LAPORAN TUGAS AKHIR - dwinugroho56.files.wordpress.com€¦ · LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE...
Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR - dwinugroho56.files.wordpress.com€¦ · LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE...
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI
PROCESS UNTUK PENERIMAAN KARYAWAN STUDY
KASUS PADA RS. PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG
Disusun Oleh :
Nama : Dwi Cahyo Nugroho
NIM : A11.2007.03762
Program Studi : Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI
PROCESS UNTUK PENERIMAAN KARYAWAN STUDY
KASUS PADA RS. PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh :
Nama : Dwi Cahyo Nugroho
NIM : A11.2007.03762
Program Studi : Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012
PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama Pelaksana : Dwi Cahyo Nugroho
NIM : A11.2007.03762
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir : Penerapan Metode Analytical Hierarchi Process Untuk
Penerimaan Karyawan Study Kasus Pada RS. Panti
Wilasa Dr. Cipto Semarang
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui ,
Semarang, 24 Januari 2012
Menyetujui: Mengetahui :
Pembimbing Dekan Fasilkom Ilmu Komputer
Setia Astuti, S.Si, M.Kom Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Nama Pelaksana : Dwi Cahyo Nugroho
NIM : A11.2007.03762
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir : Penerapan Metode Analytical Hierarchi Process
Untuk Penerimaan Karyawan Study Kasus Pada RS.
Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang
tugas akhir tanggal 19 Januari 2012. Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai
dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer
(S.Kom.)
Semarang, 19 Januari 2012
Dewan Penguji :
Sumardi, M.Kom T. Sutojo, S.Si, M.Kom
Anggota I Anggota II
Nova Rijati, S.Si, M.Kom
Ketua Penguji
PERNYATAAN
KEASLIAN TUGAS AKHIR
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah
ini, saya :
Nama : Dwi Cahyo Nugroho
NIM : A11.2007.03762
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI
PROCESS UNTUK PENERIMAAN KARYAWAN STUDY
KASUS PADA RS. PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG”
merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing
telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll).
Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan karya asli saya, yang
disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan
gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian
surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada tanggal : 19 Januari 2012
Yang menyatakan
(Dwi Cahyo Nugroho)
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah
ini, saya :
Nama : Dwi Cahyo Nugroho
NIM : A11.2007.03762
demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Penerapan Metode Analytical Hierarchi Process Untuk
Penerimaan Karyawan Study Kasus Pada RS. Panti Wilasa Dr.
Cipto Semarang”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mencopy
ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada tanggal : 19 Januari 2012
Yang Menyatakan
(Dwi Cahyo Nugroho)
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul
“PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS UNTUK
PENERIMAAN KARYAWAN STUDY KASUS PADA RS. PANTI WILASA
DR. CIPTO SEMARANG” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana
karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
2. Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Dian Nuswantoro Semarang
3. Ayu Pertiwi, S.kom, MT, selaku ka.Progdi Teknik Informatika
4. Setia Astuti S.Si, M.Kom, selaku dosen pembimbing tugas akhir yang
memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis
butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.
5. Dosen-dosen pengampu di fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Dian
Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya
masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang
telah disampaikan.
6. Almarhum Ayahnda, Ibu, Kakak-kakak serta Adikku yang telah memberikan
dukungan moril, doa, dan kasih sayang.
7. Orang yang setia mendampingiku Heni Probowati yang selalu memberikan
waktu dan dukungannya selama pembuatan Tugas Akhir
8. Semua teman-teman baik, teman kampus yang selama ini selalu memberikan
dukungan dan do’a.
9. Noveno Sena yang bersedia membagikan ilmunya sebagai penunjang
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
10. Reza Norman S., yang telah memberikan judul dan inspirasi untuk pembuatan
Tugas Akhir.
11. Semua Staf RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang khususnya bagian Sumber
Daya Manusia yang telah memberikan data-data untuk keperluan penyusunan
tugas akhir ini.
12. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu, terima kasih untuk doa dan bantuannya.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada
beliau-beliau dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas
akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.
Semarang, Januari 2012
Penulis
ABSTRAK
Kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan cermat dalam usaha
pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia akan menjadi kunci keberhasilan
suatu perusahaan. Dengan kata lain seleksi yang efektif dan efisien akan
memperoleh sumber daya yang baik bagi perusahaan untuk jangka waktu yang
lebih panjang. Dalam penelitian ini akan dibuat sebuah sistem pendukung
keputusan untuk memudahkan pihak manajemen dalam proses seleksi karyawan,
khususnya pada proses penilaian hasil tes kepribadian. Tes kepribadian secara
umum akan menunjukkan keadaan emosional seseorang, walaupun tidak selalu
demikian. Ini menunjukkan bahwa seorang karyawan juga akan berhasil jika di
dalam diri mereka terbentuk nilai-nilai yang tinggi. Penilaian dan pertimbangan
dari hasil tes kepribadian harus dilakukan secara berhati-hati dan dengan metode
yang tepat.
Laporan ini memanfaatkan Analytical Hierarchi Process (AHP) sebagai model
Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Dalam aplikasi ini, pengguna diijinkan
untuk menentukan kriteria apa saja yang dipakai beserta bobot dari kriteria-
kriteria tersebut. Dengan perpaduan antara data kriteria serta bobot yang
dimasukkan pengguna dengan data karyawan yang telah ada di perusahaan,
aplikasi akan mampu menghasilkan rangking masing-masing pelamar berdasarkan
besarnya nilai akhir. Semakin besar nilai seorang pelamar maka semakin bagus
rangking yang diberikan berarti pula semakin sesuai dengan kriteria yang
diharapkan oleh perusahaan.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan
Analytical Hierarchi Process
Seleksi
xiv + 61 halaman; 23 gambar; 20 tabel
Daftar acuan : 11 (2004-2011)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Dalam ................................................................................................ i
Halaman Persetujuan....................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ................................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................................................... v
Halaman Ucapan Terimakasih ....................................................................................... vi
Halaman Abstrak viii
Halaman Daftar Isi ......................................................................................................... ix
Halaman Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Halaman Daftar Gambar ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.5. Manfaat Tugas Akhir .................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Teori Pengambilan Keputusan ...................................................................... 5
2.1.1. Jenis-Jenis Keputusan .......................................................................... 5
2.1.2. Tahapan Keputusan ............................................................................. 6
2.2. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ............................................... 8
2.2.1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ......................................... 8
2.2.2. Manfaat Penggunaan Sistem Pendukung Keputusan ............................ 9
2.3. Manajemen Sumber Daya Manusia .............................................................. 10
2.3.1. Pengertian Sumber Daya Manusia........................................................ 11
2.3.2. Fungsi Operasional MSDM .................................................................. 11
2.4. Sejarah Analytical Hierarchi Process ........................................................... 12
2.4.1. Landasan Aksiomatik AHP .................................................................. 13
2.4.2. Metode Dasar AHP............................................................................... 14
2.4.3. Prinsip Kerja AHP ................................................................................ 15
2.4.4. Kelebihan dan Kelemahan AHP ........................................................... 21
2.5. Pengertian Php ............................................................................................. 22
2.6. Sekilas Tentang MySql ................................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian ........................................................................................... 26
3.2. Jenis Data ..................................................................................................... 26
3.2.1. Data Kualitatif ...................................................................................... 26
3.2.2. Data Kuantitatif ................................................................................... 26
3.3. Sumber Data ................................................................................................. 27
3.3.1. Data Primer ......................................................................................... 27
3.3.2. Data Sekunder ...................................................................................... 27
3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 28
3.5. Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 28
3.6. Kebutuhan Sistem ........................................................................................ 30
3.6.1. Kebutuhan Perangkat Keras ................................................................. 30
3.6.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Sistem ........................................................................................... 32
4.2. Perancangan Sistem ....................................................................................... 33
4.2.1. Perancangan Struktur Menu .............................................................. 33
4.2.2. Perancangan Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan ................ 34
4.2.2.1. Diagram Alir Utama ......................................................................... 35
4.2.2.2. Diagram Alir Nilai Kriteria .............................................................. 36
4.2.2.3. Diagram Alir Nilai Sub Kriteria ....................................................... 37
4.2.2.4. Diagram Alir Penilaian Data Pelamar ............................................... 38
4.3. Perancangan Database .................................................................................. 39
4.4. Implementasi Sistem .................................................................................... 42
4.4.1. Halaman Login .................................................................................... 42
4.4.2. Halaman Home .................................................................................... 43
4.4.3. Halaman Tambah User ......................................................................... 43
4.4.4. Halaman Ganti Password User ............................................................ 44
4.4.5. Halaman Input Data Pelamar ................................................................ 45
4.4.6. Halaman Data Pelamar ......................................................................... 45
4.4.7. Halaman Edit Data Pelamar ................................................................. 46
4.4.8. Halaman Detail Data Pelamar .............................................................. 46
4.4.9. Halaman Cari Data Pelamar ................................................................. 47
4.4.10. Halaman Input Nilai Kriteria ............................................................ 47
4.4.11. Halaman Input Nilai Sub Kriteria ..................................................... 53
4.4.12. Halaman Input Nilai Pelamar ............................................................ 57
4.4.13. Halaman Nilai Pelamar ..................................................................... 58
4.4.14. Halaman Lihat Perankingan .............................................................. 60
4.4.15. Halaman Petunjuk ............................................................................. 61
4.4.16. Halaman Menu Logout...................................................................... 61
4.5. Pengujian ...................................................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 63
5.2. Saran ............................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 64
LAMPIRAN ............................................................................................................. 65
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ............................................ 17
Tabel 2.2 : Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan ........................................... 17
Tabel 2.3 : Nilai Indeks Random (IR) ....................................................................... 20
Tabel 4.1 : Struktur Tabel User ................................................................................. 39
Tabel 4.2 : Struktur Tabel Data Pelamar ................................................................... 40
Tabel 4.3 : Struktur Tabel Kriteria ............................................................................ 40
Tabel 4.4 : Struktur Tabel Nama Kriteria .................................................................. 41
Tabel 4.5 : Struktur Tabel Sub Kriteria ..................................................................... 41
Tabel 4.6 : Matrik Perbandingan Berpasangan Dari Kriteria...................................... 48
Tabel 4.7 : Matrik Perbandingan Berpasangan Dari Kriteria (Dalam Bentuk
Desimal) .................................................................................................. 49
Tabel 4.8 : Perhitungan Prioritas Nilai Kriteria .......................................................... 50
Tabel 4.9 : Perhitungan Matrik Kriteria Penjumlahan Setiap Baris ............................ 51
Tabel 4.10 : Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria .................................................... 51
Tabel 4.11 : Matrik Perbandingan Berpasangan Sub Kriteia ........................................ 54
Tabel 4.12 : Matrik Nilai Sub Kriteria ......................................................................... 54
Tabel 4.13 : Matrik Penjumlahan Tiap Baris ................................................................ 55
Tabel 4.14 : Perhitungan Rasio Konsistensi Sub Kriteria ............................................. 56
Tabel 4.15 : Hasil Prioritas Kriteria Dan Sub Prioritas Sub Kriteria ............................ 58
Tabel 4.16 : Contoh Penilaian Karyawan ..................................................................... 59
Tabel 4.17 : Hasil Penilaian Karyawan ........................................................................ 59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Struktur Hierarki AHP ....................................................................... 16
Gambar 3.1 : Struktur Hierarki AHP Pada Sistem Pendukung Keputusan ............... 29
Gambar 4.1 : Perancangan Struktur Menu ............................................................... 34
Gambar 4.2 : Diagram Alir Utama Sistem Pendukung Keputusan ........................... 35
Gambar 4.3 : Diagram Alir Nilai Kriteria ................................................................ 36
Gambar 4.4 : Diagram Alir Nilai Subkriteria ........................................................... 37
Gambar 4.5 : Diagram Alir Penilaian Data Pelamar ................................................ 38
Gambar 4.6 : Tampilan Login .................................................................................. 42
Gambar 4.7 : Tampilan Halaman Utama .................................................................. 43
Gambar 4.8 : Tampilan Tambah User ...................................................................... 44
Gambar 4.9 : Tampilan Ganti Password User ......................................................... 44
Gambar 4.10 : Tampilan Input Data Pelamar ............................................................. 45
Gambar 4.11 : Tampilan Data Pelamar ...................................................................... 45
Gambar 4.12 : Tampilan Edit Data Pelamar .............................................................. 46
Gambar 4.13 : Tampilan Detail Data Pelamar ........................................................... 46
Gambar 4.14 : Tampilan Cari Data Pelamar .............................................................. 47
Gambar 4.15 : Tampilan Input Nilai Kriteria ............................................................. 53
Gambar 4.16 : Tampilan Input Nilai Subkriteria ........................................................ 57
Gambar 4.17 : Tampilan Input Nilai Pelamar ............................................................ 58
Gambar 4.18 : Tampilan Nilai Pelamar...................................................................... 60
Gambar 4.19 : Tampilan Ranking Pelamar ................................................................ 60
Gambar 4.20 : Tampilan Petunjuk Program SPK....................................................... 61
Gambar 4.21 : Tampilan tabel kriteria perbandingan berpasangan ............................ 62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu elemen dalam perusahan yang sangat penting adalah
Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM dari suatu perusahaan
sangat mempengaruhi banyak aspek penentu keberhasilan kerja dari
perusahaan tersebut. Jika SDM dapat diorganisir dengan baik, maka
diharapkan perusahaan dapat menjalankan semua proses usahanya dengan
baik.
Investasi di bidang Sumber Daya Manusia merupakan investasi yang
sangat penting, sekaligus memerlukan perhatian khusus dalam
penanganannya. Penanganan yang tepat dalam memanajemen Sumber Daya
Manusia sangat penting terhadap kesuksesan suatu perusahaan. Sebagai
salah satu elemen perusahaan, Manajemen Sumber Daya Manusia tidak
dapat dipisahkan dari bidang manajemen lainnya dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Perencanaan dan usaha pemenuhan kebutuhan Sumber Daya
Manusia yang dilakukan dalam seleksi, bila dikelola secara profesional akan
sangat menentukan mutu dan kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain
seleksi yang efektif akan memperoleh sumber daya yang baik untuk jangka
waktu yang lebih panjang [1].
Tujuan utama dari proses seleksi adalah untuk mendapatkan orang
yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu
bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang
lama. Meskipun tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut
ternyata sangat kompleks, memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit serta sangat terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dalam
menentukan orang yang tepat [1].
Menentukan prasyarat untuk berbagai posisi dalam perusahaan dan
melihat kemampuan khusus dari calon karyawan yang memenuhi prasyarat
tertentu dalam pertemuan yang singkat adalah tugas dan tanggung jawab
yang besar, karena itu dibutuhkan kejelian agar tidak terjadi salah pilih atau
salah penempatan. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar
dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja karena
proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya dan
tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan
akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral
kerja karyawan yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya [1].
Selama ini pihak manajemen personalia RS. Panti Wilasa Dr. Cipto
terkadang merasa kesulitan melakukan penilaian tersebut secara langsung.
Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat
membantu pihak manajemen personalia dalam melakukan penilaian
tersebut. Sistem program yang akan dibuat ini akan berusaha membantu
mengatasi problem-problem yang terjadi diatas agar SDM dapat
didayagunakan secara efisien. Sistem yang dibuat akan lebih bersifat untuk
membantu manajer dalam pengambilan keputusan dan bukan
menggantikannya, diharapkan sistem juga dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dari proses pengambilan keputusan itu sendiri. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka penulis membuat tugas akhir yang
berjudul : “Penerapan Metode Analytical Hierarchi Process Untuk
Penerimaan Karyawan Study Kasus Pada RS. Panti Wilasa Dr. Cipto
Semarang”.
1.2. Rumusan Masalah
Pada uraian latar belakang permasalahan di atas maka rumusan
masalah pada penulisan tugas akhir ini yaitu bagaimana merancang sistem
pendukung keputusan yang dapat membantu pihak manajemen personalia
dalam mendapatkan orang yang memiliki nilai terbaik, sehingga orang
tersebut layak bekerja di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang secara
optimal dan dapat bertahan untuk waktu yang lama.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian terhadap suatu obyek perlu diketahui dan
ditetapkan mengenai batasan masalah yang akan diteliti. Untuk menjaga
kemungkinan agar permasalahan tidak menyimpang dari tujuan penulis,
maka penulis membatasi masalah yang ada, yaitu :
1. Merancang sistem pendukung keputusan penerimaan pegawai
dengan menggunakan metode analytical hierarchi process.
2. Sistem yang dibangun berdasarkan data dari pihak manajemen
personalia RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang.
3. Sistem yang dirancang digunakan untuk pemilihan calon pegawai
di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang untuk jabatan sebagai
perawat.
1.4. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
menghasilkan sistem pendukung keputusan yang nantinya dapat membantu
pihak manajemen personalia dalam mendapatkan calon perawat yang
memiliki nilai terbaik, sehingga orang tersebut layak bekerja di RS. Panti
Wilasa Dr. Cipto Semarang secara optimal dan dapat bertahan untuk waktu
yang lama.
1.5. Manfaat Tugas Akhir
Adapun manfaat yang diharapkan dapat berguna bagi pihak – pihak
yang membutuhkan, antara lain:
1. Bagi Penulis
Sarana untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh
selama diperguruan tinggi dan juga mempersiapkan diri untuk siap
bekerja sesuai dengan bidang penulis.
2. Bagi Akademik
Sebagai tolak ukur keberhasilan selama ini dalam mendidik dan
membekali penulis sebelum terjun ke masyarakat dan dapat dijadikan
referensi untuk penulis selanjutnya.
3. Bagi Pengguna
Mempermudah pengguna dalam mengambil keputusan untuk memilih
calon pegawai yang tepat, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara
optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang mendasari
permasalahan dan penyelesaian tugas akhir ini. Diantaranya adalah teori
pengambilan keputusan, konsep dasar sistem pendukung keputusan, manajemen
sumber daya manusia, sejarah AHP, pengertian PHP, dan sekilas tentang MySql.
2.1. Teori Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai
pemilihan diantara berbagai alternatif. Pengertian ini mencangkup
pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Pengambilan keputusan,
sebagai bagian kunci kegiatan para pengambil keputusan merupakan proses
melalui serangkaian kegiatan yang dipilih, dimana kegiatan tersebut
mencerminkan alternative tindakan terbaik bagi penyelesaian suatu masalah.
2.1.1. Jenis-Jenis Keputusan
Menurut Turban, ada berbagai jenis keputusan diantaranya
adalah:
1. Berdasarkan model keputusan, jenis keputusan terdiri dari :
a. Keputusan yang terstruktur
Keputusan yang terstruktur adalah keputusan untuk jenis
permasalahan yang memiliki sifat berulang untuk suatu periode
tertentu dan telah memiliki suatu pola tertentu.
b. Keputusan yang tidak terstruktur
Keputusan yang tidak terstruktur adalah jenis keputusan untuk
mengatasi permasalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Umumnya bersifat “trial-eror”.
c. Keputusan semi-terstruktur
Keputusan semi-terstruktur merupakan gabungan dari kedua
jenis keputusan diatas.
2. Berdasarkan level manajerial, jenis keputusan terdiri dari :
a. Keputusan Strategis (Strategic Decision)
Para pengambil keputusan adalah manajemen tingkat puncak
(top-manager) atau high level managerial. Keputusan yang
diambil memiliki dampak menyeluruh/global untuk perusahaan.
Keputusan yang diambil memiliki rentang waktu untuk jangka
panjang.
b. Keputusan Taktis (Tactical Decision)
Para pengambil keputusan melibatkan manajemen tingkat
menengah (middle-manager). Keputusan yang diambil
mencangkup sebagian unit organisasi perusahaan. Keputusan
yang diambil untuk rentang waktu jangka menengah dan
merupakan implementasi dari keputusan strategis.
c. Keputusan Operasional (Operation Decision)
Para pengambil keputusan merupakan manajemen tingkat
bawah (low-level managerial). Keputusan yang diambil
menjangkau aktivitas operasional dan terkait dengan keputusan
strategis dan taktis. Dengan yang dihasilkan sangat terbatas [2].
2.1.2. Tahapan Keputusan
Menurut Simon, ada beberapa tahapan yang perlu dilalui dalam
proses pengambilan keputusan :
1. Tahapan Intelijen
Merupakan tahapan untuk melakukan formulasi dan
identifikasi permasalahan. Indikasi permaslahan teletak pada
perbedaan antara target yang ingin dicapai dengan hasil yang
dicapai (kinerja/produktivitas). Proses identifikasi permasalahan
dalam hal ini meliputi :
a. Mengidentifikasikan permasalahan yang ada.
b. Mendekomposisikan permaslahan yang ada sehingga menjadi
lebih mudah untuk dipahami.
c. Menetukan pihak-pihak mana saja yang terkait dengan
permasalahan tersebut.
2. Tahapan Desain
Pada tahapan desain, proses yang dilakukan adalah melakukan
analisa atas identifikasi permaslahan yang telah dibuat sebelumnya
serta menyusun berbagai alternatif solusi yang bisa diambil. Proses
analisa permasalahan menggunakan model untuk
merepresentasikan permasalahan yang ada baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, menguji model yang telah dibuat dengan
menghitung output/hasil dari tiap-tiap alternatif solusi yang
ditawarkan.
3. Tahapan Pemilihan
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah melakukan pemilihan
atas berbagai alternatif solusi yang tersedia dengan disertai evaluasi
dari berbagai model yang telah diujikan pada tahap sebelumnya.
4. Tahapan Implementasi
Tahapan implementasi merupakan tahapan untuk
merealisasikan alternatif solusi yang diplih pada tahap sebelumnya
untuk mencapai target yang diinginkan. Berbagai kendala yang
muncul pada tahap ini adalah resistansi terhadap perubahan yang
terjadi, komitmen dan dukungan dari pimpinan perusahaan, pelatih
an pengguna / operator apabila ada metode baru yang harus
dilakukan serta untuk mensosialisasiakan kebijakan yang diambil
termasuk didalam tahap ini adalah menentukan tingkat
keberhasilan dari model yang diambil [2].
2.2. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support
System (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh
Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System.
Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan
untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan
model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak
terstruktur. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan
dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan [3].
Pendapat beberapa ahli bahwa Sistem Pendukung Keputusan atau
Decision Support System (DSS) dibuat untuk meningkatkan proses dan
kualitas hasil pengambilan keputusan, dimana DSS dapat memadukan data
dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses
pengambilan keputusan tersebut, disamping itu Sistem Pendukung
Keputusan juga memberdayakan resources individu secara intelek dengan
kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan dan
berhubungan dengan manajemen pengambilan keputusan serta berhubungan
dengan masalah-masalah yang semi terstruktur [1].
2.2.1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan memiliki karakteristik antara lain
sebagai berikut :
a. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan semi-terstruktur
hingga tidak terstruktur.
b. Digunakan oleh berbagai level manajemen.
c. Digunakan oleh kelompok dan individu.
d. Memiliki tingkat adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi.
e. Memiliki kemudahan dalam penggunaan.
f. Memodelkan suatu permasalahan.
g. Didukung oleh pengetahuan.
2.2.2. Manfaat Penggunaan Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan untuk
mendukung pemecahan masalah mulai dari yang sederhana sampai
yang paling kompleks. Berikut hal-hal yang ada dalam sistem
pendukung keputusan :
1. Sistem pendukung keputusan memiliki respon yang sangat cepat
dalam menghadapi situasi yang tidak diharapkan pada kondisi
manajemen yang sering berubah-ubah. Sistem pendukung
keputusan mampu melakukan perhitungan dan analisis data
kuantitatif atau kualitatif dalam waktu singkat.
2. Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan untuk
melakukan percobaan penentuan berbagai kebijakan dengan
konfigurasi yang berbeda-beda secara cepat dan obyektif.
3. Sistem pendukung keputusan memiliki wawasan dan pengetahuan
baru. Pengguna sistem pendukung keputusan mampu menambah
wawasan yang dimiliki dengan mempelajari model-model yang
ada. Pengetahuan yang dimiliki sistem pendukung keputusan
mampu membantu para manajer dan karyawan yang belum
berpengalaman sekalipun dalam proses pembelajaran.
4. Sistem pendukung keputusan memfasilitasi proses komunikasi.
Data yang dikumpulkan dan model-model yang telah dibuat
memberikan manfaat yang besar sehingga memudahkan
komunikasi antar manajer. Proses pengambilan keputusan pun
menjadikan karyawan lebih percaya kepada perusahaan sehingga
mampu meningkatkan kinerja tim.
5. Sistem pendukung keputusan meningkatkan pengawasan dan
kinerja perusahaan. Sistem pendukung keputusan mampu
meningkatkan pengawasan terhadap manajemen perusahaan akan
biaya/pengeluaran perusahaan dan meningkatkan kinerja dari
perusahaan.
6. Keputusan yang dikeluarkan oleh sistem pendukung keputusan
bersifat obyektif. Keputusan yang dibuat sistem pendukung
keputusan lebih bersifat konsisten dan obyektif dibandingkan
dengan keputusan yang diambil secara intuitif.
7. Sistem pendukung keputusan mampu meningkatkan keefisien
manajerial, memudahkan manajer untuk memperbarui kebijakan
dalam waktu singkat dan dengan resiko sekecil mungkin. Sistem
pendukung keputusan mendukung manajer sehingga mampu
menggunakan waktu yang lebih singkat untuk melakukan proses
analisa, perencanaan dan implementasi.
8. Sistem pendukung keputusan meningkatkan produktivitas dari
analisa yang dilakukan [2].
2.3. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya menjadi fungsi yang semakin penting dalam
suatu organisasi. Peranan yang semakin penting tersebut disebabkan antara
lain karena perubahan pandangan terhadap karyawan. Kalau dulu karyawan
dianggap sebagai salah satu faktor produksi, seperti mesin, dimana biaya
produksi termasuk gaji karyawan cenderung ditekan untuk mendorong
efisiensi, maka pandangan yang lebih populer saat ini menganggap
karyawan sebagai salah satu partner untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3.1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Mutiara S. Panggabean MSDM adalah proses yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan
pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis
pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa,
kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja.
Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan.
Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan
tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan,
promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja [5].
2.3.2. Fungsi Operasional MSDM
Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan basic (dasar) pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan
efektif dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Fungsi
operasional tersebut terbagi 5, secara singkat sebagai berikut:
a. Fungsi Pengadaan
adalah proses penarikan, seleksi,penempatan,orientasi,dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan
perusahaan. (the right man in the right place).
b. Fungsi Pengembangan
adalah proses peningkatan ketrampilan
teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan
dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
c. Fungsi Kompensasi
adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa
(output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi
adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab karyawan
tersebut.
d. Fungsi Pengintegrasian
adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan
dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi
dan saling menguntungkan, dimana pengintegrasian adalah hal
yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan
perusahaan.
e. Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka
panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
2.4. Sejarah Analitychal Hierarchy Process
Metode Analitychal Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu
metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika,
intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi, dan rasa untuk dioptimasi dalam
suatu proses yang sistematis, serta mampu membandingkan secara
berpasangan hal-hal yang tidak dapat diraba maupun yang dapat diraba, data
kuantitatif maupun yang kualitatif. Metode AHP ini mulai dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika yang bekerja pada
University of Pittsburgh di Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-an.
Pada perkembangannya, AHP dapat memecahkan masalah yang
kompleks atau tidak berkerangka dengan aspek atau kriteria yang cukup
banyak. Kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum
jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan, serta ketidakpastian
tersedianya atau bahkan tidak ada sama sekali data statistik yang akurat.
Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu
diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak mungkin
dapat dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur,
yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi, Namun, tidak menutup
kemungkinan bahwa model-model lainnya ikut dipertimbangkan pada saat
proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP, khususnya dalam
memahami para pengambil keputusan individual pada saat proses penerapan
pendekatan ini.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding
dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang
dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi
inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh
pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan [6].
2.4.1. Landasan Aksiomatik AHP
Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan
aksiomatik yang terdiri dari:
1. Reciprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks
perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat
berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting daripada
B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A.
2. Homogenity, yang mengandung arti kesamaan dalam melakukan
perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan
jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan lebih relevan jika
membandingkan dalam hal berat.
3. Dependence, yang berarti setiap jenjang (level) mempunyai kaitan
(complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan
yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).
4. Expectation, yang artinya menonjolkan penilaian yang bersifat
ekspektasi dan persepsi dari pengambil keputusan. Jadi yang
diutamakan bukanlah rasionalitas, tetapi dapat juga yang bersifat
irrasional.
Selanjutnya Saaty menyatakan bahwa proses hirarki analitik
(AHP) menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat
suatu keputusan efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan
dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP
adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang
terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan
menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah
dalam pengambilan keputusan [4].
2.4.2. Metode Dasar AHP
Selain Landasan Aksiomatik, AHP juga memiliki metode-
metode dasar, yakni Decomposition, Comparative Judgement,
Synthesis Of Priority, Logical Consistency.
a. Decomposition
Pengertian decomposition adalah memecah atau membagi
problema ke dalam bentuk hierarki proses pengambilan keputusan,
di mana setiap unsur saling berhubungan. Struktur hierarki
keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan
incomplete. Suatu hierarki keputusan disebut complete jika semua
unsur saling berhubungan, sementara itu hierarki keputusan yang
incomplete mempunyai arti tidak semua unsur pada masing-masing
jenjang berhubungan.
b. Comparative judgement
Comparative judgement dilakukan dengan mengumpulkan data
serta membuat pair-wise comparisons dari unsur-unsur
pengambilan keputusan dengan menggunakan skala, dimulai dari
skala 1 yang menunjukkan tingkatan yang paling rendah (equal
importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan
yang paling tinggi (extreme importance).
c. Synthesis of priority
Hal ini dilakukan dengan menggunakan eigenvector method
untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan
keputusan sedangkan metode yang dipakai adalah right
eigenvector, bukan left eigenvector.
d. Logical consistency
Logical consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal
ini dicapai dengan mengagregasikan seluruh eigenvector yang
diperoleh dari berbagai tingkatan hierarki, sehingga diperoleh
vector composite tertimbang yang menghasilkan urutan
pengambilan keputusan [4].
2.4.3. Prinsip Kerja AHP
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan
kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi
bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian
tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara
subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan
tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang
memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada
sistem tersebut [7].
langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-
unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi
struktur hirarki seperti Gambar di bawah ini :
Gambar 2.1: Struktur Hirarki AHP
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan
berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan,
skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel di bawah ini [4].
Goal
Objectives
Sub-
Objectives
Alternatives
Tabel 2.1: Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama penting
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari
pada elemen yang lain
5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen
yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting dari pada
elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting dari elemen
lainnya
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang
berdekatan
Kebalikan
Jika aktivitas i mendapat satu angka
dibandingkan aktivitas j, maka j memiliki
nilai kebalikan dibandingkan aktivitas i
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat
keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen
terhadap elemen lainnya. Proses perbandingan berpasangan,
dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih
kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan
dibandingkan, misal A1, A2, A3, dan A4. Maka susunan elemen-
elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel
matriks di bawah ini :
Tabel 2.2: Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan
A1 A2 A3 A4
A1 1
A2 1
A3 1
A4 1
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen
digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1.
Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli
dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai
kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan
dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i
dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka
elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan
metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk
memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari
sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian
yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil
keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar
mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat
langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
3. Penentuan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan
perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai
perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat
alternatif dari seluruh alternatif.
Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat
dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk
menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung
dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan
matematik.
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan
berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas
melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan
normalisasi matriks.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan
secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara
berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan
ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut[4] :
Hubungan kardinal : aij . ajk = aik
Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak maka Ai > Ak
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :
a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur
lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua
kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari
pisang.
b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak
dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur
lebih enak dari pisang.
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan
dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten
sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam
preferensi seseorang.
Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat tabel matrik perbandingan berpasangan
b. Menjumlahkan kolom matriks perbandingan berpasangan dari
masing-masing elemen.
c. Membuat tabel nilai kriteria dengan membagi nilai baris-kolom
pada tabel matrik perbandingan berpasangan dibagi jumlah
masing-masing kolom.
d. Menjumlahkan tiap baris elemen tabel nilai kriteria dibagi
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai prioritas.
e. Mengalikan baris-kolom matrik perbandingan berpasangan
dengan nilai prioritas kemudian hasil masing-masing tersebut
dijumlahkan tiap baris. Dari hasil tersebut didapatkan tabel
penjumlahan tiap baris.
f. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan
hasilnya dijumlahkan.
g. Hasil f dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks.
h. Mencari Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1)
i. Rasio Konsistensi = CI / IR, di mana IR adalah indeks random
konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data
dapat dibenarkan. Daftar IR dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2.3: Nilai Indeks Random (IR)
Ukuran
Matriks Nilai RI
1,2 0
3 0,58
4 0,9
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
2.4.4. Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki
kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-
kelebihan analisis ini adalah :
a. Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
b. Kompleksitas
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui
pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
c. Saling Ketergantungan
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling
bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
d. Struktur Hirarki
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung
mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari
masing-masing level berisi elemen yang serupa.
e. Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk
mendapatkan prioritas.
f. Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang
digunakan untuk menentukan prioritas.
g. Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif.
h. Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem
sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan
tujuan mereka.
i. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi
menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
j. Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu
permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian
mereka melalui proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini
berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti
jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
b. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian
secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari
kebenaran model yang terbentuk [8].
2.5. Pengertian Php
Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page
(Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun
1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang
wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data
formulir dari web.
Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan
menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber
terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan
PHP.
Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter
PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan
juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara
signifikan.
Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang
interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian
pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan
meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP dirubah
menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.
Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan
rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang
paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai
disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi
tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.
Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari
interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan
model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab
perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek
[9].
Contoh program :
Program Hello World
<?php
echo "Hello World";
?>
2.6. MySql
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data
SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang
multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia.
MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis
dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga
menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana
penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat
lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode
sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan
disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana
memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang
Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah:
David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius [10].
Berikut ini adalah beberapa contoh sintaks penggunaan MySql yang
sederhana.
a. Create Table
Perintah create table berfungsi untuk membuat table baru. Sintaknya
adalah sebagai berikut :
CREATE TABLE nama_table ([namafield1],[namafield2])
b. Insert
Perintah insert berfungsi untuk menyisipkan data ke dalam table.
Sintaknya adalah sebagai berikut:
INSERT INTO nama-table VALUE(ekspresi1[,ekspresi2,...]);
c. Delete
Delete berfungsi untuk menghapus sebuah record dari table. Sintaknya
adalah sebgai berikut :
DELETE FROM nama_table WHERE kondisi
d. Update
Perintah update berfungsi untuk mengedit nilai suatu data. Sintaknya
sebagai berikut :
UPDATE nama_table
SET criteria
WHERE kondisi
e. Select
Perintah select berfungsi untuk mengambil data dari suatu tabel.
Sintaknya sebagai berikut :
SELECT {*[namafield]}FROM namatabel [WHERE kondisi].
Tanda bintang (*) menunjukkan bahwa semua field yang akan dipilih.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan difokuskan pada RS. Panti Wilasa Dr.
Cipto Semarang yang terletak di Jl. Dr. Cipto Nomor 50 Semarang pada
bagian Sumber Daya Manusia yang memanage semua pegawai – pegawai di
RS. Panti Wilasa Dr. Cipto.
3.2. Jenis Data
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan
dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata atau kalimat)
dan data kuantitatif (yang berbentuk angka).
3.2.1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan
dalam catatan lapangan.
3.2.2. Data Kuantitatif
Jenis data ini menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu.
Jenis data ini mengacu dengan hasil atau data yang berupa angka-
angka. Data kuantitatif yang digunakan oleh penulis berupa data
mengenai kriteria pada penerimaan calon karyawan baru beserta bobot
nilai masing – masing kriteria tersebut.
3.3. Sumber Data
Dalam menuliskan laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan usaha-
usaha untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga
informasi yang nanti akan disampaikan kepada pengguna dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jenis data yang digunakan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini adalah data primer dan data sekunder.
3.3.1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Dalam
mendapatkan sumber data ini, penulis memperoleh dari hasil
observasi dan wawancara di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
pada bagian Sumber Daya Manusia.
3.3.2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder yang digunakan
penulis dalam penelitian didapatkan dari pustaka-pustaka yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan, yaitu literatur tentang peraturan
kepegawaian personalia RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Berikut ini metode pengumpulan data yang digunakan untuk
penelitian Tugas Akhir :
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem.
Dalam pengamatan, data yang dicari yaitu kriteria pada penerimaan
karyawan baru beserta bobot nilai masing – masing kriteria tersebut.
2. Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung dengan staf bagian SDM di RS.
Panti Wilasa Dr. Cipto untuk mengetahui parameter - parameter apa
yang digunakan untuk penerimaan calon karyawan yang nantinya akan
diadaptasi ke dalam Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan
Karyawan.
3. Studi Pustaka ( Literature)
Yaitu metode pengumpulan data, dimana data diperoleh dari literatur-
literatur maupun sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti ataupun dengan membaca tentang peraturan – peraturan
penerimaan karyawan baru di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto.
3.5. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem adalah sebuah metode atau cara yang
tersistem atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa
pengembangan suatu sistem agar sistem tersebut dapat memenuhi
kebutuhan.
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem pendukung
keputusan ini adalah metode Analytical Hierarchi Process (AHP). Mula-
mula tiap kriteria diperbandingkan berdasarkan metode AHP. Kemudian
dari tiap kriteria akan terdapat subkriteria yang nantinya akan dihitung
berdasarkan metode AHP. Selanjutnya masing-masing alternatif akan
dihitung berdasarkan kriteria dan subkriteria yang telah diproses
berdasarkan metode AHP. Penentuan kriteria dan subkriteria pada sistem
pendukung keputusan pemilihan karyawan khususnya untuk jabatan
perawat ini dapat dilakukan oleh bagian sumber daya manusia terutama
manajer personalia.
Gambar 3.1: Struktur Hirarki AHP pada sistem pendukung keputusan
Keterangan gambar 3.1 :
1. Hirarki terbawah adalah nama-nama pelamar yang akan mengikuti
seleksi di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang.
Pemilihan
Pegawai
Kriteria
1
1
2
1
3
1
4
1
n
1 .....
Subkriteria
Pelamar
2. Hirarki kedua adalah subkriteria-subkriteria penilaian dari kriteria
yang dipakai untuk menilai pelamar.
3. Hirarki ketiga adalah kriteria-kriteria yang dipakai untuk menganalisis
apakah pelamar tersebut layak atau tidak untuk diterima.
4. Hirarki paling atas adalah hirarki yang berisi pelamar dengan prioritas
penilaian. Pelamar yang memiliki nilai prioritas tertinggi mendapat
peluang tertinggi untuk diterima.
3.6. Kebutuhan Sistem
Untuk menunjang pembuatan sistem yang dirancang, dibutuhkan
komponen-komponen yang sangat berperan terhadap pembuatan sistem
pendukung keputusan. Berikut ini beberapa komponen yang dibutuhkan
dalam pembuatan sistem pendukung keputusan.
3.6.1. Kebutuhan Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat keras merupakan komponen penting
yang harus dipenuhi dalam penelitian ini. Perangkat keras yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Komputer/laptop dengan prosessor minimal Intel Pentium 4 atau
diatasnya
b. Memori RAM 256 Mb atau lebih
c. Kapasitas hardisk minimal 10 GB
d. Graphics Cards minimal 16 MB atau lebih
e. Monitor SVGA Resolusi 800 x 600 px
f. Keyboard & Mouse
3.6.2. Kebutuhan Perangkat Lunak
Dengan perangkat keras saja tentu tidak akan dapat digunakan
tanpa adanya bantuan penuh dari komponen perangkat lunak. Adapun
perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung
keputusan ini adalah:
a. Sistem Operasi Windows 7
Pada saat ini sistem operasi windows 7 merupakan sistem operasi
yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat umum Indonesia.
Sistem operasi ini lebih dikenal cara pengoperasiannya atau
penggunaannya dibanding sistem operasi lain. Oleh karena itu,
penulis menggunakan sistem operasi ini.
b. Adobe Macromedia Dreamweaver
Software ini digunakan untuk pembuatan sistem pendukung
keputusan dengan menggunakan coding Php dan Java Script.
c. XAMPP
XAMPP merupakan software triad dari 3 aplikasi yaitu apache
sebagai web servernya, PHP sebagai bahasa pemrogramannya serta
MySQL sebagai databasenya. Dengan XAMPP kebutuhan software
telah terpenuhi.
d. Mozilla Firefox
Mozilla Firefox merupakan salah satu browser yang banyak dipakai
user di dunia. Untuk menampilkan tampilan yang terbaik pada
aplikasi sistem pendukung keputusan ini, penulis menyarankan
menggunakan browser Mozilla Firefox.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Sistem
Sistem yang dirancang adalah sebuah sistem yang berupa perangkat
lunak yang membantu pengambil keputusan yakni bagian Sumber Daya
Manusia untuk penerimaan calon pegawai khususnya pada jabatan perawat
berdasarkan kriteria–kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria yang
telah ditentukan untuk calon perawat yakni Kemampuan, Spirit Question,
Psikotest, dan Kesehatan. Semua kriteria tersebut kemudian diberikan nilai
bobot masing-masing kriteria berdasarkan skala perbandingan berpasangan
Saaty yang selanjutnya diproses melalui pemodelan menggunakan metode
AHP dan menghasilkan prioritas dari masing-masing kriteria.
Setelah semua kriteria diberikan nilai bobot masing-masing, kemudian
memberikan subkriteria dari masing-masing kriteria. Subkriteria yang
digunakan ada 3 yaitu baik, cukup, dan kurang. Subkriteria ini juga nantinya
diberikan bobot masing-masing berdasarkan skala perbandingan
berpasangan, lalu diproses menggunakan metode AHP dan akan
menghasilkan subprioritas dari masing-masing subkriteria.
Selanjutnya setiap form data pelamar dianalisis dan diberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan subkriteria penilaian. Penilaian terhadap
data pelamar ini kemudian akan menghasilkan keluaran berupa nilai
masing-masing kriteria pelamar. Setelah semua penilaian kriteria muncul,
akan dijumlahkan dan menjadi total nilai prioritas pada setiap pelamar.
Pengambil keputusan dalam hal ini manajer personalia melakukan
proses komunikasi dengan sistem lewat user interface yang telah
disediakan. Manajer personalia dapat melakukan pengolahan data dan
memberi perintah pada sistem untuk mengolah data yang ada sesuai model
yang digunakan dan meminta sistem memberikan alternatif solusi setelah
dimasukkan beberapa kriteria dan subkriteria yang diperhitungkan. Keluaran
informasi sistem bisa dijadikan pertimbangan untuk menentukan pelamar
yang layak diterima berdasarkan nilai prioritas pelamar.
4.2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem digunakan untuk mendesain sebuah sistem
sebelum dibangunnya sebuah sistem. Pada tahap ini, ada beberapa gambaran
perancangan sistem tentang program sistem pendukung keputusan
penerimaan karyawan untuk jabatan perawat.
4.2.1. Perancangan Struktur Menu
Dalam perancangan sebuah aplikasi diperlukan adanya struktur
menu yaitu suatu aliran informasi yang dapat menjelaskan struktur
program dari program yang akan dibuat. Berikut ini adalah struktur
program sistem pendukung keputusan penerimaan karyawan untuk
jabatan sebagai perawat:
Menu
Utama
Halaman
Home
Data User
Tambah
User
Ganti
Password
Data
Pelamar
Input
Pelamar
Data
Pelamar
Cari Data
Pelamar
KriteriaInput Nilai
Kriteria
Input Nilai
Subkriteria
Penilaian Penilaian
Pelamar
Lihat Ranking
PelamarPetunjuk
Logout
Gambar 4.1 : Perancangan Struktur Menu
4.2.2. Perancangan Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan
Diagram alir digunakan untuk menggambarkan secara grafik
langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program untuk
menolong dan memecahkan masalah ke dalam segmen-segmen yang
lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif
lain dalam pengoperasian.
Untuk menggambarkan diagram alir algoritma semua proses
yang dijalankan sistem pendukung keputusan penerimaan karyawan
untuk jabatan sebagai perawat dapat dilihat pada diagram alir
berikut:
4.2.2.1. Diagram Alir Utama
Dalam diagram alir utama ini menggambarkan algoritma
secara umum semua proses yang ada dalam sistem pendukung
keputusan. Algoritma utama ini dapat dilihat pada gambar 4.2.
mulai
Input username
dan password
TLOGIN
username=?
password=?
Y
selesai
Keluar?
Akses Menu
Y
T
Akses menu?Y
T
Gambar 4.2: Diagram Alir Utama Sistem Pendukung Keputusan
Pada gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa pada saat program
dijalankan tampilan akan menuju ke halaman login. Pengguna perlu
memasukkan username dan password untuk dapat mengakses
program sistem pendukung keputusan.
Setelah pengguna memasukkan username dan password yang
benar, program akan menampilkan halaman utama atau home yang
berisi kata pembuka dan menu-menu yang dapat diakses. Jika
pengguna akan mengakhiri program dapat memilih menu Logout
yang kemudian tampilan akan dikembalikan ke tampilan login.
4.2.2.2. Diagram Alir Nilai Kriteria
Berikut adalah diagram alir Nilai Kriteria :
mulai
selesai
Input nilai kriteria
AHP nilai kriteria
Tampil tabel perbandingan
berpasanganEdit nilai kriteria?
Y
T
Gambar 4.3: Diagram Alir Nilai Kriteria
Dari gambar 4.3 dapat dijelaskan alur program adalah sebagai
berikut :
a. Tampilan awal berupa form nilai kriteria.
b. Pengguna memasukkan nilai bobot masing-masing kriteria
berdasarkan skala perbandingan berpasangan Saaty.
c. Bobot masing-masing kriteria yang telah dimasukkan akan
dihitung dengan menggunakan metode Analytichal Hierarchi
Process.
d. Setelah dihitung dengan menggunakan metode AHP, tampilan
akan menuju ke tabel perbandingan berpasangan.
4.2.2.3. Diagram Alir Nilai Subkriteria
Berikut adalah diagram alir nilai subkriteria :
mulai
selesai
Input nilai
subkriteria
AHP nilai
subkriteria
Tampil tabel perbandingan
berpasangan
Edit nilai
subkriteria?
Y
T
Gambar 4.4 Diagram Alir Nilai Subkriteria
Dari gambar 4.4 dapat dijelaskan alur program adalah sebagai
berikut :
a. Tampilan awal berupa form nilai subkriteria.
b. Pengguna memasukkan nilai bobot subkriteria untuk masing-
masing kriteria berdasarkan skala perbandingan berpasangan
Saaty.
c. Bobot masing-masing subkriteria yang telah dimasukkan akan
dihitung dengan menggunakan metode Analytichal Hierarchi
Process.
d. Setelah dihitung dengan menggunakan metode AHP, tampilan
akan menuju ke tabel perbandingan berpasangan.
4.2.2.4. Diagram Alir Penilaian Data Pelamar
Berikut adalah diagram alir penilaian data pelamar :
mulai
selesai
Tampil data
pelamar
Hitung data
pelamar
Input nilai data
pelamar
Input nilai data
pelamar?
Y
T
Pelamar
Tampil data
pelamar
Gambar 4.5: Diagram Alir Penilaian Data Pelamar
Pada Gambar 4.5 dapat dijelaskan alur program adalah sebagai
berikut:
a. Mengakses file pada data pelamar.
b. Apabila terdapat data pelamar, akan ditampilkan daftar pelamar.
c. Pilih data pelamar yang akan dinilai.
d. Input nilai data pelamar berdasarkan kriteria dan subkriteria.
e. Bila telah dinilai, tampilan akan menuju ke data pelamar.
f. Jika ingin menginput nilai data pelamar lagi, pilih data pelamar
yang akan dinilai kemudian tampilan akan menuju form penilaian
data pelamar
4.3. Perancangan Database
Perancangan database dibutuhkan dalam pembuatan sistem
pendukung keputusan penerimaan karyawan di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto
ini sebagai struktur dasar dari database dan tabel yang akan digunakan untuk
menyimpan data yang nantinya akan diakses oleh sistem pendukung
keputusan tersebut. Berikut ini merupakan struktur tabel perancangan
database yang digunakan:
1. Tabel user
Tabel ini berisi data pengguna sistem pendukung keputusan.
Tabel 4.1 : Struktur Tabel User
Field Type Primary
id_admin int(2) NOT NULL ya
username varchar(20)
password varchar(50)
2. Tabel data_pelamar
Tabel ini berisi data pelamar RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang.
Tabel 4.2 : Struktur Tabel Data Pelamar
Field Type Primary
nik int(2) NOT NULL ya
nama varchar(20)
tgl_masuk date
jenis_kelamin enum('laki-laki',
'perempuan')
alamat varchar(50)
kota varchar(30)
telp varchar(30)
kriteria1 varchar(10)
kriteria2 varchar(10)
kriteria3 varchar(10)
kriteria4 varchar(10)
total varchar(10)
3. Tabel kriteria
Tabel ini berisi nilai perbandingan kriteria satu dengan kriteria lainnya.
Tabel 4.3 : Struktur Tabel Kriteria
Field Type Primary
kriteria12 varchar(10) NOT NULL
kriteria13 varchar(10) NOT NULL
kriteria14 varchar(10) NOT NULL
kriteria23 varchar(10) NOT NULL
kriteria24 varchar(10) NOT NULL
kriteria34 varchar(10) NOT NULL
4. Tabel nama_kriteria
Tabel ini berisi nama-nama kriteria yang di input oleh user.
Tabel 4.4 : Struktur Tabel Nama Kriteria
Field Type Primary
kriteria1 varchar(50) NOT NULL
kriteria2 varchar(50) NOT NULL
kriteria3 varchar(50) NOT NULL
kriteria4 varchar(50) NOT NULL
5. Tabel subkriteria
Tabel ini berisi nilai perbandingan subkriteria satu dengan sukriteria
lainnya dari masing-masing kriteria.
Tabel 4.5 : Struktur Tabel Sub Kriteria
Field Type Primary
a1 varchar(10) NOT NULL
a2 varchar(10) NOT NULL
a3 varchar(10) NOT NULL
b1 varchar(10) NOT NULL
b2 varchar(10) NOT NULL
b3 varchar(10) NOT NULL
c1 varchar(10) NOT NULL
c2 varchar(10) NOT NULL
c3 varchar(10) NOT NULL
d1 varchar(10) NOT NULL
d2 varchar(10) NOT NULL
d3 varchar(10) NOT NULL
4.4. Implementasi Sistem
Tahap implementasi ini merupakan tahap pengujian sistem baru.
Untuk dapat membuat sistem komputerisasi diperlukan beberapa fasilitas
atau peralatan pendukung supaya sistem dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan yang diinginkan.
Implementasi sistem merupakan tahap akhir dari proses
pengembangan perangkat lunak setelah melalui tahapan perancangan. Agar
proses implementasi dari perangkat lunak dapat bekerja secara sempurna,
maka terlebih dahulu perangkat lunak tersebut harus diuji untuk mengetahui
kelemahan dan kesalahan yang ada untuk kemudian dievaluasi.
Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana cara menjalankan aplikasi
sistem pendukung keputusan penerimaan karyawan. Sistem pendukung
keputusan yang dihasilkan terdiri dari :
4.4.1. Halaman Login
Pada halaman ini akan ditampilkan form login. Halaman ini
berguna untuk memproteksi sistem terhadap pengguna yang tidak
berhak mengakses sistem. Pada halaman ini pengguna harus
memasukkan username dan password terlebih dahulu sebelum
menggunakan sistem pendukung keputusan.
Gambar 4.6: Tampilan Login
4.4.2. Halaman Home
Ketika pengguna sudah masuk ke dalam sistem, maka halaman
yang pertama kali akan muncul adalah halaman home yang berisi
tentang pengenalan sistem. Pengguna dapat langsung masuk ke
dalam menu-menu yang telah tersedia atau membaca terlebih dahulu
cara penggunaan sistem dengan cara menggeser kursor ke arah menu
“Petunjuk” untuk langsung dapat menuju ke halaman cara
penggunaan sistem pendukung kuputusan.
Gambar 4.7: Tampilan Halaman Utama
4.4.3. Halaman Tambah User
Halaman tambah user berguna untuk menambah pengguna
sistem pendukung keputusan. Pengguna harus mengisi form tambah
user yang terdiri username, password dan konfirmasi. Penambahan
user dibatasi untuk 3 pengguna saja.
Gambar 4.8: Tampilan Tambah User
4.4.4. Halaman Ganti Password User
Halaman ganti password user digunakan untuk mengganti
password pengguna sistem pendukung keputusan. Pengguna harus
mengisi form ganti password user yang terdiri password lama,
password baru dan konfirmasi.
Gambar 4.9: Tampilan Ganti Password User
4.4.5. Halaman Input Data Pelamar
Halaman input data pelamar berisi form data pelamar yang
terdiri dari kode pelamar, nama, jenis kelamin, alamat, kota, dan no.
Telp. Semua form harus di isi untuk identitas si pelamar tersebut.
Gambar 4.10: Tampilan Input Data Pelamar
4.4.6. Halaman Data Pelamar
Halaman data pelamar akan menampilkan semua daftar
pelamar. Pada halaman ini pengguna diberikan pilihan untuk
mengedit dan menghapus data pelamar.
Gambar 4.11: Tampilan Data Pelamar
4.4.7. Halaman Edit Data Pelamar
Halaman edit data pelamar ini digunakan untuk mengubah data
pelamar apabila ada kesalahan saat mengisi data pelamar.
Gambar 4.12: Tampilan Edit Data Pelamar
4.4.8. Halaman Detail Data Pelamar
Halaman detail data pelamar ini digunakan untuk melihat data
pelamar.
Gambar 4.13: Tampilan Detail Data Pelamar
4.4.9. Halaman Cari Data Pelamar
Halaman cari data pelamar ini digunakan untuk mencari data
pelamar. Pengguna cukup mengisikan nama/nip pelamar pada form
yang telah disediakan.
Gambar 4.14: Tampilan Cari Data Pelamar
4.4.10. Halaman Input Nilai Kriteria
Input data kriteria penilaian berfungsi untuk memasukkan data
kriteria seleksi (tes) yang digunakan untuk memberikan bobot nilai
kriteria yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan AHP. Proses
penilaian yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan nama
kriteria, kemudian memasukan nilai bobot kriteria penilaian yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. RS. Panti Wilasa Dr. Cipto
menggunakan 4 kriteria dari faktor kepribadian pelamar yang
mengungkap kemampuan dasar, spirit question, psikotest dan
kesehatan. Untuk nilai masing-masing kriteria akan diisi dengan
menggunakan nilai riil yaitu berupa angka yang bernilai 1, 2, 3,
sampai 9 berdasarkan tabel skala perbandingan berpasangan Saaty
pada tiap-tiap kriteria yang diisikan. Dalam proses ini nantinya akan
diperoleh sebuah nilai prioritas kriteria yang akan digunakan dalam
proses selanjutnya.
Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas
kriteria adalah sebagai berikut :
1). Membuat matrik perbandingan berpasangan
Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara
satu kriteria dengan kriteria yang lain.
Cara pengisian elemen matriks pada tabel yaitu:
a) Elemen a[i,i] = 1 dimana i = 1,2,....,n (n=4)
b) Elemen matriks segitiga atas sebagai input
c) Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus a[j,i] =
1/a[i,j] untuk i ≠ j
Pada hasil penelitian telah didapat penilaian kriteria yang dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.6: Matrik Perbandingan Berpasangan Dari Kriteria
Kemampuan
Dasar Spirit
Question Psikotest Kesehatan
Kemampuan Dasar
1/1 2/1 3/1 2/1
Spirit Question
1/2 1/1 3/1 3/1
Psikotest 1/3 1/3 1/1 2/1
Kesehatan 1/2 1/3 1/2 1/1
Jumlah 14/6 20/3 15/2 8/1
Angka 1/1 pada kolom kemampuan dasar baris
kemampuan dasar menggambarkan tingkat kepentingan yang
sama antara kemampuan dasar dengan kemampuan dasar.
Sedangkan angka 2/1 pada baris kemampuan dasar kolom spirit
question menunjukkan bahwa nilai 2 untuk kemampuan dasar
dan nilai 1 untuk spirit questions, artinya kriteria kemampuan
dasar dipandang sedikit lebih penting dibandingkan spirit
questions.
Angka 1/3 pada kolom kemampuan dasar baris psikotest
merupakan hasil kebalikan dari baris kemampuan dasar kolom
psikotest yang menunjukan nilai 1 untuk psikotest dan nilai 3
untuk kemampuan dasar. Sedangkan angka yang lain diperoleh
dengan cara yang sama. (ket : angka 1, 2 dan 3 diperoleh dari nilai
yang ada pada skala perbandingan berpasangan Saaty).
Jika pada tabel 4.6 diubah ke dalam bentuk desimal, maka
hasilnya bisa dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7: Matrik Perbandingan Berpasangan Dari Kriteria
(Dalam Bentuk Desimal)
Kemampuan
Dasar Spirit
Question Psikotest Kesehatan
Kemampuan Dasar
1 2 3 2
Spirit Question
0,5 1 3 3
Psikotest 0,33 0,33 1 2
Kesehatan 0,5 0,33 0,5 1
Jumlah 2,33 3,66 7,5 8
2). Membuat matrik nilai kriteria
Matrik ini digunakan untuk mencari nilai prioritas dari kriteria.
Matrik ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
a). Nilai baris kolom baru (tabel matrik nilai kriteria) = nilai baris-
kolom lama (tabel matrik perbandingan berpasangan) dibagi
jumlah masing-masing kolom lama (tabel matrik perbandingan
berpasangan)
b) Nilai kolom jumlah (tabel matrik nilai kriteria) diperoleh dari
penjumlahan nilai pada tiap baris tabel tersebut. (0,46 + 0,56 +
0,35 + 0,33 = 1,7 )
c) Nilai prioritas pada tabel matrik nilai kriteria diperoleh dari
pembagian kolom jumlah dibagi jumlah kriteria.
Hasil perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8: Perhitungan Prioritas Nilai Kriteria
3). Membuat matrik penjumlahan setiap baris
Matrik ini dibuat dengan mengalikan nilai baris-kolom
pada tabel matrik perbandingan berpasangan dengan matrik
prioritas pada tabel nilai kriteria.
Matrik baris-kolom Matrik Prioritas
perbandingan berpasangan ( Tabel nilai kriteria)
1 2 3 2 0,41
0,5 1 3 3 X 0,32
0,33 0,33 1 2 0,15
0,5 0,33 0,5 1 0,12
Hasil perhitungan matrik di atas bila diruangkan dalam tabel,
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9: Perhitungan Matrik Kriteria Penjumlahan Setiap Baris
Kemampuan
Dasar Spirit
Question Psikotest Kesehatan
Σ Baris
Kemampuan Dasar
0,41 0,64 0,45 0,24 1,74
Spirit Question
0,20 0,32 0,45 0,36 1,33
Psikotest 0,14 0,11 0,15 0,24 0,64
Kesehatan 0,21 0,11 0,07 0,12 0,51
Nilai 0,41 pada baris dan kolom kemampuan dasar didapat dari
perkalian matrik antara matrik baris-kolom perbandingan
berpasangan (1) dikalikan dengan matrik prioritas pada tabel nilai
kriteria (0,41). Nilai yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
Nilai jumlah didapat dari penjumlahan nilai pada masing-masing
baris kriteria.
4). Perhitungan rasio konsistensi
Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai
rasio konsistensi (CR) <= 0,1. Jika nilainya lebih besar dari 0,1
maka matrik perbandingan berpasangan perlu diperbaiki. Untuk
menghitung rasio konsistensi dibuat tabel seperti berikut :
Tabel 4.10: Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria
Jumlah tiap
baris Prioritas Hasil
Kemampuan Dasar
1,74 0,41 4,24
Spirit Question
1,33 0,32 4,16
Psikotest 0,64 0,15 4,27
Kesehatan 0,51 0,12 4,25
Kolom jumlah tiap baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel
penjumlahan tiap baris. Untuk kolom prioritas diperoleh dari
kolom prioritas tabel matrik nilai criteria, sedangkan kolom hasil
diperoleh dari pembagian kolom jumlah tiap baris dibagi kolom
prioritas dari masing-masing kriteria. Dari tabel diatas diperoleh
nilai berikut:
Total = 4,24 + 4,16 + 4,27 + 4,25 = 16,92 (penjumlahan dari nilai
kolom hasil)
n (jumlah kriteria) = 4
Lambda (λ maks) dan Indeks Konsistensi (CI)
Lambda (λ maks) adalah nilai rata-rata kolom hasil pada tabel
rasio konsistensi kriteria.
λ maks = n
Total
= 23,4 4
92,16
Formula untuk menghitung Indeks Konsistensi (CI) adalah:
CI = )1(
)n - maks (
n
CI = )14(
) 4- ,234(
CI = 08,03
23,0
Formula untuk menghitung Rasio Konsistensi (CR) adalah:
CR = IR
CI
CR = 08,09,0
0,08
Indeks Random (IR) adalah fungsi langsung dari jumlah alternatif
atau sistem yang sedang diperbandingkan. Indeks Random (IR)
disajikan pada tabel 2.3.
Rasio konsistensi hasil penilaian di atas bernilai kurang
dari 0,1. Oleh karena nilai CR <=0,1 maka rasio konsistensi
perhitungan diatas dapat diterima.
Gambar 4.15: Tampilan Input Nilai Kriteria
4.4.11. Halaman Input Nilai Sub Kriteria
Halaman input nilai sub kriteria digunakan untuk memberikan
bobot masing-masing sub kriteria. Bobot nilai masing-masing
subkriteria ini juga diisi berdasarkan skala perbandingan
berpasangan Saaty sama seperti mengisi nilai kriteria. Sub kriteria
yang digunakan ada 3 yaitu: baik, cukup dan kurang.
Awalnya nilai masing-masing sub kriteria akan diisi dengan
menggunakan nilai riil yaitu berupa angka yang bernilai 1, 2, 3,
sampai 9 berdasarkan tabel skala perbandingan berpasangan pada
tiap-tiap kriteria yang diisikan. Dalam proses ini nantinya akan
diperoleh sebuah nilai prioritas sub kriteria yang akan digunakan
dalam proses selanjutnya. Untuk menghitung nilai prioritas sub
kriteria yaitu :
1). Menghitung sub kriteria pada kriteria kemampuan
a) Membuat matrik perbandingan berpasangan
Pada hasil penelitian telah didapat penilaian subkriteria pada
kriteria kemampuan yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.11: Matrik Perbandingan Berpasangan Sub Kriteia
Kriteria Baik Cukup Kurang
Baik 1 2 4
Cukup 0,5 1 2
Kurang 0,25 0,5 1
Jumlah 1,75 3,5 7
b) Membuat matrik nilai sub kriteria
Matrik ini digunakan untuk mencari nilai sub prioritas dari
kriteria. Matrik ini diperoleh dengan rumus sama seperti
mencari matrik nilai kriteria. Hasilnya dapat dilihat tabel 4.10.
Tabel 4.12: Matrik Nilai Sub Kriteria
Baik Cukup Kurang Σ Baris Prioritas Prioritas
Sub Kriteria
Baik 0,57 0,57 0,57 1,71 0,57 1
Cukup 0,29 0,29 0,29 0,87 0,29 0,51
Kurang 0,14 0,14 0,14 0,42 0,14 0,25
Nilai pada kolom prioritas sub kriteria diperoleh dari
pembagian antara nilai pada kolom prioritas dibagi dengan
nilai tertinggi pada prioritas tersebut.
c) Membuat matrik penjumlahan tiap baris
Matrik ini dibuat dengan mengalikan nilai baris-kolom pada
tabel matrik perbandingan berpasangan subkriteria dengan
matrik prioritas subkriteria pada tabel nilai sub kriteria.
Matrik perbandingan Matrik Prioritas
Berpasangan sub kriteria ( Tabel nilai sub kriteria)
1 2 4 0,57
0,5 1 2 X 0,29
0,25 0,5 1 0,14
Tabel 4.13: Matrik Penjumlahan Tiap Baris
Baik Cukup Kurang Σ Baris
Baik 0,57 0,58 0,56 1,71
Cukup 0,29 0,29 0,28 0,86
Kurang 0,14 0,15 0,14 0,43
d) Perhitungan rasio konsistensi
Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai
rasio konsistensi (CR) <= 0,1. Jika nilainya lebih besar dari
0,1 maka matrik perbandingan berpasangan perlu
diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi dibuat tabel
seperti berikut :
Tabel 4.14: Perhitungan Rasio Konsistensi Sub Kriteria
Σ Baris Prioritas Hasil
Baik 1,71 0,57 3
Cukup 0,86 0,29 2,97
Kurang 0,43 0,14 3,07
Perhitungan kolom hasil sama seperti Perhitungan rasio
konsistensi kriteria. Dari tabel 4.13 diperoleh nilai berikut:
Total = 3 + 2,97+ 3,07 = 9,04 (penjumlahan dari nilai
kolom hasil)
n (jumlah sub kriteria) = 3
Lambda (λ maks) dan Indeks Konsistensi (CI)
Lambda (λ maks) adalah nilai rata-rata kolom hasil pada
tabel rasio konsistensi sub kriteria.
λ maks = n
Total
λ maks = 01,3 3
04,9
Formula untuk menghitung Indeks Konsistensi (CI) adalah:
CI = )1(
)n - maks (
n
CI = )13(
) 3- 01,3(
CI = 005,02
01,0
Formula untuk menghitung Rasio Konsistensi sub kriteria
(CR) adalah:
CR = IR
CI
CR = 008,058,0
0,005
Rasio konsistensi hasil penilaian di atas bernilai kurang dari
0,1. Oleh karena nilai CR <=0,1 maka rasio konsistensi
perhitungan diatas dapat diterima.
2). Langkah untuk perhitungan prioritas sub kriteria lainnya sama
seperti perhitungan sub kriteria pada kemampuan
Gambar 4.16: Tampilan Input Nilai Subkriteria
4.4.12. Halaman Input Nilai Pelamar
Halaman ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap
pelamar yang telah mengikuti test seleksi. Input nilai pelamar
berdasarkan bulan dan tahun masuk penyeleksian. Penilaian
berdasarkan kriteria dan subkriteria yang telah di proses
menggunakan metode AHP. Sistem akan mengolah nilai masing –
masing kriteria berdasar hasil nilai prioritas kriteria dikalikan nilai
prioritas sub kriteria.
Gambar 4.17: Tampilan Input Nilai Pelamar
4.4.13. Halaman Nilai Pelamar
Pada halaman nilai pelamar, pengguna dapat melihat nilai
pelamar dari masing-masing kriteria. Pada tampilan nilai pelamar,
nilai skor pelamar belum diranking. Perhitungan pada prioritas
kriteria dan prioritas sub kriteria bila diruangkan pada matrik
hasilnya adalah seperti berikut:
Tabel 4.15: Hasil Prioritas Kriteria Dan Sub Prioritas Sub Kriteria
Kemampuan Spirit
question Psikotest Kesehatan
0,41 0,32 0,15 0,12
Baik Baik Baik Baik
1 1 1 1
Cukup Cukup Cukup Cukup
0,51 0,41 0,53 0,41
Kurang Kurang Kurang Kurang
0,25 0,17 0,19 0,17
Misalkan terdapat 4 orang pelamar yang telah mengikuti
seleksi dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16: Contoh Penilaian Karyawan
Kemampuan dasar
Spirit question
Psikotest Kesehatan
12.2011.0001 Baik Cukup Baik Cukup
12.2011.0002 Cukup Baik Baik Cukup
12.2011.0003 Baik Baik Cukup Cukup
12.2011.0004 Baik baik Cukup Baik
Maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17: Hasil Penilaian Karyawan
Kemampuan
dasar Spirit
question Psikotest Kesehatan Total
12.2011.0001 0,41 0,13 0,15 0,05 0,74
12.2011.0002 0,21 0,32 0,15 0,05 0,73
12.2011.0003 0,41 0,32 0,08 0,05 0,86
12.2011.0004 0,41 0,32 0,08 0,12 0,93
Nilai 0,41 pada kolom kemampuan dasar diperoleh dengan nilai
pelamar nomor 12.2011.0001 untuk prioritas kriteria kemampuan
dasar dikali dengan prioritas sub kriteria dari kemampuan dasar
(baik). Penilaian untuk kriteria lainnya didapat dengan cara yang
sama. Hasil implementasi dari sistem dapat dilihat dalam gambar
dibawah ini.
Gambar 4.18: Tampilan Nilai Pelamar
4.4.14. Halaman Lihat Perankingan
Pada halaman lihat perankingan ini, pengguna dapat melihat
ranking pelamar. Tampilan ranking pelamar ini telah diranking dari
nilai skor yang tertinggi sampai yang terendah.
Gambar 4.19: Tampilan Ranking Pelamar
4.4.15. Halaman Petunjuk
Halaman petunjuk ini sangat berguna bagi pengguna untuk
mengetahui cara pemakaian program sistem pendukung keputusan.
Pada halaman ini berisi petunjuk tentang penggunaan program
sistem pendukung keputusan.
Gambar 4.20: Tampilan Petunjuk Program SPK
4.4.16. Menu logout
Ketika pengguna ingin keluar dari program sistem pendukung
keputusan, maka pengguna dapat logout atau keluar dengan memilih
menu logout. Sesi username pengguna yang tersimpan pada server
browser akan dimusnahkan. Jika pengguna ingin menggunakan
program sistem pendukung keputusan lagi, pengguna harus login
kembali pada halaman login.
4.5. Pengujian
Untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah menghasilkan
solusi yang tepat, maka dilakukan suatu uji coba terhadap sistem tersebut.
Uji coba dilakukan dengan cara simulasi untuk mencari alternatif terbaik
bagi seleksi penerimaan pegawai baru untuk menduduki jabatan sebagai
perawat di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang. Pertama pengguna
mengisi bobot masing-masing kriteria dan hasilnya akan ditampilkan pada
halaman tabel kriteria matrik perbandingan berpasangan.
Gambar 4.21: Tampilan tabel kriteria perbandingan berpasangan
Dari data yang telah tersimpan dan ditampilkan pada gambar 4.21,
terlihat bahwa sistem tersebut telah sesuai dengan prinsip proses analytical
hierarchi process dimana total bobot prioritas harus sama dengan 1. Pada
gambar 4.21 apabila kita jumlahkan data pada baris prioritas yaitu 0,41;
0,32; 0,15; 0,12 maka hasilnya sama dengan 1. Dengan demikian maka
sistem baru yang dibuat telah sesuai dengan penerapan menggunakan
metode analytical hierarchi process.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penerimaan karyawan pada
RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang bisa dijadikan dasar
pengambilan keputusan manajemen dalam proses penerimaan
karyawan untuk jabatan perawat.
2. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan
dukungan dari perhitungan yang dilakukan dengan AHP sebagai
model dalam system pendukung keputusan.
3. Hasil perhitungan AHP yang diterapkan ini akan menghasilkan
keluaran nilai intensitas prioritas pelamar sehingga pelamar yang
memiliki nilai tertinggi mendapat peluang tertinggi untuk diterima.
4. Aplikasi sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan
karyawan dapat digunakan RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
untuk membantu menentukan calon perawat mana yang akan
diterima melalui hasil perhitungan AHP.
5.2. Saran
Dari kesimpulan yang telah disebutkan diatas, penulis memberi saran
untuk pengembangan lebih lanjut dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
penerimaan karyawan yakni
1. Perlu perbaikan sistem yang lebih komplek agar sistem pendukung
keputusan dapat digunakan untuk penerimaan calon pegawai untuk
jabatan yang lain pada RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang.
2. Perlunya penambahan kriteria penilaian dalam SPK Penerimaan
karyawan, misalnya : penambahan syarat kualifikasi yang harus
dimiliki pencari kerja dan penambahan beberapa aturan mengenai
perekrutan karyawan yang berbeda antara perusahaan satu dengan
yang lain.
Daftar Pustaka
[1] Ratih Hafsarah Maharrani, Abdul Syukur, Tyas Catur P. (2010). Penerapan
Metode Analytical Hierarchi Process Dalam Penerimaan Karyawan Pada
PT. Pasir Besi Indonesia. Jurnal Magister Komputer. Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
[2] Yudho Praktito (2008). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Dinamis Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process
(AHP). Skripsi Sarjana Komputer. Stikom Surabaya.
[3] http://jejakjari007.blogspot.com/2011/03/10-definisi-sistem-pendukung-
keputusan.html, diupdate tanggal 25 Maret 2011.
[4] http://www.scribd.com/doc/2908406/Modul-6-Analytic-Hierarchy-Process,
diakses tanggal 13 November 2011.
[5] http://www.anakciremai.com/2008/09/makalah-manajemen-tentang-
manajemen.html, diakses tanggal 13 November 2011.
[6] Iryanto (2008). Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi:
Cara Efektif Untuk Pengambilan Keputusan. Jurnal Magister Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.
[7] Marimin (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Jakarta: PT Grasindo
[8] http://myshowroom.wordpress.com/perihal/, diakses tanggal 15 November
2011.
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/PHP, diakses tanggal 15 November 2011
[10] http://id.wikipedia.org/wiki/MySQL, diakses tanggal 15 November 2011
[11] Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web PHP. Yogyakarta: Andi
[12] http://www.scribd.com/doc/63494654/SPK-6-Contoh-Aplikasi-Penilaian-
Karyawan, diakses tanggal 13 November 2011.