LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

17
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN TRANSPIRASI DISUSUN OLEH BRIAN ABDILLAH F05110026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

TRANSPIRASI

DISUSUN OLEH

BRIAN ABDILLAH

F05110026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2012

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

TRANSPIRASI

ABSTRAK

Karena transpirasi sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan dan

dapat mempengaruhi juga keseimbangan kehidupan, maka perlu dilakukan

praktikum ini yang memiliki tujuan untuk mengukur kecepatan transpirasi daun

secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorbsi airnya. Bahan yang

digunakan pada praktikum ini adalah tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) yang kokoh, air, vaselin. Sedangkan alat-alatnya yang

digunakan pada praktikum ini adalah fotometer, sumbat karet lubang, silet, serta

ember. Cara kerja dalam pelaksanaan praktikum ini adalah pertama pilih

tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) dengan batang yang kokoh, dan

dipotong batang basalnya (bawahnya) setelah itu secepatnya letakkan dalam air.

Masih di dalam air, dimasukkan ujung batang tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) ke dalam sumbat caret berlubang hinggga tidak bergerak tetapi

tidak sampai patah. Diisi fotometer dengan air, dengan cara merendam fotometer

dalam air hingga semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air di dalamnya.

Kemudian sisipkan sumbat karet (yang telah terisi oleh tumbuhan) ke dalam

fotometer ( masih dalam air). Dipegang dengan baik gelas fotometer saat

memasukkan sumbat karet, berhati-hati jangan sampai pecah. Langkah

selanjutnya angkat seluruh sistem fotometer dari air dan tempat pada

penyokongnya. Olesilah dengan parafin bagian antara tumbuhan dan lubang

pada sumbat karet. Dibiarkan sebentar tumbuhan untuk bertranspirasi sampai

ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Pada saat gelembung memasuki

daerah berskala pada tabung maka siapkan pencatatan dengan menghitung jarak

yang ditempuh oleh gelembung per satuan waktu. Diukur kecepatan transpirasi

tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) pada 3 kondisi berbeda yaitu:

pada meja praktikum, di depan kipas angin, dan di bawah matahari terang

benderang ( matahari langsung). Setelah pengukuran, bandingkan kecepatan

transpirasi tumbuhan pada 3 kondisi tersebut. Dari hasil pengamatan diketahui

bahwa kecepatan transpirasi tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes)

pada kondisi hanya diletakkan pada meja praktikum ( keadaan normal) lebih

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

kecil daripada kecepatan transpirasi tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) pada kondisi di depan kipas angin dan di bawah matahari

terang benderang.

Kata kunci : transpirasi, kecepatan transpirasi, faktor kecepatan transpirasi

A. PENDAHULUAN

Transpirasi ialah satu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke

atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar rerambut tumbuhan dan air

itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua bahagian tumbuhan khususnya

daun. Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan

akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui

transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan

pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman

secara besar – besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira

mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan (Devlin, 1983).

Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang

terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel

80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar

peranannya dalam transpirasi (Michael, 1964).

Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun

luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis

lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan

daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata

(Salisbury&Ross.1992) dan faktor luar antara lain:

1. Kelembaban

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka,

maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di

dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.

2. Suhu

Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan

penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan

turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.

3. Cahaya

Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya

akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi

dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap

buka-tutupnya stomata.

4. Angin

Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan

terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin

menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan

kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi

suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat

transpirasi.

5. Kandungan air tanah

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju

absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari

pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun

sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika

kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air

melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk

meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut

(Loveless,1991).

Unsur kalium sangat memegang peranan dalam proses mermbuka dan

menutupnya stomata (stomata movement) serta transportasi lain dalam hara

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

lainnya, baik dari jaringan batang maupun lasngsung dari udara bebas. Dengan

adanya defisiensi kalium maka secara langsung akan memperlambat proses

fisiologi, baik yang melibatkan klorofil dalam jaringan daun maupun yang

behubungan dengan fungsi stomata sebagai faktor yang sangat penting dalam

produksi bahan kering secara umum. Semakin lama defisiensi kalium maka akan

semakin berdampak buruk terhadap laju proses fisiologi dalam jaringan daun.

Semakin berat defisiensi kalium pada gilirannya akan berdampak semakin parah

terhadap rusaknya pertumbuhan daun (Masdar, 2003).

Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,

penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp

menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering

terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran

layu tetap – kapasitas lapangan (Jumin, 1992).

Karena transpirasi sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan

dan dapat mempengaruhi juga keseimbangan kehidupan, maka perlu dilakukan

praktikum ini yang memiliki tujuan untuk mengukur kecepatan transpirasi daun

secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorbsi airnya. Selain itu

praktikum ini juga akan menjawab masalah bagaimana kecepatan transpirasi pada

kondisi atau keadaan tertentu? Dan faktor apa saja yang mempengaruhinya?.

B. TUJUAN

Praktikum yang dilakukan ini memiliki tujuan yaitu untuk mengukur

kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan

absorbsi airnya.

C. MATERIAL DAN METODE

Praktikum ini dilakukan hari sabtu, 5 mei 2012 di Laboratorium

pendidikan Biologi FKIP untan pada pukul 07.30 sampai pukul 10.00 WIB.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tumbuhan Jawer kotok

(Coleus scutellarioudes) yang kokoh, air, dan vaselin. Alat yang digunakan pada

praktikum ini adalah fotometer, sumbat karet lubang, silet, serta ember. Dalam

praktikum ini dilakukan cara kerja yaitu pertama pilih tumbuhan Jawer kotok

(Coleus scutellarioudes) dengan batang yang kokoh, dan dipotong batang

basalnya (bawahnya) setelah itu secepatnya letakkan dalam air. Masih di dalam

air, dimasukkan ujung batang tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) ke

dalam sumbat caret berlubang hinggga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah.

Diisi fotometer dengan air, dengan cara merendam fotometer dalam air hingga

semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air di dalamnya. Kemudian sisipkan

sumbat karet (yang telah terisi oleh tumbuhan) ke dalam fotometer ( masih dalam

air). Dipegang dengan baik gelas fotometer saat memasukkan sumbat karet,

berhati-hati jangan sampai pecah. Langkah selanjutnya angkat seluruh sistem

fotometer dari air dan tempat pada penyokongnya. Olesilah dengan parafin

bagian antara tumbuhan dan lubang pada sumbat karet. Dibiarkan sebentar

tumbuhan untuk bertranspirasi sampai ada gelembung pada ujung tabung

fotometer. Pada saat gelembung memasuki daerah berskala pada tabung maka

siapkan pencatatan dengan menghitung jarak yang ditempuh oleh gelembung per

satuan waktu. Diukur kecepatan transpirasi tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) pada 3 kondisi berbeda yaitu: pada meja praktikum, di depan

kipas angin, dan di bawah matahari terang benderang ( matahari langsung).

Setelah pengukuran, bandingkan kecepatan transpirasi tumbuhan pada 3 kondisi

tersebut.

D. DATA PENGAMATAN

Hasil pengamatan

Tabel pengamatan kecepatan transpirasi

No Kondisi Waktu Jarak

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

1 Pada meja

praktikum

5 menit (300

detik)

0,2 mm 0,00067

mm/detik

2 Di depan kipas

angin

5 menit (300

detik)

0,3 mm 0,001

mm/detik

3 Di bawah matahari

terang benderang

(matahari langsung)

5 menit (300

detik)

0,3 mm 0,001

mm/detik

E. PEMBAHASAN

Transpirasi ialah satu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke

atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar rerambut tumbuhan dan air

itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua bahagian tumbuhan khususnya

daun. Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan

akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui

transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan

pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman

secara besar – besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira

mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan (Devlin, 1983).

Dari hasil pengamatan praktikum dapat diketahui bahwa kecepatan

transpirasi tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) pada kondisi di

depan kipas angin dan di bawah matahari langsung memiliki kecepatan

transpirasi lebih cepat dari kecepatan transpirasi tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) pada kondisi diletakkan pada meja praktikum. Hal ini terjadi

karena pada tumbuhan pada kondisi diletakkan pada meja praktikum mengalami

suatu kondisi normal, dimana keadaan lingkungan sekitarnya tidak diberi atau

terkena sinar matahari yang tinggi maupun angin yang lebih besar.

Sedangkan untuk tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) pada

kondisi di depan kipas angin, lingkungan sekitar tumbuhan mengalami

peningkatan kecepatan angin. Angin yang dibuat meningkat ini akan

meningkatkan kecepatan transpirasi. Tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) pada kondisi di bawah matahari terang benderang juga memiliki

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

kecepatan lebih cepat dari tanaman pada kondisi diletakkan pada meja praktikum

(keadaan normal). Hal ini terjadi karena tanaman tersebut berada pada

lingkungan dengan radiasi matahari yang lebih tinggi. Radiasi matahari ini akan

mempengaruhi juga membukanya stomata yang merupakan tempat transpirasi

terbesar berlangsung. Radiasi matahari yang tinggi akan mempengaruhi

penigkatan suhu, dengan menigkatnya suhu disekitar tanaman, maka akan

membuat kelembaban relatif di sekitar tanaman menurun. Kelembaban relatif

disekitar tanaman yang lebih kecil akan membuat tekanan uap di udara lebih

kecil dan perbedaan tekanan uap di udara ( disekitar tumbuhan) dengan tekanan

uap di rongga daun (stomata) semakin besar sehingga stomata mudah terbuka,

uap air dari tumbuhan mudah keluar, serta peningkatan transpirasi pun

berlangsung.

Dari hasil ini, diketahui bahwa kecepatan transpirasi tumbuhan pada

kondisi diletakkan pada meja praktikum ( keadaan normal) adalah 0,00067

mm/detik, kecepatan transpirasi tumbuhan pada kondisi di depan kipas angin

adalah 0,001 mm/detik, dan kecepatan transpirasi tumbuhan pada kondisi di

bawah matahari terang benderang adalah 0,001 mm/detik. Dapat dilihat

tumbuhan pada kondisi di depan kipas angin dan pada kondisi di bawah matahari

terang benderang memiliki kecepatan transpirasi yang sama, hal ini dapat terjadi

karena beberapa hal yaitu, karena kondisi tumbuhan yang tidak dinetralkan di

keadaan normal sebelum dilakukan pengujian untuk kondisi yang berbeda dari

kondisi sebelumnya, sehingga tumbuhan melakukan kecepatan transpirasi yang

terlihat konstan, selain itu kondisi tanaman yang telah layu setelah perlakuan

pada kondisi sebelumnya, sehingga tumbuhan sulit melakukan peningkatan

transpirasi.

F. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kecepatan transpirasi dapat diukur melalui alat fotometer. Dari ketiga

kondisi percobaan yang dilakukan terhadap tumbuhan Jawer kotok (Coleus

scutellarioudes) untuk mengetahui kecepatan transpirasinya terhadap ketiga

kondisi tersebut, dilihat pada kondisi hanya diletakkan diatas meja praktikum

(keadaan normal) tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) yang diamati

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

memiliki kecepatan transpirasi 0,00067 mm/detik, kecepatan transpirasi

tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) pada keadaan ini lebih kecil dari

transpirasi tumbuhan Jawer kotok (Coleus scutellarioudes) pada kondisi di

depan kipas angin dan di bawah matahari terang benderang yang memiliki nilai

kecepatan transpirasi 0,001 mm/detik. Angin dan radiasi matahari dapat

mempengaruhi kecepatan transpirasi tumbuhan karena dapat mengubah

kelembaban relatif dan tekenan uap air di sekitar tanaman.

Untuk pelaksaan praktikum tentang transpirasi dengan percobaan ini

kedepannya, sebaiknya perhatikan kondisi tumbuhan yang akan dipakai sebagai

bahan sebelum percobaan dilaksanakan, dan lakukan dengan teliti dan hati-hati

saat mamasukkan tumbuhan kedalam fotometer jangan sampai ada ruang untuk

masuk udara pada lubang masuk batang tumbuhan.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Sistem Transportasi dan Transpirasi dalam Tanaman. http://www.indoforum.org/showthread.php?t=34436. (Diakses tanggal 10 mei 2012).

Devlin, R.M and K.H.Withan.1983.Plant Phisiology.Williard grant press:Boston

Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta

Heddy, S.1990. Biologi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.

Http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/trnaspirasi_tumb.html.

( Diakses tanggal 10 mei 2012).

Http://4pertanian.blogspot.com/2011/01/fisiologi-tumbuhan-transpirasi.html.

(Diakses tanggal 10 mei 2012).

Jumin, H. B. , 1992, Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali Press:

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Michael,P.H. 1964. General Phisiology. Tokyo : Kogasuma Company

Salisbury,frank B dkk.alih bahasa Dr.Diah R lukman dan

sumariono.1992.Fisiologi Tumbuhan jilid 1.Bandung : ITB

Tjitrosomo. 1985. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

LAMPIRAN

Perhitungan kecepatan transpirasi

Kecepatan transpirasi (V) = St

S = jarak

t = waktu (detik atau sekon)

1. Tanaman pada kondisi pada meja praktikum

S = 0,2 mm

t = 5 menit = 300 detik (sekon)

V = St

= 0,2 mm

300 detik = 0,00067 mm/ detik

2. Tanaman pada kondisi di depan kipas angin

S = 0,3 mm

t = 5 menit = 300 detik (sekon)

V = St

= 0,3 mm

300 detik = 0,001 mm/ detik

3. Tanaman pada kondisi di bawah matahari terang benderang

S = 0,3 mm

t = 5 menit = 300 detik (sekon)

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM transpirasi

V = St

= 0,3 mm

300 detik = 0,001 mm/ detik