LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN...

45
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN PERBANKAN SYARIAH IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT BKD MLINJON DALAM PROGRAM KESEJAHTERAAN EKONOMI BAGI MASYARAKAT DESA MLINJON KABUPATEN TRENGGALEK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Oleh : SUKMA CAHYA RAHMAYANTI NIM 12401173341 DOSEN PEMBIMBING REFKI RUSYADI, M.Pd.I NIDN.2027128601. JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG NOVEMBER 2020

Transcript of LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN...

Page 1: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT BKD MLINJON

DALAM PROGRAM KESEJAHTERAAN EKONOMI

BAGI MASYARAKAT DESA MLINJON

KABUPATEN TRENGGALEK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Oleh :

SUKMA CAHYA RAHMAYANTI

NIM 12401173341

DOSEN PEMBIMBING

REFKI RUSYADI, M.Pd.I

NIDN.2027128601.

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

NOVEMBER 2020

Page 2: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 10 November 2020

Di : Tulungagung

Judul Laporan :Implementasi Pemberian Kredit BKD Mlinjon Dalam Program

Kesejahteraan Ekonomi Bagi Masyarakat Desa Mlinjon Kabupaten

Trenggalek.

Menyetujui

Dosen Pembimbing Lapangan

Refki Rusyadi, M.Pd.I

NIDN.2027128601.

Mengesahkan

a.n. Dekan

Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Siswahyudianto, M.M.

NIDN.2015068402

Page 3: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas

rahmat dan Rahim-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) selama

kurang lebih 1 bulan yakni mulai tanggal 5 Oktober sampai 6 November 2020 dengan lancar.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama Islam

yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.

Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi secara sistematis

dan sinkron antara program Pendidikan di kampus dengan program penguasaan keahlian yang

melalui kegiatan kerja secara langsung untuk menjadi tenaga yang profesional.

Melalui lapangan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung.

2. Bapak Dede Nurrohman, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Tulungagung.

3. Bapak M. Aqim Adlan, M.E.I. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah.

4. Bapak Refki Rusyadi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah memberikan

bimbingan, arahan kepada mahasiswa selama menjalani PPL.

5. Bapak Dendik Kuncoro, selaku Pimpinan BKD Desa Mlinjon Kabupaten Trenggalek.

6. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung penulis.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak

terima kasih.

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi bergai

pihak yang berkepentingan atas masalah ini. Tidak ada kesempurnaan kecuali milik Allah SWT.

Penulis sadar laporan ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu penulis harapkan saran dan kritik

yang membangun agar kita bisa bersama-sama menjadi manusia yang berilmu yang dapat

menciptakan karya-karya yang jauh lebih baik.

Segenap mahasiswa PPL meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila

dalam melaksanakan program maupun penyusunan laporan banyak terdapat kesalahan. Semoga

Page 4: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

iv

segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap laporan pertanggung jawaban ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Tulungagung, 10 November 2020

SUKMA CAHYA RAHMAYANTI

NIM. 12401173341

Page 5: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran ............................................................................................. 1

B. Tujuan dan Kegunaan ..................................................................................... 3

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................... 4

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga ............................................................................................... 5

B. Pelaksanaan Praktik ........................................................................................ 7

C. Permasalahan Di Lapangan ............................................................................ 8

D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik .......................................... 8

BAB III PEMBAHASAN

A. Kajian Teori .................................................................................................... 10

B. Implementasi Pemberian Kredit BKD Mlinjon Dalam Program

Kesejahteraan Ekonomi Bagi Masyarakat Desa Mlinjon

Kabupaten Trenggalek ................................................................................... 23

C. Solusi Yang Diberikan Dalam Permasalahan Yang Ada

Di Badan Kredit Desa Mlinjon .................................................................... 26

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 30

B. Saran ............................................................................................................. 30

DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................

Page 6: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Sebagai negara berkembang, Indonesia secara signifikan berupaya meningkatkan

taraf hidup rakyatnya dengan menggencarkan pembangunan diberbagai bidang. Dalam

hal ini pembangunan nasional memiliki tujuan guna mewujudkan masyarakat adil dan

makmur yang merata secara materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Pembangunan keuangan memproyeksikan dalam upaya peningkatan

kemampuan serta daya guna keseluruhan tatanan, perangkat, kelembagaan, dan

kebijaksanaan keuangan dalam menunjang kesinambungan pembangunan dan

peningkatan kemandirian bangsa melalui peningkatan kemampuan keuangan dan

meluasnya peran serta masyarakat dalam pembangunan dan melalui upaya untuk terus

meningkatkan tabungan nasional sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan.

Kebijaksanaan keuangan harus mendukung dan mengembangkan hubungan keuangan

antara pusat dan daerah yang serasi dalam mencapai keseimbangan pembangunan antar

daerah yang mantap dan dinamis.

Melihat keadaan persaingan pasar bebas menuntut semua kalangan untuk berperan

serta dalam memajukan perekonomian. Langkah-langkah strategis yang dilakukan yakni

dengan mendorong sektor-sektor usaha dalam negeri supaya meningkatkan perlindungan

terhadap konsumen, memperbaiki kualitas produk, serta memberikan bantuan modal bagi

UMKM. Salah satu pihak yang mendorong perekonomian Indonesia yakni lembaga

keuangan. Lembaga keuangan yang berkembang di Indonesia yakni lembaga keuangan

formal (bank) dan lembaga keuangan non-formal. Namun permasalahan yang ada di

lapangan saat ini kebanyakan UMKM terkendala dalam mengambil pendanaan kredit

pada lembaga keuangan formal. Maka dari itu, kebanyakan UMKM dan masyarakat

menengah lebih condong pada lembaga keuangan non-formal, dalam pendanaan dan

kreditnya. Lembaga keuangan non-formal dikenal dengan sebutan lembaga keuangan

mikro (LKM) yang diantaranya yakni Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, BKD,

BKK dan lemabaga-lembaga lain yang dipersamakan dengan itu.

Page 7: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

2

Pembangunan perekonomian secara tradisional dipelopori di Desa, sebagai

penopang perekonomian tradisional sebelum bangsa Indonesia ini merdeka adalah sistem

perekonomian Lumbung Desa dan Bank Desa, tumbuhnya sistem perekonomian tersebut

sudah ada sejak warisan bangsa Hindia Belanda. Lumbung Desa dan Bank Desa dalam

pengoperasionalannya masih tradisional, sehingga dinilai tidak menyulitkan masyarakat

Desa dalam pelaksanaannya. Berkembangnya jaman, Lumbung Desa dan Bank DEsa

melebur menjadi satu yakni berupa Badan Kredit Desa (BKD) yang berada dibawah

pengawasan oleh Bank Indonesia atas nama Dewan Moneter yang tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1953 Nomor 40), saat ini kewenangan tersebut telah di limpahkan kepada Otoritas Jasa

Keuangan. Hal ini menggambarkan bahwa keberadaan BKD masih dibutuhkan oleh

masyarakat, terutama masyarakat di pedesaan. BKD merupakan perusahaan milik desa

yang beroperasi pada wilayah pedesaan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat itu

sendiri. BKD dalam memberikan pinjaman kredit dengan bunga rendah dan stabil yang

sesuai kebutuhan masyarakat desa itu sendiri. Pada BKD Desa mlinjon ini ada beberapa

pinjaman yang dimintai jaminan, hal ini tergantung dari analisis 5C sebelum nasabah

diberi pinjaman kredit. Serta BKD desa mlinjon ini belum berbadan hukum PT (Perseroan

Terbatas).

Aset yang dimiliki BKD sebagian besar berasal dari Kas Desa, karena lahirnya

BKD ini sejak jaman sebelum Indonesia merdeka. Dengan operasional yang lebih dari 72

tahun, dapat diketahui asset yang dimiliki BKD. Selama ini, keberadaan BKD dan Desa

tidak bisa dipisahkan, selain operasional BKD ada di desa dan juga personil/pelaksana

dari unsur desa. Sebagai contoh yakni komisi 1 yang bertugas sebagai penanggung jawab,

yakni secara ex officio adalah kepala desa. Dan juga ada paradigma bahwa, BKD dan

Desa itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksana dan asset. Aset

yang dimiliki BKD dalam menjalankan operasionalnya merupakan asset desa. Sehingga

ada peleburan asset Desa dan Asset BKD, hal ini sejalan dengan paradigma bahwa asset

BKD adalah milik desa, karena BKD merupakan bank desa dan yang dimiliki oleh Desa

sepenuhnya. Berdasar uraian dasar pemikiran diatas penulis tertarik mengambil judul

yakni “Implementasi Pemberian Kredit BKD Mlinjon Dalam Meningkatkan Taraf

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Mlinjon Kabupaten Trenggalek”.

Page 8: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

3

B. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Pelaksanaan

a. Memenuhi tugas Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang 3 tahun

2020.

b. Mengetahui seberapa jauh teori yang telah didapat di kampus dengan

praktik yang ada di lapangan.

c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan mahasiswi untuk melihat

lebih pada keadaan langsung yang ada di lapangan.

d. Agar mahasiswa khususnya jurusan Perbankan Syariah dari IAIN

Tulungagung nanti siap untuk terjun di dunia yang sesungguhnya.

e. Menjadikan tenaga-tenaga yang terampil dan profesional dalam

mengemban tugas pada lembaga keuangan syariah.

f. Sedangkan tujuan dari laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini adalah

untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pemberian Kredit BKD

Mlinjon Dalam Meningkatkan Taraf Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Desa Mlinjon Kabupaten Trenggalek.

2. Kegunaan

a. Bagi mahasiswa

Adapun kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah

untuk memperkaya wawasan keilmuan dan pemahaman dalam rangka

membentuk keahlian akademik di Lembaga Keuangan Syariah.

Pemahaman mengenai penelitian yang dilakukan mengenai peran dari

pemberian kredit BKD dalam upaya peningkatan taraf kesejahteraan

ekonomi masyarakat desa.

b. Bagi fakultas

Berguna sebagai salah satu media penyerapan informasi yang

bermanfaat untuk penyelarasan kurikulum dengan perkembangan

kebutuhan di lapangan, dan sebagai media sosialisasi karena perguruan

tinggi mempunyai akses yang memadai untuk penyebar lulusan informasi

Page 9: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

4

kepada masyarakat.

c. Bagi lembaga

Dalam dunia praktik, khususnya bagi lembaga terkait, sebagai

bahan pertimbangan dalam memberikan pinjaman kredit kepada

masyarakat desa. Sekaligus guna sebagai bahan masukan dan evaluasi

dalam melaksanakan program-program yang akan datang.

d. Bagi pembaca

Adapula kegunaan bagi pembaca, yakni dimana penulis berharap

laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat memberi tambahan

wawasan pengetahuan kepada pembaca mengenai implementasi

pemberian kredit BKD dalam meningkatkan taraf kesejahteraan ekonomi

masyarakat desa, serta bisa dijadikan referensi dalam penelitian

selanjutnya.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PPL

1. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Gelombang III mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan

Syariah IAIN Tulungagung dimulai tanggal 05 Oktober 2020 sampai dengan

tanggal 06 November 2020 yang berlangsung selama 1 bulan.

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini yaitu di

Badan Kredit Desa (BKD) Desa Mlinjon yang beralamatlan di Jalan Raya Soho

RT.20 RW.04 Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek.

Page 10: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

5

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Profil Lembaga

Nama Lembaga : Badan Kredit Desa Mlinjon

Alamat Lembaga : Jalan Raya Soho RT.20 RW.04 Desa Mlinjon, Kecamatan

Suruh, Kabupaten Trenggalek

No. Telepon : 085259973281

1. Visi dan Misi

Badan Kredit Desa Mlinjon Kabupaten Trenggalek memiliki visi dan misi yakni

“Mengangkat Kemiskinan dan Melayani Setulus Hati”.

2. Produk-produk Badan Kredit Desa Mlinjon

Ada beberapa macam produk yang ditawarkan untuk nasabah pada Badan Kredit

Desa Mlinjon, antara lain yakni:

a. Simpanan Sukarela (Tabungan)

Tabungan yang ada di Badan Kredit Desa ini merupakan simpanan

dari nasabah yang dimasukkan dan dapat diambil sewaktu-waktu (pada

saat operasional Badan Kredit Desa Mlinjon).

b. Simpanan Wajib Pinjaman

Simpanan wajib pinjaman ini wajib dipenuhi oleh nasabah, dimana

pengambilan dana simpanan wajib ini didapat pada saat nasabah

mengangsur pinjamannya pada Badan Kredit Desa dengan cara menambah

pada angsuran pinjaman. Dimana simpanan wajib ini nantinya bisa diambil

saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan besar suku bunga 5% dari

besar pinjaman.

c. Kredit

Bentuk pinjaman kredit pada Badan Kredit Desa Mlinjon ini hanya

ada kredit bulanan, dengan 2 macam jangka waktu angsuran yakni

Page 11: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

6

angsuran 8x dan angsuran 12x. Dimana kredit ini kegunaannya bebas

untuk kepentingan perorangan, tidak diatas namakan pengembangan

UMKM, sektor pertanian, atau yang lainnya.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit kerja

dalam sebuah organisasi yang terdapat pada masyarakat. Atau juga bisa diartikan

sebagai suatu susunan dari berbagai macam komponen atau unit kerja dalam sebuah

organisasi. Dalam struktur organisasi terdapat pembagian kerja dan bagaimana fungsi

atau kegiatan-kegiatan berbeda yang telak dikoordinasikan dan juga terdapat adanya

berbagai spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah ataupun penyampaian

laporan.

Struktur organisasi Badan Kredit Desa yang merupakan Lembaga Keuangan

Mikro termasuk sangat sederhana tidak seperti Lembaga Keuangan Formal yang lain.

Badan Kredit Desa yakni lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berfungsi

untuk menjalankan kegiatan ekonomi yang berorientasi pada laba. BKD mempunyai

struktur organisasi sebagai berikut:

a. Komisi I (Ketua Komisi)

Yang dijabat Ex Officio oleh Kepala Desa/Kelurahan.

b. Komisi II (Kasir)

Yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Kepala Desa/Kelurahan.

Page 12: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

7

c. Komisi III (Juru Tagih)

Yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Kepala Desa/Kelurahan.

d. Juru Tata Usaha (Tenaga Administrasi)

Diangkat dan diberhentikan SK Bupati/Kepala Daerah Tk II atas usul

pengajuan dari Pimpinan cabang BRI.

Susunan Organisasi Badan Kredit Desa Mlinjon

No. Nama Jabatan

1. Dendik Kuncoro Komisi I (Ketua Komisi)

2. Mujito Komisi II (Kasir)

3. Cipto Widodo Komisi III (Juru Tagih)

4. Nuswantoro Juru Tata Usaha (Tenaga Administrasi)

B. Pelaksanaan Praktik Badan Kredit Desa Mlinjon

Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun ini berbeda dengan

tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya pandemic Covid-19 yang saat ini masih

mewabah di berbagai negara di dunia, salah satunya Indonesia. Sehingga dalam hal ini

berdampak pada pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan mandiri

di daerah tempat tinggal masing-masing. Kesempatan PPL kali ini saya melaksanakan di

desa tempat tinggal saya, yakni di BKD Desa Mlinjon. Dimana pelaksanaan PPL ini saya

lakukan sendiri, tidak berkelompok. Kunjungan ke BKD hanya saya lakukan beberapa

kali saja yaitu 3 kali kunjungan (kunjungan pertama yakni izin ke lembaga, kunjungan

kedua yakni observasi pertama, kunjungan ketiga yakni observasi kedua). Dikarenakan

BKD Desa Mlinjon ini hanya beroperasi 2 kali dalam satu bulan, yakni pada setiap hari

Selasa minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulan. Jam operasional BKD Desa

Mlinjon dibagi menjadi:

1. Jam operasional pagi : 08.00-12.00

2. Jam istirahat : 12.00-13.00

3. Jam operasional siang : 13.00-selesai (Fleksibel, menunggu sampai penagihan

selesai).

Page 13: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

8

C. Permasalahan Di Lapangan

Pada saat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan di BKD Mlinjon, kurang lebih

selama 3x pertemuan dengan pihak pengurus BKD, berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan salah satu pengurus Badan Kredit Desa Mlinjon yakni Bapak

Nuswantoro selaku Juru Tata Usaha atau pengurus dalam bidang pembukuan, beliau

mengemukakan beberapa permasalahan yang ada dalam BKD, salah satu permasalahan

yang utama yakni terkait pinjaman kredit bermasalah. Beberapa faktor yang menjadi

pemicu kredit macet atau bermasalah: Pertama, pendapatan yang fluktuatif diiringi dengan

kebutuhan yang tinggi. Kedua, karakter nasabah yang memang susah ditagih untuk

melunasi kewajiban kreditnya kepada BKD. Ketiga, nasabah yang pergi keluar kota atau

bahkan keluar negeri untuk bekerja.

Namun jika permasalahan ini masih sering terjadi, otomatis akan berpengaruh

terhadap kondisi keuangan BKD, dimana nantinya pasti akan berpengaruh terhadap

kemampuan BKD dalam memberikan ekspansi kredit kedepannya, yang pastinya akan

berdampak pada perekekonomian masyarakat desa. Sehingga kondisi ini akan

menghambat pencapaian visi dan misi Badan Kredit Desa dalam upaya meningkatkan

taraf kesejahteraan perekonomian masyarakat desa.

D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik

Tanggapan dari Badan Kredit Desa Mlinjon mengenai permasalahan-

permasalahan yang terjadi yakni hanya memberikan sanksi sosial bagi nasabah yang

belum melunasi pinjaman kredit setelah jatuh tempo. Berpegang teguh atas Visi dan Misi

Badan Kredit Desa yang berprinsip kekeluargaan sehingga dari permasalahan tersebut

pihak BKD hanya bisa mengambil jalan keluar yakni dengan melakukan penagihan

berulang hingga nasabah akan membayar kewajiban atas utangnya.

Tidak semua pinjaman akan dibebani jaminan tergantung dari analisis 5C yang

dipergunakan BKD sebelum memberi pinjaman. Misalkan jika dirasa nasabah tersebut

memikiki karakter yang baik serta pinjamannya tidak terlalu besar, maka nasabah tidak

akan dimintai jaminan atas kreditnya. Namun jika terjadi kredit yang macet meskipun

telah dimintai jaminan, pihak BKD tidak akan menyita atau melelang jaminan nasabah

tersebut, mengingat tujuan utama BKD yakni mengangkat kemiskinan masyarakat

Page 14: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

9

desanya, sehingga tidak tega apabila akan menyita harta benda milik warganya sendiri.

Namun untuk menutupi pinjaman kredit yang macet BKD masih sama dengan lembaga

keuangan yang lainnya yakni menggunakan dana cadangan sebagai penutup kredit yang

belum lunas tersebut.

Page 15: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

10

BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI

A. Kajian Teori

1. Badan Kredit Desa

a. Pengertian Badan Kredit Desa (BKD)

Badan Kredit Desa (BKD) adalah salah satu kelembagaan ekonomi

yang bergerak di akar rumput masyarakat pedesaan. Badan Kredit Desa

memiliki izin badan usaha yang diberikan oleh Kementerian Keuangan

sejumlah 5279 BKD. Sedangkan BKD sejumlah 175 BKD tidak memiliki

izin dari Kementerian Keuangan namun memiliki izin dari Surat Depdagri

No. 412.21/1502/BANGDES tgl 14 November 1991. BKD merupakan

salah satu lembaga pembiayaan yang bergulat dalam bidang simpan

pinjam, sehingga dengan hal ini BKD dipersamakan dengan bank.1

b. Sejarah Badan Kredit Desa

Badan Kredit Desa atau BKD memiliki sejarah yang panjang. Dapat

dikatakan bahwa BKD merupakan salah satu LKM formal yang pertama

kali berdiri di Indonesia. Berdirinya BKD tidak dapat dipisahkan dari

berdirinya AVB (Algemene Volkerediet Bank) yang kemudian menjadi

BRI pada sekitar tahun 1896. Sejarah BKD diawali dengan berdirinya

Lumbung Desa di daerah Banyumas karena terjadinya paceklik dan gagal

panen.2 Berdasarkan pengalaman pahit ini Asisten Residen Banyumas di

Purwokerto (De Wolf Van Westerrode) berusaha membentuk kelompok-

kelompok swadaya masyarakat guna mengatasi keadaan, dengan cara

membuat lumbung-lumbung desa untuk menanggulangi keadaan akibat

musim paceklik yang sering terjadi terutama di Jawa dilaksanakan dengan

prinsip Rembug Desa, dimana hal tersebut sudah bisa dilakukan oleh

1 Anindita Purnama Ningtyas, “Analisis Yuridis Terhadap Pengelolaan Aset Badan Kredit Desa Pasca Berlakunya

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa”, Jurnal Panorama Hukum,

Vol. 3 No.1, Juni 2018, Hal. 7 2 I Gde Kajeng Baskara, Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia, (Artikel Ilmiah: Universitas Udayana), Hal. 8

Page 16: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

11

masyarakat di Jawa dengan prinsip gotong-royong.3 LKM ini mengalami

sejarah yang panjang dengan berbagai perubahan nama dan regulasi. Saat

ini BKD hanya tersisa di pulau Jawa, walaupun sempat tersebar ke wilayah

laun di Indonesia.

c. Dasar Hukum Badan Kredit Desa

Badan Kredit Desa (BKD) adalah perusahaan milik desa yang

berperasi diwilayah desa yang diurus sebagai perusahaan tersendiri dan

terpisah dari kekayaan lain milik desa yang bersangkutan. Ordonasi BKD

yang termuat dalam Staatblad 357 tahun 1929, Rijksbland No 9 tahun 1938

untuk daerah Kasultanan yang menyangkut Pengawasan, Mengurus dan

Menjalankan tata usaha, keuangan dan harta lainnya.

Dalam perkembangan Staatblad tersebut telah dicabut dan diganti

dengan UU No 7/ Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan UU No. 10/ Tahun 1998 pasal 58:

“Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung

Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa

(BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK). Kredit Usaha Kecil (KURK),

Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa

(BKPD) dan/atau lembaga- lembaga lainnya yang dipersamakan dengan

ini diberika status sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-

Undang ini dengan memenuhi persyaratan tata cara yang telah ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah”.

Dan diperjelas lagi dengan Peraturan Pemrintah No: 71/tahun 1992,

Pasal 19 ayat 1 dan 2 :

“Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung

Pitih Nagari, Lembaga Perkreditan Desa, Badan Kredit Desa, Badan

Kredit Kecamatan, Bank Karya Produksi Desa dan atau lembaga-lembaga

lainnya yang dipersamakan dengan itu, yang telah memperoleh izin usaha

dan Menteri Keuangan, dinyatakan Menjadi Bank Perkreditan Rakyat”.

3 http://bkd-indonesia.blogspot.com/2011/01/badan-kredit-desa.html diakses Sabtu, 17 Oktober 2020 jam 16.11

Page 17: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

12

“Lembaga atau Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang

telah berdiri sebelum berlakunya Undang-Undang No 7 Tahun 1992

tentang Perbankan dan belum mendapatkan izin usaha sebagai Bank

Perkreditan Rakyat Kepada menteri Keuangan selambat-lambatnya 5

(lima tahun seja berlakuya peraturan pemerintah ini)”.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor:

31/63/KEP/DIRR tanggal 09 Juli 1998, Pelaksanaan Pembinaan dan

Pengawasan Badan Kredit Desa (BKD) telah ditunjuk BRI untuk tugas

dimaksud. Sehubungan dengan hal tersebut untuk tingkat Kantor Cabang,

maka Pemimpin Cabang BRI otomatis secara ex officio menjadi pengawas

BKD yang ditegaskan kembali dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor:

6/27/PBI/2004 tangal 28 Desember 2004 tentang Pelaksanaan

Pengawasan Badan Kredit Desa (BKD) oleh PT Bank Rakyat Indonesia,

dan pada tanggal 11 Juli 2006 terdapat kesepakatan bersama antara :

1) Sumarno, Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat, Dirjen PMD

Depdagri.

2) Mokhammad Dakhlan, Deputi Direktur Direktorat Pengawas

BPR.

3) Sultan Hamid, Kepala Divisi Kredit Program PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk.

4) M. Yahya, Ketua Serikat Pekerja Badan Kredit Desa.

Mereka membuat kesepakatan bersama dalam bidang pemberdayaan

ekonomi rakyat melalui pembinaan, pengawasan dan pengembangan

BKD, yaitu bahwa BKD perlu diintensifikan pembinaan dan

pengawasannya baik secara kelembagaan maupun operasional keuangan

dan Sumber Daya Manusianya. Pemberdayaan BKD akan dilakukan secra

seksama dan ditindak lanjuti oleh Departemen Dalam Negeri, Bank

Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dan Serikat pekerja BKD,

sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing sebagai berikut:

Page 18: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

13

1) Departemen Dalam Negeri

a) Memberikan pedoman kepada pemerintah daerah tentang

pembinaan kelembagaan dan pemberdayaan BKD serta

pengelolaan asset BKD.

b) Memfasilitasi Pemerintah Daerah berkaitan dengan

pengembangan kelambagaan organisasi dan personil BKD.

2) Bank Indonesia sesuai Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.

10 Tahun 1998 melakukan pembinaan dan pengawasan Bank,

Bank Umum maupun BPR termasuk BKD.

3) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

a) Melaksanakan tugas pembinaan dn pengawasan BKD dan

Bank Indonesia trehadap Operational BKD termasuk

administrasi Keuangannya agar BKD dapat beroperasi

secara sehat dan bermanfaat bagi masyarakat desa.

b) Membina peningkatan kemampuan manajemen BKD dan

penyehatan keuangan BKD.

c) Membina peningkatan usaha BKD sesuai ketentuan yang

berlaku.

Sedangkan ketentuan perturan dan surat dalam bentuk lainnya yang

telah dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Daerah,

Bank Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang dapat

digunakan sebagai pedoman Pengawasan, Pengelolaan, Pengembangan,

dan Pemberdayaan BKD wajib dipedomani oleh para pembina, pengelola,

dan semua unsur pelaksana BKD, dan Akumulasi hasil usaha BKD

disamping untuk peningkatan modal BKD dipergunakan untuk

Page 19: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

14

peningkatan manajemen Sumberdaya manusia, kesejahteraan para

anggotanya dan menunajng pendapatan desa.4

d. Fungsi Badan Kredit Desa

Fungsi Badan Kredit Desa menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

2013 adalah:

1) Pemenuhan modal kerja bagi usaha kecil.

2) Meningkatkan pendapatan atau taraf hidup.

3) Mendorong pembangunan ekonomi desa dan upaya pengentasan

kemiskinan.

4) Membatasi ruang gerak rentenir atau ijon.

e. Tujuan Badan Kredit Desa

Tujuan Badan Kredit Desa menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

2013 adalah:

1) Memudahkan akses permodalan.

2) Mendidik masyarakat agar gemar menabung.

3) Memberantas sistem ijon dan mempersempit gerak rentenir.

2. Kredit

a. Pengertian Kredit

Kredit dilihat dari sudut Bahasa berarti kepercayaan, dalam arti bahwa

apabila seseorang mendapatkan fasilitas kredit, maka orang atau badan

usaha tersebut telah mendapatkan kepercayaan dari pemberi kredit.

Pengertian kredit menurut Pasal 1 (11) UU No.10/1998 tentang Perubahan

Atas UU No.7/1992 tentang Perbankan (UU Perbankan), kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

4 http://bkd-indonesia.blogspot.com/2011/01/badan-kredit-desa.html diakses Sabtu, 17 Oktober 2020 jam 16.11

Page 20: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

15

b. Unsur-Unsur Kredit

Dari pengertian diatas, dapat ditemukan adanya unsur-unsur dalam

kredit yaitu antara lain:

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa kredit

tersebut akan dibayar kembali oleh si penerima kredit dalam jangka

waktu tertentu yang telah diperjanjikan.

2) Waktu, yaitu bahwa pemberian kredit dengan pembayaran kembali

tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan melainkan dipisahkan

oleh tenggang waktu.

3) Resiko, yaitu bahwa setiap pemberian kredit mempunyai resiko

akibat adanya jangka waktu yang memisahkan anatara pemberian

kredit dengan pembayaran kembali. Semakin panjang jangka

waktu kredit semakin tinggi resiko kredit tersebut.

4) Prestasi,atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk

uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun dalam

objek kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam

praktek perkreditan.

c. Jenis-Jenis Kredit Perbankan Untuk Masyarakat

Dalam praktek saat ini, secara umum ada 2 jenis kredit yang diberikan

kepada para masyarakat, yaitu:

1) Kredit ditinjau dari segi tujuan penggunaannya, dapat berupa:

a) Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan kepada usaha-

usaha yang menghasilkan barang dan jasa sebagai

kontribusi daripada usahanya.

Kredit ini terdiri atas:

Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang diberikan

untuk membiayai kebutuhan usaha-usaha, termasuk

guna menutup biaya produksi dalam rangka

peningkatan produksi atas penjualan.

Kredit Investasi, yaitu kredit yang diberikan untuk

Page 21: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

16

pengadaan barang modal maupun jasa yang

dimaksudkan untuk menghasilkan suatu barang dan

ataupun jasa bagi usaha yang bersangkutan.

b) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada orang

perorangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

masyarakat umumnya.

2) Kredit ditinjau dari jangka waktunya, dapat berupa:

a) Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang diberikan dengan

tidak melebihi jangka waktu 1 tahun.

b) Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang diberikan

dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun tetapi tidak lebih

dari 3 tahun.

c) Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang diberikan dengan

jangka waktu lebih dari 3 tahun.5

d. Tujuan Kredit

Kredit memiliki beberapa tujuan yang berguna baik bagi kreditur

(bank) dan debitur (nasabah), tujuan-tujuan kredit antara lain:

1) Mendapatkan Keuntungan.

Bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah menjadi

sektor keuntungan yang menjadi prioritas bagi bank untuk

mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.

2) Membantu Usaha Nasabah

Kredit yang diberikan oleh kreditur kepada debitur, baik dalam

bentuk dana investasi maupun modal kerja, sesungguhnya dapat

membantu usaha nasabah (debitur) sehingga debitur (nasabah)

dapat mengembangkan usahanya serta memperluas usahanya.

5 Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan AusAID, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, Edisi 2006,

(Jakarta: YLBHI, 2007), Hal. 131-132

Page 22: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

17

3) Mambantu Pemerintah

Dengan adanya kredit dari kreditur (bank) dapat membantu

pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Karena

dengan adanya kredit dari bank, perkembangan baik Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) maupun sektor Usaha Kredit

Menengah (UKM) dapat mengembangkan serta memperluas

usahanya sehingga dari langkah ini akan tercipta perputaran arus

barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat

luas.

e. Fungsi Kredit

Selain tujuan-tujuan diatas, kredit juga memiliki fungsi-fungsi sebagai

berikut:

1) Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.

2) Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.

3) Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

4) Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.

5) Kredit menimbulkan kegairahan berusaha bagi masyarakat.

6) Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.

7) Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

f. Manfat Kredit

1) Bagi Debitur

a) Meningkatkan usahanya dengan pengadaan berbagai faktor

produksi.

b) Kredit bank relative mudah bila usaha debitur layak

dibiayai.

c) Dengan jumlah yang banyak, maka memudahkan calon

debitur memilih bank yang cocok dengan usahanya.

d) Bermacam-macam jenis kredit dapat disesuaikan dengan

calon debitur.

e) Rahasia keuangan debitur dilindungi.

Page 23: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

18

2) Bagi Bank (Kreditur)

a) Bank memperoleh pendapatan dari bunga yang diperoleh

dari debitur.

b) Dengan adanya bunga kredit, diharapkan rentabilitas bank

akan membaik dan perolehan laba juga meningkat.

c) Dengan pemberian kredit akan membantu dalam

memasarkan produk atau jasa perbankan lainnya.

d) Pemberian kredit untuk mempertahankan dan

mengembangkan usaha bank.

e) Pemberian kredit untuk merebut pangsa pasar dalam

industry perbankan.

3) Bagi Pemerintah

a) Alat untuk memacu pertumbuhan secara umum.

b) Alat untuk mengendalikan kegiatan moneter.

c) Alat untuk menciptakan lapangan usaha.

d) Meningkatkan pendapatan negara.

e) Menciptakan dan memperluas pasar.

4) Bagi Masyarakat

a) Mendorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi.

b) Mengurangi tingkat pengangguran.

c) Memberikan rasa aman bagi masyarakat.

d) Memberikab rasa aman bagi masyarakat yang menyimpan

uangnya di bank.6

3. Lembaga Keuangan Mikro

a. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

Lembaga Keuangan Mikro atau Micro Finance Institution

6 Andrianto, Manajemen Kredit, (Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media, 2020), Hal. 4-9

Page 24: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

19

merupakan lembaga yang melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan

kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah

yang tidak terlayani oleh Lembaga Keuangan formal dan yang telah

berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.

b. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

LKM di Indonesia menurut Bank Indonesia dibagi menjadi dua

kategori yaitu:

1) LKM yang berwujud bank

a) BRI Unit Desa

b) BPR

c) BKD (Badan Kredit Desa)

2) LKM yang berwujud non bank.

a) Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

b) Unit Simpan Pinjam (USP)

c) Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP)

d) Baitul Maal Wattanwil (BMT)

e) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

f) Arisan

g) Pola Pembiayaan Grameen

h) Pola Pembiayaan ASA

i) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

j) Credit Union

Meskipun BRI Unit Desa dan BPR dikategorikan sebagai LKM,

namun akibat persyaratan peminjaman menggunakan metode bank

konvensional, pengusaha mikro kebanyakan masih kesulitan

mengaksesnya.

Banyakanya jenis lembaga keuangan mikro yang tumbuh dan

berkembang di Indonesia menunjukkan bahwa lembaga keuangan mikro

sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama kelompok masyarakat

Page 25: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

20

berpenghasilan rendah, pengusaha kecil dan mikro yang selama ini belum

terjangkau oleh jasa pelayanan keuangan perbankan khususnya bank

umum. Lembaga keuangan mikro ini dapat menumbuhkan minat

masyarakat di pedesaan untuk berusaha atau menumbuhkan pengusaha-

pengusaha kecil di pedesaan, yang pada akhirnya dapat membantu

program pemerintah untuk:

Meningkatkan produktivitas usaha masyarakat kecil di pedesaan.

Meningkatkan pendapatan penduduk desa.

Menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, sehingga dapat

memperkecil keinginan masyarakat pedesaan melakukan

urbanisasi.

Menunjang program pemerintah dalam mengupayakan pemerataan

pendapatan penduduk desa dan upaya pengentasan kemiskinan.7

c. Ciri-ciri Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia menurut Bank

Pembangunan Asia dan Bank Dunia memiliki ciri utama, yaitu:

1) Menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan yang relevan atau

sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.

2) Melayani kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.

3) Menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan

fleksibel agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat miskin yang

membutuhkan.

d. Pola-pola keuangan mikro di Indonesia

1) Saving Led Microfinance, yaitu pola keuangan mikro yang berbasis

anggota (membership based). Dalam pola ini, pendanaan atau

pembiayaan yang beredar berasal dari pengusaha mikro.

Contohnya: Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Credit Union,

dan Koperasi Simpan Pinjam.

7 Khusniati Rofiah, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten

Ponorogo”, Jurnal Kodifikasia, Vol.5 No.1, 2011, Hal. 152-153

Page 26: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

21

2) Credit Ledd Microfinance, yaitu pola keuangan mikro yang sumber

keuangannya bukan dari usaha mikro tetapi dari sumber lain.

Contohnya: Badan Kredit Desa, Lembaga Dana Kredit Pedesaan

dan Grameen Bank.

3) Micro Banking, bank yang difungsikan untuk melayani keuangan

mikro. Contohnya: BRI Unit Desa, Bank Perkreditan Rakyat dan

Danamon Simpan Pinjam.

4) Pola hubungan bank dan kelompok swadaya masyarakat.8

e. Kaitan Lembaga Keuangan Mikro dan Ekonomi Pedesaan

Pengentasan kemiskinan merupakan salah satu agenda

pembangunan nasional yang digalakkan pemerintah selama ini (Anugrah,

2007). Desa merupakan tolak ukur dari miskin atau tidaknya suatu negara,

karena sampai saat ini desa merupakan kantong kemiskinan yang paling

besar (Eko, 2005). Sesuai dengan pencitraan pedesaan pada umumnya,

komunitas pedesaan identic dengan para petani dan kehidupan para petani.

Oleh karena itu kehidupan pedesaan tidak lepas dari perilaku ekonomi

yang khas dari keluarga petani, yaitu pola ekonomi yang berorientasi

subsisten (Scott, 1981).

Seperti yang dikatakan oleh (Hamid, 1986) bahwa kegiatan

perekonomian di pedesaan masih didominasi oleh usaha-usaha skala mikro

dan kecil dengan pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang sarana

produksi dan hasil pertanian, pengolah hasil pertanian, serta industri rumah

tangga. Namun demikian, para pelaku usaha ini pada umumnya masih

dihadapkan pada permasalahan klasik yaitu terbatasnya kesediaan modal.

Sebagai unsur penting dalam mendukung peningkatan produksi

dan taraf hidup masyarakat pedesaan, keterbatasan modal dapat membatasi

ruang gerak aktivitas sektor pertanian dan pedesaan. Kehadiran LKM

dibutuhkan paling tidak karena dua hal (Pantoro, 2008).

8 Anas Iswanto Anwar, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Dan Pembangunan Ekonomi Pedesaan di Sulawesi Selatan,

(Artikel Ilmiah: Biro Ekonomi Setwilda Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, 2016), Hal. 4

Page 27: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

22

1) Sebagai salah satu instrument dalam rangka mengatasi kemiskinan.

Masyarakat miskin pada umumnya mempunyai usaha skala mikro.

Terminologi World Bank, merkea disebut sebagai economically

active poor atau pengusaha mikro. Dalam konfigurasi

perekonomian Indonesia, lebih dari 90% unit usaha merupakan

usaha skala mikro. Mengembangkan usaha skala mikro merupakan

langkah strategis karena akan mewujudkan broad bases

development atau development through equity. Mereka

membutuhkan permodalan guna mengembangkan kapasitas

usahanya. Dengan usaha yang meningkat (menjadi usaha skala

kecil), secara efektif akan mengatasi kemiskinan yang diderita oleh

mereka sendiri dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam

kategori fakir miskin. Pada sisi lain, skim keuangan mikro sangat

sesuai dengan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah.

2) Karena menjadi salah satu instrument pengembangan pasar

keuangan mikro. Secara pragmatis, pasar keuangan mikro

merupakan aspek keuangan dari semua proses ekonomi di segmen

mikro yang meliputi segala sesuatu yang menyangkut tabungan dan

kredit usaha. Pada pemahaman ini dicantumkan kata tabungan dan

kredit, guna menghindarkan pemahaman sempit seolah-olah di

segmen mikro pelaku-pelaku usahanya hanya membutuhkan

kredit, melupakan bahwa mereka mempunyai potensi menabung,

dan/atau dapat diberdayakan mempunyai kemampuan menabung.

Pada pasar keuangan mikro terdapat potensi besar dalam hal

penawaran (tabungan) dan permintaan (kredit). Berdirinya LKM

merupakan jawaban dari kurang pekanya lembaga keuangan formal dalam

merangkul UKM, sehingga perannya bisa dibilang sebagai katup

penyelamat dalam proses pembangunan ekonomi pedesaan.9

9 Ibid, Hal. 5-6

Page 28: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

23

B. Implementasi Pemberian Kredit BKD Mlinjon Dalam Program Kesejahteraan

Ekonomi Bagi Masyarakat Desa Mlinjon Kabupaten Trenggalek

Riwayat berdirinya Badan Kredit Desa ini sebenarnya sudah ada semenjak zaman

kolonial Belanda. Seperti halnya BRI yang juga sudah ada semenjak zaman penjajahan,

bedanya kalau jaman dahulu bank BRI melayani para bangsawan. Sedangkan Badan

Kredit Desa (BKD) melayani masyarakat pedesaan guna membantu perekonomian

masyarakat kecil jaman dahulu dalam hal pinjaman kredit agar terjangkau dengan

lembaga keuangan, dan menghindari masyarakat melakukan pinjaman pada rentenir. Serta

juga membantu masyarakat dalam hal lumbung pari “pagebluk” pada tingkat desa.

Badan Kredit desa dulunya bekerja sama dengan bank BRI, dalam wewenang Bank

Indonesia. BRI merupakan kepanjangan tangan dari Bank Indonesia yang diamanahi

wewenang atas operasional Badan Kredit Desa. Berhubung Badan Kredit Desa tersebut

ada di desa-desa kecil dimana Bank Indonesia tidak bisa mengawasi langsung maka

wewenang atas Badan Kredit Desa diserahkan pada BRI namun tetp dalam pengawasan

Bank Indonesia. Sekarang dengan kemajuan regulasi baru diserahkan ke desa atas

wewenang Otoritas Jasa Keuangan selaku lembaga pengawas keuangan. Badan Kredit

Desa ini ada dibawah naungan desa atas izin menteri keuangan namun belum berbadan

hukum.

Dana modal yang ada di Badan Kredit Desa didapat dari pengengembangan modal

sendiri dari operasional tahun-tahun yang lalu. Tidak diberi suntikan dana dari

pemerintah. Jaman dahulu modal awal diberi pinjaman bank BRI kemudian setelah

beroperasional dan mendapatlkan laba, laba sedikit demi sedikit terkumpul sehingga

keuangannya semakin berkembang dan bisa menebus pinjaman bank tersebut.

Dikarenakan BKD merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang

modalnya kecil, sehingga dalam memberikan pinjaman kreditpun tidak melayani

golongan menengah keatas dan hanya melayani di desa setempat.

Banyaknya jumlah nasabah dalam BKD tergantung dari besar kecilnya BKD itu

sendiri dan juga luas tidaknya desa tersebut. Pada Badan Kredit Desa Mlinjon nasabahnya

masih sedikit yakni 250 orang. Dalam operasionalnya BKD Mlinjon melayani berbagai

macam produk, antara lain:

1. Simpanan Sukarela (Tabungan)

Page 29: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

24

Tabungan yang ada di Badan Kredit Desa ini merupakan simpanan dari

nasabah yang dimasukkan dan dapat diambil sewaktu-waktu (pada saat

operasional Badan Kredit Desa Mlinjon). Hingga saat ini masih belum ada

nasabah yang menabung di Badan Kredit Desa Mlinjon, hal ini dikarenakan

kebanyakan masyarakat ekonomi menengah kebawah sehingga lebih

mementingkan pemenuhan kebutuhannya terlebih dahulu.

2. Simpanan Wajib Pinjaman

Simpanan wajib pinjaman ini wajib dipenuhi oleh nasabah, dimana

pengambilan dana simpanan wajib ini didapat pada saat nasabah mengangsur

pinjamannya pada Badan Kredit Desa dengan cara menambah pada angsuran

nasabah. Dimana simpanan wajib ini nantinya bisa diambil saat menjelang Hari

Raya Idul Fitri. Dengan besar suku bunga yakni 5% dari besar pinjaman.

3. Kredit

Bentuk pinjaman kredit pada Badan Kredit Desa Mlinjon ini hanya ada

kredit bulanan, dengan 2 macam jangka waktu angsuran yakni angsuran 8x dan

angsuran 12x. Jumlah angsuran pelunasan pinjaman ini dilihat dari karakter dan

juga dari besar kecilnya pinjaman. Badan Kredit Desa melayani seluruh pinjaman

kredit masyarakat desa. Maksudnya, pinjaman yang nantinya akan diberikan pihak

BKD kepada nasabah itu atas dasar keperluan perorangan, jadi tidak harus diatas

namakan untuk pengembangan UMKM atau sektor usaha yang lain.

Perihal persyaratan pendaftaran menjadi nasabah di Badan Kredit Desa Mlinjon ini

cukup simpel dan sederhana yakni harus benar-benar penduduk asli desa Mlinjon dan

menyertakan KTP. Pengajuan pinjaman kreditnya pun tidak rumit, jika dirasa analisas 5C

sudah mumpuni untuk diberi pinjaman pasti pinjaman akan segera cair. Sebelum

memberikan pinjaman BKD juga seperti layaknya lembaga keuangan yang lain yakni

menggunakan analisis 5C (Character, Capasity, Capital, Condition, Collateral).

Orientasi Badan Kredit Desa yakni untuk mendapatkan laba. Dalam hal ini pada setiap

transaksinya BKD menetapkan bunga seperti lembaga keuangan yang lainnya, namun

bunga yang ditetapkan BKD masih tergolong rendah. Besar kecilnya jumlah pinjaman

tidak menjadi acuan atas prosentase bunga yang ditetapkan, sehingga besarnya prosentase

bunga sama.

Page 30: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

25

Laporan keuangan yang dipakai ada 2 macam yakni Laba/Rugi dan kolektibilitas

keuangan. Kolektibilitas pinjaman ini digunakan untuk mengukur performance pinjaman

lancar atau tidak. Profit yang didapat Badan Kredit Desa ini dialokasikan untuk

menambah modal Badan Kedit Desa itu sendiri dan juga disalurkan untuk kas desa.

Pada lembaga keuangan formal seperti halnya perbankan, syarat pinjaman yakni

dengan menyertakan jaminan. Namun, BKD dalam pemberian pinjaman kreditnya jaman

dahulu tidak membebankan jaminan kepada nasabah, karena sifat pinjaman BKD ini

tolong menolong. Melihat realitas perkembangan zaman kemudian dalam pemberian

pinjamannya BKD saat ini meminta jaminan, walupun tidak semua pinjaman dibebani

jaminan. Dibebani jaminan atau tidak tergantuk situasi dan kondisi, jika dirasa pinjaman

tergolong tinggi dan karakter nasabahnya kurang meyakinkan nantinya akan dimintai

jaminan. Jaminan yang dibebankan atas pinjaman kredit nasabah biasanya berupa

sertifikat tanah, BPKB, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mengikat kredit nasabah.

Jikalau ada kasus kredit macet dimana nasabah belum melunasi pinjamannya pada

jangka waktu yang telah disepakati, nantinya tidak ada sanksi. Adapun hanya berupa

sanksi sosial, pihak BKD akan terus menerus menagih sampai nasabah melunasi

kewajiban atas pinjaman kreditnya. Mengingat BKD memang berprinsip tolong menolong

perekonomian masyarakat desa. Jadi tidak ada sita menyita jaminan atas pinjaman kredit.

Cara pencegahan kredit macet Badan Kredit Desa Mlinjon ini yakni melalui penerapan

analisis 5C. Misalkan nasabah yang bersangkutan penghasilan per-bulan Rp 200.000,00

maka pihak BKD tidak akan memberi beban angsuran melebihi pendapatannya. Namun

meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk mencegah kredit macet pada faktanya

permasalahan Badan Kredit Desa Mlinjon ini salah satunya yakni kredit bermasalah.

Untuk mengatasi kasus-kasus pinjaman kredit yang bermasalah ini, pihak Badan Kredit

Desa menyediakan dana cadangan untuk menutupi kredit macet seperti halnya lembaga

keuangan pada umumnya.

Melihat keadaan Indonesia pada tahun 2020 yang terserang wabah virus Covid-19 ini

bagi BKD tidak terlalu berdampak, karena BKD merupakan lembaga keuangan mikro

yang hanya melayani masyarakat ekonomi menengah kebawah sehingga perekonomian

masyarakat ini tidak terlalu terguncang akibat wabah virus Covid-19. Hampir serupa

dengan peristiwa krisis moneter jaman dulu, BKD juga tidak begitu terdampak. Dimana

Page 31: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

26

pada masa krisis moneter dulu perusahaan-perusahaan besar lah yang kebanyakan gulung

tikar.

C. Solusi Yang Diberikan Dalam Permasalahan Yang Ada Di Badan Kredit Desa

Mlinjon

Dari permasalahan yang ada yakni mengenai kredit bermasalah di Badan Kredit Desa

Mlinjon, dimana jika permasalahan ini sering kali terjadi bisa mengganggu kesehatan

keuangan Badan Kredit Desa itu sendiri. Sehingga kemampuan Badan Kredit Desa

Mlinjon dalam mewujudkan visi dan misinya untuk mengangkat dan mensejahterakahan

masyarakat di desa Mlinjon bisa terhambat. Nasabah yang tersandung kredit bermasalah

biasanya disebabkan oleh perolehan pendapatan yang tidak menentu dan kebutuhan hidup

yang kompleks, nasabah yang pergi mencari uang keluar kota bahkan keluar pulau,

adapun pula diakibatkan karakter nasabah yang memang susah untuk ditagih dalam

mengangsur kewajiban utangnya, faktor-faktor penyebab lain yang muncul tiba-tiba

seperti bencana, dan lain sebagainya.

Pihak Badan Kredit Desa Mlinjon tentunya melakukan berbagai upaya untuk

mencegah dan mengatasi permasalahan kredit bermasalah ini, yakni dengan analisis 5C

(Character, Capasity, Capital, Condition, Collateral). Sebelum nasabah mendapatkan

pencairan dana pinjamannya, terlebih dahulu pihak BKD akan menganalisis pinjaman

yang diajukan nasabah. Kemudian setelah dirasa nasabah tersebut layak diberikan

pinjaman maka nasabah memperoleh pencairan dana pinjamannya dengan ketentuan yang

dipersyaratkan diawal, baik mengenai jatuh tempo pinjaman, jadwal pembayaran

angsuran, dan juga jaminan yang dibebankan atas kreditnya.

Penyelamatan kredit bermasalah di sektor perbankan dapat ditempuh dengan cara-

cara:

1. Penyelamatan kredit oleh Bank

Penyelamatan kredit oleh bank dapat dilakukan dengan cara-cara yaitu:

a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan syarat kredit yang

hanya menyangkut jadwal pembayaran dan/atau jangka waktunya.

b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian sebagian

Page 32: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

27

atau seluruh syarat kredit, yang tidak terbatas pada perubahan jadwal

pembayaran, jangka waktu, dam/atau persyaratan lainnya sepanjang tidak

menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.

c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan syarat-syarat kredit

yang menyangkut:

1) Penambahan dana bank.

2) Konversi seluruh atau sebagaian tunggakan bunga menjadi pokok

kredit baru.

3) Konversi seluruh atau sebagian dari kredit dengan penjadwalan

kembali dan/atau persyaratan kembali.

2. Penyertaan modal di bidang keuangan

Penyertaan modal hanya dapat dilakukan oleh bank umum. Bank umum hanya

dapat melakukan persyaratan modal di bidang keuangan pada:

a. Bank lain.

b. Bank Perkreditan Rakyat.

c. Perusahaan lain di bidang keuangan, yakni perusahaan sewa guna usaha,

perusahaan modal ventura, perusahaan efek, perusahaan asuransi, serta

lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan.

3. Penyertaan modal sementara pada perusahaan milik debitur

Bank umum dapat melakukan penyertaan modal sementara untuk

mengatasi kegagalan kredit atau pembiayaan dengan izin BI. Penyertaan modal

sementara itu dibatasi selama-lamanya 5 tahun atau kurang dari 5 tahun bagi

perusahaan yang telah memperoleh laba. Apabila telah melampaui batas waktu 5

tahun perudshaan itu belum memperoleh laba, maka bank wajib mempublikasikan

penyertaan modal dimaksud. Dalam menempuh upaya penyelamatan kredit

bermasalah, dapat saja pelaksanaannya dibarengi dengan upaya mencari mitra

usaha yang bersedia dan mampu memasukkan tambahan modal. Selain itu, upaya

penyelamatan dapat dibarengi dengan keharusan debitur menjual asetnya yang

tidak produktif.

Restrukturisasi kredit, menurut Peraturan Bank Indonesia atau PBI 7/2005,

Page 33: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

28

Pasal 1 angka 25, adalah: “Upaya perbaikan yang dilakukan oleh bank dalam

kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi

kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui:

a. Penurunan suku bunga kredit.

b. Perpanjangan jangka waktu kredit.

c. Pengurangan tingkatan bunga kredit.

d. Pengurangan tunggakan pokok kredit.

e. Penambahan fasilitas kredit.

f. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan penyelamatan kredit

macet melalui program restrukturisasi kredit ada kesamaan dengan program hapus

tagih karena keduanya sama-sama memberikan fasilitas pengurangan tunggakan

pokok kredit. Dalam praktiknya, jika upaya restrukturisasi kredit ternyata tidak

berhasil maka portofolio kredit macet tersebut dapat dimasukkan kedalam

program hapus buku dan hapus tagih.

Apabila tindakan penyelamatan kredit yang dilakukan oleh bank ternyata

tidak berhasil, maka bank dapat melakukan tindakan lanjutan berupa penyelesaian

kredit macet melalui program penghapusan kredit macet (write-off). Penghapusan

kredit macet terbagi dalam dua tahap yaitu:

a. Hapus Buku atau penghapusan secara bersyarat atau conditional write-off.

b. Hapus tagih atau penghapusan secara mutlak atau absolute write-off.

Hapus buku dilakukan dengan cara mengeluarkan semua portofolio kredit

macet dari pembukuan bank, namun bank tetap melakukan penagihan

kepada debitur. Sedangkan dalam program hapus tagih, bank tidak lagi

melakukan penagiahan kepada debitur.

Jika kemudian program hapus buku dan hapus tagih juga belum berhasil

mengembalikan dana kredit yang disalurkan kepada debitur, maka bank dapat

menyelesaikan portofolio kredit macet tersebut melalui jalur litigasi (proses

peradilan) maupun jalur non litigasi (di luar proses peradilan). Program hapus

buku dan hapus tagih dilakukan untuk menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL)

Page 34: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

29

sehingga dapat meningkatkan tingkat kesehatan bank.

Penyelesaian kredit, menurut Herowati Poesoko, dapat dilakukan

berdasarkan Undang-Undang Bak Tanggungan (UU 4/1996) Pasal 20 Ayat (1)

huruf a dan b, yitu ditempuh dengan 3 cara: (i) parate executie, (ii) title executorial,

dan (iii) penjualan di bawah tangan. Pengertian “eksekusi” dapat dibagi menjadi

dua yaitu “eksekusi dalam arti sempit” dan “eksekusi dalam arti luas”. Eksekusi

dalam arti sempit adalah pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, sedangkan eksekusi dalam arti luas adalah pelaksanaan

pemenuhan hak berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap

atau berdasarkan akta bertitel eksekutorial dengan atau tanpa fiat pengadilan atau

secara parate executie atau penjualan di bawah tangan.10

10 Iswi Hariyani, Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet, (, 2013), Hal. 39-42

Page 35: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

30

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Badan Kredit Desa (BKD) adalah salah satu kelembagaan keuangan mikro yang

bergerak di akar rumput masyarakat pedesaan, dimana dalam operasionalnya bergulat

dalam bidang simpan pinjam dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan perekonomian

masyarakat desa.

Jasa-jasa atau produk yang ditawarkan pada Badan Kredit Desa Mlinjon ada berbagai

macam, yakni: tabungan, simpanan wajib pinjaman, dan kredit. Namun dari ketiga produk

tersebut produk tabunganlah yang belum berkembang, karena nasabah masih belum ada

yang menabung di BKD Mlinjon.

Cara pengajuan kredit di Badan Kredit Desa Mlinjon sangat sederhanya yakni cukup

hanya berbekal KTP dan merupakan penduduk desa Mlinjon saja, sehingga hal ini

menjadi suatu keunggulan tersendiri dibandingkan lembaga keuangan lain yang cukup

rumit dalam pengajuan pinjaman kreditnya. Permasalahan yang menjadi perhatian di

BKD Mlinjon yakni mengenai kredit bermasalah. Namun pihak BKD dalam hal ini sudah

mencegah dengan menggunakan analisis 5C sebelum menyalurkan dana pinjaman kepada

nasabah.

B. Saran

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap siapapun, khususnya kepada segenap

pengurus Badan Kredit Desa Mlinjon Kabupaten Trenggalek dan Dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung. Dengan segala kerendahan hati penulis,

demikian pertumbuhan dan kegiatan operasional Badan Kredit Desa Mlinjon Kabupaten

Trenggalek dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

untuk meningkatkan kualitasnya, maka penulis menyampaikan saran:

1. Bagi Pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Pihak Laboratorium, Sebagai Pelaksana PPL antara lain:

a. Alangkah lebih baik jika pendaftaran PPL yang dilakukan secara online

Page 36: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

31

lebih diperhatikan lagi sistematika alur pendaftarannya, agar pendaftaran

pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan lancar.

b. Lebih banyak menjalin kerjasama dengan instansi-instansi perbankan yang

bisa dijadikan PPL.

2. Untuk Instansi/Lembaga Tempat PPL

Saran untuk instansi tempat PPL demi kemajuan instansi antara lain:

a. Lebih tegas lagi dalam mencegah dan menangani kredit bermasalah,

dikarenakan jika keadaan ini terus terulang dapat mengakibatkan tidak

sehatnya keuangan Badan Kredit Desa itu sendiri sehingga menghambat

pencapaian Badan Kredit Desa untuk mencapai visi dan misinya.

b. Jam operasional lembaga ditambah lagi, agar lebih efektif.

3. Untuk Mahasiswa Sebagai Peserta PPL antara lain:

a. Dikarenakan PPL dilaksanakan secara online akibat adanya covid-19,

mahasiswa harus lebih cermat dan teliti lagi ketika membaca dan

menyimak informasi yang ada di Grub WhatsApp ataupun Telegram, agar

PPL dapat berjalan dengan lancar.

b. Harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan PPL.

c. Harus memanfaatkan waktu PPL dengan sebaik mungkin.

d. Lebih aktif dalam kegiatan PPL.

Page 37: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

32

DAFTAR RUJUKAN

Baskara, I Gde Kajeng. Artikel Ilmiah: Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia. Universitas

Udayana.

Ningtyas, Anindita Purnama. 2018. “Analisis Yuridis Terhadap Pengelolaan Aset Badan Kredit

Desa Pasca Berlakunya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Pengelolaan Aset Desa”. Vol. 3 No. 1. Malang: Jurnal Panorama Hukum.

http://bkd-indonesia.blogspot.com/2011/01/badan-kredit-desa.html diakses Sabtu, 17 Oktober

2020 jam 16.11.

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan AusAID. 2007. Panduan Bantuan Hukum di

Indonesia. Edisi 2006. Jakarta: YLBHI.

Andrianto. 2020. Manajemen Kredit. Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media.

Rofiah, Khusniati. 2011. “Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Di Kabupaten Ponorogo”. Vol.5 No.1. Ponorogo: Jurnal Kodifikasia.

Anwar, Anas Iswanto. 2016. Artikel Ilmiah: Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Dan Pembangunan

Ekonomi Pedesaan di Sulawesi Selatan. Biro Ekonomi Setwilda Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan.

Page 38: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

33

Lampiran 1

BERITA ACARA HARIAN

PPL JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG

GELOMBANG III TAHUN 2020

Pada tanggal 05 sampai tanggal 06 November 2020, bertempat di Badan Kredit Desa

Mlinjon, telah dilaksanakan PPL Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Tulungagung Gelombang III Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut:

Nama : Sukma Cahya Rahmayanti

NIM : 12401173341

Jurusan : Perbankan Syariah

No Hari/Tgl Pukul Kegiatan

1 Senin, 5 Oktober 2020 10.06-12.52 Menghubungi pihak BKD untuk mulai

obeservasi besuk pada hari Selasa tanggal 6

Oktober 2019.

2 Selasa, 6 Oktober 2020 10.00-12.00 Melakukan observasi ke BKD Desa Mlinjon

mulai pukul 10.00-12.00 WIB. Dengan

narasumber Bapak Nuswantoro.

3 Rabu, 7 Oktober 2020 08.00-10.00 Melakukan penyalinan catatan hasil

observasi pada buku.

4 Kamis, 8 Oktober 2020 13.30-14.11 Melakukan pemilahan video yang akan

dijadikan laporan akhir PPL.

5 Jumat, 9 Oktober 2020 09.12-10.30 Meresume pendalaman materi di buku tulis.

6 Sabtu, 10 Oktober 2020 10.01-12.08 Melanjutkan resume pendalaman materi di

buku tulis.

7 Minggu, 11 Oktober 2020 09.00-10.27 Mulai mengetik mengerjakan materi

pendalaman materi di Laptop.

8 Senin, 12 Oktober 2020 11.48-13.49 Mencari referensi dari berbagai sumber

untuk mendukung data-data pada laporan

PPL.

9 Selasa, 13 Oktober 2020 10.15-11.05 Bertahap mengerjakan cover, kata

pengantar, dan halaman persetujuan.

Page 39: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

34

10 Rabu, 14 Oktober 2020 11.29-12.40 Menghubungi lembaga via whatsapp terkait

beberapa informasi yang belum didapat saat

observasi.

11 Kamis, 15 Oktober 2020 09.56-12.23 Melanjutkan menyusun laporan Praktik

Pengalaman Lapangan bagian BAB I

Pendahuluan.

12 Jumat, 16 Oktober 2020 08.05-08.09 Konsultasi online via Whatsapp kepada DPL

terkait judul yang akan diambil.

13 Sabtu, 17 Oktober 2020 11.38-14.04 Melanjutkan menyusun laporan Praktik

Pengalaman Lapangan bagian BAB II

Pelaksanaan Praktik.

14 Minggu, 18 Oktober 2020 09.57-12.03 Mengerjakan laporan Praktik Pengalaman

Lapangan bagian BAB III

Pembahasan/Analisis Terhadap Temuan

Studi.

15 Senin, 19 Oktober 2020 16.14-16.19 Menghubungi pihak lembaga BKD Mlinjon

untuk observasi lanjutan.

16 Selasa, 20 Oktober 2020 13.09-13.48 Observasi kembali ke BKD Mlinjon, untuk

beberapa informasi yang kemarin belum

didapat.

17 Rabu, 21 Oktober 2020 09.46-10.23 Menambah beberapa teori pada BAB III

yang ada kaitannya di judul.

18 Kamis, 22 Oktober 2020 14.22-15.21 Melanjutkan mengerjakan laporan Praktik

Pengalaman Lapangan BAB III.

19 Jumat, 23 Oktober 2020 08.00-11.22 Mulai mencari dan men-download aplikasi

untuk edit video.

20 Sabtu, 24 Oktober 2020 09.22-09.59 Memasukkan hasil observasi kedua kedalam

laporan Praktik Pengalaman Lapangan.

21 Minggu, 25 Oktober 2020 12.34-13.09 Mulai menyimak tutorial edit video untuk

aporan Praktik Pengalaman Lapangan.

22 Senin, 26 Oktober 2020 09.00-09.20 Mulai mendownload aplikasi edit video.

23 Selasa, 27 Oktober 2020 09.00-14.00 Mulai mengedit video yang bagian

pemandangan-pemandangan desa.

24 Rabu, 28 Oktober 2020 10.32-10.53 Melihat tutorial editing kembali.

25 Kamis, 29 Oktober 2020 12.34-13.12 Mengerjakan laporan Praktik Pengalaman

Lapangan BAB IV bagian kesimpulan.

26 Jumat, 30 Oktober 2020 12.43-13.20 Mengerjakan laporan Praktik Pengalaman

Lapangan BAB IV bagian saran.

27 Sabtu, 31 Oktober 2020 11.27-11.55 Konsultasi dengan DPL terkait ketepatan

pemilihan subab-subab yang ada di BAB III.

28 Minggu, 1 November 2020 12.01-13.12 Menyusun daftar pustaka pada laporan

Praktik Pengalaman Lapangan.

29 Senin, 2 November 2020 18.48-18.59 Konsultasi dengan DPL terkait sistematika

pengumpulan laporan PPL dan cara

pemberian paraf pada laporan PPL.

Page 40: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

35

30 Selasa, 3 November 2020 09.33-10.58 Membuat video pembukaan dan penutupan.

31 Rabu, 4 November 2020 12.00-14.33 Mengedit laporan Praktik Pengalaman

Lapangan.

32 Kamis, 5 November 2020 14.06-14.56 Membaca ulang isi laporan sekaligus melihat

jika ada kesalahan penulisan.

33 Jumat, 6 November 2020 06.34-14.32 Mengedit video kembali.

Tulungagung, 10 November 2020

Sukma Cahya Rahmayanti

NIM. 12401173341

Page 41: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

36

Lampiran 2

BERITA ACARA KONSULTASI

Nama : Sukma Cahya Rahmayanti

NIM : 12401173341

Jurusan : Perbankan Syariah

DPL : Refki Rusyadi, M.Pd.I

Tempat PPL : Badan Kredit Desa Mlinjon

Judul Laporan : Implementasi Pemberian Kredit BKD Mlinjon Dalam Program

Kesejahteraan Ekonomi Bagi Masyarakat Desa Mlinjon Kabupaten

Trenggalek.

No Hal yang dikonsultasikan Catatan DPL Paraf

1 Konsultasi mengenai judul

laporan akhir Praktik pengalaman

Lapangan (PPL).

ACC

2 Konsultasi mengenai subbab-

subbab yang ada di Bab III.

ACC

3 Konsultasi mengenai keseluruhan

isi laporan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL)

ACC

Tulungagung, 10 November 2020

Refki Rusyadi, M.Pd.I

NIDN.2027128601.

Page 42: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

37

Lampiran 3

FOTO-FOTO KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

1. Pelaksanaan Pendalaman Materi PPL Gelombang II Via Zoom (01 Oktober 2020)

2. Pelaksanaan Kegiatan PPL pada Badan Kredit Desa Mlinjon (05 Oktober 2020 – 05

November 2020)

Page 43: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

38

Page 44: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

39

Page 45: LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ...blog.iain-tulungagung.ac.id/labfebi/wp-content/uploads/...membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang berderang yaitu Agama

40