X7 -,128 ,886 -,024 -,144 ,886 ,667 1,587
8 X8 1,754 1,393 ,214 1,259 ,216 ,630 1,435
Multikolinearitas dapat dilihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan
ketentuan jika VIF tidak lebih besar dari 10,00 dan nilai tolerance tidak kurang
dari 0,10. maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam
penelitian.Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai tolerance dan VIF
dari masing-masing variabel Ekspetasi Pendapatan (X1), Lingkungan Keluarga
(X2), Ketersediaan Modal (X3), Efikasi Diri (X4), Harga Jual (X6), Ketersediaan
Informasi (X7) dan Proses Produksi (X8) berbeda-beda yaitu lebih besar dari 0,10
41
dan lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
Multikolonieritas.
f. Analisis tingkat minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura .
Analisis yang digunakan dalam kajian minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat dilakukan secara bertahap, mulai
dari data yang terkumpul dilapangan hingga data tersebut dianalisis. Hasil
pengumpulan data dilapangan dilakukan pengeditan, pengkodean dan
memasukkan data ke dalam komputer (entry data). Menurut Riduwan (2010),
untuk mengetahui tingkat minat generasi muda, maka digunakan skla likert
dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai Minat =Skor Minat Yang Diperoleh
Skor Maksimum Mi nat× 100% ...Pers (5)
Atau dengan garis Kontinum sebagai berikut :
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Gambar 7. Garis Kontinium Tingkat Minat Generasi Muda
Dengan Asumsi :
Nilai N = 0% - 20% Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
Kelapa Menjadi Cocopeat Sangat rendah
Nilai N = 21% - 40% Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat Rendah
Nilai N = 41%- 60% Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat Sedang
Nilai N = 61%- 80% Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat Tinggi
Nilai N = 81%-100% Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat Sangat Tinggi
42
Adapun hipotesis yang diuji pada tingkat minat generasi muda Muda dalam
Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura yaitu
:
H0:bi=0 Diduga Tingkat Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
Tanjung Pura rendah.
H1:bi≠0 Diduga Tingkat Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
Tanjung Pura Tinggi.
g. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat.digunakan rumus regresi linear berganda yaitu
(Sugiyono, 2011) :
Y1= α + β1.1X1 + β1.2X2 + β1.3X3 + β1.4X4 + β1.5X5 + β1.6X6 ...Pers(7)
Keterangan :
Y1 = Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
α = Konstanta
β1.1-β1.6 = Koefesien regresi
X1 = Variabel Ekspetasi Pendapatan
X2 = Variabel Lingkungan Keluarga
X3 = Variabel Ketersediaan Modal
X4 = Variabel Efikasi Diri
X5 = Variabel Pendidikan
X6 = Variabel Harga Jual
X7 = Variabel Ketersediaan Informasi
X8 = Proses Produksi
Untuk menguji hipotesis pengaruh secara bersama-sama, digunakan uji F
dengan formulasi sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :
Fhitung =R2 /K
(1−R)2/n−k−1 ...Pers (8)
43
Dimana :
R = Koefesien korelasi ganda
K = Jumlah variabel independen
n= Jumlah anggota sampel
Hipotesis yang di uji :
H0:bi=0 Artinya tidak ada pengaruh Minat Generasi Muda (ekspetasi
pendapatan, lingkungan keluarga,ketersediaan modal, efikasi diri
pendidikan, harga jual, ketersediaan informasi, dan proses
produksi) dalam Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi Cocopeat di
Kecamatan Tanjung Pura.
H1:bi≠0 Artinya ada pengaruh Minat Generasi Muda (ekspetasi pendapatan,
lingkungan keluarga, ketersediaan modal, efikasi diri pendidikan,
harga jual, ketersediaan informasi, dan proses produksi) dalam
Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan
Tanjung Pura.
Jika Fhitung≥Ftabel: Maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh faktor minat generasi
muda (ekspetasi pendapatan, lingkungan keluarga,
ketersediaan modal, efikasi diri pendidikan, harga jual,
ketersediaan informasi, dan proses produksi) dalam
Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi Cocopeat di
Kecamatan Tanjung Pura.
Jika Fhitung<Ftabel : Maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh faktor minat
generasi muda (ekspetasi pendapatan, lingkungan keluarga,
ketersediaan modal, efikasi diri pendidikan, harga jual,
ketersediaan informasi, dan proses produksi) dalam
Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan
Tanjung Pura.
Untuk menguji pengaruh variabel independen (X) secara
individual/parsialmterhadap dependen (Y) digunakan uji t dengan formulasi :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =bi
𝑠𝑒(𝑏𝑖 ) ...Pers (9)
44
Dimana :
bi = Koefesien regresi ke – 1, dengan derajat bebas n-k-1,
Se(bi) = akar varians (bi)
Hipotesis yang diuji :
H0:bi=0 Artinya faktor (ekspetasi pendapatan, lingkungan keluarga,
ketersediaan modal, efikasi diri pendidikan, harga jual,
ketersediaan informasi, dan proses produksi) tidak berpengaruh
nyata terhadap Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
H1:bi≠0 Artinya faktor (ekspetasi pendapatan, lingkungan keluarga,
ketersediaan modal, efikasi diri pendidikan, harga jual,
ketersediaan informasi, dan proses produksi) berpengaruh nyata
terhadap minat generasi muda dalam Pemanfaatan Limbah
KelapaMenjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
Kriteria pengujian adalah :
Jika Fhitung≥Ftabel: Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti faktor (ekspetasi
pendapatan, lingkungan keluarga, ketersediaan modal, efikasi
diri pendidikan, harga jual, ketersediaan informasi, dan
proses produksi) berpengaruh signifikan terhadap minat
generasi muda dalam Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi
Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
Jika Fhitung<Ftabel : Maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti faktor (ekspetasi
pendapatan, lingkungan keluarga, ketersediaan modal, efikasi
diri pendidikan, harga jual, ketersediaan informasi, dan
proses produksi) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
generasi muda dalam Pemanfaatan Limbah KelapaMenjadi
Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Pengkajian
1. Letak Geografis
Kecamatan Tanjung Pura merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 17.961 Ha
(179,61 Km2). Kecamatan Tanjung Pura berada pada 0353’ 17” - 0402’ 38
lintang utara, 9824’ 52” - 9829’ 46” bujur timur. Batas wilayah geografis
Kecamatan Tanjung pura adalah :
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Selatan : Kec. Hinai & Kec. Pd. Tualang
Sebelah Barat : Kec. Gebang
Sebelah Timur : Selat Malaka & Kec. Secanggang
Kecamatan Tanjung Pura terdiri dari 19 (sembilan belas) desa/kelurahan
dan 126 dusun yaitu: Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Desa Serapuh Asli, Desa
Pematang Tengah, Desa Paya Perupuk, Desa Pekubuan, Desa Teluk Bekung,
Desa Baja Kuning, Desa Pematang Sungai, Desa Pulau Banyak, Desa Lalang,
Desa Pantai Cermin, Desa Pematang Cengal, Desa Bubun, Desa Tapak Kuda,
Desa Kwala Langkat, Desa Kwala Serapuh, Desa Karya Maju, Desa Suka Maju
dan Desa Pematang Cengal Barat. Peta Kecamatan Tanjung Pura dapat dilihat
pada gamabar 3 dibawah ini :
Gambar 8. Peta kecamatan Tanjung Pura
46
2. Topografi
Kecamatan Tanjung Pura memiliki topografi tanah datar bergelombang
dengan ketinggian 4 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah di Kecamatan
Tanjung Pura adalah top solid merah kuning, lempung berdebu dan jenis liat
sehingga tingkat kesuburan tanah berfariasi. Jarak dari ibu kota Kecamatan
dengan ibu kota kabupaten adalah 18 Km dengan rata-rata curah hujan 1.818 mm
dan rata-rata hari hujan 223 hari. Berikut curah hujan dan banyaknya hari hujan
bulan tahun 2019.
Tabel 10. Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan/Bulan Tahun 2019
Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)
Januari 249 19
Februari 74 15
Maret 122 16
April 183 18
Mei 161 20
Juni 164 15
Juli 111 16
Agustus 182 22
September 143 25
Oktober 169 17
November 118 20
Desember 142 20
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung Pura tercatat sebanyak 68.464 jiwa
yang terdiri dari 34.537 jiwa laki-laki dan 33.927 jiwa perempuan. Jumlah rumah
tangga penduduk sebesar 17.019 rumah tangga. Jumlah rumah tangga dan jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Tanjung Pura disajikan pada tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kecamatan Tanjung Pura Tahun 2019
No Desa/Kelurahan Rumah
Tangga
Penduduk J u m l a h
Laki-laki Perempuan
1. Serapuh Asli 325 596 657 1.253
2. Pematang Tengah 767 1.519 1.512 3.031
3. Paya Perupuk 673 1.362 1.307 2.669
4. Pekan T Pura 3.189 6.393 6.289 12.682
5. Lalang 525 1.020 1.047 2.067
6. Pantai Cermin 1.453 2.916 2.921 5.837
7. Pekubuan 1.286 2.563 2.572 5.135
47
Lanjutan tabel 11.
No Desa/Kelurahan Rumah
Tangga
Penduduk J u m l a h
Laki-laki Perempuan
8. Pematang Serai 637 1.310 1.261 2.571
9. Baja Kuning 556 1.130 1.071 2.201
1. Pulau Banyak 748 1.528 1.456 2.984
2. Pematang Cengal 1.972 4.033 3.881 7.914
3. Kwala Serapuh 238 889 827 1.716
4. Kwala Langkat 394 783 741 1.524
5. Bubun 788 1.597 1.513 3.110
6. Tapak Kuda 540 1.071 1.020 2.091
7. Karya Maju 783 1.579 1.605 3.184
8. Suka Maju 624 1.243 1.257 2.500
9. Pematang Cengal
Barat
430 844 860 1.704
J u m l a h 17.019 34. 537 33.927 68.464
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Berdasarkan tabel 11 jumlah rumah tangga yang terdapat di kecamatan
tersebut adalah 17.019 dan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebanyak 68.464
jiwa yang terdiri dari 34.537 jiwa laki-laki dan 33.927 jiwa perempuan, dengan
perbedaan yang tidak terlalu jauh antara jumlah laki-laki dan perempuan sehingga
memudahkan dalam membagi peran dalam pelaksanaan kegiatan usahatani.
Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan
Tanjung Pura disajikan pada tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Tanjung Pura Tahun 2019
No
Golongan
Kelompok
Umur
Laki-laki Perempuan J u m l a h
1. 0 – 4 3.466 3.261 6.727
2. 5 – 9 3.630 3.641 7.271
3. 10 – 14 3.447 3.435 6.882
4. 15 – 19 3.254 3.096 6.350
5. 20 – 24 3.023 2.738 5.761
6. 25 – 29 2.850 2.545 5.395
7. 30 – 34 2.427 2.412 4.839
8. 35 – 39 2.386 2.313 4.699
9. 40 – 44 2.179 2.172 4.351
10. 45 – 49 2.046 2.020 4.066
11. 50 – 54 1.715 1.731 3.446
12. 55 – 59 1.406 1.452 2.858
13. 60 – 64 1.093 1.242 2.335
48
Lanjutan Tabel 12.
No
Golongan
Kelompok
Umur
Laki-laki Perempuan J u m l a h
14. 65 – 69 91 786 1.477
15. 70 – 74 463 546 1.009
16. 75 + 461 537 998
Jumlah 34.537 33.927 68.464
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Berdasarkan tabel 12 bahwa usia 15-39 tahun (usia produktif) berjumlah
27.014 jiwa atau, dimana pada usia produktif seseorang mampu bekerja maksimal
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kemampuan fisik yang optimal dan
memiliki respon yang baik dalam menerima hal-hal yang baik dalam menerima
hal-hal yang baru dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang dijalankan termasuk
dalam berusahatani. Dan pada usia produktif biasanya memiliki semangat yang
lebih besar untuk melakukan kegiatan dibidang pertanian dibandingkan usia yang
non produktif. Untuk usia 0-14 tahun berjumlah 20.880 jiwa atau sekitar dan
untuk usia diatas 39 tahun. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di kecamatan
Tanjung Pura pada tabel 13.
Tabel 13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Tanjung Pura
Tahun 2019
N
o
Desa/Kelurahan
Pertani
an
Indust
ri/
Keraji
n
an
PNS
dan
ABRI
Perdag
angan
Angk
utan
Bur
uh
Lainnya
1. Serapuh Asli 29 36 18 85 30 21 45
2. Pematang Tengah 81 55 70 130 57 30 59
3. Paya Perupuk 50 107 152 237 17 456 315
4. Pekan T Pura 52 39 880 915 252 250 151
5. Lalang 50 15 39 237 115 115 197
6. Pantai Cermin 997 76 37 335 49 57 69
7. Pekubuan 437 19 95 89 21 72 60
8. Teluk Bakung 221 36 55 278 90 96 38
9. Pematang Serai 461 25 30 191 21 39 54
10. Baja Kuning 1 323 81 21 30 25 89 247
11. Pulau Banyak 965 15 25 74 26 97 142
12. Pematang Cengal 2 172 168 43 283 115 321 140
13. Kwala Serapuh 361 11 14 71 3 21 27
14. Kwala Langkat 331 7 9 98 5 17 28
15. Bubun 639 42 11 115 12 25 17
16. Tapak Kuda 542 19 12 120 10 29 20
Lanjutan Tabel 13.
49
N
o
Desa/Kelurahan
Pertani
an
Indust
ri/
Keraji
n
an
PNS
dan
ABRI
Perdag
angan
Angk
utan
Bur
uh
Lainnya
17. Karya Maju 657 13 15 194 32 30 25
18. Suka Maju 649 19 17 183 34 33 29
19. Pmt Cengal Barat 74 9 7 34 5 113 94
J u m l a h 10.091 792 1.550 3.699 919 1.9
11
1.757
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Berdasarkan tabel 13 bahwa penduduk di kecamatan Tanjung Pura memiliki
jenis pekerjaan yang beragam, dimana jenis pekerjaan di bidang pertanian berada
pada urutan pertama dengan jumlah 10.091 jiwa, artinya mayoritas penduduk di
Kecamatan Tanjung Pura bekerja di dunia pertanian sedangkan pada posisis
selanjutanya adalah bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 3.699 jiwa,
bekerja sebagai buruh sebanyak 1.911 jiwa, sektor lain-nya sebanyak 1.757 jiwa,
sektor PNS/ABRI sebanyak 1.550 jiwa, bekerja sebagai angkatan sebanyak 919
jiwa dan bekerja pada sektor kerajinan 792 jiwa.
4. Pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di
Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat, peranan penting tersebut dalam hal
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Ketersedian bahan pangan tidak
terlepas dari jenis komoditi yang ditanaman serta potensi lahan yang cocok atau
sesuai dengan jenis komoditi baik tanaman pangan maupun tanaman hortikultura.
Luas areal panen dan produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat
menggambarkan potensi yang dimilikinya serta kemampuan untuk menghasilkan
bahan pokok bagi masyarakat. Berikut adalah jumlah luas panen dan produksi
tanaman padi dan palawija dirinci menurut jenis tanaman di Kecamatan Tanjung
Pura.
Tabel 14. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Dan Palawija Dirinci Menurut
Jenis Tanaman di Kecamatan Tanjung Pura Tahun 2019
No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1. Padi Sawah 8.171 55.904
2. Padi Ladang - -
3. Jagung 130 813
4. Ubi Kayu 56 1.671
50
Lanjutan Tabel 14.
No Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
5. Ubi Jalar 16 205
6. Kedelai 20 25,02
7. Kacang Tanah 25 84
8. Kacang Hijau 21 32
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Dari tabel 14 tersebut dapat diketahuai bahwa di kecamatan Tanjung pura
yang potensi yang paling besar adalah komoditas padi sawah. Luas panen sebesar
8.171 Ha dengan produksi yang dihasilkan dalam satu tahun sebesar 55.904 ton, diikuti
ubi kayu dengan produksi yang dihasilakan dalam satu tahun sebesar 1.671 ton, jagung
sebesar 813 ton, ubi jalar sebesar 205 ton, kacang tanah sebesar 84 ton dan kacang hijau
sebesar 32 ton.
Selain tanaman pangan di Kecamatan Tanjung Pura juga memiliki potensi
pada tanaman hortikultura. Berikut jumlah luas panen dan produksi sayur-sayuran
di Kecamatan Tanjung Pura.
Tabel 15. Jumlah Luas Panen dan Produksi Sayur-Sayuran di Kecamatan Tanjung
Pura Tahun 2019
No Komoditi Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
1. Ketimun 22 180
2. Bayam 15 224
3. Kacang Panjang 39 195
4. Cabai 34 119
5. Petsai/Sawi 10 135
6. Terong 29 230 7. Kangkung 12 176
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Dari Tabel. 15 tersebut dapat diketahui bahwa tanaman hortikultura yang
paling berpotensi adalah komoditi terong dengan produksi yang dihasilkan dalam
satu tahun sebesar 230 ton, diikuti komoditi bayam sebesar 224 ton, kacang
panjang sebesar 195 ton, ketimun sebesar 180 ton, kangkung 176 ton, sawi
sebesar 135 ton, dan cabai 119 ton.
Tanaman Perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di
Kecamatan Tanjung Pura. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya tanaman
perkebunan yang dijumpai di sepanjang jalan seperti kelapa sawit dan kelapa.
Komoditi perkebuan tersebut dapat menambah pendapatan masyarakat di
kecamatan tersebut. Berikut adalah jumlah luas tanam dan produksi tanaman
51
keras perkebunan rakyat dirinci menurut jenis tanaman di Kecamatan Tanjung
Pura.
Tabel 16. Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras Perkebunan Rakyat
Dirinci Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tanjung Pura Tahun
2019
No Komoditas
Luas Tanam (Ha)
Jumla
h
Produksi
(Ton)
Belum
Menghasilkan
Menghasil
kan
Tidak
Menghasil
kan
1. Karet - 2 - 2 3,10
2. Kelapa Sawit 215 1. 921 7 2.143 35.538,50
3. Kakao 30 128 - 158 108,80
4. Kelapa 135 701 - 836 841,20
5. Kopi - - - - - 6. Pinang 2 28 - 30 25,20
7. Kapuk - - - - - 8. Tebu - - - - -
9. Aren 4,00 8,00 - 12,00 6,40
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Dari tabel 16 dapat diketahuai bahwa komoditi perkebunan yang memiliki
potensi terbesar adalah tanaman kelapa sawit dengan luas areal sebesar 2.143 Ha
dan produksi 35.538,50 ton yang tersebar di semua desa yang ada di kecamatan tersebut.
Selain kelapa sawit, kelapa merupakan komoditi kedua yang mempunyai areal terluas
yaitu 836 Ha dengan produksi mencapai 841,20 ton, kemudian diikuti tanaman kakao
dengan luas areal sebesar 158 Ha dan produksi yang dihasilkan 108,80 ton dan tanaman
pinang luas areal 30 ha dan produksi 25,20 ton.
5. Keadaan Lembanga Yang Ada Di Kecamatan Tanjung Pura
Kecamatan Tanjung Pura memiliki lembaga-lembaga penunjang yang
menbantu keperluan atau kepentingan penduduk terutama penduduk yang ada di
Kecamatan Tanjung Pura.
a. Pendidikan Formal
Kecamatan Tanjung Pura mempunyai lembaga jasa pendidikan formal yang
berada di pusat kecamatan dan beberapa desa, jumlah lembaga jasa pendidikan
formal di sajikan pada tabel 17.
52
Tabel 17. Lembaga Jasa Pendidikan Formal Tahun 2019
No Lembaga Pendidikan Jumlah Unit)
1. SD Negeri 41
Swasta 4
2. SMP Negeri 4
Swasta 5
3. SMA Negeri 2
Swasta 6
4. Perguruan Tinggi Negeri 41
Swasta 4
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
b. Lembaga penunjang
Kecamatan Tanjung Pura memiliki lembaga penunjang seperti jasa
kesehatan, kantor kepala desa, KUD, Bank, tempat ibadah dan Gapoktan. Untuk
lebih jelasnya lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Tanjung Pura di sajikan
pada tabel 18.
Tabel 18. Lembaga Penunjang yang ada di kecamatan Tanjung Pura Tahun 2019
No Sarana Penunjang Jumlah Sarana Penunjang (Unit)
1. Jasa kesehatan
Puskesmas
Pustu
Poskesdes
Posyandu
Toko Obat
2
10
11
81
4
2. Kantor Desa 17
3. Jumlah KUD 4
4. Jumlah BANK 5
Tempat Ibadah
- Mesjid
- Musholla
- Gereja
- Vihara
51
91
1
4
5. Jumlah Gapoktan 18
Jumlah 299
Sumber : BPS Kecamatan Tanjung Pura
Dari Tabel 18. Dapat dilihat bahwa jumlah lembaga penunjang yang ada di
Kecamatan Tanjung Pura berjumlah 299 unit. Dengan demikian sudah banyak
lembaga-lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Tanjung Pura sehingga dapat
memberikan manfaat bagi penduduk yang ada di kecamatan tersebut.
53
6. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam
melakukan atau mengambil keputusan dan dapat bekerja secara optimal serta
produktif. Umur responden pada saat pengkajian ini dilaksanakan berkisar dari 16
tahun hingga 35 tahun. Untuk lebih jelasnya tabulasi umur responden dapat dilihat
pada tabel 19.
Tabel 19. Umur Responden Saat Pengkajian Analisis Data Primer Tahun 2019
No Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 16 Tahun – 20 Tahun 3 8,33
2 21 Tahun – 25 Tahun 12 47,22
3 25 Tahun – 30 Tahun 17 33,33
4 31 Tahun – 35 Tahun 3 8,33
Jumlah 36 100
Berdasarkan pada tabel 19 diatas, dapat dikatakan bahwasanya responden
dalam kegiatan pengkajian ini yang berada pada umur produktif berjumlah 36
orang atau setara dengan 100% dari jumlah responden. Kondisi ini menunjukkan
bahwa responden di dominasi pada rentang umur produktif sehingga akan
mempermudah dalam menyampaikan suatu inovasi terkait dengan pemanfaatan
limbah sabut kelapa menjadi cocopeat serta memiliki kemampuan fisik masih di
atas rata-rata, sehingga dapat mendukung dalam mengelola usaha pertanian agar
lebih berkembang.
b. Tingkat pendidikan formal
Latar belakang pendidikan formal responden cukup beragam. Tingkat
pendidikan yang memadai akan berdampak pada peningkatan kinerja dan
kemampuan manajemen usaha yang dijalankan. Distribusi responden berdasarkan
pendidikan selengkapnya disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Analisis
Data Primer Tahun 2019
No Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 S1/Sederajat 4 9
2 SMA/Sederajat 17 39
3 SMP/Sederajat 23 52,27
Jumlah 44 100
54
Berdasakan Tabel 20 diatas, dapat dilihat bahwa karakteristik responden
menurut tingkat pendidikan formal di Kecamatan Tanjung Pura, tingkat
pendidikannya cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang memiliki
tingkat pendidikan di jenjang S-1 sebanyak 4 orang atau setara dengan 9%,
kemudian di jenjang SMP sebanyak 23 orang atau setera dengan 52,27%, dan
responden yang bersekolah di jenjang SMA sebanyak 17 orang atau setara dengan
39%.
Kondisi pendidikan responden yang sebagian besar masih setingkat SMA –
SMP dalam hal ini menjadi suatu kendala terkait dengan penerimaan informasi
inovasi yang disampaikan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan
inovasi pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi cocopeat adalah penggunaan
metode dan teknik komunikasi yang tepat, karena pada umumnya pendidikan
yang relatif rendah memiliki wawasan dan pola pikir yang rendah juga sehingga
mempengaruhinya dalam berkomunikasi atau menerima informasi baru. Semakin
tinggi tingkat pendidikan forma seseorang maka akan meningkat daya
intelektualnya dan akan meningkat produktifitasnya (Mangkuprawira, 2009).
Sedangakan menurut Mardikanto (2009), bahwa petani yang berpendidikan
rendah itu cenderung lebih bersifat subsisten dan kurang percaya terhadap hal-hal
baru.
c. Berdasarkan Jenis Kelamian
Selain faktor umur, responden dapat pula dikelompokkan berdasarkan jenis
kelamin. Jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi bidang pekerjaan yang
digelutinya. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap produktifitas kerja
seseorang. Perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan tentunya akan
berdampak pada hasil kerjanya. Responden dalam pengkajian ini diambil secara
acak sesuai kriteria yang telah ditentukan. Jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin akan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 21. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Analisis Data Primer
Tahun 2019
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 28 64 %
2 Perempuan 16 36 %
Jumlah 44 100 %
55
Tabel. 21 menunjukkan responden terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki
sebanyak 28 orang dengan persentase sebesar 64% sedangkan responden
perempuan sebanyak 16 orang dengan persentase 36%. Dari jumlah responden
yang ada, seluruhnya adalah berjenis kelamin laki-laki (100%). Kondisi ini
menunjukkan
d. Berdasarkan Status Pernikahan
Status pernikahan responden dapat mempengaruhi pola pikir seseorang
untuk bekerja dan menghasilkan uang yang lebih agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup sendiri maupun keluarga yang ditanggungnya. Jumlah responden
berdasarkan status pernikahan disajikan pada tabel 22.
Tabel 22. Status Perkawinan Responden Analisis Data Primer Tahun 2019
No Status perkawinan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Belum menikah 15 34%
2 Sudah menikah 29 66%
Jumlah 44 100
Tabel 22 menunjukkan bahwa klasifikasi responden berdasarkan status
pernikahan yaitu yang belum menikah sebanyak 15 orang dengan persentase
sebesar 34% sedangkan jumlah responden yang sudah menikah sebanyak 29
orang dengan persentase 66%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kebutuhan hidup
akan semakin bertambah bila seseorang sudah menikah dan berkeluarga.
Kebutuhan akan ekonomi akan mendorong seseorang untuk berpikir bagaimana
caranya agar kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan bekerja atau membuka
usaha sendiri.
B. Hasil
1. Analisis Tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
(Cocos nucifera) Menjadi Cocopeat Di Kecamatan Tanjung Pura:
Untuk menjawab hipotesis 1 daripada pengkajian ini, dilakukan analisis
tingkat untuk mengetahui hal tersebut. Analisis dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑎𝑡 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝐾𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑋 100%
56
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑎𝑡 = 2961
4840 𝑋 100%
Tingkat Minat = 61,17%
Hasil Analisis Tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
(Cocos nucifera) Menjadi Cocopeat Di Kecamatan Tanjung Pura dapat dilihat pada
tabel 23 berikut :
Tabel 23. Tingkat Minat Generasi Muda Analisis Data Primer Tahun 2019
No Indikator Skor yang
Diperoleh
Skor
Maksimum
Persentase
(%)
Tingkat
Efektifivitas
1 Minat 2961
4840
61,17
Tinggi
Berdasarkan tabel 23 di atas, jumlah skor yang diproleh sebesar 2961, skor
ideal (skor tertinggi) 4840 (5x22x44). Berdasarkan data yang diproleh dari 44
responden maka Tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah
Kelapa (Cocos nucifera) Menjadi Cocopeat Di Kecamatan Tanjung Pura terletak
pada kategori Tinggi.
Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 44 responden, persentase
tingkat minat terhadap generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi
cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura sebagai berikut :
Jika digambarkan dengan menggunakan garis kontinum adalah sebagai
berikut:
61,17%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Gambar 9. Garis Kontinium Tingkat Minat Generasi Muda
Berdasarkan pada tabel dan garis kontimun tersebut dapat diketahui bahwa
tingkat Minat Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa (Cocos nucifera)
Menjadi Cocopeat Di Kecamatan Tanjung Pura terletak pada kategori Tinggi yaitu
mencapai nilai 61,17%. Hal ini diperoleh dari hasil survei dan wawancara yang
telah dilakukan dengan menggunakan alat bantu kuesioner.
57
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian pemuda/generasi muda beranggapan
bahwa dengan berwirausaha/bekerja khususnya dibidang pertanian walaupun
pekerjaannya kotor dan itu bukan salah satu tolak ukur mereka untuk tidak
semangat dalam melaksanakan aktivitas dibidang pertanian akan tetapi dengan
bekerja khususnya dibidang pertanian dengan berwirusaha akan menjanjikan
dimasa depan.
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Generasi Muda Dalam
Pemanfaatan Limbah Kelapa
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa pada pengkajian ini meliputi variabel ekspetasi
pendapatan, lingkungan keluarga, ketersediaan modal, efikasi diri, pendidikan,
harga jual, ketersediaan informasi dan proses produksi. Untuk melihat dan
mengetahui bagaimana pengaruh dari minat generasi muda dalam pemanfaatan
limbah kelapa menjadi cocopeat dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu
pengujian secara simultan atau secara keseluruhan (Uji F) dan pengujian secara
parsial (Uji t) antar variabel yang berpengaruh pada minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura
digunakan uji Regresi Linier Berganda menggunakan SPSS 18 dengan tingkat
kepercayaan 95% (α = 0,05).
a. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)
memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji t dapat
dilihat pada tabel 24.
Pengaruh masing-masing variabel terhadap minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat dapat diketahui dengan
membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat kesalahan tertentu, dan juga
dengan cara membandingkan tingkat signifikansinya. Jika nilai thitung > ttabel atau
nilai -thitung < ttabel dan siginifikansinya < 0,05 maka keputusannya adalah terdapat
pengaruh yang nyata secara parsial antar variabel X dan variabel Y. Nilai ttabel
dapat ditentukan dengan cara:
58
Ttabel = t (α/2 ; n-k-1)
= t (0,05/2 ; 44-8-1)
= 0,025 ; 35
= 2,030
b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)
memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji F
dapat dilihat pada Tabel 24.
Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa nilai fhitung sebesar 1,714.
Untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh terhadap variabel Y secara
simultan maka fhitung harus > ftabel dan nilai signifikansi < α (0.05). untuk
mengetahui nilai Ftabel maka dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
ftabel = F ( k ; n-k )
= F ( 8 ; 44 - 8 )
= F ( 8 ; 36 )
ftabel = 2,28
Tabel 24. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Generasi Muda
Dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa Analisis Data Primer Tahun 2019
No Variabel Koefisien
Regresi
tHitung Sig Keterangan
1. Ekspetasi Pendapatan -3,504 -1,722 ,094 Tidak Berpengaruh
2. Lingkungan Keluarga 3,044 2,694 ,011 Berpengaruh
3. Ketersedian Modal -0,264 -,223 ,824 Tidak Berpengaruh
4. Efikisai Diri -2,189 -1,167 ,251 Tidak Berpengaruh
5. Pendidikan 4,776 2,228 ,032 Berpengaruh
6. Harga Jual -0,030 -,017 ,986 Tidak Berpengaruh
7. Ketersedian
Informasi
-3,486 -2,133 ,040 Berpengaruh
8. Proses Produksi -0,378 -,738 ,466 Tidak Berpengaruh
R : 0,531
R Square : 0,281
Konstanta : 97,440
f Hitung : 1,714
f Tabel : 2,28
t Tabel : 2,030
-,738 ,466
59
R adalah koefisisen berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Jika
mendekati 1 maka pengaruh semakin erat, tetapi jika mendekati 0 maka pengaruh
semakin lemah (Priyanto, 2014).
Model regresi tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien
determinasi ( KD = R Square x 100%), dengan asumsi bahwa semakin besar nilai
tersebut maka model semakin baik. Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh R
Square sebesar 0,281 yang artinya nilai koefisien determinasi adalah 28,1%. Hal
ini berarti bahwa variabel X (ekspetasi pendapatan, lingkungan keluarga,
ketersediaan modal, efikasi diri, pendidikan, harga jual, ketersediaan informasi
dan proses produksi) memiliki pengaruh kontribusi terhadap variabel Y (Minat
Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Limbah) sebesar 28,1%. Dengan demikian
berarti bahwa sebesar 70,9% lainnya variabel Y dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain di luar variabel X. Selain itu, nilai R yang merupakan simbol dari koefisien
korelasi diperoleh sebesar 0,531a. Nilai ini ditafsirkan bahwa hubungan antara
variabel X dengan variabel Y pada pengkajian ini ada dalam kategori sedang.
Dari tabel 24 dapat disimpulkan bahwa fhitung (1,714) < ftabel (2,28) dan nilai
signifikansi 0,130 > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel
X secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
Hipotesis kedua yang menyatakan faktor ekspetasi pendapatan, lingkungan
keluarga, ketersediaan modal, efikasi diri pendidikan, harga jual, ketersediaan
informasi, dan proses produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Dari tabel 24 menunjukan bahwa nilai kosntanta (α) sebesar 97,440
sedangkan nilai koefisisen regresi terdapat pada tabel tersebut. Adapun persamaan
regresi dari minat generasi muda menjadi wirausaha pada kamoditi kelapa sebagai
berikut :
Y = α + β1X1+β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ β8X8+ β9X9
Y = 97,440 – 3,504 X1 + 3,044 X2 – 0,264 X3 – 2,189 X4 + 4,776 X5 – 0,030
X6 – 3,846 X7 – 0,378 X8
Hasil persamaan diatas dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut ini:
60
1. Nilai konstanta (𝛼) adalah 97,440 artinya jika semua variabel X nilainya
adalah 0 maka nilai minat generasi muda sebesar 97,440.
2. Nilai koefisien regeresi variabel ekspetasi pendapatan (β1) bernilai -3,504
artinya jika ekspetasi pendapatan meningkat 1 poin, maka minat generasi muda
akan menurun sebesar 3,504 dengan asumsi variabel independen lainya tetap.
3. Nilai koefisien regresi variabel Lingkungan keluarga (β2) bernilai 3.044,
artinya jika pendapatan meningkat 1 poin, maka minat generasi muda akan
naik sebesar 3,044 dengan asumsi variabel lainya independen lainya tetap.
4. Nilai koefisien regresi variabel ketersediaan modal (β3) bernialai -0,264,
artinya jika ketersediaan modal meningkat 1 poin, maka minat generasi muda
akan menaik sebesar 0,264 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
5. Nilai koefisien regresi variabel efikasi diri (β4) bernilai -2,189 artinya jika
efikasi diri meingkat 1 poin maka minat generasi muda akan menurun sebesar
2,189 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
6. Nilai koefisien regresi variabel pendidikan (β5) 4,776, artinya jika pendidikan
meningkat 1 poin maka minat minat generasi muda akan menurun sebesar
4,776 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
7. Nilai koefisien regresi variabel harga jual (β6) bernialai -0,030, artinya harga
jual meningkat 1 poin, maka minat generasi akan menaik sebesar 0,030 dengan
asumsi variabel independen lainnya tetap.
8. Nilai koefisien regresi variabel ketersediaan informasi (β7) bernialai -3,486,
artinya jika ketersediaan informasi meningkat 1 poin, maka minat generasi
muda akan menaik sebesar 3,486 dengan asumsi variabel independen lainnya
tetap.
9. Nilai koefisien regresi variabel proses produksi (β8) -0,378 artinya proses
produksi l meningkat 1 poin maka minat minat generasi muda akan menurun
sebesar 0,378 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
C. Pembahasan
1) Ekspetasi Pendapatan (X1)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh ekspetasi pendapatan terhadap minat generasi muda. Hasil analisis
61
statistik menunjukkan bahwa nilai thitung (-1,722) < ttabel (2,030) dengan tingkat
signifikansi 0,94 > 0,05, dengan demikian H0 diterima. Ini menyatakan bahwa
secara parsial faktor ekspetasi pendapatan tidak memiliki pengaruh yang nyata
dan signifikan terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat.
Dari hasil pengkajian ini menggambarkan bahwa pendapatan tidak
berpengaruh nyata terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah
kelapa menjadi cocopeat. Hal ini disebabkan karena tinggi atau rendahnya
pendapatan yang dihasilkan tidak mempengaruhi minat generasi muda dalam
memanfaatkan limbah kelapa, karena mereka sudah memiliki pendapatan dari
bekerja diluar bidang pertanian. Besar kecilnya penghasilan yang diterima oleh
wirausaha tergantung dari hasil kerja atau usaha yang dilakukan. Keinginan untuk
memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang dapat menimbulkan minatnya
untuk berwirausaha.
Hasil penpgkajian ini sejalan dengan hasil pengkajian yang dilakukan oleh
Nur dan Zulfahmi (2018) pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat muzakki.,
hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 0.234 dan lebih kecil dari
nilai t tabel (df=n-k-1) pada n=75 sebesar 0.166 pada level 5% dan nilai signifikan
sebesar 0,816 Lebih besar dari alpha (α) 0,05 yang berarti pendapatan tidak
berpengaruh terhadap minat.
2) Lingkungan Keluarga (X2)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh ekspetasi pendapatan terhadap minat generasi muda. Hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa nilai thitung (2,694) > ttabel (2,030) dengan tingkat
signifikansi 0,011 < 0,05, dengan demikian H0 ditolak. Ini menyatakan bahwa
secara parsial faktor lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang nyata dan
signifikan terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat. Koefesian bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara
variabel lingkungan keluarga dengan minat generasi muda. Jadi, semakin bagus
lingkungan keluarga maka tingkat minat generasi muda terhapat pemanfaatan
limbah kelapa semakin tinggi.
62
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa berpengaruh signifikan. Hasil pengkajian ini
menggambarkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga memberi kontribusi nyata
terhadap tingginya minat generasi muda dalam dunia pertanian. Berdasarkan
responden yang berada di Kecamatan Tanjung Pura sebanyak 66% dari seluruh
jumlah responden sudah menikah atau sudah memiliki tanggung jawab pada
keluarganya sehingga mendorong minat mereka untuk berwirausaha. Selain itu,
keluarga juga mendukung dan memotivasi generasi muda (anaknya) untuk bekerja
di bidang pertanian. Hal ini disebabkan karena melihat orang tua yang berusaha di
bidang pertanian memiliki penghasilan yang cukup menjanjikan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehingga generasi muda khususnya di Kecamatan
Tanjung Pura, termotivasi dengan keadaan lingkungan keluarga sekitar sehingga
adanya minat untuk berwirausaha dibidang pertanian.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam
kehidupannya. Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, saudara serta keluarga
terdekat lainnya. Dalam lingkungan keluarga salah satunya orang tua akan
mempengaruhi anaknya dalam menentukan masa depanya misalnya saja dalam
hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha tidak lepas dari dukungan
orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta pengaruh
positif terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat
berwirausaha, namun apabila keluarga tidak mendukung seseorang untuk
berwirausaha maka minat berwirausaha akan semakin kecil atau tidak memiliki
minat berwirausaha.
Hasil pengkajian ini sejalan dengan pernyataan Khajar dkk (2015), yang
menyatakan bahwa perlu adanya dukungan saudara yang selalu ikut membantu
dan memberikan pengertian terhadap kepuasan yang telah diambil. Keluarga
merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini juga
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhitama (2014) yang
menyimpulakan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat generasi
muda dalam memanfaatkan limbah kelapa. Semakin kondusif lingkungan
keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk
memanfaatkan limbah kelapa. Apabila lingkungan keluarga mendukung maka
63
seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha dengan
memanfaatkan limbah kelapa dibandingkan jika tidak memiliki dukungan dari
lingkungan keluarga.
Hasil pengkajian ini juga sejalan dengan Hermina (2011), bahwa Minat
berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif
terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang
berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk
berwirausaha dalam hal yang sama pula.
3) Ketersediaan Modal (X3)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Ketersedian Modal terhadap minat generasi muda. Hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa nilai thitung (-2,223) > ttabel (2,030) dengan tingkat
signifikansi 0,824 > 0,05, dengan demikian H0 diterima. Ini menyatakan bahwa
secara parsial faktor ketersedian modal tidak memiliki pengaruh yang nyata dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan
limbah kelapa menjadi cocopeat.
Berdasarkan kondisi nyata dilapangan modal yang dibutuhkan untuk
memulai wirausaha dengan memanfaatkan limbah kelapa menjadi cocopeat tidak
terlalu besar untuk seorang pemula, hal ini karena limbah sabut kelapa yang akan
digunakan tidak perlu dibeli dari petani karena para petani tidak membutuhkan
sabut kelapanya lagi sehingga mereka membiarkan saja sabut kelapa tersebut
untuk di ambil secara gratis, kemudian alat yang digunakan untuk memisahkan
sabut kelapa tersebut dapat dimiliki secara second dengan harga yang terjangkau
sesuai dengan barang, sehingga tidak mempengaruhi minat generasi muda. Hal ini
disebabkan karena modal yang mereka butuhkan untuk memulai berwirausaha
tergolang sangat mudah di dapatkan karena di sana terdapat UKM (unit keungan
Mikro) dimana siapa saja dapat meminjam uang dengan bunga yang kecil dan
dapat di cicil kapan saja sehingga tidak mempengaruhi minat generasi muda.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rahmadi (2016), menyatakan bahwa dari
hasil uji ini bisa diidentifikasikan bahwa memiliki tempat usaha yang strategis dan
modal yang cukup tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha, ini bisa dilihat
64
pada saat ini dengan banyaknya wadah atau tempat memasarkan produk dengan
sistem digital dan perilaku konsumen yang melakukan pembelian barang secara
on-line. Pengkajian ini sejalan dengan pengkajian yang dilakukan oleh
Muljaningsih (2012) yang mengatakan secara parsial variabel Modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel minat wirausaha, besarnya modal yang
dikeluarkan tidak mempengaruhi tinggi rendahnya minat wirausaha. Uji t
pengaruh variabel Modal (X1) terhadap Minat Wirausaha (Y) Pada variabel
modal diperoleh nilai thitung sebesar (0.428 > 2.035) atau nilai signifikansi (0.672
> 0.05).
4) Efikasi Diri (X4)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Efikasi Diri terhadap minat generasi muda. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa nilai thitung (-1,167) < ttabel (2,030) dengan tingkat
signifikansi 0,251 > 0,05, dengan demikian H0 diterima. Ini menyatakan bahwa
secara parsial faktor Efikasi Diri tidak memiliki pengaruh yang nyata dan
signifikan terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat.
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan bahwa generasi muda yang ada di
Kecamatan Tanjung Pura masih memiliki keraguan dalam dirinya bahwa dirinya
mampu melaksanakan tugasnya yaitu memanfaatkan limbah kelapa menjadi
cocopeat hingga mencapai tujuan yang diharapkannya. Kondisi nyata dilapangan
bahwa umur responden yang ada di kecamatan Tanjung pura paling banyak
terdapat pada 21 sampai 25 tahun dengan persentase 47,22 %. Hal ini menyatakan
bahwa pada umur tersebut generasi muda belum memiliki pengalaman yang
banyak untuk berwirausaha di bidang pertanian khususnya dalam pemanfaatan
limbah sehingga menyebabkan mereka tidak percaya diri untuk memulai
usahanya. Efikasi diri mengacu pada keyakinan akan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif dan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santi (2017)
yang menyatakan bahwa variabel Efikasi Diri berpengaruh positif terhadap minat
seseorang untuk berwirausaha. Efikasi diri merupakan kondisi di mana individu
percaya bahwa perilaku untuk berwirausaha mudah atau dapat dilakukan.
65
5) Pendidikan (X5)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Pendidikan terhadap minat generasi muda. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa nilai thitung (2,228) > ttabel (2,030) dengan tingkat signifikansi
0,302 > 0,05, dengan demikian H0 ditolak. Ini menyatakan bahwa secara parsial
faktor Pendidikan memiliki pengaruh yang nyata dan signifikan terhadap minat
generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat. Koefesian
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel Pendidikan dengan
minat generasi muda. Jadi, semakin tinggi Pendidikan maka tingkat minat
generasi muda terhapat pemanfaatan limbah kelapa semakin tinggi.
Pengaruh pendidikan terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan
limbah kelapa menjadi cocopeat berpengaruh signifikan karena dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan beberapa responden tingkat pendidikan yang
ada di Kecamatan Tanjung pura tergolong pada ketegori tinggi yaitu SMA dengan
persentase 52,27% sehingga dengan pendidikan yang tinggi akan memberikan
pengetahuan yang tinggi bagi responden.
Hasil pengkajian ini sejalan dengan Adyana (2016) yang mengatakan bahwa
pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
berwirausaha. hasil penelitian ini sejalan dengan rumusan hipotesis yang
menyatakan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif pada niat
berwirausaha. hasil penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan kewirausahaan
dapat meningkatkan niat berwirausaha mahsiswa. Fatoki (2014) berpendapat
pendidikan kewirausahaan menjadi faktor terpenting dalam menubuhkan dan
mengenbangkan keinginan, jiwa dan perilaku berwirausaha dikalangan genarasi
muda karena pendidikan merupakan sumber sikap dan niat keseluruhan untuk
menjadi wirausahawan. Budiarti (2012), menyatakan bahwa pendidikan
kewirausahaan merupakan alat untuk meningkatkan sikap individu, persepsi dan
niat ke arah wirausaha. Hasil pengkajian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Selamet dalam Sari (2013), yang menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang ada kecendrungan semakin tinggi pula pengetahuan,
sikap, keterampilan dan efesiensi bekerja. Oleh karena itu pengetahuan atau
pengalaman merupakan akumulasi dari proses belajar bagi responden dalam
66
menerima ide-ide baru dan tidak terlepas dengan sikap positif yang dimiliki oleh
respon.
6) Harga Jual
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Harga Jual terhadap minat generasi muda. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa nilai thitung (-,017) < ttabel (2,030) dengan tingkat signifikansi
0,986 > 0,05, dengan demikian H0 diterima. Ini menyatakan bahwa secara parsial
faktor Harga Jual tidak memiliki pengaruh yang nyata dan signifikan terhadap
minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat.
Kondisi nyata dilapangan bahwa tinggi rendahnya harga jual dari cocopeat
tidak mempengaruhi generasi muda untuk menjalankan usahanya. Hal ini
disebabkan karena pengolahan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan
Tanjung Pura baru berjalan sekitar 3 tahun terakhir sehingga harga jual cocopeat
relatif stabil sampai saat ini. Apalagi permintaan pasar akan hasil dari pengolahan
limbah serat sabut kelapa semakin lama semakin tinggi. Hasil cocopeat yang ada
di kecamatan Tanjung Pura biasanya dipasarkan kepada petani tanaman hias yang
digunakan sebagai media tanam, kepada petani sawah yang digunakan untuk
pupuk dasar kemudian dipasarkan ke pengrajin kemudian di ekspor ke luar negeri.
sehingga membuat responden tidak mempertimbangkan harga jual dari cocopeat.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Atapguna (2016),
yang menyatakan bahwa variabel harga tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat. Hal ini mungkin disebabkan oleh kualitas layanan yang sudah
baik sehingga membuat pelanggan tidak mempertimbangkan harga. Selain itu
karena fenomena ojek online cukup baru, banyak pelanggan yang berminat
menggunakan layanan ini karena menginginkan pengalaman baru dalam
transportasi umum. Walaupun demikian harga berbanding negatif dengan minat
beli. Semakin tinggi harga layanan GO-JEK GO-ride maka akan semakin
menurun minat beLi terhadap jasa GO-JEK GO-ride. Sejalan juga dengan
penelitian Yuliawan (2012) bahwa Hasil pengujian secara pasial menunjukan
untuk variabel akses terhadap modal tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap minat berwirausaha mahasiswa, maka hipotesis H0 diterima dimana nilai
thitung < ttabel 1.204 < 1.65 dengan nilai alpha 0.230 > 0.05.
67
7) Ketersediaan Informasi (X7)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh ketersediaan informasi terhadap minat generasi muda. Hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa nilai thitung (-2,133) > ttabel (2,030) dengan tingkat
signifikansi 0,040 < 0,05 dengan demikian H0 ditolak. Ini menyatakan bahwa
secara parsial faktor ketersediaan informasi memiliki pengaruh yang nyata dan
signifikan terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat.
Berdasarkan kondisi nyata dilapangan generasi muda yang ada di
Kecamatan Tanjung Pura sudah sering mengakses berbagai informasi dari
berbagai media elektronik, media cetak, orang yang berpengalaman dan internet.
Kerena sebagian besar generasi muda di Kecamatan Tanjung Pura sekitar 80%
sudah menggunakan Handphone Android sehingga mempermudah mereka
menggali informasi. Didukung oleh latar belakang pendidikan responden yang ada
di Kecamatan Tanjung Pura yang tergolong tinggi yaitu 52,27% berada pada
jenjang SMA sehingga mereka lebih mampu mengakses dan menyaring informasi
secara positif.
Responden yang ada di Kecamatan Tanjung Pura juga masih tergolong
dalam usia produktif yaitu 100% responden yang digunakan pada pengkajian ini
adalah generasi muda yang berada pada rentang usia 16 - 35 tahun. Hal ini
menggambarkan bahwa generasi muda yang ada di kecamatan tersebut lebih aktif
mencari informasi-informasi tentang pertanian. Dimana generasi muda tersebut
mengetahui dapat mudah untuk menyerap inovasi-inovasi terbaru dari dunia
pertanian termasuk tentang pemanfaatan limbah.
Informasi yang berkualitas adalah informasi yang akurat, jelas, detil,
relevan, mudah didapatkan, tepat waktu, up to date dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna (Li dkk, 2009). Sedangkan Liu dkk (2000) menyatakan bahwa
informasi dengan kualitas terbaik akan meningkatkan kegunaan persepsian
pengguna dan meningkatkan penggunaan sistem informasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2009), bahwa
kualitas informasi atau ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat mahasiswa menggunakan internet sebagai sumber pustaka dengan
perceived usefulness sebagai mediasi.
68
8) Proses Produksi (X8)
Berdasarkan hasil pengkajian ini menjelaskan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Proses Produksi terhadap minat generasi muda. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa nilai thitung (-,738) < ttabel (2,030) dengan tingkat signifikansi
0,466 > 0,05, dengan demikian H0 diterima. Ini menyatakan bahwa secara parsial
faktor Proses Produksi tidak memiliki pengaruh yang nyata dan signifikan
terhadap minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa menjadi
cocopeat.
Kondisi nyata dilapangan bahwa umur responden yang ada di kecamatan
Tanjung pura paling banyak terdapat pada 21 sampai 25 tahun dengan persentase
47,22 %. Hal ini menyatakan bahwa umur tersebut termasuk dalam kategori umur
produktif sehingga masih mampu melakukan kegiatan yang menguras tenaga. Di
tambah lagi dengan jumlah generasi muda sebanyak 66% dari seluruh jumlah
responden adalah berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin seseorang dapat
mempengaruhi bidang pekerjaan yang digelutinya. Jenis kelamin juga
berpengaruh terhadap produktifitas kerja seseorang. Perbedaan fisik antara laki-
laki dan perempuan tentunya akan berdampak pada hasil kerjanya. Pemanfaatan
limbah kelapa tidak melalui proses yang sulit dan tidak memakan waktu yang
lama sehingga tidak mempengaruhi minat generasi muda untuk melakukan
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat.
Umur produktif yaitu umur pada kisaran 15-64 tahun sedangkan umur ≥65
tahun adalah kategori umur non produktif (Lenzun,G.D, dkk, 2017). Menurut
Kiswanto dalam Lenzun,G.D, dkk (2017) menyatakan bahwa semakin tinggi
umur petani pada batas produtif, maka kemampuan untuk bekerja akan semakin
meningkat sehingga produktifitasnya juga akan meningkat.
69
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian ini bahwa minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Sesuai dengan analisi minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah kelapa
menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura adalah Tinggi (61, 17%).
2. Faktor yang mempengaruhi minat generasi muda dalam pemanfaatan limbah
kelapa menjadi cocopeat adalah Lingkungan Keluarga dimana nilai thitung
(2,694) > ttabel (2,030), Pendidikan dimana nilai thitung(2,228) >ttabel(2,030), dan
Ketersediaan Informasi dimana nilai thitung(-2,133) >ttabel(2,030). Sedangkan
Ekspetasi pendapatan, ketersediaan modal, efikasi diri, harga jual dan proses
produksi tidak memberikan pengaruh terhadap minat generasi muda dalam
pemanfaatan limbah kelapa menjadi cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengkajian ini, penulis mencoba memberikan saran-saran
untuk diperhatikan bagi pihak yang terkait dan sebagai tindak lanjut dari hasil
pengkajian ini yaitu :
1. Pengkajian ini, penulis mengharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
generasi muda untuk dapat meningkatkan minatnya dalam berwirausaha
khususnya di bidang pertanian pangan terutama didaerahnya sehngga dapat
menambah pendapatan yang cukup menunjang kebutuhan sehari-hari. Dari
tahun ketahun minat pemuda untuk melanjut keperguruan tinggi khususnya di
bidang pertanian semakin tinggi demi membangun daerah masing-masing.
2. Pengkajian ini, penulis mengharapkan dapat dijadikan sebagai rekomendasi
bagi pemerintah setempat, agar pemuda yang berwirausaha dibidang
pertanian diberikan banyak informasi mengenai pemanfaatan limbah hasil
pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
70
C. Implikasi (Rencana Tindak Lanjut)
Hasil pengkajian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa tingkat minat
generasi muda untuk menjadi wirausaha pada komoditi kelapa di Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat dalam katagori tinggi 61,17%.Langkah yang
diambil dalam upaya tindak lanjut terkait dengan tingkat minat generasi muda
tergolong tinggi tetapi sebagian besar pemuda disana belum melakukan kegiatan
berwirausaha dengan memanfaatkan limbah kelapa maka disusun suatu rencana
penyuluhan pertanian tentang cara memanfaatkan limbah kelapa menjadi cocopeat
. Ide-ide kreatif serta inovasi-inovasi baru untuk kemajuan generasi muda serta
dapat membantu pemuda dalam mencari solusi dari masalah mereka yang dapat
membuat pemuda disana mau untuk berwirausaha dengan memanfaatkan limbah
kelapa menjadi cocopeat.Sasaran kegiatan penyuluhan adalah generasi muda yang
ada di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
71
Tabel 25. Matriks Rencana Penyuluhan di Kecamatan Tanjung Pura
N
o Keadaan Tujuan Masalah
Sasaran
Kegiatan PelakuUtama
Pelaku
Utama
Pelaku
Usaha
Wanit
a Tani
Tarun
a Tani
Petani
Dewasa L P L P Materi Metode Vol Lokasi
Wak
tu
Sumb
er
Biaya
Penanggu
ng Jawab
Pelaksa
na Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Minat
generasi muda
dalam
pemanfaatan
limbah kelapa
menjadi
cocopeat di
Kecamatan
Tanjung Pura
masih 61%
Generasi
muda mau
memanfaa
tkan
limbah
kelapa
menjadi
cocopeat
dari 61%
menjadi
80%.
generasi
muda
belum
mau
memanf
aatkan
limbah
kelapa
menjadi
cocopeat
sebesar
39%
Memanf
aatkan
Limbah
kelapa
menjadi
cocopeat
Ceramah,
diskusi
dan
Demonstr
asi cara
2X Desa
Suka
Maju
Okt
ober
201
9
APBD Kood.
BPP
Tanjung
Pura
Penyulu
h dan
Generas
i Muda
76
Lampiran 1. Kuisioner TA Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan
Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat.
KUISIONER TA
No. Responden
KATA PENGANTAR
Perihal : Permohonan Pengisian Angket
Lampiran : Satu Berkas
Judul PA : Minat Generasi Muda dalam Pemanfaatan Limbah Kelapa
Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten
Langkat.
Kepada Yth: Bapak/Ibu/Sdr
Di-
Tempat
Dengat Hormat,
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (TA) sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (STr) di Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan, maka saya mohon dengan sangat kepada Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
mengisi angket yang telah disediakan. Angket ini bukan test psikologi, maka dari
itu Bapak/Ibu/Sdr/i tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban
sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Sdr/i rasakan saat ini. Saya sangat
mengharapkan Bapak/Ibu/Sdr/i dapat memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya
sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Sdr/i rasakan selama ini.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai
harganya bagi penulis atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i saya ucapkan terimakasih.
Medan, April 2019
Hormat saya
Dea Sartika
77
Petunjuk Pengisian
a. Mohon angket ini diisi oleh Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang ada.
b. Berilah tanda check list (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Karakteristik Responden
Nama : ..................................................................................
Jenis Kelamin : ..................................................................................
Umur : .......................................................................Tahun
Pendidikan Terakhir : ..................................................................................
Status Perkawinan : Belum Menikah/Sudah Menikah
Alamat : ..................................................................................
*) Coret yang tidak perlu.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
78
No Pernyataan Variabel Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi
Minat Generasi Muda
Alternatif Jawaban Jlh
SS S R TS STS
Ekspetasi Pendapatan (x1)
1. Dengan menjadi wirausaha
cocopeat saya akan mendapatkan
penghasilan yang tetap karena
usaha saya akan terus berkembang
2. Pendapatan dengan memanfaatkan
limbah sangat menjanjikan di
bandingkan dengan bekerja
menjadi buruh pabrik di kota.
3. Menjadi wirausaha dengan
memanfaatkan limbah pendapatan
saya bisa meningkat, dikarenakan
harga jual cocopeat yang tinggi
4. Jika menjadi wirausaha cocopeat
tidak dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari karena pendapatan
sangat sedikit.
Lingkungan Keluarga (X2)
1 Saya tertarik menjadi wirausaha
dengan memanfaatkan limbah
karena ingin menambah
penghasilan dan dapat memenuhi
kebutuhan keluarga.
2. Keluarga tidak mendukung saya
untuk menjadi wirausaha cocopeat
karena proses pembuatannya rumit
3. Keluarga sangat setuju jika saya
menjadi wirausaha cocopeat
karena alat dan bahan murah dan
mudah didapat
4. Keluarga saya tidak ada yang
menjadi wirausaha cocopeat
sehingga saya malu untuk
memulainya
79
No Pernyataan Variabel Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi
Minat Generasi Muda
Alternatif Jawaban Jlh
SS S R TS STS
Ketersedian Modal (X3)
1. Untuk menjadi wirausaha dengan
memanfaatkan limbah di perlukan
modal yang tidak sedikit
2. Saya kebingungan dalam
memproleh modal untuk memulai
usaha pengolahan cocopeat
3. Saya tidak mau meminjam uang
dari bank di karenakan bunga yang
cukup besar
4. Saya tidak meminjam uang dari
bank untuk berwirausaha karena
persyaratan yang diberikan pihak
bank sangat merepotkan
Efikasi Diri (X4)
1. Tingkat kesulitan tugas (magnitude)
1. Saya yakin mampu mengatasi
kesulitan yang akan dihadapi
ketika menjadi wirausaha cocopeat
2. Saya tidak mudah menyerah
apabila usaha saya kurang
diminati
3. Kejadian kegagalan orang yang
menjadi wirausaha cocopeat
,menjadikan saya lebih berhati-
hati dalam melangkah
2. Derajat keyakinan atau pengharapan (strength)
21. Saya akan selalu bersemangat
dalam menghadapi tantangan
menjadi wirausah cocopeat
No Pernyataan Variabel Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi
Minat Generasi Muda
Alternatif Jawaban Jlh
SS S R TS STS
1. Banyaknya usaha cocopeat yang
mengalami
kebangkrutan membuat saya
pesimis berwirausaha
2. Saya yakin kesuksesan menjadi
wirausaha cocopeat tidak muncul
tiba-tiba, tetapi diperlukan proses
80
3. Saya yakin usah yang akan saya
jalankan akan berhasil asal disertai
dengan kerja keras
3. Luas bidang perilaku (generality)
1. Ketika ada usaha yang lebih
menggiurkan dari usaha yang saya
jalankan, saya tidak terpengaruh
untuk berubah
2. Saya berusaha lebih keras apabila
belum mencapai target
3. Saya berusaha mengevaluasi diri
untuk menjadilebih baik agar
usaha saya dapat berkembang
lebih maju lagi
4. Saya yakin keberuntungan akan
berpihak jika usaha yang saya
jalankan dilakukan dengan benar
dan jujur
Pendidikan (X5)
1. Pendidikan yang tinggi akan
mempermudah saya menyerap dan
mendapat informasi inovasi dan
teknologi tentang pemanfaataan
limbah kelapa
2. Keterampilan yang saya miliki
dalam memanfaatkan limbah
kelapa didukung dengan
pendidikan yang tinggi
3. Pelatihan dan pertemuan yang
pernah saya dapatkan di bangku
sekolah menambah kemampuan
dan pengetahuan untuk
memanfaatkan limbah
4. Dengan pendidikan yang saya
miliki saya mau memberikan dan
mencari informasi tentang
pemanfaatan limbah kepala
Harga Jual (X6)
1. Saya tidak mau berwirausaha
dengan memanfaatkan limbah
dikarenakan tidak ada kepastian
harga jual
2. Saya akan berwirausaha dengan
memanfaatkan limbah apabila
harga jual bisa stabil sehingga
resiko rugi menjadi lebih sedikit
81
3. Harga cocopeat dipasaran tidak
dapat di prediksi sehingga saya
takut memulai usahanya
4. Jika ada suatu lembaga yang dapat
menjamin harga jual cocopeat
saya berani untuk berwirausaha
Ketersedian Informasi (X7)
1. Saya mendapatkan informasi
mengenai pemanfaatan limbah
kelapa dari orang yang sudah
berpengalaman menjadi wirausaha
cocopeat
2. Informasi mengenai pemanfaatan
limbah bisa di dapat dari internet
dan media sosial
3. Saya ingin memperkaya diri
tentang seluk beluk berwirausaha
dari buku, pengalaman orang lain,
dan sumber lain
Proses Produksi (X8)
1. Menurut saya cara- cara yang
harus dilakukan dalam pengolahan
limbah kelapa tergolong mudah
2. Peralatan yang diperlukan dalam
kegiatan pengolahan limbah
kelapa mudah di dapat
3. Kegiatan pengolahan limbah
kelapa yang repot menguras
tenaga dan waktu saya
4. Karena cara pengolahan limbah
kelapa yang sulit saya malas untuk
melakukan pengolahan
5 Dalam mengolah limbah kelapa
menjadi cocopeat diperlukan
tenaga kerja yang banyak sehingga
membutuhkan tenaga kerja yang
besar
82
No Minat Generasi Muda Dalam
Memanfaatkan Limbah Kelapa
Menjadi Cocopeat
Alternatif Jawaban Jlh
SS S R TS STS
1. Harga diri
a. Popularitas
1. Dengan menjadi wirausaha
cocopeat dapat meningkatkan
harga diri karena saya dapat
bekerja atau atas kemauan sendiri
tanpa atas orang lain yang
mengatur
b.Gengsi
2. Saya ingin memanfaatkan limbah
atau membuka usaha sendiri agar
lebih dihormati oleh orang lain
3. Denganmembuka usaha sendiri,
saya dapat menjadi seorang
pemimpin bagi usaha saya sendiri
dan bahkan dapat mengatur
karyawan atau pegawai yang
membantu saya
4. Saya inginwirausaha cocopeat
agar tidak diremehkan orang lain
5. Saya ingin membuka usaha sendiri
karena tidak ingin menjadi beban
bagi orang tua
c. Menghindari Ketergantungan
6 Saya mampu untuk berwirausaha
dan mengembangkan usaha
dengan memanfaatkan limbah
2. Potensi/Kemampuan Keilmuan
7. Saya ingin menjadi wirausaha
cocopeat karena saya mempunyai
jiwa wirausaha
8. Saya sering mendapat informasi
mengenai pemanfaatan limbah
kelapa menjadi cocopeat dari
wirausaha yang telah berhasil
9. Saya yakin dengan menjadi
wirausaha cocopeat dapat
meningkatkan ekonomi
masyarakat sekitar
3. Eksistensi
10. Dengan berwirausaha saya yakin
akan mengurangi banyaknya
pengangguran, karena usaha yang
83
akan saya jalankan membutuhkan
banyak tenaga kerja
11 Saya yakin kemampuan saya dalam
memanfaatkan limbah tidak banyak
dimiliki oleh orang lain
4. Kemampuan Bersaing
12. Saya mempunyai strategi sendiri untuk menciptakan sebuah lapangan pekerjaan dengan memanfaatkan limbah
5. Perasaan Senang
a. Perhatian
13. Saya ingin mencari informasi
mengenai berwirausaha baik melalui
media massa atau langsung
kewirausahawan yang bersangkutan
14. Saya ingin memperhatikan
wirausahawan cocopeat yang telah
berhasil dalam memanfaatkan limbah
sebagai pandangan atau acuan dalam
memulai usaha
b. Keinginan
15. Saya ingin memanfaatkan limbah
atau membuka usaha sendiri
berlandasan pada keuletan yang saya
miliki
16. Saya ingin memanfaatkan limbah
atau membuka usaha sendiri karena
saya dapat mengembangkan
kemampuan dengan bebas, dan saya
dapat bekerja sesuai kemampuan
saya tanpa terikat suatu aturan baku
17. Saya ingin memanfaatkan limbah
atau membuka usaha sendiri yang
bergerak dibidang selain keahlihan
yang saya kuasai
c. Meningkatkan Ketrampilan
18. Untuk meningkatkan kemampuan
saya dalam memanfaatkan limbah
kelapa menjadi cocopeat maka saya
akan belajar kepada wirausaha
cocopeat yang telah berhasil
d. Berani Mengambil Resiko
19. Saya tetap bertekad untuk memulai
usaha dan siap menanggung
resikonya
20. Risiko apapun dalam berwirausaha
sangat diperhatiakan walaupun
nilainya kecil
84
No Minat Generasi Muda Dalam
Memanfaatkan Limbah Kelapa
Menjadi Cocopeat
Alternatif Jawaban Jlh
SS S R TS STS
21. Saya ingin berwirausaha maka
saya siap menanggung akibat yang
saya lakukan
22. Mudah bagi saya untuk mencari
pemecahan terhadap berbagai
masalah
e. Kreatif
23. Saya mempunyai ide-ide atau
pendapat-pendapat baru untuk
memulai usaha
24. Saya mempunyai imajinasi yang
baik dalam usaha dengan
memanfaatkan limbah kelapa
25. Kemampuan saya dalam
memanfaatkan limbah merupakan
hal-hal yang baru
f. Inovatif
26. Saya mencoba dengan cara-cara
baru dalam memulai usaha
memanfaatka limbah kelapa
27. Saya senang menemukan hal-hal
baru dan aneh untuk dikerjakan
seperti memanfaatkan limbah
kelapa menjadi cocopeat
85
Lampiran 2. LPM dan Sinopsis
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)
Materi Penyuluhan : Memanfaatkan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat.
Tujuan Penyuluhan : Generasi Muda Mau Memanfaatkan Limbah
Kelapa Menjadi Cocopeat di Kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat 61% menjadi 80 %.
Sasaran Penyuluhan :Generasi muda yang ada di kecamatan Tanjung
Pura Kabupaten Langkat
Metode Penyuluhan : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi cara
Media Penyuluhan : Power Point dan folder
Alat dan Bahan Penyuluhan : Laptop dan infokus
Waktu penyuluhan : 90 menit
No Kegiatan Uraian Waktu Ket
1 Pendahuluan Salam pembukaan/ perkenalan
Penjelasan tujuan dan judul
5 menit
2 Isi Wirausaha Muda
Proses pembuatan
70 menit
3 Penutup Penarikan kesimpulan
Penutup
15 menit
Tanjung Pura, ,Juni 2019
Disusun Oleh
Dea Sartika Sianturi
Nirm. 01.4.3.15.0343
86
SINOPSIS
A. Pemanfaatan Limbah Kelapa Menjadi Cocopeat
Cocopeat merupakan sabut kelapa yang diolah menjadi butiran-butiran gabus,
dikenal juga dengan nama coco pith atau coir pith.sabut kelapadapat
menghasilkan cocofiber (serat sabut kelapa) dan cocopeat (serbuk sabut kelapa)
yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Sepriyanto, 2018).
1. Proses Pembuatan
Pemisahan serat dan sabut kelapa dapat dilakukan secara mekanis dan
biologis. Cara yang popular dan praktis dilakukan adalah cara mekanis dengan
menggunakan alat Decorticator (penghancur sabut). Proses pengolahan sebagai
berikut :
- Sabut kelapa ditimbun di sekitar unit penghancur sabut (decorticator). Sabut
utuh dipilah-pilah sesuai ukuran corong pemasukan bahan olah pada decorticator.
Potongan sabut dimasukkan ke dalam decorticator melalui corong pemasukkan.
- Proses pemisahan serat secara mekanis dalam ruang penghancur sabut dan hasil
penghancuran sabut akan didorong keluar secara otomatik, lewat saringan
berputar sehingga serat sabut dan debu sabut akan terpisah. Serat sabut
dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah pengeringan akan diperoleh serat
kering. Serat sabut dikemas dalam bentuk ball atau dimasukkan ke dalam karung
goni.
Bahan-bahan untuk membuat cocopeat adalah sebagai berikut:
1. Sabut kelapa
2. Mesin pengepres
3. Mesin pengayak
Sebelum diolah menjadi cocopeat, sabut kelapa tersebut harus digiling terlebih
dahulu supaya bisa menjadi serbuk. Jika tidak, Anda akan kesulitan dalam
membuat cocopeat dengan sabut kelapa yang masih utuh. Berikut ini adalah
langkah-langkah atau cara membuat cocopeat (Zainudin, 2017):
1. Sabut kelapa yang sudah digiling dan menjadi serbuk pertama harus
dikeringkan terlebih dahulu.Jemur di bawah sinar matahari secara langsung
87
sampai kadar air di bawah 15%, untuk mencapai dibawah 15% biasanya
membutuhkan waktu hingga satu hari penuh. Untuk memastikan kadar air
cukup mudah yaitu dengan menggunakan uji daya kadar air, jika anda
membuat cocopeat seberat 5 kg maka setelah di jemur biasanya mencapai
setengah kg.
2. Setelah serbuk sabut kelapa itu kering langkah selanjutnya adalah
mengayaknya. Jika Anda tidak mempunyai mesin pengayak Anda bisa
mengayaknya secara manual di rumah. Ayakan serbuk sabut kelapa tadi
disebut dust. Ayakan serbuk sabut kelapa atau dust tersebut mempunyai tekstur
yang sangat halus dan inilah yang akan digunakan sebagai cocopeat.
3. Setelah selesai diayak dan sudah mendapatkan dust, maka langkah selanjutnya
adalah mengepresnya. Jika Anda tidak mempunyai mesin pengepres di rumah,
Anda bisa menggunakan cetakan untuk mengepresnya secara manual.
4. Setelah berubah menjadi blok, cocopeat sudah siap untuk dipakai.
2. Kelebihan Cocopeat
Sebagai media tanam, cocopeat memiliki banyak kelebihan, yang pada
dasarnya merupakan sifat alami dari bahan pembuatnya, yaitu sabut kelapa.
Kelebihan tersebut adalah (Maulana, 2018):
1) Sangat Mudah Menyerap dan Menyimpan Air
Kedua sifat ini adalah nilai plus yang utama dari cocopeat sehingga dipilih
menjadi media tanam. Cocopeat memiliki daya serap air yang sangat tinggi dan
dapat menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 10 kali lipat daripada
jumlah air yang mampu disimpan oleh tanah. Kemampuan menyerap air dan
kemudian menyimpannya adalah syarat utama yang harus dimiliki oleh media
tanam yang akan digunakan untuk menumbuhkan tanaman dengan sistem
hidroponik. Karena dapat menjaga air dengan baik, cocopeat akan melindungi akar
tanaman sehingga tidak mudah kering dan selalu terhidrasi dengan baik.
2) Memiliki Pori-Pori
Keberadaan pori-pori pada media tanam sangat penting agar proses
pertukaran udara berjalan dengan baik. Selain itu, pori-pori yang banyak
88
memungkinkan lebih banyak sinar matahari yang menerpa akar tanaman dan
kemudian masuk dan diserap dengan mudah.
3) Mengandung Trichoderma molds
Trichoderma molds, yaitu sejenis enzim dari jamur, berfungsi untuk
mengurangi penyakit di dalam tanah yang menyerang akar tanaman. Dengan begitu,
jika digunakan bersamaan dengan tanah, cocopeat akan membantu menjaga tanah
tetap gembur dan subur. Cocopeat juga kaya akan hormon sehingga sangat ideal
untuk perkembangan akar tanaman.
4) Memiliki Tekstur yang Menyerupai Tanah
Bentuk dan tekstur cocopeat menyerupai tanah. Butirannya yang berukuran
halus membuat tanaman dapat beradaptasi dengan mudah, karena tidak jauh
berbeda dengan jika ditanam di media tanah.
5) Ramah Lingkungan
Cocopeat berasal dari bahan organik yang sangat ramah lingkungan. Jika
sudah tidak digunakan lagi, cocopeat dapat dibuang dan akan terdegradasi dengan
baik secara alami di tanah. Selain itu, dengan melalui beberapa proses tertentu,
cocopeat juga dapat didaur ulang menjadi media tanam baru.
6) Lebih Tahan Hama
Hama adalah salah satu musuh besar tanaman, terutama tanaman hias. Hama-
hama tersebut biasanya tinggal di dalam tanah tempat tanaman tumbuh. Mengganti
media tanah dengan cocopeat mampu melindungai tanaman dari serangan hama
dengan lebih baik. Ternyata, cocopeat bukan lingkkungan yang baik bagi beberapa
jenis hama yang berasal dari tanah.
7) Mudah Digunakan
Karena memilik bentuk dan tekstur yang sangat mirip dengan tanah, cocopeat
sangat cocok digunakan oleh para pemula yang baru akan mulai belajar menanam
tanaman secara hidroponik. Saat pertama kali menanam, cocopeat sangat mudah
digunakan.
89
8) Memperbaiki Kualitas Bibit Tanaman
Cocopeat sangat baik untuk dipilih oleh para pelaku usaha tanaman hias,
sayur, dan kulturjaringan. Penggunaan cocopeat terbukti mampu mendongkrak
produksi dan kualitas bibit, yaitu bibit menjadi lebih kuat dan penakarannya lebih
lebat.
9) Lebih Menguntungkan
Bagi para pengusaha tanaman, menghasilkan profit atau keuntungan yang
besar adalah salah satu tujuannya. Penggunaan cocopeat sebagai media tanam akan
memberikan keuntungan ganda. Selain tanaman bisa tumbuh secara maksimal dan
sehat, proses pemeliharaan juga menjadi jauh lebih efisien, karena cocopeat dapat
menghemat pemakaian air dan pupuk.
3. Kekurangan Cocopeat
1) Tidak Mengandung Unsur Hara
Meskipun bentuk dan teksturnya sangat mirip dengan tanah, cocopeat tidak
mengandung unsur hara seperti halnya tanah. Untuk itu, saat akan digunakan
sebagai media tanam baru, tambahkan nutrisi dan suplemen untuk mendukung
pertumbuhan tanaman.
2) Tidak Steril
Cocopeat memang tidak mengandung hama, tetapi sebelum digunakan,
cocopeat harus disterilkan terlebih dahulu. Caranya mudah, cukup dengan cara
mencuci dan mengeringkannya terlebih dahulu.
4. Jenis dan Kegunaan Produk Sabut Olahan
Produk setengah jadi dari industri pengolahan sabut kelapa adalah serat
(coir fibre) dan abu gabus (coir dust). Serat sabut (serabut) kelapa tua ini setelah
dicampur dengan bahan lateks dan dipres akan menghasilkan sheet, dimana sheet
ini selanjutnya dapat dijadikan bahan baku berbagai industri seperti industri kasur
(springbed), jok kendaraan, insulasi dinding bangunan yang berilkim subtropis
(peredam panas), peredam suara, matras, dan lain-lain. Di samping itu untuk jenis
sabut tertentu seperti sabut yang banyak terdapat di Srilangka, serat sabut yang
dihasilkan bentuknya panjang (di atas 15 cm) dan berwarna putih (white coir).
90
Serat jenis ini sangat baik untuk bahan baku pembuatan benang berkualitas (coir
yarn), dan benang yang dihasilkan merupakan bahan dasar pembuatan tali (rope),
karpet (rug), atau kain pembersih. Untuk produk jenis bristles fiber dapat
diperoleh dengan cara melakukanpenyisiran terhadap serat pilihan (Subianto,
2000).
91
Lampiran 3. Data Responden
N
o NamaResponden Umur
Jenis
Kelamin Pendidikan
Status
(Nikah/Belum
Menikah)
1 Sinta Nurmaya 20 P SMP Nikah
2 Siti Hajar 18 P SMA Belum Menikah
3 Putri Maya Mutia 20 P SMP Belum Menikah
4 Tinda Yusdiansyah 29 L SMP Nikah
5 Melisa 35 P SMA Nikah
6 Elisa Nur 28 P S1 Nikah
7 Nur Halima 35 P SMA Nikah
8 Agus 29 L SMP Nikah
9 Warsito 30 L SMA Nikah
10 Ardi Prasetia 21 P SMP Belum Menikah
11 Siti Aisyah 28 P SMA Nikah
12 Heri Supranto 23 L SMA Belum Menikah
13 Maliki 29 L SMK Nikah
14 Taufik 26 L SMP Nikah
15 Bambang Irawan 28 L SMA Nikah
16 Linda Aulia 30 P SMP Belum Menikah
17 Novi 26 P SMA Nikah
18 Devi 23 P SMA Nikah
19 Iqbal 34 L S1 Nikah
20 LiaPuspita 25 P SMA Nikah
21 Girun 27 L SMP Nikah
22 Joko Santoso 16 L SMA Belum Menikah
23 Sri Hapsari 25 P SMA Nikah
24 Pijam 22 L SMA Belum Menikah
25 Ismail 23 L SMA Belum Menikah
26 Lili 20 P SMK Belum Menikah
27 Teguh Rahayu 19 L SMA Belum Menikah
28 Rahman Syahputra 18 L SMA Belum Menikah
29 Rahmat 30 L SMA Belum Menikah
30 JefriAgara 28 L SMK Nikah
31 Desi Suryani Spd 20 P S1 Belum Menikah
32 Arwin 22 L SMA Belum Menikah
33 Sugiono 27 L SMP Nikah
34 Lili Fitri Ani 23 P SMA Belum Menikah
35 Muhamad Syahrangga 27 L SMP Nikah
36 Teguh Prtama 26 L SMP Nikah
37 Suganda Arifin 25 L SMA Nikah
38 Gustiawan 28 L SMP Nikah
39 Joludun 30 L SMP Nikah
40 Aprianto 29 L SMA Nikah
41 Dani Prwansyah 30 L SMA Nikah
42 Muhamdani 25 L SMP Nikah
43 Aspin 31 L SMA Nikah
44 Hardian 27 L SMP Belum Menikah
92
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas
1. Ekspetasi Pendapatan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,704 3
2. Lingkungan Keluarga
Correlations
p1 P2 P3 P4 Jumlah
p1 Pearson Correlation 1 ,284 ,096 -,055 ,138
Sig. (2-tailed) ,212 ,680 ,814 ,551
N 21 21 21 21 21
P2 Pearson Correlation ,284 1 ,550** ,404 ,740**
Sig. (2-tailed) ,212 ,010 ,069 ,000
N 21 21 21 21 21
P3 Pearson Correlation ,096 ,550** 1 ,366 ,765**
Sig. (2-tailed) ,680 ,010 ,102 ,000
N 21 21 21 21 21
P4 Pearson Correlation -,055 ,404 ,366 1 ,713**
Sig. (2-tailed) ,814 ,069 ,102 ,000
N 21 21 21 21 21
Jumlah Pearson Correlation ,138 ,740** ,765** ,713** 1
Sig. (2-tailed) ,551 ,000 ,000 ,000
N 21 21 21 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
p1 P2 P3 P4 Jumlah
p1 Pearson Correlation 1 ,308 ,734** ,533* ,872**
Sig. (2-tailed) ,174 ,000 ,013 ,000
N 21 21 21 21 21
P2 Pearson Correlation ,308 1 ,020 ,776** ,620**
Sig. (2-tailed) ,174 ,931 ,000 ,003
N 21 21 21 21 21
P3 Pearson Correlation ,734** ,020 1 ,292 ,734**
93
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,755 4
3. Ketersediaan Modal
Reliability Statistics
Sig. (2-tailed) ,000 ,931 ,200 ,000
N 21 21 21 21 21
P4 Pearson Correlation ,533* ,776** ,292 1 ,815**
Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,200 ,000
N 21 21 21 21 21
Jumlah Pearson Correlation ,872** ,620** ,734** ,815** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,000
N 21 21 21 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
p1 P2 P3 P4 Jumlah
p1 Pearson Correlation 1 ,493* ,486
* ,193 ,779
**
Sig. (2-tailed) ,023 ,025 ,402 ,000
N 21 21 21 21 21
P2 Pearson Correlation ,493* 1 ,691
** ,483
* ,864
**
Sig. (2-tailed) ,023 ,001 ,027 ,000
N 21 21 21 21 21
P3 Pearson Correlation ,486* ,691
** 1 ,231 ,796
**
Sig. (2-tailed) ,025 ,001 ,314 ,000
N 21 21 21 21 21
P4 Pearson Correlation ,193 ,483* ,231 1 ,571
**
Sig. (2-tailed) ,402 ,027 ,314 ,007
N 21 21 21 21 21
Jumlah Pearson Correlation ,779** ,864
** ,796
** ,571
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,007
N 21 21 21 21 21
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
94
Cronbach's
Alpha N of Items
,740 4
4. Efikasi diri
Correlations
p1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Jumlah
p1 Pearson
Correlation
1 ,583*
*
-,412 ,830*
*
,167 ,301 ,564*
*
-,280 ,530* -,189 -,363 ,496
*
Sig. (2-tailed)
,006 ,063 ,000 ,468 ,197 ,010 ,
2
3
2
,016 ,425 ,116 ,026
N 21 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson
Correlation
,583*
*
1 -
,555*
*
,523* -,155 ,338 ,404 -
,508*
,577** -
,520*
-,287 ,156
Sig. (2-tailed) ,006 ,009 ,015 ,503 ,146 ,077 ,022 ,008 ,019 ,221 ,511
N 21 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson
Correlation
-,412 -
,555*
*
1 -,099 ,262 -,218 -,317 ,753*
*
-,373 ,727*
*
,736*
*
,353
Sig. (2-tailed) ,063 ,009
,670 ,252 ,355 ,173 ,
0
0
0
,105 ,000 ,000 ,127
N 21 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson
Correlation
,830*
*
,523* -,099 1 ,006 ,023 ,453
* ,212 ,499
* ,235 ,143 ,813
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,015 ,670 ,979 ,924 ,045 ,368 ,025 ,318 ,547 ,000
N 21 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson
Correlation
,167 -,155 ,262 ,006 1 -,322 -
,677*
*
,476* -,750
** ,479
* ,330 ,051
Sig. (2-tailed) ,468 ,503 ,252 ,979 ,166 ,001 ,034 ,000 ,033 ,155 ,832
N 21 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20
95
P6 Pearson
Correlation
,301 ,338 -,218 ,023 -,322 1 ,579*
*
-
,569*
*
,560* -
,568*
*
-,226 ,093
Sig. (2-tailed) ,197 ,146 ,355 ,924 ,166 ,007 ,009 ,010 ,009 ,338 ,698
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson
Correlation
,564*
*
,404 -,317 ,453* -
,677*
*
,579*
*
1 -,264 ,945** -,211 -,216 ,445
*
Sig. (2-tailed) ,010 ,077 ,173 ,045 ,001 ,007 ,261 ,000 ,372 ,361 ,050
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson
Correlation
-,280 -
,508*
,753*
*
,212 ,476* -
,569*
*
-,264 1 -,240 ,941*
*
,859*
*
,571**
Sig. (2-tailed) ,232 ,022 ,000 ,368 ,034 ,009 ,261 ,308 ,000 ,000 ,009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson
Correlation
,530* ,577
*
*
-,373 ,499* -
,750*
*
,560* ,945
*
*
-,240 1 -,220 -,090 ,487*
Sig. (2-tailed) ,016 ,008 ,105 ,025 ,000 ,010 ,000 ,308 ,352 ,706 ,029
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P1
0
Pearson
Correlation
-,189 -
,520*
,727*
*
,235 ,479* -
,568*
*
-,211 ,941*
*
-,220 1 ,708*
*
,584**
Sig. (2-tailed) ,425 ,019 ,000 ,318 ,033 ,009 ,372 ,000 ,352 ,000 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P1
1
Pearson
Correlation
-,363 -,287 ,736*
*
,143 ,330 -,226 -,216 ,859*
*
-,090 ,708*
*
1 ,572**
Sig. (2-tailed) ,116 ,221 ,000 ,547 ,155 ,338 ,361 ,000 ,706 ,000 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Ju
ml
ah
Pearson
Correlation
,496* ,156 ,353 ,813
*
*
,051 ,093 ,445* ,571
*
*
,487* ,584
*
*
,572*
*
1
Sig. (2-tailed) ,026 ,511 ,127 ,000 ,832 ,698 ,050 ,009 ,029 ,007 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
96
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,633 7
5. Pendidikan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,704 4
6. Harga jual
Correlations
P1 P2 P3 P4 Jumlah
P1 Pearson Correlation 1 -,045 -,249 ,670** ,817
**
Sig. (2-tailed) ,849 ,291 ,001 ,000
N 20 20 20 20 20
Correlations
P1 P2 P3 P4 Jumlah
P1 Pearson Correlation 1 ,739** ,615
** ,023 ,686
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,925 ,001
N 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,739** 1 ,656
** ,183 ,811
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,440 ,000
N 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation ,615** ,656
** 1 ,429 ,928
**
Sig. (2-tailed) ,004 ,002 ,059 ,000
N 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,023 ,183 ,429 1 ,584**
Sig. (2-tailed) ,925 ,440 ,059 ,007
N 20 20 20 20 20
Jumlah Pearson Correlation ,686** ,811
** ,928
** ,584
** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,007
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
97
P2 Pearson Correlation -,045 1 ,059 -,383 ,142
Sig. (2-tailed) ,849 ,804 ,096 ,549
N 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation -,249 ,059 1 -,349 ,235
Sig. (2-tailed) ,291 ,804 ,132 ,319
N 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,670** -,383 -,349 1 ,611
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,096 ,132 ,004
N 20 20 20 20 20
Jumlah Pearson Correlation ,817** ,142 ,235 ,611
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,549 ,319 ,004
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,792 2
7. Ketersedian informasi
Reliability Statistics
Correlations
P1 P2 P3 Jumlah
P1 Pearson Correlation 1 ,772** ,451
* ,802
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,046 ,000
N 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation ,772** 1 ,667
** ,927
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000
N 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation ,451* ,667
** 1 ,862
**
Sig. (2-tailed) ,046 ,001 ,000
N 20 20 20 20
Jumlah Pearson Correlation ,802** ,927
** ,862
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
98
Cronbach's
Alpha N of Items
,813 3
8. Proses Produksi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,766 5
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 Jumlah
P1 Pearson Correlation 1 -,032 ,041 ,548* ,290 ,536
*
Sig. (2-tailed) ,893 ,863 ,012 ,215 ,015
N 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation -,032 1 ,501* ,422 ,400 ,612
**
Sig. (2-tailed) ,893 ,025 ,064 ,081 ,004
N 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation ,041 ,501* 1 ,386 ,836
** ,763
**
Sig. (2-tailed) ,863 ,025 ,093 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation ,548* ,422 ,386 1 ,545
* ,816
**
Sig. (2-tailed) ,012 ,064 ,093 ,013 ,000
N 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation ,290 ,400 ,836** ,545
* 1 ,859
**
Sig. (2-tailed) ,215 ,081 ,000 ,013 ,000
N 20 20 20 20 20 20
Jumlah Pearson Correlation ,536* ,612
** ,763
** ,816
** ,859
** 1
Sig. (2-tailed) ,015 ,004 ,000 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
99
1. Minat
Correlations
P1
P
2 P3 P4 P5 P6 P8 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
P
16
P
17
P
18
P
19
P2
0
P
21
P
22
P
23
P
2
4
P
25
P
26
P
27
Ju
ml
ah
P1 Pearson
Correlat
ion
1 ,5
10
*
-
,25
2
-
,23
7
,15
4
,79
6**
,77
9**
,773** ,10
6
-
,01
4
,75
3**
,05
3
,77
9**
,67
3**
1,0
00**
,1
06
-
,0
31
,0
53
,6
18
**
1,0
00*
*
,7
79
**
,1
06
,1
06
,5
5
6*
,7
96
**
,1
06
,7
79
**
,7
42
**
Sig. (2-
tailed)
,0
22
,28
4
,31
4
,51
8
,00
0
,00
0
,000 ,65
6
,95
4
,00
0
,82
3
,00
0
,00
1
,00
0
,6
56
,8
97
,8
23
,0
04
,00
0
,0
00
,6
56
,6
56
,0
1
1
,0
00
,6
56
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2 Pearson
Correlat
ion
,51
0*
1 ,33
2
-
,07
6
,00
7
,54
5*
,31
6
,422 ,76
1**
-
,19
0
,60
3**
,33
2
,53
0*
,44
0
,51
0*
,7
61
**
,1
85
,3
32
,1
30
,51
0*
,5
30
*
,7
61
**
,7
61
**
,6
1
9*
*
,5
45
*
,7
61
**
,5
30
*
,6
86
**
Sig. (2-
tailed)
,02
2
,15
2
,74
9
,97
6
,01
3
,17
4
,064 ,00
0
,42
4
,00
5
,15
2
,01
6
,05
2
,02
2
,0
00
,4
35
,1
52
,5
84
,02
2
,0
16
,0
00
,0
00
,0
0
4
,0
13
,0
00
,0
16
,0
01
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
100
P3 Pearson
Correlat
ion
-
,25
2
,3
32
1 ,28
2
,57
2**
,20
0
-
,38
6
-,192 ,62
2**
,16
8
-
,33
9
,86
3**
,
2
1
8
-
,24
5
-
,25
2
,6
22
**
,6
89
**
,8
63
**
-
,1
57
-
,25
2
,2
18
,6
22
**
,6
22
**
,3
2
5
,2
00
,6
22
**
,2
18
,3
54
Sig. (2-
tailed)
,28
4
,1
52
,22
9
,00
8
,39
8
,09
2
,417 ,00
3
,48
0
,14
3
,00
0
,35
5
,29
7
,28
4
,0
03
,0
01
,0
00
,5
07
,28
4
,3
55
,0
03
,0
03
,1
6
2
,3
98
,0
03
,3
55
,1
26
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P4 Pearson
Correlat
ion
-
,23
7
-
,0
76
,28
2
1 ,17
7
,06
3
-
,30
0
,343 ,24
8
,84
6**
,10
6
,28
2
,06
4
-
,24
1
-
,23
7
,2
48
-
,0
17
,2
82
-
,0
50
-
,23
7
,0
64
,2
48
,2
48
,3
1
0
,0
63
,2
48
,0
64
,2
03
Sig. (2-
tailed)
,31
4
,7
49
,22
9
,45
6
,79
1
,19
9
,139 ,29
2
,00
0
,65
7
,22
9
,78
8
,30
5
,31
4
,2
92
,9
45
,2
29
,8
35
,31
4
,7
88
,2
92
,2
92
,1
8
4
,7
91
,2
92
,7
88
,3
90
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P5 Pearson
Correlat
ion
,15
4
,0
07
,57
2**
,17
7
1 ,61
2**
,02
4
,029 ,17
8
,32
3
-
,01
6
,71
8**
,58
5**
,01
5
,15
4
,1
78
,3
91
,7
18
**
,4
32
,15
4
,5
85
**
,1
78
,1
78
,4
9
1*
,6
12
**
,1
78
,5
85
**
,5
58
*
Sig. (2-
tailed)
,51
8
,9
76
,00
8
,45
6
,00
4
,92
0
,903 ,45
4
,16
5
,94
8
,00
0
,00
7
,94
9
,51
8
,4
54
,0
88
,0
00
,0
57
,51
8
,0
07
,4
54
,4
54
,0
2
8
,0
04
,4
54
,0
07
,0
11
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
101
P6 Pearson
Correlat
ion
,79
6**
,5
45
*
,20
0
,06
3
,61
2**
1 ,68
6**
,707** ,24
8
,20
3
,64
6**
,41
9
,97
9**
,67
8**
,79
6**
,2
48
,0
39
,4
19
,7
92
**
,79
6**
,9
79
**
,2
48
,2
48
,8
6
1*
*
1,
00
0**
,2
48
,9
79
**
,9
57
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
13
,39
8
,79
1
,00
4
,00
1
,000 ,29
2
,39
1
,00
2
,06
6
,00
0
,00
1
,00
0
,2
92
,8
71
,0
66
,0
00
,00
0
,0
00
,2
92
,2
92
,0
0
0
,0
00
,2
92
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P8 Pearson
Correlat
ion
,77
9**
,3
16
-
,38
6
-
,30
0
,02
4
,68
6**
1 ,693** -
,31
7
-
,18
7
,57
4**
-
,28
5
,70
1**
,96
5**
,77
9**
-
,3
17
-
,4
96
*
-
,2
85
,8
54
**
,77
9**
,7
01
**
-
,3
17
-
,3
17
,5
3
6*
,6
86
**
-
,3
17
,7
01
**
,5
34
*
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,1
74
,09
2
,19
9
,92
0
,00
1
,001 ,17
4
,42
9
,00
8
,22
3
,00
1
,00
0
,00
0
,1
74
,0
26
,2
23
,0
00
,00
0
,0
01
,1
74
,1
74
,0
1
5
,0
01
,1
74
,0
01
,0
15
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P7 Pearson
Correlat
ion
,77
3**
,4
22
-
,19
2
,34
3
,02
9
,70
7**
,69
3**
1 ,09
6
,38
1
,74
7**
-
,00
9
,72
0**
,65
4**
,77
3**
,0
96
-
,2
59
-
,0
09
,5
92
**
,77
3**
,7
20
**
,0
96
,0
96
,6
9
6*
*
,7
07
**
,0
96
,7
20
**
,7
25
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
64
,41
7
,13
9
,90
3
,00
0
,00
1
,68
8
,09
8
,00
0
,96
9
,00
0
,00
2
,00
0
,6
88
,2
69
,9
69
,0
06
,00
0
,0
00
,6
88
,6
88
,0
0
1
,0
00
,6
88
,0
00
,0
00
102
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P9 Pearson
Correlat
ion
,10
6
,7
61
**
,62
2**
,24
8
,17
8
,24
8
-
,31
7
,096 1 ,08
7
,30
8
,62
2**
,22
0
-
,20
1
,10
6
1,
00
0**
,5
57
*
,6
22
**
-
,3
45
,10
6
,2
20
1,
00
0**
1,
00
0**
,4
0
8
,2
48
1,
00
0**
,2
20
,4
82
*
Sig. (2-
tailed)
,65
6
,0
00
,00
3
,29
2
,45
4
,29
2
,17
4
,688
,71
7
,18
6
,00
3
,35
1
,39
5
,65
6
,0
00
,0
11
,0
03
,1
36
,65
6
,3
51
,0
00
,0
00
,0
7
4
,2
92
,0
00
,3
51
,0
31
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
0
Pearson
Correlat
ion
-
,01
4
-
,1
90
,16
8
,84
6**
,32
3
,20
3
-
,18
7
,381 ,08
7
1 ,13
3
,41
6
,16
6
-
,23
5
-
,01
4
,0
87
,1
64
,4
16
,1
52
-
,01
4
,1
66
,0
87
,0
87
,1
6
4
,2
03
,0
87
,1
66
,2
87
Sig. (2-
tailed)
,95
4
,4
24
,48
0
,00
0
,16
5
,39
1
,42
9
,098 ,71
7
,57
5
,06
8
,48
3
,31
9
,95
4
,7
17
,4
91
,0
68
,5
22
,95
4
,4
83
,7
17
,7
17
,4
9
0
,3
91
,7
17
,4
83
,2
19
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
1
Pearson
Correlat
ion
,75
3**
,6
03
**
-
,33
9
,10
6
-
,01
6
,64
6**
,57
4**
,747** ,30
8
,13
3
1 -
,10
3
,59
2**
,55
7*
,75
3**
,3
08
-
,3
28
-
,1
03
,4
53
*
,75
3**
,5
92
**
,3
08
,3
08
,6
1
8*
*
,6
46
**
,3
08
,5
92
**
,6
54
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
05
,14
3
,65
7
,94
8
,00
2
,00
8
,000 ,18
6
,57
5
,66
5
,00
6
,01
1
,00
0
,1
86
,1
57
,6
65
,0
45
,00
0
,0
06
,1
86
,1
86
,0
0
4
,0
02
,1
86
,0
06
,0
02
103
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
2
Pearson
Correlat
ion
,05
3
,3
32
,86
3**
,28
2
,71
8**
,41
9
-
,28
5
-,009 ,62
2**
,41
6
-
,10
3
1 ,39
1
-
,24
5
,05
3
,6
22
**
,8
28
**
1,
00
0**
,0
15
,05
3
,3
91
,6
22
**
,6
22
**
,3
2
5
,4
19
,6
22
**
,3
91
,5
53
*
Sig. (2-
tailed)
,82
3
,1
52
,00
0
,22
9
,00
0
,06
6
,22
3
,969 ,00
3
,06
8
,66
5
,08
8
,29
7
,82
3
,0
03
,0
00
,0
00
,9
50
,82
3
,0
88
,0
03
,0
03
,1
6
2
,0
66
,0
03
,0
88
,0
12
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
3
Pearson
Correlat
ion
,77
9**
,5
30
*
,21
8
,06
4
,58
5**
,97
9**
,70
1**
,720** ,22
0
,16
6
,59
2**
,39
1
1 ,70
0**
,77
9**
,2
20
,0
23
,3
91
,7
79
**
,77
9**
1,
00
0**
,2
20
,2
20
,8
7
4*
*
,9
79
**
,2
20
1,
00
0**
,9
43
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
16
,35
5
,78
8
,00
7
,00
0
,00
1
,000 ,35
1
,48
3
,00
6
,08
8
,00
1
,00
0
,3
51
,9
22
,0
88
,0
00
,00
0
,0
00
,3
51
,3
51
,0
0
0
,0
00
,3
51
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
4
Pearson
Correlat
ion
,67
3**
,4
40
-
,24
5
-
,24
1
,01
5
,67
8**
,96
5**
,654** -
,20
1
-
,23
5
,55
7*
-
,24
5
,70
0**
1 ,67
3**
-
,2
01
-
,5
26
*
-
,2
45
,8
24
**
,67
3**
,7
00
**
-
,2
01
-
,2
01
,6
2
7*
*
,6
78
**
-
,2
01
,7
00
**
,5
58
*
104
Sig. (2-
tailed)
,00
1
,0
52
,29
7
,30
5
,94
9
,00
1
,00
0
,002 ,39
5
,31
9
,01
1
,29
7
,00
1
,00
1
,3
95
,0
17
,2
97
,0
00
,00
1
,0
01
,3
95
,3
95
,0
0
3
,0
01
,3
95
,0
01
,0
11
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
5
Pearson
Correlat
ion
1,0
00**
,5
10
*
-
,25
2
-
,23
7
,15
4
,79
6**
,77
9**
,773** ,10
6
-
,01
4
,75
3**
,05
3
,77
9**
,67
3**
1 ,1
06
-
,0
31
,0
53
,6
18
**
1,0
00*
*
,7
79
**
,1
06
,1
06
,5
5
6*
,7
96
**
,1
06
,7
79
**
,7
42
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
22
,28
4
,31
4
,51
8
,00
0
,00
0
,000 ,65
6
,95
4
,00
0
,82
3
,00
0
,00
1
,6
56
,8
97
,8
23
,0
04
,00
0
,0
00
,6
56
,6
56
,0
1
1
,0
00
,6
56
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
6
Pearson
Correlat
ion
,10
6
,7
61
**
,62
2**
,24
8
,17
8
,24
8
-
,31
7
,096 1,0
00**
,08
7
,30
8
,62
2**
,22
0
-
,20
1
,10
6
1 ,5
57
*
,6
22
**
-
,3
45
,10
6
,2
20
1,
00
0**
1,
00
0**
,4
0
8
,2
48
1,
00
0**
,2
20
,4
82
*
Sig. (2-
tailed)
,65
6
,0
00
,00
3
,29
2
,45
4
,29
2
,17
4
,688 ,00
0
,71
7
,18
6
,00
3
,35
1
,39
5
,65
6
,0
11
,0
03
,1
36
,65
6
,3
51
,0
00
,0
00
,0
7
4
,2
92
,0
00
,3
51
,0
31
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
7
Pearson
Correlat
ion
-
,03
1
,1
85
,68
9**
-
,01
7
,39
1
,03
9
-
,49
6*
-,259 ,55
7*
,16
4
-
,32
8
,82
8**
,02
3
-
,52
6*
-
,03
1
,5
57
*
1 ,8
28
**
-
,3
80
-
,03
1
,0
23
,5
57
*
,5
57
*
-
,1
1
9
,0
39
,5
57
*
,0
23
,1
89
105
Sig. (2-
tailed)
,89
7
,4
35
,00
1
,94
5
,08
8
,87
1
,02
6
,269 ,01
1
,49
1
,15
7
,00
0
,92
2
,01
7
,89
7
,0
11
,0
00
,0
99
,89
7
,9
22
,0
11
,0
11
,6
1
8
,8
71
,0
11
,9
22
,4
26
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
8
Pearson
Correlat
ion
,05
3
,3
32
,86
3**
,28
2
,71
8**
,41
9
-
,28
5
-,009 ,62
2**
,41
6
-
,10
3
1,0
00**
,39
1
-
,24
5
,05
3
,6
22
**
,8
28
**
1 ,0
15
,05
3
,3
91
,6
22
**
,6
22
**
,3
2
5
,4
19
,6
22
**
,3
91
,5
53
*
Sig. (2-
tailed)
,82
3
,1
52
,00
0
,22
9
,00
0
,06
6
,22
3
,969 ,00
3
,06
8
,66
5
,00
0
,08
8
,29
7
,82
3
,0
03
,0
00
,9
50
,82
3
,0
88
,0
03
,0
03
,1
6
2
,0
66
,0
03
,0
88
,0
12
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P1
9
Pearson
Correlat
ion
,61
8**
,1
30
-
,15
7
-
,05
0
,43
2
,79
2**
,85
4**
,592** -
,34
5
,15
2
,45
3*
,01
5
,77
9**
,82
4**
,61
8**
-
,3
45
-
,3
80
,0
15
1 ,61
8**
,7
79
**
-
,3
45
-
,3
45
,5
9
2*
*
,7
92
**
-
,3
45
,7
79
**
,6
20
**
Sig. (2-
tailed)
,00
4
,5
84
,50
7
,83
5
,05
7
,00
0
,00
0
,006 ,13
6
,52
2
,04
5
,95
0
,00
0
,00
0
,00
4
,1
36
,0
99
,9
50
,00
4
,0
00
,1
36
,1
36
,0
0
6
,0
00
,1
36
,0
00
,0
04
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
0
Pearson
Correlat
ion
1,0
00**
,5
10
*
-
,25
2
-
,23
7
,15
4
,79
6**
,77
9**
,773** ,10
6
-
,01
4
,75
3**
,05
3
,77
9**
,67
3**
1,0
00**
,1
06
-
,0
31
,0
53
,6
18
**
1 ,7
79
**
,1
06
,1
06
,5
5
6*
,7
96
**
,1
06
,7
79
**
,7
42
**
106
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
22
,28
4
,31
4
,51
8
,00
0
,00
0
,000 ,65
6
,95
4
,00
0
,82
3
,00
0
,00
1
,00
0
,6
56
,8
97
,8
23
,0
04
,0
00
,6
56
,6
56
,0
1
1
,0
00
,6
56
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
1
Pearson
Correlat
ion
,77
9**
,5
30
*
,21
8
,06
4
,58
5**
,97
9**
,70
1**
,720** ,22
0
,16
6
,59
2**
,39
1
1,0
00**
,70
0**
,77
9**
,2
20
,0
23
,3
91
,7
79
**
,77
9**
1 ,2
20
,2
20
,8
7
4*
*
,9
79
**
,2
20
1,
00
0**
,9
43
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
16
,35
5
,78
8
,00
7
,00
0
,00
1
,000 ,35
1
,48
3
,00
6
,08
8
,00
0
,00
1
,00
0
,3
51
,9
22
,0
88
,0
00
,00
0
,3
51
,3
51
,0
0
0
,0
00
,3
51
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
2
Pearson
Correlat
ion
,10
6
,7
61
**
,62
2**
,24
8
,17
8
,24
8
-
,31
7
,096 1,0
00**
,08
7
,30
8
,62
2**
,22
0
-
,20
1
,10
6
1,
00
0**
,5
57
*
,6
22
**
-
,3
45
,10
6
,2
20
1 1,
00
0**
,4
0
8
,2
48
1,
00
0**
,2
20
,4
82
*
Sig. (2-
tailed)
,65
6
,0
00
,00
3
,29
2
,45
4
,29
2
,17
4
,688 ,00
0
,71
7
,18
6
,00
3
,35
1
,39
5
,65
6
,0
00
,0
11
,0
03
,1
36
,65
6
,3
51
,0
00
,0
7
4
,2
92
,0
00
,3
51
,0
31
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
3
Pearson
Correlat
ion
,10
6
,7
61
**
,62
2**
,24
8
,17
8
,24
8
-
,31
7
,096 1,0
00**
,08
7
,30
8
,62
2**
,22
0
-
,20
1
,10
6
1,
00
0**
,5
57
*
,6
22
**
-
,3
45
,10
6
,2
20
1,
00
0**
1 ,4
0
8
,2
48
1,
00
0**
,2
20
,4
82
*
107
Sig. (2-
tailed)
,65
6
,0
00
,00
3
,29
2
,45
4
,29
2
,17
4
,688 ,00
0
,71
7
,18
6
,00
3
,35
1
,39
5
,65
6
,0
00
,0
11
,0
03
,1
36
,65
6
,3
51
,0
00
,0
7
4
,2
92
,0
00
,3
51
,0
31
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
4
Pearson
Correlat
ion
,55
6*
,6
19
**
,32
5
,31
0
,49
1*
,86
1**
,53
6*
,696** ,40
8
,16
4
,61
8**
,32
5
,87
4**
,62
7**
,55
6*
,4
08
-
,1
19
,3
25
,5
92
**
,55
6*
,8
74
**
,4
08
,4
08
1 ,8
61
**
,4
08
,8
74
**
,8
84
**
Sig. (2-
tailed)
,01
1
,0
04
,16
2
,18
4
,02
8
,00
0
,01
5
,001 ,07
4
,49
0
,00
4
,16
2
,00
0
,00
3
,01
1
,0
74
,6
18
,1
62
,0
06
,01
1
,0
00
,0
74
,0
74
,0
00
,0
74
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
5
Pearson
Correlat
ion
,79
6**
,5
45
*
,20
0
,06
3
,61
2**
1,0
00**
,68
6**
,707** ,24
8
,20
3
,64
6**
,41
9
,97
9**
,67
8**
,79
6**
,2
48
,0
39
,4
19
,7
92
**
,79
6**
,9
79
**
,2
48
,2
48
,8
6
1*
*
1 ,2
48
,9
79
**
,9
57
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
13
,39
8
,79
1
,00
4
,00
0
,00
1
,000 ,29
2
,39
1
,00
2
,06
6
,00
0
,00
1
,00
0
,2
92
,8
71
,0
66
,0
00
,00
0
,0
00
,2
92
,2
92
,0
0
0
,2
92
,0
00
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
6
Pearson
Correlat
ion
,10
6
,7
61
**
,62
2**
,24
8
,17
8
,24
8
-
,31
7
,096 1,0
00**
,08
7
,30
8
,62
2**
,22
0
-
,20
1
,10
6
1,
00
0**
,5
57
*
,6
22
**
-
,3
45
,10
6
,2
20
1,
00
0**
1,
00
0**
,4
0
8
,2
48
1 ,2
20
,4
82
*
108
Sig. (2-
tailed)
,65
6
,0
00
,00
3
,29
2
,45
4
,29
2
,17
4
,688 ,00
0
,71
7
,18
6
,00
3
,35
1
,39
5
,65
6
,0
00
,0
11
,0
03
,1
36
,65
6
,3
51
,0
00
,0
00
,0
7
4
,2
92
,3
51
,0
31
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
P2
7
Pearson
Correlat
ion
,77
9**
,5
30
*
,21
8
,06
4
,58
5**
,97
9**
,70
1**
,720** ,22
0
,16
6
,59
2**
,39
1
1,0
00**
,70
0**
,77
9**
,2
20
,0
23
,3
91
,7
79
**
,77
9**
1,
00
0**
,2
20
,2
20
,8
7
4*
*
,9
79
**
,2
20
1 ,9
43
**
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
16
,35
5
,78
8
,00
7
,00
0
,00
1
,000 ,35
1
,48
3
,00
6
,08
8
,00
0
,00
1
,00
0
,3
51
,9
22
,0
88
,0
00
,00
0
,0
00
,3
51
,3
51
,0
0
0
,0
00
,3
51
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
Ju
ml
ah
Pearson
Correlat
ion
,74
2**
,6
86
**
,35
4
,20
3
,55
8*
,95
7**
,53
4*
,725** ,48
2*
,28
7
,65
4**
,55
3*
,94
3**
,55
8*
,74
2**
,4
82
*
,1
89
,5
53
*
,6
20
**
,74
2**
,9
43
**
,4
82
*
,4
82
*
,8
8
4*
*
,9
57
**
,4
82
*
,9
43
**
1
Sig. (2-
tailed)
,00
0
,0
01
,12
6
,39
0
,01
1
,00
0
,01
5
,000 ,03
1
,21
9
,00
2
,01
2
,00
0
,01
1
,00
0
,0
31
,4
26
,0
12
,0
04
,00
0
,0
00
,0
31
,0
31
,0
0
0
,0
00
,0
31
,0
00
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
109
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,951 23
110
No
Nama Responden
Ekspetasi Pendapatan
Lingkungan Keluarga (x2) Ketersediaan modal
(X3) efikasi diri (X4)
1 2 3 Jumla
h 1 2 3 4
jumlah
1 2 3 4 jumla
h 1 2 3 4 5 6 7 jumlah
1 sinta nurmaya 4 4 4 12 3 5 5 5 18 4 4 4 4 16 4 4 3 3 4 4 4 26
2 siti hajar 2 4 5 11 3 5 5 5 18 4 4 4 4 16 4 4 4 4 2 4 4 26
3 putri maya mutia
4 2 4 10 3 4 4 4 15
4 2 2 4 12 4 4 3 3 4 4 4 26
4 tinda Yusdiansyah
4 4 4 12 1 4
4 4 13
4 2 2 2 10 3 3 3 3 4 4 4 24
5 melisa 4 4 4 12 3 4 4 4 15 4 2 2 4 12 3 3 3 3 4 4 4 24
6 elisa nur 4 4 4 12 2 3 4 4 13 2 2 4 4 12 3 3 2 3 4 4 5 24
7 nur halima 4 4 4 12 3 5 5 5 18 4 2 2 2 10 4 4 3 3 3 3 4 24
8 agus 4 4 4 12 3 5 5 5 18 4 2 2 4 12 4 4 3 3 4 3 5 26
9 warsito 4 4 4 12 3 5 5 5 18 4 4 2 2 12 4 4 3 3 3 5 4 26
10 ardi prasetia 4 4 4 12 2 3 4 4 13 4 4 2 2 12 4 4 2 3 3 4 4 24
11 siti aisyah 4 4 4 12 2 3 4 4 13 2 4 4 2 12 3 3 4 3 2 4 5 24
12 heri supranto 4 2 4 10 3 4 4 4 15 2 4 4 2 12 3 3 4 4 4 4 4 26
13 maliki 2 4 4 10 2 3 4 4 13 2 2 2 4 10 3 3 4 4 4 4 4 26
14 taufik 2 4 4 10 3 4 4 4 15 4 2 4 4 14 4 4 3 3 3 5 4 26
15 bambang irawan
4 4 4 12 3 4 4 4 15
4 2 4 4 14 4 4 3 3 3 5 4 26
16 linda aulia 5 1 5 11 3 5 5 5 18 2 4 4 2 12 4 4 3 3 3 4 5 26
17 novi 2 4 4 10 3 5 5 5 18 2 4 4 2 12 4 4 4 4 4 2 4 26
18 devi 4 4 4 12 3 4 4 4 15 2 4 4 2 12 4 4 3 3 3 4 5 26
19 iqbal 4 4 4 12 2 4 4 4 14 4 2 4 4 14 3 3 3 3 2 5 5 24
111
20 lia puspita 4 4 4 12 3 4 4 4 15 4 2 4 4 14 3 3 3 3 2 4 4 22
21 girun 2 4 4 10 2 3 4 4 13 2 4 4 2 12 3 3 4 4 4 4 4 26
22 joko santoso 2 4 4 10 3 4 4 4 15 4 2 4 4 14 3 3 3 3 4 5 5 26
23 sri hapsari 2 4 4 10 2 3 4 4 13 4 2 4 4 14 3 3 2 4 4 5 5 26
24 pijam 4 2 4 10 3 4 4 4 15 4 4 2 2 12 4 4 3 3 3 4 5 26
25 ismail 2 4 4 10 3 4 4 4 15 2 2 4 4 12 4 4 3 3 3 5 4 26
26 lili 2 4 4 10 2 3 4 4 13 4 4 2 2 12 3 3 2 3 4 5 4 24
27 teguh rahayu 4 4 4 12 3 5 5 5 18 2 4 4 2 12 4 4 3 3 3 3 4 24
28 rahman syahputra
2 4 4 10 3 5 5 5 18
4 2 2 4 12 4 4
3 3 4 4 4 26
29 Rahmat 4 2 4 10 3 5 5 5 18 4 2 2 4 12 4 4 4 4 4 2 4 26
30 Jefri Agara 4 4 4 12 2 3 4 4 13 4 3 4 4 15 4 4 3 3 3 4 5 26
31 Desi Suryani
Spd 4 4 4 12 2 4 4 3 13 3 4 2 3 12 3 3 3 3 4 4 4 24
32 Arwin 4 4 4 12 3 4 4 4 15 2 2 4 4 12 3 3 3 3 2 5 5 24
33 Sugiono 4 4 4 12 2 3 4 4 13 2 4 4 4 14 3 3 2 3 4 5 4 24
34 Lili Fitri Ani 2 4 5 11 3 5 5 5 18 4 2 4 4 14 4 4 3 3 4 4 4 26
35 Muhamad
Syahrangga 4 2 4 10 3 5 5 5 18 5 3 3 3 14 4 4 3 3 3 4 5 26
36 Teguh Prtama 2 4 4 10 3 4 4 4 15 4 4 3 3 14 3 3 3 3 4 4 4 24
37 Suganda Arifin 5 2 4 11 2 3 4 4 13 4 4 2 2 12 3 3 4 4 4 4 4 26
38 Gustiawan 5 2 4 11 3 4 4 4 15 4 2 2 4 12 4 4 3 3 3 5 4 26
39 Joludun 3 4 4 11 3 4 4 4 15 2 4 4 4 14 4 4 3 3 3 5 4 26
40 Aprianto 3 3 4 10 2 3 4 4 13 4 3 4 4 15 3 3 2 3 4 4 5 24
41 Dani Prwansyah 2 4 4 10 3 4 4 5 16 4 3 4 4 15 4 4 4 2 4 4 4 26
42 Muhamdani 5 4 1 10 4 5 4 5 18 3 3 2 4 12 4 4 4 1 4 4 5 26
43 Aspin 2 3 5 10 5 5 4 4 18 3 3 2 4 12 4 4 5 5 4 2 2 26
44 Hardian 3 2 5 10 3 3 4 5 15 3 3 2 4 12 4 4 4 4 4 2 2 24
112
Lampiran 5. Tabulasi Hasil Kuisioner
No Nama Responden Pendidikan (X5) Harga Jual (X6)
Ketersediaan Informasi
(X7) Proses Produksi (X8)
1 2 3 4 Jumlah 1 2 Jumlah 1 2 3 Jumlah 1 2 3 4 5 Jumlah
1 Sinta Nurmaya 4 4 4 4 16 3 3 6 4 4 4 12 4 3 3 2 4 16
2 Siti Hajar 5 2 4 4 15 2 4 6 4 4 4 12 2 4 2 2 2 12
3 Putri Maya Mutia 5 4 4 3 16 3 3 6 4 4 3 11 4 4 3 3 3 17
4 Tinda Yusdiansyah 4 3 4 4 15 2 4 6 3 3 4 10 3 3 2 2 3 13
5 Melisa 3 4 4 4 15 4 4 8 4 4 3 11 2 2 2 4 3 13
6 Elisa Nur 5 4 4 2 15 2 4 6 3 3 3 9 3 4 3 4 4 18
7 Nur Halima 2 4 4 4 14 2 4 6 4 4 4 12 4 2 4 4 4 18
8 Agus 4 2 4 4 14 2 4 6 4 4 4 12 2 2 2 2 2 10
9 Warsito 5 3 4 4 16 4 4 8 4 4 4 12 5 5 4 4 4 22
10 Ardi Prasetia 4 4 4 4 16 4 4 8 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
11 Siti Aisyah 5 5 2 3 15 4 4 8 3 3 4 10 4 4 4 5 5 22
12 Heri Supranto 4 4 2 4 14 4 4 8 3 3 4 10 3 4 4 3 2 16
13 Maliki 2 4 4 4 14 5 4 9 3 3 3 9 4 4 5 5 4 22
14 Taufik 4 3 4 4 15 2 4 6 4 4 4 12 4 4 2 2 2 14
15 Bambang Irawan 4 3 4 4 15 2 4 6 4 4 4 12 4 4 2 2 2 14
16 Linda Aulia 5 5 2 4 16 3 3 6 4 4 4 12 2 4 4 4 2 16
17 Novi 5 5 2 4 16 3 3 6 4 4 4 12 2 4 4 3 2 15
18 Devi 5 5 2 4 16 3 3 6 4 4 3 11 2 4 4 2 2 14
19 Iqbal 5 3 4 4 16 2 4 6 3 3 4 10 4 2 2 2 2 12
20 Lia Puspita 2 4 4 4 14 2 4 6 4 4 3 11 4 4 2 2 2 14
21 Girun 4 4 2 4 14 4 4 8 3 3 4 10 3 4 4 3 2 16
22 Joko Santoso 4 2 4 4 14 4 2 6 3 3 4 10 2 2 2 2 2 10
23 Sri Hapsari 4 2 4 4 14 4 4 8 3 3 3 9 2 2 2 2 2 10
113
24 Pijam 4 3 4 4 15 2 4 6 4 4 4 12 4 4 4 3 4 19
25 Ismail 4 3 4 4 15 4 4 8 4 4 4 12 4 4 4 3 4 19
26 Lili 4 4 4 4 16 4 4 8 3 3 3 9 4 4 4 4 4 20
27 Teguh Rahayu 4 3 4 4 15 3 3 6 4 4 4 12 3 2 4 4 4 17
28 Rahman Syahputra 4 4 4 4 16 4 4 8 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20
29 Rahmat 4 2 4 4 14 2 4 6 4 4 4 12 4 4 3 3 3 17
30 Jefri Agara 5 3 4 4 16 2 4 6 4 4 4 12 3 3 2 2 3 13
31 Desi Suryani Spd 4 4 4 4 16 3 3 6 3 3 4 10 2 2 2 4 3 13
32 Arwin 5 5 2 3 15 3 3 6 4 4 3 11 3 4 3 4 4 18
33 Sugiono 4 4 2 4 14 3 3 6 3 3 3 9 4 2 4 4 4 18
34 Lili Fitri Ani 2 4 4 4 14 2 4 6 4 4 4 12 2 2 2 2 2 10
35 Muhamad Syahrangga 4 3 4 4 15 2 4 6 4 4 4 12 5 5 4 4 4 22
36 Teguh Prtama 4 3 4 4 15 4 4 8 3 3 4 10 4 4 4 4 4 20
37 Suganda Arifin 5 5 2 4 16 2 4 6 3 3 3 9 4 4 4 5 5 22
38 Gustiawan 5 5 2 4 16 2 4 6 4 4 4 12 3 4 4 3 2 16
39 Joludun 5 5 2 4 16 2 3 5 4 4 4 12 4 4 5 5 4 22
40 Aprianto 5 3 4 4 16 1 3 4 3 3 3 9 4 4 2 2 2 14
41 Dani Prwansyah 2 4 4 4 14 4 4 8 3 3 4 10 4 4 2 2 2 14
42 Muhamdani 4 4 2 4 14 3 3 6 5 5 5 15 2 4 4 4 2 16
43 Aspin 4 2 4 4 14 2 4 6 5 5 4 14 2 4 4 3 2 15
44 Hardian 4 2 4 4 14 3 4 7 3 2 3 8 2 4 4 2 2 14
114
Lampiran Hasil Kuisiner Variabel Y
No Nama Responden minat
jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 sinta nurmaya 2 1 5 5 5 1 4 1 5 5 5 1 4 1 3 5 3 1 4 1 1 3 66
2 siti hajar 1 4 1 5 1 5 5 2 4 1 5 1 4 1 4 5 1 3 3 4 4 1 65
3 putri maya mutia 3 1 4 5 4 5 5 5 1 5 1 5 1 4 4 5 4 1 4 1 5 4 77
4 tinda Yusdiansyah 2 2 5 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 5 1 43
5 melisa 1 4 1 3 1 3 1 2 2 1 5 5 3 2 4 5 3 1 3 3 1 1 55
6 elisa nur 4 3 5 1 3 2 2 3 3 1 5 1 5 5 1 5 3 4 1 3 1 4 65
7 nur halima 2 2 1 5 5 5 1 5 4 1 1 2 4 1 2 5 4 1 2 5 1 5 64
8 agus 3 1 4 1 5 1 2 1 5 4 1 5 1 1 4 5 1 4 4 1 4 1 59
9 warsito 1 4 1 5 1 5 1 5 5 1 3 1 1 4 5 1 5 1 4 5 5 4 68
10 ardi prasetia 2 1 4 1 4 3 1 3 4 1 1 4 4 1 4 5 3 1 5 1 1 1 55
11 siti aisyah 3 2 2 1 2 1 3 1 1 2 5 1 3 5 1 5 4 2 2 2 4 2 54
12 heri supranto 2 3 2 4 1 2 1 5 4 3 5 1 3 4 5 5 5 2 2 2 1 2 64
13 maliki 2 4 5 5 5 4 5 1 5 1 5 5 1 5 1 1 4 1 3 4 1 1 69
14 taufik 1 5 1 1 4 1 5 1 4 1 1 1 1 1 5 5 1 4 1 1 3 4 52
15 bambang irawan 3 1 4 1 5 1 5 4 1 5 1 4 1 4 1 4 5 1 4 2 1 3 61
16 linda aulia 3 3 2 4 5 4 3 5 4 3 5 5 5 1 5 5 1 2 2 1 5 1 74
17 novi 1 5 5 5 1 4 3 1 4 3 1 1 1 4 5 4 1 5 2 1 1 4 62
18 devi 5 1 5 5 3 1 5 4 5 5 5 5 1 5 1 5 4 4 3 5 5 1 83
19 iqbal 1 5 1 2 1 5 2 5 5 5 1 4 4 1 5 4 1 5 1 5 4 4 71
20 lia puspita 2 4 4 1 4 4 2 1 1 4 5 4 4 4 4 1 2 5 4 4 1 5 70
21 girun 3 3 2 3 1 5 3 5 5 3 1 1 3 1 1 5 4 2 2 2 4 2 61
22 joko santoso 1 1 4 1 5 5 2 4 1 5 1 5 4 1 4 5 5 4 1 5 1 4 69
23 sri hapsari 3 5 5 3 2 1 2 1 5 4 5 4 5 5 1 5 4 5 4 5 5 1 80
115
24 pijam 1 2 4 2 1 4 2 4 5 1 4 1 5 3 5 1 5 5 4 1 5 5 70
25 ismail 4 4 5 1 4 1 2 1 5 1 4 5 5 5 4 5 1 5 1 5 1 5 74
26 lili 4 5 4 3 4 3 5 1 4 5 5 1 5 4 1 3 4 5 4 5 4 4 83
27 teguh rahayu 3 2 5 3 5 2 5 3 1 1 3 2 5 5 5 1 3 4 5 3 2 5 73
28 rahman syahputra 4 5 4 1 4 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 1 5 1 5 1 5 5 71
29 Rahmat 5 3 1 4 3 2 2 3 3 5 1 1 5 1 4 5 1 4 5 5 5 5 73
30 Jefri Agara 4 1 4 1 4 1 4 1 5 1 4 2 4 4 2 1 1 1 2 3 4 1 55
31 Desi Suryani Spd 4 4 5 4 1 4 1 5 5 1 4 1 5 5 5 5 5 4 4 1 4 5 82
32 Arwin 3 4 1 4 1 4 1 5 1 4 3 4 1 4 1 5 1 1 4 5 1 5 63
33 Sugiono 4 1 5 1 4 5 3 5 4 1 1 4 5 4 5 1 3 4 1 5 1 4 71
34 Lili Fitri Ani 1 2 2 4 2 1 3 1 1 2 1 1 3 4 1 5 1 2 2 5 4 2 50
35 Muhamad Syahrangga 5 3 2 4 1 2 3 1 5 3 1 5 3 4 4 5 1 2 2 5 4 2 67
36 Teguh Prtama 4 4 1 5 4 5 1 2 1 5 5 3 3 3 1 5 1 4 3 2 5 5 72
37 Suganda Arifin 1 1 1 1 4 4 4 1 1 2 5 4 1 5 4 5 3 1 4 5 3 1 61
38 Gustiawan 4 3 4 5 4 1 1 5 4 1 1 4 5 1 5 1 5 5 1 5 1 3 69
39 Joludun 1 3 2 1 5 5 3 5 5 3 5 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 86
40 Aprianto 5 1 5 4 1 4 3 1 4 3 1 4 4 4 5 5 1 5 2 5 5 5 77
41 Dani Prwansyah 1 3 4 5 3 1 4 4 1 4 5 1 2 2 4 1 5 4 1 2 4 4 65
42 Muhamdani 4 3 1 5 1 5 2 5 5 1 3 4 1 4 4 1 4 4 4 1 5 1 68
43 Aspin 1 1 4 1 4 1 2 1 1 4 5 1 1 4 1 4 2 1 4 1 5 5 54
44 Hardian 5 3 5 4 1 5 3 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 1 5 90
116
Lampiran 6. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,531a ,281 ,117 10,114 2,322
a. Predictors: (Constant), Proses_produksi, Ketersedian_Infoemasi,
Ekspetasi_pendapatan, Ketersedian_modal, Pendidikan, Harga_jual, Efikisai_diri,
Lingkungan_Keluarga
b. Dependent Variable: Minat
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1402,322 8 175,290 1,714 ,130b
Residual 3579,928 35 102,284
Total 4982,250 43
a. Dependent Variable: Minat
b. Predictors: (Constant), Proses_produksi, Ketersedian_Infoemasi, Ekspetasi_pendapatan,
Ketersedian_modal, Pendidikan, Harga_jual, Efikisai_diri, Lingkungan_Keluarga
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 97,440 61,886 1,575 ,124
Ekspetasi_pendapatan -3,504 2,034 -,306 -1,722 ,094
Lingkungan_Keluarga 3,044 1,130 ,569 2,694 ,011
Ketersedian_modal -,264 1,180 -,035 -,223 ,824
Efikisai_diri -2,189 1,876 -,219 -1,167 ,251
Pendidikan 4,776 2,144 ,377 2,228 ,032
Harga_jual -,030 1,702 -,003 -,017 ,986
Ketersedian_Infoemasi -3,486 1,634 -,471 -2,133 ,040
Proses_produksi -,378 ,513 -,127 -,738 ,466
a. Dependent Variable: Minat