LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI

10
 LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI DAFTAR ISI Daftar isi IMUNOKROMATOGRAFI Pengertian Jenis-jenis Imunokromatografi Assay Kelemahan dan Kekurangan IMUNOASSAY PADA PENYAKIT INFEKSI BAKTERIAL Imunoassay untuk Demam typoid A.1. Pemeriksaan widal metode kualitatif A.2. Pemeriksaan widal metod semikuantitatif A.3. Pemeriksaan widal metode tubex TF Immunoassay untuk penyakit Sifilis B.1. Pemeriksaan VDRL metode kualitatif B.2. Pemeriksaan VDRL metode semikuantitatif B.3. Pemeriksaan TPHA metode kualittatif diluen B.4 Pemeriksaan TPHA metode kuantitatif B.5. Pemeriksaan RPR IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI JASAD RENIK Imunoassay untuk penyakit Rheumatoid Factor A.1. Uji ASO metode kualitatif A.2. Pemeriksaan RF/RA metode kuantitatif A.3. Pemeriksaan RF metode kualitatif

description

dasdas

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI

DAFTAR ISIDaftar isiIMUNOKROMATOGRAFIPengertianJenis-jenis Imunokromatografi AssayKelemahan dan KekuranganIMUNOASSAY PADA PENYAKIT INFEKSI BAKTERIALImunoassay untuk Demam typoidA.1. Pemeriksaan widal metode kualitatifA.2. Pemeriksaan widal metod semikuantitatifA.3. Pemeriksaan widal metode tubex TFImmunoassay untuk penyakit SifilisB.1. Pemeriksaan VDRL metode kualitatifB.2. Pemeriksaan VDRL metode semikuantitatifB.3. Pemeriksaan TPHA metode kualittatif diluenB.4 Pemeriksaan TPHA metode kuantitatifB.5. Pemeriksaan RPR

IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI JASAD RENIKImunoassay untuk penyakit Rheumatoid FactorA.1. Uji ASO metode kualitatifA.2. Pemeriksaan RF/RA metode kuantitatifA.3. Pemeriksaan RF metode kualitatifA.4. Pemeriksaan RF metode semikuantitatifIMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI VIRALImunoassay untuk Penyakit HepatitisA.1. Tes HBsAg Metode ImunokromatografiA.2. Tes anti HCV Metode ImunokromatografiA.3. Tes anti HBS Metode ImunokromatografiA.4. Tes anti HAVImunoassay untuk penyakit infeksi HIV/AIDSB.1. Tes HIV Metode imunokromatografiB.2. Tes HIV Metode ElisaImunoassayy untuk Demam Berdarah DengueC.1. Tes Dengue Metode ImunokromatografiIMUNOASSAY UNTUK PENYAKKIT LAINNYAImunoassay untuk Pemeriksaan NarkobaA.1. Tes Narkoba Metode ImunokromatografiImunoassay untuk Tes KehamilanB.1. Pemeriksaan Plano Tes Metode ImunikromatografiB.2. Pemeriksaan HCG Metode langsungImunoassay untuk Tes Golongan DarahA.1. Tes Golongan Darah Metode AglutinasiIMUNOKROMATOGRAFIPengertianImunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran samping (lateral flow test)atau dengan singkat disebut uji strip(strip test)tergolong dalam kelompok imuno ASSAY berlabel sampel sepertiimunofluerens(IF) danimuno enzim(EIA).Imunokromatografi assay (ICA) merupakan perluasan yang logis dari teknologi uji aglutinasi latex yang berwarna yaitu uji serologi yang telah dikembangkan sejak tahun 1957 singes dan piots untuk penyakit Arthritisrheumatoid.Disamping itu imunokromatografi assay (ICA) merupakan uji laboratorium yang handal sehingga amat dibutuhkan dinegara sedang berkembang. Imunokrimatografi assay tidak membuktikan alat canggih (mikroskop kliorogens dan radio conts) untuk membacanya cukup hanya dengan melihat adanya perubahan warna memakai mata telanjang sehingga jauh lebih pratktis.

Jejnis-jenis Imunokromatografi ASSAYHbsAgPlano testNarkobaPemeriksaan denguePemeriksaan widalPemeriksaan HIVPemeriksaan HCVPemeriksaan Anti HbsAg

Kelemahan dan kekuranganFormat yang disukai oleh pemakai (teknisy laboratorium)Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes amat singkatStabil untuk jangka panjang dan dalam tantangan iklim yang luasKerjanya amat praktisBaru dalam pemeriksan kualitatif belum kuantitatif

IMMUNOASSAY TERAPANPADA PENYAKIT INFEKSI BAKTERIALDEMAM TIPOIDIMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT DEMAM TIPOIDDemam tifoid (typoid fever) atau yang lebih terkenal dengan penyakit tifus ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyeran anak-anak bahkan orang dewasa. Penyabab penyakit tersebut adalah bakteri salmonella typhi.Gejalah-gejalah yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah, demam tinggi, sakitkepala dan diare kadang-kadang bercampur darah.Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu di sebabkan oleh karena melaui makanan ataupun minuman yang sudah tercemar oleh agen penyakit tersebut. Biasa juga, karena penanganan yan kurang begitu higenis ataupun juga disebabkan dari sumber air yang sering digunakan yang digunakan untuk menggunakan untuk sehari-hari.Salmonella merupakan kuman berbentuk batang gram negatif yang umumnya bererak dengan flagel dan bersifat aerobic. Salmonella memiliki sedikitnya 5 macam anti gen, yaitu :Antigen o (antigen somatik), yang terletak pada lapisan luar pada tubuh kuman. Bagian ini tahan terhadap panas dan alcohol tetapi tidak terhadap formaldehid.Lipopolisakarida dari antigen O terdiri dari 3 regio sebagai berukut :Region I, mengandung antigen O spesifik atau antigen dinding sel dan merupakan polimer dari unit oligosakarida yang berulang-ulang. Antigen O ini berguna untuk pengelompokan serologis.Region II, terikat pada antigen O dan terdiri dari core polysaccharide serta merupakan sifat yan konstan dalam suatu genus Enterobacteriaceace tetapi berbeda antara genera.Region III, mengandung lipid yang terikat padacore polysaccharideyang merupakan bagian yang toksik dari molekul. Lipid A menempelkan lipopolisakarida pada membran permukaan sel.Antigen H (antigen flagela), yang terletak pada flagella, fimbrie atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alcohol.Antigen Vi, yang terletak pada kapsel (envelope) dari kuman yang dapat melindungi kuman terhadap fagositosis. Ketiga macam antigen tersebut diatas, didalam tubuh penderita akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibody yang lazim tersebut agglutinin.Outer membrane protein (OMP),antige n OMP S.typhi merupakan bagian dari didin sel yang terletak di luar membrane sitoplasma lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap lingkungan sekitarnya. OMP berfungsi sebagai barier fisik yang mengendalikan masuknya zat dan cairan kedalam membrane sitoplasma, dan berfungsi sebagai reseptor untuk bakteriofag dan bakterisin.Heat hock protein (HSP)ataustress proteinHeat hock proteinadalah protein yang memproduksi oleh jasad renik dalam lingkungan yang terus berubah, terutama yang menimbulkanstresspada jasad renik tersebut dalam usahanya mempertahankan hidupnya.Sarana laboratorium untuk membantu menegakan diagnosis demam tifoid dalam garis besarnya dapat digolongkan dalam tiga komponen, yaitu :Isolasi kuman menyebabkanS. typhi,dari specimen klinis, seperti darah, sum-sum tulang, urin, tinja dan cairan duodenum.Imunoasay untuk malacak kenaikan kadar antibody terhadap antigen.Styphimenentukan adanya antigen spesifik dari S. typhi.Ujipolymerase chain reaction (pcr)untuk melacak DNA spesifik dari S.typhi.Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi,urinalis, kimia klinik . imunoserologi, dan biologi molekuler. Pemeriksaan m,enunjukan untuk membantu menegakkan diagnosis (adalkalanya bahkan menjadi penentu diagnosis), menetapkan prognosis, memantau perjalanan penyakit dan hasi pengobatan serta timbulnya penyulit.Usaha yang tertua untuk melacak adanya kenaikan titer kadar antibody terhadapS.typiyaitu dengan cara penentuan titer agglutinii O dan II dengan uji widal yang telah di pakai sejak tahun 1896. Uji widal yang menggunakan suspensi basils.typhiatauparatyphiuntuk menentukan titer agglutinin dalam serum penderita demam tifoid atau paratifoid, walaupun banyak mempunyai kelemahan, sampai sekarang ini masih merupakan imunoasay yang paling banyak dipakai untuk menunjang diagnosis demam typhoid di klinik.Antigen dari uji widal :Antigen H (antigen flagella)Di buat dariS. typhiyang motil dengan permukaan koloni yang licin.Kuman dimatikan dengan larutan formalin 0,1%Antigen O (antigen somatic)Di buat daristrain S.typhi yang tidak motil. Untuk membunuh kuman dipakai alkohol absolute dan sebagai pengawet di pakai larutan phenol 0,5%. Sebelum dipakai konsentrasi alcohol harus di encerkan sampai menjadi 12%.Antigen PA (S.paratyphi A)Di buat dari strainS.paratyphi A.untuk membunuh kuman dipakai formalin 0,1%.Antigen PB (S. paratyphi BDibuat dari strainS.paratyphi B.untuk membunuh kuman di pakai formalin 0,1%.Sebelum dipakai, suspense beberapa antigen tersebut diatas harus diencerkan lebih dahulu dengan larutan salin normal steril sampai mencapai kekeruhan sama dengan tabung nomor 3 dari Mc. Forland (3 unit Mc.farland yang sesuai dengan 9 x 10 kuman/ml).Dalam memilih antigen untuk uji widal, di anjurkan untuk memakai yang dibuat sendiri dari beberapastrainatau faga salmonella yang ada didaerah endemis yang bersangkutan daripada beberapa antigen baku yang dijual dipasaran dan dibuat dari beberapastraindan faga salmonella yang berasal dari Negara lain, sebab kurang sensitive dan spesifik serta sering memberikan hasil negatif maupun positif semu. Sebaiknya untuk satu provinsi dipakai satu jenis antigen yang dibuat dari beberapastrainsalmonella yang ditemukan diprovinsi yang bersangkutan. Untuk menurangi hasil yang negative semu dipakai anigen yangmultistraindaripada antigen yangmonostrainsebab antigen yangmultistrainmempunyai spectrum yang lebih luas.

TES LBORATORIUMPemeriksaan widal (kualitatif)PRA ANALITIKJudul :pemeriksaan widalTujuan :untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesifik terhadap antigen salmonella SP dalam serum.Metode: slidePrinsip:adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalamserum sampel akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dengan adanya aglutinasi.Dasar teori: secara antigenis salmonella typosa di bagi menjadi: antigen somatic atau antigen O, antigen flageller atau antigen H, dan antigen Vi. Kegunaan pemeriksaan widal adalah mencari ada tidaknya zat anti dan mengukur titer zat anti trehadap kuman salmonella Sp dalam serum penderita tersangka. Typus abdominalis, antigen yang digunakan adalah suspense kuman salmonella Sp dan proteus Sp yang telah dimatikan dan diolah menjadi antigen O (antigen somatik) dan antigen H (antigen flagella). Jika salmonella masuk kedalam tubuh maka anti O lebih cepat muncul dan membeeri respon dari pada anti H, dan anti O lebi cepat hilang dari pada anti H.

Persiapan/alat dan bahan:SerumReagen WidalRotator atau batang pengadukPipet tetesSlideANALITIKCara kerjaSiapkan alat dan bahan yang akan digunakanPipet satu tets serum (20) keadaan lingkaran yang terdapat dalam slide dengan kode O,H,HA dan CP dan CNTambakan masing-masing satu tetes reagen widal sesuia dengan kode slide, begitu pula pada CN dan CpCampur antigen dan serum dengan batang pengaduk berbeda dan lebarkan kemudian goyang-goyangkan selama satu menitAmati reaksi yang terjadi.PASCAANALITIKInterpretasi Hasil :biPosotif : Bila terjadi aglutinasiNegative : Bila tidak terjadi aglutinasiPemeriksaan Widal (Semikuantitaif)PRA ANALITIKJudul : pemeriksaan widalvTujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesoifik terhadap antigen salmonella Sp dalam serumMetode : TabungPrinsip : adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dilihat dengan adanya aglutinasi

Alat Dan BahanSampel serumReagen widalNaCl 0,9%Tabung ReaksiKlinipet 100 ul + tipsPipet 1 mlRak tabungANALITIKCara Kerja :Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakanSusun 8 tabung reaksi di atas tabung untuk satu barisTabung pertama diisi NaCl 0,9% mlTabung kedua sampai pada tabung kedelapan diisi masing-masing 1 ml NaCl 0,9%Pipet 100 ul serum masukan kedalam tabung pertama tabung pertama dan homogenkanPindahkan 1 ml isi tabung pertama kedalam tabung kedua ke tabung dan seterusnya sampai tabung ke tujuhBuang 1 ml isi tabung ketujuhTambahkan 1 tetes reagen widal yang positif pada masing-masing tabung, sedangakan tabung kedelapan ditambakan 1 tetes control positifInkubasi selama 24 jam pada suhu kamarAmati hasil reaksi.PASCA ANALITIKInterpretasi HasilPositif : terjadi aglutinasiNegative : tidak terjadi aglutinasiPemeriksaan Widal (Tubex TF)PRA ANALITIKJudul :pemeriksaan widalTujuan :untuk mendeteksi demam typoid akut yang disebabkan olehsalmonella typhimelalui deteksi spesifik adanya serum antibody Ig MMetode :invitro semikuantitatifPrinsip :Tes diagnosis in-vitro semikuantitatif untuk mendeteksi demam typhoid terhadap antigen S. typoid og lopopolisakarida denan cara mengukur kemampuan serum antibody IgM tersebut dalam menghambat reaksi antara antigen berlabel partikel latex magnetic, tingkat inhibisi yang dihasilkansetaradengan konsentrasi antibody IgM dalam label skala warnaPersiapanAlatKlinipet / pipet tetesLempeng sumurTimerPembanding warnaBahanSerumSpecimen controlReagen coklatReagen biruANALITIKCara kerjaMasukan 50 ul reagen coklat pada sumur 1 untuk control (-) sumur 2 untuk control (+) sumusr 3 unutk sampelTekan control (-) pada sumur 1, control (+) pada sumur 2 dan sampel serum pada sumur 3Kocok selama 2 menitTambakan reagen biru pada masing-masing sumur sebanyak 100 ulHomogenkan dengan cara sedot sumur 10 XKocok dengan rotentor selama 2 menitTungu selama 2 jam untuk mengendap (bias di bantu dengan menggunakan magnet)Amati warna yang terjadiPASCA ANALITIKIterpretasi HasilWarna alkan terbentuk biru, sampel coklat, hasil di bandingkan dengan skala warna yang tersedia.