Laporan pribadi program latihan profesi
-
Upload
hera-apriyani -
Category
Education
-
view
263 -
download
0
Transcript of Laporan pribadi program latihan profesi
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PLP
Salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai tanggung jawab besar
dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa Indonesia dan mencetak guru yang
profesional yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sebagai salah satu
penghasil tenaga pendidik di berbagai tingkat pendidikan formal maupun non-
formal, UPI membekali mahasiswanya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
pengalaman sesuai dengan jurusannya.
Mutu pendidikan sedikit banyaknya bergantung pada keadaan gurunya. Guru
adalah faktor penentu keberhasilan belajar disamping alat, fasilitas, sarana, dan
kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat.
Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh guru agar proses pendidikan menjadi penuh bermakna dan selalu relevan
dengan tujuan utama pendidikan.
Program Latihan Profesi (PLP) Kependidikan Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) merupakan salah satu mata kuliah lapangan yang harus dikuti
oleh semua mahasiswa jurusan kependidikan UPI dalam program studi sarjana
kependidikan untuk menyelesaikan studinya. Kegiatan PLP Kependidikan UPI
merupakan aplikasi dan realisasi dari teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah.
PLP Kependidikan ini mempunyai tujuan umum agar para mahasiswa
(praktikan) mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan
dan sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional.
Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam
profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh
tanggung jawab.
Disamping memiliki tujuan umum, program PLP Kependidikan UPI juga
mempunyai tujuan khusus, yaitu diharapkan para mahasiswa dapat:
| 1
1. Mengenal secara cermat lingkungan sekolah/tempat latihan dalam hal
akademik, sosial, fisik, dan administrasi.
2. Menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh
dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
3. Menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya yang direfleksikan
dalam perilakunya sehari-hari.
Program Latihan Profesi (PLP) semester genap tahun ajaran 2014/2015 dari
Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan kurang lebih selama lima bulan
terhitung sejak bulan September 2014 sampai bulan Desember 2014. Sekolah
yang dijadikan tempat PLP salah satunya ialah SMK N 9 Bandung, yang
beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Km.10 Bandung 40286, Jawa Barat.
Selama praktikan mengikuti kegiatan PLP yang dilaksanakan di SMK N 9
Bandung, praktikan memperoleh banyak pengalaman baru yang sangat
bermanfaat misalnya bagaimana cara pengelolaan kelas, berinteraksi dengan
siswa, berinteraksi dengan guru-guru, berinteraksi dengan petugas tata usaha dan
staf pegawai lainnya, penyampaian materi dan tugas-tugas kependidikan lainnya.
Selama ini praktikan hanya memperoleh berbagai macam ilmu pendidikan dan
pengajaran mata kuliah dibidang konsentrasi Patiseri di bangku kuliah, dan
setelah terjun langsung ke lapangan praktikan dapat lebih memahami ilmu
tersebut karena langsung berhadapan dengan dunia nyata.
Gambaran umum kondisi sekolah SMK N 9 Bandung sebagai dasar
permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah siswa dalam satu kelas pada tahun ajaran 2014/2015 rata-rata sebanyak
35 orang untuk kelas X, 33 orang untuk kelas XI dan 34 orang untuk kelas XII.
2. Jumlah kelas pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 39 kelas, dengan rincian
sebagai berikut:
a. Kelas X terbagi menjadi 14 kelas (X PS-1, X PS-2, X PS-3, X JB-1, X JB-2,
X JB-3, X AP-1, X AP-2, X KC-1, X KC-2, X TB-1, X TB-2, X UPW, X
DKV).
| 2
b. Kelas XI terbagi menjadi 13 kelas (XI PS-1, XI PS-2, XI PS-3, XI JB-1, XI
JB-2, XI JB-3, XI AP-1, XI AP-2, XI BS-1, XI BS-2, XI KC, XI UPW, XI
DKV).
c. Kelas XII terbagi menjadi 13 kelas (XII PS-1, XII PS-2, XII PS-3, XII JB-1,
XII JB-2, XII JB-3, XII AP-1, XII AP-2, XII UPW,XII BS-1, XII BS-2, XII
KC, XII DKV).
3. Alokasi waktu 1 jam pelajaran dilaksanakan selama 45 menit. Jadwal Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan dari hari Senin sampai Jum’at. Hari
Sabtu digunakan untuk kegiatan kepramukaan dan ekstrakulikuler.
Sebelum praktikan melaksanakan tugas sabagai pengajar, terlebih dahulu
praktikan diberi kesempatan untuk melihat proses KBM yang dilaksanakan oleh
guru pamong pastry. Hal ini dapat dijadikan bekal untuk praktikan dalam
melaksanakan proses KBM selanjutnya. Selama melaksanakan kegiatan PLP di
SMK N 9 Bandung, banyak pengetahuan, pengalaman, dan ilmu yang sangat
berharga yang praktikan peroleh. Namun, disamping itu praktikan pun mengalami
beberapa masalah selama berlangsungnya kegiatan PLP dalam kurun waktu
kurang lebih 4 bulan, baik itu ketika penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), ketika proses penampilan, bimbingan belajar atau
ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah, dan proses bimbingan.
Adapun masalah-masalah tersebut akan dijelaskan pada bahasan di bawah ini.
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP disusun dan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar siswa dalam upaya mencapai Konpetensi Dasar (KD). Sesuai dengan
Permen No.41 tahun 2007 tentang standar proses, bahwa setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
| 3
Komponen dari RPP yaitu identitas mata pelajaran, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
belajar dan sumber belajar.
Masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam menyusun RPP
yaitu:
1. Perbedaan format penyusunan RPP di sekolah dengan di kampus
membuat praktikan perlu merevisi susunan RPP sesuai RPP di sekolah.
2. Pengalokasian waktu selama pembelajaran yang kurang tepat.
3. Sulitnya menentukan indikator pembelajaran.
4. Materi pokok praktikan dapatkan dari sumber-sumber buku teks yang
banyak beredar. Praktikan menggunakan lebih dari satu buku sumber.
Kesulitan yang praktikan dapatkan adalah bagaimana mendapatkan
materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
ingin dicapai.
5. Penggunaan alat evaluasi pembelajaran yang telah dibuat dalam RPP
tidak semua digunakan.
6. Pengaturan susunan materi yang akan disampaikan pada siswa belum
sistematis dan efisien.
7. Praktikan mengalami kesulitan dalam mencari metode yang tepat untuk
digunakan dalam mata pelajaran kimia dikarenakan karakter tiap kelas
sangat berbeda.
8. Praktikan merasa kesulitan dalam membuat soal, menentukan berapa
soal dan bentuk soal agar cukup dengan waktu yang tersedia.
9. Kegiatan dalam RPP terkadang tidak dapat terlaksana dengan sempurna
di lapangan.
Akan tetapi, makin banyaknya praktikan membuat RPP, praktikan
belajar dalam membuat rencana pembelajaran yang lebih baik. Bimbingan dari
guru pamong sangat membantu praktikan dalam membuat rencana pembelajaran
yang lebih baik dan realistis dan mudah dipahami siswa.
| 4
B. Proses Penampilan
Setelah RPP disusun maka rencana pembelajaran yang telah dibuat
dilaksanakan dalam proses penampilan di kelas. Dalam penampilan, seorang
pendidik harus mampu memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam KBM.
Keterampilan ini harus dimiliki setiap pendidik agar tujuan pembelajaran yang
telah disusun dalam RPP dapat tercapai dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar terdapat tiga tahapan yang harus ditempuh
oleh seorang guru dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif, yaitu :
1. Pendahuluan, yaitu kegiatan awal yang merupakan kegiatan pembelajaran
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilaksanakan melalui tiga proses yaitu
elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.
3. Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran. Kegiatan penutup ini dapat dilakukan dalam bentuk
merangkum atau menyimpulkan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindak lanjut.
Dalam proses penampilan mengajar di kelas, terdapat permasalahan yang
dialami oleh praktikan karena dalam proses ini praktikan langsung berinteraksi
dengan peserta didik yang memiliki banyak sekali keunikan dan perbedaan.
Dalam pelaksanaan PLP ini, praktikan diberi tugas untuk mengajar kelas
X PS-1 dan X PS-2 dari bulan September sampai November.
Adapun hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi praktikan selama
proses penampilan mengajar di kelas dari pertemuan awal sampai pertemuan akhir
antara lain:
| 5
1. Praktikan cukup kesulitan dalam mengkondisikan kelas dengan
berbagai karakter siswa yang berbeda-beda dalam setiap kelas.
2. Saat memulai pelajaran dan harus mengkondisikan siswa untuk siap
belajar seringkali membutuhkan waktu beberapa saat.
3. Kesulitan dalam pengelolaan kelas, terkadang praktikan masih belum
bisa mengatasi siswa yang ribut atau tidak memperhatikan pelajaran.
4. Praktikan masih menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
5. Bahan belajar yang disajikan kadang tidak sesuai dengan langkah-
langkah yang sudah direncanakan.
6. Kesulitan menilai satu persatu siswa apalagi yang berkaitan dengan
aspek afektif dan psikomotorik siswa satu persatu.
7. Suara yang tidak terlalu keras sehingga terkadang siswa yang duduk di
belakang kurang jelas mendengar materi yang disampaikan.
8. Tulisan yang terkadang terlalu kecil di papan tulis sehingga siswa yang
duduk di belakang tidak terlalu jelas melihat tulisan di papan tulis.
9. Media pembelajaran terkadang kurang maxsimal dalam
penggunaannya.
C. Bimbingan Belajar/ Ekstra Kurikuler dan Pendidikan Kepramukaan
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran yang
tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ini ditunjukkan untuk
pengembangan minat dan bakat siswa serta untuk memantapkan pembentukan
kepribadian peserta didik. SMK Negeri 9 Bandung merupakan sekolah yang
sangat memperhatikan kegiatan kesiswaan, terlihat dari banyaknya kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 9 Bandung. Dari banyaknya
ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 9, praktikan mendapatkan tugas piket
untuk berpartisipasi dalam ekstrakurikuler pramuka, futsal dan paskibra.
Pendidikan Kepramukaan merupakan salah satu pendidikan wajib di SMK
Negeri 9 Bandung. Kegiatan Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan setiap hari
Sabtu.
| 6
Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini praktikan mengalami sedikit kesulitan
untuk menyesuaikan jadwal ekstrakulikuler dengan kegiatan praktikan diluar
sekolah. Masalah yang ada yaitu terkait dengan kurang lancarnya komunikasi
praktikan dengan pembimbing ekstrakurikuler maupun dengan siswa yang ikut
dalam ekstrakulikuler ini.
Sedangkan dalam kegiatan Pendidikan Kepramukaan ini praktikan
mengalami hambatan dalam tugas membimbing sangga-sangganya. Dikarenakan
mendapatkan 3 sangga dengan siswa yang berbeda-beda jurusannya. Selain itu
jadwal setiap kegiatannya belum bisa berkoordinasi dengan baik dengan Pembina
sangganya.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan
Memasuki lingkungan baru, berarti harus pula mengikuti peraturan dan
sistem yang ada dan berlaku di lingkungan tersebut. Dalam melaksanakan
Program latihan profesi (PLP), kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak
hanya berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi juga
melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman mengenai kegiatan di luar mengajar di kelas. Melalui partisipasi
praktikan dalam kehidupan sekolah, praktikan belajar berinterkasi dan
bersosialisasi dengan seluruh perangkat sekolah.
Beberapa kegiatan yang diikuti praktikan di SMK Negeri 9 Bandung selain
proses belajar mengajar adalah :
1. Upacara Bendera
Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pukul 06.45 dan wajib diikuti
oleh semua praktikan, baik itu yang ada jadwal mengajar maupun tidak.
2. Piket FO
Piket FO dilaksanakan pada hari ketika praktikan tidak ada jadwal mengajar
sehingga praktikan dapat melaksanakan piket FO pada hari Rabu-Jum’at
tanggal 3-5 September 2014. Adapun tugas yang dilaksanakan pada saat piket
adalah:
a. Pengenalan tugas dan peran piket bagian FO
| 7
b. Kegiatan penerimaan tamu, telepon dan mengantarkan tamu ketempat tujuan
c. Kegiatan mengantarkan surat sakit kepada guru piket KBM
3. Piket Kurikulum
Praktikan melaksanakan piket kurikulum pada hari Selasa - Jum’at, tanggal 9 –
12 September 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara lain:
a. Proses pengelompokan SK guru dan proses pengarsipan
b. Mengantarkan SK ke ruang guru jurusan KC, UPW dan BK
c. Rekap absen guru tanggal 25 – 29 Agustus 2014 dan 1 – 5 September
2014
d. Mengetik format rekapitulasi piket KBM, siswa dan guru
Guru yang piket pada hari yang sama dengan praktikan tidak pernah
meninggalkan praktikan yang sedang piket, sehingga praktikan mendapatkan
bimbingan dari guru tersebut. Yang paling mengesankan mereka selalu datang
lebih pagi dari praktikan yang bertugas saat piket dan memberikan contoh yang
baik pada semua praktikan.
4. Piket TU
Praktikan melaksanakan piket tata usaha pada hari Selasa dan Selasa, tanggal
29 – 30 September 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara
lain:
a. Memberikan nama pada amplop untuk soal uts
b. Membantu merapihkan dan menghitung soal uts
5. Piket WMM
Praktikan melaksanakan piket WMM pada hari Selasa – Jum’at tanggal 7 – 10
Oktober 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket adalah:
a. Membuat format data revisi telusur pedoman mutu
b. Membuat data revisi telusur pedoman mutu
c. Membuat data revisi telusur prosedur operasional standar
d. Mengedit data prosedur operasional standar
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan
kegiatan sekolah, diantaranya terdapat kesalahpahaman antara pihak sekolah
| 8
dengan praktikan PLP SMK Negeri 9 Bandung dalam penjadwalan piket serta
perubahan jadwal mengajar sehingga mempengaruhi jadwal piket praktikan.
6. Piket HUMAS
Praktikan melaksanakan piket HUMAS pada hari Senin dan Jum’at tanggal 13
dan 17 Oktober 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket adalah:
a. Membantu mengumpulkan data administrasi guru pembimbing pakerin
b. Membuat arsip surat penarikan siswa pakerin
c. Merapikan, memasukan dan mengeluarkan surat penarikan siswa pakerin
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan
kegiatan piket yang mengharuskan praktikan tidak melaksanakan piket,
diantaranya terdapat kegiatan persiapan mengajar pada hari selasa, serta izin tidak
masuk sekolah dikarenakan ada kegiatan monitoring evaluasi Program Mahasiswa
Wirausaha di kampus UPI dari hari Rabu dan Kamis tanggal 15 – 16 Oktober
2014.
7. Piket KESISWAAN
Praktikan melaksanakan piket kesiswaan pada hari Selasa - Jum’at, tanggal 4 –
7 Nopember 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara lain:
a. Merapihkan absen GPS
b. Membuat format penilaian ekskul
c. Mengambil foto dan merapihkan absen tugas GPS
d. Mengetik Status Tindakan Preventif Dan Korektif
8. Piket Perpustakaan
Praktikan melaksanakan piket perpustakaan pada hari senin dan rabu, tanggal
10 dan 12 november 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat piket antara
lain :
a. Merapihkan buku
b. Membuat kantong buku
c. Melayani siswa atau pengunjung perpustakaan perihal peminjaman dan
pengembalian buku
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan
kegiatan piket yang mengharuskan praktikan tidak melaksanakan piket,
| 9
diantaranya terdapat kegiatan persiapan mengajar pada hari selasa, serta persiapan
ujian PLP pada hari kamis dan jum’at.
9. Piket Bimbingan Konseling
Praktikan melaksanakan piket konseling pada hari jum’at, senin dan selasa,
tanggal 21, 24 dan 25 november 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat
piket antara lain : Mengetik satuan pembelajaran bimbingan konseling
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam melaksanakan
kegiatan piket yang mengharuskan praktikan tidak melaksanakan piket,
diantaranya terdapat kegiatan proses mengajar dan ujian PLP pada hari rabu, serta
persiapan mengajar pada kamis.
E. Proses Bimbingan
Kegiatan yang dilakukan praktikan di tempat praktikan/sekolah tidak terlepas
dari peran Guru Pamong PLP dan Dosen pembimbing PLP. Divisi Pendidikan
Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) menetapkan Dosen Pembimbing PLP dan
Guru Pamong PLP untuk membimbing praktikan. Dosen Pembimbing PLP dan
Guru Pamong PLPdapat membantu praktikan ketika praktikan mengalami kendala
atau kesulitan dalam melaksanakan PLP.
1. Dengan Guru Pamong PLP
Proses bimbingan dengan guru pamong PLP berjalan baik dan lancar.
Praktikan selalu dibimbing oleh guru pamong PLP dalam hal pembuatan RPP
dan dalam hal penguasaan kelas. Untuk format RPP guru pamong PLP
memberikan contoh RPP di sekolah sehingga praktikan mencontoh format
yang diberikan oleh guru pamong. Proses bimbingan dengan guru pamong PLP
dilaksanakan disekolah, biasanya dilakukan sebelum dan setelah praktikan
mengajar. Sehingga, selain mendapat bimbingan dalam penyusunan RPP,
praktikan juga memperoleh masukan berdasarkan proses penampilan mengajar
yang telah praktikan lakukan. Praktikan tidak mengalami masalah ketika
melakukan proses bimbingan dengan guru pamong PLP.
2. Dengan Dosen Pembimbing PLP
| 10
Intensitas pertemuan antara praktikan dengan Dosen dikatakan kurang
karena praktikan memiliki kesibukan begitu pula dengan Dosen sehingga
praktikan jarang bimbingan ke kampus dan menghambat proses komunikasi
antara praktikan dengan dosen pamong. Namun Dosen pembimbing beberapa
kali hadir ke sekolah untuk memantau perkembangan praktikan dan
membimbing praktikan selama kegiatan PLP berlangsung. Secara keseluruhan
hubungan antara praktikan dengan dosen pamong sudah baik.
| 11
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
Selama melakukan kegiatan PLP di SMK Negeri 9 Bandung, praktikan
merasakan adanya kekurangan-kekurangan yang dirasa menghambat kelancaran
proses PLP seperti yang telah dikemukakan pada BAB I. Adapun faktor
penyebabnya meliputi:
A. PenyusunanRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Beberapa faktor penyebab terjadinya masalah dalam penyusunan RPP
berdasarkan masalah dalam BAB I, yaitu:
1. Format RPP dirancang sesuai dengan kebutuhan kelas, sehingga terdapat
perbedaan penulisan RPP yang dipelajari di kampus dengan kenyataan di
sekolah, namun hal ini tidak mengurangi esensi dari RPP itu sendiri.
2. Pengalaman dalam penyusunan RPP yang masih minim, hanya terbatas ketika
diperkuliahan saja.
3. Praktikan kurang mampu mengembangkan indikator pembelajaran yang ada
sesuai dengan kenyataan di lapangan.
4. Kurangnya pengalaman praktikan dalam menyusun bahan ajar yang efektif
sesuai kemampuan siswa.
5. Praktikan kurang mampu mengembangkan evaluasi aspek afektif dan
psikomotorik.
6. Praktikan kurang mampu menuangkan seluruh pemikiran dalam RPP karena
kesulitan dalam pembahasaan yang benar.
7. Kurangnya pengalaman praktikan dalam menghadapi beragam karakter siswa,
membuat praktikan kesulitan menetapkan metode pembelajaran yang cocok
agar pembelajaran menjaddi efektif.
8. Kurangnya pengalaman dalam membuat soal, menentukan beberapa soal dan
bentuk soal agar cukup dengan waktu yang tersedia.
9. Kurangnya pengalaman praktikan dalam membuat RPP sehingga terkadang
tidak dapat terlaksana pada saat praktek lapangan.
| 12
10. Praktikan menyusun materi pembelajaran dengan cara melihat buku-buku
SMK, tanpa memperhatikan urutan penyampaian materi dan kelengkapan
materi, sehingga uraian materi dalam RPP kurang lengkap.
B. Proses Penampilan
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dalam proses
penampilan mengajar yaitu:
1. Siswa yang heterogen menyebabkan praktikan cukup kesulitan untuk
mengkondisikan kelas dengan berbagai karakter siswa yang berbeda-beda.
2. Kurangya pengalaman praktikan dalam mengelola kelas.
3. Praktikan belum dapat mengelola kelas dengan baik.
4. Kecepatan siswa dalam memahami pelajaran berbeda antara kelas X PS-1 dan
X PS-2.
5. Di awal penampilan, kewibawaan praktikan belum muncul karena masih
canggung dengan suasana kelas sehingga praktikan kurang tegas dalam
mengatasi siswa-siswa yang tidak memperhatikan.
6. Kurangnya pengalaman dan kemampuan praktikan dalam menilai satu persatu
siswa apalagi yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotorik siswa satu
persatu.
7. Praktikan yang kesulitan untuk menggunakan suara yang keras dan lantang
sehingga siswa sulit untuk mendengar dengan jelas terutama siswa yang duduk
di belakang.
8. Tulisan praktikan yang kecil membuat siswa yang duduk di belakang kesulitan
untuk melihat dengan jelas ke papan tulis.
9. Masih kurang maxsimal menggunakan media pembelajaran yang ada
C. Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler dan Kepramukaan
Faktor yang menyebabkan praktikan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dari awal kegiatan PLP karena kurangnya informasi mengenai jadwal latihan
ekstrakurikuler yang diminati praktikan dan kurangnya komunikasi antara
praktikan dengan pembina ekstrakurikuler. Selebihnya kegiatan ekstrakurikuler
| 13
berlangsung dengan baik karena adanya koordinasi antara praktikan dengan
pembina ekstrakurikuler dan membimbing sangga pendidikan kepramukaan di
sekolah.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan
Selama melakukan kegiatan PLP di SMK Negeri 9 Bandung, praktikan tidak
banyak menemukan kendala dalam berpartisipasi di kehidupan sekolah.
Adapun faktor penghambatnya adalah karena kurang koordinasi antara
praktikan PLP SMK Negeri 9 Bandung dengan pihak sekolah sehingga
terkadang praktikan tidak tahu dengan kegiatan sekolah serta kekurangtahuan
praktikan dengan job desk saat piket di FO, Kurikulum, WMM, HUMAS, TU,
Kesiswaan, Perpustakaan dan Bimbingan Konseling.
E. Proses Bimbingan
1. Dengan Guru Pamong PLP
Selama melakukan proses bimbingan dengan guru pamong PLP,
praktikan tidak mengalami kesulitan karena guru pamong selalu meluangkan
waktu untuk membimbing praktikan.
2. Dengan Dosen Pembimbing PLP
Praktikan melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing ketika
dosen pembimbing berkunjung ke sekolah. Sedangkan, bimbingan di luar
sekolah dilakukan ketika akan melaksanakan ujian PLP.
| 14
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam
menyusun RPP yaitu:
1. Praktikan melakukan konsultasi dengan Guru pamong secara intensif di
sekolah mengenai masalah penyusunan RPP baik format maupun isi RPP serta
menentukan strategi pembelajaran yang tepat saat menyampaikan materi.
2. Alokasi waktu pembelajaran yang belum tepat lambat laun dapat diatasi
praktikan dengan cara pereduksian materi saat alokasi waktu tidak cukup dan
penambahan soal-soal latihan saat waktu berlebih.
3. Praktikan melakukan bimbingan dengan guru pamong dalam penentuan
indikator yang ingin dicapai dalam setiap pertemuan secara intensif.
4. Praktikan melakukan diskusi secara rutin dengan guru pamong untuk lebih
mengenal kondisi siswa di setiap kelas, dan seiring berjalannya waktu,
praktikan mulai mengenal kondisi siswa sehingga dapat menentukan strategi
pembelajaran yang lebih efisien dan tepat sasaran.
5. Praktikan lebih teliti dalam menyusun uraian materi pelajaran.
6. Bimbingan dengan guru pamong mengenai cara menyusun bahan ajar yang
efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
7. Praktikan mencoba mengerjakan soal latihan disertai pencatatan waktu
pengerjaannya, kemudian memperkirakan siswa dapat mengerjakan soal
tersebut dengan waktu tiga kali lebih lama dari kecepatan praktikan
mengerjakan soal tersebut.
8. Seiring berjalannya waktu pengalaman praktikan dalam membuat RPP yang
dapat terlaksana pada saat praktek lapangan.
B. Proses Penampilan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
proses penampilan praktikan ketika mengajar di kelas yaitu dengan cara:
| 15
1. Praktikan melihat penampilan guru pamong di kelas dan belajar untuk
mengkondisikan kelas seperti guru pamong.
2. Saat beberapa penampilan dalam pelaksanaan PLP, guru pamong mendampingi
praktikan dan setelah penampilan guru pamong memberikan saran dan kritik
atas penampilan yang telah dilakukan oleh praktikan.
3. Praktikan harus bersifat lebih tegas pada siswa yang terlambat datang dan tidak
memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Praktikan melakukan diskusi secara rutin dengan guru pamong untuk
mengetahui karakter kelas dan cara pengelolaan kelas yang baik.
5. Seiring berjalannya waktu kewibawaan praktikan muncul karena sudah mulai
terbiasa menghadapi siswa dan sudah bisa memposisikan diri sebagai seorang
guru.
6. Seiring berjalannya waktu pengalaman dan kemampuan praktikan untuk
mengenal dan menilai siswa satu persatu menjadi lebih mudah.
7. Seiring berjalannya waktu, praktikan dapat menguasai suara sehingga siswa di
bagian belakang ddapat mendengar dengan baik.
8. Praktikan memperbesar tulisan jika menulis di papan tulis sehingga siswa yang
duduk di belakang dapat melihat ke papan tulis dengan jelas.
C. Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler dan Pendidikan Kepramukaan
Setelah ada kejelasan informassi mengenai jadwal ekstrakurikuler yang
diminati oleh praktikan dan telah melakukan komunikasi dengan pembina
ekstrakurikuler tersebut, maka pada Sabtu depannya praktikan hadir dan ikut
membina dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pendidikan kepramukaan di SMK
Negeri 9 Bandung.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
partisipasi dalam kehidupan sekolah yaitu dengan cara:
| 16
1. Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal piket yang telah ditentukan dan
meminta bimbingan pada koordinator guru piket tentang tugas piket yang
belum dimengerti.
2. Berusaha untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh Ketua kelompok
dan telah disepakati bersama.
3. Berusaha untuk lebih dekat dengan para guru dan staff agar semua kegiatan
berjalan dengan baik.
4. Mengikuti seluruh kegiatan sekolah yang perlu melibatkan praktikan seperti
menjadi panitia Ujian Sekolah, membantu dalam acara gebyar sekolah dll.
E. Proses Bimbingan
1. Dengan Guru Pamong PLP
Tidak ada masalah yang dihadapi saat proses bimbingan, sehingga tidak
ada upaya penanggulangan masalah. Komunikasi dengan guru pamong
berjalan sangat lancar. Ketika praktikan mengalami masalah di luar sekolah,
praktikan dapat langsung melakukan bimbingan dengan guru pamong melalui
media lain, tanpa harus bertatap muka. Di sekolah bimbingan dilakukan saat
sebelum dan sesudah penampilan praktikan dalam kelas.
2. Dengan Dosen Pembimbing PLP
Proses bimbingan dengan dosen pembimbing dilakukan beberapa kali di
sekolah saat dosen pembimbing berkunjung ke sekolah dan juga bimbingan di
kampus. Dosen pembimbing PLP senantiasa meluangkan waktunya untuk
membimbing praktikan baik ketika datang ke sekolah maupun di luar sekolah
ketika praktikan akan ujian PLP.
| 17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Program latihan profesi (PLP) Kependidikan merupakan arena latihan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara praktis di sekolah. Selama
melaksanakan PLP Kependidikan ini, praktikan dapat mengkaji segala sesuatu
yang berhubungan dengan kegiatan sekolah serta yang berhubungan dengan
kegiatan praktikan. Semua ini sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi
kenyataan di lapangan di masa yang akan datang.
Setelah praktikan selesai melaksanakan kegiatan PLP di SMK Negeri 9
Bandung ini, praktikan dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Program latihan profesi (PLP)) Kependidikan sangat membantu dalam
membentuk sikap profesionalisme calon tenaga kependidikan dalam
menghadapi tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi
sekarang ini, khususnya tantangan dalam dunia pendidikan.
2. Program latihan profesi (PLP) Kependidikan memberikan kontribusi yang
sangat berarti dan berharga bagi para mahasiswa calon pendidik kelak di
kemudian hari, untuk menambah wawasan dan pengalaman secara praktis
yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya dalam
memproses pemahaman konsep suatu materi yang disampaikan.
3. Hubungan sosial yang baik antara guru dan siswa akan membawa dampak
yang baik dan menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
4. Program latihan profesi (PLP) Kependidikan dapat dijadikan sebagai sarana
belajar untuk berinteraksi, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan orang-
orang yang ada di dunia pendidikan, belajar untuk menarik minat siswa,
belajar untuk bersikap sabar dan tegas kepada siswa.
5. Permasalahan utama yang dihadapi praktikan dalam menjalankan program
PLP ini ialah terbatasnya kemampuan praktikan dalam mengajar sehingga
hasil dari pengajaran belum maksimal.
| 18
6. PLP di SMK N 9 Bandung telah memberikan suatu pengalaman, pengetahuan
dan gambaran tentang keadaan dunia kependidikan yang sebenarnya, termasuk
tantangan dan tuntutan yang ada dalam dunia kependidikan tersebut.
7. Informasi yang diperoleh dari seluruh komponen sekolah memberikan suatu
kesimpulan bahwa tugas-tugas penunjang keberhasilan sekolah sangat
kompleks. Dalam hal ini sangat diperlukan koordinasi antara komponen
sehingga tercipta sekolah sebagai pusat pendidikan yang kondusif, tertib dan
aman.
8. Bimbingan dari guru-guru dan dosen pembimbing memberi pengaruh positif
terhadap perkembangan pengalaman praktikan, sehingga membantu dalam
mendapatkan pengalaman di lapangan.
9. Pada kenyataannya, mendidik siswa tidaklah semudah teori, diperlukan lebih
banyak lagi pengalaman dan latihan-latihan serta upaya-upaya untuk
memotivasi diri dalam hal penguasaan materi juga kesiapan mental dalam
menghadapi perilaku siswa.
B. Saran
Berdasarkan uraian mengenai masalah-masalah yang dialami praktikan,
faktor penyebab masalah, dan upaya penanggulangan masalah Program latihan
profesi (PLP) di SMK Negeri 9 Bandung maka dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Untuk SMK Negeri 9 Bandung:
Pelaksanaan PLP yang diprogramkan oleh P2JK UPI berjalan dengan lancar
dengan adanya hubungan dan kerjasama yang baik di antara kedua lembaga
yang terkait. Untuk itu praktikan mengharapakan:
a. Dengan adanya mahasiswa praktikan diharapkan dapat dijadikan sebagai
sarana untuk memperoleh masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya di SMK N 9 Bandung, misalnya dalam penerapan strategi dan
metode pengajaran yang baru
b. Penggunaan perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas
pendidikan harus dioptimalkan.
| 19
c. Perlu diadakannya usaha-usaha untuk meningkatkan kesadaran siswa akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas khususnya
tanpa mengandalkan petugas kebersihan sekolah.
d. Hubungan kerjasama antara P2JK UPI yang sudah terjalin baik harus
dipertahankan dan dilanjutkan serta ditingkatkan, khususnya membantu
mahasiswa UPI dalam mengembangkan diri dan karirnya melalui
pengalaman praktis.
2. Untuk Mahasiswa Praktikan Yang Akan Datang
a. Praktikan harus dapat beradaptasi dengan cepat dengan situasi dan kondisi
sekolah agar lebih mudah dalam melaksanakan Program latihan profesi
(PLP).
b. Praktikan hendaknya rajin mengikuti kegiatan di sekolah, aktif,
partisipasif, kreatif, dan inovatif untuk membantu kemajuan sekolah.
c. Praktikan hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam segi
penguasaan materi, penyusunan rencana pengajaran, penggunaan metode,
serta pengelolaan kelas.
d. Praktikan hendaknya lebih meningkatkan pendekatan dengan siswa agar
terjalin hubungan yang baik.
e. Praktikan hendaknya dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya,
meningkatkan kedisiplinan serta menjaga tingkah laku selama praktikan
melaksanakan PLP.
f. Selalu berkomunikasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing
tentang segala hal yang berhubungan dengan KBM.
g. Kesiapan mental harus dimiliki oleh mahasiswa yang akan melaksanakan
PLP, agar membantu praktikan saat menghadapi dunia nyata dalam
pendidikan.
h. Setiap praktikan diharapkan mampu menjaga kekompakan antar
kelompok. Kekompakan tersebut harus terjalin dengan erat baik dengan
mahasiswa satu jurusan maupun dengan mahassiswa dari jurusan lain.
| 20
Tanpa kerjasama yang baik maka hasil yang didapat selama pelaksanaan
PLP pun tidak akan optimal.
3. Untuk Pihak Divisi P2JK
a. Mengadakan peningkatan koordinasi antara pihak Divisi P2JK UPI
dengan pihak sekolah dalam hal pelaksanaan PLP.
b. Memberikan informasi yang jelas pada praktikan yang akan
melaksanakan PLP tentang sekolah yang akan dimasukinya, baik itu
suasana sekolah maupun lokasi sekolah.
c. Memfasilitasi Dosen pembimbing dan Supervisor agar secara lebih
intensif melakukan bimbingan dan monitoring kepada praktikan secara
berkelanjutan.
| 21
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Akademik. (2014). Panduan Program latihan profesi (PLP)
Kependidikan dan Tenaga Pendidik.Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
| 22
LAMPIRAN
BUKU AGENDA PRAKTIKAN
SILABUS
PROGRAM TAHUNAN
PROGRAM SEMESTER GANJIL
RPP
HASIL BELAJAR SISWA
PROGRAM TMT DAN TMTT
AGENDA GURU
KEGIATAN DILUAR MENGAJAR
PENILAIAN
| 23