Laporan Praktikum Kultur Jaringan.docx Hasil

9
LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN Disusum Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kultur Jaringan Dosen Pengampu: Dr. Enni Suwarsi Rahayu M.Si. Dr.dr. Nugrahaningsih WH M.Kes Oleh Khodaria Purboyati 0402513061 JURUSAN PENDIDIKAN IPA (BIOLOGI) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

description

kuljar

Transcript of Laporan Praktikum Kultur Jaringan.docx Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

Disusum Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kultur JaringanDosen Pengampu:Dr. Enni Suwarsi Rahayu M.Si.Dr.dr. Nugrahaningsih WH M.Kes

Oleh Khodaria Purboyati0402513061

JURUSAN PENDIDIKAN IPA (BIOLOGI)PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

A. Hasil dan Analisis Hasil1. HasilPengamatan Minggu ke-Hasil

1Media bening, daun semakin panjang dan tidak terkontaminasi

2Media bening dan daun semakin panjang, tumbuh daun baru, media dan ekplan tidak terkontaminasi

3Media masih bening, daun semakin panjang dan tidak terkontaminasi

4Media bening, satu daun mengering di ujungnya dan dan tidak terkontaminasi

5Media sedikit keruh, volume media berkurang, satu daun mengering (berwarna cokelat) namun tidak terkontaminasi

2. Analisis HasilPada praktikum ini, subkultur dilakukan pada tanaman anggrek yang sudah tersedia di lab kultur (planlet) untuk diperbanyak dalam medium baru. Keberhasilan penanaman atau perbanyakan pada praktikum ini dilihat dari kesterilan media dan eksplan serta pertumbuhan eksplan itu sendiri. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5 baik media maupun ekplan tidak terkontaminasi oleh mikroorganimse, terlihat dari media yang masih bagus dan eksplan yang masih hidup dan terus tumbuh hingga 5 minggu setelah penanaman eksplan anggrek. Akan tetapi pada minggu ke-5 meskipun tidak terkontaminasi, media berubah menjadi sedikit keruh dan volume media mulai berkurang dan terdapat satu daun mengering. Adanya perubahan warna dan volume pada media tersebut disebabkan karena nutrien pada media mulai berkurang akibat digunakan untuk pertumbuhan ekplan. Berkurangnya nutrien pada media juga memberikan dampak pada ekplan yaitu daun ekplan menjadi mengering. Pada umumnya ekplan anggrek akan memperlihatkan bahwa ekplan membutuhkan media baru adalah sekitar 2 bulan. Namun pada praktikum ini ekplan anggrek yang disubkultur merupakan eksplan yang berukuran relatif besar sehingga eksplan akan menggunakan media kultur jauh lebih cepat dibandingkan dengan ekplan yang berukuran kecil. Oleh karena itu, pada minggu ke 5 media mulai berkurang dan daun mengering akibat kekurangan nutrisi.Selain itu, faktor pencahayaan juga dapat mempengaruhi kematian daun. Kurangnya penyinaran akan menyebabkan daun menguning akibat kekurangan klorofil dan bila keadaan ini dibiarkan terus menerus maka daun akan menngering/ mencoklat dan mati. Pada praktikum ini media yang berisi ekplan diletakkan pada tempat yang tidak menerima cahaya secara optimal sehingga daun kurang mendapatkan penyinaran.ACARA 3STERILISASI DAN PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU SECARA IN VITRO MELALUI KULTUR JARINGANA. Hasil dan Analisis Hasil1. Hasil Tabel 1. Pengamatan Eksplan kotiledon dan perkecambahan dari Eksplan embrio kacang hijau Pengamatan Minggu Ke -Eksplan KotiledonEksplan Embrio

EksplanMediaEksplanMedia

0-Media bening dan tidak terkontaminasi-Media bening dan tidak terkontaminasi

1.Belum terlihat perubahanMedia bening dan tidak terkontaminasiMuncul radikula di bawah agar dan plumula menjulang ke atasMedia bening dan tidak terkontaminasi

2.Muncul kalus sedikitMedia bening dan tidak terkontaminasiTumbuh dua daun berwarna hijau dan plumula semakin panjangMedia bening dan tidak terkontaminasi

3.Kalus semakin banyakMedia bening dan tidak terkontaminasiTumbuh empat daun namun satu daun berwarna kuningMedia bening dan tidak terkontaminasi

4.Kalus semakin banyakMedia bening dan tidak terkontaminasiDaun semakin lebar namun berwarna kuningMedia bening dan tidak terkontaminasi

2. Analisis HasilPerkecambahan merupakan suatu tahapan awal dari proses perkembangan tumbuhan berbiji. Pada praktikum ini bahan utama yang digunakan untuk kultur adalah biji. Biji merupakan bagian penting dari suatu tumbuhan khususnya tumbuhan berbiji karena di dalam biji mengandung kotiledon (endosperm) dan embrio yang merupakan bakal calon individu baru. Penanaman bagian embrio dan sedikit bagian kotiledon dapat menghasilkan perkecambahan tanaman sedangkan penanaman bagian kotiledon saja tidak menghasilkan perkecambahan tanaman melainkan kalus. Hal ini dibuktikan dengan hasil praktikum tabel.1 bahwa pada minggu ke 2 setelah penanaman, menunjukkan bahwa penanaman eksplan kotiledon menginduksi pembentukan kalus sedangkan penanaman eksplan embrio pada minggu ke-1 telah memunculkan tanda-tanda perkecambahan yaitu munculnya radikula yang merupakan calon akar yang terlihat di bawah agar dan plumula yang merupakan calon batang yang menjulang ke atas. Minggu ke-2 pada eksplan embrio menunjukkan tumbuhnya daun dan pada minggu ke-4 menunjukkan eksplan telah menjadi individu baru yang masih kecil.Pembentukan kalus pada penanaman eksplan kotiledon menurut Suryowinoto (1996), dapat disebabkan karena adanya sel-sel yang kontak dengan medium dan terdorong menjadi meristematik. Sel-sel yang bersifat meristematik ini selanjutnya aktif membelah dan memperbanyak diri, namun tidak berdiferensiasi, sehingga tidak terorganisir dan menjadi seperti jaringan penutup luka. Terbentuknya kalus tersebut juga dapat disebabkan adanya respon eksplan terhadap perlukaan (rangsangan luka) yang kemudian menyebabkan kesetimbangan pada dinding sel berubah arah, sebagian protoplas mengalir ke luar sehinggga mulai terbentuk kalus (Pierik 1997). Sedangkan perkecambahan pada eksplan embrio dapat terjadi karena media mengandung nutrisi yang memungkinkan embrio untuk tumbuh dan berkembang.Pada praktikum ini keberhasilan penanaman kultur eksplan embrio dan kotiledon biji kacang hijau selain dilihat dari pertumbuhan eksplan juga dilihat dari kesterilan media dan eksplan. Hasil pengamatan menunjukkan media kultur dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4 media masih bening dan tidak ada mikroorganisme yang tumbuh pada media maupun ekplan. Hal ini menunjukkan bahwa media dan ekplan tidak terkontaminasi dan masih dalam keadaan steril. Akan tetapi pada minggu ke-4 dan ke-5 meskipun daun tidak terkontaminasi namun daun tersebut berwarna kuning.Faktor yang dapat mempengaruhi warna daun pada eksplan adalah jenis warna cahaya yang digunakan dalam penyinaran kultur. Pada praktikum ini, jenis cahaya yang digunakan adalah cahaya yang berwarna putih dan berwarna violet namun kali ini eksplan ditempatkan pada tempat yang mendapatkan cahaya violet. Menurut Ardiyani dan Arimarsetiowati (20012) kemampuan tanaman untuk tumbuh dipengaruhi oleh panjang gelombang cahaya. Penyinaran dengan berbagai warna cahaya memberikan pengaruh yang nyata pada warna daun kecambah. Semakin besar panjang gelombang cahaya maka energinya semakin tinggi sehingga daun akan menyerap cahaya lebih banyak dan pembentukan klorofil pun akan meningkat. Hal ini yang kemudian berdampak pada warna daun yang lebih hijau.Warna violet merupakan salah satu warna cahaya yang memiliki panjang gelombang yang rendah sehingga energinya juga rendah. Menurut Sulastyaningsih et al. (2005) Energicahayadaritinggikerendahberturut-turut adalah cahaya infra merah, cahaya warna merah, oranye kuning, hijau, biru, violet, dan ultra violet. Adanya energi yang rendah pada cahaya violet menjadikan daun menyerap cahaya lebih sedikit akibatnya pembentukan klorofil pada daun sedikit pula yang akhirnya daun menjadi pucat atau kekuningan.

ACARA 4 KULTUR DAUN PEPAYAD. Hasil dan Analisis Hasil1. HasilPengamatan minggu ke-MediaEksplan

0Bening dan tidak terkontaminasiBerwarna hijau

2Bewarna keruh dan tumbuh jamur Ekplan sudah tertutup jamur berwarna hitam

2. Analisis HasilPada praktikum ini dilakukan kultur daun pepaya yang merupakan salah satu teknik organogenesis. Berdasarkan hasil penelitian, ekplan daun pepaya yang telah ditumbuhkan di medium, tidak memperlihatkan adanya pembentukan tunas adventif, ekplan justru terlihat telah tertutup jamur yang berwarna hitam. Hal ini menandakan bahwa kultur telah terkontaminasi dan kultur dinyatakan tidak berhasil.Terkontaminasinya kultur oleh suatu mikroorganisme (baik jamur atau bakteri) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) ketidaksterilan medium, (2) adanya kesalahan saat penanaman, dan (3) faktor bahan eksplan itu sendiri. Pada praktikum ini, sebelum melakukan penanaman, praktikan telah melakukan sterilisasi baik pada medium, eksplan, ataupun praktikan itu sendiri (yaitu praktikan disemprot dengan alkohol 70% pada kedua tangannya). Selain itu, praktikan telah melakukan penanaman eksplan sesuai dengan prosedur yang ada dan praktikan juga telah menutup medium kultur dengan rapat sehingga kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme dari luar ke dalam medium sangat kecil. Akan tetapi, meskipun faktor kesterilan telah dijaga dengan ketat, eksplan yang ditumbuhkan pada medium ternyata mengalami kontaminasi sehingga penyebab kontaminasi tersebut kemungkinan besar bukan karena faktor medium ataupun pada saat penanaman, melainkan faktor bahan eksplan itu sendiri. Pada saat sterilisasi, eksplan diambil dari daun pepaya yang kurang sehat yaitu pada daun terlihat bercak-bercak cokelat dan daun berlubang kecil-kecil, namun sterilisasi bahan eksplan tidak diberi perlakuan yang berbeda dengan eksplan yang sehat, sterilisasi eksplan menggunakan dosis yang standar dan waktu yang relatif singkat akibatnya semua eksplan yang ditanaman baik oleh praktikan 1, 2, maupun praktikan 3 semuanya terkontaminasi.