LAPORAN TUGAS AKHIR GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT …€¦ · gambaran persepsi pasien rawat inap...
Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT …€¦ · gambaran persepsi pasien rawat inap...
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAP PENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
RSUD DR.
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.18.088 RPL
KEMENTERIAN KESEHATAN POLITEK
LAPORAN TUGAS AKHIR
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAP PENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA
Oleh :
KOMALASARI Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.18.088 RPL
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III GIZI 2019
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAP PENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.18.088 RPL
REPUBLIK INDONESIA
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir berjudul “Gambaran Persepsi Pasien Rawat Inap KelasIII Terhadap Penyajian Makanan Yang Disajikan Instalasi Gizi RSUD DR. IbnuSutowo Baturaja” telah memperoleh persetujuan.
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Muzakar, S.ST, M.PH Hana Yuniarti, SKM, M.KesNIP. 196307011991031002 NIP. 195706031982012004
iii
PANITIA SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAPPENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
KOMALASARINomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.18.088 RPL
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal :19 Juli 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Tim Penguji,
Penguji I Penguji II
Susyani, S.ST, M.Kes Eliza, S.Gz, M.SiNIP. 196503301986032002 NIP. 197702082001122002
Ketua Penguji
Muzakar, S.ST, M.PHNIP. 196307011991031002
Politeknik Kesehatan PalembangProgram Studi D-III Gizi
Ketua,
Muzakar, S.ST, M.PHNIP. 196307011991031002
iv
PANITIA UJIAN AKHIR PROGRAM
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAPPENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA
Dipersiapkan dan disusun oleh :KOMALASARI
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.18.088 RPL
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal:19 Juli 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Tim Penguji,
Penguji I Penguji II
Susyani, S.ST, M.Kes Eliza, S.Gz, M.SiNIP. 196503301986032002 NIP. 197702082001122002
Ketua Penguji
Muzakar, S.ST, M.PHNIP. 196307011991031002
Politeknik Kesehatan PalembangProgram Studi D-III Gizi
Ketua,
Muzakar, S.ST, M.PHNIP. 196307011991031002
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto :
“ Berilmu tanpa amal akan rugi, beramal tanpa ilmu akan sesat, rajin menuntut ilmu,ikhlas dalam amalan kunci kejayaan dunia akhirat ”
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT yang telah memudahkan segala urusanku dan selalu menjadi penerang
dikala gelap.
2. Ibundaku, suamiku dan anak-anakku tersayang yang telah senantiasa memberikan
dukungan, doa dan kasih sayangnya disetiap langkah perjuangan demi meraih
keberhasilan.
3. Saudaraku tercinta (Dr. Houtman, M.Pd. Ratna Sari, S.Pd. Rachmawati, S.Kom.
Bachder Johan, SKM) yang selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga
saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
4. Pembimbing Laporan Tugas Akhir Bapak Muzakar, S.ST, M.PH dan Ibu Hana
Yuniarti, SKM, M.Kes yang tak kenal lelah membimbing dan memberikan motivasi
dalam penyusun Laporan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Susyani, S.SiT, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Gizi.
6. Sahabat-sahabat seangkatan mahasiswa-mahasiswi RPL D-III Gizi tahun 2018 yang
telah banyak memberikan motivasi selama perkuliahan.
vi
ABSTRAK
PROGRAM STUDI D-III GIZIPOLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANGLAPORAN TUGAS AKHIR, 19 JULI 2019
KOMALASARI
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAP PENYAJIANMAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA.(44 Halaman, 9 tabel, 7 lampiran)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi pasien rawatinap kelas III terhadap penyajian makanan yang disajikan instalasi gizi RSUD DR. IbnuSutowo Baturaja. Penelitian merupakan penelitian deskriptif, menggunakan 50responden dari pasien ruang rawat inap zaal penyakit dalam, zaal bedah, zaalkebidanan.
Dari penelitian ini diperoleh secara keseluruhan dari pasien ruang rawat inapzaal penyakit dalam, zaal bedah dan Kebidanan kelas III yang diteliti, cara penyajian30% sangat suka, 56% suka, 14% kurang suka. Sarana/peralatan saji 24% sangat baik,48% baik, 28% kurang baik. Sanitasi makanan 66% sangat bersih, 16% bersih, 18%kurang bersih. Kebersihan peralatan makan 36% sangat bersih, 48% bersih, 16%kurang bersih. Sedangkan variasi menu 36% sangat bervariasi, 44% bervariasi, 20%kurang bervariasi.
Dari penelitian bahwa sarana/peralatan saji dan variasi menu perlu mendapatperhatian yang lebih besar.
Kepustakaan: 22 (1995 – 2018)Kata kunci : persepsi pasien, cara penyajian, sarana/peralatan saji, sanitasi
makanan, kebersihan peralatan makan, variasi menu
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang
berjudul “Gambaran Persepsi Pasien Rawat Inap Kelas III Terhadap Penyajian
Makanan Yang Disajikan Instalasi Gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja”. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, terutama kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
2. Ketua Jurusan Gizi dan Ketua Program Studi Diploma III Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang.
3. Muzakar, S.ST, M.PH dan Hana Yuniarti, SKM, M.Kes masing-masing sebagai
Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping.
4. Susyani, S.SiT, M.Kes dan Eliza, S.Gz. M.Si masing-masing sebagai Anggota Penguji
1 dan Anggota Penguji 2.
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan tugas akhir ini.
Teristimewa penulis menghaturkan terima kasih kepada keluargaku
khususnya orang tuaku, suami dan anak-anakku. Semoga Laporan Tugas Akhir Ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi penulis. Aamiin.
Palembang, Mei 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iiPANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH ....................................................... iiiPANITIA SIDANG UJIAN AKHIR PROGRAM ................................................. ivHALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vABSTRAK ...................................................................................................... viKATA PENGANTAR ....................................................................................... viiDAFTAR ISI ................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ............................................................................................. xDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUANA... Latar Belakang ......................................................................... 1B... Rumusan Masalah ................................................................... 2C... Tujuan Penelitian .................................................................... 2D...Manfaat Penelitian ................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKAA... Landasan Teori ........................................................................ 5
1... Pengertian Kepuasan ........................................................ 52... Pelayanan Gizi Rumah Sakit .............................................. 73... Mutu Pelayanan Gizi ......................................................... 8
B... Etiologi .................................................................................... 10C... Kerangka Teori ........................................................................ 14D...Kerangka Konsep ..................................................................... 14E....Variabel Penelitian .................................................................. 15F....Defenisi Operasional ............................................................... 15
BAB III. METODE PENELITIANA... Jenis Penelitian ....................................................................... 17B... Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 17C... Populasi dan Sampel................................................................ 17D... Jenis dan Pengambilan Data ................................................... 18E....Analisis Data ............................................................................ 19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANA...Gambaran Umum RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja ............... 20
1... Sejarah .............................................................................. 202... Ketenagaan ....................................................................... 22
ix
3... Jumlah Tempat Tidur ........................................................ 23B... Karakteristik Responden ......................................................... 24C... Analisis Univariat .................................................................... 25D...Pembahasan ............................................................................ 28
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A... Kesimpulan .............................................................................. 34
B... Saran ....................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 37
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Defenisi Operasional Variabel Yang Diteliti ............................................ 15
2. Ketenagaan RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja.......................................... 22
3. Jumlah tempat tidur RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja ........................... 23
4. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................ 24
5. Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Cara Penyajian ...... 25
6. Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Sarana
/Peralatan Saji ......................................................................................... 25
7. Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Sanitasi Makanan . 26
8. Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Kebersihan
Peralatan Makan ..................................................................................... 27
9. Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Variasi Menu ......... 27
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Kerangka Teori......................................................................................... 14
2. Kerangka Konsep ..................................................................................... 14
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden ........................................... 37
2. Daftar Pertanyaan/Kuisioner Penelitian ................................................. 38
3. Surat Izin Pengambilan Data Dari Poltekes Palembang........................... 40
4. Surat Pemberian Izin Pengambilan Data DariRSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja .............................................................. 41
5. Surat Izin Penelitian Dari Direktorat Poltekes Palembang ...................... 42
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di RSUDDR. Ibnu Sutowo Baturaja ....................................................................... 43
7. Lembar Konsultasi ................................................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu hal penting
untuk membantu kesembuhan pasien. Baik buruk suatu pelayanan gizi akan
muncul persepsi atas kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya. Persepsi pasien atas pelayanan dari instalasi gizi salah
satu unsur penting untuk diperhatikan. Pasien yang mempunyai persepsi
yang baik terhadap pelayanan rumah sakit khususnya instalasi gizi akan
dapat mencapai suatu kepuasan. Kepuasan ditentukan oleh kenyataan
apabila jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien dengan
menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterimanya
(Supranto, 2014).
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia yang dilakukan lewat indera yaitu
penglihatan, pendengar, peraba, perasa (Slameto, 2010).
Persepsi pasien yang telah puas akan pelayanan gizi merupakan salah
satu keuntungan yang spesifik dari upaya untuk melakukan perbaikan
kualitas. Untuk menjaga kualitas maka pelayanan tersebut harus dilakukan
secara baik agar pasien dapat pulih dari sakitnya secara cepat. Kepuasan
pasien merupakan tolak ukur mutu pelayanan kesehatan karena pasien
sebagai konsumen yang menentukan apakah pelayanan gizi itu baik atau
tidak (Depkes RI. 2003).
Penyajian makanan adalah suatu cara untuk menyuguhkan makanan
kepada orang untuk disantap secara keseluruhan yang berisikan komposisi
2
yang diatur dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang disusun
secara menarik agar dapat menambah nafsu makan (Innayanti, B. 2017).
Sebagai pelayanan kesehatan masyarakat umum, rumah sakit memiliki
masalah utama yaitu mengenai pelayanan yang diberikan apakah sudah
sesuai harapan pasien atau tidak demi mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga
kepercayaan pasien dengan meningkatkan kualitas pelayanannya. Pelayanan
rawat inap di rumah sakit meliputi pelayanan kedokteran, pelayanan
keperawatan, pelayanan penunjang medik, administrasi, gizi, farmasi,
laboratorium, radiologi dan berbagai pelayanan diagnostik 3 serta terapeutik
lainnya (Lanita, S. 1995).
Pelayanan gizi dirumah sakit yang merupakan hak setiap orang,
memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperolah hasil pelayanan yang
bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu dirumah sakit akan membantu
mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula
memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya
pengobatan (Depkes RI, 2003).
Berdasarkan data rekam medik RSUD DR. Ibu sutowo Baturaja pada
bulan April 2019 bahwa pasien RRI penyakit dalam kelas III berjumlah 200
orang, pasien RRI bedah berjumlah 155 orang dan RRI kebidanan berjumlah
140 orang. Data dari ahli gizi ruangan RRI penyakit dalam rata-rata makanan
yang diberikan bersisa ½ porsi dari porsi yang disajikan, RRI bedah makanan
yang diberikan bersisa ¼ porsi dan RRI kebidanan makanan yang diberikan
75% makanan habis dan 25% bersisa.
Berdasarkan data tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Persepsi Pasien Rawat Inap Kelas III Terhadap
3
Penyajian Makanan Yang Disajikan Instalasi Gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo
Baturaja”
B. Rumusan Masalah
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu
suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor (alat indra)
yang diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang
fungsi alat indra.
Bagaimana gambaran persepsi pasien rawat inap kelas III terhadap
penyajian makanan yang disajikan instalasi gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo
Baturaja
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk diketahui gambaran persepsi pasien rawat inap kelas III
terhadap penyajian makanan yang disajikan instalasi gizi RSUD DR. Ibnu
Sutowo Baturaja.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran persepsi pasien terhadap cara penyajian.
b. Diketahui gambaran persepsi pasien terhadap sarana/ peralatan saji.
c. Diketahui gambaran persepsi pasien terhadap sanitasi makanan.
d. Diketahui gambaran persepsi pasien terhadap kebersihan peralatan
makan
e. Diketahui gambaran persepsi pasien terhadap variasi menu
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan di
bidang penelitian yang telah didapat selama diperkuliahan dan
meningkatkan pemahaman peneliti.
2. Bagi Jurusan Gizi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan
perbendaharaan, referensi, informasi dan motivasi untuk mahasiswa dan
mahasiswi lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya di
bidang gizi.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DR. Ibnu Sutowo
Baturaja.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atas kesan terhadap kinerja
atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan pasien
merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi pasien dalam
menggunakan suatu jasa pelayanan di rumah sakit. Kepuasan pasien
merupakan syarat yang harus dipenuhi rumah sakit agar mampu sukses
menciptakan dan mempertahankan pasien. Kepuasan pasien tergantung
pada kualitas pelayanan. Kepuasan pasien apabila penerima pelayanan
memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan.
Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan
apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan
menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterimanya
(Supranto, 2014).
Menurut Engel (1995) secara umum dimensi kepuasan dapat
dibedakan atas dua macam sebagai berikut:
a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik
profesi.
1. Hubungan petugas kesehatan dengan klien (dokter-pasien-
relationship).
Terbinanya hubungan petugas terutama dokter, perawat dan ahli
gizi,dalam mengkaji dan menampung keterangan sejelas-jelasnya
tentang segala sesuatu hal yang ingin diketahui oleh klien.
6
2. Kenyamanan pelayanan
Kenyamanan yang dimaksud disini tidak hanya menyangkut fasilitas
yang tersedia tetapi yang lebih penting tindakan para penyelenggara
pelayanan kesehatan.
3. Kebebasan melakukan pilihan
Suatu pelayanan kesehatan yang bermutu apabila kebebasan
memilih fasilitas dan petugas kesehatan dapat diberikan secara
optimal dan tepat sasaran oleh institusi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
4. Pengetahuan dan kompetensi tehnis
Secara teori seharusnya hipotesa tentang pengetahuan dan
kompetensi harus linier, yaitu makin tinggi tingkat pengetahuan dan
kompetensi tehnis petugas kesehatan, maka sudah seharusnya
semakin tinggi pula tingkat pelayanan kesehatan.
5. Efektifitas pelayanan
Keefektifan suatu pelayanan kesehatan intinya adalah kualitas
pelayanan kesehatan itu sendiri, sehingga harapan yang diinginkan
dari suatu efektifitas pelayanan adalah suatu jawaban dari hipotesa
makin efektif pelayanan kesehatan tersebut, maka semakin tinggi
pula mutu pelayanan kesehatan.
6. Keamananan tindakan
Aspek keamanan haruslah diperhatikan agar pelayanan kesehatan
tidak membahayakan pasien yang meliputi lingkungan, sarana dan
prasarana yang memadai dan petugas kesehatan yang bermanfaat
sesuai dengan kompetensinya.
7
b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kesehatan.
1. Ketersediaan pelayanan kesehatan
Untuk pelayanan kesehatan harus tersedia ditengah-tengah
masyarakat dan terjangkau oleh masyarakat pengguna. Pelayanan
kesehatan ditengah-tengah masyarakat dilengkapi dengan suatu
kajian tertentu dan spesifik sesuai dengan karakteristik masyarakat
pengguna.
2. Kewajaran pelayanan kesehatan
Suatu pelayanan bermutu apabila Kewajaran dari suatu pelayanan
keseharian ditunjang dengan kemampuan sumber daya manusia
yang berfikir consumer oriented.
3. Kesinambungan pelayanan kesehatan
Pelayananan kesehatan harus diberikan secara berkesinambungan
atau terus menerus. Pelayanan kesehatan bersifat dinamis dan tidak
statis.
4. Penerimaan pelayanan kesehatan
Suatu pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah
pemukiman tentu tidak mudah untuk dijangkau oleh pemakai jasa
pelayanan kesehatan.
5. Ketercapaian pelayanan kesehatan
Pasien yang datang ke unit pelayanan kesehatan yang dibelinya
adalah kesembuhan. Sehingga pelayanan kesehatan disebut
bermutu apabila pasien yang datang itu sembuh. Sehingga apabila
hal ini dapat diwujudkan tentu saja kepuasan pasien akan semakin
nyata atau terbukti.
8
2. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Menurut Depkes RI (2004) pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan
terapi gizi medis yang dilakukan di institusi kesehatan lain untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilatif dalam rangka meningkatkan kesehatan pasien.
Pelayanan gizi dirumah sakit adalah pelayan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan
status metabolisme tubuhnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan gizi rumah sakit:
a. Asupan gizi
Merupakan sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien. Asuhan gizi
tersebut juga pelayanan gizi medis atau pelayanan gizi rawat inap dan
saring juga disebut terapi gizi medis.
b. Penyelenggaraan makanan
Suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian makanan ke konsumen dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
3. Mutu Pelayanan Gizi
Mutu pelayanan gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan baik kualitas
dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien
Mutu secara umum dikaitkan dengan satu derajat keberhasilan yang patut
mendapat pujian, suatu derajat kesempurnaan hasil yang jauh melampuai
tingkat rata-rata yang lainnya. Mutu pelayanan gizi bagi pasien pemakai jasa
adalah terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi dan melayani
kebutuhan pasien, keramah tamahan petugas dalam melayani pasien,
penyelenggaraan makanan yang menunjang dalam kesembuhan penyakit
yang sedang diderita oleh pasien (Depkes 2003).
9
Bustami (2011) mengembangkan model penilaian mutu pelayanan
secara komprehensif yang berfokus pada aspek fungsi dan proses pelayanan,
yang kemudian dikutif oleh Cromin pada aspek taylor (1994) melipuiti
penilaian antara lain:
a. Tangibles: bukti langsung meliputi fasilitas, peralatan yang digunakan,
kerapian dan penampilan petugas.
b. Reliabelity: kehandalan kemempuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera memuaskan.
c. Responsiveness: daya tanggap yaitu keinginan para petugas dalam
memberikan pelayanan dan tanggap.
d. Assurance: jaminan mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat
dipercaya pada petugas, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
e. Empathy: kemudian didalam melakukan hubungan dan memahami
kebutuhan pelanggan.
Mutu pelayanan pasien kesehatan pada dasarnya menunjukkan pada
penampilan dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan keluaran
(output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter, perawat, ahli gizi dan
tenaga profesi lainnya terhadap pasien.
Semakin sempurna penampilan pelayanan kesehatan, semakin
sempurna pula mutunya. Dalam program menjaga mutu, penampilan
pelayanan kesehatan ini disebut dengan nama keluaran (output), karena
baik atau tidaknya keluaran sangat dipengaruhi oleh proses, masukan dan
lingkungan, maka mudahlah dipahami bahwa baik atau tidaknya mutu
pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketiga unsur yang dimaksud
(Ponabedian, A dalam Pohan ,2007). Uraian dari ketiga unsur program
menjaga mutu ini serta kaitannya dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut:
10
1. Unsur masukan
Unsur masukan adalah tenaga, dana dan sarana. Apabila tenaga dan
sarana tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, serta jika dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan
baiknya mutu pelayanan.
2. Unsur Keluaran/Output.
Unsur keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan
yang berhasil atau gagal.
3. Unsur proses
Unsur proses adalah tindakan medis dan tindakan non medis. Apabila
kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.
Kepuasan pasien meliputi tidak hanya hasil atau keluaran dari
penyelenggaraan makanan rumah sakit dalam bentuk makanan yang habis
dimakan oleh pasien tetapi juga mulai dari masukan yang berupa sarana dan
prasarana yang berkulitas, proses mulai dari penerimaan sampai
dihidangkan dan keluaran yang memuaskan konsumen (Djaeni, 2010).
B. Etiologi
Persepsi dipengaruhi faktor internal dan exsternal, faktor internalnya
terdapat dalam individu antara lain: perhatian (caring), hubungan
komunikasi, reliabilitas pelayanan, kemudahan, mengenal konsumen,
ketanggapan (respon) dan faktor exsternalnya adalah: karakteristik dari
lingkungan antara lain: cara penyajian, sarana/prasarana saji, sanitasi
makanan, kebersihan peralatan makan, variasi menu ( Parasuraman, et al.,
(1998) dalam Lupiyaodi (2001).
Menurut Bower (1994) dalam Krowinski (1996) kepuasan klien
terhadap pelayanan kesehatan meliputi 6 unsur yaitu: perhatian (caring),
hubungan komunikasi, reliabilitas pelayanan, kemudahan, mengenal
11
konsumen dan tanggapan. Ada juga faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepuasan pasien diantaranya:
1. Cara Penyajian
Menurut Djaeni (2004) selera seseorang atau sekelompok masyarakat
berbeda yang satu dengan yang lainnya. Selera terbentuk sejak lahir dan
terus berkembang sepanjang umur seseorang, tetapi selera yang terbentuk
sejak masa kecil sering akan tetap bertahan sampai umur tua, sulit untuk
diubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.
Selera terbentuk diantaranya berdasarkan asupan melalui panca
indera, ialah penglihatan, pengecapan, pendengaran dan perabaan. Semakin
banyak jenis panca indera mendapat rangsangan yang memberi kesan
menyenangkan, semakin menarik makanan tersebut untuk dikonsumsi dan
disukai.
Penglihatan dan penciuman merupakan dua modalitas indera yang
dapat menerima rangsangan jarak jauh. Dengan mencium bau harum
makananan kemudian melihat warna warni makanan yang menarik,
seseorang akan tertarik perhatian dan tergugah seleranya untuk makan.
Sebaliknya jika penyajian tak menarik atau bau tidak disukai, maka selera
makan akan terhambat dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan
menurun, bahkan dapat hilang sama sekali.
Indera pengecap mungkin merupakan sumber asupan yang sangat
menentukan bahwa rasa manis merupakan kualitas kecapan yang secara
naluri disukai oleh manusia sejak dilahirkan. Berbagai kelompok masyarakat
menunjukkan pilihan utama berbeda-beda mengenai rasa pengecap
makanannya. Ada yang lebih menyukai kecapan manis, ada yang memilih
asin, pedas dan sebagainya.
12
Indera pendengaran ikut pula memberikan iuran dalam soal selera
terhadap makanan ini. Bunyi minyak ketika sedang menggoreng makanan
yang disukai, sehingga sudah menimbulkan refleksi air liur dan sekresi cairan
pencernaan lainnya.
Jadi dalam menilai sesuatu susunan hidangan harus diingat bahwa
semakin banyak indera yang mendapat rangsangan yang memberi kuasa
menyenangkan akan semakin menyukai makanan atau susunan hidangan
tersebut.
2. Sarana/Peralatan Saji
Sarana saji adalah alat-alat makan yang digunakan dalam menyajikan
makanan yang sudah dimasak atau makanan yang telah siap saji atau siap
disantap.
Sarana saji rumah sakit biasanya tergantung diruang mana pasien
dirawat. Pasien dengan ruang perawatan kelas tentu berbeda dengan pasien
yang dirawat di ruang vip. Demikian juga pasien dengan penyakit tertentu
juga ada perbedaan dalam pemakaian sarana sajinya.
Menurut Djaeni (2004) cara menyajikan dan peralatan yang digunakan
dalam menghidangkan makanan ikut berpengaruh pada penerimaan
makanan tersebut. Penghidangan dan penggunaan peralatan harus sesuai
dengan tingkat sosial dari calon konsumen. Tingkat kualitas peralatan juga
harus sesuai dengan tingkat kualitas makanannya. Makanan dengan kualitas
kurang baik akan tidak diterima oleh calon konsumen dari kalangan sosial
tinggi dan sebaliknya tingkat kualitas makan yang terlalu tinggi bagi tingkat
sosial konsumen akan mengurangkan derajat penerimaan hidangan
tersebut.
13
3. Sanitasi Makanan dan Kebersihan Peralatan Makan
Sanitasi makanan adalah salah satu pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut
siap untuk dikonsumsi kepada masyarakat atau konsumen (Prabu, 2008).
Secara luas, ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip
pencegahan yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan
atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Untuk
mempraktekkan ilmu sanitasi ini, maka seorang harus mengubah segala
sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga
mencakup kesehatan masyarakat (taman, gedung-gedung umum, sekolah,
restoran dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu
mempertahankan lingkungan biologik sehingga polusi berkurang dan
membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang (Lastmi, 2018).
Oleh karena itu kualitas makanan dan peralatan makan yang baik
secara bacteriologis, kimiawi maupun fisik harus dipertahankan. Kualitas
makanan harus senantiasa terjamin terutama bagi pasien yang sedang
dirawat dirumah sakit yang tubuhnya dalam keadaan lemah, sangat rentan
terhadap berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui makanan. Kegiatan penyehatan makanan dirumah sakit menekankan
terwujudnya kebersihan makanan dalam jalur perjalanan makanan (Dinkes
RI, 2000).
14
4. Variasi Menu
Menu adalah susunan makanan yang akan diolah dan disajikan. Variasi
menu adalah susunan makanan yang beranekaragam, yang akan diolah dan
siap disajikan. Sehingga konsumen tidak merasa bosan dalam mengkonsumsi
makanan yang disajikan rumah sakit selama masa perawatan (Dinkes RI,
2000).
C. Kerangka Teori
Sumber : Parasuraman, et al., (1998) dalam Lupiyoadi (2001)
D. Kerangka Konsep
Sumber : Robert dan Williams (2000) dan Brown (2005) dalam Sari (2012)
Cara Penyajian
Sarana Peralatan saji
Persepsi Pasien Sanitasi Makanan
Kebersihan Peralatan Makan
Variasi Menu
Penyajian Makanan
Cara Penyajian
Sarana/Peralatan Saji
Sanitasi Makanan
Kebersihan Peralatan Makan
Variasi Menu
Internal
- Perhatian (caring) - Hubungan komunikasi - Reliabilitas pelayanan - Kemudahan - Mengenal konsumen - Ketanggapan (respon)
External
Persepsi Pasien
15
E. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen : Persepsi pasien
2. Variabel independent : a. Cara penyajian
b. Sarana/peralatan saji
c. Sanitasi makanan
d. Kebersihan peralatan makan
e. Variasi menu
F. Defenisi Operasional
Tabel 1. Defenisi operasional variabel yang diteliti
No Variabel Defenisi
operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
1 Cara penyajian
Pandangan responden terhadap penampilan, bau, tekstur dan rasa makan yang disajikan
Kuisioner a. Sangat Suka. (kode: 1)
b. Suka.(kode: 2) c. Kurang Suka
(kode 3)
Ordinal
2 Sarana/ peralatan saji
Pandangan responden terhadap peralatan saji dan kelengkapan peralatan saji yang mendukung penyajian makanan sehingga selera makan responden meningkat
Kuisioner a. Sangat Baik. (kode: 1)
b. Baik. (kode: 2) c. Kurang baik (
Kode: 3)
Ordinal
16
3 Sanitasi makanan
Pandangan responden terhadap kebersihan makanan yang disajikan
Kuisioner a. Sangat Bersih.: (Kode1)
b. Bersih (kode: 2) c. Kurang bersih
(Kode: 3)
Ordinal
4 Kebersihan Peralatan makan
Pandangan responden terhadap kebersihan peralatan makan yang digunakan pasien
Kuisioner a. Sangat Bersih.: (Kode: 1)
b. Bersih (kode: 2) c. Kurang bersih
(Kode: 3)
Ordinal
5 Variasi menu
Pandangan responden terhadap menu makanan, pergantian menu harian dan variasi bahan makanan yang digunakan dalam penyajian makanan
Kuisioner a. Sangat Bervariasi. (kode: 1)
b. bervariasi. (kode: 2)
c. Kurang bervariasi (kode: 3)
Ordinal
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena tidak
melakukan intervensi terhadap sampel penelitian dan tidak dilakukan pada
semua populasi melainkan hanya sebagian dari populasi. Dengan design
penelitian Cross sectional yaitu pengukuran yang dilakukan bersamaan
dengan sampel (Notoatmojo, 2012).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap kelas III (penyakit
dalam, bedah, dan kebidanan) Rumah Sakit Umum Daerah DR. Ibnu Sutowo
Baturaja pada Bulan April 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien rawat inap kelas III di ruang
penyakit dalam, ruang bedah dan ruang kebidanan Rumah Sakit Umum DR.
Ibnu Sutowo Baturaja.
2. Sampel
Sampel adalah pasien yang ada di ruang rawat inap kelas III rumah sakit
umum DR. Ibnu Sutowo Baturaja (ruang penyakit dalam, ruang bedah dan
ruang kebidanan) dengan kriteria sampel :
a. Inklusi
1. Bersedia dijadikan sampel
2. Usia 20 – 60 tahun
3. Dapat berkomunikasi dengan baik
4. Pasien dengan diet nasi tim dan makanan biasa
5. Pasien dirawat minimal selama 3 hari
18
b. Eksklusi
- Menderita penyakit komplikasi (stroke, ginjal)
- Menderita saluran cerna
Penentuan besar sampel menurut Soekidjo (2005) ditentukan dengan
rumus :
η = �
��� (�� )
Keterangan :
N = Besar populasi
η = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan 90% sehingga d = 0,1
sehingga didapat jumlah sampel
= ���
����� (�,�)�
= ���
����� (�,�)
= ���
���
= ���
�
= 50 sampel
D. Jenis dan Pengambilan Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung saat penelitian
dilaksanakan. Data ini diperoleh dari kuisioner responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari rumah sakit (rekam
medik), perpustakaan atau buku-buku literatur yang berkaitan dengan
penelitian ini atau penelitian sebelumnya.
19
E. Analisis Data
Penelitian yang dilakukan dengan cara deskriptif dengan menggunakan
kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Analisis data dengan deskriptif digunakan hanya untuk melihat gambaran
suatu keadaan data, tanpa melakukan suatu uji hipotesis. Gambaran suatu
keadaan data dapat dilihat hasil penyajian data seperti melalui tabel, grafik,
narasi, perhitungan nilai rata-rata (median), media, modus, standar deviasi,
desil, persentil, nilai minimum, dan nilai maksimum dan perhitungan
proporsi atau nilai persentase (Moesijanti, 2018).
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja
1. Sejarah
Rumah sakit umum daerah DR. Ibnu Sutowo Baturaja berawal dari
sebuah klinik kesehatan yang dibuat dan dibangun oleh pemerintahan
kolonial Belanda pada tahun 1936 dari pungutan cuka para (karet), dengan
kesepakatan 13 marga. Klinik tersebut pada waktu itu terdiri dari IGD, Zaal
laki-laki dan perempuan, zaal khusus penyakit jiwa dan kamar mayat. Jumlah
ketenagaan terdiri dari 1 orang dokter Belanda dan beberapa perawat.
Setelah penyerahan kedaulatan RI, pada tahun 1948 klinik berubah menjadi
rumah sakit dan diberi nama RS Budiman yang dipimpin oleh seorang dokter
Belanda Zr. Josi (dari rumah sakit Pringsewu) tahun 1948-1951.
Pada tahun 1952 RS Budiman berubah menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Baturaja. Melalui perkembangan zaman sejak dari berdirinya sampai
sekarang bahkan melalui masa-masa kritis pada zaman perang kemerdekaan
dan dimasa pelaksanaan pembangunan. Rumah Sakit Umum Baturaja telah
berulang kali direhab dan dibangun serta diperluas sampai menjadi rumah
sakit Type “C” melalui Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Ogan
Komering Ulu Nomor: 4 Tahun 1993 tanggal 30 Juni 1993 dan diundangkan
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Ogan Komering Ulu Nomor: 8
tahun 1993 tanggal 7 Juli 1993 serie D dan pada tanggal 16 September 2002,
melalui peraturan daerah kabupaten Ogan Komering Ulu nomor: 20 tahun
2002 RSUD Baturaja berubah nama menjadi RSUD DR. H. Ibnu Sutowo
Baturaja.
21
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit pasal 7 ayat (3) bahwa rumah sakit pemerintah dan pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus bertindak unit pelaksana teknis
dari instansi yang bertugas dibidang kesehatan, instansi tertentu atau
lembaga teknik daerah dengan pengelolaan badan layanan umum atau
badan layanan umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan maka mulai tahun 2011 RSUD DR. H. Ibnu Sutowo
Baturaja melakukan persiapan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menjadi Badan Layanan Umum Daerah.
Tanggal 1 Januari 2015 RSUD DR. H. Ibnu Sutowo Baturaja resmi
menjadi Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Ogan
Komering Ulu Nomor: 060/33/KPTS/XII/2013 tentang penetapan suatu Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada RSUD DR. H. Ibnu
Sutowo Baturaja.
Dengan sistem BLUD, pelayanan RSUD akan cepat, tepat, ramah,
manusiawi dan murah/gratis. Selain itu pengelolaan keuangannnya dapat
dilakukan oleh pihak rumah sakit itu sendiri. Intinya BLUD menjadikan alat
untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik melalui penerapan
menajemen keuangan berbasis hasil dalam pengelolaan keuangan, sehingga
kualitas layanan publik, cepat, efisien dan efektif dapat dinikmati
masyarakat.
22
2. Ketenagaan
Pegawai yang bekerja di RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja berjumlah
628 orang. Pada tabel 2 berikut bisa dilihat ketenagaan yang ada menurut
tingkat pendidikan dan profesi.
Tabel 2 Ketenagaan RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja
No Jenis Tenaga Jumlah
I Medik
a. Dokter Spesialis 14
b. Dokter umum 26
c. Dokter gigi 2
II Medik Non Keperawatan
a. Apoteker 7
b. S1. Kesehatan Masyarakat 32
c. S2. Manajemen Kesehatan 5
d. S1. Gizi 1
e. DIV Gizi 2
f. DIV Radiologi 1
g. DIII Gizi 9
h. DIII Fisioterapi 6
i. DIII Analis Kesehatan 13
j. DIII Refraksi Optis 2
k. DIII Farmasi 8
l. DIII RM (Rehabilitasi Medik dan Informasi Kesehatan) 3
m. DIII Kesehatan Lingkungan 3
n. ATRO (Akademi Teknik Radio Diagnostik) 4
III Perawat dan Bidan
a. S1. Profesi Keperawatan 13
b. S1. Keperawatan 10
c. DIV. Bidan 3
d. DIV. Anestesi 1
e. DIII. Keperawatan 240
f. DIII. Kebidanan 63
g. DIII. Kesehatan Gigi 4
IV Non Medik
a. S1 Ilmu Administrasi 1
b. S1 Komputer 1
c. S1 Ekonomi 12
d. DIII Ekonomi Perbankan 1
e. DIII Teknik Mesin 1
f. SPAG (Sekolah Pembantu Ahli Gizi) 2
g. SMA (Sekolah Menengah Atas) 63
h. SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) 6
i. SMK 19
j. STM 7
k. MA (Madrasah Aliyah) 7
l. SMP (Sekolah Menengah Pertama) 19
m. SD 17
Jumlah 628
23
3. Jumlah Tempat Tidur
Tabel 3 Jumlah Tempat Tidur RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja
No Ruangan Kelas Pelayanan
Jumlah VIP I II III
Non Kelas
Isolasi
1 Ruang Rawat Inap Terpadu I
- 5 10 - - - 15
2 Ruang Rawat Inap Terpadu II
- 6 9 - - - 15
3 Ruang rawat inap Terpadu III/RRI Zaal Penyakit Dalam
- - - 32 - - 32
4 Ruang rawat inap Terpadu IV/RRI Zaal Bedah
- - - 20 - - 20
5 Ruang Rawat Inap Terpadu V
3 1 2 - - - 6
6 Ruang Rawat Inap Mata
1 2 3 - - - 10
7 RRI Zaal Kebidanan
- - - 4 - - 10
8 Ruang Rawat Inap Anak
- 4 5 11 - - 10
9 Ruang Rawat Inap Neunatus
- - - 14 15 - 15
10 Ruang Rawat Inap Intensif (ICU)
- - - - 6 1 7
Jumlah 19 20 38 107 24 20 154
24
B. Karakteristik Responden
Dari 50 kuisioner yang diisi oleh responden Ruang Rawat Inap Bedah,
Kebidanan, Penyakit Dalam, dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No Nama Ruang Rawat Inap
Jenis Kelamin Total
Lak i-laki Perempuan
n % n % n %
1 RRI Zaal Penyakit Dalam
8 53,3 7 46,7 15 100
2 RRI Zaal Kebidanan
- - 20 100 20 100
3 RRI Zaal Bedah
9 60 6 40 15 100
Jumlah 17 34 33 66 50 100
Ruang Rawat Inap yang dijadikan sampel adalah khusus pasien kelas
III yaitu Ruang Rawat Inap Zaal Bedah, Ruang Rawat Inap Zaal Kebidanan,
Ruang Rawat Inap Zaal Penyakit Dalam. Adapun yang dijadikan sampel
adalah responden dengan diit makanan biasa dan lunak. Ruang Rawat Inap
Zaal Bedah 15 sampel, Zaal Kebidanan 20 sampel, Penyakit Dalam 15
sampel.
25
C. Analisis Univariat
1. Cara Penyajian
Tabel 5 Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Cara Penyajian
No Nama Ruang Rawat Inap
Jumlah pasien
Sangat Suka Suka Kurang suka n
% n % n % n %
1 RRI Zaal Penyakit Dalam
15 6 40 7 46,7 2 13,3 100
2 RRI Zaal Kebidanan
20 6 30 10 50 4 20 100
3 RRI Zaal Bedah
15 3 20 11 73,3 1 67 100
Jumlah 50 15 30 28 56 6 14 100
Sebanyak 30% responden menyatakan sangat suka dengan cara
penyajian makanan, 56% responden menyatakan suka cara penyajian
makanan, 14% responden menyatakan kurang suka cara penyajian makanan.
2. Sarana/Peralatan Saji
Tabel 6 Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Sarana/Peralatan Saji
No Nama Ruang Rawat Inap
Jumlah pasien
Sangat Baik Baik Kurang Baik n % N % n % n %
1 RRI Zaal Penyakit Dalam
15 2 13,3 9 60 4 26,7 100
2 RRI Zaal Kebidanan
20 5 25 10 50 5 25 100
3 RRI Zaal Bedah
15 5 33,3 6 40 4 26,7 100
Jumlah 50 12 24 25 48 14 28 100
26
Sebanyak 24% responden menyatakan sangat baik terhadap
sarana/prasana saji, 48% responden menyatakan baik terhadap
sarana/prasana saji, 28% responden menyatakan kurang baik terhadap
sarana/prasana saji.
3. Sanitasi Makanan
Tabel 7 Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Sanitasi Makanan
No Nama Ruang Rawat Inap
Jumlah pasien
Sangat Bersih Bersih Kurang Bersih n % N % n % n %
1 RRI Zaal Penyakit Dalam
15 9 60 3 20 3 20 100
2 RRI Zaal Kebidanan
20 14 70 2 10 4 20 100
3 RRI Zaal Bedah
15 10 66,7 3 20 2 13,3 100
Jumlah 50 33 66 8 16 9 18 100
Sebanyak 66% responden menyatakan sangat bersih terhadap
sanitasi makanan, 16% responden menyatakan bersih terhadap sanitasi
makanan, 18% responden menyatakan kurang bersih terhadap sanitasi
makanan.
27
4. Kebersihan Peralatan Makan
Tabel 8 Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap
Kebersihan Peralatan Makan
No Nama Ruang
Rawat Inap
Jumlah pasien
Sangat Bersih Bersih Kurang Bersih Jumlah % N % n % n %
1 RRI Zaal Penyakit Dalam
15 6 40 7 46,7 2 13,3 100
2 RRI Zaal Kebidanan
20 7 35 8 40 5 25 100
3 RRI Zaal Bedah
15 5 33,3 9 60 1 6,7 100
Jumlah 50 18 36 24 48 8 16 100
Sebanyak 36% responden menyatakan sangat bersih terhadap
kebersihan peralatan makan, 48% responden menyatakan bersih terhadap
kebersihan peralatan makan, 16% responden menyatakan kurang bersih
terhadap kebersihan peralatan makan.
5. Variasi Menu
Tabel 9 Distribusi Persepsi Frekuensi Responden Terhadap Variasi Menu
No Nama Ruang
Rawat Inap
Jumlah pasien
Sangat Bervariasi
Bervariasi Kurang
Bervariasi n %
n % n % n %
1 RRI Zaal Penyakit Dalam
15 6 40 7 46,7 2 13,3 100
2 RRI Zaal Kebidanan
20 6 30 9 45 5 25 100
3 RRI Zaal Bedah
15 6 40 6 40 3 20 100
Jumlah 50 18 36 22 44 10 20 100
28
Sebanyak 36% responden menyatakan sangat bervariasi terhadap
variasi menu makanan, 44% responden menyatakan bervariasi terhadap
variasi menu makanan, 20% responden menyatakan kurang bervariasi
terhadap variasi menu makanan.
D. Pembahasan
Data tentang persepsi responden pada pelayanan gizi dapat dilihat
pada tabel 5, tabel 6, tabel 7, tabel 8, tabel 9. Secara keseluruhan dari
responden ruang rawat inap zaal penyakit dalam , kebidanan dan bedah kelas
III yang diteliti, cara penyajian 30% sangat suka, 56% suka, 14% kurang suka.
Sarana/peralatan saji 24% sangat baik, 48% baik, 28% kurang baik. Sanitasi
makanan 66% sangat bersih, 16% bersih, 18% kurang bersih. Kebersihan
peralatan makanan 36% sangat bersih, 48% bersih, 16% kurang bersih.
Sedangkan variasi menu 34% sangat bervariasi, 42% bervariasi, 24% kurang
bervariasi.
1. Cara Penyajian
Sebanyak 30% responden menyatakan suka dengan cara penyajian
makanan dari instalasi gizi, sangat suka 56%, kurang suka 14. Jadi ada
persepsi puas dari responden terhadap cara penyajian makanan yang
dilaksanakan oleh instalasi gizi, sedangkan yang kurang suka 14% cara
penyajian makanan yang dilaksanakan instalasi gizi.
Penyajian makanan adalah suatu proses pengolahan makanan untuk
pasien rawat inap sesuai dengan jadwal makan, dimulai dari proses
penyiapan, pengolahan, penyimpanan dan pembagian makanan yang
dipastikan aman bagi pasien.
Penyajian makanan di RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja menggunakan
sistim distribusi senntralisasi karena semua kegiatan produksi hingga
29
pemorsian dilakukan didapur. Makanan yang telah diolah oleh juru masak
kemudian diporsikan sesuai dengan jenis diet. Saat pendistribusian petugas
selalu melakukan pengecekan agar tidak terjadi kesalahan pemberian makan
saat pemorsian. Petugas gizi telah menyesuaikan diet dengan label yang ada.
Pelebelan dilakukan untuk mengurangi agar tidak terjadinya kesalahan dalam
pemberian diet. Penyajian makanan dilakukan tiga kali sehari, pagi jam 6.00 –
7.00, siang jam 12.00 – 13.00 dan sore jam 18.00 – 19.00.
Penyajian makanan di instalasi gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja
telah memenuhi persyaratan penyajian makanan yang berpedoman pada
Permenkes No. 304/per/IX/1989 bahwa kegiatan pengolahan makanan
terlindung dari kontak langsung antara penjamah dengan makanan.
Hasil dari penelitian terdapat 30% menyatakan sangat suka dan 56%
menyatakan suka jadi cara penyajian yang dilakukan instalasi gizi sudah baik,
selaras dengan penelitian sebelumnya dari Handin (2011) tentang distribusi
dan penyajian makanan bahwa makanan yang disajikan harus sesuai dengan
porsinya.
2. Sarana/Peralatan Saji
Untuk sarana/peralatan saji 24% responden menyatakan sangat baik,
48% responden menyatakan baik, 28% responden menyatakan kurang baik.
Peralatan saji adalah semua peralatan saji yang dapat membantu
kelancaran kegiatan distribusi. Peralatan yang digunakan untuk
mendistribusikan makanan adalah piring, mangkok, gelas, sendok, plato dan
kereta dorong.
Peralatan saji di instalasi gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo khusus pasien
kelas III menggunakan ompreng bulat yang terbagi tiga tempat yaitu tempat
untuk nasi/bubur, sayur, lauk pauk. Karena keterbatasan tempat lauk pauk
30
hewani sering dicampur dengan lauk pauk nabati. Tercampurnya lauk pauk
tentu kurang menarik untuk dilihat dan bisa mengurangi aroma serta rasa
dari lauk pauk tersebut.
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Patria Ike (2018)
yang menyatakan bahwa sebaiknya makanan yang disajikan tidak boleh
tercampur.
3. Sanitasi Makanan
Data persepsi responden terhadap sanitasi makanan dapat dilihat
pada tabel 7. Dari 50 responden yang menyatakan sangat bersih sebesar
66%, bersih 16%, kurang bersih 18%. Jadi untuk sanitasi makanan 82%
responden mengatakan sangat bersih dan bersih jadi persepsi responden
terhadap sanitasi makanan sudah dikatakan baik.
Dalam proses pengelolaan makanan dari mulai pemilihan bahan
makanan, pengolahan, penyimpanan, pendistribusian sampai pada penyajian
makanan instalasi gizi sudah menjalankan prinsip dasar sanitasi makanan dan
dalam pengelolaan makananan selalu menggunakan alat pelindung berupa
celemek dan penutup rambut sehingga sanitasi makanan tetap terjaga.
Hasil penelitian terhadap responden ternyata sanitasi makanan yang
disajikan di Instalasi Gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja sudah dikatakan
baik, ini dapat dilihat dari hasil kuisioner terhadap persepsi responden
ternyata 66% responden menyatakan sangat bersih dan 16% menyatakan
bersih. Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya dari Mulyaningsih
tentang higiene dan sanitasi makanan bahwa dalam proses pengelolaan
makanan dari mulai pemilihan bahan makanan sampai penyajian, pihak
penjamah makanan harus menggunakan alat pelindung diri diantaranya
celmek, penutup rambut, dan menghindari kontak langsung dengan
makanan.
31
4. Kebersihan Peralatan Makan
Data kebersihan peralatan makan dapat dilihat pada tabel 8, dimana
dari 50 responden menyatakan 36% sangat bersih, 48% bersih, 16% kurang
bersih. Kebersihan peralatan makan sudah sangat baik, dari 50 responden 42
responden yang menyatakan sangat bersih dan bersih.
Kebersihan peralatan makanan di instalasi gizi sudah dibilang sangat
bersih, ini ditandai dengan peralatan yang dipakai selalu dalam keadaan
bersih sebelum digunakan. Peralatan makan setelah diambil dari ruangan
langsung dicuci di instalasi gizi kemudian didesinfeksi dan ditiriskan dirak-rak
anti karat sampai kering sendiri dan dijemur pada sinar matahari. Peralatan
yang digunakan tidak dilap dengan kain. Peralatan makanan setelah
dibersihkan disimpan dalam keadaan kering dan tempat penyimpanan
peralatan terlindung dari sumber kontaminasi. Peralatan makanan di instalasi
gizi sudah termasuk sangat bersih, hal ini selaras dengan panduan Depkes
2004, bahwa peralatan makan yang kita gunakan harus selalu dalam keadaan
bersih dengan tujuan menghindari kemungkinan terjadinya penularan
penyakit.
Menurut Permenkes No. 942/Menkes/SK/VII/2003 pasal 3 tentang
peralatan yang digunakan untuk penyajian makanan yaitu peralatan terbuat
dari bahan yang aman dan tidak membahayakan pasien. Di Instalasi Gizi
RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja peralatan saji yang digunakan berupa
ompreng / plato terbuat dari bahan stainless yang tidak membahayakan
pasien.
32
5. Variasi Menu
Data variasi menu dapat dilihat pada tabel 9, dimana 36% responden
menyatakan sangat bervariasi, 44% responden menyatakan bervariasi, 20%
responden menyatakan kurang bervariasi.
Responden kelas III yang diteliti, pada saat selesai makan (pagi, siang,
malam) bahwa ruang rawat inap zaal penyakit dalam setiap hari bersisa rata-
rata ¼ dari porsi yang disajikan, ruang rawat inap zaal bedah rata-rata 1/8
dari porsi yang disajikan dan untuk ruang rawat inap zaal kebidanan habis.
Untuk ruang rawat inap zaal penyakit dalam kelas III, makanan
bersisa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
- Makanan yang disajikan dirasakan kurang enak.
- Tidak terasa garam.
- Membeli makanan diluar.
- Kurang nafsu makan.
- Kurang menyukai makanan yang disajikan dalam ompreng karena lauk
pauk sering tercampur.
Sedangkan ruang rawat inap zaal bedah rata-rata bersisa 1/8
dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah :
- Menu yang disajikan kurang menarik perhatian.
- Keluarga responden secara diam-diam memberi makanan ke responden
yang sudah dibawa dari rumah.
Ruang rawat inap zaal kebidanan kelas III rata-rata makanan yang
disajikan habis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa makanan
yang disajikan di ruang rawat inap zaal kebidanan selalu habis, diantaranya
adalah :
- Keadaan ibu yang sering merasa lapar setelah melahirkan.
- Ibu yang baru melahirkan sangat memerlukan asupan gizi.
33
- Dorongan ibu untuk makan dan minum yang banyak agar dapat
menghasilkan ASI yang banyak untuk bayinya.
Instalasi gizi RSUD DR. Ibnu Sutowo Baturaja telah menggunakan
siklus menu 10 hari. Menu ini disusun dalam jangka waktu 3 bulan sekali.
Penyusunan siklus menu 10 hari memperhatikan penggunaan bahan
makanan, kombinasi warna, bumbu, bentuk, variasi warna, aroma dan rasa.
Hal ini untuk menghindari timbulnya rasa bosan atas menu yang dihidangkan
bagi pasien. Menu yang dihidangkan oleh instalasi gizi sudah baik, ini
dibuktikan dari 80% responden menyatakan menu sudah sangat bervariasi
dan bervariasi tetapi masih ada 20% responden yang menyatakan kurang
bervariasi.
Pihak instalasi gizi harus terus memperhatikan sehingga menu yang
dihidangkan dapat diterima oleh pasien. Hal ini selaras dengan pendapat
penelitian sebelumnya dari Uripi (2014) yang mengatakan bahwa penyusunan
menu harus memperhatikan selera konsumen atau pasien dan bervariasi
dimulai dari bahan makanan, bentuk, aroma, rasa, kombinasi warna dan harus
adanya perputaran menu pada waktu pelayanan makanan terhadap pasien.
Variasi menu adalah susunan hidangan yang terdiri dari beberapa
hidangan yang disajikan untuk seseorang atau kelompok, dan disajikan pada
waktu makan pagi, siang, malam atau makanan selingan. Menu disusun
dalam jangka waktu tertentu, sebaiknya siklus menu disusun 7 atau 10 hari,
dan menu disusun harus bervariasi (Depkes, 2006).
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persepsi responden terhadap cara penyajian di instalasi gizi RSUD DR.
Ibnu Sutowo Baturaja sebagian besar sudah baik, yaitu sebesar 86%
menyatakan suka dan sangat suka.
2. Persepsi responden terhadap sarana/peralatan saji masih perlu
perbaikan, yaitu sekitar 72% responden menyatakan sangat baik dan baik.
3. Persepsi responden terhadap sanitasi makanan sudah baik, yaitu sebesar
82% responden menyatakan sangat bersih dan bersih.
4. Persepsi responden terhadap kebersihan peralatan makan sudah baik,
yaitu sebesar 84% responden menyatakan sangat bersih dan bersih.
5. Persepsi responden terhadap variasi menu sudah baik, yaitu sebesar 80%
responden menyatakan sangat bervariasi dan bervariasi.
B. Saran
1. Sarana/peralatan saji hendaknya dipilih yang mempunyai banyak tempat
agar lauk pauk tidak tercampur.
2. Sebaiknya ditambahkan alat makan seperti mangkok atau piring kecil
untuk menghindari tercampurnya makanan karena dapat mengurangi
selera makan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A. P (2017). Ilmu Gizi. Yogyakarta: Nuha Medika. Bustami (2011). Model Penilaian Mutu Pelayanan. Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI (1994). Pedoman Pengelolaan dan Penyehatan Makanan. Jakarta. Depkes RI (2002). Draf Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta Depkes RI(2003). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta Engel, J. E. (1995). Prilaku Konsumen, ed Bahasa Indonesia, Jilid II. Bina Rupa
Aksara; Jakarta. Innayanti, B (2017). Pengolahan dan Penyajian Makanan. Penerbit Yudistira.
Jakarta. Lanita, S (1995). Total Quality Management Dalam Penyelenggaraan Makanan
Rumah Sakit. Prosiding Kongres Persagi X dan Kursus Penyegar Ilmu Gizi; Bandung.
Lastmi, W., Isfanny, ZA., Zul, A(2018). Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Lipi (2004). Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi.
Dalam : WNPG Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Lupiyoadi (2001). Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan. Lumbung
Pustaka UNY. Notoatmojo (2010). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Soekatri, M. Y. E (2018). Tugas Akhir. Kemenkes RI. Prabu (2008). Higiene dan Sanitasi Makanan. http//gmpg.org. Jakarta. Diakses
Tanggal 13 Juni 2009.
36
Sari (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja Usia 12-15 Tahun di Indonesia. Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac/file?file=digital/20294684-S-Ratna%20indraSari.pdf. (Diakses pada April 20, 2019)
Djaeni, A. S (2010). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat Jakarta. Slameto (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Pustaka Indonesia. Soekidjo, N (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Putra,
Jakarta. Supranto (2014). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Penerbit Original
Cendana. Vera, V (2002). Menu Untuk Penderita Kanker. Jakarta: Puspa Swara Poerwadarminta (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
http://kbbi.web.id>etiologi. Pohan (2007). Mutu Pelayanan Kesehatan .Kemenkes RI.
37
Lampiran 1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
PENELITIAN
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAP PENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Bersedia berpartisipiasi menjadi responden sehubungan dengan penelitian yang
dilakukan Komalasari, mahasiswi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan Gizi.
Baturaja, Mei 2019
Peneliti Responden
Komalasari -------------------------
PO. 71.31.1.18.088 RPL
38
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan/Kuisioner Penelitian
GAMBARAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP KELAS III TERHADAP PENYAJIAN MAKANAN YANG DISAJIKAN INSTALASI GIZI
RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA
A. Data Identitas Responden
No. Responden :
Tanggal :
Lokasi : Ruang Rawat Inap .................................
Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan cara melingkari angka 1, 2, 3, 4 menurut pendapat anda sendiri. Jawaban yang anda berikan hanya digunakan untuk penelitian
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir : Lainnya................................
No Pelayanan Gizi Pertanyaan
1 Cara Penyajian
a. Apakah anda menyukai penampilan makanan yang diberikan?
1. Sangat suka 2. Suka 3. Kurang suka
b. Apakah anda menyukai bau makanan yang disajikan?
1. Sangat suka 2. Suka 3. Kurang suka
4. Apakah anda menyukai rasa makan yang disajikan?
1. Sangat suka 2. Suka 3. Kurang suka
SD SMA
SMP S1
39
2 Sarana/Peralatan Saji
a. Menurut anda apakah peralatan yang dipakai untuk menyajian sudah baik?
1. Sangat Baik
2. Baik 3. Kurang Baik
b. Menurut anda apakah penyusunan makanan dalam peralatan saji sudah tersusun dengan baik?
1. Sangat Baik
2. Baik 3. Kurang Baik
3 Sanitasi makan
a. Menurut pandangan anda apakah makanan yang disajikan sudah bersih?
1. Sangat Bersih
2. Bersih 3. Kurang Bersih
b. Apakah minuman yang diberikan sudah bersih?
1. Sangat Bersih
2. Bersih 3. Kurang Bersih
4 Kebersihan peralatan makan
a. Apakah peralatan makan dalam keadaan bersih?
1. Sangat Bersih
2. Bersih 3. Kurang Bersih
b. Apakah kereta makan yang membawa makanan dari dapur ke ruang rawat dalam keadaan bersih?
1. Sangat Bersih
2. Bersih 3. Kurang Bersih
5 Variasi Menu
a. Apakah menu yang disajikan sudah bervariasi atau beraneka ragam?
1. Sangat Bervariasi
2. Bervariasi 3. Kurang Bervariasi
b. Apakah modifikasi menu yang disajikan cukup bervariasi?
1. Sangat Bervariasi
2. Bervariasi 3. Kurang Bervariasi
c. Apakah bahan makanan yang dipakai selalu bervariasi atau berganti-ganti?
1. Sangat Bervariasi
2. Bervariasi 3. Kurang Bervariasi