LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

55
MANSJUR, S.H.,S.I.K PKN I LAN XLVII 1 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang. Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu pencerminan bahwa negara kita merupakan negara hukum sebagaimana dijelaskan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Hukum yang ada pada saat ini dimaksudkan untuk melindungi segenap kepentingan individu dan menciptakan keadilan ditengah-tengah masyarakat guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera. Sejalan dengan pemikran tersebut maka tegaknnya hukum merupakan suatu hal yang mutlak dan tak bisa ditawar-tawar. Tak ada individu yang kebal hukum ataupun mendapat perlakuan khusus dalam penegakan hukum yang konsisten di negeri ini guna mencapai suatu keadilan yang merupakan cita-cita dari terbentuknya hukum. Hal tersebut diperkuat dengan Undang-Undang Dasar kita dimana dalam struktur hukum kita merupakan sebuah landasan bagi semua peraturan hukum atau Undang- Undang yang ada. Dalam pasal 27 ayat 1 yang berbunyi segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dengan tidak ada kecualinya. Pasal tersebut merupakan penguat tentang apa yang penulis jelaskan tadi tentang kesetaraan kedudukan hukum bagi seluruh warga negara Indonesia. Dalam pasal ini, apabila kita cermati lebih dalam maka dapat kita simpulkan bahwa pasal ini merupakan implementasi dari penerapan Asas Equality Before The Law atau kesetaraan dalam hukum yang terdapat dalam sistem hukum kita saat ini. Hal ini makin diperkuat dengan bunyi pasal berikutnya, yaitu pasal 28D ayat 1 yang berbunyi “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di depan hukum”.

Transcript of LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

Page 1: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 1

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu pencerminan

bahwa negara kita merupakan negara hukum sebagaimana dijelaskan Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia 1945. Hukum yang ada pada saat ini dimaksudkan untuk

melindungi segenap kepentingan individu dan menciptakan keadilan ditengah-tengah

masyarakat guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera. Sejalan

dengan pemikran tersebut maka tegaknnya hukum merupakan suatu hal yang mutlak dan

tak bisa ditawar-tawar. Tak ada individu yang kebal hukum ataupun mendapat perlakuan

khusus dalam penegakan hukum yang konsisten di negeri ini guna mencapai suatu

keadilan yang merupakan cita-cita dari terbentuknya hukum.

Hal tersebut diperkuat dengan Undang-Undang Dasar kita dimana dalam struktur

hukum kita merupakan sebuah landasan bagi semua peraturan hukum atau Undang-

Undang yang ada. Dalam pasal 27 ayat 1 yang berbunyi segala warga negara bersamaan

kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dengan tidak

ada kecualinya. Pasal tersebut merupakan penguat tentang apa yang penulis jelaskan tadi

tentang kesetaraan kedudukan hukum bagi seluruh warga negara Indonesia. Dalam pasal

ini, apabila kita cermati lebih dalam maka dapat kita simpulkan bahwa pasal ini merupakan

implementasi dari penerapan Asas Equality Before The Law atau kesetaraan dalam hukum

yang terdapat dalam sistem hukum kita saat ini. Hal ini makin diperkuat dengan bunyi pasal

berikutnya, yaitu pasal 28D ayat 1 yang berbunyi “setiap orang berhak atas pengakuan,

jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di

depan hukum”.

Page 2: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 2

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Konsep pembangunan nasional pada masa pemerintahan Presiden Ir. Joko Widodo

dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin mengacu pada 5 program prioritas yaitu

Pembangunan SDM, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan segala bentuk kendala

regulasi, reformasi birokrasi, transformasi ekonomi yang mempunyai nilai bagi

kemakmuran bangsa, demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sadar akan tantangan yang dihadapi Polri dalam melaksanakan tugas pokoknya

tidaklah ringan, diawal kepemimpinannya sebagai Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Idham Azis,

M.Si., telah menetapkan 7 (tujuh) program prioritas dalam rangka mewujudkan penguatan

Polri yang promoter menuju Indonesia maju. Program prioritas Polri yang ke III adalah

penguatan penegakkan hukum yang professional & berkeadilan yang tujuannya untuk

peningkatan kualifikasi dan kompetensi penyidik, penanganan kasus yang meresahkan

dan menjadi perhatian public, dan pemantapan penerapan manajemen penyidik berbasis

elektronik.

Perlindungan hukum adalah segala upaya yang dilakukan penegak hukum untuk

melindungi hak-hak dari subjek hukum agar hak-hak tersebut tidak dilanggar. Dimana,

penegakan hukum ini dijalankan sebagai upaya untuk menjalankan ketentuan hukum yang

berlaku. Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila

mengandung berbagai unsur-unsur yaitu adanya perlindungan pemerintah terhadap

warganya, jaminan kepastian hukum dan berkaitan dengan hak-hak warga negara.

Disamping itu, perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia juga penting bagi

kehidupan bernegara, hal ini guna merealisasikan tegaknya supremasi hukum, tegaknya

keadilan, dan mewujudkan perdamaian.

a. Tegaknya supremasi hukum, dengan tegaknya supremasi hukum maka hukum

memiliki kekuasaan yang besar dalam mengatur tindakan manusia;

b. Tegaknya keadilan, hukum memberikan keadilan untuk melindungi hak setiap warga

negara tanpa memandang ras, agama, status, maupun jabatan subyek hukum.

Selama subyek hukum berhak maka hukum akan tetap melindungi hak tersebut;

Page 3: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 3

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

c. Mewujudkan perdamaian, dengan tegaknya hukum maka keadilan dalam

memastikan hak-hak setiap subjek hukum akan tewujud. Dengan demikian

perdamaian akan terwujud.

Sesuai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2017, Divisi Hukum Polri, merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang

berada di bawah Kapolri bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi pengkajian,

bantuan dan nasehat hukum, pengembangan hukum, pembinaan hukum dan Hak Asasi

Manusia (HAM) di lingkungan Polri, serta berpartisipasi dalam pembinaan hukum nasional

dan HAM. Divisi Hukum Polri mempunyai visi dan misi organisasi sebagai berikut:

- Visi

“Mewujudkan Divisi Hukum Polri sebagai perisai hukum yang mampu melindungi,

memperjuangkan dan memenangkan kepentingan institusi dan anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia guna menunjang keberhasilan tugas Kepolisian Negara

Republik Indonesia.”

- Misi

a. Mengembangkan kemampuan personel di bidang hukum dalam menghadapi

tantangan ke depan;

b. Mengantisipasi perkembangan hukum dan perundang-undangan yang terkait

dengan tugas Polri;

c. Pengembangan dan pembangunan hukum guna mendukung tugas Polri;

d. Pemberian bantuan hukum bagi institusi Kepolisian Negara Republik

Indonesia dan anggota di setiap tingkat pemeriksaan.

Page 4: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 4

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Selain itu Divisi Hukum Polri dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

a. Pembinaan fungsi hukum bagi seluruh jajaran Polri yang meliputi:

1) Perumusan dan pembangunan sistem serta metode termasuk petunjuk-

petunjuk pelaksanaan fungsi hukum;

2) Pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan guna menjamin

terlaksananya fungsi hukum;

3) Pemberian dukungan (back up) dalam bentuk baik bimbingan teknis maupun

bantuan personil dalam pelaksanaan fungsi hukum;

4) Perencanaan kebutuhan personil dan anggaran termasuk pengajuan saran

dan pertimbangan penempatan serta pembinaan karier personil pengemban

fungsi hukum; dan

5) Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian serta statistik baik yang

berkenaan dengan sumber daya maupun hasil pelaksanaan tugas satuan-

satuan organisasi hukum;

b. Pengkajian perkembangan hukum yang berkaitan dengan tugas Polri;

c. Penyusunan naskah akademik dalam hal suatu konsep Rancangan Undang-

Undangan diajukan oleh Polri;

d. Penyusunan rancangan peraturan baik internal maupun eksternal untuk kelancaran

pelaksanaan tugas Polri;

e. Pemberian saran masukan dalam rangka penyusunan Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden maupun Peraturan Daerah;

f. Pelaksanaan penyuluhan hukum kepada anggota Polri dan masyarakat;

Page 5: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 5

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

g. Pengkajian penerapan hukum di bidang pidana, perdata, tata usaha negara, agama,

disiplin, dan kode etik, terutama yang berkaitan dengan kepentingan Polri;

h. Pemberian pendapat dan saran hukum kepada institusi, anggota maupun kepada

masyarakat;

i. Pemberian bantuan hukum dan advokasi kepada institusi, anggota maupun

keluarga Polri;

j. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran

pelaksanaan tugas;

k. Pelaksanaan dokumentasi dan jaringan informasi hukum; dan

l. Berperan serta dalam proses pembinaan hukum nasional.

Dalam pembagian tugas dan wewenang Divisi Hukum Polri, terdiri dari Unsur

Pimpinan, Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelaksana Staf, Unsur Pelaksana Utama. Unsur

Pelaksana Utama Divisi Hukum Polri terdiri dari Biro Bantuan Hukum (Robankum) dan Biro

Penyusunan dan Penyuluhan Hukum (Rosunluhkum). Biro Bantuan Hukum merupakan

unsur pelaksana utama yang berada di bawah Divisi Hukum Polri yang bertugas

melakukan kajian penerapan hukum di bidang pidana, perdata, tata usaha negara, agama,

disiplin dan kode etik terutama yang berkaitan dengan tugas pokok, fungsi dan peran Polri,

memberikan Pendapat dan Saran Hukum kepada institusi, anggota maupun kepada

masyarakat, menyelenggarakan dan bantuan hukum dan advokasi atau pendampingan

kepada institusi, anggota maupun keluarganya, dan melaksanakan tugas lain yang

dibebankan oleh Divisi Hukum Polri.

Page 6: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 6

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Pelaksanaan tugasnya Biro Bantuan Hukum dibantu oleh Bagian Penerapan

Hukum (Bagrapkum), Bagian Hak Asasi Manusia (BagHAM), Bagian Bantuan Nasehat

Hukum (Bagbanhatkum) dan Urusan Tata Usaha (Urtu). Bagian Penerapan Hukum

bertugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan hukum yang berkaitan dengan

tugas Polri; Pengkajian penerapan hukum di bidang pidana HAM, disiplin, dan kode etik

profesi Polri terutama yang berkaitan dengan kepentingan Polri, penyusunan dan

pemberian pendapat dan saran hukum kepada institusi, anggota maupun kepada

masyarakat, dan penyelenggaraan koordinasi dengan instansi dan satuan fungsi terkait

dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Identifikasi masalah.

Setelah melakukan kajian, menganalisa dan mengindentifikasi, pelaksanaan tugas-

tugas Divisi Hukum Polri ternyata masih menemui berbagai kendala di lapangan, salah

satu tugas yang menghadapi kendala tersebut baik dari segi teknis maupun operasional

adalah tugas pemberian pendapat dan saran hukum kepada institusi, anggota, maupun

kepada masyarakat. Pemberian pendapat dan saran hukum (PSH) sendiri merupakan

pernyataan resmi berupa keputusan atau saran yang didasari atas pengetahuan khusus

dan keahlian yang berisi pemahaman dan penerapan hukum pada permasalahan tertentu

yang dibuat untuk menjawab permintaan tertentu.

Prosedur tugas ini sebenarnya sudah diatur dalam pasal 7 ayat (2) Peraturan

Kepala Divisi Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang

Prosedur Pembuatan Pendapat dan Saran Hukum dimana tugas ini akan dilaksanakan

melalui beberapa mekanisme, yaitu: inventarisasi, verifikasi, analisis substansi,

pembahasan dan penyusunan pendapat dan saran hukum (PSH). Namun meskipun sudah

diatur sampai hal yang bersifat teknis, ternyata masih juga ditemukan beberapa kendala

dan masalah sebagai berikut:

Page 7: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 7

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

a. Tidak efisiennya pelayanan pemberian pendapat dan saran hukum (PSH) kepada

masyarakat dikarenakan tidak adanya kewenangan bidang hukum Kepolisian

Daerah untuk membuat pendapat dan saran hukum (PSH) dari permohonan

masyarakat, karena selama ini pemberian saran hukum hanya boleh dilaksanakan

oleh Mabes Polri yang dalam prosesnya memakan waktu yang cukup panjang;

b. Tidak diaturnya Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) antara Mabes Polri dengan

Polda mengenai Prosedur Pembuatan Pendapat dan Saran Hukum (PSH) dalam

Peraturan Kepala Divisi Hukum Polri Nomor 5 Tahun 2011 yang mengakibatkan

tidak adanya Legal Standing bagi Kepala Bidang Hukum (Kabidkum) di Kepolisian

Daerah (Polda) dan Kepala Sub Bagian Penerapan Hukum (Kasubbagrapkum) di

Polres dalam menyusun PSH;

c. Pendapat dan saran hukum (PSH) selama ini masih diatur dalam bentuk Peraturan

Kepala Divisi Hukum Polri sehingga lokus penerapan dan pelaksanaanya hanya

terbatas pada internal Mabes Polri;

d. Bahwa Peraturan Kepala Divisi Hukum Polri yang ada sekarang sudah tidak relevan

lagi dengan perkembangan situasi yang terus berkembang.

e. Masih terdapatnya kelemahan dalam proses pemberian pendapat dan saran hukum

oleh Polri kepada institusi, anggota, maupun kepada masyarakat sehingga perlu

untuk dilakukan penyempurnaan agar penegakan hukum yang dilakukan oleh Polri

bisa berjalan dengan optimal dan maksimal.

3. Gagasan Proyek Perubahan.

Berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka diperlukan suatu

cara agar pemberian saran hukum dapat dilaksanakan secara optimal oleh Kepolisian

Daerah tanpa melalui Mabes Polri khususnya Divisi Hukum Polri. Salah satu

penyempurnaan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan optimalisasi regulasi,

Page 8: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 8

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

melalui pembuatan Peraturan Kepolisian yang khusus membahas mengenai pendapat dan

saran hukum (PSH) dengan memerhatikan kendala-kendala yang muncul dari peraturan

sebelumnya yaitu Peraturan Kepala Divisi Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor (5) Tahun 2011, sehingga nantinya proses pemberian pendapat dan saran hukum

(PSH) dan fungsi penegakan hukum yang dilakukan oleh Polri dapat menjadi lebih optimal

dan maksimal.

Sistem pengumpulan, pengolahan dan penyajian data yang masih dilakukan secara

manual menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas karena terbatasnya jumlah anggota dan

tuntutan tugas yang harus segera ditangani. Hal ini membuat pelaksanaan tugas tidak

optimal dan belum dapat memberikan pelayanan prima yang profesional. Data permintaan

dan saran hukum yang ditangani Divisi Hukum Polri mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Seperti data kasus yang tercatat pada tahun 2017 sebanyak 118 permohonan pada tahun

2018 naik menjadi 208 permohonan dan di tahun 2019 naik signifikan menjadi 226

permohonan.

Gambar I.1. Grafik permohonan saran hukum 2017-2019

0

50

100

150

200

250

2017 2018 2019

118

208 226

3 Tahun Terakhir

Page 9: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 9

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

4. Tujuan Perubahan.

Proyek perubahan ini memiliki tujuan akhir untuk mengoptimalisasikan tugas

pemberian pendapat dan saran hukum (PSH) oleh Polri kepada institusi, anggota, maupun

masyarakat melalui pembuatan regulasi baru yaitu Peraturan Kepolisian yang membahas

tentang pemberian saran dan hukum. Untuk mencapai tujuan tersebut, proyek perubahan

ini dibagi lagi menjadi tiga tujuan yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang sehingga dapat dilakukan monitoring pada tiap tingkatan perubahan.

a. Tujuan Jangka Pendek;

1) Terbentuknya tim proyek perubahan;

2) Terlaksananya pembuatan dan pembahasan rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH);

3) Terlaksananya rapat pembahasan revisi rancangan Peraturan Kepolisian

4) Terlaksananya harmonisasi dan sinkronisasi rancangan Peraturan

Kepolisian dari tim proyek perubahan ke Divisi hukum Polri dan Stakeholders

internal;

5) Terbentuknya draft rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan

Saran Hukum (PSH).

b. Tujuan Jangka Menengah;

1) Terlaksananya harmonisasi dan sinkronisasi rancangan Peraturan

Kepolisian kepada Stakeholders eksternal;

2) Terlaksananya pengoreksian Rancangan Peraturan Kepolisian oleh

Sekretariat Umum Polri;

3) Terbentuknya Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH).

c. Tujuan Jangka Panjang;

1) Terlaksananya sosialisasi dan pendistribusian Peraturan Kepolisian;

2) Terciptanya pelayanan Divisi Hukum Polri yang lebih efektif dan efisien.

Page 10: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 10

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

5. Manfaat.

No Jenis Perubahan Manfaat

1. Reformasi Birokrasi Dengan memanfaatkan sumber daya

manusia dan sarana prasarana yang

dimiliki oleh Mabes Polri maupun

Kepolisian Daerah melalui pelayanan

Polri khususnya dalam memberikan

PSH, diharapkan kelembagaan Polri

dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya lebih baik lagi.

2. Perbaikan Kinerja Dengan dibuatnya Peraturan

Kepolisian yang membahas pendapat

dan saran hukum (PSH), maka akan

ada Legal Standing yang cukup untuk

mewadahi proses integrasi dan sinergi

antara Polres dan Polda dalam rangka

pemberian pendapat dan saran hukum

(PSH) kepada anggota, masyarakat

dan Kementerian / Lembaga

diharapkan anggota, masyarakat dan

Kementerian/Lembaga mendapatkan

perlindungan dan kepastian hukum

sehingga kinerja Polri dapat

dilaksanakan secara efektif dan

efisien.

3. Kualitas Pelayanan Polri Dengan diperbolehkannya Bidang

Hukum Polda dalam memberikan

pendapat dan saran hukum (PSH)

Page 11: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 11

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

kepada anggota, masyarakat dan

Kementerian/Lembaga, maka

masyarakat akan lebih mudah dan

cepat mendapatkan pendapat dan

saran hukum (PSH) ketika mereka

membutuhkan hal tersebut.

6. Ruang Lingkup.

Kegiatan-kegiatan proyek perubahan antara lain:

a. Rapat-rapat : Persiapan; Teknis Pelaksanaan dan Koordinasi;

b. Rapat pembentukan tim proyek perubahan;

c. Rapat pembentukan tim efektif proyek perubahan;

d. Rapat pembahasan pendapat dan saran hukum bersama Divisi Hukum;

e. Koordinasi dan kolaborasi pembahasan pendapat dan saran hukum dengan

Stakeholders internal Polri;

f. Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Kepolisian tentang pendapat dan saran

hukum (PSH) internal;

g. Disahkannya Peraturan Kepolisian oleh Kapolri;

h. Sosialisasi Peraturan Kepolisian kepada Stakeholders internal dan eksternal.

7. Output dan Outcome.

Proyek perubahan ini dilaksanakan untuk melakukan optimalisasi terhadap

pelayanan Polri yang selama ini telah diberikan oleh Divisi Hukum Polri khususnya terkait

pelayanan pemberian pendapat dan saran hukum atau PSH. Untuk mencapai tujuan

tersebut, proyek perubahan ini memiliki beberapa output dan outcome yang terdiri dari

output yaitu output jangka pendek, jangka menengah serta outcome jangka panjang. Hal

tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Page 12: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 12

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

a. Output.

Nama Deskripsi

Output Jangka Pendek

Terbentuknya draft Peraturan

Kepolisian tentang pendapat dan saran

hukum.

Diskusi rancangan Peraturan Kepolisian

tentang PSH dilakukan oleh tim proyek

perubahan ke Divkum Polri dan Stakeholders

internal. Peraturan Kepolisian yang terbentuk

dalam tahap ini merupakan hasil dari diskusi

rancangan yang telah dilakukan

sebelumnya.

Output Jangka Menengah

Terbentuknya Peraturan Kepolisian

tentang pendapat dan saran hukum.

Setelah terbentuknya draft rancangan Perpol

lalu dilakukan harmonisasi dan sinkronisasi

dengan Stakeholders eksternal lalu ditanda

tangani oleh Kapolri sehingga Peraturan

Kepolisian sah terbentuk.

Output Jangka Panjang

Terlaksananya sosialisasi dan

pendistribusian Peraturan Kepolisian.

Peraturan tersebut selanjutnya

disosialisasikan untuk nantinya bisa segera

diimplementasikan. Peraturan yang telah

disosialisasikan selanjutnya

diimplementasikan dengan memerhatikan

dan mempertimbangkan hasil temuan yang

terjadi.

b. Outcome.

Nama Deskripsi

Terciptanya Legal Standing antara bagian

hukum di Polda dan Polres terkait

pemberian pendapat dan saran hukum

(PSH).

Legal standing ini merupakan hasil dari

dikeluarkan dan diimplementasikannya

Peraturan Kadivkum Polri di tahap

sebelumnya.

Page 13: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 13

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas

Pelayanan Divkum Polri dalam proses

penegakan hukum melalui pemberian

pendapat dan saran hukum (PSH).

Peningkatan efisiensi dan efektivitas ini

terwujud akibat dikeluarkannya Peraturan

Kepolisian yang mengatur terkait

pemberian pendapat dan saran hukum

(PSH). Dalam aturan tersebut nantinya

akan diatur mengenai HTCK antara Polda

dan Polres dalam pemberian pendapat dan

saran hukum (PSH) yang memungkinkan

kedua tingkat Kepolisian tersebut dapat

memberikan pendapat dan saran hukum

(PSH) sehingga efektifitas dan efisiensi

Divkum Polri dapat meningkat.

Masyarakat lebih mudah dan cepat

mendapatkan feedback ketika melakukan

permohonan pendapat dan saran hukum

(PSH) kepada Polri.

Kondisi ini tercipta akibat karena telah

adanya Legal Standing yaitu Peraturan

Kapolri mengenai HTCK antara Polres dan

Polda dalam pemberian pendapat dan

saran hukum (PSH). Dalam aturan tersebut

nantinya kedua tingkat kepolisian tersebut

akan memiliki kewenangan dalam

memberikan pendapat dan saran hukum

(PSH), sehingga masyarakat yang

membutuhkan pendapat dan saran hukum

(PSH) akan lebih mudah dan cepat untuk

mendapatkan feedback.

Page 14: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 14

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

BAB II

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

1. Roadmap / Millestone Proyek Perubahan.

Roadmap / Millestone proyek perubahan ini mulai dilaksanakan saat memasuki

pembelajaran off campus/tahap I atau pelaksanaan Breakthrough I. Pada Breakthrough I

ini peserta peserta diklat melakukan tugas kegiatan pada unit kerja masing-masing untuk

membangun atau melakukan identifikasi untuk didapatkannya sebuah ide atau gagasan

proyek perubahan dan juga untuk dapat mengkomunikasikan permasalahan yang ada

kepada stakeholder serta untuk mendapatkan persetujuan dari mentor selaku atasan

langsung.

Pada tahap memasuki pembelajaran off campus/tahap II atau pelaksanaan

Breakthrough II. Pada tahap ini peserta diklat melaksanakan Roadmap / Milestone proyek

perubahan yang telah disusun pada tahap merancang proyek perubahan, menerapkan

hasil analisis stakeholders untuk dapat menggerakkan atau memobilisasi stakeholders

dalam melaksanakan proyek perubahan serta melaksanakan strategi komunikasi untuk

menggalang dukungan dari stakeholders. Dalam tahapan laboratorium kepemimpinan

senantiasa berkoordinasi dengan Mentor selaku atasan langsung dan melaporkan progres

proyek perubahan kepada Coach. Berikut adalah matrik pentahapan/milestone :

Tahap Utama Waktu

I. Jangka Pendek

1. Terbentuknya tim proyek perubahan.

a. Menentukan personil yang berkompeten sesuai

bidang dan tanggung jawabnya;

7 September 2020

b. Membuat Surat Perintah tentang Pembentukan Tim

Proyek Perubahan yang ditandatangani oleh Kepala

Divisi Hukum Polri;

8 September 2020

Page 15: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 15

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

c. Membuat Surat Perintah tentang Pembentukan Tim

Kelompok Kerja Efektif yang ditandatangani oleh

Kepala Biro Bantuan dan Hukum Divkum Polri.

9 September 2020

2. Terlaksananya pembuatan draft Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH).

a. Membuat dan mengirim surat undangan rapat

penyusunan draft Rancangan Peraturan Kepolisian;

11 September 2020

b. Menyusun draft Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH);

14 September 2020

c. Membuat dan mengirim surat undangan rapat

penyusunan draft Rancangan Peraturan Kepolisian;

16 September 2020

d. Mengkaji ulang draft Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH);

17 September 2020

e. Mengusulkan draft Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH) kepada

Kepala Divisi Hukum Polri.

18 September 2020

3. Terlaksananya rapat pembahasan revisi draft

Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat

dan Saran Hukum (PSH).

a. Membuat dan mengirim surat undangan rapat

penyusunan draft Rancangan Peraturan Kepolisian;

21 September 2020

b. Mengkaji saran dan masukan draft Rancangan

Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran

Hukum (PSH) dari Kepala Divisi Hukum Polri;

22 September 2020

c. Membuat dan mengirim surat undangan rapat

penyusunan draft Rancangan Peraturan Kepolisian;

24 September 2020

d. Melaksanakan revisi draft Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH).

25 September 2020

4. Terlaksananya rapat harmonisasi dan sinkronisasi

Rancangan Peraturan Kepolisian dari tim proyek

Page 16: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 16

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

perubahan ke Divisi hukum Polri dan Stakeholders

internal.

a. Mengirim surat undangan rapat harmonisasi dan

sinkronisasi beserta lampiran draft Rancangan

Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran

Hukum (PSH) kepada Stakeholders internal;

28 September 2020

b. Melaksanakan rapat untuk melakukan harmonisasi

dan sinkronisasi draft Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH) bersama Stakeholders internal;

1 Oktober 2020

c. Mengirim surat undangan rapat harmonisasi dan

sinkronisasi pembahasan Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH) pada Stakeholders internal;

2 Oktober 2020

d. Melakukan rapat lanjutan harmonisasi dan

sinkronisasi revisi draft Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH) bersama stakeholders internal;

6 Oktober 2020

e. Mengirim surat undangan rapat harmonisasi dan

sinkronisasi pembahasan Rancangan Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

(PSH) pada Stakeholders internal;

18 November 2020

f. Melakukan rapat harmonisasi dan sinkronisasi revisi

draft Rancangan Peraturan Kepolisian tentang

Pendapat dan Saran Hukum (PSH) bersama

stakeholders internal; 19 November 2020

5. Terbentuknya Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH).

II. Tujuan Jangka Menengah

1. Terkirimnya Rancangan Peraturan Kepolisian tentang

Pendapat dan Saran Hukum (PSH) kepada

Kemenkumham.

Desember 2020 – Juni

2021

Page 17: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 17

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

a. Membuat Surat Permohonan Harmonisasi dan

Sinkronisasi yang ditujukan kepada

Kemenkumham;

b. Mengirimkan Surat Permohonan Harmonisasi dan

Sinkronisasi yang telah ditandatangani oleh Kepala

Divisi Hukum Polri kepada Kemenkumham dengan

melampirkan Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH);

2. Terlaksananya harmonisasi dan sinkronisasi

Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat

dan Saran Hukum oleh Kemenkumham.

a. Melakukan agenda untuk penjadwalan harmonisasi

dan sinkronisasi oleh Kemenkumham;

b. Kemenkumham mengundang kementerian lembaga

terkait dan Polri untuk membahas rancangan

Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran

Hukum;

c. Melaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi oleh

Kemenkumham dengan mengundang pemrakarsa

(Divkum Polri).

3. Terbentuknya Peraturan Kepolisian tentang Pendapat

dan Saran Hukum (PSH).

a. Penandatanganan Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum oleh Kapolri;

b. Penomoran Peraturan Kepolisian ke Sekretariat

Umum oleh Divisi hukum Polri;

c. Membuat Surat Permohonan pemberian nomor pada

lembaran Negara oleh Kemenkumham untuk

diundangkan.

III. Tujuan Jangka Panjang

Page 18: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 18

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

1. Terlaksananya pendistribusian dan sosialisasi

Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran

Hukum (PSH).

Juni 2021 – Juni 2022

a. Pendistribusian Peraturan Kepolisian tentang

Pendapat dan Saran Hukum (PSH) kepada Satuan

Kerja Kepolisian Daerah;

b. Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum (PSH) di

Kepolisian Daerah.

2. Terwujudnya Pelayanan Divisi Hukum Polri yang lebih

efektif dan efisien

2. Stakeholders Proyek Perubahan.

Adapun Stakeholders dalam pelaksanaan proyek perubahan ini, melibatkan pihak-

pihak lain baik internal maupun eksternal Divisi Hukum Polri. Agar pelaksanaan proyek

perubahan dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan, maka perlu adanya identifikasi

dari pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung sebagai pemangku

kepentingan (Stakeholders) untuk mengetahui pengaruh (influence), dukungan /

kepentingan (interest), kemungkinan adanya hambatan/penolakan (resistance), seberapa

besar pengaruhnya terhadap proyek perubahan ini baik hubungan formal dan juga

informal. Pada proyek perubahan ini terdiri Stakeholders internal dan stakeholders

eksternal. Stakeholder internal adalah Pejabat Struktural dan Pegawai pada Divisi Hukum

Polri. Sedangkan Stakeholder eksternal terdiri dari Kementerian Hukum dan HAM,

Pengacara (Advokat) dan masyarakat.

Page 19: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 19

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

a. Netmap tata kelola Proyek.

Gambar II.1.Netmap Tata Kelola Proyek.

1) Project Sponsor : Brigjen Pol Dr. Imam Sayuti, S.H., M.H

Secara umum peran dan tugas mentor adalah :

a) Sebagai Pembimbing yang berdasar pada sikap profesionalisme;

b) Memberikan dukungan penuh kepada Project Leader;

c) Sebagai fasilitasi dan dispensasi tugas dinas;

d) Memantau setiap perkembangan proyek perubahan;

e) Sebagai atasan langsung yang memberikan kesepakatan persetujuan

atas dokumen rancangan proyek perubahan.

2) Coach : Dr. Makhdum Priyatno, MA.

Secara umum memiliki peran dan tugas :

a) Memotivasi dan memantau kegiatan Project Leader;

b) Memberikan masukan dan Feedback terhadap perancangan dan

pelaksanaan proyek perubahan;

c) Melakukan koordinasi dengan mentor;

Mentor

Project Leader

Coach

Tim Efektif

Stakeholders Eksternal

Stakeholders Internal

Page 20: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 20

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

d) Mengkomunikasikan proses, kemajuan dan hasil coaching kepada

penyelenggara;

e) Menjadi counsellor bagi Project Leader dalam perancangan dan

pelaksanaan proyek perubahan.

3) Project Leader : Mansjur S.H., S.I.K.

Secara umum memiliki peran dan tugas :

a) Memimpin proyek perubahan;

b) Menyusun rancangan proyek perubahan;

c) Menjalin komunikasi yang efektif kepada tim proyek perubahan dan

Stakeholders;

d) Menggerakkan seluruh elemen Stakeholders dalam mendukung

pembuatan proyek perubahan;

e) Menyerahkan laporan implementasi proyek perubahan kepada

penyelenggara dengan tepat waktu sesuai jadwal yang telah

ditentukan.

4) Tim Efektif :

a) Kombes Pol Mansjur S.H., S.I.K;

b) AKBP Dr. Rendra Kurniawan S.I.K., M.H;

c) AKBP Siti Zubaidah S.H., M.H;

d) AKP Joni Susilo S.H;

e) Ipda Dr. Rahman Amin S.H., M.H;

f) Penata Puguh Imam Suhodo S.Kom.

Secara umum memiliki peran dan tugas :

a) Menggali konsep terkait rancangan proyek perubahan;

b) Memberikan saran dan masukan dalam perancangan dan

pelaksanaan proyek perubahan;

c) Membantu menyusun rancangan proyek perubahan;

Page 21: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 21

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

d) Membantu kesekretariatan surat menyurat terkait rancangan proyek

perubahan.

b. Pengelompokan Stakeholders.

Pengelompokan Stakeholders / Pemangku Kepentingan terhadap

pengelolaan perubahan Peraturan Kepala Divisi Hukum Polri menjadi Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum menunjukkan bahwa para

pemangku kepentingan terdiri dari Mabes Polri dan Kepolisian Daerah

sebagaimana disajikan pada tabel sebagai berikut:

1) Identifikasi instansi/individu yang berkepentingan dan memiliki pengaruh

terhadap hasil akhir dari proyek perubahan;

No Kelompok pemangku kepentingan

(Stakeholders Group)

Lembaga/Individu

(Institution)

1. Mabes Polri Kapolri

Itwasum Polri

Bareskrim Polri

Divpropam Polri

Divkum Polri

Robankum Divkum

Polri

Bagrapkum Divkum

Polri

Setum Polri

2. Kepolisian Daerah Bidkum Polda

Subbagkum Polres

Page 22: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 22

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

2) Pengaruh tersebut dapat bersifat positif yang berarti mendukung atau

negatif yang berarti menjadi sumber penghambat, seperti pada tabel berikut

ini:

No Pemangku

Kepentingan

Nilai penting pengaruh

pemangku

kepentingan terhadap

Peraturan Kepolisian

Nilai penting Peraturan

Kepolisian bagi

pemangku kepentingan

MABES POLRI

1. Kapolri (Kepala

Polisi Republik

Indonesia).

Tinggi : Menentukan

keberhasilan kinerja

organisasi Polri.

Tinggi : Memiliki

kewenangan

pengesahan.

2. Itwasum

(Inspektorat

Pengawasan

Umum) Polri

Tinggi : Meningkatkan

kapasitas

kelembagaan.

Rendah : Sebagai

pengawas internal

yang meminta saran

hukum kepada divkum.

3. Badan Reserse

Kriminal

(Bareskrim)

Polri

Tinggi : Meningkatkan

terjalinnya sinergitas

antar Satuan Kerja di

lingkungan Polri.

Rendah :

Melaksanakan proses

penegakan hukum.

4. Divpropam

(Divisi Profesi

dan

Pengamanan)

Polri

Tinggi : Menjalankan

proses penegakkan

hukum internal

terhadap anggota

Polri.

Rendah : Menentukan

terjalinnya sinergitas

antar Satuan Kerja di

lingkungan Polri.

5. Divisi Hukum

(Divkum) Polri

Tinggi : Melaksanakan

pembinaan,

pengawasan dan

mengendalikan fungsi

hukum di lingkungan

Polri.

Tinggi : Memberikan

saran dan

pertimbangan hukum.

Page 23: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 23

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

6. Biro Bantuan

hukum

(Robankum)

Divisi Hukum

Polri

Tinggi : Melakukan

kajian penerapan

hukum di bidang

pidana, perdata, tata

usaha negara, agama,

disiplin dan kode etik.

Tinggi : Memberikan

pendapat dan saran

hukum kepada institusi

, anggota maupun

kepada masyarakat.

7. Bagian

Penerapan

Hukum

(Bagrapkum)

Divisi Hukum

Polri

Tinggi : Melaksanakan

pengkajian dan

pengembangan hukum

yang berkaitan dengan

tugas Polri.

Tinggi : Memberikan

saran dan pendapat

hukum kepada institusi,

anggota maupun

kepada masyarakat.

8. Sekretariat

Umum Polri

Rendah :

Melaksanakan

administrasi dan

pengarsipan di

lingkungan Polri.

Tinggi :

Pengembangan dan

perumusan petunjuk

teknis dan

pelaksanaan dalam

bentuk peraturan

kepolisian tentang

administrasi umum di

lingkungan Polri.

9. Korspripim

(Kordinator Spri

Pimpinan) Polri

Rendah : Tidak terlibat

langsung dalam

proses permbuatan

PSH

Tinggi : Melakukan

koreksi perkap

sebelum masuk ke

pimpinana dan

mengatur serta

mengkoordinasikan

jadwal pemaparan

perkap

POLDA

1. Bidang Hukum

(Bidkum) Polda

Tinggi : Melaksanakan

pengkajian dan

Tinggi : Memberikan

saran dan pendapat

Page 24: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 24

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

pengembangan hukum

di tingkat Polda.

hukum kepada institusi,

anggota maupun

kepada masyarakat.

2. Sub Bagian

Hukum

(Subbagkum)

Polres

Tinggi : Melaksanakan

pengkajian dan

pengembangan hukum

di tingkat Polres.

Tinggi : Memberikan

saran dan pendapat

hukum kepada institusi,

anggota maupun

kepada masyarakat.

KEMENTERIAN/LEMBAGA

1. Kementrian

Hukum dan Hak

Asasi Manusia

Tinggi : Pembina

dalam pembuatan dan

perancangan Undang-

undang termasuk

Peraturan Kepolisian

Tinggi : Harmonisasi

dan sinkronisasi di

tingkat Kemenkumham

2. Advokat Rendah : Yang

mewakili klien dalam

mengajukan pendapat

dan saran hukum.

Rendah : Pendamping

klien dalam

permohonan

perlindungan hukum.

2. Masyarakat Rendah : Tidak

memiliki kekuasaan

dalam pembuatan

pendapat dan saran

hukum.

Rendah : Karena

hanya sebagai orang

yang melaporkan atau

ingin membuat

pendapat dan saran

hukum.

3) Stakeholders dapat dibedakan antara Stakeholders internal (masih dalam

satu instansi) atau eksternal yaitu instansi lain atau individu yang

berpengaruh diluar instansi peserta.

Page 25: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 25

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

a) Stakeholders Internal:

(1) Kapolri (Kepala Polisi Republik Indonesia) Pejabat yang

bertanggung jawab dalam kebijakan strategis pengelolaan

manajemen pengawasan di lingkungan Polri. Pengaruhnya

terhadap perubahan yaitu dalam membuat kebijakan strategis

dalam menentukan keberhasilan kinerja organisasi Polri;

(2) Itwasum (Inspektorat Pengawasan Umum) Polri, sebagai

pengawas yang sering mendapatkan pengaduan masyarakat

meminta Pendapat dan Saran Hukum baik tertulis maupun

dalam gelar perkara kepada Divisi Hukum Polri. Pengaruhnya

Itwasum Polri menerima pendapat saran dan hukum terkait

Pendapat Saran Hukum yang dimohon masyarakat

(perlindungan Hukum) dalam hal ini disebabkan Pendapat

Saran Hukum ini tidak kepada masyarakat pemohon tapi dapat

diberikan kepada Pimpinan Itwasum Polri dan Satker yang

dilaporkan untuk ditindak lanjuti;

(3) Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) Polri, meminta pendapat

dan saran hukum (pendapat saran hukum dalam gelar bisa

diberikan secara lisan, dan Peraturan Kapolri yang baru akan

diatur bagaimana pendapat saran hukum lisan nanti akan

dituangkan dalam format resmi divisi hukum). Pengaruhnya

meningkatkan terjalinnya sinergitas antar Satuan Kerja di

lingkungan Polri;

(4) Divpropam (Divisi Profesi dan Pengamanan) Polri, dalam

menjalankan proses penegakkan hukum internal terhadap

anggota Polri yang melanggar disiplin dan KEPP (Kode Etik

Profesi Polri). Pengaruhnya terhadap perubahan yaitu sebelum

Page 26: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 26

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

sidang harus meminta PSH (Pendapat Saran Hukum) ke Divisi

hukum Polri. Satker-satker Polri, Polda, Polres dalam Proses

sidang Disiplin dan sidang Kode etik profesi Polri meminta

Pendapat dan Saran Hukum ke Divisi Hukum Polri;

(5) Divkum (Divisi Hukum) Polri bertugas melaksanakan

pembinaan, pengawasan dan mengendalikan fungsi hukum

pada seluruh jajaran Polri. Pengaruhnya terhadap perubahan

yaitu memberikan saran dan pertimbangan hukum, dalam hal

pembuatan saran hukum yang diberikan kewenangan adalah

Kabagrapkum (Kepala bagian penerapan Hukum) dan atau

Staf Bagrapkum (Bagian penerapan hukum) yang bertugas

dilingkungan Divisi Hukum Polri yang memiliki kompetensi dan

kewenangan untuk membuat PSH (Pendapat Saran Hukum)

yang selanjutnya melalui mekanisme, Inventaris dan verifikasi;

(6) Robankum (Biro Bantuan Hukum) Divisi Hukum Polri,

melakukan kajian penerapan hukum di bidang pidana, perdata,

tata usaha negara, agama, disiplin dan kode etik terutama yang

berkaitan dengan tugas pokok, fungsi, peran Polri.

Pengaruhnya memberikan pendapat dan saran hukum kepada

institusi, anggota maupun masyarakat;

(7) Bagrapkum (Bagian Penerapan Hukum) Divkum Polri,

melaksanakan pengkajian dan pengembangan hukum yang

berkaitan dengan tugas Polri. Pengaruhnya memberikan

pendapat dan saran hukum kepada institusi, anggota maupun

masyarakat;

Page 27: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 27

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

(8) Setum (Sekretariat Umum) Polri, dalam pembuatan pendapat

dan saran hukum ini Sekretariat Umum melakukan koreksi

sebelum Peraturan Kapolri masuk kepimpinan untuk

ditandatangani dan penomoran peraturan Kapolri yang sudah

disetujui (sesuai tahapan pembuatan Peraturan Kapolri);

(9) Korspripim (Kordinator Spri Pimpinan) Polri, melakukan koreksi

perkap sebelum masuk ke pimpinan dan mengatur serta

mengkoordinasikan jadwal pemaparan perkap kehadapan

seluruh PJU (Pejabat Utama) sebelum perkap ditanda tangani

(sesuai tahapan). Semua satker yang terlibat diatas akan di ikut

sertakan dalam proses-proses pembahasan rancangan perkap

oleh Pokja, dan pengharmonisasian dan sinkronisasi

rancangan perkap dan buat berita acara yang dilaksanakan

divkum, semuanya perlu dikoordinasikan untuk keterlibatannya

agar pelaksanaannya menjadi lancar;

(10) Bidkum (Bidang Hukum) Polda, berdasarkan Peraturan Kapolri

Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 Pasal 78

(2) Bidkum bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan

hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) meliputi bantuan dan

nasehat hukum, penerapan dan penyuluhan hukum, dan turut

serta dalam pengembangan hukum dan peraturan daerah;

(11) Subbagkum (Sub Bagian Hukum) Polres, melaksanakan

pengkajian dan pengembangan hukum yang berkaitan dengan

tugas Polri serta menyelenggarakan fungsi pembinaan hukum

dan Hak Asasi Manusia (HAM) meliputi bantuan dan nasehat

hukum, penerapan dan penyuluhan hukum, dan turut serta

dalam pengembangan hukum dan peraturan daerah.

Page 28: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 28

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

b) Stakeholders eksternal.

(1) Kemenkumham (Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia)

adalah sebagai pembina dalam pembuatan dan perancangan

Undang-undang termasuk Peraturan Kepolisian didalamnya

akan dimintakan pendapat dan sarannya dalam pembuatan

Perpol ini, hal ini dikarenakan Perpol ini ada kaitannya dengan

kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam koordinasinya

akan dimintakan pendapat terkait drafting dan isi materi Perpol

apakah sudah sesuai, sehingga akan dilaksanakan

harmonisasi dan sinkronisasi di tingkat Kemenkumham yang

nantinya akan melibatkan kementrian dan lembaga terkait;

(2) Advokat dan Organisasinya, biasanya sebagai advokat akan

mendampingi kliennya kemudian akan melaporkan dan

meminta perlindungan hukum terkait permasalahan kliennya;

(3) Masyarakat adalah orang yang berhak mengajukan

permohonan Pendapat Saran hukum dan perlindungan hukum

yang dilaporkan untuk menindak lanjuti keluhan

permasalahannya.

c. Analisa Stakeholders

Masing-masing Stakeholders memiliki peran yang sangat mempengaruhi

keberhasilan terwujudnya proyek perubahan. Penjelasan mengenai setiap

Stakeholders adalah sebagai berikut:

Page 29: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 29

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

1) Kelompok Promoter merupakan kelompok yang terkait langsung dengan

proyek perubahan, kelompok ini memiliki kepentingan dan kekuatan

terhadap keberhasilan serta memiliki peran dalam memberikan arahan dan

dukungan demi terwujudnya proyek perubahan ini;

2) Kelompok Defender adalah kelompok yang bisa menjadi mitra kerja dalam

melaksanakan proyek perubahan sehingga keterlibatannya secara langsung

sangat dibutuhkan;

3) Kelompok Latens merupakan kelompok yang tidak terkait langsung dengan

proyek perubahan, namun kelompok ini memiliki pengaruh yang kuat dalam

mendorong terwujudnya proyek perubahan;

4) Kelompok Aphathetic adalah kelompok yang pengaruh dari kepentingannya

rendah terhadap adanya proyek perubahan.

Gambar II.2. Bagan Analisa Stakeholders

• Kepala Polisi Republik Indonesia

• Kementerian Hukum dan Ham

• Kepala Badan Reserse Kriminal Polri

• Inspektorat Pengawasan Umum Polri

• Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri

• Kepala Divisi Hukum Polri

• Kepala Biro Bantuan Hukum Divkum Polri

• Kepala Biro Sundokinfokum Divkum Polri

• Kepala Bagian Penerapan Hukum Divkum Polri

• Kepala Bagian Penyusunan Hukum Divkum Polri

• Bidang Hukum Polda

• Sub Bagian Hukum Polres

• Advokat

• Masyarakat

LATENS PROMOTERS

APHATETICS

• Sekretariat Umum Polri

• Koordinator Staf Pribadi Pimpinan Polri

DEFENDER

Page 30: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 30

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

d. Strategi Komunikasi dan Nilai terhadap Stakeholders.

Gambar II.2. Strategi Komunikasi dan Nilai terhadap Stakeholders

3. Identifikasi Potensi Kendala/Masalah dan Strategi Mengatasinya.

a. Potensi Masalah.

1) Waktu pelaksanaan proyek perubahan yang terbatas sehingga

mempengaruhi hasil capaian proyek perubahan yang kurang maksimal;

2) Padatnya kegiatan Mentor menimbulkan hambatan dalam melakukan diskusi

dan konsultasi mengenai proyek perubahan;

3) Tim proyek perubahan yang sudah terbentuk memiliki tugas pokok dan fungsi

masing-masing sehingga mengalami keterlambatan waktu dalam

pelaksanaan proses proyek perubahan;

4) Adanya penerapan Work From Home saat pandemi covid-19 mengakibatkan

tertundanya jadwal rapat yang sudah direncanakan.

• Memberikan Informasi, Koordinasi, Kolaborasi, Diskusi, Meyakinkan.

Nilai : Komunikatif, Koordinasi, Kerjasama, Kesetiakawanan, Komitmen

• Konsultasi, Kanalisasi, Meminta Arahan, Saran dan Masukan, Harmonisasi dan Sinkronisasi, Pengesahan

Nilai : Komitmen, Integritas, Inovatif, Sinergitas

• Informasi, Sosialisasi Nilai : Kepedulian, Komitmen

LATENS PROMOTERS

APHATETICS

• Koordinasi, Koreksi Nilai : Komunikatif, Koordinasi, Kerjasama

DEFENDERS

Page 31: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 31

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

b. Strategi Mengatasi.

1) Melaksanakan dan mengoptimalkan jadwal proyek perubahan yang telah

ditentukan dan melakukan komunikasi yang efektif dan efisien dengan tim

proyek perubahan serta stakeholders terkait;

2) Melakukan koordinasi dan pendekatan kepada mentor sehingga dapat

mengadakan diskusi dan konsultasi;

3) Melakukan koordinasi dan pembagian tugas sehingga proses proyek

perubahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan

memanfaatkan waktu yang ada yaitu diluar jam kerja;

4) Mencari waktu yang tepat dengan cara mengatur ulang jadwal yang

disesuaikan dengan jadwal penerapan Work From Home masing-masing tim

proyek perubahan.

4. Faktor Pendukung Keberhasilan.

a. Komitmen dari Kepala Divisi Hukum Polri dan tim kelompok kerja proyek perubahan

untuk mendorong penyelesaian proyek perubahan sesuai yang diharapkan;

b. Suasana komunikatif dan kolaboratif yang kondusif untuk menyusun rancangan

proyek perubahan;

c. Konsultasi dan diskusi yang intensif dengan mentor maupun coach sehingga

perkembangan pelaksanaan proyek perubahan dapat terukur dan selalu terkendali;

d. Fleksibilitas kegiatan rapat atau diskusi baik Tim Proyek Perubahan maupun Tim

Efektif yang terintegritas;

e. Adanya tim efektif yang kompeten sesuai dengan bidangnya.

Page 32: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 32

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

1. Implementasi Proyek Perubahan.

Implementasi proyek perubahan ini dapat dilihat dari roadmap / milestone yang telah

dilalui sesuai dengan rancangan proyek perubahan, analisis stakeholders dan strategi

komunikasi dengan stakeholders. Sesuai dengan rancangan proyek perubahan yang telah

disusun maka kriteria keberhasilan proyek perubahan ini adalah terbentuknya Peraturan

Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum serta adanya kewenangan Kepolisian

Daerah dalam menerima aduan baik dari masyarakat dan Kementerian/Lembaga/Instansi

untuk memberikan pelayanan hukum terkait pendapat dan saran hukum sehingga

masyarakat dan kementerian/lembaga/instansi yang ada didaerah tidak perlu datang ke

Mabes Polri dalam rangka meminta perlindungan dan kepastian hukum.

2. Capaian Proyek Perubahan.

a. Terbentuknya Tim Proyek Perubahan.

Terbentuknya tim proyek perubahan diawali dengan menentukan personil

yang kompeten di bidangnya masing-masing dengan mencari anggota yang ada di

Divisi Hukum Polri dan dilaksanakan pada Senin, 7 September 2020. Selanjutnya,

ketika sudah menemukan orang yang kompeten dibidangnya lalu pada hari Selasa,

8 September 2020 terlaksanakannya pembuatan sprint tim proyek perubahan yang

telah ditandatangani oleh Kepala Divisi Hukum Polri yang terdiri dari:

1) Dr. Rudy Heriyanto Adi N, S.H., M.H., M.B.A;

2) Dr. Imam Sayuti, S.H., M.H.;

3) Drs. Yan Fitri Halimansyah, M.H.;

4) Viktor Theodorus Sihombing, S.Ik, M.Si, M.H.;

5) Dr. I.G.K. Budhi Harryarsana, S.I.K., S.H., M.Hum.;

Page 33: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 33

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

6) Siti Zubaidah, S.H., M.H.;

7) Marthen Luther Jhon Mangundap, S.H., S.I.K.;

8) Hariyanto Syarifudin, S.I.K., S.H. M.H., M.M.;

9) Hotlan Damanik, S.H., M.H.;

10) Mansjur, S.H., S.I.K.

11) Deni Oktavianto, S.I.K, S.H., M.H.;

12) Dr. Rendra Kurniawan, S.I.K., M.H.;

13) Th Rahartiningsih Yuni Eti, S.H.;

14) Osmanelliati, S.H.;

15) Everani Pritadewi, S.H.;

16) Joni Susilo, S.H.;

17) Puguh Imam, S.Kom.;

18) Ahmad Wahyu Darmawan;

19) Dr. Rahman Amin, S.H., M.H.;

20) Hery Setyaningsih, S.E.;

21) Ahmad Wahyudi Rurie.

Pada hari Rabu, tanggal 9 September 2020 terbentuk tim efektif yang telah

ditandatangani oleh Karobankum Divisi Hukum Polri yang terdiri dari:

1) Kombes Pol Mansjur S.H., S.I.K;

2) AKBP Dr. Rendra Kurniawan S.I.K., M.H;

3) AKBP Siti Zubaidah S.H., M.H;

4) AKP Joni Susilo S.H;

5) Ipda Dr. Rahman Amin S.H., M.H;

6) Penata Puguh Imam Suhodo S.Kom.

Yang nantinya akan membantu menyusun, menggali konsep, memberikan saran

dan masukan serta membantu kesekretariatan terkait pembuatan rancangan proyek

perubahan yang berjudul “Strategi Optimalisasi Pelayanan Divisi Hukum Polri”.

Page 34: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 34

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Berikut lampiran surat perintah pembentukan tim proyek perubahan dan tim

kelompok kerja efektif dari Divisi Hukum Polri:

Surat Perintah Tim Proyek Perubahan

Page 35: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 35

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Surat Perintah Tim Kelompok Kerja Efektif

Page 36: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 36

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

b. Terlaksananya Pembuatan Rancangan Peraturan Kepolisian.

Terlaksananya pembuatan rancangan Peraturan Kepolisian ini diawali

dengan diadakannya rapat perdana tim proyek perubahan yang dilaksanakan pada

hari Senin, tanggal 14 September 2020 di kantor Project Leader di Jakarta. Rapat

ini membahas tentang:

1) Draft yang dibahas apakah dalam bentuk Perkap atau Perpol;

2) Untuk substansi yang memohon perlindungan hukum dalam pembuatan

pendapat dan saran hukum disamping Satker, Pegawai Negeri pada Polri,

apakah boleh sampai ke keluarga dan masyarakat;

3) Apakah perlu diatur dalam hal-hal tertentu untuk pendapat dan saran hukum kita

meminta pendapat Ahli, misal untuk permasalahan khusus atau kasus-kasus

tertentu;

4) Peraturan Kepolisian ini dibuat sebagai pedoman Satker di fungsi hukum dalam

membuat pendapat dan saran hukum ke Wilayah;

5) Pembahasan masih secara umum yaitu dibahas per pasal dari pasal 1 sampai

pasal 20 ketentuan penutup;

6) Perlu tidaknya lampiran contoh draft Pembuatan Pendapat dan Saran hukum;

7) Bab I Ketentuan Umum

- Pasal 1 angka 3 ditambahkan Kepala Divisi Hukum Polri yang selanjutnya

disebut Kadivkum

- Pasal 1 angka 4 ditambahkan Pegawai Negeri pada Polri adalah

- Pasal 1 angka 5 ditambahkan terduga pelanggar adalah

- Pasal 1 angka 8, 10, 11 sebaiknya dihilangkan

8) Bab II Hak dan Tanggung Jawab

- Pasal 3 ditambahkan yang berhak mendapat PSH:

a. institusi Polri;

b. satuan fungsi/satuan kerja; dan

- Pasal 4 Hak dan Tanggung Jawab sebaiknya dihilangkan

- Pasal 5 Hak dan Tanggung Jawab ditambahkah

Page 37: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 37

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

9) Bab III Tata Cara Permohonan

- Pasal 6 ditambahkan

10) Bab III Pelaksanaan

- Pasal 6 bab III Pelaksanaan sebaiknya dihapuskan

- Pasal 7 ditambahkan

- Pasal 8 huruf b sebaiknya dihilangkan buku buku yang berkaitan dengan

hukum

- Pasal 9 sebaiknya dihilangkan kalimat satwil permohonan dan atau

- Pasal 10 ayat 1 huruf b ditambahkan memenuhi Peraturan Kapolri Nomor 14

Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri dan diilangkan kata dan

Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Komisi Kode Etik Polri; huruf c ditambahkan pegawai negeri pada polri dan

sebaiknya dihilangkan anggota polri dan PNS polri.

- Pasal 11 ayat 2 Karobankum diganti dengan Kadivkum Polri, ayat 3 Kadivkum

Polri diganti dengan Kapolri/Kapolda

- Pasal 12 ditambahkan

11) Bab III Pengawasan

- Pasal 13 ayat 1 Kabagrapkum diganti dengan Karobankum Divkum

Polri/Kasubbid Bankum Bidkum, Karobankum Divkum Polri diganti dengan

Kadivkum Polri/Kabidkum Polda, Kadivkum Polri diganti dengan

Kapolri/Kapolda.

- Pasal 16 ayat 1 ditambahkan, ayat 2,3,4,5 perubahan Kadivkum Polri menjadi

Kapolri/Kapolda, Kabagrapkum menjadi Karobankum, penambahan polda

menjadi anggota peserta

Di hari selanjutnya dilaksanakan kembali rapat melanjutkan rapat

sebelumnya bersama tim efektif yaitu pada hari Kamis, tanggal 17 September 2020

yang kembali membahas rancangan proyek perubahan. Rapat ini membahas

tentang:

Page 38: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 38

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

1) Materi seperti apa yang akan disusun, dalam pembuatan Peraturan

Kepolisian;

2) Dalam pembuatan perubahan Perkadiv Nomor 5 Tahun 2011 dinaikkan

status menjadi Peraturan Kepolisian untuk tetap menggunakan Teori

Manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengendalian serta menerapkan unsur manajemen yang meliputi Man,

Money, Manage, Method and Monev.

3) dalam ketentuan umum yang meliputi pengertian tentuanya meliputi

pengetian yang dijadikan pedoman bagi materi pasal, sehingga perlu diatur

secara rigid.

4) Dalam penyusunan Peraturan Kepolisian harus memperhatikan petunjuk

administrasi umum;

5) Perlu melibatkan Bidang Hukum Polda agar lebih memahami situasi daerah;

Setelah dilaksanakannya rapat bersama tim proyek perubahan dan tim efektif

maka selanjutnya pada hari Jumat tanggal 18 September 2020 hasil diskusi proyek

perubahan diusulkan kepada Kepala Divisi Hukum Polri.

Page 39: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 39

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Berikut dokumentasi kegiatan rapat dengan tim proyek perubahan yang

dilaksanakan selama dua hari, disajikan pada gambar berikut:

Gambar III.1. Rapat Penyusunan Rancangan Peraturan Kepolisian

Hari Senin, Tanggal 14 September 2020

Gambar III.2. Rapat Penyusunan Rancangan Peraturan Kepolisian

Hari Kamis, Tanggal 17 September 2020

Page 40: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 40

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

c. Terlaksananya Rapat Pembahasan Revisi Rancangan Peraturan Kepolisian

Tentang Pendapat dan Saran Hukum.

Terlaksananya rapat pembahasan revisi Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum ini diadakan karena Rancangan Peraturan

Kepolisian yang telah dibentuk oleh tim proyek perubahan beserta tim efektif

sebelumnya telah diusulkan kepada Kepala Divisi Hukum Polri dan telah

mendapatkan saran dan masukan sehingga perlu diadakan rapat bersama tim

proyek perubahan dan tim efektif kembali untuk membahas saran dan masukan dari

Kepala Divisi Hukum Polri. Adapun rapat dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22

September 2020 di kantor Project Leader di Jakarta. Rapat ini membahas tentang

perubahan pasal 1 sampai pasal 14 yang berisi penambahan penjelasan pengertian

kata dan penambahan kata-kata tertentu.

Ternyata rapat yang dilaksanakan pada hari Senin belum terselesaikan

sehingga diadakan rapat lanjutan pada keesokan harinya pada yaitu hari Jumat

tanggal 25 September 2020 di kantor Project Leader di Jakarta. Pada hari Selasa

tanggal 25 September rancangan yang sudah direvisi didiskusikan bersama tim

proyek perubahan sampai pada pasal 17 dan selanjutnya siap untuk dilaksanakan

harmonisasi dan sinkronisasi dengan Divisi Hukum dan Stakeholders internal.

Page 41: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 41

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Berikut dokumentasi kegiatan rapat dengan tim proyek perubahan yang

dilaksanakan selama dua hari, disajikan pada gambar berikut:

Gambar III.3. Rapat Penyusunan Revisi Rancangan Peraturan Kepolisian

Hari Selasa, tanggal 22 September 2020

Gambar III.4. Rapat Penyusunan Revisi Rancangan Peraturan Kepolisian

Hari Jumat, tanggal 25 September 2020

Page 42: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 42

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

d. Terlaksananya Harmonisasi dan Sinkronisasi Rancangan Peraturan Kepolisian dari

Tim Proyek Perubahan ke Divisi Hukum Polri dan Stakeholders Internal.

Terlaksananya harmonisasi dan sinkronisasi Rancangan Peraturan

Kepolisian dari tim proyek perubahan ke Divisi Hukum Polri dan Stakeholders

internal, diawali dengan pembuatan surat undangan kepada Stakeholders internal

dan melakukan pengiriman surat undangan dengan melampirkan Draft Rancangan

Peraturan Kepolisian yang telah disusun oleh Project Leader dan tim proyek

perubahan. Pengiriman surat ini terlaksana pada hari Senin, tanggal 28 September

2020 di kantor Project Leader di Jakarta. Selanjutnya dilaksanakannya rapat untuk

melakukan harmonisasi dan sinkronisasi Rancangan Peraturan Kepolisian tentang

Pendapat dan Saran Hukum bersama Stakeholders internal pada hari Kamis,

tanggal 1 Oktober 2020. Stakeholders internal yang turut hadir dalam harmonisasi

dan sinkronisasi yaitu Divisi Hukum Polri, Inspektorat Pengawasan Umum Polri,

Badan Reserse Kriminal Polri, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Pada hari

Selasa, tanggal 6 Oktober 2020 di kantor Project Leader di Jakarta. Pada rapat

harmonisasi dan sinkronisasi pada tanggal 6 Oktober ini Rancangan Peraturan

Kepolisian belum fix, maka harus dilaksanakan rapat lanjutan kembali. Karena

adanya salah satu anggota di kantor yang terinfeksi positif virus corona maka rapat

tertunda dan baru kembali dilanjutkan pada tanggal 19 November untuk rapat

harmonisasi dan sinkronisasi final.

Berikut dokumentasi kegiatan harmonisasi dan sinkronisasi rancangan

Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum dengan Stakeholders

internal yang telah terlaksana, disajikan pada gambar berikut:

Page 43: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 43

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Gambar III.5. Harmonisasi dan Sinkronisasi Rancangan Peraturan Kepolisian

Hari Kamis, tanggal 1 Oktober 2020

Gambar III.6. Rapat Mengelola Saran dan Masukan Stakeholders Internal

Hari Selasa, tanggal 6 Oktober 2020

Page 44: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 44

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Gambar III.7. Rapat Harmonisasi dan Sinkronisasi

Hari Kamis, tanggal 19 November 2020

e. Terbentuknya Draft Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran

Hukum.

Dengan terbentuknya draft Rancangan Peraturan Kepolisian tentang

Pendapat dan Saran, tahap selanjutnya membuat surat permohonan harmonisasi

dan sinkronisasi dengan melampirkan draft Rancangan Peraturan Kepolisian

tentang Pendapat dan Saran Hukum kepada Kemenkumham. Pembuatan surat

permohonan ini dilaksakan pada hari Selasa, tanggal 24 November 2020 yang

sudah memasuki pelaksanaan pada jangka menengah. Rancangan Peraturan

Kepolisian ini terlampir.

f. Terkirimnya Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum

kepada Kemenkumham

Setelah terbentuknya Rancangan Peraturan Kepolisian pada target di jangka

pendek, project leader dapat melaksanakan dua poin di jangka menengah dimana

telah terbuatnya surat permohonan harmonisasi dan sinkronisasi yang ditujukan

kepada kemenkumham pada tanggal 24 November dan telah mengirimkan surat

Page 45: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 45

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

permohonan harmonisasi dan sinkronisasi yang telah ditandatangani oleh Kepala

Divisi Hukum Polri kepada Kemenkumham.

3. Peta Stakeholders Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan

Pelaksanaan proyek perubahan merupakan sebuah proses kolaborasi antara

project leader dengan stakeholders internal maupun eksternal. Kolaborasi ini diyakini

sebagai cara untuk menghasilkan produk yang efektif, karena proses melakukan

perubahan tidak bisa dilakukan sendiri tetapi harus melibatkan pihak-pihak terkait atau

stakeholders. Pada awal penyusunan rancangan proper, project leader telah melakukan

identifikasi stakeholder yang bisa dilibatkan dalam proyek perubahan serta dilakukan

pemetaan dalam bentuk kuadran yang menjelaskan kekuatan pengaruh dan kepentingan

dari stakeholder terkait proyek perubahan yang dilaksanakan.

Stakeholder yang diidentifikasi baik stakeholder internal maupun eksternal adalah

sebagai berikut:

1. Stakeholders Internal

a. Kapolri

b. Itwasum Polri

c. Bareskrim Polri

d. Divpropam Polri

e. Divkum Polri

f. Robankum Divkum Polri

g. Bagrapkum Divkum Polri

h. Setum Polri

i. Korspripim Polri

j. Bidkum Polda

k. Subbagkum Polres

Page 46: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 46

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

2. Stakeholders Eksternal

a. Kemenkumham

b. Advokat

c. Masyarakat

Stakeholder internal dan eksternal yang telah diidentifikasi kemudian

dikelompokkan dalam kuadran stakeholder, sebagaimana tampak pada gambar di

halaman berikut:

Gambar III.8 Peta Stakeholders dalam Rancangan Proper

Project leader melakukan berbagai strategi komunikasi untuk bisa meminta dukungan

stakeholder. Teknik komunikasi yang akan digunakan dalam proyek perubahan ini secara

garis besar adalah menentukan tujuan bersama dengan stakeholders, menentukan pesan

kunci (key message), dan menentukan sarana (channel) dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Konsultatif yaitu meminta saran dan masukan dari mentor untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

2. Kanalisasi yaitu melakukan komunikasi secara mendalam dengan tujuan dapat

mempengaruhi stakeholder/ komunikan untuk dapat mengikuti kemauan komunikator.

3. Koordinatif yaitu melakukan komunikasi secara berkesinambungan untuk

memperlancar jalannya penyusunan proper.

• Kepala Polisi Republik Indonesia

• Kementerian Hukum dan Ham

• Kepala Badan Reserse Kriminal Polri

• Inspektorat Pengawasan Umum Polri

• Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri

• Kepala Divisi Hukum Polri

• Kepala Biro Bantuan Hukum Divkum Polri

• Kepala Biro Sundokinfokum Divkum Polri

• Kepala Bagian Penerapan Hukum Divkum Polri

• Kepala Bagian Penyusunan Hukum Divkum Polri

• Bidang Hukum Polda

• Sub Bagian Hukum Polres

• Advokat

• Masyarakat

LATENS PROMOTERS

APHATETICS

• Sekretariat Umum Polri

• Koordinator Staf Pribadi Pimpinan Polri

DEFENDERS

Page 47: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 47

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

4. Informatif yaitu menginformasikan segala perkembangan yang terjadi dalam suatu

penyusunan proper.

5. Edukatif yaitu memberikan pengetahuan tentang tugas.

Adapun bagan strategi komunikasi dan nilai terhadap stakeholders sebagai berikut:

Gambar III.9 Strategi Komunikasi dalam Rancangan Proper

Lima strategi di atas digunakan dalam rangka mengupayakan agar Stakeholder

Latents, Apathethics, dan Defendants dapat bergerak dan bergeser menjadi Stakeholder

yang Promotors. Berdasarkan hasil komunikasi dan kolaborasi yang dilakukan, terjadi

perubahan posisi stakeholder dalam kuadran, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kementerian Hukum dan Ham RI pindah dari latens menjadi promoters. Hal ini

karena Kemenkumham adalah kementerian yang bertugas sebagai pembina dalam

pembuatan dan perancangan Undang-undang termasuk Peraturan Kepolisian

didalamnya akan dimintakan pendapat dan sarannya dalam pembuatan Perpol ini,

hal ini dikarenakan Perpol ini ada kaitannya dengan kepentingan masyarakat yang

lebih luas. Dalam koordinasinya akan dimintakan pendapat terkait drafting dan isi

materi Perpol apakah sudah sesuai, sehingga akan dilaksanakan harmonisasi dan

• Memberikan Informasi, Koordinasi, Kolaborasi, Diskusi, Meyakinkan.

Nilai : Komunikatif, Koordinasi, Kerjasama, Kesetiakawanan, Komitmen

• Konsultasi, Kanalisasi, Meminta Arahan, Saran dan Masukan, Harmonisasi dan Sinkronisasi, Pengesahan

Nilai : Komitmen, Integritas, Inovatif, Sinergitas

• Informasi, Sosialisasi, Pengaduan

Nilai : Kepedulian, Komitmen

LATENS PROMOTERS

APHATETICS

• Memotivasi, Koordinasi, Diskusi, Koreksi

Nilai : Komunikatif, Koordinasi, Kerjasama

DEFENDERS

Page 48: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 48

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

sinkronisasi di tingkat Kemenkumham yang nantinya akan melibatkan kementrian

dan lembaga terkait;

2. Inspektorat Pengawasan Umum Polri pindah dari laten menjadi promoters. Hal ini

karena itwasum sebagai pengawas yang sering mendapatkan pengaduan

masyarakat meminta Pendapat dan Saran Hukum baik tertulis maupun dalam gelar

perkara kepada Divisi Hukum Polri. Pengaruhnya Itwasum Polri menerima pendapat

saran dan hukum terkait Pendapat Saran Hukum yang dimohon masyarakat

(perlindungan Hukum) dalam hal ini disebabkan Pendapat Saran Hukum ini tidak

kepada masyarakat pemohon tapi dapat diberikan kepada Pimpinan Itwasum Polri

dan Satker yang dilaporkan untuk ditindak lanjuti.

3. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri pindah dari laten menjadi promoters. Hal ini karena bareskrim meminta pendapat dan saran hukum (pendapat saran hukum dalam gelar bisa diberikan secara lisan, dan Peraturan Kapolri yang baru akan diatur bagaimana pendapat saran hukum lisan nanti akan dituangkan dalam format resmi divisi hukum) dan pengaruhnya meningkatkan terjalinnya sinergitas antar Satuan Kerja di lingkungan Polri.

4. Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pindah dari laten menjadi promoters. Hal ini karena divpropam bertugas dalam menjalankan proses penegakkan hukum internal terhadap anggota Polri yang melanggar disiplin dan KEPP (Kode Etik Profesi Polri). Pengaruhnya terhadap perubahan yaitu sebelum sidang harus meminta PSH (Pendapat Saran Hukum) ke Divisi hukum Polri. Satker-satker Polri, Polda, Polres dalam Proses sidang Disiplin dan sidang Kode etik profesi Polri meminta Pendapat dan Saran Hukum ke Divisi Hukum Polri.

5. Sekretariat Umum Polri pindah dari defenders menjadi promoters. Hal ini karena

Setum bertugas mengoreksi Rancangan Peraturan Kepolisian sebelum diberikan kepada Kapolri dan memberikan penomoran pada surat permohonan harmonisasi dan sinkronisasi kepada kemenkumham.

6. Bidang Hukum Polda pindah dari aphatetics menjadi promoters. Hal ini karena bidkum polda bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) meliputi bantuan dan nasehat hukum, penerapan dan penyuluhan hukum, dan turut serta dalam pengembangan hukum dan peraturan daerah dan telah memberi dukungan terhadap pelaksanaan proyek perubahan ini.

Page 49: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 49

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

7. Sub Bagian Hukum Polres pindah dari aphatetics menjadi promoters. Hal ini karena subbagkum polres bertugas melakukan pengkajian dan pengembangan hukum yang berkaitan dengan tugas Polri serta menyelenggarakan fungsi pembinaan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) meliputi bantuan dan nasehat hukum, penerapan dan penyuluhan hukum, dan turut serta dalam pengembangan hukum dan peraturan daerah dan telah memberi dukungan terhadap pelaksanaan proyek perubahan ini.

8. Advokat pindah dari aphatetics menjadi promoters. Hal ini terjadi karena advokat

bertugas mendampingi kliennya kemudian akan melaporkan dan meminta

perlindungan hukum terkait permasalahan kliennya. Advokat juga telah memberikan

dukungan penuh terhadap pelaksanaan proyek perubahan ini.

9. Masyarakat pindah dari aphatetics menjadi promoters. Hal ini terjadi karena

masyarakat merupakan orang yang berhak mengajukan permohonan Pendapat

Saran hukum dan perlindungan hukum yang dilaporkan untuk menindak lanjuti

keluhan permasalahannya. Masyarakat telah mendukung proyek perubahan ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka perubahan posisi stakeholder dalam kuadran

stakeholder, disajikan pada gambar berikut:

Page 50: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 50

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

Gambar III.10 Peta Stakeholders dalam Rancangan Proper

• Kepala Kepolisian Republik Indonesia

• Kementerian Hukum dan Ham RI

• Inspektorat Pengawasan Umum Polri

• Kepala Badan Reserse Kriminal Polri

• Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri

• Kepala Divisi Hukum Polri

• Kepala Biro Bantuan Hukum Divkum Polri

• Kepala Biro Sundokinfokum Divkum Polri

• Kepala Bagian Penerapan Hukum Divkum Polri

• Kepala Bagian Penyusunan Hukum Divkum Polri

• Sekretariat Umum Polri

• Bidang Hukum Polda

• Sub Bagian Hukum Polres

• Advokat

• Masyarakat

• Koordinator Staf Pribadi Pimpinan Polri

LATENS

PROMOTERS

APHATETICS

DEFENDERS

Page 51: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 51

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

4. Kendala Internal dan Eksternal.

a. Kendala Internal.

1) Beberapa personil dari Tim efektif tidak bisa bekerja optimal karena harus

melakukan pekerjaan rutin di unit kerja masing-masing;

2) Pada saat pelaksanaan kegiatan proyek perubahan, kegiatan yang dilakukan

tidak sesuai dengan Roadmap/Millestones yang telah ditentukan

dikarenakan adanya penerapan kebijakan PSBB terkait pandemic covid-19;

3) Padatnya kegiatan Mentor menimbulkan hambatan dalam melakukan diskusi

mengenai proyek perubahan.

b. Kendala Eksternal.

1) Pejabat Stakeholder eksternal tidak selalu berada di tempat karena adanya

penerapan kebijakan PSBB terkait pandemi covid-19;

2) Adanya Work From Home saat pandemi corona mengakibatkan tertundanya

jadwal rapat yang sudah ditentukan.

5. Upaya Mengatasi Kendala.

a. Melakukan koordinasi dengan pimpinan satuan kerja untuk memudahkan mengatur

jadwal kerja tim efektif sesuai dengan penugasannya;

b. Mengatur ulang jadwal kegiatan yang melibatkan stakeholders yang terkait;

c. Project Leader melakukan koordinasi dan komunikasi dengan ajudan mentor untuk

bertemu sesuai kesenggangan waktu yang dimiliki;

Page 52: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 52

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

6. Instrumen Monitoring untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan.

Project Leader melaksanakan monitoring agar proyek perubahan ini berjalan sesuai

dengan rencana. Monitoring dilaksanakan untuk mengamati suatu keadaan atau kondisi,

termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu dan diharapkan semua data masukan atau

informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam

mengambil keputusan. Keputusan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan

menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan

semula. Monitoring dilaksanakan dengan tujuan agar proyek perubahan dapat mencapai

tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Untuk memastikan rangkaian kegiatan

proyek perubahan ini berjalan sesuai dengan rencana, Project Leader terlibat langsung

dalam setiap kegiatan.

Page 53: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 53

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan.

a. Masih ditemukannya kekurangan dan kelemahan serta permasalahan dalam

pelaksanaan proses proyek perubahan Perkadiv menjadi Perpol sehingga

dipandang perlu untuk segera diambil kebijakan guna memperbaiki kekurangan dan

kelemahan tersebut, dengan harapan pada pelaksanaannya ke depan akan

memudahkan pelayanan divisi hukum Polri menjadi lebih efektif dan efisien;

b. Dalam proyek perubahan ini, akan dilakukan terobosan reformasi kebijakan dalam

perubahan dari Pekadiv nomor 5 tahun 2011 tentang Prosedur Tata Cara

pembuatan Pendapat dan Saran Hukum menjadi Peraturan Kepolisian tentang

Pendapat dan Saran Hukum;

c. Terbentuknya Draft Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran

Hukum untuk selanjutnya dilaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi baik dengan

Stakeholders internal maupun Stakeholders eksternal;

2. Lesson Learned.

Dalam mengerjakan proyek perubahan ini saya merasakan adanya manfaat besar

yang didapatkan. Saya mendapatkan ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara

menggerakkan, berkoordinasi, berkolaborasi dan berkomunikasi dengan tim secara efektif

dan efisien untuk tercapainya tujuan dan sasaran dari proyek perubahan. Di instansi

Kepolisian, dimana segala sesuatu harus sesuai dengan perintah namun di sini saya

belajar cara menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien dengan cara menggerakkan

potensi yang ada dalam diri tim dan staf agar setiap orang tidak hanya mengerti tugasnya

masing-masing tetapi juga mengerti tugas yang ingin dicapai secara keseluruhan serta

tetap bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Selain itu harus mampu

Page 54: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 54

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

memetakan masalah secara jelas dan menyelesaikan masalah yang bersifat luas dan

lengkap dengan melihat ruang lingkup sehingga suatu tujuan dapat tercapai dengan

perencanaan yang baik dengan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan

Stakeholders secara berkelanjutan.

Selama megikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional TK.I ini, saya memiliki

kompetensi pemimpin yang berpikir secara visioner dengan mempertimbangkan banyak

hal dan tidak terlepas adanya peran dari oleh Stakeholders untuk mencapainya dan

meningkatkan kinerja organisasi dengan arah kebijakan yang tepat serta dapat dikerjakan

dengan bawahan dengan baik. Saat proses pembuatan proyek perubahan saya selalu

memantau setiap kegiatan agar tujuan proyek perubahan tercapai, salah satu caranya

dengan adanya komunikasi dua arah yang efektif dan efisien antara Project Leader dengan

tim kerja. Project Leader juga memiliki kemampuan dalam mengambil suatu kebijaksanaan

maupun kebijakan tentang isu-isu strategis yang terjadi dimana saran dan masukan yang

diberikan kepada pimpinan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Negara kita.

3. Saran.

a. Peraturan Kepolisian tentang tentang Pendapat dan Saran Hukum yang telah

terbentuk nantinya dapat dijadikan pedoman bagi Kepolisian Daerah dan dapat

dikembangkan terus untuk mengakomodir sesuai dengan perkembangan;

b. Perlunya pemaparan Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan

Saran Hukum yang telah disempurnakan Divkum Polri kepada Kapolri dan pejabat

utama Polri.

Page 55: LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PERPOL PEMBERIAN PSH

MANSJUR, S.H.,S.I.K – PKN I LAN XLVII 55

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PERPOL PEMBERIAN PSH

4. Rekomendasi.

a. Merekomendasikan agar pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi

Rancangan Peraturan Kepolisian tentang Pendapat dan Saran Hukum dapat segera

dilaksanakan dan selanjutnya dapat disempurnakan oleh Divisi Hukum Polri dengan

Kemenkum HAM;

b. Merekomendasikan kepada Kapolri untuk mendapatkan pengesahan dan

selanjutnya dilaksanakannya sosialisasi Peraturan Kepolisian tentang Pendapat

dan Saran Hukum kepada jajaran Kepolisian Daerah.