Laporan sistem kendali industri

31

Click here to load reader

description

sistem kendali industri, elektro, mekanika, tekno

Transcript of Laporan sistem kendali industri

Page 1: Laporan sistem kendali industri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Sistem

Inspeksi merupakan tahapan yang penting dalam suatu sistem produksi. Proses

inspeksi bertujuan untuk menjaga kepuasan konsumen (produk-produk cacat tidak

sampai ke tangan konsumen). Sistem terotomasi yang dirancang adalah sebuah sistem

untuk menginspeksi (memeriksa) isi dan kemasan minuman dalam botol. Botol

minuman yang tidak sesuai standar (cacat) akan dipisahkan agar tidak menyatu dengan

produk lain yang sesuai standar. Kriteria standar yang dimaksud di sini meliputi tinggi

isi minuman, kelengkapan komponen botol minuman (tutup botol dan label), dan

barcode yang tertera di label (letak dan isi barcode). Botol minuman yang sudah sesuai

standar akan diteruskan ke proses selanjutnya yaitu packaging dalam batch, sedangkan

botol minuman yang cacat akan dialihkan ke konveyor lain untuk dikumpulkan ke

tempat produk-produk cacat dan selanjutnya akan diproses lebih lanjut.

Botol minuman yang diinspeksi memiliki diameter alas sebesar 6 cm dengan

tinggi 22 cm. Tinggi isi minuman dalam botol 18.5 cm. Isi bersih minuman 500 ml.

Pada botol minuman yang diproduksi terdapat lekukan dibadan botol diposisi tingi

13cm dari alas dan dengan diameter 1 cm. Semua komponen botol harus lengkap (tutup

botol dan label) dan barcode sudah terdapat di label. Sistem inspeksi ini adalah sistem

inspeksi terakhir sebelum di packing dalam kardus (batch) sehingga produk-produk

yang tidak sesuai dengan kriteria diatas maka akan di reject.

1.2. Ukuran Kinerja Sistem

a. Output yang dihasilkan

Sistem ini dapat membedakan dan memisahkan antara botol minuman yang

sesuai dengan standar dan botol minuman yang cacat. Botol minuman yang

sesuai standar adalah botol yang memiliki tinggi isi minuman 18.5 cm dengan

rentang toleransi tertentu (tidak boleh terlalu penuh atau terlalu kurang), label

merk terpasang pada badan botol, tutup sudah terpasang, dan barcode sudah

benar (baik letak maupun kombinasi batang barcode). Botol yang tidak sesuai

Page 2: Laporan sistem kendali industri

dengan standar atau cacat adalah botol yang tinggi isi minuman tidak sesuai

dengan standar (tinggi standar yaitu 18,5cm), botol yang tidak memiliki tutup

botol, botol yang tidak terdapat label dan tidak terdapat barcode.

b. Kemampuan inspeksi

Sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol berbasis komputer ini mampu

menginspeksi kecacatan pada botol. Tipe cacat yang dapat diinspeksi pada

sistem otomasi ini antara lain :

- Tidak terdapat tutup pada botol

Gambar 1. Tipe cacat 1

- Tidak ada label pada botol

Gambar 2. Tipe cacat 2

Page 3: Laporan sistem kendali industri

- Tidak ada barcode pada label

Gambar 3. Tipe cacat 3

- Minuman belum terisi penuh / terlalu penuh

Gambar 4. Tipe cacat 4

Sistem inspeksi ini akan memisahkan botol-botol cacat tersebut dari botol-botol

lain yang tidak cacat. Sistem otomasi ini dapat menginspeksi 100% botol cacat

sesuai dengan spesifikasi cacat yang ada diatas. Artinya 100% botol yang lulus

inspeksi adalah botol yang tidak cacat.

c. Kapasitas produksi

Sistem otomasi ini memiliki kemampuan inspeksi sebesar 3500 botol/jam.

Maksudnya adalah sistem otomasi ini mampu menginspeksi botol minuman

sebesar 3500 botol dalam satu jam, baik yang cacat maupun yang tidak cacat

(akumulatif keseluruhan)

Page 4: Laporan sistem kendali industri

BAB II

PERANCANGAN

2.1. Elemen-elemen Sistem dan Fungsinya

a. Konveyor

Konveyor yang digunakan pada sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol

ini adalah jenis flat chain conveyor. Flat chain conveyor dalam sistem otomasi

ini digunakan untuk membawa botol minuman, mulai dari membawa botol

minuman menuju proses inspeksi, membawa botol minuman yang cacat, serta

membawa botol minuman yang tidak cacat ke proses selanjutnya yaitu

packaging. Ada 2 konveyor yang digunakan dalam sistem otomasi ini yaitu

konveyor 1 yang membawa botol mulai dari masuk inspeksi sampai membawa

produk yang lolos inspeksi, konveyor 2 membawa produk yang cacat. Arah

konveyor 1 tegak lurus terhadap konveyor 2. Lebar konveyor 8 cm dan pada

konveyor terdapat besi penyangga botol. Penyangga botol berbentuk silinder

dengan diameter 1cm dan diletakkan disisi kanan dan kiri pada konveyor.

Penyangga tersebut diletakkan pada tinggi 13 cm dari atas alas konveyor.

Pembuatan penyangga dimaksudkan untuk menjaga kestabilan botol (agar botol

tidak jatuh). Apabila dilihat dari desain kemasan botolnya terdapat lekukan yang

mendukung penyangga ini dapat diterapkan.

Page 5: Laporan sistem kendali industri

Gambar 5. Alur proses inspeksi

b. Komputer

Gambaran sederhana sistem perangkat keras komputer :

Gambar 6. Sistem Perangkat Keras Komputer Sederhana

Mikroprosesor (μP) adalah jantung dari sistem komputer. Selain mikroprosesor

ada beberapa unit-unit tambahan seperti: memory, input dan output. Memory

terdiri dari ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random Access Memory).

ROM berisi data dan instruksi yang sifatnya hanya bisa dibaca oleh

mikroprosesor. RAM adalah memory yang bisa dibaca maupun bisa ditulisi

(diganti). RAM berisi data dan kode instruksi bagi mikroprosesor. Sifat dari

RAM apabila listrik mati, maka data atau kode instruksi yang ada padanya akan

hilang sedang pada ROM walaupun listrik mati, data di dalamnya tidak akan

hilang.

Dalam sistem ini, komputer digunakan sebagai controller dari seluruh sistem.

Komputer akan menerima input dari sensor, lalu komputer juga akan

menghitung jumlah produk yang cacat sesuai dengan jenis cacatnya, jumlah

produk yang sesuai standar dan juga jumlah keseluruhan botol yang sudah

diinspeksi. Kemudian akan disimpan di memori dan hasil tersebut akan

ditampilkan ke monitor. Fungsinya sebagai sistem kendali juga untuk

mengkonversi input dari sensor menjadi gerakan mekanik pada actuator

(selonoid), menyalakan lampu, dan menggerakkan konveyor 2.

Jenis kecacatan pada botol yang dihitung oleh komputer hanya empat jenis

kecacatan pada botol. Kecacatan pada botol yang pertama adalah botol tidak

Page 6: Laporan sistem kendali industri

memiliki tutup. Kedua, botol tidak ada label. Ketiga, botol tidak ada barcode.

Keempat, tinggi minuman tidak sesuai dengan standar.

Kemampuan komputer untuk menghitung jumlah kecacatan pada botol dalam

sistem ini adalah setiap komputer akan mulai menghitung dari angka nol dan

setelah mesin tersebut mati dan ketika dihidupkan akan menghitung mulai dari

angka nol lagi. Tetapi data yang sebelumnya sudah tersimpan di memori.

c. Alat pendorong botol minuman yang reject.

Pada sistem ini alat pendorong botol minuman yang cacat yang digunakan

adalah solenoid. Solenoid di sini berfungsi untuk mendorong botol minuman

yang cacat ke konveyor 2.

Prinsip kerja dari solenoid yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai

penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut

akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan plunger pada

bagian dalamnya ketika plunger berpindah posisi maka pada lubang keluaran

dari solenoid akan keluar udara bertekanan yang berasal dari supply (service

unit), pada umumnya solenoid ini mempunyai tegangan kerja 100/200 V AC

namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.

Gambar 7. Solenoid

Berikut keterangan gambar Solenoid:

1. Valve Body

2. Terminal masukan (Inlet Port)

3. Terminal keluaran (Outlet Port)

Page 7: Laporan sistem kendali industri

4. Terminal slot power suplai tegangan

5. Kumparan gulungan (koil)

6. Spring

7. Plunger

8. Lubang / exhaust

d. Monitor

Monitor adalah alat output yang berupa display yang digunakan untuk

menunjukkan secara langsung pemrosesan yang oleh komputer yang sedang

terjadi secara real-time. Dalam sistem otomasi ini monitor berfungsi untuk

menampilkan data dan video inspeksi. Data yang dimaksud adalah jumlah botol

yang telah diinspeksi, jumlah produk yang cacat karena botol tidak memiliki

tutup botol, botol tidak memiliki label, botol tidak ada barcode di label, dan

tinggi minuman botol yang tidak sesuai dengan standar, serta jumlah produk

yang sudah sesuai standar. Video yang dimaksud adalah video yang terekam dari

sensor. Monitor ini membantu operator untuk menghitung jumlah cacat, yang

sesuai standar dan mengawasi aliran inspeksi.

Gambar 8. Contoh tampilan monitor

e. Vision sensor

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Nov 2012 Waktu : 13.43

Jumlah cacat tipe 1 = 2Jumlah cacat tipe 2 = -Jumlah cacat tipe 3 = 1Jumlah cacat tipe 4 = 1Jumlah botol sesuai standar = 130Jumlah produk yang telah diinspeksi = 134

Page 8: Laporan sistem kendali industri

Vision sensor dapat menganalisis beberapa fitur sekaligus, seperti keberadaan

tutup botol, keberadaan label botol, keberadaan barcode dan level ketinggian

minuman dalam botol. Vision sensor terdiri dari lensa, cahaya, kamera, sebuah

prosesor, dan software meliputi pemrograman dan algoritma gambar yang

digunakan untuk mengontrol, menganalisa dan memonitor pemeriksaan. Sensor

vison memberikan pemeriksaan yang akurat dengan biaya rendah.

( www.ia.omron.com )

Gambar 9. Vision Sensor

Fungsi dari sensor vision dalam sistem ini adalah untuk mendeteksi

kecacatan pada botol minuman yaitu keberadaan tutup botol, keberadaan

label botol, keberadaan barcode dan level ketinggian minuman dalam botol,

serta memverifikasi bahwa botol sudah sesuai dengan standar.

f. Lampu

Lampu berfungsi sebagai indikator adanya bahwa sensor vision bekerja atau

tidak. Lampu akan menyala saat sensor menganalisis benda (bekerja)

sedangkan lampu akan mati jika sensor tidak menganalisis benda. Selain itu

lampu digunakan sebagai indikator produk cacat atau produk yang tidak

cacat. Lampu ini menandakan telah terjadinya inspeksi. Ada dua lampu yang

terdapat dalam sistem ini yaitu merah dan hijau. Lampu merah berfungsi

sebagai indikator/penanda produk yang cacat dan lampu hijau berfungsi

sebagai indikator/penanda untuk produk yang tidak cacat. Lampu diletakkan

disamping monitor.

g. Power Supply

Page 9: Laporan sistem kendali industri

Sumber tenaga (power supply) dalam sistem otomasi ini adalah listrik.

Listrik berfungsi untuk menjalankan proses pada sistem ini, untuk

menjalankan motor, sebagai power supply untuk komputer, untuk

menjalankan semua elemennya sehingga proses dapat berjalan.

2.2. Skenario Cara Kerja Sistem

Proses inspeksi merupakan proses yang dilakukan sebelum minuman dalam

botol akan di kemas dalam kardus. Botol minuman yang telah diberi tutup, label dan

diisi akan masuk ke proses inspeksi. Proses inspeksi telah dilakukan secara otomasi.

Botol minuman dibawa dengan menggunakan konveyor. Pada inspeksi ini diasumsikan

bahwa posisi botol yang melewati sensor tidak berubah/posisi sudah tetap (botol tidak

bergeser atu berputar)

Saat botol minuman melalui vision sensor, maka vision sensor akan

menganalisis seluruh bagian botol serta memeriksa kelengkapan botol. Apabila sensor

vision mendeteksi kecacatan pada botol, yaitu botol tidak memiliki tutup botol, botol

tidak memiliki label, botol tidak ada barcode di label, dan tinggi minuman botol yang

tidak sesuai dengan standar, maka sensor vision akan menghasilkan output 1. Output

tersebut kemudian akan diteruskan ke solenoid, konveyor 2, dan ke lampu. Batang

solenoid akan mendorong botol tersebut menuju konveyor 2 dan konveyor 2 tersebut

akan beroperasi dan lampu akan menyala merah. Apabila sensor vision tidak

mendeteksi kecacatan atau memverifikasi bahwa botol tersebut sudah sesuai standar,

maka sensor vision akan menghasilkan output 0. Output tersebut akan diteruskan ke

lampu sehingga lampu akan menyala hijau. Output sensor vision juga akan diteruskan

ke counter, dimana counter tersebut berfungsi untuk menjumlahkan jumlah botol yang

sesuai standar, jumlah botol cacat karena tidak memiliki tutup botol, botol tidak

memiliki label, botol tidak ada barcode di label, dan tinggi minuman botol yang tidak

sesuai dengan standar, dan jumlah botol yang telah diinspeksi. Output dari counter akan

tertampil di monitor. Dalam sistem otomasi ini juga monitor akan menerima output

secara langsung dari sensor vision berupa gambaran produk yang tertangkap oleh

kamera sensor vision. Proses inspeksi ini akan kembali ke tahap awal yaitu saat sensor

vision bekerja pada produk-produk selanjutnya.

Selama proses inspeksi ini berlangsung konveyor 1 tetap berjalan, sedangkan

konveyor 2 hanya akan berjalan/beroperasi ketika menerima input 1 dari sensor vision.

Page 10: Laporan sistem kendali industri

Konveyor 2 akan beroperasi selama 5 detik jika tidak mendapatkan input lagi. Apabila

ada produk cacat lagi saat konveyor 2 masih beroperasi (waktu kurang dari 5 detik)

maka konveyor tersebut akan menghitung waktu konveyor 2 beroperasi dari produk

terakhir dari produk yang cacat.

Sistem inspeksi ini menggunakan komputer sebagai sistem kendalinya. Sistem

konputer akan menerima input dari sensor vision dan akan diteruskan ke solenoid,

lampu, dan konveyor 2.

Gambar 10.Input dan Output Sistem Komputer

Sensor vision KomputerSolenoidLampuKonveyor 2Monitor

Page 11: Laporan sistem kendali industri

Diagram Alir Proses Inspeksi Botol Minuman secara Otomasi dengan Sistem Kendali

Komputer

Page 12: Laporan sistem kendali industri
Page 13: Laporan sistem kendali industri
Page 14: Laporan sistem kendali industri

2.3. Kondisi Interupsi

Beberapa kondisi interupsi yang terjadi dalam sistem:

a. Ketika listrik mati sehingga semua sistem tidak bisa berjalan.

b. Ketika solenoid macet maka akan menghambat jalannya proses inspeksi (botol-botol

tidak dapat melewati daerah inspeksi karena terhalang batang solenoid). Jika hal ini

tidak ditangani secara langsung dan cepat, batang solenoid akan patah, atau sistem

solenoid akan rusak, konveyor pun akan rusak karena gaya gesek dengan produk

semakin besar (botol-botol yang masuk daerah inspeksi akan terus masuk).

c. Ketika konveyor 2 tidak berjalan/tidak beroperasi. Sistem masih berjalan sampai

batas tertentu sampai beban yang harus didorong solenoid melebihi kemampuan

daya dorong dari solenoidnya. Pada kondisi tersebut dapat menyebabkan botol yang

cacat masuk ke jalur botol yang sesuai standar. Jadi proses inspeksi ini menjadi

tidak akurat.

d. Ketika sensor vision tidak menyala (tidak bekerja sesuai dengan fungsinya)

sehingga sensor tidak dapat membedakan produk yang cacat dan produk yang tidak

cacat. Akibatnya produk yang cacat bisa lolos dan dijual dipasaran, konsumen akan

menerima produk yang cacat dan menyebabkan kerugian bagi konsumen karena

mendapatkan produk yang cacat.

Page 15: Laporan sistem kendali industri

BAB III

ANALISIS

3.1. Analisis Pemilihan Elemen Sistem

1. Konveyor

Pada sistem otomasi ini menggunakan konveyor jenis flat chain conveyor karena

karakteristik dari flat chain conveyor dapat dibentuk radius atau belokan, tidak

hanya lurus saja. Flat chain conveyor mampu membawa benda-benda yang tidak

terlalu berat dan bentuknya pasti/tidak berubah-ubah dan permukaannya datar.

Botol yang di inspeksi tidak terlalu berat, bentuknya sudah pasti, dan

permukaannya datar sehingga konveyor yang dipakai yaitu flat chain conveyor

sesuai dengan kebutuhan sistem. Konveyor yang dipilih yaitu flat chain

conveyor bermaksud untuk menjaga keseimbangan botol agar lebih stabil dan

tidak jatuh.

2. Komputer

Pada sistem ini menggunakan sistem komputer sebagai controller dikarenakan

dari segi harga tidak terlalu mahal dan harga komputer sampai sekarang semakin

murah. Sistem komputer lebih mudah untuk diubah atau dikembangkan dengan

cara mengubah atau mengembangkan program yang sudah ada jika ada

tambahan atau pengembangan terhadap sistem otomasi inspeksi minuman dalam

botol.

Sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol memerlukan display untuk

menampilkan gambaran/pencitraan yang dialami oleh proses. Pencitraan tersebut

dibutuhkan supaya pengawas mudah memahami proses inspeksi tersebut apakah

proses inspeksi tersebut sudah benar dengan melihat dan memahami gambar

yang tertampil dalam layar monitor.

Sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol juga membutuhkan register yang

terdapat dalam sistem komputer untuk menyimpan data sementara. Data tersebut

disimpan dulu sementara sebelum dikeluarkan ke display/monitor. Jumlah

produk yang cacat karena botol tidak memiliki tutup botol, botol tidak memiliki

label, botol tidak ada barcode di label, dan tinggi minuman botol yang tidak

Page 16: Laporan sistem kendali industri

sesuai dengan standar, jumlah produk yang tidak cacat, dan jumlah produk yang

sudah diinspeksi dapat disimpan sementara dalam register. Jadi jika suatu saat

perusahaan ingin melihat ukuran produksinya, data jumlah tersebut bisa

diambil/dilihat karena disimpan dalam register. Hal itu berguna untuk

mengamati performansi produksi perusahaan. Sistem komputer bersifat realtime

artinya cepat tanggap terhadap inputan

3. Solenoid

Solenoid digunakan dalam sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol

berbasis komputer karena biaya yang dibutuhkan murah dikarenakan bentuknya

yang ringkas/sederhana/simple. Solenoid menghasilkan gerakan linier sehingga

sesuai dengan kebutuhan sistem inspeksi minuman dalam botol berbasis

komputer yaitu untuk mendorong botol dengan gerakan linier secara horizontal

kearah konveyor 2 (konveyor untuk produk yang cacat).

4. Monitor

Monitor digunakan untuk menampilkan video, jumlah produk cacat karena botol

tidak memiliki tutup botol, botol tidak memiliki label, botol tidak ada barcode di

label, dan tinggi minuman botol yang tidak sesuai dengan standar, jumlah

produk yang lolos cacat, dan jumlah produk yang sudah di inspeksi. Monitor

juga dapat mempermudah pengawas/operator dalam mengawasi aliran inspeksi,

kemudahan dalam pengawasan ini membuat pengawas/operator cepat dalam

menanggapi dan mengatasi sistem otomasi ini ketika sistem memiliki masalah /

mengalami keadaan interupsi.

5. Sensor vision

Sensor vision memiliki kemampuan yang mampu menganalisis beberapa fitur

sekaligus, diantaranya tinggi isi minuman, kelengkapan komponen botol

minuman yaitu tutup botol dan label, barcode yang tertera di label (letak dan isi

barcode). Hanya cukup satu sensor vision bisa menginspeksi keadaan botol

secara keseluruhan.

Selain itu, sensor vision mudah untuk pencitraan/display. Sensor vision dapat

merekam, menganalisa pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan oleh sensor vision

akurat, serta biaya sensor vision juga murah.

Page 17: Laporan sistem kendali industri

6. Lampu

Berdasarkan fungsi dari sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol yaitu

untuk inspeksi, dengan adanya lampu kita bisa melihat produk yang lewat di

daerah inspeksi merupakan produk yang cacat atau tidak, tanpa melihat display.

Jadi, bisa membantu pengawas atau operator dalam mengawasi proses inspeksi.

7. Power Supply

Power supply yang digunakan dalam sistem ini adalah listrik karena tersedia

secara luas dan harga terjangkau. Listrik juga dapat dengan mudah diubah ke

dalam bentuk energi alternatif lain. Dalam hal ini energi alternatif yang

dimaksud adalah energi gerak, yaitu untuk mnggerakan motor konveyor dan

solenoid, dan energi cahaya, yaitu untuk menyalakan lampu

3.2. Analisis kinerja sistem

Sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol mampu meginspeksi produk

dengan jumlah 3500 unit/jam. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan

konveyor yang memiliki kecepatan 15 detik/meter. Dengan kecepatan 15

detik/meter maka mampu menginspeksi 3840 botol/jam (sudah melebihi dari

kapasitas produksi). Perhitungan pencapaian kapasitas produksi tampak seperti

dibawah ini :

Diameter botol = 6cm

Dalam 1 meter (100cm) maka akan botol yang akan lewat sebanyak

100cm/6cm = 16 botol/15detik (16 botol dalam 15 detik)

Jika dalam 1 jam berarti dapat menginspeksi 16 botol / 15 detik x 3600 detik =

3840 botol/jam.

Konveyor akan mati jika terjadi kondisi interupsi dimana kondisi interupsi itu

akan menyebabkan produk yang cacat lolos ke tempat yang tidak cacat. Hal itu

dilakukan untuk memenuhi ukuran kinerja bahwa 100% botol yang lolos inspeksi

adalah botol yang tidak cacat, maka dilakukan cara seperti hal yang sudah

disebutkan sebelumnya yaitu mematikan konveyor jika terjadi kondisi interupsi.

Selain itu, agar 100% botol yang lolos inspeksi adalah botol yang tidak cacat,

maka dibuat penyangga setinggi 13 cm dari atas alas konveyor untuk menjaga

kestabilan botol/tidak jatuh dan tidak bergeser (botol dalam kondisi tetap), dan

Page 18: Laporan sistem kendali industri

diameter penyangga tersebut sebesar 1cm dan penyangga tersebut diletakkan

dilekukan yang terdapat dibotol. Hal itu dimaksudkan agar produk yang di

inspeksi tidak terjatuh dan tidak bergeser. Jika produk yang akan di inspeksi

terjatuh maka sensor vision tidak dapat mendeteksi dan menyebabkan botol

tersebut lolos dari inspeksi padahal belum tentu botol tersebut tidak cacat dan akan

menuju ke proses selanjutnya yaitu packaging. Cara tersebut digunakan untuk

memenuhi kinerja sistem ini yaitu 100% botol yang lolos inspeksi adalah botol

yang tidak cacat.

Page 19: Laporan sistem kendali industri

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Inspeksi merupakan tahapan yang penting dalam sebuah sistem produksi karena

proses inspeksi berkaitan untuk memperhatikan dan mempertahankan kualitas

produk yang akan dikirimkan atau dipasarkan ke konsumen. Aspek yang harus

diperhatikan adalah pentingnya display produk yang sesuai standar yang akan

mempengaruhi konsumen membeli produk atau tidak. Display yang sesuai standar

yaitu botol memiliki tutup botol, botol memiliki label, barcode tertera di label, dan

tinggi isi minuman botol yang sesuai dengan standar.

2. Sistem otomasi ini berfungsi untuk menginspeksi minuman dalam botol.

3. Sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol yang penulis rancang

menggunakan komputer sebagai controller untuk mengendalikan keseluruhan

sistem.

4. Sistem otomasi inspeksi minuman dalam botol berbasis komputer ini dapat

menginspeksi kecacatan pada minuman dalam botol. Cacat yang dapat diinspeksi

dalam sistem otomasi ini ada empat jenis yaitu botol tidak memiliki tutup botol,

botol tidak memiliki label, barcode tidak tertera di label, dan tinggi minuman botol

yang tidak sesuai dengan standar.

5. Pada sistem ini menggunakan satu input dan empat output. Input berupa sensor

vision dan output berupa solenoid, lampu, konveyor 2, dan monitor.

6. Sistem otomasi ini memberikan kemudahan bagi operator dan perusahaan dalam

hal pendokumentasian data seperti jumlah minuman yang cacat sesuai dengan

jenis cacatnya dan jumlah minuman sesuai standar. Karena jumlah cacat dan

jumlah sesuai standar tertampil dimoniotor dan tersimpan dalam memori di

komputer.

Sensor vision KomputerSolenoidLampuKonveyor 2Monitor

Page 20: Laporan sistem kendali industri

7. Elemen-elemen yang digunakan dalam sistem inspeksi ini adalah konveyor,

komputer, alat pendorong minuman yang cacat, monitor, sensor vision, lampu,

power supply.

8. Beberapa kondisi interupsi yang terjadi dalam sistem:

a. Ketika listrik mati sehingga semua sistem tidak bisa berjalan.

b. Ketika solenoid macet maka akan menghambat jalannya proses inspeksi

(botol-botol tidak dapat melewati daerah inspeksi karena terhalang batang

solenoid). Jika hal ini tidak ditangani secara langsung dan cepat, batang

solenoid akan patah, atau sistem solenoid akan rusak, konveyor pun akan rusak

karena gaya gesek dengan produk semakin besar (botol-botol yang masuk

daerah inspeksi akan terus masuk).

c. Ketika konveyor 2 tidak berjalan/tidak beroperasi. Sistem masih berjalan

sampai batas tertentu sampai beban yang harus didorong solenoid melebihi

kemampuan daya dorong dari solenoidnya. Pada kondisi tersebut dapat

menyebabkan botol yang cacat masuk ke jalur botol yang sesuai standar. Jadi

proses inspeksi ini menjadi tidak akurat.

d. Ketika sensor vision tidak menyala (tidak bekerja sesuai dengan fungsinya)

sehingga sensor tidak dapat membedakan produk yang cacat dan produk yang

tidak cacat. Akibatnya produk yang cacat bisa lolos dan dijual dipasaran,

konsumen akan menerima produk yang cacat dan menyebabkan kerugian bagi

konsumen karena mendapatkan produk yang cacat.

9. Sistem otomasi ini masih memiliki banyak kekurangan yaitu masih belum bisa

mendeteksi secara detail jenis kecacatan yang lain. Padahal masih banyak jenis

kecacatan lainnya yang dapat membuat konsumen tidak membeli produk.

4.2. Saran Pengembangan

1. Saran pengembangan dari inspeksi yang sudah ada yaitu inspeksi yang hanya bisa

menginspeksi empat jenis cacat diantaranya : botol tidak memiliki tutup botol,

botol tidak memiliki label, barcode tidak tertera di label, dan tinggi minuman botol

yang tidak sesuai dengan standar. Padahal masih ada beberapa jenis kecacatan

yang lainnya, misalnya :

Page 21: Laporan sistem kendali industri

a. Tutup tidak terpasang dengan benar.

Karena akan mengakibatkan minuman mudah tumpah saat packaging dan akan

bisa terkontaminasi oleh bakteri.

b. Keberadaan cincin tutup botol dan cincin tutup botol tidak terpasang dengan

benar, misal : miring.

Tidak adanya cincin tutup pada botol atau cincin tutup botol tidak terpasang

dengan benar maka tutup botol tidak terkunci dan mengakibatkan mudah

tumpah saat di packaging.

c. Kesesuaian tanggal kadaluarsa pada botol.

Ketika konsumen membeli barang maka konsumen akan melihat tanggal

kadaluarsa, jika terjadi kesalahan pada pencantuman tanggal kadaluarsa, misal:

menggunakan tanggal kadaluarsa yang sudah lama ataupun tanggal kadaluarsa

yang lebih cepat, konsumen berpikir akan membei barang tersebut atau tidak.

d. Kesesuaian barcode dengan produk.

Jika barcode yang tertera di botol tersebut salah,akan terjadi kesalahan merk

dagang atau salah menginspeksi dikarenakan salah informasi dari barcode.

e. Keberadaan benda padat dalam minuman.

Minuman terlihat terkontaminasi oleh barang lain, sehingga konsumen tidak

akan membeli produk tersebut karena merasa tidak hiegenis dan tidak aman

untuk diminum

f. Kondisi botol yang rusak (bentuk botol tidak sempurna).

Tampilan botol yang tidak sempurna membuat konsumen tidak akan membeli

produk karena dianggap kondisi botol yang rusak akan mengakibatkan isi

minuman ikut rusak.

g. Label yang berwarna kusam

Konsumen bisa menganggap bahwa produk tersebut adalah produk lama

sehingga konsumen tidak mau membeli.

2. Pada sistem otomasi ini semua jenis cacat didorong ke tempat yang sama

(konveyor yang sama). Jadi disarankan bahwa tempat untuk cacat (konveyor untuk

produk cacat) dibedakan. Jadi, dikategorikan menjadi empat kategori sesuai

dengan jenis cacat sehingga produk cacat tersebut bisa secara langsung

mendapatkan penanganan yang sesuai dengan jenis cacatnya.

Page 22: Laporan sistem kendali industri

Pengkategorian tersebut dilakukan dengan cara menambah empat solenoid, untuk

mendorong produk yang cacat. Empat konveyor, digunakan untuk jalur produk

cacat sesuai dengan jenisnya. Empat sensor, untuk mendeteksi jenis cacat yang

berbeda. Menambah barcode scanning untuk mendeteksi kesesuaian barcode yang

tertera dibotol dengan produknya.

Dalam sistem otomasi yang sudah ada dilihat bahwa semua jenis cacat masuk

kedalam satu jalur yang sama sehingga menyulitkan penanganan untuk produk yang

cacat. Produk tersebut harus dipisahkan dahulu secara manual oleh operator baru

mendapatkan penanganan yang sesuai dengan jenis cacatnya. Jika dilakukan

pengembangan dengan memisahkan produk cacat sesuai dengan jenisnya dan dalam

tempat (konveyor) yang berbeda maka akan mempermudah operator untuk

melakukan penanganan yang tepat pada benda cacat sesuai dengan tipe cacat produk

tersebut.

Page 23: Laporan sistem kendali industri

DAFTAR PUSTAKA

Omron.FQ Vision Sensor “Beyond Simplicity”.www.ia.omron.com

Tim Asisten 2012. Modul Sistem Pengendalian Berbasis Komputer. Yogyakarta ;

Laboratorium Elektronika Industri FTI UAJY.