LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan...

80
Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018 DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN BADAN POM

Transcript of LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan...

Page 1: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN

TAHUN 2018

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN

BADAN POM

Page 2: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

DAFTAR ISI

01

PENDAHULUAN

Dasar Hukum| 2

Tugas Pokok dan Fungsi| 4

Struktur Organisasi, Personalia, dan

BMN| 5

Struktur Organisasi| 5

Sumber Daya| 6

Sarana dan Prasarana| 12

Anggaran| 13

02

KEgiAtAN tAHUN

ANggArAN 2018

Program Nasional Gerakan Keamanan

Pangan Desa (GKPD)| 14

Advokasi Kelembagaan Desa| 16

Pelatihan Kader Keamanan Pangan

Desa (KKPD)| 18

Bimtek Komunitas Desa dan Pelaku

Usaha Pangan Desa| 20

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan| 22

Pengawalan Desa Pangan Aman| 24

Perkuatan Kapasitas Desa| 26

Peningkatan Kompetensi Keamanan

Pangan| 29

Monitoring dan Evaluasi| 31

Koordinasi Lintas Sektor| 31

Jejaring Keamanan Pangan Daerah

(JKPD)| 31

Kabupaten/ Kota yang Sudah

Menerapkan Peraturan Kepala Badan

POM Tentang SPPIRT| 34

Kajian Implementasi Peraturan Kepala

Badan POM tentang SPP-IRT| 36

Peningkatan Kompetensi Keamanan

Pangan| 38

Pembinaan Implementasi Keamanan

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)|

43

TOT Fasilitator Keamanan Pangan

Sekolah| 45

Pembuatan Materi Dan Tools Intervensi

Keamanan PJAS| 47

Evaluasi Kinerja Kedeputian III Pada

Direktorat PMPU| 48

Monitoring Dan Evaluasi Program| 49

UMKM Pangan yang Diintervensi untuk

Memahami Keamanan Pangan| 55

Program Prioritas Nasional Pasar Aman

di Destinasi Wisata| 58

Bimtek Usaha Pangan Desa terkait

Daerah Wisata| 58

Pengawalan Usaha Pangan Desa terkait

Daerah Wisata| 59

Pasar yang Diintervensi Menjadi Pasar

Aman dari Bahan Berbahaya| 60

Sosialisasi Keamanan Pangan| 65

Sosialisasi Keamanan Pangan kepada

Individu| 65

Pemberdayaan Organisasi Sosial dan

Kemasyarakatan| 67

Pameran Keamanan Pangan| 72

Pasar yang Diintervensi Menjadi Pasar

Aman dari Bahan Berbahaya| 74

03

PENUtUP

Penutup| 78

Page 3: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan
Page 4: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

2

A. DASAR HUKUM

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) merupakan organisasi yang dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden No. 103 tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Keputusan tersebut telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor

3 Tahun 2013. Lingkup tugas dan fungsi Badan POM tertuang dalam Keputusan Presiden

Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 4 Tahun 2013.

Selanjutnya Kepala Badan POM mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan merupakan salah satu Direktorat di

lingkungan Kedeputian Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan

Pengawas Obat dan Makanan RI yang dibentuk sesuai Surat Keputusan Kepala Badan POM

RI No. 02001/SK/KBPOM tanggal 26 Februari Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Pengawas Obat dan Makanan pasal 279, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.21.4231 Tahun 2004.

Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 Tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan serta

adanya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan

Obat dan Makanan memberikan motivasi baru kepada Badan POM untuk melakukan

perubahan, termasuk perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola. Untuk implementasi

Perpres dan Inpres tersebut di atas, Badan POM mengeluarkan Peraturan BPOM Nomor 26

Tahun 2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 dan Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun

2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat

Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan sudah tidak ada lagi. Tugas dan fungsi yang

semula dilaksanakan oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan banyak

tertuang dalam tugas dan fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha.

PENDAHULUAN

Page 5: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

3

Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 dan Peraturan BPOM Nomor 26

Tahun 2017 tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan nama unit kerja eselon 2 dan ada

perpindahan kegiatan dari Direktorat di organisasi tata kerja lama dan yang baru, seperti pada

Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perpindahan kegiatan dari Stuktur OTK lama kepada Struktur OTK baru

OTK Lama OTK baru

Direktorat

Pengawasan

Produk dan Bahan

Berbahaya

Direktorat

Surveilan dan

Penyuluhan

Keamanan

Pangan

Direktorat

Pemberdayaan

Masyarakat dan

Pelaku Usaha.

Pusat Kajian

dan Riset

Obat dan

Makanan

Direktorat

Pengawasan

Pangan Risiko

Rendah dan

Sedang

Pasar aman dari

bahan berbahaya

- Pasar aman dari

bahan berbahaya

- -

Pasar aman di

destinasi wisata

- Pasar aman di

destinasi wisata

- -

- Jejaring

keamanan

pangan nasional

- - Jejaring Keamanan

Pangan Nasional

- INRASFF

- - INRASFF

- Kajian

keamanan

pangan

- Kajian

keamanan

pangan

-

- INARAC

- INARAC -

Page 6: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

4

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Tugas pokok dan fungsi struktur organisasi lama (Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Keamanan Pangan) dan struktur organisasi baru (Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha), dapat dilihat perubahannya sebagaimana tampak seperti yang terdapat dalam

Tabel 2.

Tabel 2. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan serta

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Tugas pokok

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang surveilan dan penyuluhan keamanan pangan

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha di bidang pangan olahan

Fungsi Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria, dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang surveilan dan penanggulangan keamanan pangan;

Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di bidang pangan olahan;

Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria, dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang promosi dan keamanan pangan;

Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di bidang pangan olahan;

Penyi0apan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria, dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang penyuluhan makanan siap saji dan industri rumah tangga;

Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di bidang pangan olahan;

Penyusunan rencana dan program surveilan dan penyuluhan keamanan pangan;

Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan

Page 7: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

5

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

masyarakat konsumen di bidang pangan olahan;

Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di bidang surveilan dan penyuluhan keamanan pangan;

Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan peran pemerintah daerah, dan pemberdayaan pelaku usaha dan masyarakat konsumen di bidang pangan olahan; dan

Evaluasi dan penyusunan laporan surveilan dan penyuluhan keamanan pangan;

Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.

Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Deputi bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

C. STRUKTUR ORGANISASI, PERSONALIA, DAN BMN

1. Struktur Organisasi

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan merupakan organisasi di bawah

koordinasi Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan terdiri dari tiga Subdirektorat, yaitu

Subdirektorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan, Subdirektorat Promosi

Keamanan Pangan, dan Subdirektorat Penyuluhan Makanan Siap Saji dan Industri Rumah

Tangga. Bagan organisasi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan seperti

pada Gambar 1.

Sedangkan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha dibawah koordinasi

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha terdiri dari tiga Subdirektorat, yaitu Subdirektorat Peningkatan Peran

Pemerintah Daerah, Subdirektorat Pemberdayaan Pelaku Usaha dan Subdirektorat

Pemberdayaan Masyarakat Konsumen. Masing-masing subdirektorat dibantu oleh

beberapa seksi seperti terlihat dalam Struktur Organisasi pada Gambar 1.

Page 8: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

6

Gambar 1. Struktur organisasi Dit SPKP dan Direktorat PMPU

Sebagian besar Sumber Daya Manusia (SDM) pada Direktorat SPKP menjadi SDM

Direktorat PMPU. Direktorat SPKP terdiri dari 36 orang ASN, sedangkan pada Direktorat

PMPU jumlah ASN bertambah menjadi 37 orang. Ada beberapa pegawai yang mutasi ke

unit lain, ada pula yang masuk ke Direktorat PMPU.

2. Sumber Daya

Sebagian besar Sumber Daya Manusia (SDM) pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Keamanan Pangan menjadi SDM Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku

Usaha. Pegawai Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan terdiri dari 36

orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 22 orang pramubakti, sedangkan pada Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha jumlah PNS bertambah menjadi 37 orang.

Terdapat beberapa pegawai yang mutasi ke unit lain, ada pula yang mutasi ke Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha.

Terdapat 5 (lima) orang yang mutasi dari Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan

Pangan karena mengajukan pensiun dini dan mutasi ke unit lain pada perubahan stuktur

Gambar 1. Perubahan Struktur Organisasi Direktorat SPKP dan

Direktorat PMPU

Page 9: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

7

lama menjadi struktur baru tahun 2018, sehingga total PNS di Direktorat Surveilan dan

Penyuluhan Keamanan Pangan berkurang dari 36 orang menjadi 29 orang. Akan tetapi

bersamaan dengan struktur baru, jumlah PNS di Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha yang tadinya 29 orang yang berasal dari Direktorat Surveilan dan

Penyuluhan Keamanan Pangan, bertambah 8 orang dari unit lain masuk ke Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha yang baru. Jumlah PNS di Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha menjadi 37 orang. Data PNS yang pensiun

dan mutasi seperti pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Data PNS yang pensiun dan mutasi pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha

PNS OTK Lama PNS OTK Baru

No Nama Keterangan No Nama Keterangan

1 Dra. Mauizzati Purba,

Apt., M.Kes

Mutasi ke Dit

SPO

1 Dra. Dewi

Prawitasari, Apt.,

M.Kes

Mutasi dari

BBPOM

Palembang

2 Nugroho Indrotristanto,

STP, MSc

Mutasi ke Dit

SPO

2 Dra. Dini Gardenia,

Apt., MP

Mutasi dari Dit

PKP

3 Rina Puspitasari,

STP., M.Sc

Mutasi ke Biro

Humas dan

DSP

3 Dra. Indriemayatie

Asri Ganie, Apt

Mutasi dari

Ditwas PBB

4 Fahmi Fasah

Angkotasan, Skom,

Mkom

Mutasi ke Biro

Umum dan SDM

4 Rona Monika

Sihaloho, S.Si, Apt

Mutasi dari

Ditwas PBB

5 Prita Dwi Lasnita

Sitanggang, STP

Mutasi ke Dit

PPRTB

5 Rizan Febriana

Pratama, S.Farm,

Apt.

Mutasi dari

Ditwas PBB

6 Citra Prasetyawati,

S.Farm, Apt, M.Sc

Pensiun dini 6 Suprapti Mutasi dari

Ditwas PBB

7 Hasan Hidayat Pensiun 7 Eni Nurani Mutasi dari

Ditwas PBB

8. Fitriani, SKM Mutasi dari Biro

Hukmas

Pada tahun 2018 terdapat beberapa kali pergantian pimpinan eselon 2 (Direktur), seperti

pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Pergantian Direktur Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan serta

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

No Jabatan Periode Nama Keterangan

1 Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Jan - Feb 2018

Dra. Mauizzati Purba, Apt., M.Kes

-

2 Direktur Pemberdayaan

Mar – Mei 2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma

-

Page 10: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

8

Masyarakat dan Pelaku Usaha

Dewa, S.Si., Apt., MPPM

3 Plt. Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Juni – Sept 2018

Ema Setyawati, S.Si., Apt, ME

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si., Apt., MPPM yang mutasi menjadi Kepala Balai Besar POM di Bandung

4 Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Okt – Des 2018

Dra. Dewi Prawitasari, Apt., M.Kes

-

Meskipun Kepala Unit Kerja berganti, pelaksanaan program dan kegiatan tetap berlanjut

sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renja 2018. Sebaran Sumber Daya Manusia

berdasarkan tingkat pendidikan pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku

Usaha terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi PNS Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah PNS Dit Surveilan

dan Penyuluhan

Keamanan Pangan

Jumlah PNS DIt

Pemberdayaan Masyarakat

dan Pelaku Usaha

P L Total P L Total

1 S2

Master Kesehatan 1 0 1 1 0 1

Master Sains 6 1 7 6 0 6

Master Pangan 0 0 0 2 0 2

Master Epidemiologi 1 0 1 1 0 1

Master Profesional

Keamanan Pangan

2 1 3 3 1 4

Master Biomedis 1 0 1 1 0 1

Master Bioteknologi 1 0 1 1 0 1

2 S1

Apoteker 8 0 8 6 1 7

Dokter Hewan 0 1 1 0 1 1

Sarjana Teknologi Pangan 8 0 8 6 0 6

Sarjana Kesehatan

Masyarakat

1 0 1 2 0 2

Sarjana Ilmu Komunikasi 0 0 0 1 0 1

Sarjana Biokimia 1 0 1 1 0 1

Sarjana Kimia 0 0 0 1 0 1

3 D3 1 0 1 1 0 1

4 SMK 0 2 2 1 0 1

Total 31 5 36 34 3 37

Dengan adanya mutasi pegawai dari unit lain ke Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha, maupun dari Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan ke

unit lain, maka komposisi jumlah pegawai seperti pada Tabel 6 dan Gambar 2 dibawah ini.

Page 11: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

9

Tabel 6. Komposisi jumlah pegawai

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Keamanan Pangan

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha

1 (satu) Direktur 1 (satu) Direktur

3 (tiga) pejabat Eselon III 3 (tiga) pejabat Eselon III

7 (tujuh) pejabat Eselon IV 7 (tujuh) pejabat Eselon IV

7 (tujuh) PFM Ahli Muda 9 (sembilan) PFM Ahli Muda

10 (sepuluh) PFM Ahli Pertama 13 (tiga belas) PFM Ahli Pertama

1 (satu) PFM Penyelia

8 (delapan) fungsional umum (termasuk di

dalamnya Analis Komunikasi Risiko Obat dan

Makanan, dan Analis Risiko Obat dan Makanan)

3 (tiga) fungsional umum (termasuk di

dalamnya Analis Komunikasi Risiko Obat dan

Makanan, dan Analis Risiko Obat dan

Makanan)

Gambar 2. Komposisi jumlah pegawai Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan

Pangan dan Dit Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

Berdasarkan analisis beban kerja yang dibagi berdasarkan peta jabatan jumlah karyawan

yang dibutuhkan ialah 82 orang. Dengan beban kerja tersebut terdapat gap antara beban

kerja yang ada dengan jumlah karyawan yang tersedia (Tabel 7).

Jumlah ideal pegawai dibandingkan dengan beban kerja, Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat dan Pelaku Usaha telah menghitung kebutuhan pegawai untuk jabatan

fungsional sebagai berikut:

a. Untuk jabatan Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Utama dibutuhkan pegawai

sebanyak 2 orang. Pada saat ini belum ada yang menduduki jabatan tersebut.

1

37

9

13

13

22

Direktorat PMPU

Direktur Pejabat Eselon III

Pejabat Eselon IV PFM Ahli Muda

PFM Ahli Pertama PFM Penyelia

Fungsional Umum Pramubakti

1

37

7

10

0

22

Direktorat SPKP

Direktur Pejabat Eselon III

Pejabat Eselon IV PFM Ahli Muda

PFM Ahli Pertama PFM Penyelia

Pramubakti

Page 12: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

10

b. Untuk jabatan Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya dibutuhkan pegawai

sebanyak 7 orang. Pada saat ini belum ada yang menduduki jabatan tersebut.

c. Untuk jabatan Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Muda, formasi yang dibutuhkan

adalah sebanyak 10 pegawai. Saat ini sudah ada 9 pegawai yang menduduki jabatan

tersebut.

d. Untuk jabatan Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama dibutuhkan sebanyak 14

pegawai. Saat ini jumlah personil yang telah menduduki jabatan pengawas farmasi dan

makanan pertama sudah ada sebanyak 14 orang.

e. Untuk jabatan Pengawas Farmasi dan Makanan Penyelia, formasi yang dibutuhkan

adalah sebanyak 4 pegawai. Saat ini sudah ada 1 pegawai yang menduduki jabatan

tersebut.

f. Untuk jabatan Pengawas Farmasi dan Makanan Pelaksana Lanjutan dan Pelaksana,

formasi yang dibutuhkan masing-masing sebanyak 1 pegawai. Saat ini belum ada yang

menduduki jabatan tersebut.

g. Untuk jabatan Pranata Komputer Ahli Pertama, dibutuhkan 2 pegawai, namun saat ini

belum ada yang menduduki jabatan tersebut

h. Untuk jabatan Pranata Komputer Ahli Pelaksana Lanjutan, dibutuhkan 2 pegawai,

namun saat ini belum ada yang menduduki jabatan tersebut.

i. Untuk jabatan Arsiparis Pelaksana Lanjutan dibutuhkan sebanyak 4 pegawai. Saat ini

posisi tersebut belum ada yang menduduki jabatan tersebut.

j. Untuk jabatan Perencana Pertama, Muda dan Madya dibutuhkan masing-masing

sebanyak 2, 2, dan 1 pegawai. Saat ini belum ada yang menduduki jabatan tersebut.

k. Untuk jabatan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Pertama, Muda dan Madya,

dibutuhkan masing-masing sebanyak 1 pegawai. Saat ini belum ada yang menduduki

jabatan tersebut.

l. Untuk jabatan Analis Kepegawaian Muda dan Madya masing-masing dibutuhkan

masing - masing sebanyak 2 dan 1 pegawai. Saat ini belum ada yang menduduki

jabatan tersebut.

m. Untuk jabatan Pengadministrasian Keuangan, dibutuhkan 3 orang pegawai. Saat ini

baru ada 2 orang yang menduduki jabatan tersebut

n. Untuk jabatan Pengadministrasian Umum, dibutuhkan 3 orang pegawai. Saat ini belum

ada yang menduduki jabatan tersebut

o. Untuk jabatan Verifikator, dibutuhkan 1 orang pegawai. Saat ini belum ada yang

menduduki jabatan tersebut.

p. Untuk jabatan Pengelola BMN dibutuhkan 3 orang pegawai, saat ini belum ada yang

menduduki jabatan tersebut.

Page 13: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

11

q. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha membutuhkan banyak

pegawai untuk menunjang fungsinya. Solusi sementara yang diambil adalah dengan

mempekerjakan pramubakti.

Tabel 7. Perbandingan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Analisis Beban Kerja Tahun 2018

dengan Ketersediaan Pegawai

No Jabatan Kebutuhan Jumlah

yang ada

Kekurangan

pegawai

1 PFM Utama 2 0 -2

2 PFM Madya 7 0 -7

3 PFM Muda 10 9 -1

4 PFM Pertama 14 14 0

5 PFM Penyelia 4 1 -3

6 PFM Pelaksana Lanjutan 1 0 -1

7 PFM Pelaksana 1 0 -1

8 Perencana Madya 1 0 -1

9 Perencana Muda 2 0 -2

10 Perencana Pertama 2 0 -2

11 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Madya 1 0 -1

12 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Muda 1 0 -1

13 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Pertama 1 0 -1

14 Pranata Komputer Pertama 2 0 -2

15 Pranata Komputer Pelaksana

Lanjutan 2 0 -2

16 Arsiparis Pelaksana Lanjutan 4 0 -4

17 Analis Kepegawaian Madya 1 0 -1

18 Analis Kepegawaian Muda 2 0 -2

19 Analis Kepegawaian Pelaksana 3 -3

20 Pengadministrasi Keuangan 3 2 -1

21 Verifikator Keuangan 1 0 -1

22 Analis Pengelola BMN 0 0 0

23 Pengelola Barang Persediaan dan

BMN 3 0 -3

24 Pengadministrasi Umum 3 0 -3

25 Pejabat Struktural 11 11 0

Jumlah 82 37 -45

Page 14: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

12

3. Sarana dan Prasarana

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha telah didukung dengan sarana

dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas antara lain:

a. Ruangan terdiri atas Ruang Direktur, Ruang Kerja, dan Ruang Rapat, Gudang, Ruang

mushollah, pantry dan toilet.

b. Peralatan, meubelair dan kelengkapan lain dalam melaksanakan aktivitas.

c. Perangkat dan sistem teknologi informasi yang mendukung pelaksanaan aktivitas.

Rincian peralatan, meubelair, dan perangkat lainnya tertera pada Tabel 8. sebagai berikut:

Tabel 8. Rincian Peralatan, Meubelair, dan Perangkat lainnya

NO NAMA BARANG 2016 2017 2018

1 Sepeda Motor 1 1 1

2 Backdrop 0 2 3

3 Mesin Ketik Listrik 1 1 1

4 Dispenser 1 2 3

5 Lemari Besi/Metal 1 13 13

6 Lemari Kayu 24 27 33

7 Locker 1 2 2

8 Kulkas 3 3 3

9 Alat Penghancur Kertas 2 2 2

10 LCD Projector/Infocus 8 6 6

13 Meja Kerja Kayu 56 56 56

14 Kursi Besi/Metal 52 67 67

15 Meja Rapat 3 3 3

16 Meja Receptionis 2 2 1

17 Televisi 1 2 2

18 Handy Cam 3 3

19 Kursi Dorong 51 51 51

20 Microwave 0 1 1

21 Laser Pointer 4 5 5

22 Video Keamanan Pangan 0 2 3

23 Camera Digital 4 5 5

24 Telephone (PABX) 1 1 1

25 Sofa 1 set 1 set 1 set

26 Pesawat Telephone 3 3 3

27 Facsimile 2 4 4

28 Meja Besi 1 1 1

29 Meja + Kursi Kayu 1 set 1 set 1 set

30 P.C Unit 58 58 57

31 Note Book 27 23 31

32 Printer (Peralatan Personal Komputer) 41 47 53

33 Scanner (Peralatan Personal Komputer) 5 4 5

34 External/Portable Hardisk 8 12 12

35 Server 4 4 4

Page 15: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

13

NO NAMA BARANG 2016 2017 2018

36 Laci Penyimpan File 36 36 36

37 Software Computer 74 68 70

38 Brankas 0 0 1

32 Tablet 0 0 1

33 Maket Makanan 0 0 1

34 Mobil Minibus 0 0 1

4. Anggaran

Anggaran Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha pada tahun 2018 terdiri

atas dua bagian yaitu anggaran pada Organisasi dan Tata Kerja lama (kode 3179) dengan

nilai pagu sebesar Rp. 9.717.459.000 dan anggaran untuk Organisasi Tata Kerja baru

(kode 4132) dengan nilai pagu sebesar Rp 30.226.571.000.

Penyerapan anggaran pada tahun 2018 untuk anggaran kode 3179 sebesar 99,60%

(terserap sebesar Rp.9.678.968.676), sedangkan untuk anggaran dengan kode 4132

terserap sebesar 97,35% (terealisasi sebesar Rp.29.426.710.000.

Page 16: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

14

A. PROGRAM NASIONAL GERAKAN KEAMANAN PANGAN DESA (GKPD)

Badan POM telah menginisiasi program ini sejak tahun 2015 dengan melakukan intervensi

keamanan pangan kepada masyarakat (ibu rumah tangga, PKK, kelompok

pemuda/karangtaruna, dan komunitas sekolah (guru, anak sekolah/pramuka) dan Usaha

Pangan Desa (ritel/warung/koperasi desa, industri rumah tangga pangan, pedagang kreatif

lapangan, wisata kuliner dan pasar desa). Intervensi dilakukan untuk membentuk Desa

Pangan Aman (Desa PAMAN).

Agar dapat mewujudkan kemandirian masyarakat desa dalam mengimplementasikan

keamanan pangan didaerahnya, program GKPD perlu dilakukan secara berkelanjutan. Terkait

hal tersebut telah disusun road map Desa Pangan Aman seperti pada Gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Roadmap Target Desa Pangan Aman

Target pembentukan desa pangan aman di setiap provinsi adalah sekitar 3 – 5 desa per tahun.

Desa yang diintervensi berasal dari 1 atau lebih kabupaten/kota. Tahapan kegiatan untuk

membentuk Desa Pangan Aman sebagai berikut:

KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018

100 Desa

100 Desa

100 Desa

100 Desa

100 Desa

TOTAL

TARGET

500 DESA

PANGAN

AMAN

Page 17: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

15

Tabel 9. Tahapan Kegiatan Pembentukan Desa Pangan Aman

No Kegiatan Pelaksana Peserta

1 Perkuatan Kapasitas Desa

a Advokasi Kelembagaan Desa

(koordinasi dengan perangkat

desa terkait pelaksanaan

kegiatan)

- BB/BPOM

- Badan POM

(Narasumber di 6

Provinsi)

- Stakeholder terkait (Dinas

Pemberdayaan Masyarakat

Desa, Dinkes, Bappeda dll)

- Desa yang akan diintervensi

b Pelatihan Kader Keamanan

Pangan Desa (KKPD)

(menyiapkan SDM untuk

pendampingan keamanan

pangan kepada komunitas)

- BB/BPOM

- Badan POM

(Narasumber di 6

Provinsi)

Calon KKPD (15 orang per

desa) terdiri dari:

- Ibu PKK/Ibu RT;

- Guru/Pramuka;

- Karang Taruna.

2 Pemberdayaan Komunitas

Desa (Bimtek Komunitas

Desa)

(meningkatkan kemampuan

praktek keamanan pangan yang

baik di tingkat rumah tangga,

IRTP/PKL, dan ritel)

- BB/BPOM

- KKPD yang sudah

dilatih

Komunitas desa (50 orang per

desa) terdiri dari:

- Ibu RT;

- Guru/Pramuka;

- Karang Taruna

- Pelaku usaha pangan desa

(IRTP/KUBE; Ritel;

Kantin/penjual Pangan Jajanan

Anak Sekolah/PKL).

3 Pengawasan Keamanan

Pangan Desa

a Sampling dan pengujian pre

dan post intervensi (Mobling)

BB/BPOM Pangan yang dijual/diproduksi

oleh komunitas desa yang telah

mengikuti bimtek

b Fasilitasi Keamanan Pangan

Komunitas Desa Dan Pelaku

Usaha Pangan Desa

- BB/BPOM

- KKPD yang sudah

dilatih

Sarana produksi/ritel yang

dimiliki oleh komunitas desa

yang telah mengikuti bimtek

4 Monitoring dan evaluasi

a -Survei/pengambilan data pre

dan post intervensi

-Pelaporan melalui GKPD

online

BB/BPOM KKPD dan komunitas desa

b Analisis dan evaluasi data Badan POM

5 Lomba Desa Pangan Aman

(memberikan apresiasi untuk

lembaga pemerintah desa

dalam mewujudkan pangan

aman)

Badan POM Diseleksi dari desa yang

direkomendasikan oleh

BB/BPOM

HASIL KEGIATAN

Sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2018, telah diintervensi 704 desa di 33 provinsi dan

menghasilkan 7.690 Kader Keamanan Pangan Desa yang terdiri dari:

Page 18: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

16

Ibu PKK/Ibu RT : 2.723 orang

Guru : 2.338 orang

Pramuka : 77 orang

Karang taruna : 2.552 orang

Sehingga jumlah komunitas yang sudah diintervensi sebanyak 40.608 orang.

Rincian hasil kegiatan per tahapan sebagai berikut:

1) Advokasi Kelembagaan Desa

Advokasi kelembagaan desa telah dilaksanakan di 33 provinsi pada Triwulan ke-1. Peserta

pada kegiatan ini antara lain: stakeholder tingkat provinsi atau kabupaten/kota diantaranya

BAPPEDA, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan serta dinas terkait lainnya yang ada di tingkat provinsi atau kabupaten/kota

serta Desa yang akan diintervensi keamanan pangan. Desa-desa yang akan diintervensi

keamanan pangan terdapat pada Tabel 10.

Tabel 10. Desa yang akan diintervensi keamanan pangan Tahun 2018

No Provinsi Kabupaten/Kota Nama Desa

1 BANDA ACEH Kota Langsa 1. Desa Karang Anyar

2. Desa Kuala

3. Desa Simpang Lhee

2 BANDAR

LAMPUNG

Kab. Tanggamus

1. Desa Bangun Rejo

2. Desa Gisting Bawah

3. Desa Naningan

3 JAWA BARAT Kab. Subang 1. Desa Pagaden

2. Desa Pasirbungur

3. Desa Cicadas

4. Desa Gandasoli

5. Desa Patimban

4 KALIMANTAN

SELATAN

Kab. Hulu Sungai

Selatan

1. Desa Kapuh

2. Desa Wasah Hilir

3. Desa Telaga Bidadari

5 BALI

(DENPASAR)

Kab. Bangli 1. Desa Sulahan, Kec. Susut

2. Desa Landih, Kec. Bangli

3. Kel. Kubu, Kec. Bangli

6 PAPUA Nabire

1. Kelurahan oyehe

2.kelurahan kalibobo

3. Kampung kalisemen

7 SULAWESI

SELATAN

1. Kota Makassar 1. Kelurahan Biring Romang

2. Kab. Tana Toraja 2. Kelurahan Sarira

3. Kab. Toraja Utara 3. Lembang Tallulolo

8 SULAWESI

BARAT

Kab. Mamuju Tengah 1. Desa Polocamba

2. Desa Kabubu

Page 19: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

17

No Provinsi Kabupaten/Kota Nama Desa

9 SULAWESI

UTARA

Kab. Minahasa

Tenggara

1. Desa Wongkai

2. Desa Belang

3. Kelurahan Lowu Satu

10 NUSA

TENGGARA

BARAT

Kab. Sumbawa Barat 1. Desa Seteluk Tengah,

2. Desa Desa Labuhan Kertasari

3.Desa Maluk

11 SUMATERA

UTARA

Kab. Karo 1. Desa Sempajaya

2. Desa Tigapanah

3. Kelurahan Padang Mas

12 SUMATERA

BARAT

1. Kab. Dharmasraya 1. Desa Sitiung

2. Kab. Sijunjung 2. Desa Nagari Palangki

3. Kota Payakumbuh 3. Kel. Payo Lansek

13 RIAU Kab. Rokan Hulu 1. Desa Bangun Jaya

2. Desa Rambah Jaya

3. Desa Bukit Intan Makmur

14 KALIMANTAN

BARAT

Kab. Sambas

1. Desa Penjajap

2. Desa Kuala

3. Desa Tebas Kuala

15 KALIMANTAN

TIMUR

Kota Tarakan 1. Kelurahan Sebengkok

2. Karang Anyar Pantai

3. Kampung Empat

16 JAWA

TENGAH

Kab. Karanganyar 1.Desa Kemuning

2. Desa Karanglo

3. Desa Ngunut

4. Desa Mudal

5. Desa Kemasan

17 JAWA TIMUR Kab. Tulungagung 1. Desa Sambi Jajar

2. Kel. Sembung

3. Desa Serut

4. Desa Karangsono

5. Desa Suko

18 DI.

YOGYAKARTA

1. Kab. Bantul 1. Desa Ngestiharjo

2. Kab. Gunungkidul 1. Desa Pilangrejo

2. Desa Sawahan

19 MALUKU Kota Tual 1. Desa Tual

2. Desa Fiditan

3. Desa Dulla Darat

20 KEPULAUAN

RIAU

Kab. Karimun 1. Desa Teluk Radang

2. Desa Sei Sabesi

3. Desa Sawang Laut

21 BENGKULU Kab. Mukomuko 1. Desa Penarik,

2. Desa Marga Mulya Sakti

3. Desa Tirta Makmur,

22 GORONTALO 1. Kota Barat 1. Desa Dembe I

2. Kota Tengah 2. Desa Liluwo

3. Kota Timur 3. Desa Moodu

23 JAMBI 1. Kab. Tanjung

Jabung Timur

1. Parit Culum I

2. Kota Baru

3. Kampung Laut

Page 20: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

18

No Provinsi Kabupaten/Kota Nama Desa

24 SULAWESI

TENGGARA

Kota Konawe Utara 1. Desa Andowia

2. Desa Lasolo

3. Desa Sawa

25 NUSA

TENGGARA

TIMUR

Kab. Sikka 1. Desa Watugong

2. Desa Nita

3. Kelurahan Kota Uneng

26 PAPUA BARAT 1. Kab. Manokwari 1. Kampung Aimasi

2. Kampung Sumber Boga SP 7

2. Kab. Raja Ampat 3. Kelurahan Waisai

27 KALIMANTAN

TENGAH

Kab. Kotawaringin

Barat

1. Desa Sungai Kapitan

2. Desa Kumpai Batu Atas

3. Desa Pangkalan Tiga

28 SULAWESI

TENGAH

Kab. Tojo Una-una 1. Desa Labuan

2. Desa Sumoli

3. Desa Tete B

29 KEPULAUAN

BANGKA

BELITUNG

Kab. Belitung 1. Desa Keciput

2. Desa Terong

3. Kel. Tanjung Pendam

30 BANTEN Kab. Pandeglang 1. Desa Cigandeng

2. Desa Kibuan

3. Desa Teluk

31 MALUKU

UTARA

Kota Tidore

Kepulauan

1. Desa Ampera

2. Desa Gosale

32 SUMATERA

SELATAN

Kab. Muara Enim 1. Desa Saka Jaya 2. Desa Tegal Rejo 3. Desa Ujan Mas Lama

33 DKI JAKARTA Kota Jakarta pusat 1. Kelurahan Cempaka Putih Timur

Kota Jakarta Selatan 2. Kelurahan Cipete Utara

Kota Jakarta Timur 3. Kelurahan Ciracas

Kota Jakarta Barat 4. Kel. Meruya Utara

Kota Jakarta Utara 5. Kelurahan Marunda

2) Pelatihan Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD)

Pelatihan Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD) dilaksanakan pada Triwulan II dan

Triwulan III di 33 provinsi (105 desa). Kader yang dilatih berasal dari masing-masing desa

yang diintervensi yang terdiri dari kelompok Ibu PKK, Guru, Pramuka, dan Karang Taruna.

Jumlah KKPD yang sudah dilatih dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Page 21: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

19

Tabel 11. Jumlah KKPD yang sudah dilatih

NO PROVINSI

Jumlah Kader Keamanan Pangan yang Dilatih

KARANG

TARUNA GURU PKK PRAMUKA

PEMUDA/

REMAJA

IBU RUMAH

TANGGA TOTAL

1 Aceh 15 15 15 0 0 0 45

2 Bali 20 8 17 0 0 0 45

3 Banten 8 5 32 0 0 0 45

4 Bengkulu 15 15 15 0 0 0 45

5

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

15 15 15 0 0 0 45

6 DKI Jakarta 25 24 26 0 0 0 75

7 Gorontalo 15 15 13 0 0 0 43

8 Jambi 15 10 12 5 0 3 45

9 Jawa Barat 24 24 24 0 0 0 72

10 Jawa Tengah 16 25 25 0 0 0 66

11 Jawa Timur 1 10 9 0 0 0 20

12 Kalimantan

Barat 15 15 15 0 0 0 45

13 Kalimantan

Selatan 15 15 15 0 0 0 45

14 Kalimantan

Tengah 13 12 15 0 0 0 40

15 Kalimantan

Timur 15 15 15 0 0 0 45

16 Kepulauan

Bangka Belitung 15 14 18 0 0 0 47

17 Kepulauan Riau 29 7 15 0 0 0 51

18 Lampung 24 12 12 0 0 0 48

19 Maluku 14 10 28 0 0 0 52

20 Maluku Utara 11 9 11 0 0 0 31

21 Nusa Tenggara

Barat 15 15 13 0 0 7 50

22 Nusa Tenggara

Timur 14 16 13 0 0 0 43

23 Papua 15 15 15 0 0 0 45

24 Papua Barat 15 15 15 0 0 0 45

25 Riau 18 15 13 0 0 0 46

26 Sulawesi Barat 10 9 8 0 0 2 29

27 Sulawesi

Selatan 8 6 8 2 2 7 33

28 Sulawesi

Tengah 15 15 15 0 0 0 45

29 Sulawesi

Tenggara 15 15 15 0 0 0 45

30 Sulawesi Utara 15 15 15 0 0 0 45

Page 22: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

20

NO PROVINSI

Jumlah Kader Keamanan Pangan yang Dilatih

KARANG

TARUNA GURU PKK PRAMUKA

PEMUDA/

REMAJA

IBU RUMAH

TANGGA TOTAL

31 Sumatera Barat 15 15 15 0 0 0 45

32 Sumatera

Selatan 17 19 24 0 0 0 6

33 Sumatera Utara 15 15 15 0 0 0 45

507 460 531 7 2 19 1526

Pelatihan dilakukan melalui presentasi dan diskusi. Materi yang diberikan kepada KKPD

meliputi:

o Pedoman Pelaksanaan Gerakan Keamanan Pangan di Perdesaan

o Pengawasan Keamanan Pangan di Indonesia

o 5 kunci Keamanan Pangan Keluarga Anda

o 5 kunci Keamanan Pangan untuk anak Sekolah

o Mencegah dan Menatalaksana Keracunan dan Alergi Pangan

o Demo Rapid test kit

3) Bimtek Komunitas Desa dan Pelaku Usaha Pangan Desa

Bimtek kepada komunitas dilaksanakan pada Triwulan II dan Triwulan III di 32 provinsi (100

desa) serta Triwulan IV (Minggu ke-2 Bulan Oktober) di 1 provinsi (5 desa). Komunitas desa

yang dibimtek berasal dari masing-masing desa yang diintervensi yang terdiri dari kelompok

Komunitas desa (Ibu RT; Guru/Pramuka) dan pelaku usaha pangan desa (IRTP/KUB/KUBE;

Ritel pangan desa; Kantin SD/penjual Pangan Jajanan Anak Sekolah/Sentra kuliner/PKL).

Bimtek keamanan pangan kepada komunitas dilakukan oleh KKPD yang sudah dilatih.

Jumlah Komunitas Desa dan Pelaku Usaha Pangan Desa yang sudah dibimtek dapat dilihat

pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 12. Jumlah Komunitas Desa dan Pelaku Usaha Pangan Desa yang sudah dibimtek

No Provinsi

Jumlah Komunitas Desa yang Dibimtek

PEMUDA/

REMAJA IRTP PKL

RITEL

PANGAN

IBU RUMAH

TANGGA GURU PKK

KARANG

TARUNA TOTAL

1 Aceh 0 30 30 30 0 25 30 5 150

2 Bali 0 60 60 60 20 0 40 60 300

3 Banten 0 28 30 27 28 17 0 5 135

4 Bengkulu 0 28 30 29 0 15 30 15 147

5

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

0 30 30 30 15 30 15 0 150

6 DKI Jakarta 0 50 50 50 0 27 50 23 250

7 Gorontalo 0 22 34 32 34 27 0 0 149

8 Jambi 5 37 52 39 54 47 30 27 291

Page 23: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

21

9 Jawa Barat 0 47 49 53 0 50 47 0 246

10 Jawa

Tengah 1 46 45 57 0 49 50 0 248

11 Kalimantan

Barat 0 30 30 30 0 30 30 0 150

12 Kalimantan

Selatan 0 32 17 41 0 29 31 0 150

13 Kalimantan

Tengah 0 26 30 30 27 30 0 0 143

14 Kalimantan

Timur 0 29 30 27 20 29 0 0 135

15

Kepulauan

Bangka

Belitung

0 32 55 57 0 51 60 0 255

16 Kepulauan

Riau 0 30 30 30 0 30 30 0 150

17 Lampung 0 60 51 60 0 60 60 9 300

18 Maluku 5 18 55 22 20 14 0 5 139

19 Maluku

Utara 0 19 15 0 31 14 0 21 100

20

Nusa

Tenggara

Barat

0 30 30 30 24 30 6 0 150

21

Nusa

Tenggara

Timur

0 31 28 31 30 32 0 0 152

22 Papua 0 19 19 21 0 30 26 1 116

23 Papua Barat 0 18 17 20 5 38 40 38 176

24 Riau 0 30 30 30 0 0 30 30 150

25 Sulawesi

Barat 0 4 13 15 35 18 15 0 100

26 Sulawesi

Selatan 0 27 25 30 15 11 15 18 141

27 Sulawesi

Tengah 0 34 30 30 21 30 8 0 153

28 Sulawesi

Tenggara 0 30 30 30 0 30 30 0 150

29 Sulawesi

Utara 0 30 27 29 0 9 31 24 150

30 Sumatera

Barat 0 20 30 15 0 15 30 12 122

31 Sumatera

Selatan 0 4 27 13 37 14 24 31 150

32 Sumatera

Utara 0 26 24 30 23 3 0 27 133

33 Jawa Timur 0 50 50 50 0 50 50 0 250

11 1007 1103 1078 439 884 808 351 5681

Page 24: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

22

4) Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan berupa pengambilan dan analisis data pre dan post

intervensi keamanan pangan terhadap kader keamanan pangan desa yang sudah dilatih dan

komunitas yang sudah mendapatkan bimbingan teknis keamanan pangan. Pengumpulan

data dilakukan melalui wawancara atau pengisian kuesioner terstruktur untuk mendapatkan

informasi tentang pengetahuan, sikap, dan prilaku terkait dengan keamanan pangan. Untuk

pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap komunias desa dilaksanakan 1 (satu) tahun

setelah intervensi.

Hasil monitoring dan evaluasi terhadap kader keamanan pangan desa dapat dilihat pada

Grafik 1 dan 2 berikut ini:

Grafik 1. Hasil monitoring dan evaluasi terhadap kader ibu PKK

71 69

8680

70

88

Pengetahuan Sikap Perilaku

KADER IBU PKK

Pre Intervensi Post Intervensi

Page 25: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

23

Grafik 2. Hasil monitoring dan evaluasi terhadap kader Guru/Pramuka/Karang Taruna

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku kader keamanan

pangan desa kelompok Ibu-ibu PKK, guru, pramuka dan karang taruna terkait keamanan pangan

meningkat setelah dilakukan intervensi keamanan pangan.

Sedangkan hasil analisis data pre intervensi keamanan pangan terhadap komunitas sebagai berikut:

Grafik 3. Hasil analisis data pre intervensi keamanan pangan terhadap komunitas

69 66

85

7164

8474

62

8475

65

8074

58

72

Pengetahuan Sikap Prilaku

KOMUNITAS

Ibu Rumah Tangga Guru/Pramuka/Karang TarunaIRTP PKLRitel

70 69

8692

70

88

Pengetahuan Sikap Perilaku

Kader Guru/Pramuka/Karang Taruna

Pre Intervensi Post Intervensi

Page 26: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

24

Berdasarkan grafik diatas, skor terendah pada komunitas desa adalah skor sikap komunitas

terhadap keamanan pangan yaitu dibawah 70. Dengan adanya intervensi keamanan pangan

diharapkan dapat meningkatkan sikap komunitas desa terhadap keamanan pangan. Data

post intervensi untuk komunitas akan diambil dan dievaluasi 1 tahun setelah dilakukan

intervensi yaitu tahun 2019.

B. PENGAWALAN DESA PANGAN AMAN

BPOM telah menginisisasi program-program keamanan pangan nasional untuk melakukan

intervensi keamanan pangan kepada masyarakat salah satunya Gerakan Keamanan Pangan

Desa (GKPD) yang dilaksanakan sejak tahun 2014. Agar dapat mewujudkan kemandirian

masyarakat desa dalam mengimplementasikan keamanan pangan didaerahnya dalam

cakupan yang lebih luas, kegiatan Desa Pangan Aman perlu dilakukan secara berkelanjutan.

Pada Tahun 2017 BPOM melakukan sinergisme kegiatan desa pangan aman dengan

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal melalui pembentukan 2100 Desa

Pangan Aman di 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat,

Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur. Sebagai tindak lanjut program tersebut pada

tahun 2018 BPOM melaksanakan pengawalan program desa pangan aman diantaranya

dalam bentuk penguatan kapasitas desa melalui workshop desa pangan aman dan advokasi

desa pangan aman, Pelatihan Kader Keamanan Pangan Desa, dan monitoring evaluasi.

Maksud dan tujuan dari Program Desa Pangan Aman yang bersinergi ini di antaranya adalah:

1. Mewujudkan keamanan pangan di desa, masyarakat, dan keluarga.

2. Meningkatkan komitmen desa/kelurahan akan program keamanan pangan.

3. Mengurangi biaya penanganan kasus keracunan pangan.

4. Meningkatkan komunikasi resiko dengan komunitas desa/kelurahan.

5. Mencerdaskan kehidupan dan meningkatkan daya saing bangsa melalui peningkatan

keamanan dan mutu produk pangan yang dihasilkan di desa.

6. Menjadi model kegiatan permberdayaan keamanan pangan yang sesuai dengan kearifan

lokal daerah.

7. Mengembangkan produk pangan unggulan desa dengan tingkat keamanan yang baik

sehingga memiliki daya saing perekonomian dan perdagangan yang kuat, Nusa Tenggara

Barat, dan Bali.

Page 27: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

25

Untuk mencapai tujuan tersebut, tahapan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

Tabel 13. Tahapan Kegiatan Pengawalan Desa Pangan Aman

No Kegiatan Pelaksana Peserta

1 Perkuatan Kapasitas Desa

a Workshop Keamanan

Pangan

- Badan POM

- BBPOM dan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa dari Provinsi Aceh,

Sumatera Barat, Sumatera Utara,

Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah,

Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa

Tenggara Barat, dan Bali

- Kementerian Dalam Negeri

- Kementerian Desa dan PDTT

- Poltekkes Jakarta, Bandung, Banten

b Advokasi Desa Pangan

Aman

- BPOM

- BB/BPOM

(Narasumber)

- Kementerian Desa

dan PDTT

(Narasumber)

- Dinas

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Provinsi

(Narasumber)

- Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bappeda) Provinsi

- Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro

Kecil Dan Menengah Provinsi

- Dinas Pangan /Ketahanan Pangan

Provinsi dan Kabupaten

- Dinas Kesehatan Provinsi dan

Kabupaten terkait

- Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Desa Provinsi dan Kabupaten terkait

- Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan

- Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan

dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Provinsi

- Tenaga Ahli Bidang Pemberdayaan

Masyarakat Desa Provinsi dan

Kebupaten terkait

- Tenaga Ahli Bidang Pelayanan Sosial

Dasar Provinsi dan Kabupaten terkait

- Kepala Desa

2 Pelatihan Kader Keamanan

Pangan Desa

- BPOM

- BB/BPOM

(Narasumber)

- Dinas

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Provinsi

(Narasumber)

- Pendamping Lokal Desa

- Pendamping Desa Tingkat

Kecamatan

- Tenaga Ahli Kabupaten Bidang

Pelayanan Sosial Dasar dan

Pemberdayaan Masyarakat

Kementerian Desa dan PDTT

3 Monitoring dan evaluasi - BPOM - Pendamping Lokal Des

- Kepala Desa

- Komunitas Desa

Jumlah desa yang sudah diitervensi dan yang menjadi target pengawalan desa pangan aman

adalah 2.094 desa. Rincian hasil kegiatan dan capaian target tersebut sebagai berikut:

Page 28: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

26

1. Perkuatan Kapasitas Desa

Tujuan dari kegiatan penguatan kapasitas desa berupa workshop desa pangan aman dan

advokasi pembentukan Desa Pangan Aman adalah:

a. Membangun sinergitas antar stakeholder untuk mengimplementasikan program

pembentukan desa pangan aman pada tahun 2018

b. Menjalin kemitraan dengan lintas sektor/stakeholder di daerah

c. Menggali informasi program/kegiatan yang ada di stakeholder/lintas sektor yang

dapat diintegrasikan dengan program desa pangan aman

d. Monitoring dan evaluasi program desa pangan aman tahun 2017

Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1) Workshop Desa Pangan Aman

Pertemuan koordinasi dilaksanakan melalui workshop keamanan pangan yang

dilaksanakan di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta pada tanggal 9 Agustus

2018. Peserta pertemuan yang berasal dari daerah berjumlah 20 orang, yang

merupakan perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Balai Besar/

Balai POM yang menangani Program Desa Pangan Aman dari 10 Provinsi yaitu, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Bali. Peserta pusat terdiri dari

perwakilan dari Direktorat di Kedeputian Bidang Pengawasan Pangan Olahan,

perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri dan perwakilan dari Direktorat Jenderal

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Pertemuan ini diawali dengan pembukaan oleh Plt. Deputi Bidang Pengawasan

Pangan Olahan yang menyampaikan kegiatan Gerakan Keamanan Pangan Desa yang

merupakan salah satu kegiatan penguatan preventif promotif “Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat” dalam program Prioritas Nasional Pembangunan Manusia melalui

pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar. Kegiatan ini telah

diinisiasi Badan POM sejak tahun 2015. Kepala Badan POM telah menandatangani

MoU dengan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

pada tahun 2017. Salah satu tindak lanjut dari MoU ini adalah masuknya kegiatan

keamanan pangan dalam prioritas penggunaan dana desa tahun 2018.

Agenda selanjutnya adalah diskusi panel yang dibagi menjadi 2 (dua) sesi. Pada sesi

pertama, presentasi dari Drh. A.A. Nyoman Merta Negara selaku Kasubdit Peningkatan

Peran Pemda. Beliau menyampaikan tentang kebijakan desa pangan aman.

Presentasi materi ini dilakukan secara panel dengan Ruki Fanaike, STP selaku Kepala

Page 29: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

27

Seksi Advokasi Pemda yang menyampaikan lebih teknis mengenai pengawalan 2100

desa pangan aman tahun 2018 dan Pembentukan desa pangan aman tahun 2019.

Pada sesi diskusi ini, banyak dibahas mengenai pelaksanaan teknis kegiatan

pengawalan dan pembentukan desa pangan aman tahun 2018-2019. Selain itu juga

ada masukan untuk melibatkan Dinas Pangan sebagai salah satu fasilitator kegiatan

ini, oleh karena itu Badan POM bisa melakukan audiensi atau koordinasi dengan

Kementerian Pertanian.

Sesi kedua dimulai setelah istirahat makan siang yang diawali dengan presentasi Dra.

Dyah Sulistyorini, Apt, M.Sc selaku Kasubdit Pemberdayaan Pelaku Usaha

menyampaikan materi tentang “Evaluasi Desa Pangan Aman”. Beliau menyampaikan

beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan desa pangan aman

tahun 2017. Selanjutnya Weldon JM, SSTP, MPA selaku Kepala Seksi Pendampingan

dan Kaderisasi Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa dan PDTT menyampaikan

materi tentang “Peran Pemda dalam rangka Percepatan Pembentukan Desa Pangan

Aman dan Peran Pendampingan Desa dan Dana Desa dalam Keamanan Pangan”.

Beliau lebih menegaskan tugas dan fungsi Pemerintah Daerah terutama dalam hal

keamanan pangan dan juga prosedur mengawal dana desa untuk dapat dialokasi

sesuai kegiatan yang diminta dari pusat. Beberapa masukan pada sesi diskusi ini lebih

fokus pada koordinasi lintas sektor di daerah supaya lebih ditingkatkan melihat hasil

evaluasi kegiatan tahun lalu yang belum semua daerah mencapai target. Selain itu,

perlu lebih dikuatkan lagi strategi audiensi dan advokasi kepada Pemerintah Daerah

supaya dapat dibuat Perda/Pergub/Perwali supaya ada payung hukum yang jelas

tentang keamanan pangan di desa (lebih dihidupkan kembali JKPD nya).

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

a) Pelaksanaan advokasi desa pangan aman membutuhkan koordinasi yang optimal

antara Badan POM dan Dinas PMD terkait pengerahan Kepala Desa untuk hadir.

Dinas PMD diharapkan dapat membantu untuk menyiapkan surat undangan untuk

acara tersebut.

b) Koordinasi antara Badan POM dengan Kemendesa perlu diperkuat sehingga

dalam setiap advokasi yang melibatkan kepala desa, terdapat perwakilan dari

Kemendesa untuk mendukung dan memfasilitasi komunikasi.

c) Kegiatan keamanan pangan tercantum dalam Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19

Page 30: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

28

tahun 2017 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018.

Kegiatan keamanan pangan berupa:

- Pelatihan kader desa untuk pangan yang sehat dan aman

- Pelatihan pangan yang sehat dan aman

- Pengadaan reagen rapid test kit untuk menguji sampel-sampel makanan

- Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk

peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah

d) Kemendesa memastikan Kegiatan keamanan pangan tercantum dalam Peraturan

Menteri Desa Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa setiap

tahunnya.

e) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ini

menjadi payung hukum bagi desa untuk melaksanakan kegiatan keamanan

pangan, namun beberapa desa membutuhkan payung hukum dari pemerintah

daerah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah perlu membuat aturan turunan yang

dapat memperkuat Desa dalam menganggarkan kegiatan keamanan pangan

masuk dalam kegiatan GERMAS (Inpres No.1 Tahun 2017).

f) Dinas PMD Provinsi dan Kab/ Kota diharapkan dapat memberikan data dan

mengundang pendamping desa yang akan dilatih menjadi kader keamanan

pangan.

g) Badan POM akan membuat pedoman detail tentang penggunaan materi

keamanan pangan yang akan digunakan oleh pendamping desa yang telah dilatih

untuk bimtek komunitas desa.

h) Dinas PMD dan camat perlu membuat surat pengantar/rekomendasi pelaksanaan

kegiatan bimtek kepada komunitas desa sehingga kepala desa dapat memfasilitasi

kegiatan tersebut.

2) Advokasi Desa Pangan Aman

Peserta pada pertemuan ini yaitu stakeholder tingkat provinsi, yang terdiri dari

BAPPEDA, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Dinas

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, POLTEKKES serta stakeholder tingkat

kabupaten/kota yang terdiri dari Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan dan Dinas

Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Kepala Desa. Narasumber pertemuan ini

berasal dari Badan POM, BB/BPOM, Kementerian Desa dan PDTT, serta Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi. Pelaksanaan Advokasi Desa Pangan

Aman dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 31: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

29

Tabel 14. Pelaksanaan Advokasi Desa Pangan Aman

Provinsi

Pelaksanaan Tempat/Tanggal Pelaksanaan

Jumlah Desa Peserta

Undangan (Desa)

Sumatera Barat

28 Agustus 2018/ Kota Padang 119

Jawa Barat 7 September 2018/ Kota Bekasi 225

Jawa Timur 20 September 2018/ Kota

Surabaya

232

Pertemuan Advokasi Desa Pangan Aman dilaksanakan melalui metode presentasi dan

diskusi. Adapun materi presentasi yang disampaikan adalah:

a) Pemaparan Program 2100 Desa Pangan Aman oleh Badan POM

b) Hasil pengawasan keamanan pangan dan pelaksanaan kegiatan Desa Pangan

Aman di Provinsi oleh BB/BPOM

c) Sinergisme program pendamping desa dengan Desa Pangan Aman oleh

Kementerian Desa dan PDTT

d) Peran pendamping desa dan penggunaan dana desa dalam keamanan pangan

oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi

Hal-hal yang menjadi perhatian yaitu:

a) Diperlukan penguatan koordinasi terutama di tingkat daerah antara BB/BPOM

dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi dan Kabupaten

terkait dalam keberlanjutan program desa pangan aman.

b) Diperlukan payung hukum dalam bentuk peraturan gubernur dan turunannya dalam

penganggaran dana desa untuk kegiatan desa pangan aman.

c) Diperlukan surat edaran dari Kementerian Desa dan PDTT untuk menginstruksikan

pendamping desa yang sudah mengikuti bimbingan teknis keamanan pangan

dapat melaksanakan sosialisasi keamanan pangan ke komunitas desa.

d) Diperlukan monitoring dan evaluasi oleh semua pihak untuk keberlanjutan program

keamanan pangan secara mandiri oleh desa yang sudah diintervensi.

2. Peningkatan Kompetensi Keamanan Pangan

Tujuan diselenggarakannya kegiatan bimbingan teknis pendamping desa adalah untuk

meningkatkan kompetensi para pendamping desa tentang keamanan pangan supaya

dapat melakukan sosialisasi keamanan pangan kepada komunitas desa yang menjadi

dampingannya sehingga mendukung berkembangnya kesadaran keamanan pangan

Page 32: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

30

desa secara berkelanjutan. Pelaksanaan bimtek pendamping desa dapat dilihat pada

Tabel 8. berikut ini:

Tabel 15. Pelaksanaan Bimtek Pendamping Desa

Tempat

Pelaksanaan

Tanggal

Pelaksanaan

Jumlah

Peserta

Diundang

Jumlah

Peserta

Hadir

Prosentase

Bali 8 Oktober 2018 133 127

95%

Nusa Tenggara

Barat

18 Oktober

2018

99 93 94 %

Aceh

1 November

2018

107

106

99%

TOTAL 339 326

Pertemuan Bimtek Desa Pangan Aman dilaksanakan melalui metode presentasi dan

diskusi. Adapun materi presentasi yang disampaikan adalah :

- Desa Pangan Aman oleh Badan POM

- Keamanan Pangan oleh Badan POM

- 5 Kunci Keamanan Pangan pada Ritel Pangan oleh Badan POM

- 5 Kunci Keamanan Pangan Keluarga oleh Badan POM

- 5 Kunci Keamanan Pangan Komunitas Sekolah oleh Badan POM

- Akses Informasi KP, review Produk Informasi Keamanan Pangan oleh Badan POM

- Peran Pendamping Desa dalam Program Desa Pangan Aman oleh Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi

Rencana Tindak Lanjut dari kegiatan Bimbingan Teknis Kader Keamanan Pangan:

a) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi dan/ Kabupaten yang terlibat dalam

kegiatan ini diharapkan :

- Mengorganisir dan Mengarahkan Tenaga Ahli (TA), Pendamping Desa (PD),

Pendamping Lokal Desa (PLD) dalam kegiatan sosialisasi keamanan pangan

kepada Komunitas Desa dan pelaporannya.

- Mengintegrasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan

keamanan pangan desa (Badan POM dapat ikut serta dilibatkan menjadi

Narasumber keamanan pangan pada pertemuan Pendamping Lokal Desa/

Pendamping Desa).

- Pengawalan kegiatan pangan aman masuk dalam anggaran dana desa

Page 33: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

31

b) Pendamping Lokal Desa / Pendamping Desa

Pendamping Lokal Desa/ Pendamping Desa yang telah mengikuti kegiatan Bimtek

diharapkan untuk:

- Menyampaikan produk informasi keamanan pangan yaitu berupa 1 buah

flipchart, 5 poster dan 5 leaflet kepada kepala desa

- Mensosialisasikan materi keamanan pangan kepada komunitas desa dan

melaporkan kegiatan sosialisasi kepada Badan POM, yang selanjutnya Badan

POM akan melaporkan kepada Kementerian Desa dan PDTT

- Pengawalan kegiatan pangan aman masuk dalam anggaran dana desa

3. Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan Monitoring dan evalusi (Monev) Desa Pangan Aman dilaksanakan melalui

pengambilan data kuesioner kepada kepala desa, Pendamping Lokal Desa (PLD) dan

Komunitas desa yang telah mendapat sosialisasi keamanan pangan dari PLD di 3 wilayah.

Pelaksanaan Monitoring Evaluasi dilaksanakan di Provinsi Aceh, Bali, Nusa Tenggara

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Pelaksana survei adalah enumerator

yang berasal dari Universitas Indonesia.

C. KOORDINASI LINTAS SEKTOR

Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD)

Di pasar domestik, masih banyak pangan beredar yang ditemukan mengandung cemaran

biologi, fisik, maupun kimia, termasuk di dalamnya permasalahan produk Industri Rumah

Tangga Pangan (IRTP). Hasil pengawasan produk IRTP oleh Badan POM selama 2 tahun

berturut-turut (2015-2016) yaitu 73,3% MS, 26,7% TMS; 71,6% MS, 28,4% TMS. Hasil

pengawasan ini harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah.

Terkait dengan permasalahan keamanan pangan diatas, kerjasama, koordinasi, capacity

building dan sistem pertukaran informasi antar otoritas kompeten keamanan pangan secara

cepat, efektif, dan efisien, di pusat maupun daerah sangat perlu ditingkatkan untuk

meminimalkan permasalahan keamanan pangan. BPOM beserta seluruh BB/BPOM

merupakan instansi penggerak bagi pembentukan dan pengembangan jejaring keamanan

pangan lintas sektor dari pusat hingga di tingkat pemerintah daerah. Namun demikian, Badan

Pemeriksa Keuangan menyatakan bahwa BPOM perlu meningkatkan upaya pengembangan

jejaring lintas sektor di tingkat provinsi dan kab/kota.

Jejaring Keamanan Pangan Daerah yang selanjutnya disebut JKPD diharapkan dapat menjadi

forum komunikasi yang hidup di antara anggota JKPD dan pemangku kepentingan lainnya

Page 34: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

32

dalam berbagi informasi dan bertukar ide mengenai program serta sumberdaya kegiatan

terkait keamanan pangan di daerahnya. Oleh karena itu, perlunya komitmen, sinergisme dan

keterpaduan program kegiatan keamanan pangan untuk meningkatkan koordinasi lintas sektor

di daerah dalam rangka mendukung Jejaring Keamanan Pangan Nasional.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas sektor

dalam program keamanan pangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam bentuk

Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD). Materi yang disampaikan dan dibahas dalam

pertemuan advokasi JKPD ini meliputi:

- Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia

- Peran Pemerintah Daerah dalam Pengawasan dan Pembinaan SPP-IRT

- Pengawasan Pangan Terpadu di Daerah

- Perkembangan Jejaring Keamanan Pangan di Provinsi

Pelaksanaan advokasi JKPD tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 12. Pelaksanaan Pertemuan dalam rangka JKPD

Tempat Pelaksanaan

Tanggal Pelaksanaan

Jumlah Peserta

Lintas Sektor yang Hadir

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Palangkaraya 4 September 2018

37 orang Kerjasama dan koordinasi lintas sektor terkait di provinsi Kalimantan Tengah telah berjalan dengan baik terlihat dari banyaknya kerjasama (MoU) antara Balai POM dengan pemerintah daerah dan tim koordinasi yang terbentuk. Dalam rangka optimalisasi koordinasi tersebut perlu dibentuk Tim Koordinasi Jejaring Keamanan Pangan Daerah, baik tingkat provinsi maupun tingkat Kab/Kota

Pekanbaru 16 Oktober 2018

39 orang Sesuai arahan bapak Sekda dan Kepala BBPOM di Pekanbaru perlu revitalisasi jejaring keamanan pangan yang sudah dibentuk sejak tahun 2012, sehingga melalui kegiatan ini Diskominfo dapat dilibatkan menjadi bagian dalam JKPD

Ada pertemuan rutin yang berkala (misalnya: pertriwulan) untuk duduk bersama membahas permasalahan Keamanan Pangan di Provinsi Riau

Palembang 23 Nopember 2018

34 orang Sumatera Selatan telah dibentuk Tim JKPD melalui SK Gubernur tanggal 31 Januari 2017. Tim JKPD tersebut diharapkan melakukan koordinasi untuk peningkatan pengawasan keamanan pangan

Akan ada pertemuan rutin yang berkala (misalnya: pertriwulan) untuk duduk bersama membahas permasalahan

Page 35: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

33

Tempat Pelaksanaan

Tanggal Pelaksanaan

Jumlah Peserta

Lintas Sektor yang Hadir

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Keamanan Pangan di Provinsi Sumatera Selatan

BBPOM di Palembang telah menandatangani MoU dengan 17 Bupati/Walikota di Sumatera Selatan pada tanggal 15 Januari 2018 tentang Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan

Untuk menindaklanjuti MoU tersebut, perlu dibentuk Tim JKPD dimasing-masing Kab/Kota yang ada di Prov. Sumatera Selatan untuk mengintensifkan pengawasan pangan. Tim JKPD di Kab/Kota dapat dibentuk melalui keputusan Bupati/Walikota

Kendari 6 Desember 2018

40 orang Di Sulawesi Tenggara telah dibentuk tim SKPT dan legalisasi tim SKPT dalam bentuk peraturan daerah beserta kejelasan tugas dan wewenang masing-masing yaitu SK Gubernur Nomor 455 Tahun 2018 tentang Pembentukan Kelompok Kerja dan Sekretariat Kelompok Kerja Koordinasi Jejaring Keamanan Pangan

Tindak lanjut Permendagri No.41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah dalam bentuk pendanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan obat dan makanan melalui legal aspek SK Bupati Buton Tengah Nomor 341a Tahun 2018 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Obat dan Makanan Kabupaten Buton Tengah

Tim Koordinasi Kab/Kota yang sudah terbentuk adalah: Buteng, Butsel, Baubau, Konut (JKPD), yang lain menyusul paling lambat tanggal 10 Januari 2019

Kab/Kota yang sudah menganggarkan pengawasan Obat dan Makanan pada DPA Tahun anggaran 2019, adalah: - Konsel: Dinas Kesehatan, Perindag,

Dinas Koperasi - Baubau: Dinas Kesehatan, Ketahanan

Pangan, - Kolaka: Dinas Kesehatan - Buteng: Dinas Kesehatan. Disperindag - Konut: dalam proses - Bombana: Dinas Kesehatan - Koltim: Dinas Kesehatan - Kolut: Dinas Kesehatan, - Buton: Dinas Kesehatan, Ketahanan

Pangan (dalam proses) - Busel: Dinas Kesehatan

Page 36: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

34

Tempat Pelaksanaan

Tanggal Pelaksanaan

Jumlah Peserta

Lintas Sektor yang Hadir

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

- Butur: Dinas Kesehatan, Ketahanan Pangan

- Muna: Dinas Ketahanan Pangan (Was Pangan segar)

- Muna Barat: Dinas Kesehatan - Kendari: Dinkes, Ketahanan Pangan,

Disperindag - Wakatobi: Dinas Kesehatan - Konkep: Dinas Kesehatan - Konawe: Dinas Ketahanan Pangan,

Dinas Kesehatan

Tindak lanjut Instruksi kepada Bupati/ Walikota terkait pengawasan pangan dalam Inpres No 3/2017 yang sudah dilaksanakan adalah meningkatkan koordinasi pengawasan, melalui pengawasan bersama dengan tim jejaring terutama menjelang hari raya dan pemusnahan oleh jejaring terhadap produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan

Tindak lanjut Instruksi kepada Gubernur terkait pengawasan pangan dalam Inpres No 3/2017 yang sudah dilaksanakan yaitu: - Pengawasan bersama dengan tim

jejaring terutama menjelang hari raya - Pemusnahan oleh jejaring terhadap

produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan

- Dalam rangka sinergi bersama BPOM, Kab. Konawe akan melakukan uji terhadap 12 komoditi pangan segar yang akan di laboratorium BPOM menggunakan GC-MS pada tahun 2019, untuk sharing/penghematan anggaran mengingat belum ada laboratorium di Sulawesi Tenggara yang bisa menguji

D. KABUPATEN/ KOTA YANG SUDAH MENERAPKAN PERATURAN KEPALA BADAN POM

TENTANG SPPIRT

Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan

dalam Pasal 43 menyatakan bahwa pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah

tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang diterbitkan oleh

Bupati/Walikota. Sehubungan dengan hal tersebut, Badan POM telah menetapkan pedoman

penerbitan SPP-IRT dalam bentuk Peraturan Kepala Badan terkait SPP-IRT. Peraturan

tersebut yaitu:

Page 37: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

35

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor

HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi

Pangan Industri Rumah Tangga; untuk peraturan ini telah direvisi pada tahun 2018

menjadi Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2018;

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor

HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk

Industri Rumah Tangga;

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor

HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi

Pangan Industri Rumah Tangga.

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai output tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asistensi Regulasi ke Pemerintah Daerah

Hingga saat ini, sudah ribuan industri skala rumah tangga bahkan skala menengah ke

atas terdaftar sebagai IRTP dengan nomor pendaftaran P-IRT (Pangan-Industri Rumah

Tangga). Namun, banyak nomor P-IRT yang diterbitkan tidak sesuai alur yang telah

ditetapkan yaitu produsen mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan dengan nilai minimal

60, sarana produksi pangan diperiksa dengan hasil pemeriksaan tergolong level I dan II

serta jenis pangan yang didaftarkan sesuai dengan yang tercantum dalam lampiran

peraturan. Masih banyak permasalahan terkait tertib administrasi dan masalah keamanan

pangan lainnya pada produk IRTP di lapangan.

Tahun 2018, telah dilakukan sosialisasi mengenai tata cara pendaftaran PIRT beserta

Peraturan yang mengaturnya ke Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (PTSP) di 8 provinsi yaitu Bangka Belitung, Papua Barat, NTT dan NTB, Maluku

Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur. Setelah sosialisasi dilanjutkan

dengan kegiatan Kajian Implementasi Peraturan tentang SPP-IRT yang dilakukan di 46

Kabupaten/ Kota. Sebagai responden adalah Pimpinan (Kabid/Kasie); satu petugas

PKP/petugas yang melaksanakan SPP-IRT; dan satu petugas DFI/petugas yang

melaksanakan pemeriksaan sarana dalam rangka SPP-IRT dari setiap Dinkes

Kabupaten/Kota. Hasil kajian terhadap 6 indikator kriteria utama (KU) bagi implementasi

SPP-IRT di tingkat Dinkes Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa 33% Kabupaten/Kota

dari 46 Dinkes Kabupaten/Kota yang disurvei pada tahun 2018 telah menerapkan

pemberian SPP-IRT sesuai ketentuan.

Pencapaian target pada sasaran kegiatan ini diperoleh melalui beberapa strategi yaitu:

a. Asistensi Regulasi ke Pemerintah Daerah sebagai upaya untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman para pemangku kepentingan khususnya petugas

Page 38: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

36

Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan District Food Inspector (DFI) di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota terkait peraturan Badan POM mengenai SPP-IRT

sekaligus berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait implementasi peraturan tersebut

di lapangan.

b. Sosialisasi aplikasi pelaporan SPP-IRT yang telah dikembangkan oleh Badan POM

untuk memudahkan Dinas Kesehatan melakukan pelaporan terkait pemberian SPP-

IRT.

c. Peningkatan Kompetensi Tenaga PKP/DFI melalui Bimtek PKP dan DFI yang

dilaksanakan di Pusat maupun berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah sebagai

penyelenggara.

d. Berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian dan BKPM-PTSP Pusat terkait

Perijinan SPP-IRT yang akan dilaksanakan terintegrasi dengan Sistem Online Single

Submission (OSS).

2. Kajian Implementasi Peraturan Kepala Badan POM tentang SPP-IRT

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha (PMPU) pada tahun 2018 telah

melakukan kajian terhadap implementasi persyaratan IRTP tersebut, baik pada pihak

Pemda Kabupaten/Kota cq. Dinkes Kabupaten/Kota maupun pihak IRTP sebagai

pelaksana. Kajian ini juga bermaksud mencari potensi dan faktor penyebab tidak

terpenuhinya persyaratan IRTP sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh Badan POM.

Kegiatan kajian implementasi SPP-IRT ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui kesesuaian Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dalam penerbitan SPP-

IRT sesuai Pedoman SPP-IRT sesuai dengan Pedoman SPP-IRT yang telah

dikeluarkan BPOM tahun 2012.

b. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerbitan SPP-IRT

Output kajian implementasi SPP-IRT ini adalah 28% Kabupaten/Kota yang diintervensi

asistensi regulasi dan disurvei mengenai implementasi SPP-IRT telah menerapkan SPP-

IRT sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2018 mengenai Pedoman

Penerbitan SPP-IRT.

Kegiatan kajian ini dilakukan melalui survei terhadap Dinkes Kabupaten/Kota dipilih

secara terencana (purposing sample) pada daerah yang telah diintervensi asistensi

regulasi SPP-IRT di tahun 2018. Daerah target kajian yaitu pada 8 Provinsi (Jawa Barat,

Pangkal Pinang, Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Nusa

Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat) sebanyak 46 Kabupaten/ Kota. Dinkes

Kabupaten yang disurvei sebanyak 33 Kabupaten, dan Dinkes Kota sebanyak 13 Kota.

Sebagai responden adalah Pimpinan (Kabid/Kasie); satu petugas PKP/petugas yang

Page 39: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

37

melaksanakan SPP-IRT; dan satu petugas DFI/petugas yang melaksanakan pemeriksaan

sarana dalam rangka SPP-IRT dari setiap Dinkes Kabupaten/Kota.

Analisis didasarkan pada enam indikator utama, yaitu: 1)jenis pangan yang diizinkan

untuk memperoleh SPP-IRT sesuai standar (16 kategori), 2)sebelum diterbitkan SPP-IRT

selalu diselenggarakan PKP, 3)sertifikat penyuluhan diberikan sesuai standar (nilai

minimal 60 dan nomor standar), 4)sarana produksi IRTP diperiksa sesuai standar

sebelum memberikan SPP-IRT, 5)IRTP mendapat sertifikat SPP-IRT jika hasil

pemeriksaan B-C atau I-II, 6)satu nomor SPP-IRT hanya diterbitkan untuk satu jenis

pangan dan satu jenis kemasan. Selain indikator utama, terdapat juga tujuh indicator

tambahan yaitu: 1)semua materi utama PKP diberikan, 2)semua petugas DFI memiliki

sertifikat, 3)penerimaan permohonan SPP-IRT sesuai standar (form sesuai 2012 dan

semua isinya diperiksa), 4)monitoring SPP-IRT sesuai standar, 5)ada laporan

penyelenggaraan penyuluhan PKP, 6)penomoran SPP-IRT sesuai standar (15 digit dan

paham), 7)semua petugas PKP memiliki sertifikat. Suatu indikator capaian dinyatakan

tercapai (baik) bila nilai yang dicapai lebih besar atau sama dengan 70 (≥70%).

Penggolongan Dinkes dalam pelaksanaan SPP-IRT didasarkan pada penilaian 6 kriteria

utama (KU) dan memenuhi minimal 5 kriteria tambahan. Berdasarkan hasil penilaian,

maka diperoleh Kab/Kota yang telah menerapkan SPP-IRT dengan baik, yaitu dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut ini:

Tabel 13. Kab/Kota yang telah menerapkan SPP-IRT dengan baik

No. Kabupaten/Kota

Nilai Kriteria Utama

Nilai Kriteria Tambahan

Kategori

1 Kab. Kuningan 6 5 Hijau

2 Kota Cirebon 6 5 Hijau

3 Kab. Ciamis 6 7 Hijau

4 Kota Balikpapan 6 5 Hijau

5 Kota Samarinda 6 5 Hijau

6 Kab. Bontang 6 6 Hijau

7 Kab. Kutai Barat 6 6 Hijau

8 Kota Tarakan 6 7 Hijau

9 Kab. Malinau 6 5 Hijau

10 Kab. Paser 6 6 Hijau

11 Kab. Sukoharjo 6 6 Hijau

12 Kab. Bima 6 7 Hijau

13 Kota Bima 6 7 Hijau

Dari tabel tersebut menunjukkan data 13 Kab/Kota telah menerapkan SPP-IRT dengan

baik dari 46 Kab/Kota yang telah diintervensi asistensi regulasi SPP-IRT dan disurvei, atau

sebesar 28,26% telah menerapkan SPP-IRT dengan baik.

Page 40: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

38

KESIMPULAN DAN SARAN

1) Implementasi SPP-IRT pada tahun 2018 di 46 kab/kota pada umumnya sudah baik

yang dinyatakan dari kriteria indikator utama yang sudah 76% tercapai. Hal ini perlu

diikuti dengan peningkatan kriteria tambahan yang baru 68% tercapai.

2) Hal yang paling perlu ditingkatkan pada indikator utama adalah penyelenggaraan

pelatihan keamanan pangan (PKP) yang selalu harus dilakukan sebelum pemberian

SPP-IRT.

3) Masih terdapat 15,4% Dinkes yang menyelenggarakan penerbitan SPP-IRT tanpa

mengikuti prosedur penerbitan SPP-IRT yang dikeluarkan oleh BPOM/Perka BPOM.

4) Pelatihan petugas PKP dan DFI perlu direview kembali, karena pemahaman petugas

terhadap Perka BPOM massih minim yang menyebabkan penyimpangan dalam

penyelenggaraan penerbitan SPP-IRT.

5) Pelatihan PKP dan DFI secara online perlu dievaluasi kembali mengingat kompetensi

yang diharapkan belum banyak yang tercapai.

6) Masih banyak Pemda (42,3%) yang tidak menyediakan anggaran untuk pembinaan

IRTP.

7) Penerapan 6 indikator kriteria utama (KU) bagi implementasi SPP-IRT di tingkat Dinkes

Kabupaten/Kota menunjukkan masih perlu adanya peningkatan program dan

pengawasannya karena Kabupaten/Kota yang menerapkan pemberian SPP-IRT

sesuai Pedoman BPOM baru dicapai oleh 28,26 % dari 46 Dinkes Kabupaten/Kota

yang disurvei pada tahun 2018.

8) Masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan

perhatian Dinkes Kabupaten/Kota agar dapat mengikuti pedoman pemberian SPP-IRT

yang dikeluarkan BPOM. Hal ini merupakan tantangan tersendiri karena umumnya

ketidak sesuaian pelaksanaan sangat bervariasi antara satu Kabupaten/Kota dengan

Kabupaten/Kota lainnya.

3. Peningkatan Kompetensi Keamanan Pangan

Terjaminnya keamanan pangan bagi masyarakat sangat tergantung pada peran dan

tanggung jawab pemerintah, khususnya fasilitator/penyuluh keamanan pangan dan

pengawas pangan. Pengawas dan penyuluh keamanan pangan yang kompeten akan

memberikan perlindungan kepada masyarakat dari risiko pangan yang tidak memenuhi

persyaratan.

Page 41: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

39

Beberapa permasalahan keamanan pangan masih terjadi baik di tingkat Industri

pangan/IRTP sebagai produsen pangan dan di tingkat masyarakat sebagai konsumen

pangan, seperti:

1) KLB keracunan pangan yang dilaporkan pada tahun 2014, jenis pangan yang diduga

menyebabkan KLB keracunan pangan adalah 36,17% masakan rumah tangga.

27,66% pangan jasaboga, 25,53% pangan jajanan dan 10,64% pangan olahan.

2) Mutu dan kualitas mikrobiologi yang rendah pada produk es, minuman berwarna dan

sirup, jelly/agar dan bakso menjadi penyebab tertinggi PJAS TMS. Hasil ini diperoleh

dari evaluasi terhadap Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tidak Memenuhi

Syarat (TMS) pada tahun 2013.

Hal tersebut mengharuskan pengawasan yang bersifat terpadu yaitu melalui koordinasi

dan kerjasama lintas sektor terkait, termasuk dengan pemerintah daerah kabupaten/kota

guna memperkuat pengawasan pangan sebagai suatu komponen penting untuk menjamin

keamanan pangan. Pembinaan dan pengawasan tersebut harus dilakukan oleh tenaga

pembina dan pengawas pangan yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi agar dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal dan profesional.

Keberadaan tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) yang kompeten merupakan salah

satu faktor yang sangat penting dalam melakukan pengawalan dan pengawasan industri

pangan khususnya UMKM yang terus berinovasi dengan cepat yang memungkinkan

munculnya begitu banyak variasi jenis pangan yang ditawarkan kepada konsumen. Sejak

diterbitkannya peraturan BPOM pertama terkait SPP-IRT pada tahun 2003 hingga tahun

2007, Badan POM telah menyelenggarakan Bimtek Penyuluh Keamanan Pangan

termasuk kepada Pemerintah Daerah. Setelah tahun 2007, penyelenggaraan bimtek PKP

kemudian menjadi tanggung jawab masing-masing Pemerintah Daerah. Namun jika

melihat kondisi saat ini, jumlah tenaga PKP baik yang ada di tingkat Badan POM maupun

di tingkat Pemerintah Daerah cenderung mengalami penurunan karena tenaga PKP yang

telah dilatih sebelumnya banyak yang dirotasi maupun dimutasi serta tidak banyak

Pemerintah Daerah yang tetap menyelenggarakan bimtek PKP secara mandiri. Untuk di

tingkat Badan POM, jumlah tenaga PKP di masing-masing Balai/Balai Besar juga menurun

terutama dengan adanya perubahan struktur organisasi dan pembentukan kantor BPOM

hingga level Kab/Kota.

Dari hasil Kajian Implementasi Peraturan BPOM terkait SPP-IRT yang dilakukan pada

tahun 2013 hingga tahun 2017 di 357 Kabupaten/Kota yang dikaji diperoleh data sebanyak

115 Kab/Kota atau 32,2% tidak memiliki tenaga PKP bersertifikat, sebanyak 223 Kab/Kota

atau 62,5% memiliki tenaga PKP bersertifikat 1-4 orang serta sebanyak 11 Kab/Kota atau

Page 42: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

40

5,3% memiliki tenaga PKP lebih dari 5 orang. Melalui hasil kajian tersebut juga diketahui

hanya 27% Kabupaten/Kota yang memiliki Tenaga DFI bersertifikat. Melalui data tersebut

terlihat bahwa jumlah tenaga PKP yang bersertifikat di daerah masih perlu ditingkatkan.

Untuk menyikapi tuntutan pemenuhan kompetensi tenaga pembina dan pengawas

pangan, telah disusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang

dituangkan dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 618

Tahun 2016 tentang Penetapan SKKNI Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok

Industri Makanan Bidang Keamanan Pangan. Standar tersebut berisi rumusan

kemampuan kerja yang spesifik pada bidang keamanan pangan yang mencakup

kompetensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan jabatan yang diakui secara

nasional.

Dalam rangka peningkatan kompetensi petugas sesuai dengan Kputusan tersebut,

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha telah menyelenggarakan Bimtek

Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan District Food Inspector (DFI) dengan hasil

sebagai berikut:

1) Bimtek Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) I

Bimtek PKP I dilaksanakan pada tanggal 21-22 dan 23-24 Agustus 2018 di Hotel

Novotel, Bogor.

Tabel 14. Daftar Peserta Bimtek PKP I

No Instansi Jumlah

1 Direktorat Registrasi pangan Olahan 2 orang

2 Direktorat Pengawasan Pangan Rsiko Tinggi dan Teknologi Baru 1 orang

3 Direktorat Pengawasan Pangan Rsisiko Rendah dan Sedang 2 orang

4 Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha 8 orang

Total 13 orang

2) Bimtek Penyuluh Keamanan Pangan (PKP II)

Bimtek PKP I dilaksanakan pada tanggal 12 – 16 November 2018 di Hotel Lumire

Jakarta.

Tabel 15. Daftar Peserta Bimtek PKP II

No Instansi Jumlah

1 Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang 10 orang

2 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang 5 orang

3 Balai Besar POM di Serang 1 orang

4 Balai Besar POM di Bandung 1 orang

5 Balai Besar POM di Makassar 1 orang

6 Balai Besar POM di Yogyakarta 1 orang

7 Balai Besar POM di Semarang 1 orang

8 Balai Besar POM di Aceh 1 orang

9 Balai Besar POM di Palangkaraya 1 orang

Page 43: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

41

No Instansi Jumlah

10 Balai Besar POM di Mataram 1 orang

11 Balai Besar POM Banjaramasin 1 orang

12 Balai Besar POM di Denpasar 1 orang

13 Balai besar POM di Surabaya 1 orang

14 Balai Besar POM di Samarinda 1 orang

15 Balai Besar POM di Palembang 2 orang

16 Balai besar POM di Medan 1 orang

17 Balai Besar POM di Padang 1 orang

18 Balai Besar POM di Jakarta 1 orang

19 Balai POM di Jambi 1 orang

20 Balai POM di Mamuju 1 orang

21 Balai POM di Sofifi 1 orang

22 Balai POM di Kupang 1 orang

23 Balai POM di Pangkalpinang 1 orang

24 Balai POM di Ambon 1 orang

25 Balai POM di Bengkulu 1 orang

26 Balai POM di Gorontalo 1 orang

27 Balai POM di Dumai 1 orang

28 Balai POM di Palu 1 orang

29 Loka POM 1 orang

30 Loka POM di Kota Balikpapan 1 orang

31 Loka POM di Kabupaten Tulang Bawang 1 orang

32 LOka POM di Kabupaten Aceh Tengah 1 orang

33 LOka POM di Kabupaten Aceh Selatan 1 orang

34 Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat 1 orang

35 Loka POM di Kota Palopo 1 orang

36 Loka POM di Kabupaten Mimika 1 orang

37 Loka POM di Maluku Tenggara Barat 1 orang

38 Loka POM di Kabupaten Tanah Bumbu 1 orang

39 Loka POM di Kabupaten Banyumas 2 orang

40 Loka POM di Kabupaten Rejanglebong 1 orang

41 Loka POM di Kabupaten Jember 1 orang

42 Loka POM di Kabupaten Kediri 1 orang

43 Loka POM di Kabupaten Buleleng 2 orang

44 Loka POM di Kota Surakarta 1 orang

45 Loka POM di Kota Baubau 2 orang

46 Loka POM di Kabupaten Bima 1 orang

47 Loka POM di Kabupaten Ende 1 orang

48 Loka POM di Kota Payakumbuh 2 orang

49 Loka POM di Kabupaten Tangerang 2 orang

50 Loka POM di Kota Tanjung Pinang 1 orang

51 Loka POM di Kabupaten Sorong 1 orang

52 Loka POM di Kabupaten Banggai 1 orang

53 Loka POM di Kota Dumai 1 orang

54 Loka POM di Kota Tasikmalaya 1 orang

55 Loka POM di Kota Tarakan 1 orang

56 Loka POM di Kabupaten Indragiri Hilir 1 orang

Total 73 orang

Page 44: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

42

Mekanisme Bimtek PKP:

a) Peserta Mengikuti Materi Topik Pembelajaran Umum (TPU) yang terdiri dari:

Cara Pembuatan Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga Pangan

(CPPBIRT) (1 JPL)

Sistem Pengawasan Pangan Di Indonesia (1 JPL)

Pengetahuan Bahan Pangan (2 JPL)

Mikrobiologi Pangan (2 JPL)

Higiene Sanitasi (2 JPL)

Pedoman Tata Cera Pemberian SPP-IRT (1 JPL)

Prinsip Pemberian SPP-IRT (2 JPL)

Label dan Iklan Pangan (1 JPL)

Bahan Tambahan Pangan (1 JPL)

Prinsip Pengawetan dan Pengolahan Panga (2 JPL)

Studi Kasus Peningkatan Mutu Pangan (2 JPL)

Dasar Komunikasi Penyuluhan dan Teknik Metode Presentasi (2 JPL)

Keamanan Pangan Dan Peran Tenaga PKP Di Era Globalisasi (2JPL)

Total 21 JPL

b) Peserta Pengikuti Topik Pembelajaran Kompetensi

Menyediakan informasi pekerjaan (2 JPL)

Melakukan Pelatihan Keamanan Pangan (4 JPL)

Merencanakan Sistem Manajemen Penrapan Keamanan Pangan (3 JPL)

Mendesain GMP/ GMP SSOP (8 JPL)

Total 17 JPL

3) Bimtek District Food Inspector (DFI)

Tanggal : 17 – 21 Desember 2018

Tempat : Hotel Kawanua Jakarta

Tabel 16. Daftar Peserta Bimtek DFI

No Instansi Jumlah

1 Suku Dinas Kesehatan Jakarta 12 orang

2 Dinas Kesehatan Kota Bogor 2 orang

3 Balai Besar POM Jakarta dan Bandung 2 orang

4 Loka POM Tangerang 2 orang

5 Direktorat Standardisasi Pangan Olahan 1 orang

6 Direktorat Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi

Baru

1 orang

7 Direktoran Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha 9 orang

Total 29 orang

Page 45: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

43

Mekanisme Pelaksanaan Bimtek DFI

a) Peserta mengikuti materi Topik Pembelajaran Umum (TPU) yang terdiri dari

Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan Keamanan Pangan dan

Pengawasan Bahan Berbahaya (2 JPL)

Teknik Pengambilan Sampel (2 JPL)

b) Total 4 JPL

c) Peserta Menngikuti Topik Pembelajaran Kompetensi Inti yang terdiri dari

Mengelola Program Audit/Inspeksi/Asesmen Keamanan Pangan = 5 JPL

Melaksanakan Audit/ Inspeksi Asesmen Keamanan Pangan =4 JPL

Menilai Kepatuhan terhadap Program Keamanan Pangan = 4 JPL

Total 13 JPL

d) Peserta Menngikuti Topik Pembelajaran Kompetensi Pilihan yang terdiri dari

Melakukan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya = 3 JPL

Melakukan Pengujian Organoleptik pada Kegiatan Inspeksi = 3 JPL

Melakukan Pengambilan Contoh = 3 JPL

Total 9 JPL

e) Dalam topik pembelajaran kompetensi inti dan pilihan, peserta dituntut untuk

membuat dokumen yang menjadi bukti kompetensinya

f) Peserta melakukan praktik kerja ke Industri Rumahtangga Pangan

g) Peserta melakukan penilaian mandiri untuk semua unit kompetensi

h) Target pelatihan ini adalah semua peserta menyatakan dirinya kompeten untuk

semua unit Kompetensi

i) Untuk kemudian peserta yang telah mengikuti bitek dipanggil dan diuji

kompetensinya dan mendapatkan sertifikat sebagai Penyuluh Keamanan Pangan

dan District Food Inspector.

E. PEMBINAAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH

(PJAS)

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya

merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam UUD 1945 serta tertera

dalam UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan. Negara berkewajiban mewujudkan

pemenuhan konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi hingga perseorangan.

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) berperan penting dalam pemenuhan asupan energi

dan gizi anak usia sekolah.

Aksi Nasional Gerakan menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah yang aman, bermutu, dan

bergizi (Aksi Nasional PJAS) sudah dimulai sejak tahun 2011-2014 merupakan gerakan

Page 46: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

44

untuk meningkatkan PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi melalui partisipasi aktif dan

terpadu dari seluruh kementerian, lembaga pemerintah, dan lintas sektor di pusat maupun

daerah, serta pemberdayaan komunitas sekolah. Aksi Nasional PJAS ini telah

mengiintervensi komunitas sekolah (siswa, orang tua sisawa, guru, pedagang PJAS,

pengelola kantin) di 23.510 SD/MI yang tersebar di 31 provinsi.

Kemudian dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan

preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban

pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit. Sesuai dengan Instruksi Presiden No.1

Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Badan Pengawas Obat

dan Makanan (BPOM) mendapatkan mandat untuk (a) menjamin keamanan dan mutu

pangan olahan yang beredar di masyarakat; dan (b) memperkuat dan memperluas

pengawasan dan intervensi keamanan PJAS.

Dalam kurun waktu tiga (3) tahun (2017-2019), BPOM melaksanakan Intervensi Keamanan

PJAS melalui Program Pembinaan Implementasi Keamanan PJAS di 34 Provinsi dengan

target mengintervensi 17.000 sekolah SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SLTA/sederajat.

Tahun 2017 telah mengintervensi sebanyak 5000 sekolah di 10 provinsi, tahun 2018 telah

mengintervensi 5000 sekolah di 10 provinsi, dan pada tahun 2019 ini akan mengintervensi

7000 SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SLTA/sederajat di 14 provinsi.

Gambar 4. Roadmap Program Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

Tahun 2018 ini, intervensi dilakukan di 10 provinsi antara lain Program Pembinaan

Keamanan PJAS di Provinsi tahun 2018 dilaksanakan di 10 provinsi antara lain Provinsi

Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Banten, Provinsi Daerah

Page 47: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

45

Istimewa Yogyakarta, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara,

Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Gorontalo dan Provinsi Papua Barat.

Pelaksana Program Pembinaan Implementasi Keamanan PJAS di Provinsi adalah Pusat dan

Daerah (BB/Balai POM). Fungsi Balai Besar/Balai POM sebagai organizing committee

berwenang secara teknis di lapangan atas seluruh persiapan, koordinasi dan pelaksanaan

program. Balai Besar/Balai POM memiliki kontrol penuh terhadap semua rangkaian

pelaksanaan program. Sedangkan Pusat (Badan POM c.q Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat dan Pelaku Usaha) sebagai steering committee, memandu, memantau,

memonitor, dan mengevaluasi rangkaian pelaksanaan program di daerah.

Program Pembinaan Implementasi Keamanan PJAS didesain untuk menumbuhkan

partnership dalam pengembangan program keamanan PJAS dan replikasi model kantin

sehat secara berkelanjutan. Program yang dilaksanakan di Pusat (BPOM c.q. Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha) yaitu ToT Fasilitator Keamanan Pangan

Sekolah, Evaluasi Kinerja Kedeputian III pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha, Pembuatan Materi dan Tools Intervensi, dan monitoring dan evaluasi

(Monev). Kegiatan yang dilakukan di daerah (Balai Besar/Balai POM) yaitu advokasi lintas

sektor, pelatihan Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS),

Operasionalisasi Mobil Keliling, Audit PBKPKS, Pemberian Paket Edukasi, dan Pemberian

PBKPKS. Program ini dilaksanakan secara koordinatif yang melibatkan lintas sektor terkait.

Tahapan-tahapan kegiatan yang dirancang ini memerlukan komitmen dan dukungan semua

lintas sektor terkait.

1. TOT Fasilitator Keamanan Pangan Sekolah

Badan Pengawas Obat dan Makanan cq. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha melaksanakan ToT Fasilitator Keamanan Pangan Sekolah bagi petugas

Balai Besar/Balai POM yang di Jakarta pada tanggal 23 dan 24 April 2018 di Hotel Grand

Mercure - Kemayoran, Jakarta Pusat. Kegiatan ToT ini dihadiri oleh sekitar 55 orang

yang terdiri dari perwakilan Balai Besar/ Balai POM di 10 provinsi (Balai Besar POM di

Bandung, Balai Besar POM di Surabaya, Balai Besar POM di Semarang, Balai Besar

POM di Aceh, Balai Besar POM di Medan, Balai Besar POM di Yogyakarta, Balai POM

di Kendari, Balai POM di Serang, Balai POM di Manokwari, Balai POM di Gorontalo) dan

perwakilan dari Kementerian (Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian

Komunikasi dan Informasi, Kementerian PPPA), serta Badan POM.

Tujuan dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi program bersama/integrasi lintas sektor

di tingkat pusat untuk Program Pembinaan Implementasi Keamanan PJAS di daerah,

Page 48: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

46

dan menyamakan persepsi dan pemahaman petugas Balai Besar/Balai POM terhadap

implementasi program PJAS di provinsi.

Pelaksanaan ToT Fasilitator Keamanan Pangan Sekolah yang dilaksanakan tanggal 23-

24 April 2018 di Hotel Grand Mercure – Jakarta. Berdasarkan hasil survei kepuasan

pelanggan, 100% peserta ToT setuju menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai sumber

informasi penting bagi mereka dalam kegiatan yang akan dilaksanakan di daerah.

Kemudian 83,79% peserta ToT berharap dapat mengikuti kegiatan ini lagi apabila

diselenggarakan di lain waktu. Berdasarkan penilaian keseluruhan kinerja petugas

dalam pelayanan kegiatan ToT, 100% peserta ToT merasa puas. Adapun saran-saran

dari peserta yakni jumlah materi yang disampaikan terlalu banyak sehingga perlu

penambahan waktu pelaksanaan, kemudian untuk layout tempat duduk dibentuk U-

shape agar diskusi lebih efektif.

Kegiatan ini menghasilkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

a. Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama. Harus ada peran dari

pemerintah, baik Pusat maupun daerah, pihak swasta/produsen dan

masyarakat/konsumen.

b. Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

kesehatan, Menteri Agama,dan menteri dalam Negeri (PB 4 Menteri) Nomor :

6/X/PB/2014; Nomor:73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun

2014.

Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah

(UKS/M). Untuk itu, program PJAS diharapkan masuk ke dalam bagian kegiatan UKS,

sehingga program dapat terus berlangsung. Hal ini karena terkait UKS/M terdapat peran

dari Kemendagri dalam:

a. Merencanakan penganggaran UKS/M untuk peningkatan dan pengembangan

pelaksanaan UKS baik pada lingkup provinsi maupun kab/kota.

b. Mendorong pemda memasukkan UKS/M dalam perencanaan tingkat provinsi,

Kab/kota, dan kecamatan.

c. Perlunya pemetaan lokus sekolah yang terintegrasi dengan program kantin sekolah

yang telah mendapatkan sertifikasi/stikerisasi laik Higiene Sanitasi Pangan dan

bantuan pembangunan kantin sekolah dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Page 49: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

47

2. Pembuatan Materi Dan Tools Intervensi Keamanan PJAS

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pembuatan materi dan tools intervensi

keamanan PJAS untuk mendukung tercapainya indikator program pembinaan

implementasi keamanan PJAS di provinsi adalah sebagai berikut:

a. Survei Online

Telah dikembangkan seperangkat kuesioner monitoring dan evaluasi program yang

dikembangkan secara online untuk memonitong dan mengevaluasi program ini.

Kuesioner diisi oleh lintas sektor terkait, sekolah, dan Balai/Balai Besar POM yang

terlibat.

b. Subsite Monitoring dan Evaluasi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

Agar pengumpulan data yang dilakukan oleh Balai/Balai Besar POM dapat dilakukan

dengan mudah, cepat, dan real time, maka dikembangkan subsite monitoring dan

evaluasi keamanan PJAS.

Gambar 4. Subsite Monitoring dan Evaluasi Keamanan PJAS

c. Campaign Keamanan Pangan di media sosial

Campaign keamanan pangan menggunakan akun media sosial @klubpompi, yaitu

di youtube (video), Instagram (infografis,video), Facebook (infografis,video), dan

Twitter (infografis,video). Selama tahun 2018 telah di-posting 250 informasi

keamanan pangan dengan 12.755 kali pesan yang disampaikan telah dilihat oleh

user di Facebook, 19.890 kali video dilihat di youtube.

d. Branding Keamanan Pangan di Commuterline

Pesan keamanan pangan yang dipasang di commuterline, yaitu Cek KLIK, larangan

penggunaan kertas koran, cek kemasan, aplikasi cek BPOM, dan media sosial

keamanan pangan klubpompi.

e. Produk Informasi Keamanan Pangan

Produk Informasi Keamanan Pangan yang dibuat, yaitu berupa permainan

keamanan pangan interaktif (game android), leaflet 5 kunci keamanan pangan, dan

film pendek keamanan pangan.

Page 50: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

48

3. Evaluasi Kinerja Kedeputian III Pada Direktorat PMPU

Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, BPOM melaksanakan reformasi

birokrasi (RB) sesuai PP Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010-2025.

Upaya atau proses RB yang dilakukan BPOM merupakan pengungkit dalam pencapaian

sasaran sebagai hasil yang diharapkan dari pelaksanaan RB. Satu upaya yang

dilakukan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha adalah penataan

dan penguatan baik dari segi struktur organisasi, kompetensi dan kuantitas dan kualitas

SDM, sarana dan prasarana, maupun koordinasi dengan lintas sektor agar pelaksanaan

tugas dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan dapat dilakukan secara lebih optimal.

Sumber daya meliputi 5 M (man, material, money, method, and machine) merupakan

modal penggerak organisasi. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah dan

kualitasnya, menuntut kemampuan BPOM untuk mengelola sumber daya tersebut

seoptimal mungkin dan secara akuntabel agar dapat mendukung terwujudnya sasaran

program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya

yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen

organisasi.

Untuk melaksanakan tugas BPOM, diperlukan penguatan kelembagaan/organisasi.

Penataan dan penguatan organisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas organisasi secara proporsional menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai

dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi BPOM. Penataan tata laksana

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem dan prosedur kerja. Selain

itu, untuk mendukung Sasaran Strategis, perlu dilakukan penguatan kapasitas SDM

dalam pengawasan Obat dan Makanan.

Dalam hal ini pengelolaan SDM harus sejalan dengan mandat transformasi UU ASN

yang dimulai dari (i) penyusunan dan penetapan kebutuhan, (ii) pengadaan, (iii) pola

karir, pangkat, dan jabatan, (iv) pengembangan karir, penilaian kinerja, disiplin, (v)

promosi-mutasi, (vi) penghargaan, penggajian, dan tunjangan, (vii) perlindungan

jaminan pensiun dan jaminan hari tua, sampai dengan (viii) pemberhentian.

Salah satu upaya Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha untuk

mendukung percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Badan POM, khususnya di

Kedeputian III Bidang Pengawasan Pangan Olahan adalah dengan melakukan evaluasi

kinerja Kedeputian III. Tujuan kegitan ini adalh untuk mengevaluasi kinerja unit-unit kerja

di Kedeputian II. Selain itu tujuan kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membangun

teamwork yang baik di Kedeputian III. Acara ini dilaksanakan di Desa Wonosari,

Gunung Kidul, pada tanggal 18-20 Juli 2018.

Page 51: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

49

4. Monitoring Dan Evaluasi Program

Pusat (Badan POM c.q Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha)

sebagai steering committee, memandu, memantau, memonitor, dan mengevaluasi

rangkaian pelaksanaan Program Pembinaan Implementasi Keamanan PJAS di daerah.

Adapun kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) dilakukan dengan 3 metode, yaitu:

a. Monev setiap tahapan

Kegiatan untuk memantau pencapaian output setiap tahapan dengan cara Balai

Besar/Balai POM mengisi data pencapaian output setiap tahap kegiatan dengan

sesuai form yang tersedia pada masing-masing Juknis melalui

http://bit.ly/PJAS2019. Selain itu, petugas pusat juga melakukan supervisi ke 10

provinsi untuk memverifikasi progress dan kesesuaian tahapan dengan juknis-juknis

Program Pembinaan Implementasi Keamanan PJAS di provinsi.

b. Monev keseluruhan program

Setelah rangkaian kegiatan PJAS selesai dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi

keberhasilan program intervensi keamanan PJAS, dengan cara:

1) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha menyiapkan kuesioner

monev dalam bentuk link online dan hardcopy dalam bentuk MS Word.

2) Balai Besar/Balai POM mengkoordinir pengumpulan data monev di daerah dan

mengirimkan kuesioner monev kepada target responden di 5000 sekolah di 10

provinsi dengan memilih bentuk kuesioner sesuai kondisi di lapangan

3) Target responden adalah:

• Petugas Balai Besar/Balai POM Pelaksana Intervensi Keamanan PJAS 2019

• Kepala Sekolah/Guru UKS

• Lintas Sektor (Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan

Kementerian Agama

c. Workshop monev PJAS

Pada workshop monev PJAS diperoleh tersosialisasi capaian pelaksanaan tahapan

kegiatan intervensi PJAS di provinsi serta diperolehnya rekomendasi dari diskusi

yang melibatkan lintas sektor tentang pelaksanaan program PJAS termasuk

terwujudnya komitmen lintas sektor dalam menjaga keberlangsungan pelaksanaan

Program PJAS di daerah.

Workshop monev di setiap provinsi yang menjadi target (10 provinsi) umumnya

dilakukan di ibu kota provinsi yang dihadiri kurang lebih 40 orang yang mewakili

sekolah penerima PBKPKS (Piagam Bintang Keamanan Pangan Sekolah), Dinas

Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi,

Dinas Pendidikan Kab/Kota, Kanwil Agama, Dinas Pertanian, dan Pemkot.

Page 52: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

50

Beberapa provinsi bahkan dihadiri oleh Walikota/Bupati sebagai salah satu bentuk

perhatian pemerintah daerah dalam mewujudkan PJAS yang aman, bermutu dan

bergizi.

Acara terlebih dahulu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian

sambutan dari Kepala BB/BPOM dan sambutan serta pembukaan secara resmi oleh

pejabat Pemkot/Pemkab. Selanjutnya acara workshop monev pjas diisi dengan

presentasi dari narasumber pusat yang memaparkan tentang capaian program

intervensi PJAS secara nasional, hasil olah survei online terhadap BB/BPOM, Guru,

Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kanwil

Kementerian Agama dari wilayah target sekolah di 10 Provinsi. Kemudian

dilanjutkan dengan hasil survei online terhadap siswa di 10 provinsi yang menjadi

target dimana setiap provinsi diambil 40 siswa SD/MI, 40 siswa SLTP/MTs, dan 40

siswa SLTA/MA. Presentasi dilanjutkan dengan presentasi dari Kepala BB/BPOM

tentang hasil capaian setiap tahapan pelaksanaan intervensi PJAS di masing-

masing provinsi. Setelah acara presentasi dilanjutkan dengan diskusi untuk

mengklarifikasi, menyamakan persepsi, memperoleh kejelasan dan bagaimana

untuk menjaga keberlangsungan program PJAS di daerah secara mandiri.

Secara nasional, target yang ditetapkan dalam setiap tahapan pelaksanaan

intervensi PJAS mulai dari bimtek keamanan pangan, pelatihan piagam bintang

keamanan pangan, audit, operasionalisasi mobil laboratorium keliling, pemberian

paket edukasi, penerbitan piagam bintang keamanan pangan kantin sekolah secara

nasional memeuhi target yang telah ditetapkan pada awal tahun di setiap provinsi.

Namun demikian masih dijumpai kendala-kendala dalam mencapai target tersebut,

diantaranya adanya undangan Bimtek Keamanan Pangan yang tidak hadir sehingga

tidak tercapai sesuai target secara nasional, dimana target yang diharapkan 5000

sekolah, ternyata realisasinya hanya mencapai 4850 sekolah, artinya presentasi

capaiannya hanya 97%.

Hal ini karena strategi yang dilakukan kurang sesuai, dimana jumlah undangan sama

dengan jumlah target, sehingga jika ada undangan yang berhalangan hadir, maka

target tidak tercapai. Sementara itu, di provinsi lain menggunkan strategi yang lebih

sesuai, dimana jumlah undanga dilebihkan untuk mengantisipasi jika ada undanaga

yang tidak hadir, dan strategi berhasil mencapai target.

Pelatihan Piagam Bintang Keamanan Pangan secara nasional melampaui target

dari target 197 sekolah dihadiri 256 sekolah, artinya presentasi capaian Pelatihan

piagam bintang keamanan pangan mencapai 130%. Audit sarana kantin dalam

Page 53: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

51

rangka penerbitan Piagam Bintang Keamanan Pangan juga realisasinya melampaui

target yaitu dari 197 sekolah yang ditargetkan, realisasinya mencapai 249 sekolah

(126%).

Operasionalisasi mobil laboratorium keliling ke sekolah juga melampaui target. Dari

197 sekolah yang ditargetkan, terealisasi 251 sekolah (persentasi capaian 127%).

Pemberian paket edukasi sebagai bentuk intervensi, juga realisasinya melampaui

target. Dari 5000 sekolah yang ditargetkan untuk mendapatkan paket edukasi,

terealisasi 5066 sekolah, artinya capainnya mencapai 101%. Realisasi penerbitan

piagam bintang keamanan pangan kantin sekolah juga melampaui target, dari 139

sekolah yang ditargetkan untuk mendapatkan piagam bintang keamanan pangan

kantin sekolah, terealisasi 171 sekolah ysang menerima piagam bintang keamanan

pangan kantin sekolah.

Pada sesi diskusi dalam Workshop Monev PJAS di 10 Provinsi, terdapat beberapa

hal yang menjadi perhatian bersama antara Badan POM, BB/BPOM, K/L/PD

diantaranya yaitu:

1) Perlunya meningkatkatkan kemitraan antara lintas sektor terkait dalam

Pengawasan PJAS, antara lain Badan POM, Kemenkes, Kemendikbud, Kanwil

Kemenag, Kementerian Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan,

Kemenkominfo, Kementan, Kemendag, dan KKP di tingkat pusat dan di tingkat

daerah.

2) Kemitraan yang kuat diharapkan dapat mensinergisme kan program-program

sejenis yang dimiliki oleh K/L seperti PJAS/PBKPKS, sekolah ramah anak,

sekolah adiwiyata, sekolah sehat, progras, gemar ikan dan lain-lain.

3) Sinergisme antara K/L yang memiliki program-program sejenis tersebut

diharapkan memunculkan Program Baru yang terpadu dan multi sektor dan

dapat dijaga keberlangsungannya.

4) Perlunya peran dan komitmen Pemda/Pemkot untuk terlibat dalam program

PJAS atau yang sejenisnya dengan memasukkan program PJAS dalam

RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) yang dibiayai

oleh APBD.

Page 54: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

52

Gambar 5. Strategi Intervensi Keamanan PJAS

Tabel 17. Persentasi Capaian Masing-Masing Tahapan Kegiatan Intervensi PJAS di 10

Provinsi Tahun 2018

NO TAHAPAN KEGIATAN TARGET REALISASI % CAPAIAN

1 Bimbingan Teknis Keamanan Pangan 5000 4850 97

2 Pelatihan Piagam Bintang Keamanan

Pangan Kantin

197 256 130

3 Audit 1 dalam rangka Penghargaan Piagam

Bintang

197 249 126

4 Audit 2 dalam rangka Penghargaan Piagam

Bintang

197 249 126

5 Operasionalisasi Mobil Laboratorium

Keliling

197 251 127

6 Pemberian Paket Edukasi 5000 5066 101

7 Penerbitan Piagam Bintang Keamanan

Pangan Kantin sekolah

139 171 123

8 Workshop Monev 10 10 100

Sedangkan persentasi capaian penerbitan penghargaan piagam bintang keamanan

pangan kantin sekolah dalam rangka prioritas nasional program intervensi

keamanan PJAS tahun 2018 per provinsi dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Page 55: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

53

Tabel 18. Persentasi capaian penerbitan Penghargaan Piagam Bintang Keamanan

Pangan Kantin Sekolah Per Provinsi Tahun 2018

No Provinsi Pelaksana Target Capaian Persentase (%)

1 Jawa Barat BBPOM di Bandung 25 29 116

2 Jawa Tengah BBPOM di Semarang 22 25 114

3 DIY BBPOM di Yogyakarta 7 9 129

4 Jawa Timur BBPOM di Surabaya 25 32 128

5 NAD BBPOM di Aceh 11 11 100

6 Sumatera Utara BBPOM di Medan 16 21 131

7 Sulawesi

Tenggara

BBPOM di Kendari 8 15 188

8 Banten Balai Besar POM di

Serang

13 13 100

9 Gorontalo Balai POM di

Gorontalo

6 9 150

10 Papua Barat BBPOM di Manokwari 6 7 117

TOTAL 139 171 123

Secara keseluruhan program intervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

telah melampaui target yang direncanakan. Adapun kendala yang dihadapi selama

pelaksanaan program antara lain keterbatasan anggaran, keterbatasan SDM,

keterbatasan sarana dan prasarana kantin, belum ada penganggaran khusus untuk

program PJAS, serta komitmen Pemda dan sekolah belum optimal. Untuk itu perlu

disusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang bertujuan merevitalisasi program PJAS

dengan mengacu pada strategi utama yaitu strategi ekstensifikasi PJAS dan strategi

branding keamanan PJAS.

Strategi ekstensifikasi meliputi kemitraan, pendampingan, dan pemberdayaan.

Sedangkan strategi branding meliputi awaking yaitu mengangkat isu keamanan

PJAS melalui tulisan popular, semi popular atau ilmiah yang disebarluaskan di media

massa maupun jurnal ilmiah; inspire yaitu memberikan solusi kepada masyarakat

tentang keamanan PJAS dan melibatkan tokoh masyarakat/public figure; kemudian

provoke yaitu menjelaskan tentang PJAS dan mengajak masyarakat Indonesia

untuk bersama-sama mendukung PJAS; dan terakhir engage yaitu merupakan

puncak pelaksanaan kegiatan PJAS untuk mendapat dukungan dan atensi

sebanyak mungkin masyarakat dengan melibatkan broadcasting secara luas baik

melalui media TV, media cetak maupun media online/media sosial.

Page 56: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

54

Strategi dan implementasi program yang tepat diperlukan untuk mewujudkan PJAS

yang aman, bermutu dan bergizi, mengingat sekolah di Indonesia jumlahnya sangat

banyak yang tersebar di kota hingga pelosok perdesaan. Kondisi kantin dan pangan

yang dijual sangat beragam yang menyebabkan beragamnya jenis dan tingkat risiko

keamanan pangannya. Selain itu, jumlah pengawas pangan yang terbatas juga

menjadi faktor pembatas dalam mewujudkan PJAS yang aman, bermutu dan bergizi.

Strategi ekstensifikasi program intervensi keamanan pangan tersebut dimaksudkan

untuk menyinergiskan program-program Kementerian/Lembaga atau sektor terkait

lainnya yang sejenis dengan program PJAS sehingga tercipta kemitraan antar lintas

sektor yang terkait. Program sejenis yang dimaksud misalnya program kantin sehat

di Kemenkes, program sekolah ramah anak di Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, program madrasah sehat di kantor wilayah

Kementerian Agama, program pemberian sarapan bagi anak sekolah untuk

memperbaiki gizi anak sekolah SD (PROGAS) di Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, program sekolah adiwiyata dari Kementerian Kehutanan dan

Lingkungan Hidup dan lain-lain. Setelah sinergisme program PJAS dengan program

sejenis lainnya terwujud, maka tahapan berikutnya adalah melakukan

pendampingan kepada komunitas sekolah dalam mengelola kantin sekolah

sehingga dapat menyediakan pangan jajanan yang aman.

Pendampingan kepada komunitas sekolah (kepala sekolah, guru UKS, orang tua

siswa, siswa, pedagang PJAS, dan pengelola kantin) dilakukan bersama-sama

antara Balai Besar/Balai POM dengan instansi terkait lainnya seperti Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Tujuan akhir dari program intervensi PJAS dengan

pendekatan ekstensifikasi program adalah terwujudnya kemadirian/berdayanya

komunitas sekolah dalam mengawasi pangan jajanan anak sekolah. Kemandirian

ini terlihat dari ada atau tidaknya Tim Keamanan Pangan Sekolah, atau Program

Keamanan Pangan Sekolah yang terintegrasi dalam program UKS, atau tersedianya

sarana prasarana kantin yang memenuhi syarat keamanan pangan, dimuatnya

materi keamanan pangan dalam muatan atau tersedianya anggaran untuk

keamanan PJAS dari Pemda atau sumber lainnya.

Program pembinaan implementasi keamanan PJAS juga didesain untuk

menumbuhkan partnership dalam pengembangan program keamanan PJAS dan

replikasi model kantin sehat secara berkelanjutan. Program yang dilaksanakan di

Pusat (BPOM c.q. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha) adalah:

Page 57: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

55

ToT Fasilitator Keamanan Pangan Sekolah

Evaluasi kinerja Kedeputian III pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha

Pembuatan materi dan tools intervensi

Monitoring dan evaluasi (Monev)

Kegiatan yang dilakukan di daerah (Balai Besar/Balai POM) yaitu advokasi lintas

sektor, pelatihan Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS),

operasionalisasi mobil keliling, audit PBKPKS, pemberian paket edukasi, dan

pemberian PBKPKS. Program ini dilaksanakan secara koordinatif yang melibatkan

lintas sektor terkait. Strategi dan tahapan kegiatan yang dirancang ini memerlukan

komitmen dan dukungan semua lintas sektor terkait.

F. UMKM PANGAN YANG DIINTERVENSI UNTUK MEMAHAMI KEAMANAN PANGAN

Bimbingan Teknis Umkm Pangan

Keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia mempunyai peranan

strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan

kesempatan berusaha yang lebih besar mengingat jumlahnya yang sangat besar. UMKM

juga dipandang sebagai jaring pengaman sosial dan memberdayakan serta

mengembangkan potensi ekonomi rakyat.

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Mikro, jumlah usaha Mikro

yang ada sebanyak 55.856.756 dari jumlah total industri 55.888.700 (99,94%).

Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha,

dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk menumbuhkan iklim yang kondusif untuk

pengembangan usaha bagi UMKM sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri. Hal ini untuk mendukung agenda Nawa Cita ke-6 dalam

meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

Dalam rangka mendukung pemberdayaan UMKM, dapat mengadopsi strategi TOT berbasis

masyarakat, yang mana dengan memberdayakan Pendamping Desa untuk memperluas

cakupan UMKM yang diintervensi. Oleh karena itu, salah satu cara yang dilakukan oleh

Badan POM untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan serta arah yang sama

untuk mencapai tujuan UMKM terintervensi pengetahuan keamanan pangan yang sama,

maka perlu dilaksanakan peningkatan kapasitas Fasilitator Keamanan Pangan dalam bidang

pangan melalui peningkatan kapasitas manajemen mitra kerja dan Training of Trainer (ToT)

Fasilitator Keamanan Pangan.

Page 58: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

56

Kegiatan usaha pangan (UMKM) yang diintervensi keamanan pangan merupakan kegiatan

prioritas nasional. UMKM yang diintervensi keamanan pangan selanjutnya diharapkan dapat

menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) baik untuk pangan siap saji

maupun pangan industri rumah tangga sehingga produk yang dihasilkan oleh UMKM aman

dan memenuhi persyaratan. Program intervensi keamanan pangan untuk UMKM pangan ini

dilaksanakan untuk periode tahun 2017 hingga 2019.

Kegiatan intervensi keamanan pangan bagi pelaku usaha pangan dilaksanakan dengan

cara:

1. Bimbingan teknis kepada pelaku usaha pangan. Penyelenggaraan bimtek dilaksanakan

di 11 (sebelas) kota yaitu Serang, Palembang, Banda Aceh Padang, Medan, Semarang,

Bandung, Bogor, Yogyakarta dan Surabaya dan Jakarta, dengan jumlah total peserta

sebanyak 9.543 pelaku usaha pangan. Kegiatan ini melibatkan BB/BPOM setempat.

Selanjutnya untuk 4 pelaku usaha pangan peserta bimbingan teknis di Jakarta akan

mendapatkan pendampingan yang lebih intensif dalam memahami dan menerapkan

persyaratan CPPOB secara konsisten.

2. Kegiatan Training of Trainer bagi Fasilitator Keamanan Pangan, kegiatan ini mencetak

202 orang tenaga Fasilitator Keamanan Pangan tingkat nasional yang berasal dari

organisasi masyarakat. Selanjutnya Fasilitator Keamanan Pangan tingkat Nasional

(FasNas) melakukan diseminasi internal di masing-masing wilayahnya sehingga dicetak

Fasilitator Keamanan Pangan tingkat Daerah (FasDa). Baik FasNas dan FasDa

bertanggung jawab melaksanakan edukasi keamanan pangan bagi pelaku Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayahnya masing-masing.

3. Workshop FGD dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta 9 (sembilan) Politeknik Kesehatan (Poltekkes)-

Kementerian Kesehatan Bandung, Jakarta III, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,

Malang, Serang, Medan dan Padang. Workshop ini dilakukan sebagai bentuk koordinasi

dalam pelaksanaan sosialisasi keamanan pangan yang akan dilaksanakan oleh alumni

dan atau mahasiswa Poltekkes yang akan bertugas sebagai tenaga Fasilitator

Keamanan Pangan di desa target. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari

permasalahan tidak tercapainya target jumlah UMKM yang diintervensi pada tahun 2017

dan konsolidasi serta koordinasi dengan pihak Poltekkes.

4. Sosialisasi Keamanan Pangan kepada pelaku usaha pangan dilaksanakan oleh

Fasilitator Keamanan Pangan yang berasal dari organisasi masyarakat dan mahasiswa

dan atau alumni Poltekkes. Fasilitator keamanan pangan yang berasal dari organisasi

masyarakat mengintervensi sebanyak 7.015 pelaku usaha pangan, sedangkan fasilitator

Page 59: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

57

keamanan pangan yang berasal dari Poltekkes mengintervensi sebanyak 10.580 pelaku

usaha pangan.

Realisasi indikator kinerja kedelapan Persentase (Usaha Mikro Kecil dan Menengah/UMKM)

yang meningkat pemahamannya tentang keamanan pangan yaitu pada tahun 2018 sebesar

68,8% bila dibandingkan dengan target 2018 sebesar 70% maka capaian adalah sebesar

98,40% dengan kategori cukup. Realisasi tahun 2018 bila dibandingkan dengan realisasi

tahun 2017 adalah sebesar 102,38%. Indikator kinerja pada tahun 2017 berupa jumlah

UMKM yang diintervensi kemudian dikonversi menjadi persentase. Realisasi tahun 2018

dibandingkan dengan indikator kinerja pada Renstra tahun 2019 adalah 86%, sehingga

masih terdapat gap dengan Renstra tahun 2019 untuk indikator tersebut sebesar 14%.

Diperlukan upaya dalam meningkatkan pemahaman keamanan pangan pelaku usaha.

Capaian tahun 2018 sebesar 98,40%, hal ini disebabkan sebagian peserta yang belum

mencapai kompetensi yang diharapkan karena latar belakang pendidikan pelaku usaha

pangan yang beragam. Rencana tindak lanjut untuk dapat meminimalkan potensi masalah

tersebut diperlukan model intervensi dengan materi yang lebih disesuaikan dengan tingkat

pendidikan peserta sehingga materi keamanan pangan yang dapat mudah dipahami oleh

pelaku usaha pangan.

Realisasi tahun 2018 terhadap sasaran Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku

Usaha yaitu persentase UMKM Pangan yang diintervensi keamanan pangan sebesar

24,42% bila dibandingkan dengan target 2018 sebesar 20% maka capaian adalah sebesar

122%. Hal ini disebabkan karena antusiasme dari pelaku usaha pangan untuk mengikuti

kegiatan bimbingan teknis dan sosialisasi keamanan pangan. Selain itu, komitmen dari

organisasi masyarakat, poltekkes serta stakeholder lainnya untuk mendukung kegiatan

bimbingan teknis dan sosialisasi keamanan pangan. Workshop FGD dengan Kementerian

Dalam Negeri, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta

9 (sembilan) Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan turut memberi andil

dalam penguatan komitmen serta koordinasi dalam pelaksanaan sosialisasi keamanan

pangan. Pertemuan koordinasi dengan para pemimpin organisasi masyarakat serta

pelaksanaan ToT bagi Fasilitator Keamanan Pangan memperkuat komitmen dan dukungan

dari organisasi masyarakat terhadap pelaksanaan bimbingan teknis keamanan pangan dan

sosialisasi keamanan pangan.

Pada tahun 2019 target persentase UMKM Pangan yang diintervensi keamanan pangan

sebesar 2%, yang merupakan peningkatan 2% dari jumlah UMKM Pangan yang diintervensi

keamanan pangan pada tahun 2018. Persentase ini dibuat relatif stabil terhadap intervensi

UMKM pangan tahun 2018 adalah berorientasi pada pengawalan UMKM yang sudah

Page 60: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

58

diintervensi serta penambahan UMKM pada kegiatan pendampingan yang sifatnya intensif

sehingga penambahan jumlah UMKM tidak besar.

G. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PASAR AMAN DI DESTINASI WISATA

Kegiatan desa pangan aman di daerah destinasi wisata merupakan kegiatan prioritas

nasional yang diinisiasi oleh Badan POM dan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata.

Desa wisata yang dipilih sebagai lokus merupakan 10 destinasi prioritas Kementerian

Pariwisata.

Kegiatan desa pangan aman di daerah destinasi wisata merupakan kegiatan yang

mendukung kegiatan desa pangan aman untuk meningkatkan keamanan pangan

masyarakat desa khususnya di desa daerah destinasi wisata. Kegiatan ini merupakan

kegiatan pendukung desa pangan aman, dengan kata lain indikator kegiatan ini mendukung

IKU desa pangan aman. Kegiatan desa pangan aman di daerah destinasi wisata dilakukan

dalam bentuk bimbingan teknis dengan target para Pedagang Kreatif Lapangan (PKL),

UMKM Pangan dan stakeholder terkait. Target kegiatan ini akan dilaksanakan ke 10

(sepuluh) desa destinasi wisata yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di

Pangkal Pinang, Kepulauan Seribu di Jakarta, Tanjung Lesung di Serang, Borobudur di Jawa

Tengah, Bromo Tengger di Jawa Timur, Mandalika di Mataram, Wakatobi di Kendari, Labuan

Bajo di Kupang dan Pulau Morotai di Maluku.

Kegiatan ini baru dimulai pada tahun 2017. Capaian kegiatan desa pangan aman di daerah

destinasi wisata tahun 2018 mencapai 100%, karena telah dilaksanakan kegiatan bimbingan

teknis di 10 (sepuluh) desa daerah destinasi wisata sesuai target dan telah melakukan

bimbingan teknis kepada dengan cakupan 790 peserta yang berasal dari UMKM pangan dan

stakeholder terkait (Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Perangkat

Desa).

Tahapan kegiatan bimtek usaha pangan desa terkait daerah wisata adalah sebagai berikut:

1. Bimtek Usaha Pangan Desa terkait Daerah Wisata

Bimbingan teknis dilakukan dengan cara penyuluhan keamanan pangan yang dilakukan

oleh narasumber BB/BPOM dan Pusat kepada komunitas pengusaha pangan yang

terdiri dari pelaku usaha pangan siap saji, industri rumah tangga dan stakeholder terkait.

Acara bimtek berlangsung selama 1 (satu) hari dan dihadiri oleh peserta yang berjumlah

80 (delapan puluh) orang di setiap lokus. Kepada para peserta dilakukan pengukuran

pengetahuan dalam bentuk tes di awal dan di akhir acara untuk mengetahui sejauh

Page 61: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

59

mana pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan dalam bimbingan teknis

yang telah dilakukan.

2. Pengawalan Usaha Pangan Desa terkait Daerah Wisata

Pengawalan dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke tempat usaha pangan di

daerah wisata yang diintervensi pada tahun sebelumnya. Kunjungan dilakukan oleh 2

(dua) orang Petugas BB/BPOM dan 2 (dua) orang Dinas Kesehatan setempat dan

melakukan kunjungan ke 10 UMKM. Kunjungan dilakukan sebanyak 1 (satu) kali,

dilaksanakan setelah bimtek usaha pangan di desa yang baru di daerah destinasi wisata

yang sama.

SOTK Lama

Kegiatan bimtek usaha pangan desa terkait daerah wisata di laksanakan di 5 (lima) titik yaitu

Desa Citeureup (Tanjung Lesung di Serang), Desa Kenalan (Borobudur di Jawa Tengah),

Desa Bon Jeruk (Mandalika di Mataram), Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu di Jakarta), dan

Desa Senduro (Bromo Tengger di Jawa Timur). Kegiatan ini cukup berhasil dengan nilai

capaian 100% yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 19. Capaian Kegiatan di SOTK lama

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI

%

CAPAIAN KRITERIA

Sasaran

Kegiatan 3:

Desa

Wisata

Jumlah Desa

Pangan Aman di

Daerah Destinasi

Wisata

5 Desa Desa 100 % “BAIK”

SOTK Baru

Kegiatan bimtek usaha pangan desa terkait daerah wisata dilaksanakan di 5 (lima) titik yaitu

Desa Morotai Timur (Morotai di Maluku), Desa Sibaganding (Danau toba di Sumatera Utara),

Kampung Ujung (Labuan Bajo di Kupang), Desa Lenggang Gantung (Tanjung Kelayang di

Pangkal Pinang), dan Kelurahan Wanci (Wakatobi di Kendari). Kegiatan ini cukup berhasil

dengan nilai capaian 100% yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 20. Capaian Kegiatan di SOTK baru

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI

%

CAPAIAN KRITERIA

Sasaran

Kegiatan 3:

Desa Wisata

Jumlah Desa

Pangan Aman di

Daerah Destinasi

Wisata

5 Desa Desa 100 % “BAIK”

Page 62: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

60

Realisasi indikator tahun 2018 terhadap sasaran Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pelaku Usaha yaitu persentase desa di destinasi wisata prioritas yang menerapkan konsep

desa pangan aman adalah 100% bila dibandingkan dengan target 2018 sebesar 80% maka

capaian adalah 125% dengan kategori baik. Sedangkan untuk realisasi 2017 adalah 100%,

bila dibandingan realisasi indikator 2018 terhadap realisasi 2017 adalah 100%. Peningkatan

capaian di tahun 2018 disebabkan oleh penerimaan Pemerintah Daerah terhadap program

keamanan pangan di daerah destinasi wisata meningkat. hal ini dikarenakan destinasi wisata

merupakan program nasional yang ditetapkan Presiden, sehingga Pemerintah Daerah dari

berbagai komponen/satuan kerja memberikan perhatian dan anggaran dalam hal

memfasilitasi sarana.

Selain itu, kegiatan desa pangan aman di daerah destinasi wisata didahului dengan advokasi

BPOM kepada Pemerintah Daerah dalam bentuk kegiatan pertemuan advokasi Pemerintah

Daerah oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Usaha. Kegiatan advokasi juga

berhasil melakukan pendekatan ke Kepala Daerah sehingga Pemerintah Daerah

memberikan dukungan yang optimal pada program keamanan pangan. Dinas Kesehatan di

daerah destinasi wisata juga ikut terlibat dalam hal pengawasan pangan.

TINDAK LANJUT

Di tahun 2019, Kegiatan ini akan diserahkan pengelolaannya ke BBPOM/BPOM sehingga

diharapkan desa yang telah diintervensi akan lebih efektif di dalam kegiatan pengawalan

desa oleh BBPOM/BPOM dalam menjalanankan program pangan aman secara

berkelanjutan. Sementara itu Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha akan

melakukan penguatan dalam sistem monitoring dan evaluasi terhadap program desa wisata.

H. PASAR YANG DIINTERVENSI MENJADI PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

Program pasar aman dari bahan berbahaya merupakan program yang diinisiasi oleh Badan

POM sejak tahun 2013 dan melibatkan kontribusi aktif dari pemangku kepentingan lainnya.

Program ini dipilih karena berdasarkan hasil observasi, pasar merupakan simpul penting

dalam rantai peredaran bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan ke industri rumah

tangga pangan, termasuk pengolah PJAS. Oleh sebab itu pengendalian peredaran bahan

berbahaya di pasar menjadi salah satu upaya intervensi dari sisi pasokan (supply side) dalam

meningkatkan keamanan pangan.

Implementasi program ini disusun melalui rencana aksi yang melibatkan peran masyarakat,

lintas sektor dan stakeholder terkait untuk mewujudkan pasar aman dari bahan berbahaya

Page 63: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

61

melalui pemberdayaan komunitas pasar untuk melakukan pengawasan bahan berbahaya

secara mandiri. Untuk mengantisipasi keterbatasan anggaran dan SDM di pusat, maka

rangkaian kegiatan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya melibatkan pusat dan Balai

Besar/Balai POM di 31 provinsi. Rangkaian kegiatan di daerah yang dilakukan oleh Balai

dengan target pemberdayaan komunitas meliputi advokasi kepada Pemda dan Stakeholder

di daerah, penyuluhan bagi komunitas pasar, bimtek/pendampingan petugas pengawas

pasar, kampanye masyarakat dan monev hasil pengawasan. Rencana aksi yang dilakukan

oleh Balai tersebut mengacu pada juknis yang disusun oleh pusat disesuaikan dengan

kebutuhan terhadap keberhasilan program, yaitu menurunnya penyalahgunaan dan

peredaran bahan berbahaya di pasar yang diintervensi. Program ini memiliki indikator

Persentase Pasar yang memenuhi kriteria Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dengan target

di tahun 2018 sebesar 65%.

Adapun untuk mencapai target yang diharapkan, telah dilakukan beberapa kegiatan sebagai

bagian dari intervensi terhadap pasar-pasar tersebut:

- Focused Group Discussion komitmen pemda dan lintas sektor tentang pasar aman dari

bahan berbahaya.

- Bimtek keamanan pangan.

- Pelatihan fasilitator pasar aman dari bahan berbahaya di daerah.

- Monitoring dan evaluasi implementasi pasar aman dari bahan berbahaya.

- Pengadaan peralatan pendukung untuk pasar pilot dalam rangka pasar aman dari bahan

berbahaya.

- Penyusunan dan review pedoman dan modul.

- Sosialisasi Sistem Informasi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya (SIPAMAN)

- Penyusunan dan penyebaran media informasi tentang bahan berbahaya dan kemasan

pangan.

- Asistensi dan sosialisasi pasar aman dari bahan berbahaya kepada pemerintah daerah

dalam Germas Sapa.

- Perencanaan dan evaluasi program gerakan masyarakat hidup sehat sadar pangan

aman.

Sampai akhir tahun 2018, beberapa output telah dihasilkan oleh program Pasar Aman dari

Bahan Berbahaya, diantaranya: dari hasil Focused Group Discussion Komitmen Pemda dan

lintas sektor tentang pasar aman dari bahan berbahaya, sebanyak 81% pasar memenuhi

kriteria Pasar Aman dari Bahan Berbahaya sehingga mendapatkan capaian sebesar

124,6%. Keberhasilan ini disebabkan oleh:

Page 64: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

62

1. Adanya dukungan dari pemerintah daerah terhadap program pasar aman dari bahan

berbahaya, dukungan tersebut berupa alokasi anggaran untuk mendukung program

pasar;

2. Pemerintah Daerah telah melakukan sosialisasi mengenai keamanan pangan di pasar

pasar target;

3. Pemerintah Daerah telah melakukan tindak lanjut atas temuan pangan yang tidak

memenuhi syarat di pasar pasar target;

4. Adanya replikasi pasar aman dari bahan berbahaya yang dilaksanakan oleh beberapa

Pemda dan berdampak pada penguatan manajemen pasar.

Pelatihan fasilitator pasar aman dari bahan berbahaya pada tahun 2018, BPOM telah

melakukan kerjasama dengan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo). Dari target

sebanyak 300 peserta, diperoleh 263 peserta yang mengikuti pelatihan tersebut. Tidak

tercapainya jumlah peserta diakibatkan karena belum tersedianya anggaran beberapa

Pemerintah Daerah untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini dapat menjadi evaluasi untuk

membuat strategi baru dalam penyelenggaraan di tahun 2019. Sampai dengan tahun 2018,

sebanyak 618 Fasilitator yang berasal dari OPD terkait dan unit pusat telah dilatih melalui

Pelatihan Fasilitator Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Fasilitator ini diharapkan menjadi

motor penggerak keberlangsungan program di daerah, khususnya dalam mendorong Pemda

untuk mereplikasi pasar yang diintervensi menjadi pasar aman dari bahan berbahaya.

Hasil pengawasan terhadap pangan dan bahan berbahaya yang beredar di pasar, yang

dilakukan oleh petugas pasar dan disupervisi oleh petugas dari Balai Besar/ Balai POM

menunjukkan adanya tren penurunan dari tahun 2013-2018.

Grafik 4. Hasil Pengawasan Pangan dan Bahan Berbahaya di Pasar tahun 2013-2018

Page 65: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

63

Dari 170 pasar yang diintervensi, telah dilakukan penilaian terhadap pasar yang akan

mendapatkan award pasar aman dari bahan berbahaya. Indikator penilaian award tersebut

adalah adanya dukungan dari pemerintah daerah, kondisi pasar, hasil uji dan sampling

pangan serta kemandirian pasar dalam Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Ketiga

pasar tersebut adalah Pasar Sambelegi Kab. Sleman, Pasar Minulyo Kab. Pacitan, Pasar

Kahayan Kota Palangkaraya. Keberhasilan ke 3 pasar tersebut tentunya dapat menjadi

percontohan bagi pasar yang lain dan motivasi kepada Pemerintah Daerah untuk secara

mandiri mewujudkan Pasar Aman dari Berbahaya.

Terkait dengan output yang sudah dicapai sampai dengan tahun 2018, diperlukan rencana

aksi untuk menindaklanjuti dan mendorong keberhasilan implementasi Program Pasar Aman

dari Bahan Berbahaya, diantaranya:

1. Perlunya pendampingan dan pembinaan bagi pasar-pasar hasil replikasi daerah baik

oleh petugas pengawas di pasar, fasilitator, maupun petugas Balai Besar/ Balai POM.

Penyediaan peralatan pendukung untuk pengawasan oleh Pemda sebaiknya diikuti

dengan monitoring secara rutin.

2. Pemberdayaan tim pengawas terpadu bahan berbahaya untuk menindaklanjuti hasil

temuan di pasar percontohan khususnya di daerah-daerah dengan rata-rata temuan

pangan TMS di pasar percontohan diatas rata-rata nasional. Diharapkan Tim Pengawas

Terpadu di daerah dapat menyusun suatu SOP untuk tindak lanjut hasil pengawasan

bahan berbahaya di pasar.

3. Pengembangan metode intervensi baru terhadap wilayah yang rata-rata temuan pangan

TMS di pasar percontohan masih diatas rata-rata nasional.

4. Pemberdayaan fasilitator program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya diperlukan

sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang telah dilaksanakan sehingga tahun 2020

Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya di daerah telah siap dialih kelola oleh

Pemda.

5. Penguatan terus menerus Jejaring Keamanan Pangan Daerah untuk lebih mendukung

program keamanan pangan termasuk Pasar Aman Dari Bahan Berbahaya

Page 66: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

64

CAPAIAN KUMULATIF HINGGA TAHUN 2018

Sebanyak 19 pasar di destinasi pariwisata prioritas juga telah diintervensi Badan POM pada

tahun 2018. Hasil Intervensi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21. Hasil intervensi pasar aman di destinasi wisata tahun 2018

No Provinsi Destinasi Pariwisata Nama Pasar

1. Sumatera Utara Danau Toba Pasar Balige

Pasar Tiga Raja

2. Kepulauan Bangka

Belitung

Tanjung Kelayang Pasar Berehun

Pasar Gantung

3. Banten Tanjung Lesung Pasar Panimbang

Pasar Citeureup

4. DKI Jakarta Kepulauan Seribu Pasar Pulau Untung Jawa

Pasar Pulau Pramuka

5. Jawa Tengah Borobudur Pasar Borobudur

Pasar Salaman

6. Jawa Timur Bromo-Tengger-

Semeru

Pasar Sukapura

Pasar Senduro

7. NTB KEK Mandalika Pasar Sengkol

Pasar Jelojok

8. NTT Labuan Bajo Pasar Kampung Ujung

Pasar Batu Cermin

9. Sulawesi Tenggara Wakatobi Pasar Mandati

Pasar Usuka

10. Maluku Utara Morotai Pasar Baru Gotalamo

Page 67: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

65

I. SOSIALISASI KEAMANAN PANGAN

Pada tahun 2018, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka sosialisasi keamanan pangan

adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi Keamanan Pangan kepada Individu

Kegiatan ini masuk dalam anggaran tahun berjalan (TA 2018) namun masih termasuk

output Struktur Organisasi Lama (Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan

Pangan).

Pelaksanaan Sosialisasi Keamanan Pangan Kepada Individu dilaksanakan sebanyak

11 (sebelas) kali dengan total peserta sebanyak 2703 (dua ribu tujuh ratus tiga) orang

yang berasal dari organisasi kemasyarakatan seperti Konggres Wanita Indonesia

(Kowani), Aisyiyah, Persaudaraan Muslimah (Salimah), Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), Praja Muda Karana (Pramuka), Wanita Indonesia (organisasi anggota

Kowani) dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pelaksanaan kegiatan ini

dilaksanakan di Badan POM dan Aula Gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng, Jakarta

Pusat dengan hasil evaluasi pelaksanaan sebagai berikut:

Tabel 22. Hasil evaluasi pemahaman peserta pada Kegiatan Sosialisasi Keamanan Pangan

kepada Individu

NO TANGGAL

PELAKSANAAN

ORMAS Nilai rata-rata

pre tes

Nilai rata-

rata post tes

Delta

1 4 April 2018 Mahaiswa

UNJ

87.07 90.96 3.89

2 12 April 2018 Kowani 86.49 87.76 1.27

3 17 April 2018 Kowani 87.31 90.30 2.99

4 19 April 2018 Pramuka 87.31 91.22 3.91

5 4 Mei 2018 Aisyiyah 86.00 89.00 3.00

6 7 Mei 2018 Salimah 85.00 88.00 3.00

7 8 Mei 2018 Wanita Islam 83.00 88.00 5.00

8 9 Mei 2018 Salimah 85.00 88.00 3.00

9 3 Juli 2018 Aisyiyah 84.00 88.00 4.00

10 6 Juli 2018 PKK 87.00 89.00 2.00

11 13 Juli 2018 PKK 85.00 89.00 4.00

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) kegiatan ini adalah Persentase individu yang

memahami konsep keamanan pangan dengan perhitungan perbandingan jumlah

individu yang memahami konsep keamanan pangan terhadap jumlah individu yang

mendapat sosialisasi keamanan pangan. Individu yang memahami konsep keamanan

Page 68: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

66

pangan adalah masyarakat yang mendapat sosialisasi keamanan pangan dengan hasil

evaluasi (post test) sesuai dengan kriteria, yaitu nilai di atas 80.00.

Kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Keamanan Pangan Kepada

Individu antara lain:

a. Peserta merupakan anggota Organisasi masyarakat (Ormas) yang terpilih sehingga

target peserta yang memperoleh informasi keamanan pangan dapat tercapai

b. Sudah adanya Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara

Badan POM dan Organisasi Masyarakat

Berikut daftar MoU Badan POM dan Ormas dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 23. Daftar MoU Badan POM

NO MOU / PERJANJIAN

KERJASAMA

TENTANG TANGGAL DAN TAHUN

PENANDATANGAN

MOU

1 MoU antara Badan

POM - PP 'Aisyiyah

Kerja sama dalam pelaksanaan

komunikasi, informasi dan edukasi

di Bidang Obat dan Makanan

30 Oktober 2017

(3 tahun)

2 MoU antara Badan

POM - TP PKK

Pusat

Peningkatan Peran Tim Penggerak

Pemberdayaan dan Kesejahteraan

Keluarga di Bidang Keamanan

Obat dan Makanan

30 Oktober 2017

(3 tahun)

3 MoU antara Badan

POM-Kwarnas

Pemberdayaan Potensi Gerakan

Pramuka dalam Peningkatan

Keamanan Obat dan Makanan

22 Februari 2017 - 2022

(5 tahun)

4 MoU antara Salimah

dan Badan POM

Kerja Sama Dalam Pelaksanaan

Komunikasi Informasi Dan Edukasi

Keamanan Pangan

5 Maret 2016 -2019

(3 tahun)

5 MoU antara Badan

POM dan UNJ

Kerja Sama di Bidang Pendidikan,

Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat

7 Desember 2015 - 2020

(5 tahun)

6 MoU antara Badan

POM dan KOWANI

Kerja Sama dalam Pelaksanaan

Komunikasi Informasi dan Edukasi

Keamanan Pangan

21 Mei 2015 - 2018

(3 tahun)

PKS

1 PKS antara Deputi III

dengan Wakil Kepala

Bidang Perencanaan

Pengembangan dan

Kerjasama Kwartir

Nasional

Pemberdayaan Potensi Gerakan

Pramuka dalam Peningkatan

Keamanan Pangan

30 Oktober 2017 - 2020

(3 tahun)

2 PKS antara Deputi III

dan Sekretaris

Jenderal Kowani

Pelaksanaan Komunikasi Informasi

Dan Edukasi Keamanan Pangan

28 Februari 2017 - 2020

(3 tahun)

3 PKS antara Deputi III

dengan Sekretaris

Umum Persaudaraan

Muslim (SALIMAH)

Komunikasi Informasi dan Edukasi

Keamanan Pangan

28 Februari 2017 - 2021

(4 tahun)

Page 69: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

67

TINDAK LANJUT

a. Materi sosialisasi keamanan pangan terkait penyimpangan pangan, baik pangan

mentah, pangan matang ataupun pangan yang tidak habis dikonsumsi harus

ditekankan dalam bentuk perbaikan materi.

b. Untuk mepertahankan dan meningkatkan kemampuan narasumber, dilakukan

ujicoba (mock) dalam kelas yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan mitigasi resiko

terkait KIE.

c. Untuk meningkatkan jangkauan masyarakat yang terpapar keamanan pangan,

akan dilatih Kader Keamanan Pangan yang berasal dari Ormas, karena ormas

mempunyai basis massa yang besar dan terstruktur sampai level kelurahan/desa

sehingga Kader yang telah dilatih akan menyebarkan ke komunitas organisasinya

dan dilaksanakan secara berjenjang, seperti Kader Nasional akan melanjutkan

kepada Kader Provinsi, Kader Provinsi melanjutkan kepada Kader Kabupaten/Kota

dan Kader Kabupaten/Kota melanjutkan kepada Kader Kecamatan.

Gambar 5. Sosialisai Keamanan Pangan kepada Individu

2. Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan

Melalui pemberdayaan komunitas masyarakat diharapkan masyarakat yaitu ibu rumah

tangga dapat menyiapkan dan mengolah pangan sesuai dengan prinsip keamanan

pangan, anak-anak mampu memilih dan membeli pangan jajanan yang aman, bermutu

dan bergizi, penyedia pangan (ritel, PKL, IRTP dll) dapat menyediakan pangan yang

Page 70: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

68

aman untuk dikonsumsi. Selain itu, perangkat desa/kelurahan dan pemuda mampu

melakukan pengawasan pangan yang beredar di daerahnya. Sehingga risiko

masyarakat terkena penyakit dapat diturunkan dan ekonomi masyarakat dapat

ditingkatkan. Disamping itu, beban Pemerintah Daerah untuk mengatasi masalah

pangan menjadi berkurang.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan penyebaran informasi mengenai

keamanan pangan melalui kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada

masyarakat. Hal ini untuk membekali komunitas masyarakat dengan pengetahuan

mengenai keamanan pangan. Melalui kegiatan ini diharapkan komunitas tersebut dapat

mengimplementasikan keamanan pangan dilingkungannya secara mandiri.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:

a. Penyebaran informasi dan edukasi keamanan pangan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang bahaya dan risiko pangan yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan pangan

b. Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pelaku usaha dan masyarakat

untuk menerapkan peraturan/standar mutu dan keamanan pangan

c. Untuk meningkatkan peran serta berbagai pihak dalam program Keamanan Pangan

d. Untuk meningkatkan budaya pangan aman di masyarakat.

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan yaitu meningkatkan pemahaman komunitas

masyarakat dan pelaku usaha pangan terhadap keamanan pangan. Tahun 2018

kegiatan Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan diselenggarakan di

provinsi Jawa Barat, Banten, dan NTB dengan pembagian materi sebagai berikut:

a. Untuk umum, materi yang disampaikan adalah:

Pemberdayaan Masayarakat Melalui Germas SAPA

Peran Serta Masyarakat dalam Mewujudkan Keamanan Pangan

Penyebaran Informasi Obat dan Makanan

b. Untuk pramuka, materi yang disampaikan adalah:

- Pengenalan Badan Pengawas Obat dan Makanan / BBPOM di Bandung dan

Loka di Kabupaten Tasikmalaya dan Bogor

- Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman

- Buku Saku Fasilitator Keamanan Pangan Sekolah

- Pengenalan Website BPOM, subsite klupompi dan aplikasi Keamanan

Pangan/Pramuka SAPA

Adapun nama dan narasumber dan jadwal dalam rangka penyelenggaraan kegiatan

Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan sebagai berikut:

Page 71: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

69

Tabel 24. Nama dan narasumber dan jadwal dalam rangka penyelenggaraan kegiatan

Pemberdayaan Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan

Narasumber

Instansi Tanggal Lokasi Peserta

Nurmansah E.

Tanjung

Komisi IX

DPR

8 September 2018 Jawa Barat Umum

200 orang

Ir. Edi Kusnadi, MT

BBPOM di

Bandung

Sondang Widya

Estikasari, S.Si,

Apt, MKM

BPOM

Nurmansah E.

Tanjung

Komisi IX

DPR

15 September

2018

Dra. Edah

Zubaedah Saputra,

Apt

BBPOM di

Bandung

Sondang Widya

Estikasari, S.Si,

Apt, MKM

BPOM

Hj Dewi Asmara,

SH, MH

Komisi IX

DPR

10 September

2018

Ir. Rusiana, MSc BBPOM di

Bandung

Dra. Deksa

Presiana, Apt,

MKes

BPOM

Hj Dewi Asmara,

SH, MH

Komisi IX

DPR

29 September

2018

Dra. Siti Rulia, Apt BBPOM di

Bandung

Dra. Siti Elyani,Apt,MKM

BPOM

Drg Putih Sari Komisi IX

DPR

11 November

2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di

Bandung

Dra. Dewi Prawitasari, Apt, MKesra.

BPOM

Drg Putih Sari Komisi IX

DPR

12 November

2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di

Bandung

Dra. Dewi Prawitasari, Apt, MKesa. Dini nia

BPOM

Page 72: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

70

Narasumber

Instansi Tanggal Lokasi Peserta

H. Haerudin, S.Ag, MH

Komisi IX DPR

3 November 2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di Bandung

Drh. A A Nyoman MN

BPOM

H. Haerudin, S.Ag, MH

Komisi IX DPR

12 November 2018

Dra. Ami Damilah, Apt

BBPOM di Bandung

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM

Ir Ketut Sustiawan Komisi IX DPR

20 September 2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di Bandung

Dra. Deksa Presiana, Apt, MKes

BPOM

Ir Ketut Sustiawan Komisi IX DPR

29 September 2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di Bandung

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM

Ir. Ichsan Firdaus Komisi IX DPR

20 September 2018

Drs. Endang Yaya, Apt,

BBPOM di Bandung

Ema Setyawati, SSi, Apt, ME Dra. Dini Gardenia

BPOM

Ir. Ichsan Firdaus Komisi IX DPR

27 September 2018

Dra. Ami Damilah, Apt

BBPOM di Bandung

Dra. Mauizzati Purba, Apt, MKes Dra. Dini Gardenia

BPOM

Ir. Ribka Tjiptaning Komisi IX DPR

16 November 2018

Dra. Edah Zubaedah Saputra, Apt

BBPOM di Bandung

Drh. A A Nyoman MN Dra. Dini Gardenia

BPOM

Ir. Ribka Tjiptaning Komisi IX DPR

30 November 2018

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma

BBPOM di Bandung

Page 73: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

71

Narasumber

Instansi Tanggal Lokasi Peserta

Dewa, SSi., Apt., MPPM

Drh. A A Nyoman MN Dra. Dini Gardenia

BPOM

Hj Dewi Asmara, SH, MH

Komisi IX DPR

10 September

2018 Ir. Rusiana, MSc BBPOM di

Bandung

Dra. Deksa Presiana, Apt, MKes

BPOM

Hj Dewi Asmara, SH, MH

Komisi IX DPR

29 September

2018 Dra. Siti Rulia, Apt BBPOM di

Bandung

Dra. Deksa Presiana, Apt, MKes

BPOM

Dede Yusuf Macan Efendi, ST, MSi,

Komisi IX DPR

17 November

2018 I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di Bandung

Dra. Dewi Prawitasari, Apt, MKes

BPOM

Dede Yusuf Macan Efendi, ST, MSi,

Komisi IX DPR

22 Desember

2018 I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

BBPOM di Bandung

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM

Ir. Yayat Biaro, SH Komisi IX DPR

2 Oktober 2018 Serang

Dra.Sukriadi Dharma, SSi,Apt

BBPOM di Serang

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM

Ir. Yayat Biaro, SH Komisi IX DPR

4 Oktober 2018

Dra.Sukriadi Dharma, SSi,Apt

BBPOM di Serang

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM

Dra. Hj Ermalena, MHS

Komisi IX DPR

9 Desember 2018 NTB

Dra. Dewi Prawitasari, Apt, MKes

BPOM

Sugonto Pemda

Prof, Dr. Suyatno, MPd

Pramuka Depok

Pramuka

Page 74: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

72

Narasumber

Instansi Tanggal Lokasi Peserta

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM

20-21 Desember

2018

140 orang

Pramuka

120 orang

Yustina Muliani, MSi

Tri Fajarwaty, SP, MSc

Ratminah, SSi, Apt, MP

Rina Puspitasari, STP, MSc

Dra. Dini Gardenia, Apt, MP

BPOM 29 Desember

2018

Jawa Barat

Yustina Muliani, MSi

BBPOM di Bandung I Gusti Ngurah

Bagus Kusuma Dewa, SSi., Apt., MPPM

Saeful Bachri, SH,

MSi

Pramuka

Dari hasil olah kuesioner kepuasan pelanggan disimpulkan bahwa responden

menyetujui bahwa:

- Narasumber telah menyampaikan materi dengan baik

- Kegiatan mempunyai informasi yan penting bagi responden

- Informasi yang dsampaikan narasumber jelas

- Kegiatan dilaksanakan tepat waktu

- Sarana prasarana kegiatan memadai

- Sumber informasi tentang obat dan makanan banyak diperoleh dari Dinas

Kesehatan, Balai Besar POM dan media promosi lainnya

Adapun saran dari responden yaitu:

- BPOM dapat lebih memperketat pengecekan obat dan makanan berbahaya

- BPOM lebih menggencarkan edukasi tentang makanan dan obat di media sosial

- BPOM lebih menggencarkan edukasi kepada anak kecil dan usia tua

- BPOM melakukan acara sosialisasi berkelanjutan dan lebih meriah

3. Pameran Keamanan Pangan

Salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya sumber daya manusia yang

berkualitas adalah keamanan dan mutu pangan yang dikonsumsinya. Keamanan dan

mutu produk pangan yang dikonsumsi masyarakat sangat ditentukan tidak hanya oleh

tingkat pengetahuan dan kesadaran produsen pangan, pemasok pangan, pengolah,

dan penjaja pangan, akan tetapi juga dipengaruhi oleh penanganan pangan oleh

konsumen. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan

Page 75: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

73

keamanan pangan tersebut yaitu melalui kegiatan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi

dalam bentuk booth/stand keamanan pangan dalam suatu event pameran. Pameran

sendiri seyogyanya menjadi alternatif sarana penyebaran informasi untuk meningkatkan

pengetahuan kepada masyarakat. Disamping mempromosikan tentang keamanan

pangan, dalam pameran secara tidak langsung dapat memberikan informasi dan

edukasi tentang keamanan pangan kepada masyarakat luas sehingga diharapkan

mampu mengubah sikap mentalnya terhadap masalah keamanan pangan.

Pameran keamanan pangan yang dilaksanakan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 25. Daftar Pameran Keamanan Pangan tahun 2018

No Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Tempat Kegiatan

1. Indonesia AgroFood Expo

2018 10 - 13 Mei 2018

Hall B Jakarta Convention

Center (JCC)

2. KOWANI FAIR 2018 24 - 27 Mei 2018 Smesco Convention Hall, Jl.

Gatot Subroto, Jakarta

3.

WidyaKarya Nasional

Pangan dan Gizi (WNPG)

XI

3 – 4 Juli 2018 Hotel Bidakara, Jakarta

4. Indonesia Halal Expo

(INDHEX 2018) 1 – 3 November 2018

Smesco Convention Hall, Jl.

Gatot Subroto, Jakarta

5.

Pameran Pembangunan

Kesehatan. Hari

Kesehatan Nasional

8 – 10 November 2018 ICE BSD, Serpong, Banten

6. Musyawarah Nasional IX

Aspadin 2018

13 – 14 November

2018

Holiday Inn Kemayoran

Jakarta

7. Hari Anti Korupsi Sedunia

(HAKORDIA) 2018 4 – 5 Desember 2018 Hotel Bidakara, Jakarta

Dengan adanya pameran keamanan pangan, maka kegiatan pemberdayaan

masyarakat dalam hal keamanan pangan menjadi lebih terarah dan dapat mencapai

sasaran dengan lebih baik. Masyarakat luas juga lebih mudah memahami dan

mencerna materi keamanan pangan dan dapat meningkatkan keterampilannya di

bidang keamanan pangan, sehingga diharapkan mampu mengubah sikap mentalnya

terhadap masalah-masalah keamanan pangan.

Page 76: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

74

J. PASAR YANG DIINTERVENSI MENJADI PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

KIE KEPADA MASYARAKAT TENTANG BAHAN BERBAHAYA DAN KEMASAN PANGAN

Intensifikasi Pemberdayaan Masyarakat melalui KIE Pasar Aman dari Bahan

Berbahaya

Pembangunan keamanan pangan dapat dimulai dari individu, keluarga, hingga masyarakat.

Oleh karena itu, perlu ada upaya yang menyentuh strata ini sehingga pangan yang aman,

bermutu dan bergizi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan POM menyelenggarakan pengawasan dan inisiasi

pengawasan terpadu di Pusat dan Daerah serta pengawasan berbasis komunitas melalui

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman GERMAS SAPA. GERMAS SAPA

adalah Gerakan bersama semua potensi masyarakat dan jejaring keamanan pangan

nasional melalui strategi intervensi baik sisi supply maupun sisi demand. Hal ini juga sesuai

dengan arah kebijakan BPOM keempat, yaitu peningkatan pemahaman dan keterlibatan

masyarakat dan pelaku usaha dalam pengawasan Obat dan Makanan.

BPOM terus berupaya meningkatkan awareness masyarakat terhadap Obat dan Makanan

yang dikonsumsinya salah satunya melalui Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada

masyarakat tentang bahan berbahaya dan kemasan pangan bersama Tokoh Masyarakat

dan Organisasi Masyarakat. Peserta berasal dari masyarakat dan komunitas pasar, agar

masyarakat mampu memilih pangan yang aman di pasar, baik pasar modern maupun pasar

tradisional. Materi yang disampaikan berisi tentang pangan aman, pangan bebas bahan

berbahaya dan kemasan pangan yang aman.

Hasil pelaksanaan KIE dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18 berikut ini:

Tabel 26. Hasil Pelaksanaan KIE tentang Bahan Berbahaya dan Kemasan Pangan

NO TOKOH

MASYARA

KAT

BPOM BB/ BPOM TGL TEMPAT JUMLAH

PESERTA

1 Dr. H. Suir Syam, M.Kes

Dini Gardenia

M. Suhendri 5 September 2018

Gedung Serba Guna Serumpun, Jl. Rambutan Raya, Kec Kuranji Kota Padang, Sumbar

200

2 Fifi Yani 7 September 2018

Gedung M. Syafei, Padang Panjang, Jl. Jend. Sudirman No.kel, Ps. Baru, Padang Panjang Bar., Kota Padang Panjang, Sumbar

200

3 Betti Shadiq Pasadigoe

Neni Yuliza Meilifa 7 September 2018

Aula Kemenag Sumbar

200

4 M. Suhendri 9 September 2018

Aula Kantor Wali Nagari Baringin,

200

Page 77: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

75

NO TOKOH

MASYARA

KAT

BPOM BB/ BPOM TGL TEMPAT JUMLAH

PESERTA

Kec. Lima Kaum, Kab. Tanah Datar, Sumbar

5 Khaidir Abdurrahman, S.IP

AA Nyoman MN

Zulkifli 8 September 2018

Aula Polres Aceh Tamiang, Jl. H Juanda No 08 (Kebun Tanah Terban), Kec. Karang Baru, Kab. Aceh Tamiang, NAD

200

6 10 September 2018

Wisma Gedung Hasbi, Mon Geudong, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, NAD

200

7 Dr. Saleh Partaonan Daulay, M.Ag, M.Hum, MA

Tetty H Sihombing

Sacramento Tarigan

19 September 2018

Balai Dusun Suka Rakyat, Desa Batu Tunggal, Kecamatan NA-XIX, Labuhan Batu Utara, Sumut

200

8 20 September 2018

Dusun Ujung Batu, Desa Tebing Tinggi Pangkatan, Kecamatan Pangkatan, Labuhan Batu, SUmut

200

9 Delia Pratiwi Br. Sitepu

Dini Gardenia

Fajar Sidik 21 September 2018

Desa Sidorejo, Kec. Sirapit, Kab. Langkat, Sumut

200

10 22 September 2018

Desa Pelawi Selatan, Kec. Babalan, Kab. Langkat, Sumut

200

11 Anshori Siregar, Lc

Mauizzati Purba

Sacramento Tarigan

12 Oktober 2018

Kel. Sumber Karya, Kec Binjai Timur, Kota Binjai, Sumut

200

12 13 Oktober 2018

Sinaksak, Tapian Dolok, Simalungun, Sumut

200

13 H. Muhammad Iqbal, SE, M. Kom

Neni Yuliza M. Suhendri 7 November 2018

Aula Dinas Pendidikan SD 01, Pasar Palembayan, Nagari Palembayan, Kec. Palembayan, Kabupaten Agam

153 *)

14 8 November 2018

SDN 23 Koto Baru, Jorong Railia Nagari Duo Koto, Kec. Tanjung Raya, Kab. Agam

200

JUMLAH TOTAL 2753

Page 78: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

76

Tabel 27. KIE Bersama Tokoh Masyarakat *): undangan 200 orang tetapi yang hadir 153 orang

NO ORMAS TANGGAL TEMPAT JUMLAH PESERTA

1 PD Pasar Pakuan Jaya

dan masyarakat

15 Desember 2018 D’Anaya Hotel

Bogor

111

2 Persaudaraan Muslimah

(Salimah)

19 Desember 2018 Hotel Balairung 118

JUMLAH TOTAL 229

Faktor penunjang keberhasilan kegiatan ini adalah:

1. Adanya Pedoman Pelaksanaan KIE Pengawasan di Bidang Obat dan Makanan Bersama

Lintas Sektor Tahun Anggaran 2018 sehingga pelaksanaan kegiatan lebih terstruktur.

2. Nota Kesepahaman (MoU) antara Badan POM dan lintas sektor (Organisasi Masyarakat

(Ormas) dan Asparindo).

Masukan dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan antara lain:

1. Membawa contoh produk yang aman dan tidak aman, narasumber BPOM memberikan

materi di sertai alat peraga/produk yang nyata/umum dipakai di masyarakat lebih bisa

mengenal produk apa yang tidak layak di konsumsi.

2. Sebaiknya dibentuk kader-kader yang mensosialisasikan tentang pangan supaya

masyarakat sehat dan terhindar dari penyakit.

3. Lebih banyak melakukan penyuluhan agar masyarakat terhindar dari pangan dan

kosmetik yg berbahaya bagi kesehatan.

4. Sering melakukan kegiatan seperti ini agar masyarakat lebih paham dan mengerti.

5. Pengawasan jajanan anak sekolah ditingkatkan.

6. Acara ini kalau bisa agar mencapai daerah-daerah terpencil agar masyarakatnya

mengetahui pentingnya Germas SAPA ini.

7. Semoga kegiatan ini terus dipublikasikan kepada masyarakat.

8. Acara ini diadakan secara berkala sehingga kita mendapat informasi yang lengkap

tentang bahan yang berbahaya.

9. Media informasi diperbanyak dan dipasang ditempat umum seperti sekolah, pasar, dll.

Page 79: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

77

Tindak lanjut yang disarankan antara lain

1. Pembuatan alat peraga KIE untuk pangan yang aman dan tidak aman

2. KIE diperluas jangkauannya

3. Untuk meningkatkan jangkauan masyarakat yang terpapar keamanan pangan, akan

dilatih Kader Keamanan Pangan yang berasal dari ormas, karena ormas mempunyai

basis massa yang besar sampai level kelurahan/desa

Gambar 6. KIE Pasar Aman dari Bahan Berbahaya

Page 80: LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN TAHUN 2018ppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Direkorat...Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018 2 A. DASAR HUKUM Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan

Laporan Tahunan Direktorat PMPU 2018

78

Tahun 2018 merupakan tahun perubahan Badan POM menggunakan struktur dan tata kerja yang

baru. Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 dan Peraturan BPOM Nomor 26

Tahun 2017 mengakibatkan terjadinya perubahan nama unit kerja dan ada perpindahan kegiatan

dari Direktorat di organisasi tata kerja lama dan yang baru. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

dan Pelaku Usaha merupakan Direktorat yang baru muncul namanya di struktur organisasi Badan

POM.

Sebagian besar program yang dijalankan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku

Usaha merupakan program dari Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan di strukur

organisasi lama. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dan Pasar Aman di Destinasi Wisata

juga dijalankan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha merupakan

pelimpahan dari Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya di strukur organisasi lama.

Program yang dilaksanakan pada tahun 2018 merupakan pelaksanaan program kerja yang tertuang

dalam Revisi Renstra Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha 2015 – 2019 guna

mendukung visi dan misi Badan POM.

Beberapa Program Nasional telah dilakukan melanjutkan program yang sudah ada di tahun

sebelumnya dan juga telah dilakukan beberapa inovasi guna mencapai visi dan misi Badan POM.

Perkuatan, kendala dan rencana tindaklanjut perlu terus diperhatikan agar kesinambungan program

dapat terus dilaksanakan di tahun-tahun selanjutnya.

PENUTUP