LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan...

62
Oleh : 1. Sumardi, S.T. , M.T. 2. Wahyudi, S.T. , M.T. 3. Achmad Hidayatno, S.T., M.T. DIBIAYAI OLEH PROYEK PENINGKATAN PENELITIAN PENDIDIKAN TINGGI (P4T) DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN DOSEN MUDA NOMOR: 103/P4T/DPPM/DM,SKW,SOSAG/III/2004 TANGGAL 25 MARET 2004 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NOPEMBER, 2004 PERANCANGAN SISTEM KONTROL SUSPENSI SEMI-AKTIF MENGGUNAKAN “FUZZY LOGIC CONTROL” PADA MODEL KENDARAAN SETENGAH LAPORAN PENELTIAN

Transcript of LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan...

Page 1: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Oleh : 1. Sumardi, S.T. , M.T. 2. Wahyudi, S.T. , M.T. 3. Achmad Hidayatno, S.T., M.T.

DIBIAYAI OLEH PROYEK PENINGKATAN PENELITIAN PENDIDIKAN TINGGI (P4T) DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL,

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN DOSEN MUDA NOMOR: 103/P4T/DPPM/DM,SKW,SOSAG/III/2004 TANGGAL 25 MARET 2004

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NOPEMBER, 2004

PERANCANGAN SISTEM KONTROL SUSPENSI SEMI-AKTIF

MENGGUNAKAN “FUZZY LOGIC CONTROL” PADA MODEL KENDARAAN SETENGAH

LAPORAN PENELTIAN

Page 2: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

1. a. Judul Penelitian : Perancangan Sistem Kontrol Suspensi Semi-aktif Menggunakan Fuzzy Logic Control pada Model Kendaraan Setengah

b. Kategori Penelitian : I 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : Sumardi, ST MT b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Golongan Pangkat dan NIP : III B, NIP. 132 125 670 d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. Fakultas/Jurusan : Teknik / Teknik Elektro f. Universitas : Diponegoro, Semarang. g. Bidang Ilmu yang diteliti : Teknik Kendali 3. Jumlah Tim Peneliti : 3 orang a. Nama Anggota Peneliti : Wahyudi, ST MT b. Nama Anggota Peneliti : Achmad Hidayatno, ST MT 4. Teknisi/Programer : Didik Hartono 5. Lokasi Penelitian : Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Undip 6. Kerjasama dengan Instansi lain a. Nama Instansi : - b. Alamat : - 7. Jangka Waktu Penelitian : 8 (delapan) bulan 8. Biaya yang diperlukan : Rp. 6.000.000,00 ( Enam juta rupiah ) Semarang, Nopember 2004 Mengetahui, Ketua Peneliti, Dekan Fakultas Teknik UNDIP Ir. Sri Eko Wahyuni, MS Sumardi, S.T., M.T. NIP. 130 898 929 NIP. 132 125 670

Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian

Prof. DR. dr. Ig. Riwanto, Sp. Bd NIP.130 529 454

Page 3: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

PERANCANGAN SISTEM KONTROL SUSPENSI SEMI-AKTIF MENGGUNAKAN “FUZZY LOGIC CONTROL”

PADA MODEL KENDARAAN SETENGAH

Oleh: Sumardi, Wahyudi, Achmad Hidayatno Teknik Elektro

Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Tahun 2003/2004, 50 halaman

Sistem suspensi yang baik harus dapat meningkatkan kenyamanan penumpang. Dalam

usaha meningkatkan kenyamanan penumpang, sistem suspensi harus dapat meminimalkan percepatan vertikal badan kendaraan sehubungan dengan permukaan jalan yang tak menentu.

Pada penelitian ini dilakukakan perancangan sistem suspensi semi-aktif dengan menggunakan sistem kontrol fuzzy yang didasarkan pada model kendaraan setengah dengan peredam yang nonlinier. Tidak seperti model kendaraan seperempat, pada model kendaraan setengah diperhitungkan tentang pitch angle badan kendaraan. Peredam yang digunakan dalam sistem suspensi semi-aktif ini adalah peredam nonlinier dengan pertimbangan bahwa pada kenyataannya peredam mempunyai karakteristik yang nonlinier, baik pada saat dirancang maupun akibat lamanya pemakaian. Hasil perancangan diuji dengan beberapa model gangguan yang diwakili oleh model sinyal sinus, model sinyal random dan sebuah model yang menggambarkan gundukan.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang telah dirancang dapat memberikan nilai puncak percepatan badan kendaraan yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol, yang berarti bahwa sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang telah dirancang memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik. Dengan gangguan model 1 (gundukan), nilai puncak percepatan badan kendaraan pada suspensi pasif adalah sebesar 5,8152 m/s2, pada suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol dihasilkan nilai puncak sebesar 5,8111 m/s2, sedangkan pada suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy turun menjadi 3,9474 m/s2. Dengan gangguan model 2 (sinyal sinus) pada kecepatan sudut 5 rad/s sampai dengan 25 rad/s , sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang dirancang dapat menghasilkan percepatan badan kendaraan yang lebih rendah dibandingkan dengan suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

Kata kunci: Suspensi, Semi-aktif, Kendaraan setengah, Kontrol fuzzy.

Page 4: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

CONTROL SYSTEM DESIGN OF SEMI-ACTIVE SUSPENSION USING FUZZY LOGIC CONTROL ON A HALF CAR MODEL

By: Sumardi, Wahyudi, Achmad Hidayatno Electrical Engineering Department

Faculty of Engineering, Diponegoro University Year 2003/2004, 50 pages

A good suspension system should improve the passenger comfort. To improve the passenger comfort, it should minimize the vertical body acceleration due to irregularities of the road surface.

A design of semi-active suspension system having nonlinear damper component based on the half-car model using fuzzy control is conducted in this final project. Unlike in quarter-car model, pitch angle of the body is considered in half-car model. The nonlinear damper is considered because in general, it has nonlinear characteristics, due to its design condition or the effect of operation time. The results of the design is evaluated using some road disturbance models, which can be represented by sinusoidal signal model, random signal model and a model that simulate road bump, .

The results of simulation showed that the designed semi-active suspension system with fuzzy controller, give lower peak value of the vertical body acceleration then passive suspension system and semi-active close loop suspension system without controller, which mean the suspension system give better performance in ride comfort then the other ones. With road disturbance model 1 (road bump), the peak value of the vertical body acceleration using passive suspension system is 5.8152 m/s2, the peak value using semi-active close loop suspension system without controller is 5,811 m/s2, whereas using semi-active suspension system with fuzzy controller, the peak value of the vertical body acceleration can be decreased to 3,9474 m/s2. Using road disturbance model 2 (sinusoidal signal) with angle acceleration (frequency) 5 rad/s to 25 rad/s, the designed semi-active suspension system with fuzzy controller give lower value of the vertical body acceleration then passive suspension system and semi-active close loop suspension system without controller. Key word: Suspension, Semi-active, Half-car, Fuzzy Control.

Page 5: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT karean petunjuk dan kehendakNyalah

peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Perancangan Sistem Kontrol Suspensi

Semi-aktif Menggunakan Pengontrol Fuzzy Pada Model Kendaraan Setengah ini dengan baik.

Dalam kesempatan ini peneliti menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Pemberi dana penelitian dalam hal ini Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi

(P4T) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

2. Lembaga Penelitian Undip Yang memberrika kesempatan kepada Peneliti untuk

melaksanakan penelitian ini.

3. Dekan Fakultas teknik dan Ketua jurusan Teknik Elektro yang mana telah memberikan

fasilitas untuk terlaksananya penelitian ini.

4. Para Ketua Laboratorium di lingkunga Teknik Elektro Undip.

5. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Akhirnya peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca,

dan kalau ada kesalahan yang dilakukan peneliti baik disengaja maupun tidak mohon

dima’afkan.

Semarang, Nopember 2004

Peneliti

Page 6: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

DAFTAR ISI

Halaman judul..................................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan .......................................................................................................................... ii

Ringkasan ........................................................................................................................................... iii

Resume ............................................................................................................................................... iv

Kata Pengantar.................................................................................................................................... v

Daftar Isi ............................................................................................................................................. vi

Daftar Gambar .................................................................................................................................... viii

Daftar Tabel ........................................................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 3

2.1 Sistem Kontrol Fuzzy.................................................................................................... 3

2.1.1 Matematika Sistem Fuzzy ............................................................................... 3

2.1.1.1 Himpunan Fuzzy ........................................................................... 3

2.1.1.2 Fungsi Keanggotaan...................................................................... 4

2.1.1.3 Operasi Himpunan Fuzzy.............................................................. 6

2.1.1.4 Implikasi Fuzzy............................................................................. 9

2.1.1.5 Logika Fuzzy................................................................................. 11

2.1.2 Sistem Fuzzy................................................................................................... 12

2.1.2.1 Basis Kaidah Atur Fuzzy............................................................... 12

2.1.2.2 Pengambilan Keputusan................................................................ 13

2.1.2.3 Fuzzifikasi ..................................................................................... 14

2.1.2.4 Defuzzifikasi ................................................................................. 14

2.2 Sistem Suspensi ....................................................................................................... 15

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN................................................................. 19

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………. 20

4.1 Pemodelan Sistem Suspensi .......................................................................................... 20

4.1.1 Pemodelan Sistem Suspensi Pasif ................................................................................. 20

4.1.2 Pemodelan Sistem Suspensi Semi-aktif ........................................................................ 27

4.2 Perancangan Sistem Kontrol ......................................................................................... 31

4.2.1 Penyusunan Fungsi Keanggotaan ……………………………………… ................... 32

4.2.2 Penyusunan Basis Kaidah Atur ……………………………………….......................... 34

4.2.3 Proses Defuzifikasi ……………………………………………………. ....................... 36

Page 7: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 38

5.1 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 1 ........................................................... 39

5.2 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 2 ........................................................... 43

5.2.1 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 2 Kecepatan

Sudut 2 rad/s ................................................................................................... 43

5.2.2 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 2 Kecepatan

Sudut 5 rad/s ................................................................................................... 44

5.3 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 3 ........................................................... 46

BAB VI PENUTUP..................................................................................................................... 49

6.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 49

6.2 Saran-saran .................................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Himpunan fuzzy dan fungsi keanggotaannya ......................................................... 4

Gambar 2.2 Fungsi keanggotaan segitiga................................................................................... 5

Gambar 2.3 Fungsi keanggotaan Gaussian................................................................................. 5

Gambar 2.4 Fungsi keanggotaan trapezoidal.............................................................................. 6

Gambar 2.5 Konfigurasi sistem fuzzy ........................................................................................ 12

Gambar 2.6 Penggambaran center average defuzzifier .............................................................. 15

Gambar 2.7 Karakteristik pegas dengan k=17500 N/m............................................................ 17

Gambar 2.8 Karakteristik pegas dengan k=19960 N/m............................................................. 17

Gambar 2.9 Karakteristik peredam............................................................................................. 18

Gambar 4.1 Sistem suspensi pasif model kendaraan setengah ................................................... 20

Gambar 4.2 Sistem suspensi semi-aktif model kemdaraan setengah ......................................... 28

Gambar 4.3 Pengaturan suspensi dengan kontrol fuzzy ............................................................. 31

Gambar 4.4 Sistem fuzzy untuk kontrol suspensi model kendaraan setengah ........................... 32

Gambar 4.5 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari error defleksi suspensi

depan dan belakang ................................................................................................ 33

Gambar 4.6 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari perubahan error defleksi

suspensi depan dan belakang .................................................................................. 33

Gambar 4.7 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari error percepatan

badan kendaraan ..................................................................................................... 33

Gambar 4.8 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari perubahan error percepatan

badan kendaraan ..................................................................................................... 34

Gambar 4.9 Fungsi keanggotaan dan jangkauan untuk keluaran kontrol ................................... 34

Gambar 5.1 Blok diagram pengaturan suspensi semi-aktif loop tertutup

tanpa pengontrol ..................................................................................................... 38

Gambar 5.2 Blok diagram pengaturan suspensi semi-aktif dengan pengontrol

fuzzy ....................................................................................................................... 38

Gambar 5.3 Gangguan model 1.................................................................................................. 39

Gambar 5.4 Percepatan badan kendaraan sistem suspensi dengan gangguan

model 1 ................................................................................................................... 40

Gambar 5.5 Nilai puncak dari percepatan badan kendaraan sistem suspensi

pasif dan sistem loop tertutup tanpa pengontrol dengan

gangguan model 1................................................................................................... 40

Gambar 5.6 Defleksi suspensi depan dengan gangguan model 1............................................... 41

Gambar 5.7 Defleksi suspensi belakang dengan gangguan model 1 .......................................... 41

Gambar 5.8 Percepatan badan kendaraan sistem suspensi diberi gangguan

Page 9: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

model 2 dengan kecepatan sudut 2 rad/s................................................................. 43

Gambar 5.9 Defleksi suspensi diberi gangguan model 2 dengan kecepatan

sudut 2 rad/s............................................................................................................ 43

Gambar 5.10 Percepatan badan kendaraan sistem suspensi diberi gangguan

model 2 dengan kecepatan sudut 5 rad/s................................................................. 45

Gambar 5.11 Defleksi suspensi diberi gangguan model 2 dengan kecepatan

sudut 5 rad/s............................................................................................................ 45

Gambar 5.12 Gangguan model 3 dengan amplituda 0,06 meter................................................... 46

Gambar 5.13 Grafik percepatan badan kendaraan dengan gangguan model 3 ............................. 47

Gambar 5.14 Defleksi suspensi depan dengan gangguan model 3............................................... 47

Gambar 5.15 Defleksi suspensi belakang dengan gangguan model 3 .......................................... 48

Page 10: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel kebenaran untuk qp → .................................................................................... 10

Tabel 4.1 Parameter Suspensi ................................................................................. 26 Tabel 4.2 Rule base pengaturan suspensi semi-aktif .................................................................... 36

Tabel 5.1 Hasil Variasi Massa Kendaraan.................................................................................... 42

Tabel 5.2 Percepatan Badan Kendaraan dengan Gangguan Model 2 Kecepatan

Sudut 2 rad/s................................................................................................................. 44

Tabel 5.3 Defleksi Suspensi dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut

2 rad/s ........................................................................................................................... 44

Tabel 5.4 Percepatan Badan Kendaraan dengan Gangguan Model 2 Kecepatan

Sudut 5 rad/s................................................................................................................. 45

Tabel 5.5 Defleksi Suspensi dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut

5 rad/s ........................................................................................................................... 46

Tabel 5.6 Defleksi Suspensi dengan Gangguan Model 3 ............................................................ 48

Page 11: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenyamanan dalam berkendaraan sudah menjadi tuntutan bagi para pengendaranya. Sistem

suspensi pada kendaraan memegang peranan yang sangat penting dalam memperoleh

kenyamanan. Umumnya suspensi kendaraan terdiri dari komponen pasif, yaitu komponen pegas

dan komponen peredam. Sistem dengan komponen pasif akan mempunyai karakteristik yang

tetap untuk berbagai permukaan jalan. Penggunaan komponen aktif dapat merubah karakteristik

sistem sesuai dengan permukaan jalan, adanya perubahan massa kendaraan akibat perubahan

penumpang maupun bahan bakar. Ada dua jenis sistem yang menggunakan komponen aktif,

yaitu sistem suspensi aktif dan sistem suspensi semi-aktif. Pada sistem suspensi aktif tidak

digunakan komponen pasif sedangkan pada sistem suspensi semi-aktif digunakan komponen

pasif selain komponen aktif.

Banyak penelitian telah dilakukan tentang suspensi, baik sistem suspensi aktif maupun

sistem suspensi semi-aktif. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan berbagai metoda

kontrol untuk mendapatkan peredaman yang tinggi akibat adanya gangguan ketidakrataan jalan

dengan didasarkan pada model kendaraan seperempat, model kendaraan setengah maupun model

kendaraan penuh.

Salah satu metoda kontrol yang digunakan untuk mengatur sistem suspensi adalah sistem

kontrol fuzzy. Prinsip dasar sebuah sistem kontrol fuzzy sebenarnya sangat sederhana yaitu

didasarkan pada suatu model logika yang merepresentasikan proses berfikir seorang operator

ketika sedang mengontrol suatu sistem. Sistem kontrol fuzzy telah dicoba untuk mengatur sistem

suspensi dengan model kendaraan seperempat dan model kendaraan setengah[6][10]. Penelitian

pengaturan sistem suspensi dengan sistem kontrol fuzzy pada model kendaraan seperempat telah

dilakukan dengan sistem suspensi yang linier dan nonlinier, akan tetapi pada model kendaraan

setengah belum dilakukan penelitian dengan model suspensi yang nonlinier.

Pada penelitian ini dilakukakan perancangan sistem suspensi semi-aktif yang didasarkan

pada model kendaraan setengah dengan peredam yang nonlinier. Tidak seperti model kendaraan

seperempat, pada model kendaraan setengah diperhitungkan tentang pitch angle badan

kendaraan. Peredam yang digunakan dalam sistem suspensi semi-aktif ini adalah peredam

Page 12: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

nonlinier dengan pertimbangan bahwa pada kenyataannya peredam mempunyai karakteristik

yang nonlinier, baik pada saat dirancang maupun akibat lamanya pemakaian. Hasil perancangan

diuji dengan beberapa model gangguan yang menggambarkan kondisi permukaan jalan

gundukan (road bump), jalan bergelombang dan jalan tidak rata.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini diberikan pembatasan-pembatasan sebagai berikut :

1. Komponen suspensi yang taklinier adalah peredam dengan mengabaikan gaya

geseknya, sedang komponen yang lain linier.

2. Sistem fuzzy yang digunakan adalah sistem fuzzy dengan product inference engine,

singleton fuzzifier dan center average defuzzifier.

3. Gangguan yang diberikan adalah 3 model gangguan yang mewakili kondisi jalan yang

berupa gundukan (road bump), jalan bergelombang dan jalan tidak rata.

Page 13: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Kontrol Fuzzy

Sistem fuzzy telah diaplikasikan di berbagai bidang dari kontrol, pemrosesan sinyal,

komunikasi dan sebagainya. Akan tetapi, apliksi yang paling berarti telah dipusatkan pada

masalah kontrol. Contoh aplikasi misalnya pada bidang kontrol robot, kontrol kecepatan maupun

transmisi pada automobil, kontrol elevator, kontrol reaktor nuklir dan sistem tenaga, dan kontrol

untuk proses-proses kimia seperti pemurnian air, campuran semen, pertukaran panas dan

sebagainya[10].

Prinsip dasar sistem kontrol fuzzy sebenarnya sangat sederhana. Sistem kontrol fuzzy

didasarkan pada suatu model logika yang merepresentasikan proses berfikir seorang operator

ketika sedang mengontrol suatu sistem.

2.1.1 Matematika Sistem Fuzzy

Matematika fuzzy memberikan dasar pemahaman sistem kontrol fuzzy. Prinsip

matematika fuzzy dikembangkan dengan mengganti teori himpunan matematika klasik dengan

himpunan fuzzy.

2.1.1.1 Himpunan Fuzzy

Teori himpunan fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Lotfi A Zadeh pada tahun 1965.

Teori himpunan fuzzy ini didasari oleh logika fuzzy yang merupakan perluasan dari logika

boolean. Pada logika boolean terdapat tingkat logika 1 dan 0 yang menyatakan benar dan salah,

sedang pada logika fuzzy terdapat tingkat logika antara 0 dan 1 yang menyatakan tingkat

kebenaran.

Misalkan U adalah kumpulan obyek yang secara umum dinyatakan dengan {u}, yang

bisa berharga diskrit atau kontinu. U disebut semesta pembicaraan (universe of discourse), dan u

mewakili elemen-elemen U.

Suatu himpunan fuzzy F dalam semesta pembicaraan U dapat direpresentasikan oleh

suatu fungsi keanggotaan (membership function) µF yang mewakili nilai dalam interval [0,1]

untuk tiap u dalam U dan dinyatakan seperti tertulis dalam persamaan (2.1) dan dapat

digambarkan dalam bentuk seperti terlihat pada Gambar 2.1

Page 14: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

µF = U→[0,1] (2.1)

Gambar 2.1 Himpunan fuzzy dan fungsi keanggotaannya

Himpunan fuzzy F dalam himpunan semesta U dapat direpresentasikan sebagai pasangan

antara elemen u dan tingkat fungsi keanggotaannya, atau

F = {(u, µF (u)) / u ∈ U} (2.2)

Semua elemen u dalam U yang memberikan nilai µF u( ) > 0 disebut penyokong (support) dari

himpunan fuzzy yang bersangkutan. Suatu himpunan fuzzy yang penyokongnya adalah sebuah

titik tunggal dalam U disebut sebagai fuzzy tunggal (fuzzy singleton). Titik tengah (center) dari

suatu himpunan fuzzy dinyatakan sebagai berikut : jika nilai tengah dari semua titik suatu

himpunan fuzzy yang mencapai harga maksimum adalah berhingga (finite) maka nilai tengah

tersebut adalah titik tengah dari himpunan fuzzy; jika nilai tengah dari semua himpunan fuzzy

yang mencapai harga maksimum adalah tak berhingga positif maka titik tengahnya adalah nilai

terkecil dari semua titik yang mencapai nilai keanggotaan maksimum; jika nilai tengah dari

semua himpunan fuzzy yang mencapai harga maksimum adalah tak berhingga negatif maka titik

tengahnya adalah nilai terbesar dari semua titik yang mencapai nilai keanggotaan maksimum.

Tinggi (height) dari suatu himpunan fuzzy adalah nilai keanggotaan terbesar yang dapat dicapai

oleh semua titik. Suatu himpunan fuzzy disebut normal (normal fuzzy set) jika tingginya

(height) bernilai 1.

2.1.1.2 Fungsi Keanggotaan

Page 15: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Suatu himpunan fuzzy dapat dinyatakan dalam berbagai macam fungsi keanggotaan.

Fungsi keanggotaan yang sering dipakai dalam praktek diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fungsi keanggotaan segitiga

⎪⎪⎪

⎪⎪⎪

=

≤≤−

≤≤−

xc

cxbbc

xc

bxaab

ax

ax

cbaxsegitiga

,0

,

,

,0

),,;( (2.3)

Gambar 2.2 Fungsi keanggotaan segitiga

2. Fungsi keanggotaan Gaussian

2

21

),;(⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

−= σσ

cx

ecxGaussian (2.4)

dengan c : titik tengah dan σ : lebar fungsi keanggotaan.

Gambar 2.3 Fungsi keanggotaan Gaussian

3. Fungsi keanggotaan Trapezoidal

1

a b c

Page 16: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

⎪⎪⎪⎪

⎪⎪⎪⎪

=

≤≤−

≤≤

≤≤−

dx

dxccd

xd

cxb

bxaab

ax

ax

dcbaxlTrapezoida

,0

,

,1

,

,0

),,,;( (2.5)

Gambar 2.4 Fungsi keanggotaan trapezoidal

2.1.1.3 Operasi Himpunan Fuzzy

Misalkan A dan B adalah dua himpunan fuzzy dalam himpunan semesta U dengan fungsi

keanggotaan masing-masing µ A dan µB . Operasi-operasi teori himpunan seperti komplemen,

gabungan dan irisan untuk himpunan fuzzy didefinisikan sebagai berikut:

1. Komplemen fuzzy

Misalkan ]1,0[]1,0[: →c adalah pemetaan yang mentransformasikan fungsi keanggotaan dari

himpunan fuzzy A ke fungsi keanggotaan komplemen A.

)()]([ xxc AA µµ = (2.6)

Beberapa komplemen fuzzy dinyatakan sebagai berikut :

a. Komplemen dasar

)(1)]([ xxc AA µµ −= (2.7)

b. Sugeno class (segeno [1977])

a b c d x

1

Page 17: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

)(1)(1)]([x

xxcA

AA λµ

µµλ +

−= (2.8)

dengan ),1( ∞−∈λ

c. Yager class (yager [1980])

ωωω µµ

1])(1[)]([ xxc AA −= (2.9)

dengan ),0( ∞∈ω

2. Gabungan

Misalkan ]1,0[]1,0[]1,0[: →×s adalah pemetaan yang mentransformasikan fungsi

keanggotaan himpunan fuzzy A dan B ke fungsi keanggotaan gabungan A dan B.

)()](),([ xxxs BABA ∪= µµµ (2.10)

Beberapa gabungan fuzzy dinyatakan sebagai berikut :

a. Dombi class (Dombi [1982])

λλλλ

µµ

µµ 1

1)(

11)(

11

1)](),([−−−

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−+⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−+

=

xx

xxs

BA

BA (2.11)

dengan ]1,0[∈λ

b. Dubois-Prade class (Dubois dan Prade [1980])

]),(1),(1max[

]1),(),(min[)().()()()](),([

αµµ

αµµµµµµµµα xBxA

xBxAxBxAxBxAxBxAs−−

−−−+= (2.12)

dengan ]1,0[∈α

c. Yager class (Yager [1980])

{ } ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ += ωωω

ω µµµµ1

)()(,1min)](),([ xxxxs BABA (2.13)

dengan ),0( ∞∈ω

d. Drastic sum

Page 18: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

[ ]⎪⎪⎩

⎪⎪⎨

==

=selainnya

xjikaxxjikax

xxs AB

BA

BAds

10)()(0)()(

)(),( µµµµ

µµ (2.14)

e. Einstein sum

[ ])()(1)()(

)(),(xxxx

xxsBA

BABAes µµ

µµµµ

++

= (2.15)

f. Algebraic sum

[ ] )()()()()(),( xxxxxxs BABABAas µµµµµµ −+= (2.16)

g. Maximum

)](),(max[)](),([ xxxxs BABA µµµµ = (2.17)

3. Irisan

Misalkan ]1,0[]1,0[]1,0[: →×t adalah fungsi yang mentransformasikan fungsi keanggotaan

himpunan fuzzy A dan B ke fungsi keanggotaan irisan A dan B.

)()](),([ xxxt BABA ∩= µµµ (2.18)

Beberapa irisan fuzzy dinyatakan sebagai berikut :

a. Dombi class (Dombi [1982])

λλλλ

µµ

µµ 1

1)(

11)(

11

1)](),([

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−+⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

−+

=

xx

xxt

BA

BA (2.19)

dengan ]1,0[∈λ

b. Dubois-Prade class (Dubois dan Prade [1980])

]),(),(max[)().(

)](),([αµµ

µµµµα xx

xxxxt

BA

BABA = (2.20)

dengan ]1,0[∈α

c. Yager class (Yager [1980])

{ } ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −+−−= ωωω

ω µµµµ1

))(1())(1(,1min1)](),([ xxxxt BABA (2.21)

Page 19: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

dengan ),0( ∞∈ω

d. Drastic product

[ ]⎪⎪⎩

⎪⎪⎨

==

=lainnya

xjikaxxjikax

xxt AB

BA

BAdp

01)()(1)()(

)(),( µµµµ

µµ (2.22)

e. Einstein product

[ ] { })()()()(2)()(

)(),(xxxx

xxxxt

BABA

BABAep µµµµ

µµµµ

−+−= (2.23)

f. Algebraic product

[ ] )()()(),( xxxxt BABAap µµµµ = (2.24)

g. Minimum

)](),(min[)](),([ xxxxt BABA µµµµ = (2.25)

Relasi fuzzy adalah himpunan fuzzy yang didefinisikan dalam Cartesian product dari

himpunan nyata U1, U2,…, Un. Sebuah relasi fuzzy Q dalam nUUU ×⋅⋅⋅×× 21 didefinisikan

sebagai himpunan fuzzy :

( ) ( )( )( ) ( ){ }nnnQn uuuuuuuuuuuuQ ×⋅⋅⋅××∈= 21212121 ,...,,,...,,,,...,, µ (2.26)

dimana [ ]1,0: 21 →×⋅⋅⋅×× nQ UUUµ .

2.1.1.4 Implikasi Fuzzy

Dalam proposisi kalkulus klasik, pernyataan IF p THEN q dituliskan qp → dengan

implikasi → dipandang sebagai penghubung yang didefinisikan seperti pada Tabel 2.1, dimana

p dan q adalah variabel proposisi yang bernilai benar (T) atau salah (F). Dari Tabel 2.1 kita dapat

melihat bahwa jika keduanya (p dan q) benar atau keduanya salah maka qp → adalah benar;

jika p adalah benar dan q adalah salah maka qp → adalah salah; dan jika p adalah salah dan q

adalah benar maka qp → adalah benar. Dengan demikian qp → ekivalen dengan persamaan

(2.27) dan (2.28) yang memberikan tabel kebenaran yang sama dengan qp → (Tabel 2.1),

dimana -, ∨ dan ∧ menyatakan operasi logika (klasik) “not”, “or” dan “and”.

Page 20: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

qp ∨ (2.27)

pqp ∨∧ )( (2.28)

p dan q dapat dipandang sebagai proposisi fuzzy. Oleh karena itu , kita dapat menafsirkan aturan

fuzzy IF-THEN dengan mengganti operator -, ∨ dan ∧ dalam persamaan (2.27) dan (2.28)

dengan komplemen fuzzy, gabungan fuzzy dan irisan fuzzy. Karena banyak sekali macam dari

komplemen fuzzy, gabungan fuzzy dan irisan fuzzy, maka banyak sekali pengartian yang

berbeda-beda tentang aturan fuzzy IF-THEN. Aturan IF-THEN fuzzy dinyatakan sebagai

berikut:

)(),( fuzzyproposisiTHENfuzzyproposisiIF (2.28)

atau

)(),( 21 FPTHENFPIF (2.29)

Tabel 2.1 Tabel kebenaran untuk qp →

p q qp →

T T T T F F F T T F F T

Dengan mengasumsikan bahwa FP1 adalah relasi fuzzy yang didefinisikan dalam

nUUU ×⋅⋅⋅×= 1 , FP2 adalah relasi fuzzy yang didefinisikan dalam nVVV ×⋅⋅⋅×= 1 serta x dan y

adalah variabel linguistik dalam U dan V, beberapa implikasi fuzzy dinyatakan sebagai berikut :

1. Implikasi Dienes-Rescher

Jika operator logika – dan ∨ dari persamaan (2.27) diganti dengan operator komplemen

fuzzy dasar (2.7) dan gabungan fuzzy maksimum (2.17) didapatkan implikasi dienes-rescher.

Aturan fuzzy IF (FP1) THEN (FP2) diartikan sebagai relasi fuzzy QD dalam VU × dengan

fungsi keanggotaan :

)](),(1max[),(

21yxyx FPFPQD

µµµ −= (2.30)

Page 21: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

2. Implikasi Lukasiewich

Jika digunakan gabungan fuzzy Yager class (2.13) dengan 1=ω untuk operator logika ‘∨ ’

dan komplemen fuzzy dasar (2.7) untuk operator logika ‘-‘ dalam persamaan (2.27),

didapatkan implikasi lukasiewitch. Aturan fuzzy IF (FP1) THEN (FP2) diartikan sebagai

relasi fuzzy QL dalam VU × dengan fungsi keanggotaan :

)]()(1,1min[),(

21yxyx FPFPQL

µµµ +−= (2.31)

3. Impliksi Zadeh

Aturan fuzzy IF (FP1) THEN (FP2) diartikan sebagai relasi fuzzy QZ dalam VU × dengan

fungsi keanggotaan :

)](1)),(),(max[min(),(

121xyxyx FPFPFPQZ

µµµµ −= (2.32)

Persamaan (2.32) didapatkan dari persamaan (2.28) dengan menggunakan kempelemen fuzzy

dasar (2.7), gabungan fuzzy maksimum (2.17) dan irisan fuzzy minimum (2.25) untuk -, ∨

dan ∧ .

4. Impliksi Godel

Aturan fuzzy IF (FP1) THEN (FP2) diartikan sebagai relasi fuzzy QG dalam VU × dengan

fungsi keanggotaan seperti pada persamaan (2.33).

⎪⎩

⎪⎨

⎧ ≤=

selainnya

yxjikayx

FP

FPFP

QG

2

21)()(1

),(µ

µµµ (2.33)

Implikasi-implikasi fuzzy tersebut adalah implikasi fuzzy yang disebut sebagai implikasi

global yaitu bahwa p dan q hanya bernilai benar atau salah. Jika p dan q adalah proposisi fuzzy,

maka qp → mungkin hanya merupakan implikasi lokal dalam arti bahwa qp → mempunyai

harga benar yang besar hanya jika p dan q mempunyai harga benar yang besar. Sebagai contoh

jika dikatakan “IF kecepatan tinggi, THEN daya lawannya besar”. Hanya memperhatikan situasi

Page 22: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

lokal dalam arti bahwa aturan ini tidak menerangkan situasi tentang “kecepatan rendah”,

“kecepatan sedang “ atau yang lain. Pernyataan ini dituliskan :

)()(),( 21 ADATIDAKELSEFPTHENFPIF (2.34)

pernyataan ini dalam logika dituliskan :

qpqp ∧=→ (2.35)

Dengan mengganti operator ∧ menggunakan minimum )( MMQ atau algebraic product )( MPQ

didapatkanlah implikasi fuzzy.

)](),(min[),(

21yxyx FPFPQMM

µµµ = (2.36)

)()(),(21

yxyx FPFPQMPµµµ = (2.37)

Implikasi mamdani (2.36 dan 2.37) adalah implikasi yang paling banyak dipakai dalam sistem

fuzzy.

2.1.1.5 Logika Fuzzy

Salah satu kaidah atur kesimpulan fuzzy (inference rule) yang sering diapakai adalah

GMP (Generalized Modus Ponens).

premis 1: x adalah A’

premis 2: IF x adalah A THEN y adalah B

konsekuens: y adalah B’

dimana A, A’, B dan B’ adalah himpunan fuzzy sedang x dan y adalah variabel linguistik.

Formula yang digunakan untuk menghitung GMP adalah sebagai berikut :

)],(),([sup)( '' yxyty BAB

UxB →

∈= µµµ (2.38)

2.1.2 Sistem Fuzzy

Sistem fuzzy mempunyai empat komponen yaitu fuzzifier, fuzzy rule base, fuzzy inference

engine dan defuzzifier. Fuzzifier digunakan untuk mentransformasikan angka nyata ke himpunan

Page 23: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

fuzzy. Fuzzy rule base terdiri dari basis data dan basis kaidah atur. Basis data mendefinisikan

himpunan fuzzy atas ruang-ruang masukan dan keluaran. Basis kaidah atur berisi kaidah-kaidah

kontrol (IF-THEN rule). Fuzzy inference engine berguna untuk mengkombinasikan kaidah atur

dan memetakan himpunan fuzzy pada masukan ke himpunan fuzzy keluaran (membuat

keputusan), sedangkan defuzzifier digunakan untuk mentransformasikan himpunan fuzzy ke

angka nyata.

Gambar 2.5 Konfigurasi sistem fuzzy

2.1.2.1 Basis Kaidah Atur Fuzzy

Basis kaidah atur fuzzy (fuzzy rule base) terdiri dari seperangkat aturan fuzzy IF-THEN.

Basis kaidah atur fuzzy ini adalah jantung dari sistem fuzzy dalam arti bahwa komponen-

komponen lain digunakan untuk melaksanakan aturan-aturan ini dengan cara yang masuk akal

dan efisien. Basis kaidah atur terdiri dari aturan fuzzy IF-THEN seperti berikut :

Ru(l) : IF x1 adalah Al

1 dan …dan xn adalah Aln, THEN y adalah Bl (2.39)

dimana Ali dan Bl dalam RU i ⊂ dan RV ⊂ adalah himpunan fuzzy dan

Uxxxx Tn ∈= ),...,,( 21 dan Vy∈ adalah masukan dan keluaran dari sistem fuzzy. M adalah

jumlah aturan dalam kaidah atur fuzzy, yaitu l = 1, 2, …, M.

Seperangkat aturan fuzzy IF-THEN dikatakan konsisten jika tidak ada aturan yang

mempunyai bagian IF yang sama tetapi bagian THEN berbeda. Seperangkat aturan fuzzy IF-

THEN dikatakan lengkap (complete) jika untuk setiap Ux∈ terdapat sedikitnya satu kaidah atur

fuzzy, atau dapat dituliskan seperti persamaan (2.40).

0)( ≠iA x

ilµ (2.40)

Page 24: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

untuk semua i = 1, 2, …, n.

2.1.2.2 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan oleh fuzzy inference engine. Ada dua cara yang

digunakan untuk menggabungkan kaidah-kaidah atur (rule base) yaitu composition based

inference dan individual-rule based inference. Pada composition based inference, semua aturan

dalam fuzzy rule base dikombinasikan menjadi relasi fuzzy tunggal dengan operator gabungan

ataupun irisan, sehingga terlihat sebagai hanya satu aturan IF-THEN. Sedangkan pada

individual-rule based inference, setiap aturan dalam fuzzy rule base menentukan sebuah keluaran

dan semua keluaran tersebut dikombinasi dengan operator gabungan atau irisan. Fuzzy inference

engine yang umum digunakan adalah product inference engine dan minimum inference engine.

1. Product inference engine

Pengambilan keputusan ini menggunakan individual-rule based inference dengan kombinasi

menggunakan operator gabungan, implikasi mamdani product, operator irisan menggunakan

algebraic product dan operator gabungan menggunakan max.

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡= ∏

=∈=

n

iBiAA

Ux

M

lB yxxy lli

1'1' ))()()((supmax)( µµµµ (2.41)

dengan M : jumlah maksimal aturan fuzzy

n : maksimal input fuzzy

)(xAµ : himpunan masukan fuzzy

)(xBµ : himpunan keluran fuzzy

2. Minimum inference engine

Pengambilan keputusan ini menggunakan individual-rule based inference dengan kombinasi

menggunakan operator gabungan, implikasi mamdani minimum, operator irisan

menggunakan min dan operator gabungan menggunakan max.

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡=

∈=))(),(),...,(),(min(supmax)( 1'1' yxxxy ll

ili BnAAA

Ux

M

lB µµµµµ (2.42)

dengan M : maksimal jumlah aturan

Page 25: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

n : maksimal input fuzzy

)(xAµ : himpunan masukan fuzzy

)(xBµ : himpunan keluran fuzzy

2.1.2.3 Fuzzifikasi

Fuzzifikasi bertujuan untuk mentransformasikan masukan nyata Ux ∈* yang bersifat

bukan fuzzy ke himpunan fuzzy. Salah satu metode fazifikasi yang sering digunakan yaitu

singleton fuzzifier. Singleton fuzzifier memetakan masukan nyata Ux ∈* ke dalam fuzzy

singleton 'A dalam U, yang mempunyai nilai keanggotaan 1 pada *x dan 0 semua titik lain di U.

⎪⎩

⎪⎨

⎧ ==

lainyang

xxjikaxA 0

1)(

*

'µ (2.43)

2.1.2.4 Defuzzifikasi

Defuzzifikasi adalah memetakan dari himpunan fuzzy B’ dalam RV ⊂ (keluaran fuzzy

inference engine) ke angka nyata (crisp) Vy ∈* . Salah satu metode defuzzifikasi yang sering

digunakan yaitu centre average defuzzifier.

=

== M

ll

M

ll

lyy

1

1*

ω

ω (2.44)

dengan ly adalah titik tengah dari himpunan fuzzy dan lω adalah tingginya.

21

22

11

*

wwwywy

y++

=

1y *y 2y V

w1

w2

Page 26: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 2.6 Penggambaran center average defuzzifier

Apabila dipakai center average defuzzifier , singleton fuzzifier dan minimum inference

engine, maka dihasilkan formula keluaran fuzzy seperti tertulis dalam (2.45).

{ }{ }∑

==

=== M

liA

ni

iAni

M

l

l

x

xyxf

li

li

11

11

)(min

)(min)(

µ

µ (2.45)

Sedangkan apabila dipakai centre average defuzzifier , singleton fuzzifier dan product inference

engine, maka dihasilkan formula keluaran fuzzy seperti tertulis dalam (2.46).

{ }{ }∑ ∏

∏∑

==

=== M

l

n

i iA

n

i iA

M

l

l

x

xyxf

li

li

11

11

)(

)()(

µ

µ (2.46)

2.2 Sistem Suspensi

Berdasarkan fungsinya, suspensi adalah komponen yang mengisolasi badan kendaraan

dari gangguan yang diakibatkan oleh gaya eksitasi jalan. Dengan penggunaan suspensi yang baik

diharapkan dapat diperoleh kenyamanan, keandalan mekanik serta masa pakai yang panjang.

Untuk itu perlu dirancang suatu sistem suspensi yang mampu memberikan peredaman yang

cepat sehingga diperoleh kenyamanan yang diharapkan. Umumnya suspensi kendaraan terdiri

dari komponen pasif, yaitu komponen pegas dan komponen peredam. Sistem ini sangat dikenal

dan cukup efektif untuk meredam getaran dari permukaan jalan. Untuk lebih meningkatkan

kualitas redaman, dewasa ini banyak digunakan komponen aktif. Ada dua jenis sistem yang

menggunakan komponen aktif, yaitu sistem suspensi aktif dan sistem suspensi semi-aktif. Pada

sistem suspensi semi-aktif hanya menggunakan komponen aktif.

Keuntungan menggunakan sistem suspensi aktif adalah getaran yang timbul pada badan

kendaraan akibat permukaan jalan yang bergelombang atau tidak rata dapat dikurangi dan

peredam getaran dapat menyesuaikan dengan kondisi jalan. Kekurangannya adalah sistem

suspensi tidak dapat berfungsi apabila sistem pengontrol mengalami kerusakan.

Page 27: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Jenis yang kedua adalah sistem suspensi semi-aktif. Sistem ini masih menggunakan

sistem suspensi konvensional dengan menambah peredam yang dapat diatur. Keuntungan sistem

ini adalah masih dapat berfungsi pada waktu sistem pengontrol mengalami kegagalan. Namun

sistem ini sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pasif yang mempunyai harga

karakteristik tertentu.

2.2.1 Sistem Suspensi Pasif

Suspensi pasif terdiri dari komponen pasif, yaitu pegas dan peredam, dimana tidak ada

energi dari luar yang mempengaruhinya.

Persamaan pegas dapat dinyatakan dalam bentuk berikut :

F = kx+µ x3 (2.47)

dimana F : gaya pegas nonlinier

k, µ : konstanta pegas

x : defleksi pegas

Dengan k=17.500 N/m dan 19.960 N/m, serta dengan µ =100 N/m3, pegas mempunyai

karakteristik seperti terlihat pada Gambar 2.7 dan Gambar 2.8. Dari gambar tersebut dapat dilihat

bahwa pada daerah defleksi tersebut pegas masih mempunyai karakteristik yang linier. Oleh

karena itu dalam sistem suspensi, pegas sering kali bisa dianggap linier.

Page 28: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 2.7 Karakteristik pegas dengan k=17500 N/m

Gambar 2.8 Karakteristik pegas dengan k=19960 N/m

Peredam adalah suatu alat yang dapat menghasilkan gaya reaksi bila diberikan kecepatan

kepadanya. Adapun tujuan penggunaan peredam adalah untuk menyerap energi mekanik dan

mengeluarkannya dari sistem. Suatu peredam dapat dinyatakan oleh persamaan (2.48).

F = b x.+c x

.x.

(2.48)

dimana: b, c = koefisien peredam, x. = Kecepatan

Dengan b=980 Ns/m dan c=200 N(s/m)2, karakteristik peredam dapat diperlihatkan pada

Gambar 2.9. Dari gambar dapat dilihat bahwa peredam merupakan komponen yang nonlinier.

Page 29: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 2.9 Karakteristik peredam

Page 30: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu sistem kontrol suspensi semi-aktif yang

efisien dan murah dengan menggunakan sistem kontrol berbasis logika fuzzy pada model

kendaraan setengah. Sehingga gangguan/getaran yang dirasakan oleh pengendara/penumpang

akibat ketidakrataan jalan dapat dikurangi. Hasilnya dari perancangan akan disimulasikan

dengan menggunakan program komputer.

2. Manfaat Penelitian

Perancangan sistem suspensi semi-aktif dengan menggunakan sistem kontrol berbasis

logika fuzzy ini diharapkan menghasilkan suatu sistem suspensi yang murah dan handal.

Perancangan dan pengembangan sistem suspensi ini diharapkan akan membantu industri

pembuat komponen dan konstruksi otomotif sehingga didapatkan suatu produk yang berkualitas

dan murah.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam

perancangan sistem suspensi dalam bidang otomotif di Indonesia khususnya, dan pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang otomotif pada umumnya, baik dalam hal yang

berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) maupun penguasaan teknologi.

Page 31: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Pemodelan Sistem Suspensi

Pada tahap awal dilakukan pemodelan system suspensi baik untuk system suspensi pasif maupun system

suspensi aktif.

4.1.1 Pemodelan Sistem Suspensi Pasif

Sistem suspensi pasif yang digunakan pada penelitian ini dapat digambarkan seperti terlihat pada Gamabar

4.1

Bz

fz

fwfK

fM

sfK sfsf CB ,

rz

rK

rM

srK srsr CB ,

cd

fd rdBB JM 5,05,0

rw

Gambar 4.1 Sistem suspensi pasif model kendaraan setengah[6, 10]

Persamaan sistem suspensi pasif model kendaran setengah yang digunakan adalah

sebagai berikut :

srsfBB FFzM +=&& (4.1)

[ ] [ ]BfcBfsfBfcBfsfsf ddzzBddzzKF φφ &&& )()( −−−+−−−=

[ ] BfcBfBfcBfsf ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−+

[ ] [ ]BrcBrsrBrcBrsrsr ddzzBddzzKF φφ &&& )()( −−−+−−−=

Page 32: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

[ ] BrcBrBrcBrsr ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−+

tfsfff FFzM +−=&& (4.2)

)( fftftf zwKF −=

trsrrr FFzM +−=&&

)( rrtrtr zwKF −=

srrcsffcBB FddFddJ )()( −+−=φ&&

Dimana

sfF : gaya yang dihasilkan komponen pasif dari suspensi depan

srF : gaya yang dihasilkan komponen pasif dari suspensi belakang

BZ : defleksi vertikal badan kendaraan

fZ : defleksi roda depan

rZ : defleksi roda belakang

fw : gangguan terhadap roda depan

rw : gangguan terhadap roda belakang

Bφ : pitch angle badan kendaraan

tfF : gaya yang dihasilkan koefisien kekakuan roda depan

trF : gaya yang dihasilkan koefisien kekakuan roda belakang

BM : massa badan kendaraan

BJ : moment inersia dari pitch badan kendaran

fM : massa roda depan

rM : massa roda belakang

Page 33: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

sfK : koefisien kekakuan pegas suspensi depan

srK : koefisien kekakuan pegas suspensi belakang

sfsf BC , : koefiseien peredam suspensi depan

srsr BC , : koefiseien peredam suspensi belakang

tfK : koefisien kekakuan roda depan

trK : koefisien kekakuan roda belakang

fd : jarak bamper sampai roda depan

rd : jarak bamper sampai roda belakang

cd : jarak bamper sampai COG (Center Of Grafity) badan kendaraan

Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

[ ] [ ]BfcBfsfBfcBfsfBB ddzzBddzzKzM φφ &&&&& )()( −−−+−−−=

[ ] BfcBfBfcBfsf ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−+

[ ] [ ]BrcBrsrBrcBrsr ddzzBddzzK φφ &&& )()( −−−+−−−+

[ ] BrcBrBrcBrsr ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−+ (4.3)

[ ] [ ]BfcBfsfBfcBfsfff ddzzBddzzKzM φφ &&&&& )()( −−−−−−−−=

[ ] BfcBfBfcBfsf ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−−

)( fftf zwK −+ (4.4)

[ ] [ ]BrcBrsrBrcBrsrrr ddzzBddzzKzM φφ &&&&& )()( −−−−−−−−=

[ ] BrcBrBrcBrsr ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−−

Page 34: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

)( rrtr zwK −+ (4.5)

[ ] [ ]BfcBfsffcBfcBfsffcBB ddzzBddddzzKddJ φφφ &&&&& )()()()( −−−−+−−−−=

[ ] BfcBfBfcBfsffc ddzzddzzCdd φφ &&&&&& )()()( −−−−−−−+

[ ] [ ]BrcBrsrrcBrcBrsrrc ddzzBddddzzKdd φφ &&& )()()()( −−−−+−−−−+

[ ] BrcBrBrcBrsrrc ddzzddzzCdd φφ &&&&&& )()()( −−−−−−−+ (4.6)

Dengan mengambil variabel keadaan :

BfcBf ddzzx φ)(1 −−−=

BrcBr ddzzx φ)(2 −−−=

fzx =3

fzx &=4

rzx =5

rzx &=6

Bzx =7

Bzx &=8

Bx φ=9

Bx φ&=10

maka diperoleh :

10841 )( xddxxx fc −−−=&

10862 )( xddxxx rc −−−=&

Page 35: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

43 xx =&

[ ]108414 )( xddxxMB

xMK

x fcf

sf

f

sf −−−−−=&

[ ] 310841084 )()( xMK

wMK

xddxxxddxxMC

f

tff

f

tffcfc

f

sf −+−−−−−−−

65 xx =&

[ ]108626 )( xddxxMB

xMK

x rcr

sr

r

sr −−−−−=&

[ ] 510861086 )()( xMK

wMK

xddxxxddxxMC

r

trr

r

trrcrc

r

sr −+−−−−−−−

87 xx =&

[ ]108418 )( xddxxMB

xMK

x fcB

sf

B

sf −−−+=&

[ ] 10841084 )()( xddxxxddxxMC

fcfcB

sf −−−−−−+

[ ]10862 )( xddxxMB

xMK

rcB

sr

B

sr −−−++

[ ] 10861086 )()( xddxxxddxxMC

rcrcB

sr −−−−−−+

109 xx =&

[ ]1084110 )()()(

xddxxJ

Bddx

JKdd

x fcB

sffc

B

sffc −−−−

+−

=&

[ ] 10841084 )()()(

xddxxxddxxJ

Cddfcfc

B

sffc −−−−−−−

+

[ ]10862 )()()(

xddxxJ

Bddx

JKdd

rcB

srrc

B

srrc −−−−

+−

+

Page 36: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

[ ] 10861086 )()()(

xddxxxddxxJ

Cddrcrc

B

srrc −−−−−−−

+

Selanjutnya persamaan di atas dapat dibentuk menjadi persamaan ruang keadaan sebagai berikut:

GwAxx +=.

(4.7)

dimana A = [A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10]

dengan

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

B

sffc

B

sf

f

sf

JKdd

MK

MK

A

)(0

000

000

1 ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−=

B

srrc

B

sr

r

sr

JKdd

MK

MK

A

)(0

0

00000

2 ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

000000

000

3f

tf

MK

A ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−=

0000

00000

5

r

tr

MKA ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

0000000000

7A

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−+

+

−−

=

1

1

1

4

)()(0

000

101

α

α

α

B

sffc

B

sffc

B

sf

B

sf

f

sf

f

sf

JCdd

JBdd

MC

MB

MC

MB

A ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−+

+

−−=

2

2

2

6

)()(0

0

10010

α

α

α

B

srrc

B

srrc

B

sr

B

sr

r

sr

r

sr

JCdd

JBdd

MC

MB

MC

MB

A ,

Page 37: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−−

−−

−−

−−

−−−−

+

+

−−

=

21

21

2

1

8

)()()()(0

1

0

011

αα

αα

α

α

B

srrc

B

srrc

B

sffc

B

sffc

B

sr

B

sr

B

sf

B

sf

r

sr

r

sr

f

sf

f

sf

JCdd

JBdd

JCdd

JBdd

MC

MB

MC

MB

MC

MB

MC

MB

A ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

0000000000

9A

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−−

−−

−−

−−

−−

−−

−−

−−

−+

−+

−−−−

=

2

22

1

22

21

2

1

10

)()()()(1

)()()()(0

)()(0

)()(0

)()(

αα

αα

α

α

B

rcsr

B

rcsr

B

fcsf

B

fcsf

B

rcsr

B

rcsr

B

fcsf

B

fcsf

r

rcsr

r

rcsr

f

fcsf

f

fcsf

rc

fc

MddC

MddB

MddC

MddB

MddC

MddB

MddC

MddB

MddC

MddB

MddC

MddB

dddd

A

10841 )( xddxx fc −−−=α

10862 )( xddxx rc −−−=α

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

00000000

000

0

000000

r

tr

f

tf

MK

MK

G dan ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡=

r

f

www

Page 38: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Tabel 4.1 Parameter Suspensi

Parameter Nilai Parameter Nilai

MB 730 kg Bsf 980 Ns/m

JB 1230 kg m2 Csr 200 N (s/m)2

Mf 40 kg Bsr 980 Ns/m

Mr 36 kg Ktf, Ktr 175500 Ns/m

Ksf 19960 N/m df 0,5 m

Ksr 17500 N/m dr 3,3 m

Csf 200 N(s/m)2 dc 1,5 m

Dengan menggunakan parameter-parameter seperti pada Tabel 4.1 maka diperoleh model

suspensi seperti tertulis pada persamaan (4.8)

GwAxx +=& (4.8)

dimana [ ]21 AAA =

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

+−

+

−−

−−−−

=

016.080.0061,2523,1600000027.034.1097,2334,2700000

48750011,486000000055.245,43870499010000000001000

1

1

1

1

α

α

α

A

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−−−+−−−

+−−−−+

−−+−−

++

−−−

=

21212

21212

222

1

2

53,016,038,3029,016,064,0029,043,110000

49,027,007,1027,027,068,2027,034,100100

1049056.522,27056.522,2700001

55,24055,2400000008,1010110100

ααααα

ααααα

ααα

αα

A

10841 xxx −−=α , 10862 8.1 xxx +−=α

Page 39: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

00000000

487500005,4387000000

G ,

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

xxxxxxxxxx

x dan ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡=

r

f

www

4.1.2 Pemodelan Sistem Suspensi Semi-Aktif

Gambar model kendaraan setengah dari suspensi semi-aktif ditunjukkan pada Gambar 4.2. Pada model

kendaraan tersebut, terdapat komponen aktif yang yang menghasilkan gaya uf dan ur. Gaya uf adalah gaya yang

digunakan untuk mengontrol suspensi depan, sedangkan ur adalah gaya yang digunakan untuk mengontrol suspensi

belakang.

Bz

fz

fwfK

fM

sfKsfsf CB ,

fu

rz

rK

rM

srKsrsr CB ,

ru

cd

fd rdBB JM 5,05,0

rw

Gambar 4.2 Sistem suspensi semi-aktif model kendaraan setengah[6, 10]

Persamaan sistem suspensi semi-aktif model kendaran setengah yang digunakan adalah

sebagai berikut :

rsrfsfBB uFuFzM +++=&& (4.9)

Page 40: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

[ ] [ ]BfcBfsfBfcBfsfsf ddzzBddzzKF φφ &&& )()( −−−+−−−=

[ ] BfcBfBfcBfsf ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−+

[ ] [ ]BrcBrsrBrcBrsrsr ddzzBddzzKF φφ &&& )()( −−−+−−−=

[ ] BrcBrBrcBrsr ddzzddzzC φφ &&&&&& )()( −−−−−−+

tffsfff FuFzM +−−=&& (4.10)

)( fftftf zwKF −=

trrsrrr FuFzM +−−=&&

)( rrtrtr zwKF −=

srrcsffcBB FddFddJ )()( −+−=φ&&

Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

[ ] [ ]BfcBfsfBfcBfsfBB ddzzBddzzKzM φφ &&&&& )()( −−−+−−−=

[ ] fBfcBfBfcBfsf uddzzddzzC +−−−−−−+ φφ &&&&&& )()(

[ ] [ ]BrcBrsrBrcBrsr ddzzBddzzK φφ &&& )()( −−−+−−−+

[ ] rBrcBrBrcBrsr uddzzddzzC +−−−−−−+ φφ &&&&&& )()(

[ ] [ ]BfcBfsfBfcBfsfff ddzzBddzzKzM φφ &&&&& )()( −−−−−−−−=

[ ] fBfcBfBfcBfsf uddzzddzzC −−−−−−−− φφ &&&&&& )()(

)( fftf zwK −+

[ ] [ ]BrcBrsrBrcBrsrrr ddzzBddzzKzM φφ &&&&& )()( −−−−−−−−=

Page 41: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

[ ] rBrcBrBrcBrsr uddzzddzzC −−−−−−−− φφ &&&&&& )()(

)( rrtr zwK −+

[ ] [ ]BfcBfsffcBfcBfsffcBB ddzzBddddzzKddJ φφφ &&&&& )()()()( −−−−+−−−−=

[ ] BfcBfBfcBfsffc ddzzddzzCdd φφ &&&&&& )()()( −−−−−−−+

[ ] [ ]BrcBrsrrcBrcBrsrrc ddzzBddddzzKdd φφ &&& )()()()( −−−−+−−−−+

[ ] BrcBrBrcBrsrrc ddzzddzzCdd φφ &&&&&& )()()( −−−−−−−+

Dengan mengambil variabel keadaan seperti pada suspensi pasif, maka diperoleh :

10841 )( xddxxx fc −−−=&

10862 )( xddxxx rc −−−=&

43 xx =&

[ ]108414 )( xddxxMB

xMK

x fcf

sf

f

sf −−−−−=&

[ ] 310)(8410)(84 xfM

tfK

fwfM

tfK

fM

fU

xfdcdxxxfdcdxxfM

sfC−+−−−−−−−−

65 xx =&

[ ]108626 )( xddxxMB

xMK

x rcr

sr

r

sr −−−−−=&

[ ] 510)(8610)(86 xrM

trKrw

rMtrK

rM

rU

xrdcdxxxrdcdxxrM

srC−+−−−−−−−−

87 xx =&

[ ]108418 )( xddxxMB

xMK

x fcB

sf

B

sf −−−+=&

Page 42: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

[ ]B

ffcfc

B

sf

MU

xddxxxddxxMC

+−−−−−−+ 10841084 )()(

[ ]10862 )( xddxxMB

xMK

rcB

sr

B

sr −−−++

[ ]B

rrcrc

B

sr

MUxddxxxddxx

MC

+−−−−−−+ 10861086 )()(

109 xx =&

[ ]1084110 )()()(

xddxxJ

Bddx

JKdd

x fcB

sffc

B

sffc −−−−

+−

=&

[ ] 10841084 )()()(

xddxxxddxxJ

Cddfcfc

B

sffc −−−−−−−

+

[ ]10862 )()()(

xddxxJ

Bddx

JKdd

rcB

srrc

B

srrc −−−−

+−

+

[ ] 10861086 )()()(

xddxxxddxxJ

Cddrcrc

B

srrc −−−−−−−

+

Selanjutnya dapat dibentuk menjadi persamaan ruang keadaan:

HuGwAxx ++=.

(4.11)

dimana A, x, G dan w sama dengan persamaan pada suspensi pasif, sedangkan H dan u sebagai berikut :

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

0000

1100

1000

01000000

BB

r

f

MM

M

M

H , ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡=

r

f

uuu .

Page 43: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

4.2 Perancangan Sistem Kontrol

Perancangan kontrol ini bertujuan meningkatkan kualitas kenyamanan berkendara yaitu mengurangi

percepatan vertikal badan kendaraan akibat adanya gangguan berupa ketidakrataan jalan dengan menggunakan

pengontrol fuzzy.

+

Gambar 4.3 Pengaturan suspensi dengan kontrol fuzzy

Gambar 4.3 memperlihatkan y adalah keluaran plant suspensi, r sinyal referensi, E sinyal error dan u

sinyal kontrol yang diberikan ke plant. Sinyal error didapakan dari mengurangkan keluaran plant suspensi terhadap

sinyal referensi )( yrE −= . Sinyal informasi yang diterima pengontrol fuzzy adalah error (E) dan perubahan

error (dE) dari defleksi suspensi roda depan, defleksi suspensi roda belakang dan percepatan badan kendaraan yang

dihitung sesuai dengan persamaan (4.12) dan (4.13). Sistem fuzzy yang digunakan untuk pengaturan sistem suspensi

semi-aktif dengan model kendaraan setengah ini, mempunyai dua keluaran yaitu sinyal kontrol untuk suspensi

depan (uf) dan sinyal kontrol untuk suspensi belakang (ur).

E (t) = r(t) – y(t) (4.12)

dE(t) = E(t) – E(t-1) (4.13)

Sistem fuzzy yang digunakan mempunyai tiga rule base (basis kaidah atur). Ketiga rule base tersebut yaitu

rule base percepatan badan kendaraan, rule base defleksi suspensi depan dan rule base defleksi suspensi belakang.

Rule base percepatan badan kendaraan dan rule base defleksi suspensi depan digunakan bersama-sama untuk

mengontrol suspensi depan, sedangkan pengontrolan suspensi belakang dilakukan dengan menggunakan rule base

percepatan badan kendaraan dan rule base defleksi suspensi belakang.

Page 44: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Defuzzifier

Defuzzifier

error dan perubahan errordefleksi suspensi depan

error dan perubahan errorpercepatan badan kendaraan

error dan perubahan errordefleksi suspensi belakang

Kontrol suspensidepan

Kontrol suspensibelakang

Rule base percepatanbadan kendaraan

Inference engine percepatanbadan kendaraan

Rule base defleksisuspensi belakang

Inference engine defleksisuspensi belakang

Rule base defleksisuspensi depan

Inference engine defleksisuspensi depan

E

dE

E

dE

E

dE

Gambar 4.4 Sistem fuzzy untuk kontrol suspensi model kendaraan setengah

4.2.1 Penyusunan Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan yang digunakan untuk masing-masing masukan dan keluaran fuzzy adalah fungsi

segitiga dan trapezoidal. Masing-masing masukan dan keluaran fuzzy dibagi menjadi 7 himpunan fuzzy (fuzzy set).

Himpunan fuzzy Negatif Sedang (NS), Negatif Kecil (NK), Nol (ZE), Positif Kecil (PK) dan Positif

Sedang (PS) menggunakan fungsi keanggotaan segitiga. Himpunan fuzzy Negatif Besar (NB) dan Positif Besar (PB)

menggunakan fungsi keanggotaan trapezoidal.

Dalam hal ini R disebut jangkauan (range). Dengan motode coba-coba (trial and error) sampai diperoleh

pengontrol yang baik. Fungsi keanggotaan dari masing-masingmasukan dan keluaran dapat diliahat pada Gambar

4.5 sampai Gamabar 4.9

Gambar 4.5 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari error defleksi suspensi depan dan belakang

NB NK ZE PK PB

0-0,06 E

NS PS

-0,04 0,02 0,04 0,06

µ(E)

1

-0,02

Page 45: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 4.6 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari perubahan error defleksi suspensi depan dan belakang

Gambar 4.7 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari error percepatan badan kendaraan

Gambar 4.8 Fungsi keanggotaan dan jangkauan dari perubahan error percepatan badan kendaraan

NB NK ZE PK PB

0 -15 dE

NS PS

-10 5 10 15

µ(dE)

1

-5

NB NK ZE PK PB

0 -15 E

NS PS

-10 5 10 15

µ(E)

1

-5

NB NK ZE PK PB

0 -0,03 dE

NS PS

-0,02 0,01 0,02 0,03

µ(dE)

1

-0,01

Page 46: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 4.9 Fungsi keanggotaan dan jangkauan untuk keluaran kontrol

4.1.2 Penyusunan Basis Kaidah Atur

Kaidah atur yang digunakan pada ketiga rule base tersebut masing-masing berjumlah 49 yang merupakan

kombinasi himpunan fuzzy dari error (E), perubahan error (dE) dan sinyal kontrol (u) yang masing-masing dibagi

menjadi 7 himpunan fuzzy. Susunan kaidah atur tersebut adalah sebagai berikut :

R1 : If E is PB and dE is PB then u is PB

R2 : If E is PB and dE is PS then u is PB

R3 : If E is PB and dE is PK then u is PB

R4 : If E is PB and dE is ZE then u is PB

R5 : If E is PB and dE is NK then u is PS

R6 : If E is PB and dE is NS then u is PK

R7 : If E is PB and dE is NB then u is ZE

R8 : If E is PS and dE is PB then u is PB

R9 : If E is PS and dE is PS then u is PB

R10 : If E is PS and dE is PK then u is PB

R11 : If E is PS and dE is ZE then u is PS

R12 : If E is PS and dE is NK then u is PK

R13 : If E is PS and dE is NS then u is ZE

R14 : If E is PS and dE is NB then u is NK

R15 : If E is PK and dE is PB then u is PB

R16 : If E is PK and dE is PS then u is PB

R17 : If E is PK and dE is PK then u is PS

R18 : If E is PK and dE is ZE then u is PK

R19 : If E is PK and dE is NK then u is ZE

R20 : If E is PK and dE is NS then u is NK

R21 : If E is PK and dE is NB then u is NS

R22 : If E is ZE and dE is PB then u is PB

NB NK ZE PK PB

0-2000 u

NS PS

-1333,33 1333,33 2000

µ(u)

1

-666,67 666,67

Page 47: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

R23 : If E is ZE and dE is PS then u is PS

R24 : If E is ZE and dE is PK then u is PK

R25 : If E is ZE and dE is ZE then u is ZE

R26 : If E is ZE and dE is NK then u is NK

R27 : If E is ZE and dE is NS then u is NS

R28 : If E is ZE and dE is NB then u is NB

R29 : If E is NK and dE is PB then u is PS

R30 : If E is NK and dE is PS then u is PK

R31 : If E is NK and dE is PK then u is ZE

R32 : If E is NK and dE is ZE then u is NK

R33 : If E is NK and dE is NK then u is NS

R34 : If E is NK and dE is NS then u is NB

R35 : If E is NK and dE is NB then u is NB

R36 : If E is NS and dE is PB then u is PK

R37 : If E is NS and dE is PS then u is ZE

R38 : If E is NS and dE is PK then u is NK

R39 : If E is NS and dE is ZE then u is NS

R40 : If E is NS and dE is NK then u is NB

R41 : If E is NS and dE is NS then u is NB

R42 : If E is NS and dE is NB then u is NB

R43 : If E is NB and dE is PB then u is ZE

R44 : If E is NB and dE is PS then u is NK

R45 : If E is NB and dE is PK then u is NS

R46 : If E is NB and dE is ZE then u is NB

R47 : If E is NB and dE is NK then u is NB

R48 : If E is NB and dE is NS then u is NB

R49 : If E is NB and dE is NB then u is NB

Jumlah keseluruhan kaidah atur yang digunakan adalah 147 aturan. Tabel dari kaidah-kaidah atur tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rule base pengaturan suspensi semi-aktif

Perubahan Error (dE)

PB PS PK ZE NK NS NB

PB PB PB PB PB PS PK ZE

PS PB PB PB PS PK ZE NK

Err

or (E

)

PK PB PB PS PK ZE NK NS

Page 48: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

ZE PB PS PK ZE NK NS NB

NK PS PK ZE NK NS NB NB

NS PK ZE NK NS NB NB NB

NB ZE NK NS NB NB NB NB

4.2.3 Proses Defuzifikasi

Metode defuzifikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Center of Area yang dapat dirumuskan

sebagai berikut

{ }{ }∑ ∏

∏∑

==

=== M

l

n

i iA

n

i iA

M

l

l

x

xyu

li

li

11

11

)(

)(

µ

µ (4.14)

dimana y : titik tengah (center) himpunan fuzzy dari keluaran fuzzy (u) untuk setiap aturan fuzzy.

i : banyaknya masukan fuzzy.

M : banyaknya aturan fuzzy.

)( iAxl

iµ : derajat keanggotaan himpunan fuzzy dari masukan fuzzy (E dan dE) dari setiap aturan

fuzzy.

Dalam perancangan pengaturan suspensi ini suspensi depan dan suspensi belakang masing-masing

mendapat sinyal kontrol dari dua rule base. Sinyal kontrol suspensi depan (uf) didapatkan dari rule base defleksi

suspensi depan dan rule base percepatan badan kendaraan, sedangkan sinyal kontrol suspensi belakang (ur)

didapatkan dari rule base defleksi suspensi belakang dan rule base percepatan badan kendaraan. Oleh karena itu,

dilakukan modifikasi terhadap perumusan sistem fazzy (4.14). Rumus keluaran sinyal kontrol fuzzy tersebut adalah

seperti tertulis dalam persamaan (4.15).

{ }[ ] { }[ ]{ }[ ] { }[ ]∑ ∑ ∏∏

∑ ∏∑ ∏

= ===

==

==

+

+= M

l

M

l baserule

n

i iArule base

n

i iA

M

l baserule

n

i iAl

M

l baserule

n

i iAl

xx

xyxyu

li

li

li

li

1 1 2111

1 211 11

)()(

)()(

µµ

µµ (4.15)

Page 49: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian terhadap sistem kontrol fuzzy yang telah dirancang untuk pengaturan sistem suspensi semi-aktif

dilakukan dengan cara memberikan 3 model gangguan yang mensimulasikan gangguan berupa gundukan (road

bump), jalan bergelombang dan jalan yang tidak rata. Pembahasan dilakukan terhadap hasil pengaturan sistem

suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy dibandingkan dengan hasil dari sistem suspensi pasif dan suspensi

semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

Sistem suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol adalah sistem suspensi semi-aktif yang sinyal

kontrolnya adalah berupa sinyal error. Diagram blok dari sistem suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol

dapat dilihat seperti pada Gambar 5.1, sedangkan diagram blok sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy

ditunjukkan oleh Gambar 5.2.

+

Gambar 5.1 Blok diagram pengaturan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol

+

Gambar 5.2 Blok diagram pengaturan suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy

5.1 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 1

Page 50: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 5.3 menunjukkan gangguan model 1. Model tersebut digunakan untuk mensimulasikan gangguan

nyata yang berupa gundukan di jalan.

Gambar 5.3 Gangguan model 1

Sistem suspensi yang bagus adalah sistem suspensi yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan

dalam waktu yang sama dapat mempertahankan vehicle maneuverability. Dalam hal kenyamanan, sistem suspensi

harus dapat menurunkan percepatan vertikal badan kendaraan sehubungan dengan gangguan kondisi jalan yang

tidak tentu. Dalam hal vehicle maneuverability, sistem suspensi diharapkan untuk dapat membatasi defleksi suspensi

dalam range yang kecil[6]. Tujuan pengaturan suspensi untuk menurunkan percepatan vertikal badan kendaraan dan

menurunkan defleksi suspensi adalah dua hal yang saling berlawanan. Untuk menurunkan percepatan vertikal badan

kendaraan diperlukan pergerakan/defleksi suspensi yang lebih besar[5]. Defleksi suspensi yang terlalu besar karena

pengaruh suatu gangguan jalan (misalnya gundukan) dapat memungkinkan terlampauinya batas defleksi suspensi

(suspension travel limit) yang dapat merusak komponen kendaraan. Oleh karena itu, sulit untuk memperoleh sistem

suspensi yang bagus karena harus memenuhi dua hal yang berlawanan yaitu kenyamanan dan vehicle

maneuverability.

Gambar 5.4 memperlihatkan percepatan badan kendaraan yang terjadi akibat diberi gangguan model 1

untuk sistem suspensi pasif, sistem suspensi semi-aktif dengan kontrol fuzzy dan suspensi semi-aktif loop tertutup

tanpa pengontrol. Pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5, ditunjukkan bahwa sinyal error yang digunakan sebagai sinyal

kontrol pada suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol, masih kurang berpengaruh sehingga bisa dikatakan

grafik percepatan badan kendaraannya berhimpit dengan grafik dari suspensi pasif

40 cm 10 cm 10 cm

6 cm

Page 51: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 5.4 Percepatan badan kendaraan sistem suspensi dengan gangguan model 1

Gambar 5.5 Nilai puncak dari percepatan badan kendaraan sistem suspensi pasif dan

sistem loop tertutup tanpa pengontrol dengan gangguan model 1

Dari Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 terlihat juga bahwa sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy

relatif lebih nyaman dibandingkan dengan suspensi pasif maupun suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol

karena mampu menghasilkan nilai puncak percepatan vertikal badan kendaraan yang lebih kecil. Nilai puncak dari

percepatan badan kendaraan pada suspensi pasif akibat diberi gangguan model 1 adalah sebesar 5,8152 m/s2, pada

suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol dihasilkan nilai puncak sebesar 5,8111 m/s2, sedangkan pada

suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy turun menjadi 3,9474 m/s2.

Page 52: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 5.6 Defleksi suspensi depan dengan gangguan model 1

Gambar 5.7 Defleksi suspensi belakang dengan gangguan model 1

Dari Gambar 5.6 terlihat bahwa nilai puncak ke puncak dari defleksi suspensi depan untuk sistem suspensi

pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol adalah sebesar 0.1160 m, sedangkan pada suspensi

semi-aktif dengan pengontrol fuzzy dihasilkan nilai puncak ke puncak yang sedikit lebih besar yaitu 0.1232 m.

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa nilai puncak ke puncak dari defleksi suspensi belakang untuk sistem suspensi pasif

dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol adalah sebesar 0.1240 m, sedangkan pada suspensi semi-aktif

dengan pengontrol fuzzy didapatkan nilai puncak ke puncak yang sedikit lebih besar yaitu 0.1302 m. Dari hasil

tersebut terlihat bahwa suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang dirancang menghasilkan vehicle

maneuverability yang hampir sama dibandingkan dengan sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop

tertutup tanpa pengontrol.

Page 53: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Dalam kenyataannya parameter kendaraan terutama massa badan kendaraan (MB) sering kali berubah-ubah

yang disebabkan oleh perubahan penumpang, perubahan muatan maupun perubahan isi bahan bakar. Pada penelitian

ini diamati pengaruh perubahan parameter massa kendaraan terhadap percepatan badan kendaraan dari sistem

suspensi pasif, suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol dan sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol

fuzzy yang telah dirancang.

Pengaruh perubahan massa kendaraan (MB) terhadap sistem suspensi pasif, suspensi semi-aktif loop

tertutup tanpa pengontrol dan suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy ditunjukkan pada Tabel 5.1. Pada tabel

tersebut tertulis nilai puncak percepatan badan kendaraan dari masing-masing sistem suspensi.

Tabel 5.1 Hasil Variasi Massa Kendaraan

Percepatan Badan Kendaraan Suspensi Semi-Aktif

Perubahan MB (%)

Percepatan Badan Kendaraan Suspensi Pasif

(m/s2) Loop tertutup tanpa pengontrol (m/s2)

Pengontrol fuzzy (m/s2)

- 50 10,7210 10,7141 12,7143 (osilasi) - 40 9,3587 9,3526 8,3427 (osilasi) - 30 8,2425 8,2365 5,1629 - 20 7,2975 7,2920 4,6775 - 10 6,4953 6,4904 4,2803 + 10 5,2391 5,2356 3,6634 + 20 4,7499 4,7469 3,4179 + 30 4,3851 4,3813 3,2035 + 40 4,0848 4,0815 3,0144 + 50 3,8230 3,8201 2,8464 + 100 2,8950 2,8934 2,2259 + 200 1,9488 1,9481 1,5494 + 300 1,4687 1,4683 1,1880 + 400 1,1784 1,1782 0,9631 + 500 0,9839 0,9838 0,8058

Berdasarkan Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa sistem kontrol fuzzy yang telah dirancang hanya dapat

mentoleransi variasi berupa pengurangan massa kendaraan sampai dengan 30% dari nilai nominal, sedangkan

adanya variasi berupa penambahan massa kendaraan menghasilkan tingkat kenyamanan yang selalu relatif lebih

baik bila dibandingkan dengan sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

5.2 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 2

Gangguan model 2 adalah model gangguan sinyal sinus yang dianggap dapat mewakili kondisi kenyataan

yaitu jalan bergelombang. Sinyal sinus yang digunakan dalam pengujian ini adalah sinyal sinus dengan kecepatan

sudut (ω ) 2; 5; 6,2832; 6,4367; 6,6431; 10; 12,5664; 15 dan 25 rad/s. Pada daerah frekuensi tersebut merupakan

daerah frekuensi yang paling terasa pada tubuh manusia[10].

5.2.1 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut 2 rad/s

Page 54: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Percepatan badan kendaraan dari sistem suspensi yang diberi gangguan model 2 dengan kecepatan sudut 2

rad/s ditunjukkan pada Gambar 5.8, sedangkan defleksi suspensi dari roda depan dan belakang ditunjukkan pada

Gambar 5.9 (a) dan 5.9 (b).

Gambar 5.8 Percepatan badan kendaraan sistem suspensi diberi gangguan model 2

dengan kecepatan sudut 2 rad/s

(a) (b)

Gambar 5.9 Defleksi suspensi diberi gangguan model 2 dengan kecepatan sudut 2 rad/s (a) suspensi depan (b) suspensi belakang

Gambar 5.8 menunjukkan bahwa pada kecepatan sudut 2 rad/s, suspensi semi-aktif dengan pengontrol

fuzzy yang dirancang dapat menghasilkan nilai puncak percepatan badan kendaraan yang lebih kecil dibandingkan

dengan sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol. Namun demikian, dari Gambar

5.8 juga terlihat bahwa untuk waktu simulasi yang lebih besar dari 3 detik, sistem suspensi semi-aktif dengan

pengontrol fuzzy menghasilkan nilai percepatan badan kendaraan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem

suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol. Hal tersebut disebabkan sinyal kontrol yang

dihasilkan oleh sistem fuzzy terlalu besar. Gangguan sinus dengan kecepatan sudut yang kecil akan menghasilkan

error dan turunan error yang kecil yang hanya membutuhkan sinyal kontrol yang kecil untuk menghasilkan

keluaran plant yang mendekati harga referensi. Sinyal error dan turunan error yang kecil tersebut setelah diproses

berdasarkan fungsi keanggotaan dari sinyal masukan dan keluaran fuzzy serta rule base yang telah dirancang,

menghasilkan sinyal kontrol yang masih cukup besar.

Page 55: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 5.9 menunjukkan bahwa dengan gangguan tersebut, sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol

fuzzy menghasilkan defleksi suspensi depan dan belakang yang lebih besar dibandingkan dengan sistem suspensi

pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol. Nilai puncak ke puncak defleksi suspensi depan dan

belakang dari masing-masing sistem suspensi ditunjukkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.2 Percepatan Badan Kendaraan dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut 2 rad/s

Nilai puncak percepatan badan kendaraan Suspensi semi-aktif loop tertutup

Suspensi pasif (m) Tanpa kontrol (m) Kontrol fuzzy (m) 0,2732 0,2730 0,2280

Tabel 5.3 Defleksi Suspensi dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut 2 rad/s

Nilai puncak ke puncak defleksi suspensi Suspensi semi-aktif loop tertutup

Suspensi

Suspensi pasif (m) Tanpa kontrol (m) Kontrol fuzzy (m) depan 0,0196364 0,0196459 0,090232

belakang 0,0123053 0,0123032 0,0592288

5.2.2 Unjuk Kerja Sistem dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut 5 rad/s

Percepatan badan kendaraan dari sistem suspensi yang diberi gangguan model 2 dengan kecepatan sudut 5

rad/s ditunjukkan pada Gambar 5.10, sedangkan defleksi suspensi dari roda depan dan belakang ditunjukkan pada

Gambar 5.11 (a) dan 5.11 (b).

Gambar 5.10 Percepatan badan kendaraan sistem suspensi diberi gangguan model 2

dengan kecepatan sudut 5 rad/s

Page 56: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

(b) (b)

Gambar 5.11 Defleksi suspensi diberi gangguan model 2 dengan kecepatan sudut 5 rad/s (a) suspensi depan (b) suspensi belakang

Gambar 5.10 menunjukkan bahwa pada kecepatan sudut 5 rad/s, suspensi semi-aktif dengan pengontrol

fuzzy yang dirancang mampu menghasilkan percepatan badan kendaraan yang lebih kecil dibandingkan dengan

sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol. Gambar 5.11 menunjukkan bahwa

dengan gangguan tersebut, sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy menghasilkan defleksi suspensi

depan yang lebih kecil dan defleksi suspensi belakang yang lebih besar dibandingkan dengan sistem suspensi pasif

dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol. Nilai puncak ke puncak defleksi suspensi depan dan

belakang dari masing-masing sistem suspensi ditunjukkan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.4 Percepatan Badan Kendaraan dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut 5 rad/s

Nilai puncak percepatan badan kendaraan Suspensi semi-aktif loop tertutup

Suspensi pasif (m) Tanpa kontrol (m) Kontrol fuzzy (m) 1,42132 1,42222 0,268711

Tabel 5.5 Defleksi Suspensi dengan Gangguan Model 2 Kecepatan Sudut 5 rad/s

Nilai puncak ke puncak defleksi suspensi Suspensi semi-aktif loop tertutup

Suspensi

Suspensi pasif (m) Tanpa kontrol (m) Kontrol fuzzy (m) depan 0,119323 0,119411 0,0581566

belakang 0,0519372 0,0519219 0,0940884

5.3 Unjuk Kerja Sistem Suspensi dengan Gangguan Model 3

Gangguan model 3 adalah gangguan yang berupa sinyal random yang digunakan untuk mewakili kondisi

jalan dalam kenyataan yaitu kondisi jalan yang tidak rata. Sinyal random yang digunakan adalah sinyal random yang

mempunyai amplitude 0.06 m. Gambar 5.12 adalah gambar dari salah satu gangguan random dan Gambar 5.13

adalah grafik percepatan vertikal badan kendaraan dari sistem suspensi pasif, sistem suspensi semi-aktif tanpa

pengontrol dan sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang telah dirancang, yang diberikan gangguan

seperti yang ditunjukkan Gambar 5.26.

Page 57: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 5.12 Gangguan model 3 dengan amplituda 0,06 meter

Gambar 5.13 Grafik percepatan badan kendaraan dengan gangguan model 3

Gambar 5.13 menunjukkan bahwa error yang digunakan sebagai sinyal kontrol pada suspensi semi-aktif

loop tertutup tanpa pengontrol, masih kurang berpengaruh sehingga bisa dikatakan grafik percepatan badan

kendaraannya berhimpit dengan grafik dari suspensi pasif. Dari hasil tersebut juga terlihat bahwa pada gangguan

yang sama, sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang dirancang dapat menghasilkan percepatan

badan kendaraan yang relatif lebih rendah yang berarti memberikan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan

sistem suspensi pasif maupun sistem suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

Page 58: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Gambar 5.14 Defleksi suspensi depan dengan gangguan model 3

Gambar 5.15 Defleksi suspensi belakang dengan gangguan model 3

Dengan gangguan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5.15, terlihat bahwa sistem suspensi semi-aktif

dengan pengontrol fuzzy yang telah dirancang dapat menghasilkan nilai puncak ke puncak defleksi suspensi depan

dan defleksi suspensi belakang yang lebih kecil dibandingkan dengan suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop

tertutup tanpa pengontrol. Nilai puncak ke puncak defleksi suspensi depan dan belakang dari masing-masing sistem

suspensi ditunjukkan pada Tabel 5.6.

Page 59: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

Tabel 5.6. Defleksi Suspensi dengan Gangguan Model 3

Nilai puncak ke puncak defleksi suspensi Suspensi semi-aktif loop tertutup

Suspensi

Suspensi pasif (m) Tanpa kontrol (m) Kontrol fuzzy (m) depan 0,183364 0,18342 0,171244

belakang 0,135116 0,135045 0,134766

Page 60: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil simulasi penggunaan pengontrol fuzzy yang digunakan untuk mengatur sistem suspensi semi-

aktif dengan peredam nonlinier pada model kendaraan setengah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan gangguan model 1 (road bump), sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang

dirancang dapat menghasilkan peredaman yang relatif lebih baik yang memberikan tingkat kenyamanan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa

pengontrol, yaitu ditunjukkan dengan nilai puncak percepatan badan kendaraan yang lebih rendah. Dengan

gangguan tersebut, nilai puncak dari percepatan badan kendaraan pada suspensi pasif adalah sebesar 5,8152

m/s2, pada suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol dihasilkan nilai puncak sebesar 5,8111 m/s2,

sedangkan pada suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy turun menjadi 3,9474 m/s2.

2. Sistem kontrol fuzzy yang telah dirancang hanya dapat mentoleransi variasi berupa pengurangan massa

kendaraan sampai dengan 30% dari nilai nominal, sedangkan adanya variasi berupa penambahan massa

kendaraan menghasilkan tingkat kenyamanan yang selalu relatif lebih baik bila dibandingkan dengan

sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

3. Dengan gangguan model 2 (gangguan sinus) pada kecepatan sudut 5 rad/s sampai dengan 25 rad/s, sistem

suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy yang dirancang dapat menghasilkan percepatan badan

kendaraan yang lebih rendah yang berarti memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik dibandingkan

dengan sistem suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

4. Dengan gangguan model 3 yaitu sinyal random dengan amplitudo 0,06 m, sistem suspensi semi-aktif

dengan pengontrol fuzzy yang telah dirancang mampu menghasilkan tingkat kenyamanan yang relatif lebih

baik dibandingkan dengan suspensi pasif dan suspensi semi-aktif loop tertutup tanpa pengontrol.

6.2 Saran-saran

Untuk penelitian lebih lanjut, perancangan sistem suspensi semi-aktif dengan pengontrol fuzzy dapat

dikembangkan antara lain :

1. Memperhitungkan faktor ketidaklinieran dari pegas yang digunakan.

2. Perancangan dilakukan dengan menggunakan model kendaraan penuh sehingga pengaruh gerakan

horisontal dan lateral dapat dianalisa.

3. Meggunakan metode optimasi seperti algoritma genetik untuk penentuan parameter fuzzy agar diperoleh

sistem kontrol fuzzy yang lebih baik.

4. Merancang sistem kontrol yang selain dapat menurunkan percepatan badan kendaraan (kenyamanan),

sistem kontrol juga dapat menjamin defleksi suspensi yang lebih kecil dibandingkan dengan suspensi pasif

Page 61: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

5. Merancang sistem kontrol cerdas yang dapat mematikan sistem kontrol apabila sistem suspensi pasif

mempunyai unjuk kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan sistem suspensi semi-aktif.

Page 62: LAPORAN PENELTIAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL …elektro.undip.ac.id/sumardi/www/DataPribadi/Laporan lengkap Dosen...LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Perancangan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gulley, N. dan Jang, J.-S. R., Fuzzy Logic Toolbox, The Math Work Inc., 1995.

[2] Hanselman, D. dan Littlefield, B., Matlab Bahasa Komputasi Teknis, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2000.

[3] Hanselman, D. dan Littlefield, B., The Student Edition of MATLAB, Prentice Hall, 1995.

[4] Hyniova, K., Stribrsky, A. dan Honcu, J., Fuzzy Control Of Mechanical Vibrating Systems , Department of

Control Engineering, Faculty of Electrical Engineering, Czech University.

[5] Lin, J.-S. dan Kanellakopoulus, I., Nonlinier Design of Active Suspension, IEEE Control System Magazine,

vol 17.

[6] Moon, S. Y. dan Kwon, W. H., Genetic-Based Fuzzy Control for Half-Car Active Suspension Systems,

International Journal of Systems Science, 1998.

[7] Muqorobin, A., Kontrol Mode Sliding Dengan Logika Fuzzy Untuk Mengestimasi Fungsi Tak Linier Plant

(Studi Kasus Pada Sistem Pendulum Terbalik), Tugas Akhir Teknik Elektro Uiversitas Diponegoro, 2001.

[8] Ogata, K., Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan) jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.

[9] Ogata, K., Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan) jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.

[10] Sumardi, “Perancangan Sistem Suspensi Semi-Aktif dengan Peredam Nonlinier Menggunakan Pengontrol

Fuzzy”, Tesis Magister, Bidang Khusus Instrumentasi dan Kontrol Program Studi Teknik Fisika, ITB, 1998.

[11] Wang, L., “A Couse In Fuzzy Systems And Control”, Prentice-Hall International, Inc., 1997.

[12] Wang, L., “Adaptive Fuzzy Systems and Control”, Prentice-Hall International, Inc., 1994.

[13] Yan, J., Ryan, M. dan Power, J., “Using Fuzzy Logic Towards Intelligent Systems”, Prentice-Hall

International (UK), 1994.