Laporan Praktikum Asidimetri

20
TITRASI ASIDIMETRI I. Judul Praktikum : TITRASI ASIDIMETRI II. Prinsip Praktikum : Boraks adalah garam yang bersifat basa lemah, sehingga dapat bereaksi dengan HCl. Karena dalam reaksi ini dilepaskan asam borat, maka dipilih indikator yang tidak dipengaruhinya yaitu Methyl red (MM). III. Maksud dan Tujuan Praktikum : Praktikan memahami konsep dasar reaksi penggaraman dan netralisasi Untuk memahami konsentrasi larutan asam atau basa IV. Reaksi : Na 2 B 4 O 7 +2 HCl+ 5 H 2 O 2 NaCl +4 H 3 BO 3 V. Landasan Teori Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam ) dengan penerima proton (basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar

Transcript of Laporan Praktikum Asidimetri

Page 1: Laporan Praktikum Asidimetri

TITRASI ASIDIMETRI

I. Judul Praktikum : TITRASI ASIDIMETRI

II. Prinsip Praktikum :

Boraks adalah garam yang bersifat basa lemah, sehingga dapat bereaksi

dengan HCl. Karena dalam reaksi ini dilepaskan asam borat, maka dipilih

indikator yang tidak dipengaruhinya yaitu Methyl red (MM).

III. Maksud dan Tujuan Praktikum :

Praktikan memahami konsep dasar reaksi penggaraman dan netralisasi

Untuk memahami konsentrasi larutan asam atau basa

IV. Reaksi :

Na2B4O7+2HCl+5H2O 2NaCl+4H 3BO3

V. Landasan Teori

Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi

antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal

dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga

dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam ) dengan penerima proton

(basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap

senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam.

Sebaliknya, alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang

bersifat asam dengan menggunakan baku basa.

Ada 3 pengertian mengenai apa yang disebut asam dan apa yang disebut basa :

1.      Menurut Arrhenius ,

Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan terurai

menjadi ion hydrogen (H-) dan anion, sedangkan basa adalah senyawa yang

jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-) dan kation.

Teori Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa anorganik dalam pelarut air.

Page 2: Laporan Praktikum Asidimetri

2.       Untuk dapat berlaku dalam segala pelarut, maka Bronsted pada tahun

1923 memberikan batasan yaitu : asam adalah senyawa yang cenderung

melepaskan proton sedangkan basa adalah senyawa yang cenderung

menangkap proton.

A → H + B

Asam → proton + basa konjugasinya

3.      Batasan lain diberikan oleh Lewis pada tahun 1938 yang menyatakan

bahwa asam adalah akseptor (penerima ) pasangan electron sedangkan basa

adalah donor (pemberi ) pasangan electron. Dengan batasan ini maka konsep

mengenai asam-basa berubah sama sekali yaitu : senyawa asam itu tidak harus

mengandung hydrogen. Menurut Lewis reaksi berikut adalah reaksi asam

basa:

NH 3+BF3 → H 3 N B F3

Secara skematis ketiga teori di atas dapat digambarkan dalam skema berikut :

Teori                          

Asam Basa

Arrhenius Donor proton Donor hidroksida

Bronsted Donor proton Akseptor proton

Lewis Akseptor pasangan electron Donor pasangan elektron

Prinsip titrasi : Reaksi netralisasi

Reaksi umum :

         Asidimetri

Zat uji bersifat basa lemah + larutan baku asam → garam + air

Contoh :

NH 4OH+HCl → NH 4Cl+H 2O

          

Page 3: Laporan Praktikum Asidimetri

LARUTAN BAKU

         Larutan baku adalah larutan suatu zat terlarut yang telah diketahui

konsentrasinya. Terdapat 2 macam larutan baku, yaitu:

1. Larutan baku primer

Adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya

melalui metode gravimetri. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan

sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti zat pereaksi tersebut dan

dilarutkan dalam volume tertentu.

Contoh: NaCl, asam oksalat, asam benzoat.

Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya

diperoleh dengan cara menimbang.

Syarat-syarat larutan baku primer:

1. mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan(jika mungkin pada suhu

110-120  derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni.

2. tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan

di udara.

3. zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan

kepekaan tertentu.

4. sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang

besar, sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan.

5. zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.

6. reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat

stoikiometrik dan langsung. kesalahan titrasi harus dapat diabaikan

atau dapat ditentukan secara tepat dan mudah.

2. Larutan baku sekunder

Adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan

pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode

titrimetri.

Contoh: NaOH

Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh

dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.

Page 4: Laporan Praktikum Asidimetri

Syarat-syarat larutan baku sekunder:

1. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer

2. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan

penimbangan

3. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan

Contoh pembuatan larutan baku

1. Pembuatan Larutan Baku Asam Klorida

Asam klorida yang sering digunakan untuk titrasi adalah dengan konsentrasi

1N; 0,5N; 0,1N. Sebelum membuat larutan baku HCl harus diperhatikan dulu

berapa persen konsentrasi HCl yang tersedia karena akan berpengaruh

terhadap perhitungan perubahan (konversi) dari persen HCl ke normalitas

HCl.

Cara membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000 ml dari HCl 37% adalah

sebagai berikut ; Pipet 8,3 ml HCl 37% encerkan dengan aquadest 1000 ml.

                               

2. Pembuatan Larutan Baku Asam Sulfat

Larutan baku asam sulfat 0,1 N dibuat denga cara mengencerkan 4,904 gram

asam sulfat dengan air secukupnya hingga diperoleh 1000 ml larutan. Dengan

mempertimbangkan berapa persen asam sulfat yang tersedia dengan berat

jenisnya maka dapat diketahui berapa ml asam sulfat yang setara dengan 4,904

gram asam sulfat.

3. Pembuatan Larutan Baku Natrium Hidroksida

Pembuatan NaOH 0,1 N dilakukan dengan cara melarutkan 4,001 gram

natrium hidroksida sebanyak 1000 ml.

Dimuka juga sudah disebutkan bahwa larutan baku basa harus bebas karbonat,

oleh karena itu Farmakope Indonesia juga memuat cara pembuatan larutan

bebas karbonat sebagai berikut : larutan natrium hidroksida pekat dalam air

hingga diperoleh larutan hingga 40 – 60 % b/v, biarkan. Pipet beningan sambil

dicegah peresapan karbondioksida encerkan dengan air bebas karbondioksida

pekat hingga normalitasnya diketahui.

Page 5: Laporan Praktikum Asidimetri

Titrasi asam basa disebut juga titrasi netralisasi asam basa, dimana jumlah

asam yang mengandung 1 mol H+ akan selalu bereaksi secara sempurna

dengan jumlah basa yang mengandung 1 mol OH-. Titik dalam titrasi dimana

jumlah asam dan basa berada dalam jumlah yang sama dan disebut titik

ekivalen.

Penentuan konsentrasi larutan asam melalui perhitungan volume titrasi

larutan basa dan garam dari asam lemah dengan larutan baku asam disebut

asidimetri. Dalam hal ini jumlah asam yang tepat ekivalen ditentukan dengan

jumlah basa yang ada. Penentuan konsentrasi larutan basa melalui perhitungan

volume titrasi larutan asam dan garam dari basa lemah dengan larutan baku

basa disebut alkalimetri. Disini jumlah basa yang tepat ekivalen secara kimia

ditentukan dengan jumlah asam yang ada.

Titik Ekivalen : Yaitu titik dimana jumlah titran dengan titrat adalah sama

secara stoikiometri

Titik Akhir : Yaitu titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang

menandai berakhirnya suatu titrasi. Secara teoritis titik ekivalen harus sama

dengan titik akhir.

Penggolongan Teknik Titrasi :

1. Titrasi Langsung (Direct Titration) : Larutan contoh langsung dititrasi

dengan larutan standar, misalnya titrasi antara NaOH dengan HCl

2. Titrasi Tidak Langsung ( Back Titrasion) : Cara ini digunakan jika zat

yang berbeda di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau

bereaksinya sangat lamban. Dalam kasus ini harus ditambahkan ke dalam

larutan contoh sejumlah tertentu zat ketiga yang berlebihan, kemudian

kelebihan zat ketiga dititrasi dengan larutan baku.

3. Titrasi Penggantian (Displacement Titration)

Cara ini dilakukan bila ion yang ditetapkan :

a. Tidak bereaksi langsung dengan larutan baku

b. Tidak bereaksi secara stiokiometri dengan larutan baku

c. Tidak saling mempengaruhi (not interact) dengan larutan penunjuk.

Page 6: Laporan Praktikum Asidimetri

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :

1. Asam kuat - Basa kuat

2. Asam kuat - Basa lemah

3. Asam lemah - Basa kuat

4. Asam kuat - Garam dari asam lemah

5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

Contoh :

Asam kuat : HCl

Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :

HCl + NaOH   →   NaCl +H2O

Reaksi ionnya :

[H+ ] + [OH-]   →   H2O

2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

Contoh :

Asam kuat : HCl

Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :

HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2O

Reaksi ionnya :

[H+] + NH4OH   →   H2O + NH4+

3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

Contoh :

Asam lemah : CH3COOH

Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :

CH3COOH + NaOH   →   NaCH3COO + H2O

Page 7: Laporan Praktikum Asidimetri

Reaksi ionnya :

[H+]+ [OH- ]  →   H2O

4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

Contoh :

Asam kuat : HCl

Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :

HCl + NH4BO2   →   HBO2 + NH4Cl

Reaksi ionnya :

[H+ ]+ [BO2-]  →   HBO2

5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

Contoh :

Basa kuat : NaOH

Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :

NaOH + CH3COONH4   →   CH3COONa + NH4OH

Reaksi ionnya :

[OH-] + NH4-   →   NH4OH

Beberapa indikator titrasi asam basa ada di tabel bawah ini :

Indikator Rentang pH

Kuantitas penggunaan per 10 ml

Asam Basa

Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuningPentametoksi merah 1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan 0%

alkoholmerah-ungu

tak berwarna

Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm

50% alkoholtak berwarna

kuning

Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

merah kuning

Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranyeBromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-unguTetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biruAlizarin natrium sulfonat

3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu

α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm merah kuning

Page 8: Laporan Praktikum Asidimetri

70% alkoholp-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuningBromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biruMetil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuningBromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning unguKlorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merahBromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning birup-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak

berwarnakuning

Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biruFenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merahNeutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholmerah kuning

Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

kuning merah

Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merahα-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholmerah mawar

hijau

Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah mawar

Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biruFenolftalein (pp) 8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholtak berwarna

merah

α-Naftolbenzein 9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

kuning biru

Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

tak berwarna

biru

Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merahAlizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilacSalisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm

90% alkoholkuning oranye-

coklatDiazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning unguTropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-

coklatNitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholtak berwarna

oranye-coklat

Poirrier’s biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pinkAsam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak

berwarnaoranye-merah

VI. Alat dan Bahan

A. Alat :

1. Neraca / Timbangan

2. Buret

3. Bulb

Page 9: Laporan Praktikum Asidimetri

4. Labu ukur

5. Pipet ukur

6. Erlenmeyer

7. Labu semprot

8. Statif + Klaim

9. Corong

B. Bahan :

Padatan boraks (Na2B4O7 . H 2O)

Larutan HCl 0,1 N

Indikator MR

VII. Prosedur :

Dibuat 100 ml larutan baku primer

Dipipet 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer

Ditambahkan 3-5 tetes indikator Pp

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dalam buret sampai titik akhir (larutan

merah muda seulas)

Dilakukan dua kali.

VIII. Data Pengamatan dan Perhitungan :

Pembakuan HCl dengan baku primer boraks

Vol. Boraks ( V 1) = 10 ml

N. Boraks ( N1) = 0.1 N

Pengerjaan Vol. HCl (ml) N. HCl

Simplo 5 ml -

Duplo 5 ml -

Rata-rata 5 ml 0.2 N

N. HCl ?

V 1N 1=V 2N 2

(10 ml) (0.1 N) = (5 ml) N2

Page 10: Laporan Praktikum Asidimetri

N2=10ml x 0.1N

5ml

N2=0.2N

IX. Pembahasan

Pada percobaan kali ini melibatkan boraks (Na2B4O7 . H 2O) 0.1 N

sebagai larutan baku primer, asam klorida (HCl) sebagai larutan sekunder, dan

indikator methyl red sebagai indikator visual.

Pada langkah awal disiapkan larutan baku primer (Na2B4O7 . H 2O) 0.1

N sebanyak 100 ml lalu dipipet menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml dan

masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes methyl

red kemudian titrasi dengan larutan HCl yang berada di buret sampai terjadi

perubahan warna dari bening menjadi merah muda seulas. Perubahan warna

menjadi merah muda seulas menandakan bahwa sudah mencapai titik akhir

titrasi. Lihat perubahan volume HCl yang berada dalan buret, kemudian

catatlah perubahan volumenya. Lakukanlah titrasi sebanyak 2-3 kali dan

jangan lupa selalu catat perubahan volume HCl di buret.

Pada percobaan pertama ternyata volume HCl yang dihabiskan untuk

mencapai titik akhir titrasi sebanyak 5 ml dan pada percobaan kedua volume

HCl yang dihabiskan juga sebanyak 5 ml. Jadi rata-rata volume HCl yang

dihabiskan adalah 5 ml. Telah diketahui rata-rata volume HCl 5 ml, volume

(Na2B4O7 . H 2O) 0.1 N sebanyak 10 ml. Kemudian masukkan ke dalam

rumus : V 1N 1=V 2N 2 dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil

normalitas HCl yaitu 0.2 N.

X. Kesimpulan

Dari hasil percobaan asidimetri yang telah dilakukan dapat

disimpulkan normalitas HCl dalam titrasi yaitu 0.2 N dengan volume rata-rata

5 ml.

Page 11: Laporan Praktikum Asidimetri

XI. Tugas

1. Apa yang dimaksud larutan Buffer?

2. Sebutkan macam-macam indikator asam-basa?

3. Gambarkan kurva dibawah ini :

a. Asam kuat-basa lemah

b. Asam kuat-basa kuat

c. Asam lemah-basa lemah

Jawaban :

1. Larutan Buffer adalah suatu larutan yang mempunyai harga pH tetap dan

mampu mempertahankan perubahan pH jika ditambah sedikit asam atau

sedikit basa. Larutan Buffer secara umum dapat dibuat dengan

mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah

dengan asam konjugasinya.

2. Tabel dibawah ini adalah tabel macam-macam indikator asam-basa.

Indikator Rentang pH

Kuantitas penggunaan per 10 ml

Asam Basa

Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuningPentametoksi merah

1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan 0% alkohol

merah-ungu

tak berwarna

Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning2,4-Dinitrofenol

2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alkohol

tak berwarna

kuning

Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

merah kuning

Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranyeBromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-unguTetrabromfenol biru

3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru

Alizarin natrium sulfonat

3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu

α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol

merah kuning

p-Etoksikrisoidin

3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning

Bromkresol hijau

4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru

Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuningBromkresol ungu

5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu

Page 12: Laporan Praktikum Asidimetri

Klorfenol merah

5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah

Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning birup-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak

berwarnakuning

Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biruFenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merahNeutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholmerah kuning

Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

kuning merah

Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merahα-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholmerah mawar

hijau

Tropeolin OOO

7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah mawar

Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biruFenolftalein (pp)

8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol

tak berwarna

merah

α-Naftolbenzein

9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

kuning biru

Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

tak berwarna

biru

Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merahAlizarin kuning

10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac

Salisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol

kuning oranye-coklat

Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning unguTropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-

coklatNitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm

70% alkoholtak berwarna

oranye-coklat

Poirrier’s biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pinkAsam trinitrobenzoat

12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak berwarna

oranye-merah

Page 13: Laporan Praktikum Asidimetri

3. Inilah kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat dititrasi dengan basa lemah:

Inilah contoh kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat (titrat) dititrasi dengan basa kuat (titran).

Kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah sebagai berikut:

Page 14: Laporan Praktikum Asidimetri

XII. Daftar Pustaka

http://graciez-pharmacy.blogspot.com/2012/11/asidi-alkalimetri.html

http://fidz91.blogspot.com/2010/08/teori-dasar-alkalimetri.html