LAPORAN PPL.doc

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur. Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang 1

description

contoh laporan ppl industri UKM

Transcript of LAPORAN PPL.doc

LAPORAN PELAKSANAAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

UKMmerupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur. Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

Dibalik peranan penting UKM dalam laju pertumbuhan perekonomian pada kenyataannya masih banyak pelaku usaha kecil yang belum memiliki sistem pembukuan Akuntansi serta tidak paham keuntungan memiliki pembukuan. Dengan memiliki pembukuan pemilik usaha dapat mengetahui kesehatan usaha yang dijalankannya. Tak hanya untuk pihak pemilik, untuk pihak luar seperti pemasok, partner usaha, perbankan, dan pihak lain seperti pemerintah juga sangat berguna dalam melihat kelayakan dan kepercayaan terhadap usaha yang kita jalankan. Khususnya pihak bank, ketentuan umum untuk mendapatkan pinjaman modal hanya catatan yang ada di pembukuanlah yang bisa memberikan informasi apakah pinjaman akan dapat dikembalikan atau tidak. Untuk usaha skala mikro misalnya dengan omset paling banyak Rp 300 juta per tahun hanya diperlukan informasi tentang pembukuan pengeluaran dan pendapatan. Data ini akan memberikan informasi apakah ada selisih positif atau tidak. Kalau ada selisih positif berarti perusahaan itu untung dan kalau diberi pinjaman pasti akan bisa kembali.Informasi tata buku atau akuntansi dasar mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha bagi pemilik, pengelola dan pegawai UKM. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha kecil juga diperlukan khususnya untuk akses bantuan pemerintah (KUR,PNPM) dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (Bank).1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Praktek Pengalaman Lapangan oleh Mahasiswa pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pemahaman pentingnya pembukuan Akuntansi pada UKM

2. Mensosialisasikan tata cara sistem pembukuan yang sederhana bagi pelaku UKM

3. Membantu dan memberikan saran mengenai strategi manajemen perusahaan dan analisis pasar.

1.3 ManfaatDiharapkan dengan adanya Praktek Pengalaman Lapangan oleh Mahasiswa pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pelaku usaha akan mendapat manfaat antara lain :

1. Data keuangan menjadi lebih rapi dan sistematik

2. Bermanfaat bagi pihak ketiga dalam memberi bantuan atau modal usaha

3. Memudahkan pelaku usaha dalam sistem perpajakan yang saat ini mensyaratkan administrasi dan laporan keuangan yang jelas.

BAB II

GAMBARAN UMUM TEMPAT

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

2.1 Padasuka2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Cerita dibalik kesuksesan usaha yang dirintis oleh Ibu H.Eros Rosdiana berawal dari hobinya membuat keripik pisang. Pada awalnya Ibu Eros hanyalah seorang karyawan dari sebuah pabrik pengolahan keripik pisang di tetangganya, lalu dengan inisiatif suami nya Ibu Eros akhirnya memulai bisnis keripik pisang sendiri. Dengan modal awal sekitar Rp.5.000.000, Ibu Eros terus mengembangkan bisnisnya itu dibantu sang suami dan anaknya yang bernama Bapak Tedi. Mereka pun memberi nama perusahaan ini dengan nama Padasuka. Pada tahun 1995 Ibu Eros mengontrak sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, kemudian pada tahun 2001 beliau membeli sebidang tanah dan membuat sebuah pabrik pengolahan kripik pisang lengkap dengan mess pegawai dan mushola.Dengan dibantu suami dan anaknya Ibu Eros mengalami pasang surut usaha yang cukup beragam, namun Ibu Eros bisa melaluinya dan terus berkembang hingga sekarang bisa membuka lapangan pekerjaan di desanya , Desa Ciawigebang. Jumlah karyawan nya kini adalah 23 orang. Padasuka yang awalnya hanya memproduksi keripik pisang seiring permintaan pasar kini telah memproduksi juga keripik singkong dan makanan ringan lainnya.

Kini usahanya itu telah maju dan berkembang cukup pesat, dengan modal awal hanya Rp.5.000.000 kini omzet yang dihasilkan bisa mencapai Rp.200.000.000 per tahun. Dengan jumlah produksi mencapai 1 2 ton pisang dan singkong yang berasal dari berbagai daerah, tidak hanya di wilayah Kabupaten Kuningan untuk memenuhi kebutuhan produksi yang semakin banyak bahkan Padasuka sampai harus mencari ke pulau Sumatera untuk bahan baku pisang dan ke Sukabumi untuk bahan baku singkong.Kini distribusi keripik pisangnya tersebut telah menembus pasar wilayah III Cirebon yakni Kuningan, Cirebon, Majalengka, dan Indramayu. Di setiap kios makanan ringan dan oleh-oleh pasti terdapat keripik pisang Padasuka yang rasanya memang khas dan kriuk itu. Rasanya tersedia dalam rasa asin dan manis yang original dan masih terjaga cita rasanya dari dulu sampai sekarang.2.1.2 Analisa Manajemen PerusahaanA. Struktur Organisasi

B. Proses Produksi

Dikarenakan bahan baku datangnya 3 hari sekali maka proses produksi pun tidak bisa dijalankan setiap hari butuh waktu dan proses yang lumayan panjang untuk mengolah pisang atau singkong mentah menjadi keripik pisang. Berikut ini kami lampirkan alur produksi nya :

C. Prospektif Masa DepanUsaha ini sangatlah bagus dan cerah karena usaha yang dijalankan ini sudah mulai ditinggalkan orang. Ciri produk yang khas yang dimiliki oleh perusahaan, membuat daya tarik tersendiri akan usaha ini, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dengan sistem manajemen dan kontrol kualitas yang terjaga, maka usaha ini akan cukup berpotensi hingga masa yang akan datang. Dengan manajemen yang diterapkan pada tiap bagian dari usaha ini, dari mulai manajemen dalam bahan baku, produksi, hingga pemasaran, maka usaha apapun akan dapat bertahan menghadapi persaingan baik dengan sesama produsen keripik pisang dan singkong maupun bersaing dengan produk baru lainnya. Disamping itu, karena keripik merupakan jenis makanan yang sudah umum di masyarakat sehingga dalam hal pangsa pasarnya tidak akan diragukan lagi.

D. Analisis Persaingan

Seorang pengusaha harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga usaha yang dijalankannya tidak mengalami kegagalan ditengah jalan. Persaingan dengan perusahaan lain akan dapat diatasi dengan langkah-langkah yang terencana dengan baik dan matang yang diantaranya adalah melakukan efisiensi dan peningkatan kualitas produk yang kita buat, yang dalam hal ini proses produksi keripik, dilakukan dengan cepat tanpa mengabaikan rasa dan rupa dari keripik tersebut.

Efisiensi dapat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga terampil atau tenaga yang telah dilatih dalam hal pembuatan keripik. Mulai dari penyiapan bahan baku hingga pengirisan yang dilanjutkan dengan penggorengan.

Dalam produksi bahan makanan sangat perlu diperhatikan cita rasa dan rupa. Cita rasa yang tinggi tanpa memperhatikan rupa, akan kurang berhasil, begitupun sebaliknya. Bermunculannya produsen jenis makanan ringan juga akan memberikan persaingan tersendiri walaupun dari segmen produksi yang berbeda, tetapi untuk segmen makanan ringan hal ini akan sangat memanaskan persaingan.

E. Pasar Yang Dimasuki

Segmen pasar yang diincar adalah kalangan bawah hingga atas, dimana keripik dapat dikonsumsi oleh siapapun, tidak terkecuali kalangan atas. Produk yang dihasilkan berupa keripik pisang dan singkong akan dipasarkan dengan cara dijual ke pengecer yang bisa berupa warung atau toko makanan maupun toko biasa dengan kiloan. Keripik pisang maupun singkong dapat juga dipasarkan dengan dengan cara order pemesanan. Hal ini biasanya untuk pemesanan partai yang agak besar, dalam hal ini dilakukan oleh distributor. Padasuka biasanya sudah memiliki langganan yang berasal dari lokal maupun luar kota seperti Cirebon, Majalengka, maupun Indramayu.F. Kelancaran Usaha

Kelancaran produksi ditentukan oleh tenaga produksi yang telah terampil dan mampu berdisiplin hingga bisa mencapai target produksi sesuai dengan order penjualan. Kelancaran produksi tidak akan terlepas dari kelancaran suplai bahan baku. Dalam hal ini bahan baku yang digunakan adalah berupa pisang nangka muda dan singkong.

Dewasa ini memang penanaman pisang dan singkong sudah tidak banyak dilakukan oleh para petani. Pisang atau singkong hanya dijadikan sebagai tanaman penyelang pada tanaman utama sepeti pada palawija. Untuk itu perlu dipikirkan untuk mempunyai sumber bahan baku sendiri. Salah satu caranya yaitu bisa dengan memiliki lahan kebun sendiri, atau bekerjasama dengan petani yang bersedia menanam pisang dan singkong secara khusus. Hal ini untuk menjaga agar produksi tidak berhenti.

Sebagai penunjang kelancaran usaha, khususnya dalam hal proses produksi, kelancaran suplai bahan baku ini sangat perlu untuk diperhatikan. Cadangan bahan baku perlu dipertimbangkan untuk proses produksi hingga paling tidak 5 hari. Hal ini untuk menjaga jika terjadi hambatan dalam penyediaan bahan baku. Karena bahan yang digunakan adalah bahan yang dapat busuk, maka perlu dijaga dan diketahui batas kualitas pisang dan singkong yang baik untuk dijadikan bahan baku.

Kantung plastik digunakan untuk kemasan makanan, kadang hanya berupa kemasan standar dan kurang sesuai untuk digunakan dalam mengemas jenis produk seperti keripik singkong. Apalagi Padasuka hanya memproduksi produknya secara kiloan yakni satu kantung plastik besar muat 2 kg keripik jadi penampilan kemasan tidak menjadi soal, yang paling penting yakni kualitas plastik yang baik agar keripik renyah dan tahan lama.

Dahulu Padasuka pernah bekerja sama dengan swalayan dan toserba sekitar Kuningan, dan berjalan selama beberapa bulan tapi akhirnya Padasuka kewalahan dan tidak sanggup memenuhi permintaan pasar. Hal ini dikarenakan swalayan yang meminta Padasuka untuk mengemas keripiknya dengan kemasan yang kecil, karena tidak biasa dan keterbatasan karyawan maka Padasuka konsisten untuk hanya memproduksi dalam kemasan kiloan.

Maka melihat fenomena tersebut kami menyarankan Padasuka untuk lebih memodernisasi lagi proses produksinya, mengingat kebutuhan pasar yang sangat tinggi dan berpotensi itu. Untuk itu perlu dipikirkan cara pengadaan kemasan ini disesuaikan dengan produk keripik pisang dan singkong yang dihasilkan, jika diperlukan harus dipikirkan pembuatan sendiri kemasan yang lain dari yang lain.

G. Penetapan Harga Jual

Penetapan harga jual dilakukan dengan cara memperhitungkan harga bahan baku, upah pekerja, proses produksi, pengemasan, pemasaran dan jika perlu diperhitungkan pula biaya promosi dan transportasi. Semua harga yang telah teridentifikasi dapat dihitung hingga bisa didapat harga satuan minimal (modal yang digunakan). Selanjutnya kita dapat menentukan harga jual setelah diperhitungkan dengan keuntungan yang ingin kita peroleh.

Dalam penetapan harga jual ini kita juga harus realistis. Jika ditentukan terlalu tinggi maka konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk membeli produk kita dan lebih jauh lagi mereka akan lari ke produk lain yang sejenis. Hal tersebut tentu tidak ingin terjadi. Untuk itu perlu diperhitungkan harga jual produk dari produsen lain.

H. Laporan KeuanganAneka Kue Kering PADASUKA

Data Laba/RugiTahun 2013BulanModalPendapatanLaba/Rugi

LabaRugi

JanuariRp 10.000.000Rp 16.950.000Rp 6.950.000-

FebuariRp 10.500.000Rp 15.700.000Rp 5.200.000-

MaretRp 11.000.000Rp 16.850.000Rp. 5.850.000-

AprilRp 10.000.000Rp 16.500.000Rp. 6.500.000-

MeiRp 12.400.000Rp 16.950.000Rp 4.550.000-

JuniRp 10.500.000Rp 15.800.000Rp 5.300.000-

JuliRp 10.200.000Rp 16.600.000Rp 6.400.000-

AgustusRp 11.350.000Rp 16.250.000Rp. 4.900.000-

OktoberRp 10.300.000Rp 15.450.000Rp 5.150.000-

SeptemberRp. 10.500.000Rp 16.800.000Rp 6.300.000-

NovemberRp 10.450.000Rp 16.750.000Rp 6.300.000-

DesemberRp. 12.800.000 Rp 16.850.000 Rp. 4.050.000

TotalRp 130.000.000Rp 197.450.000Rp 67.450.000-

Ket :

Keuntungan rata-rata per hari =Rp 187.361Keuntungan rata-rata perbulan = Rp 5.620.8332.2 Karmina

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Karmina adalah sebuah home industri yang menjual berbagai macam produk dodol garut yang didirikan dan dijalankan oleh Bapak Ikin Nasikin di tempat tinggalnya Desa Ciawigebang. Berawal pada tahun 2000 Bapak Ikin memulai usaha pembuatan dodol garut ini dan terus berkembang dan bertahan sampai sekarang. Dengan bermodal Rp.600.000 Bapak Ikin membuat dodol garut yang resepnya didapat dari saudaranya yang berasal dari Bogor. Dibantu oleh istri dan kelima karyawannya Bapak Ikin mengolah dan mendistribusikan produknya.

Pada awalnya Bapak Ikin hanya membuat dodol original atau yang lebih dikenal dodol piknik namun seiring permintaan pasar akhirnya Bapak Ikin pun membuat aneka jenis dodol lainnya seperti dodol durian, dodol sirsak, dan dodol nangka. Semua dodolnya dijual secara curah dan didistribusikan selain di Kuningan juga sampai ke Bogor. Namun pendistribusiannya masih terbatas, Karmina masih belum memiliki kendaraan untuk mengirim produknya ke luar kota. Maka munculah ide untuk mengirimnya menggunakan bus Luragung yang dititipkan kepada supirnya. Dengan berbagai kendala dan hambatan lainnya Bapak Ikin pun bisa mengatasinya dan terus memupuk usahanya dengan kerja keras sampai sekarang.

Usahanya tersebut berkembang cukup pesat dengan modal awal hanya Rp.600.000 kini omzet nya mencapai Rp.150.000.000 per tahun. Selain dijual secara curah, dodol Karmina juga tersedia dalam kemasan kotak yang berisi sekitar 12 pcs dodol dengan harga Rp.10.000 sampai dengan Rp.12.000. 2.2.2 Analisa Manajemen Perusahaan

A. Struktur Organisasi

Karmina adalah UKM yang menjalankan usahanya berasal dari usaha keluarga, maka Karmina tidak memiliki banyak karyawan. Bapak Ikin dibantu oleh keluarganya dalam membangun usahanya ini. Dimana Bapak Ikin Nasihin sebagai pemilik sekaligus pengelola , dibantu 2 orang anggota keluarganya dan 3 orang tetangganya.

B. Proses ProduksiDodol merupakan salah satu produk olahan hasil pertanian (buah-buahan) yang termasuk dalam jenis pangan semi basah yang terdiri dari campuran tepung dan gula yang dikeringkan. Makanan ini biasanya digunakan sebagaimakanan ringanatau makanan selingan. Dodol merupakan suatu jenis makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa dibasahkan terlebih dahulu dan kandungan air rendah sehingga dapat stabil selama penyimpanan.

Lamanya daya simpan dodol juga banyak dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya, aktivitas mikrobia, teknologi pengolahan dengan sanitasinya, sistem pengemasan yang digunakan dan penggunaan bahan pengawet. Dalam pengolahannya, makanan semi basah merupakan suatu jenis makanan dengan menggunakan bahan pencampur yaitu tepung beras ketan. Tepung beras ketan ini digunakan sebagai bahan campuran dan bahan pengikat agar diperoleh tekstur yang dikehendaki.

Salah satu jenis makanan ini tentunya dapat dijadikanpeluang bisnisyang menjanjikan, karena dodol sudah menjadi ikon produkmakanan khasdi beberapa daerah misalnya Garut Jawa Barat terkenal dengan dodol Garutnya, ataupun KudusJawa Tengah yang terkenal dengan sebutan jenang Kudusnya meskipun dodol ini di produksi di Kuningan. Dodol yang memiliki rasa khas manis dan kenyal ini sangat cocok untuk oleh-oleh, hidangan kue khas lebaran ataupun camilan keluarga di rumah. Berikut kami gambarkan bahan dan cara pembuatan salah satu jenis dodol , yakni dodol picnic :Bahan-bahan:

Beras ketan, bahan baku utama harus benar-benar berkualitas prima,sebagai penentu tingkat kelengketan dodol.

Beras putih/ beras cerai, bahan pembantu untuk memudahkan agar dalam pengadukan tidak terlalu lengket.

Gula Jawa/gula merah, bahan utama pemberi rasa manis.

Gula putih/gula pasir, bahan pembantu pemberi rasa manis.

Santan.

Gutuk: bahan yang digunakan untuk memberi tingkat kelicinan, agar waktu diaduk tidak lengket.

Kelapa bahan yang digunakan untuk membuat santan.

Daun pandan wangi sebagai pemberi aroma.

Vanili sebagai pemberi aroma.

Garam sebagai pemberi rasa.

Peralatan dan perlengkapan:

Bakul:alat yang digunakan untuk wadah beras, pencucian beras. Bisa juga untuk menempatkan tepung beras.

Baskom: tempat untuk penyimpanan santan, ataupun air gula.

Kleci/sodet:alat pengaduk kecil yang fungsinya untuk menjaga agar adonan tidak tumpah dari kuali saat pengadukan.

Adukan dari batang aren: alat yang dipakai untuk pengadukan adonan hingga menjadi dodol.

Kuali besartempat untuk pengadukan adonan.

Bonggol pohon pisangdigunakan sebagai alas untuk pembuatan tungku.

Patok bambudigunakan sebagai pemancang atau patok bonggol pisang yang digunakan sebagai tungku agar tidak goyah.

Ayakanalat penyaring tepung beras terbuat dari anyaman logam dengan pori-pori sangat halus berbentuk bulat.

Saringanbambu alat penyaring air gula setelah dimasak untuk menghilangkan kotoran.

Kenceng alat untuk membuat minyak yang terbuat dari santan hingga jadi gutuk.

Parutankelapa alat untuk memarut kelapa supaya jadi serpihan kecil-kecil.

Lumpang wadah terbuat dari bahan kayu yang memiliki lubang berbentuk kerucut, digunakan untuk menghaluskan butiran beras sampai jadi tepung.

Alualat penumbuk terbuat dari kayu bentuk bulat pada bagian ujungnya.

Tampah tempat untuk meletakan tepung beras selama penyaringan.

Kayu bakarbahan pembuat api selama proses pengadukan berlangsung.

Daun jambu bijibahan yang digunakan sebagai sarana untuk peningkatan agar warna dodol terlihat lebih tua.

Daun pisang bahan yang digunakan sebagai pembungkus dodol menjadi sepulungan/segeleng.

Tenongalat yang terbuat dari anyaman bamboo bentuk bulat untuk menempatkan dodol setelah matang.

Kedebong pisang bahan yang digunakan sebagai alas untuk mencicipi kole.

Tali rapiabahan yang digunakan untuk melapisi adukan agar adonan tidak menempel pada batang adukan.

Centongalat terbuat dari kayu bentuk seperti dayung untuk mengaduk air gula saat dimasak atau dipanaskan.

Kerukansambal terbuat dari bahan karet menyerupai kapak untuk mengerukProses pembuatan :

Persiapan bahan:

1.Beras

Beras yang digunakan harus dipilih dari beras yang betul-betul berkualitas.Beras ketan ataupun beras putih atau cerai dicuci hingga betul betul bersih. Artinya air sisa pembuangan dari pencucian terlihat jernih. Tiriskan. Untuk beras putih atau beras cerai direndam selama 1 jam untuk memudahkan penghalusan. Setelah itu ditumbuk hingga jadi tepung pada sebuah lumpang menggunakan alu. Setelah jadi tepung diayak menggunakan ayakan di atas tampah yang telah diberi alas daun pisang. Jumlah tepung yang diayak sesuai dengan jumlah bahan yang tersedia.

2. Kelapa

Kelapa adalah kelapa yang benar-benar cukup tua, agar memiliki santan yang cukup baik. Kelapa dikupas, lalu dibuang kulit arinya yang berwarna coklat tidak perlu bersih benar. Cuci hingga bersih lalu parut menggunakan parudan. Setelah diparud campurkan air sambil diremas-remas untuk menghasilkan sari pati kelapa. Setelah peremasan dianggap cukup disaring menggunakan ayakan di atas baskom sebagai santan kental pertama. Santan kental pertama harus dipisahkan dengan santan yang lain dari hasil pemerasan kedua atau ketiga.

3. Gula merah atau gula jawa, daun pandan wangi, vanili

Panaskan gula jawa atau gula merah di atas kenceng aduk hingga rata, tambahkan daun pandan wangi atau vanili terus aduk hingga air gula menjadi ganting. Saring air gula menggunakan saringan bambu untuk menghilangkan kotoran gula ataupun lainnya. Tempatkan pada baskom.

4. Gutuk

Gutuk adalah minyak masak matang dari santan kelapa hingga tampak minyak agak putih dan kotoran dari minyak atau blendo juga berwarna putih. Digunakan sebagai pelumas atau pelicin selama proses pengadukan sekaligus penambah aroma.

Persiapan penunjang/tungku:1. Buat tungku masak dari bonggol pisang yang cukup baik, artinya bonggol pisang yang masih baru. Karena kalau bonggol busuk daya tahan menjadi berkurang. Atur bonggol pada posisinya dan membentuk segitiga sama sisi dan harus disesuaikan dengan besarnya kuali yang akan digunakan.

2. Atur posisi kuali diatas tungku agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah untuk memperoleh panas yang cukup ideal dan tidak menimbulkan asap.

3. Bila posisi antara tungku dan kuali sudah dianggap ideal pancang bonggol pisang menggunakan 2 bilah bambu dengan tujuan agar tungku tidak goyah selama pengadukan walaupun mendapat dorongan yang kuat. Patok atau pancang menggunakan bilah dari bagian bongkot bambu yang cukup tebal dan kuat.

4.Nyalakan api pada tungku untuk penyesuaian kondisi tanah yang ada agar selama pengadukan diharapkan api tidak padam, disamping itu sekaligus juga sebagai sarana untuk menghindari timbulnya debu.

C. Prospektif Masa DepanDodol adalah salah satu jenis makanan ringan yang terbuat dari bahan tepung ketan atau tepung beras, santan kelapa, gula merah atau gula pasir, dan aroma buah-buahan untuk menambah rasa. Makanan ringan yang manis ini banyak terdapat di beberapa provinsi di Indonesia. Salah satu kota penghasil dodol yang terkenal adalah Garut, di Jawa Barat.

Dodol memiliki varian rasa yang beraneka. Ada dodol durian, nanas, cokelat, dan masih banyak lagi rasa dan jenis lainnya.

Mengapa dodol begitu terkenal? Karena...1. Dodol Garut punya cita rasa yang berbeda dari dodol lainnya2. Harganya terjangkau dan disukai oleh masyarakat3. Proses pembuatannya sangat sederhana dan bahan bakunya pun mudah didapat4. Tidak menggunakan bahan pengawet5. Dodol Karmina tahan lama, bisa sampai 3 bulan lamanya.

D. Analisis Persaingan

Pemain dalam pasar pengolahan dodol Karmina terbilang masih sangat jarang, Bapak Ikin bisa membaca peluang ini dengan sangat baik dan mengembangkannya menjadi usaha yang menguntungkan. Meskipun produk yang dihasilkannya merupakan produk khas daerah lain namun Bapak Ikin dapat membuktikan eksistensi nya.

E. Pasar Yang DimasukiSegmen pasar yang diincar adalah kalangan bawah hingga atas, dimana dodol dapat dikonsumsi oleh siapapun. Produk yang dihasilkan dikemas dengan cukup menjual sehingga bisa dijadikan oleh-oleh dan mudah untuk dipasarkan. Selain dijual di wilayah lokal, dodol Karmina juga dipasarkan ke daerah Bogor dan Jakarta.

F. Laporan Keuangan

Dodol Karmina selama ini tidak memiliki Laporan Keuangan, selama ini Bapak Ikin hanya menggunakan pembukuan sederhana, dan saat kami minta izin untuk melihatnya Bapak Ikin tidak menyetujuinya, sehingga kami tidak bisa melihat data keuangan apapun.2.3 Permasalahan yang ada di UKMPada umumnya, permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM), antara lain meliputi:a.) Faktor Internal1.) Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses PembiayaanPermodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semua UKM memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan.2.) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kualitas SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.3.) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi PasarUsaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, ditambah lagi produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik.4.) Mentalitas Pengusaha UKMHal penting yang seringkali pula terlupakan dalam setiap pembahasan mengenai UKM, yaitu semangat entrepreneurship para pengusaha UKM itu sendiri. Semangat yang dimaksud disini, antara lain kesediaan terus berinovasi, ulet tanpa menyerah, mau berkorban serta semangat ingin mengambil risiko. Suasana pedesaan yang menjadi latar belakang dari UKM seringkali memiliki andil juga dalam membentuk kinerja. Sebagai contoh, ritme kerja UKM di daerah berjalan dengan santai dan kurang aktif sehingga seringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan yang ada.5.) Kurangnya TransparansiKurangnya transparansi antara generasi awal pembangun UKM tersebut terhadap generasi selanjutnya. Banyak informasi dan jaringan yang disembunyikan dan tidak diberitahukan kepada pihak yang selanjutnya menjalankan usaha tersebut sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagi generasi penerus dalam mengembangkan usahanya.

b.) Faktor Eksternal1.) Iklim Usaha Belum Sepenuhnya KondusifUpaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan Produk Domestik Brutto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap brutto (investasi). Keseluruhan indikator ekonomi makro tersebut selalu dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan pemberdayaan UKM serta menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuh kembangkan UKM, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha-pengusaha besar.

Kendala lain yang dihadapi oleh UKM adalah mendapatkan perijinan untuk menjalankan usaha mereka. Keluhan yang seringkali terdengar mengenai banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengan kebijakan perekonomian Pemerintah yang dinilai tidak memihak pihak kecil seperti UKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para pengusaha besar.

2.) Terbatasnya Sarana dan Prasarana UsahaKurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, tak jarang UKM kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis.

3.) Implikasi Otonomi DaerahDengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mempunyai implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada UKM. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya saing UKM. Disamping itu, semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di daerah tersebut.4.) Implikasi Perdagangan BebasSebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000), dan isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak fair oleh negara maju sebagai hambatan (Non Tariff Barrier for Trade). Untuk itu, UKM perlu mempersiapkan diri agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.

6.) Sifat Produk dengan Ketahanan PendekSebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.7.) Terbatasnya Akses PasarTerbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.

8.) Terbatasnya Akses InformasiSelain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untuk bertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya hanya beredar di pasar domestik.

9.) Kurangnya pemahaman UKM tentang pembukuan Akuntansi

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATANPRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN

3.1 Jadwal Kegiatan Praktek Pengalaman LapanganNoTanggalJadwalKeterangan

120 Januari 2014Survei ke tempat PPL Padasuka dan membuat janji wawancara

225 Januari 2014Melakukan tanya jawab dengan pemilik Padasuka dan melihat proses produksi

328 Januari 2014 Survei ke tempat PPL Jenisa Pemilik tidak bersedia di wawancarai

428 Januari 2014 Survei ke tempat PPL Karmina dan membuat janji wawancara

51 Februari 2014 Melakukan wawancara dengan pemilik Karmina dan melihat proses produksi

63 Februari 2014Membantu membuatkan laporan keuangan sederhana untuk Padasuka dan Karmina dan mengajari tentang Akuntansi

78 Februari 2014 Meminta tanda tangan pemilik Padasuka dan Karmina untuk lembar pengesahan

3.2 Keterlibatan Mahasiswa dalam Praktek Pengalaman LapanganSelama menjalankan Praktek Pengalaman Lapangan ini kami telah mengalami banyak kegiatan yang sangat bermanfaat dan menambah wawasan kami selaku mahasiswa. Apalagi di dunia bisnis UKM yang belum pernah kami alami sebelumnya. Berikut ini kegiatan yang telah kami lakukan :1) Melihat dan meninjau proses produksi pembuatan keripik dan dodol

2) Melakukan tanya jawab mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan

3) Melihat dan mencatat informasi apa saja yang bisa kami peroleh dari pemaparan pemilik UKM

4) Mengajarkan proses pembukuan sederhana yang bisa diterapkan dalam perusahaan5) Membantu menganalisis strategi pemasaran yang bisa membantu kelancaran perusahaan6) Membantu membuatkan pembukuan akuntansi

7) Membuat dokumentasi berupa foto sebagai bukti telah melakukan PPL.3.3 Keberhasilan yang dicapai Mahasiswa dalam melakukan Praktek Pengalaman LapanganDalam kegiatan PPL ini mahasiswa dituntut untuk bisa memberikan kontribusi yang nyata serta bermanfaat bagi perusahaan. Keberhasilan yang telah kami capai antara lain :1) Membuatkan jurnal umum dalam bentuk buku untuk digunakan sebagai catatatan sehari-hari2) Menjelaskan tentang fungsi pembukuan akuntansi

3) Membuatkan format laporan keuangan yakni Laporan Rugi/Laba, Laporan Perubahan Modal, dan Neraca.

4) Menjelaskan tentang fungsi Laporan Keuangan

5) Memberikan saran tentang pentingnya pemisahan antara aktiva perushaan dan aktiva pribadi

3.4 Kendala yang dihadapiDidalam menjalani PPL ini, kami pernah menghadapi beberapa hambatan. Adapun hambatan-hambatan yang kami hadapi selama mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan yaitu sebagai berikut :

Proses beradaptasi di lingkungan perusahaan adalah hambatan berikutnya karena penulis harus menyesuaikan diri di lingkungan kerja.

Kurang sesuainya antara teori dan praktek yang diterima di universitas dengan pelaksanaan atau praktek pekerjaan yang sesungguhnya di lapangan, sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal dalam pelaksanaannya.

Banyaknya hal baru yang dihadapi dilapangan yang mungkin belum pernah di berikan di universitas, jadi pada saat menghadapi hal baru tersebut kami belum bisa memberikan yang sempurna untuk perusahaan.Pemecahan Masalah :

Dalam menghadapi masalah yang ada kami melakukan beberapa metode untuk menangani masalah tersebut,diantaranya :

Selalu bertanya pada pemilik atau pengelola UKM apabila kami mengalami kesulitan masalah yang sekitarnya penulis belum dapat menyelesaikan masalah tersebut sendiri.

Berusaha dan belajar agar kesulitan itu sedikit demi sedikit hilang.

Mencoba untuk lebih sering berkomunikasi dengan karyawan UKM.BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanUsaha kecil menengahtersebar dari berbagaiunit usahalayaknyapertanian, perdagangan, danindustri pengolahan. Usaha kecil menengah dapat menginput data bahwa jumlah usaha kecil sangat banyak, namun omzet yang dipadukan dari total jumlah tidak sepadan dengan satu omzet perusahaan skala nasional.Begitu pula dengan pengolahan keripik dan dodol, industri olahan ini mempunyai prospek yang cukup menjanjikan mengingat kebutuhan akan makanan cemilan yang tidak akan pernah surut. Type usaha kecil ini benar-benar sangat kuat serta tahan banting pada krisis ekonomi sekalipun. Oleh karena itu, kita harus mengembangkannya. Namun kemajuan suatu perusahaan tidak akan lengkap tanpa sistem manajemen yang baik yang akan menentukan kelangsungan perusahaan selanjutnya. Dari kedua UKM yang telah kami kunjungi kami menemukan kasus yang hampir sama, yakni kurangnya wawasan pelaku usaha tentang manajemen dan pembukuan akuntansi yang baik. Keduanya masih menggunakan pembukuan yang sangat sederhana. Tentunya ini akan menghambat pada kelancaran usaha yang menuntut adanya suatu laporan keuangan yang bisa menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.4.2 Saran Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM dan langkah-langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.2. Bantuan PermodalanPemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).3. Perlindungan UsahaJenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).4.Pengembangan KemitraanPerlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.LAMPIRAN-LAMPIRAN

Bag.Distribusi

Bag.Produksi

Manajer

Bapak Tedi

Pemilik

Ibu Hj.Eros Rodiana

Pengupasan

Pencucian

Pemarutan

Penggorengan

Pembungkusan

Distribusi

PAGE 23