Laporan Praktikum Luka Bakar Kelinci

16
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI ”Luka Bakar Pada Kelinci” Disusun Oleh Kelompok : Ira Dwi N. (10112038) Luluk Hikmah Maulida (10112025) M. Andoko (101120 M. Syarifudin (101120 M. Suprapto (101120

description

laporan praktikum farmakologi

Transcript of Laporan Praktikum Luka Bakar Kelinci

LAPORAN PRAKTIKUMFARMAKOLOGI

Luka Bakar Pada Kelinci

Disusun Oleh Kelompok :

Ira Dwi N.(10112038)Luluk Hikmah Maulida(10112025)M. Andoko(101120M. Syarifudin(101120M. Suprapto(101120

PRODI S-1 FARMASIINSTITUT ILMU KESEHATAN KEDIRI2015BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangLuka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi di manasaja baik di rumah, tempat kerja, bahkan di jalan atau tempat-tempat lain.Penyebab luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panasbahkan bahan kimia, aliran listrik, dan lain-lain. Lukabakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalamanluka bakar. Walaupun demikian beratnya luka bakar tergantung pada dalam,luas, dan daerah luka.Luka bakar yang terjadi dapat menimbulkan kondisi kerusakan kulitselain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Penderita lukabakar memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbedadengan luka tubuh lain (seperti luka tusuk, tembak, sayatan, dan lain-lain). Hal ini disebabkan karena pada luka bakar sering terdapat keadaan sepertiditempati kuman dengan patogenesis tinggi, terdapat banyak jaringan mati,mengeluarkan banyak air dan serum, terbuka untuk waktu yang lama (mudahterinfeksi dan terkena trauma), serta memerlukan jaringan untuk menutup.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana efek penyembuhan luka bakar bioplacenton pada kulit kelinci?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.1. EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) : Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. Stratum Lusidum : Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. Stratum Granulosum : Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. Stratum Spinosum : Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans. Stratum Basale (Stratum Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.2. DERMISTerdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :a. Lapisan papiler; tipis : mengandung jaringan ikat jarang. b. Lapisan retikuler; tebal : terdiri dari jaringan ikat padat. Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.3. SUBKUTIS Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.B. Definisi Luka BakarLuka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).C. PatogenesisAkibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam. Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga. Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya dieresis.D. Penilaian Derajat Luka BakarLuka bakar dibagi menjadi 4 derajat :1. Luka bakar grade I Disebut juga luka bakar superficial Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri. Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling). 2. Luka bakar grade IISuperficial partial thickness : a. Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis.b. Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I.c. Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka.d. Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah.e. Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan.f. Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya. Deep partial thickness :a. Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis.b. Disertai juga dengan bula.c. Permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah.d. Luka akan sembuh dalam 3-9 minggu. Gambar 2.4 . Luka bakar derajat II.3. Luka bakar grade IIIMenyebabkan kerusakan jaringan yang permanen Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah hancur. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang.4. Luka bakar grade IVLuka Bakar grade IV Berwarna hitam.

E. Sebab-sebab Luka BakarPenyebab dari luka bakar itu sendiri yaitu :a. Api b. Luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat memasak) c. Air panas d. Uap panas e. Gas panas f. Listrik g. Semburan panas

BAB IIIHASIL PERCOBAAN

A. Cara kerja

Lempeng koin logam dipanaskan sampai suhu 1000 C pada nyala api

Sementara itu kelinci dianastesi dengan eter, rambut pada daerah punggungnya dicukur

Kelinci ditempeli koin yang telah panas selam 5 detik secara seksama dan diberikan beban seberat 10 gram, sampai bagian dermis beserta jaringan yang terikat dibawahnya, sehingga terjadi pelepuhan dan kulit terkelupas pada bagian tertentu, luka dianggap berbentuk lingkaran

Ukur luka bakar kelinci

Berikan salep pada kelinci dan amati selam 2 hari dan amati diameternya

B. Data hasil pengamatanHari keDiameter Luka

02 cm

11,9 cm

21,5 cm

BAB IVPEMBAHASAN

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang tinggi misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik, dan sebagainya (Simanjuntak, 2008, 32). Gejala yang ditimbulkan berupa panas dan adanya kemerahan. Prinsip penanganan utama adalah mendinginkan daerah yang terbakar atau menurunkan inflamasi, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka. Untuk menurunkan inflamasi dibutuhkan bahan yang berfungsi sebagai adstringen atau dapat menciutkan pori, di samping itu juga diperlukan anti mikroba untuk mencegah infeksi, serta bahan yang merangsang pembentukan kolagen (Simanjuntak, 2008: 54).Bioplacenton mengandung placenta extract dan neomycin sulfate. Kombinasi ini merupakan bagian dari perawatan luka yang sangat efektif. Placenta extract sebagai "biogenic stimulator" memegang peranan penting dalam mempercepat regenerasi sel dan penyembuhan luka. Sedangkan neomycin sulfate bekerja sebagai antibiotik yang mampu membunuh beragam jenis kuman dengan daya kerja yang tidak terganggu oleh nanah. Selain memberikan rasa sejuk, Bioplacenton juga aman digunakan dan mudah didapat. Dari hasil pengamatan diperoleh data perubahan diameter luka bakar dari 2 cm menjadi 1,5 cm dengan interval waktu 2 hari.Proses penyembuhan luka bakar dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase penyudahan. (Simanjuntak, 2008, 54). Fase inflamasi segera terjadi setelah kulit terinduksi panas, hal ini terlihat dengan membesarnya diameter luka, terjadi reaksi kemerahan, dan adanya akumulasi cairan. Awal dari fase penyembuhan luka bakar dengan karakteristik peradangan yaitu; rubor (kemerahan yang menyertai peradangan, terjadi akibat peningkatan aliran darah ke daerah yang meradang), kalor (panas yang menyertai peradangan yang timbul akibat peningkatan aliran darah), turgor (pembengkakan daerah yang meradang, terjadi akibat peningkatan permeabilitas kapiler sehingga protein-protein plasma masuk ke ruang interstisium), dan dolor (nyeri peradangan akibat peregangan saraf karena pembengkakan dan rangsangan ujung-ujung saraf oleh mediator-mediator peradangan) (Nurliah, 2010: 29). Awal menutupnya luka atau berakhirnya fase inflamasi pada penggunaan masing-masing formula menunjukkan perbedaan waktu (hari).BAB VPENUTUP

A. KesimpulanDari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa diameter luka bakar yang dihasilkan mengalami penurunan, hal ini kaena efek dari bioplacenton. Bioplacenton mengandung placenta extract dan neomycin sulfate. Kombinasi ini merupakan bagian dari perawatan luka yang sangat efektif. Placenta extract sebagai "biogenic stimulator" memegang peranan penting dalam mempercepat regenerasi sel dan penyembuhan luka. Sedangkan neomycin sulfate bekerja sebagai antibiotik yang mampu membunuh beragam jenis kuman dengan daya kerja yang tidak terganggu oleh nanah.

B. SaranDalam memberikan perlakuaan terhadap hewan uji praktikan harus dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, agar hewan uji mudah ditangani dan hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Gutama. 2008. Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan Model Penelitian. Fakultas Peternakan, Institu Pertanian Bogor. Bogor.MT, Nurliah. 2010. Efek Penyembuhan Salep Luka Bakar Ekstrak Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale) Dalam Bentuk Sediaan Salep yang diujikan pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus). Skripsi sarjana. Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan Farmasi. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.Simanjuntak, Megawati R. 2008. Ekstraksi dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum) serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar. Skripsi sarjana, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Medan.