Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

22
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Produksi Benih LapangKangkung DaratDisusun Oleh: Guindahnawaningtyas S. A. 115040201111247 Kukuh Arif Wicaksana 125040200111131 Galih Satria Sakti 125040200111123 Aprilia Solyati 12504020 Nicovan Maestro S. 12504020 Kelompok K2 Asisten: Mbak Dasa PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

description

Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - kangkung Darat

Transcript of Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

Page 1: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“Produksi Benih Lapang– Kangkung Darat”

Disusun Oleh:

Guindahnawaningtyas S. A. 115040201111247

Kukuh Arif Wicaksana 125040200111131

Galih Satria Sakti 125040200111123

Aprilia Solyati 12504020

Nicovan Maestro S. 12504020

Kelompok K2

Asisten: Mbak Dasa

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Setiap daerah pasti mempunyai cara masing-masing untuk memasak

kangkung, mulai dari cah kangkung hingga plecing kangkung yang ada di

Lombok. Masyarakat awam umumnya mengenal kangkung adalah tanaman air

yang tumbuh liar padahal ada spesies kangkung yang hidup di darat. Tidak

dipungkiri lagi kangkung adalah tanaman yang banyak mengandung gizi dan

vitamain selain serat alami kangkung juga mengandung vitamin A, B dan C.

Karena kangkung sangat digemari dari semua pelosok negeri, termasuk manusia

dan hewan maka kebutuhan kangkung akan naik berbanding dengan pola

prtumbuhan penduduk dan pola konsumsi, maka jika hanya mengandalkan

kangkung liar bukan tidak mungkin akan mengalami defisit stok kangkung, yang

mungkin konyolnya adalah impor kangkung. Kangkung yang tumbuh

secara liar dan yang dibudidayakan mungkin berbeda kangkung yang

dibudidayakan akan lebih terjaga dan terawat dari pada kangkung yang tumbuh

liar begitu saja, maka dengan produksi benih kangkung diharapkan

pembudidayaan kangkung semakin banyak dan kualitas kangkung yang ada di

pasaran akan semakin baik sehingga meningkatakan kualitas hidup masyarakat

sebagai konsumen.Untuk itulah dalam praktikum kali ini dibahas mengenai

teknologi produksi benih pada kangkung darat yang bertujuan untuk mengetahui

cara-cara memproduksi benih kangkung, yang kemudian untuk dibiakkan lagi.

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang –

Produksi Benih Kangkung Darat ini, adalah:

1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung,

2. Untuk mengetahui syarat tumbuh kangkung darat, dan

3. Untuk mengetahui prosedur produksi benih, khususnya kangkung darat

4. Diharapkan praktikan mampu memproduksi benih kangkung darat

Page 3: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Tindall (1983) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan,

kedudukan tanaman kangkung (Ipomaea reptans Poir), diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomaea reptans Poir.

Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua

varietas yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir)

dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah,

rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada

warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih

kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan

kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan,

bunganya berwarna putih.

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu

tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-

cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai

kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm

atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung bulat dan

berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-

bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan

setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar). Kangkung memiliki

tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata

tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya

runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan

Page 4: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya

tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung

darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota

bunga berwarna putih atau merah lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat

telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat

dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah

kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.

Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau

kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua (Hidayat, 1995).

2.2 Budidaya Tanaman

Pedoman teknis budidaya tanaman kangkung menurut Maria (2009)

adalah sebagai berikut:

1. Pembibitan

Persyaratan Bibit Kangkung Darat

Dalam pemilihan bibitharus disesuaikan dengan lahan (air atau darat).

Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya

kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk. Bibit

kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20-30 cm. Pemilihan

bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar

dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di

tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang

kering serta berkualitas baik.

Penyiapan Benih

Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30

cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15cm.

Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.

Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap

lubang diisi 2-3 butir biji.

Teknik Penyemaian Benih

Page 5: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15

cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji

dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.

Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian

Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan

kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.

2. Pengolahan MediaTanam

Persiapan

Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air.

Bertanam kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian

dibuatkan petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang

bedengan, tergantung kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di

atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.

Pembukaan Lahan

Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah

diolah terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau

pupuk kandang sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm,

dibiarkan tergenang air dan diberi urea 1 kuintal per hektar.

Pembentukan Bedengan

Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan

ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng

50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung

keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan

pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan

kegiatan lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali

lebar: 2×1 m dengan kedalaman drainase 30×30 cm.

Pemupukan

Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk

kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan

Page 6: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam,

kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air

kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram. Pada waktu

melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari.

Kemudian diairi kembali. Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20

ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu

pertama, dengan cara disiramkan (Suwandi, 2009).

Pemupukan pada sayuran umumnya lebih tertuju pada penetapan

kebutuhan hara selama musim tanam atau total kebutuhan pupuk untuk setiap

tanaman. Walaupun bervariasi, takaran pemupukan sayuran berumur >2 bulan

berkisar antara 100-200 kg N, 50-180 kg P2O5, dan 50-150 kg K2O/ha.

Berdasarkan analisis dinamika unsur hara NPK dan umur fisiologis tanaman,

aplikasi pupuk N untuk sayuran dimulai pada saat tanam hingga maksimum 2/3

umur tanaman. Pupuk P dan K diaplikasikan sebelum tanam atau sebagian

ditambahkan sebelum fase vegetatif maksimum (Suwandi et al, 2004).

3. Teknik Penanaman

Menurut Rukmana, R (1994) tahapan teknis penanaman kangkung adalah

sebagai berikut:

Penentuan Pola Tanam

Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan

ditanami. Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2×1 m, maka bila jarak

tanamnya ditentukan 20×20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50

lubang atau 50 rumpun kangkung.

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang

berjarak 20×20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah

lubangnya (tergantung ukuran bedengan).

Cara Penanaman

Page 7: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai

18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat

udara kering sehingga benih cepat berkecambah.

4. Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan dan Penyulaman

Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun

maka diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera

dilakukan penyulaman (digantidengan bibit yang baru yang telah disiapkan).

Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu).

Penyiangan dilakukan setiap 2minggu.

Pembubunan

Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman

kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya.

Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.

Perempalan

Bagi tanaman kangkung sebagai penghasil daun dan batang, perempalan

tidak dibutuhkan, sebab perempalan adalah penyortiran dan pengambilan tunas-

tunas muda yang tidak berguna, yang akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea

diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada

tanaman kangkung. Perlu diperhatikanagar pada waktu menebar pupuk jangan

sampai ada butir pupuk yang tersangkutatau menempel pada daun, sebab akan

menyebabkan daun menjadi layu. Gunakan sapulidi setiap selesai menabur pupuk.

Pengairan dan Penyiraman

Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya

untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan

dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan

Page 8: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam

pertumbuhannya.

Waktu Penyemprotan Pestisida

Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada

pada buah daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi

kuning. Untuk penanggulangannya disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per

liter air, yang disemprotkan sore hari. Untuk memberantas ulat daun yang sering

menyerang tanaman kangkung, digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan

dosis sebesar 2 cc per liter airdan disemprotkan pada tanaman. Serangga pemakan

daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organo fosfat jauh

sebelum pemanenan.

5. Panen

Ciri dan Umur

Panen Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini

kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula

yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.

Cara Panen

Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara

memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas

permukaan tanah atau meninggalkan 2-3buku tua. Panen dilakukan pada sore hari.

Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri

batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong.

Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya

sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen kangkung darat dilakukan pada

umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair

(lembab).

Periode Panen

Panen dilakukan 2-3minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan

terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka

produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika

Page 9: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji

yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan. 3.6.4. Prakiraan

Produksi Per tanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha

sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.

6. Pasca panen

Pengumpulan

Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan

sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.

Penyimpanan

Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu,

kangkung yang telah diikatcelupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan

menggunakan anjang-anjang.

2.3 Teknologi Produksi Benih

2.3.1 Persyaratan tanah

Menurut Rukmana, R (1994) syarat tumbuh tanaman kangkung adalah

sebagai berikut:

1. Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat

dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin Jumlah curah

hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000

mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat

dan subur, asalkan disekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,

kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat

tumbuh di padang rumput,kebun/ladang yang agak rimbun.

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar

matahari yang cukup. Ditempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung

akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat

menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat

yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai

Page 10: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

konsumen. Suhu udara dipengaruhioleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m

tinggi tempat, maka temperatur udaraturun 1 derajat C. Apabila kangkung

ditanam di tempat yang terlalu panas, makabatang dan daunnya menjadi agak

keras, sehingga tidak disukai konsumen.

2. Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak

mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman

kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan

mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu

tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi

pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat

mempertahankan kandungan air secara baik.

3. Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuhdan berproduksi dengan baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi(pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat

maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di

dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan

dicampur aduk.

2.3.2 Isolasi

Buku SOP Budidaya Kangkung Darat (2009) menjelaskan agar produksi

benih tanaman kangkung darat jelas terpisah dengan tanaman varietas lainnya

maka pengaturan tanam harus menggunakan salah satu cara isolasi yaitu:

1. Isolasi jarak, minimal 5 m untuk semua kelas (BD, BP dan BR).

2. Isolasi waktu, minimal 15 hari untuk semua kelas.

2.3.3 Roguing

Standar tentang rouguing menurut Buku SOP Budidaya Kangkung Darat

(2009), adalah:

1. Roguing dilakukan minimal tiga kali yaitu pada saat tanaman berumur 1

bulan, 2 bulan dan 3 bulan.

Page 11: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

2. Hal yang harus diperhatikan pada waktu roguing adalah keseragaman, tipe

pertumbuhan, warna daun, warna batang dan kesehatan tanaman.

2.3.4 Panen dan Pascapanen

1. Panen

Panen adalah kegiatan memanen benih kangkung yang telah siap panen

sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan

persyaratan kelas benih yang telah ditentukan. Berikut adalah tahapan-tahapan

penentuan panen:

Penentuan saat panen

Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan cara mengamati penampakan

fisik tanaman kangkung dan umur tanaman.

Waktu dan Cara Panen

Prosedur pelaksanaannya:

- Panen bisa dilakukan pada pagi atau sore hari.

- Panen benih kangkung dilakukan dengan cara memangkas tanaman

kangkung dari akarnya.

- Panen dilakukan terhadap kangkung yang sudah benar-benar siap panen,

yaitu berdasarkan umur (120 HST) atau dapat dilakukan berdasarkan ciri-

ciri fisik tanaman.

Benih kangkung beserta batangnya yang telah dipanen dikumpulkan,

selanjutnya dijemur dilahan membentuk bedengan (lebar 1,5 m, panjang

menyesuaikan lahan) (Buku SOP Budidaya Kangkung Darat, 2009).

2. Pascapanen

Buku SOP Budidaya Kangkung Darat (2009) menjelaskan sub kegiatan

pascapanen, antara lain:

Pengeringan

Pengeringan adalah kegiatan Menjemur benih kangkung beserta batangnya

hasil panen dari areal sertifikasi dengan menggunakan panas matahari.

Page 12: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

Dengan tujuan untuk memudahkan pemisahan biji kangkung dari kelopak dan

batang kangkung. Prosedur Pelaksanaan:

- Benih beserta tanaman kangkung yang sudah dipangkas dan dipisahkan

dari akarnya, dijemur dilahan pertanaman selama ± 15 hari.

- Pengeringan dilakukan dua kali, dilahan lokasi panen dan dirumah.

- Setelah kering, dikumpulkan, diikat serta dibawa pulang.

- Mempersiapkan tempat penjemuran untuk dilakukan penjemuran sekali

lagi sebelum diproses perontokan biji.

Pemisahan Biji

Dalam proses benih kangkung akan dipisah dari batang dan daun yang sudah

kering. Tujuannya untuk memperoleh benih yang bersih, sehat dan

mempunyai daya tumbuh yang optimal. Prosedur Pelaksanaan:

- Persiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan sebagai sarana pemisahan

biji.

- Masukan benih kangkung beserta batangnya yang sudah kering kedalam

mesin Threser.

- Pisahkan benih kangkung dan sampah yang kasar dengan menggunakan

ayakan (saringan kasar).

- Pisahkan benih kangkung dengan sampah yang halus dengan cara ditampi.

- Kumpulkan biji kangkung yang sudah terpisah kedalam karung.

Pembersihan Biji (Sortasi)

Proses membersihkan biji kangkung dari segala kotoran pada saat perontokan

dan memisahkan biji baik dan yang rusak. Bertujuan untuk menghilangkan

kotoran (seperti ranting batang dan daun dll) yang terbawa pada saat

perontokan dan biji yang hampa. Prosedur Pelaksanaan:

- Persiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan sebagai sarana pembersih.

- Bersihkan biji yang sudah dirontokan, kemudian dikumpulkan dalam satu

wadah.

Page 13: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

2.4 Penyimpanan Benih

Penyimpanan benih adalah kegiatan menyimpan biji kering calon benih

yang telah bersih. Tujuannya adalah agar benih kangkung dapat di simpan dalam

jangka yang cukup lama dan tetap dalam keadaan yang baik. Prosedur

Pelaksanaan penyimpanan benih:

- Bersihkan gudang untuk penyimpanan biji kangkung yang sudah dibersihkan

dan disortasi.

- Persiapkan gudang penyimpanan yang akan di gunakan, atur kelembaban

dalam ruang penyimpanan dan sirkulasi udara harus lancar.

Page 14: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

III. Metodologi

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi

1. Alat

- Cangkul : untuk pengolahan tanah dan membuat bedengan.

- Cetok : untuk menggemburkan tanah

- Gembor : untuk pengairan

- Tugal : untuk pembuatan lubang tanam dan pupuk

- Meteran : mengukur jarak tanam

- Rafia : membuat jarak tanam

- Kamera : untuk dokumentasi

- Penggaris : untuk mengukur tinggi tanaman tiap minggu

- Alat tulis : untuk mencatat hasil pengukran setiap minggu

2. Bahan

- Benih kangkung darat : sebagai bahan tanam

- Pupuk Urea, SP36, KCl : penambah hara tanah untuk tanaman

kedelai

- Air : irigasi dan penyiraman untuk tanaman

3.2 Keterangan Lahan

3.2.1 Ketinggian Tempat

Secara geografis Kecamatan Dau terletak pada posisi 7°21'-7°31' Lintang

Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian Desa ini adalah

berupa daratan tinggi yaitu sekitar 540-700 meter di atas permukaan air laut.

3.2.2 Sejarah Penggunaan Lahan

Lahan tempat dilaksanakannya praktikum produksi benih lapang adalah di

lahan milik Bapak Damanhuri. Bertempat di Kec. Dau, sejarah dari penggunaan

lahan tersebut adalah sebagai berikut, sebelum ditanami kangkung, mula-mula

lahan tersebut ditanami pacar air, kemudian mulai diolah oleh Bapak Damanhuri

untuk ditanami sorgum. Karena dijadikan lokasi praktikum produksi benih lapang,

mulailah ditanami berbagai komoditas, salah satunya kangkung darat yang

kelompok kami tanam.

Page 15: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

3.3 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktikum produksi benih lapang dilakukan mulai

tanggal 27 April 2014-31 Mei 2014.

Page 16: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1: Pengamatan Tanaman

Parameter Sampel Tanaman Ke-

1 2 3 4 5

A. Fase Vegetatif

- Tinggi Tanaman (cm)

- Jumlah Daun (buah)

- Jumlah Cabang (buah)

47 46,5 41 55 40

98 49 52 83 87

13 7 7 7 8

B. Fase Genetarive

- Awal Berbunga (hst)

- Berbunga 50% (hst)

- Berbunga 75% (hst)

- Jumlah bunga per tanaman

- Jumlah polong per tanaman

- Produksi buah/biji per petak

28 31 32 31 29

- - - - -

- - - - -

9 1 1 1 5

-

-

-

-

- -

-

-

-

Tabel 2: Pengamatan Roguing

Parameter

Hasil rouguing Jumlah Tanaman Off

Type

Jumlah Tanaman

Volunter

Bentuk dan warna

daun

Berdaun sempit

dan memanjang

2 tanaman kangkung

darat varietas lain

1 Rumput teki, 2

Badotan (Ageratum

conyzoides)

Warna bunga

- - -

Bentuk dan warna

buah - - -

Waktu berbungan - - -

Page 17: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

Dokumentasi

1. Sampel tanaman

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5

2. Hasil roguing

Off type Volunter

Kangkung darat varietas lain

Rumput teki

Kangkung darat varietas lain

Bandotan (Ageratum conyzoides)

Page 18: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

4.2 Pembahasan Dibandingkan dengan Literatur

4.2.1 Pembahasan

Dari data hasil pengamatan di lapang, didapatkan hasil bahwa 5 sampel

tanaman kangkung darat tumbuh dengan optimal. Pada fase vegetatif tinggi

tanaman masing-masing sampel adalah sebagai berikut: sampel 1 = 47 cm; sampel

2 = 46,5 cm; = sampel 3 = 41 cm; sampel 4 = 55 cm, dan sampel 5 = 40 cm.

Untuk jumlah daun masing-masing sampel adalah sebagai berikut: sampel 1 = 98

buah; sampel 2 = 49 buah; sampel 3 = 52 buah; sampel 4 = 83 buah; dan sampel 5

= 87 buah. Untuk jumlah cabang masing-masing sampel adalah: sampel 1 = 13

buah; sampel 2 = 7 buah; sampel 3 = 7 buah; sampel 4 = 7 buah; dan sampel 5 = 8

buah.

Pada fase generatif ditandai dengan munculnya bunga. Awal munculnya

bunga masing-masing sampel adalah sebagai berikut: sampel 1 berbunga setelah

28 hst; sampel 2 berbunga setelah 31 hst; sampel 3 berbunga setelah 32 hst;

sampel 4 berbunga setelah 31 hst; dan sampel 5 berbunga setelah 29 hst. Sampai

akhir pengamatan jumlah bunga tidak mencapai 50% atau 75% hst dengan jumlah

bunga masing-masing sampel sebagai berikut: sampel 1 berjumlah 9 buah; sampel

2 berjumlah 1 buah; sampel 3 berjumlah 1 buah; sampel 4 berjumlah 1 buah; dan

sampel 5 berjumlah 5 buah.

Dari data hasil roguing didapatkan hasil bahwa terdapat 2 tanaman

kangkung darat off type atau tanaman kangkung darat varietas lain dengan ciri-ciri

berdaun sempit memanjang dan daun berwarna hijau. Terdapat pula 1 rumput teki

dan 2 badotan (Ageratum conyzoides) yang merupakan tanaman volunteer.

Menurut Sriharti dan Takiyah (2007) kangkung darat berbunga putih bersih,

sedangkan kangkung air putih kemerahan. Ukuran batang kangkung darat lebih

kecil daripada ukuran batang kangkung air. Kangkung darat memiliki warna

batang putih kehijau-hijuauan dan lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu

sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan

stek pucuk batang. Pada lahan kami, kangkung yang memiliki bentuk daun

berbeda belum berbunga sehingga pengamatan hanya didasarkan pada bentuk

daun dan ukuran batang. Hasil tanaman yang kami roguing memiliki bentuk daun

Page 19: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

sangat sempit memanjang dengan ujung runcing sedangkan untuk kangkung darat

sendiri memiliki daun yang sedikit lebih lebar daripada daun kangkung hasil

roguing dengan ujung runcing menyempit.

4.2.2 Kondisi Lapang (alasan berhasil / tidak berhasil)

Tujuan awal dari praktikum produksi benih lapang ini adalah untuk

meproduksi benih kangkung darat ungul yang dapat memberikan produsi

kangkung darat yang sehat dan seragam. Jadi, praktikum produksi benih kagkung

darat yang kami lakukan masih belum dapat dikatakan berhasil, karena masih

belum dapat memproduksi benih kangkung darat sesuai kriteria. Namun, dari hasil

pengamatan, sudah ada beberapa bunga yang mulai ada polongnya dibagian

bawah bunga. Hal ini dikarenakan waktu praktikum yang cepat sehingga

kangkung darat belum sampai pada fase produksi benih. Sesuai Buku SOP

Budidaya Kangkung Darat (2009) target dari produksi benih kangkung adalah

sebagai berikut:

Untuk standar lapang, produksi kangkung darat yang kami lakukan tidak

memenuhi standar operaasional prosedur produksi benih kangkung darat karena

kita tidak melakukan isolasi jarak dan waktu. Namun, untuk parameter varietas

lain dan tipe simpang, produksi benih kangkung darat yang kami lakukan sesuai

kriteria dengan hanya terdapat 2 varietas off type dan 3 tanaman volunteer.

Mungkin dalam beberapa waktu kedepan, berhasil atau tidak berhasilnya

praktikum kami dapat terlihat, karena sudah nampak tanda tanda pengisian

polong. Maka waktu yang dibutuhkan untuk mendapatakan hasil tidak terlalu

lama. Dari keadaan lahan sendiri tidak akan terjadi kegagalan sebab keadaan air

Page 20: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

cukup seimbang ditambah dengan perawatan berupa rouguing maka hampir bisa

dipastikan kalau praktikum kami akan berhasil kedepannya.

Page 21: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data hasil praktikum lapang didapatkan hasil bahwa produksi benih

kangkung darat yang kami lakukan belum dapat dikatakan berhasil, karena proses

produksi kurang sesuai dengan standar operasional prosedur seperti tidak

melakukan isolasi jarak dan waktu. Tanaman kangkung darat kami juga belum

memasuki fase produksi benih, hanya sampai pengisian polong sehingga berhasil

tidaknya belum dapat disimpulkan. Namun untuk parameter varietas lain dan tipe

simpang dapat dikatakan berhasil karena di lapang hanya ditemukan 2 tanaman off

type dan 2 tanaman volunteer.

5.2 Saran

- Untuk praktikum lapang

Untuk praktikum lapang sebaiknya hanya perwakilan karena lahan yang

sempit menjadikan beberapa orang tidak bisa turun ke lahan untuk menanam

komoditas. Bila ingin semua praktikan terlibat semoga kedepannya menemukan

tempat yang lebih sesuai dan kondusif.

- Saran untuk praktikum (bukan asisten)

Daftar pustaka tidak perlu banyak aturan yang penting bisa

dipertanggungjawabkan. Kalaupun pakai jurnal internasional, sebaiknya asisten

juga menggunakan modul internasional sebab jika sama-sama menggunakan

berstandar internasional hasilnya juga sinkron dengan apa yang dijelaskan. Tidak

buang-buang waktu juga. Penempelan format jangan mendekati deadline

pengumpulan laporan.

Page 22: Laporan Praktikum Teknologi Produksi Benih Lapang - Kangkung Darat

DAFTAR PUSTAKA

Buku SOP Budidaya Kangkung Darat, Dit. Budidaya Tanaman Sayuran dan

Biofarmaka, 2009.

Hidayat, B.E. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung.

Maria, G.M. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans

Poir) Terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam. Jurnal

Ilmu Tanah 7(1): 18-22.

Rukmana, R. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta.

Tindall, H.D. 1983. Vegetables in the Tropics. The Macmillan Press LTD.

London.

Srihati dan Salim, T. 2007. Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap produksi

Kangkung Darat. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia

“Kejuangan”. Yogyakarta.

Suwandi. 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan

Inovasi Budidaya Sayuran Berkelanjutan. Jurnal Pengembangan Inovasi

Pertanian 2(2): 131-147.

Suwandi, N.N. Husna, M. 2004. Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pemupukan

NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kangkung Darat. Jurnal

Penelitian Hortikultura XVII(4): 20-28.