LAPORAN TEKNIS / AKHIR -...
Transcript of LAPORAN TEKNIS / AKHIR -...
LAPORAN TEKNIS / AKHIRTAHUN ANGGARAN 2009
Judul KAK (PROPOSAL) :
BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNGOMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA TENGAH
Judul Kegitan :Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah. “,
Oleh :
Emmy Dharyati, M.Si, Ir.Agus Djoko Utomo,Msi, Drs. Susilo Adjie, Drs. AsyariDanu Wijaya, Spi, Gatot Subroto, Busrol, Dwi Ismeywati, S.Si
Elva Dwi Harmilia, S.Si, Dr. Rasyid Ridho, Dr. Dinar Putranto, Dr. Sukimin
BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUMPUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP
BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANANDEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2009
LAPORAN TAHUNAN / AKHIRTAHUN ANGGARAN 2009
Judul KAK (PROPOSAL) :
BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUKKEDUNG OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA TENGAH
Judul Kegitan :Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah. “,
Oleh :
Emmy Dharyati, M.Si, Ir.Agus Djoko Utomo,M.Si, Drs Susilo Adjie, Drs. AsyariDanu Wijaya, Spi, Gatot Subroto, Busrol, Dwi Ismeywati, S.Si , Elva Dwi Harmilia,S.Si.
Dr. Rasyid Ridho, Dr. Dinar Putranto, Dr. Sukimin .
BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUMPUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP
BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANANDEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Proposal : BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI
WADUK GEDUNG OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWATENGAH
1. Judul Penelitian : Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik,epilimnion, hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dariKJA di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
2. Tim Peneliti 1 Ir. Agus Djoko Utomo M.Si Koordinator
2 Emmy Dharyati, SE, MSi Penanggung Jawab Kegiatan
3 Drs. Susilo Adjie Anggota4 Drs. Asyari Anggota5 Danu Wijaya, S.Pi. Anggota6 Gatot Subroto Anggota7 Busrol Anggota8 Dwi Ismeywati, S.Si Anggota9 Elva Dwi Harmilia, S.Si Anggota10 Dr. Rasyid Ridho Anggota11 Dr. Dinar Putranto Anggota12 Dr. Sukimin Anggota
3. Jangka Waktu Penelitian : 1 (satu) Tahun4. Total Anggaran : Rp. 379.600.000.-
Palembang, Desember 2009Mengetahui,Kepala Seksi Program dan Kerjasama Penanggung JawabKegiatan,Balai Riset Perikanan Perairan Umum
Eko Prianto,S.Pi, MSi Emmy Dharyati, SE, M.SiNIP. 19750121 200502 1 002 NIP. 19540224198103 2 002
Menyetujui,Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum
Dr. Ali SumanNIP. 19620402 198903 1 006
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
ii
BIO-EKOLOGI DAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUKKEDUNG OMBO DAN GAJAH MUNGKUR DI JAWA TENGAH
Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di waduk Kedung Ombo
dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
ABSTRAKWaduk merupakan tipe perairan umum yang dibuat untuk keperluan irigasi, PLTA, PAM, Perikanan,
Pariwisata. Dalam masa mendatang perairan waduk akan terus berkembang dengan seiring keperluanpertanian. Waduk Kedungombo (4.800 ha) dan Gajah Mungkur (8.800 ha) merupakan waduk serbagunayang dapat dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum, pariwisata,perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Walaupun perikanan dapat memberikan nilai tambah di perairanwaduk, namun harus ramah lingkungan. Untuk itu perlu adanya riset tentang lingkungan, potensi dan dayadukung guna memberikan masukan agar pemanfaatan tersebut tetap tidak mengganggu lingkungan danmemperhatikan aspek sumberdaya yang berkesinambungan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untukmenganalisis dan mendiskripsikan lingkungan, potensi sumberdaya perikanan dan pemanfaatan perikananKJA di waduk Gajah Mungkur serta Waduk Kedung Ombo.
Hasil penelitian dapat menyatakan terdapat 21 jenis ikan di waduk Gajah Mungkur 19 jenis dan diWaduk Kedung Ombo 15 jenis dan jenis ikan yang ada rata rata termasuk dalam kelompok herbivora,karnivora dan omnivora. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesuburan Waduk Gajah mungkur dan WadukKedung Ombo dengan nilai Index- TRIX = 5,2 pada waduk Gajah Mungkur dan 5,45 untuk waduk KedungOmboh, kedua waduk ini termasuk dalam perairan (Eutroph) bearti yang termasuk golongan perairan dengantingkat kesuburan tinggi. Pendugaan lapisan Fotik dan Afotik pada stasiun Sendang (Februari) di WadukGajah Mungkur kecerahan dengan alat schi disk mencapai 101 cm dan berdasarkan perhitungan formulaSmith lapisan fotik mencapai 8,67m (terdalam) dengan ciri airnya jernih sehingga banyak terjadi prosessintesa dan lapisan afotik sedalam 4,73 m. Waduk Kedung Ombo pada stasiun KJA Aquafarm kecerahan 122cm, lapisan Fotik terdalam 10,47 cm dan afotik 22,45 m, sedangkan kedalaman air 32,92 m. Pada keduawaduk terdapat afotik dengan nilai 0 hal ini terjadi umumnya pada stasiun yang airnya dangkal.
Daya dukung pada Waduk Gajah mungkur berjumlah 1054 buah KJA dan Waduk Kedung Ombohberjumlah 1506 buah KJA berarti (Waduk Gajah Mungkur telah mencapai titik Optimum) sedangkan Wadukkedung Ombo (sudah tingkat lebih optimum dan tidak mungkin ditambah lagi KJA). Beban pakan yang loloskeperairan di Waduk Gajah Mungkur dari total P (98,25 ton/tahun) dan total N (65,5 ton/tahun) sedangkanWaduk Kedung Ombo beban pakan yang lolos keperairan mencapai dari total P (33,3 ton/tahun) dan total N(22,2 ton/tahun).
Kata kunci : Jenis ikan, kesuburan (trophic level), daya dukung waduk dan stratifikasitropogenic layer.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan dengan baik
Laboran Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2009 yang berjudul ”Pendugaan Stratifikasi
Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion) dan Carrying Capacity beban
pakan dari KJA di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah.“ Riset tahun
pertama (2009) adalah bagian dari Proposal (KAK) yang berjudul BIO-EKOLOGI DAN
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WADUK KEDUNG OMBO DAN GAJAH
MUNGKUR DI JAWA TENGAH
Tujuan Penelitian Pendugaan stratifikasi tropogenis layer (fotik, afotik, epilimnion
hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diwaduk Kedung Ombo dan
Gajah Mungkur Jawa Tengah adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan potensi
sumberdaya perikanan, stratifikasi perairan berdasarkan tropogenic layer, carrying capasity
beban pakan dari KJA dan analisis dampak lingkungan di wilayah waduk. Sasaran pada
penelitian adalah diharapkan dapat mendiskripsi stratifikasi tropogenic layer dan
rasionalisasi perkembangan dari kedua waduk ini untuk masa yang akan datang.
Dengan berakhirnya penelitian tahun anggaran 2009, kami mengucapkan terima
kasih Kepada Bapak Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa Laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu masukan dan
saran sangat diperlukan guna penyempurnaan laporan ini.
Palembang, Desember 2009
Tim Penulis
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
iv
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GRAFIK v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang 12. Permasalahan 33. Tujuan dan Sasaran 34. Manfaat Riset dan Perkiraan Keluaran 35. Tinjauan Pustaka 4
BAB II. MATERI DAN METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian 122. Analisa Data 143. Lokasi dan Waktu Penelitian 174. Bahan dan Alat 17
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 18
-Status Trophic Level 19- Stratifikasi Tropogenic Layer 24-Fauna Ikan; J enis ikan, Biologi ikan, Jumlah jenis Tertangkap 26-Plankton dan Bentos 32-KJA 36-Daya Dukung (Carrying Capasity) 46
BAB IV. KESIMPULAN 50
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN 54
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Total Alkalinitas Waduk Gajah Mungkur Wonogiri 18
2 Suhu Air Waduk Gedung Ombo di beberapa tempat 19
3 Total Netrogen Waduk Wonogiri Februari dan Mei 2009 20
4 Total Phospor Waduk Kedung Ombo 21
5 Klorofil-a di Waduk Kedung Ombo Februari dan Mei 2009 22
6 Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Bulan Februari dan Mei2009
22
7 Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Mei 2009Stasiun Ngasinan
23
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Parameter dan metode analisis sampel air 16
2 Parameter pendukung Lainnya 17
3 Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Gajah Mungkurdan Kedung Ombo
24
4Je Jenis jenis Ikan yang Tertangkap Di Waduk Gajah Mungkurdan Waduk Kedung Ombo Jawa Tengah.
26
5 Pola Kebiasaan Makan Beberapa Jenis Ikan di waduk GajahMungkur dan Kedung Ombo
28
6 Pola Kebiasaan Makan Ikan di Waduk Gajah Mungkur danWaduk Kedung Ombo
29
7 Tingkat Kematangan Gonad Ikan di Waduk Gajah MungkurKedung Ombo
30
8 Kelimpahan Individu Plankton Waduk Gajahmungkurberdasarkan per kedalaman
32
9Kelimpa Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR)Plankton Waduk Gajahmungkur per stasiun
33
10 Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (e)Plankton Waduk Gajahmungkur
34
11 Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR)Plankton Waduk Kedungombo per stasiun
34
12 Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman PlanktonWaduk Kedungombo
35
13 Jumlah keramba, jenis ikan dan kepemilikan keramba jaringapung (KJA) di Kedua waduk di Jawa tengah.
36
14 Data Keramba Jaring Apung di Waduk Gajah MungkurKabupaten Wonogiri Tahun 2009.
37
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
vii
15 Data Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedung OmboKabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen Jawa Tengah 2009.
38
16 Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalamkeramba jaring apung (KJA) milik petani lokal di WadukWonogiri Jawa Tengah
40
17 Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalamkeramba jaring apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) diWaduk Wonogiri Jawa Tengah.
41
18 Jumlah, cara dan system pemeliharaan ikan nila merah dalamkeramba jaring apung (KJA) milik petani lokal di WadukKedung Ombo Jawa Tengah.
42
19 Jumlah, cara dan system pemeliharaan ikan nila merah dalamkeramba jaring apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) diWaduk Kedung Ombo Jawa Tengah
43
20 Pertumbuhan berat ikan nila merah dalam keramba jaring apung(KJA) di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Jawa Tengah.
44
21 Pertumbuhan berat ikan nila merah dan ikan mas dalamKeramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedung Ombo(WKO) Jawa Tengah.
44
22 Hasil panen dan total pakan yang diberikan setiap tahun sertakonversi pakan selama pemeliharaan di kedua waduk di JawaTengah.
45
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu 6
2 Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahayayang Masuk
7
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran : 1 PETA LOKASI PENELITIN WADUK GAJAH MUNGKURDAN PETA DAS WADUK GAJAH MUNGKUR JAWATENGAH DAN PETA DAS WADUK WONOGIRI
54
2 PETA LOKASI PENELITIN WADUK KEDUNG OMBO.JAWA TENGAH
55
3 DATA BIOLOGI IKANJenis Ikan Waduk Kedung Ombo 26/07/2009Dan Jenis Ikan Waduk Kedung Ombo 26/07/2009
56
4 DATA BIOLOGI IKANJenis Ikan Waduk Kedung Ombo 26/07/2009
57
5 DATA BIOLOGI IKANJenis Ikan Waduk Kedung Ombo 13/02/2009
58
6 DATA BIOLOGI IKANJenis Ikan di Jurang Gandul Waduk Kedung Ombo 27/7/2009
59
7 DATA BIOLOGI IKANJenis Ikan di Wuryantoro Waduk Kedung Ombo 30/7/2009
60
8 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN FEBRUARI 2009(KJA Aquafarm dan Inlet S Wiroko)
61
9 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009(Outlet dan Tengah)
62
10 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009(KJA Aquafarm dan Outlet)
63
11 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009(Tengah dan Outlet S Wiroko)
64
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
x
Lampiran : 12 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN AGUSTUS 2009(KJA Aquafarm dan Outlet)
65
13 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009(Tengah dan Outlet S Wiroko)
66
14 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009(Tengah 2 dan Inlet S Keduang)
67
15 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009(KJA Aquafarm dan Outlet)
68
16 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009(Tengah dan Outlet S Wiroko)
69
17 KUALITAS AIRWADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009(Tengah II)
70
18 KUALITAS AIRWADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009(Ngasinan dan Tengah)
71
19 KUALITAS AIRWADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009(Outlet Boyolayar dan Inlet Serang)
72
20 KUALITAS AIRWADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009(KJA Aquafarm dan Inlet Samudro)
73
21 KUALITAS AIRWADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBAR 2009(Ngasinan dan Tengah)
74
22 KUALITAS AIRWADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBAR 2009(Outlet Boyolayer dan KJA Aqua Farm)
75
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
xi
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Waduk merupakan tipe perairan umum yang dibuat untuk keperluan irigasi,
PLTA, PAM, Perikanan, Pariwisata. Dalam masa mendatang perairan waduk akan terus
berkembang dengan seiring keperluan pertanian. Waduk Kedungombo (4.800 ha) dan
Gajah Mungkur (8.800 ha) merupakan waduk serbaguna yang dapat dimanfaatkan
sebagai irigasi persawahan, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum, pariwisata,
perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Waduk Kedung ombo yang berada di Kab.
Grobogan Jawa Tengah secara resmi mulai dioperasikan tahun 1991. Daerah genangan
air menyebar ke tiga wilayah administrasi Kabupaten yaitu Kab. Grobogan, Boyolali
dan Sragen. Waduk Kedung Ombo terletak di pegunungan Kendeng sebelah selatan
Grobogan, daerah huluannya yaitu digunung Merbabu. Sumber mata air yang penting
Waduk Kedung Ombo (WKO) yaitu sungai Jerabung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana
(JRATUNSELUNA). Setelah Kedung Ombo digenangi air menjadi waduk maka banyak
masyarakat yang perprofesi sebagai nelayan dan petani karamba jaring apung. Seperti di
Dukuh Bulu (Boyo Lali) ada 120 petak KJA dan Dukuh Ngasinan (Sragen) ada 518
petak KJA, pemilik KJA di Sragen adalah masyarakat setempat sedangkan di Boyo Lali
umumnya investor dari luar. Jumlah nelayan di Kab. Boyo Lali ada 664 KK, Sragen ada
860 KK dan Grobogan ada 108 KK ( Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, 2006;
Depertemen Pekerjaan Umum Ditjen Sumberdaya Air, 2006).
Waduk Gajah Mungkur terletak di Kab. Wono Giri Jawa Tengah, berada di Kaki
gunung Seribu. Sumber Mata air yang Penting yaitu Kali Keduang, Bengawan Solo,
Kali Tirtomoyo, Kali Mlati. Pengelolaan usaha perikanan waduk Gajah mungkur telah
terencana dengan baik, pada tahun 1981 hingga 2003 telah dilaksanakan penebaran benih
1.911.000 ekor benih ikan Tawes/ Nila oleh peperintah setempat, juga oleh swadaya
masayarakat sebanyak 593.000 ekor jenia ikan Tawes, Nila dan Jambal sius. Pada tahun
2002 Pusat Riset Perikanan Tangkap telah menebar ikan Patin sebanyak 30.000 ekor
untuk kepentingan penelitian.Berdasarkan penelitian Utomo et al,2005, ikan Jambal sius
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
2
(Patin) telah berkembang dan hasil tangkapan menempati urutan pertama. Kelompok
nelayan telah terbentuk dengan baik, ada 18 kelompok nelayan dengan 584 orang
anggota. Kegiatan penangkapan pada umumnya menggunakan Jaring (gill net), pada
tahun 2003 produksi perikanan tangkap mencapai 946,290 ton. Usaha budidaya ikan
dalam karamba jarting apung (KJA) telah berkembang dengan baik. Jenis ikan yang
dipelihara yaitu Nila dan Jambal Sius. Pada tahun 2003 tercatat ada 451 petak KJA
(Dinas Kehewanan dan Perikanan Wono Giri, 2003). Beberapa hasil penelitian telah
banyak meberikan informasi penting antara lain yaitu Purnomo (2000) melaporkan
bahwa di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri terdapat 15 jenis ikan. Selanjutnya pada
tahun 2005 menurut Utomo et al 2005 menyatakan diwaduk wonogiri terdapat 20 jenis
ikan. Jenis ikan introduksi banyak ditemukan di Waduk Gajah Mungkur (Wonogiri)
antara lain Nila (Oreochromis niloticus), Jambal Sius (Pangasius hypophthalmus),
Tawes (Barbodes gonionotus), Ikan Nila dan Tawes dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di Waduk Gajah Mungkur disebabkan karena ikan tersebut dapat
memanfaatkan relung ekologi banyaknya tumbuhan air (Purnomo 2000). Disisi lain
Jambal Sius dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena di waduk Gajah
Mungkur banyak tersedia pakan alami yang sesuai yaitu plankton dan detritus (Purnomo
et al 2003), ditambahkan pula bahwa menurut Utomo et al 2005, bahwa Jambal Sius
dapat berkembang dengan baik karena Waduk Gajah Mungkur banyak terdapat nursery
ground (daerah pemijahan).
Walaupun perikanan dapat memberikan nilai tambah di perairan Waduk, namun
harus ramah lingkungan. Telah banyak riset yang dilakukan di kudua waduk tersebut,
namun untuk melengkapi informasi guna memberikan masukan pengelolaan masih
banyak pula riset yang harus dilakukan terutama mengenai stratifikasi limnologi (fotik,
afotik, epilimnion, hypolimnion), kajian stok ikan, daya dukung beban pakan dari KJA
dan sebagainya.
Tahapan pada tahun ini 2009 melaksanakan penelitian pendugaan lapisan fotik,
afotik, epilimnion dan hypolimnion dan pendugaan Carrying Capacity beban pakan ikan
dari KJA yang dapat diterima di waduk.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
3
1.2.Permasalahan
Informasi guna memberikan masukan pengelolaan pada Waduk Wonogiri dan
waduk Kedung Ombo belum banyak sehingga masih banyak riset yang harus dilakukan
terutama mengenai stratifikasi limnologi (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion), kajian
stok ikan, daya dukung beban pakan dari KJA dan sebagainya.
1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian
Penelitian Pendugaan stratifikasi tropogenis layer (fotik, afotik, epilimnion
hypolimnion) dan Carrying capacity beban pakan dari KJA diwaduk Kedung Ombo dan
Gajah Mungkur, Jawa Tengah. Bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan
potensi sumberdaya perikanan, stratifikasi perairan berdasarkan tropogenic layer,
carrying capasity beban pakan dari KJA dan analisis dampak lingkungan di wilayah
waduk.
Sasaran pada penelitian ini adalah diharapkan dapat mendiskripsi stratifikasi
tropogenic layer dan rasionalisasi perkembangan.
1.4. Manfaat Riset dan Perkiraan Keluaran
Manfaat Penelitian
Tersedianya informasi tentang diskripsi ekologi, potensi sumberdaya perikanan
dan daya dukung KJA di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur untuk masukan
bagi Dinas perikanan dan Pemda setempat.
Keluaran yang diharapakan :
Keluaran yang harapkan dari riset ini adalah data dan informasi tentang lapisan
eufotik, afotik, epilimnion dan hypolimnion dan Data informasi tentang carrying
capacity beban pakan ikan dari KJA yang diperlukan dalam pengelolaan perairan waduk.
Laporan ilmiah tentang stratifikasi tropogenic layer perairan waduk dan Laporan
ilmiah tentang carrying capacity beban pakan dari KJA
Dampak Kegiatan:
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam pengelolaan
perikanan tangkap di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur, sehingga dapat lestari.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Perairan Waduk.
Waduk merupakan badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air
sungai oleh manusia, yang mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologinya berbeda
dengan sungai. Dengan terbentuknya sungai menjadi waduk maka kualitas air waduk
lebih stabil dan produksi perikanannya lebih tinggi (Ilyas et al., 1989). Pembuatan waduk
biasanya digunakan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, irigasi pertanian,
pariwisata dan perikanan (Nurdin, 2003).
Terbentuknya waduk yaitu karena pembedungan sungai, beberapa wilayah akan
ditengelamkan. Sehingga dasar waduk banyak materi materi yang terendam seperti
kebun, rumah, danlain sebgainya. Disamping itu waduk bentuknya tidak beraturan,
banyak teluk, dan lain sebgainya. Waduk merupakan perairan yang relatip tergenang,
aliran air tidak deras, ada daerah inlet (air masuk), ada daerah outlet (air keluar), ada
daerah yang dalam dan ada daerah yang dangkal. Walupun aliran air tidak deras namun
sering terjadi gelombang yang disebabkan oleh angin yang kencang. Pengaturan air
menggunakan puntu air di oulet, bila diperlukan untuk pengairan pertanian maka pintu
air di buka, dan bila untuk menyimpan air maka pintu air ditutup. Sehingga waduk
mempunyai fluktuasi air yang besar, kandungan lumpur biasanya banyak terdapat di
dekat pintu air
Berdasarkan terbentuknya waduk maka waduk ada tiga macam yaitu waduk
Lapangan, waduk irigasi dan waduk serba guna. Waduk lapangan terbentuk karena
pembendungan sungai episodic (berisi air hanya saat hujan), luasan kurang dari 10 ha,
kedalaman maksimal 5 m, masa berisi air krang dari 9 bulan, funsi irigasi lokal. Waduk
irigasi terbentuk karena pembendungan sungai intermiten (berisi air saat musim
penghujan), luasan 10–500 ha, kedalaman maksimal 25 m, masa simpan air 9- 12 bulan,
fungsi irigasi. Waduk serba guna terbentuk karena pembendungan sungai permanen,
luasan lebih besar 500 ha, kedalam maksimal 100 m, masa berisi air 12 bulan;
mempunyai funsgi sebagai irigasi, pembangkit tenaga listrik, sumber air minum,
pengendali banjir (Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006).
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
5
Waduk mempunyai ciri fisik sebagai berikut; banyak teluk, daerah tangkap hujan luas,
garis pantai panjang, pengeluaran air dari bawah, fluktuasi air besar (5-25 m), masa
simpan air sebentar karena sering diperlukan untuk irigasi, daerah litoral luas, tidak terjal
seperti danau (Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006.).
Bendungan waduk Kedung Ombo terletak di Sungai Serang Kabupaten
Grobokan Jawa Tengah. Bendungan ini merupakan bagian dari sub system
pengembangan wilayah sungai Serang-Lusi-Juana dalam proyek pengermbangan
wilayah sungai Jratun-Seluna. DAS Seluna di hulu bendungan Kedung Ombo mencakup
daerah seluas 614 Km2, yang merupakan daerah perbukitan. Sungai Serang berawal dari
lereng Gunung Merbabu yang mengalir kea rah timur laut (Anonimous, 1989).
Waduk Serbaguna gajah Mungkur Wonogiri terletak dibagian hulu sungai Bengawan
Solo atau sekitar 2 km sebelah selatan kota Wonogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi
Jawa Tengah. Pelaksanaan konstruksinya selesai pada tahun 1980 dan mulai digenangi
air pada awal tahun 1981 serta dilanjuti dengan tahap operasional (difungsikan) pada
tahun 1982, (Anonimus, 1990).
Ekologi Perairan Waduk.
Tepian pantai (litoral) waduk yang cukup luas merupakan habitat biota air
termasuk ikan dan banyak sumber makanan dari daratan. Perairan yang dalam
memungkinkan adanya stratifikasi perairan berdasarkan suhu dan cahaya. Daerah
tangkap hujan luas menyebabkan banyak nutrien yang masuk terbawa air masuk waduk.
Garis pantai yang panjang juga menyebabkan banyak nutrien yang masuk dari daratan.
Banyak teluk merupakan daerah yang tenang, terlindung dan stabil .
Waduk merupakan perairan yang tergenang dan relatip dalam maka berdasarkan
suhu air di permukaan panas dan makin dalam secara bertahap suhu makin
dingin. Namun pada kedalaman tertentu akan terjadi penurunan suhu yang menyolok.
Berdasarkan lapisan suhu secara vertikal maka ada lapisan Epilimnion, termoklin dan
hypolimnion (lihat Gambar 1). Lapisan Epilimnion yaitu lapisan yang berada
permukaan, suhu panas. Lapisan termoklin yaitu lapisan dibawah epilimnion terjadi
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
6
penurunan suhu yang tajam. Lapisan hypolimnion yaitu lapsan dibawah termoklin yang
suhunya lebih dingin (Mitsch and Jorgensen 2004).
Gambar 1. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Suhu
Sumber : Odum, 1996
Perairan waduk yang dalam berdasarkan cahaya matahari yang masuk maka
lapisan Fotik dan Afotik (lihat Gambar 2). Lapisan fotik berada di permukaan, banyak
cahaya matahari yang masuk, tumbuhan maupun phyto-plankton dapat melakukan proses
fotosintesa, kondungan oksigen relatip tinggi. Sedangkan lapisan afotik merupakan
lapisan yang berdada di dasar perairan, tidak ada sinar matahari yang masuk, tidak ada
aktivitas fotosintesa. Lapisan afotik banyak terdapat gas CO2, H2S, NH3, NH4 sebagai
hasil proses dekomposisi bahan organik yang mengendap di dasar perairan. Batas
diantara lapisan fotik dan afotik disebut titik kompensasi, yaitu oksigen hasil fotosintesa
impas untuk kebutuhan respirasi organisme yang ada di lapisan tersebut.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
7
Gambar 2. Lapisan Perairan Danau/Waduk Berdasarkan Cahaya yang Masuk.
Pada saat musim penghujan apabila beberapa hari terjadi hujan terus menerus
maka suhu permukaan menjadi dingin, berat jenis air menjadi besar, maka akan terjadi
perputaran air secara vertikal, lapisan atas turun ke bawah dan lapisan bawah naik ke
atas. Peristiwa ini disebut ”UP-WELLING” (Odum, 1996). Teraduknya air
menyebabkan nutrient bisa merata, sehingga perairan menjadi subur. Namun sering juga
terjadi gas beracun sperti CO2, NH3, NH4, H2S di dasar perairan juga ikut teraduk ke atas
sehingga akan menyebabkan kematian ikan, terutama ikan yang dipelihara di Keramba
Jaring Apung. Kejadian ini telah menimpa beberapa kali di Waduk Jatiluhur dan Cirata,
peristiwa tersebut oleh masyarakat setempat dinamakan ”UMBALAN”.
Selanjutnya dikatakan oleh Krismono, 2003 bahwa terjadinya Upwelling di
waduk mempunyai indikasi sebagai berikut transpiransi air mengecil, kelimpahan
Microcytis sp, menurunnya kadar oksigen, menurunnya kedalaman air di inlet.
Penurunan kadar oksigen dan teraduknya gas beracun dari dasar perairan akan
menyebabkan kematian masal bagi ikan.
Menurut Effendi, 2000, menyatakan bahwa perairan oligotrophic mempunyai
kadar Fospor total kurang dari 10 (µg/ l), Nitrogen total kurang dari 200 (µg/
l),Klorofil-a kurang dari 4 (µg/ l). Perairan Mesotrophic mempunyai kadar Fospor total
10-20 (µg/l), Nitrogen total 200-500 (µg/ l ), Klorofil a 4-10 (µg/l ). Sedangkan perairan
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
8
eutrophic mempunyai kadar Fospor total lebih besar 20 ( µg/ l ), Nitrogen total lebih
besar 500 ( µg/ l ), Klorofil-a lebih besar 10 ( µg/ l ).
Perairan Danau yang dalam biasanya Oligotrophic (miskin unsur hara),
sedangkan Waduk pada umumnya mesotrophic (unsur hara sedang) (Odum 1996;
Mitsch and Jorgensen 1934). Perairan Oligotrophic mempunyai lapisan hypholimnion
yang besar dibanding epilimnion, densitas plankton kecil, perairan jernih, tumbuhan
litoral kurang. Sedangkan perairan Eutrophic sperti rawa kaya nutrien, densitas
plankton tinggi, kecerahan kurang, banyak tumbuhan litoral. Kandungan nutrien di
waduk tinggi disebabkan karena sungai dan anak sungai yang masuk ke waduk banyak,
daerah tangkap hujan luas, sering mendapatkan masukan nutrient dari pemelihara ikan di
Waduk. Perairan waduk dapat mengalami eutrofikasi (pengayaan unsur hara) bila ada
masukan kadar fosfor dan nitrogen. Eutrofikasi dapat menyebabkan blooming algae,
tumbuhan air berkembang pesat. Keadaan tersebut akan mengganggu fungsi waduk
sebagai sumber air minum dan wisata.
Pencemaran di Waduk
Menurut Ekho dalam Febrian et al 2004: tingkat pencemaran air waduk cirata
sudah berada atas tingkat baku mutu air. Dari hasil kajian, ternyata penyebabnya selain
polutan yang dibawa dari Sungai Citarum juga berasal dari pakan ikan yang mengandung
zat kimia yang mengendap di dasar waduk menyebabkan peralatan waduk mengalami
korosi. Di Waduk Cirata, menurut Eman, saat ini ada sekitar 39.000 petak jaring apung.
Padahal, berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 41 Tahun 2002 jumlah
jaring apung dibatasi hanya 12.000 petak saja dan harus seizin instansi terkait. Bahkan di
Waduk Saguling jaring apung penduduk, jumlahnya tidak banyak karena mutu air
Saguling sudah tidak memungkinkan ikan jenis tertentu, kandungan belerang yang
berasal dari aktivitas Gunung Patuha dan Tangkuban Perahu yang dialirkan oleh Sungai
Citarum, mengendap di dasar waduk, bahkan ketika memasuki areal Saguling bau
belerang sangat kuat tercium.
Selanjutnya Surachman dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa kematian
sekitar 300 ton ikan mas di Waduk Cirata pada pertengahan bulan Juli 2004 bukan
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
9
hanya disebabkan oleh koi herpes virus saja. Namun akibat dari naiknya limbah yang
mengendap di dasar Waduk waktu hujan pertama yang deras turun setelah kemarau yang
panjang. Nelayan jaring apung Waduk Cirata di Desa Margalaksana mengakui tingkat
pencemaran air di waduk menyebabkan ikan mati, pakan ikan yang biasa ia berikan
merupakan penyebab polusi. Pakan ikan per harinya sebanyak 2 kuintal untuk empat
petak jaring apung.
Menurut Febrian, et al 2004 menyatakan bahwa sepuluh tahun lalu air di waduk
Jati Luhur masih berwarna biru bening. Sekarang, yang ada adalah warna kuning keruh.
Keruhnya waduk terjadi sejak bermunculannya keramba jaring-jaring terapung milik
para petambak. Saat ini di waduk seluas 83 kilometer persegi itu tersebar 3.083 unit
keramba milik 209 petambak. Dari ribuan keramba itu setiap tahun dikeruk 16.869 ton
ikan. Dan setiap hari, pemilik tambak menebar sekitar 10 ton pakan ikan. Dengan
tebaran sebanyak itu, bagaimana mungkin air waduk bisa bening? Tak hanya membuat
air jadi keruh, berton-ton pakan ikan juga menyebabkan air waduk berbau amis. Padahal,
danau buatan ini adalah sumber pengairan bagi sekitar 240 ribu hektare areal persawahan
di wilayah Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Karawang, Subang, dan sebagian
Indramayu. "Sebelum ada keramba, air waduk tak seperti sekarang ini.
Menurut Tahlan (Corporate Secretary PT Indonesia Power) 2004 yang
menangani Waduk Saguling dalam Febrian et al 2004 mengatakan timbunan limbah
pakan ikan itu hanyalah bagian kecil dari penyebab tercemarnya air waduk.,yang paling
parah adalah limbah buangan rumah tangga dan industri yang mengotori daerah aliran
Sungai Citarum. Sungai ini sekaligus pula menjadi tempat pembuangan limbah dari
sekitar 1.500 industri di Cekungan Bandung, seperti Majalaya, Banjaran, Rancaekek,
Dayeuhkolot, Ujung Berung, Cimahi, dan Padalarang. Sungai Citarum harus
menampung 280 ton limbah kimia anorganik setiap hari.
Menurut Lilik dalam Febrian et al 2004 menyatakan hasil penelitian yang
dilakukan PT Indonesia Power bersama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (PPSDAL) Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 2004 kualitas air
Waduk Saguling sudah di atas ambang batas normal. Kandungan merkuri (Hg),
misalnya, meroket hingga menembus angka 0,236. Padahal,menurut standar baku mutu
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
10
angka aman adalah 0,002. Logam merkuri itu, berasal dari pakan ikan dan industri
plastik. Sedangkan logam berat lainnya berasal dari pabrik tekstil untuk proses
pewarnaan kain Sekarang air Waduk Saguling tidak layak lagi dimanfaatkan untuk
konsumsi, pertanian dan perikanan.
Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata, Surachman dalam Febrian et al 2004
menyatakan sampel ikan mas dan nila yang diambil dari jaring apung petambak di
waduk seluas 6.200 hektare itu, ditemukan empat kandungan logam berat. "Keempatnya
adalah timbel (Pb) 0,6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, krom (Cr) 0,1
ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 partikel per berat badan (ppb), pada
pertengahan Juli 2004 kematian ikan di Waduk Cirata, yang mencapai 300 ton, adalah
akibat koi herpes virus dan pekatnya limbah. Air Waduk Saguling dan Cirata kini tak
lagi layak konsumsi karena baku mutu air normal untuk minum sudah terlewati.
Menurut Kartamihardja 1997 menyatakan bahwa Waduk Saguling, Cirata, dan
Jatiluhur terdapat ribuan unit jaring terapung yang membudidayakan ikan air tawar
seperti ikan mas dan ikan nila. Jaring terapung di Waduk Cirata dinilai sudah melampaui
kapasitas tampung waduk. Dewasa ini, jumlah jaring terapung di perairan itu sekitar
30.000 unit padahal daya dukungnya hanya untuk 3.000 unit. Kandungan H2S (asam
sulfida) air buangan Waduk Jatiluhur cukup tinggi. Asam sulfida merupakan uraian sisa
protein, sisa pakan yang tidak termakan dan terbuang. Pengaruh lainnya bisa dilihat dari
beberapa jenis ikan lokal, sekarang jenis-jenis ikan seperti jambal, beliga, baung, dan
sebagainya.
Surachman 2002 dalam Febrian et al 2004 menyatakan bahwa keberadaan
Waduk Cirata sebagai sumber listrik tenaga air berkekuatan 1.000 megawatt (MW) kini
dalam kondisi yang memprihatinkan karena sedikitnya 30.000 petak jaring apung milik
masyarakat membentang di waduk ini yang berakibat pengendapan limbah secara luar
biasa, pengendapan limbah pakan ikan telah cukup mengganggu turbin pembangkit
listrik di waduk itu, beberapa jenis pakan ikan dari senyawa kimia telah memberi
kontribusi terjadinya korosi pada peralatan turbin, sedangkan kerusakan lainnya
disebabkan oleh endapan sisa pakan yang mencapai ribuan ton di dasar waduk. Kotoran
sisa pakan ikan akan mengapung menuju turbin apabila terjadi arus balik di sekitar
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
11
waduk. Arus balik itu terjadi apabila terjadi hujan. Selain pakan ikan, limbah yang
masuk ke Waduk Cirata melalui aliran Sungai Citarum cukup banyak, terutama dari
buangan industri tekstil di sekitar Kabupaten Bandung. Limbah pakan dan tekstil itu
telah menurunkan kualitas air waduk.
Krismono, 1992 menyatakan bahwa keramba jaring apung dengan ukuran 7 x7
x3 m3 pakan yang keluar ke perairan 20 – 30 %, sedangkan ukuran 1 x1 x 1 m3 pakan
yang keluar 30–5- %. Waduk Jatiluhur, Saguling, Cirata masing masing mengeluarkan
pakan yang lepas ke perairan 5,9 ton/tahun, 8,7 ton/tahun, 4,7 ton /tahun, dalam pakan
tersebut mengandung 4,86 % N dan 0,26 P. Selanjutnya dikatakan oleh Ryding and
Rast 1989 dalam Krismoni et al 2008 bahwa tiap satu ton ikan akan melepaskan
nutrient ke perairan 85 – 90 kg P dan 12- 13 kg N. Sehingga waduk Saguling, Cirata dan
Jatiluhur disamping mendapatkan beban dari pakan yang lolos dari sangkar juga beban
nutrien yang dikeluarkan oleh ikan. Beban nutrien dari ikan dalam sangkar pada masing
masing Waduk Cirata, Saguling dan Jati Luhur yaitu N= 1428,8 ton/tahun dan P =
10120,95 ton/tahun, N = 261,8 ton/tahun dan P= 1854,36 ton/tahun; N = 1268,8
ton/tahun dan P = 179,13 ton/tahun.
Waduk Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri adalah bagian areal usaha
perikanan masyarakat dan dalam pengawasan Dinas Kehewanan, Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Wonogiri. Dalam bidang Pengelolaan Kelestarian Sumberdaya
Hayati, Dinas Perikanan telah menebar benih ikan di waduk Gajah Mungkur sejumlah
3.272.000 ekor benih ikan Tawes, Nila, Karper melalui APBD Kabupaten maupun
APBD Propinsi Jawa Tengah, (Pemda Wonogiri, 2006). Bidang Penangkapan Dinas
Perikanan Kabupaten Wonogiri telah membentuk 28 kelompok nelayan penangkap
ikan dengan jumlah 825 orang di waduk Gajah Mungkur Wonogiri dengan Produksi
ikan hasil tangkapan tahun 2006 sebesar 826,699 ton, (Pemda Wonogiri, 2006). Pada
tahun 2007 hasil tangkapan ikan di perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mencapai
837,434 ton ikan, (Pemda Wonogiri, 2007). Pada tahun 2008 hasil tangkapan ikan di
perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri mencapai 916,030 ton ikan, (Pemda
Wonogiri, 2008).
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
12
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Penelitian bersifat survei lapangan dan studi kasus meliputi beberapa disiplin
ilmu yaitu biologi, ekologi, kualitas air, dinamika populasi dan penangkapan. Instansi
yang terlibat dalam peneltian ini ialah Balai Riset Perikanan Perairan Umum
Palembang, Pusat Riset Perikanan Tangkap Jakarta, UNSRI Palembang, Dinas Perikanan
Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun pertama (2009) penelitian bersifat survei lapangan
tentang stratifikasi tropogenic layer, dan studi kasus daya dukung beban pakan dari KJA
.
BAB. II. MATERI DAN METODOLOGI PENELITIAN
2.1. METODOLOGI PENELITIAN
Pada tahun pertama (2009) dilakukan penelitian dengan judul Kegiatan
“Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion, hypolimnion) dan
Carrying Capacity beban pakan dari KJA di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur,
Jawa Tengah.“, Penelitian bersifat survei lapangan dan studi kasus yang dilakukan di
Waduk Gajah Mungkur dan Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah pada bulan Februari
sampai dengan Desember 2009. Pelaksanaan pengamatan di lapangan (sampling dan
observasi) sebanyak empat kali yang mewakili musim kemarau dan penghujan yaitu
pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November.
Lokasi penelitian dilakukan diseluruh areal waduk Gajah Mungkur dan Waduk
Kedung Ombo masing masing terdapat Stasiun penelitian di tentukan berdasarkan out
let, inlet, bagian tengah waduk dan areal Karamba Jaring Apung. Waduk Gajah Mungkur
terdapat 4 stasiun yaitu KJA Aquafarm, Inlet sungai Wiroko, Outlet, Tengah dan
tambahan Tengah. Pada Waduk Kedung Ombo terdapat 6 stasiun yaitu KJA Ngasinan,
Tengah, Outlet Boyolayer, KJA Aquafarm, Samudro dan Inlet Serang.
Pemeriksaan kualitas air dilakukan secara insitu dan eksitu di laboratorium dan
dianalisa berdasarkan metode APHA 1986, parameter yang diukur pada (Tabel 1).
Sebagai data dukung lainnya pada kedua waduk diperlukan pemeriksaan pada bidang
perikanan seperti jenis ikan, biologi dan jumlah jenis ikan hasil tangkap dengan
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
13
melakukan observasi pada daerah penangkapan dan sentra pendaratan ikan di Sendang
dan Wuryantoro (Waduk Gajah Mungkur) dan pendaratan ikan Ngasinan dan Jurang
Gandul (Waduk Kedung Ombo), selain itu perlu mengetahui jenis plankton, benthos
dan habitat untuk kesuburan perairan, (Tabel 2).
Pengumpulan Data
Dengan cara Insitu:
Pengambilan sampel air dengan alat (water sampler) dengan kedalaman 1m,
3m, 5 m dan dasar yang langsung dikerjakan ditempat seperti suhu dengan menggunakan
Thermometer, Kecerahan menggunakan (piring schidis), DHL (SCT meter), pH
(universal indicator), Karbondioksida (metode Winkler, titrimetri dengan NaOH sebagai
titrant), Oksigen terlarut (O2) dengan (metode Winkler, titrimetri dengan larutan
thiosulfat sebagai titrant), alkalinitas (metode Winkler, titrimetri dengan larutam H2SO4
sebagai titrant) dan BOD dengan (metode Winklerdengan larutan thiosulfat sebagai
titrant). Hasil pemeriksaan sampel air dan analisa langsung dilokasi penelitian dapat
dikumpulkan dan dicatat tempat dan tanggal. Pengambilan sampel ikan untuk
mengetahui jenis ikan dengan mengukur panjang dan berat ikan secara insitu dari hasil
tangkapan sendiri dan nelayan.
Dengan cara Eksitu:
Pengambilan sampel air dengan alat water sampler dengan kedalaman 1m, 3m,
5 m dan dasar untuk diperikasa dan dianalisa dilaboratorium Balai Riset Perikanan
Perairan Umum serta laboratorium lainnya, terlebih dulu sampel dimasukan dalam
botol sampel dan dilabel berdasarkan lokasi pengambilan. Sampel air tersebut digunakan
untuk mendapatkan data PO4, PO4, TSS, TDS dan Chlorophyle-a. Pengambilan plankton
dengan alat yang sama diatas untuk mengetahui jenis plankton dan zooplankton
diawetkan dengan lugol dimasukan dalam botol sample pankton dan diberi label dicatat
tempat pengambilannya kemudian disimpan cool box untuk diidentifikasi di
laboratorium. Ikan yang belum diketahui jenisnya diawetkan dengan formalin yang
dicairkan 5-10% dimasukan dalam kantong plastic dan diberi label dicatat tempat
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
14
penangkapannya dan tanggal kemudian disimpan cool box untuk diidentifikasi di labor
dengan panduan buku Kottelat, at all, 1993 dan Weber and De Beaufort, 1916.
Pengambilan bentos dengan alat eksmandrage kemudian disaring dengan ayakan dan
diawetkan dengan formalin yang telah dicairkan 5-10% dimasukan dalam botol sample
benthos diberi label dicatat tempat pengambilan tanggal kemudian disimpan dalam cool
box dan didentifikasi dilaboratorium.
Analisis Data
A. Pendugaan carrying capacity beban pakan ikan dari KJA .
1. Status trophic level.
Untuk mengetahui status kesuburan perairan waduk (Oligotroph, mesotroph dan
Eutotroph) menggunakan model index- TRIX (Vollenweider et al 1988 dalam Sukimin
2008). Index tersebut diperoleh dari parameter DO, total-N, total-P dan chlorophyle-a,
dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah variabel.
M = Angka variabel
U = Batas atas
L = Batas bawah
2. Daya dukung (carrying capacity) .
Untuk mengetahui daya dukung KJA berdasarkan pendekatan parameter total-
P dari pakan ikan yang lolos di perairan yaitu ( Beveridge 1996 ):
Luas permukaan waduk : : A (m2)
ni
LogLLogU
LogLLogM
n
kTRIX
)(
)(
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
15
Kedalaman rata rata : Z (m)
Volume air waduk : V (m2)
Rata rata total volume yang keluar dari waduk per tahun : Q0 (m3/dt)
Laju pembilasan : p = Q0/ V
Maksimum P yang dapat diterima di perairan waduk : 50 mg/m3.
Rata rata konsentrasi P pada hasil penelitian
1. Δ [P] = [P]f – [P]i
2.. Rfish = fraksi total-P dari sediment.
Dimana:
X = konstante (0,5)
3. L fish = Beban P dari KJA
4. TAL (Total Acceptable Loading )= L fish x A.
5. Daya Dukung KJA = TAL/Total Loading
RxxRfish 1
507.0747.01
1
R
)1(
**
fishfish R
ZPL
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
16
B. Pendugaan strartifikasi Tropogenic Layer.
Pada umumnya pada kedalaman pembacaan S. disk sinar mata hari yang masuk
tinggal 10 %, sedangkan fytoplankton masih dapat berasimilasi sampai level 1 %, maka
pendugaan kedalaman lapisan fotik berdasarkan Smith sebagai berikut:
Keterangan:
Sn = Kedalaman lapisan fotik (cm)
Ps = Kedalaman pembacaan Schi Disk (cm).
Pendugaan lapisan epilimnion, termoklin dan hypolimnion dengan cara
mengukur suhu permukaan sampai ke dasar perairan sehingga akan diketahui lapisan
yang suhunya panas dan seragam biasanya ada di permukaan (epilimnion), sedangan
bila terjadi penurunan suhu yang mendadak merupakan lapisan termoklin, sedangkan
lebih ke dalam suhunya relatip lebih dingin dan seragam merupakan lapisan
hypolimnion. Sebagai data dukung lainnya maka diamati pula beberapa parameter
kualitas air seperti : Suhu, Kecerahan, Conductivity (DHL), pH, CO2, alkalinitas, BOD,
TSS, TDS berdasarkan metode APHA 1986 (lihat Tabel 1)
Tabel 1. Parameter dan metode analisis sampel air
Parameter Satuan Metode dan peralatan
1. Suhu 0 C Insitu. Termometer
2. Kecerahan cm Insitu. Piring sechi
3. DHL µS/ cm Insitu. SCT meter
3. pH pH unit Insitu. pH universal indicator
4. Karbondioksida mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetridengan NaOH sebagai titrant
117,0
495,0
s
n
PS
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
17
5. Oksigen terlarut mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetridengan larutan thiosulfat sebagaititrant.
6. Alkalinitas mg/L Insitu, metode Winkler, titrimetridengan larutam H2SO4 sebagai titrant
7. BOD mg/L Insitu,metode Winkler, titrimetridengan larutan thiosulfat sebagai titrant
8. PO4 mg/L Metode Vanadate molibdate,Spectrophotometric
9. NO3 mg/L Metode Nessler, Spectrophoto metric.
10. TSS mg/L Metode Gravimetri.
11. TDS ppm Gravimetri /TDS-meter
12. Chlorophyle-a
Sumber (Source): APHA 1986
Tabel 2. Parameter pendukung Lainnya
Parameter Uraian Kegiatan Panduan/Metode
Fauna Ikan : Jenis ikan Identifikasi
Biologi (usus ikan) Frequensi kejadian
Hasil Tangkap Jumlah Jenis Ikan
Benthos : Pengambilan sampel Eksmandrage
Plankton : Pengambilan sampel J, KJ, Plankton net(Individu / cc)
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian :
Lokasi : Kegiatan dilaksanakan di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur
Wonogiri , Jawa Tengah
Waktu : Bulan Januari sampai Desember 2009 sedangkan bulan Pengamatan dan
survey di bulan Februari, Mei, Juli dan Nopember 2009.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
18
2.3. Bahan dan Alat :
Alat : Water sampler, thermometer, eksmadrage, cool box, GPS, timbangan, alat
tangkap, Perahu dll.
Bahan : Peta, data skunder, cool box, sample ikan, bahan kimia, kantong plastic,
Pelampung , camera dll.
BAB. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas air.
Berdasarkan pemeriksaan fisika kimia perairan di waduk Gajah Mungkur dan
Kedung Ombo didapatkan bahwa kandungan total alkalinitasnya tergolong tinggi
(Grafik 1). Hal ini disebabkan karena kedua waduk ini dikelilingi oleh daerah perbukitan
kapur sehingga menyebabkan nilai pH juga tinggi.
Februari Mei Agustus
Kedalaman: -Permukaan-1 meter
- 3 meter- Dasar
Grafik 1. Total Alkalinitas Waduk Wonogiri 2009
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
19
Status Trophic Level.
Berdasarkan dari data parameter DO saturasi , total-N, total-P dan chlorophyle-a,
yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan TRIX- INDEX maka dididapatkan nilai
Trix- Index secara umum di waduk Gajah Mungkur dan Waduk Kedung Ombo masing-
masing adalah 5,2 dan 5,45 (perairan yang eutroph). Menurut Vollenweider et al 1988
dalam EEA 2001) menyatakan bahwa perairan oligotroph, mesotroph dan eutroph
masing - masing mempunyai Trix-Index 0-2, 2-4 dan 4- 6. Penumpukan bahan organik
didasar perairan sangat membahayakan bagi perikanan. Bila terjadi hujan yang terus
menerus maka lapisan permukaan air akan turun dan lapisan bagian bawah akan naik
(Up-Welling), sehingga sisa - sisa pembusukan dari bahan organik tersebut akan naik ke
atas dan dapat menyebabkan kematian ikan dipermukaan terutama ikan dalam keramba
karena terkurung dan tidak dapat menyelamatkan diri (Krismono 2003). Peristiwa ini
terjadi karena adanya perbedaan suhu permukaan perairan dengan dasar, dimana suhu di
permukaan lebih rendah dibandingkan suhu dasar perairan. Dari gambar terlihat bahwa
di stasiun KJA Ngasinan dapat memungkinkan terjadinya Up-Welling karena suhu air di
permukaan lebih rendah dibandingkan suhu air di dasar perairan.
Kedalaman:-Permukaan- 1 meter- 3 meter- Dasar
Grafik 2. Suhu Air Waduk Kedung Ombo di beberapa kedalaman
28 29 30 31 320
1
2
3
4
5
6
KEDALAMAN (m
)
SUHU (oC)
INLET S.SER
ANG
TENG
AHO
UTLET BO
YO
LAYAR
KJA AQU
AFARM
INLET SAM
UD
RO
KJA NG
ASINAN
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
20
Pada Grafik 3, terlihat pada stasiun Inlet Samudro bulan Februari konsentrasi
total nitrogen cenderung meningkat, berbeda di stasiun lain dimana konsentrasi
nitrogennya semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman. Sedangkan pada bulan
Mei konsentrasi total nitrogen tertinggi yaitu di stasiun KJA Aquafarm pada kedalaman
tiga meter. Tingginya kandungan total nitrogen di stasiun KJA Aquafarm ini disebabkan
karen a adanya pakan ikan yang lolos di perairan sebagai sumber N, selain karena masih
adanya cahaya matahari yng memungkinkan terjadinya proses fotosintesis yang
menghasilkan oksigen. Oksigen terlarut di perairan dapat meningkatkan kadar nitrogen
melalui reaksi kimia yang menyertainya.
Kedalaman:-Permukaan- 1 meter- 3 meter- Dasar
Grafik 3. Total Netrogen Waduk Wonogiri Februari dan Mei 2009
Pada Grafik 4, Total Phospor tertinggi di waduk Kedung Ombo yaitu di stasiun
Inlet Samudro. Hal ini disebabkan karena stasiun ini merupakan daerah pertanian dan
perkebunan. Selain itu sumber phospor juga berasal daerah sekitar bukit berkapur yang
berada disekeliling waduk dan limbah rumah tangga masyarakat setempat.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
21
Kedalaman:-Permukaan- 1 meter- 3 meter- Dasar
Bulan Februari Bulan Mei
Grafik 4. Total Phospor Waduk Kedung Ombo
Pada Grafik 5, terlihat grafik pada bulan Februari dan Mei pada lengkungan
KJA Aquafarm terlihat sangat tinggi clorophilnya sebaliknya pada KJA masyarakat/
petani ikan terlihat lengkungannya grafik berbalik dengan KJA Aquafarm. Hal ini dapat
terjadi karena banyak lolosnya unsur hara dari pakan ikan sehingga tumbuh clorofil
lebih tinggi pada karamba milik PT Aquafarm dibanding dengan karamba yang
diusahakan oleh nelayan atau masyarakat sendiri, yang memberi pakan ikan terbatas
sesuai ukurannya yang dikehendaki. Jumlah pakan selama tahun 2009 selama
pemeliharaan ikan di Waduk Gajah Mungkur pada KJA Aquafarm 7.392 ton/tahun
sedangkan di waduk Kedung Ombo 3.696 ton/tahun.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
22
Kedalaman:-Permukaan- 1 meter- 3 meter- Dasar
Grafik 5. Klorofil-a di Waduk Kedung Ombo Februari dan Mei 2009
Kedalaman:-Permukaan- 1 meter- 3 meter- Dasar
Grafik 6. Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Bulan Februari dan Mei 2009
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
23
Kedalaman : - Permukaan, 3 meter, 5 meter
Grafik 7. Suhu Air di Waduk Kedung Ombo Mei 2009Stasiun Ngasinan
Pada gambar Grafik 6 dan 7, suhu air pada bulan Mei 2009 di stasiun Ngasinan
terjadi pada permukaan suhu air 29,2 0 C, pada kedalaman 3 meter suhu berkisar 30 0 C
dan pada kedalaman 5 meter suhu juga mencapai 30 0 C (Grafik 7). Data ini diambil
setelah terjadi hujan dilokasi penelitian sehari sebelumnya dimana banyak ikan yang
mati. Saat terjadi hujan bisa terjadi berat jenis air hujan lebih berat dari air waduk
sehingga dapat masuk kedasar waduk, sebaliknya endapan penumpukan bahan organic
bercampur kotoran yang terdapat didasar waduk naik keatas yang dikenal dengan up-
welling yang biasa mematikan ikan. Suhu air permukaan lebih rendah (dingin)
dibandingkan dengan suhu air didasar perairan waduk, kondisi ini biasa terjadi pada
perairan waduk yang dalam dan terjadi di waduk Kedung Ombo setiap dua kali dalam
satu tahun.
2828
.529
29.5
3030
.5
0 1 2 3 4 5 6
Kedalaman (m)
Suhu
Air
(oC
)
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
24
Stratifikasi Tropogenic Layer
Perairan waduk Gajah Mungkur mempunyai kedalaman antara 3,5-18 m
sedangkan waduk Kedung Ombo mempunyai kedalaman berkisar dari 5,8-36 meter.
Untuk merngetahui lapisan fotik dan afotik berikut kesuburan waduk dimana terjadinya
potosintesa dalam perairan sehingga dapat menjadikan kesuburan bagi perairan waduk,
dapat dihitung pendugaan kedalaman lapisan fotik menggunakan persamaan Smith dan
hasil pada (Tabel 3). Dapat diketahui bahan organik terutama dari sisa budidaya ikan
akan mengendap didasar waduk, sehingga walaupun kualitas air permukaan baik namun
kualitas air didasar waduk pada umumnya jelek, apalagi lapisan bawah tidak terkena
sinar matahari sehingga tidak akan terjadi proses fotosintesa.
Tabel 3. Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo
1. Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Gajah Mungkur
Stasiun Kecerahan(Schi disk)
(cm)
KedalamanAir Waduk
(m)
Fotik(m)
A Fotik(m)
Sendang KJAAquafarm
101 13,4 8,67 4,73
Inlet Wiroko 87 7,3 7,48 0
Outlet (PLTA) 82 8 7,05 1
Tengah 53 13,6 4,57 9,032. Kedalaman Fotik dan A Fotik di Waduk Kedung Ombo
StasiunKecerahan(Schi disk)
(cm)
KedalamanAir Waduk
(m)
Fotik(m)
A Fotik(m)
Inlet Serang 75 5,8 6,45 0
Tengah 80 18,6 6,88 11,72
OutletBoyolayar
87 31,5 7,48 24,02
KJA Aquafarm 122 32,92 10,47 22,45
Inlet Samudro 120 8,5 10,30 0Ngasinan 90 25, 3 7,73 17,57
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
25
Lapisan Fotik merupakan lapisan dimana cahaya matahari masih tembus
sehingga proses fotosintesis masih terjadi. Karena itu pada lapisan ini masih banyak
oksigen terlarut yang dapat dimanfaatkan oleh biota yang terdapat di dalamnya. Lapisan
afotik merupakan lapisan dengan kadar oksigen rendah yang masih tembus cahaya
matahari tetapi dalam jumlah sedikit hingga tidak ada. Oleh karena itu pada lapisan ini
proses fotosintesis tidak terjadi dan banyak terdapat bahan-bahan beracun didasar
perairannya.
Pada Tabel 3, Pada bulan Februari terlihat di waduk Gajah Mungkur di stasiun
Sendang berdasarkan kecerahan dengan alat schi disk sinar matahari dapat masuk
kedalam air mencapai 101 cm akan tetapi berdasarkan perhitungan formula Smith
lapisan fotik mencapai 8,67 m dengan ciri airnya jernih sehingga banyak terjadi proses
sintesa terhadap biota yang ada didalam waduk. Sedangkan lapisan afotik sedalam 4,73
meter artinya sinar matahari tidak dapat tembus jauh kedalam lagi sehingga tidak terjadi
proses fotosintesa. Pada waduk Kedung Ombo di bulan Mei pada stasiun KJA Aquafarm
bila di lihat dari kecerahan 122 cm, fotiknya 10,47 m sedangkan kedalaman air pada
stasiun tersebut 32,92 m dan afotiknya 22,45 m, hal ini biasa terjadi pada waduk yang
dalam dimana airnya jernih dan sinar matahari dapat menembus kedalam air lebih jauh
lagi. Sebaliknya Diwaduk Gajah Mungkur pada stasiun Inlet Wiroko kecerahan 87 cm
kedalaman air 7,3 m dan nilai fotik 7,48 m dengan afotiknya adalah 0 (nol) artinya sinar
matahari tembus kedasar air hal ini dapat terjadi pada waduk yang airnya jernih dan
dangkal. Di Waduk Kedung Ombo pada stasiun Inlet Serang kecerahan 75 cm
kedalaman air 5,8 m dan fotik 6,45 m dengan afotiknya adalah 0 (nol) artinya sinar
matahari dapat tembus kedasar air dikarenakan pada stasiun ini kedalaman air yang
dangkal.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
26
FAUNA IKAN
Jenis ikan, Biologi dan Jumlah Jenis Ikan Tertangkap
Hasil Penelitian
Selama pengamatan di lapangan diperoleh 22 jenis ikan yang terdiri dari 20 jenis
ikan di waduk Gajah Mungkur dan 15 jenis ikan di waduk Kedung Ombo (Tabel.4).
Menurut Purnomo (2000) bahwa di waduk Gajah Mungkur Wonogiri terdapat 15 jenis
ikan. Utomo et al, 2006 melaporkan bahwa jenis ikan asli yang masih sering ditemukan
di waduk Gajah Mungkur yaitu sogo (Mystus nemurus), lukas (Dangila cuvieri), nilem
(Osteochilus hasselti) dan beberapa jenis ikan asli yang kadang-kadang masih
didapatkan yaitu betutu (Oxyeleotris marmorata), gabus (Channa striata), karper lumut
(Osteochilus schlegeli), keprek merah (Barbodes sp). Jumlah jenis ikan yang
tertangkap di waduk Kedung Ombo sebanyak 9 jenis yaitu nila, tawes, mujair, mas,
gabus, lalawak, genggehek, wader dan lele (Anonim, 1992).
Tabel 4. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap Di Waduk Gajah Mungkur dan WadukKedung Ombo Jawa Tengah.
No Nama lokal Nama ilmiah FamiliaLokasi
GajahMungkur
KedungOmbo
1 Bader Barbodes gonionatus Cyprinidae * *
2 Betutu Oxyeleotrismarmorata
Eleotrididae ** -
3 Jambal siam Pangasiushypophthalmus
Pangasiidae * -
4 Karper lumut Osteochilus schlegeli Cyprinidae * *
5 Keprek abang Barbodes balleroides Cyprinidae * *
6 Kutuk Channa striata Channidae * *
7 Lukas Labiobarbusleptocheilus
Cyprinidae * *
8 Nila Oreochromis nilotica Cichlidae ** *
9 Nilem Osteochilus hasselti Cyprinidae * -
10 Palung Hampalamacrolepidota
Cyprinidae * -
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
27
11 Sogo Mystus nemurus Bagridae * *
12 Tawes Barbodes gonionotus Cyprinidae ** *
13 Wader Rasbora argyrotaenia Cyprinidae ** *
14 Wader Rasbora lateristriata Cyprinidae ** -
15 Sili/cucut Macrognatusaculeatus
Mastacembelidae * *
16 Red devil Amphilopus sp Cichlidae - **
17 Golsom Aequidens sp Cichlidae - *
18 Gurameh Osphronemus goramy Osphronemidae * *
19 Lele Clarias batrachus Cichlidae ** **
20 Mujair Oreochromismosambicus
Cichlidae ** **
21 Sepat siam Trichogasterpectoralis Belontiidae ** **
Keterangan: * (sedikit)** (banyak)- (tidak dijumpai)
Pola kebiasaan makan ikan bisa dilihat pada Tabel 5. Beberapa jenis ikan yang
termasuk kelompok herbivora yaitu pemakan mikro organisme, detritus, mikro alga,
lumut dan potongan tumbuhan antara lain ikan bader, ikan karper lumut, ikan keprek
abang, lukas, nila, nilem, tawes. Usus ikan yang termasuk kelompok herbivora panjang
ususnya jauh lebih panjang dari pada ukuran tubuhnya. Menurut Kottelat et al, 1993
bahwa cara menentukan jenis makanan yang dimakan oleh ikan selain dari kebiasaan
makannya dapat juga diketahui dengan melakukan pengamatan panjang usus dan
hubungannya dengan panjang tubuh ikan. Beberapa jenis ikan antara lain ikan betutu,
kutuk, palung, sogo, sili, red devil dan golsom yang termasuk kelompok karnivora yaitu
pakan alaminya berupa potongan ikan, potongan udang dan serangga air. Sedangkan ikan
jambal siam, wader termasuk kelompok omnivora dengan pakan alaminya mikro algae,
detritus, potongan ikan. Pakan ikan di beberapa waduk di Indonesia pada umumnya tidak
jauh berbeda (Tjahjo, 1991).
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
28
Tabel 5. Pola Kebiasaan Makan Beberapa Jenis Ikan di waduk Gajah Mungkur danKedung Ombo
No Jenis ikan Jenis makanan
1 Bader (Barbodes gonionotus) Detritus, mikro alga, potongan tumbuhan
2 Betutu (Oxyeleotris marmorata) Ikan, udang, serangga air, detritus
3 Jambal siam (Pangasius hypophthalmus) Ikan, serasah, detritus
4 Karper lumut(Osteochilus schlegeli) Mikro alga, potongan tumbuhan, mikroorganisme
5 Keprek abang (Mystacoleucus marginatus) Plankton, perifiton, detritus
6 Kutuk (Channa striata) Potongan ikan
7 Lukas (Labiobarbus leptocheilus) Plankton, perifiton
8 Nila (Oreochromis nilotica) Tumbuhan air, mikro alga, plankton
9 Nilem (Osteochilus hasselti) Mikro alga, mikro organisme, seranggaair
10 Palung (Hampala macrolepidota) Ikan, udang, insekta air, larva insekta
11 Sogo (Mystus nemurus) Ikan, udang, larva insekta
12 Tawes (Barbodes gonionotus) Detritus, mikro alga, lumut, plankton
13 Wader (Rasbora argirotaenia) Mikro alga, lumut, detritus
14 Wader (Rasbora lateristriata) Detritus, mikro alga
15 Sili (Macrognatus aculeatus) Ikan, detritus
16 Red devil (Amphilopus sp) Ikan, udang
17 Golsom (Aequidens sp) Ikan
18 Gurameh (Osphronemus goramy)
19 Lele (Clarias batrachus)
20 Mujair (Oreochromis mo sambicus)
21 Sepat siam (Trichogaster pectoralis)
Berdasarkan macam makanan yang dimakan oleh ikan maka dapat dibedakan
adanya ikan-ikan herbivora, karnivora, ikan pemakan segala (omnivora) (Tabel. 6).
Pengetahuan tentang makanan suatu jenis ikan sangat berguna untuk pengembangan
jenis ikan terutama ikan-ikan ekonomis penting agar dapat diambil langkah-langkah
selanjutnya untuk mendukung pembudidayaannya.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
29
Tabel 6. Pola Kebiasaan Makan Ikan di Waduk Gajah Mungkur dan Waduk KedungOmbo
No Nama lokal Nama ilmiahLokasi
GajahMungkur
KedungOmbo
1 Bader Barbodes gonionatus Herbivora Herbivora
2 Betutu Oxyeleotris marmorata Karnivora Karnivora
3 Jambal siam Pangasiushypophthalmus
Omnivora Omnivora
4 Karper lumut Osteochilus schlegeli Herbivora Herbivora
5 Keprek abang Barbodes balleroides Herbivora Herbivora
6 Kutuk Channa striata Karnivora Karnivora
7 Lukas Labiobarbus leptocheilus Herbivora Herbivora
8 Nila Oreochromis nilotica Herbivora Herbivora
9 Nilem Osteochilus hasselti Herbivora Herbivora
10 Palung Hampala macrolepidota Karnivora Karnivora
11 Sogo Mystus nemurus Karnivora Karnivora
12 Tawes Barbodes gonionotus Herbivora Herbivora
13 Wader Rasbora argyrotaenia Omnivora Omnivora
14 Wader Rasbora lateristriata Omnivora Omnivora
15 Wader bang Puntius strigatus Karnivora Karnivora
16 Sili/cucut Macrognatus aculeatus - Karnivora
17 Red devil Amphilopus sp - Karnivora
18 Golsom Aequidens sp Herbivora -
19 Gurameh Osphronemus goramy Karnivora -
20 Mujair Oreochromismosambicus
Omnivora Omnivora
21 Sepat siam Trichogasterpectoralis Herbivora Herbivora
Tingkat Kematangan Gonad ikan diperoleh dari ikan jambal siam (Pangasius
hypophthalmus) di waduk Gajah Mungkur yaitu berkisar antara tingkat II-III, sedangkan
di waduk Kedung Ombo belum didapat ikan yang ada TKG .(Tabel 7).
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
30
Tabel 7. Tingkat Kematangan Gonad Ikan di Waduk Gajah Mungkur dan WadukKedung Ombo
No Jenis Panjang(cm)
Berat (gram) TKG Keterangan
1 Jambal siam 58 1800 II Betina
2 Jambal siam 50 1500 II Betina
3 Jambal siam 51 1550 - Jantan
4 Jambal siam 57 1650 - Jantan
5 Jambal siam 53 1600 - Jantan
6 Jambal siam 56 1700 - Jantan
7 Jambal siam 45 1200 II Betina
8 Jambal siam 40,8 1100 - Jantan
9 Jambal siam 62,1 3450 II / III Betina
10 Jambal siam 52,4 2655 - Jantan
11 Jambal siam 58,2 3150 II Betina
PlanktonCara kerja
Sampel plankton diambil dengan menggunakan water sampler dan disaring
dengan plankton net. Sampel diambil pada kedalaman 1 m, 3 m dan 5 m tergantung
kedalaman tiap stasiun. Sampel yang tersaring diawetkan dengan lugol dan dianalisa di
laboratorium dengan menggunakan Sedgewick rafter. Analisa data plankton meliputi
perhitungan kelimpahan relatif (KR), keanekaragaman (H’) dan keseragaman (e).
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan menggunakan beberapa
pendekatan yaitu antara lain :
1. Kelimpahan Relatif (KR)
Kelimpahan relatif (KR) adalah perbandingan antara kelimpahan individu tiap jenis
dengan keseluruhan individu yang tertangkap dalam suatu komunitas (Odum, 1971).
KR= %100N
ni
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
31
KR= Kelimpahan relatif
Ni = jumlah individu dari jenis ke-i
N = jumlah individu total
2. Indeks Keanekaragaman (H’)
Indeks keanekaragaman adalah indeks yang menunjukkan tingkat keanekaragaman
jenis organisme yang ada dalam suatu komunitas (Odum, 1971).
H’ =
s
n
pipi1
ln
H’ = Indeks keanekaragaman
S = jumlah makrozoobentos
pi =N
ni
ni = jumlah individu dari jenis ke-i
N = jumlah total individu
3. Indeks keseragaman (e)
Indeks kemerataan jenis adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemerataan
individu tiap spesies didalam suatu komunitas (Odum, 1971).
e =S
H
ln
'
e = indeks kemerataan jenis
H’ = Indeks keanekaragaman
S = jumlah jenis makrozoobentos
Makrozoobentos
Makrozoobentos diambil dengan menggunakan Ekman grab pada tiap stasiun.
Sampel kemudian diawetkan dengan menggunakan formalin. Sampel yang telah
diawetkan selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk disortir dari sedimen dan
serasah dan selanjutnya di identifikasi.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
32
Hasil Penelitian
PlanktonWaduk Gajahmungkur
Tabel 8. Kelimpahan Individu Plankton Waduk Gajah Mungkur berdasarkan per kedalaman
No Jenis
Kelimpahan Individu (ind/L)Stasiun
Inlet Tengah KJA Aquafarm Outlet
1 m 3 m 1 m 3 m 1 m 3 m 1 m 3m
FITOPLANKTON1 Amphora sp - - - - 42 - - -2 Anabaena sp - - 42 - 125 114 - -3 Ankistrodesmus sp - - 42 - - - - -4 Chroococcus sp 1.083 8.523 3.417 6 958 5.682 625 -5 Closterium sp - 227 42 - 167 - 167 -6 Coconeis sp - - - - 42 - - -7 Cosmarium sp 125 - 125 - - 568 - -8 Cyclops sp - 455 - - - - - -9 Cymbella sp - 114 - - - - - -10 Merismopedia sp - 455 1.625 16 1.167 2.159 333 -11 Microcystis sp 1.000 2.386 - 84 750 227 125 -12 Mougeotia sp 42 - - - 167 - - -13 Navicula sp 250 455 958 3 125 1.136 - -14 Nitzschia sp 250 - - - 833 125 -15 Pediastrum sp 208 1.932 42 72 167 568 292 -16 Peridinium sp - - 256 - - - -17 Phacus sp - 341 - - - - - -18 Pinularia sp - - - - 114 - -19 Staurastrum sp 500 3.523 917 178 1.333 2.727 833 -20 Synedra sp 66.458 50.909 43.958 1.641 85.208 72.727 26.250 -21 Trachelomonas sp - 227 - - - - - -22 Ulotrix sp - 1.023 - 3 - 227 42 -
ZOOPLANKTON1 Ceratium sp - - - 6 - - - -2 Cyclops sp - - - 44 - 144 42 -3 Difflugia sp 83 - - -4 Keratella sp - 114 - - - - - -5 Phacus sp - - - - 375 - - -6 Trachelomonas sp 42 - - 6 125 114 125 -7 Trichocerca sp - - - - 42 - - -
Jumlah Total 69.958 70.684 51.168 2.315 91.709 86.507 28.959 0
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
33
Tabel 9. Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR) Plankton WadukGajah Mungkur per stasiun
No Jenis
StasiunInlet Tengah KJA Aquafarm Outlet
KI(ind/L)
KR(%)KI
(ind/L)KR(%)
KI(ind/L)
KR(%)KI
(ind/L)KR(%)
FITOPLANKTON1 Amphora sp - - - - 42 0,02 - -2 Anabaena sp - - 42 0,08 239 0,13 - -3 Ankistrodesmus sp - - 42 0,08 - - - -4 Chroococcus sp 9.606 6,83 3.423 6,40 12.322 6,70 625 2,165 Closterium sp 227 0,16 42 0,08 167 0,09 167 0,586 Coconeis sp - - - - 42 0,02 - -7 Cosmarium sp 125 0,09 125 0,23 568 0,31 - -8 Cyclops sp 455 0,32 - - - - - -9 Cymbella sp 114 0,08 - - - - - -
10 Merismopedia sp 455 0,32 1.641 3,07 3.326 1,81 333 1,1511 Microcystis sp 3.386 2,41 84 0,16 977 0,53 125 0,4312 Mougeotia sp 42 0,03 - - 167 0,09 - -13 Navicula sp 705 0,50 961 1,80 1.261 0,69 - -14 Nitzschia sp 250 0,18 - - 833 0,45 125 0,4315 Pediastrum sp 2.140 1,52 114 0,21 735 0,40 292 1,0116 Peridinium sp - - 256 0,48 - - - -17 Phacus sp 341 0,24 - - - - - -18 Pinularia sp - - - 114 0,06 - -19 Staurastrum sp 4.023 2,86 1.095 2,05 4.060 2,21 833 2,8820 Synedra sp 117.367 83,45 45.599 85,26 157.935 85,88 26.250 90,6521 Trachelomonas sp 227 0,16 - - - - -22 Ulotrix sp 1.023 0,73 3 0,01 227 0,12 42 0,15
ZOOPLANKTON - - - -1 Ceratium sp - - 6 0,01 - - - -2 Cyclops sp - - 44 0,08 144 0,08 42 0,153 Difflugia sp - - 83 0,05 - -4 Keratella sp 114 0,08 - - - - - -5 Phacus sp - - - - 375 0,20 - -6 Trachelomonas sp 42 0,03 6 0,01 239 0,13 125 0,437 Trichocerca sp - - - - 42 0,02 - -
Jumlah Total 140.642 100 53.483 100 183.898 100 28.959 100
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
34
Tabel 10. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (e) Plankton Waduk GajahMungkur
Stasiun H' e
InletPermukaan 0,29
0,760,12
0,263 meter 1,10 0,42
TengahPermukaan 0,61
0,660,26
0,243 meter 1,09 0,44
KJA AquafarmPermukaan 0,25
0,590,09
0,193 meter 0,51 0,20
Outlet Permukaan 0,49 0,49 0,20 0,20
Tabel 11. Kelimpahan Individu (KI) dan Kelimpahan Relatif (KR) Plankton WadukKedung Ombo per stasiun
No Jenis InletSerang
InletSamodro
Tengah KJAAquafarm
KJANgasinan
OutletBoyolayar
KI(ind/L)
KI(ind/L)
KI(ind/L)
KI (ind/L) KI(ind/L)
KI(ind/L)
FITOPLANKTON1 Ankistrodesmus sp - - - 42 - -2 Ceratium sp - - 682 - - -3 Chroococcus sp 10.214 - 6.029 4.352 3.265 6.4284 Closterium sp 568 - 341 - 341 2285 Coconeis sp 227 - - - 83 -6 Coscinodiscus sp 117 83 - - - -7 Cosmarium sp 3.767 83 4.773 2.773 3.038 1.7388 Cyclotella sp 3 - - - 114 -9 Cymbella sp 3 42 - - - 22810 Fragillaria sp - - - - 114 12511 Merismopedia sp 795 - 471 572 683 23912 Microcystis sp 17.572 42 3.607 3.685 3.269 7.33313 Navicula sp 117 125 457 651 879 1.56014 Nitzschia sp 1.932 - - - - 35215 Oscillatoria sp - - - - - -16 Pediastrum sp 1.966 667 2.458 1.469 9.193 2.28417 Peridinium sp - - 4.347 - 7.841 -18 Scenedesmus sp 133 - - - - -19 Staurastrum sp 10.976 250 19.042 9.042 13.787 11.75820 Surirella sp - 42 - - - -21 Synedra sp 267.656 50.833 190.618 267.455 250.511 315.77722 Trachelomonas sp - - - - 114 -23 Ulotrix sp 1.746 - 571 - 909 1.242
ZOOPLANKTON - - -1 Brachionus sp - 125 - - - -2 Ceratium sp 5.034 1.208 233 1.364 12.273 3413 Cyclops sp 801 167 385 - 1.985 1.035
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
35
4 Difflugia sp - - - - - -5 Keratella sp - - - - - -6 Monostyla sp 16 - - 341 - -7 Nauplius sp - - - 114 227 1258 Notholca sp - - - - 83 -9 Peridinium sp 3.052 625 3.523 5.000 5.508 6.62510 Phacus sp 568 - - 1.060 114 56811 Trachelomonas sp 1.269 208 688 424 1.364 53812 Trichocerca sp 117 - - - -
Jumlah Total 328.649 54.500 238.225 298.344 315.695 358.524
Tabel 12. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (e) Plankton Waduk KedungOmbo
Stasiun H' e
Inlet S. SerangPermukaan 0,91
0,880,31
0,263 meter 0,88 0,29
Inlet Samodro Permukaan 0,38 0,38 0,14 0,14
Tengah
Permukaan 1,09
0,90
0,44
0,323 meter 0,56 0,22
5 meter 1,13 0,44
KJA AquafarmPermukaan 0,51
0,600,17
0,193 meter 0,63 0,23
Kja Ngasinan
Permukaan 1,01
0,98
0,38
0,313 meter 0,88 0,33
5 meter 0,91 0,33
Outlet Boyolayar
Permukaan 0,48
0,62
0,18
0,213 meter 0,42 0,16
5 meter 1,18 0,45
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
36
Karamba Jaring Apung
Jumlah Keramba Di Waduk
Dari pengamatan langsung di lapangan maupun wawancara dengan dengan
petani keramba di kedua Waduk diketahui bahwa jumlah seluruh keramba jaring apung
(KJA) yang terdapat di Waduk Gajah Mungkur (WGM) adalah sebanyak 1054 keramba,
sedangkan di Waduk Kedung Ombo berjumlah 1506 keramba (Tabel 13). Penyebaran
lokasi keramba di Waduk Gajah Mungkur (WGM) hanya terdapat pada bagian tengah
waduk yaitu di Desa Cakaran / Sendang Kec.Wonogiri dan Desa Ndawe / Gumiwang di
Kec. Wuriantoro (Tabel 14) keduanya di Kabupaten Wonogiri. Sedangkan di Waduk
Kedung Ombo (WKO) pemasangan keramba lebih menyebar di berbagai lokasi yaitu di
Desa Bulu Kec. Kemusu Kabupaten Boyolali dan Desa Ngasinan, Jurang Gandul dan
Desa Boyo Layar di Kec. Sumber Lawang Kabupaten Sragen (Tabel 15).
Pemilik keramba di Waduk Gajah Mungkur yaitu PT. Aquafarm dan
masyarakat setempat yang berada di dua Kecamatan yaitu Kec.Wonogiri dan
Kec.Wuriantoro Kabupaten Wonogiri PT Aquafarm dengan pemodal asing dari Negara
Swiss. Sedangkan di Waduk Kedung Ombo, selain masyarakat setempat dan PT
Aquafarm, ada juga pelilik keramba yang berasal dari luar daerah yaitu dari Waduk
Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat.
Tabel 13. Jumlah keramba, jenis ikan dan kepemilikan keramba jaring apung(KJA) di Kedua waduk di Jawa tengah.
Nama waduk/jenis ikanPemilik dan jumlah keramba
Masyarakat(buah)
PT Aquafarm(buah)
Jumlah Keramba(buah)
Waduk Gajah Mungkur(WGM)
- Ikan nila 574 480 1054Waduk Kedung Ombo
(WKO)- Ikan nila- Ikan mas
1066200
240- 1506
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
37
Tabel 14. Data Keramba Jaring Apung di Waduk Gajah Mungkur KabupatenWonogiri Tahun 2009.
No. Pemilik (nama) Jumlah KJA(unit)
Ukuran KJA(m)
Jenis ikan Status pemilik / lokasi
1. Suloso 6 6 x 6 nila merah Petani/Cakaran, SendangKec.Wonogiri
2. Angga 53 6x6 = 297x7 = 205x5 = 4
nila merah sama
3. Widagdo 50 6x6 nila merah Sama4. Sutrisno 30 6x6 = 14
5x5 = 14nila merah Sama
5. Yatino 15 4 x 4 nila merah Sama6. Agus 1. 18 6 x 6 nila merah Sama7. Yandi 13 6 x6 nila merah Sama8. Wondo 39 5 x5 nila = 30
jambal = 9Sama
9. Edy 1 6 6 x 6 nila merah Sama10. Ari 24 6 x 6 nila merah Sama11. Gianto 8 6 x 6 nila merah Sama12. Bumo 60 5,5x,5,5 =48
6 x 6 = 12nila merah Petani/pengusaha
Cakaran, Sendang13. Bowo 14 6 x 6 = 12
4 x 4 = 2nila merah Petani/Cakaran
14. Sukamno 10 5 x 5 nila merah Sama15. Fendi 6 6 x 6 nila merah Sama16. Suim 6 6 x 6 nila merah Sama17. Iswanto 10 6 x 6 nila merah Sama18. Agus 2. 6 6 x 6 nila merah Sama19. Bagong 18 6x6 = 12
5x5 = 6nila merah Sama
20. Agus Kusmar 8 4 x 4 nila merah Sama21. Putra/Iwan 18 5 x 5 nila merah Sama22. Suradi 4 6 x 6 nila merah Petani/Cakaran Jauh23. Wawan 10 6 x 6 nila merah Sama24. Bendo 10 6 x 6 nila merah Sama25. Heri 12 6 x 6 nila merah Sama26. Chandra 12 7 x 7 nila merah Pengusaha keturunan
Ndawe/Gumiwang/JatisariKec Wuriantoro
27. Nardi 8 6 x 6 nila merah Petani / sama28. Pono 6 6 x 6 nila merah Sama29. Mulyoko 14 6 x 6 nila merah Sama30. Edy 2 8 6 x 6 nila merah Sama31. Eko 8 6 x 6 nila merah Sama32. Siswanto 14 6 x 6 nila merah Sama33. Suprapto 24 6 x 6 nila merah Sama34. Ari 12 5 x 5 nila merah Sama35. Suwarno 14 6 x 6 nila merah Sama36. PT. Aquafarm 480 6 x 6 nila merah Swasta, pemodal Asing dari
Swiss / sama
Jumlah ∑ = 1.054
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
38
Tabel 15. Data Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedung Ombo KabupatenBoyolali dan Kabupaten Sragen Jawa Tengah 2009.
No. Nama pemilik JumlahKJA(unit)
Ukuran KJA(m)
Jenis ikan Status pemilik / Lokasi
1. Sarwoto 35 7 x 7 nila merah= 26mas = 9
Petani / NgasinanKec. Sumber LawangKab.Sragen
2. Paryoto 38 6 x 12 = 27 x 7 = 6
nila merah= 30mas = 8
Sama
3. Sunarto 10 7 x 7 nila merah= 4mas = 6
Sama
4. Taryono 17 7 x 7 nila merah= 14mas = 3
Sama
5. Hartun 16 7 x 7 nila merah Sama6. Nanang 21 7 x 7 nila merah Sama7. Teha 28 8 x 8 nila merah Sama8. Teha cs 32 8 x 8 nila merah Sama9. Teha cs 16 8 x 8 nila merah Sama10. Teha cs 24 8 x 8 nila merah Sama11. Teha cs 20 8 x 8 nila merah Sama12. Teha cs 28 8 x 8 nila merah Sama13. Teha cs 38 8 x 8 nila merah Sama14. Teha cs 25 8 x 8 nila merah Sama15. Teha cs 44 8 x 8 nila merah Sama16. Suyono 180 7 x 7 nila merah=156
mas = 24PT.Mitra Usaha /Jurang Gandul, SumberLawang Sragen
17. Bambang 1. 14 7 x 7 nila merah Petani / sama18. Bambang cs 26 7 x 7 nila merah Sama19. Bambang cs 28 7 x 7 nila merah Sama20. Bambang cs 12 7 x 7 nila merah Sama21. Cholis 10 7 x 7 nila merah Sama22. Anto 58 7 x 7 nila merah= 54
mas = 4Sama
23. Sulardi 25 7 x 7 nila merah Sama
24. Bambang 2. 32 6 x 6 nila merah Sama
25. Bambang 2 cs 14 6 x 6 nila merah Sama26. Warsono 12 6 x 6 nila merah Sama27. Sumadi 44 7 x 7 nila merah= 26
mas = 18Sama
28. Tarso 28 7 x 7 nila merah= 26mas = 2
Sama
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
39
29. Nyoto Winarno 8 6 x 6 nila merah= 2mas = 6
Petani /Desa Bulu Kec.Kemusu Kab. Boyolali
30. Nugroho.W 6 7 x 7 = 26 x 6 = 4
nila merah=2mas = 4
Sama
31. Budi Suswanto 10 7 x 7 nila merah= 4mas = 6
Sama
32. Doni Rohimin 18 7 x7=126x6= 6
nila merah= 6mas = 12
Sama
33. Yani 12 7x7 = 66x6= 6
nila merah= 6mas = 6
Sama
34. Kardio 10 6 x 6 nila merah Sama35. Mulyono 12 6 x 6 nila merah Sama36. Farid 24 6 x 6 nila merah= 4
mas = 20Sama
37. Parmo 4 6 x 6 nila merah Sama38. Salim 6 6 x 6 nila merah Sama39. Yatmi 5 6 x 6 nila merah Sama40. Sulistiadi 8 6 x 6 nila merah Sama41. Jono 4 6 x 6 nila merah Sama42. Mr X (orang
Dinas periknn)8 6 x 6 nila merah= 4
mas = 4Peg Dinas Perikanan/sama
43. Erna 3 6 x 6 nila merah Sama44. Darwis 80 7 x 7 nila merah= 30
mas = 50Pengusahadari Jatiluhur /sama
45. Rismanto 20 7 x 7 nila merah Petani / sama46. Widodo 10 6 x 6 nila merah Sama47. Tri 20 6 x 6 nila merah Sama48. Suparjo 15 6 x 6 nila merah Sama49. Gunanto 22 7 x 7 nila merah Sama50. Mucklis 24 7 x 7 nila merah Sama51. Mucklis cs 30 6 x 6 nila merah Sama52. Mucklis cs 32 6 x 6 nila merah Sama53. PT.Aquafarm 240 6 x 6 nila merah Swasta, pemodal Asing
dari Swiss /Boyo LayarKec.Sumber Lawang.Kab Sragen
Jumlah Total 1.506
Di Waduk Gajah Mungkur ikan yang dipelihara dalam keramba secara
keseluruhan adalah ikan nila merah (Oreochromis niloticus) dengan pemberian pakan
pellet terapung. Lama pemeliharaan ikan yang dipelihara oleh petani lokal bervariasi
antara 3 – 4 bulan. Sedangkan lama pemeliharaan oleh milik PT Aquafarm antara 7 – 8
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
40
bulan sesuai permintaan ukuran ikan yang dikehendaki oleh PT tersebut. Jumlah dan
sistem pemberian pakan pada petani keramba lokal adalah berdasarkan persentase berat
tubuh dan diberikan 2 sampai 4 kali per hari, sedangkan pada milik PT Aquafarm pakan
diberikan sebanyak mungkin dan sesering mungkin, jadi cenderung tidak efisien.
Di Waduk Kedung Ombo ada dua jenis ikan yang dipelihara dalam keramba yaitu
nila merah (Oreochromis niloticus) dan ikan mas (Cyprinus carpio) dengan pemberian
pakan pellet terapung. Lama pemeliharaan ikan yang dipelihara oleh petani lokal juga
bervariasi antara 3 – 4 bulan. Sedangkan lama pemeliharaan oleh milik PT Aquafarm
juga antara 7 – 8 bulan sesuai permintaan ukuran ikan yang dikehendaki oleh PT
tersebut.
Tabel 16. Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalam kerambajaring apung (KJA) milik petani lokal di Waduk Wonogiri Jawa Tengah.
Parameter Hasil KeteranganJumlah sangkar 574 buah keramba Beberapa unit atas nama :
Angga = 53 kerambaWidagdo = 50 kerambaSutrisno = 30 kerambaSuloso = 6 kerambaYatino = 15 keramba
Ukuran sangkar 4 x 4 m : 5 x 5 m6 x 6 m : 7 x 7 m
Bervariasi tergantungkemauan si pemilik
Jenis ikan yang ditebar Nila merah
Ukuran ikan yang ditebar 10 gr, 20 gr,( 5 – 9 cm)
Ukuran ikan setelah panen 3 – 5 ekor/kg (200- 350 gr) Untuk konsumen lokal
Lama pemeliharaan 3 – 4 bulan
Jenis pakan pelet apung, protein 10-12%
Dari berbagai merk
Jumlah pakan / hari 2 – 4% berat tubuh Mungkin tidak persis
Padat tebar awal/keramba 1500, 3000 ekor/keramba
Hasil panen/keramba 1500 - 2000 kg/keramba
Pemberian pakan/hari 2 – 4 kali/hari Pagi, siang dan sore
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
41
Sistem pemeliharaan ikan dalam keramba di Waduk Gajah Mungkur pada (Tabel
13 dan 14) dan di Waduk Kedung Ombo pada (Tabel 15 dan 16) memperlihatkan bahwa
terdapat perbedaan dan kesamaan cara dan system pemeliharan di kedua waduk tersebut.
Adanya perbedaan dari cara dan system pemeliharaan itu disebabkan tujuan
pemeliharaan dari kedua pembudidaya itu. Pada petani keramba lokal ikan yang
dipelihara adalah untuk konsumen masyarakat sekitar, sedangkan pada pemeliharaan PT
Aquafarm adalah untuk dijadikan filled yang akan di export keluar negeri seperti ke
Hongkong, Jepang dan Taiwan bahkan sampai ke Eropah.
Tabel 17. Jumlah, cara dan sistem pemeliharaan ikan nila merah dalam kerambajaring apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) di Waduk WonogiriJawa Tengah.
Parameter Hasil Keterangan
Jumlah sangkar 480 buah keramba Milik Aquafarm (Swiss)
Ukuran sangkar 6 x 6 m Hanya 1 ukuran
Jenis ikan yang ditebar Nila merah
Ukuran ikan yang ditebar 12 gr, 20 gr,( 6 – 10 cm)
Ukuran ikan yang ditebar
Ukuran ikan setelah panen 800 gr – 1 kg/ekor Pembuatan filled untukExport
Lama pemeliharaan 7 – 8 bulan
Jenis pakan pelet apung, protein 30 -32 % Dari berbagai merk
Jumlah pakan / hari 5 – 10 % berat tubuh Sampling setiap 2minggu
Padat tebar awal/keramba 6000- 8000 ekor/keramba
Hasil panen/keramba 3000 - 4000 kg/keramba 35 – 40 % dari padat
tebar
Pemberian pakan/hari 8 – 12 kali/ hari Sekenyangnya
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
42
Tabel 18. Jumlah, cara dan system pemeliharaan ikan nila merah dalam kerambajaring apung (KJA) milik petani lokal di Waduk Kedung Ombo Jawa Tengah.
Parameter Hasil Keterangan
Jumlah sangkar 1266 buah keramba Beberapa unit atas nama:Sarwoto = 35 kerambaParyoto = 38 kerambaN.Winarno = 8 kerambaSunarto = 10 kerambaN.Widiatmoko = 6 krba
Ukuran sangkar 6 x 6 m : 7 x 7 m :6 x 12 m
Bervariasi tergantungkemauan si pemilik
Jenis ikan yang ditebar Nila merah dan ikan mas
Ukuran ikan yang ditebar Nila 3 – 9 cm (12– 15gr) /ekorMas 3 - 10 cm / ekor
Ukuran ikan setelah panen 2 – 4 ekor/kg (500- 250 gr) Untuk konsumen local
Lama pemeliharaan 3 – 4,5 bulan
Jenis pakan pelet apung, protein 10-12% Dari berbagai merk
Jumlah pakan / hari 2 – 4% berat tubuh Mungkin tidak persis
Padat tebar awal/keramba 3000, 5000 ekor/keramba Setelah agak besardikurangi menjadi 3000ekor saja
Hasil panen/keramba 1500 - 2000 kg/keramba
Pemberian pakan/hari 2 – 8 kali/hari Pagi, siang dan sore
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
43
Tabel 19. Jumlah, Cara dan System Pemeliharaan Ikan Nila Merah Dalam KerambaJaring Apung (KJA) milik PT Aquafarm (Swiss) di Waduk Kedung OmboJawa Tengah
Parameter Hasil Keterangan
Jumlah sangkar 240 buah keramba Milik Aquafarm (Swiss)
Ukuran sangkar 6 x 6 m Hanya 1 ukuran
Jenis ikan yang ditebar Nila merah
Ukuran ikan yang ditebar 12 gr, 15 gr,( 6 – 8 cm)
Ukuran ikan setelah panen 800 gr – 1 kg/ekor Pembuatan filled untukExport
Lama pemeliharaan 7 – 8 bulan
Jenis pakan pelet apung, protein 30 -32 %NGA 3 mmNGA 5 mm
Dari berbagai merk
Jumlah pakan / hari 5 – 10 % berat tubuh Sampling setiap 2 minggu
Padat tebar awal/keramba 6000- 7000 ekor/keramba
Hasil panen/keramba 3000 - 3500 kg/keramba 35 – 40 % dari padat tebar
Pemberian pakan/hari 8 – 12 kali/ hari Sekenyangnya
Pertumbuhan Ikan Dalam Keramba
Untuk melihat daya dukung perairan di kedua waduk, dapat ditentukan dengan
memperhatikan pertumbuhan ikan dan pengaruh pakan yang diberikan dari seluruh ikan
yang dipelihara dalam keramba di kedua waduk tersebut. Pertumbuhan ikan yang
dipelihara dalam keramba di kedua waduk terdapat pada Tabel 20 dan Tabel 21.
Pada keramba milik masyarakat ikan yang ditebar berukuran rata sekitar 20 gram, untuk
kedua waduk, sedangkan ukuran ikan setelah panen adalah antara 250 gram sampai 350
gram per ekor (4 atau 3 ekor) setiap kg ikan. Pada keramba milik PT Aquafarm
penebaran ikan rata-rata berukuran antara 200 – 400 gram per ekor ikan, sedangkan
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
44
ukuran ikan setelah panen harus di atas 1 kg. Hal ini adalah karena ikan hasil panen ini
akan di jadikan bentuk filled untuk komoditi ekspor.
Tabel 20. Pertumbuhan berat ikan nila merah dalam keramba jaring apung (KJA)di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Jawa Tengah.
JenisIkan
Pemilik KJA Pertumbuhan Berat (gram)Feb Maret April Mai Juni Juli
Nila KJA masyarakat(petani)
KJA Swasta/(PT.Aquafarm)
1.2.3.4.
20
200240450450
62
350420580580
118
540680700700
198
800860922931
258
976957
10851072
356panen
10851194panenpanen
Rata-rataPertumbuhan ikanPT Aquafarm
335 82,5 655 878,25 1022,5 1139,5
Keterangan : Pemberian pakanKJA petani : 2 – 4 kali sehariKJA Aquafarm : 8 – 12 kali sehari
Tabel 21. Pertumbuhan berat ikan nila merah dan ikan mas dalam Keramba JaringApung (KJA) di Waduk Kedung Ombo (WKO) Jawa Tengah.
Jenisikan
Pemilik KJAPertumbuhan Berat (gram)
Awal Juni Tengah Juni Awal Juli Tengah Juli
Nila
Mas
KJA masyarakat
KJA masyarakat
80
120
149
220
193
263
224
283
Keterangan : Pemberian pakan 2 – 4 kali sehari
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
45
Jumlah Dan Konversi Pakan
Konversi pakan (Feed Conversio Rate/FCR), merupakan jumlah pakan yang
diberikan selama pemeliharaan dibagi dengan berat akhir ikan yang dipelihara dikurangi
berat awal rata-rata ikan tersebut. Semakin tinggi konversi pakan semakin tidak efisien
pakan yang diberikan. Berdasarkan total jumlah pakan selama pemeliharaan, hasil panen
dan berat rata-rata ikan saat penebaran awal diketahui konversi pakan (FCR/feed
conversion rate) rata-rata dari masing-masing ikan yang dipelihara dikedua waduk
(Tabel 22).
Pada Tabel 22 terlihat bahwa konversi pakan berada antara 1,85 sampai 2,40.
Dari hasil pemeliharan ikan nila di berbagai waduk diketahui bahwa rata-rata konversi
pakan ikan nila mencapai angka 2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai
konversi pakan di kedua waduk ini yang berada dibawah angka 2 adalah angka yang
cukup rendah, sedangkan di atas angka 2 adalah tinggi dengan arti kata pemberian pakan
tidak efisien.
Tabel 22. Hasil panen dan total pakan yang diberikan setiap tahun serta konversipakan selama pemeliharaan di kedua waduk di Jawa tengah.
Waduk/ikan/pemilik Hasil panen(Ton/tahun)
Jumlah pakan(Ton/tahun)
Konversi pakan selamaPemeliharaan
WGM
Nila masyarakat
Nila PT.Aquafarm
774
3.080
1.664,6
7.392
2,15
2,40
Jumlah total 3.854 9.056,6 Rata-rata 2,28
WKO
Nila masyarakat
Nila PT.Aquafarm
Mas masyarakat
3.515
1.540
790
6.502,6
3.696
1.540
1,85
2,40
1,95
Jumlah l 5.845 11.738,6 Rata rata 2,07Keterangan : WGM = Waduk gajah Mungkur
WKO = Waduk Kedung Ombo
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
46
Pemberian pakan yang terlalu banyak dan tidak habis termakan, akan terbuang
dan menumpuk didasar perairan dan akan menyebabkan pembusukan yang menyebabkan
jeleknya kualitas perairan. Selain itu sisanya akan menjadi sedimentasi yang akan
mempengaruhi daya dukung terhadap kehidupan ikan. Pada keramba (KJA) petani
pertumbuhan ikan relatif lambat disebabkan pemberian pakan yang sangat efisien dan
kadang bahkan kurang, sedangkan pada pemeliharaan ikan oleh PT aquafarm
pertumbuhan relatif cepat karena pemberian pakan sangat banyak dan cenderung tak
terbatas, namun dari segi efiensi pemberian pakan ini tidak efisien.
Daya Dukung (Carrying Capasity)
Beban Pakan di perairan Waduk Gajah Mungkur.
Jumlah KJA di perairan waduk Wono Giri adalah 1054 petak. Ukuran Keramba
Jaring Apung berkisar antara 6 m x 6 m dan 7m x 7m, bahan terbuat dari waring dengan
kerangka pipa besi. Berdasar hasil surve menunjukan bahwa tiap petak selama pemeliharaan
ikan dalam satu tahun memerlukan pakan sebanyak 8.59 ton dan hasil panen sebanyak 3, 65 ton
ikan. Jumlah pakan ikan yang diberikan untuk memenuhi 1054 petak yaitu 1054 x 8.59 ton
pakan = 9.056 ton/tahun , hasil panen ikan seluruh waduk yaitu 1054 x 3.65 ton ikan = 3.854
ton ikan/tahun. Perbandingan jumlah pakan dan ikan (konversi pakan) adalah 1: 2,35
Pakan ikan di waduk tersebut tidak semuanya termakan oleh ikan sebagian ada yang
lolos di perairan. Dengan asumsi konversi pakan ikan Nila adalah 1 : 1,5 maka pakan yang lolos
dari seluruh petak KJA adalah= (2,35 - 1,5)/2,35 x 9.056 = 3.275 ton pakan/tahun. Sisa pakan
tersebut akan mengendap di dasar perairan da lama kelamaan akan menyebabkan pendangkalan
di bawah KJA,
Berdasdarkan analisa proksimat pakan ikan diperoleh kandungan total P dalam pakan
adalah 3 % dan total N ada 2 %. Maka total P yang lolos di perairan adalah 3 % x 3.275 ton =
98,25 ton/tahun dan total N yang lolos ke perairan adalah 2 % x 3.275 = 65.5 ton/tahun. Unsur
P dan N tersebut lama kelamaan akan terakumulasi di perairan dan akan menyebabkan
pengkayaan unsur hara (eutrofikasi ) yang selanjutnya akan menyebabkan blooming algae.
Pencemaran dari budidaya ikan tidak hanya berasal dari pakan yang lolos tetapi juga dari
kotoran ikan yang ada di perairan.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
47
Daya Dukung KJA DI WADUK GAJAH MUNGKUR.
Data data fisik waduk yang berkaitan dengan pendugaan daya dukung KJA telah
diperoleh dari data sekunder Balai PLTA di Pekan Baru sebagai berikut :
Luas permukaan waduk (normal) , (A ) : 8.800 ha (88 km2)
Kedalaman rata rata , (Z) : 6 (m)
Volume air waduk , (V) : 508 juta (m3)
Volume air keluar per tahun , (Q0 ) : 1424 juta m3/tahun
Laju pembilasan , ( p = Q0/ V ) : 2.8
Maksimum P yang dapat diterima di perairan waduk : 50 mg/m3
Kandungan total P dalam pakan ikan : 3 %
Total P pada tubuh ikan : 0,7 %
Konversi pakan (jumlah ikan : pakan ) : 2.35 :1
Parameter kimia yang digunakan untuk untuk minilai daya dukung adalah total
P karena unsur tersebut merukan limiting faktor di perairan. Berdasarkan analisa di
laboretorium kandungan total P di perairan rata rata 10 mg/m3 dan kandungan total P di
makanan adalah 3 %. Maka berdasarkan persamaan Beveridge 1996 didapatkan daya
dukung pengembangan Budidaya ikan di Waduk Gajah Mungkur ada 4013 Ton/tahun.
Daya dukung untuk pengembangan KJA di waduk Gajah Munkur sebesar 9.908
ton/tahun tersebut tidak tinggi mengingat luasan waduk cukup luas yaitu 8.800 ha saat
air tinggi, Bila rata rata tiap petak berisi 3,65 ton ikan /tahun , maka daya dukung
jumkah KJA yaitu 4013: 3, 65 = 1099 petak KJA,
Sedangkan kenyataan dilapangan jumlah hasil panen ikan budidaya KJA di
waduk Gajah Mungkur mencapai 3.854 ton /tahun terdiri dari 1054 petak. Hal tersebut
menunjukan bahwa usaha budidaya ikan dalam KJA di Waduk Gajah Mungkur telah
mencapai titik optimum yang tidak mungkin lagi dapat ditambah lagi . KJA Dengan
asumsi ukuran KJA 6 x 6 m, maka luas permukaan waduk Gajah Mungkur yang tertutup
keramba jaring apaung adalah 6 x 6 x 1054= 37.944 m2 (atau 3.8 ha).
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
48
Beban Pakan di perairan Waduk Kedung Ombo
Jumlah KJA di perairan waduk Kedung Ombo adalah 1506 petak. Ukuran
Keramba Jaring Apung berkisar antara 6 m x 6 m dan 7m x 7m, bahan terbuat dari
waring dengan kerangka pipa besi. Berdasar hasil surve menunjukan bahwa tiap petak
selama pemeliharaan ikan dalam satu tahun memerlukan pakan sebanyak 7.8 ton dan
hasil panen sebanyak 3, 9 ton ikan. Jumlah pakan ikan yang diberikan untuk memenuhi
1054 petak yaitu 1054 x 8.59 ton pakan = 4.110 ton/tahun , hasil panen ikan seluruh
waduk yaitu 1054 x 3.9 ton ikan = 5.845 ton ikan/tahun. Perbandingan jumlah pakan
dan ikan (konversi pakan) adalah 1: 2,07(Tabel )
Pakan ikan di waduk tersebut tidak semuanya termakan oleh ikan sebagian ada
yang lolos di perairan. Dengan asumsi konversi pakan ikan Nila adalah 1 : 1,5 maka
pakan yang lolos dari seluruh petak KJA adalah= (2,07 - 1,5)/2,07 x 4.110 = 1.131 ton
pakan/tahun. Sisa pakan tersebut akan mengendap di dasar perairan da lama kelamaan
akan menyebabkan pendangkalan di bawah KJA,
Berdasdarkan analisa proksimat pakan ikan diperoleh kandungan total P dalam pakan
adalah 3 % dan total N ada 2 %. Maka total P yang lolos di perairan adalah 3 % x
1.110 ton = 33.3 ton/tahun dan total N yang lolos ke perairan adalah 2 % x 1.110 = 22.2
ton/tahun. Unsur P dan N tersebut lama kelamaan akan terakumulasi di perairan dan
akan menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi ) yang selanjutnya akan
menyebabkan blooming algae. Pencemaran dari budidaya ikan tidak hanya berasal dari
pakan yang lolos tetapi dari kotoran ikan yang ada diperairan.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
49
Daya Dukung KJA DI WADUK Kedung Ombo
Data data fisik waduk yang berkaitan dengan pendugaan daya dukung KJA telah
diperoleh dari data sekunder Balai PLTA di Pekan Baru sebagai berikut :
Luas permukaan waduk (normal) , (A ) : 4.800 ha (48 km2)
Kedalaman rata rata , (Z) : 15 (m)
Volume air waduk , (V) : 410 juta (m3)
Volume air keluar per tahun , (Q0 ) : 517 juta m3/tahun
Laju pembilasan , ( p = Q0/ V ) : 1.26
Maksimum P yang dapat diterima di perairan waduk : 50 mg/m3
Kandungan total P dalam pakan ikan : 3 %
Total P pada tubuh ikan : 0,7 %
Konversi pakan (jumlah ikan : pakan ) : 1: 2,03
Parameter kimia yang digunakan untuk untuk minilai daya dukung adalah total
P karena unsur tersebut merukan limiting faktor di perairan. Berdasarkan analisa di
laboretorium kandungan total P di perairan rata rata 10 mg/m3 dan kandungan total P di
makanan adalah 3 %. Maka berdasarkan persamaan Beveridge 1996 didapatkan daya
dukung pengembangan Budidaya ikan di Waduk Kedung Ombo ada 4002 Ton/tahun.
Daya dukung untuk pengembangan KJA di waduk Kedung Ombo sebesar 4002
ton/tahun tersebut tidak tinggi mengingat luasan waduk cukup luas yaitu 4.800 ha saat
air tinggi, Bila rata rata tiap petak berisi 3, 9 ikan /tahun , maka daya dukung jumkah
KJA yaitu 4002: 3, 9 = 15.607 petak KJA,
Sedangkan kenyataan dilapangan jumlah hasil panen ikan budidaya KJA di
waduk Gajah Mungkur mencapai 5.845 ton /tahun terdiri dari 1.506 petak. Hal
tersebut menunjukan bahwa usaha budidaya ikan dalam KJA di Waduk Gajah Mungkur
telah mencapai titik optimum yang tidak mungkin lagi dapat ditambah lagi . KJA
Dengan asumsi ukuran KJA 6 x 6 m, maka luas permukaan waduk Gajah Mungkur yang
tertutup keramba jaring apaung adalah 6 x 6 x 1.506= 54.216 m2 (atau 5,4 ha).
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
50
KESIMPULAN
Berdasarakan hasil Penelitian Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik,
epilimnion, hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA di Waduk Kedung
Ombo dan Gajah Mungkur, Jawa Tengah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tertangkap 21 jenis ikan dikedua waduk dengan jumlah di waduk Gajah Mungkur
tertangkap 19 jenis ikan dan di Waduk Kedung 15 jenis ikan dan jenis ikan yang ada rata
rata termasuk dalam kelompok herbivora, Karnivora dan omnivora.
2. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesuburan Waduk Gajah mungkur dan Waduk Kedung
Omboh dengan nilai Index- TRIX = 5,2 pada waduk Gajah Mungkur dan 5,45 untuk waduk
Kedung Omboh, kedua waduk ini termasuk dalam perairan (Eutroph) bearti yang termasuk
golongan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi.
3. Pendugaan lapisan Fotik dan Afotik pada stasiun Sendang (Februari) di Waduk Gajah
Mungkur kecerahan dengan alat schi disk mencapai 101 cm dan berdasarkan perhitungan
formula Smith lapisan fotik mencapai 8,67 m (terdalam) dengan ciri airnya jernih sehingga
banyak terjadi proses sintesa dan lapisan afotik sedalam 4,73 m. Waduk Kedung Ombo
pada stasiun KJA Aquafarm kecerahan 122 cm lapisan Fotik terdalam 10,47 m, kedalaman
air 32,92 m dan afotik 22,45 m hal ini biasa terjadi karena pada air yang dalam dan jernih
tentu sinar matahari dapat menembus lebih dalam. Pada kedua waduk terdapat afotik dengan
nilai 0 hal ini terjadi umumnya pada stasiun yang airnya dangkal.
4. Daya dukung pada Waduk Gajah Mungkur berjumlah 1054 buah KJA, pada Waduk
Kedung Omboh berjumlah 1506 buah KJA kenyataannya adalah pada Waduk Gajah
Mungkur telah mencapai titik Optimum sedangkan Waduk Kedung Ombo sudah tingkat
lebih optimum dan tidak mungkin ditambah lagi KJA.
5. Beban pakan yang lolos keperairan dari total P (98,25 ton/tahun) dan total N (65,5
ton/tahun) pada Waduk Gajah Mungkur sedangkan di Waduk Kedung Ombo total P (33,3
ton/tahun) dan total N (22,2 ton/tahun). Banyakknya unsur hara yang lolos keperairan
waduk cenderung menyebabkan memperkaya unsur hara yang pada ahirnya akan terjadi
blooming algae.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
51
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1989. Studi erosi/sedimentasi Waduk Kedung Ombo dan perencanaan checkdam (Penahan Erosi) di DAS Serang. Volume I.Pusat Penelitian danPengembangan Pengairan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum.Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. 1992. Final Report. Study/Penelitian Perikanan di waduk Kedung Ombo.Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta dan Balai PenelitianPerikanan Air Tawar, Bogor bekerja sama dengan Proyek Induk PengembanganWilayah Sungai Jratunseluna. Dirjen Pengairan Dept. PU. Hal. 43.
APHA, 1986. Standard methods for the examinations of water and wastewater. APHAinc, Washington DC.
Beveridge, M.C.M 1996. Cage Culture, Second Edition. Fishing News Books, LtdFornham Survey, England. 346 p
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumberdaya air, 2006. Studi PenatagunaanKawasan Kedung Ombo. PT Terta Buana Manggala Jaya dan Persero PT ViremaKarya. Semarang.
Dinas Kehewanan dan Perikanan Wono Giri, 2003. Pengelolaan Usaha Perikanan diWaduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri.
Dinas Peternakan dan perikanan Sragen, 2006. Profil Waduk Kedung Ombo SentraPerikanan Kab. Sragen.
Effendie, M.I. 1992. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Agromedia. Bogor. 112 hal.
Endi, SK 1997 . [email protected]. Tue Apr 15 1997.
European Environmental Agency. 2001. Eutrophication in Europe’s coastal waters.Topic report. 7/2001.115 p.
Febrian R; R. Srihartini dan N. Sutisna 2004. Bila Waduk Jadi Kubangan sampah.Majalah Mingguan TEMPO 31/XXXIII 27 September 2004. Jakarta.
Ilyas, S; Atmadja.H; E.S. Kartamihardja dan K. Purnomo. 1989. Petunjuk teknispengelolaan perairan waduk bagi pembangunan perikanan. Dirjen perikanan.Jakarta. 19 halaman.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
52
Krismono 1992. Hubungan antara tingkat trophic dengan populasi FCC mini disuatubadan air. Buletin Penelitian Perikanan darat Bogor. 1 (3).
Krismono, ASN dan Krismono 2003. Indikator umbalan dilihat dari segi aspek kualitasair di Waduk Ir. Djuanda, Jatiluhur Jawa Barat. JPPI 9(4)
Kottelat, M., J.A Whitten, N. Kartikasari & S. Wiryoatmojo. 1993. Freshwater Fishes ofWestern Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition and EMDI Project Indonesia,Jakarta. 221 p.
Mitsch, W.J and S.E Jorgensen 2004. Ecological Engeneering and EcosystemRestoration. John Wiley & Sons, Inc.Canada.
Nurdin, S. 2003. Manajemen sumberdaya perairan. Pengantar Perikanan dan IlmuKelautan.. Faperika Press. Pekanbaru.Riau.
Odum, E.P 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition Saunders CollegePublishing. Rinehart and Winston.
Purnomo, K, 2000. Kompetisi dan Pembagian Sumberdaya Pakan Komunitas Ikan diWaduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Riset PerikananTangkap Jakarta 6(3-4): 16-23.
Purnomo, K., ES. Kartamihardja. , S. Koeshendradjana 2003. Pertumbuhan, Mortalitas,dan kebiasaan makan ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) introduksi diWaduk Gajah Mungkur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Edisi Sumberdayadan Penangkapan. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan danPerikanan. Jakarta 9 (3): 13- 21.
Purnomo 2003, K., E.S Kartamihardja., S. Koeshendrajana 2003. Pertumbuhan,Mortalitas dan Kebiasaan makanan ikan Patin (Pangasius hypophthalmus)Introduksi di Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia EdisiSumberdaya dan penangkapan. Pusat Riset Perikanan Tangkap Perikanan TangkapJakarta. 9(3): 13-19
Schmittou, H.R 1991. Budidaya Keramba. Suatu Metode Produksi Ikan di Indonesia.Puslitbang Perikanan dan Auburn University. Jakarta.
Sukimin, S. 2008. The application of phosphourus loading model estimating thecarriying capacity for cage culture and productivity of Saguling Reservoir, WestJava, Indonesia. SEAMEO BIOTROP. Bogor.
Tjahjo, D.W.H.1991. Kebiasaan Pakan Komunitas Ikan di waduk Jatiluhur. BulletinPenelitian Perikanan Darat. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. Hal.1-8.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
53
Utomo, AD; S. Adjie; N.Muflikah dan A. Wibowo, 2005. Distribusi jenis ikan dankualitas perairan di Bengawan solo. JPPI 12 ( 2 ). Pusat Riset Perikanan TangkapJakarta
Utomo, A.D., S. Adjie., N. Muflikhah & A. Wibowo. 2006. Distribusi Ikan dan KualitasPerairan di bengawan Solo. JPPI. Vol. 2 No. 2. Hal. 89-103.
Weber, M and De Beaufort, 1916. The fishes of the Indo-Australian Archipelago. E.JBrill Ltd. Leiden. 2: 404 pp
Wetzel, R.G 1975. Limnology. W.B Saunders Co. Philadelphia, Pennylvania.
.
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
54
Lampiran 1. PETA LOKASI PENELITIN WADUK GAJAH MUNGKUR DANPETA DAS WADUK GAJAH MUNGKUR JAWA TENGAH
Lokasi Penelitian di Waduk Gajah Mungkur
5
Luas Permukaan Waduk Gajah mungkur 8.800 haKedalaman rata rata 20 m
DAS WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
55
Lampiran 2. PETA LOKASI PENELITIN WADUK KEDUNG OMBO.JAWA TENGAH
K e t e r a n g a nH u t a n
H u t a n J a t i
K o m p le k s P L T A
M a k a m
P e r m u k im a n
S a w a h I r ig a s i T e k n is
S e m a k B e lu k a r
S u n g a i
T e g a la n / T a n a h K o s o n g
T u b u h A ir
T u b u h B e n d u n g
K e t e r a n g a nH u t a n
H u t a n J a t i
K o m p l e k s P L T A
M a k a m
P e r m u k i m a n
S a w a h I r i g a s i T e k n i s
S e m a k B e l u k a r
S u n g a i
T e g a l a n / T a n a h K o s o n g
T u b u h A i r
T u b u h B e n d u n g
Lokasi Penelitian di Waduk Kedung Ombo
111
1
OutletBayolayar(DAM)
4
6 3
1
5
1 1
12
2
2
KJA Ngasinan
St Tengah
KJAAquafarm
Inlet Samudro
Inlet Serang
Luas Permukaan Waduk Kedung Ombo 4.800 haKedalaman rata rata 35 m
Stasiun Penelitian :KJA NgasinanKJA AquafarmTengahOutlet Bayolayer (DAM)Inlet SamudroInlet Serang
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
56
Lampiran : 3DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : KJA Aquafarm, Waduk Kedung Ombo26/07/2009
Tabel : Jenis Ikan di Stasiun KJA Aquafarm, Waduk Kedung Ombo 26/072009
No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)1 Red devil (Amphilopus sp) 19,8 2402 21,2 280,53 15,5 90
Lokasi : Ngasinam, Waduk Kedung Ombo26/07/2009
Tabel : Jenis Ikan di Stasiun Ngasinan , Waduk Kedung Ombo 26/072009
No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)1 Golsom (Aequidens sp) 19,1 20
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
57
Lampiran : 4DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : Jurang gandul, Waduk Kedung Ombo27/07/2009
Tabel : Jenis Ikan di Jurang Gandul Waduk Kedung Ombo 26/072009No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)
1 Kutuk (Channa striata) 34 4002 23,3 1403 29,3 2601 Cucut (Macrognatus aculeatus) 20,3 1101 Red devil ( Amphilopus sp) 12 602 11 503 16,5 1401 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 18,8 1102 19,3 1203 22,8 2004 20,2 1105 12,5 506 17 70,57 22 1608 17,3 50,59 15,5 7010 18,5 1601 Tawes (Barbodes gonionotus) 22 1602 18,6 903 21 107,54 17,5 1005 21,8 1401 Mas 19,2 1401 Nila (Oreochromis nilotica) 17,8 100,52 16 703 17,2 60,51 Tawes (Barbodes gonionotus) 22 1602 18,6 901 Red devil (Amphilopus sp) 18,3 1202 15,7 603 15,2 60,54 13 505 12,5 406 10,6 20,57 9 20
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
58
Lampiran : 5DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : Wuryantoro, Waduk Kedung Ombo13/02/2009
Tabel : Jenis Ikan di Wuryantoro, Waduk Kedung Ombo 13/02/2009
No JenisPanjang
(cm)Berat(gr)
1 Palung (Hampala macrolepidota) 23,8 23,82 20,6 20,63 20,3 20,31 Sili (Macrognatus aculeatus) 25 251 24,7 24,72 24,6 24,63 Keprek abang (Barbodes balleroides) 15,8 15,81 12 122 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 19 193 21,5 21,54 15,9 15,95 21,8 21,86 23,5 23,57 20,7 20,78 19,2 19,29 18 1810 18,8 18,81 16,4 16,42 Palung (Hampala macrolepidota) 27,5 27,53 15,3 15,34 18,5 18,55 14,3 14,31 Mas 19 191 Nila (Oreochromis nilotica) 23,8 23,82 20,6 20,63 20,3 20,31 Tawes (Barbodes gonionotus) 25 252 24,7 24,71 Red devil ( Amphilopus sp) 24,6 1202 15,7 603 15,2 60,54 13 505 12,5 40
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
59
6 10,6 20,5
Lampiran : 6DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : Jurang gandul, Waduk Kedung Ombo27/07/2009
No Jenis Panjang (cm) Berat (gr)
1 Gabus (Channa striata) 34 4002 23,3 1403 29,3 2601 Cucut (Macrognatus aculeatus) 20,3 1101 Red devil ( Amphilopus sp) 12 602 11 503 16,5 1401 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 18,8 1102 19,3 1203 22,8 2004 20,2 1105 12,5 506 17 70,57 22 1608 17,3 50,59 15,5 7010 18,5 1601 Tawes (Barbodes gonionotus) 22 1602 18,6 903 21 107,54 17,5 1005 21,8 1401 Mas 19,2 1401 Nila (Oreochromis nilotica) 17,8 100,52 Nilem (Osteochilus hasselti) 16 703 17,2 60,51 Red devil ( Amphilopus sp) 18,3 1202 15,7 603 15,2 60,54 13 505 12,5 406 10,6 20,57 9 208 11,5 30,5
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
60
9 10,6 20,510 16,8 100,5
Lampiran : 7
DATA BIOLOGI IKAN
Lokasi : Wuryantoro, Waduk Kedung Ombo30/07/2009
No
Jenis
Panjang(cm)
Berat(gr)
1 Palung (Hampala macrolepidota) 23,8 2002 20,6 1003 20,3 1101 Sili (Macrognatus aculeatus) 25 801 24,7 1002 24,6 1103 Keprek abang (Barbodes balleroides) 15,8 601 12 302 Betutu (Oxyeleotris marmorata) 19 1103 21,5 1204 15,9 805 21,8 1406 23,5 2007 20,7 1408 19,2 1009 18 10010 18,8 1101 16,4 802 Palung (Hampala macrolepidota) 27,5 3303 15,3 604 18,5 905 14,3 501 Lukas (Labiobarbus leptocheilus) 19 90,51 19,7 1002 19 90,53 18,9 80,51 18,3 802 21 1103 Jambal siam (Pangasius hypophthalmus) 53 1320
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
61
Lampiran : 8
DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN FEBRUARI 2009
STASIUN TANGGAL PARAMETERKEDALAMAN (m)
0 3 5 20 DASARKJA Aquafarm 21/02/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 30 29.5 28 28S : 07o51'26.3" O2 terlarut (mg/L) 7.05 7.02 6.64 6.2E : 110o54'96,4" O2 saturasi (%) 93.25 92.86 84.8 79.56
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4 8.8BOD (mg/L) -0.68 -0.58 -1.01Klorofil-a (µg/L) 35.7 83.3 35.7T-Alkalinitas (mg/L) 72 77 67DHL (µS) 230 230 230TDS (ppm) 120 120 120TN (ppm) 3.21 0.75 11.45o-PO4 (µg/L) 0.20 0.15 0.48TP (µg/L) 0.61 1.09 0.73TSS (mg/L) 1 3 5.9Kecerahan (cm) 101Kedalaman (m) 1.50
Inlet S.Wiroko 21/02/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 31 29 28 28S : 07o53'98,2" O2 terlarut (mg/L) 6.65 6.45 6.75 6.3E : 110o54'33.9" O2 saturasi (%) 89.50 83.87 86.21 80.08
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4 8.8BOD (mg/L)Klorofil-a (µg/L) 23.8 35.7 11.9T-Alkalinitas (mg/L) 8 68 78DHL (µS) 200 240 220TDS (ppm) 120 130 120TN (ppm) 3.21 6.49 4.85o-PO4 (µg/L) 0.04 0.04 0.26TP (µg/L) 0.49 0.73 0.49TSS (mg/L) 47 1.5 7Kecerahan (cm) 87Kedalaman (m) 7.30
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
62
Lampiran : 9
DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN FEBRUARI 2009
Outlet 20/02/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 31 28 28 28S :07o52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 7.85 7.87 7.81 7.6E :110o54'33.9" O2 saturasi (%) 105.65 100.51 99.74 97.06
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4BOD (mg/L) 0.10 0.08 0.07Klorofil-a (µg/L) 23.8 0 17.85T-Alkalinitas(mg/L) 82 86 65DHL (µS) 230 220 190TDS (ppm) 120 110 100TN (ppm) 13.05 11.41 13.87o-PO4 (µg/L) 0.09 0.04 0.48TP (µg/L) 0.26 0.37 1.93Kecerahan (cm) 82Kedalaman (m) 8
Tengah 20/02/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 30 29 28S :07o52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 7.90 7.72 7.23E :110o54'33.9" O2 saturasi (%) 104.50 100.39 92.34
CO2 (mg/L) 4.4 4.4 4.4BOD (mg/L) -0.17 0.15 -0.35Klorofil-a (µg/L) 83.3 11.9 11.9T-Alkalinitas(mg/L) 89 83 84DHL (µS) 240 230 230TDS (ppm) 120 130 120TN (ppm) 8.13 11.41 13.05o-PO4 (µg/L) 0.20 0.15 0.09TP (µg/L) 0.61 0.49 0.26TSS (mg/L) 4 68.5 18
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
63
Kecerahan (cm) 53Kedalaman (m) 13.60
Lampiran : 10DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009
STASIUN TANGGAL PARAMETERKEDALAMAN (m)
0 3 5 DASARKJA Aquafarm 27/5/2009 pH 7.5 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 30 30 30 29.5S : 07o52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 6.63 6.14 5.74 0.0E : 110o54'33.9" O2 saturasi (%) 87.65 81.24 75.89 0.00
CO2 (mg/L) 0 0.88 1.76 13.2BOD (mg/L) 0.40 0.24 0.24Klorofil-a (µg/L) 15.47 3.57 5.95T-Alkalinitas (mg/L) 67 79 53DHL (µS) 230 250 250TDS (ppm) 120 130 120Turbidity (NTU) 1.56 2.71 1.94TN (ppm) 4.25 6.99 4.25N-NO3 (µg/L) 0.80 0.67 0.85o-PO4 (µg/L) 2.23 3.07 2.23TP (µg/L) 0.54 2.63 1.58TSS (mg/L) 9 0 0Suhu udara (oC) 31Kecerahan (cm) 137.5Kedalaman (m) 14.23
Outlet 27/5/2009 pH 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 32 29.5 29.5S: 07o50'38.1" O2 terlarut (mg/L) 7.11 6.95 6.38E: 110o55'32.5" O2 saturasi (%) 97.41 91.92 84.44
CO2 (mg/L) 0 0 0BOD (mg/L) 1.37 0.16Klorofil-a (µg/L) 10.71 14.28T-Alkalinitas (mg/L) 66 58DHL (µS) 230 220TDS (ppm) 120 110Turbidity (NTU) 5.98 14.59TN (ppm) 5.62 4.93N-NO3 (µg/L) 0.58 0.26o-PO4 (µg/L) 3.90 3.90TP (µg/L) 3.67 3.67TSS (mg/L) 33 37
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
64
Suhu udara (oC) 31Kecerahan (cm) 38.5Kedalaman (m) 5.03
Lampiran : 10DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN MEI 2009Tengah 28/5/2009 pH 8 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 30.6 30 29 29
S : 07o52'10.9" O2 terlarut (mg/L) 7.60 6.06 5.66 4.28E : 110o54'28.9" O2 saturasi (%) 102.23 80.17 73.56 55.69
CO2 (mg/L) 0 0 1.76 5.28BOD (mg/L) 1.13 0.32 1.78Klorofil-a (µg/L) 9.52 22.61 16.66T-Alkalinitas (mg/L) 78 88 61DHL (µS) 250 240 240TDS (ppm) 130 120 120Turbidity (NTU) 7.24 2.14 2.97TN (ppm) 2.88 6.3 4.25N-NO3 (µg/L) 0.35 0.49 0.49o-PO4 (µg/L) 2.23 3.07 3.90TP (µg/L) 0.54 1.58 0.54TSS (mg/L) 11 2 4Suhu udara (oC) 31Kecerahan (cm) 129.5Kedalaman (m) 17.16
Inlet S.Wiroko 28/5/2009 pH 8 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 30.5 29 29 29
S: 07o53'98.2" O2 terlarut (mg/L) 7.19 5.98 5.01 4.53E:110o54'96.4" O2 saturasi (%) 96.80 77.76 65.15 58.85
CO2 (mg/L) 0 0 2.64 3.52BOD (mg/L) 0.57 0.16 -0.16Klorofil-a (µg/L) 11.9 8.33 13.09T-Alkalinitas (mg/L) 54 81 52DHL (µS) 250 220 220TDS (ppm) 120 120 120Turbidity (NTU) 44.8 24.5 20.2TN (ppm) 2.88 2.19 4.25N-NO3 (µg/L) 0.67 0.58 0.40o-PO4 (µg/L) 4.73 4.73 3.07TP (µg/L) 1.58 3.67 5.75TSS (mg/L) 18 11 51
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
65
Suhu udara (oC) 31.5Kecerahan (cm) 62.5Kedalaman (m) 7.50
Lampiran : 11DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN AGUSTUS 2009
STASIUN TANGGAL PARAMETERKEDALAMAN (m)
0 3 5 DASARKJA Aquafarm 01/08/2009 pH 8 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 28.7 27 27S : 07o52'185" O2 terlarut (mg/L) 6.71 4.04 3.88 3.7E : 110o54'25.5" O2 saturasi (%) 87.22 50.70 48.67 46.64
CO2 (mg/L) 0 1.76 3.52 3.52Klorofil-a (µg/L) 11.9 5.95 35.7T-Alkalinitas (mg/L) 84 69 70DHL (µS) 280 270 270TDS (ppm) 140 140 130Turbidity (NTU) 5.98 8.56 8.98TN (ppm) 0.48 0.65 0.48N-NO3 (µg/L) 0.27 0.28 0.26o-PO4 (µg/L) 0.55 0.73 8.00TP (µg/L) 0.86 1.29 0.86TSS (mg/L) 8 10 12Suhu udara (oC) 30.5Kecerahan (cm) 75Kedalaman (m) 15
Outlet 01/08/2009 pH 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 27.4 26.5S: 07o50'452" O2 terlarut (mg/L) 6.71 6.14E: 110o55'620" O2 saturasi (%) 85.66 77.06
CO2 (mg/L) 0 0BOD (mg/L)Klorofil-a (µg/L) 15.47 35.7T-Alkalinitas (mg/L) 55 61DHL (µS) 270 260TDS (ppm) 130Turbidity (NTU) 7.48 47.6TN (ppm) 0.83 1.18N-NO3 (µg/L) 0.27 0.26o-PO4 (µg/L) 1.45 3.82TP (µg/L) 0.43 5.47
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
66
TSS (mg/L) 9 9.9Suhu udara (oC) 30.5Kecerahan (cm) 75Kedalaman (m) 3.50
Lampiran : 12DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009Tengah 29/07/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 27.8 27 27 27S : 07o52'183" O2 terlarut (mg/L) 6.22 6.14 5.41 5.30E : 110o54'481" O2 saturasi (%) 79.47 77.06 67.93
CO2 (mg/L) 0 0 0 0BOD (mg/L) 0.94 0.70 -0.03Klorofil-a (µg/L) 17.85 5.95 5.95T-Alkalinitas (mg/L) 45 47 70DHL (µS) 270 260 270TDS (ppm) 140 140 130Turbidity (NTU) 8.14 8.55 7.87TN (ppm) 1.35 0.48 0.83N-NO3 (µg/L) 0.29 0.26 0.25o-PO4 (µg/L) 1.09 0.73 0.73TP (µg/L) 1.58 2.01 1.29TSS (mg/L) 8 14 11Suhu udara (oC) 30Kecerahan (cm) 50Kedalaman (m) 10
Inlet S.Wiroko 29/07/2009 pH 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 27.5 26S: 07o53'886" O2 terlarut (mg/L) 5.90 4.53E:110o54'996" O2 saturasi (%) 75.43 55.80
CO2 (mg/L) 0 0BOD (mg/L) 0.86 -0.67Klorofil-a (µg/L) 14.28 22.61T-Alkalinitas (mg/L) 38 67DHL (µS) 270 260TDS (ppm) 140 130Turbidity (NTU) 9.78 9.3TN (ppm) 0.65 2.23N-NO3 (µg/L) 0.25 0.25o-PO4 (µg/L) 0.73 1.09
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
67
TP (µg/L) 1.58 1TSS (mg/L) 3 9Suhu udara (oC) 30Kecerahan (cm) 64Kedalaman (m) 4.80
Lampiran : 13DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN JULI/AGUSTUS 2009Tengah II 29/07/2009 pH 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 28 26S : 07o54'986" O2 terlarut (mg/L) 6.63 6.14E : 110o53'267" O2 saturasi (%) 84.63 75.73
CO2 (mg/L) 0 0BOD (mg/L) 2.31 0.54Klorofil-a (µg/L) 23.8 33.32T-Alkalinitas (mg/L) 65 65DHL (µS) 270 240TDS (ppm) 130 120Turbidity (NTU) 6.39 8.82TN (ppm) 0.48 0.48N-NO3 (µg/L) 0.24 0.22o-PO4 (µg/L) 6.55 5.09TP (µg/L) 1 0.72TSS (mg/L) 8 2Suhu udara (oC) 29Kecerahan (cm) 76Kedalaman (m) 4.35
Inlet S.Keduang 01/08/2009 pH 8.5 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 31.4 27S: 07o50'993" O2 terlarut (mg/L) 7.11 5.66E:110o56'071" O2 saturasi (%) 95.71 70.97
CO2 (mg/L) 0 1.76Klorofil-a (µg/L) 29.75 5.95T-Alkalinitas (mg/L) 72 56DHL (µS) 250 290TDS (ppm) 140 150Turbidity (NTU) 10.19 68.9TN (ppm) 0.65 2.23N-NO3 (µg/L) 0.26 0.33o-PO4 (µg/L) 1.27 2.55
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
68
TP (µg/L) 0.86 2.88TSS (mg/L) 26 76Suhu udara (oC) 30.5Kecerahan (cm) 70Kedalaman (m) 4
Lampiran : 15DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009
STASIUN TANGGAL PARAMETERKEDALAMAN (m)
0 3 5 DASARKJA Aquafarm 11/11/2009 pH 8 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 32 31 30 30S : 07o52'26.3" O2 terlarut (mg/L) 8.48 3.04 1.92E : 110o54'33.9" O2 saturasi (%) 116.16 40.91 25.4
CO2 (mg/L) 0 5.28 6.16BOD (mg/L) 5.76 0.16 -0.80Klorofil-a (µg/L) 8.33 10.71T-Alkalinitas (mg/L) 36 35 35DHL (µS) 270 260 270TDS (ppm) 140 140 140TN (ppm) 5.91 2.47 3.84TP (µg/L) 3.22 4.67 0.85o-PO4 (µg/L) 1.45 1.45 2Kecerahan (cm) 54Kedalaman (m) 8.50
Outlet 09/11/2009 pH 9 9Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33 31S: 07o50'38.1" O2 terlarut (mg/L) 9.60 8.16E: 110o55'32.5" O2 saturasi (%) 133.70 109.825
CO2 (mg/L) 0 0BOD (mg/L) 6.56T-Alkalinitas (mg/L) 31DHL (µS) 280TDS (ppm) 140Kecerahan (cm) 45Kedalaman (m) 1.30
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
69
Lampiran : 16DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009Tengah 09/11/2009 pH 8 7.5 7.5 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 34 30 30 29S : 07o52'10.9" O2 terlarut (mg/L) 8.48 4.48 4.48 4.16E : 110o54'28.9" O2 saturasi (%) 120.11 59.26 59.26 54.10
CO2 (mg/L) 0 5.28 3.52 5.28BOD (mg/L) 4.16 2.24 3.04Klorofil-a (µg/L) 11.9 8.33T-Alkalinitas (mg/L) 36 33 30DHL (µS) 270 260 280TDS (ppm) 140 140 140TN (ppm) 3.84 2.12 11.6o-PO4 (µg/L) 2.55 3.09 1.45TP (µg/L) 1.95 1.95 2.85Kecerahan (cm) 52Kedalaman (m) 8.20
Inlet S.Wiroko 09/11/2009 pH 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33 30S: 07o53'98.2" O2 terlarut (mg/L) 8.96 8.16E:110o54'96.4" O2 saturasi (%) 124.79 107.94
CO2 (mg/L) 0 0BOD (mg/L) 5.44Klorofil-a (µg/L) 4.76T-Alkalinitas (mg/L) 31DHL (µS) 270TDS (ppm) 140TN (ppm) 4.71 5.91o-PO4 (µg/L) 1.45 1.09TP (µg/L) 2.85 2.31Kecerahan (cm) 48.5Kedalaman (m) 1.50
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
70
Lampiran : 17DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK GAJAH MUNGKUR BULAN NOVEMBER 2009
Tengah II 10/11/2009 pH 8 7.5
Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33 30
S : 07o54'98.6" O2 terlarut (mg/L) 8.48 6.88
E : 110o53'26.9" O2 saturasi (%) 118.11 91.01
CO2 (mg/L) 14.08 2.64
BOD (mg/L) 4.16 5.6
Klorofil-a (µg/L) 4.76 16.66
T-Alkalinitas (mg/L) 31
DHL (µS) 280
TDS (ppm) 140
TN (ppm) 6.95 5.91
o-PO4 (µg/L) 1.09 1.82
TP (µg/L) 3.76 3.76
Kecerahan (cm) 44
Kedalaman (m) 3.10
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
71
Lampiran : 18DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009
STASIUN TANGGAL PARAMETERKEDALAMAN (m)
0 3 5 DASARKJA Ngasinan 26/07/2009 pH 7.5 8 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 29 27.5 27 27S : 07o18'216" O2 terlarut (mg/L) 3.64 4.04 3.15 0.00E : 110o49'940" O2 saturasi (%) 47.29 50.70 39.54 0.00
CO2 (mg/L) 1.76 1.76 2.64 11.4BOD (mg/L) 2.20 1.88 0.21Klorofil-a (µg/L) 9.52 3.57 3.57T-Alkalinitas (mg/L) 35 36 34DHL (µS) 350 350 340TDS (ppm) 170 180 170Turbidity (NTU) 0.65 0.59 0.9TN (ppm) 0.65 3.46 4.69N-NO3 (µg/L) 0.18 0.30 0.27o-PO4 (µg/L) 2.00 4.73 5.82TP (µg/L) 0.29 1 0.43TSS (mg/L) 2 4 5Suhu udara (oC) 30.5Kecerahan (cm) 215Kedalaman (m) 28.00
Tengah 26/07/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 29 28 27.5 26.5S: 07o16'186" O2 terlarut (mg/L) 4.2 6.14 4.53 0.00E:110o49'342" O2 saturasi (%) 53.67 75.73 55.80 0.00
CO2 (mg/L) 0.88 0.88 1.76 6.16BOD (mg/L) 0.20 1.01Klorofil-a (µg/L) 5.95 21.42 14.28T-Alkalinitas (mg/L) 44 52 59DHL (µS) 320 320 320TDS (ppm) 160 170 160Turbidity (NTU) 2.24 1.22 1.45TN (ppm) 0.45 0.65 3.46
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
72
N-NO3 (µg/L) 0.26 0.27 0.21o-PO4 (µg/L) 0.91 2.00 4.73TP (µg/L) 1.29 0.86 0.29TSS (mg/L) 1 3 1Suhu udara (oC) 31.5Kecerahan (cm) 154Kedalaman (m) 24
Lampiran : 18DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009
Outlet Boyolayar 27/07/2009 pH 8 8 7.5Posisi (GPS) Suhu air (oC) 27 27 27 26S: 07o15'611" O2 terlarut (mg/L) 6.22 6.14 3.56 0.00E: 110o50'090" O2 saturasi (%) 78.07 77.06 44.61 0.00
CO2 (mg/L) 0 0 2.64 7.04BOD (mg/L) 0.46 1.18 0.68Klorofil-a (µg/L) 5.95 3.57 4.76T-Alkalinitas (mg/L) 76 72 46DHL (µS) 320 330 340TDS (ppm) 170 170 170Turbidity (NTU) 2.21 1.4 1.84TN (ppm) 1 2.06 0.65N-NO3 (µg/L) 0.32 0.24 0.28o-PO4 (µg/L) 5.91 0.73 0.73TP (µg/L) 0.43 1 0.57TSS (mg/L) 1 2 2Suhu udara (oC) 29.8Kecerahan (cm) 135Kedalaman (m) 32.30
Inlet S.Serang 27/07/2009 pH 8.5 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 29 28 28S : 07o17'256" O2 terlarut (mg/L) 8.08 6.63 5.90E : 110o46'449" O2 saturasi (%) 105.08 84.63 75.34
CO2 (mg/L) 0 0 0Klorofil-a (µg/L) 15.47 5.95 2.38T-Alkalinitas (mg/L) 69 45 69DHL (µS) 330 330 330TDS (ppm) 170 170 170Turbidity (NTU) 2.73 2.01 3.55TN (ppm) 1.18 0.65 2.06N-NO3 (µg/L) 0.25 0.22 0.10
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
73
o-PO4 (µg/L) 2.00 2.91 2.00TP (µg/L) 1.44 0.86 0.29TSS (mg/L) 3 16 4Suhu udara (oC) 30.5Kecerahan (cm) 106Kedalaman (m) 6.17
Lampiran : 19DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN JULI 2009KJA Aquafarm 26/07/2009 pH 8 7.5 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 29 28 28 27.5S : 07o16'781" O2 terlarut (mg/L) 3.88 3.56 4.20 0E : 110o49'592" O2 saturasi (%) 50.44 45.41 53.67 0
CO2 (mg/L) 2 1 0.88 4.40BOD (mg/L) 1.48 -0.12 -1.24Klorofil-a (µg/L) 3.57 14.28 9.52T-Alkalinitas (mg/L) 38 47 42DHL (µS) 340 330 330TDS (ppm) 170 170 170Turbidity (NTU) 1.17 1.1 2.24TN (ppm) 4.34 4.69 5.74N-NO3 (µg/L) 0.24 0.30 0.26o-PO4 (µg/L) 4.36 4.73 1.27TP (µg/L) 0.72 1.29 1`TSS (mg/L) 3 4 4Suhu udara (oC) 34Kecerahan (cm) 144Kedalaman (m) 36
Inlet Samudro 26/07/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 28.5 27 27S : 07o20'015" O2 terlarut (mg/L) 5.25 4.28 3.56 1.37E : 110o50'22,8" O2 saturasi (%) 68.30 53.74 44.61 17.24
CO2 (mg/L) 0 1.76 4.40 5.28BOD (mg/L) 5.25Klorofil-a (µg/L) 13.09 15.47 24.99T-Alkalinitas (mg/L) 43 36 44DHL (µS) 370 360 370TDS (ppm) 190 180 190Turbidity (NTU) 1.8 4.5 2.82TN (ppm) 3.81 4.16 2.41
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
74
N-NO3 (µg/L) 0.24 0.25 0.30o-PO4 (µg/L) 2.73 4.73 1.09TP (µg/L) 2.44 3.17 2.01TSS (mg/L) 4 6 5Suhu udara (oC) 30Kecerahan (cm) 136Kedalaman (m) 15
Lampiran : 20DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBER 2009
STASIUN TANGGAL PARAMETERKEDALAMAN (m)
0 3 5 DASARKJA Ngasinan 13/11/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33 30 30 30S : 07o18'13.1" O2 terlarut (mg/L) 6.08 5.92 4.80E : 110o49'56.5" O2 saturasi (%) 84.68 78.31 63.49 21.16
CO2 (mg/L) 3.52 2.64 3.52 14.08Klorofil-a (µg/L) 2.38 2.38 4.76T-Alkalinitas (mg/L) 39 36 39DHL (µS) 360 350 370TDS (ppm) 190 180 180TN (ppm) 5.22 3.5 5.91o-PO4 (µg/L) 2.91 3.82 0.73TP (µg/L) 2.85 1.95 0.85Kecerahan (cm) 117Kedalaman (m) 13.50
Tengah 13/11/2009 pH 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33S: 07o16'09.9" O2 terlarut (mg/L) 8.32E:110o49'19.9" O2 saturasi (%) 115.88
CO2 (mg/L) 0Klorofil-a (µg/L) 8.33 11.9 15.47T-Alkalinitas (mg/L)DHL (µS) 340TDS (ppm) 170TN (ppm) 2.47 5.57 4.19o-PO4 (µg/L) 2.91 0.73 1.09
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
75
TP (µg/L) 1.95 1.04 3.76Kecerahan (cm) 88Kedalaman (m) 10.4
Lampiran : 21DATA KUALITAS AIR
KUALITAS AIR WADUK KEDUNG OMBO BULAN NOVEMBER 2009
Outlet Boyolayar 13/11/2009 pH 8 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33 31 30S: 07o15'35.4" O2 terlarut (mg/L) 8.48 8.32 7.84E: 110o50'07.5" O2 saturasi (%) 118.10 119.98 103.70 0.00
CO2 (mg/L) 0 0 0 17.60Klorofil-a (µg/L) 7.14 15.47 2.38T-Alkalinitas (mg/L) 35 28 29DHL (µS) 330 330 320TDS (ppm) 170 170 170TN (ppm) 1.26 3.84 3.84o-PO4 (µg/L) 1.45 2.55 1.45TP (µg/L) 2.85 1.95 2.85Kecerahan (cm) 93Kedalaman (m) 17.10
KJA Aquafarm 13/11/2009 pH 7.5 8 8Posisi (GPS) Suhu air (oC) 33 30 30S : 07o17'14.3" O2 terlarut (mg/L) 7.04 6.72 5.60E : 110o46'28.0" O2 saturasi (%) 98.05 88.89 74.07
CO2 (mg/L) 0 1.76 2.64Klorofil-a (µg/L) 14.28 5.95 2.38T-Alkalinitas (mg/L) 28 32.6 40DHL (µS) 350 360 360TDS (ppm) 180 180 180TN (ppm) 2.47 2.47 3.5o-PO4 (µg/L) 2.55 2.55 1.09TP (µg/L) 2.85 1.95 3.58Kecerahan (cm) 101
LAPTEK T.A. 2009
Penelitian” Pendugaan Stratifikasi Tropogenic Layer (fotik, afotik, epilimnion,hypolimnion) dan Carrying Capacity beban pakan dari KJA diWaduk Kedung Ombodan Waduk Gajah Mungkur, Jawa Tengah.
76
Kedalaman (m) 19.40