Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
-
Upload
melina-eka -
Category
Education
-
view
3.029 -
download
7
Transcript of Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
J. EKSTRAKSI
1. Tinjauan Pustaka
Proses di atas dapat dipersingkat dengan menggabungkan proses
penghancuran dan pengepresan sekaligus dengan menggunakan satu alat yaitu
ekspeller. Alat ini digerakkan oleh motor listrik/mesin diesel. Alat ini juga
melakukan penghancuran dan pengepresan secara kontinu sehingga dapat
menyederhanakan kerja sekaligus memaksimalkan output proses pembuatan
minyak jarak. Minyak jarak ini dapat langsung dipakai ke mesin atau dengan
membuatnya menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi, sebagaimana
halnya pada pembuatan biodiesel dari minyak sawit (M.E. Simanjutak, 2000).
CNSL merupakan minyak yang tersusun dari senyawa fenolat
kompleks dengan rantai karbon panjang bercabang dan tidak jenuh, yang dapat
dihasilkan dengan cara rendering, pengepressan (ekstraksi) menggunakan
pelarut kimia. Bila menggunakan cara rendering atau pengepressan diperlukan
perlakuan pendahuluan yang memakan waktu cukup lama. Selain itu,
rendemen perolehan minyak masih rendah (minyak masih tersisa pada bungkil
atau ampas berkisar 10-25%) dan kualitasnyapun amsih dianggap rendah
karena masih banyak bercampur minyak. Sedangkan, kalau dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut kimia akan dapat dihasilkan minyak dengan
rendemen cukup tinggi (minyak yang tersisa pada bungkil kurang dari 1%) dan
kualitas minyak jauh lebih baik (kadar air sangat rendah) (Simpen, 2008).
Buah kelapa (Cococ nucifera L.) telah menjadi salah satu sumber
makanan sejak jaman dahulu. Buah ini merupakan bagian tidak terpisahkan
dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan tradisional, daging
buah kelapa merupakan sumber nutrisi yang penuh dengan santan berasa gurih.
Terdapat beberapa cara untuk mengekstraksi minyak dari daging buahnya,
yaitu secara fisika, kimia, dan fermentasi. Proses tradisional melalui cara fisika
(pemanasan) menghasilkan minyak dengan kualitas rendah karena kandungan
airnya tinggi dan menyebabkan ketengikan. Ekstraksi minyak dengan cara
kimia dapat menyebabkan penurunan kualitas beberapa unsur nutrisi penting,
antara lain asam laurat dan tokoferol serta menyebabkan tingginya bilangan
peroksida. Buah kelapa yang sudah tua diparut lalu dicampur dengan air
setelah diperas (diekstraksi) dan disaring, santan ditampung pada wadah
berkatup kemudian dibiarkan selama 1-2 jam. Santan terpisah menjadi dua
bagian, yaitu bagian krim dan skim santan. Krim santan digunakan untuk
diproses menjadi minyak sedangkan skim santan digunakan untuk pembuatan
starter (Soeka, 2008).
Metode ekstraksi lemah dengan pelarut memiliki kelamahan yaitu
terlarutnya sebagian komponen yang tidak inginkan dari lemak kakao, seperti
phospholipida. Selain itu diperlukan proses pemisahan kembali. Antara lemak
dan pelarut. Penggunaan teknik pengepresan dipangsang juga jauh lebih praktis
dan murah terutama untuk pemakaian oleh industri kecil dan menengah
(Indarti, 2007).
Mesin press adalah mesin yang dipakai untuk memproduksi barang-
barang sheet metal menggunakan satu atau beberapa press dies dengan
meletakkan sheet metal diantara upper dies dan lower dies. Mesin press dan
sistem mekanismenya akan menggerakan slide yang diteruskan ke press dies
dan mendorong sheet metal sehingga dapat memotong serta membentuk sheet
metal tersebut sesuai dengan fungsi press dies yang digunakan. Ketelitian dari
produk yang dihasilkan akan sangat bergantung pada kualitas dari press dies
dan sheet metal, tetapi kecepatan produksi bergantung pada kecepatan turun
naik dari slide dari mesin press (Sudarmawan, 2009).
Ekstraksi dalam suasana asam dipanaskan pada sugu 90-950C selama
30-40 menit. Kemudian ekstrak tersebut ditutup supaya tidak menguap. Setelah
itu disaring dan filtratnya diabil dan residunya dapat diekstrak lagi karena
masih mengandung pektin. Setelah itu filtrat ditambah etanol 95% sampai
kadar dalam cairan mencapai 70-80%. Setelah satu jam, filtrat tersebut
didinginkan sehingga terbentuk endapan yang disebut pektin. Cairan dibuang
dan pektinnya diambil (AAK, 1994).
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam-macam yaitu, rendering, mechanical expression dan solvent
extraction. Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau
lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan
untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air tinggi. Pada
pengepressan mekanisme ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum lemak
atau minyak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut
mencakup pembuatan serpih. Perajangan dan penggilingan serta pemasakan
(Bailey, 1951).
Pengepressan hidrolik umumnya digunakan untuk pengepressan penuh.
Hidrolik press terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pompa hidrolik dan ruang
press. Ruang press terletak diatas pompa hidroliknya. Ruang press terdiri dari
suatu dinding dengan bagian tepi berdinding dari baja dan mempunyai celah
memanjang. Celah sebagai saluran keluarnya minyak. Silinder berbentuk segi
empat dibagian luar ditahan oleh suatu piringan penahan, dibagian sebelah luar
didukung tiang-tiang penahan berjumlah empat buah. Di dalam silinder
terdapat piringan-piringan baja. Anatara piringan ini diletakkan bahan yang
akan dipress, setelah diberikan kain penyaring. Bagian paling atas terdapt suatu
penutup dan ditahan oleh suatu blok diatasnya (Makfoeld, 1982).
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau
lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan
untuk bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Ada dua cara umum
pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik dan pengepresan berulir.
Pada cara pengepresan hidraulik bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000
pound/inch2 (140.6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang
dapat diextracting tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang
dipergunakan serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan cara
pengepresan berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari
proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada
temperatur 2400F (115,50C) dengan tekanan 15-20 ton/inch2 (Ketaren, 1986).
Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak Neem dari biji
seperti cairan mekanik mendesak, superkritis ekstraksi, dan ekstraksi pelarut.
Mekanis ekstraksi adalah metode yang paling banyak digunakan untuk
mengekstrak Neem minyak dari biji mimba. Namun, minyak yang dihasilkan
dengan metode biasanya memiliki harga rendah, karena keruh dan
mengandung sejumlah besar air dan logam isinya. Ekstraksi menggunakan
cairan superkritis, minyak dihasilkan memiliki kemurnian sangat tinggi, namun
operasi dan biaya investasi tinggi. Ekstraksi menggunakan pelarut telah
beberapa keunggulan. Ini memberikan hasil yang lebih tinggi dan sedikit
minyak keruh dari ekstraksi mekanik, dan biaya operasi relatif rendah
dibandingkan dengan ekstraksi fluida superkritis (Liauw, 2008).
2. Gambar, Bagian Utama Alat dan Fungsi
Gambar 12.1 Alat/mesin press
Bagian utama alat dan mesin :
a. Tuas pemutar press : memutar batang pngepress.
b. Plat pengepress : menekan produk.
c. Silinder pengepress : sebagai tempat produk.
d. Outlet : tempat keluar hasil ekstraksi.
e. Pompa hidrolik : mengepres dari bawah.
3. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat/mesin press (ekstrakting) adalah produk ditekan oleh
tuas pengepres sehingga didapatkan cairannya.
4. Mekanisme Kerja
Produk diparut terlebih dahulu. Kemudian dimasukkan ke dalam
silinder pengepres. Ekstraksi bahan dilakukan dengan menggunakan tekanan
dari atas (plat pengepres) dan juga tekanan dari bawah (pompa hidrolik). Tuas
digunakan sebagai dongkrak (memutar pompa hidrolik), dan cairan hasil
ekstraksi ini akan keluar melalui outlet.
5. Cara Kerja
Randement ekstraksi dihitung
Dicatat waktu awal dan waktu akhir proses ekstraksi
Hasil ekstraksi ditimbang
Produk parutan dimasukkan ke silinder pengepress
Panci penampung disiapkan
Produk bersih ditimbang
Alat press dibersihkan
6. Hasil dan Pembahasan
Tabel Ekstraksi
ProdukBerat Awal (Kg)
Berat Akhir (Kg)
Waktu (Jam)
Kapasitas (Kg/Jam)
Randemen (%)
1 0,4 0,25 0,0494 2,247 62,52 0,425 0,3069 0,041 10,36 72,23 0,49 0,297 0,0247 19,838 60,6124 0,485 0,247 0,0188 25,803 515 0,4 0,181 0,0736 5,431 45,26 0,45 0,3 0,046 9,78 66,677 0,45 0,1 0,022 20,455 428 0,448 0,325 0,0134 33,533 72,59 0,24 0,37 0,0194 19,07 41,6710 0,490 0,28 0,0257 19,06 57,111 0,85 0,5742 0,0342 24,85 67,5512 0,45 0,297 0,0197 22,483 60
Sumber : Laporan Sementara
1. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,4 kg0,0494 jam
=
2,247 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,25 kg0,4 kg
x 100 % = 62,5 %
2. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,425 kg0,041 jam
=
10,36 kg/jam
Randemen = berat akhirber at awal
x 100% = 0,3069 kg0,425 kg
x 100 % = 72,2 %
3. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,49 kg0,0247 jam
=
19,838 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,297 kg0,49 kg
x 100 % = 60,612 %
4. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,485 kg0,0188 jam
=
25,803 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,247 kg0,485 kg
x 100 % = 51 %
5. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,4 kg0,0736 jam
=
5,431 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,181 kg0,4 kg
x 100 % = 45,2 %
6. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,45 kg0,046 jam
=
9,78 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,3 kg
0,45 kg x 100 % = 66,67 %
7. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,45 kg0,022 jam
=
20,455 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,1 kg
0,45 kg x 100 % = 42 %
8. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,448 kg0,0134 jam
=
33,533 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,325 kg0,448 kg
x 100 % = 72,5 %
9. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,24 kg0,0194 jam
=
19,07 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,37 kg0,24 kg
x 100 % = 41,67 %
10. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,490 kg0,0257 jam
=
19,06 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,28 kg
0,490 kg x 100 % = 57,1 %
11. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,85 kg0,0342 jam
=
124,85 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,5742 kg
0,85 kg x 100 % = 67,55 %
12. Kapasitas = berat awal
waktu =
0,45 kg0,0197 jam
=
22,483 kg/jam
Randemen = berat akhirberat awal
x 100% = 0,297 kg0,45 kg
x 100 % = 60 %
Pengepresan merupakan proses mekanis penekanan bahan untuk
mendapatkan ekstrak (cairan) bahan tertentu. Dalam percobaan kali ini
digunakan parutan (ampas) kelapa tua sebagai produk/bahan percobaan.
Kemudian bahan dimasukkan ke dalam silinder pengepres dan tuas pemutar
diputar hingga dihasilkan tekanan yang menekan produk hingga menghasilkan
ekstrak (cairan) parutan kelapa yang keluar melalui outlet. Ekstraksi adalah
proses pengambilan sari bahan sehingga sarinya dapat diolah menjadi produk
yang diinginkan. Pengepressan ini bertujuan untuk mendapatkan cairan dari
produk yang dipress (extracing). Pada praktikum pengepresan ini bahan yang
digunakan dalam ekstraksi adalah kelapa. Untuk menghasilkan sari dari kelapa
sebelumnya kelapa diparut terlebih dahulu.
Prinsip kerja dari pengepresan ini ialah produk ditekan oleh tuas
pengepres sehingga menghasilkan cairannya, sedangkan mekanisme kerja dari
pengepresan ini adalah produk diiris terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke
dalam silinder pengepres. Pada alat pengepresan ini memiliki bagian-bagian
utama yaitu tuas pemutar, plat pengepress, silinder pengepres, outlet, dan
pompa hidrolik. Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang maksimal maka
dalam pengepresan dilakukan dari atas dan dari bawah. Pengepresan dari atas
dilakukan dengan memutar tuas pengepres, sedangkan dari bawah
menggunakan pompa hidrolik. Ekstraksi bahan dilakukan dengan
menggunakan tekanan dari atas (pompa pengepres) dan juga tekanan dari
bawah (pompa hidrolik). Tuas digunakan sebagai dongkrak (memutar pompa
hidrolik). Dan cairan hasil ekstraksi ini akan keluar melalui outlet.
Tuas pemutar pada percobaan ini dipakai sebagai pemutar batang
pengepres sehingga plat pengepres dapat menekan parutan kelapa yang ada
dalam silinder pengepresnya. Bagian-bagian alat tersebut dapat dilihat pada
gambar di atas, bahwa komponen alatnya tersusun sejajar ke bawah, dari tuas
pemutar, plat pengepres, silinder pengepres, outlet serta pompa hidrolik. Posisi
pompa hidrolik pada alat ekstraksi ini berada di bagian paling bawah, agar
dapat mengepres parutan dari bawah ke atas sehingga parutan kelapa dapat
tertekan dengan keras.
Proses ekstraksi ini dilakukan dengan cara memeriksa terlebih dahulu
kebersihan dari bagian-bagian alat ekstraksi, terutama silinder pengepres.
Dengan begitu parutan kelapa yang tertampung di dalam silinder tetap dalam
keadaan bersih dari kotoran-kotoran yang menmpel pada dinding silinder
tersebut. Silinder pengepres dalam percobaan ini dinaikkan bersamaan dengan
pompa hidrolik. Dengan demikian. alat ekstraksi bekerja dengan dua proses
yaitu tekanan dari atas dan tekanan dari bawah alat.
Randement pengepresan dipengaruhi oleh berat akhir dan berat awal.
Semakin banyak berat akhir produk maka randemennya akan semakin kecil,
dan sebaliknya semakin sedikit berat akhir produk maka randemennya akan
semakin besar. Faktor yang mempengaruhi pengepresan adalah tekanan yang
diberikan, jumlah produk yang diberikan, kapasitas mesin, banyak sedikitnya
kadar air pada bahan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi banyaknya hasil
ekstraksi pada praktikum ini adalah kapasitas kerja, banyak sedikitnya kadar
air buah, banyak sedikitnya bahan yang akan dipress, waktu yang diperlukan
dalam proses pengepresan serta kekuatan pengepress dan seberapa halus
produk yang telah diparut. Apabila pengepres kuat (dibantu pompa hidrolik)
maka sari buah yang dihasilkan akan semakin banyak, begitu juga sebaliknya.
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 1-12 diperoleh
data sebagai berikut kelompok 1 berat awal 0,400 kg, berat akhir 0,250 dengan
waktu 0,049 jam diperoleh kapasitas sebesar 8,163 kg/jam, randement sebesar
62,50 %. Kelompok 2 berat awal 0,425 kg, berat akhir 0,307 dengan waktu
0,041 jam diperoleh kapasitas sebesar 10,366 kg/jam, randement sebesar 72,24
%. Kelompok 3 berat awal 0,490 kg, berat akhir 0,297 dengan waktu 0,025 jam
diperoleh kapasitas sebesar 19,600 kg/jam, randement sebesar 60,61 %.
Kelompok 4 berat awal 0,049 kg, berat akhir 0,025 dengan waktu 1,880 jam
diperoleh kapasitas sebesar 0,026 kg/jam, randement sebesar 51,02%.
Kelompok 5 berat awal 0,400 kg, berat akhir 0,181 dengan waktu 0,074 jam
diperoleh kapasitas sebesar 5,405 kg/jam, randement sebesar 45,25%.
Kelompok 6 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,300 dengan waktu 0,046 jam
diperoleh kapasitas sebesar 9,783 kg/jam, randement sebesar 66,67%.
Kelompok 7 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,100 dengan waktu 0,022 jam
diperoleh kapasitas sebesar 20,455 kg/jam, randement sebesar 22,22 %.
Kelompok 8 berat awal 0,448 kg, berat akhir 0,325 dengan waktu 0,013 jam
diperoleh kapasitas sebesar 34,462 kg/jam, randement sebesar 72,54 %.
Kelompok 9 berat awal 0,240 kg, berat akhir 0,370 dengan waktu 0,019 jam
diperoleh kapasitas sebesar 12,632 kg/jam, randement sebesar 154,17 %.
Kelompok 10 berat awal 0,490 kg, berat akhir 0,280 dengan waktu 0,026 jam
diperoleh kapasitas sebesar 18,846 kg/jam, randement sebesar 57,14 %.
Kelompok 11 berat awal 0,850 kg, berat akhir 0,574 dengan waktu 0,034 jam
diperoleh kapasitas sebesar 25 kg/jam, randement sebesar 67,53 %. Kelompok
12 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,297 dengan waktu 0,020 jam diperoleh
kapasitas sebesar 22,5 kg/jam, randement sebesar 66 %.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum acara Pengepressan (Extracting) dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengepresan merupakan proses mekanis penekanan bahan untuk
mendapatkan ekstrak (cairan) bahan tertentu. Ekstraksi adalah proses
pengambilan sari bahan sehingga sarinya dapat diolah menjadi produk yang
diinginkan.
2. Prinsip kerja dari pengepresan ini ialah produk ditekan oleh tuas pengepres
sehingga menghasilkan cairannya .
3. Hasil randement dari praktikum ini dipengaruhi oleh kekuatan dalam
melakukan ekstraksi dan parutan produk.
4. Randemen dipengaruhi oleh oleh berat netto produk (berat akhir) dan berat
bruto produk (berat awal).
5. Faktor yang mempengaruhi pengepresan adalah tekanan yang diberikan,
jumlah produk yang diberikan, kapasitas mesin, banyak sedikitnya kadar air
pada bahan.
6. Proses ekstraksi ini dilakukan dengan cara memeriksa terlebih dahulu
kebersihan dari bagian-bagian alat ekstraksi.
7. Tahap pertama di dalam proses ekstraksi pada umumnya adalah
penghancuran secara mekanis.
8. Saran
a. Sebaiknya praktikum dilaksanakan lebih tepat waktu.
b. Pada saat menjelaskan tentang praktikum sebaiknya lebih jelas dan
terperinci.
c. Sebaiknya semua alat praktikum diperiksa telebih dahulu agar tidak mengalami
gangguan saat praktikan melakukan praktikum
d. Sebaiknya peralatan laboratorium dilengkapi lagi karena banyak alat mesin
praktikum yang rusak, hal ini dapat menghambat kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Kanisius. Yogyakarta.Bailey. 1951. Minyak dan Lemak Pangan. Penjebar Swadaya. Jakarta.Indarti, Eti. 2007. Efek Pemanasan terhadap Rendemen Lemak pada Proses
Pengepresan Biji Kakao. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 6, No. 2, hal. 50-54, ISSN 1412-5064.
Ketaren, S. 1987. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Pres). Depok.
Liauw, Maria Yuliana. Extraction of Neem Oil Using N-Hexane and Ethanol: Stuudies of Oil Quality, Kinetic and Thermodynamic. Departement of Chemical Engineering Widya Mandala University. Surabaya.
Makfoeld, Djarir. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta.
Simanjuntak, Melvin Emil. 2005. Beberapa Energi Alternatif yang Terbaharukan dan Proses Pembuatannya. Jurnal Teknik Simetrika Vol. 4 No. 1, Hlm. 287 – 293.
Simpen, I N. 2008. Isolasi Cashew Nut Shell Liquid dari Kulit Biji Jambu Mete(Anacardium occidentale L) dan Kajian Beberapa Sifat Fisiko-Kimianya. Jurnal Kimia 2 (2), Hlm. 71-76.
Sudarmawan, Rony. 2009. Teknologi Press Dies. Kanisius. Yogyakarta.Soeka, Yati Sudaryati. 2008. Analisis Biokimia Minyak Kelapa Hasil Ekstraksi
secara Fermentasi. Jurnal Biodiversitas Volume 9, Nomor 2, Halaman: 91-95.