Laporan Resmi Biokimia Acara 3

download Laporan Resmi Biokimia Acara 3

of 20

Transcript of Laporan Resmi Biokimia Acara 3

BAB I

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA

ACARA III

EKSTRAKSI LIPID

VIRDA MAYA D.

26020113120045

IK A (3)

RADITYA AHMAD RIFANDI

26020110130099FAISAL ISLAMI

26020110130085

SETIA DEVI KURNIASIH

26020110110038KHARISMA KHABIBILLAH

26020110120037INTAN CHANDRA DEWI

26020111120002INTAN LESTARI DEWI

26020112130022M. RIDWAN ADETYA

26020111130029SEPTIANY TRIHANNIZA

26020111130014PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014BAB I

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seaweed dalam dunia pedagangan dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu pengetahuan diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa latin yaitu algor yang berarti dingin. Ganggang laut adalah tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susnan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya merupakan bentuk thallus belaka. Bentuk thallus ganggang laut bermacam macam, ada yang bulat seperti tabung, kantung, rambut, dan sebagainya (Duddington, 1971).Percabangan thallus bermacam macam ada yang :1. dichotomus (bercabang dua terus-menerus)2. pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama) 3. ferticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama)4. sederhana, tidak bercabang. (Aslan,1991)

Sifat substansi thallus juga beraneka ragam, yaitu : 1. lunak seperti gelatin (gellatinous)2. keras diliputi / mengandung zat kapur (calcareous) 3. lunak seperti tulang rawan (cartilagenous)4. berserabut (spongious). (Aslan,1991)

Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan diri pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Rumput laut adalah bentuk poliseluler dari ganggang (algae) yang hidup di laut. Pada umumnya rumput laut dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu :1. alga hijau (Chlorophyceae)2. alga hijau biru (Cyanophyceae)3. alga coklat (Phaeophyceae)4. alga merah (Rhodopyceae).

Rumput laut ini merupakan tanaman yang banyak terdapat di hampir seluruh perairan bagian timur Indonesia. Rumput laut hidup dengan menancapkan atau melekatkan dirinya pada substrat lumpur, pasir, karang, fragmen karang mati, kulit karang, batu ataupun kayu. Faktor faktor yang menentukan pertumbuhan rumput laut adalah :1. jenis substrat2. cahaya matahari 3. kondisi laut tempat rumput laut tersebut hidup.

Cahaya matahari adalah faktor utama yang sangat dibutuhkan oleh tanaman laut, sehingga pada kedalaman yang sudah tidak tembus cahaya matahari rumput laut tidak dapat tumbuh (Soegiarto et al, 1978). Lipid adalah senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut lemak, misalnya eter. Sifat dari lemak secara umum tidak larut dalam air, sehingga limbah yang mengandung lemak yang terdapat dalam badan air mempunyai dampak yang cukup besar dalam mengganggu ekosistem perairan. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelsrut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunakan pelarut alkali.

Beberapa senyawa lipid memiliki peranan yang sangat pentingdalam kelansungan hidup mahluk hidup misalnya hormon, garam empedu, kolesterol dan sejenisnya. Namun, kelebihan dalam mengkonsumsi lemak dapat juga menyebabkan timbulnya penyakit. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui apa dan bagaimana lipid itu.

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tubuh tumbuhan, hewan atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar lipid dalam rumput laut Turbinaria sp.

1.2 TUJUAN

Menentukan kadar lipid dalam Rumput laut Turbinaria sp.

BAB II.2. LANDASAN TEORI

2.1 Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut ( Geancoplis, 1998 ).

Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogeny menggunakan pelarut cair sebagai separating gen, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponene-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut cair-cair merupakan satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang dipisahkan dengan bantuan pelarut, ektraksi cair-cair tidak dapat digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis. Seperti pada ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair sempurna (Wibawads, 2012).

Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Misalnya idion sebagai pencemar dalam air yang juga mengandung zat terlarut lain yang tidak larut dalam karbon tetraklorida. dalam kasus seperti ini, hampir semua iodion dapat diambil dengan mengaduk larutan air dengan tetraklorida yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian mengurangi lapisan air dari lapisan karbon tetraklorida yang lebih besar. Makin besar tetapan keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya dalam pelarut pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya (Gillis, 2001, hal: 340).

Bila suatu zat-zat membagi diri antara kedua cairan yang tidak dapat bercampur, ada satu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kali memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukum distribusi yang menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat bercampur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada keseimbangan adalah konstanta pada temperatur tertentu (Underwood, 1986, hal: 462).

2.2 Soxhletasi

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas (Harper 1979).

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih 1997).

Metode SoxhletSampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous (Lucas, 1949).

Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih, 1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam . Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).

2.3 n-Heksana

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14. Awalan heks- merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih (Mahmudi, 1997).

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil (Lehninger,1996).Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Heksana diproduksi oleh kilang-kilang minyak mentah. Komposisi dari fraksi yang mengandung heksana amat bergantung kepada sumber minyak, maupun keadaan kilang. Produk industri biasanya memiliki 50%-berat isomer rantai lurus, dan merupakan fraksi yang mendidih pada 6570 C (Lehninger,1996).

2.4 Rumput laut coklat Turbinaria sp.

Alga ini termasuk ke dalam golongan makro alga yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yang termasuk ke dalam famili Sargassaceae, morfologi dan anatomi mirip dengan makro alga yang lain yang termasuk ke dalam ordo fucales (Atmadja, 1996).

Jenis alga ini memiliki holdfast berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berekspansi radial. Percabangan berputar di sekeliling batang utama, daum merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan lembaran. Umumnya terdapat di daerah rataan terumbu karang yang keras sangat cocok untuk menempel. Tersebar luas di perairan pantai di Indonesia. Bagian tenagh lateral terlihat sedikit cekung yang berisi gelembuing tunggal (air bladder) diantara dua bagian thallus (Fritisch, 1945).Klasifikasi Turbinaria sp.

Devisi: Thallophyta

Class: Phaeophyceae

Ordo: Fucales

Famili: Sargassaceae

Genus: Turbinaria

Spesies: Turbinaria ornate (Turner) J. Agardh

1. Habitat : Hidup di tantai/laut2. Ciri-ciri- Melekat pada batu-batuan.- Berwarna coklat.- Tubuh berbentuk seperti lembaran.- Batang berbentuk silindris, tegak, kasar dan terdapat berkas percabangan.- tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.3. Morfologi- Tubuh berbentuk seperti benang.- Panjang mencapai piluhan meter.- Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.- Terdapat reseptakel sebagai alat perkembangbiakan.4. Anatomi- Terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil.- Dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin- Asam algin berfungsi untuk pembuatan cat.- terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang berfungsi menghasilkan gamet.5. Reproduksi- Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan).- cara generatif dengan isogami dan oogami.6. Manfaat- Digunakan dalam pembuatan ice cream.7. Klasifikasi : Plantae, Phaeophyta, Phaeophyceae, Fucales, Sargassaceae, Turbinaria,Turbinariasp.

Gambar 1. Turbinaria sp.2.5 Lipid

Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi. Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang sangat kaya energi (Abun, 2009).

Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis sub satuan atau blok bangunan biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi kedalam kategori antara lain asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturukan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dri kondensasi subsatuan isoprena) (Hunt SM, Groff JL, Gropper SAS. 1995).

Lipida yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusun adalah triasilgliserol juga sering dinamakan lemak, lemak netral atau trigliserida. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan sel hewan tetapi umumnya tidak ditemukan pada membran. Triasilgliserol dalam berbagai jenis tergantung pada identitas dan letak ketiga komponen asam lemak yang terikat dengan ikatan ester oleh gliserol. Senyawa yang mengandung satu jenis asam lemak pada ketiga posisi disebut triasilgliserol sederhana golongan ini dinamakan menurut asam lemak yang terkandung contohnya adalah tristeroilgliserol, tripalmitoilgliserol dan triolrilgliserol yang mengandung asam stearat, asam plamitat dan asam oleat berturut-turut. Triasilgliserol yang mengandung dua atau lebih asam lemak yang berbeda disebut triasilgliserol campuran. Triasilgliserol yang terdapat di dalam bersifat tidak larut dalam air. Senyawa ini memiliki gravitas spesifik yang lebih rendah dari air yang menyebabkan minyak membentuk lapisan atas pada bumbu salad campuran minyak dan cuka. Triasilgliserol mudah larut dalam pelarut nonpolar sepeti khloroform, benzena atau eter yang seringkali dipergunakan untuk sekresi lemak dari jaringan. Trisilgliserol terutma berfungsi sebagai lemak penyimpan (Lehninger, 1990).

BAB III.

3. MATERI DAN METODE

3.1 Alat

Tabel 1. Alat praktikum acara 3 Ekstraksi lipid dalam rumput laut Turbinaria sp.NoNamaFungsiGambar

1.SoxhletBerfungsi untuk melakukan ekstraksi pada tumbuhan rumput laut coklat Turbinaria sp.

2.TermometerUntuk mengukur suhu wadah dari flask

3.Corong Untuk alat bantu menuang n-heksana dari gelas ukur ke flask

4.Statif Sebagai tempat menggantungnya termometer

5.Timbangan digitalUntuk menimbang hasil dan bahan yang akan atau sudah di gunakan

6.Panci Sebagai tempat air yang di pakai untuk penghantar panas dari kompor pemanas ke n-heksana didalam flask.

7.Kompor pemanas Untuk memanaskan larutan n-heksana pada flask.

8.Gelas ukurUntuk mengukur n-heksana yang digunakan

3.2 Bahan

Tabel 2. Bahan praktikum acara 3 Ekstraksi lipid dalam rumput laut Turbinaria sp.No NamaFungsiGambar

1.Turbinaria sp.Sebagai sampel dalam ekstraksi lipid.

2.Batu didihSebagai pemicu panas n-heksana di dalam flask.

3.n-heksanaSebagai pelarut pada ekstraksi lipid.

4.Kertas saringUntuk membungkus sampel Turbinaria kering di ekstrasi supaya tidak tercampur ke hasilnya.

5.Kapas Sebagai penutup sampel didalam kertas saring

6.Air Sebagai medium penghantar panas dari kompor pemanas menuju n-heksana didalam flask.

3.3 Cara Kerja

BAB IV.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Flask awal + batu didih = 124,64 gram

Flask akhir + batu didih

= 132,14 gram

Berat akhir

= 132,14 124,64

= 7,5 gram

Rumput laut awal

= 15 gram

Rumput laut setelah di ekstrasi= 7,5 gram

Perendaman ekstrak lipid Turbinaria sp.

= x 100 %

= 50 %4.2 Pembahasan

Soxhletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.

Pada praktikum ini prses soxhletasi bertujuan untuk menentukan kadar lipid dalam rumput laut Turbinaria sp., pertama kali sampel yang digunakan yaitu rumput laut Turbinaria sp. Dicuci sampai bersih kemudian dikeringkan, lalu timbang sampel tersebut dengan menggunakan timbangan digital sebanyak 15 gram. Bahan lain yang dipakai seperti batu didih (1,44 gram) dan flask (123,2 gram) juga ditimbang dengan timbangan digital untuk mengetahui berat awalnya. Kemudian setelah itu takar n-heksana sebanyak 150 ml lalu dimasukkan kedalam flask, kertas saring digunakan untuk membungkus sampel Turbinaria sp. Dengan cara digulung membentuk silinder dan dibawahnya dimasukkan kapas, masukkan sampel Turbinaria sp. 15 gram lalu rapatkan bagian atas kertas saring setelah itu sampel yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam thimble. Masukkan batu didih ke dalam flask kemudian pasang flask kedalam rangkaian soxhlet tersebut. Dibawah soxhlet terdapat pani dan kompor pemanas, setelah itu alirkan air kedalam kondensor dan pastikan tdak ada gelembung didalam kondenor dan selalu pastikan air mengalir terus-menerus selama proses ekstraksi. Panaskan air yang ada didalam pani hingga suhunya mencapai 70-85 derajat. Diamkan dan tunggu hingga mencapai 1 sirkulasi, sampai lipid keluar dari sampel ketika lipid dan uap n-heksana sudah tercampur dan penuh didalam shifon, lipid akan tertekan dan turun kedalam flask kembali.

(Berat flask awal + batu didih) - (berat flask akhir + batu didih) = berat lipid yang dihasilkan

132,14 gram - 124,64 gram = 7,5 gram

Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses berlangsung. Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan.

Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala laboratorium dan skala industri. Perbedaan untama destilasi skala laboratorium dan industri adalah sistem ketersinambungan. Pada skala laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada destilasi skala laboratorium, komposisi campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang diurutkan berdasarkan volatilitas, dimana zat yang paling volatil akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan demikian, zat yang paling tidak volatil akan tersisa pada bagian bawah. Proses ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari awal. Pada destilasi skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap dalam komposisi konstan. Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati, dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan proses destilasi.

Pada hasil yang didapat, kandungan lipid yang dihasilkan lumayan banyak, sepertinya didalam lipid masih terdapat kandungan n-heksana didalamnya karna seharusnya lipid yang didapat tidak sebanyak itu. Hal ini kemungkinan terjadi karena belum selesainya proses destilasi, dan kandungan lipid yang diambil masih tercampur dengan pelarut yang belum terdestilasi sempurna. BAB V

5.1 Kesimpulan

1. Prinsip dari metode soxhlet adalah untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.2. Kadar lipid yang didapat pada praktikum ini adalah 50%.5.2 Saran1. Lebih teliti dalam mengukur sampel karena berat sampel juga mempengaruhi hasil pratikum.

2.Alat-alat yang digunakan untuk pratikum harus bersih dari kotoran agar tidak mempengaruhi hasil dari pratikum tersebut.

3. Teliti dalam menjalani langkah-langkah pratikum agar hasil yang di dapat sesuai dengan prosedur.

LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

NOMATERINILAI

1.Pendahuluan

2.Tinjauan Pustaka

3.Materi Metode

4.Hasil

5.Pembahasan

6.Penutup

7.Daftar Pustaka

8.Lampiran

TOTAL

Semarang, 8 April 2014

Mengetahui,

Koordinator Asisten

Raditya Ahmad Rifandi

26020110130099

Asisten Praktikum Praktikan

Faisal Islami

Virda Maya D.26020110130085 26020113120045

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis. 1998. TRANSPORT PROCESS AND UNIT OPERATION. Ally Bacon : Boston.

Gillis, oxtoby. Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I. Jakarta: Erlangga, 2001Atmadja, W.S. Kadi, Sulistijo, R. Satari. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta : Puslitbang Oseanografi LIPI.

Underwood, A.L. Analisis kimia kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 1986

Wibawads, Indra. Ekstraksi Cair-cair. http// indrawibawads. Wordpress.com/ 17 April 2012Fritisch, F.E. 1945. The Structure and Reproduction of The Algae. Vol II, Cambridge of The University Press.

Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf. [28 Maret 2010]

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.

Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic Chemistry. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Mahmudi M. 1997. Penurunan Kadar Limbah Sintesis Asam Phospat Menggunakan Cara Ekstraksi Cair-Cair dengan Solven Campuran Isopropanol dan n-Heksane. Semarang: Universitas Diponegoro

Hunt SM, Groff JL, Gropper SAS. (1995). Advanced Nutrition and Human Metabolism. Belmont, CA: West Pub. Co. hlm. 98. ISBN 0-314-04467-1

Aslan, L.M 1991. Seri Budi Daya Rumput Laut. Kanisius.Yogyakarta

Soegiarto. A., Sulistijo, W.S. Atmadja, H. Mubarak 1978. Rumput Laut (algae) Manfaat, Potensi dan Usaha Budidayannya. LON - LIPI JakartaDuddington, C. L. 1971. Beginners Guide to Seaweed. Pelham Book Ltd. London

Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Arvianto Wibowo, dkk, 2013. Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Turbinaria sp. dari Pantai Krakal, Gunung Kidul-Yogyakarta, Semarang: Universitas Diponegoro. 2 (3): 15-25Sri Widyastuti, 2009. Kadar alginat rumput laut yang tumbuh diperairan laut lombok yang diekstrak dengan dua metoe ekstraksi, Mataram: Universitas Mataram. 10 (3): 144-152

Agrialin Tampubolon, dkk, 2013. Biodiversitas alga makro di lagun pulau pasige, Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2 (1): 35-43

Sampel Turbinaria sp. Kering (15 gr),flask,batu didih ditimbang dengan timbangan digital

Sampel Turbinaria sp. Dimasukkan kekertas saring dan dibawahnya ditutup dengan kapas

Kertas saring dimasukkan kedalam thimble

n-heksana (150 ml) dimasukkan kedalam flask dengan bantuan corong,flask dipasang ke soxhlet

Panci diisi air lalu diletakkan dibawah flask dan dipanaskan dengan kompor pemanas. Termometer digantung pada statif

Air dialirkan kedalam kondensor

n-heksana dipanaskan pada suhu 70-85

Uap n-heksana akan menuju pipa vapor,sebagian uap menuju ke kondensor lalu ke thimble mengenai sampel

Uap n-heksana yang ada didalam thimble tercampur dengan lipid menjadi zat cair

Cairan tersebut menuju shipon arm,lalu secara otomatis cairan lipid tertekan dan turun ke dalam flask dan bercampur dengan n-heksana

Kondensor diangkat lalu sampel dikeluarkan dari thimble

Proses destilasi dilakukan tanpa sampel untuk membersihkan sisa lipid yang ada didalam thimble

_1234567890.unknown