Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

15
PEMERIKSAAN PENDENGARAN Tujuan: 1.Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran orang percobaan (OP) dengan cara: a. Rinne b. Weber c. Schwabach 2.Menyimpulkan hasil kerja pemeriksaan di atas Alat: Penala dengan berbagai frekuensi Kapas Landasan Teori: Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran terdiri dari 2 aspek yaitu aspek dari identifikasi suara dan lokalisasinya. Gelombang udara adalah getaran udara yang merambat yang terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian dengan daerah-daerah yang bertekanan rendah penjarangan (peregangan) molekul udara. Setiap alat yang mampu menghasilkan pola molekul udara adalah sumber suara. Nada adalah suatu suara yang ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin besar getaran, semakin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus perdetik tetapi paling peka untuk frekuensi antara 1000 dan 4000 siklus perdetik. 1

description

laporan fisiologi

Transcript of Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

Page 1: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

PEMERIKSAAN PENDENGARAN

Tujuan:1.Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran orang percobaan (OP) dengan cara:

a. Rinneb. Weberc. Schwabach

2.Menyimpulkan hasil kerja pemeriksaan di atas

Alat:Penala dengan berbagai frekuensi

Kapas

Landasan Teori:

Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran terdiri dari 2 aspek yaitu aspek dari identifikasi suara dan lokalisasinya. Gelombang udara adalah getaran udara yang merambat yang terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian dengan daerah-daerah yang bertekanan rendah penjarangan (peregangan) molekul udara. Setiap alat yang mampu menghasilkan pola molekul udara adalah sumber suara. Nada adalah suatu suara yang ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin besar getaran, semakin tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus perdetik tetapi paling peka untuk frekuensi antara 1000 dan 4000 siklus perdetik.1

Intensitas dan kekuatan suara bergantung pada ambang gelombang suara, atau perbedaan tekanan antara daerah pemadatan tekanan tinggi dan daeraah peregangan tekanan rendah. Dalam rentang pendengan semakin besar amplitudo semakin kuat suara. Kekuatan suara diukur dalam desible (dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan dengan suara paling lemah yang masih terdengar ambang-ambang pendengaran.

Telinga Luar2

Telinga luar terdiri dari daun telinga yang berfungsi mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga, liang telinga yang berfungsi mengarahkan bunyi ke telingasampai membran timpani. Membran timpani yang membentang merintangi masuk ke telinga tengah, bergetar ketika terkena gelombang suara. Daerah-daerah yang bertekanan tinggi dan rendah yang berselang seling ditimbulkan oleh gelombang suara menyebabkan gendang telinga yang sangat peka melekuk kedalam dan keluar seiring dengan frekuensi gelombang suara. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dankulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalamnya terdiri dari tulang, panjangnyakira-kira ±2½ - 3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat (kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar

Page 2: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagiandalam tidak dijumpai kelenjar serumen.

Telinga Tengah2

Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas luar membran timpani yang berfungsi mengubah bunyi menjadi getaran; batas depan tuba eustachius; batas bawah venajugularis (bulbus jugularis); batas belakang aditus ad antrum, kanalis fasialis parsvertikalis; batas atas tegmen timpani (meningen/otak) dan batas dalam berturut-turutdari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong(oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium. Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes yang berfungsi menghantar getaran ke telinga dalam. Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus,dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian. Sedangkan tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga tengah.

 Telinga Dalam3

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimf skala timpani dengan skalavestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimf, sedangkan skala media berisi endolimf. Ion dan garam yang terdapat di perilimf berbeda dengan endolimf. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibule (membran Reissner) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrantektoria, dan pada membran basalis melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambutdalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.

Proses pendengaran

Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar dan disalurkan ke lubang telinga atau 9meatus acusticus externus), dan menuju gendang telinga. Gendang Telinga atau membran timpani bergetar untuk merespons gelombang suara. Getaran ini mengakibatkan tiga tulang di telinga tengah bergerak. Secara mekanis getaran dari gendang telinga ini akan disalurkan, menuju cairan yang beradadi rumah siput( koklea). Getaran yang sampai di koklea ini akan menghasilkan gelombang,sehingga rambut sel yang ada di koklea akan bergerak. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf pendengaran ( auditory nerve,) dan menuju ke pusat pendengaran di otak. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suarayang dapat dikenal oleh otak.2

Gangguan PendengaranSeseorang dapat saja mengalami gangguan pendengaran, misalnya karena sering

mendengar bunyi yang keras atau adanya infeksi telinga luar atau dalam. Gangguan (kehilangan)

Page 3: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

pendengaran, atau ketulian dapat bersifat sementara atau menetap, parsial atau total. Ketulian diklasifikasikan menjadi tiga jenis:1

1. Tuli konduktif: Gelombang suara tidak secara adekuat dihantarkan melalui telinga luar dan tengah untuk mengetarkan cairan di telinga dalam. Pada kasus ini penderita mengalami gangguan hantaran udara. Gangguan ini dapat disebabkan karena penumpukan serumen yang berlebihan sehingga udara terhambat dan tidak mampu mengetarkan membran timpani. Penderita dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran.

2. Tuli sensorineural atau perspektif: Gelombang suara disalurkan ke telinga dalam, tetapi gelombang tersebut tidak diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang ditangkap oleh otak sebagai sensasi suara.

3. Tuli campuran: Campuran antara gangguan pendengaran konduktif dan saraf (perspektif).

Untuk pencegahan dari gangguan pendengaran, seseorang dapat diperiksa pendengarannya. Dalam hal ini kami mencoba untuk melakukan tiga pemeriksaanpendengaran dengan penala, yaitu pemeriksaan cara Rinne, cara Weber, dan cara Schwabach.

Cara Kerja:

A. Rinne1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara memukulkan salah satu

ujung jarinya ke telapak tangan2. Tekankan lah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga OP3. Tanyakanlah kepada OP apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang

diperiksa, bila demikian OP harus segera memberi tanda bila dengungan bunyi itu menghilang

4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari proc. mastoideus OP dan kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa itu.

5. Catatlah hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut:Positif : Bila OP masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanalNegatif : Bila OP tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal.

B. Weber1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no. A.12. Tekanlah ujung tangkai penala pada dahi OP di garis median3. Tanyakan kepada OP apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat di kedua

telinga ataukah terjadi lateralisasi4. Apa yang dimaksud dengan lateralisasi?5. Bila pada OP tidak terjadi lateralisasi, maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan,

tutuplah salah satu telinganya dengan kapas dan ulangilah pemeriksaannya

Page 4: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

C. Schwabach1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no. A.12. Tekankanlah ujung penala pada proc. mastoideus salah satu telinga OP3. Suruhlah OP mengacungkan tangannya pada saat dengungan bunyi menghilang4. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala ke processus mastoideusnya

sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga si pemeriksa dianggap normalBila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh OP masih dapat didengar oleh si pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah SCHWABACH MEMENDEK

5. Apabiladengungan dinyatakan berhenti oleh OP juga tidak dapat didengar oleh si pemeriksa, maka hasil percobaan mungkin SCHWABACH NORMAL atau SCHWABAH MEMANJANG.

Untuk memastikan hal ini maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut: Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke processus mastoideus si

pemeriksa sampai tidak terdengar lagi, kemudian ujung tangkai penala segera ditekankan ke processus mastoideus OP

Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) masih dapat didengar oleh OP, hasil percobaan ialah SCHWABACH MEMANJANG

Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) juga tidak dapat didengar oleh OP, hasil percobaan ialah SCHWABACH NORMAL

Hasil Percobaan:

A. RinneHasil pemeriksaan Rinne pada OP adalah POSITIFOP dapat mendengar dengungan secara aerotimpanal pada kedua telinga

B. WeberHasil pemeriksaan awal Weber pada OP menunjukkan lateralisasi POSITIFOP mendengar bunyi penala kuat pada salah satu telingaSetelah salah satu telinga OP disumbat kapas (menimbulkan lateralisasi buatan), OP mendengar

dengungan lebih kuat pada telinga yang disumbat

C. SchwabachHasil pemeriksaan Schwabach pada OP menunjukkan SCHWABACH NORMALKetika ujung tangkai penala ditempelkan ke processus mastoideus OP dan OP tidak lagi

mendengar dengungan, ujung penala dipindahkan ke processus mastoideus pemeriksa yang juga tidak mendengar dengungan.

Ketika percobaan dibalik, OP juga tidak lagi mendengar dengungan.

Pembahasan:

A. Rinne

Page 5: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

Tes Rinne digunakan untuk membandingkan kemampuan telinga untuk menangkap suara melalui hantaran udara (aerotimpanal) dan melalui hantaran tulang.

Hasil percobaan menunjukkan OP dapat mendengar suara melalui hantaran udara (aerotimpanal) bahkan setelah OP tidak mendengar dengungan melalui hantaran tulang. Hal ini menunjukkan bahwa telinga OP normal.

B. WeberTes Weber digunakan untuk membandingkan hantaran tulang antara tulang telinga kiri dan

kanan. Lateralisasi terjadi apabila bunyi dengungan terdengar lebih kuat pada salah satu telinga. Ketika salah satu telinga disumbat, maka suara terdengar lebih jelas pada telinga tersebut.

Hasil percobaan awal menunjukkan OP mendengar suara dengungan kuat pada salah satu telinga, lateralisasi positif. Saat disumbat, OP mendengar suara pada telinga yang disumbat lebih kuat, menunjukkan lateralisasi ke telinga itu.

C. SchwabachTes Schwabach digunakan untuk membandingkan hantaran suara melalui tulang pada OP

dan pemeriksa (dianggap normal).Hasil percobaan menunjukkan OP dan pemeriksa mendengar dengungan pada rentang yang

sama, membuktikan bahwa keduanya memiliki Schwabach normal.

Kesimpulan

Tes Rinne bertujuan untuk membandingkan hantaran melalui udara pada telinga yang diperiksa. Apabila tes Rinne menunjukan hasil yang positif, maka orang yang diperiksa didiagnosa tidak memiliki gangguan pendengaran atau normal. Sedangkan apabila tes Rinne menunjukan hasil negatif, dapat dikatakan orang yang diperiksa memiliki gangguan pendengaran. Pada tes Weber jika menunjukkan adanya lateralisasi maka orang yang diperiksa didiagnosa memiliki gangguan pada indera pendengarannya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui keseimbangan pendengaran orang yang diperiksa melalui hantaran tulang. Dan pada pemerikaan dengan menggunakan tes Schwabach menunjukkan hasil Scwabach normal maka orang yang diperiksa memiliki pendengaran yang normal. Sedangkan jika hasil tes menunjukkan Schwabach memanjang atau memendek maka orang yang diperiksa didiagnosa memiliki kelainan pada pendengarannya.

PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN DAN SIKAP TUBUH

IKAP DAN KESEIMBANGAN

A.               TUJUAN

Intruksional Umum

-           Memahami peran mata dalam pengaturan sikap dan keseimbangan tubuh.

-           Memahami peran alat vestibular dalam pengaturan sikap dan keseimbangan tubuh.

Page 6: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

Perilaku Khusus

-            Menjelaskan peran mata dan kedudukan kepala dalam mempertahankan sikap dan keseimbangan tubuh

-            Menjelaskan pengaruh percepatan sudut pada sikap dan keseimbangan tubuh.

-            Menjelaskan pengaruh aliran endolimfe [ada Krista ampularis dengan menggunakan model kanalis semisirkularis.

B.                 DASAR TEORI

Aparatus vestibularis pada telinga dalam memiliki peran penting bagi keseimbangan dengan mendeteksi posisi dan gerakan kepala juga gerakan mata dan postur.

Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur di dalam bagian terowongan tulang temporal dekat koklea:

      Kanalis semisirkularis

      organ otolit

Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Seperti di koklea, semua komponen aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe.

Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional atau angular, misalnya ketika mulai atau berhenti berputar, jungkir balik, atau menengok. Sewaktu mulai menggerakkan kepala, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di dalam kupula bergerak bersama kepala. Tetapi cairan di dalam kanalis bergerak terakhir dan akan bergeser ke arah yang berlawanan dengan gerakan badan (serupa dengan tubuh yang miring ke kanan ketika mobil yang dikendarai mendadak berbelok ke kiri).

Informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus vestibularis di batang ota dan ke serebelum serta digunakkan untuk mempertahankan keseimbangan dan postur, mengontrol gerakan mata, dan merasakan gerakan dan orientasi.

Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang membentuk sudut 90° satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3 lingkaran, berdiameter antara 0,8– 1,0 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada bagian ampula. Padavestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki vestibulum.

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu

      keseimbangan statis: kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiridiatas papan keseimbangan)

      keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.

Page 7: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot,sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik,basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi,lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu

Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu(base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. [1],[2]

C.                 ALAT DAN BAHAN

      Model-model kanalis semisirkularis

      Kursi Barany

D.                CARA KERJA

            PERCOBAAN DENGAN KURSI BARANY

            NISTAGMUS

1.      OP duduk tegak di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat lengan kursi.

2.      OP memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya 30o ke depan.

3.      Memutar kursi barany ke kanan 10 kali tanpa sentakan.

4.      Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.

5.      OP membuka mata dan melihat jatuh ke depan.

6.      Perhatikan adanya nistagmus.

            TES JATUH

1.      Dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan sehingga kepala membentuk sudut 120o, OP diputar di atas kursi Barany menurut arah jarum jam sebanyak 10 kali.

2.      OP berhenti sambil membuka matanya, dan menegakkan kepala serta badannya.

3.      Perhatikan kemana dia akan jatuh dan tanyakan kepada OP kemana rasanya ia akan terjatuh.

4.      Ulangi tes jatuh ini dengan:

Page 8: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

a. Memiringkan kepala ke arah bahu kanan sehingga kepala miring 90o terhadap posisi normal.

b. Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 60o terhadap posisi normal.

E.                 HASIL

NISTAGMUS

Gambar 1. Letak kanalis semisirkularis saat kepala menunduk 30o

Gambar 2. Saat OP telah di putar selama 10x.

OP pada percobaan nistagmus ini di putar dengan kursi barany selama 10x dengan mata terpejam dan kepala menunduk 30o. Setelah percobaan dilakukan, OP melihat dunia berputar ke kanan dan merasa seperti di putar ke arah kiri. Dapat diamati bahwa terjadi nistagmus pada bola mata OP, bola mata OP bergerak cepat ke arah kiri dan bergerak lambat ke arah kanan. Hal tersebut terjadi karena refleks gerakan mata dan akibat gangguan fungsi jaras yang melewati flokulonodular serebelum dari kanalis semisirkularis.[2]

TES JATUH (1)

kanalis semisirkularis yang horizontal adalah bagian posterior.

                                            

Gambar 3. Letak kanalis semisirkularis saat kepala menunduk 120o.

Gambar 4. Saat OP sudah diputar selama 10x.

Pada percobaan ini OP diputar ke kanan. Begitu berhenti lalu OP ditegakkan, endolimfe  yang berada pada kanalis semisirkularis posterior akan berputar ke arah kanan dengan poisisi yang sudah berada pada posisi semula. Saat itu, OP akan merasa dunia jatuh ke kiri, maka ia akan menahan dirinya ke arah ke kanan.

TES JATUH (2)

kanalis semisirkularis yang horizontal adalah bagian superior.

Gambar 5. Letak kanalis semisirkularis saat kepala miring ke arah bahu kanan 90o.

Gambar 6. Setelah OP diputar selama 10x.

Pada percobaan ini OP diputar ke arah kanan dengan kepala miring 90o ke bahu kanan. Kanalis semisirkularis yang berperan dalam percobaan kali ini adalah kanalis bagian superior. Setelah diputar selama 10x, endolimfe pada kanalis semisirkularis superior yang asalnya berputar ke arah

Page 9: Laporan Praktikum Fisiolog1 d10

kanan akan berputar ke arah belakang, maka OP akan merasakan dunia jatuh ke depan sehingga ia akan menahan dirinya ke belakang.

 DISKUSI

NISTAGMUS

P-SK.1.    Apa maksud tindakan penundukan kepala OP 30o ke depan?

                Tindakan tersebut bertujuan agar kanalis semisirkularis anterior berada pada posisi horizontal

P-SK.4.    Apa yang dimaksud dengan nistagmus pemutaran dan nistagmud pascapemutaran?

-       Nistagmus pemutaran adalah gerakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis.

-       Nistagmus pasca pemutaran, ketika seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya.

TES JATUH

P-SK.6.    Apa maksud penundukan kepala OP 120o dari posisi tegak?

                 Penundukan kepala tersebut bertujuan agar kanalis semisirkularis posterior berada pada posisi horizontal.

P-SK.7.    Apa maksud tindakan memiringkan kepala ke arah bahu kanan sehingga kepala miring 90o terhadap posisi normal?

                 Tindakan ini dilakukan agar kanalis semisirkularis superior yang berada pada posisi horizontal sehingga ketika kepala ditegakkan, endolimfenya akan berputar ke arah belakang.

G.                KESIMPULAN

Aparatus vestibularis memiliki peran penting bagi keseimbangan dengan mendeteksi posisi, gerakan kepala, dan gerakan mata. Nistagmus yang terjadi adalah hilangnya keseimbangan akibat gangguan fungsi jaras yang melewati flokulonodular serebelum dari kanalis semisirkularis. Kanalis semisirkularis memiliki peran untuk mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional atau angular. Gerakan endolimfe pada kanalis bergerak berlawanan dengan gerakan badan ketika badan berputar.