Laporan Praktikum Reaksi Logam

download Laporan Praktikum Reaksi Logam

If you can't read please download the document

Transcript of Laporan Praktikum Reaksi Logam

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    PERCOBAAN III

    REAKSI-REAKSI LOGAM

    NAMA : RACHMA SURYA M

    NIM : H311 12 267

    KELOMPOK : 7

    TANGGAL PERCOBAAN : 16 OKTOBER 2013

    ASISTEN : JAMALUDIN NUR

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sebagian besar unsur dalam tabel perodik adalah logam. Dalam kimia,

    sebuah logam adalah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki

    ikatan logam, serta kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan

    elektron. Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat fisika padatan

    lainnya. Hal ini dapat dilihat dari daya hantar dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki

    oleh logam.

    Logam biasanya cenderung untuk membentuk kation dengan

    menghilangkan elektronnya, kemudian dengan bereaksi oksigen di udara untuk

    membentuk oksida basa.

    Untuk mengetahui sifat dari suatu logam dapat dilakukan dengan banyak

    cara, salah satunya adalah dengan cara mereaksikannya dengan pereaksi tertentu

    termasuk reaksi oksidasi reduksi. Logam umumnya bersifat sebagai reduktor karena

    logam mudah dioksidasi. Logam pada golongan utama dalam sistem periodik

    umumnya merupakan pereduksi kuat, sedangkan logam yang berada pada golongan

    transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif rendah dari golongan utama. Hal ini

    diengaruhi oleh letaknya dalam sistem periodik. Logam dengan jari-jari atom yang

    besar umumnya lebih reaktif, dan kemampuan untuk melepas elektron kulit

    terluarnya lebih besar.

    Kereaktifan dari logam alkali dan alkali tanah terhadap air berbeda-beda.

    Logam alkali dan alkali dapat bereaksi dengan air dan membentuk senyawa basa dan

    gas H2. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jumlah kulit semakin bertambah

  • dan mengakibatkan kerapatan antar inti atom dan elektron kulit terluar semakin

    lemah dan menyebabkan elekteron kulit terluar mudah lepas. Hal-hal diatas

    tersebutlah yang melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.

    1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

    1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat oksidasi reduksi

    logam serta mengetahui sifat kereaktifan logam alkali dan alkali tanah.

    1.2.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan ini adalah :

    1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Cu terhadap iodin

    padat.

    2. Menentukan kereaktifan logam alkali (natrium) dan alkali tanah (magnesium dan

    kalsium) terhadap air.

    1.3 Prinsip Percobaan

    Prinsip dari percobaan ini adalah :

    1. Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Cu dengan

    mencampurkan serbuk logam dan serbuk iodin dengan perbandingan tertentu

    kemudian menambahkan air setetes demi setetes

    2. Menentukan kereaktifan logam alkali natrium terhadap air dengan meletakkan

    padatan Na diatas kertas saring yang mengapung diatas air dan menambahkan

    indikator PP.

    3. Menentukan kereaktifan logam alkali tanah magnesium dan kalsium terhadap air

    dengan mencampurkan padatan logam dengan air lalu dipanaskan dan

    ditambahkan indikator PP.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana

    oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduks dianggap sebagai proses dimana

    oksigen diambil oleh suatu zay. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut

    reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksida (Svehla, 1990).

    Menurut Svehla (1990), oksidasi dan reduksi dapat didefinisikan dengan

    cara berikut :

    (i) Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau

    lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,

    keadaan oksidasinya berubah ke arah yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi

    adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat ini direduksi.

    Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam

    zat padat, lelehan maupun gas.

    (ii) Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu

    elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi,

    keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat

    pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini

    dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses

    zat padat, lelehan maupun gas.

    (iii) Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung serempak. Ini sangat jelas karena

    elektron-elektron yang dilepaskan oleh suatau zat harus diambil oleh zat yang

    lain. Jika orang membicarakan oksidasi suatu zat, ia harus ingat bahwa pada saat

    yang sama reduksi dari suatau zat yang lain juga berlangsung. Oleh karena itu

  • logis untuk berbicara mengenai reaksi oksidassi-reduksi bila merujuk ke proses-

    proses yang melibatkan serah terima muatan.

    Ion iodida mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri

    dioksidasikan menjadi iod. Bilangan oksidasi iod berubah dari -1 menjadi 0. Ion

    iodida kebanyakan ditambahkan dalam bentuk kalium iodida. Logam seperti zink

    (Zn), besi (Fe) dan aluminium (Al) seringkali digunakan sebagai bahan pereduksi.

    Kerja mereka disebabkan oleh pembentukan ion, biasanya ion itu ada dalam keadaan

    oksidasi terendah (Svehla, 1990).

    Logam besi merupakan logam yang banyak digunakan dalam kehidupan

    sehari-hari akan tetapi besi merupakan logam yang mudah teroksidasi dalam udara

    bebas dan mudah berkarat sehingga diperlukan pelapisan untuk menghambat proses

    pengkaratan. Logam Cu, Cr, Pb dan Zn adalah logam-logam yang telah

    dimanfaatkan secara luas sebagai logam pelapis atau pelindung logam besi dari

    korosi (Marwati dkk, 2009).

    Seng adalah logam yang putih-kebiruan. Logamnya yang murni melarut

    lambat sekali dalam asam dan dalam alkali.logam ini cukup mudah ditempah dan liat

    pada 110-105oC. Zink melebur pada 410

    oC dan mendidih pada 906

    oC (Svehla,

    1990).

    Tembaga digunakan dalam aliasi seperti kuningan dan bercampur

    sempurna dengan emas. Ia sangat lambat teroksidasi superfisial dalam uap udara.

    Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar kulit 3d yang terisi. Kulit d yang terisi

    jauh kurang efektif daripada kulit gas mulia dalam melindungi elektron s dari muatan

    inti, sehingga potensial pengionan pertama Cu lebih tinggi daripada golongan alkali.

    Karena elektron-elektron pada kulit djuga dilibatkan dalam ikatan logam (Cotton dan

    Wilkinson, 1989).

  • Logam alkali terdiri dari unsur litium, natrium, kalium, rubidium, cesium,

    dan mungkin unsur yang hilang 87, semua yang menempati kelompok periodik

    pertama. Natrium dan kalium adalah unsur paling melimpah keenam dan ketujuh dari

    bumi dan tersebar luas di kedua litosfer dan hidrosfer. Logam alkali merupakan

    pembentuk batu secara umum, misalnya, dalam feldspar, yang bervariasi dalam

    komposisi dari albit, NaAlSi3O8, untuk orthoclase, KAlSi3, dan leucite,

    KA1 dan batuan feldspatoid lainnya (Willard dan Diehl, 1943).

    Logam alkali dibagi menjadi dua kelompok, lithium dan natrium sebagai

    kelompok pertama , dan kalium, rubidium, dan cesium sebagai kelompok yang lain.

    Hal ini dibahas dalam kaitannya untuk penentuan alkali logam dan karakteristik

    penting dari kelompok tersebut dan kaitannya dengan kimia analitik elemen ini akan

    ditemukan di sana (Willard dan Diehl, 1943).

    Berdasarkan sifat logam alkali, dapat ditarik kesimpulan bahwa golongan

    logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling aktif). Logam-logam

    tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensial elektrodanya besar dan

    negatif, dan sebagainya. Juga dapat disimpulkan bahwa pada umumnya keragaman

    sifat dalam golongan ini mudah diramalkan dari segi keberkalaan (Pettrucci, 1999).

    Natrium dan senyawaannya sangat penting. Logamnya, sebagai aliasi Na-

    Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb dan banyak kegunaan industri yang lain.

    Dengan air, Na bereaksi hebat gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan

    (Cotton dan Wilkinson, 1989).

    Anggota dari golongan II A, alkali tanah adalah berilium dan magnesium,

    kalsium, strontium, barium, radium, seng, kadmium, dan merkuri. Dari sudut

    pandang struktur atom berilium dan magnesium harus digolongkan-dengan

    subkelompok yang menyerupai mereka. Unsur tanah alkali membentuk subkelompok

  • berbeda, mereka sangat mirip dalam sifat dan reaksi, dan terpisah satu sama lain

    hanya dengan beberapa kendala. Semua unsur alkali tanah adalah basa kuat. Berilium

    dan magnesium adalah basa lemah (Willard dan Diehl, 1943).

    Magnesium membentuk sekitar dua persen dari litosfer dan terbentuk

    secara alami sebagai berbagai turunan asam oksigen, mineral magnesit, MgCO3,

    dolomit, CaMg (CO3)2; epsomite, MgSO4-7H2O, spinel, Mg (AlO2)2; bedak, H2Mg3

    (SiO3)4 dan sejumlah silikat lainnya dimana magnesium sebagai penyusun utama.

    Logam magnesium, khususnya dengan aluminium diaplikasi secra luas di bidang

    logam ringan; garam magnesium dan senyawa banyak digunakan untuk berbagai

    tujuan industri (Willard dan Diehl, 1943).

    Kalsium adalah elemen kelima yang paling melimpah di bumi dan terjadi

    umumnya dalam kombinasi dengan asam oksigen. Kalsium karbonat terbentuk

    sebagai batu gamping, marmer, calcitc, dan berbagai bentuk lainnya, kalsium sulfat

    terbantuk sebagai gipsum, CaSO4-2H2O, kalsium fluoride sebagai fluorspar, CaF2,

    kalsium fosfat sebagai batu fosfat, Ca5F(PO4)3; semua mineral ini penting dalam

    industri. Kalsium memainkan peran penting dalam hidup hewan dan tumbuhan dan

    memasuki menjadi berbagai bahan komersial (Willard dan Diehl, 1943).

    Konsentrasi Ca dan Mg terhadap parameter kesadahan suatu perairan

    sangatlah penting. Salah satu cara pengukuran kesadahan air yang melibatkan

    kompleks dari Ca dan Mg adalah dengan menggunakan zat komogenik, misalnya

    asam alizarin violet-N atau khlorophosphonazo III. Logam alkali tanah memiliki

    kemampuan untuk menggantikan ion Cu dalam Cu EDTA PAR (Mir dkk, 2003).

    Ion logam IIA (M2+

    ) jauh lebih kecil dari ion logam IA (M+) yang

    berhubungan karena adanya tambahan muatan positif. Karena muatannya tinggi dan

  • Kecilnya jari-jari, ion logam IIA mempunyai rapatan muatan positif yang tinggi.

    Energi yang diperlukan untuk melepas dua elektron valensi dari atom logam alkali

    tanah sangat besar. Melepas satu elektron dapat dilakukan dengan energy yang jauh

    lebih kecil. Ion logam IIA, sulit direduksi menjadi logam bebas, karena harga

    potensial reduksinya besar dan negatif (Pettrucci, 1999).

  • BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan Percobaan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, serbuk

    logam (Fe, Zn dan Cu), serbuk iodin, logam Na, logam Mg, logam Ca, indikator PP,

    kertas saring, tissu, dan korek api.

    3.2 Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca, cawan petri,

    tabung reaksi, sendok tandu, batang pengaduk, penjepit tabung, pinset, pengaduk, rak

    tabung, pipet tetes, pembakar spirtus, dan gelas piala 10 mL.

    3.3 Prosedur Percobaan

    3.3.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

    Disiapkan 3 cawan petri yang masing-masing dimasukkan 0,1 gram serbuk

    Fe, Zn, dan Cu kemudian dicampurkan dengan 0,6 gram iodin padat. Campuran

    diaduk dengan batang pengaduk dalam keadaan kering hingga merata. Selanjutnya

    campuran ditambahkan air setetes demi setetes dengan menggunakan pipet tetes.

    Diamati perubahan yang terjadi.

    3.3.2 Kereaktifan Logam Alkali-Alkali Tanah

    Disiapkan 2 buah tabung reaksi, ditambahkan kedalamnya 5 mL aquades.

    Dimasukkan masing-masing padatan Mg pada tabung I dan padatan Ca pada tabung

    II. Diamati perubahan yang terjadi. Kemudian kedua tabung reaksi dipanaskan diatas

    nyala pembakar spiritus sambil digoyang-goyangkan agar panas merata. Diamati

  • perubahan yang terjadi. Ditambahkan beberapa tetes indikator PP kedalam kedua

    tabung. Diamati perubahan warna yang terjadi.

    Disiapkan sebuah cawan petri yang kemudian diisi air secukupnya.

    Diletakkan sepotong kertas saring di atas permukaan air. Kemudian diambil sepotog

    kecil logam Na yang tersimpan dalam minyak tanah, dikeringkan dengan tissu lalu

    diletakkan di atas kertas saring dalam cawan petri menggunakan pinset. Diamati

    perubahan yang terjadi. Ditambahkan indikator PP dan diamati warna larutan yang

    terbentuk.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Tabel

    4.1.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

    No Logam Setelah

    dicampurkan

    Setelah

    ditambahkan

    air

    Reaksi hebat

    (H), sedang (S),

    lemah (L)

    Warna Uap

    1 Fe Tidak bereaksi Bereaksi S Ungu

    2 Zn Tidak bereaksi Bereaksi H Ungu

    3 Cu Tidak bereaksi Bereaksi L -

    4.1.2 Kereaktifan Logam Alkali Tanah

    No Logam

    Timbul

    gelembung

    gas

    Setelah

    dipanaskan

    timbul gas

    Reaksi hebat

    (H), sedang (S),

    lemah (L)

    Warna

    larutan

    1 Mg - Ya S Merah muda

    2 Ca - Ya S Ungu

    3 Natrium

    Menyala

    (terbentuk gas

    H2)

    - H Ungu

    4.2 Reaksi

    1. Reaksi logam Fe, Zn, dan Cu dengan Iodin

    Fe(s) + 2 I2(s) H2O FeI2(aq) + I2(g) + H2O

    Zn(s) + 2 I2(s) H2O ZnI2(aq) + I2(g) + H2O

    Cu(s) + 2 I2(s) H2O CuI2(aq) + I2(g) + H2O

  • 2. Reaksi logam alkali tanah dengan air

    Mg(s) + 2H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g)

    Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)

    3. Reaksi logam alkali dengan air

    2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)

    4.2 Pembahasan

    Pada percobaan kali ini ditentukan sifat oksidasi reduksi logam dengan

    cara mereaksikan logam (Fe, Zn, Cu) dengan iodin padat, kemudian campuran

    padatan logam dan iodine yang telah merata ditetesi dengan air sebagai katalis.

    Pertama ditimbang 0,1 gram serbuk logam (Fe, Zn, Cu) yang masing-masing

    dimasukkan ke dalam cawan petri. Setelah itu, ditambahkan sebanyak 0,6 gram

    serbuk iodin kedalam masing-masing cawan petri yang berisi serbuk logam (Fe, Zn,

    Cu) kemudian campuran diaduk merata dengan menggunakan batang pengaduk hal

    ini dilakukan untuk melihat reaksi logam terhadap iodin dalam keadaan padat. Pada

    saat pengambilan serbuk iodin digunakan spatula yang tidak terbuat dari logam besi

    hal ini dilakukan karena iodin merupakan oksidator kuat sehingga dapat juga

    mengoksidasi spatula. Setelah campuran padatan logam dan iodin merata,

    ditambahkan akuades setetes demi setetes dengan pipet tetes. Pada saat penambahan

    air pada campuran terbentuk uap ungu pada masing-masing campuran logam dengan

    iodin padat. Kecepatan reaksi dari masing masing logam berbeda, pada campuran

    logam Zn dan iodin uap ungu terbentuk sangat cepat setelah penambahan air hal ini

    sesuai dengan nilai potensial elektroda logam Zn dalam deret volta yaitu -0,76. Pada

    campuran logam Fe dan iodin uap ungu terbentuk beberapa saat setelah air

    diteteskan, hal ini sesuai dengan nilai potensial elektroda logam Fe dalam deret volta

  • yaitu -0,44 dimana nilai ini lebih tinggi disbanding nilai potensial elektroda logam

    Zn. Dan pada campuran logam Cu dan iodin tidak terbentuk uap ungu setelah

    penambahan air, hal ini karena nilai potensial elektroda logam Cu dalam deret volta

    lebih tinggi dibanding kedua logam lainnya yaitu +0,34. Sebelum penambahan air,

    tanda reaksi yanng terjadi tidak terlihat atau sangat sedikit karena dalam keadaan

    padat logam-logam tersebut bervalensi nol sehingga tidak memungkinkan terjadinya

    ikatan dengan senyawa lain. Namun adanya tanda-tanda reaksi yang terjadi dapat

    diakibatkan karena adanya uap air diudara yang mempengaruhi keadaan logam

    sehingga dapat bereaksi sedikit dengan iodin padat. Penambahan air dilakukan untuk

    mempercepat proses reaksi, pada perlakuan ini, air berfungsi sebagai katalis. Iodin

    merupakan oksidator kuat karena mudah mengalami reduksi dan mudah menarik

    elektron. Iodin berfungsi untuk mengoksidasi logam-logam untuk mengetahui daya

    reduksinya.

    Penentuan kereaktifan logam alkali tanah (Mg dan Ca) dengan air

    dilakukan dengan misediakan 2 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan

    5 mL aquades. Selanjutnya kedalam tabung reaksi I ditambahkan logam Mg dan

    kedalam tabung reaksi II ditambahkan logam Ca. Kemudian kedua tabung reaksi

    tersebut digoyang-goyangkan dan dari pengamatan belum terjadi reaksi, selanjutnya

    kedua tabung tersebut dipanaskan diatas nyala pembakar spiritus, timbul gelembung-

    gelembung gas pada kedua tabung reaksi tersebut. Hal ini membuktikan bahwa

    logam, Mg dan Ca kurang reaktif terhadap air pada suhu kamar dan diperlukan

    pemanansan agar logam-logam ini lebih cepat bereaksi. Hal ini diakibatkan karena

    penambahan suhu menyebabkan partikel-partikel dalam logam dan air mendapatkan

    kalor berlebih yang mempercepat terjadinya tumbukan antara partikel yang satu

    dengan yang lain sehingga reaksi berlangsung dengan cepat. Penambahan indikator

  • PP menyebabkan perubahan warna larutan menjadi pada Mg dan merah muda pada

    Ca yang menandakan terbentuk ion hidroksida yaitu Mg(OH)2 dan Ca(OH)2. Dari

    pengamatan juga diperoleh bahwa saat pemanasan logam Ca lebih cepat bereaksi

    daripada Mg, hal ini dikarenakan dalam satu golongan jari-jari atom semakin

    bertambah sehingga lebih mudah melepaskan elektron.

    Untuk percobaan kereaktifan logam alkali (Na) dengan air, dilakukan

    dengan mengisi cawan petri dengan air secukupnya lalu diatas cawan petri

    diapungkan kertas saring. Kemudian diambil sekeping logam Na yang direndam

    dalam minyak tanah lalu dikeringkan dan diletakkan di atas kertas saring yang

    diapungkan di atas cawan petri berisi air. Pada pengamatan diperoleh bahwa logam

    Na bereaksi hebat dengan air mengasilkan gas H2 yang seketika menimbulkan nyala

    berwarna kuning. Ketika ditetesi dengan indikator PP maka warna larutan menjadi

    ungu karena terbentuk pula NaOH yang adalah basa. Penyimpanannya logam Na

    direndam di dalam minyak tanah untuk menghindarkannya dari kontak dengan air

    karena logam Na bersifat sangat reaktif terhadap air.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan kuat medan antara ligan air-amin yang telah

    dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

    1. Urutan kereaktifan dan daya reduksi logam dengan iodin yaitu Zn> Fe> Cu.

    2. Logam Ca lebih reaktif daripada logam Mg karena kereaktifan logam akan

    bertambah seiring dengan bertambahnya jari-jari atom.

    3. Logam Na bereaksi hebat dengan air menghasilkan nyala berwarna kuning.

    5.2 Saran

    5.2.1 Untuk Laboratorium

    Diharapkan alat-alat dilaboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat

    berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum

    perorang agar praktikan keahlian dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih

    baik.

    5.2.2 Untuk Percobaan

    Sebaiknya bahan yang digunakan untuk percobaan masih dalam keadaan

    baik agar kesalahan dalam percobaan dapat diperkecil.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Cotton, F.A. dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta.

    Marwati, S., Padmaningrum, R.T., dan Marfuatun, 2009, Pemanfaatan Ion Logam

    Berat Tembaga(II), Kromium(III), Timbal(II), Dan Seng(II) Dalam

    Limbah Cair Industri Electroplating Untuk Pelapisan Logam Besi, Jurnal

    Penelitian Saintek, 14(1), 17-40.

    Mir, M., Estela, J. M., dan Cerd, V., 2003, Application of flowing stream techniques to water analysis Part III. Metal ions: alkaline and alkaline-

    earth metals, elemental and harmful transition metals, and multielemental

    analysis, Talanta, (2004), 201-223.

    Petrucci, R.H., 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat,

    Erlangga, Jakarta.

    Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro

    Edisi Lima, Kalman Media Pustaka, Jakarta.

    Willard, H. H., dan Diehl, H., 1943, Advance Quantitativ Analysis, D.Van Nostrand

    Company, New York.

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 16 Oktober 2013

    Asisten, Praktikan,

    (JAMALUDDIN NUR) (RACHMA SURYA M)

  • LAMPIRAN

    BAGAN KERJA

    1. Daya reduksi logam atas iodin

    Dimasukkan ke dalam cawan petri yang bersih dan kering

    sebanyak 0,1 gram

    Dicampurkan dengan iodin padat sebanyak 0,6 gram

    Diaduk dengan batang pengaduk sampai campuran merata

    Ditambahkan air dengan menggunakan pipet tetes

    Diamati reaksi yang terjadi

    Logam Fe Logam Zn

    Logam Cu

    Hasil

  • 2. Kereaktifan logam alkali tanah dengan air

    Dimasukkan kedalam sebuah tabung reaksi

    Ditambahkan 5 mL akuades

    Diamati yang terjadi pada tabung reaksi

    Tabung reaksi dipanaskan diatas nyala lampu spiritus

    sambil digoyang-goyang agar panas merata

    Diamati perubahan yang terjadi

    Ditambahkan larutan indikator PP

    Diamati warna larutan yang terbentuk

    3. Kereaktifan logam alkali dengan air

    Dikeringkan dengan tissu

    Diletakkan diatas kertas saring yang diapungkan di atass cawan petri

    berisi

    Diamati reaksi yang terjadi

    Ditambahkan larutan indikator PP

    Diamati warna larutan yang terbentuk

    Logam Mg Logam Ca

    Hasil

    Logam Na

    Hasil

  • PENGAMATAN

    1. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

    Campuran Fe Dan Iodin Padat

    Sebelum Penambahan Air Campuran Fe Dan Iodin Padat

    Setelah Penambahan Air

    Campuran Zn Dan Iodin Padat

    Sebelum Penambahan Air Campuran Zn Dan Iodin Padat

    Setelah Penambahan Air

    Campuran Cu Dan Iodin Padat

    Sebelum Penambahan Air

    Campuran Cu Dan Iodin Padat

    Setelah Penambahan Air

    Perbandingan ketiga campuran

    logam dan iodin

  • 2. Reaksi Logam Alkali-Alkali Tanah Dengan Air

    Campuran logam Ca

    dan air sebelum

    pemanasan

    Campuran logam Mg

    dan air sebelum

    pemanasan

    Campuran logam Ca

    dan air setelah

    pemanasan

    Campuran logam Mg

    dan air setelah

    pemanasan

  • Campuran logam Ca dan air

    setelah penambahan indikator

    PP

    Campuran logam Mg dan air

    setelah penambahan indikator

    PP

    Perbandingan Campuran logam

    dan air setelah penambahan

    indicator PP

    Padatan Logam Na

    Na bereaksi dengan air