LAPORAN PRAKTIKUM ENUMERASI

24
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Acara Praktikum III ENUMERASI Nama : Shofy Fajriana Habibah NIM : A2A014014 Hari/Tanggal : Kamis, 16 April 2015 Asisten : Handung Nuryadi,S.Kel. FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

description

laporan ini di buat untuk memenuhi laporan praktikum enumerasi

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM ENUMERASI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Acara Praktikum IIIENUMERASI Nama : Shofy Fajriana Habibah NIM : A2A014014Hari/Tanggal : Kamis, 16 April 2015 Asisten : Handung Nuryadi,S.Kel.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANGAPRIL, 2015ACARA IVENUMERASII. Tujuan 1.1. Mampu mendemonstrasikan perhitungan mikroba dengan metode Total plate Count1.2. Menentukan jumlah mikroba pada berbagai macam sampel dengan metode Total Plate Count II. Tinjauan Pustaka 2.1. Enumerasi A. Enumerasi secara langsung Menurut yulneriwati (2013), menyatakan bahwa perhitungan langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Perhitungan sel langsung Cara ini menggunakn bilik hitung ( hemoci tometer)yang menghasilkan hitungan total, karea semua sel terhitung, baik sel yang hidup ataupun sel yang mati. Karena bakteri itu kecil, maka perhitungan yang dilakaukan secara statistik dapat diterima, namun harus dibuat suspensi sekuarang-kurannya 107 / ml. 2. Menghitung dengan alat penghitung elektronik . Dengan alat ini dapat dihitung bberibu-ribu bakteri dalam beberapa detik. Penggunaan alat ini banyak didasarkan atas kerja dengan libang pengintai elektronik( dapat disamakan denan mata elektronik) kerjanya tergantu ng pada inetrupsi dari berkas cahaya elektronik yang melintasi suatau ruang antara dua ruang elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel yang karena perbedaan konduktivitas sel dan cairan. Interupsi ini dicetak oleh suatu alat secara elektris.

3. Menghitung dengan filter membran. Contoh cariran yang disaring dan ditakar drngan filter steril yang terbuat dari membran berpori. Bakteri yang tertahan oleh filter itu kemudian dihitung lamgsung. Dalam hal ini banyak bakteri dalam cairan tersebut tidak boleh terlalu banyak dan tersebar rata. B. Enumerasi secara tidak langsung Menurut Hadietomo (1990) menyatakan bahwa perhitungan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara 1. Penentuan volume total Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan dimasukkan kedalam tabung reaksi khusus yang bagian bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran .2. Metode tubidometri Telnil ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas dasr penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan.sehingga yang mengandung lebih dari 10-7- 10-8 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang. Suatu volume biakan yang telah ditakar ditempatkan dalm tabung khusus yang jernih dengan diameter tertentu. 2.2. Total Plate Count Ada dua metode TPC yang digunakan, yaitu metode sebaran dan metode tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap satu sel mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat dilihat dengan kasat mata. Pada metode persebaran, volume yang dibutuhkan adalah 0,1 ml agar sampel tersebut dapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika lebih, maka sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan dalam perhitungan ( Ali, 2008). Total Plate Count (TPC) atau metode hitungan cawan didasarkan pada setiap sel dapat hidup aka berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang hidup yang terkadung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah koloni cawan diamati. Cawan yang dipilah untuk penghitungan koloni adalah yang mengandung 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat pada sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Jika bakteri ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai maka kelompok bakteri ini akan menghasilkan satu koloni bakteri. Perhitungan dengan metode hitungan cawan adalah jumlah minimum mikroorganisme. Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh pada lempengan agar merupakan gambaran mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berkembang biak dalam media dan suhu inkubasi tertentu. Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme, dimana beberapa mikroba tertentu cenderung untuki kelompok. Bila ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai kelompok bakteri ini hanya akan menghasilkan 1 koloni bakteri. sebaiknya hanya lempengan yang mengandung 30 kurang lebih 300 koloni saja yang digunakan dalam perhitungan. Lempengan dengan jumlah koloni yang tinggal (> 300 koloni) sulit untuk dihitung sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar. Pengenceran sampel membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah yang benar, namun pengenceran yang slalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar koloni yang rendah (>30 koloni)Dalam metode perhitungan cawan bahan pangan diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel jasad renik per ml atau per gram atau per cm (jika pengambilan contoh dilakukan pada permukaan) memerlukan perlakuannya pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar dalam cawan petri. Setelah inkubasi, akan terbentuk koloni pada cawan petri dalam jumlah yang dapat dihitung dimana jumlah yang terbentuk 30 sampai 300 koloni. Pengenceran umumnya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000, dan seterusnya atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan seterusnya. Supaya larutan dapat tercampur rata pada saat pengenceran, maka media agar yang akan digunakan dicairkan terlebih dahulu, dengan menurunkan suhu sampai 40 kurang lebih 45C (media agar membeku pada 40C). Penggunaaan lebih dari 45C menyebabkan kematian atau kerusakan sel mikroba yang tidak tahan suhu tinggi dan menyebabkan kondensasi yang berlebihan pada cawan petri setelah agar memadat. Pada metode hitungan cawan ini perlu diperhatikan saat pengenceran kultur, sebab jika pengencerannya dengan menggunakan aquades yang tidak steril dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi pada media dari mikroba yang terdapat dalam aquades yang tidak steril. Cara pemupukan dalam metode hitungan cawan dapt dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (spread / suface plate). Pada prinsipnya dalam metode tuang, sejumlah sampel dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar cair steril yang sudah didinginkan (47-50C) dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar secara merata. Sedankan pada pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut. Kemudian diratakan dengan batang gelas melengkung yang sterilMetode pour plate dilakukan dengan menginokulasikan biakan ke dalam tabung reaksi yang berisi media agar cair yang sudah agak dingin, lalu diaduk dengan vortex hingga tercampur rata, kemudian campuran tersebut dituang ke dalam cawan petri steril. Diratakan dan dibiarkan memadat. Sel-sel mikroba akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah dalam medium padat sehingga pada akhirnya dapat dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Sedankan metode spead plate, media agar cair dituangkan dalam cawan petri steril lalu dibiarkan sampai memadat. Kemudian dengan menggunakan ose dlakukan penginokulasian goresan diatas permukaan agar. Setelah diinkubasi, pada akhir goresan akan tertinggal bakteri individual yang terpisah dengan yang lainnya, kemudian jumlah koloni bakteri dapat dihitung. Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut: Koloni per ml atau per gram = jumlah koloni per cawan x Jumlah sel= jumlah koloni x faktor pengencerannya. Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yag disebut total Plate Count yang cara menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu cawan. Cara menghitung kolonipada cawan adalah sebagai berikut: 1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 sampai 300. 2. Beberpa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah kolonimya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni. 3. Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. Sedangkan data yang dilaporkan sebagai TPC harus mengikuti peraturan sebagai berikut:1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dibelakang koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5. Harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua 2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka kurang dari 30 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dcantumkan. 3. Jika semua pengenceran dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih besar dari 300 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. 4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2. Yang digunakan adalah rat-tratanya. Jika perbandingan antar hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil terkecil. 5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi syarat diantara 30 dan 300 koloni.

III. Metodologi 3.1. Alat Cawan petri Micro pipet Bunsen Fortex 3.2. Bahan Air sumur E. Coli Medium NA Alkohol Aquades Medium zombel3.3. Cara kerja Cara kerja mengguanakan air sumur 1. Disterilkan tempat disekitar praktkum dengan menyemprotkan alcohol 70% ke dinding dalam enkas lalu dilap menggunakan tissue hingga bersih kemudian menyalakan Bunsen di dalam enkas. 2. Siapkan alat dan bahan di dalam tempat disekitar praktkum.3. Diambil 1 ml air sumur untuk kelompok 1,2,3 dan B. Ecoli untuk kelompok 5.6dan 7. Dipindahkan larutan dari botol pengenceran kesatu (10-1) yang berisi aquades 9 ml menggunakan spoid yang sebelumnya telah dilidahapikan mulut botolnya kemudian difortex hingga merata sehingga didapatkan pengenceran 10-1. 4. Mengambil dan memindahkan larutan dari botol pengenceran keempat (10-1) sebanyak 1 ml menggunakan spoid ke dalam botol pengenceran kelima (10-2) yang sebelumnya telah dilidahapikan mulut botolnya yang sudah berisi aquades steril sebanyak 9 ml kemudian difortex hingga merata sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Lakukan seterusnya sama smapai tabung reaksi ke pengenceran ke 10-12. 5. Diambil setiap pengenceran 1 ml ke cawan petri masing-masing yaitu 12 cawan petri untuk air sumur dan 16 cawan petri untuk B. Ecoli. 6. Dituangkan larutan Nutrient Agar (NA) pastikan NA tidak mengenta untuk air sumur dan untuk B. Ecoli ditungkan medium zombel ke dalam masing-masing cawan petri yang terisi 1 ml pengenceran. cawan petri yang sebelumnya dilidahapikan mulut Erlenmeyer NA atu zombel dan tepi cawan petri.7. Digoyangkan cawan petri secara horizontal.8. Dibungkus tepi cawan petri dengan cling wrap dan tunggu hingga medium memadat.9. Diinkubasi cawan petri kedalam inkubator pada suhu 37oc selama 1 x 24 jam10. Diamati dan dihitung koloni yang tumbuh.

IV. Hasil Pengamatan 4.1. Air sumur Pengenceran Jumlah koloni

10 112

10-25

10-31

10-48

10-51

10-60

10-70

10-80

10-90

10-100

10-110

10-120

Jumlah 27 Jumlah koloni= 12x101 (