Laporan pribadi program latihan profesi

36
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PLP Salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tanggung jawab besar dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa Indonesia dan mencetak guru yang profesional yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sebagai salah satu penghasil tenaga pendidik di berbagai tingkat pendidikan formal maupun non-formal, UPI membekali mahasiswanya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan jurusannya. Mutu pendidikan sedikit banyaknya bergantung pada keadaan gurunya. Guru adalah faktor penentu keberhasilan belajar disamping alat, fasilitas, sarana, dan kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru agar proses pendidikan menjadi penuh bermakna dan selalu relevan dengan tujuan utama pendidikan. Program Latihan Profesi (PLP) Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu mata kuliah lapangan yang harus dikuti oleh semua mahasiswa jurusan kependidikan UPI dalam program studi sarjana kependidikan untuk menyelesaikan studinya. Kegiatan PLP Kependidikan UPI merupakan aplikasi dan | 1

Transcript of Laporan pribadi program latihan profesi

Page 1: Laporan pribadi program latihan profesi

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN

PLP

Salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tanggung jawab besar

dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa Indonesia dan mencetak guru yang

profesional yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sebagai salah satu

penghasil tenaga pendidik di berbagai tingkat pendidikan formal maupun non-

formal, UPI membekali mahasiswanya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

pengalaman sesuai dengan jurusannya.

Mutu pendidikan sedikit banyaknya bergantung pada keadaan gurunya. Guru

adalah faktor penentu keberhasilan belajar disamping alat, fasilitas, sarana, dan

kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat.

Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai

oleh guru agar proses pendidikan menjadi penuh bermakna dan selalu relevan

dengan tujuan utama pendidikan.

Program Latihan Profesi (PLP) Kependidikan Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) merupakan salah satu mata kuliah lapangan yang harus dikuti

oleh semua mahasiswa jurusan kependidikan UPI dalam program studi sarjana

kependidikan untuk menyelesaikan studinya. Kegiatan PLP Kependidikan UPI

merupakan aplikasi dan realisasi dari teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah.

PLP Kependidikan ini mempunyai tujuan umum agar para mahasiswa

(praktikan) mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan

dan sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional.

Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam

profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh

tanggung jawab.

Disamping memiliki tujuan umum, program PLP Kependidikan UPI juga

mempunyai tujuan khusus, yaitu diharapkan para mahasiswa dapat:

| 1

Page 2: Laporan pribadi program latihan profesi

1. Mengenal secara cermat lingkungan sekolah/tempat latihan dalam hal

akademik, sosial, fisik, dan administrasi.

2. Menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh

dan terpadu dalam situasi sebenarnya.

3. Menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya yang direfleksikan

dalam perilakunya sehari-hari.

Program Latihan Profesi (PLP) semester genap tahun ajaran 2014/2015 dari

Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan kurang lebih selama lima bulan

terhitung sejak bulan September 2014 sampai bulan Desember 2014. Sekolah

yang dijadikan tempat PLP salah satunya ialah SMK N 9 Bandung, yang

beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Km.10 Bandung 40286, Jawa Barat.

Selama praktikan mengikuti kegiatan PLP yang dilaksanakan di SMK N 9

Bandung, praktikan memperoleh banyak pengalaman baru yang sangat

bermanfaat misalnya bagaimana cara pengelolaan kelas, berinteraksi dengan

siswa, berinteraksi dengan guru-guru, berinteraksi dengan petugas tata usaha dan

staf pegawai lainnya, penyampaian materi dan tugas-tugas kependidikan lainnya.

Selama ini praktikan hanya memperoleh berbagai macam ilmu pendidikan dan

pengajaran mata kuliah dibidang konsentrasi Patiseri di bangku kuliah, dan

setelah terjun langsung ke lapangan praktikan dapat lebih memahami ilmu

tersebut karena langsung berhadapan dengan dunia nyata.

Gambaran umum kondisi sekolah SMK N 9 Bandung sebagai dasar

permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah siswa dalam satu kelas pada tahun ajaran 2014/2015 rata-rata sebanyak

35 orang untuk kelas X, 33 orang untuk kelas XI dan 34 orang untuk kelas XII.

2. Jumlah kelas pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 39 kelas, dengan rincian

sebagai berikut:

a. Kelas X terbagi menjadi 14 kelas (X PS-1, X PS-2, X PS-3, X JB-1, X JB-2,

X JB-3, X AP-1, X AP-2, X KC-1, X KC-2, X TB-1, X TB-2, X UPW, X

DKV).

| 2

Page 3: Laporan pribadi program latihan profesi

b. Kelas XI terbagi menjadi 13 kelas (XI PS-1, XI PS-2, XI PS-3, XI JB-1, XI

JB-2, XI JB-3, XI AP-1, XI AP-2, XI BS-1, XI BS-2, XI KC, XI UPW, XI

DKV).

c. Kelas XII terbagi menjadi 13 kelas (XII PS-1, XII PS-2, XII PS-3, XII JB-1,

XII JB-2, XII JB-3, XII AP-1, XII AP-2, XII UPW,XII BS-1, XII BS-2, XII

KC, XII DKV).

3. Alokasi waktu 1 jam pelajaran dilaksanakan selama 45 menit. Jadwal Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan dari hari Senin sampai Jum’at. Hari

Sabtu digunakan untuk kegiatan kepramukaan dan ekstrakulikuler.

Sebelum praktikan melaksanakan tugas sabagai pengajar, terlebih dahulu

praktikan diberi kesempatan untuk melihat proses KBM yang dilaksanakan oleh

guru pamong pastry. Hal ini dapat dijadikan bekal untuk praktikan dalam

melaksanakan proses KBM selanjutnya. Selama melaksanakan kegiatan PLP di

SMK N 9 Bandung, banyak pengetahuan, pengalaman, dan ilmu yang sangat

berharga yang praktikan peroleh. Namun, disamping itu praktikan pun mengalami

beberapa masalah selama berlangsungnya kegiatan PLP dalam kurun waktu

kurang lebih 4 bulan, baik itu ketika penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), ketika proses penampilan, bimbingan belajar atau

ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah, dan proses bimbingan.

Adapun masalah-masalah tersebut akan dijelaskan pada bahasan di bawah ini.

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

RPP disusun dan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

belajar siswa dalam upaya mencapai Konpetensi Dasar (KD). Sesuai dengan

Permen No.41 tahun 2007 tentang standar proses, bahwa setiap guru pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

| 3

Page 4: Laporan pribadi program latihan profesi

Komponen dari RPP yaitu identitas mata pelajaran, kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi

ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil

belajar dan sumber belajar.

Masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam menyusun RPP

yaitu:

1. Perbedaan format penyusunan RPP di sekolah dengan di kampus

membuat praktikan perlu merevisi susunan RPP sesuai RPP di sekolah.

2. Pengalokasian waktu selama pembelajaran yang kurang tepat.

3. Sulitnya menentukan indikator pembelajaran.

4. Materi pokok praktikan dapatkan dari sumber-sumber buku teks yang

banyak beredar. Praktikan menggunakan lebih dari satu buku sumber.

Kesulitan yang praktikan dapatkan adalah bagaimana mendapatkan

materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang

ingin dicapai.

5. Penggunaan alat evaluasi pembelajaran yang telah dibuat dalam RPP

tidak semua digunakan.

6. Pengaturan susunan materi yang akan disampaikan pada siswa belum

sistematis dan efisien.

7. Praktikan mengalami kesulitan dalam mencari metode yang tepat untuk

digunakan dalam mata pelajaran kimia dikarenakan karakter tiap kelas

sangat berbeda.

8. Praktikan merasa kesulitan dalam membuat soal, menentukan berapa

soal dan bentuk soal agar cukup dengan waktu yang tersedia.

9. Kegiatan dalam RPP terkadang tidak dapat terlaksana dengan sempurna

di lapangan.

Akan tetapi, makin banyaknya praktikan membuat RPP, praktikan

belajar dalam membuat rencana pembelajaran yang lebih baik. Bimbingan dari

guru pamong sangat membantu praktikan dalam membuat rencana pembelajaran

yang lebih baik dan realistis dan mudah dipahami siswa.

| 4

Page 5: Laporan pribadi program latihan profesi

B. Proses Penampilan

Setelah RPP disusun maka rencana pembelajaran yang telah dibuat

dilaksanakan dalam proses penampilan di kelas. Dalam penampilan, seorang

pendidik harus mampu memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam KBM.

Keterampilan ini harus dimiliki setiap pendidik agar tujuan pembelajaran yang

telah disusun dalam RPP dapat tercapai dengan baik.

Dalam proses belajar mengajar terdapat tiga tahapan yang harus ditempuh

oleh seorang guru dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif, yaitu :

1. Pendahuluan, yaitu kegiatan awal yang merupakan kegiatan pembelajaran

untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik

untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi

Dasar (KD). Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilaksanakan melalui tiga proses yaitu

elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.

3. Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran. Kegiatan penutup ini dapat dilakukan dalam bentuk

merangkum atau menyimpulkan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan

tindak lanjut.

Dalam proses penampilan mengajar di kelas, terdapat permasalahan yang

dialami oleh praktikan karena dalam proses ini praktikan langsung berinteraksi

dengan peserta didik yang memiliki banyak sekali keunikan dan perbedaan.

Dalam pelaksanaan PLP ini, praktikan diberi tugas untuk mengajar kelas

X PS-1 dan X PS-2 dari bulan September sampai November.

Adapun hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi praktikan selama

proses penampilan mengajar di kelas dari pertemuan awal sampai pertemuan akhir

antara lain:

| 5

Page 6: Laporan pribadi program latihan profesi

1. Praktikan cukup kesulitan dalam mengkondisikan kelas dengan

berbagai karakter siswa yang berbeda-beda dalam setiap kelas.

2. Saat memulai pelajaran dan harus mengkondisikan siswa untuk siap

belajar seringkali membutuhkan waktu beberapa saat.

3. Kesulitan dalam pengelolaan kelas, terkadang praktikan masih belum

bisa mengatasi siswa yang ribut atau tidak memperhatikan pelajaran.

4. Praktikan masih menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai

dengan ejaan yang berlaku.

5. Bahan belajar yang disajikan kadang tidak sesuai dengan langkah-

langkah yang sudah direncanakan.

6. Kesulitan menilai satu persatu siswa apalagi yang berkaitan dengan

aspek afektif dan psikomotorik siswa satu persatu.

7. Suara yang tidak terlalu keras sehingga terkadang siswa yang duduk di

belakang kurang jelas mendengar materi yang disampaikan.

8. Tulisan yang terkadang terlalu kecil di papan tulis sehingga siswa yang

duduk di belakang tidak terlalu jelas melihat tulisan di papan tulis.

9. Media pembelajaran terkadang kurang maxsimal dalam

penggunaannya.

C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikuler dan Pendidikan Kepramukaan

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran yang

tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ini ditunjukkan untuk

pengembangan minat dan bakat siswa serta untuk memantapkan pembentukan

kepribadian peserta didik. SMK Negeri 9 Bandung merupakan sekolah yang

sangat memperhatikan kegiatan kesiswaan, terlihat dari banyaknya kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 9 Bandung. Dari banyaknya

ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 9, praktikan mendapatkan tugas piket

untuk berpartisipasi dalam ekstrakurikuler pramuka, futsal dan paskibra.

Pendidikan Kepramukaan merupakan salah satu pendidikan wajib di SMK

Negeri 9 Bandung. Kegiatan Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan setiap hari

Sabtu.

| 6

Page 7: Laporan pribadi program latihan profesi

Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini praktikan mengalami sedikit kesulitan

untuk menyesuaikan jadwal ekstrakulikuler dengan kegiatan praktikan diluar

sekolah. Masalah yang ada yaitu terkait dengan kurang lancarnya komunikasi

praktikan dengan pembimbing ekstrakurikuler maupun dengan siswa yang ikut

dalam ekstrakulikuler ini.

Sedangkan dalam kegiatan Pendidikan Kepramukaan ini praktikan

mengalami hambatan dalam tugas membimbing sangga-sangganya. Dikarenakan

mendapatkan 3 sangga dengan siswa yang berbeda-beda jurusannya. Selain itu

jadwal setiap kegiatannya belum bisa berkoordinasi dengan baik dengan Pembina

sangganya.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan

Memasuki lingkungan baru, berarti harus pula mengikuti peraturan dan

sistem yang ada dan berlaku di lingkungan tersebut. Dalam melaksanakan

Program latihan profesi (PLP), kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak

hanya berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi juga

melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman mengenai kegiatan di luar mengajar di kelas. Melalui partisipasi

praktikan dalam kehidupan sekolah, praktikan belajar berinterkasi dan

bersosialisasi dengan seluruh perangkat sekolah.

Beberapa kegiatan yang diikuti praktikan di SMK Negeri 9 Bandung selain

proses belajar mengajar adalah :

1. Upacara Bendera

Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pukul 06.45 dan wajib diikuti

oleh semua praktikan, baik itu yang ada jadwal mengajar maupun tidak.

2. Piket FO

Piket FO dilaksanakan pada hari ketika praktikan tidak ada jadwal mengajar

sehingga praktikan dapat melaksanakan piket FO pada hari Rabu-Jum’at

tanggal 3-5 September 2014. Adapun tugas yang dilaksanakan pada saat piket

adalah:

a. Pengenalan tugas dan peran piket bagian FO

| 7

Page 8: Laporan pribadi program latihan profesi

b. Kegiatan penerimaan tamu, telepon dan mengantarkan tamu ketempat tujuan

c. Kegiatan mengantarkan surat sakit kepada guru piket KBM

3. Piket Kurikulum

Praktikan melaksanakan piket kurikulum pada hari Selasa - Jum’at, tanggal 9 –

12 September 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara lain:

a. Proses pengelompokan SK guru dan proses pengarsipan

b. Mengantarkan SK ke ruang guru jurusan KC, UPW dan BK

c. Rekap absen guru tanggal 25 – 29 Agustus 2014 dan 1 – 5 September

2014

d. Mengetik format rekapitulasi piket KBM, siswa dan guru

Guru yang piket pada hari yang sama dengan praktikan tidak pernah

meninggalkan praktikan yang sedang piket, sehingga praktikan mendapatkan

bimbingan dari guru tersebut. Yang paling mengesankan mereka selalu datang

lebih pagi dari praktikan yang bertugas saat piket dan memberikan contoh yang

baik pada semua praktikan.

4. Piket TU

Praktikan melaksanakan piket tata usaha pada hari Selasa dan Selasa, tanggal

29 – 30 September 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara

lain:

a. Memberikan nama pada amplop untuk soal uts

b. Membantu merapihkan dan menghitung soal uts

5. Piket WMM

Praktikan melaksanakan piket WMM pada hari Selasa – Jum’at tanggal 7 – 10

Oktober 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket adalah:

a. Membuat format data revisi telusur pedoman mutu

b. Membuat data revisi telusur pedoman mutu

c. Membuat data revisi telusur prosedur operasional standar

d. Mengedit data prosedur operasional standar

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan

kegiatan sekolah, diantaranya terdapat kesalahpahaman antara pihak sekolah

| 8

Page 9: Laporan pribadi program latihan profesi

dengan praktikan PLP SMK Negeri 9 Bandung dalam penjadwalan piket serta

perubahan jadwal mengajar sehingga mempengaruhi jadwal piket praktikan.

6. Piket HUMAS

Praktikan melaksanakan piket HUMAS pada hari Senin dan Jum’at tanggal 13

dan 17 Oktober 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket adalah:

a. Membantu mengumpulkan data administrasi guru pembimbing pakerin

b. Membuat arsip surat penarikan siswa pakerin

c. Merapikan, memasukan dan mengeluarkan surat penarikan siswa pakerin

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan

kegiatan piket yang mengharuskan praktikan tidak melaksanakan piket,

diantaranya terdapat kegiatan persiapan mengajar pada hari selasa, serta izin tidak

masuk sekolah dikarenakan ada kegiatan monitoring evaluasi Program Mahasiswa

Wirausaha di kampus UPI dari hari Rabu dan Kamis tanggal 15 – 16 Oktober

2014.

7. Piket KESISWAAN

Praktikan melaksanakan piket kesiswaan pada hari Selasa - Jum’at, tanggal 4 –

7 Nopember 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara lain:

a. Merapihkan absen GPS

b. Membuat format penilaian ekskul

c. Mengambil foto dan merapihkan absen tugas GPS

d. Mengetik Status Tindakan Preventif Dan Korektif

8. Piket Perpustakaan

Praktikan melaksanakan piket perpustakaan pada hari senin dan rabu, tanggal

10 dan 12 november 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara

lain :

a. Merapihkan buku

b. Membuat kantong buku

c. Melayani siswa atau pengunjung perpustakaan perihal peminjaman dan

pengembalian buku

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan

kegiatan piket yang mengharuskan praktikan tidak melaksanakan piket,

| 9

Page 10: Laporan pribadi program latihan profesi

diantaranya terdapat kegiatan persiapan mengajar pada hari selasa, serta persiapan

ujian PLP pada hari kamis dan jum’at.

9. Piket Bimbingan Konseling

Praktikan melaksanakan piket konseling pada hari jum’at, senin dan selasa,

tanggal 21, 24 dan 25 november 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat

piket antara lain : Mengetik satuan pembelajaran bimbingan konseling

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan

kegiatan piket yang mengharuskan praktikan tidak melaksanakan piket,

diantaranya terdapat kegiatan proses mengajar dan ujian PLP pada hari rabu, serta

persiapan mengajar pada kamis.

E. Proses Bimbingan

Kegiatan yang dilakukan praktikan di tempat praktikan/sekolah tidak terlepas

dari peran Guru Pamong PLP dan Dosen pembimbing PLP. Divisi Pendidikan

Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) menetapkan Dosen Pembimbing PLP dan

Guru Pamong PLP untuk membimbing praktikan. Dosen Pembimbing PLP dan

Guru Pamong PLPdapat membantu praktikan ketika praktikan mengalami kendala

atau kesulitan dalam melaksanakan PLP.

1. Dengan Guru Pamong PLP

Proses bimbingan dengan guru pamong PLP berjalan baik dan lancar.

Praktikan selalu dibimbing oleh guru pamong PLP dalam hal pembuatan RPP

dan dalam hal penguasaan kelas. Untuk format RPP guru pamong PLP

memberikan contoh RPP di sekolah sehingga praktikan mencontoh format

yang diberikan oleh guru pamong. Proses bimbingan dengan guru pamong PLP

dilaksanakan disekolah, biasanya dilakukan sebelum dan setelah praktikan

mengajar. Sehingga, selain mendapat bimbingan dalam penyusunan RPP,

praktikan juga memperoleh masukan berdasarkan proses penampilan mengajar

yang telah praktikan lakukan. Praktikan tidak mengalami masalah ketika

melakukan proses bimbingan dengan guru pamong PLP.

2. Dengan Dosen Pembimbing PLP

| 10

Page 11: Laporan pribadi program latihan profesi

Intensitas pertemuan antara praktikan dengan Dosen dikatakan kurang

karena praktikan memiliki kesibukan begitu pula dengan Dosen sehingga

praktikan jarang bimbingan ke kampus dan menghambat proses komunikasi

antara praktikan dengan dosen pamong. Namun Dosen pembimbing beberapa

kali hadir ke sekolah untuk memantau perkembangan praktikan dan

membimbing praktikan selama kegiatan PLP berlangsung. Secara keseluruhan

hubungan antara praktikan dengan dosen pamong sudah baik.

| 11

Page 12: Laporan pribadi program latihan profesi

BAB II

FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI

Selama melakukan kegiatan PLP di SMK Negeri 9 Bandung, praktikan

merasakan adanya kekurangan-kekurangan yang dirasa menghambat kelancaran

proses PLP seperti yang telah dikemukakan pada BAB I. Adapun faktor

penyebabnya meliputi:

A. PenyusunanRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Beberapa faktor penyebab terjadinya masalah dalam penyusunan RPP

berdasarkan masalah dalam BAB I, yaitu:

1. Format RPP dirancang sesuai dengan kebutuhan kelas, sehingga terdapat

perbedaan penulisan RPP yang dipelajari di kampus dengan kenyataan di

sekolah, namun hal ini tidak mengurangi esensi dari RPP itu sendiri.

2. Pengalaman dalam penyusunan RPP yang masih minim, hanya terbatas ketika

diperkuliahan saja.

3. Praktikan kurang mampu mengembangkan indikator pembelajaran yang ada

sesuai dengan kenyataan di lapangan.

4. Kurangnya pengalaman praktikan dalam menyusun bahan ajar yang efektif

sesuai kemampuan siswa.

5. Praktikan kurang mampu mengembangkan evaluasi aspek afektif dan

psikomotorik.

6. Praktikan kurang mampu menuangkan seluruh pemikiran dalam RPP karena

kesulitan dalam pembahasaan yang benar.

7. Kurangnya pengalaman praktikan dalam menghadapi beragam karakter siswa,

membuat praktikan kesulitan menetapkan metode pembelajaran yang cocok

agar pembelajaran menjaddi efektif.

8. Kurangnya pengalaman dalam membuat soal, menentukan beberapa soal dan

bentuk soal agar cukup dengan waktu yang tersedia.

9. Kurangnya pengalaman praktikan dalam membuat RPP sehingga terkadang

tidak dapat terlaksana pada saat praktek lapangan.

| 12

Page 13: Laporan pribadi program latihan profesi

10. Praktikan menyusun materi pembelajaran dengan cara melihat buku-buku

SMK, tanpa memperhatikan urutan penyampaian materi dan kelengkapan

materi, sehingga uraian materi dalam RPP kurang lengkap.

B. Proses Penampilan

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dalam proses

penampilan mengajar yaitu:

1. Siswa yang heterogen menyebabkan praktikan cukup kesulitan untuk

mengkondisikan kelas dengan berbagai karakter siswa yang berbeda-beda.

2. Kurangya pengalaman praktikan dalam mengelola kelas.

3. Praktikan belum dapat mengelola kelas dengan baik.

4. Kecepatan siswa dalam memahami pelajaran berbeda antara kelas X PS-1 dan

X PS-2.

5. Di awal penampilan, kewibawaan praktikan belum muncul karena masih

canggung dengan suasana kelas sehingga praktikan kurang tegas dalam

mengatasi siswa-siswa yang tidak memperhatikan.

6. Kurangnya pengalaman dan kemampuan praktikan dalam menilai satu persatu

siswa apalagi yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotorik siswa satu

persatu.

7. Praktikan yang kesulitan untuk menggunakan suara yang keras dan lantang

sehingga siswa sulit untuk mendengar dengan jelas terutama siswa yang duduk

di belakang.

8. Tulisan praktikan yang kecil membuat siswa yang duduk di belakang kesulitan

untuk melihat dengan jelas ke papan tulis.

9. Masih kurang maxsimal menggunakan media pembelajaran yang ada

C. Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler dan Kepramukaan

Faktor yang menyebabkan praktikan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

dari awal kegiatan PLP karena kurangnya informasi mengenai jadwal latihan

ekstrakurikuler yang diminati praktikan dan kurangnya komunikasi antara

praktikan dengan pembina ekstrakurikuler. Selebihnya kegiatan ekstrakurikuler

| 13

Page 14: Laporan pribadi program latihan profesi

berlangsung dengan baik karena adanya koordinasi antara praktikan dengan

pembina ekstrakurikuler dan membimbing sangga pendidikan kepramukaan di

sekolah.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan

Selama melakukan kegiatan PLP di SMK Negeri 9 Bandung, praktikan tidak

banyak menemukan kendala dalam berpartisipasi di kehidupan sekolah.

Adapun faktor penghambatnya adalah karena kurang koordinasi antara

praktikan PLP SMK Negeri 9 Bandung dengan pihak sekolah sehingga

terkadang praktikan tidak tahu dengan kegiatan sekolah serta kekurangtahuan

praktikan dengan job desk saat piket di FO, Kurikulum, WMM, HUMAS, TU,

Kesiswaan, Perpustakaan dan Bimbingan Konseling.

E. Proses Bimbingan

1. Dengan Guru Pamong PLP

Selama melakukan proses bimbingan dengan guru pamong PLP,

praktikan tidak mengalami kesulitan karena guru pamong selalu meluangkan

waktu untuk membimbing praktikan.

2. Dengan Dosen Pembimbing PLP

Praktikan melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing ketika

dosen pembimbing berkunjung ke sekolah. Sedangkan, bimbingan di luar

sekolah dilakukan ketika akan melaksanakan ujian PLP.

| 14

Page 15: Laporan pribadi program latihan profesi

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam

menyusun RPP yaitu:

1. Praktikan melakukan konsultasi dengan Guru pamong secara intensif di

sekolah mengenai masalah penyusunan RPP baik format maupun isi RPP serta

menentukan strategi pembelajaran yang tepat saat menyampaikan materi.

2. Alokasi waktu pembelajaran yang belum tepat lambat laun dapat diatasi

praktikan dengan cara pereduksian materi saat alokasi waktu tidak cukup dan

penambahan soal-soal latihan saat waktu berlebih.

3. Praktikan melakukan bimbingan dengan guru pamong dalam penentuan

indikator yang ingin dicapai dalam setiap pertemuan secara intensif.

4. Praktikan melakukan diskusi secara rutin dengan guru pamong untuk lebih

mengenal kondisi siswa di setiap kelas, dan seiring berjalannya waktu,

praktikan mulai mengenal kondisi siswa sehingga dapat menentukan strategi

pembelajaran yang lebih efisien dan tepat sasaran.

5. Praktikan lebih teliti dalam menyusun uraian materi pelajaran.

6. Bimbingan dengan guru pamong mengenai cara menyusun bahan ajar yang

efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

7. Praktikan mencoba mengerjakan soal latihan disertai pencatatan waktu

pengerjaannya, kemudian memperkirakan siswa dapat mengerjakan soal

tersebut dengan waktu tiga kali lebih lama dari kecepatan praktikan

mengerjakan soal tersebut.

8. Seiring berjalannya waktu pengalaman praktikan dalam membuat RPP yang

dapat terlaksana pada saat praktek lapangan.

B. Proses Penampilan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan

proses penampilan praktikan ketika mengajar di kelas yaitu dengan cara:

| 15

Page 16: Laporan pribadi program latihan profesi

1. Praktikan melihat penampilan guru pamong di kelas dan belajar untuk

mengkondisikan kelas seperti guru pamong.

2. Saat beberapa penampilan dalam pelaksanaan PLP, guru pamong mendampingi

praktikan dan setelah penampilan guru pamong memberikan saran dan kritik

atas penampilan yang telah dilakukan oleh praktikan.

3. Praktikan harus bersifat lebih tegas pada siswa yang terlambat datang dan tidak

memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Praktikan melakukan diskusi secara rutin dengan guru pamong untuk

mengetahui karakter kelas dan cara pengelolaan kelas yang baik.

5. Seiring berjalannya waktu kewibawaan praktikan muncul karena sudah mulai

terbiasa menghadapi siswa dan sudah bisa memposisikan diri sebagai seorang

guru.

6. Seiring berjalannya waktu pengalaman dan kemampuan praktikan untuk

mengenal dan menilai siswa satu persatu menjadi lebih mudah.

7. Seiring berjalannya waktu, praktikan dapat menguasai suara sehingga siswa di

bagian belakang ddapat mendengar dengan baik.

8. Praktikan memperbesar tulisan jika menulis di papan tulis sehingga siswa yang

duduk di belakang dapat melihat ke papan tulis dengan jelas.

C. Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler dan Pendidikan Kepramukaan

Setelah ada kejelasan informassi mengenai jadwal ekstrakurikuler yang

diminati oleh praktikan dan telah melakukan komunikasi dengan pembina

ekstrakurikuler tersebut, maka pada Sabtu depannya praktikan hadir dan ikut

membina dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pendidikan kepramukaan di SMK

Negeri 9 Bandung.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan

partisipasi dalam kehidupan sekolah yaitu dengan cara:

| 16

Page 17: Laporan pribadi program latihan profesi

1. Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal piket yang telah ditentukan dan

meminta bimbingan pada koordinator guru piket tentang tugas piket yang

belum dimengerti.

2. Berusaha untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh Ketua kelompok

dan telah disepakati bersama.

3. Berusaha untuk lebih dekat dengan para guru dan staff agar semua kegiatan

berjalan dengan baik.

4. Mengikuti seluruh kegiatan sekolah yang perlu melibatkan praktikan seperti

menjadi panitia Ujian Sekolah, membantu dalam acara gebyar sekolah dll.

E. Proses Bimbingan

1. Dengan Guru Pamong PLP

Tidak ada masalah yang dihadapi saat proses bimbingan, sehingga tidak

ada upaya penanggulangan masalah. Komunikasi dengan guru pamong

berjalan sangat lancar. Ketika praktikan mengalami masalah di luar sekolah,

praktikan dapat langsung melakukan bimbingan dengan guru pamong melalui

media lain, tanpa harus bertatap muka. Di sekolah bimbingan dilakukan saat

sebelum dan sesudah penampilan praktikan dalam kelas.

2. Dengan Dosen Pembimbing PLP

Proses bimbingan dengan dosen pembimbing dilakukan beberapa kali di

sekolah saat dosen pembimbing berkunjung ke sekolah dan juga bimbingan di

kampus. Dosen pembimbing PLP senantiasa meluangkan waktunya untuk

membimbing praktikan baik ketika datang ke sekolah maupun di luar sekolah

ketika praktikan akan ujian PLP.

| 17

Page 18: Laporan pribadi program latihan profesi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Program latihan profesi (PLP) Kependidikan merupakan arena latihan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara praktis di sekolah. Selama

melaksanakan PLP Kependidikan ini, praktikan dapat mengkaji segala sesuatu

yang berhubungan dengan kegiatan sekolah serta yang berhubungan dengan

kegiatan praktikan. Semua ini sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi

kenyataan di lapangan di masa yang akan datang.

Setelah praktikan selesai melaksanakan kegiatan PLP di SMK Negeri 9

Bandung ini, praktikan dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Program latihan profesi (PLP)) Kependidikan sangat membantu dalam

membentuk sikap profesionalisme calon tenaga kependidikan dalam

menghadapi tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi

sekarang ini, khususnya tantangan dalam dunia pendidikan.

2. Program latihan profesi (PLP) Kependidikan memberikan kontribusi yang

sangat berarti dan berharga bagi para mahasiswa calon pendidik kelak di

kemudian hari, untuk menambah wawasan dan pengalaman secara praktis

yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya dalam

memproses pemahaman konsep suatu materi yang disampaikan.

3. Hubungan sosial yang baik antara guru dan siswa akan membawa dampak

yang baik dan menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

4. Program latihan profesi (PLP) Kependidikan dapat dijadikan sebagai sarana

belajar untuk berinteraksi, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan orang-

orang yang ada di dunia pendidikan, belajar untuk menarik minat siswa,

belajar untuk bersikap sabar dan tegas kepada siswa.

5. Permasalahan utama yang dihadapi praktikan dalam menjalankan program

PLP ini ialah terbatasnya kemampuan praktikan dalam mengajar sehingga

hasil dari pengajaran belum maksimal.

| 18

Page 19: Laporan pribadi program latihan profesi

6. PLP di SMK N 9 Bandung telah memberikan suatu pengalaman, pengetahuan

dan gambaran tentang keadaan dunia kependidikan yang sebenarnya, termasuk

tantangan dan tuntutan yang ada dalam dunia kependidikan tersebut.

7. Informasi yang diperoleh dari seluruh komponen sekolah memberikan suatu

kesimpulan bahwa tugas-tugas penunjang keberhasilan sekolah sangat

kompleks. Dalam hal ini sangat diperlukan koordinasi antara komponen

sehingga tercipta sekolah sebagai pusat pendidikan yang kondusif, tertib dan

aman.

8. Bimbingan dari guru-guru dan dosen pembimbing memberi pengaruh positif

terhadap perkembangan pengalaman praktikan, sehingga membantu dalam

mendapatkan pengalaman di lapangan.

9. Pada kenyataannya, mendidik siswa tidaklah semudah teori, diperlukan lebih

banyak lagi pengalaman dan latihan-latihan serta upaya-upaya untuk

memotivasi diri dalam hal penguasaan materi juga kesiapan mental dalam

menghadapi perilaku siswa.

B. Saran

Berdasarkan uraian mengenai masalah-masalah yang dialami praktikan,

faktor penyebab masalah, dan upaya penanggulangan masalah Program latihan

profesi (PLP) di SMK Negeri 9 Bandung maka dapat dikemukakan saran-saran

sebagai berikut:

1. Untuk SMK Negeri 9 Bandung:

Pelaksanaan PLP yang diprogramkan oleh P2JK UPI berjalan dengan lancar

dengan adanya hubungan dan kerjasama yang baik di antara kedua lembaga

yang terkait. Untuk itu praktikan mengharapakan:

a. Dengan adanya mahasiswa praktikan diharapkan dapat dijadikan sebagai

sarana untuk memperoleh masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

khususnya di SMK N 9 Bandung, misalnya dalam penerapan strategi dan

metode pengajaran yang baru

b. Penggunaan perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas

pendidikan harus dioptimalkan.

| 19

Page 20: Laporan pribadi program latihan profesi

c. Perlu diadakannya usaha-usaha untuk meningkatkan kesadaran siswa akan

pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas khususnya

tanpa mengandalkan petugas kebersihan sekolah.

d. Hubungan kerjasama antara P2JK UPI yang sudah terjalin baik harus

dipertahankan dan dilanjutkan serta ditingkatkan, khususnya membantu

mahasiswa UPI dalam mengembangkan diri dan karirnya melalui

pengalaman praktis.

2. Untuk Mahasiswa Praktikan Yang Akan Datang

a. Praktikan harus dapat beradaptasi dengan cepat dengan situasi dan kondisi

sekolah agar lebih mudah dalam melaksanakan Program latihan profesi

(PLP).

b. Praktikan hendaknya rajin mengikuti kegiatan di sekolah, aktif,

partisipasif, kreatif, dan inovatif untuk membantu kemajuan sekolah.

c. Praktikan hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam segi

penguasaan materi, penyusunan rencana pengajaran, penggunaan metode,

serta pengelolaan kelas.

d. Praktikan hendaknya lebih meningkatkan pendekatan dengan siswa agar

terjalin hubungan yang baik.

e. Praktikan hendaknya dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya,

meningkatkan kedisiplinan serta menjaga tingkah laku selama praktikan

melaksanakan PLP.

f. Selalu berkomunikasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing

tentang segala hal yang berhubungan dengan KBM.

g. Kesiapan mental harus dimiliki oleh mahasiswa yang akan melaksanakan

PLP, agar membantu praktikan saat menghadapi dunia nyata dalam

pendidikan.

h. Setiap praktikan diharapkan mampu menjaga kekompakan antar

kelompok. Kekompakan tersebut harus terjalin dengan erat baik dengan

mahasiswa satu jurusan maupun dengan mahassiswa dari jurusan lain.

| 20

Page 21: Laporan pribadi program latihan profesi

Tanpa kerjasama yang baik maka hasil yang didapat selama pelaksanaan

PLP pun tidak akan optimal.

3. Untuk Pihak Divisi P2JK

a. Mengadakan peningkatan koordinasi antara pihak Divisi P2JK UPI

dengan pihak sekolah dalam hal pelaksanaan PLP.

b. Memberikan informasi yang jelas pada praktikan yang akan

melaksanakan PLP tentang sekolah yang akan dimasukinya, baik itu

suasana sekolah maupun lokasi sekolah.

c. Memfasilitasi Dosen pembimbing dan Supervisor agar secara lebih

intensif melakukan bimbingan dan monitoring kepada praktikan secara

berkelanjutan.

| 21

Page 22: Laporan pribadi program latihan profesi

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Akademik. (2014). Panduan Program latihan profesi (PLP)

Kependidikan dan Tenaga Pendidik.Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia.

| 22

Page 23: Laporan pribadi program latihan profesi

LAMPIRAN

BUKU AGENDA PRAKTIKAN

SILABUS

PROGRAM TAHUNAN

PROGRAM SEMESTER GANJIL

RPP

HASIL BELAJAR SISWA

PROGRAM TMT DAN TMTT

AGENDA GURU

KEGIATAN DILUAR MENGAJAR

PENILAIAN

| 23