Laporan Praktikum Arus Searah
-
Upload
deem-sylver -
Category
Documents
-
view
624 -
download
28
description
Transcript of Laporan Praktikum Arus Searah
![Page 1: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM ARUS SEARAH (DC)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif
saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal dengan
singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini mengalir ke
satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-).
Penerapan arus listrik searah dapat dilihat di dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Selain itu, dalam penerapan Hukum Kirchoff pada suatu rangkaian juga terdapat arus listrik
searah.
Seperti dalam banyak kejadian, kesulitan utama yang dihadapi dalam menerapkan
hukum Kirchoff terletak pada penentuan tanda-tanda aljabar, bukan dalam memahami segi-
segi fisiknya yang sebenarnya sangat elementer. Dalam rangkaian yang rumit, apabila banyak
tersangkut besaran yang tak diketahui, kadang-kadang sukar untuk mengetahui cara
merumuskan persamaan yang berdiri sendiri dalam jumlah yang cukup untuk menentukan
besaran-besaran yang tidak diketahui itu. Selain itu, menghubungkan antara hasil dari teori
dan praktek juga sering menjadi sebuah masalah yang agak rumit untuk dissuaikan. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan kesulitan tersebut menjadi sebuah kemudahan, maka dirasa
perlu melakukan praktikum rangkaian arus searah ini.
I.2 RUANG LINGKUP
Praktikum ini mengenai rangkaian arus searah, dimana ruang lingkupnya meliputi
pengukuran hambatan pada beberapa resistor, beda potensial dalam rangkaian listrik, kuat
arus pada rangkaian yang berdasarkan penerapan Hukum Arus Kirchoff (HAK), kuat arus
dan tegangan pada rangkaian seri, hambatan pada rangkaian paralel, serta pengukuran
hambatan pada rangkaian seri-paralel.
I.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengukur beda potensial pada rangkaian listrik.
2. Menerapkan Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik.
![Page 2: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/2.jpg)
3. Menganalisa rangkaian seri dan paralel.
I.4 WAKTU DAN TEMPAT
Adapun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 21 September 2011, pada pukul
14.00-16.30 WITA, bertempat di laboratorium Instrumentasi, Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 RESISTOR
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat aliran
arus listrik. Resistor dibuat dengan ukuran badan yang mencerminkan kemampuan terhadap
daya lesap yang diterimanya jika dialiri listrik yang disebut dengan kemampuan daya listrik.
Daya ini akan menaikkan suhu resistor, dan jika melebihi kemampuan daya yang ditentukan,
dapat menyebabkan kerusakan yang permanen. Adapun simbol resistor atau tahanan listrik
sebagai berikut :
Gambar1. Simbol resistor
Berikut adalah data warna, angka, dan toleransi pada resistor.
Warna Angka Toleransi
Hitam 0 0
![Page 3: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/3.jpg)
Coklat 1 ±1%
Merah 2 ±2%
Jingga 3 -
Kuning 4 -
Hijau 5 -
Biru 6 -
Ungu 7 -
Abu-abu 8 -
Putih 9 -
Emas - ±5%
Perak - ±10%
Tak berwarna - ±20%
Resistor yang banyak digunakan dibuat dari karbon yang dinamakan resistor film
karbon. Resistor karbon menggunakan cincin sandi warna yang dicatkan pada resistor untuk
menunjukan nilai hambatan. Nilai hambatan dibaca dengan menggunakan rumus: R = (A)
(B) x 10 (C) ± (D) ohm. Sebagai contoh, resistor dengan warna: kuning, ungu, merah, dan
emas. Jadi, resistor tersebut mempunyai nilai hambatan sebesar: R = 47 x 10 2 ± 5 % = 4700
Ω ± 5 % = 4,7 KΩ ± 5 %.
II.2 RANGKAIAN SERI DAN PARALEL
II.2.1 Rangkaian Seri
Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri).
Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Gambar 2. Rangkaian resistor seri
Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap
komponen (resistor).
II.2.2 Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet
(paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangkaian
listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari
sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang
menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak
![Page 4: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/4.jpg)
(kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan
paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah
jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
Gambar 3. Rangkaian resistor paralel
II.3 RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN HUKUM KIRCHOFF
II.3.1 Rangkaian arus searah
Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak
berubah dari positif ke negatif, atau sebaliknya). Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan
tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian
DC meliputi:
i) baterai
ii) hambatan dan
iii) kawat penghantar
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya
menghasilkan aliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok digunakan karena dalam hal
ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap meninggalkan kutub negatif dan
kembali ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam
prakteknya harganya dapat diabaikan.
Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat bervariasi, berharga mulai 0,1 Ω sampai
10 MΩ atau lebih besar lagi. Resistor standar untuk toleransi ±10 % biasanya bernilai
resistansi kelipatan 10 atau 0,1 dari: 10 12 15 18 22 27 33 39 47 56 68 82
Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai dengan sebuah resistor
ditunjukkan pada Gambar 4. berikut.
(a) (b)
Gambar 4. Rangkaian arus searah: a) Pemasangan komponen dan arah arus dan b) Penambahan
komponen saklar.
Perhatikan bagaimana kedua elemen tersebut digambarkan dan bagaimana
menunjukkan arah arus (dari kutub positif melewati resistor menuju kutub negatif). Untuk
menganalisis lebih lanjut, rangkaian di atas perlu dipahami hukum dasar rangkaian yang
disebut hokum Kirchoff.
II.3.2 Hukum Kirchoff
![Page 5: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/5.jpg)
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan
Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi. “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Yang
kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis dinyatakan
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut::
Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian
bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).
Perhatikan gambar berikut!
Hukum Kirchoff 2 berbunyi : “Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E)
dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol”. Maksud dari jumlah penurunan potensial
sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau
dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.
Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa aturan sebagai berikut :
Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap
positif.
Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila negatif berarti
arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan. Seperti contoh berikut.
Loop I
a-b-e-f-a (arah looop sama dengan arah arus)
ΣE + ΣV = 0; I1R1 + I3R5 + I1R4 + I1r1 - E1 = 0
E1 = I1(r1 + R1 + R4) + I3R5
Loop II
ΣE + ΣV = 0
I 3R5 + I2R3 + I2r2 - E2 + I2R2 = 0
![Page 6: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Catu daya.
Catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan DC.
2. Multimeter
Multimeter berfungsi sebagai alat ukur resistansi, kuat arus, dan tegangan.
3. Papan rangkaian.
Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat memasang atau merangkai resistor.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah resistor dengan hambatan berbeda
(6 buah).
III.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
III.2.1 Resistansi pada Resistor
1. Menghitung nilai resistansi berdasarkan cinci warna yang tertera pada resistor.
2. Mengukur nilai resistansi dengan menggunakan multimeter.
3. Mencatat hasil pengukuran.
4. Membandingkan hasil perhitungan dengan pengukuran.
5. Mengulangi prosedur di atas dengan resistor yang berbeda nilai resistansinya.
III.2.2 Beda Potensial pada Rangkaian
Gambar bagian dari rangkaian
![Page 7: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar di atas, dimana titik a dihubungkan dengan
rangkaian lain atau dibuat dengan komponen elektronika yang nilai dan bentuk rangkaiannya
dapat ditentukan sendiri. Adapun dalam praktikum yaitu memasang resistor pada papan
rangkaian, menghubungkannya dengan multimeter dan catu daya.
2. Mengukur arus yang melewati rangkaian tersebut.
3. Mengukur tegangan pada tiap-tiap komponen.
4. Mengukur tegangan pada titik a dan b.
5. Membandingkan hasil pengukuran tegangan dengan pada poin 3 dan 4.
6. Mengulangi prosedur di atas dengan nilai resistor yang berbeda.
III.2.3 Hukum Kirchoff
1. Memasang 3 buah resistor secara paralel pada papan rangkaian dan menghubungkan-nya
dengan multimeter dan catu daya.
2. Mengukur arus yang keluar dari sumber ggl.
3. Mengukur arus pada tiap-tiap komponen
4. Membandingkan hasil pengukuran pada poin 2 dan 3 untuk membuktikan persamaan I = I 1 +
I2 + I3
III.2.4 Rangkaian Seri dan paralel
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar di bawah ini dengan nilai komponen R yang
ditentukan sendiri.
2. Mengukur nilai hambatan ekuivalen pada rangkaian seri tersebut.
3. Membandingkan hasil pengukuran dengan hasil teoritis pada persamaan R ek = R 1 + R2 + R3.
4. Menyambungkan dengan sumber tegangan.
5. Mengukur arus yang masuk pada rangkaian.
6. Mengukur tegangan pada tiap-tiap resistor dan tegangan total.
7. Menghitung R ek = Vad /I dan membandingkan hasilnya dengan poin 2 dan 3.
8. Memasang tiga buah resistor secara paralel pada papan rangkaian dengan nilai R yang dapat
ditentukan sendiri, tanpa sumber tegangan.
9. Menghitung nilai hambatan total.
10. Membandingkan hasil pengukuran dengan hasil teoritis seperti pada persamaan = + +
11. Menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan.
12. Mengukur tegangan pada titik a dan b.
![Page 8: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/8.jpg)
13. Menghitung R ek = Vab /I dan membandingkannya dengan hasil pada poin 9 dan 10
14. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini.
15. Mengukur nilai hambatan R’, R’’, dan Rek.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
IV.1.1 Tabel data
a. Beda Potensial pada Rangkaian
V = 5 volt
NO. Warna cincin resistor
Teori (Ω) Interval (Ω)
Praktek (Ω)
Kuat arus (A)
1. Merah, ungu, coklat, emas
27 x 10 1 ± 5% = 270 ± 5%
256-283,5 250 0,01
2. Coklat, merah,coklat, emas
12 x 10 1 ± 5% = 120 ± 5%
114-126 90 0,018
3. Merah, ungu, coklat, emas
27 x 10 1 ± 5% = 270 ± 5%
256,5-283,5
230 0,015
4. Orange,orange, coklat , emas
33 x 10 1 ± 5% = 330 ± 5%
313,5-346,5
300 0,04
5. Kuning, ungu, coklat, emas
47 x 10 1 ± 5% = 470 ± 5%
446,5-493,5
440 0,018
b. Hukum Kirchoff
I total = 0,045 A
NO. Hambatan (Ω) Kuat arus (A)
1. 270 0,017
2. 470 0,01
3. 330 0,015
![Page 9: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/9.jpg)
c. Rangkaian Seri dan paralel
- Rangkaian seri
R ek = 1000 Ω
I total = 0,005 A
-
Rangkaian paralel
R ek = 80 Ω
V ab = 5 volt
R’ = 60 Ω
R’’ = 100 Ω
R ek = 550 Ω
IV.1.2 Pengolahan data
a. Beda Potensial pada Rangkaian
Secara praktek, V = 5 volt
Secara teori V = IR
V 1 = I 1R1 = (0,01) (470) = 4,7 volt
V 2 = I2R2 = (0,018) (270) = 4,86 volt
V 3 = I3R3 = (0,015) (330) = 4,95 volt
V 4 = I4R4 = (0,04) (120) = 4,8 volt
V 5 = I5R5 = (0,018) (270) = 4,86 volt
b. Hukum Kirchoff
Secara praktek, I total = 0,045 Ampere
Secara teori, I total = I1 + I2 + I3 = 0,017 A + 0,01 A + 0,015 A = 0,042 Ampere
c. Rangkaian Seri dan parallel
- Rangkaian seri
NO
.
Hambatan (Ω) Tegangan (volt)
1. 270 1,25
2. 470 2,2
3. 330 1,6
![Page 10: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/10.jpg)
Secara praktek, R ek = 1000 Ω
Secara teori, R ek = R 1 + R2 + R3 = 270 Ω + 470 Ω + 330 Ω = 1070 Ω
Berdasarkan persamaan Rek = Vad /I
Itotal = IR1= IR2 = IR3 = 0,005 A
Vad = VR1 + VR2 + VR3 = 1,25 volt + 2,2 volt + 1,6 volt = 5,05 volt
Maka :
Rek = = 1010 Ω
- Rangkaian paralel
Secara praktek, R ek = 80 Ω
Secara teori, = + + = + + =
=
R ek = 112,85 Ω
IV.2 PEMBAHASAN
Pertama-tama, yang akan dibahas adalah mengenai besarnya hambatan secara praktik
dan teori, dimana tidak ada satupun dari besar hambatan yang diukur secara praktik sesuai
dengan besarnya hambatan yang dihitung secara teori misalnya saja, untuk R1 secara teori =
27 x 10 1 ± 5% Ω = 270 ± 5% Ω (intervalnya = 256-283,5) sedangkan secara praktik R 1 = 250
Ω, dimana seharusnya R1 secara praktik terdapat dalam interval R1 secara teori. Data yang
sama juga terdapat pada R2-R5. Hal ini berarti, hambatan secara teori dan praktik mempunyai
perbandingan yang sangat jauh. Hal ini terjadi mungkin saja disebabkan oleh kesalahan
praktikan saat memakai multimeter.
Adapun hal yang kedua adalah mengenai beda potensial pada rangkaian, dimana V
secara praktik = 5 volt, sedangkan secara teori, masing-masing sebesar 4,7 volt; 4,86 volt;
4,95 volt; 4,8 volt; 4,86 volt. Dari hasil yang didapatkan tersebut, terlihat jelas bahwa
perbandingan antara V secara praktik dengan V secara teori tidak terlalu jauh, hanya
berselisih masing-masing 0,3; 0,14; 0,05; 0,2; 0,14. Hal ini berarti kesalahan saat pengukuran
sangatlah kecil. Jadi, perbedaan atau selisih yang kecil tersebut dapat diabaikan untuk
membuktikan persamaan V= IR.
Kemudian untuk hukum Kirchoff, dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa I total
secara praktik = 0,045 Ampere, sedangkan Itotal secara teori I1 + I2 + I3 = 0,017 A + 0,01 A +
0,015 A= 0,042 Ampere. Dari hasil ini, terlihat jelas bahwa antara praktikum dengan teori
![Page 11: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/11.jpg)
hanya berselisih 0,003 Ampere. Jadi, perbedaan atau selisih yang kecil tersebut dapat
diabaikan untuk membuktikan persamaan I = I1 + I2 + I3. Selanjutnya untuk rangkaian seri,
dimana dari hasil pengukuran diperoleh bahwa nilai resistansi ekuivalen pada rangkaian seri
yang dibuat yaitu Rek = 1000 Ω. Adapun nilai resistansi ekuivalen pada rangkaian seri secara
teori dapat dihitung sebagai berikut : Rek = R 1 + R2 + R3 = 270 Ω + 470 Ω + 330 Ω = 1070 Ω.
Nilai resistansi ekuivalen yang diperoleh dari pengukuran (praktikum) tidak sama persis
dengan nilai resistansi ekuivalen yang diperoleh dari perhitungan (teori), yaitu terdapat selisih
sebesar 70Ω. Adanya perbedaan atau selisih antara Rek hasil pengukuran dengan hasil
perhitungan, kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya kerusakan pada
komponen yang diukur (resistor), kerusakan pada alat ukur (multimeter), atau kesalahan
praktikan dalam menggunakan multimeter ketika megukur nilai resistansi masing-masing
resistor ataupun nilai resistansi ekuivalen Rek pada rangkaian seri tersebut.
Pada rangkaian seri juga terdapat persamaan R ek = Vad /I . Adapun untuk hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut: Rek = Vad /I = (5,05 volt) / (0,005 A) = 1010 Ω. Nilai
Rek hasil pengukuran (praktikum), Rek hasil perhitungan (teori), dan R ek yang diperoleh dari
persamaan di atas tidak sama persis, yaitu terdapat selisih sebesar 10 Ω. Adanya selisih
tersebut, kemungkinan disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang telah disebutkan
sebelumnya. Kemudian yang terakhir adalah mengenai rangkaian paralel, dimana dari hasil
praktikum diperoleh Rek = 80 Ω sedangkan berdasarkan teori, 1/ Rek= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3,
diperoleh Rek = 112,85 Ω. Dari hasil ini, terlihat jelas bahwa selisih keduanya sangat besar
yaitu sekitar 32,85 Ω. Hal ini terjadi kemungkinan seperti hal yang terjadi pada sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu:
1. Persamaan V=IR terbukti benar, tetapi terdapat sedikit perbedaan antara hasil praktikum dan
teori.
2. Persamaan I = I 1 + I2 + I3 terbukti benar meskipun terdapat selisih yang sangat kecil namun
dapat diabaikan untuk membuktikan bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik
cabang sama dengan arus listrik yang keluar dari titik tersebut (Hukum Arus Kirchoff atau
Hukum Kirchoff I).
![Page 12: Laporan Praktikum Arus Searah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/55cf9ae3550346d033a3e04b/html5/thumbnails/12.jpg)
3. Pada rangkaian seri dan paralel terdapat perbedaan yang cukup besar antara hasil dari teori
dengan hasil dari praktikum, dimana seharusnya keduanya harus menunjukkan persamaan
hasil.
V.2 SARAN
V.2.1 Laboratorium Instrumentasi Saran untuk laboratorium Instrumentasi adalah alat dan bahan praktikum sudah cukup
banyak, akan tetapi sebaiknya perlu ditambah lagi.
V.2.2 Asisten
1. Sikap asisten sudah cukup baik dalam membimbing praktikan selama praktikum
berlangsung, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi.
2. Hendaknya dalam memberikan soal respon, asisten perlu memperhitungkan waktu untuk
mengerjakan soal tersebut secara matang.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Fisika Dasar Universitas Hasanuddin Makassar. 2009.Fisika Dasar II. UPT-
MKU Universitas Hasanuddin: Makassar.
Sears and Zemansky. 2001. Fisika Universitas edisi ke-10, Jilid 2. Erlangga: Jakarta.