Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

12
3 Desember 2009 REGU XI Pembuat Laporan: RAMONA RUSMAWI 040.07.159 Anggota Regu: 1. Priscilia Chietra 040.07.154 2. Priscilla Lavine S. 040.07.155 3. Putri Handara 040.07.157 4. Ramona Rusmawi 040.07.159 5. Regina Iskandar 040.07.160 6. Revina Yoga 040.07.162 7. Rezky Amelia Said 040.07.163 8. Riesta Paluvi K. D. 040.07.165 9. Rina Mutiara 040.07.166 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Transcript of Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

Page 1: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

3 Desember 2009

REGU XI

Pembuat Laporan:

RAMONA RUSMAWI

040.07.159

Anggota Regu:

1. Priscilia Chietra 040.07.154

2. Priscilla Lavine S. 040.07.155

3. Putri Handara 040.07.157

4. Ramona Rusmawi 040.07.159

5. Regina Iskandar 040.07.160

6. Revina Yoga 040.07.162

7. Rezky Amelia Said 040.07.163

8. Riesta Paluvi K. D. 040.07.165

9. Rina Mutiara 040.07.166

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2009

Page 2: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

ANESTESI LOKAL

I. ANESTESI BLOK PADA BINATANG PERCOBAAN (KODOK)

A. JALAN PERCOBAAN

Alat-alat yang dipergunakan pada praktikum ini:

1. Stopwatch

2. Pipet untuk meneteskan Prokain pada N. Ischiadicus

3. Alat penggantung kodok, rantai, dan kaitannya

4. Tempat fiksasi kodok (bak lilin)

5. Jarum suntik untuk fiksasi kodok

6. Sonde untuk merusak otak kodok

7. Medicine dropper untuk meneteskan larutan ringer laktat

8. Bekker glass untuk dilutus

9. Bekker glass untuk mencuci kaki kodok

10.Gunting kecil

11.Scalpel

12.Pinset bedah dan pinset anatomis

Obat-obatan yang dipergunakan pada praktikum ini:

1. Larutan Prokain 1%

2. Larutan Ringer Laktat

3. Larutan Dilutus

Cara kerja:

1. Rusak otak kodok (Gambar 1)

a. Tusukkan sonde kaudal dari titik antara kedua mata

b. Arah sonde kranial agak mendatar

c. Gerakkan sonde ke kiri dan kanan hingga otak rusak

d. Jangan memegang kodok terlalu kuat sehingga kodok mati

2. Fiksasi kodok pada fiksator lilin (Gambar 2)

a. Kodok dalam posisi telungkup

b. Tusuk keempat kaki kodok dengan jarum suntik agar kodok tidak lepas

3. Buka kulit paha kanan bagian dorsal

4. Cari N. Ischiadicus diantara otot-otot sambil terus ditetesi larutan Ringer

Laktat

5. Selipkan kapas yang dibasahi larutan Ringer Laktat di bawah N. Ischiadicus

kodok (Gambar 3)

Page 1 of 8

Page 3: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

Gambar 1. Rusak otak kodok. Gambar 2. Fiksasi kodok pada bak lilin.

Gambar 3. Tetesi larutan Ringer Laktat untuk menjaga keadaan fisiologis jaringan. Gambar 4. Gantung kodok pada

alat penggantung.

6. Lepaskan kodok dari papan fiksasi

7. Kaitkan mandibula kodok di ujung rantai pada alat penggantung (Gambar 4)

8. Tetapkan refleks dan waktu penarikan kaki kodok

a. Masukkan kaki kodok ke dalam dilutus

b. Nyalakan stopwatch waktu kaki dimasukkan

c. Catat refleks

: bila kaki ditarik

: bila kaki tidak ditarik setelah 30 detik

d. Matikan stopwatch waktu kaki ditarik ke atas

Page 2 of 8

Page 4: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

e. Cuci kaki kodok dengan air

9. Teteskan 1 tetes Prokain 1% pada N. Ischiadicus

Gambar 5. Tetesi larutan Prokain 1%.

Gambar 6. Celupkan pada larutan Dilutus untuk merangsang

rasa nyeri.

Page 5: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

10.Tiap 1 menit, tetapkan waktu refleks penarikan kaki kodok pada kaki yang

dibuka N. Ischiadicus nya

a. Bila dan refleks kaki yang utuh juga , periksa apakah kodok masih

hidup

b. Bila kodok sudah mati/refleks sebelum 2 menit, ulangi percobaan

dengan kodok yang baru

c. Bila refleks pada kaki yang dianestesi tetap setelah 5 menit,

tambahkan 1 tetes Prokain 1% pada N. Ischiadicus

11.Percobaan dianggap selesai bila refleks minimal 2 menit atau 2x refleks

setelah penetesan obat anestesi lokal

12.Lama percobaan maksimal 15 menit setelah penetesan obat

B. HASIL OBSERVASI

Tabel 1. Waktu pemberian obat

Tabel 2. Refleks penarikan kaki kodok.

C. ANALISIS DAN KESIMPULAN

Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk melihat efek obat

anestesi terhadap binatang percobaan. Larutan Prokain 1% digunakan

sebagai obat anestesi, sementara larutan Dilutus digunakan sebagai

perangsang rasa nyeri pada binatang percobaan.

Page 6: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

Pada praktikum ini percobaan dilakukan dengan melihat refleks pada

kaki kodok. Kaki kiri kodok digunakan sebagai kontrol, sedangkan kaki kanan

kodok digunakan sebagai percobaan anestesi dengan ditetesi Prokain 1%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebelum diberikan obat anestesi, kedua kaki

kodok akan memberikan refleks berupa penarikan kaki ketika kaki di beri

rangsang nyeri.

Pada pukul 13.14 WIB kaki kanan kodok ditetesi 1 tetes Prokain 1%.

Satu menit setelah penetesan obat anestesi, kaki kodok dicelupkan dalam

larutan Dilutus . Setelah kaki dicelupkan, terjadi refleks penarikan kaki

pada kedua kaki kodok dimana refleks pada kaki yang dianestesi terjadi dalam

1 detik. Hal ini menandakan tidak adanya efek anestesi pada kaki kanan kodok.

Dua menit setelah penetesan obat anestesi, kaki kodok kembali dicelupkan

dalam larutan Dilutus . Setelah kaki dicelupkan, terjadi refleks

penarikan kaki pada kedua kaki kodok dimana refleks pada kaki yang dianestesi

terjadi dalam 4 detik. Hal ini menandakan tidak adanya efek anestesi pada kaki

kanan kodok, akan tetapi reaksi timbul beberapa detik lebih lama daripada

sebelumnya.

Tiga menit setelah penetesan obat anestesi, kaki kodok kembali

dicelupkan dalam larutan Dilutus . Setelah kaki dicelupkan, terjadi

refleks penarikan kaki pada kaki kiri kodok sementara kaki kanan kodok tidak

memberikan refleks. Hal ini menandakan adanya efek anestesi pada kaki kanan

kodok. Empat menit setelah penetesan obat anestesi, terjadi refleks yang sama

seperti pada menit ke-3 setelah penetesan.

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa obat anestesi dapat

membaalkan saraf sehingga tidak akan terjadi refleks terhadap rangsangan

nyeri. Efek anestesi sudah ada sejak 1 menit setelah pemberian obat anestesi.

Hal ini ditandai dengan lebih lambatnya refleks yang timbul. Efek anestesi total

(benar-benar baal) pada kodok baru timbul 3 menit setelah pemberian obat

anestesi.

II. ANESTESI PERMUKAAN PADA MANUSIA

A. JALAN PERCOBAAN

Alat-alat yang dipergunakan pada praktikum ini:

1. Stopwatch

2. Pipet lidah

3. Jarum gores steril

4. Tissue dapur

Page 7: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

Obat-obatan yang dipergunakan pada praktikum ini:

1. Larutan Prokain 1%

Cara kerja:

1. Julurkan lidah OP selama percobaan

2. Keringkan lidah OP dengan tissue dapur

3. Teteskan 1 tetes Prokain 1% ke salah satu sisi lidah dengan pipet

4. Catat waktu penetesan

5. Periksa rasa nyeri setiap 2 menit

a. Goreskan jarum steril pada daerah yang ditetesi Prokain

b. Bandingkan dengan sisi lidah yang tidak diberi Prokain

6. Kerja anestesi lokal dianggap selesai bila 3 dari 5 goresan terasa sakit

: tidak sakit, ada efek anestesi lokal

: sakit, tidak ada efek anestesi lokal

B. ANALISIS DAN KESIMPULAN

Pada praktikum ini tidak dilakukan percobaan pada manusia. Jalannya

praktikum didemokan menggunakan foto-foto pada slide.

Page 8: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

III. ANESTESI INFILTRASI PADA MANUSIA

A. JALAN PERCOBAAN

Alat-alat yang dipergunakan pada praktikum ini:

1. Stopwatch

2. Tensimeter

3. Stetoskop

4. Penggaris

5. Jarum gores steril

6. Spuit

7. Kapas

Obat-obatan yang dipergunakan pada praktikum ini:

1. Larutan Prokain 0,5%

2. Larutan Lidokain 0,5%

3. Alkohol 70%

Cara kerja:

1. Ukur tensi OP

2. Bersihkan lengan bawah bagian voler OP dengan kapas yang dibasahi

alkohol 70%

3. Tunggu hingga voler kering

4. Suntikkan 0,25 ml Prokain 0,5% dan 0,25 ml Lidokain 0,5% secara

intradermal sehingga terbentuk gelembung dalam kulit (intradermal wheal)

5. Catat waktu penyuntikan Prokain/Lidokain

6. Tandai batas gelembung dengan spidol

7. Tandai yang mana Prokain dan yang mana Lidokain

8. Ukur penampang gelembung

9. Periksa rasa nyeri setiap 2 menit

a. Goreskan jarum steril di tengah gelembung

b. Bandingkan dengan bagian lengan yang tidak disuntik

10.Kerja anestesi lokal dianggap selesai bila 3 dari 5 goresan terasa sakit

: tidak sakit, ada efek anestesi lokal

: sakit, tidak ada efek anestesi lokal

B. ANALISIS DAN KESIMPULAN

Pada praktikum ini tidak dilakukan percobaan pada manusia. Jalannya

praktikum didemokan menggunakan foto-foto pada slide.

IV. KASUS

Page 9: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

A. PERTANYAAN

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke RSGM Usakti dengan keluhan

nyeri gigi yang hebat pada sisi kanan. Pada pemeriksaan intra oral didapati

tambalan amalgam yang besar pada gigi M1 atas kanan, gigi M1 bawah kanan,

dan gigi M3 bawah kanan.

1. Bagaimana saudara mengetahui asal rasa nyeri pada sisi kanan?

2. Teknik anestesi apa yang akan saudara gunakan sehubungan dengan

jawaban nomor 1? Jelaskan mengapa saudara memilih teknik anestesi

tersebut!

3. Obat anestesi lokal apa yang saudara gunakan? Jelaskan alasan saudara!

4. Sebutkan cara pemberian anestesi lokal lain yang dapat digunakan dalam

rongga mulut!

5. Apa kerugian penambahan epinefrin pada anestesi lokal?

B. JAWABAN

1. Untuk mengetahui asal rasa nyeri pada sisi kanan dapat dilakukan anestesi

lokal selektif.

2. Teknik anestesi yang digunakan adalah anestesi infiltrasi pada gigi yang

dicurigai sebagai sumber rasa sakit. Teknik ini digunakan karena anestesi

infiltrasi dapat membaalkan ujung-ujung saraf setiap gigi, sehingga dapat

didiagnosis secara pasti gigi penyebab rasa sakit. Teknik anestesi lainnya

yang dapat digunakan adalah anestesi blok. Akan tetapi anestesi blok

kurang efektif dibandingkan anestesi infiltrasi, karena anestesi blok akan

menyebabkan 1 regio dari rahang yang dianestesi menjadi baal. Hal ini

menyulitkan diagnosis secara pasti gigi penyebab rasa sakit.

3. Obat anestesi yang digunakan adalah lidokain, karena lidokain mempunyai

on-set of action yang cepat sehingga sumber rasa sakit bisa lebih cepat

diketahui.

4. Cara-cara pemberian anestesi lokal yang dapat digunakan dalam rongga

mulut:

Anestesi blok mandibularis

Anestesi blok nasopalatinus

Anestsi permukaan

Anestesi intraosseus

Anestesi sub-periosteal

5. Kerugian penambahan epinefrin pada anestesi lokal:

Menimbulkan efek adrenergik dimana OS menjadi berdebar-debar

Masa penyembuhan luka menjadi lebih lama karena aliran darah

berkurang

Page 10: Laporan Praktikum Farmakologi_anestesi Lokal

Oedem

Menimbulkan nekrosis jaringan karena adanya iskemia jaringan akibat

berkurangnya aliran darah