LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT -...

27
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU- GURU BAHASA INGGRIS SMA/SMK SE-KABUPATEN BULELENG Oleh: Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd (Ketua) NIP. 198303142008122002 Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP. 198401252008122003 Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP. 197605292005012002 Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2014 Nomor: 023.04.2.552581/2014 Tanggal 5 Desember 2013 JURUSAN DIII BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

Transcript of LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT -...

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU-

GURU BAHASA INGGRIS SMA/SMK SE-KABUPATEN

BULELENG

Oleh:

Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd (Ketua)

NIP. 198303142008122002

Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum (Anggota)

NIP. 198401252008122003

Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum (Anggota)

NIP. 197605292005012002

Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2014

Nomor: 023.04.2.552581/2014 Tanggal 5 Desember 2013

JURUSAN DIII BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

Kata Pengantar

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat

yang dilaksanakan untuk guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK Se-kabupaten

Buleleng yang dilaksanakan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Ganesha dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melibatkan sejumlah pihak, antara lain:

tim pelaksana, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan guru-guru Bahasa Inggris

SMA/SMK Se-Kabupaten Buleleng. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih

kepada mereka dan sangat mengapresiasi partisipasi mereka terhadap rampungnya

kegiatan pelatihan dan tersusunnya laporan ini.

Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala

bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha

Esa.

Singaraja, 1 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Analisis Situasi ............................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................ 5

1.3 Tujuan Kegiatan .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Kegiatan ............................................................................ 6

BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................... 7

2.2 Khalayak Sasaran ............................................................................ 7

2.3 Keterkaitan ...................................................................................... 7

2.4 Metode Kegiatan ............................................................................. 8

2.5 Rancangan Evaluasi ........................................................................ 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil ............................................................................................... 9

3.2 Pembahasan .................................................................................... 9

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan ...................................................................................... 11

4.2 Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum berbasis

satuan pendidikan (KTSP) yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan secara terpadu (Faiq, 2013). Ini jelas tercantum dalam Kemendikbu

(2012), Kurikulum 2013 merupakan pengembangan Kurikulum Berbasis

Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi

sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum ini diharapkan

sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia

berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.Pemberlakuan kurikulum

baru ini menurut pihak kementerian dan kebudayaan bersifat urgen dan harus

dilaksanakan secepatnya di tahun pelajaran 2013/2014 ini.

Terdapat beberapa pertimbangan kenapa kurikulum 2013 ini segera harus

diberlakukan. Ini dikarenakan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya dirasa

kurang mampu membantu peserta didik untuk menjawab tantangan-tantangan di

masa datang. Untuk menjadi generasi yang handal di masa depan, seorang peserta

didik tidak hanya dibekali oleh kemampuan hard skill (pengetahuan dan

keterampilan ) saja, tetapi juga aspek soft skill (sikap). Dengan kurikulum 2013

ini diharapkan akan terwujud generasi-generasi yang mampu memiliki sikap,

keterampilan, pengetahuan yang baik, lebih kreatif, inovatif, dan produktif

(Latifah, 2013).

Dalam pengimplementasiannya, sudah barang tentu masih banyak terdapat

tantangan dan permasalahan. Salah satunya adalah kurang memadainya

pemahaman guru-guru tentang kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini yang baru

saja diimplementasikan tahun ini sudah pasti memberikan rasa kaget bagi para

guru-gurunya. Mereka harus mulai lagi mencari tahu tentang apa itu kurikulum

2013, dan pelan-pelan mulai mengimplementasikannya dalam kegiatan

pembelaran mereka di kelas.

Sesungguhnya, sukses atau tidaknya suatu pendidikan tidaklah ditentukan

oleh bagus atau tidaknya sebuah kurikulum tetapi mampu atau tidaknya sang

implementer (guru) mengimplementasikannya di kelas. Kurikulum tidak akan

bermakna apabila tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Dalam

pembelajaran, guru memiliki peran penting karena guru yang berinteraksi

langsung dengan peserta didik sehingga secara tidak langsung kesuksesan untuk

mengimplementasikan kurikulum 2013 tergantung pada keterampilan guru.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)

DIY Kadarmanta Baskara Aji dalam Keswara (2013), "Kurikulum eksekusinya di

tangan guru. Karenanya guru berperan besar dalam implementasinya,".

Menurutnya, peran guru dalam mengaplikasikan kurikulum baru memang

dibutuhkan saat ini. Sebab kurikulum yang diterapkan pada peserta didik dibuat

tidak hanya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

namun juga banyak pihak, termasuk para guru. Maka dari itu, untuk

mensukseskan penerapan kurikulum tersebut, guru menjadi faktor yang paling

dominan untuk dilaksanakan. Para pendidik itulah yang mengetahui

perkembangan ilmu dan perubahan materi kurikulum yang dibutuhkan.

Menurut Murray Print dalam Ro'iyatunisa (2013) peran guru dalam

kurikulum adalah sebagai berikut : Pertama, sebagai implementers, guru berperan

untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan

perannya, guru hanya menerima berbagai kebijakan perumus kurikulum. Dalam

pengembangan kurikulum guru dianggap sebagai tenaga teknis yang hanya

bertanggung jawab dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan yang ada.

Akibatnya kurikulum bersifat seragam antar daerah yang satu dengan daerah yang

lain. Oleh karena itu guru hanya sekadar pelaksana kurikulum, maka tingkat

kreatifitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah. Guru

tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaruan. Mengajar dianggapnya

bukan sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas

keseharian.

Kedua, peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksana

kurikulum, akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik

dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Guru diberi kewenangan untuk

menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan

kebutuhan lokal. Hal ini sangat tepat dengan kebijakan KTSP dimana para

perancang kurikulum hanya menentukan standar isi sebagai standar minimal yang

harus dicapai, bagaimana implementasinya, kapan waktu pelaksanaannya, dan

hal-hal teknis lainnya seluruhnya ditentukan oleh guru. Dengan demikian, peran

guru sebagai adapters lebih luas dibandingkan dengan peran guru sebagai

implementers.

Ketiga, peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan

dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan

dan isi pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi

apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya.

Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum

sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman

belajar yang dibutuhkan siswa.

Keempat, adalah peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum

researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru

yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru.

Dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab

untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan

kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model pembelajaran

dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa

mencapai target kurikulum. Metode yang digunakan oleh guru dalam meneliti

kurikulum adalah PTK dan Lesson Study.

Jelas bahwa kesuksesan untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013

tergantung pada keterampilan guru. Pasalnya, mereka mempunyai andil besar

dalam menerapkan kurikulum tersebut. Kunci keberhasilan pendidikan terletak

pada kualitas dan profesionalitas guru. Guru adalah transformer ilmu dan pamong

bagi para siswa. Sebagai transformer ilmu pengetahuan maka di dalam dirinya

harus ada mindset untuk melakukan yang terbaik bagi profesinya sebagai guru dan

sebagai pamong maka dia akan membimbing siswanya di dalam proses pencarian

kebenaran yang berbasis pada ilmu pengetahuan.

Kurikulum bagaimanapun baiknya tentu masih sangat tergantung kepada

para guru. Oleh karena itu perubahan mindset para guru tentu menjadi sangat

penting sebagai prasyarat keberhasilan implementasi kurikulum. Dengan

demikian, keberhasilan penerapan kurikulum 2013 juga sangat tergantung kepada

perubahan mindset para guru di dalam mendidik para siswa.

Sayangnya sosialisasi dan pelaksanaan kurikulum 2013 ini dilakukan

secara bertahap dan masih ditentukan oleh pusat. Sementara pada tahun 2014

diharapkan semua sekolah sudah menerapkan kurikulum 2014. Seperti misalnya

di kabupaten Buleleng untuk tingkat SMA, baru enam sekolah dari total tiga

puluh empat sekolah yang menggunakan kurikulum 2013, dan untuk tingkat

SMK, baru tiga dari dua puluh dua sekolah yang menggunakan kurikulum 2013.

Semua sekolah-sekolah tersebut rata-rata berlokasi di Singaraja, sementara

sekolah-sekolah lain yang masih di daerah luar kota masih belum

mengimplementasikan kurikulum 2013. Pihak dinas pendidikan sudah

menyampaikan bahwa pada tahun 2014 diharapkan semua sekolah SMA/SMK di

singaraja sudah bisa mengimplementasikan kurikulum 2013. Pertanyaan yang

kemudian muncul adalah mampukah pemerintah mewujudkan itu?

Untuk menjawab pertanyaan itu, semua kembali pada kita. Terlepas dari

semua pro dan kontra tentang pemberlakuan kurikulum 2013 ini, seyogyanya kita

harus mendukung upaya pemerintah untuk membuat Indonesia khususnya dunia

pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang bisa kami lakukan adalah

dengan membantu pemerintah dalam mengadakan dan memberikan sosialisasi dan

pelatihan kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang belum menerapkan

kurikulum ini. Dari wawancara yang kami lakukan dengan bapak Kabid Dikmen

Dinas Pendidikan Singaraja, bapak Drs. Ketut Arjana, M.Pd, sosialisasi hanya

baru dilakukan untuk tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran Sejarah, Bahasa

Indonesia, dan Matematika. Sementara untuk mata pelajaran yang lain seperti

Bahasa Inggris, guru-guru hanya diberikan contoh-contoh silabusnya saja,

kemudian mereka diminta untuk mencari informasi secara otodidak. Menurut

salah satu guru bahasa inggris yang mengajar di sebuah SMKN yang menerapkan

kurikulum 2013, upaya pemberian silabus dan belajar secara otodidak masih

dirasa kurang mampu untuk memberikan mereka pemahaman tentang bagaimana

seharusnya kurikulum 2013 itu dituangkan dalam pembelajaran.

Permasalahan yang muncul adalah kurang pahamnya guru terhadap

kurikulum 2013. Ini memang tidak mudah dan tidak bisa benar-benar dilakukan

secara sekejap seumpama membalikkan telapak tangan. Dengan latar belakang

guru-guru yang beraneka ragam, dan dengan tingkat motivasi guru-guru dalam

mensukseskan implementasi kurikulum 2013 yang juga bervariasi, sudah pasti

diperlukan usaha yang lebih nyata dari berbagai pihak (tidak hanya semata-mata

mengandalkan pusat) untuk turut ambil bagian dalam upaya mewujudkan

terlaksananya kurikulum 2013 dengan baik dengan harapan tujuan dari dibuatnya

kurikulum 2013 ini pun dapat tercapai secara optimal.

Dari total tiga puluh empat SMA yang tersebar di kabupaten Singaraja,

baru enam sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu SMA N 1

Singaraja, SMAN 2 Singaraja, SMAN 3 Singaraja, SMAN 3 Singaraja, SMAN 1

Busung Biu, dan SMAN 2 Busung Biu. Sementara pada jenjang SMK baru tiga

sekolah dari dua puluh sekolah yang ada yang mengimplementasikan kurikulum

2013. Sekolah tersebut adalah SMKN 1 Singaraja, SMKN 2 Singaraja, dan

SMKN 3 Singaraja.

Kondisi ini masih sungguh dirasakan kurang dalam mewujudkan

pengimplementasian kurikulum 2013 karena pada kenyataannya guru-guru

sebagai implementer dari kurikulum tersebut masih meraba-raba dan menebak-

nebak tentang isi dari kurikulum 2013. Walaupun kurikulum ini sejatinya

merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) dan KTSP (2006), ada

banyak hal prinsip yang harus diperhatikan dan benar-benar diubah

pelaksanannya di kurikulum 2013 ini. Apabila guru-guru benar-benar komit untuk

ikut membantu memperbaiki dunia pendidikan guna menghasilkan generasi yang

lebih handal dan tangguh di masa depan maka mereka harus benar-benar paham

isi dan cara pengimplementasiannya. Tanpa itu, kurikulum hanyalah sebuah

kurikulum. Tanpa penggerak yang baik maka dunia pendidikan tetaplah sama,

tidak akan mencapai perubahan yang signifikan.

Kurang memadainya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan, bahkan

pelatihan belum mencakup seluruh mata pelajaran benar-benar menjadi sebuah

tantangan bagi kita semua. Benar-benar dibutuhkan sebuah usaha nyata dan

perjuangan dari semua pihak untuk menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih

baik. Menurut pengakuan salah satu guru bahasa Inggris di salah satu sekolah

yang mengimplementasikan kurikulum 2013, masih banyak dari mereka yang

benar-benar buta dengan kurikulum 2013. Mereka baru sebatas belajar dari

silabus-silabus yang didistribusikan tanpa ada pelatihan langsung tentang

bagaimana sesungguhnya silabus itu kemudian dituang dalam pembelajaran riil di

kelas.

Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu LPTK di Singaraja

memiliki kewajiban untuk turut serta dalam pengimplementasian kurikulum 2013.

Undiksha bisa bekerja sama dengan pihak dinas pendidikan untuk memberikan

sosialisasi dan pelatihan tentang kurikulum 2013. Seperti apa yang disampaikan

oleh bapak Kabid Dikmen, bapak Drs Ketut Arjana, M.Pd bahwa masih banyak

sekolah-sekolah jenjang SMA dan SMK ( 28 SMA dan 22 SMK) yang belum

mengimplementasikan kurikulum 2013 serta masih belum adanya sosialisasi pada

mata pelajaran bahasa Inggris, maka kegiatan sosialisasi dan pelatihan kurikulum

2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris jenjang SMA/SMK sangatlah penting untuk

segera dilakukan.

Dari situasi tersebut, kami kemudian mengambil sebuah inisiatif untuk

ikut serta membantu terealisasikannya kurikulum 2013 dengan memberikan

sosialisasi dan pelatihan kepada guru-guru bahasa Inggris di jenjang SMA dan

SMK tentang kurikulum 2013. Bapak Drs. Ketut Arjana, M.Pd selaku Kabid

Dikmen Dinas Pendidikan Singaraja juga mengamini bahwa kegiatan ini sangat

perlu dan penting untuk segera dilakukan dan beliau berjanji untuk turut serta

mendukung penuh kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan, maka dalam

pengabdian kepada masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai

berikut: guru-guru bahasa Inggris SMA/SMK di Kabupaten buleleng belum

memiliki pemahaman dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Dengan

demikian perumusan masalah yang bisa dirumuskan dalam kegiatan

pengabdian kepada masyarakat ini adalah: apakah pelatihan ini dapat

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru Bahasa Inggris

SMA/SMK tentang pengimplementasian kurikulum 2013.

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk membantu guru-

guru bahasa Inggris SMA/SMK di kabupaten Singaraja dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013 ke dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat Kegiatan

Dari kegiatan pelatihan ini guru-guru akan secara langsung mendapatkan

informasi tentang kurikulum 2013 dan yang terpenting lagi adalah mendapatkan

cara bagaimana mengimplementasikan kurikulum tersebut ke dalam RPP.

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka dasar dari pemecahan masalah dalam pengabdian pada

masyarakat ini adalah memberikan pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi

guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK di Kabupaten Buleleng. Berikut

adalah langkah-langkah pelaksanaanya.

a. Persiapan

Tahap ini menyangkut: 1) penjajagan kepada Dinas Pendidikan dan

instansi terkait tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan, 2) pendataan

peserta dan penyiapan instruktur yang benar-benar ahli dalam bidangnya.

Peserta berasal dari guru-guru bahasa Inggris tingkat SMA/SMK di

kabupaten Buleleng, sementara instruktur berasal dari Universitas

Pendidikan Ganesha, 3) penyiapan tempat kegiatan. Kegiatan dilakukan di

Ruang Seminar Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan

Ganesha, dan 4) penjadwalan kegiatan.

b. Pelaksanaan

Pada tahapan ini, pelatihan dimulai dengan pemberian materi tentang

kurikulum 2013 oleh istruktur dan kemudian dilanjutkan dengan workshop

tentang cara pengimplementasiaannya ke dalam pembelajaran dalam

bentuk pembuatan RPP.

c. Evaluasi

Pada kegiatan akhir, dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan

kegiatan pelatihan. Tahapan ini juga menyangkut penilaian dan refleksi

dari peserta terhadap kegiatan pelatihan.

2.2 Khalayak Sasaran

Anggota khalayak sasaran yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan

pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru Bahasa Inggris tingkat

SMA/SMK di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 35 orang.

2.3 Keterkaitan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Universitas Pendidikan Ganesha bekerja

sama dengan Dinas Pendidikan Singaraja. Dinas Pendidikan Singaraja sangat

menyambut baik pelaksanaan kegiatan pelatihan ini karena sosialisasi dan

pelatihan kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK

belum ada. Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu LPTK yang ada di

Singaraja, sudah seyogyanya bisa turut serta dalam membantu Dinas Pendidikan

dalam upaya bersama-sama memajukan dunia pendidikan, salah satunya dengan

pemberian kegiatan pelatihan ini.

2.4 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

adalah metode ceramah dan pelatihan. Pada awal kegiatan, peserta pelatihan

mendapat sosialisasi tentang kurikulum 2013, kemudian dilakukan workshop

tentang pengimplementasiannya dalam pembelajaran. Disini peserta akan berlatih

cara membuat RPP sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ada. Kegiatan

workshop ini akan didampingi oleh tiga orang pendamping.

2.5 Rancangan Evaluasi

Evaluasi dilakukan ketika kegiatan berlangsung dan pada akhir kegiatan.

Evaluasi akan dilakukan pada pertemuan terakhir pelatihan. Secara specifik aspek,

teknik, instrument, serta kriteria evaluasi yang dilakukan dapat disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 1 Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

No Aspek

Evaluasi

Teknik Instrumen Kriteria

1 Program Kuesioner Angket/Kuesioner Kesesuaian

dengan tujuan

2 Proses Observasi -Daftar presensi

-Lembar observasi

- Kehadiran

lebih dari 85%

- Aktivitas

peserta dalam

kegiatan tinggi

3 Hasil Penugasan

kepada

peserta

untuk

membuat

RPP

Rubrik nilai Peserta mampu

membuat RPP

sesuai dengan isi

kurikulum 2013

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1 Hasil

Kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada guru-guru Bahasa Inggris SMA

/SMK Se-kabupaten Buleleng. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 25-27

Agustus 2014 di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha.

Pelatihan ini diikuti oleh 35 peserta dari guru-guru bahasa Inggris SMA/SMK se-

kabupaten Buleleng. Pelatihan ini mendatangkan narasumber yang sudah ahli

dibidang kurikulum yaitu Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A.

Pelatihan ini diawali dengan pemberian informasi tentang kurikulum 2013,

tentang perubahan paradigma, alasan-alasan mengapa kurikulum ini harus

dilakukan, pendekatan saintifik yang bisa dilakukan oleh guru-guru, serta rubrik

penilaian. Setelah itu, dilanjutkan dengan workshop. Workshop dilakukan selama

dua hari. Hari yang pertama, peserta melakukan self evaluasi tentang RPP yang

sudah mereka buat sebelumnya. Hari yang kedua, mereka melakukan revisi RPP

berdasarkan masukan yang diberikan oleh narasumber.

3.2. Pembahasan

Kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa

Inggris SMA/SMK Se-Kabupaten Buleleng dilaksanakan selama tiga hari, dari

tanggal 25 Agustus 2014 sampai dengan 27 Agustus 2014. Adapun rincian

kegiatan pada masing-masing tanggal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Penyajian materi oleh narasumber

Sebelum melakukan pelatihan, terlebih dahulu peserta diberikan materi

dan informasi terkait pelaksanaan kurikulum 2013. Narasumber, Prof.

Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A, yang memang mendalami bidang ini

benar-benar piawai dan apik dalam menyajikan materi. Materi yang

disampaikan meliputi perubahan paradigma, pendekatan saintifik yang

digunakan, dan rubrik penilaian. Para peserta pelatihan sangat antusias

dalam mengikuti pemaparan dari narasumber. Ini terbukti dari

banyaknya peserta yang bertanya terkait dengan implementasi

kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Hasil evaluasi kegiatan yang

diberikan kepada peserta juga menunjukkan hal yang sama. Mereka

menyampaikan bahwa mereka sangat tertarik dengan materi pelatihan

karena materi tersebut sangat relevan dengan pekerjaan mereka. Materi

yang disampaikan sangatlah bermanfaat bagi para peserta, terutama

dalam hal mengintegrasikan pendekatan saintifik ke dalam

pembelajaran. Sebelum mendapat pelatihan, mereka berasumsi bahwa

sangat sulit untuk memasukkan saintifik dalam proses pembelajaran,

karena mereka berpikir bahwa pendekatan saintifik hanya bisa

dilakukan ada mata pelajaran IPA. Tetapi, setelah mereka mengikuti

pelatihan, mereka paham tentang bagaimana memasukkan pendekatan

saintifik ke dalam pembelajaran. Cakupan materi yang diberikan pada

pelatihan ini juga dinilai sudah memadai. Materi mencakup

pendekatan saintifik yang digunakan dan rubrik penilaian. Selain

karena materi yang memadai, teknik yang digunakan oleh narasumber

ketika menyajikan materi juga mampu memfasilitasi peserta untuk

memahami materi dengan baik. Para peserta diberi banyak kesempatan

untuk berdiskusi dan bertanya untuk lebih memperdalam pengetahuan

mereka tentang kurikulum 2013.

b. Workshop 1

Kegiatan selanjutnya setelah pemberian materi adalah workshop 1.

Pada kegiatan ini, para peserta diminta untuk melakukan self evaluasi

terhadap RPP yang mereka telah buat sebelumnya. Kegiatan ini

dilakukan secara berkelompok, dimana satu kelompok terdiri dari

maksimal 5 orang guru. Guru-guru peserta pelatihan juga dibagi

berdasarkan jenjang, yaitu SMA dan SMK. Mereka melakukan peer

assesment dalam kelompok. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk

satu orang perwakilan untuk jadi ketua dan mempresentasikan hasil

diskusi mereka. Kegiatan ini juga didampingi oleh tim pendamping

dari tim pelaksana kegiatan. Kegiatan ini berlangsung dengan baik,

dimana para peserta dengan aktif dan antusias mengikuti kegiatan, dan

melakukan diskusi-diskusi kecil dalam kelompok.

c. Workshop 2

Pada kegiatan workshop 2 ini, para peserta pelatihan melakukan

kegiatan revisi terhadap RPP mereka yang sudah dikomentari. Mereka

terlihat sangat aktif dalam merevisi RPP mereka.

Setelah kegiatan pelatihan selesai, kegiatan berlanjut pada tahap

pendampingan. Pada tahap ini, tim pelaksana mendatangi guru-guru ke sekolah

untuk mendapatkan informasi apakah kegiatan pelatihan bisa bermanfaat buat

mereka atau tidak. Selain mendatangi secara langsung, tim pelaksana juga

menghubungi mereka melalui email, telpon, dan media sosial facebook. Secara

umum, hasil pendampingan menyatakan bahwa mereka sudah mampu

mengimplementasikan kurikulum 2013, walaupun belum 100% sempurna.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya maka disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan implementasi kurikulum

2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK Se-kabupaten Buleleng sudah

terlaksana dengan baik. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan tiga

aspek, yaitu aspek program, aspek proses, dan aspek hasil. Pada aspek program,

kegiatan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari tercapainya tujuan

kegiatan yakni membantu para guru bahasa Inggris SMA/SMK Se Kabupaten

Buleleng dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ke dalam pembelajaran.

Pada aspek proses juga terkategori baik. Hal ini terbukti dari daftar kehadiran

peserta dan keantusiasan mereka dalam mengikuti pelatihan. Pada aspek hasil

juga terkategori baik, dimana mereka telah mampu membuat RPP berdasarkan

kurikulum 2013.

4.2 Saran

Setelah melakukan evaluasi kegiatan, maka disarankan untuk tetap

melakukan kegiatan pendampingan untuk pelaksanaan kurikulum 2013, tidak

hanya bagi guru-guru yang sudah mengikuti pelatihan namun juga bagi mereka

yang belum mengikuti pelatihan. Hal ini dilakukan mengingat pelaksanaan

kurikulum ini masih dirasakan baru dan ada elemen-elemen lain yang masih perlu

untuk dipertimbangkan seperti pemilihan materi yang tepat dan pembuatan rubrik

yang sesuai. Dengan demikian disarankan untuk mengadakan pelatihan terkait

pembuatan bahan ajar dan pembuatan instrumen penilaian sehingga para guru

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang holistik dan integratif terhadap

pelaksanaan kurikulum 2013.

Daftar Pustaka

Faiq, Abdullah. 2013. Fakta-Fakta tentang Kurikulum 2013. www. tribuners.com.

Diakses pada tanggal 2 September 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Dokumen Kurikulum 2013.

-----. 2013. Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA) /

Madrasah Aliyah (MA).

Hasan, Hamid. 2013. Informasi kurikulum 2013. Dari Informasi Kurikulum 2013

- Prof. Dr. H. S. Hamid Hasan MA.pdf (application/pdf Object) . Diakses

pada tanggal 3 September 2013.

Keswara, Ratih. 2013. “Guru jadi faktor utama kesuksesan Kurikulum 2013” dari

http://nasional.sindonews.com/read/2013/04/01/15/733270/guru-jadi-faktor-

utama-kesuksesan-kurikulum-2013 . Diakses pada tanggal 3 September

2013.

Latifah, Hj. 2013. Kurikulum 2013: Perubahan atau Pergeseran Paradigma Belajar

Abad 21. www.tribuners.com. Diakses pada tanggal 3 September 2013.

Ro'iyatunisa, Anis. 2013. “Peranan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”.

http://www.anisroiyatunisa.blogspot.com/2013/04/peranan-guru-dalam-

implementasi.html). Diakses pada tanggal 1 September 2013.

Widhi K, Nograhany. 2013. “6 Perubahan pada Kurikulum 2013 Dibanding

Kurikulum Lama”. Dari

http://news.detik.com/read/2013/07/14/162017/2302125/10/6-

perubahan-pada-kurikulum-2013-dibanding-kurikulum-lama. Diakses

pada tanggal 2 September 2013.

Foto 1. Pembukaan oleh MC

Foto 2. Menyanyikan lagu Indonesia raya

Foto 3. Sambutan dari Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Foto 4. Penyajian materi oleh narasumber

foto 5a. Pertanyaan dari peserta

Foto 5b. Pertanyaan dari peserta

Foto 6. Diskusi kelas

Foto 7. Workshop

Foto 8. Workshop

Foto 9. Pendampingan

Foto 9. Pendampingan

Foto 10. Penutupan oleh Ketua Pelaksana