Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

39
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI LEMAK/MINYAK Oleh : Dias Natasasmita 26020110110093 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

description

Laporan resmi biokimia

Transcript of Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

Page 1: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI LEMAK/MINYAK

Oleh :

Dias Natasasmita

26020110110093

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

Page 2: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam turnbuhan,

hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid.

Lipid didefinisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tidak

larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar seperti suatu hidrokarbon atau

dietil eter.

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga

kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber

energi yang lebih efektif dibandingdengan karbohidrat dan protein. Satu gram

minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 Kkal sedangkan karbohidrat dan protein

hanya menghasilkan 4 Kkal/ gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,

mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenoleat, dan

arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat

penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan

pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K.

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan

kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan

dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan

bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,

seperti minyak goreng, lemak (gajih), metega, margarine.Selain itu penambahan

lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tesktur dan

cita rasa bahan pangan.

Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripan

sifat fisisnya,tetapi bukan sifat kimia, fungsional dan struktur mereka, maupun

fungsi-fungsi biologis mereka.Kelas-kelas yang biasa dianggap sebagai lipid

yaitu: lemak dan minyak, terpen, dan steroid.

Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian

para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik mempunyai sifat

fisika seperti lemak, dimasukkan dalam atu kelompok yang disebut lipid. Adapun

Page 3: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

sifat fisika yang dirnaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu

atau lebih dan satu pelarut organik (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak.

Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah tentang uji lemak

atau minyak, dalam hal ini yang digunakan adalah minyak ikan. (Keenan,

1992)

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan bilangan penyabuan, bilangan

asam minyak/lemak, dan menguji kelarutan minyak/lemak pada suatu larutan.

Page 4: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipid

2.1.1 Pengertian

Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan

hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi

larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis

terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen

struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.

(www.id.wikipedia.org)

Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi

endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu

membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam

lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua

jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus

isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam

delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid,

sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta

lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).

Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak.

Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya

(termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang

mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki

metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat

dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.

(www.id.wikipedia.org)

Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau

hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. lipid tidak bisa larut dalam air,

tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil

Page 5: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

eter. Lemak/ minyak ialah trigliserida, yaitu trimester dari dliserol. Asam lemak

ialah asam yang diperoleh dari proses penyabunan lemak/ minyak (Hart, 2003.)

Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis

(tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak

bercabang) dengan gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu

sesuatu jenis asam lemak atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku

tinggi. (www.smk3ae.wordpress.com)

2.1.2 Perbedaan dengan lemak

Minyak dan lemak merupakan hal yang kita kenal setiap hari. Lemak yang

lazim meliputi mentega, lemak hewan dan bagian berlemak dari daging. Minyak

terutama berasal dari tumbuhan, termasuk jagung biji kapas, zaitun, kacang dan

biji kedelai, meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya

memiliki struktur dasar organik yang sama (Harold Hart, Leslie E. Craine dan

David J. Hart, 1979).

Perbedaan antara suatu minyak dan suatu lemak bersifat sebarang: pada

temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Komponen

minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh

sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh. Sebagian besar

gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan

cenderung berupa minyak;karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani

(lemak sapi, lemak babi) dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga

matahari). (Fessenden,1999)

2.1.3 Struktur kimia

Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan

gliserol. Gliserol adalah suatu trihidoksi alcohol yang terdiri atas tiga atom

karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol

dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang

disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul

gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah:

Page 6: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

(Supriyanti. 2006)

Minyak / lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak

merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Struktur

umumnya adalah

R1,R2, R3 adalah gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus

alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat

ikanatanrangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikan rangkap) (Hart, 2003).

2.1.4 Biosintesa Lipid

Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada

bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di

sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada

sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies

tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang

ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil

lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa,

kelapa sawit, jagung dan zaitun.

Page 7: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif

sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam

lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi

kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini

dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk

menghasilkannya.Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur

Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada

daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi. Kompleks-enzim

asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C)

menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi,

reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri.

Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya,

menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan

pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari

8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase

untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini

kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma,

yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol

menjadi trigliserida (minyak atau lemak).

Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas,

yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C). Enzim Δ9-

desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim

tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari

kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut. (Wikipedia Indonesia)

Biosintesis asam lemak alami sebenarnya merupakan cabang dari daur

Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada

daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.Kompleks-enzim

asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C)

menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi,

reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri (www.lipi.go.id).

Page 8: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

2.2 Sifat Fisika dan Kimia

a. Sifat Fisika

Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin

dari lecithin.

Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu

kamar.

Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur

kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.

Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0,

sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon

disulfida dan pelarut halogen.

Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya

panjang rantai karbon.

Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi

karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil

penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.

Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak

atau minyak dengan pelarut lemak.

Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan

minyak/lemak.

Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama

dari minyak / lemak.

Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam

serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya.

Titik lebur relatif rendah, tetapi masih lebih tinggi

daripada temperatur pada saat menjadi padat kembali.

Makin panjang rantai C asam lemak penyusun →titik

lebur >>>

Tidak larut dalam air. Larut dalam pelarut organik

(ether, chloroform, PE, CCl4, alkohol panas), sedikit larut

dalam alkohol dingin.

Berat jenis lemak padat 0,86.

Page 9: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

Berat jenis lemak cair 0,915-0,940.

(www.forum.upi.edu)

b. Sifat Kimia

Lemak netral tidak larut dalam air, akan tetapi akan larut

pada pelarut – pelarut lemak

Reaksi hidrolisa

a) Dengan katalis oksida (ZnO) tekanan 8 – 10 atm suhu

180oC. Hasil hidrolisa berupa asam lemak dan gliserol

b) Dengan katalis basa (KOH/NaOH) : Mula2 terbentuk

gliserol dan asam lemak. Selanjutnya asam lemak

bereaksi dengan basa membentuk garam sabun.

c) Dengan katalis enzim : Berlangsung pada pH 7,5-8,5,

suhu 36oC-40oC. Reaksi hidrolisa berlangsung tidak

spontan. Mula2 trigliserida terhidrolisa menjadi

digliserida→ monogliserida terhidrolisa menghasilkan

asam lemak dan gliserol.

Titik lebur lemak bisa dipengaruhi oleh banyak atau

sedikitnya ikatan rangkap dari asam lemak yang menjadi

penyusunnya.

(www.forum.upi.edu)

2.3 Klasifikasi Lipid

Klasifikasi lipid dibedakan berdasarkan beberapa aspek, yaitu:

a) Berdasarkan strukturnya :

Lemak sederhana (simple lipids)

Ester lemak – alcohol

Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.

Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids)

Ester lemak – non alcohol

Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.

Turunan lemak (derived lipids)

Page 10: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak,

steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.

b) Berdasarkan kejenuhannya :

Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan

tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai

rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik

vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Contohnya ialah

: asam butirat, asam palmitat, asam stearat.

Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu

ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih

dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak

nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda

(poli-unsaturat) cenderung berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam

oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

c) Klasifikasi menurut Lehninger

Lipid komplek (yang bisa mengalami saponifikasi) contoh : trigliserida

Lipid sederhana (yang tidak bisa mengalami saponifikasi karena tidak

mengandung gliserol) contoh : terpen, steroid, prostaglandin dll.

d) Klasifikasi menurut Bloor

Lipid sederhana : ester as lemah dengan berbagai alkohol

Lemak : ester asam lemak dengan gliserol

lemak cair dikenal sbg minyak

Malam/wax : ester as lemak dengan alkohol mono hidrat BM tinggi

Lipid komplek : ester as lemak yang mengandung gugus lain disamping

alkohol dan as lemak

a. Fosfolipid : mengandung residu as fosfat

contoh : gliserofosfo lipid, sfingosin

b. Glukolipid : mengandung karbohidrat

contoh : sfingosin

c. Lipid komplek lainnya

Page 11: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

contoh : sulfo lipid, amino lipid, lipoprotein

Derivat lipid /prekursor lipid

a. Bentuk ini mencakup : as lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak,

b. benda-benda keton, vitamin larut lemak.

(www.smk3ae.wordpress.com)

2.4 Fungsi lipid

Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi

manusia, yaitu:

1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak

menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.

2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada

membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi

menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam

sel.

3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti

pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.

4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses

biologis

5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan

melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan

komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.

Begitu banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai

pembangun sel. Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus

setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak

dapat berfungsi.Sumber energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang

paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan

karbohodrat dan protein memberi 4 kalori (Poedjiadi, 1994).

Melindungi organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus

dilindungi oleh lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan

menahan agar tetap pada tempatnyaPembangun otak. Lemak menyediakan

Page 12: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket'

lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya mampu menghantar

pesan dengan lebih cepat. . Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun

sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa

semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi

hormon seks (www.sulastowo.com).

2.5 Bilangan penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk

menyabunkan 1 g lemak. Sedangkan angka penyabunan adalah angka yang

dihasilkan dar proses penyabunan yang menunjukkan berat molekul lemak dan

minyak secara kasar .minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang

pendek berarti mempunyai berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai

angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat

molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil . angka penyabunan ini

dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan

satu gram lemak atau minyak. Lemak atau minyak ialah triester dari gliserol dan

disebut trigliserida. Bila minyak atau lemak dididihkan dengan alkali, kemudian

mengasamkan larutan yang dihasilakan, maka akan didapatkan gliserol dan

campuran asam lemak. Reaksi ini juga disebut penyabunan (Hart, 2003)

Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara

kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti

mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan

yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar,

maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai

banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak

atau minyak. (Winarno,1991)

Rumus bilangan penyabunan :

2.6 Bilangan asam

Page 13: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat

dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram

NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat

dalam satu gram lemak atau minyak. (Winarno.1991)

Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang diperlukan untuk

menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Dimana

angka asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam

suatu lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram

NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat

dalam satu gram lemak atau minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon

yang berantai panjang dan lurus, dimana bagian ujungnya mengikat gugus

karbiksilat, asam lemak mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan memiliki

jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jarang terdapat dialam, tetapi terdapat

sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak dapat bersala

dari hewan maupun tumbuhan dan mempunyai rumus umum (Page,1989)

2.7 Uji kelarutan

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahap

berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat

kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya

lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar

sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

(www.donnafujie.blogspot.com)

Uji ini merupakan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dan larut

atau tidaknya suatu sampel untuk mngetahui termasuk larutan non polar atupun

polar. (www.id.shvoong.com)

Page 14: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Hari, Tanggal : Senin, 6 Juni 2011

Pukul : 08.00 – 13.00 WIB

Tempat : Laboratorium Biokimia, Fakuktas perikanan dan

Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro, Semarang.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

No Nama Kegunaan

1 Elenmeyer Tempat Titrasai dan untuk

mendapatkan larutan campuran

Minyak ikan, NaOH metanolat.

2 Kaca Pengaduk Sebagai alat aduk untuk

mendapatkan campuran larutan

Minyak Ikan dan NaOH Metanoat.

3 kompor listrik Sebagai alat pemanas

Page 15: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

5 Pipet Tetes alat untuk meneteskan indicator PP

(Penopillin)

6 Buret Tempat untuk melakukan titrasi

dengan memasukan HCl

Sebanyak 27 ml.

7 Tabung reaksi Tempat untuk mereaksikan dua/

lebih senyawa.

8 Gelas Ukur Untuk mengukur volume bahan yang

akan diuji.

3.2.2 Bahan

Page 16: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

1 gram minyak + 10 ml NaOH metanolat

Tabung erlenmeyer

Dinginkan

LarutanBlank (tanpa minyak)

Tabung erlenmeyer

Dinginkan

Dipanaskan selama 10 menit sambil diaduk

Ditambahkan 2 tetes indikator ppDititrasi dengan HCL 0,5 N

Bilangan penyabunan

Minyak/lemak ikan

NaOH metanolat

HCL 0,5 N

Etanol

Indikator pp

Heksana

Air

Alkohol

Na2CO3 1%

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penentuan Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabun = (V 2−V 1 ) . N HCL. BM NaOH

Berat minyak (gram)

HCL yang diperlukan (V1)HCL yang diperlukan (V2)

Page 17: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

Larutan Blanko (tanpa minyak)

Tabung erlenmeyer

Dinginkan

2 gram minyak + 10 etanol

Tabung erlenmeyer

Dinginkan

3.3.2 Penentuan Bilangan Asam

Bilangan Asam= (V 2−V 1 ) . N NaOH .BM NaOH

Berat minyak (gram)

3.3.3 Uji Kelarutan Minyak/Lemak

NaOH yang diperlukan (V1)NaOH yang diperlukan (V2)

Dipanaskan selama 10 menit pada suhu 80 JC.

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan indikator pp 2 tetes

Bilangan asam

1 ml aquades 1 ml heksana

Ditambahkan 1 tetes minyak/lemak ikan

Ditutup mulut tabung dengan ibu jari, dan kock selama 1 menit

Diamkan selama 5 menit Diamati apa yang terjadi

Tabung reaksi Tabung reaksi

Hasil Hasil

Page 18: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

1 ml Na2CO3 1%

Tabung reaksi

1 ml Alkohol

Tabung reaksi

Ditambahkan 1 tetes minyak/lemak ikan

Ditutup mulut tabung dengan ibu jari, dan kock selama 1 menit

Diamkan selama 5 menit Diamati apa yang terjadi

Hasil Hasil

Page 19: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bilangan Penyabunan

Percobaan 1

Perlakuan 1 : Minyak + NaOH putih susu (larut)

Perlakuan 2 : NaOH putih bening (blanko)

* Warna setelah dipanaskan masih utuh.

Percobaan 2

Perlakuan 1 : Minyak + NaOH + larutan pp pink muda

Perlakuan 2 : NaOH + larutan pp pink tua

Hasil perhitungan bilangan penyabunan :

Diketahui :

V2 ( Volume HCl ) : 1,3 ml

V1 (Volume Blangko ) : 0,8 ml

BM NaOH : 40

N HCl : 0,5 N

Berat minyak : 1 gr

(V2 – V1) . N HCl . BM NaOH

Bilangan Penyabunan =

Berat Minyak Ikan (gram)

(1,3 – 0,8) . 0,5 . 40

=

Page 20: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

1 gr

0,5. 0,5. 40

= = 10 mol/gr

1

4.1.2 Bilangan Asam

Sebelum dipanaskan

Perlakuan 1 : Minyak 4 gr + etanol 10 mL kuning

Perlakuan 2 : Etanol 10 mL (blanko) putih

Setelah dipanaskan

Perlakuan 1 : Minyak 4 gr + etanol 10 mL kuning keputihan

Perlakuan 2 : Etanol 10 mL (blanko) putih susu

Setelah ditambahkan NaOH

Perlakuan 1 : Minyak 4 gr + etanol 10 mL + 2,2 mL NaOH + 2 tetes pp

pink muda

Perlakuan 2 : Etanol 10 mL+ 1,6 mL NaOH + 2 tetes pp pink

Hasil perhitungan bilangan asam :

Diketahui :

V2 ( Volume NaOH ) : 0,6 ml

V1 ( Volume Blangko ) : 0,2 ml

BM NaOH : 40

NaOH : 0,1 N

Berat minyak : 2 gr

(V2 – V1) . N HCl . BM NaOH

Bilangan Asam =

Berat Minyak Ikan (gram)

(0,6 – 0,2) . 0,1 . 40

=

2

Page 21: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

0,4 . 0,1 .40

= = 0,8 mol/gr

2

4.1.3 Uji Kelarutan Minyak/Lemak

No Sampel Pelarut Kelarutan Keterangan

1. Minyak ikan Heksana +++++ Sangat bening, ada

gelebungnya, minyak larut

sempurna

2. Minyak ikan Na2CO3 1% + Tidak larut sempurna,

berwarna agak putih susu

3. Minyak Ikan Alkohol +++ larut, warna keruh, pada

larutan ini ada sedikit

minyak mengendap

berwarna kuning.

4. Minyak Ikan Air - Tidak larut, berwarna

keruh. Minyak di lapisan

atas berwarna putih.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penentuan Bilangan Penyabunan

Dari percobaan yang telah dilakukan, ternyata diperlukan HCl

sebanyak 1,3 ml untuk menitrat minyak ikan agar menjadi bening. Dan

setelah dilakukan perhitungan, didapatkanlah bilangan penyabunan sebesar

10 mol/gr.

Dalam praktikum kelompok kami dapat diketahui dengan jelas bahwa

ternyata nilai volume akhir (V2) lebih besar daripada nilai volume awal atau

mula-mula (V1), sehingga hasil akhir pada bilangan penyabunan bernilai

positive. Hal ini dapat disimpulkan dengan jelas bahwa dengan adanya

penambahan minyak ikan atau tidak dapat mempengaruhi nilai V. Nilai V2

lebih besar daripada nilai V1 diakibatkan karena pemberian minyak ikan

Page 22: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

pada V1 menyebabkan minyak-minyak tadi membentuk gerombolan atau

gelembung-gelembung minyak kecil yang ternyata mempengaruhi nilai

volume (baik V1 maupun V2).

Minyak ikan yang ditambahkan NaOH menghasilkan warna kuning

pekat, hal ini dikarenakan warna dasar dari minyak ikan itu sendiri yang

berwarna kuning dan NaOh yang berwarna bening. Kemudian setelah

ditambahkan indikator PP warnanya berubah menjadi merah muda. Hal ini

dilakukan dengan tujuan supaya untuk mengetahui perbedaan warna yang

nantinya menentukan titik titrasi. Penggunaan indikator ini tidak

mempengaruhi sifat kimia dari larutan yang akan dititrasi.

Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl. Analisis ini

menggunakan metode asidimetri, suatu metode analisis asam basa yang

menggunakan asam sebagai penitrannya. Besarnya bilangan penyabunan

bergantung dari massa molekul minyak, semakin besar massa molekul

semakin rendah bilangan penyabunannya. Hal ini dapat dijelaskan, dengan

semakin panjang rantai hidrokarbon suatu minyak, maka akan semakin kecil

proporsi molar gugus karboksilat yang akan bereaksi dengan basa.

4.2.2 Penentuan Bilangan Asam

Penentuan bilangan asam dilakukan dengan menitrasi larutan sampel

dengan NaOH. Minyak ikan yang digunakan sebesar 2 gr dan sebelum

dipanaskan, terlebih dahulu dicampur dengan etanol. Etanol biasanya

bersifat higrokopis yaitu larut dalam air, tujuan dari pemanasan di suhu

yang tinggi ini untuk mempercepat pencampuran antara minyak ikan dan

etanol. Uji ini bertujuan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat

dalam satu gram minyak ikan. Dalam proses penitrasian terjadi perubahan

warna dari kuning muda yang diakibatkan oleh penambahan 2 tetes

indikator pp menjadi warna kemerahan. Ternyata dalam penitratan ini

dibutuhkan NaOH sebanyak 0,6 ml sedangkan pada larutan Blangko

diperlukan sebanyak 0,2 ml. Setelah dilakukan perhitungan , maka

didapatkan bilangan asam sebesar 0,8 mol/gr. Bilangan asam sebesar 0,8

gr//mol ini menunujukkan percobaan berjalan dengan baik dan sesuai.

Page 23: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

4.2.3 Uji Kelarutan Lemak/Minyak

Dalam menguji suatu kelarutan minyak atau lemak, disiapkan 4

tabung reaksi yang di dalamnya berisi masing-masing heksana, air, larutan

Na2CO3 1 % dan alkohol yang ditetesi minyak ikan. Dan fungsi dari

jumlah 4 tabung tersebut adalah sebagai pembanding, mana yang lebih larut

dan mana yang tidak.

Pada tabung reaksi pertama yang di dalamnya terdapat aquades yang

dicampur

minyak, minyak tidak larut, tetapi warna keruh. Di lapisan atas, minyak

berwarna putih.

Pada tabung reaksi ketiga yang berisi heksana yang dicampur minyak ikan,

larutan menjadi jernih dan minyak larut.

Pada tabung rekasi ketiga yang berisi Na2CO3 dicampur dengan minyak

ikan

maka mendapatkan hasil, yaitu minyak tidak larut sempurna, dan berwarna

agak kuning.

Pada tabung rekasi keempat yang berisi alkohol dicampur dengan minyak

ikan

maka minyak dapat larut, tapi berwarna agak keruh.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa

Heksana adalah pelarut yang paling baik untuk melarutkan minyak ikan, hal

ini dikarenakn Heksana adalah larutan yang mempunyai densitas cukup

tinggi. Sedangkan air adalah pelarut yang paling tidak bisa melarutkan

minyak, hal ini dikarenakan air mempunyai densitas yang rendah.

Page 24: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Lemak adalah trigriserida yaitu trimester dari gliserol.

Dari hasil pratikum diperoleh hasil bilangan penyabunan sebesar 10

mol/gr.

Dari hasil praktikum diperoleh hasil bilangan asam sebesar 0,8 mol/gr.

Pada uji kelarutan minyak atau lemak setelah penambahan 1 tetes minyak

di kocok dan didiamkan akan terjadi larutan campur dan tidak campur,

hal ini dikarenakan ada tidaknya kandungan gugus karboksil dalam

senyawa tersebut.

Perbandingan kelarutan heksana > alkohol > Na2CO3 1% > air.

5.2 Saran

Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing – masing praktikan.

Praktikan hendaknya memahami materi praktikum, sebelum pelaksanaan

praktikum.

Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan

jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan

kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail, tepat dan

akurat.

Page 25: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden,Ralph J.1999.Kimia Organik jilid 2 edisi ke-3.

Erlangga:Jakarta

Hart, Harold. (2003) Kimia Organik Suatau Kulaih Singkat.

Erlangga: Jakarta

Keenan, Kleinfelter, Wood. (1992). Kimia Untuk Universitas Jilid 2,

Jakarta:

Erlangga

Page, David. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Supriyantini, Endang . Ir. 2006. Lipid. Semarang : Undip

Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka

Utama

Dari Website :

www.smk3ae.wordpress.com/minyak-lemak/diakses Rabu, 1 Juni 2011 pukul

10.15 WIB

www.lipi.go.id/diaksess Rabu, 1 Juni 2011 pukul 11.25 WIB

www.forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15643.0/diaksess Rabu, 1 Juni 2011

pukul 13.17 WIB

www.sulastowo.com/diakses Rabu, 1 Juni 2011 pukul 14.41 WIB

www.id.wikipedia.org/wiki/Lipid/diakses Kamis, 2 Juni 2011 pukul 11.12 WIB

www.donnafujie.blogspot.com/2009/06/analisis-senyawa-lipid_12.html/diakses

Jumat, 3 Juni 2011 pukul 16.41 WIB

www.id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2089454-uji-kelarutan-uji-

ketidakjenuhan-uji/#/diakses Jumat, 3 Juni 2011 pukul 20.41 WIB

Page 26: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP

LAMPIRAN

1. Penentuan Bilangan Penyabunan

2. Penentuan Bilangan Asam

3. Uji Kelarutan Minyak

Page 27: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP
Page 28: Laporan Resmi Biokimia Lemak UNDIP