LAPORAN STUDI WISATA SISWA KELAS VIII.doc

12
LAPORAN STUDI WISATA SISWA KELAS VIII UPTD SMP NEGERI 2 GROGOL KABUPATEN KEDIRI KE YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH 21 DESEMBER 2010 DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5 KELAS VIII A

Transcript of LAPORAN STUDI WISATA SISWA KELAS VIII.doc

LAPORAN STUDI WISATA SISWA KELAS VIII

UPTD SMP NEGERI 2 GROGOL KABUPATEN KEDIRI

KE YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH

21 DESEMBER 2010

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 5 KELAS VIII A UPTD SMP NEGERI 2 GROGOL KABUPATEN KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kegiatan studi wisata berjudul KERATON YOGYAKARTA yang disusun oleh kelompok 5 Kelas VIII A UPTD SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri dengan anggota :

1. Khoirun Nissa

NIS: 9767

2. Febriana KrisnawatiNIS: 9760

3. Siti Nur Azizah

NIS: 9779

4. Defiatul Mufidah

NIS: 9756

5. Septian Indra RosadiNIS: 9777

6. Moch. Nur IskandarNIS: 9770

Disetujui pada tanggal.karena telah memenuhi persyaratan.

Grogol,

Pembimbing

NIP:

KATA PENGANTAR

Puji syukur kaji panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kelompok kami dapat menyusun laporan berjudul Keraton Yogyakarta yang merupakan tugas dari sekolah yang harus kami lakukan setelah kami melakukan kegiatan studi wisata ke Yogyakarta-Jawa Tengah pada tanggal 21 Desember 2010.

Dan kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :1. Bapak kepala UPTD SMP Negeri 2 Grogol

2. Ibu wali kelas VIII A UPTD SMP Negeri 2 Grogol

3. Bapak/ Ibu pendamoing studi wisata

4. Bapak pembimbing penyusun laporan

5. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini berisi tentang informasi, pendapat dan tanggapan kelompok kami terhadap objek wisata Keraton Yogyakarta.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan studi wisata merupakan salah satu program kegiatan rutin OSIS UPTD SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri yang harus diikuti oleh siswa kelas VIII. Kegiatan tersebut sudah menjadi kesepakatan antara OSIS, sekolah, komite sekolah, dan orang tua / wali siswa kelas VIII.

Kegiatan studi wisata merupakan kegiatan rekreasi edukasi, maksudnya kegiatan ini memberikan refreshing kepada siswa yng mungkin jenuh mengikuti kegiatan belajar di kelas. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung siswa terhadap hasil budaya dan kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Untuk tahun pelajaran 2010/2011 ini, kagiatan studi wisata OSIS UPTD SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri dilakasanakan pada hari Selasa, tanggal 21 Desember 2010 dengan tujuan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Objek-objek yang dikunjungi adalah (1) Candi Borobudur (2) Taman kyai Langgeng (3) Keraton Yogyakarta dan (4) Pantai Parangtritis.

Sebagai kegiatan lanjutan dari studi wisata tersebut, para siswa peserta studi wisata, secara kelompok, diwajibkan membuat laporan, para siswa akan dibimbing oleh Guru Bahasa Indonesia di kelas masing-masing.B. TUJUAN

Tujuan penyusunan laporan kegiatan studi wisata ini adalah :

1. Melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai peserta studi wisata

2. Mempraktikkan kegiatan penyusunan laporan yang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Memberikan informasi sederhana tentang objek wisata Candi Borobudur.BAB IIKEBERADAAN OBJEK WISATA KERATON YOGYAKARTA

Yang disebut karaton ialah tempat berse mayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka + ratu + an =kraton. Juga disebut dengan kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, temapt datu-datu atau ratu-ratu. Bahasa Indonesianya istana, jadi kraton mengandung arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).

Dan sesungguhnya kraton Yogyakarta itu penuh dengan arti-arti disebut diatas. Arsitektur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasanya, samapi pada warna gedung-gedungnya pun mempunyai arti. Pohon-pohon yang yang ditanam di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat keapad kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.

Siapakah gerangan arsitek dari kedaton ini ? Beliau itu adalah Sri Sultan Hamengku Buwono I sendiri. Waktu masih muda, baginda bergelar Pangeran Hamnegkubumi Sukowati dan dapat julukan, menurut Dr. F. Pigeund dan Dr. L. Adam di Majalah Jawa tahun 1940 : de bouw meester van zijn broer Sunan P.B. II ( Arsitek dari kakanda Sri Suna Paku Buwana II ).

Kompleks kraton terletak ditengah-tengah, tetapi daerah karaton membentang antara Sungai Code dan sungai winanga, dari utara ke selatan, dari Tugu sampai Krapyak. Nama kampong-kampung jelas member bukti kepada kita, bahwa ada hubungannya antara penduduk kampong itu dengan tugasnya di kraton pada waktu dahulu, misalnya : gandekan = temapt tinggal gandek-gandek ( kaorier ) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit-prajurit Wirobraja, Pasindenan tempat tinggal pesinden-pesinden ( penyannyi-penyanyi kraton ).

Daerah kraton terletak di hutan Garjitawati, dekat desa Beringin dan desa Pace tokan. Karena daerah dianggap kurang memadai untuk membangun sebuah kkraton denagn bentengnya, maka aliran sungai Code dibelokkan sediit ke timur dan aliran Sungai Winanga sedikit ke barat.

Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 atau tahun jawa 1682, diperingati dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Kemagangan dan di pintu gerbang Gadung Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa kjawa : Dwi naga rasa tungal. Artinya : dwi= 2 , naga=8 , rasa=6, tunggal=1. Dibaca dari belakang 1682. Warna naga hijau. Hijau adalah symbol dari pengaharapan. Disebelah luar dari pintu gerbang itu, daitas tebing tembok kanan-kiri ada hiasan juga terdiri dari 2 ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri. Dalam bahasa jawa : Dwi naga rasa wani artinya : dwi=2, naga=8, rasa=6, wan=1 jadi tahun 1682. Tahunnya sama, tetapi dekorasinya tak sama. Ini tegantung dari arsitektur, tujuan dan sudut yang dihiasinya. Warna naga merah. Merah ialah symbol keberanian. Di halaman Kemagangan ini dahulu diadakan ujian-ujian bela diri memakai tombak antar calon prajurit-prajurit kraton. Mestinya mereka pada waktu itu sedang marah dan berani.

Ditengah-tengah halaman Kemandangan kidul berdirilah sebuah bangsal, namanya Bnagsal Kemandungan. Bangsal ini bekas pesanggrahan Sri Sultan H.B.I di desa Pandak Karangnangka waktu perang Giyanti ( 1746-1755 ).

Krapyak ialah sebuah podium tinggi dari batu bata untuk Sri Sultan, kalau baginda sedang memprihatinkan tentara atau kerabatnya memperlihatkan ketangkasannya mengepung, memburu atau mengejar rusa. Kompleks kraton itu dikelilingi oleh tembok lebar, benteng namanya. Panjangnya 1 km, berbentuk empet persegi, tingginya 3 m, lebarnnya 3 sampai 4 m. Dibeberapa tempat di beteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, di ke-empat sudutnya terdapat bastion-bastion dengan lobang-lobang ke kecil di dindingnya untuk mengintai musuh. Tiga dari bastion-bastion itu sekarang masih dapat dilihat. Beteng itu disebelah luar dikelilingi oleh parit lebar dan dalam.Lima buab plengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan kompleks kraton dengan dunia luar. Plekung-plekung itu adalah itu ialah :1. Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan di sebelah timur laut.

2. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah barat daya

3. Plengkung Jogoboyo atau Plengkung Taman-sari disebelah barat

4. Plengkung Nirbmoyo atau Plengkung Gading di sebelah selatan

5. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan disebelah timur.

Dimuka tiap-tiap plekung ada jembatan yang menghubungkan daerah-daerah kraton dengan daerah luar. Kalau ada bahaya, maka jembatan-jembatan itu dapat ditarik ke atas, menutup jalan masuk ke daerah dalam beteng. Sementara itu pintu-pintu plekungan ditutup rapat.

Plengkung-plengkung itu ditutup jam 8 malam dan dibuka kembali pada jam 5 pagi dengan tanda bunyi gendering dan trompet dari prajurit-prajurit di kemagangan.

Plengkung Tambakboyo ini dahulu tertutup, tetapi pada tahun 1923 dibuka kembali oleh Sri Sultan H.B. VIII. Hanya 2 atau 5 plengkung ini masih mempunyai bentuk asli, lainnya sudah berubah sama sekali ben tuknya, tunduk pada zaman modern. Kedua plengkung itu ialah Plengkung Nirboyo ( Gading ) dan plengkung Tanasura ( Wijilan).