LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

91
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU MEI 2021

Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

Page 1: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI BENGKULU

MEI 2021

Page 2: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI BENGKULU MEI 2021

Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu untuk menganalisis perkembangan perekonomian Provinsi Bengkulu secara

komprehensif. Analisis dalam buku ini mencakup Perkembangan Ekonomi Makro Daerah; Keuangan

Pemerintah; Perkembangan Inflasi Daerah; Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan, dan

UMKM; Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah; Ketenagakerjaan dan

Kesejahteraan; dan Prospek Perekonomian Daerah. Penerbitan buku ini ditujukan sebagai: (1) Laporan kepada

Kantor Pusat Bank Indonesia tentang kondisi perkembangan ekonomi dan keuangan di Provinsi Bengkulu, dan

(2) Informasi kepada stakeholders di daerah mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.

TIM PENULIS: Rif’at Pasha (Pengarah) | Azhari Novy Sucipto | Santy Wardhani | Fathan Sabartian | Syekhan Adesia Ramadhan | Faishal Ahmad Farossi |

Riganislamareda Sukma

Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi - Tim Perumusan dan Implementasi KEKDA

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

Jl. Jend. A. Yani No. 1, Kota Bengkulu – Indonesia

Telp.: 0736 – 21735/ Fax: 0736 – 21736

Publikasi LPP Bengkulu secara online dapat diperoleh di

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/default.aspx

Page 3: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu Mei 2021 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada

stakeholders Bank Indonesia. Publikasi ini diterbitkan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai Perkembangan Ekonomi Makro Daerah;

Keuangan Pemerintah; Perkembangan Inflasi Daerah; Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses

Keuangan, dan UMKM; Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah; Ketenagakerjaan dan

Kesejahteraan; dan Prospek Perekonomian Daerah.

Sebagai highlite, dapat kami sampaikan bahwa perekonomian Bengkulu menunjukkan perbaikan di triwulan I 2021.

Di tengah berjalannya program vaksinasi, perekonomian Bengkulu triwulan I tumbuh -1,58% (yoy), membaik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -2,39% (yoy), perbaikan didukung oleh membaiknya

kinerja komponen investasi dan ekspor. Dari sisi harga, seiring perbaikan ekonomi, inflasi tahunan Provinsi Bengkulu

pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 1,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

0,89% (yoy). Perbaikan ini didukung pula oleh stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu yang tetap dalam kondisi

terjaga.

Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus

disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari pengguna/pembaca demi

penyempurnaan di masa yang akan datang.

Akhirnya, besar harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan melindungi setiap langkah kita.

Bengkulu, 10 Juni 2021

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI BENGKULU

ttd

Joni Marsius

Deputi Direktur

Page 4: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 5: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Daftar Isi

iii KATA PENGANTAR

v DAFTAR ISI

xi INDIKATOR UTAMA

xv RINGKASAN EKSEKUTIF

1 BAB I

3 1.1 SISI PENGGUNAAN

10 1.2 SISI LAPANGAN USAHA

15 BAB II

17 2.1 APBD PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I 2021

20 2.2 BELANJA APBN PROVINSI BENGKULU

21 BAB III

23 3.1 INFLASI TRIWULANAN

23 3.2 INFLASI TAHUNAN

29 3.3 INFLASI BULANAN

31 3.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN INFLASI (TPID)

33 BAB IV

35 4.1 GAMBARAN UMUM

35 4.2 KONDISI BANK UMUM

37 4.3 SEKTOR RUMAH TANGGA

39 4.4. SEKTOR KORPORASI

39 4.5 SEKTOR SYARIAH

41 4.6 SEKTOR UMKM

42 4.7 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

45 BAB V

47 5.1 SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

48 5.2 SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

53 5.3 KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK (KUPVA BB) BERIZIN

54 5.4 FESTIVAL EKONOMI KEUANGAN DIGITAL INDONESIA DI BUMI RAFFLESIA

57 BAB VI

59 6.1 KETENAGAKERJAAN

61 6.2 KEMISKINAN

63 BAB VII

65 7.1 PROSPEK MAKROEKONOMI

67 7.2 PROSPEK INFLASI

69 DAFTAR ISTILAH

Page 6: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Daftar Tabel

3 Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% Yoy)

3 Tabel 1.2 Andil Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% Yoy)

10 Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Lapangan Usaha (%yoy)

17 Tabel 2.1 Realisasi Triwulan I APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)

18 Tabel 2.2 Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)

19 Tabel 2.3 Realisasi Triwulan I 2021 Belanja APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)

20 Tabel 2.4 Belanja Negara

23 Tabel 3.1 Komoditas Penyumbang Inflasi Triwulan I 2021

24 Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok

47 Tabel 5.1 Perkembangan Pembayaran Tunai

48 Tabel 5.2 Perkembangan Temuan Uang Palsu Bengkulu

59 Tabel 6.1 Kondisi Ketenagakerjaan Bengkulu

60 Tabel 6.2 Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama

60 Tabel 6.3 Ketenagakerjaan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama

60 Tabel 6.4 Ketenagakerjaan Berdasarkan Pendidikan

60 Tabel 6.5 Ketenagakerjaan Berdasarkan Jam Kerja

61 Tabel 6.6 Nilai Tukar Petani

62 Tabel 6.7 Perkembangan Indikator Kemiskinan Provinsi Bengkulu 2018-2020

65 Tabel 7.1 Proyeksi PDRB Triwulan III dan 2021

67 Tabel 7.2 Proyeksi Inflasi Triwulan III dan 2021

Page 7: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Daftar Grafik 3 Grafik 1.1 Pola Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu

4 Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen

4 Grafik 1.3 Perkembangan KKB

4 Grafik 1.4 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama

4 Grafik 1.5 Tabungan dan Deposito Rumah Tangga

4 Grafik 1.6 Indeks Penghasilan

5 Grafik 1.7 Google Mobility Indeks (Retail) Triwulan I 2021

5 Grafik 1.8 Survei Konsumen per triwulan II 2021

5 Grafik 1.9 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama

5 Grafik 1.10 Google Mobility Indeks (Retail) Bulan Mei 2021

5 Grafik 1.11 Pola Historis Belanja Daerah

6 Grafik 1.12 Kinerja Pendapatan Daerah

6 Grafik 1.13 Kinerja Dana Pihak Ketiga (Pemerintah)

6 Grafik 1.14 Penerimaan Pajak (APBN)

6 Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Produktif Korporasi

7 Grafik 1.16 Realisasi Semen

7 Grafik 1.17 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Modal Kerja

7 Grafik 1.18 Likert Scale Investasi

7 Grafik 1.19 Perkembangan Volume Ekspor Bengkulu

8 Grafik 1.20 Volume Ekspor Batu Bara Bengkulu

8 Grafik 1.21 Volume Ekspor Karet Bengkulu

8 Grafik 1.22 Volume Ekspor CPO Bengkulu

8 Grafik 1.23 Tren Harga Komoditas (CPO, Karet dan Kopi)

8 Grafik 1.24 Harga Komoditas Batu Bara

9 Grafik 1.25 Purchasing Managers Index Negara Mitra Dagang

9 Grafik 1.26 Volume Impor Luar Negeri Bengkulu

9 Grafik 1.27 Kegiatan Bongkat Barang Pelabuhan

10 Grafik 1.28 Nilai Tukar Petani

11 Grafik 1.29 Kredit Pertanian Triwulan I 2021

11 Grafik 1.30 Nilai Tukar Petani posisi April 2021

11 Grafik 1.31 Potensi Produksi Padi tahun 2021

11 Grafik 1.32 Kredit Pertanian Bulan April 2021

11 Grafik 1.33 Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan

12 Grafik 1.34 Kegiatan Bongkar Muat Bandara

12 Grafik 1.35 Perkembangan Jumlah Penumpang

12 Grafik 1.36 Google Mobility Indeks Grocery and Pharmacy

12 Grafik 1.37 Perkembangan Kredit KPR dan Multiguna

13 Grafik 1.38 Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2021

13 Grafik 1.39 Kredit Perdagangan Mei 2021

Page 8: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

13 Grafik 1.40 Tren Kenaikan Harga CPO

13 Grafik 1.41 Likert Scale Permintaan Domestik

13 Grafik 1.42 Harga Komoditas CPO Bulan April 2021

13 Grafik 1.43 Likert Scale Kapasitas Utilisasi

14 Grafik 1.44 Realisasi Semen

14 Grafik 1.45 Likert Scale Investasi

17 Grafik 2.1 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu

19 Grafik 2.2 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Belanja Daerah Provinsi Bengkulu

23 Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Nasional, Pulau Sumatera dan Provinsi Bengkulu (% yoy)

25 Grafik 3.2 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau (% yoy)

25 Grafik 3.3 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki (% yoy)

25 Grafik 3.4 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar RT (% yoy)

26 Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT (% yoy)

26 Grafik 3.6 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Kesehatan (% yoy)

27 Grafik 3.7 Pergerakan Mobilitas di Pusat Transpotasi Umum

27 Grafik 3.8 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Transportasi (% yoy)

28 Grafik 3.9 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan (% yoy)

28 Grafik 3.10 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan (% yoy)

28 Grafik 3.11 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Pendidikan (% yoy)

29 Grafik 3.12 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (% yoy)

29 Grafik 3.13 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (% yoy)

35 Grafik 4.1 Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu

35 Grafik 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kepemilikan

36 Grafik 4.3 Aset Bank Umum Berdasarkan Sistem

36 Grafik 4.4 Perkembangan Total DPK Bank Umum

36 Grafik 4.5 Pertumbuhan DPK Bank Umum

36 Grafik 4.6 Penyaluran Kredit Bank Umum

37 Grafik 4.7 Pangsa Kredit Bank Umum Jenis Penggunaan

37 Grafik 4.8 Pertumbuhan Kredit Jenis Penggunaan

37 Grafik 4.9 NPL Bengkulu (Lokasi Proyek)

37 Grafik 4.10 LDR Bengkulu (Lokasi Proyek)

37 Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi RT

38 Grafik 4.12 Pangsa Jenis DPK Rumah Tangga

38 Grafik 4.13 Perkembangan DPK Rumah Tangga

38 Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

38 Grafik 4.15 Perkembangan NPL Rumah Tangga

39 Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Korporasi

39 Grafik 4.17 Perkembangan NPL Korporasi

39 Grafik 4.18 Distribusi Aset Bank Syariah

40 Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Bank Syariah

40 Grafik 4.20 Komponen DPK Bank Syariah

40 Grafik 4.21 Pembiayaan dan NPF Bank Syariah

Page 9: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

40 Grafik 4.22 Pertumbuhan Pembiayaan Jenis Penggunaan

41 Grafik 4.23 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Lapangan Usaha

41 Grafik 4.24 FDR Perbankan Syariah

41 Grafik 4.25 Pangsa Kredit UMKM

41 Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Skala Usaha

42 Grafik 4.27 Nominal Kredit UMKM Jenis Penggunaan

42 Grafik 4.28 Distribusi Penyaluran Kredit UMKM Lapangan Usaha

42 Grafik 4.29 NPL Kredit UMKM Skala Usaha

42 Grafik 4.30 NPL Kredit UMKM Jenis Penggunaan

47 Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Bengkulu Periode Triwulan I 2021

47 Grafik 5.2 Perkembangan Outflow dan Konsumsi RT

47 Grafik 5.3 Persentase Transaksi Penarikan Periode Triwulan I 2021

47 Grafik 5.4 Persentase Transaksi Setoran Periode Triwulan I 2021

48 Grafik 5.5 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Bengkulu

48 Grafik 5.6 Perkembangan Jumlah Lembar Temuan Uang Palsu

48 Grafik 5.7 Perkembangan Jumlah Nominal Temuan Uang Palsu

49 Grafik 5.8 Perkembangan Jumlah Nominal SKNBI Bengkulu

49 Grafik 5.9 Perkembangan Jumlah Lembar Warkat SKNBI Bengkulu

49 Grafik 5.10 Perkembangan Jumlah Nominal RTGS Bengkulu

49 Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS Bengkulu

50 Grafik 5.12 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu Kredit Bengkulu

50 Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Kredit (Juta Rp) Bengkulu

50 Grafik 5.14 Perkembangan Jumlah Kartu ATM/Debet Bengkulu

50 Grafik 5.15 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu ATM/Debet

50 Grafik 5.16 Perkembangan Nominal Transaksi (Juta Rp) Kartu ATM/Debet

51 Grafik 5.17 Perkembangan Uang Elektronik

51 Grafik 5.18 Perkembangan Volume Transaksi UE Bengkulu Tw I 2021 Berdasarkan Jenis

51 Grafik 5.19 Perkembangan Nominal Transaksi UE (Juta Rp) Bengkulu Tw I 2021 Berdasarkan Jenis

51 Grafik 5.20 Persentase Sebaran QRIS di Provinsi Bengkulu Tw I 2021

52 Grafik 5.21 Realisasi Penyaluran PKH kepada KPM

52 Grafik 5.22 Realisasi Penyaluran BPNT (Program Sembako) kepada KPM

52 Grafik 5.23 Persentase Sebaran Penyaluran PKH Tw I 2021

52 Grafik 5.24 Persentase Sebaran Penyaluran Bantuan Sembako Tw I 2021

53 Grafik 5.25 Perkembangan Transaksi Valas Bengkulu (Miliar Rp)

53 Grafik 5.26 Jenis Mata Uang Pembelian Valas Tw I 2021

53 Grafik 5.27 Jenis Mata Uang Penjualan Valas Tw I 2021

61 Grafik 6.1 Nilai Tukar Petani Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian

62 Grafik 6.2 Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu

62 Grafik 6.3 Perkembangan Gini Ratio Bengkulu & Nasional

Page 10: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Daftar Gambar

29 Gambar 3.1 Perkembangan Inflasi Bulanan

Page 11: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

INDIKATOR UTAMA

I. PDRB ADHK

INDIKATOR

2019

2019

2020

2020 2021

I II III IV I II III IV I

PERTUMBUHAN TAHUNAN PDRB SEKTORAL

5.04 5.01 4.98 4.67 4.92 3.65 -0.74 -0.46 -2.39 -0.02 -1.58

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

3.87 3.65 3.52 3.20 3.56 3.23 1.90 -1.27 -2.26 0.38 -0.15

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.87 2.60 2.35 2.22 2.51 1.98 -1.54 -2.24 -4.95 -1.70 -4.84

INDUSTRI PENGOLAHAN 1.68 2.56 2.68 2.31 2.31 -0.66 -1.59 -3.50 -3.97 -2.44 0.17

PENGADAAN LISTRIK, GAS 3.41 3.79 5.73 8.17 5.28 8.76 10.33 15.14 13.79 12.04 12.23

PENGADAAN AIR 4.74 4.29 3.20 3.10 3.82 2.72 0.82 0.45 -0.57 0.85 -0.90

KONSTRUKSI 7.25 7.61 7.73 8.01 7.66 0.10 -3.23 2.22 1.99 0.32 4.69

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI MOBIL

DAN SEPEDA MOTOR

7.52 7.72 6.63 5.07 6.71 5.17 -4.73 -6.20 -9.34 -3.88 -7.88

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

6.78 7.12 7.80 7.27 7.25 5.52 -12.71 0.02 -4.13 -2.85 -2.20

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

9.80 10.16 10.73 9.70 10.10 5.52 -1.95 -3.19 -4.03 -0.99 -2.82

INFORMASI DAN KOMUNIKASI 7.55 7.41 7.72 7.29 7.49 6.28 4.86 3.31 0.65 3.73 0.56

JASA KEUANGAN -2.91 -5.40 -0.27 8.05 -0.25 13.73 11.56 20.49 16.06 15.50 9.74

REAL ESTATE 4.07 4.29 4.34 3.87 4.14 2.78 2.06 0.35 -1.21 0.98 -2.85

JASA PERUSAHAAN 5.18 5.18 5.03 4.75 5.03 1.45 -3.30 -3.20 -6.24 -2.85 -7.23

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

6.03 5.53 4.54 3.67 4.93 1.39 0.33 2.50 1.98 1.55 -2.47

JASA PENDIDIKAN 3.80 4.11 4.16 3.52 3.90 2.99 2.27 1.54 -1.91 1.21 0.23

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

8.77 8.74 8.81 8.60 8.73 7.39 6.20 5.61 4.71 5.96 4.55

JASA LAINNYA 8.12 7.94 8.19 7.96 8.05 4.11 -0.92 -1.34 -3.63 -0.50 -4.81

PERTUMBUHAN TAHUNAN PDRB PENGGUNAAN

5.04 5.01 4.98 4.67 4.92 3.65 -0.74 -0.46 -2.39 -0.02 -0.02

PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH

TANGGA

4.63 4.85 4.89 4.92 4.82 4.16 -0.48 -0.74 -2.20 0.15 -2.24

PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT 11.53 15.80 8.41 -0.21 8.83 -10.54 -13.94 -4.88 6.24 -6.12 -1.55

PENGELUARAN KONSUMSI

PEMERINTAH

5.01 5.30 4.37 1.16 3.84 1.25 -6.42 1.14 5.94 0.58 -2.06

PEMBENTUKAN MODAL TETAP

BRUTO

8.69 6.33 3.91 1.41 4.88 1.38 -1.64 -0.44 -5.41 -1.65 1.36

PERUBAHAN INVENTORI -46.20 64.93 -65.56 -43.43 -2.89 67.81 -26.96 13.34 -131.51 29.52 -48.06

EKSPOR BARANG DAN JASA 1.55 2.89 2.80 1.40 2.16 10.98 -6.88 -5.27 -8.02 -2.60 -4.65

IMPOR BARANG DAN JASA 4.17 6.25 1.69 0.53 3.06 6.11 -7.38 -2.98 -3.42 -2.15 -3.07

EKSPOR IMPOR NON MIGAS

NILAI EKSPOR NONMIGAS (USD JUTA)

53,67 48,99 44,60 71,38 208,52 53,75 32,61 30,82 36,40 153,58 45,86

VOLUME EKSPOR NONMIGAS (JUTA KG)

662,0 604,5 511,0 592,3 2.369,9 784,7 332,1 441,8 437,81 1996,42 633,95

NILAI IMPOR NONMIGAS (USD JUTA)

19,69 3,74 0,00 0,25 23,68 0,39 0,00 0,00 0,07 0,46 0,00

VOLUME IMPOR NONMIGAS (JUTA KG)

4,45 1,16 0,00 1,79 7,40 13,00 0,00 0,00 0,06 13,06 0,00

Page 12: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

II. INFLASI TAHUNAN

KELOMPOK

Inflasi Tahunan 2021

(%)

Andil Inflasi Tahunan (%)

Jan Feb Mar Jan Feb Mar

UMUM 1.14 1.20 1.45 1.14 1.20 1.45

MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 0.03 0.05 0.41 0.01 0.01 0.11

PAKAIAN DAN ALAS KAKI 0.45 0.39 0.57 0.03 0.02 0.04

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 1.54 1.82 1.99 0.24 0.28 0.31

PERLENGKAPAN, PERALATAN, DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA -0.00 0.93 1.00 -0.00 0.04 0.04

KESEHATAN 4.93 1.99 2.60 0.13 0.05 0.07

TRANSPORTASI 2.26 2.33 3.08 0.38 0.39 0.51

INFORMASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN -0.78 -0.59 -0.31 -0.05 -0.04 -0.02

REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 0.23 1.13 1.13 0.00 0.02 0.02

PENDIDIKAN -0.82 -0.82 -0.82 -0.04 -0.04 -0.04

PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/ RESTORAN 1.80 1.79 2.13 0.15 0.15 0.18

PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 5.40 5.54 4.06 0.29 0.30 0.22

III. PERBANKAN

LOKASI PROYEK

(RP MILIAR)

2018 2019 2020 2021

II III IV I II III IV I II III IV I

DPK GOLONGAN 13.235 13.298 12.639 13.144 13.498 13.431 12.429 12.956 13.463 14.607 13.729 14.205

PERSEORANGAN 8.806 8.850 9.682 8.693 9.155 9.560 10.327 9.941 10.452 10.902 11.687 11.034

PEMERINTAH 3.265 3.140 1.393 3.251 3.088 2.617 823 1.914 2.018 2.639 978 1.974

KORPORASI 1.164 1.308 1.563 1.200 1.254 1.255 1.279 1.102 994 1.066 1.064 1.197

DPK JENIS 13.235 13.298 12.639 13.144 13.498 13.431 12.429 12.956 13.463 14.607 13.729 14.205

GIRO 3.175 3.111 1.763 3.045 3.164 2.791 1.484 2.240 2.428 2.971 1.262 2.188

TABUNGAN 6.962 6.827 7.549 6.674 7.201 7.390 8.081 7.495 7.922 8.338 9.133 8.623

DEPOSITO 3.097 3.358 3.327 3.425 3.134 3.251 2.864 3.221 3.113 3.297 3.334 3.394

DPK PERSEORANGAN 8.806 8.850 9.682 8.693 9.156 9.560 10.327 9.941 10.452 10.902 11.687 11.034

GIRO 303 312 375 257 287 339 295 280 291 271 286 273

TABUNGAN 6.676 6.621 7.343 6.475 6.921 7.119 7.785 7.182 7.572 7.944 8.881 8.312

DEPOSITO 1.827 1.917 1.965 1.961 1.948 2.102 2.247 2.480 2.589 2.687 2.521 2.449

DPK PEMERINTAH 3.265 3.140 1.393 3.251 3.089 2.617 823 1.914 2.018 2.639 978 1.974

GIRO 2.431 2.240 608 2.348 2.430 1.995 464 1.423 1.598 2.157 413 1.376

TABUNGAN 81 22 24 31 61 41 23 40 76 57 19 43

DEPOSITO 753 878 761 872 598 582 336 450 344 425 547 555

DPK KORPORASI 1.164 1.308 1.563 1.200 1.254 1.255 1.279 1.102 994 1.066 1.064 1.197

GIRO 441 559 780 439 447 457 725 537 539 544 564 539

TABUNGAN 205 186 183 169 219 230 272 274 274 337 234 268

DEPOSITO 518 563 601 592 588 567 281 290 180 186 266 390

KREDIT KORPORASI 3.799 5.099 6.686 6.910 7.593 7.634 8.873 10.014 9.034 9.208 8.786 8.601

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

920 843 1.525 1.410 1.416 1.482 3.075 3.071 2.817 2.925 2.838 2.953

PERIKANAN 220 220 211 215 213 215 215 218 215 221 220 8

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

251 167 145 136 138 95 60 62 58 124 166 163

INDUSTRI PENGOLAHAN 530 446 663 583 704 620 545 525 639 596 528 478

LISTRIK, GAS DAN AIR 591 705 1.400 1.343 1.914 1.834 1.879 2.262 1.959 2.025 1.895 1.581

Page 13: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

LOKASI PROYEK (RP MILIAR)

2018 2019 2020 2021

II III IV I II III IV I II III IV I

KONSTRUKSI 270 365 382 318 314 352 291 353 367 389 266 257

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

452 1.932 1.746 1.869 1.875 1.882 1.726 2.037 1.640 1.705 1.659 1.734

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

186 81 234 307 319 333 336 352 341 343 344 347

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN

KOMUNIKASI

58 28 25 44 33 35 50 54 48 69 78 71

PERANTARA KEUANGAN 88 91 88 87 80 88 88 81 38 33 28 25

REAL ESTATE, USAHA

PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

122 101 121 115 125 108 98 97 320 324 325 328

ADMINISTRASI

PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIAL WAJIB

1 1 1 1 1 3 1 7 0 0 122 110

JASA PENDIDIKAN 60 57 60 56 55 56 54 55 66 57 53 52

JASA KESEHATAN DAN

KEGIATAN SOSIAL 22 29 34 44 58 57 60 66 42 38 39 37

JASA KEMASYARAKATAN,

SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA

9 7 8 19 18 21 17 32 11 16 24 22

JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA

0 0 0 0 0 - 0 1 1 2 0,4 0.25

BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA

- - - - - - - - 0 0 0 0

KEGIATAN YANG BELUM JELAS

BATASANNYA 0 1 - 1 0 1 1 1 1 2 1 1

PENERIMA KREDIT BUKAN

LAPANGAN USAHA 19 25 45 361 329 451 377 741 470 338 201 432

KREDIT RUMAH TANGGA 12.220 12.590 12.871 12.540 12.591 12.947 13.304 13.629 13.521 13.878 13.859 19.329

KPR/KPA 2.410 2.520 2.537 2.563 2.611 2.735 2.726 2.710 2.702 2.716 2.729 2.762

KKB 1.194 1.188 1.211 1.155 1.146 1.109 1.127 1.059 975 877 802 772

MULTIGUNA 4.801 4.970 5.064 4.934 4.939 4.947 5.248 5.344 5.292 5.685 5.676 10.787

LAINNYA 3.816 3.913 4.060 3.887 3.893 4.156 4.202 4.516 4.551 4.600 4.651 5.008

KREDIT UMKM 7.911 7.999 8.507 8.778 9.003 9.380 9.468 10.173 9.614 10.004 10.312 10.567

MIKRO 2.757 2.868 3.096 3.271 3.247 3.526 3.551 4.059 3.671 3.432 3.166 2.848

KECIL 3.436 3.557 3.785 3.938 4.044 4.287 4.359 4.587 4.313 4.586 4.763 5.094

MENENGAH 1.718 1.574 1.626 1.569 1.532 1.566 1.557 1.528 1.630 1.986 2.383 2.625

NPL (%)

RUMAH TANGGA 0.89 0.87 0.76 0.90 1.05 1.19 1.05 1.24 1.41 1.15 0.89 0.82

KORPORASI 2.16 1.92 1.40 1.64 1.47 1.43 1.19 1.47 13.43 14.24 13.59 14.42

UMKM 3.89 3.89 3.36 3.89 3.95 3.83 3.25 3.80 3.68 3.15 2.66 2.85

Page 14: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 15: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU MEI 2021

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Realisasi program vaksinasi, tren peningkatan harga komoditas serta

perbaikan kondisi negara mitra mendorong perbaikan ekonomi Bengkulu

pada triwulan I 2021. Pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2021

membaik menjadi -1,58% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi -

2,39% (yoy). Dilihat dari sisi penggunaan, perbaikan ekonomi didorong oleh

membaiknya kinerja komponen investasi di tengah kontraksi yang masih terjadi pada

komponen lainnya. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat

menyumbangkan andil positif pada triwulan laporan sebesar 0,57% (yoy). Di sisi lain,

komponen ekspor menyumbangkan andil negatif sebesar -1,70% (yoy), disusul oleh

konsumsi RT sebesar -1,43% (yoy) serta konsumsi Pemerintah sebesar -0,57% (yoy).

Selanjutnya, tren perbaikan ekonomi Bengkulu diperkirakan akan berlanjut

pada triwulan II 2021. Hal tersebut terutama didorong oleh perbaikan level

konsumsi masyarakat seiring peningkatan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi.

Kondisi ini didukung oleh tren peningkatan harga komoditas utama serta berlanjutnya

progress vaksinasi yang mendorong mobilitas dan memperkuat optimisme

perekonomian. Selanjutnya, base effect factor juga turut mendorong perbaikan level

pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2021. Sementara itu, peningkatan konsumsi

pemerintah sejalan dengan realisasi penyaluran tunjangan hari raya (THR) pada ASN

serta tunjangan hari raya swasta akan mendukung pertumbuhan ekonomi triwulan II

2021.

KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi pendapatan dan belanja daerah menurun pada triwulan I

2021. Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021

sebesar Rp 429,56 miliar atau 14,03% dari pagu. Realisasi tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang sebesar 20,30%. Sementara itu

realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp 392,23 miliar atau 12,85% dari pagu.

Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah dibandingkan posisi yang sama pada

tahun 2020 yang mencapai 13,79% dari pagu yang ditetapkan.

Total belanja APBN provinsi Bengkulu sebesar Rp 2824,25 miliar. Realisasi

tersebut menurun dari 19,47% di triwulan yang sama tahun lalu menjadi

19,38% di triwulan laporan. Penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan anggaran

TKDD yang disetujui di tahun 2021. Anggaran TKDD yang disetujui menurun sebesar

7,11% di tahun 2021.

Page 16: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Meningkatnya laju inflasi triwulan I 2021 terutama dipengaruhi oleh

peningkatan harga kelompok administered price. Beberapa kebijakan

pemerintah diantaranya kebijakan pemerintah provinsi menaikan tarif pajak

penggunaan BBM non subsidi dan kenaikan harga LPG 3 kg karena kelangkaan

pasokan. Laju peningkatan inflasi tertahan oleh penurunan harga komoditas pangan

utama didorong oleh melimpahnya pasokan di tengah permintaan terbatas.

Pada triwulan II 2021, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan

sedikit meningkat, seiring meningkatnya permintaan komoditas bahan pangan

utamanya didorong oleh meningkatnya aktivitas restoran, rumah makan, jasa

katering, serta jasa akomodasi lainnya sejalan momen liburan tahun ajaran baru dan

meningkatnya hajatan pada triwulan laporan.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kinerja stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan

relatif terjaga meski perekonomian Provinsi Bengkulu masih berada dalam

fase kontraksi akibat pandemi COVID-19. Penghasilan rumah tangga secara

umum meningkat seiring membaiknya harga komoditas ekspor dan komoditas

hortikultura serta berjalannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Meski

demikian, terdapat kecenderung rumah tangga menahan konsuminya setelah Hari

Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Kondisi korporasi di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan relatif

menurun didorong oleh penurunan kinerja penjualan domestik. Hal ini

mendorong penyaluran kredit dan DPK korporasi juga cenderung menurun. Selain itu,

perlu diwaspadai risiko kredit korporasi yang melebihi batas threshold kewajarannya

sebesar 5%.

Menurunnya kinerja korporasi menyebabkan penyaluran kredit & DPK juga menurun

diiringi tekanan risiko kredit yang meningkat pula. Lebih lanjut, meski kinerja sektor

RT cenderung membaik, namun tidak diikuti oleh peningkatan penghimpunan DPK

dan penyaluran kredit kepada RT. Meski demikian, kinerja positif RT mendorong

berkurangnya risiko kredit RT.

Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 relatif

menurun seiring dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disertai

dengan peningkatan Non Performing Financing (NPF). Pangsa pasar

perbankan syariah berada pada kisaran 7,23% lebih tinggi dibandingkan rata –rata

nasional yang berada dibawah kisaran 5%. Rasio intermediasi perbankan yang

tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar

147,65% atau menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 176,63%

Aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan terus meningkat, tercermin dari

meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit. Terjaganya pangsa

kredit UMKM (33,26% dari total kredit) didorong oleh masih tumbuhnya kredit UMKM.

Page 17: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Namun demikian, terdapat peningkatan risiko kredit UMKM yang tercermin dari

tingkat NPL sebesar 2,86% meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 2,66%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan I 2021, transaksi setoran bank (inflow) tercatat meningkat

lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan bank (outflow) sehingga

terjadi net inflow sebesar Rp1,16 triliun. Pola ini terjadi seiring titik balik

kembalinya uang ke Bank Indonesia paska long weekend dan HBKN akhir tahun.

Transaksi setoran bank pada triwulan I 2021 tercatat meningkat sebesar 160% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Total setoran bank selama periode

triwulan I 2021 mencapai Rp 2,05 triliun, sementara total transaksi penarikan bank

hanya sebesar Rp890 miliar. Penarikan bank turun sebesar 58,51% (qtq)

dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020.

Penurunan aktivitas perdagangan triwulan I 2021 tercermin pula pada

penurunan transaksi sistem pembayaran non-tunai. Pada triwulan I 2021

terjadi penurunan nominal transaksi kliring sebesar Rp301 miliar, turun sebesar -

5,53% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp318 miliar.

Penurunan nominal transaksi warkat tersebut sejalan dengan penurunan jumlah

lembar warkat dalam transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Pada

triwulan IV 2020 jumlah warkat tercatat sebanyak 7.957 lembar sedangkan jumlah

warkat selama periode triwulan I 2021 adalah sebanyak 7.045 lembar atau turun

sebesar 11,46% (qtq).

Penggunaan transaksi non tunai melalui layanan Real Time Gross

Settlement (RTGS) di Bengkulu pada triwulan I 2021 mengalami

peningkatan. Pada triwulan I 2021, transaksi RTGS mengalami kenaikan nominal

transaksi sebesar 18,95% (qtq). Selama periode triwulan IV 2020 transaksi RTGS

tercatat sebesar Rp1,2 triliun, atau meningkat menjadi Rp 1,4 triliun selama periode

triwulan I 2021. Peningkatan ini seiring dengan transaksi penyelesaian proyek-proyek

infrastruktur strategis.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu turut mendukung

upaya pemerintah dalam elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dan

penyaluran bantuan sosial non tunai sebagai langkah pemulihan ekonomi

nasional. Dalam upaya elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, Pemerintah

Provinsi Bengkulu telah berhasil menjadi pioneer dalam pembentukan Tim Percepatan

dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Indonesia. Dengan pembentukan

TP2DD diharapkan kedepan seluruh transaksi pemerintah daerah baik penerimaan

maupun pengeluaran dapat dilakukan secara non tunai.

Page 18: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu relatif masih tertekan akibat

pandemi. Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu tercatat

menunjukkan peningkatan dari 3,08% pada Februari 2020 menjadi 3,72% pada

Februari 2021. Sementara jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu pada Februari

2021 berada pada level sebesar 40.329 orang atau meningkat 18,98% dari kondisi

pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 33.896 orang.

Sebagaimana diketahui, selama pandemi COVID-19, banyak korporasi yang

mengambil kebijakan untuk merumahkan (unpaid leave) dan memberhentikan (PHK)

karyawannya untuk dapat bertahan dari kondisi penurunan aktivitas ekonomi.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Melanjutkan tren perbaikan pada triwulan II 2021, ekonomi Provinsi

Bengkulu pada triwulan III diperkirakan berada dalam kondisi positif

dengan tendensi melambat. Konsumsi masih akan menjadi penggerak utama

pertumbuhan ditopang oleh membaiknya kinerja investasi dan ekspor di tengah

kenaikan impor. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan

konsumsi rumah tangga dipengaruhi normalisasi level konsumsi masyarakat pasca

momen Ramadhan dan Idul Fitri. Konsumsi pemerintah juga diprakirakan tumbuh

melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II 2021. Melambatnya

konsumsi pemerintah pada triwulan III 2021 dipengaruhi oleh adanya kendala proses

pengadaan. Kinerja PMTB diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II 2021. Kinerja tersebut diprakirakan bersumber dari

kelanjutan proyek-proyek pemerintah. Kinerja ekspor diprakirakan tumbuh membaik

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2021. Membaiknya kinerja ekspor

dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang akan mendorong peningkatan

permintaan ekspor produk utama Provinsi Bengkulu.

Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan LU pertanian diprakirakan meningkat

dengan masuknya periode panen yang jatuh di triwulan III 2021. Dari kinerja LU

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga diprakirakan

membaik. Adanya kebijakan PPnBM 0% untuk pembelian kendaraan serta LTV/ FTV

100% turut mendorong optimisme pertumbuhan sektor ini di tahun 2021.

Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun

2021 diprakirakan akan membaik dibandingkan dengan tahun 2020.

Perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan menjadi faktor pendorong

utama membaiknya ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 didukung oleh

progress vaksinasi. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2021

diperkirakan akan bersumber dari konsumsi RT serta Pemerintah, kegiatan ekspor,

dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, dorongan pertumbuhan ekonomi akan

bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dengan

didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil

dan sepeda motor serta lapangan usaha industri pengolahan.

Page 19: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Dari sisi tekanan harga, laju inflasi triwulan III 2021 diprakirakan

cenderung lebih tinggi namun tetap terjaga dibandingkan triwulan II 2021.

Hal ini terutama didorong oleh inflasi volatile food dengan bergesernya beberapa

tanaman pangan akibat anomali cuaca. Pada inflasi administered price, tekanan inflasi

diprakirakan meningkat seiring dengan terus berjalannya progress vaksinasi.

Sementara secara keseluruhan tahun 2021, laju inflasi akan lebih tinggi sejalan

dengan meningkatnya permintaan masyarakat serta perbaikan ekonomi yang terjadi.

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu

pada tahun 2021 diprakirakan meningkat namun tetap akan mendukung

sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber kenaikan inflasi pada tahun 2021 akan

berasal dari kenaikan cukai rokok, yang sudah ditransmisikan pada awal tahun,

melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih. Selanjutnya,

sumber kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari harga pangan yang

bergejolak, karena dipengaruhi oleh faktor gangguan cuaca di awal tahun 2021.

Page 20: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 21: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

BAB I.

Operasional Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu (ipcbengkulu.co.id)

OPERASIONAL PELABUHAN PULAU BAAI BENGKULU (IPCBENGKULU.CO.ID)

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Mulai berjalannya program vaksinasi, tren kenaikan harga komoditas serta

membaiknya ekonomi negara mitra dagang mendukung peningkatan aktivitas ekonomi pada triwulan I 2021. Perbaikan ekonomi disebabkan oleh peningkatan

kegiatan investasi dan kinerja ekspor dari sisi pengeluaran. Sementara dari sisi lapangan usaha, perbaikan terjadi pada seluruh LU utama Provinsi Bengkulu.

Dari sisi penggunaan, perbaikan ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2021 bersumber dari membaiknya kinerja ekspor dan

investasi, sementara komponen konsumsi rumah tangga dan konsumsi Pemerintah masih tertekan. Kontraksi pada konsumsi

RT didorong dengan masih rendahnya keyakinan masyarakat terhadap penanganan pandemi COVID-19, sementara kontraksi

pada konsumsi Pemerintah sejalan dengan historical trend belanja Pemerintah yang cenderung melambat di triwulan I. Dari

sisi lapangan usaha, perbaikan bersumber dari seluruh lapangan usaha (LU) utama daerah, di sisi lain LU administrasi

pemerintahan, pertahanan & jaminan sosial mengalami kontraksi sejalan dengan konsumsi pemerintah yang masih rendah.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 diprakirakan membaik seiring perkembangan progress vaksinasi, tren peningkatan

harga komoditas serta tren peningkatan pada negara tujuan ekspor. Dari sisi penggunaan, perbaikan didukung oleh seluruh

komponen sisi penggunaan terutama pada konsumsi rumah tangga dan berlanjutnya kinerja positif ekspor. Dari sisi LU,

perbaikan ekonomi didorong oleh peningkatan aktivitas seluruh LU utama daerah terutama dari LU pertanian yang memasuki

masa panen. Lebih jauh, aktivitas perdagangan besar dan eceran maupun aktivitas LU penyediaan akomodasi dan makan

minum diprakirakan membaik seiring meningkatnya keyakinan masyarakat serta masuknya periode Hari Besar Keagamaan

Nasional (HBKN).

PELABUHAN PULAU BAAI IPCBENGKULU.CO.ID

Page 22: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 23: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

1.1 SISI PENGGUNAAN

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% yoy)

PROVINSI: BENGKULU 2019 2020 2021

KOMPONEN PENGGUNAAN I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

PDRB 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96 3,65 -0,74 -0,46 -2,39 -0,02 -1,58

KONSUMSI RUMAH TANGGA 4,63 4,85 4,89 4,92 4,82 4,16 -0,48 -0,74 -2,20 0,15 -2,24

KONSUMSI LNPRT 11,53 15,80 8,41 -0,21 8,83 -10,54 -13,94 -4,88 6,24 -6,12 -1,55

KONSUMSI PEMERINTAH 4,87 5,27 4,32 1,10 3,77 1,25 -6,42 1,14 5,94 0,58 -2,06

PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 8,69 6,33 3,91 1,41 4,88 1,38 -1,64 -0,44 -5,41 -1,65 1.36

PERUBAHAN INVENTORI -46,20 64,93 -65,56 -43,43 -2,89 67,81 -26,96 13,34 -131,51 29,52 -48,06

TOTAL EKSPOR 1,42 2,76 2,68 1,28 2,03 10,98 -6,88 -5,27 -8,02 -2,60 -4,65

TOTAL IMPOR 3,98 6,18 1,62 0,28 2,91 6,11 -7,38 -2,98 -3,42 -2,15 -3,07

Sumber: BPS, diolah

Tabel 1.2 Andil Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% yoy)

PROVINSI: BENGKULU 2019 2020 2021

KOMPONEN PENGGUNAAN I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

PDRB 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96 3,65 -0,74 -0,46 -2,39 -0,02 -1,58

KONSUMSI RUMAH TANGGA 2,95 3,11 3,12 3,11 3,07 2.64 -0.31 -0.47 -1.40 0.10 -1.43

KONSUMSI LNPRT 0,32 0,43 0,23 -0,01 0,24 -0.31 -0.42 -0.14 0.16 -0.17 -0.04

KONSUMSI PEMERINTAH 0,83 1,00 0,82 0,23 0,72 0.21 -1.22 0.22 1.20 0.11 -0.34

PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 3,61 2,69 1,72 0,69 2,16 0.60 -0.70 -0.19 -2.56 -0.73 0.57

PERUBAHAN INVENTORI -0,66 0,88 -0,79 0,48 -0,02 0.50 -0.57 0.05 0.79 0.19 -0.57

TOTAL EKSPOR 0,50 1,03 0,96 0,49 0,74 3.75 -2.51 -1.85 -2.97 -0.93 -1.70

TOTAL IMPOR 2,46 4,12 1,07 0,20 1,95 3.74 -4.99 -1.92 -2.38 -1.41 -1.93

Sumber: BPS, diolah

Realisasi program vaksinasi, tren peningkatan pada

harga komoditas serta perbaikan kondisi negara

mitra mendorong perbaikan ekonomi Bengkulu

pada triwulan I 2021 (Grafik 1.1). Pertumbuhan

ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2021 membaik sebesar

-1,58% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi dalam sebesar -2,39% (yoy). Dilihat dari

sisi penggunaan, perbaikan yang terjadi didorong oleh

membaiknya kinerja komponen investasi ditengah

kontraksi yang masih terjadi pada komponen lainnya.

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB)/investasi menjadi komponen yang

menyumbangkan andil positif pada triwulan laporan

sebesar 0,57% (yoy). Di sisi lain, komponen ekspor

menyumbangkan andil negatif sebesar -1,70% (yoy),

disusul oleh konsumsi RT sebesar -1,43% (yoy) serta

konsumsi Pemerintah sebesar -0,57% (yoy). Berdasarkan

komponen andil negatif PDRB, membaiknya kondisi mitra

dagang tercermin dari berkurangnya andil negatif pada

kinerja ekspor TW I 2021 sebesar -1,70% (yoy), membaik

dari triwulan sebelumnya sebesar -2,97% (yoy).

Grafik 1.1 Pola Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu (%yoy)

Sumber: BPS, diolah

Selanjutnya, tren perbaikan ekonomi Bengkulu

diperkirakan akan berlanjut pada triwulan II 2021.

Hal tersebut terutama didorong oleh perbaikan level

konsumsi masyarakat seiring peningkatan ekspektasi

terhadap kondisi ekonomi. Kondisi dapat terjadi didorong

oleh tren peningkatan harga komoditas utama serta

berlanjutnya progress vaksinasi dapat mendorong

mobilitas dan memperkuat optimisme perekonomian.

Selanjutnya, base effect factor juga turut membantu

perbaikan level pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2021.

Selain itu, dorongan konsumsi diperkirakan akan terjadi

sejalan dengan realisasi penyaluran tunjangan hari raya

(THR) pada ASN dan swasta.

Page 24: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Konsumsi Rumah Tangga

Kinerja konsumsi RT masih mengalami kontraksi

pada triwulan I 2021 disebabkan terbatasnya

peningkatan ekspektasi masyarakat seiring

progress program vaksinasi yang masih rendah1.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2021 terkontraksi

lebih dalam sebesar -2,24% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -2,20% (yoy).

Rendahnya keyakinan masyarakat ini tercermin dari

menurunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada

triwulan I 2021 yang hanya sebesar 88,3 atau lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai

89,91 (Grafik 1.2).

Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Pelemahan level konsumsi rumah tangga yang terjadi juga

terkonfirmasi dari hasil liaison2 terhadap pelaku usaha di

sektor pertanian, perdagangan, dan real estate yang

menyatakan level penjualan masih lebih rendah jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejalan dengan

hal tersebut, pada triwulan laporan tercatat realisasi Kredit

Kendaraan Bermotor (KKB) masih rendahnya, dengan

tingkat pertumbuhan sebesar -27,1% (yoy). Kondisi

tersebut juga tentunya terkonfirmasi dari kondisi indeks

pembelian barang tahan lama yang menurun sebesar

98,86 atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 98,05. (Grafik 1.3 dan Grafik 1.4).

Grafik 1.3 Perkembangan KKB

Sumber: Bank Indonesia, diolah

1 Realisasi vaksinasi tahap kedua di Bengkulu hingga 31 Maret 2021 baru mencapai 6,45%.

Grafik 1.4 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Adanya perubahan preferensi penggunaan dana oleh

masyarakat juga turut mendorong rendahnya realisasi

konsumsi RT pada awal tahun 2021. Masyarakat

cenderung lebih memilih untuk menempatkan dana pada

simpanan perbankan yang bersifat liquid dibandingkan

melakukan konsumsi. Hal ini terkonfirmasi dari adanya

peningkatan pertumbuhan produk tabungan rumah tangga

di triwulan I 2021 sebesar 15,7% (yoy) atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 14,00%

(yoy) (Grafik 1.5). Masih rendahnya konsumsi rumah

tangga juga dikontribusikan oleh masih tertahannya

penghasilan masyarakat. Hal ini tercermin dari

menurunnya indeks pendapatan sebesar 115,8

dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya

yang dapat mencapai 122,7 (Grafik 1.6).

Grafik 1.5 Tabungan dan Deposito Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.6 Indeks Penghasilan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Selanjutnya mobilitas masyarakat juga tercatat masih

terbatas pada triwulan I 2021. Terbatasnya mobilitas

2 Kegiatan liaison adalah kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung/tidak langsung kepada pelaku usaha/institusi terkait mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha.

0.00

50.00

100.00

150.00

0.00

120.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

IKK IKE IEK

-40

-20

-

20

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2018 2019 2020 2021

(g) KKB (%yoy)

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

0

40

80

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Pembelian Barang Tahan Lama G YOY

-

5

10

15

20

-10

-

10

20

30

40

IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

(g) Deposito RT (%yoy) (g) Tabungan RT (%yoy) - rhs

-20%

0%

20%

40%

0

40

80

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Pendapatan G YOY

Page 25: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

masyarakat tercermin dari hasil Google Mobility Indeks

untuk sektor retail yang cenderung lebih rendah

dibandingkan capaian pada triwulan sebelumnya.

Grafik 1.7 Google Mobility Indeks (Retail) Triwulan I 2021

Sumber: Google Mobility Report, diolah

Perbaikan keyakinan masyarakat seiring program

vaksinasi serta adanya momen perayaan Ramadhan

dan Idul Fitri diprakirakan akan mendorong

konsumsi RT pada triwulan II 2021. Meningkatnya

keyakinan masyarakat terhadap perbaikan ekonomi

tercermin dari hasil Survei Konsumen3 (SK) di periode

triwulan II yang mencatatkan arah peningkatan rata-rata

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada level 98,47, atau

lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata di triwulan I

2021 yang sebesar 88,3 (Grafik 1.8). Kenaikan tersebut

terutama bersumber dari meningkatnya kedua indeks

pendukung yaitu Indeks Keyakinan Ekonomi dan Indeks

Ekspektasi Ekonomi.

Grafik 1.8 Survei Konsumen per triwulan II 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Selanjutnya, diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan

No. 20/ PMK.010/ 2021 tentang pembebasan PPnBM

pada pembelian kendaraan bermotor roda empat juga

diperkirakan dapat menjadi upside potential konsumsi

masyarakat di triwulan II 2021. Lebih lanjut, adanya

kebijakan pelonggaran Loan to Value (LTV) dari Bank

Indonesia juga diharapkan dapat mendorong

peningkatan level konsumsi masyarakat pada triwulan II

2021. Kondisi perbaikan tersebut telah terkonfirmasi

dari adanya peningkatan pada indeks pembelian barang

3 Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari keyakinan konsumen, terutama berupa pengeluaran konsumsi rumah tangga.

tahan lama per Mei 2021 yang sudah kembali ke level

optimis sebesar 100,83 atau lebih tinggi dibandingkan

rata-rata triwulan I 2021 sebesar 94,17 (Grafik 1.9).

Perbaikan pada konsumsi rumah tangga juga didorong

dengan meningkatnya mobilitas masyarakat di Bulan

Ramadhan dan Idul Fitri yang tercermin dari kenaikan

Google Mobility Report Retail pada Mei 2021 (Grafik

1.10).

Grafik 1.9 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.10 Google Mobility Indeks (Retail) Bulan Mei 2021

Sumber: Google Mobility Report, diolah

Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah melambat pada triwulan I

2021 sejalan dengan minimnya realisasi belanja

Pemerintah daerah pada awal tahun. Kinerja

konsumsi pemerintah pada triwulan laporan tercatat

sebesar -2,06% (yoy), atau melambat dibandingkan

dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh sebesar

5,94% (yoy). Lebih rendahnya kinerja konsumsi

pemerintah tersebut tercermin dari menurunnya realisasi

belanja daerah (APBD) (Grafik 1.11).

Grafik 1.11 Pola Historis Belanja Daerah

Sumber: DJPB Provinsi Bengkulu, diolah

-50

-30

-10

10

30

2/1

5/2

02

0

3/1

5/2

02

0

4/1

5/2

02

0

5/1

5/2

02

0

6/1

5/2

02

0

7/1

5/2

02

0

8/1

5/2

02

0

9/1

5/2

02

0

10/15/20…

11/15/20…

12/15/20…

1/1

5/2

02

1

2/1

5/2

02

1

3/1

5/2

02

1

0

50

100

150

0.00

120.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Mei

2017 2018 2019 2020 2021

IKK IKE IEK

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

0

40

80

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I April Mei

2017 2018 2019 2020 2021

Pembelian Barang Tahan Lama G YOY

-50

-30

-10

10

30

50

0

500

1000

1500

70

1070

2070

3070

4070

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Rp

Mili

ar

Belanja Daerah (kumulatif) Milyar Belanja Daerah Milyar

Page 26: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Menurunnya konsumsi Pemerintah juga didorong oleh

keterbatasan fiskal akibat masih minimnya realisasi

pendapatan pada triwulan I 2021. Belum pulihnya aktivitas

ekonomi menjadi penyebab masih minimnya capaian

pendapatan daerah pada triwulan laporan (Grafik 1.12).

Masih rendahnya pendapatan merupakan dampak dari

penurunan ekonomi yang terjadi di triwulan I 2021.

Grafik 1.12 Kinerja Pendapatan Daerah

Sumber: DJPB Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 1.13 Kinerja Dana Pihak Ketiga (Pemerintah)

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Konsumsi pemerin4tah pada triwulan II 2021

diprakirakan akan meningkat didorong oleh

realisasi tunjangan hari raya (THR) ASN serta

progress pengadaan yang mulai berjalan. Konsumsi

pemerintah pada triwulan II 2021 diprakirakan akan

tumbuh meningkat dibandingkan dengan kondisi pada

triwulan sebelumnya. Adanya realisasi penyaluran

tunjangan hari raya (THR) ASN menjelang momen Idul Fitri

menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan.

Selanjutnya, progress pengadaan barang dan jasa yang

mulai berjalan juga diperkirakan akan turut mendorong

perbaikan komponen ini pada triwulan II 2021. Lebih

lanjut, historical tren peningkatan penerimaan pajak juga

akan mendorong fiskal daerah membaik4. (Grafik 1.14).

4 Dalam siklus konsumsi pemerintah, awal tahun akan digunakan untuk proses

pengadaan barang dan jasa, sementara realisasinya akan banyak dilakukan pada semester II tahun berjalan.

Grafik 1.14 Penerimaan Pajak (APBN)

Sumber: DJPB, diolah

Kegiatan Investasi

Kinerja investasi pada triwulan I 2021 membaik

didukung oleh meningkatnya keyakinan pelaku

usaha. Kinerja investasi yang tercermin dari Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB) membaik sebesar 1,36% (yoy),

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mengalami kontraksi -5,41% (yoy). Membaiknya kinerja

investasi terkonfirmasi dari meningkatnya penyaluran

kredit modal kerja. Kredit modal kerja tercatat sebesar Rp

7,8 triliun atau tumbuh meningkat sebesar 18,54% (yoy)

dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya

yang hanya tumbuh 7,38% (yoy) (Grafik 1.15).

Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Produktif Korporasi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Selanjutnya, pertumbuhan investasi juga didorong oleh

realisasi pembangunan proyek investasi fisik swasta dan

pemerintah yang masih berlangsung di triwulan I 2021. Hal

ini tercermin dari meningkatnya pertumbuhan realisasi

konsumsi semen pada triwulan I 2021 sebesar 51,2%

(yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi -18,2% (yoy) (Grafik 1.16).

0

200

400

600

800

1000

1200

70

570

1070

1570

2070

2570

3070

3570

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Rp

Mili

ar

Pendapatan Daerah (kumulatif) Pendapatan Daerah

-60.0%-40.0%-20.0%0.0%20.0%40.0%

0

1000

2000

3000

4000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2018 2019 2020 2021

DPK Milyar DPK (YoY)

-60.00

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

0

200

400

600

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Penerimaan Pajak Milyar g yoy %

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

0

2000

4000

6000

8000

10000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Kredit Modal Kerja (g) Kredit Modal Kerja %

Page 27: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 1.16 Realisasi Semen

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Kinerja investasi pada triwulan II 2021

diprakirakan akan membaik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didorong

oleh berlanjutnya proyek infrastruktur multiyears

pemerintah serta membaiknya keyakinan investor

terhadap kondisi ekonomi. Prospek perbaikan ini juga

didukung oleh informasi dari DJPBN yang menyatakan

terdapat beberapa proyek investasi pemerintah yang akan

dimulai konstruksinya di akhir triwulan I 2021. Selanjutnya,

prospek ini juga dikonfirmasi dengan tren perbaikan pada

kredit investasi yang tumbuh membaik sebesar -8,7%

(yoy) pada April 2021, dibandingkan dengan capaian pada

triwulan I 2021 yang terkontraksi -13,13% (yoy). (Grafik

1.17).

Grafik 1.17 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Modal Kerja

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Di sisi lain, kondisi ekonomi global dan nasional yang mulai

membaik juga diprakirakan akan mampu mendorong

keyakinan pelaku usaha untuk merealisasikan rencana

investasinya yang tertunda di tahun sebelumnya. Hal ini

tercermin dari membaiknya Likert Scale (LS) investasi pada

sektor utama seperti LU Pertanian, Industri, dan

Perdagangan. (Grafik 1.18). Adapun beberapa investasi

yang dilakukan meliputi replanting kebun kelapa sawit,

pembelian mesin pengolahan CPO, serta pembukaan

cabang baru untuk beberapa outlet subsektor

perdagangan kendaraan.

Grafik 1.18 Likert Scale Investasi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Kegiatan Ekspor-Impor

Membaiknya kondisi ekonomi negara mitra dagang

utama serta tren peningkatan harga komoditas

global mendorong kinerja ekspor Bengkulu pada

triwulan I 2021. Pada triwulan I 2021, kinerja ekspor

Bengkulu tumbuh membaik sebesar -4,65% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi dalam sebesar -8,02% (yoy). Berdasarkan

data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, tercatat bahwa

kinerja ekspor luar negeri Bengkulu secara volume

membaik sebesar 44,80% (yoy) pada triwulan I 2021

dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -26,09% (yoy) (Grafik 1.19).

Grafik 1.19 Perkembangan Volume Ekspor Bengkulu

Sumber: Bea Cukai, diolah

Berdasarkan komoditasnya, peningkatan kinerja ekspor

luar negeri Bengkulu bersumber dari membaiknya ekspor

dua komoditas utama yaitu batu bara dan karet ditengah

perlambatan ekspor komoditas CPO pada triwulan laporan.

Secara umum, batu bara masih menjadi komoditas dengan

pangsa nilai ekspor terbesar di Provinsi Bengkulu (55%),

diikuti oleh karet olahan (25%) kemudian CPO (13%).

Volume ekspor komoditas batu bara pada triwulan I 2020

membaik sebesar -14,71% (yoy), jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi dalam

sebesar -17,81% (yoy). Perbaikan kinerja ekonomi global

mendorong peningkatan PMI negara mitra dagang yang

pada akhirnya mendorong peningkatan permintaan ekspor

batu bara. (Grafik 1.20).

-50

0

50

100

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Volume Semen (g) Semen (%yoy) - rhs

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I

Ap

ril

2016 2017 2018 2019 2020 2021

(g) Kredit Investasi (g) Kredit Modal Kerja %

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018 2019 2020 2021

LS Bahan Baku

-100

-50

0

50

100

150

-

500

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Juta

to

n

Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs

Page 28: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 1.20 Volume Ekspor Batu Bara Bengkulu

Sumber: Bea Cukai, diolah

Sejalan dengan yang dialami oleh komoditas batu bara,

perbaikan kinerja ekspor juga dialami oleh komoditas

karet. Volume ekspor karet pada triwulan I 2021 tercatat

membaik sebesar 13,01% (yoy), dibandingkan dengan

kondisi pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi

sebesar -8,12% (yoy) (Grafik 1.21). Peningkatan

penjualan produk otomotif dunia seiring kebijakan

stimulus yang diberikan oleh beberapa negara

mendorong peningkatan permintaan karet di pasar

dunia. Berbeda dengan batu bara dan karet yang

kinerjanya tumbuh membaik, kinerja komoditas CPO

pada triwulan laporan tercatat melambat. Pada triwulan

I 2021, volume ekspor CPO terkontraksi lebih dalam

sebesar -100% (yoy), dibandingkan dengan capaian

pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -

75,6% (yoy) (Grafik 1.22).

Grafik 1.21 Volume Ekspor Karet Bengkulu

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.22 Volume Ekspor CPO Bengkulu

Sumber: Bea Cukai, diolah

Perbaikan kinerja ekspor juga turut didukung oleh tren

peningkatan harga komoditas semenjak pertengahan

tahun 2020 (Grafik 1.23). Tercatat pada triwulan I 2021,

harga komoditas karet di pasar global meningkat sebesar

4,01% dibandingkan dengan kondisi pada triwulan

sebelumnya. Lebih lanjut, harga komoditas kopi juga

meningkat sebesar 8,9% dibandingkan dengan kondisi

harga pada akhir tahun 2020.

Grafik 1.23 Tren Harga Komoditas (CPO, Karet dan Kopi)

Sumber: Bloomberg, diolah

Kondisi peningkatan harga juga dialami oleh komoditas

batu bara pada triwulan I 2021. Harga komoditas baru bara

di pasar global meningkat sebesar 2,37% dibandingkan

dengan kondisi pada triwulan sebelumnya. Peningkatan

yang terjadi didorong oleh adanya isu trade war antara

Australia dan Tiongkok serta adanya bencana banjir besar

yang terjadi di wilayah Australia pada Bulan Maret 2021

(Grafik 1.24).

Grafik 1.24 Harga Komoditas Batu Bara

Sumber: Bloomberg, diolah

Memasuki triwulan II 2021, berlanjutnya tren

perbaikan kondisi ekonomi negara mitra dagang

diprakirakan akan meningkatkan kinerja ekspor.

Komoditas batu bara sebagai penyumbang terbesar ekspor

Provinsi Bengkulu diprakirakan akan melanjutkan tren

perbaikan didorong oleh masih tingginya permintaan batu

bara untuk keperluan industri di Flipina dan Tiongkok.

Lebih lanjut, tingginya aktivitas industri negara mitra

dagang tercermin dari angka Purchasing Managers Index

(PMI) yang mengalami peningkatan. (Grafik 1.25).

-100

-

100

200

-

500

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Rib

u t

on

Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs

-100

0

100

200

300

-

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Rib

u t

on

Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs

-150

-100

-50

-

50

100

-

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Rib

u t

on

Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs

0.0

500.0

1000.0

1500.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2020 2021

0.00

1.00

2.00

3.00

Karet-rhs Kopi-rhs CPO

-40

-30

-20

-10

-

10

20

30

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

HBA (g) HBA (%yoy) - rhs

Page 29: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 1.25 Purchasing Managers Index Negara Mitra Dagang

Sumber: Investing.com, diolah

Kinerja impor pada triwulan laporan tercatat

meningkat sejalan dengan meningkatnya kinerja

investasi. Berdasarkan data BPS, kegiatan impor Provinsi

Bengkulu membaik dengan pertumbuhan sebesar -3,807%

(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar

-3,42% (yoy). Selanjutnya berdasarkan data Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai, pada triwulan I 2021 imporv luar

negeri Provinsi Bengkulu meningkat sebesar 55,31% (yoy),

atau lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar -5,60% (yoy) (Grafik 1.26). Pada

triwulan I 2021, sebagian besar kegiatan impor berasal dari

negara tetangga seperti Singapore dan Thailand.

Grafik 1.26 Volume Impor Luar Negeri Bengkulu

Sumber: BPS, diolah

Kinerja impor pada triwulan II 2021 diprakirakan

akan tumbuh membaik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sejalan dengan meningkatnya

konsumsi RT. Hal ini seiring dengan berlanjutnya

program vaksinasi akan mendorong peningkatan kegiatan

konsumsi masyarakat yang pada akhirnya akan

mendorong impor barang konsumsi. Kondisi peningkatan

juga tercermin dari meningkatnya kegiatan bongkar

barang Pelabuhan pada triwulan I 2021 (Grafik 1.27).

Grafik 1.27 Kegiatan Bongkat Barang Pelabuhan

Sumber: BPS, diolah

20

30

40

50

60

70

Jan Mar May July Sept Nov Jan Mar May July Oct Dec Feb Apr

2019 2020 2021

PMI Jepang PMI USA PMI Filipina PMI India

-500.00

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Nilai Impor (g) Impor (%yoy) - rhs

-100

0

100

200

300

0

100000

200000

300000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Bongkar Kapal Laut (g) (%yoy) - rhs

Page 30: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

1.2 SISI LAPANGAN USAHA

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Lapangan Usaha (% yoy)

PROVINSI: BENGKULU 2019 2020 2021

KOMPONEN LAPANGAN USAHA I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

PDRB 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96 3.65 -0.74 -0.46 -2.39 -0.02 -1.58

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 3,84 3,54 3,42 3,08 3,47 3.23 1.90 -1.27 -2.26 0.38 -0.15

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,87 2,60 2,35 2,22 2,51 1.98 -1.54 -2.24 -4.95 -1.70 -4.84

INDUSTRI PENGOLAHAN 1,68 2,56 2,68 2,31 2,31 -0.66 -1.59 -3.50 -3.97 -2.44 0.17

PENGADAAN LISTRIK, GAS 3,41 3,79 5,73 8,17 5,28 8.76 10.33 15.14 13.79 12.04 12.23

PENGADAAN AIR 4,74 4,29 3,20 3,10 3,82 2.72 0.82 0.45 -0.57 0.85 -0.90

KONSTRUKSI 7,25 7,61 7,73 8,01 7,66 0.10 -3.23 2.22 1.99 0.32 4.69

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

7,85 7,72 6,64 5,91 7,01 5.17 -4.73 -6.20 -9.34 -3.88 -7.88

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 6,78 7,40 8,03 7,53 7,44 5.52 -12.71 0.02 -4.13 -2.85 -2.20

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 9,80 10,16 10,73 9,70 10,10 5.52 -1.95 -3.19 -4.03 -0.99 -2.82

INFORMASI DAN KOMUNIKASI 7,55 7,41 7,72 7,29 7,49 6.28 4.86 3.31 0.65 3.73 0.56

JASA KEUANGAN -2,91 -5,40 -0,27 8,05 -0,25 13.73 11.56 20.49 16.06 15.50 9.74

REAL ESTATE 4,07 4,29 4,34 3,87 4,14 2.78 2.06 0.35 -1.21 0.98 -2.85

JASA PERUSAHAAN 5,18 5,18 5,03 4,75 5,03 1.45 -3.30 -3.20 -6.24 -2.85 -7.23

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

6,03 5,53 4,54 3,67 4,93 1.39 0.33 2.50 1.98 1.55 -2.47

JASA PENDIDIKAN 3,80 4,11 4,16 3,52 3,90 2.99 2.27 1.54 -1.91 1.21 0.23

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 8,77 8,74 8,81 8,60 8,73 7.39 6.20 5.61 4.71 5.96 4.55

JASA LAINNYA 8,12 7,94 8,19 7,96 8,05 4.11 -0.92 -1.34 -3.63 -0.50 -4.81

Sumber: BPS, diolah

Dari sisi lapangan usaha (LU), perbaikan

pertumbuhan ekonomi Bengkulu di triwulan I 2021

bersumber dari membaiknya pertumbuhan LU

utama. Pada triwulan I 2021, kinerja dari LU utama mulai

membaik yakni meliputi LU pertanian, kehutanan dan

perikanan, LU perdagangan, LU transportasi dan

pergudangan, LU konstruksi dan LU industri pengolahan.

Di sisi lain, LU Administrasi Pemerintahan dan Jaminan

Sosial berada dalam kondisi terkontraksi sejalan dengan

rendahnya realisasi belanja daerah pada triwulan I 2021.

Pada triwulan II 2021, PDRB Bengkulu

diprakirakan akan membaik, didorong oleh

perbaikan pertumbuhan pada hampir seluruh LU

utama. Membaiknya ekonomi Bengkulu pada triwulan II

2021 terutama didukung oleh berlanjutnya program

vaksinasi serta peningkatan konsumsi dengan masuknya

periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang akan

mendorong kinerja LU perdagangan. Di sisi lain, masih

tingginya curah hujan pada triwulan II 2021, akan

mendorong kinerja produksi tandan buah segar (TBS) yang

pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan kinerja LU

pertanian.

LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kinerja LU pertanian mengalami peningkatan pada

akhir triwulan I 2021 seiring dengan

dilaksanakannya momen panen raya pada

komoditas perkebunan dan pangan. Pada triwulan I

2021, kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan

membaik sebesar -0,15% (yoy), dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi dalam sebesar -

2,26% (yoy). Lebih lanjut, kenaikan kinerja pertanian pada

triwulan I 2021 juga tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP)

Umum yang meningkat sebesar 128.78 atau tumbuh, lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

hanya sebesar 120 (Grafik 1.28).

Grafik 1.28 Nilai Tukar Petani

Sumber: BPS, diolah

Lebih lanjut, perbaikan pertumbuhan LU pertanian juga

didorong oleh masih tingginya produksi TBS seiring curah

hujan yang memadai pada triwulan I 2021. Peningkatan

produksi TBS terkonfirmasi dari perusahaan komtak liaison

di sub-sektor perkebunan kelapa sawit. Dari pembiayaan

perbankan, LU pertanian juga tercatat membaik sebesar

9,71% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang hanya sebesar 7,52% (yoy) (Grafik 1.29).

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

140.00

150.00

I II III IV I II III IV I II III IV I III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

NTP Umum NTP Pangan NTP Kebun

Page 31: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 1.29 Kredit Pertanian Triwulan I 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Memasuki triwulan II 2021, kinerja LU pertanian

diprakirakan akan membaik didorong oleh

berlanjutnya musim panen komoditas padi serta

masih tingginya prospek produksi TBS didukung

curah hujan yang masih memadai. Curah hujan tinggi

yang berlangsung hingga triwulan II 2021 diperkirakan

akan mendorong produksi TBS Bengkulu. Di sisi lain, Panen

komoditas beras di daerah sentra yakni Kabupaten Rejang

Lebong, Bengkulu Utara serta Bengkulu Selatan

diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II 2021.

Momen panen komoditas beras pada daerah sentra juga

mendorong meningkatnya NTP tanaman pangan pada awal

triwulan II 2021.

Grafik 1.30 Nilai Tukar Petani posisi April 2021

Sumber: BPS, diolah

Peningkatan pada LU pertanian juga didukung dengan

masa panen serta tren peningkatan pada kredit pertanian.

Berdasarkan data BPS, potensi produksi padi di Bulan April

2021 akan meningkat 2 (dua) kali lipat dibandingkan Bulan

Maret 2021 (Grafik 1.31). Panen komoditas padi

diperkirakan akan terkonsentrasi pada bulan April 2021.

Dari aspek pembiayaan, kinerja kredit pertanian

mengalami pertumbuhan sebesar 18,41% (yoy), atau lebih

tinggi jika dibandingkan kenaikan pada triwulan I 2021

sebesar 9,71% (yoy) (Grafik 1.32).

Grafik 1.31 Potensi Produk Padi posisi April 2021

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1. 32 Kredit Pertanian Bulan April 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Peningkatan tersebut tercermin dalam pertumbuhan

aktivitas bongkar-muat kegiatan di triwulan I 2021. Pada

pelabuhan, kegiatan bongkar muat meningkat sebesar

35,5% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang hanya tumbuh 0,16% (yoy) (Grafik

1.33). Tren perbaikan juga terlihat pada kegiatan bongkar

muat bandara di triwulan I 2021 sebesar -27,7% (yoy),

setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi dalam

sebesar -58,27% (yoy) (Grafik 1.34).

Grafik 1.33 Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan

Sumber: BPS, diolah

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

0.0

1000000.0

2000000.0

3000000.0

4000000.0

5000000.0

6000000.0

7000000.0

%yo

y

Rp

juta

Kredit (g) Kredit - rhs

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

140.00

150.00

I II III IV I II III IV I II III IV I III IV I April

2017 2018 2019 2020 2021

NTP Umum NTP Pangan NTP Kebun

-200%

0%

200%

400%

0

50000

100000

Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr

2020 2021*

Produksi Padi (Ton) (g) produksi padi - mtm

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I

Ap

ril

2017 2018 2019 2020 2021

0.0

1000000.0

2000000.0

3000000.0

4000000.0

5000000.0

6000000.0

7000000.0

%yo

y

Rp

juta

Kredit (g) Kredit - rhs

-100

-50

0

50

100

150

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

1,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Bongkar Muat Kapal Laut (Kg) (g) yoy% - rhs

Page 32: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 1.34 Kegiatan Bongkar Muat Bandara

Sumber: BPS, diolah

Ke depan, kinerja LU transportasi pada triwulan II

2021 diprakirakan akan membaik sejalan dengan

adanya momen perayaan Hari Besar Keagamaan

Nasional (HBKN). Memasuki momen Bulan Ramadhan

dan Idul Fitri, diprakirakan kinerja LU transportasi akan

membaik. Membaiknya kinerja LU transportasi didorong

oleh meningkatnya mobilitas masyarakat seiring kegiatan

mudik. Lebih lanjut berlanjutnya program vaksinasi juga

akan turut mendorong peningkatan ekspektasi mobilitas

masyarakat. Meski demikian, adanya kebijakan larangan

mudik yang dikeluarkan pemerintah menjadi downside risk

pertumbuhan LU transportasi pada triwulan II 2021.

Grafik 1.35 Perkembangan Jumlah Penumpang

Sumber: BPS, diolah

LU Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

Meskipun masih terkontraksi, berjalannya program

vaksinasi yang mendorong peningkatan mobilitas

masyarakat menyebabkan perbaikan kinerja LU

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor. LU perdagangan besar dan eceran

tercatat terkontraksi sebesar -7,88% (yoy), atau membaik

jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan

sebelumnya yang terkontraksi dalam sebesar -9,34%

(yoy). Membaiknya mobilitas masyarakat pada LU

perdagangan tercermin dari membaiknya Google Mobility

Indeks untuk segmen Grocery and Pharmacy (Grafik 1.36).

Grafik 1.36 Google Mobility Indeks Grocery and Pharmacy

Sumber: Google Mobility Report, ldiolah

Kondisi perbaikan yang terjadi juga didukung oleh tren

mulai meningkatnya kredit perumahan (KPR). KPR pada

triwulan I 2021 tercatat meningkat sebesar 1,9% (yoy),

atau lebih tinggi dibandingkan dengan capaian triwulan

sebelumnya hanya sebesar 0,13% (yoy). Pada triwulan I

2021, kredit multiguna juga berada dalam kondisi

meningkat sebesar 28,27% (yoy), dibandingkan dengan

realisasi pada triwulan sebelumnya sebesar 8,16% (yoy)

(Grafik 1.37).

Grafik 1.37 Perkembangan Kredit KPR dan Multiguna

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Ke depan, kinerja LU perdagangan diprakirakan

akan membaik didorong peningkatan ekspektasi

masyarakat seiring program vaksinasi serta

kebijakan stimulus pemerintah. Berdasarkan hasil

survei konsumen Mei 2021, keyakinan konsumen Bengkulu

cenderung membaik. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK),

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) tercatat mengalami perbaikan (Grafik

1.38). Rata-rata IKK Bulan Mei 2021 menunjukan nilai

sebesar 98,47 atau meningkat dibandingkan rata-rata IKK

triwulan I 2021.

Lebih lanjut, adanya kebijakan LTV/ FTV 100% serta

PPnBM 0% pada pembelian kendaraan akan mendorong

perbaikan kinerja LU perdagangan. Perbaikan tersebut

tercermin dari hasil kajian Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu yang menemukan adanya

korelasi positif paket kebijakan tersebut pada penjualan

kendaraan roda empat di Provinsi Bengkulu.

-100-80

-60-40

-200

2040

-

100,000

200,000

300,000

400,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Bongkar Muat Pesawat (Kg) (g) yoy% - rhs

-100

0

100

200

300

400

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Penumpang Kapal Laut (g) yoy% - rhs

-50

-30

-10

10

30

50

2/1

5/2

02

0

3/1

5/2

02

0

4/1

5/2

02

0

5/1

5/2

02

0

6/1

5/2

02

0

7/1

5/2

02

0

8/1

5/2

02

0

9/1

5/2

02

0

10/

15/2

020

11

/15

/20

20

12

/15

/20

20

1/1

5/2

02

1

2/1

5/20

21

3/1

5/2

02

1

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2020 2021(g) KPR/A (%yoy) (g) Multiguna (%yoy)

Page 33: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 1.38 Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Memasuki triwulan II 2021, perbaikan LU perdagangan

juga terlihat dari sisi pertumbuhan kredit. Kredit

perdagangan juga menunjukan peningkatan sebesar

8,08% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan

kondisi pada triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh

sebesar 0,24% (yoy) (Grafik 1.39). Peningkatan pada

kredit LU Perdagangan terutama didorong oleh perbaikan

ekspektasi pelaku usaha menjelang momen HBKN.

Grafik 1.39 Kredit Perdagangan Mei 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

LU Industri Pengolahan

Peningkatan produksi TBS serta perbaikan harga

CPO global mendorong peningkatan kinerja LU

Industri Pengolahan pada triwulan I 2021. Pada

triwulan I 2021, LU industri pengolahan tumbuh sebesar

0,17% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -3,97%

(yoy). Tingginya produksi CPO seiring meningkatnya

produksi TBS mendorong perbaikan kinerja LU Industri

pada triwulan laporan. Kinerja Industri Pengolahan juga

membaik didorong oleh peningkatan harga CPO global.

Harga CPO global meningkat sebesar 50,7% (yoy) atau

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan harga

triwulan IV 2020 sebesar 30,8% (yoy) (Grafik 1.40).

Grafik 1.40 Tren Kenaikan Harga CPO

Sumber: Bloomberg, diolah

Selanjutnya, perbaikan kinerja Industri Pengolahan juga

didukung dengan perbaikan permintaan domestik. Hal ini

terkonfirmasi dari hasil Likert Scale (LS) permintaan

domestik dengan nilai -0,17, atau membaik dibandingkan

capaian pada triwulan sebelumnya yang sebesar -0,375

(Grafik 1.41). Untuk LS permintaan domestik sendiri sudah

menunjukan tren peningkatan sejak pertengahan tahun

2020.

Grafik 1.41 Likert Scale Permintaan Domestik

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Ke depan, kinerja LU industri pengolahan pada

triwulan II 2021 diprakirakan masih akan

membaik sejalan dengan membaiknya konsumsi

masyarakat di tengah tren kenaikan harga CPO.

Sampai dengan bulan April 2021, tren peningkatan CPO

terus berlangsung dengan menyentuh angka USD 1.034/

metric ton (Grafik 1.42). Lebih lanjut, kondisi perbaikan

kedepan juga tercermin dari adanya peningkatan pada

hasil Likert Scale (LS) kapasitas utilisasi yang juga turut

membaik. LS kapasitas utilisasi pada bulan Mei mencapai

angka sebesar -0,33, atau lebih baik dibandingkan

dengan triwulan I 2021 sebesar -0,54 (Grafik 1.43).

Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 1.43 Likert Scale Kapasitas Utilisasi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

0

50

100

150

0.00

40.00

80.00

120.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Mei

2017 2018 2019 2020 2021

IKK IKE IEK

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

0

2000000

4000000

6000000

8000000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I April

2017 2018 2019 2020 2021

Kredit (Rp. Jutaan) (g) Kredit %

0.0

500.0

1000.0

1500.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

0.0

0.5

1.0

1.5

CPO

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2020 2021

-2.0

-1.0

0.0

1.0

Permintaan domestik

0.0

200.0

400.0

600.0

800.0

1000.0

1200.0

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I

Ap

ril

CPO

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2016 2017 2018 2019 2020 2021

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

Kapasitas utilisasi

Page 34: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

LU Konstruksi

Sejalan dengan peningkatan kinerja Investasi,

kinerja LU Konstruksi juga membaik didorong oleh

berlanjutnya progress fisik pembangunan jalan tol.

Pertumbuhan LU konstruksi pada triwulan I 2021 tercatat

sebesar 4,69% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 1,99%

(yoy). Kenaikan pertumbuhan ini juga sejalan dengan

realisasi semen pada triwulan I 2021 yang mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan IV 2020. Realisasi

semen pada triwulan I 2021 mengalami peningkatan

sebesar 51,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -18,2% (yoy)

(Grafik 1.44).

Grafik 1.44 Realisasi Semen

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Kinerja LU konstruksi pada triwulan II 2021

diprakirakan akan membaik jika dibandingkan

dengan triwulan I 2021, didorong oleh berlanjutnya

proyek pembangunan infrastruktur pemerintah

yang bersifat multiyears. Beberapa proyek multiyears

yang masih akan dibangun ke depan meliputi proyek jalan

tol Bengkulu-Sumatera Selatan serta 5 (lima) Proyek

Strategis Nasional (PSN) lainnya. Selanjutnya perbaikan

kinerja LU ini kedepan juga tercermin dalam peningkatan

Keyakinan terhadap iklim investasi seiring meningkatnya

Likert Scale (LS) investasi pada bulan Mei dengan nilai

0.875, atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021

dengan nilai LS 0,15.

Grafik 1.45 Likert Scale Investasi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Volume Semen (g) Semen (%yoy) - rhs

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I II III IV

I

Mei

2016 2017 2018 2019 2020 2021

LS Investasi

Page 35: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

BAB II.

RUMAH DINAS GUBERNUR BENGKULU (INDOPLACES.COM)

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi pendapatan dan belanja daerah triwulan I 2021 relatif rendah.

Rendahnya pendapatan didorong oleh rendahnya realisasi PAD dan dampak

penetapan kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang

ditetapkan turun 7,11%.

Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 sebesar Rp 429,56 miliar

atau 14,03% dari pagu. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada

tahun lalu yang sebesar 20,30%.

Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp 392,23

miliar atau 12,85% dari pagu. Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah dibandingkan posisi

yang sama pada tahun 2020 yang mencapai 13,79% dari pagu yang ditetapkan.

Total belanja APBN provinsi Bengkulu sebesar Rp 2824,25 miliar. Realisasi tersebut menurun

dari 19,47% di triwulan yang sama tahun lalu menjadi 19,38% di triwulan laporan.

Page 36: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 37: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

2.1 APBD Provinsi Bengkulu Triwulan I

2021

Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Bengkulu

pada triwulan I 2021 sebesar Rp 429,56 miliar atau

14,03% dari pagu. Realisasi tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang

sebesar 20,30%. Sementara itu realisasi belanja daerah

tercatat sebesar Rp 392,23 miliar atau 12,85% dari pagu.

Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah dibandingkan

posisi yang sama pada tahun 2020 yang mencapai 13,79%

dari pagu yang ditetapkan.

Berdasarkan komponennya, pendapatan asli daerah (PAD)

menjadi komponen dengan penurunan realisasi terdalam

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Realisasi PAD

pada triwulan I 2021 hanya sebesar 11,04% (setelah pada

tahun 2020 dapat mencapai 15,57%) atau menjadi yang

terendah dalam 4 tahun terakhir. Sementara itu komponen

belanja langsung menjadi komponen dengan realisasi

terdalam dibandingkan dengan realisasi belanja pada

tahun 2020. Realisasi belanja langsung pada triwulan I

2021 hanya sebesar 1,35% setelah pada triwulan I 2020

mencatatkan realisasi mencapai 8,06%.

Tabel 2.1 Realisasi Triwulan I APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)

Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah

Pendapatan APBD Provinsi Bengkulu

Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada

triwulan I 2021 sebesar Rp 429, 56 miliar atau

14,03% dari Pagu. Capaian tersebut tercatat lebih

rendah dibandingkan dengan posisi pada tahun

sebelumnya yang mencapai 20,30% dari pagu. Realisasi

pendapatan pada triwulan I 2021 utamanya bersumber

dari komponen dana perimbangan dengan porsi sebesar

75,51%, disusul oleh PAD dengan porsi sebesar 24,31%,

dan transfer pemerintah pusat lainnya dengan pangsa

sebesar 0,10%.

Grafik 2.1 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu

Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah

URAIANPAGU ANGGARAN 2020

(RP MILIAR)

REALISASI I-2020

(RP MILIAR)% REALISASI

PAGU ANGGARAN 2020

(RP MILIAR)

REALISASI I-2021

(RP MILIAR)% REALISASI

PENDAPATAN 3,368.88 683.77 20.30 3,062.27 429.56 14.03

PAD 1,116.84 173.87 15.57 948.69 104.76 11.04

Dana Perimbangan 1,412.14 460.00 32.57 1,315.54 324.38 24.66

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 838.83 3.88 0.46 796.97 0.42 0.05

Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.07 46.02 4,308.99 1.07 - -

BELANJA 3,475.76 479.35 13.79 3,052.19 392.23 12.85

Belanja Tidak Langsung 2,037.41 363.36 17.83 1,680.15 373.67 22.24

Belanja Langsung 1,438.35 115.99 8.06 1,372.05 18.55 1.35

SURPLUS/ DEFISIT (106.88) 204.42 10.08 37.34

Page 38: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Tabel 2.2 Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)

Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah

Realisasi dana perimbangan pada triwulan I 2021

sebesar Rp 324,80 miliar atau 15,38% dari pagu.

Realisasi Dana perimbangan tercatat mengalami

penurunan dibandingkan capaian pada periode yang sama

di tahun sebelumnya yang sebesar 20,61% dari pagu.

Berdasarkan komponennya, realisasi dana perimbangan

terutama berasal dari dana alokasi umum yang mencapai

porsi 96,51% dari total dana perimbangan. Dana alokasi

umum (DAU) tercatat sebesar Rp 313,48 miliar atau

25,00% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut

mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian pada

tahun sebelumnya yang sebesar 33,23% dari pagu. Di sisi

lain, porsi dana bagi hasil (DBH) pajak/non pajak pada total

dana perimbangan tercatat sebesar 3,36%. DBH pajak/

non pajak terealisasi sebesar Rp 10,90 miliar atau

mencapai 17,69% dari total pagu. Realisasi tersebut juga

menurun dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya

yang sebesar 18,17% dari pagu. Penurunan DAU dan DBH

pada triwulan I 2021 merupakan dampak dari penetapan

kebijakan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang

ditetapkan menurun sebesar 7,11% dibandingkan dengan

tahun 2020. Saat ini total anggaran TKDD yang telah

disetujui sebesar Rp 795 triliun.

Realisasi PAD pada triwulan I 2021 sebesar Rp

104,76 miliar atau 11,04% dari pagu. Realisasi PAD

tercatat mengalami penurunan dibandingkan capaian pada

periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar

15,57% dari pagu. Berdasarkan komponen, realisasi PAD

terutama berasal dari pajak daerah yang mencapai porsi

88,02% dari PAD. Realisasi pajak daerah sebesar Rp 92,22

miliar atau 11,93% dari pagu APBD. Realisasi tersebut

menurun dibandingkan capaian pada tahun 2020 yang

mencapai 13,95% dari pagu yang ditetapkan. Menurunnya

realisasi pendapatan pajak daerah ditengarai karena masih

terbatasnya aktivitas ekonomi sebagai langkah

penanggulangan penyebaran COVID-19. Kondisi tersebut

juga tercermin dari masih terkontraksinya pertumbuhan

ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021.

Selanjutnya komponen pendapatan lain-lain PAD yang sah

mencatatkan porsi sebesar 11,19% dari PAD. Komponen

pendapatan lain-lain PAD yang sah mencatatkan realisasi

sebesar Rp 11,72 miliar atau mencapai realisasi 7,52% dari

pagu. Realisasi tersebut juga mengalami penurunan

dibandingkan dengan kondisi pada tahun sebelumnya yang

mencatatkan realisasi mencapai 24,96% dari pagu,

Penurunan pendapatan BLUD sebagai dampak penurunan

mobilitas masyarakat menjadi penyebab menurunnya

komponen pendapatan lain-lain PAD yang sah.

Retribusi mencatatkan porsi sebesar 0,77% dari total

capaian PAD pada triwulan I 2021. Retribusi mencatatkan

realisasi sebesar Rp 0,81 miliar atau 16,28% dibandingkan

pagu yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut meningkat

dibandingkan capaian pada periode yang sama di tahun

2020 yang sebesar 13,95% dari pagu. Peningkatan

retribusi pelabuhan seiring peningkatan aktivitas ekspor

pada triwulan I 2021 menjadi penyebab perbaikan realisasi

retribusi.

URAIANPAGU ANGGARAN 2020

(RP MILIAR)

REALISASI I-2020

(RP MILIAR)% REALISASI

PAGU ANGGARAN 2020

(RP MILIAR)

REALISASI I-2021

(RP MILIAR)% REALISASI

PENDAPATAN 3,368.88 637.74 18.93 3,062.27 429.56 14.03

Pendapatan Asli Daerah 1,116.84 173.87 15.57 948.69 104.76 11.04

Pajak Daerah 912.37 127.28 13.95 772.72 92.22 11.93

Retribusi Daerah 5.77 0.57 9.88 5.00 0.81 16.28

Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan 13.96

- -15.12

- -

Lain-lain PAD yang Sah 184.37 46.02 24.96 155.85 11.72 7.52

Dana Perimbangan 2,250.97 463.87 20.61 2,112.51 324.80 15.38

Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak 61.41 11.16 18.17 61.62 10.90 17.69

Dana Alokasi Umum 1,350.73 448.83 33.23 1,253.92 313.48 25.00

Dana Alokasi Khusus 838.83 3.88 0.46 796.97 0.42 0.05

Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.07 - - 1.07 - -

Page 39: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Belanja APBD Provinsi Bengkulu

Realisasi belanja Provinsi Bengkulu pada triwulan I

2021 sebesar Rp 392,23, 56 miliar atau 12,85%

dari pagu. Capaian tersebut tercatat lebih rendah

dibandingkan dengan posisi pada tahun sebelumnya yang

mencapai 13,79% dari pagu. Realisasi belanja pada

triwulan I 2021 utamanya bersumber dari komponen

belanja tidak langsung dengan porsi sebesar 95,27%,

disusul oleh belanja langsung dengan porsi sebesar 4,78%.

Grafik 2.2 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Belanja

Daerah Provinsi Bengkulu

Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah

Tabel 2.3 Realisasi Triwulan I 2021 Belanja APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)

Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah

Realisasi belanja tidak langsung pada triwulan I

2021 sebesar Rp 373,67 miliar atau 22,34% dari

pagu. Realisasi belanja tidak langsung tercatat mengalami

peningkatan dibandingkan dengan capaian pada periode

yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 17,83% dari

pagu. Berdasarkan komponennya, realisasi belanja tidak

langsung terutama berasal dari belanja pegawai yang

mencapai porsi 65,24% dari total belanja tidak langsung.

Belanja pegawai tercatat sebesar Rp 243,80 miliar atau

20,08% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut

mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian pada

triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar

24,62% dari pagu. Selanjutnya realisasi belanja tidak

langsung juga berasal dari belanja bagi hasil yang

mencapai porsi 34,03%. Belanja bagi hasil mencapai

realisasi sebesar Rp 127,16 miliar atau mencapai 30,84%

dari pagu. Kondisi ini tercatat meningkat dibandingkan

dengan realisasi pada periode yang sama di tahun 2020

yang hanya 3,27% dari pagu. Peningkatan yang tinggi

tersebut didorong oleh adanya realisasi pembayaran

anggaran DBH kabupaten/ kota tahun 2020 yang

ditangguhkan. Penangguhan pembayaran tersebut

didorong oleh adanya refocusing anggaran yang dilakukan

pemerintah provinsi untuk kegiatan penanganan COVID-

19.

Realisasi belanja langsung pada triwulan I 2021

sebesar Rp 18,55 miliar atau 1,35% dari pagu.

Realisasi belanja langsung tercatat mengalami penurunan

dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama di

tahun sebelumnya yang sebesar 8,06% dari pagu.

Berdasarkan komponennya, realisasi belanja langsung

terutama berasal dari belanja barang dan jasa yang

mencapai porsi 76,47% dari total belanja langsung.

URAIANPAGU ANGGARAN 2020

(RP MILIAR)

REALISASI I-2020

(RP MILIAR)% REALISASI

PAGU ANGGARAN 2020

(RP MILIAR)

REALISASI I-2021

(RP MILIAR)% REALISASI

BELANJA 3,475.76 479.35 13.79 3,052.19 392.23 12.85

Belanja Tidak Langsung 2,037.41 363.36 17.83 1,680.15 373.67 22.24

Belanja Pegawai 1,139.82 280.58 24.62 1,213.90 243.80 20.08

Belanja Hibah 588.67 72.81 12.37 43.88 1.57 3.58

Belanja Bagi Hasil 304.62 9.97 3.27 412.37 127.16 30.84

Belanja Bantuan Keuangan 2.30 - - - - -

Belanja Tidak Terduga 2.00 - - 10.00 1.14 11.40

Belanja Langsung 1,438.35 115.99 8.06 1,372.05 18.55 1.35

Belanja Pegawai 35.48 1.78 5.02 - - -

Belanja Barang dan Jasa 791.44 46.44 5.87 946.21 14.19 1.50

Belanja Modal 611.42 67.77 11.08 425.83 4.36 1.02

Page 40: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Belanja barang dan jasa tercatat sebesar Rp 14,19 miliar

atau 1,50% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi

tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan

capaian pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya

yang sebesar 5,87% dari pagu. Selanjutnya realisasi

belanja langsung juga berasal dari belanja modal yang

mencapai porsi 23,53%. Belanja modal mencapai realisasi

sebesar Rp 4,36 miliar atau mencapai 1,02% dari pagu.

Kondisi ini tercatat juga menurun dibandingkan dengan

realisasi pada periode yang sama di tahun 2020 yang

mencapai 11,08% dari pagu. Penurunan belanja langsung

pada triwulan I 2021 didorong oleh adanya wacana

refocusing anggaran yang akan dilakukan oleh pemerintah

provinsi Bengkulu. Sebagian anggaran belanja langsung

akan diperuntukan pada kegiatan penanganan COVID-19.

Lebih lanjut adanya pembayaran anggaran DBH

kabupaten/ kota yang ditangguhkan juga membuat

keterbatasan fiskal pemerintah provinsi Bengkulu pada

triwulan I 2021 yang berdampak akhir pada realisasi

belanja langsung.

2.2 Belanja APBN Provinsi Bengkulu

Total belanja APBN provinsi Bengkulu sebesar Rp

2824,25 miliar. Realisasi tersebut menurun dari

19,47% di triwulan yang sama tahun lalu menjadi

19,38% di triwulan laporan. Penurunan ini dipengaruhi

oleh penurunan anggaran TKDD yang disetujui di tahun

2021. Anggaran TKDD yang disetujui menurun sebesar

7,11% di tahun 2021.

Jika dilihat dari komponennya, belanja APBN pada triwulan

I 2021 didominasi oleh TKDD dengan porsi sebesar

73,47%. Realisasi TKDD tercatat sebesar Rp 2074,86 miliar

atau 20,70% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi

tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan

capaian pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya

yang sebesar 22,28% dari pagu. Penurunan tersebut lebih

didorong oleh rendahnya realisasi dana perimbangan

ditengah peningkatan penyaluran dana desa. Realisasi

dana perimbangan mengalami penurunan sebesar 22,02%

dari pagu setelah pada tahun sebelumnya mampu tumbuh

24,36% dari pagu.

Selanjutnya, belanja APBN pada triwulan I 2021 juga

dikontribusikan oleh belanja pemerintah pusat dengan

porsi sebesar 26,53%. Realisasi belanja pemerintah pusat

tercatat sebesar Rp 749,39 miliar atau 16,47% dari pagu

yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut mengalami

peningkatan dibandingkan dengan capaian pada triwulan

yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 12,88% dari

pagu. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya

anggaran belanja barang, belanja modal serta belanja

bantuan sosial untuk kepentingan penanganan COVID-19

di Bengkulu.

Tabel 2.4 Belanja Negara

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu, diolah

BELANJA APBN

Pemerintah Provinsi

2020 2021 I-2020 I-2021 I-2020 I-2021

BELANJA PEMERINTAH PUSAT 4,681.58 4,550.41 602.90 749.39 12.88 16.47

BELANJA PEGAWAI 1,746.11 1,841.69 348.54 354.34 19.96 19.24

BELANJA BARANG 1,850.06 1,720.86 199.31 237.82 10.77 13.82

BELANJA MODAL 1,072.10 973.63 52.65 150.30 4.91 15.44

BELANJA BANTUAN SOSIAL 13.32 14.22 2.39 6.93 17.95 48.72

BELANJA LAIN-LAIN - - - - - -

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 10,993.71 10,023.24 2,449.45 2,074.86 22.28 20.70

TRANSFER KE DAERAH 9,894.20 8,938.22 2,410.09 1,968.41 24.36 22.02

A. DANA PERIMBANGAN 9,894.20 8,938.22 2,410.09 1,968.41 24.36 22.02

B. DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN

LAINNYA - - - - - -

DANA DESA 1,099.51 1,085.02 39.36 106.45 3.58 9.81

JUMLAH BELANJA NEGARA 15,675.29 14,573.65 3,052.35 2,824.25 19.47 19.38

Pagu Anggaran Realisasi Realisasi

(Rp Miliar) (Rp Miliar) (%)

Page 41: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

.

PASAR PANORAMA BENGKULU (PEDOMANBENGKULU.COM)

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 meningkat didorong oleh tekanan

harga pada komoditas administered price.

Meningkatnya laju inflasi triwulan I 2021 terutama dipengaruhi oleh tingginya tekanan inflasi pada

kelompok administered price. Imbas kenaikan harga bensin pengaruh kebijakan pemerintah provinsi

menaikan tarif pajak penggunaan BBM non subsidi serta kenaikan harga LPG 3 kg akibat kelangkaan

pasokan.

Laju peningkatan inflasi tertahan oleh penurunan harga komoditas pangan utama.

Pada triwulan II 2021, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan sedikit meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya, seiring meningkatnya permintaan komoditas bahan pangan utamanya didorong oleh

meningkatnya aktivitas restoran, rumah makan, jasa katering, serta jasa akomodasi lainnya sejalan

momen HBKN (puasa dan idul fitri) serta liburan tahun ajaran baru dan meningkatnya hajatan pada

triwulan laporan.

PASAR PANORAMA PEDOMANBENGKULU.COM

Page 42: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 43: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

3.1 INFLASI TRIWULANAN

Realisasi inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I

2021 tercatat sebesar 1,45% (yoy), meningkat

dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2020

sebesar 0,89% (yoy). Capaian inflasi Bengkulu pada

triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi

inflasi Nasional yang sebesar 1,37% (yoy), namun tercatat

lebih rendah jika dibandingkan inflasi Pulau Sumatera yang

sebesar 1,60% (Grafik 3.1). Meningkatnya tekanan inflasi

pada triwulan I 2021 disebabkan oleh naiknya harga

komoditas sepeda, bensin, bahan bakar rumah tangga,

emas perhiasan, dan beberapa komoditas lainnya.

Sementara itu, peningkatan laju inflasi masih tertahan oleh

menurunnya harga beberapa komoditas pangan seperti

beras, cabai merah, bawang putih, dan dan bawang merah

karena melimpahnya pasokan di tengah berkurangnya

permintaan masyarakat sebagai dampak menurunnya

aktivitas ekonomi pada triwulan laporan (Tabel 3.1).

Berdasarkan kelompok barang/jasa, peningkatan inflasi

terutama disumbangkan oleh kelompok transportasi yang

memberikan andil peningkatan tertinggi sebesar 0,51%

(yoy), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik dan

bahan bakar rumah tangga (andil 0,31% (yoy)); kelompok

perawatan pribadi dan jasa lainnya (andil 0,22% (yoy));

kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran

(andil 0,18% (yoy)); kelompok makanan, minuman dan

tembakau (andil 0,11% (yoy)); kelompok kesehatan (andil

0,07% (yoy)); kelompok pakaian dan alas kaki serta

kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin

rumah tangga (masing-masing andil 0,04% (yoy)); dan

kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (andil

0,02%(yoy)). Di sisi lain, tekanan inflasi lebih tinggi pada

triwulan laporan masih tertahan oleh deflasi pada beberapa

kelompok, yaitu; dan kelompok pendidikan (andil -0,04%

(yoy)); dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa

keuangan (andil -0,02% (yoy)) (Tabel 3.2).

Apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun

sebelumnya, tekanan inflasi pada triwulan I 2021 tercatat

lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya daya beli

masyarakat sebagai dampak pandemi COVID-19 yang

masih berlangsung. Tekanan inflasi pada triwulan laporan

juga masih berada di bawah rata-rata historis 3 (tiga)

tahun terakhir yang sebesar 2,42% (yoy).

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Nasional, Pulau Sumatera dan Provinsi Bengkulu (% yoy)

Sumber: BPS, diolah (berdasarkan tahun dasar 2018)

3.2 INFLASI TAHUNAN (YOY)

Tabel 3.1 Komoditas Penyumbang Inflasi Triwulan I 2021

ANDIL ANDIL

(%yoy) (%yoy)

SEPEDA 30.63 0.283 BERAS -11.45 -0.393

BENSIN 3.21 0.158 CABAI MERAH -23.94 -0.333

BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 7.79 0.137 BAWANG PUTIH -36.67 -0.090

EMAS PERHIASAN 12.40 0.132 BIAYA PULSA PONSEL -2.03 -0.060

TUKANG BUKAN MANDOR 7.46 0.132 UDANG BASAH -15.20 -0.049

DAGING AYAM RAS 7.66 0.115 ANGKUTAN ANTAR KOTA -8.43 -0.043

MOBIL 2.84 0.087 ANGKUTAN UDARA -4.69 -0.037

ROKOK KRETEK FILTER 2.66 0.086 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA -6.90 -0.036

IKAN DENCIS 20.28 0.081 BAWANG MERAH -9.13 -0.035

BAKSO SIAP SANTAP 8.27 0.081 GULA PASIR -10.06 -0.029

KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TRW 1 2021

INFLASI

(%yoy)

DEFLASI

(%yoy)

INFLASI DEFLASI

KOMODITAS KOMODITAS

Page 44: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok

KELOMPOK

Inflasi Tahunan Tw 1 2021

( % yoy )

Andil Inflasi Tahunan

(% yoy)

Des Jan Feb Mar Des Jan Feb Mar

UMUM 0.89 1.14 1.20 1.45 0.89 1.14 1.20 1.45

MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 0.06 0.03 0.05 0.41 0.01 0.01 0.01 0.11

PAKAIAN DAN ALAS KAKI 0.65 0.45 0.39 0.57 0.04 0.03 0.02 0.04

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 1.50 1.54 1.82 1.99 0.23 0.24 0.28 0.31

PERLENGKAPAN, PERALATAN, DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA -0.08 -0.00 0.93 1.00 -0.00 -0.00 0.04 0.04

KESEHATAN 4.66 4.93 1.99 2.60 0.12 0.13 0.05 0.07

TRANSPORTASI 0.89 2.26 2.33 3.08 0.15 0.38 0.39 0.51

INFORMASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN -0.95 -0.78 -0.59 -0.31 -0.06 -0.05 -0.04 -0.02

REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.24 0.23 1.13 1.13 0.02 0.00 0.02 0.02

PENDIDIKAN -0.82 -0.82 -0.82 -0.82 -0.04 -0.04 -0.04 -0.04

PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/ RESTORAN 1.34 1.80 1.79 2.13 0.11 0.15 0.15 0.18

PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 5.42 5.40 5.54 4.06 0.29 0.29 0.30 0.22

Sumber: BPS, diolah (berdasarkan tahun dasar 2018)

Inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan

Tembakau

Inflasi kelompok makanan, minuman, dan

tembakau pada triwulan I 2021 meningkat

didorong oleh kenaikan harga jual eceran rokok

sebagai dampak kebijakan penyesuaian tarif cukai

tembakau yang berlaku mulai bulan Februari 2021.

Inflasi kelompok ini pada triwulan laporan sebesar 0,41%

(yoy) atau meningkat dibandingkan dengan posisi pada

triwulan IV 2020 yang sebesar 0.06% (yoy). Dari tiga sub

kelompok yang ada, sub kelompok rokok dan tembakau

menyumbang inflasi terbesar yakni sebesar 0,18%

(yoy)(Grafik 3.2). Semua komoditas pada sub kelompok ini

memberikan andil terhadap meningkatnya inflasi kelompok

ini pada triwulan laporan diantaranya rokok kretek, rokok

kretek filter dan rokok putih. Adanya Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) RI No.198/PMK.010/ 2020 tentang Tarif

Cukai Hasil Tembakau yang berlaku pada 1 Februari 2021,

mendorong penyesuaian tarif cukai tembakau rata –rata

sebesar 12,5%. Adapun dampak dari kebijakan ini

mendorong pelaku usaha menaikkan harga jual eceran

rokok secara gradual.

Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan,

minuman dan tembakau masih tertahan oleh deflasi yang

terjadi pada sub kelompok makanan dan minuman yang

tidak beralkohol. Sub kelompok makanan mengalami

deflasi sebesar 0,23% (yoy) serta dengan andil sebesar -

0,05% (yoy) pada triwulan I 2021. Kondisi deflasi pada sub

kelompok ini dikontribusikan oleh komoditas beras. Deflasi

yang terjadi pada komoditas ini didorong oleh

melimpahnya pasokan beras yang dipicu oleh panen raya

yang berlangsung pada Maret 20211. Lebih lanjut, stok

beras BULOG juga relatif memadai di periode laporan serta

turut memberikan sumbangan pada deflasi yang terjadi.

Komoditas cabai merah juga diketahui mengalami deflasi

pada triwulan I 2021. Selain didorong oleh panen yang

terjadi di beberapa daerah sentra, berkurangnya

permintaan akibat minimnya acara/kegiatan selama

triwulan I 2021 menjadi faktor penyebab deflasi yang

terjadi pada komoditas ini.

Sub kelompok minuman tidak beralkohol juga berada

dalam kondisi deflasi sebesar 1,20% (yoy) dengan andil

sebesar -0,02% (yoy). Komoditas utama yang memberikan

andil terhadap menurunnya tekanan inflasi pada sub

kelompok ini adalah minuman ringan, kopi bubuk dan air

kemasan. Kebijakan pembatasan sosial masyarakat pasca

libur HBKN Nataru mendorong minimnya pelaksanaan

acara/kegiatan di triwulan I 2021 yang pada akhirnya

menyebabkan penurunan permintaan pada ketiga

komoditas ini.

1 Pada bulan Maret 2021, dilakukan panen komoditas beras sebesar 44 ribu ton,

dengan luas panen sebesar 10 ribu Ha. Secara tahunan, produksi beras Provinsi

Bengkulu pada tahun 2020 tercatat meningkat sebesar 0,15% (296 ribu ton GKG) dibandingkan dengan tahun 2019.

Page 45: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 3.2 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki

Menurunnya permintaan domestik mendorong

penurunan tekanan inflasi kelompok pakaian dan

alas kaki pada triwulan I 2021. Inflasi kelompok

pakaian dan alas kaki pada triwulan I 2021 tercatat sebesar

0,57% (yoy) atau menurun dibandingkan posisi pada

triwulan IV 2020 yang sebesar 0,65% (yoy). Normalisasi

permintaan masyarakat pasca HBKN Nataru serta

preferensi masyarakat yang lebih cenderung menahan

konsumsi barang tahan lama menjadi penyebab penurunan

tekanan inflasi kelompok ini pada triwulan laporan.

Komoditas utama yang menyebabkan tekanan inflasi

mereda adalah kaos dalam/singlet anak, kemeja panjang

batik pria dan kemeja pendek wanita. Di sisi lain,

penurunan laju inflasi masih tertahan oleh kenaikan harga

ongkos jahit dan celana panjang jeans anak.

Grafik 3.3 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Grafik 3.4 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar RT (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan

Bahan Bakar Rumah Tangga

Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik,

dan bahan bakar rumah tangga pada triwulan

laporan meningkat didorong oleh kenaikan harga

bahan bakar rumah tangga berupa gas LPG 3 kg

akibat terbatasnya pasokan. Tekanan kelompok

perumahan, air, listrik, dan bahan bakar pada triwulan

laporan tercatat sebesar sebesar 1,99% (yoy), atau

meningkat dibandingkan dengan periode triwulan

sebelumnya yang sebesar 1,50% (yoy). Tingginya realisasi

inflasi terutama disebabkan oleh meningkatnya tekanan

harga pada sub kelompok pemeliharaan, perbaikan dan

keamanan tempat, dengan komoditas utama yang

memberikan andil terbesar adalah tukang bukan mandor,

batu bata/batu tela, besi beton dan seng. Meningkatnya

kebutuhan tukang bukan mandor, batu bata/batu tela, besi

beton dan seng sejalan dengan pertumbuhan sektor

konstruksi dan progress pelaksanaan investasi swasta di

triwulan laporan.

Sub kelompok lain yang juga tercatat mengalami inflasi,

dan turut berkontribusi terhadap peningkatan tekanan

inflasi adalah sub kelompok listrik dan bahan bakar rumah

tangga. Meningkatnya tekanan sub kelompok ini pada

periode laporan, khususnya didorong oleh peningkatan

tekanan harga pada komoditas bahan bakar rumah tangga.

Keterbatasan pasokan gas LPG 3 kg di pasaran pada

triwulan I 2021 menjadi penyebab utama peningkatan

tekanan harga komoditas ini. Namun demikian, tekanan

inflasi pada sub kelompok ini masih tertahan oleh kondisi

Page 46: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

deflasi yang dialami oleh komoditas tarif listrik. Penurunan

tekanan harga pada komoditas ini sejalan adanya

kebijakan PT PLN untuk memperpanjang pemberian diskon

listrik kepada golongan rumah tangga, industri kecil dan

menengah hingga Juni 2021.

Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT (%

yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga

Inflasi kelompok perlengkapan, peralatan dan

pemeliharaan rutin rumah tangga pada triwulan I

2021 tercatat meningkat didorong oleh

peningkatan level konsumsi masyarakat barang

perelengkapan rumah tangga. Tekanan inflasi

kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin

rumah tangga meningkat pada triwulan laporan dengan

tingkat inflasi sebesar 1,00% (yoy) dibandingkan dengan

realisasi triwulan IV 2020 yang mengalami deflasi sebesar

0,08% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok

ini terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan harga

yang terjadi pada sub kelompok furniture, perlengkapan

dan karpet. Adapun komoditas utama yang memberikan

andil terbesar terhadap deflasi sub kelompok ini adalah

kasur, meja kursi tamu dan spring bed. Peningkatan

tekanan inflasi juga terjadi pada sub kelompok lainnya,

terutama pada sub kelompok barang dan layanan untuk

pemeliharaan rumah tangga rutin. Meningkatnya tekanan

inflasi pada kelompok ini antara lain disebabkan oleh

adanya perubahan perilaku masyarakat di masa pandemi

yang lebih memprioritaskan untuk menjaga kesehatan dan

kebersihan rumah agar terhindar dari penularan virus

COVID-19.

Inflasi Kelompok Kesehatan

Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan

I 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan

kondisi pada triwulan IV 2020, didorong oleh

normalisasi harga obat-obatan pasca langka di awal

pandemi COVID-19. Tekanan inflasi kelompok ini pada

triwulan I 2021 sebesar 2,60% (yoy) atau menurun

dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020 yang

mencapai 4,66% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi

tersebut mengakibatkan andil kelompok ini terhadap inflasi

juga menurun menjadi 0,07% (yoy). Kondisi penurunan

yang terjadi didorong oleh sub kelompok obat-obatan dan

produk kesehatan yang mengalami penurunan tekanan

inflasi pada triwulan laporan. Normalisasi pasca kelangkaan

produk kesehatan dan obat-obatan di awal pandemi

COVID-19 menjadi penyebab utama penurunan tekanan

harga yang terjadi. Selanjutnya, penurunan tekanan inflasi

juga terjadi pada sub kelompok jasa rawat jalan dan jasa

rawat inap. Adapun komoditas utama yang memberikan

andil terhadap menurunnya tekanan inflasi pada sub

kelompok ini adalah tarif dokter spesialis dan tarif rumah

sakit. Namun demikian, laju penurunan tertahan oleh

meningkatnya tekanan inflasi komoditas vitamin sejalan

meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga

kesehatan akibat semakin meningkatnya angka kasus

postif COVID-19 pasca libur HBKN Nataru.

Grafik 3.6 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Kesehatan

(% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Transportasi

Tekanan inflasi kelompok transportasi pada

triwulan I 2021 meningkat didorong oleh adanya

peningkatan tekanan harga pada sub kelompok

pembelian kendaraan dan pengoperasian peralatan

transportasi. Tekanan inflasi kelompok ini pada triwulan

laporan sebesar 3,08% (yoy) atau mengalami peningkatan

dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya yang

sebesar 0,89% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada

kelompok transportasi terutama dipengaruhi oleh sub

kelompok pembelian kendaraan, dengan komoditas utama

yang mengalami peningkatan adalah sepeda, dan mobil.

Kenaikan harga sepeda menjadi penyumbang andil

Page 47: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

tertinggi sebesar 0,28%, disebabkan oleh tingginya animo

masyarakat untuk berolahraga dengan menggunakan

sepeda di masa new normal. Namun tingginya permintaan

tersebut tidak sejalan dengan jumlah pasokan yang masih

terbatas sehingga menimbulkan peningkatan harga.

Sementara peningkatan inflasi mobil didorong oleh

penyesuaian harga akibat penambahan fitur oleh agen

tunggal pemegang merk (ATPM). Selanjutnya,

peningkatan inflasi juga terjadi pada sub kelompok

pengoperasian peralatan transportasi dengan komoditas

utama penyumbang inflasi komoditas bensin. Kenaikan

harga bensin seiring adanya penyesuaian pajak bahan

bakar kendaraan untuk jenis bahan bakar khusus (BBK)

pada awal Januari 2021

Peningkatan laju inflasi pada kelompok ini masih tertahan

oleh deflasi yang terjadi pada sub kelompok jasa angkutan

penumpang, khususnya angkutan udara dan angkutan

antar kota. Penurunan tersebut sejalan dengan

menurunnya mobilitas masyarakat pasca libur Nataru dan

cuti bersama pada akhir tahun. Hal ini sejalan dengan

perkembangan mobilitas di area transit station pada

indikator google mobile index yang menunjukkan

mobilisasi masyarakat yang rendah pada bulan Maret 2021

(Grafik 3.1). Lebih lanjut, hal ini juga tercermin dari masih

terkontraksinya pertumbuhan sektor transportasi serta

pergudangan pada PDRB Provinsi Bengkulu di triwulan

laporan.

Grafik 3.7 Pergerakan Mobilitas di Pusat Transpotasi Umum

2 Peraturan Gubernur Bengkulu No. 2/2020 dan Keputusan Gubernur Bengkulu No. K.324.BPKD/2020 menetapkan adanya penyesuaian pajak bahan bakar kendaraan untuk jenis bahan bakar khusus (BBK) dari 5% menjadi 10%.

Grafik 3.8 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok

Transportasi (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan

Tekanan inflasi kelompok informasi, komunikasi,

dan jasa keuangan meningkat didorong oleh

peningkatan permintaan telepon seluler pada

triwulan laporan. Tekanan inflasi kelompok informasi,

komunikasi dan jasa keuangan tercatat sebesar 0,31%

(yoy), atau meningkat jika dibandingkan dengan kondisi

pada triwulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar

0,95% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi kelompok ini

bersumber dari peningkatan inflasi pada sub kelompok

peralatan informasi dan komunikasi, yang disebabkan oleh

tingginya permintaan telepon seluler untuk menunjang

kegiatan/aktivitas pekerjaan atau pembelajaran secara

daring. Sub kelompok lain yang komoditasnya mengalami

inflasi adalah sub kelompok asuransi, yang disumbangkan

oleh peningkatan biaya administrasi asuransi. Namun

demikian, laju peningkatan masih tertahan oleh

menurunnya biaya pulsa ponsel sejalan dengan kebijakan

provider untuk memberikan diskon dalam rangka

mendukung program belajar mengajar secara daring.

Page 48: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 3.9 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Informasi,

Komunikasi dan Jasa Keuangan (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

Inflasi kelompok rekreasi, olahraga dan budaya

menurun pada triwulan laporan disebabkan oleh

penurunan permintaan masyarakat pada kelompok

komoditas ini. Tekanan inflasi kelompok ini menurun

pada triwulan laporan sebesar 1,13% (yoy), setelah pada

triwulan sebelumnya mencatatkan inflasi sebesar 1,24%

(yoy). Penurunan tekanan inflasi kelompok ini terutama

bersumber dari menurunnya tekanan pada sub kelompok

layanan kebudayaan. Komoditas utama yang memberikan

andil cukup besar terhadap penurunan tekanan inflasi

adalah tiket bioskop (andil -0,01% (yoy)) sejalan dengan

meningkatnya angka penularan COVID-19 pasca libur

HBKN, sehingga masyarakat masih membatasi aktivitasnya

di luar rumah.

Grafik 3.10 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Rekreasi,

Olahraga dan Budaya (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Pendidikan

Proses pembelajaran yang masih dilakukan secara

daring mendorong tekanan inflasi kelompok

pendidikan pada triwulan I 2021 masih sama

dengan triwulan sebelumnya. Kelompok pendidikan

mengalami deflasi sebesar 0,82% (yoy), atau tidak

berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

juga tercatat deflasi sebesar 0,82% (yoy). Deflasi pada

kelompok ini bersumber dari sub kelompok pendidikan

menengah, pendidikan lainnya serta pendidikan dasar dan

usia dini. Deflasi disebabkan karena proses pembelajaran

masih dilakukan secara daring ditengah masih

berlangsungnya pandemi COVID-19. Sebagian sekolah

khususnya sekolah swasta juga memberikan keringanan

biaya sekolah (SPP) untuk tingkat pendidikan dasar (SD)

serta pendidikan menengah (SMP) guna mendorong wali

murid tetap dapat membayar biaya sekolah secara rutin

setiap bulannya. Sementara deflasi pada pendidikan anak

usia dini (TK, Paud dan Kelompok Bermain) dan bimbingan

belajar diakibatkan turunnya jumlah siswa baru pada tahun

ajaran baru di masa pandemi.

Grafik 3.11 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok

Pendidikan (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Penyediaan Makanan dan

Minuman/ Restoran

Mulai beroperasinya beberapa rumah makan/

restoran pasca kebijakan pembatasan sosial

mendorong tekanan inflasi kelompok penyediaan

makanan dan minuman/ restoran pada triwulan

laporan. Tekanan inflasi kelompok ini mengalami

peningkatan sebesar 2,13% (yoy) pada triwulan laporan,

jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan IV 2020

yang sebesar 1,34% (yoy). Beberapa komoditas utama

yang menyebabkan peningkatan tekanan inflasi pada

kelompok ini adalah bakso siap santap, ketupat/lontong

sayur, dan mie. Peningkatan konsumsi masyarakat pada

komoditas kelompok ini menjelang Ramadhan menjadi

pendorong peningkatan tekanan harga yang terjadi. Lebih

lanjut, mulai beroperasinya beberapa rumah makan/

Page 49: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

restoran/warung makan pasca kebijakan pembatasan

sosial juga turut mendorong peningkatan tekanan inflasi

yang terjadi pada kelompok ini.

Grafik 3.12 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa

Lainnya

Inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa

lainnya tercatat menurun pada triwulan I 2021,

menyusul adanya penurunan harga emas global.

Tekanan inflasi kelompok ini tercatat menurun sebesar

4,06% (yoy), jika dibandingkan dengan realisasi triwulan

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 5,42% (yoy).

Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok ini terutama

disebabkan oleh menurunnya tekanan harga sub kelompok

perawatan pribadi lainnya. Penurunan tekanan pada

kelompok ini didorong oleh pelemahan harga emas global

pasca meningkat cukup tinggi selama momen pandemi

COVID-19. Penurunan harga emas global tentunya

menyebabkan penyesuaian pada harga emas domestik.

Namun demikian, penurunan tekanan inflasi masih

tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pada

sub kelompok perawatan pribadi seperti tisu, pembalut

wanita, shampo, parfum dan pasta gigi. Sub kelompok lain

yang mengalami peningkatan inflasi adalah jasa lainnya

didorong oleh peningkatan biaya foto copy. Sementara di

sisi lain, inflasi sub kelompok perlindungan sosial masih

tetap sama dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 3.13 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

3.3 INFLASI BULANAN (MTM) Gambar 3.1 Perkembangan Inflasi Bulanan

INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI

JANUARI 2021 FEBRUARI 2021 MARET 2021 APRIL 2021

0,39% 0,14% 0,23% 0,10% KOMODITAS INFLATOIR KOMODITAS INFLATOIR KOMODITAS INFLATOIR KOMODITAS INFLATOIR

(ANDIL % MTM) (ANDIL % MTM) (ANDIL % MTM) (ANDIL % MTM)

1. BENSIN (0,16) 1. DAGING SAPI (0,10) 1. IKAN DENCIS (0,06) 1. JERUK (0,05)

2. CABAI MERAH (0,15) 2. ROKOK KRETEK FILTER (0,04) 2. CABAI MERAH (0,05) 2. DAGING AYAM RAS (0,05)

3. BAKSO SIAP SANTAP (0,06) 3. DAGING AYAM RAS (0,03) 3. ROKOK PUTIH (0,03) 3. BAJA RINGAN (0,03)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Bulan Januari Meningkat

Tekanan inflasi bulan Januari meningkat didorong

peningkatan harga bahan bakar kendaraan. Inflasi

bulan Januari tercatat sebesar 0,39% (mtm) atau

meningkat dibandingkan dengan kondisi pada bulan

Desember 2020 yang sebesar 0,14% (mtm). Peningkatan

tekanan inflasi disumbangkan oleh inflasi yang terjadi di

semua kelompok barang/jasa, dengan andil terbesar pada

kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar

0,83% (mtm); diikuti kelompok transportasi sebesar

0,41% (mtm); dan kelompok penyediaan makanan dan

minuman/restoran sebesar 0,65%(mtm). Secara khusus,

faktor yang mendorong terjadinya peningkatan inflasi pada

bulan Januari 2021 adalah kenaikan harga bahan bakar

kendaraan seiring diberlakukannya Peraturan Gubernur

nomor 2 tahun 2020 dan Keputusan Gubernur Bengkulu

nomor K.324.BPKD Tahun 2020 tentang penyesuaian

harga BBK. Selain itu, kenaikan harga cabai dan ikan segar

Page 50: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

juga turut mendorong peningkatan tekanan inflasi yang

terjadi. Khusus cabai dan komoditas hortikultura, adanya

anomali cuaca yang mendorong peningkatan intensitas

curah hujan menyebabkan banjir di beberapa sentra

produksi sehingga menyebabkan pasokan komoditas ini

berkurang. Sementara peningkatan harga bakso siap saji

akibat meningkatnya konsumsi makanan siap saji selama

pandemi COVID-19 turut mendorong tekanan inflasi pada

kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.

Namun demikian, adanya kebijakan pembatasan sosial dan

mobilitas masyarakat yang didorong oleh kekhawatiran

pemerintah akan peningkatan penyebaran COVID-19

pasca perayaan HBKN menjadi faktor penahan tekanan

inflasi pada periode laporan. Mobilitas masyarakat pada

bulan Januari 2021 lebih terbatas dan menyebabkan

penurunan permintaan komoditas angkutan udara.

Inflasi Bulan Februari Menurun

Tekanan inflasi bulan Februari menurun didorong

penurunan harga cabai merah. Inflasi bulan Februari

tercatat sebesar 0,14% (mtm), menurun jika dibandingkan

bulan Januari yang tercatat inflasi sebesar 0,39% (mtm).

Penurunan tekanan inflasi bersumber dari kelompok

makanan, minuman dan tembakau; diikuti oleh kelompok

transportasi; kelompok penyediaan makanan dan

minuman/ restoran; serta kelompok perawatan pribadi dan

jasa lainnya. Komoditas utama yang mendorong turunnya

tekanan inflasi adalah cabai merah karena memasuki

musim panen ditengah cuaca yang mulai membaik

sehingga pasokan melimpah. Selain itu penurunan juga

disumbangan oleh komoditas emas perhiasan sejalan

penurunan harga emas dunia, serta menurunnya harga

udang basah, minyak goreng dan telur ayam ras didorong

oleh tercukupinya pasokan di tengah permintaan yang

cenderung stabil. Namun demikian, adanya peningkatan

harga daging sapi di tingkat pengecer yang didorong

adanya kenaikan harga sapi hidup dari Lampung sebesar

10% pada bulan Februari 2021 sejalan dengan transmisi

kenaikan harga sapi impor ke harga sapi lokal, menjadi

faktor penahan menurunnya tekanan inflasi. Selain itu,

kenaikan harga eceran rokok kretek filter sejalan kebijakan

pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok pada 1

Februari 2021 juga turut menahan laju penurunan tekanan

inflasi pada bulan Februari 2021.

Inflasi Bulan Maret Meningkat

Tekanan inflasi bulan Maret meningkat didorong

peningkatan harga ikan dencis dan cabai merah.

Inflasi bulan Maret tercatat sebesar 0,23% (mtm),

meningkat jika dibandingkan bulan Februari yang tercatat

inflasi sebesar 0,14% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi

bersumber dari kelompok makanan, minuman dan

tembakau; kelompok kesehatan; kelompok penyediaan

makanan dan minuman/restoran; kelompok pakaian dan

alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan

bakar; kelompok transportasi; kelompok perlengkapan,

peralatan dan pemeliharaan; dan kelompok informasi,

komunikasi dan jasa keuangan. Komoditas utama yang

mendorong naiknya tekanan inflasi adalah ikan dencis,

cabai merah, ikan tongkol/ambu-ambu, pepaya dan

bawang merah. Peningkatan harga disebabkan oleh

gangguan produksi akibat anomali cuaca (fenomena La

Nina) dan distribusi dari daerah sentra. Peningkatan curah

hujan mengakibatkan adanya gagal panen untuk

komoditas cabai pada daerah sentra. Selain itu

peningkatan curah hujan juga mendorong penurunan

aktivitas perikanan tangkap sehingga mendorong kenaikan

harga beberapa komoditas ikan pada periode laporan.

Namun demikian, adanya penurunan komoditas emas

perhiasan sejalan penurunan harga emas dunia, serta

menurunnya harga semen dan makanan ringan, menjadi

faktor penahan peningkatan tekanan inflasi. Selain itu,

hilangnya dampak kenaikan Pajak Bahan Bakar Kendaraan

(PPBK) pada komoditas bensin serta tidak terdapat

kenaikan harga komoditas rokok kretek filter dan rokok

kretek, yang sebelumnya mengalami peningkatan pasca

kenaikan tarif cukai tembakau di awal tahun 2021 turut

menahan laju peningkatan tekanan inflasi pada bulan

Maret 2021.

Inflasi Bulan April Menurun

Tekanan inflasi bulan April menurun didorong

penurunan tekanan harga emas perhiasan setelah

menguat sepanjang tahun 2020 serta penurunan

harga pada komoditas cabai merah dan daging sapi

seiring masuknya momen panen dan lancarnya

pasokan. Inflasi bulan April tercatat sebesar 0,10%

(mtm), menurun jika dibandingkan bulan Maret yang

tercatat inflasi sebesar 0,23% (mtm). Penurunan tekanan

inflasi bersumber dari kelompok perawatan pribadi dan

jasa lainnya; kelompok perlengkapan, peralatan dan

pemeliharaan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya;

serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Komoditas utama yang mendorong turunnya tekanan

inflasi ini terutama dikontribusikan oleh penurunan harga

beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, daging

Page 51: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

sapi, cabai rawit, papaya, dan telur ayam ras. Penurunan

harga cabai merah pada periode laporan didorong oleh

melimpahnya pasokan seiring masuknya masa panen di

beberapa wilayah sentra produksi. Sementara menurunnya

harga daging sapi didorong oleh adanya himbauan dari

Gubernur Bengkulu dan pemerintah daerah untuk

diversifikasi konsumsi daging sapi beku yang harganya

lebih stabil. Selanjutnya, penurunan tekanan harga

komoditas telur ayam ras lebih didorong lancarnya pasokan

komoditas ini serta penurunan level permintaan komoditas

ini. Selain itu turunnya tekanan inflasi juga disumbangkan

oleh penurunan harga emas perhiasan sejalan dengan

menurunnya harga emas dunia seiring dengan kenaikan

serangan gelombang kedua COVID-19 di India. Namun

demikian, laju penurunan tekanan inflasi masih tertahan

oleh meningkatnya tekanan harga angkutan udara, seiring

meningkatnya permintaan angkutan udara menjelang

momen pelarangan mudik lebaran

Mencermati perkembangan di atas, inflasi tahunan

pada triwulan II 2021 diprakirakan sedikit

meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan I

2021. Meski demikian peningkatan yang terjadi

masih akan berada dibawah sasaran inflasi nasional

sebesar 3,0%±1%. Peningkatan diprakirakan

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas

bahan pangan utamanya didorong oleh meningkatnya

aktivitas restoran, rumah makan, jasa katering, serta jasa

akomodasi lainnya sejalan momen liburan tahun ajaran

baru dan faktor musiman dimana hajatan di gelar pada

bulan syawal. Namun demikian, peningkatan laju inflasi

lebih tinggi dapat ditahan oleh adanya stimulus pemerintah

terhadap ekonomi rumah tangga yang diperpanjang

hingga triwulan II 2021. Menurunnya tekanan inflasi

diprakirakan bersumber dari kelompok transportasi karena

rendahnya permintaan angkutan udara. Selain itu juga

disebabkan oleh penurunan harga emas global yang akan

berdampak pada penyesuaian harga emas perhiasan

domestik. Tidak hanya itu, stimulus pemerintah berupa

diskon tarif untuk kategori tertentu yang diperpanjang

hingga triwulan II 2021 juga diprakirakan akan turut andil

dalam penurunan laju inflasi.

3 Keppres No.7 Tahun 2021 tentang penetapan cuti bersama pegawai ASN dan SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri yang menetapkan cuti bersama Hari raya Idul Fitri pada 12 Mei 2021 dan Hari Raya Natal

3.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN INFLASI

(TPID)

TPID Provinsi Bengkulu tetap berkomitmen untuk

menjaga momentum capaian inflasi yang rendah

dan stabil, sesuai dengan sasaran inflasi nasional.

Untuk itu, TPID terus melakukan langkah antisipatif

dengan fokus pada penguatan koordinasi dan mekanisme

pengawasan, termasuk kegiatan High Level Meeting (HLM)

yang telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2021.

Beberapa upaya pengendalian inflasi yang telah dan akan

dilakukan TPID untuk mencapai sasaran inflasi tahun 2021

(3%±1%) sesuai dengan hasil HLM adalah sebagai

berikut:

1. Strategi pengendalian inflasi Provinsi Bengkulu tahun

2021 untuk komoditas pangan tetap berdasarkan

strategi utama 4K yaitu:

a. Ketersediaan pasokan: menjaga ketersediaan

pasokan yang dikoordinir oleh BULOG dan

bekerja sama dengan OPD terkait serta

melakukan pengembangan Rumah Pangan Kita

(RPK) melalui perluasan jaringan RPK hingga ke

pelosok Kabuapaten/Kota.

b. Keterjangkauan harga: memastikan bahwa

harga pangan terjangkau, sesuai dengan daya

beli masyarakat.

c. Kelancaran distribusi: memastikan bahwa bahan

pangan terdistribusi dengan lancar kepada

seluruh kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi

Bengkulu.

d. Komunikasi efektif: melaksanakan komunikasi

yang efektif yaitu melalui rapat koordinasi TPID

secara rutin dan berkala, pada tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota untuk bersinergi dalam

menjaga kestabilan harga.

2. Dalam jangka pendek, beberapa program

pengendalian inflasi yang akan dilaksanakan antara

lain:

a. TPID Provinsi Bengkulu dan kabupaten/kota,

serta Satgas Pangan melaksanakan operasi

pasar dan pasar murah menjelang hari-hari

besar keagamaan untuk menjaga kestabilan

harga dalam wilayah Provinsi Bengkulu. Selain

itu juga melakukan sidak pasar dan pengawasan

pada 24 Desember 2021, serta Kebijakan Pemerintah tentang larangan mudik mulai 6-17 Mei 2021 dan melakukan pengetatan mudik lebaran dilakukan pada 22 April-5 Mei dan 18-24 Mei 2021.

Page 52: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

stok dalam rangka menjaga ketersediaan

pasokan.

b. Optimalisas inovasi Program Berijo (Belanjo

Sayur Sembako di Rumah Ajo) dalam rangka

mendukung kelancaran distribusi bahan pangan.

c. Menambah kuota BBM bersubsidi oleh Pertamina

untuk menjamin kelancaran distribusi pasokan.

d. Mengupayakan sinergi program pemotongan

jalur distribusi melalui Toko Tani Indonesia

(TTI), dan program sejenisnya.

e. Memperkuat koordinasi dengan perbankan

dalam rangka optimalisasi penyaluran KUR untuk

mendukung UMKM, termasuk yang bergerak

dalam usaha pangan.

f. Seluruh OPD menyusun rencana aksi sebagai

wujud implementasi roadmap TPID pada tahun

2021.

g. Optimalisasi kegiatan Ketersediaan Pasokan dan

Stabilisasi Harga (KPSH) di daerah, dengan

memaksimalkan keberadaan toko pangan KITA,

serta melakukan penyerapan gabah petani lokal.

h. Melakukan kerjasama antar daerah (KAD) dalam

rangka stabilisasi harga pangan, dengan

melibatkan BUMDES dan BUMD.

i. Melaksanakan Forum Investasi untuk

pengembangan komoditas pertanian khususnya

gabah dan hewan ternak.

3. Sementara untuk jangka panjang, beberapa program

yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan antara

lain:

a. Melakukan identifikasi serta merencanakan

pembangunan irigasi teknis lahan sawah guna

meningkatkan produktivitas gabah/beras dan

untuk meningkatkan luas areal sawah.

b. Melakukan pengembangan budidaya pertanian,

peningkatan penggunaan teknologi pertanian,

serta penguatan kelembagaan pertanian untuk

mendorong akses pembiayaan pada petani.

c. Meningkatkan akses konektivitas melalui

penguatan pelabuhan P.Baai, percepatan

pembangunan jalan tol ruas Bengkulu - Sumsel,

serta perbaikan infrastruktur jalan antar

kabupaten.

Di tengah pandemi COVID-19, TPID Provinsi Bengkulu

tetap berkoordinasi dan bersinergi dalam menjalankan

program pengendalian inflasi, termasuk operasi pasar,

dengan tetap menjalankan protokol COVID-19. Beberapa

kabupaten juga berinisiatif untuk melakukan operasi pasar

secara online dengan memanfaatkan media sosial,

sehingga masyarakat tidak perlu datang untuk mengantre,

tetapi cukup menunggu paket sembako diantarkan di

rumah, seperti yang dilakukan di Kota Bengkulu dan

Kabupaten Seluma.

Page 53: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021

BAB

FORT MARLBOROUGH BENGKULU (TUNAWISMA.COM)

BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM

Stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan masih terjaga di tengah perekonomian Provinsi Bengkulu yang tertekan pandemi COVID-19.

Stabilitas keuangan rumah tangga tetap terjaga meski terdapat kecenderungan rumah tangga

menahan konsumsinya di triwulan I 2021.

Kinerja stabilitas korporasi cenderung menurun disebabkan oleh masih terkontraksinya realisasi

ekspor produk utama Provinsi Bengkulu.

Kinerja perbankan syariah cenderung menurun sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi

dan melambatnya pertumbuhan kredit secara umum

Pangsa penyaluran kredit UMKM tercatat meningkat dengan tingkat risiko yang meningkat namun

masih terjaga dalam batas aman.

Dengan kondisi ini, stabilitas sistem keuangan di Provinsi Bengkulu relatif terjaga. Fungsi

intermediasi perbankan semakin baik meskipun terjadi peningkatan risiko likuiditas dan risiko

kredit.

FORT MARLBOROUGH TUNAWISMA.COM

Page 54: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 55: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021

4.1 GAMBARAN UMUM

Kinerja stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu

pada triwulan laporan relatif terjaga meski

perekonomian Provinsi Bengkulu masih berada

dalam fase kontraksi akibat pandemi COVID-19.

Penghasilan rumah tangga secara umum meningkat seiring

membaiknya harga komoditas ekspor dan komoditas

hortikultura serta berjalannya program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN). Meski demikian, terdapat kecenderung

rumah tangga menahan konsuminya setelah hari besar

keagamaan nasional (HBKN). Tertahannya konsumsi

terindikasi juga dengan melambatnya permintaan

kredit rumah tangga pada triwulan laporan.

Penyaluran kredit rumah tangga tercatat melambat disertai

dengan risiko kerentanan yang membaik. NPL komponen

kredit ini pada triwulan I 2021 berada pada level yang

wajar dan aman.

Kondisi korporasi di Provinsi Bengkulu pada

triwulan laporan relatif menurun didorong oleh

penurunan kinerja penjualan domestik. Hal ini

mendorong penyaluran kredit dan DPK korporasi juga

cenderung menurun. Selain itu, perlu diwaspadai risiko

kredit korporasi yang melebihi batas threshold

kewajarannya sebesar 5%.

Menurunnya kinerja korporasi menyebabkan

penyaluran kredit & DPK juga menurun diiringi tekanan

risiko kredit yang meningkat pula. Lebih lanjut, meski

kinerja sektor RT cenderung membaik, namun tidak

diikuti oleh peningkatan penghimpunan DPK dan

penyaluran kredit kepada RT. Meski demikian, kinerja

positif RT mendorong berkurangnya risiko kredit RT.

Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu

pada triwulan I 2021 relatif menurun seiring

dengan penurunan jumlah pembiayaan yang

disertai dengan peningkatan Non Performing

Financing (NPF). Pangsa pasar perbankan syariah

berada pada kisaran 7,23% lebih tinggi dibandingkan rata

–rata nasional yang berada dibawah kisaran 5%. Rasio

intermediasi perbankan yang tercermin dari Financing to

Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar

147,65% atau menurun dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 176,63%.

Aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan terus

meningkat, tercermin dari meningkatnya pangsa

kredit UMKM terhadap total kredit. Terjaganya

pangsa kredit UMKM (33,26% dari total kredit) didorong

oleh masih tumbuhnya kredit UMKM. Namun demikian,

terdapat peningkatan risiko kredit UMKM yang tercermin

dari tingkat NPL sebesar 2,86% meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 2,66%.

4.2 KONDISI BANK UMUM

Perkembangan Aset

Masih lemahnya kinerja rumah tangga dan

korporasi turut menahan kinerja indikator

perbankan secara umum. Pertumbuhan total aset bank

umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada periode

laporan, total aset bank tercatat sebesar Rp 26,61 triliun

atau tumbuh 8,02% (yoy). Angka pertumbuhan ini

melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 8,54% (yoy), atau

dengan total aset sebesar Rp 26,05 triliun (Grafik 4.1).

Grafik 4.1 Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kepemilikan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya, aset perbankan di

Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh aset bank umum

milik pemerintah, dengan pangsa mencapai 82% (Grafik

4.2). Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 81,64%. Berdasarkan

sistemnya, bank konvensional masih mendominasi total

aset bank di Provinsi Bengkulu dengan pangsa hingga

92,77%, sedangkan aset bank syariah hanya sebesar

-

5

10

15

20

-

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Rp

tri

liu

n

Total Aset (g) Total Aset - rhs

81

.64

82

-

50

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

Bank Pemerintah Bank Swasta

Page 56: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

7,23% (Grafik 4.3). Meski masih relatif kecil, pertumbuhan

aset bank syariah tercatat selalu lebih tinggi dibandingkan

bank konvensional. Dalam tiga tahun terakhir (2018-2020),

aset bank syariah tumbuh rata-rata sebesar 13,20% (yoy),

sementara bank konvensional hanya sebesar 5,54% (yoy).

Grafik 4.3 Aset Bank Berdasarkan Sistem

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Risiko likuiditas perbankan meningkat seiring

menurunnya pertumbuhan DPK di triwulan I 2021.

Pada triwulan laporan, total DPK sebesar Rp 14,21 triliun

atau tumbuh sebesar 9,64% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar

10,46% (yoy) (Grafik 4.4). Perlambatan yang terjadi

terutama bersumber dari menurunnya DPK pemerintah

seiring realisasi dana penanganan COVID-19. Selain itu,

penghimpunan DPK rumah tangga juga menurun seiring

dengan rendahnya suku bunga perbankan.

Grafik 4.4 Perkembangan Total DPK Bank Umum

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Berdasarkan jenisnya, penurunan DPK bersumber dari

menurunnya komponen deposito, sementara komponen

giro dan tabungan masih mengalami peningkatan. Produk

deposito menjadi komponen DPK yang mengalami

perlambatan pertumbuhan pada triwulan laporan.

Komponen deposito tumbuh sebesar 5,37% (yoy) atau

melambat dibandingkan realisasi pada periode sebelumnya

yang sebesar 16,41% (yoy) (Grafik 4.5). Di sisi lain,

komponen tabungan mengalami pertumbuhan sebesar

15,04% (yoy), atau meningkat dari triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 13,02% (yoy). Peningkatan

pertumbuhan juga terjadi pada komponen giro, meskipun

masih mengalami kontraksi sebesar 2,29% (yoy), lebih

rendah dibandingkan dengan kontraksi triwulan

sebelumnya yang sebesar 14,95% (yoy). Adapun

peningkatan yang dialami komponen giro didorong oleh

rendahnya realisasi belanja pemerintah daerah di awal

tahun 2021.

Grafik 4.5 Pertumbuhan DPK Bank Umum

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Perkembangan Penyaluran Kredit

Kinerja penyaluran kredit bank umum (berdasarkan

lokasi proyek) pada triwulan I 2021 tumbuh

melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pada triwulan laporan, kredit yang

disalurkan tercatat sebesar Rp31,77 triliun atau

terkontraksi 0,87% (yoy), atau melambat dibandingkan

dengan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

4,92% (yoy) (Grafik 4.6). Lebih jauh, pihak perbankan saat

ini juga menilai adanya peningkatan profil risiko kredit

(NPL) sehingga hal ini juga turut menjadi faktor penahan

pertumbuhan kredit yang terjadi.

Grafik 4.6 Penyaluran Kredit Bank Umum

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Berdasarkan jenis penggunaannya, penurunan

pertumbuhan kredit didorong oleh penurunan penyaluran

kredit investasi yang memiliki pangsa sebesar 30,33%

(Grafik 4.7). Pada triwulan I 2021, kredit investasi

terkontraksi lebih dalam sebesar 13,13% (yoy),

dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya

yang sebesar - 1,31% (yoy) (Grafik 4.8). Kontraksi kredit

investasi yang terjadi disebabkan oleh penurunan

keyakinan pelaku usaha mengenai aktivitas perekonomian

saat ini dan kedepan. Selanjutnya, kredit konsumsi juga

92

.66

92

.77

-

50

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

Bank Konv ensional Bank Syariah

-10

-

10

20

-

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Rp

tri

liu

n

Total DPK (g) Total DPK - rhs

0.0

10.0

20.0

30.0

-50.0

0.0

50.0

100.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Giro Deposito Tabungan - rhs

-10

-

10

20

30

-

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

Rp

tri

liu

n

Total Kredit (g) Total Kredit - rhs

Page 57: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021

mengalami penurunan seiring dengan pelemahan

komponen konsumsi RT pada periode yang sama. Selain

itu, masyarakat juga cenderung untuk menahan

konsumsinya selama momen pandemi COVID-19 menjadi

penyebab penurunan tersebut.

Grafik 4.7 Pangsa Kredit Bank Umum Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.8 Pertumbuhan Kredit Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Risiko Stabilitas Sistem Keuangan

Risiko kredit mengalami peningkatan pada triwulan

laporan didorong oleh peningkatan tekanan risiko

kelompok korporasi. Non-Performing Loan (NPL) kredit

perbankan Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 4,88%,

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 4,69% (yoy) (Grafik 4.9).

Meningkatnya NPL kredit perbankan Bengkulu didorong

oleh peningkatan NPL pada kelompok korporasi.

Sementara itu, risiko likuiditas menurun seiring dengan

adanya peningkatan DPK di triwulan I 2021. Peningkatan

DPK juga berdampak pada penurunan angka intermediasi

perbankan yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio

(LDR). LDR tercatat menurun sebesar 223,62%,

dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya

yang sebesar 231,47% (Grafik 4.10).

Grafik 4.9 NPL Bengkulu (Lokasi Proyek)

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.10 LDR Bengkulu (Lokasi Proyek)

Sumber: Bank Indonesia, diolah

4.3 SEKTOR RUMAH TANGGA Kinerja dan Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga (RT) memiliki peran besar

dalam perekonomian Provinsi Bengkulu. Pada

triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga berkontribusi

sebesar 61,53% dari total perekonomian. Angka ini

menurun dibandingkan dengan kondisi triwulan

sebelumnya yang mencapai 63,17% (Grafik 4.11).

Besarnya peran rumah tangga dalam perekonomian perlu

ditopang dengan tingkat kerentanan yang rendah sehingga

kinerjanya tidak terganggu.

Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi RT

Sumber: BPS, diolah

30.33

25.28

44.4

-

50

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

Kredit Inv estasi Kredit Modal Kerja Kredit Konsumsi

-50.0

0.0

50.0

100.0

-50.0

0.0

50.0

100.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

% y

oy

%yo

y

Kredit Inv estasi Kredit Konsumsi Kredit Modal Kerja - rhs

4.69

4.88

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

231.47

223.62

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

63

62

-

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

Konsumsi RT Lainnya

Page 58: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Eksposur Perbankan Terhadap Rumah Tangga

Simpanan Rumah Tangga masih mendominasi total

Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan Provinsi

Bengkulu. Simpanan rumah tangga memiliki pangsa

sebesar 90,21% atau meningkat dibandinkan triwulan IV

2020 yang sebesar 85,13%. Berdasarkan jenisnya, produk

simpanan perbankan yang paling banyak dimanfaatkan

oleh rumah tangga adalah tabungan dengan pangsa

sebesar 75,32%, diikuti oleh deposito (pangsa 22,2%) dan

giro (pangsa 2,48%) (Grafik 4.12).

Grafik 4.12 Pangsa Jenis DPK Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.13 Perkembangan DPK Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Pertumbuhan DPK rumah tangga pada triwulan I 2021

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

DPK rumah tangga melambat dari 13,17% (yoy) pada

triwulan IV 2020 menjadi sebesar 10,99% (yoy) pada

triwulan laporan (Grafik 4.13). Perlambatan

pertumbuhan DPK bersumber dari melambatnya kinerja

deposito, ditengah peningkatan pertumbuhan giro dan

tabungan. Pertumbuhan tabungan terakselerasi sebesar

15,74% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya hanya

tumbuh 14,07% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan

tabungan disebabkan preferensi masyarakat untuk

menempatkan dana pada simpanan perbankan yang

sifatnya likuid sehingga dapat segera digunakan untuk

konsumsi jika dibutuhkan. Lebih lanjut, peningkatan

jumlah tabungan juga merupakan implikasi dari program

PEN yang berjalan. Kondisi tersebut menjadi hal yang

lumrah untuk dilakukan mengingat terjadinya penurunan

aktivitas ekonomi selama momen pandemi COVID-19.

Selanjutnya pertumbuhan giro tercatat sebesar -2,33%

(yoy), atau mengalami peningkatan setelah pada

triwulan sebelumnya mencatatkan kontraksi sebesar

3,11% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan deposito

mengalami kontraksi sebesar 1,23% (yoy), setelah pada

triwulan sebelumnya mampu tumbuh tinggi sebesar

12,19% (yoy).

Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit rumah

tangga mengalami perlambatan (Grafik 4.14). Pada

triwulan I 2021, kredit rumah tangga tumbuh sebesar

3,20% (yoy), atau melambat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mencapai 4,17% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan kredit bersumber dari

perlambatan kredit multiguna seiring preferensi

masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang tahan

lama di momen pandemi COVID-19.

Dari sisi kerentanan pembiayaan, NPL kredit RT tercatat

mengalami perbaikan di triwulan I 2021. Jika pada

triwulan sebelumnya NPL rumah tangga tercatat sebesar

0,89%, maka pada triwulan I 2021 nilainya membaik

pada angka 0,82%. Penurunan NPL tersebut terjadi pada

seluruh jenis kredit perseorangan, dengan penurunan

terbesar dialami oleh Kredit Multiguna (Grafik 4.15).

Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.15 Perkembangan NPL Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia, diolah

76

75

22 22

0

50

100

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Giro Tabungan Deposito

%

-60

-40

-20

0

20

40

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

%yo

y

DPK Total Tabungan Deposito Giro - rhs-10

0

10

20

-40

-20

0

20

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

% y

oy

% y

oy

KPR KKB Lainnya Multiguna - rhs

-

2.0

4.0

6.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

KPR KKB Multiguna Lainnya

Page 59: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021

4.4 SEKTOR KORPORASI

Kinerja dan Kerentanan Sektor Korporasi

Kinerja korporasi di Provinsi Bengkulu pada triwulan

laporan terindikasi menurun. Penjualan tercatat

terkontraksi didorong oleh kondisi ekonomi yang belum

pulih sepenuhnya akibat pandemi COVID-19. Lebih lanjut,

untuk merespon menurunnya permintaan ekspor dan

potensi kenaikan permintaan domestik di periode depan,

perusahaan juga mulai meningkatkan kapasitas utilisasi.

Meningkatnya permintaan juga berdampak pada kenaikan

margin keuntungan perusahaan.

Eksposur Perbankan Terhadap Korporasi

Pertumbuhan penyaluran kredit korporasi secara total pada

triwulan I 2021 mengalami penurunan. Pertumbuhan

kredit korporasi tercatat sebesar -4,37% (yoy), atau

menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

sebesar -0,98% (yoy) (Grafik 4.16). Menurunnya kinerja

penyaluran kredit korporasi didorong oleh deselerasi

pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja seiring

prospek perekonomian yang belum membaik. Kredit

investasi masih mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar

5,40% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan

sebelumnya -0,40% di triwulan IV 2020. Di sisi lain, Kredit

modal kerja tercatat terkontraksi sebesar 3,08% (yoy)

setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh 7,38%

(yoy).

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Korporasi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.17 Perkembangan NPL Korporasi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Dari sisi kerentanan pembiayaan, risiko kredit korporasi

meningkat pada triwulan laporan dan masih melampaui

batas threshold nya sebesar 5%. NPL korporasi tercatat

meningkat dari 13,59% di triwulan IV 2020, menjadi

14,42% pada triwulan laporan. Peningkatan NPL tersebut

terutama bersumber dari masih lemahnya LU industri

pengolahan.

4.5 PERBANKAN SYARIAH

Perkembangan Aset Bank Syariah

Aset bank syariah pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp

1,92 triliun atau tumbuh sebesar 14,02% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan capaian pada triwulan IV 2020 yang

tumbuh sebesar 11,94% (yoy). Namun, jika dibandingkan

dengan total pangsa aset perbankan, pangsa aset bank

syariah hanya mencapai porsi sebesar 7,23% atau

menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

sebesar 7,35% (Grafik 4.18). Pangsa aset bank syariah di

Bengkulu masih diatas rerata nasional yang berada di

bawah kisaran 5%. Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan ekonomi syariah sudah mulai direspon

dengan baik oleh masyarakat Provinsi Bengkulu.

Grafik 4.18 Distribusi Aset Bank Syariah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

-50

-

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%yo

y

(g) Korporasi total (g) Modal Kerja (g) Inv estasi

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%%

Industri Pengolahan Pertanian - rhs

94

.05

%

94

.14

%

93

.85

%

93

.74

%

93

.59

%

93

.52

%

93

.40

%

93

.19

%

92

.88

%

93

.15

%

92

.96

%

93

.10

%

92

.65

%

92

.77

%

5.9

5%

5.8

6%

6.1

5%

6.2

6%

6.4

1%

6.4

8%

6.6

0%

6.8

1%

7.1

2%

6.8

5%

7.0

4%

6.9

0%

7.3

5%

7.2

3%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Konv ensional Syariah

Page 60: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Syariah

Risiko likuiditas perbankan syariah menurun

dengan adanya peningkatan signifikan pada

penyaluran pembiayaan terhadap penghimpun

dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan I 2021.

Pertumbuhan DPK terakselerasi pada triwulan I 2021

menjadi 36,22% (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar

23.20% (yoy) (Grafik 4.19). Tren peningkatan jumlah DPK

telah berlangsung konsisten sejak awal 2021.

Peningkatan jumlah DPK bersumber dari peningkatan

signifikan pada pertumbuhan komponen giro sebesar

257,56% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

58,32% (yoy). Komponen tabungan tumbuh sebesar

29,14% (yoy) dari sebelumnya 26,59% (yoy). Sedangkan,

komponen deposito sebesar 8,46% (yoy) dari sebelumnya

komponen deposito tumbuh melambat sebesar 8,46%

(yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 10,99%

(yoy).

Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Bank Syariah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.20 Komponen DPK Bank Syariah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Perkembangan Penyaluran Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan lokasi proyek yang

disalurkan oleh perbankan syariah pada triwulan I

2021 masih belum menunjukkan pemulihan.

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan tercatat terkontraksi

semakin dalam sebesar 6,87% (yoy) dibandingkan pada

triwulan sebelumnya sebesar 1,22% (yoy) (Grafik 4.21.)

Penurunan penyaluran pembiayaan terjadi untuk seluruh

jenis penggunaan pembiayaan, namun kontraksi terdalam

terjadi pada penyaluran pembiayaan pada kredit modal

kerja yang terkontraksi 44,56% dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar -6,83 (yoy) (Grafik 4.22).

Grafik 4.21 Pembiayaan dan NPF Bank Syariah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.22 Pertumbuhan Pembiayaan Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Berdasarkan lapangan usaha, penyaluran pembiayaan

syariah mengalami kontraksi yang dalam khususnya pada

lapangan usaha industri pengolahan yang terkontraksi

57,4% (yoy) setelah tumbuh positif sebesar 94% (yoy)

pada triwulan sebelumnya. Sedangkan untuk lapangan

usaha pertanian membaik pada triwulan I 2021 sebesar -

3,08% (yoy) dibandingkan sebelumnya -47,72% (yoy).

(10)

-

10

20

30

40

-

500

1,000

1,500

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

%yo

y

Rp

mil

iar

DPK DPK (g)-rhs

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

(100)

100

300

500

700

900

1,100

1,300

1,500

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Giro (Rp miliar) Tabungan (Rp miliar)

Deposito (Rp miliar) %g Giro - rhs

%g Tabungan - rhs %g Deposito - rhs

-

1

2

3

4

5

6

(10)

(5)

-

5

10

15

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

%

Pertumbuhan pembiayaan NPF (rhs)

-50

-30

-10

10

30

50

70

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

%

Total Modal Kerja

Inv estasi Konsumsi

Page 61: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021

Grafik 4.23 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Lapangan

Usaha

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Risiko Stabilitas Sistem Keuangan Syariah

Dari sisi kualitas kredit, perbankan syariah pada

triwulan I 2021 mengalami penurunan dari

triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari peningkatan

NPF pada triwulan I 2021 sebesar 3,31% dari triwulan

sebelumnya 3,22% (Grafik 4.21). Sementara itu, rasio

intermediasi perbankan yang tercermin Financing to

Deposit Ratio (FDR) juga tercatat menurun seiring dengan

penurunan pembiayaan yang lebih signifikan dibandingkan

peningkatan DPK di triwulan I 2021. FDR pada triwulan I

2021 menurun sebesar 147,65% dari triwulan sebelumnya

sebesar 176,63%. Penurunan FDR pada triwulan I 2021

melanjutkan tren penurunan FDR yang telah berlangsung

selama 4 triwulan (Grafik 4.24).

Grafik 4.24 FDR Perbankan Syariah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

4.6 SEKTOR UMKM

UMKM merupakan salah satu pilar pendukung ketahanan

perekonomian bangsa. Secara historis, UMKM merupakan

kelompok usaha yang dapat menjadi buffer perekonomian

suatu negara di saat krisis. Oleh sebab itu, dukungan

terhadap pengembangan UMKM perlu terus ditingkatkan.

Salah satu indikator untuk melihat pengembangan UMKM

adalah tingkat penyaluran kredit perbankan terhadap

UMKM. Penyaluran kredit kepada UMKM memiliki porsi

yang cukup signifikan terhadap total pangsa pasar kredit

Provinsi Bengkulu. Pada triwulan I 2021, pangsa pasar

kredit UMKM mencapai 33,26% meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 32,45% dari total penyaluran kredit

(Grafik 4.25).

Grafik 4.25 Pangsa Kredit UMKM

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Penyaluran Kredit UMKM

Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit,

penyaluran kredit UMKM juga mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit UMKM Provinsi

Bengkulu tercatat tumbuh melambat sebesar 3,81%

dibandingkan triwulan IV 2020 sebesar 8,91%.

Perlambatan kredit UMKM bersumber dari penurunan

kredit usaha mikro yang cukup dalam sebesar -29.83%

(yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar -10,8%(yoy).

Sedangkan, pertumbuhan penyaluran kredit kepada skala

usaha menengah terakselerasi sebesar 71,82% (yoy)

dibandingkan triwulan sebelumnya 53,05% (yoy) (Grafik

4.26).

Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Skala Usaha

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM mayoritas

disalurkan untuk Kredit Modal Kerja (KMK) dengan pangsa

pasar sebesar 60,23% dan sisanya diberikan untuk kredit

-100

0

100

200

300

400

-100

-50

0

50

100

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

%

PERDAGANGAN PERTANIAN

Total INDUSTRI PENGOLAHAN (rhs)

32

.45

33

.26

-

25

50

IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%UMKM

Page 62: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

investasi (KI) sebesar 39,77%. KMK pada triwulan I 2021

tumbuh melambat sebesar 12,07% (yoy) dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 14,56%. Penurunan

pertumbuhan juga terjadi pada kredit investasi yang

terkontraksi sebesar 6,49% (yoy) dimana pada triwulan

sebelumnya tumbuh positif 1,57% (yoy) (Grafik 4.27).

Grafik 4.27 Nominal Kredit UMKM Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Dari sisi sektor ekonomi, sektor perdagangan adalah sektor

dengan pangsa kredit UMKM terbesar (Grafik 4.28) yaitu

mencapai 46,88% dari total kredit UMKM di triwulan I

2021. Pertumbuhan kredit sektor perdagangan melambat

sebesar 0,22% (yoy) pada triwulan I 2021 dibandingkan

dengan triwulan IV 2020 sebesar 5,26% (yoy). Hal ini

sejalan dengan konsumsi RT yang masih mengalami

penurunan pada triwulan I 2021.

Sejalan dengan komposisi PDRB, penyaluran kredit UMKM

didominasi oleh LU utama daerah. Pada tahun 2021,

distribusi penyaluran kredit masih didominasi oleh sektor

perdagangan dan sektor pertanian dengan porsi pangsa

lebih dari 80% total penyaluran kredit UMKM di Provinsi

Bengkulu (Grafik 4.28). Selanjutnya distribusi kredit UMKM

disumbangkan dari sektor industri pengolahan, konstruksi

dan jasa lainnya.

Grafik 4.28 Distribusi Penyaluran Kredit UMKM Lapangan

Usaha

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Perkembangan Risiko Kredit UMKM

Dari sisi perkembangan risiko kredit, NPL kredit UMKM

pada triwulan I 2021 meningkat dibandingkan dengan

kondisi pada triwulan sebelumnya. NPL kredit UMKM

triwulan I 2021 tercatat 2,86% lebih tinggi dari triwulan IV

2020 yaitu 2,66%. Kenaikan NPL kredit UMKM disebabkan

oleh kenaikan NPL dari skala usaha mikro sebesar 2,02%

dibandingkan triwulan sebelumnya 1,45%. Berdasarkan

jenis penggunaan, NPL UMKM untuk kredit modal kerja dan

investasi mengalami peningkatan pada triwulan I 2021.

NPL UMKM untuk kredit modal kerja dan investasi tercatat

sebesar 2,77% dan 1,67% (Grafik 4.30).

Grafik 4.29 NPL Kredit UMKM Skala Usaha

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.30 NPL Kredit UMKM Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

4.7 PENGEMBANGAN AKSES

KEUANGAN DAN UMKM

Bank Indonesia secara aktif melaksanakan program

pengembangan UMKM. Kegiatan pengembangan UMKM

dilaksanakan melalui kolaborasi dan sinergi dengan

berbagai pihak antara lain dalam bentuk pelatihan/capacity

building, business matching, dan lain-lain. Beberapa

kegiatan yang dilaksanakan pada triwulan I 2021 adalah

keikutsertaan dalam kegiatan Gerakan Nasional Bangga

Buatan Indonesia (Gernas BBI), Bangga Wisata Indonesia

(BWI), dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 dan

capacity building budidaya Lebah Madu Trigona sp. di

Kabupaten Rejang Lebong.

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Rp

mil

iar

Kredit UMKM Modal Kerja Inv estasi

Pertanian 36.51%

Indst. Pengolahan3.15%Konstruksi 2.06%

Perdagangan46.88%Jasa-jasa 6.32%

Lain-lain 5.09%

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

%

UMKM Total Mikro Kec il Menengah

Page 63: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021

Gernas BBI, BWI dan KKI 2021

Pelaksanaan Gernas BBI, BWI, dan KKI ditujukan sebagai

bentuk dukungan dari program nasional Gerakan Nasional

Bangga Buatan Indonesia untuk mendorong

pengembangan UMKM lokal. Di Provinsi Bengkulu,

kegiatan ini dilaksanakan pada 3 Maret 2021 secara hybrid

melalui display fisik UMKM binaan Bank Indonesia secara

terbatas dan virtual seiring dengan pandemi COVID-19.

Kegiatan ini terdiri atas talkshow terkait perkembangan

pariwisata, ekonomi syariah, ekonomi dan keuangan digital

serta sosialisasi QRIS. Pelaksanaan kegiatan ini telah

berhasil mendorong terjadinya business matching antara

lembaga pembiayaan dan UMKM.

Pemanfaatan Potensi Ekonomi Baru pada Kabupaten

Rejang Lebong sebagai Sentra Produksi Lebah Madu

Trigona sp.

Bank Indonesia juga aktif untuk mengeksplorasi dan

mengembangkan potensi ekonomi daerah untuk

mendorong terciptanya sumber pertumbuhan

perekonomian baru. Kab. Rejang Lebong khususnya pada

Padang Ulak Tanding dan Sindang Beliti Ulu adalah lokasi

endemic dari lebah Trigona sp. Bank Indonesia berperan

menginsiasi dan mengakselerasi pengembangan potensi

tersebut dengan mengadakan berbagai capacity building

baik secara virtual maupun praktik langsung serta fasilitasi

untuk pengembangan budidaya lebah madu Trigona sp.

Pelaksanaan kegiatan ini telah berhasil menciptakan

sumber mata pencaharian baru bagi penduduk sekitar Kab.

Rejang Lebong.

Page 64: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 65: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM

BAB V SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pandemi COVID-19 mendorong tren peningkatan pada pangsa transaksi non

tunai. Meski demikian pada triwulan I 2021 pertumbuhan transaksi non tunai tertahan seiring masih lemahnya konsumsi RT. Tren peningkatan transaksi

non tunai sejalan dengan upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan

Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Kecenderungan pertumbuhan penggunaan sistem pembayaran non tunai terlihat dari

semakin besar dan meluasnya pengguna uang elektronik dan QRIS di Provinsi Bengkulu.

Sejalan dengan penguatan trend transaksi non tunai, Pemda di area Provinsi Bengkulu

terus mendorong upaya elektronifikasi transaksi pemda diantaranya dengan telah

terbentuknya 4 Tim Percepatan & Perluasan Digitalisasi Daerah.

PENGUKUHAN 5 TP2DD DI BENGKULU OLEH WAKIL GUBERNUR KPW BI BENGKULU

Page 66: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 67: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

5.1. SISTEM PEMBAYARAN TUNAI DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan I 2021, transaksi setoran bank

(inflow) tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan

penarikan bank (outflow) sehingga terjadi net

inflow sebesar Rp1,16 triliun. (Grafik 5.1). Transaksi

setoran bank pada triwulan I 2021 tercatat meningkat

sebesar 160% (qtq) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Total setoran bank selama periode triwulan I

2021 mencapai Rp 2,05 triliun, sementara total transaksi

penarikan bank hanya sebesar Rp890 miliar. Penarikan

bank turun sebesar 58,51% (qtq) dibandingkan dengan

posisi pada triwulan IV 2020.

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Bengkulu Periode Triwulan I 2021

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.2 Perkembangan Outflow dan Konsumsi RT

Sumber: BPS, dan KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu diolah

Penurunan nominal penarikan bank sejalan dengan

menurunnya aktivitas ekonomi dan konsumsi RT pada

triwuan I 2021. Konsumsi Rumah Tangga mengalami

perlambatan sebesar -2.24% (yoy). Transaksi Penarikan

bank mengalami penurunan sebesar -58,51% (qtq).

Tabel 5.1 Perkembangan Pembayaran Tunai

Transaksi Tunai 2020 2021 % (yoy)

Juta (Rp) IV I TW-IV 2020 TW-I 2021

Penarikan

2.151.276

892.485 28,79% -58,51%

Penyetoran

787.756

2.052.488 -30,77% 160,55% Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, BPS, diolah

Grafik 5.3 Persentase Transaksi Penarikan Periode Triwulan I 2021

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.4 Persentase Transaksi Setoran Periode Triwulan I 2021

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Kegiatan penarikan bank didominasi oleh kegiatan

penarikan pada kas titipan Bank Indonesia, yang

mencapai porsi 61% dari total penarikan bank di

Provinsi Bengkulu. Sementara itu, transaksi

Penyetoran didominasi oleh Bank disekitar Kota

Bengkulu yang mencakup 87% dari total setoran.

Tercatat total kegiatan penarikan bank di kas titipan Bank

Indonesia yang berada di Kabupaten Lubuk Linggau,

Manna, dan Muko-Muko mencapai nominal Rp529 miliar.

Transaksi penarikan ini jauh lebih besar dibandingkan

dengan transaksi penarikan bank di wilayah Kota Bengkulu

yang hanya mencapai Rp350 miliar (Grafik 5.3). Di sisi lain,

transaksi setoran bank menunjukkan adanya sentralisasi

aktivitas setoran oleh bank di kota Bengkulu yang

mencakup 87% dari total aktivitas setoran. Lebih lanjut,

aktivitas setoran bank untuk area kas titipan Kabupaten

Lubuk Linggau, Manna, dan Muko-Muko hanya sebesar

12,1% transaksi (Grafik 5.4). Transaksi penukaran untuk

aktivitas setoran dan penarikan menunjukkan proporsi

yang tidak signifikan yaitu 0,8% dan 0,3%.

2.05

-0.89

-3.00

-1.50

-

1.50

3.00

III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Setoran Penarikan Net in(out)flow

Triliun Rp

-2.24% -4%

-2%

0%

2%

4%

6%

-80%

-40%

0%

40%

80%

III IV I II III IV I

2019 2020 2021

g_Penarikan (qtq) Konsumsi RT (yoy)

39.9%

60.1%

0.8%

Bayaran Bank Kas Titipan Penukaran

12.1%

87.4%

0.3%

Kas Titipan Setoran Bank Penukaran

-rhs

Page 68: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Dalam rangka menjaga kualitas uang yang beredar

di masyarakat (clean money policy and fresh for

circulation) Bank Indonesia menyerap uang tidak layak

edar (UTLE) melalui penukaran dan setoran bank dan

mengedarkan uang layak edar melalui kegiatan penarikan

yang dilakukan oleh perbankan. Pada triwulan I 2021, Bank

Indonesia melakukan pemusnahan UTLE 23% dari total

jumlah setoran bank. Total Pemusnahan UTLE yang

dilakukan Bank Indonesia mencapai Rp 477 miliar, turun

0,89% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai Rp481 miliar (Grafik 5.5).

Grafik 5.5 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Temuan uang palsu di Provinsi Bengkulu meningkat

pada Triwulan I 2021. Pada triwulan I 2021, dari hasil

aktivitas pengelolaan uang rupiah ditemukan 61 lembar

bilyet uang palsu. Penemuan ini mengalami peningkatan

dari triwulan IV 2020 yang sebanyak 22 lembar uang palsu.

Dari temuan tersebut, terdapat 30 bilyet uang palsu

pecahan Rp 100.000 dan 28 bilyet uang palsu dari pecahan

Rp 50.000, dan 3 bilyet uang palsu pecahan Rp 20.000

(Tabel 5.2). Secara nominal, temuan uang palsu pada

triwulan I 2021 meningkat sebesar 123%. Peningkatan

laporan temuan uang palsu pada triwulan IV 2020 dan

triwulan I 2021 diakibatkan oleh berkurangnya permintaan

klarifikasi dari bank dan PJPUR di awal masa pandemi pada

triwulan II & III 2020. Seiring berjalannya waktu,

permintaan klarifikasi dari bank dan PJPUR mulai

berangsur masuk pada bulan November 2020 dan terus

berlanjut hingga awal tahun 2021. Langkah awal yang

telah dilakukan Bank indonesia dalam mengantisipasi

penyebaran UPAL adalah dengan melakukan sosialisasi dan

edukasi kepada Bank, PJPUR, dan Masyarakat tentang ciri-

ciri keaslian rupiah serta gerakan Cinta, Bangga, dan

Paham Rupiah.

Grafik 5.6 Perkembangan Jumlah Lembar Temuan Uang Palsu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.7 Perkembangan Jumlah Nominal Temuan Uang Palsu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Tabel 5.2 Perkembangan Temuan Uang Palsu Bengkulu

Temuan Uang Palsu TW IV - 2020 TW I - 2021

(Pecahan) Lembar Nominal

(Rp) (Pecaha

n) Lembar

100.000 18

1.800.000

100.000 18

50.000 4

200.000

50.000 4

20.000 0 -

20.000 0

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

5.2 SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

Awal tahun 2021 menunjukkan adanya rileksasi

transaksi sistem pembayaran Non Tunai setelah

melewati Triwulan IV 2020. Pada triwulan I 2021

terjadi penurunan nominal transaksi kliring sebesar Rp301

miliar, turun sebesar -5,53% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp318 miliar.

Penurunan nominal transaksi warkat tersebut sejalan

dengan penurunan jumlah lembar warkat dalam transaksi

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Pada

triwulan IV 2020 jumlah warkat tercatat sebanyak 7.957

lembar sedangkan jumlah warkat selama periode triwulan

I 2021 adalah sebanyak 7.045 lembar atau turun sebesar

11,46% (qtq). Hal ini disebabkan karena hari operasional

0.4774

0.23

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

-

0.20

0.40

0.60

III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Pemusnahan Uang (Triliun Rp) Rasio UTLE/Inflow

61

177.27%

-120%-80%-40%0%40%80%120%160%200%240%280%320%360%400%

0

10

20

30

40

50

60

70

III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Jumlah Lembar g_Lembar qtq)

4,460,000

123.00%-120%-60%0%60%120%180%240%300%360%420%480%

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000

III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Nominal g_Nominal qtq)

-rhs

-rhs

-rhs

Page 69: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

kliring lebih sedikit dan pilihan penggunaan sistem BI RTGS

dalam bertransaksi meningkat selama periode tersebut.

Grafik 5.8 Perkembangan Jumlah Nominal SKNBI Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.9 Perkembangan Jumlah Lembar Warkat SKNBI Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Di lain sisi, penggunaan transaksi non tunai melalui

layanan Real Time Gross Settlement (RTGS) di

Bengkulu pada triwulan I 2021 mengalami

peningkatan. Pada triwulan I 2021, jumlah transaksi

RTGS mengalami kenaikan nominal transaksi sebesar

18,95% (qtq). Selama periode triwulan IV 2020 transaksi

RTGS tercatat sebesar Rp1,2 triliun, atau meningkat

menjadi Rp1,4 triliun pada periode triwulan I 2021 (Grafik

5.11). Meski demikian, dari sisi jumlah transaksi yang

dilakukan, transaksi RTGS pada triwulan I 2021 turun

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar -3,12%

(qtq), atau sebesar 964 transaksi RTGS. Berdasarkan data

tersebut, rata-rata nominal RTGS per transaksi adalah

sebesar Rp1,49 miliar atau meningkat 22% dibandingkan

dengan rata-rata nominal triwulan sebelumnya.

Grafik 5.10 Perkembangan Jumlah Nominal RTGS Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Menurunnya Konsumsi Rumah Tangga juga terlihat

dari penurunan transaksi non tunai berbasis alat

pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK),

baik untuk kartu kredit maupun kartu debit. Minat

Penggunaan kartu kredit menunjukkan adanya penurunan

pada triwulan laporan. Jumlah kartu kredit pada triwulan I

2021 berkurang sebesar 9,81% (qtq) dengan jumlah total

19.377 kartu, dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang

mencapai 21.713 kartu. Penurunan jumlah pengguna

diiringi oleh penurunan jumlah transaksi kartu kredit yang

juga menurun sebesar 13,1% (qtq). Penurunan aktivitas

penggunaan kartu kredit juga ditunjukkan secara jumlah

nominal transaksi kartu kredit. Total nominal transaksi

kartu kredit pada triwulan I 2021 adalah sebesar Rp18

miliar atau menurun sebesar -6,5% (qtq) dibanding

triwulan IV 2020 yang mencapai Rp19,35 miliar (Grafik

5.13).

Jenis transaksi kartu kredit di Bengkulu didominasi oleh

jenis transaksi belanja melalui mesin EDC dan belanja

online di platform e-commerce. Berdasarkan jumlah

transaksinya, total transaksi tarik tunai, belanja melalui

mesin EDC, belanja online dan pembayaran tagihan yang

menggunakan kartu kredit mencapai masing-masing

sebesar 537, 16.638, 4.232 dan 944 transaksi pada

triwulan I 2021 (Grafik 5.12). Sementara itu berdasarkan

nominalnya, total nominal transaksi tarik tunai, belanja

melalui mesin EDC, belanja online dan pembayaran tagihan

yang menggunakan kartu kredit masing-masing mencapai

Rp571,2 juta, Rp14,1 miliar, Rp2,77 miliar dan Rp615 juta

(Grafik 5.13). Terdapat indikasi peningkatan pembayaran

tagihan melalui kartu kredit sebesar 12% pada triwulan I

2021 yang menunjukkan semakin besarnya kebiasaan

pembayaran non tunai masyarakat.

301

-5.53%

-40%

-20%

0%

20%

0

150

300

450

600

III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

SKNBI Nominal (miliar) Growth (qtq)

-30%-20%-10%0%10%20%

-

4,000

8,000

12,000

16,000

III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

SKNBI Lembar Growth (qtq)

1,442

18.95%

-120%-80%-40%0%40%80%120%160%

-

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

RTGS Nominal (miliar) Growth (qtq)

964

-3.12%

-80%

-40%

0%

40%

80%

-

2,000

4,000

6,000

III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

RTGS Transaksi Growth (qtq)

-rhs

-rhs

-rhs

-rhs

Page 70: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 5.12 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu Kredit Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Kredit (Juta Rp) Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.14 Perkembangan Jumlah Kartu ATM/Debet Bengkulu

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Penggunaan APMK melalui kartu ATM/Debet di

Bengkulu meningkat pada periode triwulan I 2021.

Secara pangsa, peredaran kartu debet lebih mendominasi

dibandingkan dengan peredaran kartu ATM pada periode

triwulan IV 2020 sehubungan dengan kegunaan kartu

debet yang lebih banyak. Kartu debet yang beredar

mencapai 1.276 juta kartu dengan proporsi 88,3%

dibandingkan dengan total kartu ATM/Debet (Grafik 5.14).

Terjadi rileksasi volume transaksi APMK pada kartu

ATM/Debet sebesar -4,24% (qtq) pada triwulan laporan

atau mencapai 2,26 juta transaksi (Grafik 5.15). Sementara

itu, secara nominal transaksi kartu ATM/Debet juga

mengalami rileksasi sebesar -2,53% (qtq) atau mencapai

Rp 2,31 triliun (Grafik 5.16). Rileksasi transaksi

pembayaran menggunakan kartu ATM/Debet pada

triwulan laporan didorong oleh berkurangnya transaksi

penarikan tunai (-6,9%) dan juga transaksi belanja

langsung (-24%) di masyarakat. Di sisi lain transaksi

belanja online menggunakan kartu ATM/Debet mengalami

kenaikan sebesar 99,85% meski kontribusinya hanya

sebesar 0,01% terhadap keseluruhan transaksi.

Transaksi kartu ATM/Debet didominasi oleh penarikan

tunai, transfer interbank dan antarbank. Transaksi

ATM/Debet pada triwulan I 2021 untuk penarikan tunai,

transfer interbank dan antarbank masing-masing mencapai

1,39 juta; 580 ribu dan 219 ribu (Grafik 5.15). Sedangkan

total nominal penarikan tunai, transfer interbank dan

antarbank pada kartu ATM/ Debet masing-masing

mencapai Rp 1,07 triliun; Rp 810 miliar dan Rp 387 miliar

(Grafik 5.16). Perlambatan transaksi ATM/Debet yang lebih

besar tertahan oleh pertumbuhan transaski interbank yan

meningkat sebesar 4,8% (qtq) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Secara nominal, perlambatan

transaksi ATM/Debet lebih jauh tertahan oleh transaksi

transfer interbank yang meningkat sebesar 34 miliar atau

4,43% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 5.15 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu ATM/Debet

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.16 Perkembangan Nominal Transaksi (Juta Rp) Kartu ATM/Debet

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

-13.08%

-30%

0%

30%

60%

-

3,000

6,000

9,000

12,000

15,000

18,000

21,000

24,000

27,000

30,000

I II III IV I

2020 2021

Tunai Belanja Online

Bill Pay g_Transaksi (qtq)

-6.50%

-20%

0%

20%

40%

60%

0

3,000

6,000

9,000

12,000

15,000

18,000

21,000

I II III IV I

2020 2021

Tunai Belanja Online

Bill Pay g_Nominal (qtq)

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

-

400,000

800,000

1,200,000

1,600,000

I II III IV I

2020 2021

Kartu Debet Kartu ATM Gr. ATM Gr. Debet

-4.24%-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

I II III IV I

2020 2021

Tunai Belanja Online

Interbank Antarbank Growth (qtq)

-2.53%

-20%

-10%

0%

10%

20%

-

400,000

800,000

1,200,000

1,600,000

2,000,000

2,400,000

2,800,000

I II III IV I

2020 2021

Tunai Belanja Online

Interbank Antarbank Growth (qtq)

-rhs

-rhs -rhs

-rhs

-rhs

Page 71: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Data transaksi APMK menunjukkan masyarakat semakin

mengurangi transaksi secara tunai dan lebih memilih

menggunakan transaksi non tunai. Kondisi ini

menunjukkan Pandemi COVID-19 semakin mendorong tren

pergeseran perilaku transaksi masyarakat menuju non

tunai. Tren pembayaran non tunai juga terlihat dari data

penggunaan uang elektronik pada triwulan laporan.

Penggunaan uang elektronik baik dari segi jumlah transaksi

ataupun nominal tercatat mengalami peningkatan. Pada

triwulan I 2021, terjadi pertumbuhan volume transaksi

uang elektronik sebesar 28% (qtq) serta pertumbuhan

nominal transaksi uang elektronik sebesar 37% (qtq)

dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan penggunaan uang elektronik terbesar dari sisi

nominal berada pada jenis transaksi penarikan tunai.

Transaksi transfer melalui uang elektronik tumbuh secara

signifikan yaitu sebesar 120% (qtq) secara jumlah

transaksi dan 75% (qtq) secara nominal. Tren belanja

online menggunakan uang elektronik juga semakin

menguat dengan pertumbuhan nominal transaksi sebesar

16% (qtq). Tarik tunai dengan menggunakan uang

elektronik telah semakin diterima oleh masyarakat dilihat

dari peningkatan transaksi sebesar 144% (qtq) yang

mencapai 581.014 transaksi, atau secara nominal

meningkat sebesar 146% (qtq) yang mencapai Rp 16,2

miliar.

Grafik 5.17 Perkembangan Uang Elektronik

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.18 Perkembangan Volume Transaksi Uang Elektronik Bengkulu Triwulan I 2021 Berdasarkan Jenis Transaksi

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.19 Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik (Juta Rp) Bengkulu Triwulan I 2021 Berdasarkan Jenis Transaksi

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Sejalan dengan gerakan 12 Juta Merchant QRIS,

tren cash less society juga semakin terbentuk

dengan semakin bertambahnya merchant yang

telah memanfaatkan QRIS di Bengkulu. Total

merchant yang terdaftar menggunakan QRIS pada

Triwulan I 2021 mencapai 39.599 merchant,

dengan sebaran terbesar berada di Kota Bengkulu

yang mencapai 73,84% (Grafik 5.20). Peningkatan

pertumbuhan merchant dan individu pengguna QRIS di

Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan didorong oleh

adanya program-program sosialisasi QRIS kepada

masyarakat melalui media masa, pelaksanaan Festival

Ekonomi Keuangan Digital Indonesia, dan juga hasil

kerjasama stakeholder seperti Penyelenggara Jasa Sistem

Pembayaran (PJSP) dan juga pemerintah daerah.

Grafik 5.20 Persentase Sebaran QRIS di Provinsi Bengkulu Triwulan I 2021

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Jumlah pengguna QRIS di Provinsi Bengkulu terus

menunjukkan peningkatan hingga triwulan I 2021.

Pertumbuhan pengguna QRIS mancapai 9,07% (qtq) dari

semula 36,305 pada triwulan IV 2020, menjadi 39,599 di

TW I 2021. Secara spasial, pertumbuhan pengguna QRIS

di wilayah Provinsi Bengkulu cukup merata. Kabupaten

Rejang Lebong, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu

Tengah, dan Juga Kabupaten Seluma merupakan daerah-

-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%140%160%180%

-

40,000

80,000

120,000

160,000

200,000

240,000

280,000

II III IV I

2020 2021

Jumlah UE

g_Jumlah UE (qtq)

-40%

0%

40%

80%

120%

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

II III IV I

2020 2021

Dana Float (Juta)

g_Dana Float (qtq) -rhs

0%

4%

8%

12%

16%

20%

24%

28%

32%

36%

40%

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

II III IV I

2020 2021

Belanja Transfer Tarik Tunai g_Transaksi (qtq)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

II III IV I

2020 2021

Belanja Transfer Tarik Tunai g_Nominal (qtq)

73.84%

Kab. Bengkulu Selatan

Kab. Bengkulu Tengah

Kab. Bengkulu Utara

Kab. Kaur

Kab. Kepahiang

Kab. Lebong

Kab. Muko-Muko

Kab. Rejang Lebong

Kab. Seluma

Kota Bengkulu

-rhs

-rhs

-rhs

Page 72: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

daerah dengan peningkatan pengguna QRIS tertinggi,

yang masing-masing menunjukkan pertumbuhan sebesar

22,35% (qtq), 15,06% (qtq), dan 14,07% (qtq) dan 14,02

(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sehubungan dengan telah diterbitkannya Keppres

No.3 Tahun 2021 terkait Satuan Tugas Percepatan

dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD),

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Bengkulu turut mendukung upaya pemerintah

dalam elektronifikasi transaksi pemerintah daerah

dan penyaluran bantuan sosial non tunai sebagai

langkah pemulihan ekonomi nasional. Dalam upaya

mempercepat elektronifikasi transaksi pemerintah daerah,

telah terbentuk 4 Tim P2DD baru di wilayah Provinsi

Bengkulu yaitu TP2DD Kota Bengkulu, Kabupaten

Kepahiang, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu

Tengah. Dengan pembentukan TP2DD diharapkan

kedepan seluruh transaksi pemerintah daerah baik

penerimaan maupun pengeluaran dapat dilakukan secara

non tunai.

Di sisi penyaluran bansos, realisasi penyaluran bansos non

tunai di Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 mencapai

99,29% untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan 100%

untuk program bantuan sembako. Jumlah Penerima

Bantuan sosial Non Tunai PKH tercatat sebesar 78.172 jiwa

dengan total nominal Rp56 miliar. Sedangkan untuk

penerima Bantuan sosial Non Tunai BPNT tercatat di

seluruh Provinsi Bengkulu adalah 114.883 jiwa dengan

total nominal Rp68,9 miliar.

Grafik 5.21 Realisasi Penyerapan PKH kepada KPM

Sumber: Dinasi Sosial Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.22 Realisasi Penyerapan BPNT (Program Sembako) kepada KPM

Sumber: Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, diolah

Secara sebaran penerima manfaat PKH dan Program

Sembako hampir tersebar merata di seluruh Kabupaten

/Kota. Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan

Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan penerima

manfaat PKH terbanyak. Sementara itu, Kabupaten

Bengkulu Utara, Rejang Lebong, dan Kota Bengkulu

menjadi daerah sebaran terbesar keluarga penerima

manfaat bantuan sembako (Grafik 5.23 dan Grafik 5.24).

Grafik 5.23 Persentase Sebaran Penyaluran PKH Triwulan I 2021

Sumber: Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.24 Persentase Sebaran Penyaluran Bantuan Sembako Triwulan I 2021

Sumber: Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, diolah

80%

85%

90%

95%

100%

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Mil

iar

SP2D Nominal Penyerapan Nominal Realisasi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

(120)

(80)

(40)

-

40

80

120

III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Mili

ar

SP2D Nominal Penyaluran Nominal Realisasi

8.9%

6.3%

18.5%

7.7%

6.3%14.0%

5.5%

9.2%

12.4%

11.1%BENGKULU SELATAN

BENGKULU TENGAH

BENGKULU UTARA

KAUR

KEPAHIANG

KOTA BENGKULU

LEBONG

MUKOMUKO

REJANG LEBONG

SELUMA

9.1%

8.0%

6.9%

7.3%

6.5%

15.4%11.0%

13.1%

14.7%

8.2%BENGKULU SELATAN

BENGKULU TENGAH

KAUR

KEPAHIANG

LEBONG

REJANG LEBONG

SELUMA

KOTA BENGKULU

BENGKULU UTARA

MUKOMUKO

-rhs

-rhs

Page 73: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

5.3 KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK (KUPBA BB)

BERIZIN

Dengan kondisi konsumsi rumah tangga dan juga

aktivitas belanja masyarakat yang melemah,

transaksi kegiatan usaha penukaran valuta asing

bukan bank ikut terdampak. Transaksi penjualan dan

pembelian valas di Bengkulu melalui KUPVA BB

menunjukkan penurunan. Transaksi penjualan dan

pembelian valas masing-masing menurun -25,0% (qtq)

dan 34,6% (qtq) lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan IV 2020 (Grafik 5.25). Total nilai transaksi jual beli

valuta asing di KUPVA BB pada Triwulan I 2021 adalah

Rp2,99 miliar.

Grafik 5.25 Perkembangan Transaksi Valas Bengkulu (Miliar Rp)

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.26 Jenis Mata Uang Pembelian Valas Triwulan I 2021

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 5.27 Jenis Mata Uang Penjualan Valas Triwulan I 2021

Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah

Berdasarkan data KUPVA BB, jenis valuta asing

yang paling banyak ditransaksikan oleh masyarakat

Provinsi Bengkulu adalah mata uang Dolar

Singapura (SGD), Dolar Amerika Serikat (USD), dan

Ringgit Malaysia (MYR) dari total 17 mata uang

yang diperjualbelikan. Dari aktivitas pembelian

penyelenggara KUPVA BB menunjukan bahwa mata uang

yang dominan dibeli adalah mata uang Dolar Singapura

(SGD) mencakup 51,3%, Dolar Amerika Serikat (USD)

mencakup 28,0%, dan Ringgit Malaysia (MYR) mencakup

5,29%. Sedangkan untuk mata uang lain (AUD, EUR, GBP,

HKD, KRW, PHP, THB, TRY, TWD, SAR, CNY, JPY) hanya

1,3% (Grafik 5.26). Selain itu, data transaksi penjualan

mata uang asing melalui penyelenggara KUPVA BB selama

periode triwulan I 2021 didominasi oleh Dolar Singapura

(SGD) 47,58%, Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar

31,53%, Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 9,87% dan mata

uang lainnya (AUD, EUR, GBP, KRW, THB, TWD, CNY, JPY,

SAR) mencakup 2,7% (Grafik 5.27). Harga jual sebagian

besar valuta asing di Provinsi Bengkulu berada dalam

rentang standar deviasi harga acuan Bank Indonesia,

khususnya pada mata uang USD, SGD, AUD, JPY, CNY.

Sementara untuk mata uang MYR, KUPVA BB menjual

dengan rate harga dibawah rentang standar deviasi harga

acuan Bank Indonesia. (Grafik 5.28)

-100%

-50%

0%

50%

100%

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Pembelian Valas Penjualan Valas

g_Pembelian (qtq) g_Penjualan (qtq)

0.3% 2.5%

11.6%

5.0%

51.3%

28.0%

1.3%CNY

JPY

MYR

SAR

SGD

USD

Lainnya

1.9%3.4%

9.9%3.0%

47.6%

31.5%

2.7%CNY

JPY

MYR

SAR

SGD

USD

Lainnya

-rhs -rhs

Page 74: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

5.4 FESTIVAL EKONOMI KEUANGAN

DIGITAL INDONESIA DI BUMI RAFFLESIA

Dalam rangka mendorong awareness pentingnya

digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif

dan efisien untuk perekonomian Indonesia,

meningkatkan kolaborasi otoritas di pusat dan daerah,

industri dan masyarakat dalam mempercepat akselerasi

digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia, dan

mendorong optimalisasi inovasi dan stabilitas di bidang

Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) serta mendukung

pemulihan ekonomi, Bank Indonesia bersama Kemeterian

Koordinator Bidang Perekonomian akan

menyelenggarakan acara ”Festival Ekonomi Keuangan

Digital Indonesia (FEKDI) 2021” dengan tema ”Bersinergi

dalam Akselerasi Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan

Indonesia” secara virtual pada tanggal 5-8 April 2021.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu turut

mendukung penuh acara FEKDI dengan melakukan

rangkaian acara Pre-event, acara puncak, dan Post-Event.

Pre-event FEKDI di Provinsi Bengkulu mengadakan

training of trainers (ToT) implementasi QRIS untuk

mahasiswa Generasi Baru Indonesia (GenBI) dan

juga on-boarding QRIS untuk Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis) Pantai Berkas. Mahasiswa GenBI

merupakan perpanjangan tangan Bank Indonesia untuk

menyebarluaskan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

Bank Indonesia kepada masyarakat. Dalam hal ini, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan

training of trainers kepada mahasiswa GenBI agar bisa

menjadi agen digitalisasi pembayaran di Provinsi Bengkulu.

Dalam ToT ini disampaikan terkait gerakan menuju 12 Juta

Merchant QRIS dimana Provinsi Bengkulu mendapatkan

target untuk menyumbang 75.400 merchant QRIS.

Dijelaskan juga banyaknya manfaat yang dapat dirasakan

oleh pedagang pengguna QRIS diantaranya lebih higenis

dan aman dari transmisi COVID-19, membangun credit

profile, dsb., sehingga Mahasiswa GenBI dapat terus

mempromosikan QRIS kepada seluruh kalangan

masyarakat. Acara ToT GenBI dilakukan di ruangan Audio

Visual Benteng Marlborough sebagai bentuk

membangkitkan minat pariwisata masyarakat dan juga

Gerakan Bangga Wisata Indonesia (GBWI). Dalam rangka

meningkatkan aktivitas perekonomian di daerah wisata

juga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

melakukan sosialisasi dan edukasi sekaligus onboarding

QRIS untuk pedagang Kelompok Sadar Wisata Pantai

Berkas.

Page 75: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Bengkulu mengadakan Acara Puncak dengan

mengadakan Festival Ekonomi dan Keuangan

Digital Indonesia di Bumi Rafflesia yang dihadiri oleh

Wakil Gubernur Bengkulu, Wakil Walikota Bengkulu, Bupati

Kepahiang, Wakil Bupati Seluma, dan Wakil Bupati

Bengkulu Tengah, serta dihadiri secara virtual oleh Ibu Susi

Marleni Bachsin Anggota Komisi XI DPR RI. Acara ini

bertujuan untuk semakin meningkatkan sinergi antar

stakeholder terkait ekonomi dan keuangan digital (EKD)

untuk terus mendorong kemajuan EKD di Provinsi

Bengkulu. Pada acara ini dikukuhkan 5 Tim Percepatan dan

Perluasan Digitalisasi Daerah yang telah terbentuk di

wilayah Provinsi Bengkulu, pengumuman pemenang

Championship QRIS untuk Penyedia Jasa Sistem

Pembayaran, dan juga demo penggunaan QRIS Tanpa

Tatap Muka (TTM) oleh Ibu Susi Marleni Bachsin yang

membeli Kain Tenun Bumpak Seluma dari Jakarta

menggunakan QRIS. Acara FEKDI di Bumi Rafflesia juga

dilanjutkan dengan talkshow implementasi dan perluasan

QRIS di Provinsi Bengkulu dan juga onboarding QRIS untuk

UMKM-UMKM di wilayah Provinsi Bengkulu. Talkshow

dihadiri oleh pimpinan OPD pemerintah daerah, akademisi,

dan juga instansi vertikal lainnya. Acara FEKDI di Bumi

Rafflesia dilaksanakan di area Benteng Marlborough

sebagai bentuk dukungan Gerakan Bangga Wisata

Indonesia sekaligus menjadi ajang peluncuran QRIS untuk

tiket masuk Benteng Marlborough yang diresmikan oleh

Wakil Gubernur Bengkulu dan Kepala Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu.

Page 76: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 77: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

hh

B A

KEBUN TEH KABAWETAN KEPAHIANG (AKMALNURHIDAYAT.BLOGSPOT.CO.ID)

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Pada triwulan I 2021, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Provinsi Bengkulu masih tertekan akibat pandemi COVID-19. Namun demikian,

penurunan kesejahteraan lebih dalam tertahan oleh berbagai stimulus yang diberikan pemerintah.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu naik sebanyak 0,64% yaitu dari 3,08%

pada Februari 2020 menjadi 3,72% pada Februari 2021.

Nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan. Berdasarkan tahun dasar baru 2018, rata-rata

NTP pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 126.13.

Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bengkulu September 2020 berada pada angka 15.30% atau

mengalami peningkatan dibandingkan dengan September 2019.

KEBUN TEH KABAWETAN AKMALNURHIDAYAT.BLOGSPOT.CO.ID

Page 78: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 79: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

6.1 KETENAGAKERJAAN

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu

masih belum membaik dibandingkan dengan

periode yang sama di tahun sebelumnya. TPT

Provinsi Bengkulu tercatat menunjukkan peningkatan dari

3,08% pada Februari 2020 menjadi 3,72% pada Februari

2021. Jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu pada

Februari 2021 berada pada level sebesar 40.329 orang

atau meningkat 18,98% dari kondisi pada periode yang

sama di tahun sebelumnya yang sebesar 33.896 orang.

Peningkatan angka pengangguran terjadi sebagai dampak

penurunan aktivitas ekonomi sebagai dampak pandemi

COVID-19. Selama pandemi COVID-19, banyak korporasi

yang mengambil kebijakan untuk merumahkan (unpaid

leave) dan memberhentikan (PHK) karyawannya untuk

dapat bertahan dari kondisi penurunan aktivitas ekonomi.

Pada Februari 2021 jumlah angkatan kerja di Provinsi

Bengkulu juga mengalami peningkatan. Angkatan kerja di

Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 1.510,61 ribu orang,

atau meningkat 21,48 ribu orang jika dibandingkan dengan

posisi pada bulan Februari 2020 (1.489,12 ribu orang). Dari

sisi penyerapan tenaga kerja, terdapat penurunan jumlah

penduduk bekerja di Bengkulu. Pada Februari 2021

tercatat jumlah orang bekerja mencapai 1.043,41 ribu

orang, atau lebih rendah jika dibandingkan Februari 2020

yang mencapai 1.067,13 ribu orang (Tabel 6.1). Lapangan

usaha yang mengalami penurunan serapan pada Februari

2021 diantaranya LU perdagangan dan Industri

Pengolahan. Sementara itu, LU pertanian, kehutanan, dan

perikanan; LU Konstruksi; dan LU Administrasi Pemerintah

menjadi beberapa LU yang mengalami peningkatan

serapan tenaga kerja. Lapangan usaha pertanian

kehutanan dan perikanan masih menjadi sektor terbesar

serapan pekerja di Provinsi Bengkulu yakni sebesar

48,01%. (Tabel 6.2).

Pada Februari 2021 terjadi peningkatan pada komposisi

jumlah tenaga kerja yang menyelesaikan SD, Diploma dan

Universitas. Porsi tenaga kerja dengan latar pendidikan SD

mengalami kenaikan yang relatif tinggi sebesar 0,83%

menjadi 39,7% pada Februari 2021. Tenaga kerja dengan

latar pendidikan Diploma naik sebesar 0,74% menjadi

3,09% pada Februari 2021 dan tenaga kerja Universitas

mengalami kenaikan sebesar 0,21% menjadi 10,40% pada

Februari 2021 (Tabel 6.4).

Berdasarkan jumlah jam kerja per minggu, porsi pekerja

penuh Provinsi Bengkulu untuk Februari 2021 tercatat

sebesar 63,75% atau turun 2,42% dibandingkan dengan

periode yang sama di tahun 2020. Sementara pekerja

paruh waktu pada Februari 2021 mencapai 27,57% atau

tumbuh 1,84% dibandingkan dengan Februari 2020.

Kenaikan juga terjadi pada pekerja setengah pengaggur

sebesar 0,58% dari Februari 2020 (Tabel 6.5).

Berdasarkan pekerjaannya, pada Februari 2021 pekerja di

Provinsi Bengkulu mayoritas bekerja sebagai buruh/

karyawan dengan porsi sebesar 26,34%. Dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya,

buruh/karyawan masih mendominasi, namun porsinya

menurun pada Februari 2021. Kategori pekerjaan lain yang

memiliki porsi relatif besar adalah berusaha dibantu buruh

tidak tetap sebesar 22,14%; dan pekerja keluarga/tak

dibayar 19,52% (Tabel 6.3).

Tabel 6.1 Kondisi Ketenagakerjaan Bengkulu

KOMODITAS Satuan

Periode

2019 2019 2020 2020 2021

Februari Agustus Februari Agustus Februari

PENDUDUK USIA KERJA ORANG (DALAM RIBUAN) 1,438.64 1,477.99 1,489.12 1,499.57 1,510.61

BEKERJA ORANG (DALAM RIBUAN) 1,013.25 1,002.16 1,067.13 1,031.88 1,043.41

PENGANGGURAN ORANG (DALAM RIBUAN) 26.01 33.79 33.89 43.80 40.33

PERSENTASE TPAK (%) (%) 72.24 70.09 73.94 71.73 71.74

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%) 2.5 3.26 3.08 4.07 3.72

Sumber: BPS, diolah

Page 80: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Tabel 6.2 Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama

Tabel 6.3 Ketenagakerjaan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama

LAPANGAN

PEKERJAAN UTAMA

Porsi (%)

BERDASARKAN STATUS

PEKERJAAN UTAMA

Porsi (%)

Feb-

20

Aug-

20

Feb-

21

Feb-

20

Aug-

20

Feb-

21

Pertanian, Kehutanan, Perikanan 47.44 46.88 48.01

Buruh/Karyawan/Pegawai 26.01 26.86 26.34

Perdagangan Besar & Eceran 16.8 16.33 15.57

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 23.54 20.99 22.14

Industri Pengolahan 6.66 5.42 5.64

Berusaha Sendiri 18.22 18.01 18.61

Konstruksi 3.84 4.54 4.51

Pekerja bebas di pertanian 5.64 5.92 6.09

Jasa Pendidikan 4.94 5.17 4.39

Pekerja bebas non pertanian 3.18 4.7 3.98

Administrasi Pemerintahan 5.63 5.94 6.05

Berusaha dibantu buruh tetap 4.10 3.91 3.32

Lainnya 14.69 15.72 15.83

Pekerja keluarga/tak dibayar 19.31 19.61 19.52

Sumber: BPS, diolah

Tabel 6.4 Ketenagakerjaan Berdasarkan Pendidikan Tabel 6.5 Ketenagakerjaan Berdasarkan Jam Kerja

BERDASARKAN PENDIDIKAN TERTINGGI

YANG DITAMATKAN

Porsi (%) BERDASARKAN

JUMLAH JAM KERJA PER MINGGU

Porsi (%)

Feb-

20

Aug-

20

Feb-

21

Feb-20 Aug-20 Feb-21

SD kebawah 38.87 37.52 39.7 Setengah Penganggur 8.10 13.09 8.68

SMP 18.25 18.29 17.51 Pekerja Paruh Waktu 25.73 27.77 27.57

SMA 21.78 22.46 21.1 Pekerja Penuh 66.17 59.14 63.75

SMK 8.55 7.58 8.19 Jumlah 100 100 100

Diploma I/II/III 2.35 2.69 3.09

Universitas 10.20 11.46 10.41

Sumber: BPS, diolah

Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV

2020 seiring dengan perbaikan harga komoditas.

NTP rata-rata Provinsi Bengkulu pada triwulan I

2021 tercatat sebesar 126,13. Kondisi level NTP yang

berada diatas 100 artinya daya tukar (term of trade) dari

pendapatan atas produk pertanian masih lebih tinggi

dibandingkan dengan biaya barang/jasa yang dikonsumsi

maupun untuk biaya produksi.

Pada grafik 6.1 terlihat bahwa NTP bergerak beriringan

dengan nilai tukar usaha pertanian (NTUP). NTP di atas

100 yang menandakan rasio indeks harga yang diterima

petani dari usaha pertanian lebih besar dari indeks harga

yang dikeluarkan petani untuk usaha pertanian.

Pergerakan NTUP dan NTP dari awal tahun 2019 hingga

triwulan I 2021 mengalami tren yang meningkat. Dari

grafik terlihat memang adanya tren penurunan di triwulan

II 2020 yaitu pada Mei 2020 karena adanya pandemic

COVID-19. Meski demikian tren NTP kembali meningkat

hingga triwulan I 2021. Peningkatan yang terjadi

menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani mulai

membaik hingga saat ini, sejalan dengan membaiknya

harga komoditas pertanian secara umum. Pencapaian NTP

masyarakat Provinsi Bengkulu yang berada di atas 100,

menandakan rasio indeks harga yang diterima petani

mencukupi dengan indeks harga untuk biaya produksi,

kebutuhan sandang, pangan dan lain-lain.

NTP pada Januari tercatat sebesar 124,91, NTP Februari

tercatat sebesar 124,71 dan NTP Maret tercatat sebesar

128,78. Rata-rata NTP pada triwulan laporan adalah

sebesar 126,13. Sub sektor dengan nilai NTP terbesar

adalah tanaman perkebunan rakyat yang tercatat sebesar

134,51, hortikultura tercatat sebesar 105,51, dan tanaman

pangan sebesar 99.26. Sedangkan untuk sub sektor

perikanan sebesar 101,13 dan peternakan masih di bawh

level 100 yaitu sebesar 94,43 (Tabel 6.6).

Page 81: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Grafik 6.1 Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian

Sumber: BPS, diolah

Tabel 6.6 Nilai Tukar Petani

SUB SEKTOR

NILAI TUKAR PETANI

TW IV 2020 TW I 2021

OCT NOV DEC TW IV JAN FEB MAR TW I

UMUM 118.11 119.86 122.12 120.03 124.91 124.71 128.78 126.13

TANAMAN PANGAN 103.70 100.81 99.92 101.48 100.31 98.49 98.98 99.26

HORTIKULTURA 99.95 101.50 105.92 102.46 110.12 105.14 101.27 105.51

TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT

123.37 126.17 129.06 126.20 132.42 132.79 138.32 134.51

PETERNAKAN 96.70 96.23 95.69 96.21 94.95 94.92 94.90 94.93

PERIKANAN 97.81 98.07 99.25 98.38 100.67 101.66 101.05 101.13

Sumber: BPS, diolah

6.2 KEMISKINAN

Kemiskinan Bengkulu

Penurunan aktivitas ekonomi selama pandemi

COVID-19 mendorong meningkatnya angka

kemiskinan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data

BPS pada periode September 2020 persentase penduduk

miskin di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 15,30%, atau

meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada

tahun sebelumnya yang sebesar 14,91%. Secara Nasional,

persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu menjadi

yang tertinggi ketujuh. Meningkatnya persentase

penduduk miskin di Provinsi Bengkulu terjadi di daerah

perkotaan maupun perdesaan. Berdasarkan data yang

sama, terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin

sebesar 7.993 orang dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Pada September 2019 jumlah

penduduk miskin tercatat sebanyak 298.004 jiwa,

sementara pada September 2020 naik menjadi 305.997

jiwa (Tabel 6.7).

Selanjutnya untuk mengelompokkan penduduk miskin dan

tidak miskin BPS telah menggunakan indikator garis

kemiskinan. Penduduk miskin merupakan penduduk yang

rata-rata memiliki pengeluaran per kapita dibawah garis

kemiskinan. Pada periode September 2019 ke September

2020 terjadi kenaikan garis kemiskinan sebesar 1,93%

yaitu dari Rp 520.293/ kapita /bulan menjadi Rp530.382/

kapita/ bulan. Berdasarkan komponennya, Garis

Kemiskinan (GK) terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan

(GKM ) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM).

Pada bulan September 2020 komponen penyumbang

terbesar pada garis kemiskinan adalah GKM yang tercatat

sebesar 73,93% di daerah perkotaan sedangkan di daerah

perdesaan sebesar 74,06%. Beberapa komoditas utama

yang memberikan sumbangan besar terhadap kenaikan

garis kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah

beras, rokok kretek filter, dan cabai merah. Sementara

komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan

terbesar baik di perkotaan maupun di pedesaan adalah

perumahan, bensin, listrik dan pendidikan. Meski

meningkat secara umum peningkatan angka kemiskinan

masih tertahan oleh pelaksanaan program bantuan sosial

non tunai berupa Program Sembako dan Program Keluarga

Harapan (PKH). Di akhir tahun 2020, terdapat peningkatan

jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) baik untuk

program sembako dan PKH.

Dari sisi kedalaman dan keparahan, yang ditunjukkan

oleh indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks

keparahan kemiskinan (P2), terdapat peningkatan pada

keduanya. Peningkatan terjadi baik di Kota dan Desa, dari

105.66 107.23 109.19 112.67 115.7 116.97 118.87 121.85 124.63 123.69127.57

106.72 107.85 110.94 114.57 117.66 118.11 119.86 122.12 124.91 124.71128.78

80

100

120

140

%

NTUP NTP

Page 82: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

bulan September 2020 dibandingkan dengan September

2020. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami

peningkatan dari 2,01 pada September 2019 menjadi 2,51

pada September 2020. Indeks keparahan kemiskinan (P2)

juga meningkat yaitu dari 0,45 di tahun 2019 menjadi 0,64

di tahun 2020. Peningkatan indeks P1 dapat diartikan

bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin berada

pada 2,51% di bawah garis kemiskinan

(Rp530.382/kapita/bulan) atau mendekati garis

kemiskinan. Menurunnya kondisi ini, disebabkan oleh

adanya peningkatan tingkat pengangguran terbuka yang

terjadi pada momen yang sama. Sementara peningkatan

di indeks P2 menandakan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin semakin besar. Kondisi seperti ini

sering ditemui dalam di saat perekonomian mengalami

penurunan. Adanya momen pandemi COVID-19 membuat

penurunan level kondisi ketenagakerjaan yang berdampak

pada penurunan pendapatan dan pada akhirnya

mendorong peningkatan angka kemiskinan.

Jika dilihat dari ketimpangan pengeluaran

penduduk, tingkat kesejahteraan suatu daerah tidak

hanya mengacu pada angka kemiskinan, namun juga

tercermin oleh indikator rasio gini. Tingkat ketimpangan di

Bengkulu pada September 2020 menunjukkan

peningkatan. Tingkat rasio gini di Provinsi Bengkulu

tercatat sebesar 0.385 pada September 2020, meningkat

dibandingkan dengan periode September 2019 yang

tercatat sebesar 0,380. Kondisi ini menunjukkan

peningkatan kesenjangan ekonomi antar penduduk di

Provinsi Bengkulu. Di tahun 2021, Pemerintah Daerah

diharapkan dapat melakukan kolaborasi dan sinergi

kebijakan dengan seluruh pemangku kepentingan dalam

rangka mendorong pemulihan ekonomi daerah. Tidak

hanya itu, program vaksinasi COVID-19 yang menjadi

game changer juga perlu terus dikawal sehingga kedepan

aktivitas perekonomian di Provinsi Bengkulu dapat berjalan

seperti semula.

Tabel 6.7 Perkembangan Indikator Kemiskinan Provinsi Bengkulu 2018-2020

Keterangan 2018 2019 2020

Maret September Maret September Maret September

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang) 301.81 303.54 302.30 298.00 302.57 306.00

Persentase Penduduk Miskin (%) 15.43 15.41 15.23 14.91 15.03 15.30

- Kota 15.25 14.94 14.70 14.13 14.77 15.06

- Desa 15.52 15.64 15.49 15.30 15.16 15.42

Garis Kemiskinan (Rp) 481,425 492,115 499,660 520,293 527,031 530,382

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2.59 2.35 2.48 2.01 2.40 2.51

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0.61 0.52 0.58 0.45 0.56 0.64

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah

Grafik 6.2 Perkembangan Kemiskinan di Provinai Bengkulu Grafik 6.3 Perkembangan Gini Ratio Bengkulu & Nasional

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah

Page 83: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

B A B

PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU (KLIKHOTEL.COM)

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Melanjutkan tren perbaikan pada triwulan II 2021, ekonomi Provinsi Bengkulu

pada triwulan III diperkirakan berada dalam kondisi positif dengan tendensi

melambat.

Pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi positif didorong oleh konsumsi domestik dan

investasi sejalan dengan peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat, kinerja ekspor

sejalan dengan tren kenaikan harga komoditas dan negara mitra dagang serta berlanjutnya

progress fisik proyek jalan tol yang memasuki tahap akhir. Secara keseluruhan tahun 2021,

membaiknya perekonomian global dan nasional berdampak kepada peningkatan kinerja

seluruh komponen sisi penggunaan maupun mayoritas LU utama daerah.

Dari sisi tekanan harga, laju inflasi triwulan III 2021 diprakirakan cenderung lebih tinggi

namun tetap terjaga dibandingkan triwulan II 2021. Hal ini terutama didorong oleh inflasi

volatile food dengan bergesernya beberapa tanaman pangan akibat anomali cuaca. Pada

inflasi administered price, tekanan inflasi diprakirakan meningkat seiring dengan terus

berjalannya progress vaksinasi. Sementara secara keseluruhan tahun 2021, laju inflasi akan

lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat serta perbaikan ekonomi

yang terjadi.

PANTAI PANJANG KLIKHOTEL.COM

Page 84: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Page 85: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

7.1 PROSPEK MAKROEKONOMITabel 7.1 Proyeksi PDRB Triwulan III dan 2021

Sumber: Bank Indonesia, BPS, diolah

Melanjutkan tren perbaikan pada triwulan II 2021,

ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan III

diperkirakan berada dalam kondisi positif dengan

tendensi melambat. Konsumsi masih akan menjadi

penggerak utama pertumbuhan ditopang oleh

membaiknya kinerja investasi dan ekspor di tengah

kenaikan impor.

Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh melambat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga

dipengaruhi normalisasi level konsumsi masyarakat pasca

momen Ramadhan dan Idul Fitri. Meski demikian, terdapat

potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh

progress program vaksinasi1 yang dilakukan oleh

pemerintah daerah.

Selanjutnya, konsumsi pemerintah juga diprakirakan

tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan II 2021. Melambatnya konsumsi pemerintah

pada triwulan III 2021 dipengaruhi oleh adanya kendala

proses pengadaan yang progressnya masih rendah hingga

bulan Mei 2021. Tidak hanya itu, adanya rencana

pelaksanaan refocussing anggaran juga diperkirakan dapat

membuat realisasi anggaran pemerintah daerah

terganggu. Lebih lanjut, terdapat potensi peningkatan

pertumbuhan komponen ini lebih tinggi didorong

membaiknya realisasi pendapatan asli daerah pada tahun

2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang

diperkirakan mampu mendorong kegiatan konsumsi

pemerintah.

Kinerja PMTB diprakirakan tumbuh meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II 2021.

Kinerja tersebut diprakirakan bersumber dari kelanjutan

proyek-proyek pemerintah. Pembangunan jalan tol Lubuk

Linggau-Curup-Bengkulu diperkirakan akan terus dilakukan

pada triwulan III 2021 meski mengalami kendala

pembebasan lahan di awal tahun 2021. Saat ini progress

pembangunan tol ini berada pada angka 81%, dan

Vaksinasi akan mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan pada akhirnya

akan mendorong level konsumsi masyarakat.

diperkirakan akan selesai di akhir tahun 2021. Lebih lanjut,

di tahun 2021 Provinsi Bengkulu juga menjadi salah satu

daerah yang mendapatkan Percepatan Pembangunan

Infrastruktur Major Project dan Proyek Strategis Nasional

(PSN). Adapun selain jalan tol, proyek infrastruktur yang

masuk dalam program ini diantaranya pembangunan jalan

Trans Pulau Enggano, pengembangan pelabuhan

Enggano, pengembangan Bandara Enggano, serta

pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Regional di Bengkulu Tengah.

Kinerja ekspor diprakirakan tumbuh membaik

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2021.

Membaiknya kinerja ekspor dipengaruhi oleh pemulihan

ekonomi global yang akan mendorong peningkatan

permintaan ekspor produk utama Provinsi Bengkulu.

Khusus untuk batu bara, realisasi ekspor komoditas ini

kedepan akan sangat dipengaruhi oleh kecepatan

pemulihan ekonomi di Filipina dan Tiongkok sebagai

negara tujuan utama ekspor komoditas ini. Sebagai

informasi pada triwulan II 2021, permintaan ekspor batu

bara ke kedua negara tersebut masih cukup optimis

didorong oleh peningkatan aktivitas industri. Untuk

komoditas CPO, meski mengalami risiko penurunan pasca

tingginya kasus COVID-19 di India (negara tujuan utama

ekspor CPO Provinsi Bengkulu), namun diperkirakan

kinerja ekspor komoditas ini masih akan meningkat seiring

masih tingginya produksi komoditas ini hingga triwulan II

2021.

Berdasarkan lapangan usaha (LU), pertumbuhan LU

pertanian diprakirakan meningkat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan II 2021. Adanya momen panen

beberapa komoditas pangan utama yang diperkirakan

jatuh pada bulan Agustus dan September akan menjadi

pendorong utama pertumbuhan pada triwulan III 2021.

Lebih lanjut, pada triwulan III 2021 diperkirakan curah

hujan mulai menurun dan akan diharapkan dapat

memberikan dampak positif pada produksi komoditas karet

di triwulan III 2021. Selain itu, membaiknya harga

komoditas perkebunan (karet dan CPO) juga diharapkan

dapat semakin meningkatkan kinerja LU ini. Meski

demikian, terdapat downside risk pertumbuhan sektor

pertanian pada triwulan III 2021 yang bersumber dari

Page 86: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

penyakit gugur daun2 yang diperkirakan akan

mempengaruhi produktivitas tanaman karet.

Sejalan dengan perbaikan konsumsi rumah tangga, kinerja

LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor juga diprakirakan membaik meski tumbuh

melambat pada triwulan III 2021. Hal ini sejalan dengan

hasil liaison Bank Indonesia pada beberapa kontak di

sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor yang mengungkapkan adanya optimisme

pertumbuhan sektor ini di tahun 2021. Lebih lanjut, adanya

kebijakan PPnBM 0% serta LTV/ FTV 100% yang dilakukan

oleh pemerintah pusat dan Bank Indonesia diperkirakan

akan mendorong pertumbuhan penjulan kendaraan roda

empat di triwulan III 2021.

Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi

Provinsi Bengkulu tahun 2021 diprakirakan akan

membaik dibandingkan dengan tahun 2020.

Perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan

menjadi faktor pendorong utama membaiknya ekonomi

provinsi Bengkulu pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi

provinsi Bengkulu pada tahun 2021 diperkirakan akan

bersumber dari konsumsi RT serta Pemerintah, kegiatan

ekspor, dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, dorongan

pertumbuhan ekonomi akan bersumber dari lapangan

usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dengan

didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; serta

lapangan usaha industri pengolahan.

Konsumsi rumah tangga pada tahun 2021 diprakirakan

tumbuh meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan

pada tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 0,02% (yoy).

Menguatnya konsumsi rumah tangga akan ditopang oleh

meningkatnya pendapatan seiring dengan membaiknya

prospek perekonomian provinsi Bengkulu di tahun 2021.

Lebih lanjut, sentimen positif ini juga di dorong oleh

progress program vaksinasi yang dilakukan sejak awal

tahun 2021. Vaksinasi akan mendorong mobilitas

masyarakat, sehingga pada akhirnya akan mendorong

pertumbuhan konsumsi. Selanjutnya, prospek perbaikan

komponen ini juga didorong oleh penetapan kebijakan

PPnBM 0% untuk pembelian kendaraan bermotor serta

LTV/ FTV 100% untuk kredit kendaraan bermotor (KKB)

yang akan mendorong peningkatan penjualan kendaraan

bermotor roda empat.

Penyakit gugur daun pada tanaman karet mempengaruhi penurunan produksi

tanaman sebesar 11 – 14% (GAPKINDO)

Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah

diprakirakan relatif stabil dibandingkan dengan

pertumbuhan tahun 2020 yang sebesar 0,58% (yoy).

Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada tahun 2021 akan

tertahan didorong oleh penetapan APBD 2021 oleh

Pemerintah Provinsi Bengkulu yang relatif menurun

dibandingkan dengan tahun APBD 2020. Penetapan pagu

yang cenderung menurun dibandingkan tahun 2020,

sebagai dampak pelemahan ekonomi yang pada akhirnya

mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB) meningkat dibandingkan dengan realisasi

pertumbuhan tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 1,65%

(yoy). Meningkatnya PMTB diperkirakan didorong oleh

pembangunan ruas jalan tol trans Sumatera untuk ruas

jalan Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu, diperkirakan

progress pembangunan telah mencapai 81%. Disisi lain,

adanya beberapa proyek infrastruktur major pemerintah

pusat dan daerah juga diperkirakan akan mendorong

realisasi PMTB pada tahun 2021.

Ekspor diprakirakan tumbuh membaik dibandingkan

dengan pertumbuhan tahun 2020 yang sebesar -2.60%

(yoy). Kinerja ekspor diprakirakan membaik pada tahun

2021, sejalan dengan pemulihan ekonomi dunia yang akan

mendorong peningkatan permintaan komoditas ekspor

utama provinsi Bengkulu. Lebih lanjut terkait dengan

ekspor antar daerah, pada tahun 2021 permintaan CPO

akan meningkat didorong oleh implementasi kebijakan

penggunaan biodiesel B30.

Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja LU utama di Provinsi

Bengkulu yaitu LU pertanian, kehutanan dan perikanan

pada tahun 2021 diprakirakan relatif meningkat

dibandingkan dengan kinerja pada tahun 2020.

Membaiknya kinerja CPO seiring tingginya curah hujan

hingga bulan Mei 2021 diperkirakan menjadi penopang

pertumbuhan sektor pertanian. Lebih lanjut, peningkatan

harga komoditas ini di pasar global juga turut mendorong

peningkatan kinerja sektor pertanian. Meski demikian,

adanya anomali cuaca di awal tahun serta progress

kegiatan replanting tanaman kelapa sawit yang masih

rendah dikhawatirkan dapat menjadi downside risk

pertumbuhan LU ini di tahun 2021.

Sejalan dengan membaiknya konsumsi dan ekspor, kinerja

LU perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan

sepeda motor juga diprakirakan membaik dibandingkan

Page 87: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

dengan tahun 2020. Prospek perbaikan level konsumsi

masyarakat diprakirakan akan berdampak terhadap kinerja

LU ini selama tahun 2021. Kebijakan PPnBM 0% untuk

pembelian kendaraan serta LTV/ FTV 100% yang efektif

mendorong peningkatan penjualan kendaraan roda

empat3.

Pada tahun 2021, perbaikan juga akan didukung oleh LU

industri pengolahan di tengah tren peningkatan pada harga

komoditas CPO. Lebih lanjut, prospek perbaikan ekonomi

global dan negara mitra dagang juga diprakirakan dapat

mendorong pertumbuhan LU industri pengolahan.

Perbaikan permintaan domestik juga diharapkan akan turut

mendorong pertumbuhan LU ini pada tahun 2021.

Prospek perbaikan PMTB di tahun 2021 diprakirakan akan

mendorong akselerasi kinerja LU konstruksi. Progress

pembangunan proyek infrastruktur multiyears pemerintah

di tahun 2021 serta rencana realisasi pelaksanaan PSN

diperkirakan akan menjadi faktor penopang pertumbuhan

LU ini pada tahun 2021. Lebih lanjut, membaiknya ekonomi

global dan domestik, turut mendorong para pelaku usaha

dan Pemerintah untuk merealisasikan investasi yang

tertunda sehingga turut mendorong kinerja LU konstruksi.

Di balik prospek membaiknya perekonomian baik di

triwulan III 2021 maupun keseluruhan tahun 2021,

terdapat beberapa risiko yang dapat menghambat laju

pertumbuhan yang lebih tinggi, antara lain:

1. Progress program vaksinasi4 yang belum terlalu baik

di Provinsi Bengkulu, dikhawatirkan dapat

menganggu pemulihan ekonomi.

2. Pelaksanaan program pemulihan ekonomi yang tidak

secepat harapan berdampak kepada melambatnya

recovery swasta dan UMKM sehingga menambah

jumlah pengangguran dan membatasi daya beli;

3. Recovery dunia usaha yang tidak secepat harapan

berdampak kepada terbatasnya pendapatan

pemerintah sehingga kapasitas belanja belum dapat

maksimal.

7.2 PROSPEK INFLASI Tabel 7.2 Proyeksi Inflasi Triwulan III dan 2021

Sumber: Bank Indonesia, BPS, diolah

Pada triwulan III 2021, tekanan harga di Provinsi

Bengkulu diprakirakan meningkat dibandingkan

dengan kondisi triwulan II 2021. Tekanan inflasi

Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2021 bersumber dari

meningkatnya harga kelompok volatile food. Kondisi

anomali cuaca yang berlangsung hingga bulan Mei 2021

mendorong pergeseran tanam beberapa komoditas

pangan utama. Hal ini diperkirakan akan memberikan

tekanan pada harga kelompok bahan makanan.

Selanjutnya, adanya progress vaksinasi diperkirakan akan

mendorong mobilitas masyarakat pada triwulan III 2021.

Kondisi tersebut diperkirakan akan menyebabkan

peningkatan harga angkutan/ transportasi dan pada

akhirnya berdampak pada inflasi kelompok administered

prices. Lebih lanjut, peningkatan kelompok administered

prices juga dipengaruhi oleh penyesuaian harga komoditas

Berdasarkan analytical notes Dampak Penerapan Kebijakan PPnBM 0% serta LTV/

FTV 100% mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor roda empat di Provinsi Bengkulu sebesar 47,5%

rokok yang dilakukan secara gradual pasca penyesuaian

tarif cukai rokok di awal tahun 2021.

Tekanan harga kelompok core diperkirakan relatif stabil

dengan kecenderungan meningkat pada triwulan III 2021.

Perbaikan ekonomi yang terjadi diperkirakan akan

mendorong level konsumsi masyarakat yang pada akhirnya

akan berdampak pada peningkatan tekanan kelompok ini.

Di sisi lain, diperkirakan harga emas perhiasan akan lebih

stabil, didorong oleh perbaikan ekonomi yang terjadi.

Tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun

2021 diprakirakan meningkat namun tetap akan

mendukung sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber

kenaikan inflasi pada tahun 2021 akan berasal dari

kenaikan cukai rokok, yang sudah ditransmisikan pada

awal tahun, melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok

kretek filter, dan rokok putih. Selanjutnya, sumber

kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari harga

pangan yang bergejolak, karena dipengaruhi oleh faktor

gangguan cuaca di awal tahun 2021. Tidak hanya itu,

sebagaian besar neraca pangan provinsi Bengkulu yang

mengalami defisit diperkirakan akan turut menjadi faktor

peningkat tekanan harga kelompok ini. Beberapa upaya

Progress vaksinasi Provinsi Bengkulu hingga dosis kedua sebesar 15,3% (data 31

Mei 2021)

Page 88: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

yang telah dan akan terus dilakukan pemerintah daerah

untuk menjaga stabilitas harga dalam jangka pendek

diantaranya adalah operasi pasar dan melakukan sidak

bersama satgas pangan. Selain itu adanya upaya perluasan

tanaman cabai merah dan adanya gerakan tanam cabai

merah diharapkan dapat meredam gejolak harga cabai

merah yang berlebih kedepannya. Pengembangan

tanaman horti lainnya yang memiliki andil relatif besar

terhadap inflasi, seperti bawang merah, dan Bawang Putih

diharapkan dapat membantu menjaga ketersediaan

pasokan, sehingga volatilitas harganya dapat lebih terjaga.

Selain peningkatan produksi, perluasan kerjasama antar

daerah juga perlu terus dilakukan dalam upaya menjaga

pasokan.

Page 89: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

DAFTAR ISTILAH

Administered Price (AP) Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.

Andil Inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik Pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Dalam buku ini bank Pemerintah Daerah (Bank Bengkulu) juga dikelompokkan dalam bank pemerintah.

Bobot Inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.

Cash Inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dan penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dan penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.

Clean Money Policy Merupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar.

Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Ekspor Keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi (IKK) Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunujukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli.

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persisten).

Inflasi IHK Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan

perubahan indeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen Volatile Foods dan Administered Price.

Impor Keseluruhan barang yang masuk dari suatu wilayah /daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal.

Page 90: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar kliring baik atas

nama peserta maupun atas nama nasabah.

Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk :

1. Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA)

2. Pengembalian tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.

Liaison Bank Indonesia Salah satu kegiatan rutin untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi aktual sektor riil/usaha beserta prospeknya melalui wawancara langsung antara Bank Indonesia dengan pelaku usaha/sumber data.

MTM/mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang

sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outlows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash Inflows bila terjadi sebaliknya.

Non Performing Loans (NPL) Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan klasifikasi Kurang lancar, Diragukan, dan Macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.

Pertumbuhan Ekonomi Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan atau tahunan).

Porsi Ekonomi Konstribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB)

Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga di periode tersebut sebagai dasar perhitungan.

Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK)

Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga pada satu waktu

tertentu sebagai dasar perhitungan.

Produk Domestik Regional Bruto Satu Tahun

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah dalam satu tahun.

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah dalam satu triwulan tertentu.

QTQ/qtq Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs. Terminologi NPL untuk bank konvensional, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit.

Sektor Ekonomi Dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang.

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Page 91: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021

Sistem Kliring Nasional Bank

Indonesia (SKN-BI)

Sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang

penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Uang Giral Uang terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh waktu, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah dan sistem moneter.

Uang Gartal Uang yang terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN dan bank umum.

Volatile Foods (VF) Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat fluktuatif.

YOY/yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.