Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

19
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul “Laporan Praktikum Okluai Gigi Geligi” tanpa suatu kendala yang berarti. Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi tentang Oklusi Gigi Geligi. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun sistematika. Saya juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada Blok Stomatognasi 1 ini. Jember, 1 Maret 2013 Penulis 1

Transcript of Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

Page 1: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul

“Laporan Praktikum Okluai Gigi Geligi” tanpa suatu kendala yang berarti.

Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami

materi tentang Oklusi Gigi Geligi. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk

itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi

ataupun sistematika. Saya juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk

pendalaman materi pada Blok Stomatognasi 1 ini.

Jember, 1 Maret 2013

Penulis

1

Page 2: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. 1

Daftar isi....................................................................................................................... 2

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................... 3

BAB 2. HASIL PENGAMATAN................................................................................ 6

BAB 3. PEMBAHASAN............................................................................................. 10

BAB 4. KESIMPULAN............................................................................................... 13

Daftar Pustaka............................................................................................................... 14

2

Page 3: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula,

yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi

pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system.

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling

berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis

antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang

berkontak dalam keadaan berfungsi berkontak dalam keadaan berfungsi.

1.2 Konsep Dasar Oklusi

a. Oklusi seimbang

oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal,

bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang

seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik.

b. Oklusi morfologis

oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-buruknya

oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat

geligi tersebut berkontak.

c. Oklusi dinamis

oklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi

yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen

yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini

antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan

penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo

mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu

menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi,

Haryanto A; dkk).

1.3 Jenis-jenis Oklusi

a. Oklusi Ideal merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional

yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi.

Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi,

3

Page 4: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di

lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.

b. Oklusi Normal, menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu

kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk

mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.   

Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:

1. oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)

dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak

berfungsi (statik). Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior

(premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar

pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak

gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit

(overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang

labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara

incisal edge RB sampai incisal edge RA.

2. oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang

melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-

posterior). Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior)

dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering

disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang

ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi

keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai

panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side.

c. Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula

dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di

dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh

panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan

ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging restoration.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi

dengan antagonisnya

2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada

saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu

bergerak secara terbatas ke lateral.

4

Page 5: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

3. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB

digerakkan ke anterior

4. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB

digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2. Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi

keseimbangan tidak kontak

3. Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi anterior, sedang

pada gigi posterior

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi diatas. (Hamzah,

Zahreni,dkk)

1.4 Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan

posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari oklusi sentris (mandibula terletak

paling posterior dari maksila) atau kondil terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi

masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-

geligi dalam keadaan Intercuspal Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP

berada pada posisi RCP.

Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaitu jarak antara oklusal premolar

RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-

otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok

elevator dan depressor tonus adan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dam kondil

dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk setiap individu.

5

Page 6: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi

2.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Jenis Kelamin Orang

CobaPosisi oklusi Sisi kanan Sisi kiri

Pa

Cups to marginal

ridge

15/46, 16/47 25/36, 26/37

Cups to fossa

Pi

Cups to marginal

ridge

14/45, 15/46, 16/47,

17/48

25/36, 26/37

Cups to fossa

14/45, 15/46, 16/47,

17/48

26/37, 27/38

2.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Jenis Kelamin Orang

CobaHubungan gigi geligi posterior

Pi44/13, 45/14, 46/15, 47/16, 48/17, 34/13, 35/24, 36/25, 37/26,

38/27

Pa 36/24, 37/26, 24/15, 46/16

2.1.3 Pemeriksaan Overbite dan overjet

Jenis Kelamin Orang

CobaOverbite Overjet

Pi 0,05 0,1

Pa 0,3 0,4

2.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

6

Page 7: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

GerakanOrang

CobaNormal Hambatan

Oklusi sentrik

Pa

 

Relasi sentris ke oklusi sentris  

Pergerakan mandibula ke

anterior  

1.3.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Orang CobaGerakan

Oklusi

Gigi geligi yang mengalami kontak

prematur

PiICP

13/44, 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 23/34,

24/35, 25/36, 26/37, 27/38

RCP 11/42, 12/43, 13/44, 14/45, 15/46, 21/32

PCP 12/43, 13/44, 14/45, 22/33, 23/34, 24/35

2.2 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi

2.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Jenis Kelamin Orang

Coba

Jarak gigi saat

oklusi sentrisJarak gigi saat relasi sentris

Pi 0,1 0,05

Pa 0,4 0,3

Jenis Kelamin Orang

CobaJarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP (cm)

Pi 0,04

Pa 0,03

2.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

7

Page 8: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

Jenis Kelamin Orang

CobaFree way space (cm)

Pi 0,3

Pa 0,4

2.2.3 Pemeriksaan Oklusai Dinamik/Artikulasi

Jenis Kelamin Orang

Coba

Oklusi geligi pada

sisi kerja

Oklusi geligi pada

keseimbangan

Pi - -

Pa + +

Jenis Kelamin Orang

Coba

Pola Oklusi (BBO/UBO/MPO/tidak

dikasifikasikan)

Pi MPO

Pa BBO

PERTANYAAN

1. Apakah setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior?

8

Page 9: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

2. Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak

gigi geligi RA dan RB yang bagaimana?

3. Hubungan terbanyak antara gigi RA dan RB adalah kontak yang bagaimana? (ICP,

RCP, atau PCP)

4. Pada orang normal pada oklusi terbanyak adalah UBO, BBO, atau MPO?

5. Berapa besar Free way space normal?

6. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami cusp to margin?

7. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami cusp to fossa?

8. Untuk mencapai posisi working side dimana posisi cusp gigi posterior RB?

JAWABAN

1. Setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior.

2. Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak

gigi geligi RA dan RB yang memberikan tekanan seimbang pada kedua rahang, baik

dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik. Hal ini dapat terjadi bilamana cusp

mesio-bukal M1 RA berada di groove mesio-bukal M1 RB dan cusp disto-bukal M1

RA berada di celah antara M1 dan M2 RB.

3. ICP sebanyak 10 hubungan antara gigi RA dan RB

4. BBO

5. 2-4 mm

6. Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 25/36, 26/37

Pada orang coba laki-laki : 15/46, 16/47, 25/36, 26/37

7. Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 26/37, 27/38

Pada orang coba laki-laki : -

8. Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB berkontak dengan

cusp gigi posterior RA, dimana cusp mesio bukal RB gigi posterior, berkontak dengan

gigi posterior RB pada posisi mesio-bukalnya.

BAB III

PEMBAHASAN

9

Page 10: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

TABEL

Pada hasil percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami didapatkan:

Pada pemeriksaan oklusi statik posisi oklusi cups to marginal ridge pada orang coba

perempuan dijumpai cusp fungsional gigi RA dan RB saling bersandar pada posterior

antagonisnya lebih banyak daripada orang coba laki-laki. Namun perbedaannya tidaklah

banyak sedangkan pada posisi oklusi cups to fossa pada orang coba laki-laki tidak dijumpai

adanya cusp to fossa dan cusp fungsional gigi RA dan RB saling bersandar pada fossa

posterior lawannya.

Pada pemeriksaan oklusi sentrik hubungan gigi geligi posterior, pada orang coba

perempuan dijumpai hubungan yang lebih banyak daripada orang coba laki-laki yang

menunjukkan bahwa orang coba perempuan terjadi oklusi sentris.

Pada pemeriksaan overbite dan overjet didaptkan hasil bahwa pada orang coba

perempuan jaraknya lebih kecil daripada orang coba laki-laki baik overjet maupun overbite.

Sedangkan pada pemeriksaan oklusi ideal baik gerakan oklusi sentrik, relasi sentris ke

oklusi sentris, dan pergerakan mandibula ke anterior, pada orang coba tidak terlihat adanya

hambatan yang menunjukkan bahwa oklusi orang coba tersebut normal dan ideal. Dan pada

pemeriksaan ICP, RCP, dan PCP didapatkan hasil gerakan oklusi ICP (kontak maksimal

antara gigi geligi dengan antagonisnya) lebih banyak. Hal ini disebabkan karena gerakan

RCP dan PCP gerakannya lebih terbatas daripada ICP.

Pada pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila pada pemeriksaan relasi

sentrik jarak gigit saat oklusi dan relasi sentri pada orang coba perempuan lebih kecil

daripada orang coba laki-laki. Sedangkan pada jarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP

didapatkan jarak orang coba perempuan lebih besar daripada orang coba laki-laki. Namun

perbedaan jaraknya tidaklah jauh hanya selisih 1 mm. Pada free way space pada orang coba

perempuan dan laki-laki didapatkan jarak antara oklusal gigi premolar RA dan RB yang

masih dalam kondisi normal dengan kisaran 2-4 mm.

Pada pemeriksaan oklusi dinamik pada oklusi geligi pada sisi kerja, pada orang coba

perempuan tidak didapatkan kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral, namun

pada orang coba laki-laki didaptkan adanya working side contact postion. Begitu pula pada

oklusi geligi pada sisi keseimbangan. Working side contact position pada oklusi dinamink

digunakan sebagai panduan oklusi. Sedangkan untuk pola oklusinya sendiri, orang coba

perempuan pola oklusinya dengan MPO yang menunjukkan adanya kontak ringan/tidak

kontak pada gigi-geligi anterior sedangkan pada gigi posterior tidak kontak. Pada orang coba

laki-laki terlihat pola oklusi dengan BBO yang menunjukkan gigi geligi posterior pada sisi

10

Page 11: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

kerja dan sisi keseimbangan ada kontak. Pola oklusi ini sesuai dengan pemeriksaan oklusi

gigi geligi pada sisi kerja dan keseimbangan yang didapatkan yaitu pada orang coba

perempuan tidak didaptkan keduanya namun pada orang coba laki-laki keduanya dalam

keadaan kontak.

PERTANYAAN

Setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior karena pada

Retruded Contact Position (RCP) kontak maksimal antara gigi geligi saat mandinbula

bergerak lebih ke posterior dari ICP, RB masih mampu bergerak meskipun hanya terbatas.

Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak

gigi geligi RA dan RB yang memberikan tekanan seimbang pada kedua rahang, baik dalam

kedudukan sentrik maupun eksentrik. Hal ini dapat terjadi bilamana cusp mesio-bukal M1 RA

berada di groove mesio-bukal M1 RB dan cusp disto-bukal M1 RA berada di celah antara M1

dan M2 RB.

Pada pemeriksaan ICP, RCP, dan PCP didapatkan hubungan terbanyak antara RA dan

RB adalah ICP yaitu 10 hubungan (kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya)

lebih banyak. Sedangkan pada RCP dan PCP didapatkan hubungan sebanyak 6. Hal ini

disebabkan karena gerakan RCP dan PCP gerakannya lebih terbatas daripada ICP.

Oklusi terbanyak pada orang normal adalah Bilateral Balanced Occlusion yaitu bila

gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan keduanya dalam keadaan kontak.

Selisih antara relasi vertikal posisi istirahat (suatu hubungan rahang atas dimana otot-

otot membuka dan menutup mulut dalam keadaan seimbang yang diukur pada waktu rahang

bawah dalam keadaan istirahat fisiologis.) dengan relasi vertikal oklusi (suatu hubungan

rahang bawah terhadap rahang atas, gigi geligi atau oklusal rim dioklusikan. Relasi vertikal

ini diukur sewaktu gigi dalam oklusi sentrik ) disebut dengan FREE WAY SPACE yang dalam

keadaan normal berkisar antara 2-4 mm. Yang dimaksud dengan FREE WAY SPACE adalah

celah yang terdapat antara rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan istirahat yang

merupakan selisih antara relasi vertikal istirahat dan relasi vertikal oklusi.

Gigi posterior yang mengalami cusp to margin yaitu Pada orang coba perempuan :

Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 25/36, 26/37. Pada orang coba laki-

laki : 15/46, 16/47, 25/36, 26/37. Yang menunjukkan bahwa gigi posterial yang paling

banyak mengalami cusp to margin adalah gigi 15/46, 16/47, 25/36, 26/37. Pada orang coba

perempuan yang mengalami cusp to margin lebih banyak daripada orang coba laki-laki.

11

Page 12: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

Sedangkan pada cusp to fossa, Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48,

26/37, 27/38, dan Pada orang coba laki-laki : tidak ditemukan.

Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB berkontak dengan

cusp gigi posterior RA, dimana cusp mesio bukal RB gigi posterior, berkontak dengan gigi

posterior RB pada posisi mesio-bukalnya.

BAB IV

12

Page 13: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

KESIMPULAN

1. Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan

mandibula.

2. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan

muscular system.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Laporan Praktikum Oklusi Gigi Geligi

Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog

Stomatognatik. Jember: Unej

Hamzah, Zahreni; dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Jember : Bag.

Biomedik Lab Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember.

Soeyoto; Wiyono, Adi; Nindyo P. Aris. 2009. Gigi dan Mulut. http://rssm.

Iwarp.com/konsultasi.html.

Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC

14