Laporan Praktek Industry

83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan adalah sebuah program mata kuliah yang wajib di tempuh oleh mahasiswa S-1 pendidikan Teknik Mesin Otomotif. Dalam pelaksanaan kegiatan ini bertujuan menerapkan ilmu yang didapat pada bangku kuliah, untuk dilaksanakan atau diterapkan langsung kelapangan.Selama kegiatan PKL berlangsung, mahasiswa mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan kegiatan, yang kemudian disusun dalam sebuah laporan. Pengecatan merupakan salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat terasa didunia otomitif, khususnya dibidang pengecatan. Banyak teknologi yang berkembang pada dunia pengecatan ini, antara lain pengecatan pada bodi kendaraan. Banyak alasan para pemilik mobil 1

Transcript of Laporan Praktek Industry

Page 1: Laporan Praktek Industry

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan adalah sebuah program mata

kuliah yang wajib di tempuh oleh mahasiswa S-1 pendidikan Teknik Mesin

Otomotif. Dalam pelaksanaan kegiatan ini bertujuan menerapkan ilmu yang

didapat pada bangku kuliah, untuk dilaksanakan atau diterapkan langsung

kelapangan.Selama kegiatan PKL berlangsung, mahasiswa mengumpulkan

data dari hasil pelaksanaan kegiatan, yang kemudian disusun dalam sebuah

laporan.

Pengecatan merupakan salah satu perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang sangat terasa didunia otomitif, khususnya dibidang

pengecatan. Banyak teknologi yang berkembang pada dunia pengecatan ini,

antara lain pengecatan pada bodi kendaraan. Banyak alasan para pemilik

mobil melakukan modifikasi pada warna mobil aslinya karena selain ingin

perubahan warna yang sesuai, banyak alasan yang menyebabkan

dilakukannya pengecatan pada bodi/panel kendaraan. Diantaranya adalah

terdapat cat yang mengelupas pada kendaraan, kekeroposan pada body

kendaraan, terdapat karat pada bagian-bagian tertentu, dan adanya goresan di

bagian body/panel tertentu,atau oleh sebab lain.

Dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mengambil topik

tentang Repainting/Pengecatan Ulang dan Perbaikan panel sebagian pada

Mencedez Benz Type Tiger 280 E yang mengalami kekeroposan pada

1

Page 2: Laporan Praktek Industry

beberapa bagian body kendaraan.Penulis mengambil topik ini dikarenakan

topik ini sangat menarik dan sangat sering terjadi di dunia pengecatan

khususnya pada mobil-mobil yang tingkat oprasionalnya lama.

Oleh karena itu penulis mengambil judul laporan tentang

“Repainting/Pengecatan Ulang dan Penggantian Panel Sebagianpada

Mercedez Benz Tiger Type 280E” dengan terealisasikannya Laporan Praktik

Kerja Lapangn ini, penulis berharap laporan ini bisa bermanfaat bagi semua

pihak khususnya buat penulis dan seluruh mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Negeri Surabaya.

B. Tujuan

Pada program Praktik Kerja Lapangan ini mempunyai tujuan sebagai

berikut ;

1. Memperoleh pengalaman belajar dan bekerja sesuai dengan kondisi dan

situasi pekerjaan nyata di dunia Industry/usaha.

2. Mendapat informasi tentang kemajuan – kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) dari dunia Industry/usaha.

3. Memperoleh pengetahuan, sikap dan keahlian dalam bidang profesi yang

tidak diperoleh selama menempuh perkuliahan dikampus

C. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan adalah :

1. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja sesuai dengan

kondisi dan situasi pekerjaan nyata di dunia Industry/usaha.

2

Page 3: Laporan Praktek Industry

2. Mahasiswa mendapat informasi tentang kemajuan – kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari dunia Industry/usaha.

3. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, sikap dan keahlian dalam bidang

profesi yang tidak diperoleh selama menempuh perkuliahan dikampus.

D. Batasan Laporan Praktik Industri

Pada laporan ini di jelaskan segala kegiatan yang dilakukan pada

bengkel pengecatan “SETIA KAWAN” yang beralamat di Jl. Tenggilis Lama

IV/48 Surabaya dengan No. telp (031) 84924444

3

Page 4: Laporan Praktek Industry

BAB II

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Bengkel (Perusahaan)

Bengkel Setia Kawan didirikan oleh H. Abd. Shomad Al Asngari,

pada tahun 1989 bertempat di Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya, bengkel ini

lebih dominan pengerjaannya pada mobil Mencedez Benz dari berbagai type.

Dalam perkembangannya Bengkel Setia Kawan yang dipimpin oleh

H. Abd.Shomad Al Asngari sebagai pemilik bengkel.Bengkel SetiaKawan ini

bergerak pada bidang Body Repair dan pengecatan.Bengkel Setia Kawan ini

juga melayani perbaikan/penggantian asecories mobil-mobil Mercedez Benz

dari berbagai type.

Untuk menjaga kepuasan pelanggan, Bengkel Setia Kawan didukung

oleh para tenaga yang berpengalaman di bidangnya. Kebanyakan dari

pelanggan yang masuk ke Bengkel Setia Kawan adalah karena perbaikan total

/ Body Repair Full biasanya sampai 90% atau karena mengalami goresan

pada body kendaraannya. Mobil Mercedez Benz sendiri yang sering masuk ke

bengkel setia kawan dalah type Tiger 280 E, Boxer C 200, Master Fiz E 320

dan 240 D (Diesel).

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada bengkel setia kawan bersifat pribadi karena

dimonitoring dan dikelola satu orang.Struktur organisasi adalah memperjelas

hubungan kerja dan organisasi yang baik dari tiap-tiap bagian,

4

Page 5: Laporan Praktek Industry

agar dapat teroragisasi dengan optimal. Berikut ini bentuk uraian tugas dari

masing-masing personal, yaitu :

Gambar 2.1. :Struktur Organisasi Bengkel Setia Kawan

`Berikut ini bentuk uraian tugas dari masing-masing personal, yaitu:

1. Pemilik Bengkel

Pimpinan yang mengelola dan mempertanggung jawabkan seluruh

kegiatan yang ada di perusahaan.

2. Teknisi Pengelasan

Penanggung jawab dalam mengelola segala aktifitas proses

pengelasan body mulai dari pembentukan nut dan kerataan body

3. Teknisi Pendempulan

Menangani setelah proses pengelasan unuk menutupi plat yang

telah diganti atau meratakan goresan dalam pada dempulan

5

Pemilik bengkel

Teknisi pengelasan

Teknisipendempulan

Teknisi pengecatan

ascesories

Page 6: Laporan Praktek Industry

4. Teknisi Pengecatan

Penaggung jawab dalam memproses pengecatan mulai dari

pemberian warna dasar sampai finising

5. Asesories

Menyediakan kebutuhan yang diperlukan mekanik dan membantu

menyediakan semua barang-barang/komponen

C. Kedudukan dan Letak Bengkel

Adapun kedudukan dan letak Bengkel Setia Kawan adalah seperti

berikut :

Gambar 2.2. :Kedudukan Bengkel Setia Kawan

6

parkir

R.P

emil

ikbe

ngke

lda

nace

sori

es

R. P

enge

cata

n

KamarMandimushollah

R.p

enge

lasa

n

Pintudepan

R.p

end

emp

ula

nPintubelak

ang

Page 7: Laporan Praktek Industry

D. Prosedur Pelayanan Servis

Dibawah inni adalah diagram/alur proses pelayanan jasa di Bengkel

Setia Kawan Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya.

Gambar 2.3. :Prosedur Pelayanan pada Bengkel Setia Kawan

Adapun prosedur pelayanan Bengkel Setia Kawan adalah sebagai

berikut

1. Costumer (konsumen) datang ke pemilik bengkel untukmengutarakan

keluhan konsumen. Keluhan tersebut kemudian diserahkan pada teknisi

pengelasan maupun pendempulan (melihat keluhan konsumen pada

perbaikan body atau Painting)

2. Teknisi pengelasan atau pendempulan melaksanakan apa yang telah di

perintahkan pemilik bengkel yang diberikan kepala bengkel dan ketika

selesai akan di periksa oleh pemilik bengkel.

3. Selesainya pendempulan, teknisi pengecatan melakukanpengecat dengan

warna yang di inginkan komsumen atau warna yang sama pada mobil

7

costumer Pemilik bengkel

Teknisipengelasan Teknisi pendempulan

Teknisi pengecatan

Page 8: Laporan Praktek Industry

yang di kerjakan. Setelah selesai pengecatan teknisi melaporkan

kepemilik bengkel

4. Untuk biaya jasa perbaikan, biasanya ditentukan dari jenis service baik

itu perawatan body, pengecatan body maupun perbaikan body mobil.

Untuk pengecatan jenis cat yang digunakan mempengaruhi besar

kecilnnya biaya jasa yang di bebankan kepada konsumen.

5. Setelah pemiik bengkel menganalisa hasil perbaikan body kendaraan

selanjutnya pemilik bengkel akan memberikan kepada konsumen.

8

Page 9: Laporan Praktek Industry

BAB III

KAJIAN TEORI

Kendaraan diciptakan sebagai alat bantu manusia dalam

memenuhi kebutuhan transportasi sehari-hari. Ketika kendaraan

digunakan, sangan mungkin terjadi kerusakan pada bodi

kendaraan yang tentunya juga tidak diinginkan.Kerusakan

tersebut ada yang bersifat kecil seperti tergores, penyok tapi ada

juga kerusakan berat seperti rangka yang bengkok, keropos, bodi

ringsek dan sebagainya.

Oprasional yang akan digunakan untuk memperbaiki

kendaraan dilihat dari :

Peralatan yang dimiliki.

Jenis kerusakan yang terjadi

Nilai/harga dari kendaraan.

A. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Proses Perbaikan

Bodi Kendaraan

1. Obeng

Fungsi dari obeng adalah alat tangan untuk

mengencangkan atau melepaskan baut atau sekrup pada

bidang tertentu.

9

Page 10: Laporan Praktek Industry

Gambar3.1: Bagian-bagian dari ObengSumber: Gunadi (2009:72)

10

Page 11: Laporan Praktek Industry

2. Kunci Pas dan Ring.

Digunakan untuk mengencangkan atau membuka

baut atau mur yang berbentuk segi enam (hexagonal)

dari komponen kendaraan. Namun ada juga kombinasi

kunci bawaan kendaraan memiliki kombinasi

Gambar3.2 :Jenis Kunci Ring dan PasSumber: Gunadi (2009:74)

3. Kunci Sock

Seperti halnya alat tangan diatas, kunci sock juga

berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut dan

mur yang memiliki torsi pengencangan yang tinggi.

Gambar 3.3.: Kunci Sock SetSumber: Gunadi (2009:76)

11

Page 12: Laporan Praktek Industry

4. Kunci Inggris

Kunci inggris adalah kunci untuk melepas atau

memasang mur/baut yang dapat disetel menyempit atau

melebar menyesuaikan dengan ukuran mur atau bautnya.

Gambar 3.4.:Cara Penggunaan Kunci InggrisSumber:

http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/peralatan-standar-otomotif.html

5. Kunci Pipa

Kunci pipa biasa digunakan untuk melapas dan

memasang pipa dengan sambungan ulir atau memgang

benda silindris lainnya,

Gambar 3.5.:Kunci PipaSumber: Gunadi (2009:82)

6. Tang

Fungsi dari tang adalah untuk memegang,

memotong, melepas dan memasang komponen dan lain

sebagainya.

12

Page 13: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.6.:Tang Kombinasi, LancipSumber; Gunadi (2009:85)

7. Gunting dan Pemotong Plat

Pemotong plat ini bisa berbentuk gunting atau

cutter atau pisau, yang digunakan untuk memotong plat-

plat yang tipis.

Gambar 3.7.:Gunting LurusSumber:Gunadi (2009:86)

8. Palu

Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja

yang aman, Kepala palu terdiri dari dua permukaan yang

bisa dipergunakan untuk memukul.

13

Page 14: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.8.:Palu Ball-Pein, Martil dan KaretSumber: Gunadi (2009:88)

14

Page 15: Laporan Praktek Industry

9. Dolly

Dolly adalah pasangan dari palu sebagai

alas/landasan saat memukul atau membentuk benda

kerja pada pekerjaan body, terbuat dari baja karbon yang

sangat keras.

Gambar 3.9.:Berbagai Macam DollySumber: Gunadi (2009:90)

10. Body Spoon

Body spoon mempunyai fungsi hampir sama dengan

palu dan dolly, sebagai alat perata bagian bodi kendaraan

yang berlekuk atau bentuk-bentuk tetentu yang tidak

memungkinkan menggunakan dolly, yaitu dengan cara

dicungkil atau sebagai alas pukul pada body yang sempit.

Gambar 3.10.:Pengunaan Body SpoonSumber; Gunadi (2009:92)

15

Page 16: Laporan Praktek Industry

11. Gergaji

Menggergaji merupakan salah satu metode dalam

memotong benda kerja, gergaji terdiri rangka dan bilah.

Gambar 3.11.:Cara Menggunakan Gergaji yang BenarSumber: Gunadi (2009;93)

12. Kikir

Pekerjaan mengikir adalah kerja bangku yang belum

dapat tergantikan oleh mesin, dengan kikir bisa

membentuk atau hanya menghaluskan bagian tertentu

dari benda kerja.

Gambar 3.12.:Jenis Alur KikirSumber: Gunadi (2009:94)

13. Penggores

Penggores adalah alat untuk memberikan tanda

garis atau menggambar pada benda yang akan

16

Page 17: Laporan Praktek Industry

dikerjakan, misalnya memberi tanda untuk dilipat,

dipotong, dilubangi dan sebagainya.

Gambar 3.13.:Contoh Penggunaan PenggoresSumber:Gunadi (2009:98)

14. Ragum/Cekam

Ragum terbuat dari baja cor yang keras, tersedia

dalam berbagai ukuran sesuai dengan

kebutuhanuntukmemotong, mengikir, mengelas

Gambar 3.14.: RagumSumber:Gunadi (2009;100)

15. Sikat Logam

Sikat berfungsi untuk membersihkan permukaan

benda kerja dari karat atau setelah pekerjaan mengikir,

mengelas, menyekrap dan sebagainya.

17

Page 18: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.15.: Sikat KawatSumber; gunadi (2009:102)

Adapula sikat yang dapat diputar menggunakan bor

listrik untuk membersihakan permukaan plat dari karat

atau bekas cat dan dempul, pemasangannya sama

dengan sama dengan pemasangan mata bor.

Gambar 3.16.:SikatKhusus untuk MesinSumber: Gunadi (2009:102)

16. Kape Dempul

Kape dempul atau biasa disebut kape berfungsi

untuk mengaduk dempul dengan hardener dan

memoleskannya pada permukaan yang rata yang akan

diberi dempul.

18

Page 19: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.17.:KapeDempulSumber;Gunadi (2009:103)

Ukuran dari kape dempul bervariasi, yang terdiri

dari ukuran sesuai lebarnya, yaitu: 100 mm, 80 mm, 60

mm, 40 mm maupun 20 mm.

19

Page 20: Laporan Praktek Industry

B. Peralataan Pengecatan

1. Kompresor Udara

Gambar 3.18.:Kompresor two stageSumber: Gunadi (2009:442)

Kompresor berfungsi untuk menghasilkan tekanan

udara/angin yang baik dan bersih selama berlangsungnya

proses pengecatan. Lubang hisap udara dilengkapi

dengan filter yang dapat mencegah uap air, debu dan

kotoran masuk.

2. Air Transformer

Air transformerberfungsi untuk menyaring dan

mendinginkan/ mengembunkan uap air.Regulator

berfungsi untuk mengurangi tekanan dan mengaturnya

tetap stabil sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan.

Gambar 3.19.: Regulator dan Filter Udara (Transformer)Sumber: Gunadi (2009:445)

20

Page 21: Laporan Praktek Industry

3. Selang Udara

Selang udara berfungsi untuk menyalurkan udara

bertekanan dari unit penyalur ke unit pengguna seperti

Air Sander, Air Polish, spray gun dan sejenisnya

Gambar 3.20.:Selang Fleksibel SpiralSumber: Gunadi (2009:446)

4. Ruang Cat (Spray Booths)

Ruang cat merupakan ruangan berventilasi khusus

dan aman yang disediakan untuk melakukan proses

pengecatan

Gambar 3.21.:Bagian dalam Ruang Cat (Spray Booths)Sumber: Gunadi (2009:447)

5. Ruang pemanas (Oven)

Pemanas berfungsi untuk membantu mempercepat

proses pengeringan cat.

21

Page 22: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.22.:Ruang Cat Multi FungsiSumber :Gunadi (2009:448)

6. Spraygun

Spraygun adalah suatu peralatan pengecatan yang

menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat

yang diatomisasikan pada permukaan benda

kerja.Spraygun menggunakan udara bertekanan untuk

mengatomisasi/mengabutkan cat pada suatu permukaan.

Gambar 3.23.:Prinsip KevakumanSumber: Gunadi(2009:449)

a. Tipe Spray Gun

Dalam garis besarnya, spray gun dibagi menjadi

tiga tipe, yaitu: tipe umpan-berat (gravity-feed),

umpan-hisap (suction-feed), dan tipe kompresi

22

Page 23: Laporan Praktek Industry

(compression). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

gambar berikut ini.

Gambar 3.24.:Tipe Spray GunSumber: Gunadi(2009:450)

b. Konstruksi Spray Gun

Gambar 3.25.:Konstruksi SpraygunSumber: Gunadi(2009:451)

1) Sekrup Penyetel Fluida

Jumlah keluaran cat dapat disetel dengan

mengatur jumlah gerakan jarum. Mengendorkan

sekrup penyetel akan menambah jumlah

pengeluaran cat, dan mengencangkan sekrup

mengurangi jumlah pengeluaran cat.

23

Page 24: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.26.:Setelan FluidaSumber: Gunadi(2009:451)

2) Sekrup Penyetel Fan Spreader

Sekrup ini berfungsi untuk menyetel bentuk

pola semprotan.Mengendorkan sekrup membuat

pola oval (lonjong), dan mengencangkan sekrup

membuat pola lebih bulat. Sedangkan pola yang

lebih bulat akan cocok untuk menyempotkan cat

pada area yang leih kecil

.

Gambar 3.27.:Fan SpreaderSumber: Gunadi(2009:452)

3) Sekrup Penyetel Udara

Sekrup ini berfungsi untuk menyetel

besarnya tekanan udara. Mengendorkan sekrup

penyetel berarti menambah tekanan udara, dan

24

Page 25: Laporan Praktek Industry

mengencangkan sekrup penyetel akan

mengurangi tekanan udara

Gambar 3.28.:Setelan UdaraSumber: Gunadi(2009:452)

25

Page 26: Laporan Praktek Industry

4) Fluid Tip

Fluid tip berfungsi untuk mengatur dan

mengarahkan jumlah cat dari spray gun ke dalam

air streem.

Gambar 3.29.:Fluid TipSumber: Gunadi(2009:453)

5) Air Cap

Air cap berfungsi mengeluarkan udara

untuk membantu atomisasi/pengkabutan cat.

Gambar 3.30.:CapSumber: Gunadi(2009:453)

Fungsi lain air cap adalah untuk mengubah

arah pola semprotan, yaitudengan caramemutar

air cap.

26

Page 27: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.31.:KipasSumber: Gunadi(2009:454)

6) Trigger

Trigger bekerja didalam dua tahap. Menarik

trigger pada permulaan akan membuka katup

udara, sehingga hanya udara saja yang

menyemprot. Menarik trigger lebih lanjut, akan

menyebabkan jarum terbuka, sehingga cat

menyemprot bersamaan dengan udara.

Gambar 3.32.:Kerja Spray GunSumber: Gunadi(2009:454)

7. Pengaduk/Paddle

Pengaduk digunakan untuk mencampur

putty/surfacer supaya membentuk kekentalan yang

27

Page 28: Laporan Praktek Industry

merata dan juga membantu mengeluarkan cat atau

surfacer dari kaleng ke wadah pencampur

Gambar 3.33.:Batang Pengaduk/PaddleSumber; Gunadi (2009:461)

8. Papan Pencampur

Papan pencampur atau mixing plate dipergunakan

untuk mencampur dempul atau surfacer dengan

hardenernya supaya lebih mudah dan merata.Alat ini

terbuat dari metal, kayu, atau plastik.

Gambar 3.34.:Mixing PlateSumber: Gunadi(2009:462)

9. Kertas Masking

Kertas masking atau masking paper adalah kertas

yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh

terkena cat saat melakukan pengecatan

28

Page 29: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.35.:Kertas Masking dan Mesin PemotongnyaSumber: Gunadi (2009:463)

10. Amplas / Sand Paper

Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan

dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas

amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik

kertas amplas tersebut

Gambar 3.36.:Amplas Tipe Roll dan Tipe LembaranSumber: Uny(2004:22)

11. Masker Pernafasan

Masker sangat diperlukan saat kita melakukan

pengecatan karena zat-zat kimia yang terkandung dalam

cat akan mudah terhirup paru-paru,.Masker merupakan

alat keamanan yang wajib dipakai saat melakukan proses

ampelas, sanding, pengecatan dan sejenisnya.

29

Page 30: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.37.:Masker PernafasanSumber: Gunadi (2009:463)

12. Kacamata (Goggless)

Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi

mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel

metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding)

Gambar 3.38.:Kacamata PengamanSumber: uny (2004:8)

13. Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician

Disamping untuk melindungi badan painter dari

semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk

melindungi painter dari debu.Ada beberapa pakaian

pelindung yang terbuat dari material anti-static.

30

Page 31: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.39.:Pakaian Kerja dan Topi Paint TechnicianSumber: Uny (2004:12)

14. Sarung Tangan

Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan

seseorang pada saat menggunakansander atau

mengangkat bodi part.

Gambar 3.40.: Sarung TanganSumber: Uny (2004:11)

15. Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti Static Shoes)

Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung

telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki.

Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-

statik.

31

Page 32: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.41.:Sepatu PengamanSumber; Uny (2004:12)

C. Teknik Perbaikan Bodi Kendaraan

1. Teknik Vacuum Cup

Apabila terjadi kerusakan plat body kendaraan

akibat benturan yang menyebabkan mulurnya plat body,

namun tidak melebihi batas elastisitas, dapat diperbaiki

dengan menggunakan vacuum cup. Cara

menggunakanvacuum cup adalah sebagai berikut:

a. Bersihkan permukaan body kendaraan dari kotoran/

debu, sebab bila permukaan kotor, maka vacuum cup

tidak bisa menempel dengan kuat.

Gambar 3.42.:Menggunakan Vacuum CupSumber: Gunadi (2009:400)

b. Menarik vacuum cup kearah luar (kearah bentuk awal

dari body)

32

Page 33: Laporan Praktek Industry

c. Bila perlu, kita bisa menggunakan sliding hammer

untuk menarik permukaan plat body yang tidak bisa

hanya dilakukan dengan tangan biasa.

d. Untuk kerusakan pada permukaan atap kendaraan,

kita kesulitan untuk menariknya, maka kita bisa

menggunakan alat bant crane untuk membantu

pekerjaan kita.

2. Teknik Batang Penarik dengan sliding hammer

Apabila kerusakan plat body kendaraan mengalami

penyok yang tidak beraturan, atau membentuk

lengkungan yang membentuk sudut tertentu adalah

teknik batang penarik atau dengan teknik sliding hammer.

Gambar 3.43.:Menarik dengan melubangi panelSumber :Gunadi(2009:401)

Cara yang pertama adalah dengan melubangi plat

yang rusak tadi, kemudian ditarik, setelah itu baru lubang

pada plat body tadi ditutup kembali.

Cara yang kedua adalah dengan memasang pengait

pada panel yang rusak dengan menggunakan

las.Kemudian dari pengait tadi, panel yang rusak bisa

33

Page 34: Laporan Praktek Industry

ditarik dengan menggunakan tangan, atau bila perlu

menggunakan sliding hammer.

3. Teknik dengan Alat Hidrolik

Gambar 3.44.:Peralatan Perbaikan Bodi HidrolikSumber: Gunadi (2009;402)

Apabila kerusakan yang terjadi pada plat body lebar

atau parah, kadang perlu peralatan hidrolik untuk

menarik, atau menekan/ mendorong plat body yang rusak

tadi. Untuk menarik plat tadi bias dibuat kaitan pada plat

body seperti pada teknik sebelumnya, yaitu bisa

membuat lubang atau menambah pengait.

Gambar 3.45.:Panel Ditarik dengan Bantuan Baut atau Dilubangi

Sumber: Gunadi (2009:402)

4. Teknik Batang Pengungkit (pry bar)

34

Page 35: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.46.:Menggunakan Pry BarSumber; Gunadi (2009:403)

Perbaikan dengan menggunakan teknik ini

dilakukan dengan menyelipkan pry bar melalui celah

sempit yang ada pada bagian bawah dari pintu, atau jika

perlu bisa membuat lubang pada pintu yang nanti akan

ditutup dengan door trim.

5. Teknik On-dolly Hammering

Palu dan dollymerupakan peralatan yang paling

sering digunakan untuk perbaikan body

kendaraan.Peralatan ini bisa dikatakan sebagai peralatan

standar perbaikan bodi kendaraan.

Gambar 3.47.:Teknik On-Dolly HammeringSumber: Gunadi (2009;404)

Teknik palu-on dolly dilakukan dengan cara

memukulkan palu pada bagian plat yang terjadi

kerusakan, sedangkan pada bagian bawahnya dilandasi

35

Page 36: Laporan Praktek Industry

dengan dolly. Terdapat 2 cara untuk menyelesaikan

pekerjaan ini.

Gambar 3.48.:Urutan Memukul Teknik On-Dolly HammerSumber: Gunadi (2009:404)

Cara pertama mengusahakan plat tadi tidak

cembung, tetapi diusahakan cekung kemudian langkah

perbaikannya dengan menggunakan dempul. Atau cara

yang kedua, adalah dengan melanjutkan perbaikan

menggunakan teknik yang lain, yaitu teknik hotshrinking,

yaitu memanaskan plat dengan las oxyacetylene (pada

api netral) sampai menghasilkan warna kemerahan,

kemudianmendinginkannya dengan tiba-tiba

Langkah-langkah perbaikan plat body dengan teknik

palu-on-dolly adalah:

a. Peganglah bagian belakang dari dolly yang akan

digunakan dengan menggunakan tangan kiri.

Sedangkan palu dipegang dengan tangan kanan.

b. Cobalah latihan memukul langsung permukaan dolly

dengan pelanpelan, sehingga Anda akan merasa

nyaman memegang dolly dan palu.

36

Page 37: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.49.:Melatih PukulanSumber: Gunadi(2009:405)

c. Letakkan dollypada bagian plat yang rusak (bila tidak

terlihat, maka anda harus merasa yakin dolly telah

tepat pada posisinya, bias dengan bantuan melakukan

pukulan ringan).

d. Ayunkan palu ke plat yang rusak dengan pelan-pelan

terlebih dahulu.

e. Setelah dirasa tepat, maka proses memalu dapat

dilakukan berulangulang dengan tenaga secukupnya,

sampai permukaan mendekati hasil yang rata.

Gambar 3.50.:Meratakan PlatSumber: Gunadi (2009:406)

6. Teknik Off-Dolly Hammering

37

Page 38: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.51.:Teknik Off-Dolly HammerSumber; Gunadi(2009;406)

Teknik palu-off-dolly, yang dipalu adalah bagian

diantara atau disekeliling dari dolly yang ditempatkan

pada pusat plat yang penyok (seperti yang terlihat

digambar).

7. Teknik Pengikiran

Kikir digunakan untuk meratakan permukaan. Pada

pekerjaan plat body kendaraan, penggunaan kikir untuk

meratakan permukaan plat sering sekali digunakan.

Gambar 3.52.:Arah PengikiranSumber: Gunadi(2009;407)

8. Teknik Hot-Shrinking

38

Page 39: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.53.:Teknik Hot ShrinkingSumber: Gunadi(2009:407)

Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat

dari logam yang dipanaskan dan didinginkan. Logam yang

dipanaskan akan memuai, sedangkan bila didinginkan

akan mengerut. Plat body yang melengkung/ penyok

dipanaskan dengan mengayun brander las dengan arah

memutar, hingga plat mengembang (warnanya

kemerahan dan hati-hati jangan sampai berlubang),

kemudian didinginkan dengan air secara tiba-tiba.

.

Gambar 3.54.:Bentuk Plat yang DipanasiSumber: Gunadi (2009:408)

9. Teknik Pemotongan Body

Dalam memperbaiki bodiy kendaraan yang rusak,

sebaiknya diperkirakan total biaya yang diperlukan untuk

39

Page 40: Laporan Praktek Industry

memperbaiki kerusakan tersebut.Apabila ditemukan body

kendaraan yang rusak terlalu parah mungkin perlu

diambil alternatif lain, yaitu dengan memotong bodi

kendaraan yang rusak, kemudian mengganti dengan body

dari mobil lain yang tidak digunakan. Atau juga bisa

dibuat dari lembaran plat yang kita buat menyerupai

bentuk body yang rusak tersebut. Apabila langkah ini

dirasa lebih murah, maka bisa saja teknik ini menjadi

pilihan.

Dalam menentukan keputusan akan menggunakan

metode mana, kita bisa mendasarkan pada:

a. Membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk

memperbaiki kerusakan atau mengganti panel secara

keseluruhan

b. Kemauan konsumen, kondisi mobil dan nilainya

40

Page 41: Laporan Praktek Industry

D. Bahan pengecatan

1. Cat Primer

Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan

sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk

memberikan ketahanan terhadap karat.

2. Dempul

Dempul atau putty adalah lapisan dasar (under

coat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok

dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda

kerja.

3. Surfacer

Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang

disemprotkan di atas primer, putty atau lapisan dasar

(under coat) lainnya.Surfacer mempunyai sifat-sifat

sebagai berikut :

a. Mengisi penyok kecil atau goresan kertas.

b. Mencegah penyerapan top coat

c. Meratakan adesi diatas under coat dan top coat

4. Cat warna/Top coat

Peranan dari cat warna atau top coat adalah cat

akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan

dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan

kualitas tersebut.

5. Thinner/Solvent

41

Page 42: Laporan Praktek Industry

Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau

khas menyengat hidung.Zat cair ini mengencerkan

campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi

agak encer dan dapat dikerjakan selama pembuatan cat.

6. Hardener

Hardener adalah suatu bahan yang membantu

mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk

lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener

agar memperoleh viscositas yang baik .Hardener

ditambahkan pada komponen utama dari cat dua

komponen yaitu acrylic atau polyester resin.

7. Clear/Gloss

Clear/gloss digunakan sebagai cat pernis akhir pada

pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya

kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar

metalik.

8. Masking

Dalam metode pengecatan kita sering melakukan

perlindungan terhadap permukaan kendaraan yang tidak

akan dicat dengan warna yang sama. Langkah kita dalam

melakukan perlindungan inilah yang dimaksud dengan

masking.Tujuan dari masking ini adalah melindungi

permukaan tertentu dari kendaraan agar tidak terkena

42

Page 43: Laporan Praktek Industry

semprotan cat, dan bahkandari demu-debu yang

dihasilkan dari pengecatan itu agar dihasilkan pengecatan

yang sempurna.

E. Proses Pengecatan

1. Persiapan Permukaan

Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan

baik akan menghasilkan kualitas pengecatan yang

maksimal, karena pada umumnya kagagalan pengecatan

dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Untuk

menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan

dengan cara:

a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki

dengan multi thinner dan dikeringkan.

b. Amplas permukaan metal dengan amplas kering no.

80.

c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi

thinner dan dikeringkan.

2. Aplikasi Dempul

Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak

rata atau penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan

membuat permukaan halus..

a. Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan

dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran

43

Page 44: Laporan Praktek Industry

lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 %

hardener (untuk dempul tipe dua komponen).

Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata

(maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada

udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10

menit. Setelah dempul kering kemudian diamplas

untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus.

b. Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk

mengisi bagian-bagian yang tidak rata. Biarkan kering

di udara selama 30 menit atau dikeringkan dengan

lampu infra merah pada suhu ± 50 ° C selama 10

menit.

c. Amplas permukaan putty dengan amplas kering no. 80

dilanjutkan dengan no. 180 dan no. 280 atau amplas

basah no. 240 dilanjutkan dengan no. 320 dan no.

400.

d. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi

thinner dan dikeringkan.

3. Pengamplasan

Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-

bagian yang menonjol dapat diamplas secara manual

dengan blok tangan atau secara mekanis dengan sander.

Langkah-langkah pengamplasan dapat dirinci sebagai

berikut:

44

Page 45: Laporan Praktek Industry

a. Tempelkan selembar amplas #80 pada sander, dan

gosoklah seluruh area dengan menggerakkan sander

dari depan ke belakang, dan dari samping ke samping,

serta semua arah diagonal.

b. Tempelkan lembaran amplas #120 pada blok tangan,

gosoklah permukaan dengan hati-hati, sambil menguji

permukaan dengan sentuhan.

c. Tempelkan lembaran amplas #200 pada blok tangan.

Pada tahap ini kita dapat mengamplas sedikit keluar

area pendempulan untuk meratakan permukaan

lengkungan dan area sekitarnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengamplasan:

1. Pekerjaan mengamplas dapat dimulai setelah reaksi

pengeringan dempul berakhir. Apabila dempul

diamplas sebelum dingin sempurna, maka

kemungkinan akan terjadi pengerutan.

2. Untuk mencegah goresan yang dalam di sekitar cat,

usahakan pekerjaan pengamplasan hanya di bagian

yang ditutup dempul.

3. Jangan mengamplas keseluruhan area sekaligus,

tetapi dengan hatihati sambil memeriksa kerataan

permukaan sebelum pengamplasan dilanjutkan.

4. Posedur Masking

45

Page 46: Laporan Praktek Industry

Prosedur masking dapat diklasifikasikan menurut

area lapisan (coat) dan tipe dari metode pengecatan yang

dijelaskan sebagai berikut :

a. Masking untuk Aplikasi Surfacer

Karena aplikasi surfacer menggunakan tekanan

udara yang lebih rendah dari pada yang untuk top

coat (untuk memperkecil over spray), Reserve

masking adalah suatu metode dimana masking paper

diaplikasikan dengan membalik luar-dalam.

Gambar 3.55.:Spot RepaintingSumber: Gunadi (2009:479)

b. Masking untuk Block Repainting

Untuk masking block repainting, panel seperti

misalnya fender atau door (pintu) harus dimasking

sendiri-sendiri. Untuk lubang-lubang yang ada pada

panel tersebut harus ditutup untuk mencegah kabut

cat masuk kedalam area tersebut.

46

Page 47: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.56.:Masking Blok RepaintingSumber: Gunadi (2009:480)

c. Masking untuk Shading atau Spot Repainting

Dalam pengecatan ulang suatu panel tanpa

border, maka perlu digunakan shading pada panel

tersebut. Untuk memastikan bahwa semprotan cat

tidak menimbulkan tangga semprotan, maka area

harus dimasking dengan menggunakan teknik reverse

masking (masking terbalik).

Gambar3.57.:Masking Quarter PanelSumber: Gunadi (2009:480)

5. Pengoperasian Spraygun

47

Page 48: Laporan Praktek Industry

a. Menggunakan Spraygun

Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa

menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa

memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan

spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari,

telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik

dengan jari tengah dan jari manis.

Gambar3.58.:Menggerakkan SpraygunSumber: Gunadi (2009:490)

b. Menggerakkan Spraygun

Ada empat hal penting dalam menggerakkan

spraygun, yaitu:.

1) Jarak Pengecatan

Gambar 3.59.:Jarak yang SesuaiSumber: Gunadi (2009:490)

48

Page 49: Laporan Praktek Industry

Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun

dan area yang dicat untuk masing-masing cat

berbeda, tergantung dari proses dan obyek yang

akan dicat. Jarak spraygun secara umum 15-20 cm,

untuk jenis acrylic lacquer : 10- 20 cm dan enamel:

15 – 25 cm.

Gambar 3.60.:Jarak PengecatanSumber: Gunadi (2009:491)

2) Sudut Spraygun

Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi

badan harus diposisikan sejajar dengan benda

kerja serta mengikuti dari bentuk benda kerja,

mendatar atau melengkung.Arah penyemprotan

membentuk sudut 900 dari bidang kerja.

49

Page 50: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.61.:Posisi PenyemprotanSumber: Gunadi (2009:491)

3) Kecepatan Pengecatan

Kecepatan gerak alat semprot hendaknya

stabil, baik dengan arah horizontal maupun

vertikal.Kecepatan gerak spraygun harus konstan,

yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.

Gambar 3.62.:Kecepatan KonstanSumber: Gunadi (2009:492)

4) Pola Tumpang Tindih (Overlapping)

Overlapping adalah suatu teknik pengecatan

pada permukaan benda kerja, sehingga

penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan

menyambung.Tujuannya adalah :

50

Page 51: Laporan Praktek Industry

Menghindarkan terjadinya tipis

Menghindarkan adanya perbedaan warna

Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang

merata

Mencegah tidak adanya cat pada lapisan

pertama dan berikutnya.

a) Overlapping pada bidang vertikal

Pada umumnya dilakukan oleh seorang

operator secara berkesinambungan.

Gambar 3.63.:Over LappingSumber: Gunadi (2009:493)

b) Overlapping pada bidang horizontal

Dikerjakan oleh dua orang operator secara

berpasangan. OperatorA lebih dahulu

menyemprot benda kerja, kemudian diikuti

olehoperator B

51

Page 52: Laporan Praktek Industry

Gambar 3.64.:Over LappingSumber: Gunadi (2009:493)

c) Overlapping pada bidang permukaan

sambungan

Penyemprotan pada bidang perpotongan

perlu diperhatikan pada waktu mulai

menyemprot dan berikutnya tidak boleh tepat

pada garis perpotongan dan posisi spraygun

harus benar-benar tegak lurus.Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis

dan meleleh.

Gambar 3.65.:Pengecatan SudutSumber: Gunadi (2009:494)

Gambar 3.66.:Over Lapping pada Sambungan

52

Page 53: Laporan Praktek Industry

Sumber: Gunadi (2009:494)

6. Pengecatan Akhir

Cat akhir merupakan cat yang memberikan

perlindungan permukaan sekaligus untuk menciptakan

keindahan dalam penampilan corak/ performance

kendaraan. Pengecatan untuk warna solid

a. Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah

diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 2-5

menit.

b. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan

pengeringan menggunakan sinar infra merah pada

suhu ± 40 ° C selama 15 menit.

c. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam Pengecatan

untuk warna Metalic

d. Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah

diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 3-5

menit.

e. Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan

pengeringan menggunakan sinar infra merah pada

suhu ± 55°C selama 15 menit.

f. Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap

penarik debu.

53

Page 54: Laporan Praktek Industry

g. Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah

dicampur hardener dengan selang waktu antara

lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam.

h. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.

Proses pengecatan dapat digolongkan menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Pengecatan Oven..

b. Pengecatan Non oven (suhu udara luar)

Berdasarkan jenis cat proses pengecatan, dapat

digolongkan menjadi beberapa macam yaitu:

a. Cat Bakar (Heat Polymerization)

Tipe ini adalah cat tipe satu komponen,

mengeras apabila dipanaskan pada temperatur tinggi

kira-kira 140°C (248°F). Tipe-tipe cat bakar ini antara

lain:

i. Thermosetting Animo Alkyd

ii. Thermosetting Acrylic

b. Cat Two Component (Tipe Urathane)

Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH)

yang terkandung dalam komponen utama dan

isocyanate yang terkandung dalam hardener reaksi

reaksi membentuk struktur hubungan menyilang

(cross linking) yang disebut tingkatan uretane. Cat ini

mempunyai kemampuan coating yang sangat baik,

54

Page 55: Laporan Praktek Industry

termasuk ketahan kilap, cuaca, solvent, serta tekstur

yang halus, tetapi zat ini mengeringnya lambat dan

dan memerlukan drying equipment untuk

mengeringkan dengan benar.

c. Cat Solvent Evaporation (Lacquer)

Cat tipe one komponent ini biasa dikenal sebagai

lacquer.Meskipun mengering dengan cepat sehingga

mudah penangannya karena tidak sekuat cat-cat two

component yang kini banyak digunakan.

7. Spot Repainting

Spot repainting termasuk dalam pengecatan ulang

kendaraan (repainting). Pengecatan ulang sendiri adalah

mengaplikasikan cat untuk melindungi atau memperbaiki

cat yang sudah digunakan sebelumnya (cat original) dan

untuk melindungi serta memperbaiki penampilan

kendaraan.

Gambar 3.67.:Spot RepaintingSumber: Gunadi (2009:497)

55

Page 56: Laporan Praktek Industry

56

Page 57: Laporan Praktek Industry

8. Membersihkan Spraygun

Supaya lubang-lubang kecil didalam spraygun tidak

tersumbat oleh cat yang mengering, setiap kali setelah

selesai dipergunakan harus selalu dibersihkan dengan

cara dikuras menggunakan thinner pencuci, apabila ada

cat yang mengering pada lubang dibersihkan dengan

kawat rambut yang sesuai dengan lubangnya.

Gambar 3.68.:Membersihkan Spraygun`Sumber: Gunadi (2009:497)

9. Pengkilapan dan Pemolesan

a. Pengertian Pemolesan (polishing)

Untuk melakukan pemolesan, bias dilakukan

dengan bantuan amplas halus terlebih dahulu atau

langsung dengan compound saja.Cara memoles bisa

menggunakan tangan manual, atau lebih baik

menggunakan alat pemoles yang akan menghasilkan

alur yang stabil.

Dibandingkan dengan permukaan asli,

permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda

57

Page 58: Laporan Praktek Industry

dalam hal kilapan atau teksturnya. Oleh sebab itu

apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat

kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan

yang dicat kembali harus digosok (sanded) sehingga

akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu

dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses

inilah yang disebut polishing.

b. Mekanisme Pemolesan

Apabila tekstur dari permukaan yang dicat

terdapat tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang

tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada

permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk

mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.

58

Page 59: Laporan Praktek Industry

BAB IV

KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI

A. Keselamatan Kerja

Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan diperlukan

keselamatan kerja

Adapun yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Menggunakan pakaian kerja lengkapdan memakai sepatu

2. Memeriksa kondisi peralatan yang akan di pakai

3. Menggunakan alat pelindung diri (masker,sarung tangan)

4. Dilarang merokok waktu kerja praktik

5. Menggunakan alat sesuai standart oprasional prosedur (SOP)

6. Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP

7. Membersihkan tempat kerja setelah selesai praktik atau kerja.

B. Perlengkapan Kerja

1. Alat :

a. Kompresor

b. Spry gun

c. Sender

d. Pengaduk

e. Spatula

f. Papan pencampur

g. Masker pernafasan

59

Page 60: Laporan Praktek Industry

2. Bahan :

a. 1 unit mobil mercedez benz tiger type 280 E

b. Cat dan Tiner

Gambar 4.1.:Cat dan Tiner DanagloseSumber : Dokumentasi

c. Dempul

Gambar 4.2.:Putty Autolux 66

Sumber : Dokumentasid. Epoxy

Gambar 4.3.:Epoxy dan Multi tiner Star GlossSumber : Dokumentasi

60

Page 61: Laporan Praktek Industry

e. Clear (vernis)

Gambar 4.4.:Pernis dan HardinerStar GlossSumber : Dokumentasi

f. Amplas

C. Kegiatan yang Dilakukan Waktu Praktik

a. Mengerok cat pada body mobil dengan bantuan panas dan kapi pada

bagian body mobil yang tidak mengalami keropos

(melakukan pengerokan sampai terlihat platnya)

Gambar 4.5.:Pengerokan Cat dengan Pemanasan

Sumber : Dokumentasi

b. Untuk plat yang telah keropos maka akan diganti dengan plat

barudengan teknik pemotongan body, plat yang baru diukur sesuai

kebutuhan.

61

Page 62: Laporan Praktek Industry

Gambar 4.6.:Pengukuran dan Pemotongan PlatSumber : Dokumentasi

c. Pengelasan plat yang baru dengan menggunakan bahan tambah kawat

Gambar 4.7.:Pengelasan Plat Tambah

Sumber : Dokumentasi

d. Lakukan penggrindaan pada bagian sambungan panel yang telah

diganti kemudian melakukan pengepoxyan untuk menutupi hasil

penggrindaan

e. Melakukan pendempulan kasar pada bagian yang telah di ganti

panelnya dan melakukan pengamplasan dengan amplas kering hingga

halus

62

Page 63: Laporan Praktek Industry

Gambar 4.8.:PendempulanSumber : Dokumentasi

f. Setelah itu melakukan pengepoxyan dasar yang bertujuan untuk

menutupi hasil pendempulan pada mobil dan untuk melihat apakah

masih ada bagian yang tidak rata. Setelah epoxy kering melakukan

pengosokan menggunakan amplas basah dengan angka kekasaran 300

500, dan 600.Hal ini bertujuan untuk menghaluskan hasil dari

pengepoxyan.

Gambar 4.9.:PengepoxyanSumber : Dokumentasi

g. Teliti seluruh bagiah yang telah diampals tadi dan melakukan

pendempulan dengan dempul halus untuk menutupi pori-pori atau

lubang kecil dalam proses pendempulan yang masih belum tertutupi.

63

Page 64: Laporan Praktek Industry

Gambar 4.10.:Pendempulan dengan Dempul HalusSumber : Dokumentasi

h. Setelah dempul halus kering. Lakukan penggosokan menggunakan

amplas basah kekasaran 1500 bertujuan untuk menghaluskan

permukaan dempul halus

i. Melakukan masking pada bagian-bagian yang tidak di poksi

sebelumnya.

Gambar 4.10.:PemaskinganSumber : Dokumentasi

j. Melakukan penyampuran cat

k. Menyalakan kompresor dan memasang spry gunyang telah berisikan

cat dan melakukan penyemprotan cat

64

Page 65: Laporan Praktek Industry

Gambar 4.11.:PengectanSumber : Dokumentasi

l. Setelah cat agak kering, lakukan pengamplasan dengan amplas basah

yang ukuranny kekasarannya 1500 untuk menghilangkan debu-debu

yang menempel ketika pengecatan

Gambar 4.12.:Pengamplasan untuk Menghilangkan KotoranSumber : Dokumentasi

m. Penyemprotan vernis dilakukan setelah pengamplasan tadi, Setelah

vernis tadi sudah benar-benar kering, melakukan pemolesan dengan

menggunakan compound. (sebelum melakukan pemolesan maka

permukaan yang telah divernis digosok menggunakan amplas 1500,

65

Page 66: Laporan Praktek Industry

hal ini bertujuan untuk menghilangkan debu yang menempel selama

proses pemernisan)

Gambar 4.13.:PemolesanSumber : Dokumentasi

n. Setelah melakukan pemolesan, melakukan proses finising meliputi

interior eksterior pada mobil.

Gambar 4.14.:Hasil Akhir PengecatanSumber : Dokumentasi

66

Page 67: Laporan Praktek Industry

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari selama kami melakukan praktek industri di bengkel SETIA KAWAN

Surabaya, penulis ingin menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang paling real dengan kenyataan adalah ketika

Pengalaman belajar dan bekerja di Dunia Industri, disitu kita akan

mendapat pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan dalam bekerja.

2. Memperbaiki kerusakan pada panel atau bagian dari mobil yang

mengalami kerusakan merupakan hal pertama yang harus dilakukan

sebelum proses pengecatan. Dalam hal ini adalah penggantian plat yang

keropos

3. Untuk proses pelapisan primer untuk memberikan lapisan dasar, disini

agar menampakkan apakah plat yang telah diganti ada yang tidak rata

4. proses pendempulan bertujuan untuk memperoleh bodi kembali seperti

aslinyadan menutup permukaan plat yang kurang rata, proses ini dilakukan

2-3x untuk mendapatkan kerataan yang maksimal

5. Pada epoxy dilakukan mengetahui sampai sejauh mana keserasian antara

bagian panel di body mobil, proses pengecatan dan clear pada permukaan

bodi mobil serta proses finishing dengan pelapisan kompon. Semua proses

diatas harus dilakukan secara berurutan agar proses pengecatan

mendapatkan hasil maksimal

67

Page 68: Laporan Praktek Industry

B. Saran

Adapun saran-saran yang penulis sampaikan pada pada suatu

industri/usaha tentunya juga demi kemajuan dan perkembangan dimasa yang

akan datang yaitu:

1. Dalam pelaksanaan proses pengecatan harus dilakukan secara berurutan

dan harus mematuhi prosedur kerja, guna untuk kelancaran didalam proses

pengecataan tersebut

2. Dalam proses pengecatan disarankan untuk menggunakan alat keselamatan

kerja (baju kerja,masker,sarung tangan) dalam proses pengecatan.

3. Dalam melakukan proses pengecatan haruslah menggunakan alat-alat yang

standart dalam proses pengecatan.

4. Jangan merokok pada saat proses pengecatan, ini bertujuan untuk

mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan

5. Pencampuran bahan-bahan dalam proses pengecatan harus diperhatikan

6. Jika cuaca tidak mendukung, hendaknya proses pengecatan dihentikan

dahulu. Karena cuaca juga mempengaruhi hasil akhir nantinya

68

Page 69: Laporan Praktek Industry

DAFTAR PUSTAKA

TIM. 2007. Buku Panduan Praktik Industri/Praktik Kerja Lapangan. Surabaya.

Unesa University Press.

http://ebookbrowse.com/kelas-xii-smk-teknik-bodi-otomotif-gunadi-pdf-pdf d128025974

http://ebookbrowse.com/kelas-x-smk-teknik-bodi-otomotif-gunadi-pdf-pdf-d128025976

http://ftp.lipi.go.id/Buku_Sekolah_Elektronik/SMK/Kelas%20XII/Kelas%20XII_smk_teknik-bodi-otomotif_gunadi.pdf.pdf

http://www.tokocatmobil5.web.id/2010/07/teknik-memperbaiki-body-mobil-penyok_16.html\

http:// en.wikipedia.org/Teknologi Pengecatan dan perbaikan bodi/TEKNIK

PERBAIKAN BODI OTOMOTIF

http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/peralatan-standar-otomotif.html

69