Laporan Praktek Industry
Transcript of Laporan Praktek Industry
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan adalah sebuah program mata
kuliah yang wajib di tempuh oleh mahasiswa S-1 pendidikan Teknik Mesin
Otomotif. Dalam pelaksanaan kegiatan ini bertujuan menerapkan ilmu yang
didapat pada bangku kuliah, untuk dilaksanakan atau diterapkan langsung
kelapangan.Selama kegiatan PKL berlangsung, mahasiswa mengumpulkan
data dari hasil pelaksanaan kegiatan, yang kemudian disusun dalam sebuah
laporan.
Pengecatan merupakan salah satu perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat terasa didunia otomitif, khususnya dibidang
pengecatan. Banyak teknologi yang berkembang pada dunia pengecatan ini,
antara lain pengecatan pada bodi kendaraan. Banyak alasan para pemilik
mobil melakukan modifikasi pada warna mobil aslinya karena selain ingin
perubahan warna yang sesuai, banyak alasan yang menyebabkan
dilakukannya pengecatan pada bodi/panel kendaraan. Diantaranya adalah
terdapat cat yang mengelupas pada kendaraan, kekeroposan pada body
kendaraan, terdapat karat pada bagian-bagian tertentu, dan adanya goresan di
bagian body/panel tertentu,atau oleh sebab lain.
Dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mengambil topik
tentang Repainting/Pengecatan Ulang dan Perbaikan panel sebagian pada
Mencedez Benz Type Tiger 280 E yang mengalami kekeroposan pada
1
beberapa bagian body kendaraan.Penulis mengambil topik ini dikarenakan
topik ini sangat menarik dan sangat sering terjadi di dunia pengecatan
khususnya pada mobil-mobil yang tingkat oprasionalnya lama.
Oleh karena itu penulis mengambil judul laporan tentang
“Repainting/Pengecatan Ulang dan Penggantian Panel Sebagianpada
Mercedez Benz Tiger Type 280E” dengan terealisasikannya Laporan Praktik
Kerja Lapangn ini, penulis berharap laporan ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak khususnya buat penulis dan seluruh mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya.
B. Tujuan
Pada program Praktik Kerja Lapangan ini mempunyai tujuan sebagai
berikut ;
1. Memperoleh pengalaman belajar dan bekerja sesuai dengan kondisi dan
situasi pekerjaan nyata di dunia Industry/usaha.
2. Mendapat informasi tentang kemajuan – kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dari dunia Industry/usaha.
3. Memperoleh pengetahuan, sikap dan keahlian dalam bidang profesi yang
tidak diperoleh selama menempuh perkuliahan dikampus
C. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan adalah :
1. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja sesuai dengan
kondisi dan situasi pekerjaan nyata di dunia Industry/usaha.
2
2. Mahasiswa mendapat informasi tentang kemajuan – kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari dunia Industry/usaha.
3. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, sikap dan keahlian dalam bidang
profesi yang tidak diperoleh selama menempuh perkuliahan dikampus.
D. Batasan Laporan Praktik Industri
Pada laporan ini di jelaskan segala kegiatan yang dilakukan pada
bengkel pengecatan “SETIA KAWAN” yang beralamat di Jl. Tenggilis Lama
IV/48 Surabaya dengan No. telp (031) 84924444
3
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Bengkel (Perusahaan)
Bengkel Setia Kawan didirikan oleh H. Abd. Shomad Al Asngari,
pada tahun 1989 bertempat di Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya, bengkel ini
lebih dominan pengerjaannya pada mobil Mencedez Benz dari berbagai type.
Dalam perkembangannya Bengkel Setia Kawan yang dipimpin oleh
H. Abd.Shomad Al Asngari sebagai pemilik bengkel.Bengkel SetiaKawan ini
bergerak pada bidang Body Repair dan pengecatan.Bengkel Setia Kawan ini
juga melayani perbaikan/penggantian asecories mobil-mobil Mercedez Benz
dari berbagai type.
Untuk menjaga kepuasan pelanggan, Bengkel Setia Kawan didukung
oleh para tenaga yang berpengalaman di bidangnya. Kebanyakan dari
pelanggan yang masuk ke Bengkel Setia Kawan adalah karena perbaikan total
/ Body Repair Full biasanya sampai 90% atau karena mengalami goresan
pada body kendaraannya. Mobil Mercedez Benz sendiri yang sering masuk ke
bengkel setia kawan dalah type Tiger 280 E, Boxer C 200, Master Fiz E 320
dan 240 D (Diesel).
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada bengkel setia kawan bersifat pribadi karena
dimonitoring dan dikelola satu orang.Struktur organisasi adalah memperjelas
hubungan kerja dan organisasi yang baik dari tiap-tiap bagian,
4
agar dapat teroragisasi dengan optimal. Berikut ini bentuk uraian tugas dari
masing-masing personal, yaitu :
Gambar 2.1. :Struktur Organisasi Bengkel Setia Kawan
`Berikut ini bentuk uraian tugas dari masing-masing personal, yaitu:
1. Pemilik Bengkel
Pimpinan yang mengelola dan mempertanggung jawabkan seluruh
kegiatan yang ada di perusahaan.
2. Teknisi Pengelasan
Penanggung jawab dalam mengelola segala aktifitas proses
pengelasan body mulai dari pembentukan nut dan kerataan body
3. Teknisi Pendempulan
Menangani setelah proses pengelasan unuk menutupi plat yang
telah diganti atau meratakan goresan dalam pada dempulan
5
Pemilik bengkel
Teknisi pengelasan
Teknisipendempulan
Teknisi pengecatan
ascesories
4. Teknisi Pengecatan
Penaggung jawab dalam memproses pengecatan mulai dari
pemberian warna dasar sampai finising
5. Asesories
Menyediakan kebutuhan yang diperlukan mekanik dan membantu
menyediakan semua barang-barang/komponen
C. Kedudukan dan Letak Bengkel
Adapun kedudukan dan letak Bengkel Setia Kawan adalah seperti
berikut :
Gambar 2.2. :Kedudukan Bengkel Setia Kawan
6
parkir
R.P
emil
ikbe
ngke
lda
nace
sori
es
R. P
enge
cata
n
KamarMandimushollah
R.p
enge
lasa
n
Pintudepan
R.p
end
emp
ula
nPintubelak
ang
D. Prosedur Pelayanan Servis
Dibawah inni adalah diagram/alur proses pelayanan jasa di Bengkel
Setia Kawan Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya.
Gambar 2.3. :Prosedur Pelayanan pada Bengkel Setia Kawan
Adapun prosedur pelayanan Bengkel Setia Kawan adalah sebagai
berikut
1. Costumer (konsumen) datang ke pemilik bengkel untukmengutarakan
keluhan konsumen. Keluhan tersebut kemudian diserahkan pada teknisi
pengelasan maupun pendempulan (melihat keluhan konsumen pada
perbaikan body atau Painting)
2. Teknisi pengelasan atau pendempulan melaksanakan apa yang telah di
perintahkan pemilik bengkel yang diberikan kepala bengkel dan ketika
selesai akan di periksa oleh pemilik bengkel.
3. Selesainya pendempulan, teknisi pengecatan melakukanpengecat dengan
warna yang di inginkan komsumen atau warna yang sama pada mobil
7
costumer Pemilik bengkel
Teknisipengelasan Teknisi pendempulan
Teknisi pengecatan
yang di kerjakan. Setelah selesai pengecatan teknisi melaporkan
kepemilik bengkel
4. Untuk biaya jasa perbaikan, biasanya ditentukan dari jenis service baik
itu perawatan body, pengecatan body maupun perbaikan body mobil.
Untuk pengecatan jenis cat yang digunakan mempengaruhi besar
kecilnnya biaya jasa yang di bebankan kepada konsumen.
5. Setelah pemiik bengkel menganalisa hasil perbaikan body kendaraan
selanjutnya pemilik bengkel akan memberikan kepada konsumen.
8
BAB III
KAJIAN TEORI
Kendaraan diciptakan sebagai alat bantu manusia dalam
memenuhi kebutuhan transportasi sehari-hari. Ketika kendaraan
digunakan, sangan mungkin terjadi kerusakan pada bodi
kendaraan yang tentunya juga tidak diinginkan.Kerusakan
tersebut ada yang bersifat kecil seperti tergores, penyok tapi ada
juga kerusakan berat seperti rangka yang bengkok, keropos, bodi
ringsek dan sebagainya.
Oprasional yang akan digunakan untuk memperbaiki
kendaraan dilihat dari :
Peralatan yang dimiliki.
Jenis kerusakan yang terjadi
Nilai/harga dari kendaraan.
A. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Proses Perbaikan
Bodi Kendaraan
1. Obeng
Fungsi dari obeng adalah alat tangan untuk
mengencangkan atau melepaskan baut atau sekrup pada
bidang tertentu.
9
Gambar3.1: Bagian-bagian dari ObengSumber: Gunadi (2009:72)
10
2. Kunci Pas dan Ring.
Digunakan untuk mengencangkan atau membuka
baut atau mur yang berbentuk segi enam (hexagonal)
dari komponen kendaraan. Namun ada juga kombinasi
kunci bawaan kendaraan memiliki kombinasi
Gambar3.2 :Jenis Kunci Ring dan PasSumber: Gunadi (2009:74)
3. Kunci Sock
Seperti halnya alat tangan diatas, kunci sock juga
berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut dan
mur yang memiliki torsi pengencangan yang tinggi.
Gambar 3.3.: Kunci Sock SetSumber: Gunadi (2009:76)
11
4. Kunci Inggris
Kunci inggris adalah kunci untuk melepas atau
memasang mur/baut yang dapat disetel menyempit atau
melebar menyesuaikan dengan ukuran mur atau bautnya.
Gambar 3.4.:Cara Penggunaan Kunci InggrisSumber:
http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/peralatan-standar-otomotif.html
5. Kunci Pipa
Kunci pipa biasa digunakan untuk melapas dan
memasang pipa dengan sambungan ulir atau memgang
benda silindris lainnya,
Gambar 3.5.:Kunci PipaSumber: Gunadi (2009:82)
6. Tang
Fungsi dari tang adalah untuk memegang,
memotong, melepas dan memasang komponen dan lain
sebagainya.
12
Gambar 3.6.:Tang Kombinasi, LancipSumber; Gunadi (2009:85)
7. Gunting dan Pemotong Plat
Pemotong plat ini bisa berbentuk gunting atau
cutter atau pisau, yang digunakan untuk memotong plat-
plat yang tipis.
Gambar 3.7.:Gunting LurusSumber:Gunadi (2009:86)
8. Palu
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja
yang aman, Kepala palu terdiri dari dua permukaan yang
bisa dipergunakan untuk memukul.
13
Gambar 3.8.:Palu Ball-Pein, Martil dan KaretSumber: Gunadi (2009:88)
14
9. Dolly
Dolly adalah pasangan dari palu sebagai
alas/landasan saat memukul atau membentuk benda
kerja pada pekerjaan body, terbuat dari baja karbon yang
sangat keras.
Gambar 3.9.:Berbagai Macam DollySumber: Gunadi (2009:90)
10. Body Spoon
Body spoon mempunyai fungsi hampir sama dengan
palu dan dolly, sebagai alat perata bagian bodi kendaraan
yang berlekuk atau bentuk-bentuk tetentu yang tidak
memungkinkan menggunakan dolly, yaitu dengan cara
dicungkil atau sebagai alas pukul pada body yang sempit.
Gambar 3.10.:Pengunaan Body SpoonSumber; Gunadi (2009:92)
15
11. Gergaji
Menggergaji merupakan salah satu metode dalam
memotong benda kerja, gergaji terdiri rangka dan bilah.
Gambar 3.11.:Cara Menggunakan Gergaji yang BenarSumber: Gunadi (2009;93)
12. Kikir
Pekerjaan mengikir adalah kerja bangku yang belum
dapat tergantikan oleh mesin, dengan kikir bisa
membentuk atau hanya menghaluskan bagian tertentu
dari benda kerja.
Gambar 3.12.:Jenis Alur KikirSumber: Gunadi (2009:94)
13. Penggores
Penggores adalah alat untuk memberikan tanda
garis atau menggambar pada benda yang akan
16
dikerjakan, misalnya memberi tanda untuk dilipat,
dipotong, dilubangi dan sebagainya.
Gambar 3.13.:Contoh Penggunaan PenggoresSumber:Gunadi (2009:98)
14. Ragum/Cekam
Ragum terbuat dari baja cor yang keras, tersedia
dalam berbagai ukuran sesuai dengan
kebutuhanuntukmemotong, mengikir, mengelas
Gambar 3.14.: RagumSumber:Gunadi (2009;100)
15. Sikat Logam
Sikat berfungsi untuk membersihkan permukaan
benda kerja dari karat atau setelah pekerjaan mengikir,
mengelas, menyekrap dan sebagainya.
17
Gambar 3.15.: Sikat KawatSumber; gunadi (2009:102)
Adapula sikat yang dapat diputar menggunakan bor
listrik untuk membersihakan permukaan plat dari karat
atau bekas cat dan dempul, pemasangannya sama
dengan sama dengan pemasangan mata bor.
Gambar 3.16.:SikatKhusus untuk MesinSumber: Gunadi (2009:102)
16. Kape Dempul
Kape dempul atau biasa disebut kape berfungsi
untuk mengaduk dempul dengan hardener dan
memoleskannya pada permukaan yang rata yang akan
diberi dempul.
18
Gambar 3.17.:KapeDempulSumber;Gunadi (2009:103)
Ukuran dari kape dempul bervariasi, yang terdiri
dari ukuran sesuai lebarnya, yaitu: 100 mm, 80 mm, 60
mm, 40 mm maupun 20 mm.
19
B. Peralataan Pengecatan
1. Kompresor Udara
Gambar 3.18.:Kompresor two stageSumber: Gunadi (2009:442)
Kompresor berfungsi untuk menghasilkan tekanan
udara/angin yang baik dan bersih selama berlangsungnya
proses pengecatan. Lubang hisap udara dilengkapi
dengan filter yang dapat mencegah uap air, debu dan
kotoran masuk.
2. Air Transformer
Air transformerberfungsi untuk menyaring dan
mendinginkan/ mengembunkan uap air.Regulator
berfungsi untuk mengurangi tekanan dan mengaturnya
tetap stabil sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan.
Gambar 3.19.: Regulator dan Filter Udara (Transformer)Sumber: Gunadi (2009:445)
20
3. Selang Udara
Selang udara berfungsi untuk menyalurkan udara
bertekanan dari unit penyalur ke unit pengguna seperti
Air Sander, Air Polish, spray gun dan sejenisnya
Gambar 3.20.:Selang Fleksibel SpiralSumber: Gunadi (2009:446)
4. Ruang Cat (Spray Booths)
Ruang cat merupakan ruangan berventilasi khusus
dan aman yang disediakan untuk melakukan proses
pengecatan
Gambar 3.21.:Bagian dalam Ruang Cat (Spray Booths)Sumber: Gunadi (2009:447)
5. Ruang pemanas (Oven)
Pemanas berfungsi untuk membantu mempercepat
proses pengeringan cat.
21
Gambar 3.22.:Ruang Cat Multi FungsiSumber :Gunadi (2009:448)
6. Spraygun
Spraygun adalah suatu peralatan pengecatan yang
menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat
yang diatomisasikan pada permukaan benda
kerja.Spraygun menggunakan udara bertekanan untuk
mengatomisasi/mengabutkan cat pada suatu permukaan.
Gambar 3.23.:Prinsip KevakumanSumber: Gunadi(2009:449)
a. Tipe Spray Gun
Dalam garis besarnya, spray gun dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu: tipe umpan-berat (gravity-feed),
umpan-hisap (suction-feed), dan tipe kompresi
22
(compression). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gambar berikut ini.
Gambar 3.24.:Tipe Spray GunSumber: Gunadi(2009:450)
b. Konstruksi Spray Gun
Gambar 3.25.:Konstruksi SpraygunSumber: Gunadi(2009:451)
1) Sekrup Penyetel Fluida
Jumlah keluaran cat dapat disetel dengan
mengatur jumlah gerakan jarum. Mengendorkan
sekrup penyetel akan menambah jumlah
pengeluaran cat, dan mengencangkan sekrup
mengurangi jumlah pengeluaran cat.
23
Gambar 3.26.:Setelan FluidaSumber: Gunadi(2009:451)
2) Sekrup Penyetel Fan Spreader
Sekrup ini berfungsi untuk menyetel bentuk
pola semprotan.Mengendorkan sekrup membuat
pola oval (lonjong), dan mengencangkan sekrup
membuat pola lebih bulat. Sedangkan pola yang
lebih bulat akan cocok untuk menyempotkan cat
pada area yang leih kecil
.
Gambar 3.27.:Fan SpreaderSumber: Gunadi(2009:452)
3) Sekrup Penyetel Udara
Sekrup ini berfungsi untuk menyetel
besarnya tekanan udara. Mengendorkan sekrup
penyetel berarti menambah tekanan udara, dan
24
mengencangkan sekrup penyetel akan
mengurangi tekanan udara
Gambar 3.28.:Setelan UdaraSumber: Gunadi(2009:452)
25
4) Fluid Tip
Fluid tip berfungsi untuk mengatur dan
mengarahkan jumlah cat dari spray gun ke dalam
air streem.
Gambar 3.29.:Fluid TipSumber: Gunadi(2009:453)
5) Air Cap
Air cap berfungsi mengeluarkan udara
untuk membantu atomisasi/pengkabutan cat.
Gambar 3.30.:CapSumber: Gunadi(2009:453)
Fungsi lain air cap adalah untuk mengubah
arah pola semprotan, yaitudengan caramemutar
air cap.
26
Gambar 3.31.:KipasSumber: Gunadi(2009:454)
6) Trigger
Trigger bekerja didalam dua tahap. Menarik
trigger pada permulaan akan membuka katup
udara, sehingga hanya udara saja yang
menyemprot. Menarik trigger lebih lanjut, akan
menyebabkan jarum terbuka, sehingga cat
menyemprot bersamaan dengan udara.
Gambar 3.32.:Kerja Spray GunSumber: Gunadi(2009:454)
7. Pengaduk/Paddle
Pengaduk digunakan untuk mencampur
putty/surfacer supaya membentuk kekentalan yang
27
merata dan juga membantu mengeluarkan cat atau
surfacer dari kaleng ke wadah pencampur
Gambar 3.33.:Batang Pengaduk/PaddleSumber; Gunadi (2009:461)
8. Papan Pencampur
Papan pencampur atau mixing plate dipergunakan
untuk mencampur dempul atau surfacer dengan
hardenernya supaya lebih mudah dan merata.Alat ini
terbuat dari metal, kayu, atau plastik.
Gambar 3.34.:Mixing PlateSumber: Gunadi(2009:462)
9. Kertas Masking
Kertas masking atau masking paper adalah kertas
yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh
terkena cat saat melakukan pengecatan
28
Gambar 3.35.:Kertas Masking dan Mesin PemotongnyaSumber: Gunadi (2009:463)
10. Amplas / Sand Paper
Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan
dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas
amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik
kertas amplas tersebut
Gambar 3.36.:Amplas Tipe Roll dan Tipe LembaranSumber: Uny(2004:22)
11. Masker Pernafasan
Masker sangat diperlukan saat kita melakukan
pengecatan karena zat-zat kimia yang terkandung dalam
cat akan mudah terhirup paru-paru,.Masker merupakan
alat keamanan yang wajib dipakai saat melakukan proses
ampelas, sanding, pengecatan dan sejenisnya.
29
Gambar 3.37.:Masker PernafasanSumber: Gunadi (2009:463)
12. Kacamata (Goggless)
Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi
mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel
metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding)
Gambar 3.38.:Kacamata PengamanSumber: uny (2004:8)
13. Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician
Disamping untuk melindungi badan painter dari
semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk
melindungi painter dari debu.Ada beberapa pakaian
pelindung yang terbuat dari material anti-static.
30
Gambar 3.39.:Pakaian Kerja dan Topi Paint TechnicianSumber: Uny (2004:12)
14. Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan
seseorang pada saat menggunakansander atau
mengangkat bodi part.
Gambar 3.40.: Sarung TanganSumber: Uny (2004:11)
15. Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti Static Shoes)
Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung
telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki.
Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-
statik.
31
Gambar 3.41.:Sepatu PengamanSumber; Uny (2004:12)
C. Teknik Perbaikan Bodi Kendaraan
1. Teknik Vacuum Cup
Apabila terjadi kerusakan plat body kendaraan
akibat benturan yang menyebabkan mulurnya plat body,
namun tidak melebihi batas elastisitas, dapat diperbaiki
dengan menggunakan vacuum cup. Cara
menggunakanvacuum cup adalah sebagai berikut:
a. Bersihkan permukaan body kendaraan dari kotoran/
debu, sebab bila permukaan kotor, maka vacuum cup
tidak bisa menempel dengan kuat.
Gambar 3.42.:Menggunakan Vacuum CupSumber: Gunadi (2009:400)
b. Menarik vacuum cup kearah luar (kearah bentuk awal
dari body)
32
c. Bila perlu, kita bisa menggunakan sliding hammer
untuk menarik permukaan plat body yang tidak bisa
hanya dilakukan dengan tangan biasa.
d. Untuk kerusakan pada permukaan atap kendaraan,
kita kesulitan untuk menariknya, maka kita bisa
menggunakan alat bant crane untuk membantu
pekerjaan kita.
2. Teknik Batang Penarik dengan sliding hammer
Apabila kerusakan plat body kendaraan mengalami
penyok yang tidak beraturan, atau membentuk
lengkungan yang membentuk sudut tertentu adalah
teknik batang penarik atau dengan teknik sliding hammer.
Gambar 3.43.:Menarik dengan melubangi panelSumber :Gunadi(2009:401)
Cara yang pertama adalah dengan melubangi plat
yang rusak tadi, kemudian ditarik, setelah itu baru lubang
pada plat body tadi ditutup kembali.
Cara yang kedua adalah dengan memasang pengait
pada panel yang rusak dengan menggunakan
las.Kemudian dari pengait tadi, panel yang rusak bisa
33
ditarik dengan menggunakan tangan, atau bila perlu
menggunakan sliding hammer.
3. Teknik dengan Alat Hidrolik
Gambar 3.44.:Peralatan Perbaikan Bodi HidrolikSumber: Gunadi (2009;402)
Apabila kerusakan yang terjadi pada plat body lebar
atau parah, kadang perlu peralatan hidrolik untuk
menarik, atau menekan/ mendorong plat body yang rusak
tadi. Untuk menarik plat tadi bias dibuat kaitan pada plat
body seperti pada teknik sebelumnya, yaitu bisa
membuat lubang atau menambah pengait.
Gambar 3.45.:Panel Ditarik dengan Bantuan Baut atau Dilubangi
Sumber: Gunadi (2009:402)
4. Teknik Batang Pengungkit (pry bar)
34
Gambar 3.46.:Menggunakan Pry BarSumber; Gunadi (2009:403)
Perbaikan dengan menggunakan teknik ini
dilakukan dengan menyelipkan pry bar melalui celah
sempit yang ada pada bagian bawah dari pintu, atau jika
perlu bisa membuat lubang pada pintu yang nanti akan
ditutup dengan door trim.
5. Teknik On-dolly Hammering
Palu dan dollymerupakan peralatan yang paling
sering digunakan untuk perbaikan body
kendaraan.Peralatan ini bisa dikatakan sebagai peralatan
standar perbaikan bodi kendaraan.
Gambar 3.47.:Teknik On-Dolly HammeringSumber: Gunadi (2009;404)
Teknik palu-on dolly dilakukan dengan cara
memukulkan palu pada bagian plat yang terjadi
kerusakan, sedangkan pada bagian bawahnya dilandasi
35
dengan dolly. Terdapat 2 cara untuk menyelesaikan
pekerjaan ini.
Gambar 3.48.:Urutan Memukul Teknik On-Dolly HammerSumber: Gunadi (2009:404)
Cara pertama mengusahakan plat tadi tidak
cembung, tetapi diusahakan cekung kemudian langkah
perbaikannya dengan menggunakan dempul. Atau cara
yang kedua, adalah dengan melanjutkan perbaikan
menggunakan teknik yang lain, yaitu teknik hotshrinking,
yaitu memanaskan plat dengan las oxyacetylene (pada
api netral) sampai menghasilkan warna kemerahan,
kemudianmendinginkannya dengan tiba-tiba
Langkah-langkah perbaikan plat body dengan teknik
palu-on-dolly adalah:
a. Peganglah bagian belakang dari dolly yang akan
digunakan dengan menggunakan tangan kiri.
Sedangkan palu dipegang dengan tangan kanan.
b. Cobalah latihan memukul langsung permukaan dolly
dengan pelanpelan, sehingga Anda akan merasa
nyaman memegang dolly dan palu.
36
Gambar 3.49.:Melatih PukulanSumber: Gunadi(2009:405)
c. Letakkan dollypada bagian plat yang rusak (bila tidak
terlihat, maka anda harus merasa yakin dolly telah
tepat pada posisinya, bias dengan bantuan melakukan
pukulan ringan).
d. Ayunkan palu ke plat yang rusak dengan pelan-pelan
terlebih dahulu.
e. Setelah dirasa tepat, maka proses memalu dapat
dilakukan berulangulang dengan tenaga secukupnya,
sampai permukaan mendekati hasil yang rata.
Gambar 3.50.:Meratakan PlatSumber: Gunadi (2009:406)
6. Teknik Off-Dolly Hammering
37
Gambar 3.51.:Teknik Off-Dolly HammerSumber; Gunadi(2009;406)
Teknik palu-off-dolly, yang dipalu adalah bagian
diantara atau disekeliling dari dolly yang ditempatkan
pada pusat plat yang penyok (seperti yang terlihat
digambar).
7. Teknik Pengikiran
Kikir digunakan untuk meratakan permukaan. Pada
pekerjaan plat body kendaraan, penggunaan kikir untuk
meratakan permukaan plat sering sekali digunakan.
Gambar 3.52.:Arah PengikiranSumber: Gunadi(2009;407)
8. Teknik Hot-Shrinking
38
Gambar 3.53.:Teknik Hot ShrinkingSumber: Gunadi(2009:407)
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat
dari logam yang dipanaskan dan didinginkan. Logam yang
dipanaskan akan memuai, sedangkan bila didinginkan
akan mengerut. Plat body yang melengkung/ penyok
dipanaskan dengan mengayun brander las dengan arah
memutar, hingga plat mengembang (warnanya
kemerahan dan hati-hati jangan sampai berlubang),
kemudian didinginkan dengan air secara tiba-tiba.
.
Gambar 3.54.:Bentuk Plat yang DipanasiSumber: Gunadi (2009:408)
9. Teknik Pemotongan Body
Dalam memperbaiki bodiy kendaraan yang rusak,
sebaiknya diperkirakan total biaya yang diperlukan untuk
39
memperbaiki kerusakan tersebut.Apabila ditemukan body
kendaraan yang rusak terlalu parah mungkin perlu
diambil alternatif lain, yaitu dengan memotong bodi
kendaraan yang rusak, kemudian mengganti dengan body
dari mobil lain yang tidak digunakan. Atau juga bisa
dibuat dari lembaran plat yang kita buat menyerupai
bentuk body yang rusak tersebut. Apabila langkah ini
dirasa lebih murah, maka bisa saja teknik ini menjadi
pilihan.
Dalam menentukan keputusan akan menggunakan
metode mana, kita bisa mendasarkan pada:
a. Membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk
memperbaiki kerusakan atau mengganti panel secara
keseluruhan
b. Kemauan konsumen, kondisi mobil dan nilainya
40
D. Bahan pengecatan
1. Cat Primer
Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan
sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk
memberikan ketahanan terhadap karat.
2. Dempul
Dempul atau putty adalah lapisan dasar (under
coat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok
dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda
kerja.
3. Surfacer
Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang
disemprotkan di atas primer, putty atau lapisan dasar
(under coat) lainnya.Surfacer mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
a. Mengisi penyok kecil atau goresan kertas.
b. Mencegah penyerapan top coat
c. Meratakan adesi diatas under coat dan top coat
4. Cat warna/Top coat
Peranan dari cat warna atau top coat adalah cat
akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan
dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan
kualitas tersebut.
5. Thinner/Solvent
41
Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau
khas menyengat hidung.Zat cair ini mengencerkan
campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi
agak encer dan dapat dikerjakan selama pembuatan cat.
6. Hardener
Hardener adalah suatu bahan yang membantu
mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk
lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener
agar memperoleh viscositas yang baik .Hardener
ditambahkan pada komponen utama dari cat dua
komponen yaitu acrylic atau polyester resin.
7. Clear/Gloss
Clear/gloss digunakan sebagai cat pernis akhir pada
pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya
kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar
metalik.
8. Masking
Dalam metode pengecatan kita sering melakukan
perlindungan terhadap permukaan kendaraan yang tidak
akan dicat dengan warna yang sama. Langkah kita dalam
melakukan perlindungan inilah yang dimaksud dengan
masking.Tujuan dari masking ini adalah melindungi
permukaan tertentu dari kendaraan agar tidak terkena
42
semprotan cat, dan bahkandari demu-debu yang
dihasilkan dari pengecatan itu agar dihasilkan pengecatan
yang sempurna.
E. Proses Pengecatan
1. Persiapan Permukaan
Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan
baik akan menghasilkan kualitas pengecatan yang
maksimal, karena pada umumnya kagagalan pengecatan
dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Untuk
menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan
dengan cara:
a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki
dengan multi thinner dan dikeringkan.
b. Amplas permukaan metal dengan amplas kering no.
80.
c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi
thinner dan dikeringkan.
2. Aplikasi Dempul
Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak
rata atau penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan
membuat permukaan halus..
a. Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan
dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran
43
lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 %
hardener (untuk dempul tipe dua komponen).
Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata
(maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada
udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10
menit. Setelah dempul kering kemudian diamplas
untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus.
b. Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk
mengisi bagian-bagian yang tidak rata. Biarkan kering
di udara selama 30 menit atau dikeringkan dengan
lampu infra merah pada suhu ± 50 ° C selama 10
menit.
c. Amplas permukaan putty dengan amplas kering no. 80
dilanjutkan dengan no. 180 dan no. 280 atau amplas
basah no. 240 dilanjutkan dengan no. 320 dan no.
400.
d. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi
thinner dan dikeringkan.
3. Pengamplasan
Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-
bagian yang menonjol dapat diamplas secara manual
dengan blok tangan atau secara mekanis dengan sander.
Langkah-langkah pengamplasan dapat dirinci sebagai
berikut:
44
a. Tempelkan selembar amplas #80 pada sander, dan
gosoklah seluruh area dengan menggerakkan sander
dari depan ke belakang, dan dari samping ke samping,
serta semua arah diagonal.
b. Tempelkan lembaran amplas #120 pada blok tangan,
gosoklah permukaan dengan hati-hati, sambil menguji
permukaan dengan sentuhan.
c. Tempelkan lembaran amplas #200 pada blok tangan.
Pada tahap ini kita dapat mengamplas sedikit keluar
area pendempulan untuk meratakan permukaan
lengkungan dan area sekitarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengamplasan:
1. Pekerjaan mengamplas dapat dimulai setelah reaksi
pengeringan dempul berakhir. Apabila dempul
diamplas sebelum dingin sempurna, maka
kemungkinan akan terjadi pengerutan.
2. Untuk mencegah goresan yang dalam di sekitar cat,
usahakan pekerjaan pengamplasan hanya di bagian
yang ditutup dempul.
3. Jangan mengamplas keseluruhan area sekaligus,
tetapi dengan hatihati sambil memeriksa kerataan
permukaan sebelum pengamplasan dilanjutkan.
4. Posedur Masking
45
Prosedur masking dapat diklasifikasikan menurut
area lapisan (coat) dan tipe dari metode pengecatan yang
dijelaskan sebagai berikut :
a. Masking untuk Aplikasi Surfacer
Karena aplikasi surfacer menggunakan tekanan
udara yang lebih rendah dari pada yang untuk top
coat (untuk memperkecil over spray), Reserve
masking adalah suatu metode dimana masking paper
diaplikasikan dengan membalik luar-dalam.
Gambar 3.55.:Spot RepaintingSumber: Gunadi (2009:479)
b. Masking untuk Block Repainting
Untuk masking block repainting, panel seperti
misalnya fender atau door (pintu) harus dimasking
sendiri-sendiri. Untuk lubang-lubang yang ada pada
panel tersebut harus ditutup untuk mencegah kabut
cat masuk kedalam area tersebut.
46
Gambar 3.56.:Masking Blok RepaintingSumber: Gunadi (2009:480)
c. Masking untuk Shading atau Spot Repainting
Dalam pengecatan ulang suatu panel tanpa
border, maka perlu digunakan shading pada panel
tersebut. Untuk memastikan bahwa semprotan cat
tidak menimbulkan tangga semprotan, maka area
harus dimasking dengan menggunakan teknik reverse
masking (masking terbalik).
Gambar3.57.:Masking Quarter PanelSumber: Gunadi (2009:480)
5. Pengoperasian Spraygun
47
a. Menggunakan Spraygun
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa
menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa
memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan
spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari,
telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik
dengan jari tengah dan jari manis.
Gambar3.58.:Menggerakkan SpraygunSumber: Gunadi (2009:490)
b. Menggerakkan Spraygun
Ada empat hal penting dalam menggerakkan
spraygun, yaitu:.
1) Jarak Pengecatan
Gambar 3.59.:Jarak yang SesuaiSumber: Gunadi (2009:490)
48
Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun
dan area yang dicat untuk masing-masing cat
berbeda, tergantung dari proses dan obyek yang
akan dicat. Jarak spraygun secara umum 15-20 cm,
untuk jenis acrylic lacquer : 10- 20 cm dan enamel:
15 – 25 cm.
Gambar 3.60.:Jarak PengecatanSumber: Gunadi (2009:491)
2) Sudut Spraygun
Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi
badan harus diposisikan sejajar dengan benda
kerja serta mengikuti dari bentuk benda kerja,
mendatar atau melengkung.Arah penyemprotan
membentuk sudut 900 dari bidang kerja.
49
Gambar 3.61.:Posisi PenyemprotanSumber: Gunadi (2009:491)
3) Kecepatan Pengecatan
Kecepatan gerak alat semprot hendaknya
stabil, baik dengan arah horizontal maupun
vertikal.Kecepatan gerak spraygun harus konstan,
yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.
Gambar 3.62.:Kecepatan KonstanSumber: Gunadi (2009:492)
4) Pola Tumpang Tindih (Overlapping)
Overlapping adalah suatu teknik pengecatan
pada permukaan benda kerja, sehingga
penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan
menyambung.Tujuannya adalah :
50
Menghindarkan terjadinya tipis
Menghindarkan adanya perbedaan warna
Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang
merata
Mencegah tidak adanya cat pada lapisan
pertama dan berikutnya.
a) Overlapping pada bidang vertikal
Pada umumnya dilakukan oleh seorang
operator secara berkesinambungan.
Gambar 3.63.:Over LappingSumber: Gunadi (2009:493)
b) Overlapping pada bidang horizontal
Dikerjakan oleh dua orang operator secara
berpasangan. OperatorA lebih dahulu
menyemprot benda kerja, kemudian diikuti
olehoperator B
51
Gambar 3.64.:Over LappingSumber: Gunadi (2009:493)
c) Overlapping pada bidang permukaan
sambungan
Penyemprotan pada bidang perpotongan
perlu diperhatikan pada waktu mulai
menyemprot dan berikutnya tidak boleh tepat
pada garis perpotongan dan posisi spraygun
harus benar-benar tegak lurus.Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis
dan meleleh.
Gambar 3.65.:Pengecatan SudutSumber: Gunadi (2009:494)
Gambar 3.66.:Over Lapping pada Sambungan
52
Sumber: Gunadi (2009:494)
6. Pengecatan Akhir
Cat akhir merupakan cat yang memberikan
perlindungan permukaan sekaligus untuk menciptakan
keindahan dalam penampilan corak/ performance
kendaraan. Pengecatan untuk warna solid
a. Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah
diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 2-5
menit.
b. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan
pengeringan menggunakan sinar infra merah pada
suhu ± 40 ° C selama 15 menit.
c. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam Pengecatan
untuk warna Metalic
d. Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah
diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 3-5
menit.
e. Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan
pengeringan menggunakan sinar infra merah pada
suhu ± 55°C selama 15 menit.
f. Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap
penarik debu.
53
g. Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah
dicampur hardener dengan selang waktu antara
lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam.
h. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam.
Proses pengecatan dapat digolongkan menjadi dua
jenis, yaitu:
a. Pengecatan Oven..
b. Pengecatan Non oven (suhu udara luar)
Berdasarkan jenis cat proses pengecatan, dapat
digolongkan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Cat Bakar (Heat Polymerization)
Tipe ini adalah cat tipe satu komponen,
mengeras apabila dipanaskan pada temperatur tinggi
kira-kira 140°C (248°F). Tipe-tipe cat bakar ini antara
lain:
i. Thermosetting Animo Alkyd
ii. Thermosetting Acrylic
b. Cat Two Component (Tipe Urathane)
Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH)
yang terkandung dalam komponen utama dan
isocyanate yang terkandung dalam hardener reaksi
reaksi membentuk struktur hubungan menyilang
(cross linking) yang disebut tingkatan uretane. Cat ini
mempunyai kemampuan coating yang sangat baik,
54
termasuk ketahan kilap, cuaca, solvent, serta tekstur
yang halus, tetapi zat ini mengeringnya lambat dan
dan memerlukan drying equipment untuk
mengeringkan dengan benar.
c. Cat Solvent Evaporation (Lacquer)
Cat tipe one komponent ini biasa dikenal sebagai
lacquer.Meskipun mengering dengan cepat sehingga
mudah penangannya karena tidak sekuat cat-cat two
component yang kini banyak digunakan.
7. Spot Repainting
Spot repainting termasuk dalam pengecatan ulang
kendaraan (repainting). Pengecatan ulang sendiri adalah
mengaplikasikan cat untuk melindungi atau memperbaiki
cat yang sudah digunakan sebelumnya (cat original) dan
untuk melindungi serta memperbaiki penampilan
kendaraan.
Gambar 3.67.:Spot RepaintingSumber: Gunadi (2009:497)
55
56
8. Membersihkan Spraygun
Supaya lubang-lubang kecil didalam spraygun tidak
tersumbat oleh cat yang mengering, setiap kali setelah
selesai dipergunakan harus selalu dibersihkan dengan
cara dikuras menggunakan thinner pencuci, apabila ada
cat yang mengering pada lubang dibersihkan dengan
kawat rambut yang sesuai dengan lubangnya.
Gambar 3.68.:Membersihkan Spraygun`Sumber: Gunadi (2009:497)
9. Pengkilapan dan Pemolesan
a. Pengertian Pemolesan (polishing)
Untuk melakukan pemolesan, bias dilakukan
dengan bantuan amplas halus terlebih dahulu atau
langsung dengan compound saja.Cara memoles bisa
menggunakan tangan manual, atau lebih baik
menggunakan alat pemoles yang akan menghasilkan
alur yang stabil.
Dibandingkan dengan permukaan asli,
permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda
57
dalam hal kilapan atau teksturnya. Oleh sebab itu
apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat
kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan
yang dicat kembali harus digosok (sanded) sehingga
akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu
dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses
inilah yang disebut polishing.
b. Mekanisme Pemolesan
Apabila tekstur dari permukaan yang dicat
terdapat tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang
tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada
permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk
mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.
58
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI
A. Keselamatan Kerja
Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan diperlukan
keselamatan kerja
Adapun yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Menggunakan pakaian kerja lengkapdan memakai sepatu
2. Memeriksa kondisi peralatan yang akan di pakai
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker,sarung tangan)
4. Dilarang merokok waktu kerja praktik
5. Menggunakan alat sesuai standart oprasional prosedur (SOP)
6. Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
7. Membersihkan tempat kerja setelah selesai praktik atau kerja.
B. Perlengkapan Kerja
1. Alat :
a. Kompresor
b. Spry gun
c. Sender
d. Pengaduk
e. Spatula
f. Papan pencampur
g. Masker pernafasan
59
2. Bahan :
a. 1 unit mobil mercedez benz tiger type 280 E
b. Cat dan Tiner
Gambar 4.1.:Cat dan Tiner DanagloseSumber : Dokumentasi
c. Dempul
Gambar 4.2.:Putty Autolux 66
Sumber : Dokumentasid. Epoxy
Gambar 4.3.:Epoxy dan Multi tiner Star GlossSumber : Dokumentasi
60
e. Clear (vernis)
Gambar 4.4.:Pernis dan HardinerStar GlossSumber : Dokumentasi
f. Amplas
C. Kegiatan yang Dilakukan Waktu Praktik
a. Mengerok cat pada body mobil dengan bantuan panas dan kapi pada
bagian body mobil yang tidak mengalami keropos
(melakukan pengerokan sampai terlihat platnya)
Gambar 4.5.:Pengerokan Cat dengan Pemanasan
Sumber : Dokumentasi
b. Untuk plat yang telah keropos maka akan diganti dengan plat
barudengan teknik pemotongan body, plat yang baru diukur sesuai
kebutuhan.
61
Gambar 4.6.:Pengukuran dan Pemotongan PlatSumber : Dokumentasi
c. Pengelasan plat yang baru dengan menggunakan bahan tambah kawat
Gambar 4.7.:Pengelasan Plat Tambah
Sumber : Dokumentasi
d. Lakukan penggrindaan pada bagian sambungan panel yang telah
diganti kemudian melakukan pengepoxyan untuk menutupi hasil
penggrindaan
e. Melakukan pendempulan kasar pada bagian yang telah di ganti
panelnya dan melakukan pengamplasan dengan amplas kering hingga
halus
62
Gambar 4.8.:PendempulanSumber : Dokumentasi
f. Setelah itu melakukan pengepoxyan dasar yang bertujuan untuk
menutupi hasil pendempulan pada mobil dan untuk melihat apakah
masih ada bagian yang tidak rata. Setelah epoxy kering melakukan
pengosokan menggunakan amplas basah dengan angka kekasaran 300
500, dan 600.Hal ini bertujuan untuk menghaluskan hasil dari
pengepoxyan.
Gambar 4.9.:PengepoxyanSumber : Dokumentasi
g. Teliti seluruh bagiah yang telah diampals tadi dan melakukan
pendempulan dengan dempul halus untuk menutupi pori-pori atau
lubang kecil dalam proses pendempulan yang masih belum tertutupi.
63
Gambar 4.10.:Pendempulan dengan Dempul HalusSumber : Dokumentasi
h. Setelah dempul halus kering. Lakukan penggosokan menggunakan
amplas basah kekasaran 1500 bertujuan untuk menghaluskan
permukaan dempul halus
i. Melakukan masking pada bagian-bagian yang tidak di poksi
sebelumnya.
Gambar 4.10.:PemaskinganSumber : Dokumentasi
j. Melakukan penyampuran cat
k. Menyalakan kompresor dan memasang spry gunyang telah berisikan
cat dan melakukan penyemprotan cat
64
Gambar 4.11.:PengectanSumber : Dokumentasi
l. Setelah cat agak kering, lakukan pengamplasan dengan amplas basah
yang ukuranny kekasarannya 1500 untuk menghilangkan debu-debu
yang menempel ketika pengecatan
Gambar 4.12.:Pengamplasan untuk Menghilangkan KotoranSumber : Dokumentasi
m. Penyemprotan vernis dilakukan setelah pengamplasan tadi, Setelah
vernis tadi sudah benar-benar kering, melakukan pemolesan dengan
menggunakan compound. (sebelum melakukan pemolesan maka
permukaan yang telah divernis digosok menggunakan amplas 1500,
65
hal ini bertujuan untuk menghilangkan debu yang menempel selama
proses pemernisan)
Gambar 4.13.:PemolesanSumber : Dokumentasi
n. Setelah melakukan pemolesan, melakukan proses finising meliputi
interior eksterior pada mobil.
Gambar 4.14.:Hasil Akhir PengecatanSumber : Dokumentasi
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari selama kami melakukan praktek industri di bengkel SETIA KAWAN
Surabaya, penulis ingin menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang paling real dengan kenyataan adalah ketika
Pengalaman belajar dan bekerja di Dunia Industri, disitu kita akan
mendapat pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan dalam bekerja.
2. Memperbaiki kerusakan pada panel atau bagian dari mobil yang
mengalami kerusakan merupakan hal pertama yang harus dilakukan
sebelum proses pengecatan. Dalam hal ini adalah penggantian plat yang
keropos
3. Untuk proses pelapisan primer untuk memberikan lapisan dasar, disini
agar menampakkan apakah plat yang telah diganti ada yang tidak rata
4. proses pendempulan bertujuan untuk memperoleh bodi kembali seperti
aslinyadan menutup permukaan plat yang kurang rata, proses ini dilakukan
2-3x untuk mendapatkan kerataan yang maksimal
5. Pada epoxy dilakukan mengetahui sampai sejauh mana keserasian antara
bagian panel di body mobil, proses pengecatan dan clear pada permukaan
bodi mobil serta proses finishing dengan pelapisan kompon. Semua proses
diatas harus dilakukan secara berurutan agar proses pengecatan
mendapatkan hasil maksimal
67
B. Saran
Adapun saran-saran yang penulis sampaikan pada pada suatu
industri/usaha tentunya juga demi kemajuan dan perkembangan dimasa yang
akan datang yaitu:
1. Dalam pelaksanaan proses pengecatan harus dilakukan secara berurutan
dan harus mematuhi prosedur kerja, guna untuk kelancaran didalam proses
pengecataan tersebut
2. Dalam proses pengecatan disarankan untuk menggunakan alat keselamatan
kerja (baju kerja,masker,sarung tangan) dalam proses pengecatan.
3. Dalam melakukan proses pengecatan haruslah menggunakan alat-alat yang
standart dalam proses pengecatan.
4. Jangan merokok pada saat proses pengecatan, ini bertujuan untuk
mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan
5. Pencampuran bahan-bahan dalam proses pengecatan harus diperhatikan
6. Jika cuaca tidak mendukung, hendaknya proses pengecatan dihentikan
dahulu. Karena cuaca juga mempengaruhi hasil akhir nantinya
68
DAFTAR PUSTAKA
TIM. 2007. Buku Panduan Praktik Industri/Praktik Kerja Lapangan. Surabaya.
Unesa University Press.
http://ebookbrowse.com/kelas-xii-smk-teknik-bodi-otomotif-gunadi-pdf-pdf d128025974
http://ebookbrowse.com/kelas-x-smk-teknik-bodi-otomotif-gunadi-pdf-pdf-d128025976
http://ftp.lipi.go.id/Buku_Sekolah_Elektronik/SMK/Kelas%20XII/Kelas%20XII_smk_teknik-bodi-otomotif_gunadi.pdf.pdf
http://www.tokocatmobil5.web.id/2010/07/teknik-memperbaiki-body-mobil-penyok_16.html\
http:// en.wikipedia.org/Teknologi Pengecatan dan perbaikan bodi/TEKNIK
PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/peralatan-standar-otomotif.html
69