LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga...

76
1 LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI APLIKASI MIKORIZA DAN MIKROORGANISME LOKAL (REBUNG) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) OLEH: ISMAYA N.R. PARAWANSA H. MUH. ASKARI KURUSENG RAMLI UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (UPPM) SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) GOWA 2014 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Penelitian : Aplikasi Mikoriza dan Mikroorganisme Lokal (Rebung) Pada Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) 2. Bidang Penelitian : Teknis Pertanian

Transcript of LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

1

LAPORAN PENELITIAN

RIGA APLIKASI

APLIKASI MIKORIZA DAN MIKROORGANISME LOKAL (REBUNG) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

OLEH:

ISMAYA N.R. PARAWANSA

H. MUH. ASKARI KURUSENG RAMLI

UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (UPPM)

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) GOWA

2014

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Aplikasi Mikoriza dan Mikroorganisme Lokal (Rebung) Pada Pertumbuhan Tanaman Kakao

(Theobroma cacao L.)

2. Bidang Penelitian : Teknis Pertanian

Page 2: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

2

3. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Dr. Ismaya N.R. Parawansa, S.P, M.Si b. Jenis Kelamin : Wanita c. NIP : 19690527 200312 2 002 d. Disiplin ilmu : Budidaya Tanaman e. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I/IIId f. Jabatan : Lektor g. Jurusan : Penyuluhan Pertanian h. Alamat : Jl. Malino km. 7 Romanglompoa Kec.

Bontomarannu, Kab. Gowa i. Telpon/Faks/E-mail : (0411-861127) j. Alamat Rumah : Jl. Srigala 9 No. 12 k. Telpon/Faks/E-mail : 085242019633 4. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang

a. Nama Anggota I : Ir. H. Muh. Askari Kuruseng, M.P b. Nama anggota II : Ramli, S.P.,M.P 5. Lokasi Penelitian : Gowa

6. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp 10.045.000,00

Gowa, 31 Desember 2014

Mengetahui, Ketua Peneliti, Kepala UPPM Ir. Abd. Rahman Arinong,MP Dr. Ismaya N.R. Parawansa, S.P, M.Si NIP. 19660510 199903 1 002 NIP. 19690527 200312 2 002

Menyetujui, Ketua STPP GOWA

Drs. Muh. Arby Hamire, M.Si NIP. 19570402 198101 1 001

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat, taufik ,dan hidayah-Nya, sehingga laporan hasil

penelitian yang berjudul Aplikasi Mikoriza dan Mikroorganisme Lokal

Page 3: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

3

(rebung) pada Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) bisa

selesai tepat waktu.

Kegiatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

Dosen STPP Gowa dalam hal budidaya tanaman kakao dengan baik.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan, diharapkan saran yang

membangun untuk kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya penulis mengharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan

informasi bagi perkembangan ilmu pertanian dan bermanfaat bagi petani

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraanya. Amin.

Gowa, Desember 2014

Tim Peneliti

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

4

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 5 D. Kegunaan Penelitian 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Tanaman Kakao 6

B. Mikoriza dan Manfaatnya 9 C. Mikroorganisme Lokal (MOL) 18 D. Hipotesis 22 E. Kerangka Pikir 23

III. METODE PENELITIAN 24

A. Tempat dan Waktu 24

B. Bahan dan Alat 24 C. Rancangan Penelitian 24 D. Pelaksanaan Penelitian 25 E. Pengamatan 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29

A. Hasil 29

B. Pembahasan 32

V. Kesimpulan dan saran 38

A. Kesimpulan 38

B. Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39

LAMPIRAN 41

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST terhadap Tinggi Tanaman......... 29

2. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST terhadap Jumlah Daun............. 30

3. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST terhadap Diameter Batang........ 31

Page 5: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

5

4. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung terhadap Kandungan NPK Tanah ..................................................... 31

Nomor Lampiran

Halaman

1. Jadwal, personil peneliti dan rencana anggaran biaya Penelitian............................................................................. 41

2. Denah Percobaan............................................................... 43

3a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 4... 44 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 4.......... 44 4a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 6..... 45 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 6........... 45 5a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 8...... 46 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 8.............. 46 6a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 10....... 47 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 10............. 47 7a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 12....... 48 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 12............. 48

8a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 14.........

49 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 14............ 49

9a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm) pada minggu 16.......... 50 b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 16................ 50

10a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 4................. 51 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 4............... 51

Page 6: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

6

11a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 6................. 52 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 6............... 52 12a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 8................. 53 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 8................ 53

13a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 10............... 54 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 10............. 54

14a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 12................ 55 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 12............... 55

15a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 14................. 56 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 14.............. 56

16a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 16................. 57 b. Hasil analisis sidik ragam jumlag daun minggu 16............... 57

17a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 4........... 58 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 4.......... 58

18a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 6............ 59 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 6........... 59

19a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 8............ 60 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 8........... 60

20a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 10......... 61 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 10........ 61

21a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 12......... 62 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 12......... 62

22a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 14......... 63 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu14......... 63

23a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 16......... 64 b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 16........ 64

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Spanduk Penelitian Kakao 2014..............………………………… 65

Page 7: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

7

2. Pembuatan MOL dari rebung bambu........................................... 66

3. Penanaman Kakao sekaligus pemberian Mikoriza....................... 67

4. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang Penelitian Kakao 2014...................................................................... 68

5. Aplikasi pemberian MOL rebung bambu Penelitian

Kakao................ 69

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman tahunan

yang menjadi salah satu unggulan non migas Indonesia. Kakao berpotensi

karena merupakan komoditas perkebunan andalan yang memegang

peranan penting dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai penghasil

devisa Negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja,

mendorong agroindustri dan pembangunan wilayah (Suswono, 2009).

Page 8: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

8

Luas areal tanaman kakao di Indonesia pada tahun 2013 sebesar

1.740.612 hektar menghasilkan produksi total sebesar 720.862 ton sehingga

menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga dunia

setelah Pantai Gading dan Ghana (Kementerian Pertanian, 2013).

Komoditas kakao juga merupakan komoditas sosial, karena

perkebunan kakao didominasi oleh perkebunan rakyat (93,11%) dengan

jumlah petani yang terlibat secara langsung sebanyak 1.526.271 kepala

keluarga dan pada tahun 2012 tercatat memberikan sumbangan devisa

kepada negara sebesar USD 1.053.446.947 (1.013 milyar). Hal ini

merupakan penghasil devisa terbesar ketiga sub-sektor perkebunan setelah

kelapa sawit dan karet (Kementerian Perindustrian, 2013).

Pada umumnya tanaman kakao mulai dikembangkan di Indonesia

sekitar 1980-an, sehingga produktivitasnya sudah menurun, di samping itu

adanya serangan hama dan penyakit, maka perbaikan peningkatan produksi

dan mutu kakao perlu diprioritaskan.

Upaya meningkatkan produksi kakao di Indonesia terus dilakukan

diantaranya dengan perluasan areal. Perluasan areal perkebunan kakao

diawali dengan penyediaan bibit yang memiliki performa baik sehingga

ketika ditanam di lapang memiliki kemampuan hidup dan berproduksi tinggi.

Namun demikian lahan-lahan subur yang tersedia semakin terbatas

sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak

terdapat di luar pulau Jawa seperti Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Lahan-lahan tersebut kebanyakan merupakan lahan kering yang mempunyai

tingkat kesuburan tanah rendah.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

9

Kendala utama lahan marginal pada umumnya adalah rendahnya

kadar bahan organik tanah, rendahnya tingkat kesuburan tanah baik secara

fisik, kimia dan biologi tanah karena tingginya tingkat degradasi lahan. Jenis

tanah Entisol merupakan tanah yang banyak diusahakan secara intensif,

tanah ini memiliki karakter dangkal (kurang dari 25 cm). Resiko utama pada

tanah-tanah yang bersolum dangkal adalah kemampuan tanah untuk

menyimpan air dan unsur hara. Keterbatasan seperti ini akan menjadi faktor

pembatas terhadap jumlah hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman

seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Keterbatasan ini juga,

biasanya akan menyebabkan sistem pemupukan yang dilakukan menjadi

tidak efektif akibat kurangnya hara yang terlarut pada lapisan tanah dengan

kandungan air terbatas. Oleh karenanya perlu dicari suatu upaya untuk

meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut.

Upaya yang dapat ditempuh untuk memperbaiki kesuburan tanah

terutama dalam hal meningkatkan ketersediaan hara adalah dengan jalan

menambahkan bahan pupuk baik organik maupun anorganik yang bertujuan

untuk meningkatkan produksi tanaman secara optimal. Namun penambahan

bahan pupuk ini haruslah dalam keadaan yang seimbang, kelebihan maupun

kekurangan pupuk dapat mengganggu serapan hara dan menghambat

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Tisdale, et al.,1985).

Penggunaan pupuk anorganik atau kimia yang beranalisis tinggi akhir-akhir

ini telah terbukti banyak menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya

pencemaran lingkungan, sehingga pemanfaatan pupuk organik atau yang

dikenal dengan istilah pertanian alami (back to nature farming) maupun

Page 10: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

10

pupuk hayati banyak dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap

penggunaan pupuk anorganik.

Selain pemanfaatan pupuk anorganik dan organik, pupuk hayati juga

banyak mendapat perhatian karena terbukti dapat meningkatkan kesuburan

tanah. Salah satu jamur yang dapat digunakan dan efektif dalam memenuhi

kebutuhan unsur hara bagi tanaman adalah mikoriza. Mikoriza adalah

merupakan suatu hubungan simbiosis mutualisme antara jamur yang dapat

bersimbiosis antara jamur (mykes) dan akar (rhiza) tanaman tingkat tinggi

(Sieverding, 1991). Hubungan simbiosis antara jamur mikoriza dan akar

bersifat parasitisme yang tidak berbahaya tetapi memberikan keuntungan

kepada tanaman inang, jamur mendapatkan karbohidrat dan energi dari

tanaman, sedangkan tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan (Bethlenfalvay, et al., 1982; Bethlenfalvay, et al., 1991).

Cendawan mikoriza mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan jalan meningkatkan serapan

hara melalui memperluas permukaan area serapan Marshner dan Dell

(1994) . Selain itu cendawan mikoriza dapat melindungi akar tanaman dari

serangan patogen yang menyebabkan penyakit-penyakit terbawa tanah atau

Soil-born Diseases (Perrin, 1990), juga dapat meningkatkan resistensi

tanaman terhadap kekeringan (Auge and Stodola, 1990), dan mampu

meningkatkan serapan hara N, P, K dan berat kering tanaman coklat. Lebih

lanjut hasil penelitian Simarmata (2005) menunjukkan bahwa pemanfaatan

cendawan mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman

tomat. Untuk tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran, buah-buahan,

Page 11: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

11

tanaman hias inokulasi dengan cendawan mikoriza dapat meningkatkan

kualitas bibit yang dipindah-tanamkan (transplanted crops) (Chang, 1994).

Penelitian mengenai Mikoriza dan mikroorganisme lokal secara

mandiri sudah banyak dilakukan tetapi pemanfaatan mengenai Mikoriza dan

mikroorganisme lokal serta manajemen kebun dapat memperbaiki serapan P

pada tanaman coklat masih sedikit diungkap. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian ini untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan

tanaman kakao serta bagaimana manajemen kebun kakao yang ideal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemberian Inokulan mikoriza terhadap

pertumbuhan tanaman kakao.

2. Bagaimana pengaruh mikroorganisme lokal terhadap pertumbuhan

tanaman kakao.

3. Bagaimana pengaruh interaksi inokulan mikoriza dan mikroorganisme

lokal terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian Inokulan mikoriza terhadap

pertumbuhan tanaman kakao;

Page 12: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

12

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroorganisme lokal terhadap

pertumbuhan tanaman kakao.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi inokulan mikoriza dan

mikroorganisme lokal terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan

masalah untuk meningkatkan pertumbuhan kakao.

2. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan rujukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang budidaya kakao

sehingga penggunaan inokulan mikoriza dan mikroorganisme lokal dapat

dimanfaatkan bagi peningkatan hasil perkebunan kakao.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kakao

1. Iklim

Pertumbuhan kakao sangat dipengaruhi oleh faktor iklim dan tanah.

Faktor iklim yang sangat menentukan pertumbuhan diantaranya adalah

curah hujan, suhu udara dan sinar matahari. Ditinjau dari wilayah

penanamannya, kakao sangat cocok ditanam pada 10o LU -10o LS, namun

penyebaran kakao umumnya berada diantara 7o LU dan 18oLS. Dengan

demikian maka Indonesia yang berada pada 5o LU- 10o LS masih sesuai

Page 13: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

13

untuk penanaman kakao. Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk

penanaman kakao adalah <800 m dpl. Distribusi curah hujan sepanjang

tahun 1.100-3.000 mm per tahun. Dengan curah hujan lebih dari 4500 mm

per tahun tanaman kakao mudah terserang penyakit busuk buah, sedangkan

kurang dari 1.200 mm per tahun diperlukan irigasi. Kakao sangat ideal pada

daerah tipe iklim A (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan

Fergusson). SedangkanTipe C kurang baik karena bulan keringnya panjang.

Suhu.

Suhu sangat berpengaruh pada pembentukan flush, pembungaan

serta kerusakan daun. Kakao dapat tumbuh dengan baik pada suhu 18o-

32oC. Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu 25o-26o C merupakan

suhu rata-rata tahunan sehingga sangat cocok untuk tanaman kakao. Pada

suhu kurang dari 10o C akan menyebabkan gugur daun dan mengeringnya

bunga, sedangkan suhu tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian

akan gugur. Suhu tinggi selama kurun waktu yang panjang akan

mempengaruhi bobot biji. Suhu yang relatif rendah akan menyebabkan biji

kakao banyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada tanaman belum

menghasilkan, suhu tinggi selama kurun waktu yang panjang akan

menyebabkan matinya pucuk.

Cahaya matahari yang terlalu banyak akan menyebabkan lilit batang

kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek. Kakao tergolong tanaman C3

yang mampu berfotosintsis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum

diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 % dari

pencahayaan penuh.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

14

2. Tanah.

Sifat kimia yang perlu diperhatikan adalah pH tanah, kadar bahan

organik, unsur hara, kapasitas absorbsi dan kejenuhan basa. Sedangkan

sifat fisik tanah yang berpengaruh adalah kedalaman efektif, tinggi

permukaan air tanah, drainase, struktur dan konsistensi tanah. Selain itu

kekeringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi

pertumbuhan kakao.

Sifat kimia tanah untuk tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik

pada tanah yang memiliki pH 6-7.5, dan masih toleran pada suhu 4oC - 8oC

serta paling tidak pada kedalaman 1 meter. Pada pH tinggi akan

menyebabkan terbatasnya ketersediaan hara, dan pada pH rendah terdapat

efek racun dari Al, Mn, dan Fe. Disamping itu kadar bahan organik juga ikut

berperan, sehingga bahan organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm

sebaiknya lebih dari 3 %. Kadar bahan organik yang tinggi akan

meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Usaha

menigkatkan bahan organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan serasah

sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao.

Sifat fisik tanah untuk tanaman kakao struktur tanah yang baik adalah

lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir dan

10-20 % debu. Tanah regosol dengan struktur lempung berliat walaupun

mengandung kerikil masih baik bagi tanaman kakao.

Kedalaman tanah untuk tanaman kakao menginginkan solum tanah

minimal 90 cm dan kedalaman tanah minimal 3 meter. Semakin miring suatu

Page 15: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

15

areal semakin dalam air tanah yang dikandungnya. Pada lahan dengan

kemiringan 8 % perlu dibuat teras selebar 1 meter dan pada kemiringan

tanah 25% selebar 1,5 meter. Lahan dengan kemiringan lebih dari 40%

sebaiknya tidak ditanami kakao, karena kecenderungan tererosi dan

keterbataan air tanah.

Kriteria tanah yang tepat bagi tanaman kakao.

Areal yang baik mengandung fosfor antara 257-550 ppm pada berbagai

kedalaman (0-127,5 cm), dengan persentase liat 10,8-43,3%, kedalaman

efektif 150 cm, tekstur tanah rata-rata 0-50 cm> SC, Cl, SiCl; kedalaman

Gley dari permukaan tanah 150 cm; pH-H2O (1: 2,5)= 6-7; bahan organik 4

%; KTK rata-rata 0-50 cm>24 me/100 gram, kejenuhan basa rata-rata 0-50

cm > 50% (Kementerian Pertanian, 2010).

B. Mikoriza dan Manfaatnya

Istilah mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah

berarti jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk

simbiosa mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan. Jamur memperoleh

karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan.

Sebaliknya, jamur menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan. Mikoriza

merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran

tanaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid

(akar semu) jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini

memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang

Page 16: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

16

merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Jamur

mikoriza berperan untuk meningkatkan ketahanan hidup bibit terhadap

penyakit dan meningkatkan pertumbuhan Mikoriza dikenal dengan jamur

tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area

perakaran tanaman (rizosfer). Selain disebut sebagai jamur tanah juga biasa

dikatakan sebagai jamur akar. Keistimewaan dari jamur ini adalah

kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara

terutama unsur hara Phosphat.

Mikoriza mempunyai kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir

90% jenis tanaman (pertanian, kehutanan, perkebunan dan tanaman pakan)

dan membantu dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara

(terutama fosfor) pada lahan marginal.

Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran

tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman

yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas

dalam penyerapan unsur hara (Iskandar, 2002).

Nama mikoriza pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Jerman Frank

pada tanggal 17 April 1885. Tanggal ini kemudian disepakati oleh para pakar

sebagai titik awal sejarah mikoriza. Mikoriza adalah suatu struktur yang khas

yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling

menguntungkan antara suatu autobion/tumbuhan tertentu dengan satu atau

lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu. Struktur yang terbentuk dari

asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang

sangat luas, baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun

Page 17: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

17

penyebaranya. Mikoriza tersebar dari artictundra sampai ke daerah tropis

dan dari daerah bergurun pasir sampai ke hutan hujan yang melibatkan 80%

jenis tumbuhan yang ada (Nuhamara, 1994).

Hubungan timbal balik antara cendawan mikoriza dengan tanaman

inangnya mendatangkan manfaat positif bagi keduanya (simbiosis

mutualistis). Karenanya inokulasi cendawan mikoriza dapat dikatakan

sebagai 'biofertilization", baik untuk tanaman pangan, perkebunan,

kehutanan maupun tanaman penghijauan (Killham, 1994). Bagi tanaman

inang, adanya asosiasi ini, dapat memberikan manfaat yang sangat besar

bagi pertumbuhannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara

tidak langsung, cendawan mikoriza berperan dalam perbaikan struktur

tanah, meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk.

Sedangkan secara langsung, cendawan mikoriza dapat meningkatkan

serapan air, hara dan melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur

toksik.

Nuhamara (1994) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat

membantu perkembangan tanaman dari adanya mikoriza ini yaitu: 1)

Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban

yang ekstrim. 2) Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat

pengatur tumbuh lainnya seperti auxin. 3) Menjamin terselenggaranya

proses biogeokemis.

Dalam kaitan dengan pertumbuhan tanaman, Plencette et al dalam

Munyanziza et al (1997) mengusulkan suatu formula yang dikenal dengan

istilah "rel atif field mycorrhizal depedency" (RFMD) :RFMD = [ (BK. tanaman

Page 18: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

18

bermikoriza - BK. tanaman tanpa mikoriza) / BK. Tanaman tanpa mikoriza ] x

100 %.

Namun demikian, respon tanaman tidak hanya ditentukan oleh

karakteristik tanaman dan cendawan, tapi juga oleh kondisi tanah dimana

percobaan dilakukan. Efektivitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor lingkungan

tanah yang meliputi faktor abiotik (konsentrasi hara, pH, kadar air,

temperatur, pengolahan tanah dan penggunaan pupuk/pestisida) dan faktor

biotik (interaksi mikrobial, spesies cendawan, tanaman inang, tipe perakaran

tanaman inang, dan kompetisi antar cendawan mikoriza). Adanya kolonisasi

mikoriza tapi respon tanaman yang rendah atau tidak ada sama sekali

menunjukkan bahwa cendawan mikoriza lebih bersifat parasit (Solaiman dan

Hirata, 1995).

Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur merupakan

suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah. Menurut Hakim, et al

(1986) faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan struktur adalah

organisme, seperti benang-benang jamur yang dapat mengikat satu partikel

tanah dan partikel lainnya. Selain akibat dari perpanjangan dari hifa-hifa

eksternal pada jamur mikoriza, sekresi dari senyawa-senyawa pilysakarida,

asam organik dan lendir yang di produksi juga oleh hifa-hifa eksternal, akan

mampu mengikat butir-butir primer/agregat mikro tanah menjadi butir

sekunder/agregat makro. Agen organik ini sangat penting dalam

menstabilkan agregat mikro dan melalui kekuatan perekat dan pengikatan

oleh asam-asam dan hifa tadi akan membentuk agregat makro yang mantap

(Subiksa, 2002).

Page 19: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

19

Secara umum manfaat yang diberikan dengan penggunaan pupuk

hayati mikoriza adalah :

1. Meningkatkan Penyerapan Air & Hara

Tanaman yang bermikoriza (endo-mikoriza) dapat menyerap pupuk P

lebih tinggi (10-27%) dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza

(0.4-13%). Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian dapat

menghemat penggunaan pupuk Nitrogen 50%, pupuk phosfat 27% dan

pupuk Kalium 20%.

Jaringan hipa ekternal dari mikoriza akan memperluas bidang

serapan air dan hara. Disamping itu ukuran hipa yang lebih halus dari bulu-

bulu akar memungkinkan hipa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling

kecil (mikro) sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah

yang sangat rendah (Killham, 1994). Serapan air yang lebih besar oleh

tanaman bermikoriza, juga membawa unsur hara yang mudah larut dan

terbawa oleh aliran masa seperti N, K dan S. sehingga serapan unsur

tersebut juga makin meningkat. Disamping serapan hara melalui aliran

masa, serapan P yang tinggi juga disebabkan karena hipa cendawan juga

mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-

ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi tanaman.

Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut

fosfat atau bakteri pengikat N. Inokulasi bakteri pelarut fosfat (PSB) dan

mikorisa dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman tomat (Kim et

al,1998) dan pada tanaman gandum (Singh dan Kapoor, 1999). Adanya

interaksi sinergis antara VAM dan bakteri penambat N2 dilaporkan oleh

Page 20: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

20

Azcon dan Al-Atrash (1997) bahwa pembentukan bintil akar meningkat bila

tanaman alfalfa diinokulasi dengan Glomus moseae. Sebaliknya kolonisasi

oleh jamur mikoriza meningkat bila tanaman kedelai juga diinokulasi dengan

bakteri penambat N, B. japonicum.

2. Menahan Serangan Patogen Akar dan Unsur Toksik

Akar yang bermikoriza lebih tahan terhadap patogen akar karena

lapisan mantel (jaringan hypa) menyelimuti akar dapat melindungi akar. Di

samping itu beberapa mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat

menyerang bakteri, virus, jamur yang bersifat patogen.

Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui

perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur toksik. Imas et al (1993)

menyatakan bahwa struktur mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung

biologi bagi terjadinya patogen akar. Mekanisme perlindungan dapat

diterangkan sebagai berikut : 1). Adanya selaput hipa (mantel) dapat

berfungsi sebagai barier masuknya patogen. 2). Mikoriza menggunakan

hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta

lingkungan yang tidak cocok untuk patogen. 3). Cendawan mikoriza dapat

mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan patogen. 4). Akar tanaman

yang sudah diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi oleh

cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi.

Mikoriza tidak selamanya memberikan pengaruh yang

menguntungkan dari segi patogen. Pada tanaman tertentu, adanya mikoriza

menarik perhatian zoospora Phytopthora, sehingga tanaman menjadi lebih

peka terhadap penyakit busuk akar.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

21

Mikoriza juga dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu

yang bersifat racun seperti logam berat (Killham, 1994). Mekanisme

perlindungan terhadap logam berat dan unsur beracun yang diberikan

mikorisa dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi atau

penimbunan unsur tersebut dalam hipa cendawan. Khan (1993) menyatakan

bahwa VAM dapat terjadi secara alami pada tanaman pioneer di lahan

buangan limbah industri, tailing tambang batubara, atau lahan terpolusi

lainnya. Inokulasi dengan inokulan yang cocok dapat mempercepat usaha

penghijauan kembali tanah.

3. Memperbaiki Struktur Tanah dan Tidak Mencemari Lingkungan

Mikoriza dapat meningkatkan struktur tanah dengan menyelimuti

butir-butir tanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel

polysakarida yang dihasilkan cendawan pembentuk mikoriza. Karena bukan

merupakan bahan kimia pupuk ini tidak mencemari lingkungan. Mikoriza

melalui jaringan hipa eksternal dapat memperbaiki dan memantapkan

struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa polisakarida, asam organik dan

lendir oleh jaringan hipa eksternal yang mampu mengikat butir-butir primer

menjadi agregat mikro. "Organic binding agent" ini sangat penting artinya

dalam stabilisasi agregat mikro. Kemudian agregat mikro melalui proses

"mechanical binding action" oleh hipa eksternal akan membentuk agregat

makro yang mantap. Wright dan Uphadhyaya (1998) mengatakan bahwa

cendawan VAM mengasilkan senyawa glycoprotein glomalin yang sangat

berkorelasi dengan peningkatan kemantapan agregat. Konsentrasi glomalin

lebih tinggi ditemukan pada tanah-tanah yang tidak diolah dibandingkan

Page 22: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

22

dengan yang diolah. Glomalin dihasilkan dari sekresi hipa eksternal bersama

enzim-enzim dan senyawa polisakarida lainnya. Pengolahan tanah

menyebabkan rusaknya jaringan hipa sehingga sekresi yang dihasilkan

sangat sedikit.

Pembentukan struktur yang mantap sangat penting artinya terutama

pada tanah dengan tekstur berliat atau berpasir. Thomas et al (1993)

menyatakan bahwa cendawan VAM pada tanaman bawang di tanah

bertekstur lempung liat berpasir secara nyata menyebabkan agregat tanah

menjadi lebih baik, lebih berpori dan memiliki permeabilitas yang tinggi,

namun tetap memiliki kemampuan memegang air yang cukup untuk menjaga

kelembaban tanah. Struktur tanah yang baik akan meningkatkan aerasi dan

laju infiltrasi serta mengurangi erosi tanah, yang pada akhirnya akan

meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dengan demikian mereka

beranggapan bahwa cendawan mikoriza bukan hanya simbion bagi

tanaman, tapi juga bagi tanah.

4. Pemupukan Sekali Seumur Tanaman

Karena mikoriza merupakan mahluk hidup maka sejak berasosiasi

dengan akar tanaman akan terus berkembang dan selama itu pula berfungsi

membantu tanaman dalam peningkatan penyerapan unsur hara yang

diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman inang,

mikoriza dapat digolongkan menjadi 2 kelompok besar (tipe) yaitu

ektomikoriza dan endomikoriza. Namun ada juga yang membedakan

menjadi 3 kelompok dengan menambah jenis ketiga yaitu peralihan dari 2

Page 23: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

23

bentuk tersebut yang disebut ektendomikoriza. Pola asosiasi antara

cendawan dengan akar tanaman inang menyebabkan terjadinya perbedaan

morfologi akar antara ektomikoriza dengan endomikoriza. Pada

ektomikoriza, jaringan hipa cendawan tidak sampai masuk kedalam sel tapi

berkembang diantara sel kortek akar membentuk "hartig net dan mantel di

permukaan akar. Sedangkan endomikoriza, jaringan hipa cendawan masuk

kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval

yang disebut vesicle dan sistem percabangan hipa yang disebut arbuscule,

sehingga endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular micorrhizae (VAM)

(Rao, 1994).

Bila menurut Rao golongan mikoriza hanya terdiri dari 2 tipe, berbeda

halnya dengan Brundett (2004). Berdasarkan struktur dan cara cendawan

menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkam ke dalam tiga tipe: 1).

Ektomikoriza. 2). Ektendomikoriza dan 3). Endomikoriza.

Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi

membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar

dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air,

hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-

dinding sel jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan Hartiq.

Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua

mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis

berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga

sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan

sehingga pengetahuan tentang mikoriza tipe ini sangat terbatas.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

24

Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi

tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke

dalam individu sel jaringan korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk

oval yang disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang

dichotomous disebut arbuscules (arbuskul) (Brundrett, 2004).

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkecambahan

spora cendawan mikoriza. Kondisi lingkungan dan edapik yang cocok untuk

perkecambahan biji dan pertumbuhan akar tanaman biasanya juga cocok

untuk perkecambahan spora cendawan. Cendawan pada umumnya memiliki

ketahanan cukup baik pada rentang faktor lingkungan fisik yang lebar.

Mikoriza tidak hanya berkembang pada tanah berdrainase baik, tapi juga

pada lahan tergenang seperti pada padi sawah (Solaiman dan Hirata, 1995).

Bahkan pada lingkungan yang sangat miskin atau lingkungan yang tercemar

limbah berbahaya, cendawan mikoriza masih memperlihatkan eksistensinya

(Aggangan et al, 1998). Sifat cendawan mikoriza ini dapat dijadikan sebagai

dasar dalam upaya bioremidiasi lahan kritis.

C. Mikroorganisme Lokal

Kecenderungan ketergantungan petani pada penggunaan pupuk dan

pestisida anorganik sejak diterapkannya revolusi hijau (1970-2005)

menimbulkan dampak negatif yang berkaitan dengan degradasi lingkungan.

Subsidi harga dari pemerintah dan pengaruh pupuk dan pestisida anorganik

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ikut mendorong preferensi petani

terhadap pupuk anorganik sehingga penggunaan bahan organik sebagai

komponen pembentuk kesuburan tanah semakin ditinggalkan.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

25

Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon,

dalam pengertian luas sebagai sumber pakan, dan juga sebagai sumber

energi untuk mendukung kehidupan dan berkembangbiaknya berbagai jenis

mikroba tanah (Sisworo, 2006). Penurunan kandungan bahan organik tanah

menyebabkan mikroba dalam tanah mengalami defisiensi karbon sebagai

pakan sehingga perkembangan populasidan aktivitasnya terhambat. Hal ini

mengakibatkan proses mineralisasi hara menjadi unsur yang tersedia bagi

tanaman akan terhambat. Tanah yang mengalami defisiensi sumber energi

bagi mikroba menjadi berstatus lelah atau fatigue (Pirngadi, 2009). Kondisi

tersebut berdasarkan salah satu indikator kesuburan tanah adalah

kandungan C-Organik. Komponen C-Organik dari 65 % tanah di Indonesia

di bawah 1 %, yang harusnya diatas 2 %. Hal tersebut lebih diperburuk

dengan kondisi dimana pertambahan input pada tanah sebagai media tanam

tidak lagi mampu meningkatkan produksi tanaman (levelling off).

Permasalahan diatas menimbulkan kesadaran masyarakat untuk

menerapkan suatu sistem pertanian yang ramah lingkungan untuk suatu

keberlanjutan. Selain itu didukung pula oleh berkembangnya kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan yang menjadikan produk organik sebagai

tren bahan makanan yang dikonsumsi. Konsep pertanian berkelanjutan

yang diterapkan dalam era Revolusi Hijau Lestari (RHL) yang dicetuskan

sejak tahun 2006 yaitu peningkatan produktivitas tanaman dengan mengacu

sistem agroekologi alamiah yang secara lestari dapat mendukung kehidupan

biota diatasnya. Secara alamiah, siklus karbon biologis dan unsur lainnya

terjadi secara in situ, sehingga berdampak terhadap keberlanjutan

Page 26: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

26

kehidupan biota penyusun ekologi. Sumarno (2006) menyatakan bahwa

hara untuk pertumbuhan tanaman optimal dan untuk mempertahankan

kesuburan tanah dapat berasal dari : asli tanah (indigenenous nutrients),

endapan lumpur dari wilayah hulu; dari pengairan; dari air hujan; dari pupuk

organik; dari pupuk anorganik (sintesis); dari residu tanaman; dan

penambatan N oleh tanaman legum; tumbuhan air dan mikroba; dan bahkan

dari debu, abu gunung dan kilat. Hara yang berasal dari dekomposisi

mikroba, hewan rendah dan hewan tinggi juga merupakan sumber hara yang

legitimate pada teknologi Revolusi Hijau Lestari. Penerapan pertanian

organik merupakan pilihan yang bijaksana untuk mewujudkan pertanian

lestari.

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang ramah

lingkungan yang bersifat hukum pengembalian (low of return) yang berarti

suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua bahan organik ke

dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternak

yang selanjutnya bertujuan untuk memenuhi makanan pada tanah yang

mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Limbah organik

seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak tidak bisa langsung diberikan

ke tanaman. Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih

dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh

tanaman. Proses pengomposan secara alami memerlukan waktu yang lama

sehingga diperlukan mikroba dekomposer yang mampu mempercepat

proses dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme Lokal (MOL) banyak

Page 27: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

27

ditemukan di lapang dan sudah terbukti bermanfaat sebagai dekomposer,

pupuk hayati dan pestisida hayati.

Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) yang mempunyai

keuntungan dari segi biaya yang relatif murah dan kemudahan aplikasinya

merupakan pilihan yang telah diterapkan oleh beberapa petani di beberapa

daerah. Selain sebagai dekomposer, MOL juga digunakan sebagai pupuk

dan pestisida hayati yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.

Kandungan MOL Rebung Bambu: Mengandung C Organik, Giberellin,

Azotobacter dan Azospirillium yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan

tanaman secara cepat, untuk aplikasi POC dosis 1 liter + 15 liter air.

Di Indonesia, setiap tahunnya lebih dari 165 juta ton bahan organik

dihasilkan dari limbah panen tanaman pangan dan hortikultura, namun

potensi tersebut pada umumnya belum terkelola dengan baik. Di lain pihak,

kandungan bahan organik dalam tanah pertanian saat ini rendah, rata-rata

kurang dari 2 % (Pirngadi, 2009). Umumnya bahan organik yang dihasilkan

dari limbah pertanian dialihkan oleh petani untuk berbagai penggunaan lain

yang seyogianya dikembalikan ke tanah sebagai pupuk organik.

Pertanian organik dipahami sebagai teknik budidaya pertanian yang

mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia

sintetis. Tetapi jika melihat kondisi saat ini yang menuntut peningkatan

produktivitas dan kemampuan tanah menyediakan hara maka terdapat

pemikiran bahwa pertanian organik (dan penggunaan pupuk organik) juga

merupakan sistem pertanian yang menggunakan bahan organik sebagai

Page 28: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

28

salah satu masukan yang berfungsi sebagai pembenah tanah dan suplemen

pupuk buatan (kimia anorganik). Pestisida dan herbisida digunakan secara

selektif dan rasional atau menggunakan biopestisida. Landasan prinsipilnya

adalah sistem pertanian modern, mengutamakan produktivitas, efisiensi

produksi, serta keamanan dan kelestarian lingkungan dan sumber daya

(BPTP Sulawesi Selatan, 2011).

Pembuatan MOL rebung bambu dengan bahan: 4 buah rebung

bambu kurang lebih 1,5 kg, air beras 4 liter, air kelapa 300 ml, 2 ons gula

merah, cara pembuatannya; a) rebung bambu ditumbuk halus atau diiris-iris

kemudian masukan kedalam ember atau tong plastik,

b) campurkan dengan gula merah yang telah dihaluskan dan aduk sampai

rata, c) campurkan dengan air kelapa, d) Rendam dengan air cucian beras

sebanyak 5 liter, e) tutup rapat ember/tong dengan platik, dan berikan slang

palstik yang disambungkan dengan air yang berada pada botol,

f) biarkan selama 15 hari, g) MOL siap untuk diaplikasi ke tanaman.

D. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh salah satu dosis pemberian Inokulan mikoriza

terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

2. Terdapat pengaruh salah satu dosis mikroorganisme lokal terhadap

pertumbuhan tanaman kakao.

3. Terdapat pengaruh interaksi inokulan mikoriza dan mikroorganisme

lokal terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

29

E. Kerangka Pikir

Tanah Marginal

Pertumbuhan Kakao Rendah

Manusia

Pertumbuhan Kakao 1. Tinggi Tanaman 2. Jumlah Daun 3. Diameter

Batang

Mikroorganisme Lokal (Rebung)

Inokulan Mikoriza:

Page 30: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

30

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Pertumbuhan Kakao

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Romanglompoa, Kecamatan

Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Kegiatan Penelitian ini berlangsung pada

April sampai Desember 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bibit kakao varietas sulawesi 2,

Mikrorganisme Lokal (MOL) dari rebung bambu, inokulan mikoriza, polybag,

kapur, pupuk organik (kotoran sapi).

Interaksi Inokulan

Mikoriza dengan

mikroorganisme Lokal

Page 31: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

31

Peralatan yang digunakan adalah meteran, hand sprayer, ember,

timbangan, label, cangkul, skop, linggis, mistar geser, tali dan alat tulis

menulis.

C. Rancangan Penelitian

Percobaan ini dirancang dengan menggunakan rancangan faktorial 2

faktor dengan rancangan acak kelompok (RAK) sebagai rancangan

dasarnya. Terdiri dari 3 ulangan/kelompok. Faktor pertama adalah

pemberian inokulan mikoriza yang terdiri dari 4 level yakni: tanpa inokulan

mikoriza (M0), inokulan mikoriza 50 g(M1), inokulan mikoriza 100 g (M2) dan

inokulan mikoriza 150 g (M3). Faktor kedua adalah pemberian

mikroorganisme lokal yang terdiri dari 4 level, yaitu: tanpa mikroorgganisme

Lokal (Ko), Mikroorganisme Lokal 100 ml/l air (K1), Mikroorganisme Lokal

150 ml/l air (K2), dan Mikroorganisme Lokal 200 ml/l air (K3). Dengan

demikian akan diperoleh 16 kombinasi perlakuan (treatment) dan setiap

kombinasi penelitian diulang tiga kali sehingga secara keseluruhan diperoleh

48 satuan percobaan. Rata-rata nilai tengah perlakuan/interaksi akan diuji

dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiples

range test). Jika interaksi antara faktor-faktor yang diteliti berpengaruh

nyata berdasarkan uji F.

I II

Mo Ko

Page 32: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

32

M1 K1

M2 k2

M3 K3

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan lahan penelitian

Kegiatan sebelum pembuatan lubang tanam yang dilakukan yaitu

membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, untuk memperlancar

pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus

dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan

tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan. Selanjutnya

melaksanakan pengukuran jarak tanam dengan masing-masing jarak tanam

3m x 3m. Lubang tanam terbentuk satu bulan kemudian dilakukan

penutupan tanah sebelum pertanaman agar supaya kondisi tanah menjadi

gembur.

2. Penanaman

Jarak lubang tanam adalah 3m x 3 m. Ukuran lubang tanam

50x50x50cm. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal

musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya

memadai, bibit yang digunakan berumur 6 bulan yang mempunyai daun 4-5

helai, ditanam tegak lurus dilubang pertanaman.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

33

3. Penyulaman

Bibit kakao akan tumbuh 4 - 5 minggu setelah tanam. Bibit yang tidak

tumbuh segera disulam dari persiapan cadangan bibit yang mempunyai

umur yang sama, agar pertumbuhan tanaman tetap optimal.

4. Pemberian Mikoriza

Pemberian mikoriza dilakukan pada akar bibit kakao yang

sebelumnya dilakukan pelukaan pada ujung akar.

5. Mikroorganisme Lokal

Pemberian mikroorganisme lokal diberikan pada saat tanam dan

berumur 4–12 minggu setelah tanam dengan dosis 100 ml/L air, 150 ml/L air

dan 200 ml/L air. Proses pembuatan MOL rebung bambu sebagai berikut :

a. Bahan:

1. 1,5 Kg rebung bambu

2. Air cucian beras 4 liter

3. Air kelapa 300 ml

4. Gula merah 1 – 2 ons

b. Cara membuat :

1. Rebung bambu diiris tipis-tipis atau ditumbuk juga boleh

2. Masukkan rebung bambu yang telah dihaluskan ke dalam jerigen

3. Masukkan daging buah maja yang telah dihaluskan

4. Masukkan gula merah

5. Masukkan air cucian beras

Page 34: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

34

6. Tutup rapat jerigen tersebut, dan kocok-kocok hingga tercampur

7. Buka sebentar tutup jerigen tiap pagi sekali agar gas dalam jerigen

bisa keluar.

8. Setelah 15 hari siap digunakan.

6. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2 - 3 minggu

setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di lahan penanaman.

Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat

cangkul.

7. Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pupuk

organik dari kotoran sapi yang diaplikasikan bersamaan pada saat

penutupan lubang tanam. Pada penelitian ini tidak menggunakan pupuk

kimia (anorganik).

8. Pengairan

Pada fase awal pertumbuhan tanaman kakao hingga tanaman

tumbuh dilapangan, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan

berikutnya disesuaikan kondisi iklim.

9. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penelitian ini dalam pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan

dengan sistem PHT. Caranya dengan menyemprot dengan pestisida nabati

atau mengambil dan memijat langsung hama yang ada dipertanaman.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

35

E. Pengamatan

Parameter yang akan diamati adalah :

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai pada titik

tumbuh tanaman saat tanaman berumur 4 Minggu Setelah Tanam (4

MST), 6 MST, 8 MST, 10 MST, 12 MST, 14 MST, dan 16 MST.

2. Jumlah daun (helai), dihitung banyaknya daun saat tanaman berumur 4

Minggu Setelah Tanam (4 MST), 6 MST, 8 MST, 10 MST, 12 MST, 14

MST, dan 16 MST.

3. Diameter batang (cm), diukur saat tanaman berumur 4 MST, 6 MST, 8

MST, 10 MST, 12 MST, 14 MST, dan 16 MST.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi Tanaman

Hasil analisis Uji Berganda Duncan 0,05 untuk tinggi tanaman kakao

minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST pada Tabel 1 menunjukkan bahwa

perlakuan 100 g Mikoriza (M2) memberikan hasil terbaik, sedangkan

perlakuan mikroorganisme lokal (Mol) rebung tidak memberikan perbedaan

yang nyata tetapi kecenderungan memberikan perlakuan terbaik pada

Page 36: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

36

pemberian 200 ml/ L air Mol rebung (K3). Tidak terdapat interaksi antar

perlakuan pada parameter tinggi tanaman.

Tabel 1. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST terhadap Tinggi Tanaman

Perlakuan Minggu ke

Mikoriza 4 6 8 10 12 14 16

0 g 48.77ab 49.84ab 50.68ab 51.95ab 52.93ab 53.37ab 53.64ab

50 g 44.85a 46.30a 46.83a 47.37a 48.64a 49.28a 49.41a

100 g 50.37b 51.74b 52.24b 5312b 53.67b 54.49b 54.63b

150 g 49.45ab 50.73ab 51.48ab 52.02ab 52.34ab 52.55ab 52.69ab

Mol

0 mL/L air 48.22a 49.17a 50.19a 50.58a 51.59a 52.51a 52.62a

100 mL/L air 49.50a 50.77a 51.30a 51.80a 52.44a 52.75a 53.08a

150 mL/L air 47.11a 47.67a 48.36a 49.81a 50.51a 50.84a 50.98a

200 mL/L air 48.61a 50.99a 51.37a 52.27a 53.04a 53.59a 53.70a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda Duncan 0,05.

2. Jumlah Daun

Hasil analisis Uji Berganda Duncan 0,05 pada Tabel 2 menunjukkan

bahwa perlakuan 100 g Mikoriza (M2) memberikan hasil terbaik terhadap

jumlah daun, sedangkan perlakuan mikroorganisme lokal (Mol) rebung tidak

memberikan perbedaan yang nyata tetapi kecenderungan memberikan

perlakuan terbaik pada pemberian 200 ml/ L air Mol rebung (K3). Tidak

terdapat interaksi antar perlakuan pada parameter jumlah daun.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

37

Tabel 2. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST terhadap Jumlah Daun

Perlakuan Minggu ke

Mikoriza 4 6 8 10 12 14 16

0 g 9.67a 12.29b 12.79b 14.46b 15.99b 16.99b 17.88b 50 g 8.04a 9.42a 9.92a 10.00a 11.46a 13.38a 14.33a 100 g 9.30a 11.58ab 11.96ab 12.29ab 13.08ab 14.38ab 14.96ab 150 g 7.96a 9.63a 9.75a 10.04a 11.67a 12.83a 12.92a

Mol

0 mL/L air 9.46a 11.21a 12.04a 12.13a 12.66a 13.66a 14.33a 100 mL/L air 7.71a 10.21a 10.54a 10.96a 12.25a 14.08a 14.75a 150 mL/L air 8.88a 9.75a 9.88a 11.08a 13.50a 14.75a 15.50a 200 mL/L air 8.92a 11.75a 11.96a 12.63a 13.79a 15.08a 15.50a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda Duncan 0,05.

3. Diameter Batang

Hasil analisis Uji Berganda Duncan 0,05 pada Tabel 3 menunjukkan

bahwa perlakuan 100 g Mikoriza (M2) memberikan hasil terbaik terhadap

diameter batang, sedangkan perlakuan mikroorganisme lokal (Mol) rebung

tidak memberikan perbedaan yang nyata tetapi kecenderungan memberikan

perlakuan terbaik pada pemberian 100 ml/ L air Mol rebung (K1). Tidak

terdapat interaksi antar perlakuan pada parameter diameter batang.

Tabel 3. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung minggu ke 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST terhadap Diameter Batang.

Perlakuan Minggu ke

Mikoriza 4 6 8 10 12 14 16

0 g 0.45a 0.49a 0.52a 0.55a 0.57ab 0.59ab 0.62ab

50 g 0.46a 0.50a 0.50a 0.52a 0.53a 0.54a 0.57a

100 g 0.47a 0.52a 0.54a 0.56a 0.58b 0.61b 0.65b

150 g 0.47a 0.50a 0.51a 0.54a 0.55ab 0.57ab 0.59a

Mol

0 mL/L air 0.47a 0.49a 0.50a 0.51a 0.52a 0.55a 0.56a

Page 38: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

38

100 mL/L air 0.47a 0.51a 0.53a 0.56b 0.58b 0.60b 0.64b

150 mL/L air 0.46a 0.50a 0.52a 0.54ab 0.56ab 0.57ab 0.61ab

200 mL/L air 0.46a 0.51a 0.53a 0.55ab 0.56ab 0.58ab 0.62b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda Duncan 0,05.

4. Pengaruh Mikoriza dan Mol Rebung terhadap Kandungan NPK Tanah

Tabel 4. Perlakuan Mikoriza dan Mol Rebung terhadap

Kandungan NPK Tanah

Mikoriza N P K

0 g 0.1613a 14.2875a 0.3038a

50 g 0.1825a 15.8638b 0.3250ab

100 g 0.2200b 17.1788c 0.3175ab

150 g 0.2363b 18.3562d 0.3625b

Mol

0 mL/L air 0.1763a 15.1163a 0.3188a

100 mL/L air 0.1938ab 16.6625b 0.3150a

150 mL/L air 0.2150b 16.6488b 0.3375a

200 mL/L air 0.2150b 17.2588b 0.3375a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan Uji Berganda Duncan 0,05.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Mikoriza dan Mol Rebung Bambu terhadap Pertumbuhan Kakao

Hubungan timbal balik antara cendawan mikoriza dengan tanaman

kakao mendatangkan manfaat positif bagi keduanya (simbiosis mutualistis).

Karenanya inokulasi cendawan mikoriza dapat dikatakan sebagai

Page 39: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

39

'biofertilization", baik untuk tanaman pangan, perkebunan, kehutanan

maupun tanaman penghijauan (Killham, 1994).

Bagi tanaman kakao, adanya asosiasi ini, dapat memberikan manfaat

yang sangat besar bagi pertumbuhannya. Pemberian inokulasi mikoriza

dengan dosis 100 g per tanaman memberikan pertumbuhan tinggi tanaman,

jumlah daun dan diameter batang kakao yang terbaik dibandingkan dengan

kontrol, dosis 50 g dan 150 g. Hal ini sejalan dengan Muslimin (1994),

dimana pemberian inokulasi mikoriza dapat meningkatkan tinggi tanaman

kakao sebesar 12.5 - 23.2 %.

Keistimewaan dari mikoriza ini adalah kemampuannya dalam

membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama unsur hara

Phosphat (P) (Anonim1, 2009). Mikoriza mempunyai kemampuan untuk

berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman (pertanian, kehutanan,

perkebunan dan tanaman pakan) dan membantu dalam meningkatkan

efisiensi penyerapan unsur hara (terutama fosfor) pada lahan marginal

( Anonim2, 2009).

Unsur P diperlukan dalam pertumbuhan tanaman, kekurangan unsur

hara makro ini mengakibatkan mengurangi kemampuan tanaman untuk

mengabsorbsi unsur hara lainnya. Menurut Buckman & Brandy (1982) unsur

P dalam tanaman antara lain digunakan untuk pembelahan sel,

pembentukan lemak, pembungaan, pembuahan, perkembangan akar,

memperkuat batang, kekebalan terhadap penyakit dan lain sebagainya.

Unsur P dalam tanaman merupakan unsur penting penyusun

Adenosin Triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan dalam proses

Page 40: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

40

penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam proses metabolisme

tanaman (Dobermann dan Fairhurst, 2000).

Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) yang mempunyai

keuntungan dari segi biaya yang relatif murah dan kemudahan aplikasinya

merupakan pilihan yang telah diterapkan oleh beberapa petani di beberapa

daerah. Selain sebagai dekomposer, MOL juga digunakan sebagai pupuk

dan pestisida hayati yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.

Kandungan MOL rebung bambu: mengandung C Organik, Giberellin,

Azotobacter dan Azospirillium yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan

tanaman secara cepat. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian dimana

perlakuan mikroorganisme lokal (MOL) rebung tidak memberikan perbedaan

yang nyata tetapi kecenderungan memberikan tinggi tanaman dan jumlah

daun terbaik pada pemberian 200 mL/ L air Mol rebung (K3). Sedangkan

untuk kecenderungan hasil diameter batang terbaik pada perlakuan

pemberian 100 mL/ L air MOL rebung (K1).

Inokulasi mikoriza dan mol rebung tidak saling berinteraksi untuk

meningkatkan pertumbuhan tanaman kakao meski pada pemberian 100 g

mikoriza per tanaman dan 200 mL/L air mol rebung memberikan respon

lebih baik untuk meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun kakao. Hal

ini disebabkan karena aplikasi mikoriza dilakukan di akar sementara aplikasi

mol rebung bambu pada tanaman di atas permukaan tanah, sehingga

interaksi keduanya kurang disamping faktor defisit air pada saat penanaman

karena musim kemarau.

2. Pengaruh Mikoriza dan Mol Rebung Bambu terhadap NPK Tanah

Page 41: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

41

Mikoriza berperan secara tidak langsung dalam perbaikan struktur

tanah, meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk.

Sedangkan secara langsung, cendawan mikoriza dapat meningkatkan

serapan air, hara dan melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur

toksik.

Tanaman yang bermikoriza (endo-mikoriza) dapat menyerap pupuk P

lebih tinggi (10-27%) dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza

(0.4-13%). Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian dapat

menghemat penggunaan pupuk Nitrogen 50%, pupuk phosfat 27% dan

pupuk Kalium 20%.

Jaringan hifa ekternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan

air dan hara. Disamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar

memungkinkan hifa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil

(mikro) sehingga hifa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang

sangat rendah (Killham, 1994). Serapan air yang lebih besar oleh tanaman

bermikoriza, juga membawa unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh

aliran masa seperti N, K dan S, sehingga serapan unsur tersebut juga makin

meningkat. Disamping serapan hara melalui aliran masa, serapan P yang

tinggi juga disebabkan karena hifa cendawan juga mengeluarkan enzim

phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik,

sehingga tersedia bagi tanaman. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

dimana pemberian mikoriza 150 g memberikan kandungan N, P dan K

terbesar.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

42

Sedangkan pemberian mol rebung 150 mL/L air memberikan

kandungan N, P, dan K terbesar. Hal ini disebabkan C-organik yang

terkandung pada mol rebung bambu .dimana kandungan C-organik bisa

meningkatkan proses dekomposisi tanah dan reaksi-reaksi yang

memerlukan mikroorganisme misalnya pelarutan P, fIksasi N dan

sebagainya.

Interaksi antara mikoriza dan mol rebung tidak terjadi sehingga tidak

berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kakao dan kandungan N, P dan K

tanah. Kandungan C-organik menurut tipe fisiogami yakni kedalaman 0-10

cm memiliki kandungan C-organik 4%, kedalaman 10-20 cm adalah 3,38%

dan kedalaman 20-30 cm adalah 2,52% dengan harkat sedang sampai

tinggi. Fisiognomi II kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah

5.00%, kedalaman 10-20 cm adalah 2,67% dan kedalaman 20-30 cm adalah

2,38% dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi III pada kedalaman

0-10 cm kandungan C-Organik adalah 5,63%, kedalaman 10-20 cm adalah

3,89% dan kedalaman 20-30 cm adalah 3,56% dengan harkat tinggi hingga

sangat tinggi. Kandungan C-organik cenderung menurun dengan semakin

dalamnya tanah. Hal ini dapat disebabkan oleh akumulasi bahan organik

yang berasal dari dekomposisi serasah lebih banyak di bagian atas

(Supriono dkk, 2009). Hal ini yang menyebabkan nilai C-organik

menunjukkan kandungan bahan organik dalam tanah, bahan organik

berperan dalam menyediakan sumber makanan bagi tumbuhan. Jumlah C-

organik berdasarkan hasil uji laboratorium pada semua unit lahan sangat

rendah yaitu kurang dari 0,8%. Menurut Djaenudin, 2003, C-organik < 0,8%

Page 43: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

43

termasuk pada kelas kesesuaian S3 (sesuai marginal). Hal tersebut juga

dijelaskan oleh Siregar, dkk, 2011, yang menyatakan bahwa zat organik

pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih dari 3%. Kadar tersebut

setara dengan 1,75% unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air

serta struktur tanah yang gembur.

Kandungan bahan organik ditentukan berdasarkan jumlah C-organik,

bahan organik tersebut sangat berperan secara fisik, kimia, dan biologis

dalam menentukan tingkat kesuburan tanah. Faktor pembatas C-organik ini

dapat diatasi dengan pemberian bahan organik berupa pupuk organik.

Pupuk organik tersebut dapat berupa pupuk kompos dan pupuk kandang.

Pupuk kompos berasal dari hasil pengolahan sisa-sisa tanaman yang

mengandung banyak mikroorganisme. Sementara pupuk kandang berasal

dari hasil pengolahan kotoran hewan. Berdasarkan penelitian Hanafiah

(dalam Hanafiah, 2007) bahwa pupuk kandang dari kotoran ayam 20 ton/ha

dapat meningkatkan nilai C- organik 0,43%. Usaha meningkatkan kadar zat

organik dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan serasah sisa

pemangkasan maupun pembenaman buah cokelat. Kulit buah cokelat

sebagai mengandung zat organik sebanyak 900 kg/ha, dan dapat

memberikan hara yang setara dengan 29 kg urea, 9 kg RP, 56,6 kg MoP,

dan 8 kg kieserit. Daun dari tanaman penaung seperti gliricida, juga mampu

menambahkan unsur hara. Sebanyak 1.990 kg/ha/tahun daun gliricida yang

jatuh memberikan hara nitrogen sebesar 40,8 kg/ha, fosfor 1,6 kg/ha, kalium

25 kg/ha, dan magnesium 9,1 kg/ha (Siregar,dkk, 2011). Pemberian pupuk

organik tersebut bermanfaat untuk menggemburkan lapisan tanah di

Page 44: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

44

permukaan, meningkatkan populasi jasad renik, dan mempertinggi daya

serap dan daya simpan air.

Page 45: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

45

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian inokulan mikoriza 100 g memberikan pengaruh terbaik

pada tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang kakao.

2. Pemberian mol rebung 200 mL/ L air tidak berpengaruh nyata tetapi

cenderung memberi hasil terbaik pada tinggi tanaman dan jumlah

daun serta mol rebung 100 mL/ L air pada diameter batang kakao.

3. Interaksi antara inokulan mikoriza dan MOL rebung tidak memberikan

pengaruh pada tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang

kakao. Pengaruh mikoriza dan MOL rebung terhadap unsur NPK,

Mikoriza 150 g dan MOL rebung 150 mL/ L air memberi hasil terbaik.

B. Saran

Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah lama pengamatan

terhadap pertumbuhan kakao sehingga hasil yang diperoleh lebih komplit.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

46

DAFTAR PUSTAKA

Auge, R.M. and A.J.W. Stadola. 1990. An apparent Increase in Symplastic in

Water Contributes to Greater Turgor in Mycorrhizal Roots of

Droughted Rosa Plants. NewPhytol. 115, 285-295.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan, 2011. (On line)(sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=690:peran-dan-pemanfaatan-mikroorganisme-lokal-mol-mendukung-pertanian-organik. Di akses 25 Maret 2014).

Bethlenfalvay, G.J., M.S. Brown and R.S. Pacosvsky. 1982. Parasitic

Mutualistic Assosiation Between a Mycorrhizal Fungus and Soybean.

Development of the Host Plants Phytopathology. 72 : 889 – 893.

Bethlenfalvay, G.J., M.G. Reyes-Solis, S.B. Camel and R. Ferrera-Cerrato.

1991. Nutrient transfer Between The Root Zones of Soybean and

Maize plants Connected By a Common Mycorrhizal Mycelium.

Physiol. Plant. 82, 423-432.

Chang, D.C.N. 1992. Studies and Prospect of Horticultural Vesicular-

Arbuscular Mycorrhizae. In Taiwan. Sci. Agric. 40, 45-52.

Chang, D.C.N., 1994. What is The Potential for Mangement of Vesicular-

Arbuscular Mycorrhizae in Hoticulture? In Management of

Mycorrhizas in Agriculture, Horticulture and Forestry. Eds. A.D.

Robson, L.K. Abbott and N. Malajczuk. Kluwer Academic Publishers.

187 – 190 pp. The Netherland.

Djaenudin, Marwan H., H. Subagyo, Mulyani, Anny., Suharta. 2003. Kriteria

Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Jakarta: Pusat

penelitian tanah dan agroklimat, badan pengembangan penelitian dan

pengembangan pertanian.

Gardner, F.P., R.P. Brent,dan R.L. Mitchell., 1991. Fisiologi Tanamanan

Budidaya, Universitas Indonesia Press.

Hanafiah, Ali, Kemas. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Kementerian Perindustrian, 2013. Industri Kakao Mampu Meningkatkan

Devisa Negara. http://www.kemenperin.go.id/artikel/7454/Industri-

Page 47: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

47

Kakao-Mampu-Meningkatkan-Devisa-Negara. Diakses pada tanggal

24 Desember.

Kementerian Pertanian, 2010. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kakao. (On

line) (http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/persyaratan-tumbuh-

tanaman-kakao. Di akses tanggal 25 maret 2014).

--------------------------------, 2013. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas

Perkebunan di Indonesia. http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-

lsareal-prodvitas-bun.pdf. Diakses pada tanggal 24 Desember 2014

Marschner, H. And B. Dell. 1994. Nutrient Uptake in Mycorrhiza Symbiosis.

Plant Soil. 159: 89-102.

Perrin, R. 1990. Interactions Between Mycorrhizae and Deseases Caused by

Soil-born Fungi. Soil Use Manag. 6, 189-195.

Pirngadi K., 2009. Peran Bahan Organik dalam Peningkatan Produksi Padi Berkelanjutan Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian 2(1) : 48-64

Sieverding, E., 1991. Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza Management in

Tropical Agrosystem. Technical Cooperation Federal Republic of

Germany.

Simarmata, T. 2005. Kontribusi Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Kompos

Dalam Meningkatkan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum

esculentum Mill) pada Inceptisols. Agroteksos 14 (4) : 233 – 238.

Mataram.

Siregar, T.HS., S, Riyadi dan L, Nuraeni. 2011. Budidaya Cokelat. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Sisworo, W.H., 2006. Swasembada Pangan dan Pertanian Berkelanjutan. Tantangan Abad Dua Satu : Pendekatan Ilmu Tanah, tanaman dan Pemanfataan Iptek Nuklir. Dalam A. Hanafiah WS, Mugiono,dan E.L. Sisworo. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta. 207 hal.

Tisdale, S., W. Nelson, and J.D. Beaton, 1985.Soil Fertility and Fertilizers.

Fourth Edition. Collier Mc Millan Publishing Co. Inc. New York.

Page 48: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

48

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal, personil peneliti dan rencana anggaran biaya Penelitian

A. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Uraian

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

I Persiapan

a. Penyusunan

proposal

b. Seminar

proposal

c. Survei dan

identifikasi

lokasi

II Pelaksanaan

a. Penanaman

b. uji

laboratorium

c. pengolahan

data

III Pasca Penelitian

a. Penyusunan

laporan,

seminar hasil

b. pelaporan

B. Personalia Penelitian 1. Ketua peneliti

a. Nama lengkap : Dr. Ismaya N.R. Parawansa, S.P., M.Si b. Jenis kelamin : Wanita c. NIP : 19690527 200312 2 002 d. Disiplin ilmu : Pertanian e. Pangkat/golongan : Penata Tk.I/IIId f. Jabatan : Lektor g. Jurusan : Penyuluhan Pertanian

2. Anggota Peneliti

a. Nama lengkap : Ir. H. Muh. Askari Kuruseng, M.P b. Jenis kelamin : Laki-laki c. NIP : 19660901199803 002 d. Disiplin ilmu : Pertanian e. Pangkat/golongan : Pembina/IVa f. Jabatan : Lektor Kepala g. Jurusan : Penyuluhan Pertanian

Page 49: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

49

3. Anggota Peneliti

a. Nama lengkap : Ramli, S.P., M.P b. Jenis kelamin : laki-laki c. NIP : 19741010 200604 1 038 d. Disiplin ilmu : Pertanian e. Pangkat/golongan : Penata Muda Tk.I/IIIb f. Jabatan : Asisten ahli g. Jurusan : Penyuluhan Pertanian

C. RINCIAN BIAYA PENELITIAN

No Uraian Satuan Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

I Alat dan bahan

a. Polybag 100 buah 1.000 100.000

b. Pupuk Kompos 500 kg 2.000 1.000.000

c. Gembor 1 buah 125.000 125.000

d. Mistar geser 1 buah 125.000 125.000

e. Cangkul 2 buah 50.000 100.000

f. Bibit kakao 130 buah 10.000 1.300.000

g. Mikoriza 2 kg 150.000 300.000

h. Linggis 1 buah 100.000 100.000

i. Ember 2 buah 35.000 70.000

Jumlah 1 3.220.000

II Perjalanan

a. Survei Lokasi 4 OH 300.000 1.200.000

b. Pengambilan Data 8 OH 300.000 2.400.000

Jumlah 2 3.600.000

III Analisis tanah dan Tanaman

a. Pengujian sampel tanah (fisik, kimia dan biologi tanah)

b. Pengujian MOL c. Pengujian stlh Penelitian

10 10 10

Sampel Sampel sampel

50.000 50.000 50.000

500.000 500.000 500.000

Jumlah 3 1.500.000

III ATK dan Admistrasi

a. Kertas HVS Kuarto 70 g 3 rim 35.000 105.000

b. Catridge Warna canon 1 buah 300.000 210.000

c. Penggandaan 40 eks 4.000 160.000

d. Seminar proposal dan hasil

40 peserta 25.000 1.000.000

e. Laporan 7 eks 50.000 350.000

Jumlah 4 1.725.000

Jumlah (1 + 2 + 3 + 4) 10.045.000

Page 50: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

50

Lampiran 2. Denah Percobaan

Ulangan I Ulangan II Ulangan III U

MoKo M1K2 M2K1

MoK2 M1K1 M2K3

MoK1 M1K3 M2Ko

MoK3 M1Ko M2K2

M1K2 M2K1 M3K0

M1K1 M2K3 M3K3

M1K3 M2Ko M3K1

M1Ko M2K2 M3K2

M2K1 M3K0 MoKo

M2K3 M3K3 MoK2

M2Ko M3K1 MoK1

M2K2 M3K2 MoK3

M3K0 MoKo M1K2

M3K3 MoK2 M1K1

M3K1 MoK1 M1K3

M3K2 MoK3 M1Ko

Page 51: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

51

Lampiran 3a. Hasil pengamatan tinggi tanaman(cm) pada minggu 4

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 40.20 53.05 50.30 143.55 47.85

M0K1 56.50 48.35 51.10 155.95 51.98

M0K2 54.85 46.45 44.65 145.95 48.65

M0K3 45.65 49.10 45.00 139.75 46.58

M1K0 37.25 53.10 44.95 135.30 45.10

M1K1 53.35 38.60 47.70 139.65 46.55

M1K2 41.60 47.10 48.50 137.20 45.73

M1K3 49.95 39.35 36.70 126.00 42.00

M2K0 55.15 52.10 44.15 151.40 50.47

M2K1 49.40 58.55 46.10 154.05 51.35

M2K2 50.50 46.55 43.25 140.30 46.77

M2K3 62.55 49.15 47.00 158.70 52.90

M3K0 46.10 48.60 53.70 148.40 49.47

M3K1 46.55 46.95 50.85 144.35 48.12

M3K2 52.90 45.10 43.85 141.85 47.28

M3K3 58.55 50.60 49.70 158.85 52.95

Jumlah 801.05 772.70 747.50

Lampiran 3b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 4

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 89.716 44.858 1.464tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 213.065 71.022 2.317tn 2.92 4.51 Mol 3 35.368 11.789 0.385tn 2.92 4.51 Interaksi 9 165.333 18.370 0.599tn 2.21 3.06 Galat 30 919.447 30.648

Total 47 1422.928

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 52: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

52

Lampiran 4a. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada minggu 6

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 42.80 53.25 50.75 146.80 48.93

M0K1 57.50 49.40 51.45 158.35 52.78

M0K2 55.10 46.60 44.75 146.45 48.82

M0K3 50.10 49.85 46.50 146.45 48.82

M1K0 40.15 53.60 45.45 139.20 46.40

M1K1 55.50 39.75 48.15 143.40 47.80

M1K2 43.00 48.10 48.75 139.85 46.62

M1K3 54.70 40.40 38.00 133.10 44.37

M2K0 54.50 53.00 44.40 151.90 50.63

M2K1 49.05 59.90 49.05 158.00 52.67

M2K2 51.20 46.90 44.50 142.60 47.53

M2K3 65.25 52.15 51.00 168.40 56.13

M3K0 47.00 49.83 55.35 152.18 50.73

M3K1 46.56 50.60 52.35 149.51 49.84

M3K2 53.20 45.35 44.60 143.15 47.72

M3K3 59.00 52.65 52.25 163.90 54.63

Jumlah 824.61 791.33 767.30

Lampiran 4b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 6

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 103.530 51.765 1.778tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 201.882 67.294 2.311tn 2.92 4.51 Mol 3 86.296 28.765 0.988tn 2.92 4.51 Interaksi 9 159.322 17.702 0.608tn 2.21 3.06 Galat 30 873.438 29115

Total 47 1424.48

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 53: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

53

Lampiran 5a. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada minggu 8

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 45.75 54.00 52.05 151.80 50.60

M0K1 58.65 49.50 51.95 160.10 53.37

M0K2 56.85 47.60 45.50 149.95 49.98

M0K3 49.25 50.25 46.75 146.25 48.75

M1K0 40.65 56.10 45.45 142.20 47.40

M1K1 56.15 39.80 48.95 144.90 48.30

M1K2 43.35 48.30 50.05 141.70 47.23

M1K3 54.45 40.50 38.20 133.15 44.38

M2K0 55.60 54.50 44.65 154.75 51.58

M2K1 49.10 60.35 49.50 158.95 52.98

M2K2 51.40 47.05 44.50 142.95 47.65

M2K3 65.35 52.55 52.35 170.25 56.75

M3K0 47.05 50.80 55.70 153.55 51.18

M3K1 46.58 50.60 54.50 151.68 50.56

M3K2 54.30 45.50 45.95 145.75 48.58

M3K3 59.35 52.90 54.50 166.75 55.58

Jumlah 833.83 800.30 780.55

Lampiran 5b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 8

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 90.689 45.345 1.449tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 208.125 69.375 2.216tn 2.92 4.51 Mol 3 70.899 23.633 0.755tn 2.92 4.51 Interaksi 9 194.972 21.664 0.692tn 2.21 3.06 Galat 30 939.131 31.304

Total 47 1503.817

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 54: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

54

Lampiran 6a. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada minggu 10

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 45.75 54.25 52.15 152.15 50.72

M0K1 59.55 51.30 54.00 164.85 54.95

M0K2 60.00 48.80 47.65 156.45 52.15

M0K3 51.85 50.50 47.65 150.00 50.00

M1K0 41.40 57.30 45.65 144.35 48.12

M1K1 56.25 40.25 49.00 145.50 48.50

M1K2 44.20 49.60 50.75 144.55 48.18

M1K3 54.65 40.50 38.85 134.00 44.67

M2K0 55.60 54.75 45.20 155.55 51.85

M2K1 49.15 60.50 49.50 159.15 53.05

M2K2 51.60 50.35 44.70 146.65 48.88

M2K3 66.10 56.60 53.35 176.05 58.68

M3K0 47.40 51.10 56.35 154.85 51.62

M3K1 46.58 50.70 54.85 152.13 50.71

M3K2 57.45 45.75 46.85 150.05 50.02

M3K3 59.37 53.25 54.60 167.22 55.74

Jumlah 846.90 815.50 791.10

Lampiran 6b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 10

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 97.812 48.906 1.525tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 234.977 78.326 2.443tn 2.92 4.51 Mol 3 45.737 15.246 0.475tn 2.92 4.51 Interaksi 9 237.510 26.390 0.823tn 2.21 3.06 Galat 30 961.945 32.065

Total 47 1577.981

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 55: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

55

Lampiran 7a. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada minggu 12

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 48.55 54.25 52.25 155.05 51.68

M0K1 61.35 51.35 55.75 168.45 56.15

M0K2 60.10 51.00 50.20 161.30 53.77

M0K3 51.85 50.55 47.90 150.30 50.10

M1K0 45.25 57.45 46.00 148.70 49.57

M1K1 56.70 40.40 49.50 146.60 48.87

M1K2 44.40 51.20 51.25 146.85 48.95

M1K3 54.80 42.55 44.15 141.50 47.17

M2K0 55.60 58.50 45.55 159.65 53.22

M2K1 50.15 60.55 49.50 160.20 53.40

M2K2 51.70 50.90 44.72 147.32 49.11

M2K3 66.60 56.90 53.40 176.90 58.97

M3K0 47.55 51.55 56.55 155.65 51.88

M3K1 46.58 51.80 55.60 153.98 51.33

M3K2 57.60 46.15 46.90 150.65 50.22

M3K3 59.70 53.35 54.70 167.75 55.92

Jumlah 858.48 828.45 803.92

Lampiran 7b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 12

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 93.340 46.670 1.615tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 180.312 60.104 2.080tn 2.92 4.51 Mol 3 43.327 14.442 0.500tn 2.92 4.51 Interaksi 9 231.178 25.686 0.889tn 2.21 3.06 Galat 30 866.997 28.900

Total 47 1415.155

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 56: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

56

Lampiran 8a. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada minggu 14

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 49.00 55.00 53.40 157.40 52.47

M0K1 62.30 51.40 55.85 169.55 56.52

M0K2 60.20 52.00 50.30 162.50 54.17

M0K3 52.50 50.60 47.90 151.00 50.33

M1K0 46.65 57.50 46.20 150.35 50.12

M1K1 57.05 40.55 50.00 147.60 49.20

M1K2 44.50 51.30 51.50 147.30 49.10

M1K3 54.95 46.55 44.55 146.05 48.68

M2K0 60.60 58.60 46.05 165.25 55.08

M2K1 50.20 60.55 50.75 161.50 53.83

M2K2 51.72 52.75 44.72 149.19 49.73

M2K3 67.25 57.00 53.65 177.90 59.30

M3K0 47.75 52.35 57.00 157.10 52.37

M3K1 46.60 52.10 55.60 154.30 51.43

M3K2 57.85 46.15 47.05 151.05 50.35

M3K3 60.00 53.35 54.75 168.10 56.03

Jumlah 869.12 837.75 809.27

Lampiran 8b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 14

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 112.025 56.013 1.932tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 180.985 60.328 2.081tn 2.92 4.51 Mol 3 47.808 15.936 0.550tn 2.92 4.51 Interaksi 9 211.690 23.521 0.811tn 2.21 3.06 Galat 30 869.839 28.995

Total 47 1422.346

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 57: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

57

Lampiran 9a. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada minggu 16

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 49.10 55.00 53.50 157.60 52.53

M0K1 64.50 51.45 55.85 171.80 57.27

M0K2 60.50 52.15 50.30 162.95 54.32

M0K3 52.50 50.60 48.20 151.30 50.43

M1K0 46.80 57.60 46.30 150.70 50.23

M1K1 57.45 40.55 50.10 148.10 49.37

M1K2 44.50 51.30 51.85 147.65 49.22

M1K3 55.10 46.60 44.80 146.50 48.83

M2K0 60.90 58.60 46.40 165.90 55.30

M2K1 50.50 60.55 50.80 161.85 53.95

M2K2 52.00 52.75 44.80 149.55 49.85

M2K3 67.50 57.05 53.75 178.30 59.43

M3K0 47.80 52.35 57.10 157.25 52.42

M3K1 47.00 52.35 55.80 155.15 51.72

M3K2 58.00 46.55 47.10 151.65 50.55

M3K3 60.00 53.35 54.90 168.25 56.08

Jumlah 874.15 838.80 811.55

Lampiran 9b. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu 16

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 123.145 61.572 2.076tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 184.551 61.517 2.074tn 2.92 4.51 Mol 3 48.484 16.161 0.545tn 2.92 4.51 Interaksi 9 221.863 24.651 0.831tn 2.21 3.06 Galat 30 889.980 29.666

Total 47 1468.023

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 58: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

58

Lampiran 10a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 4

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 9.50 16.50 6.00 32.00 10.67

M0K1 6.50 8.00 9.00 23.50 7.83

M0K2 12.50 8.50 7.00 28.00 9.33

M0K3 10.50 9.50 12.50 32.50 10.83

M1K0 8.50 8.50 9.00 26.00 8.67

M1K1 8.00 8.00 5.00 21.00 7.00

M1K2 11.00 8.00 6.50 25.50 8.50

M1K3 8.00 8.00 8.00 24.00 8.00

M2K0 9.50 10.00 9.50 29.00 9.67

M2K1 10.50 11.50 7.50 29.50 9.83

M2K2 6.50 9.50 11.50 27.50 9.17

M2K3 11.00 6.50 8.00 25.50 8.50

M3K0 11.50 8.50 6.50 26.50 8.83

M3K1 3.50 8.50 6.50 18.50 6.17

M3K2 11.50 9.00 5.00 25.50 8.50

M3K3 6.50 11.50 7.00 25.00 8.33

Jumlah 145.00 150.00 124.50

Lampiran 10b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 4

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 22.823 11.411 2.026tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 27.141 9.047 1.606tn 2.92 4.51 Mol 3 19.557 6.519 1.157tn 2.92 4.51 Interaksi 9 19.464 2.163 0.384tn 2.21 3.06 Galat 30 169.010 5.634

Total 47 257.995

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 59: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

59

Lampiran 11a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 6

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 13.00 16.50 9.00 38.50 12.83

M0K1 6.50 10.50 13.00 30.00 10.00

M0K2 12.50 10.50 7.00 30.00 10.00

M0K3 20.00 14.00 15.00 49.00 16.33

M1K0 11.00 13.00 9.00 33.00 11.00

M1K1 11.00 10.00 5.00 26.00 8.67

M1K2 9.50 8.00 6.50 24.00 8.00

M1K3 10.00 12.00 8.00 30.00 10.00

M2K0 12.00 10.00 12.00 34.00 11.33

M2K1 15.50 13.00 12.50 41.00 13.67

M2K2 10.00 9.50 11.50 31.00 10.33

M2K3 13.00 8.00 12.00 33.00 11.00

M3K0 13.50 9.00 6.50 29.00 9.67

M3K1 3.50 11.50 10.50 25.50 8.50

M3K2 11.50 12.50 8.00 32.00 10.67

M3K3 7.50 13.50 8.00 29.00 9.67

Jumlah 180.00 181.50 153.50

Lampiran 11b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 6

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 31.010 15.505 2.149tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 73.354 24.451 3.388 * 2.92 4.51 Mol 3 30.021 10.007 1.387tn 2.92 4.51 Interaksi 9 93.604 10.400 1.441tn 2.21 3.06 Galat 30 216.490 7.216

Total 47 444.479

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, * = berbeda nyata

Page 60: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

60

Lampiran 12a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 8

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 15.00 16.50 9.00 40.50 13.50

M0K1 6.50 10.50 13.00 30.00 10.00

M0K2 12.50 12.50 7.50 32.50 10.83

M0K3 20.00 15.50 15.00 50.50 16.83

M1K0 11.00 18.50 9.00 38.50 12.83

M1K1 11.50 10.00 5.00 26.50 8.83

M1K2 9.50 8.00 6.50 24.00 8.00

M1K3 10.00 12.00 8.00 30.00 10.00

M2K0 10.50 13.50 12.00 36.00 12.00

M2K1 16.00 14.00 13.50 43.50 14.50

M2K2 8.50 9.50 12.00 30.00 10.00

M2K3 13.00 8.00 13.00 34.00 11.33

M3K0 13.50 9.50 6.50 29.50 9.83

M3K1 3.50 12.00 11.00 26.50 8.83

M3K2 11.50 12.50 8.00 32.00 10.67

M3K3 7.50 13.50 8.00 29.00 9.67

Jumlah 180.00 196.00 157.00

Lampiran 12b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 8

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 48.042 24.021 2.826tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 81.854 27.285 3.210 * 2.92 4.51 Mol 3 41.229 13.743 1.617tn 2.92 4.51 Interaksi 9 121.396 13.488 1.587tn 2.21 3.06 Galat 30 254.958 8.499

Total 47 547.479

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, * = berbeda nyata

Page 61: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

61

Lampiran 13a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 10

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 15.00 16.50 9.00 40.50 13.50

M0K1 9.00 12.50 13.50 35.00 11.67

M0K2 22.50 12.50 9.50 44.50 14.83

M0K3 23.00 15.50 15.00 53.50 17.83

M1K0 11.00 18.50 9.00 38.50 12.83

M1K1 11.50 10.00 5.00 26.50 8.83

M1K2 9.50 8.00 6.50 24.00 8.00

M1K3 10.00 12.00 9.00 31.00 10.33

M2K0 10.50 13.50 12.00 36.00 12.00

M2K1 16.00 14.00 13.50 43.50 14.50

M2K2 8.50 9.50 12.00 30.00 10.00

M2K3 15.00 10.00 13.00 38.00 12.67

M3K0 13.50 9.50 7.50 30.50 10.17

M3K1 3.50 12.00 11.00 26.50 8.83

M3K2 14.00 12.50 8.00 34.50 11.50

M3K3 7.50 13.50 8.00 29.00 9.67

Jumlah 200.00 200.00 161.50

Lampiran 13b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 10

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 61.760 30.880 2.834tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 163.182 54.394 4.992 ** 2.92 4.51 Mol 3 23.599 7.866 0.722tn 2.92 4.51 Interaksi 9 119.922 13.325 1.223tn 2.21 3.06 Galat 30 326.906 10.897

Total 47 695.370

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 62: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

62

Lampiran 14a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 12

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 17.00 16.90 9.00 42.90 14.30

M0K1 11.00 12.50 13.50 37.00 12.33

M0K2 27.50 15.00 12.50 55.00 18.33

M0K3 24.00 15.50 17.50 57.00 19.00

M1K0 13.50 18.50 9.00 41.00 13.67

M1K1 11.50 12.50 6.50 30.50 10.17

M1K2 9.50 13.00 6.50 29.00 9.67

M1K3 12.50 15.50 9.00 37.00 12.33

M2K0 10.50 13.50 12.00 36.00 12.00

M2K1 16.00 14.00 14.00 44.00 14.67

M2K2 9.50 12.50 12.50 34.50 11.50

M2K3 17.50 12.00 13.00 42.50 14.17

M3K0 13.50 11.00 7.50 32.00 10.67

M3K1 6.00 18.50 11.00 35.50 11.83

M3K2 22.50 13.00 8.00 43.50 14.50

M3K3 7.50 13.50 8.00 29.00 9.67

Jumlah 229.50 227.40 169.50

Lampiran 14b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 12

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 144.934 72.467 4.992 * 3.32 5.39 Mikoriza 3 157.218 52.406 3.610 * 2.92 4.51 Mol 3 18.552 6.184 0.426tn 2.92 4.51 Interaksi 9 166.597 18.511 1.275tn 2.21 3.06 Galat 30 435.540 14.518

Total 47 922.840

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, * = berbeda nyata

Page 63: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

63

Lampiran 15a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 14

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 17.50 16.90 10.50 44.90 14.97

M0K1 11.00 14.00 13.50 38.50 12.83

M0K2 27.50 16.00 15.00 58.50 19.50

M0K3 26.50 15.50 20.00 62.00 20.67

M1K0 17.00 18.50 9.50 45.00 15.00

M1K1 11.50 13.50 12.00 37.00 12.33

M1K2 9.50 17.50 9.00 36.00 12.00

M1K3 12.50 18.00 12.00 42.50 14.17

M2K0 11.00 15.00 12.00 38.00 12.67

M2K1 16.00 16.00 19.00 51.00 17.00

M2K2 9.50 16.00 12.50 38.00 12.67

M2K3 17.50 15.00 13.00 45.50 15.17

M3K0 14.00 13.50 8.50 36.00 12.00

M3K1 10.50 19.00 13.00 42.50 14.17

M3K2 22.50 13.00 9.00 44.50 14.83

M3K3 8.50 14.50 8.00 31.00 10.33

Jumlah 242.50 251.90 196.50

Lampiran 15b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 14

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 109.865 54.933 3.883 * 3.32 5.39 Mikoriza 3 122.667 40.889 2.890 tn 2.92 4.51 Mol 3 14.876 4.959 0.351tn 2.92 4.51 Interaksi 9 205.652 22.850 1.615tn 2.21 3.06 Galat 30 424.408 14.147

Total 47 877.468

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 64: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

64

Lampiran 16a. Hasil pengamatan jumlah daun pada minggu 16

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 18.50 17.50 10.50 46.50 15.50

M0K1 16.50 14.00 13.50 44.00 14.67

M0K2 27.50 16.00 17.50 61.00 20.33

M0K3 26.50 15.50 21.00 63.00 21.00

M1K0 21.50 19.50 9.50 50.50 16.83

M1K1 11.50 14.50 12.00 38.00 12.67

M1K2 10.50 17.50 9.00 37.00 12.33

M1K3 15.50 18.00 13.00 46.50 15.50

M2K0 11.50 15.00 12.00 38.50 12.83

M2K1 16.00 16.00 20.00 52.00 17.33

M2K2 13.00 16.00 14.50 43.50 14.50

M2K3 17.50 15.00 13.00 45.50 15.17

M3K0 14.00 13.50 9.00 36.50 12.17

M3K1 11.00 19.00 13.00 43.00 14.33

M3K2 22.50 13.00 9.00 44.50 14.83

M3K3 8.50 14.50 8.00 31.00 10.33

Jumlah 262.00 254.50 204.50

Lampiran 16b. Hasil analisis sidik ragam jumlah daun minggu 16

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 122.135 61.068 4.514 * 3.32 5.39 Mikoriza 3 156.604 52.201 3.859 * 2.92 4.51 Mol 3 12.062 4.021 0.297tn 2.92 4.51 Interaksi 9 196.312 21.812 1.612tn 2.21 3.06 Galat 30 405.865 13.529

Total 47 892.979

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, * = berbeda nyata

Page 65: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

65

Lampiran 17a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 4

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.45 0.49 0.39 1.33 0.44

M0K1 0.45 0.41 0.42 1.28 0.43

M0K2 0.51 0.46 0.47 1.44 0.48

M0K3 0.42 0.50 0.47 1.39 0.46

M1K0 0.47 0.63 0.40 1.50 0.50

M1K1 0.50 0.40 0.45 1.35 0.45

M1K2 0.41 0.45 0.55 1.41 0.47

M1K3 0.43 0.36 0.45 1.24 0.41

M2K0 0.51 0.55 0.42 1.48 0.49

M2K1 0.48 0.53 0.45 1.46 0.49

M2K2 0.42 0.55 0.40 1.37 0.46

M2K3 0.50 0.43 0.43 1.36 0.45

M3K0 0.42 0.50 0.42 1.34 0.45

M3K1 0.50 0.50 0.54 1.54 0.51

M3K2 0.49 0.40 0.38 1.27 0.42

M3K3 0.44 0.52 0.47 1.43 0.48

Jumlah 7.40 7.68 7.11

Lampiran 17b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 4

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.010 0.005 1.651tn 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.002 0.001 0.270tn 2.92 4.51 Mol 3 0.003 0.001 0.333tn 2.92 4.51 Interaksi 9 0.031 0.003 1.123tn 2.21 3.06 Galat 30 0.092 0.003

Total 47 0.139

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Page 66: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

66

Lampiran 18a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 6

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.47 0.53 0.39 1.39 0.46

M0K1 0.56 0.44 0.42 1.42 0.47

M0K2 0.57 0.47 0.49 1.53 0.51

M0K3 0.48 0.54 0.47 1.49 0.50

M1K0 0.53 0.55 0.40 1.48 0.49

M1K1 0.57 0.42 0.52 1.51 0.50

M1K2 0.55 0.47 0.58 1.60 0.53

M1K3 0.55 0.37 0.45 1.37 0.46

M2K0 0.54 0.56 0.43 1.53 0.51

M2K1 0.50 0.53 0.50 1.53 0.51

M2K2 0.54 0.50 0.42 1.46 0.49

M2K3 0.70 0.49 0.43 1.62 0.54

M3K0 0.48 0.50 0.44 1.42 0.47

M3K1 0.53 0.56 0.55 1.64 0.55

M3K2 0.52 0.45 0.39 1.36 0.45

M3K3 0.59 0.52 0.51 1.62 0.54

Jumlah 8.68 7.90 7.39

Lampiran 18b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 6

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.052 0.026 7.269** 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.007 0.002 0.686tn 2.92 4.51 Mol 3 0.004 0.001 0.416tn 2.92 4.51 Interaksi 9 0.030 0.003 0.940tn 2.21 3.06 Galat 30 0.107 0.004

Total 47 0.202

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 67: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

67

Lampiran 19a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 8

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.51 0.53 0.41 1.45 0.48

M0K1 0.59 0.47 0.52 1.58 0.53

M0K2 0.58 0.55 0.49 1.62 0.54

M0K3 0.51 0.55 0.51 1.57 0.52

M1K0 0.53 0.56 0.42 1.51 0.50

M1K1 0.57 0.43 0.52 1.52 0.51

M1K2 0.55 0.47 0.59 1.61 0.54

M1K3 0.55 0.38 0.46 1.39 0.46

M2K0 0.58 0.56 0.43 1.57 0.52

M2K1 0.55 0.56 0.50 1.61 0.54

M2K2 0.54 0.62 0.44 1.60 0.53

M2K3 0.70 0.50 0.47 1.67 0.56

M3K0 0.48 0.51 0.45 1.44 0.48

M3K1 0.53 0.59 0.55 1.67 0.56

M3K2 0.53 0.46 0.39 1.38 0.46

M3K3 0.61 0.56 0.51 1.68 0.56

Jumlah 8.91 8.30 7.66

Lampiran 19b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 8

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.049 0.024 7.618** 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.008 0.003 0.793tn 2.92 4.51 Mol 3 0.008 0.003 0.834tn 2.92 4.51 Interaksi 9 0.031 0.003 1.084tn 2.21 3.06 Galat 30 0.096 0.003

Total 47 0.192

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 68: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

68

Lampiran 20a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 10

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.53 0.53 0.42 1.48 0.49

M0K1 0.64 0.49 0.57 1.70 0.57

M0K2 0.62 0.55 0.52 1.69 0.56

M0K3 0.58 0.56 0.54 1.68 0.56

M1K0 0.58 0.57 0.42 1.57 0.52

M1K1 0.61 0.48 0.52 1.61 0.54

M1K2 0.56 0.47 0.59 1.62 0.54

M1K3 0.56 0.40 0.46 1.42 0.47

M2K0 0.58 0.57 0.45 1.60 0.53

M2K1 0.62 0.56 0.51 1.69 0.56

M2K2 0.54 0.63 0.44 1.61 0.54

M2K3 0.73 0.53 0.52 1.78 0.59

M3K0 0.48 0.53 0.45 1.46 0.49

M3K1 0.58 0.59 0.56 1.73 0.58

M3K2 0.62 0.47 0.46 1.55 0.52

M3K3 0.61 0.58 0.53 1.72 0.57

Jumlah 9.44 8.51 7.96

Lampiran 20b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 10

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.070 0.035 12.064** 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.009 0.003 1.081tn 2.92 4.51 Mol 3 0.018 0.006 2.049tn 2.92 4.51 Interaksi 9 0.026 0.003 1.009tn 2.21 3.06 Galat 30 0.087 0.003

Total 47 0.210

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 69: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

69

Lampiran 21a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 12

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.56 0.55 0.45 1.56 0.52

M0K1 0.65 0.49 0.57 1.71 0.57

M0K2 0.67 0.55 0.53 1.75 0.58

M0K3 0.64 0.58 0.54 1.76 0.59

M1K0 0.58 0.57 0.42 1.57 0.52

M1K1 0.61 0.49 0.52 1.62 0.54

M1K2 0.61 0.49 0.59 1.69 0.56

M1K3 0.59 0.42 0.46 1.47 0.49

M2K0 0.59 0.57 0.45 1.61 0.54

M2K1 0.70 0.65 0.52 1.87 0.62

M2K2 0.61 0.63 0.44 1.68 0.56

M2K3 0.74 0.53 0.52 1.79 0.60

M3K0 0.50 0.54 0.50 1.54 0.51

M3K1 0.58 0.60 0.61 1.79 0.60

M3K2 0.64 0.49 0.47 1.60 0.53

M3K3 0.61 0.58 0.53 1.72 0.57

Jumlah 9.88 8.73 8.12

Lampiran 21b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 12

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.100 0.050 16.961** 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.016 0.005 1.818tn 2.92 4.51 Mol 3 0.022 0.007 2.466tn 2.92 4.51 Interaksi 9 0.021 0.002 0.810tn 2.21 3.06 Galat 30 0.088 0.003

Total 47 0.247

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 70: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

70

Lampiran 22a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 14

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.56 0.57 0.46 1.59 0.53

M0K1 0.69 0.49 0.61 1.79 0.60

M0K2 0.69 0.57 0.57 1.83 0.61

M0K3 0.67 0.59 0.57 1.83 0.61

M1K0 0.63 0.57 0.42 1.62 0.54

M1K1 0.63 0.50 0.53 1.66 0.55

M1K2 0.61 0.50 0.59 1.70 0.57

M1K3 0.63 0.42 0.49 1.54 0.51

M2K0 0.65 0.58 0.53 1.76 0.59

M2K1 0.77 0.65 0.53 1.95 0.65

M2K2 0.61 0.64 0.47 1.72 0.57

M2K3 0.76 0.56 0.53 1.85 0.62

M3K0 0.52 0.55 0.51 1.58 0.53

M3K1 0.58 0.61 0.62 1.81 0.60

M3K2 0.64 0.50 0.47 1.61 0.54

M3K3 0.62 0.62 0.55 1.79 0.60

Jumlah 10.26 8.92 8.45

Lampiran 22b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 14

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.110 0.055 16.495** 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.027 0.009 2.662tn 2.92 4.51 Mol 3 0.019 0.006 1.929tn 2.92 4.51 Interaksi 9 0.023 0.003 0.772tn 2.21 3.06 Galat 30 0.100 0.003

Total 47 0.280

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 71: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

71

Lampiran 23a. Hasil pengamatan diameter batang pada minggu 16

Perlakuan Kelompok

Total Rata-rata

(cm) I II III

M0K0 0.57 0.58 0.47 1.62 0.54

M0K1 0.72 0.50 0.66 1.88 0.63

M0K2 0.72 0.58 0.76 2.06 0.69

M0K3 0.69 0.61 0.58 1.88 0.63

M1K0 0.66 0.60 0.42 1.68 0.56

M1K1 0.66 0.52 0.54 1.72 0.57

M1K2 0.64 0.56 0.59 1.79 0.60

M1K3 0.65 0.47 0.49 1.61 0.54

M2K0 0.65 0.60 0.53 1.78 0.59

M2K1 0.80 0.81 0.56 2.17 0.72

M2K2 0.62 0.66 0.50 1.78 0.59

M2K3 0.85 0.60 0.62 2.07 0.69

M3K0 0.53 0.56 0.52 1.61 0.54

M3K1 0.62 0.62 0.63 1.87 0.62

M3K2 0.64 0.52 0.52 1.68 0.56

M3K3 0.64 0.68 0.59 1.91 0.64

Jumlah 10.66 9.47 8.98

Lampiran 23b. Hasil analisis sidik ragam diameter batang minggu 16

SK DB JK KT F Hit F Tabel

0.05 0.01

Kelompok 2 0.093 0.047 9.713** 3.32 5.39 Mikoriza 3 0.048 0.016 3.299 * 2.92 4.51 Mol 3 0.043 0.014 2.976 * 2.92 4.51 Interaksi 9 0.057 0.006 1.316tn 2.21 3.06 Galat 30 0.144 0.005

Total 47 0.385

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata, * = berbeda nyata, ** = berbeda sangat nyata

Page 72: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

72

Gambar 1. Spanduk Penelitian Kakao 2014

Page 73: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

73

Gambar 2. Pembuatan MOL dari rebung bambu

Page 74: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

74

Gambar 3. Penanaman Kakao sekaligus pemberian Mikoriza

Page 75: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

75

Gambar 4. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang

Penelitian Kakao 2014

Page 76: LAPORAN PENELITIAN RIGA APLIKASI - stppgowa.ac.id · kelapa sawit dan karet ... sehingga perluasannya mengarah pada lahan-lahan marginal yang banyak ... meningkatkan ketersediaan

76

Gambar 5. Aplikasi pemberian MOL rebung bambu Penelitian Kakao 2014