Laporan Survey d TJBs
-
Upload
ianputraadita5154 -
Category
Documents
-
view
34 -
download
1
description
Transcript of Laporan Survey d TJBs
Steam Turbine Maintenance
Pendahuluan
Indonesia adalah sebuah Negara besar yang dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang
melimpah termasuk sumber daya manusia yang bisa membangun di sektor perindustrian.
Sebagai negara berkembang pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dalam sektor industri
diikuti dengan peningkatan kebutuhan energi. Pertumbuhan ekonomi yang sehat selalu
sinergis dengan kemampuan energi yang tersedia. Hal ini tentu saja dapat tercapai apabila
pasokan energi di Negara kita terpenuhi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan
meningkatkan investasi maka kemampuan Negara menyediakan energi sangatlah dibutuhkan.
Energi listrik adalah faktor dominan dalam pertumbuhan dunia industri.
Untuk menyediakan energi listrik bagi dunia industri dan masyarakat pada umumnya maka
diperlukan sinergi antara sumber daya alam yang tersedia dan kemampuan sumber daya
manusia yang mengolahnya. Energi listrik dapat dibangkitkan dari suatu pembangkit seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD),Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU).
Pada dewasa ini pembangkitan yang sedang genjar di bangun adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar batu bara. Dibangunnya pembangkit jenis ini
karena berbagai alasan antara lain tersedianya sumber daya batu bara yang masih melimpah
di Indonesia, harga batu bara di Indonesia yang masih murah, kemampuan PLTU yang
mampu memenuhi beban tinggi dan dapat divariasi pula, serta life timedari PLTU itu yang
lama.
Salah satu PLTU yang memiliki daya besar di pulau jawa ini adalah PLTU Tanjung Jati B
(TJB) dengan daya 4 x 660 MW. PLTU TJB juga memiliki effisiensi tertinggi dari
pembangkit-pembangkit yang ada diseluruh Indonesia,yaitu sebesar 38%. Selain itu Heat
Reat di PLTU PJB ini juga yang tertinggi yaitu 2.254 Kcal/kWh. Di PLTU TJB ini juga
memiliki nilai SFC (Specific Fuel Consumption) sebesar 0,388 kg/kWh. Biaya pembangkitan
tiap kWH dalam nilai rupiah di PLTU TJB juga tergolong murah, sebesar Rp 271/kWh.
Effisiensi PLTU sebesar 38% di dapat dari hasil kalieffisiensi beberapa alat utama di PLTU
TJB, antara lain effisiensi Boiler 89%, Turbin uap 45%, Generator 99%, Unit Transfomer
99% dan Main Transformer 99%. Effisiensi juga dapat dihitung dengan nilai kalori tiap 1
kWh di bagi dengan nilai Heat Reat. Nilai 1 kWh = 860 kcal/kWh dan nilai HR PLTU TJB
sebesar 2.254 kcal/kWh.
Nilai SFC juga dapat di cari dengan perhitungan nilai HR dibagi dengan nilai kalor batubara
yang di pakai untuk pembakaran di boiler PLTU TJB. Nilai kalor batu bara yang di pakai
PLTU TJB adalah sebesar 5800 kcal/kg.
Biaya pembangkitan tiap 1000 watt di PLTU TJB dapat di hitung dengan mengkalikan nilai
SFC dengan harga batu bara di pasaraan saat ini. Harga batubara tiap kilogram di pasaran
kira-kira Rp 600,-.
Jadi dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka PLTU adalah pilihan utama untuk
mencukupi kebutuhan listrik Indonesia yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan pesat.
Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik itulah maka saat ini PLTU dengan bahan
bakar batubara menjadi pilihan utama PT.PLN untuk mencukupi kebutuhan listrik itu.
Pemeliharaan Turbin Uap
Dalam suatu sistem pembangkit khususnya pada PLTU TJB ada beberapa komponen yang
mendukung untuk terciptanya energi listrik. Dalam sistem pembangkit terdapat dua
komponen yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Salah satu komponen
utamanya adalah turbin uap. Turbin inilah yang akan merubah energi tekanan dan kecepatan
yang dimiliki steam menjadi energi gerak dalam bentuk putaran.
Spesifikasi Turbin Uap PLTU TJB Unit 1-2
– Type : Three cylinder Impulse type, Tandem
Compound Reheat Condensing Turbine
– Max. T-MCR : 719 MW
– Rated Output : 710 MW
– Heat rated (at ECR) : 1861 kcal/kWh
– Steam Flow (at T-MCR) : 2213.1 ton/hour
– Speed : 3,000 rpm
– Steam pressure : 167 bar abs
– Steam Temperature : 538 oC
– Reheat temp. at comb. heat vlv : 538 oC
– Exhaust pressure : 0.0832 bar abs
– HP Turbine Bypass Capacity : 35 % (at 176 bar)
– LP Turbine Bypass Capacity : HP Bypass steam flow +
desuperheating spray water flow
Pengertian Umum Pemeliharaan
Pemeliharaan mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian
pemeliharaan dan bagian produksi. karena bagian pemeliharaan dianggap yang
memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang
membuat uang (Soemarno, 2008). Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh
manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat
diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. (Corder,
Antony, K. Hadi, 1992). Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang
meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses
produksi.
Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “Production
Management” pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara
berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan
standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan
dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat
melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah
direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.
4.1. Fungsi Pemeliharaan
Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal
dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik
terhadap mesin, adalah sebagai berikut :
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan
dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan
lancar,
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama
proses produksi berjalan,
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi
yang digunakan,
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan
baku dapat berjalan normal,
7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam
perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin
baik.
4.4 Pemeliharaan Turbin Uap Unit 1 & 2
Pemeliharaan Berdasarkan Periode (Time Based Maintenance) pada umumnya ada tiga jenis
pemeliharaan periodik yang ada pada turbin uap yaitu :
Ø Simple Inspection atau Si ( 8.000 jam operasi)
Ø Mean Inspection atau Me ( 16.000 jam operasi)
Ø Serious Inspection atau Se ( 32.000 jam operasi)
Dalam Mean Inspection, terdapat pekerjaan yang sama dengan Simple Inspection yang
ditambah dengan beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, demikian juga halnya dengan
Serious Inspection akan ada pekerjaan yang sama dengan Mean Inspection yang ditambah
dengan beberapa pekerjaanlain yang harus dilakukan sesuai dengan Maintenance Manual
Book.
Serious Inspection juga dilakukan pada tahun pertama operasi, hal ini biasanya disebut First
Year Inspection. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengamati kemungkinan kerusakan
yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk mendapatkan jaminan atau garansi dari
kontraktor atau pabrik pembuat turbin uap yang bersangkutan. First Year Inspection biasanya
dilakukan oleh kontraktor atau pabrik pembuatnya.
Siklus inspection tersebut diatas apabila dihitung dari saat dimulainya operasi turbin uap akan
berurutan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)
Pemeliharaan yang waktu pelaksanaannya direncanakan sebelumnya, berdasarkan data
operasi yang dicatat dan unit diberhentikan beberapa saat sebelum sampai pada kondisi rusak.
Apabila pemberhentian mesin dilaksanakan atas hasil analisa data, maka disebut
pemeliharaan prediktif.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi pada umumnya dibagi dua macam yaitu :
Ø Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi (In Service Maintenance)
Ø Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi (Outage Maintenance)
a. Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa mengganggu
jalannya operasi turbin. Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan
ringan seperti pembersihan, pengukuran, pengamatan dan sebagainya pada turbin maupun
peralatan bantunya.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
Ø Pemeliharaan Rutin
Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan pada saat turbin beroperasi,
diantaranya :
o Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya
o Menambah minyak pelumas ke dalam tangki
o Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi pemurniminyak pelumas.
o Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan memeriksa
kondisi minyak pelumas.
o Mengencangkan baut-baut yang longgar
o Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
Ø Peralatan Stand-by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit cadangan
atau stand-by, sehingga apabila peralatan bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka
unit cadangan itu dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.
Ø Pengaman Turbin
Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan pada saat
turbin tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman
tersebut, banyak pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji pada
saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi.
Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat menyebabkan turbin akan trip
apabila tidak dilakukan dengan benar dan sangat berhati-hati.
Ø Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari peralatan turbine supervisory
haruslah dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan
yang terjadi dan parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui.
Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk mengukur eksentrisitas, getaran,
temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.
Ø Kebersihan
Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap
keamanan operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak
boleh ditinggalkan, seperti kebocoran minyak pelumas.
b. Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi
Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat dilakukan pada saat
periodic inspection yaitu pada simple inspection, mean inspection dan seirous
inspection.
Pada keadaan tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak terjadwal, tetapi hal ini
tidak boleh melampaui lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama dan ini hanya
dilakukan pada peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya
kelainan.
Dalam sifat pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan schedule inspection yang
baik sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya tanpa ada waktu yang terbuang. Schedule yang baik akan
mempercepat penyelesaian pekerjaan dan mengurangi biaya inspection.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
Ø Pemeliharaan Rotor Turbin
Pemeliharaan simple inspection pada rotor turbin dilakukan tanpa harus mengangkat
upper casing. Hal ini hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir dengan
jalan melihatnya dari bagian atas kondensor setelah menhole disisi turbin exhaust
dibuka. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :
o Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir.
o Kemungkinan terjadinya keretakan.
o Kemungkinan terjadinya gesekan.
o Kerusakan akibat benda asing.
o Korosi dan erosi.
Sedangkan pada mean inspection dan serious inspection, seluruh bagian atas rotor
diperiksa dan diperbaiki. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka upper casing,
melepas kopling, membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor dapat
diangkat dan ditopang pada dudukan khusus yang disediakan. Pengangkatan ini harus
dilakukan dengan hati-hati karena sangat sempitnya clearance antara rotor dan stator
turbin.
Ø Pemeliharaan Stator Turbin
Pemeliharaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka upper casing, kemudian
angkat rotor dengan hati-hati, lalu lakukan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan dan
perbaikannya, yaitu :
o Periksa adanya kerak pada sudu tetap, bersihkan dengan sand-blast.
o Laksanakan pemeriksan pada permukaan flanges upper dan lower casing.
o Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.
o Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper dan lower
casing.
o Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
o Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu-sudu tetap.
o Periksa keretakan-keretakan pada setiap bagian stator.
Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, maka perakitan kembali dilakukan.
Pengencangan baut harus melihat daftar besarnya momen penguncian yang dikeluarkan
pabrik. Perlu diperhatikan juga urutan pemasangan baut terutama pada flange antara
upper dan lower casing.
Ø Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan aksial
(thrust bearing). Pemeriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan
baik pada Si, Me maupun Se.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya :
o Pengukuran Clearance.
o Pemeriksaan bekas kontak / gesekan antara journal dengan bearing.
o Goresan-goresan pada permukaan babbit (white metal).
o Babbit yang terkelupas.
o Keretakan.
o Cacat cathodic.
Ø Pemeriksaan Labyrinth (Gland seal)
Pada Si, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan pemeriksaan terhadapnya, tetapi
hanya dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya. Sedangkan pada Me dan Se
juga dilakukan pemeriksaan pada keadaan labyrinth-nya.
Ø Penyetelan Clerance Rotor dan Stator
Jarak celah atau clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi tekanan
tinggi sangatlah sempit dan kemungkinan akan terjadinya gesekan antara rotor dengan
stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak clerance ini telah ditetapkan
oleh pabrikan dan penyetelannya harus dalam batas-batas yang ditentukan pabrikan.
Pengukuran dapat dilakukan dengan fuller, dial gauge, kawat timah dan alat ukur
lainnya.
Ø Penyebarisan Poros
Dalam kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan dingin, tidak lurus sama
sekali, sehingga posisi satu poros dengan poros lainnya tidak lurus/ sebaris, misalnya
poros turbin dengan poros generator, atau poros turbin tekanan tinggi dengan poros
turbin tekanan rendah. Ketidaksebarisan ini diakibatkan oleh melengkungnya poros
akibat dibebani rotor. Besarnya kelelngkungan akan tergantung dari beban rotor dan
kekakuan poros.
Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat sebaris, akan
tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidaksebarisan yang besarnya sudah
ditentukan oleh pabrik pembuat. Diharapkan pada saat turbin berputar dan panas, posisi
poros akan menjadi sebaris baik arah aksial maupun radial.
Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus sesuai dengan
ketentuan pabrik.
Ø Pemeliharaan Sistem Governor
Pemeliharaan ini meliputi pemeilharaan terhadap katup uap utama, katup pengatur
(governor valve) dan intercept valve serta sistem kontrol governor dan proteksi putaran
lebih (over speed).
Hal-hal yang dilakukan mencakup pemeriksaan, pembersihan dan perbaikan atau
penggantian komponen yang rusak.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup-katup, kemudian dilakukan
penyetelan kembali yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Ø Pengujian pada Peralatan Proteksi
Setelah pekerjaan inspection selesai dilakukan, perlu adanya pengujian pada peralatan
proteksi untuk menjamin agar turbin bekerja dengan aman. Pengujian dilakukan pada :
o Overspeed trip
o Low bearing oil pressure trip