Laporan Praktikum 2 Gula Aku
Click here to load reader
-
Upload
shelvy-dwi-septina -
Category
Documents
-
view
207 -
download
12
Transcript of Laporan Praktikum 2 Gula Aku
LAPORAN PRAKTIKUM IIPENETAPAN KADAR GULAMETODE LUFF-SCHROOL
A. Tujuan
- Menganalisis kadar gula dalam minuman (Ale-ale)
- Mengetahui prinsip dasar metode luff-schrool
B. Prinsip dasar
Prinsip analisis dengan Metode Luff-Schoorl yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh
monosakarida. Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam logam
menjadi bentuk oksida atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu2+ yang tidak tereduksi
kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri (SNI 01-2891-1992). Reaksi yang
terjadi :
Karbohidrat kompleks → gula sederhana (gula pereduksi)
Gula pereduksi + 2 Cu2+ → Cu2O(s)
2 Cu2+ (kelebihan) + 4 I- → 2 CuI2 → 2 CuI- + I2
I2 + 2S2O32- → 2 I- + S4O6
2-
C. Dasar Teori
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi. Gula
biasanya dalam bentuk padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis
dalam makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa menyimpanenergi yang
akan digunakan oleh sel.
Karbohidrat dalam pangan ada dalam berbagai macam bentuk
dari glukosa sederhana hingga bentuk polisakarida yang kompleks.
Karbohidrat berkontribusi besar dalam menyusun produk pangan pada
umumnya (Fennema 1996) dan merupakan salah satu makronutrien
yang dibutuhkan oleh tubuh. Jumlah karbohidrat dalam produk pangan
perlu diketahui, antara lain untuk: standardisasi identitas pangan, label
nutrisi, deteksi adanya adulterasi dan untuk pengembangan suatu
produk pangan.
Peran karbohidrat yang signifikan terutama dalam produk pangan
menjadikan analisis total karbohidrat penting.
Metode yang digunakan untuk analisis total karbohidrat langsung yang
ditetapkan oleh
BSN (Badan Standardisasi Nasional) melalui SNI 01-2891-1992, yaitu
tentang cara uji makanan dan minuman, adalah Metode Luff-
Schoorl..Namun terdapat kelemahan pada Metode Luff-Schoorl karena
dapat menimbulkan hasil yang kurang konsisten (Faulks dan Timms
1985).
D. Alat dan Bahan
- Alat
Buret
Statif
Klemp
Erlenmeyer 250 ml
Pipet volume 10 ml
Pipet volum 25 ml
Pipet tetes
Gelas ukur 100 ml
Gelas ukur 10 ml
Alat reflux
Hot plate
- Bahan
Sampel (ale-ale)
Reagen luff
Larutan H2SO4 25%
Indikaror Amylum 1%
Larutan Na2S2O3 0,1 N
Kalium Iodida
Aquades
E. Prosedur
- Preparasi sampel
- Titrasi sampel
100 ml Sampel + CaCO3 50 ml
Refluks selama 30 menit
Saring
SaringFiltrat + Pb.asetat
Saring kembali
Filtrat + HCl 3%Refluk selama 1 jam
Filtrat
Sampel 10 ml
+ reagen luff 10 ml
+ H2SO4 dan KI
+ Indikator amilum 3 tetes
Titrasi dengan Na2S2O4
Panaskan
F. Hasil dan Perhitungan
1. Perhitungan Blanko
Volume Blanko Volume Na2S2O3
10 mL 1,9
10 mL 1,2
10 mL 1,9
Rata-rata 1,66
2. Pembakuan Na2S2O3
Volume Sampel Volume Na2S2O3
10 mL 9,6
10 mL 10,5
10 mL 10,1
N Na2S2O3 = mg K2Cr2O7
BE K2Cr2O7 x V Na2S2O3
= 50 mg
49,037 x 9,6
= 0,1 N
N Na2S2O3 = mg K2Cr2O7
BE K2Cr2O7 x V Na2S2O3
= 50 mg
49,037 x 10,5
= 0,09 N
N Na2S2O3 = mg K2Cr2O7
BE K2Cr2O7 x V Na2S2O3
= 50 mg
49,037 x 10,1
= 0,1 N
Rata-rata = 0,1 + 0,09 + 0,1
` 3
= `0,09 N
3. Titrasi Sampel
Volume Sampel Volume Na2S2O3
10 mL 3,2
10 mL 3,2
10 mL 3,1
Penentuan kadar :
1. V = V blanko – V analit
Mgrek analit – Mgrek standar
V1.N1 = V2.N2
3,2 . 0,09 = V2. 0,1 N
V2 = 2,88 mL
Kesetaraan : 2 = 4,8
3 = 7,3
=
=
0,88 (x - 7,3) = 0,12 (x - 4,8)
0,88x – 6,42 = 0,57 – 0,12x
0,88x + 0,12x = 6,42 + 0,57
X= 6,99 mg
% =
=
= = 0,06 %
2. V = V blanko – V analit
Mgrek analit – Mgrek standar
V1.N1 = V2.N2
3,1 . 0,09 = V2. 0,1 N
V2 = 2,79 mL
Kesetaraan : 2 = 4,8
3 = 7,3
=
=
0,79 (x - 7,3) = 0,21 (x - 4,8)
0,79x – 5,676 = 1,008 – 0,21x
0,79x + 0,21x = 5,767 + 1,008
X= 6,775 mg
% =
=
= = 0,06 %
3. V = V blanko – V analit
Mgrek analit – Mgrek standar
V1.N1 = V2.N2
3,2 . 0,09 = V2. 0,1 N
V2 = 2,88 Ml
Kesetaraan : 2 = 4,8
3 = 7,3
=
=
0,88 (x - 7,3) = 0,12 (x - 4,8)
0,88x – 6,42 = 0,57 – 0,12x
0,88x + 0,12x = 6,42 + 0,57
X= 6,99 mg
% =
=
= = 0,06 %
G. Pembahasan
Pada praktikum penetapan kadar gula sampel yang digunakan yaitu minuman siap saji
ale-ale. Dalam label kandungan gizi minuman ini mengandung kadar gula sebanyak 4%.
Metode yang digunakan secara konvensional yaitu titrasi Luff-schrool. Metode ini dapat
diaplikasikan untuk produk pangan yang mengandung gula dengan bobot molekuler
rendah. Kemampuan mereduksi dari gugus aldehid dan keton digunakan sebagai landasan
dalam mengkuantitasi gula sederhana yang terbentuk.
Tahap pertama melakukan titrasi blanko, fungsi larutan blanko pada dasarnya bertujuan
untuk mengkalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis sebuah pengujian, yaitu
sebagai larutan blanko dengan kadar gula yang terkandung dalam sampel.
Pada preparasi sampel dilakuan proses hidrolisis dengan menggunakan refluks yang
menyebabkan senyawa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Saat proses refluk dilakukan penambahan kalsium karbonat karena sampel mengandung
vitamin C, dimana vitamin C tersebut akan teroksidasi oleh kalsium karbonat. Kemudian
pada proses refluks kedua dilakukan proses hidrolisis oleh asam klorida untuk memecah
karbohidrat menjadi monosakarida. Filtrate hasil refluks tersebut ditambahkan KI untuk
memperoleh I2 untuk mengoksidasi natrium tiosulfat yang merupakan reduktor yang kuat,
sehingga memerlukan oksidator yang memiliki potensial oksidasi yang tinggi pula.
Penambahan asam sulfat digunakan untuk mempercepat reaksi,karena pada titrasi luff-
schrool reaksi akan berjalan bila dalam suasana asam. Tetapi bila suasana terlalu asam
maka akan terjadi reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2 yang berlebih. Dan bila dalam
suasana terlalu basa akan terjadi reaksi I2 yang terbentuk dengan air (hidrolisis).
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini
didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan
mereduksikan Cu2+ dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan Cu2O akan direduksikan
dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan
larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri
karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar.
Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral
atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut
tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya
oksidator .
I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan
membentuk kompleks iod-amilum. Berdasarkan penetapan kadar gula dengan metode
titrasi Luff-Schrool dengan sampel minuman ale-ale mengandung kadar gula 0,06%.
Berbeda dengan kandungan gula dalam label nutrisi yaitu 4% ,hal ini dimungkinkan
bahwa gula yang digunakan pada minuman tersebut adalah gula sintetis (Sakharin) yang
memiliki tingkat kemanisan berkali lipat lebih tinggi dari gula alami.
H. Kesimpulan
Berdasarkan penetapan kadar gula dengan metode titrasi Luff-Schrool dengan sampel
minuman ale-ale mengandung kadar gula 0,06%.
Daftar pustaka
http://missteen31.wordpress.com/2012/11/30/analisis-total-karbohidrat-dengan-metode-
luff-schoorl/. Diakses pada tanggal 18-09-2013 pukul 22.03 wib
http://monicalingga.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi-metode-luff-schoorl.html.diakses
pada tanggal 18-09-2013 pukul 22.13 wib
Badan Standardisasi Nasional. 1992. Uji Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-1992
Southgate DAT. 1976. Determination of Food Carbohydrates. London: Applied Science
Publisher Ltd.
Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.