Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

24
1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan kebijaksanaan, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “Sekilas tentang Perkebunan Teh Malino” mungkin tanpa pertolongan - Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami guru bahasa Indonesia yaitu Ibu Dra. Salma yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami sebagai penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih. Watansoppeng, 5 April2013 Penulis

description

Hasil dari penelitian di Malino lebih tepatnya di perkebunan teh yang terkenal yaitu di Malino Highlands

Transcript of Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

Page 1: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

kekuatan dan kebijaksanaan, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul

“Sekilas tentang Perkebunan Teh Malino” mungkin tanpa pertolongan - Nya kami tidak

akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami guru bahasa

Indonesia yaitu Ibu Dra. Salma yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang

bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun karya tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami sebagai penulis mohon

untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Watansoppeng, 5 April2013

Penulis

Page 2: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 3

I.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3

I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3

I.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 4

II.1 Pengertian Teh .......................................................................................................... 4

II.2 Sejarah Teh ............................................................................................................... 4

II.3 Pengolahan dan Jenis Mutu Teh ............................................................................... 5

II.4 Jenis Teh Malino Highlands...................................................................................... 6

II.5 Manfaat Teh.............................................................................................................. 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 7

III.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................... 7

III.2 Metode Penelitian .................................................................................................... 7

III.3 Instrumen Penelitian ................................................................................................ 7

III.4 Analisis Data ........................................................................................................... 7

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................................................ 13

IV.1 Keadaan Perkebunan teh di Malino ......................................................................... 13

IV.2 Pengolahan Perkebunan Teh Malino Highlands...................................................... 15

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 22

V.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 22

V.2 Saran......................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 24

Page 3: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Alam menyediakan bermacam-macam tumbuhan ataupun tanaman bagi manusia. Dan

manusia dapat mengolah dan memanfaatkan segala macam tumbuhan yang disediakan oleh

alam untuk kebutuhan dan keperluan mereka masing-masing. Namun banyak sekali orang-

orang yang tidak tahu bahwa tumbuhan yang disediakan oleh alam memiliki manfaat yang

sangat besar yang sering tidak dipedulikan oleh manusia.

Salah satu tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi manusia adalah teh. Teh

merupakan tumbuhan yang biasa hidup di daerah dataran tinggi yang sejuk. Bagian yang

paling banyak digunakan dari tanaman teh ini adalah daunnya. Daun teh yang sudah dipetik,

biasanya dikeringkan dan diolah untuk dijadikan minuman. Teh sangat terkenal di jepang,

karena dianggap memiliki banyak manfaat bagi mereka yang meminmnya. Bahkan dijepang

ada upacara minum teh yang biasa dilakukan sebagai tradisi mereka.

Teh ini memiliki banyak manfaat bagi manusia. Yang paling banyak kita ketahui

adalah bahwa teh meiliki antioksidan yang sangat berperan dalam membunuh racun-racun

yang ada didalam tubuh kita. Namun ternyata masih banyak manfaat-manfaat dari teh yang

sangat berguna bagi manusia. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan di sebuah

perkebunan ternama Indonesia yang berlokasikan di Sulawesi Selatan tepatnya di Kab. Gowa

di daerah Malino yaitu Malino Highlands. Sebagai titik acuan tentang pengetahuan tentang teh

yang akan di bahas di karya ilmiah ini.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan perkebunan teh di daerah Malino?

2. Bagaimana cara pengolahan perkebunan teh Malino Highlands ?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keadaan perkebunan teh di daerah Malino.

2. Untuk mengetahui cara pengolahan perkebunan teh Malino Highlands.

I.4 Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui seluk beluk dari daerah Malino yang merupakan area yang cukup

luas, maka dengan itu, segala usaha dapat dilakukan untuk mendapatkan kepentingan bersama

sama. Sebagai daerah yang memiliki keadaan iklim yang cukup bagus untuk tanaman-

Page 4: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

4

tanaman yang dapat menjadi bahan utama dalam proses pengolahan perkebunan. Meneliti

tentang daerah daerah di Malino akan memudahkan dalam proses pelaksanaannya.

Setelah mengetahui seluk beluk dari daerah Malino, kita dapat memberikan sebuah

contoh lahan perkebunan teh yang sudah cukup terkenal seperti perkebunan Malino Highlands

yang memilik lahan yang cukup luas. Dari segi pengolahanya yang akan di teliti, manfaat

yang akan di peroleh dapat berupa pengetahuan tentang cara memelihara, memproses, dan

menggunakan hasil dari tanaman teh tersebut. Sehingga wawasan tentang perkbeunan teh

cukup luas.

Page 5: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara

menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia

sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh

hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah

atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan.

Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

II.2 Sejarah Teh

Negeri Cina menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh Cina (Camellia

sinensis) ditemukan dan berasal. Tepatnya di provisnsi Yunnan, bagian barat daya Cina. Iklim

wilayah itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah tersebut memang secara keseluruhan adalah

hutan jaman purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi tempat yang sangat

cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur 2,700 tahun dan selebihnya

tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800 tahun ditemukan ditempat ini.

Legenda menjadi bentuk dokumentasi yang paling tua, dimana diceritakan bahwa

Shennong yang menjadi cikal bakal pertanian dan ramuan obat - obatan, juga yang menjadi

penemu teh. Dikatakan dalam bukunya bahwa ia secara langsung mencoba banyak ramuan

herbal dan menggunakan teh sebagai obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang

dicoba. Hidupnya berakhir karena ia meminum ramuan yang beracun dan tidak sempat

meminum teh pemunah racun menyebabkan organ dalam tubuhnya meradang.

Teh Cina pada awalnya memang digunakan untuk bahan obat – obatan (Abad ke-8

SM), itupun sudah berumur ribuan tahun riwayatnya. Orang – orang Cina pada waktu itu

mengunyah teh (770 SM – 476 SM) mereka menikmati rasa yang menyenangkan dari sari

daun teh. Teh juga sering kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sop.

Pada jaman pemerintahan dinasti Han (221 SM – 8 M), teh mulai diolah dengan

pemrosesan yang terbilang sederhana, dibentuk membulat, dikeringkan dan disimpan, teh

mulai dijadikan sebagai minuman, teh diseduh dan dikombinasikan dengan ramuan lain

(misalnya : jahe) dan kebiasaan ini melekat kuat dengan kebudayaan masyarakat Cina. Lebih

jauh lagi, teh kemudian digunakan sebagai tradisi dalam menjamu para tamu. Setelah jaman

Dinasti Ming, banyak ragam jenis teh kemudian ditemukan dan ditambahkan, teh yang

Page 6: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

6

populer nantinya ini banyak dikembangkan di daerah Canton (Guangdong) dan Fukien

(Fujian).

Konsumsi budaya Cina akan kebiasaan minum teh pun menyebar, bahkan melekat

erat pada setiap lapisan masyarakat.Pada tahun 800 M., Lu Yu menulis buku yang

mendefiniskan tentang teh, dengan judul Ch'a Ching. Lu Yu adalah seorang anak yatim yang

dibesarkan oleh cendekiawan Pendeta Budha di salah satu Biara terbaik di Cina. Sebagai

seorang pemuda, diapun acap kali melawan disiplin pendidikan kependetaan yang kemudian

membuatnya memiliki daya pengamatan yang baik, performasinya pun meningkat dari tahun

ke tahun, meskipun demikian, ia merasa hidupnya hampa dan tidak bermakna.

Setelah setengah perjalan hidupnya, ia pensiun selama 5 tahun untuk

mengasingkan diri. Dengan riwayat hidup dan perjalanan yang pernah disinggahinya, ia

mengkondisikan beragam metode dalam bertanam dan mengelola teh jaman Cina Purba.

II.3 Pengolahan dan Jenis Mutu Teh

Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia sinensis L) dari familia

Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah-

daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Burma.

Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropik dan subtropik dengan menuntut cukup sinar

matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 m tinggi.

Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tinggi

dengan pemengkaan secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan

agar diperoleh tunas-tunas dau teh yang cukup banyak.

Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik daunnya secara menerus setelah umur 5

tahun. Dengan pemeliharaan yang baik tanaman teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup

besar selama 40 tahun. Kebun-kebun teh karenanya perlu senantiasa memperoleh pemupukan

secara teratur, bebas serangan hama penyakit tanaman, memperoleh pemangkasan secara baik,

memperoleh curah hujan yang cukup. Kebun-kebun teh perlu diremajakan setelah tanaman

tehnya berumur 40 tahun ke atas.

Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah dengan ketinggian 200-2.000 m di

atas permukaan laut. Di daerah-daerah yang rendah umumnya tanaman teh kurang dapat

memberi hasil yang cukup tinggi. Tanaman teh menghendaki tanah yang dalam dan mudah

menyerap air. Tanaman tidak tahan terhadap kekeringan serta menuntut curah hujan minimum

1.200 mm yang merata sepanjang tahun.

Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dipetik sekali dengan

selang 7 sampai 14 hari, tergantung dari keadaan tanaman di masing-masing daerah. Cara

pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menentukan mutu teh

Page 7: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

7

yang dihasilkannya. Dibedakan cara pemetikan halus (fine plucking) dan cara pewmetikan

kasar (coarse plucking). Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan oleh tenaga manusia,

bahkan sebagian besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk menghasilkan teh mutu baik perlu

dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik daun pucuk dan dua daun di bawahnya. Ada

pula yang melakukan pemetikan medium, dengan juga memetik bagian halus dari daun ketiga

di bawah daun pucuk. Pemetikan kasar sering pula dilakukan bebewrapa perkebunan (rakyat),

yaitu: pemetikan daun pucuk dengan tiga atau lebih banyak daun di bawahnya, termasuk

batangnya.

II.4 Jenis Teh Malino Highlands

Teh hijau

Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah

daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan

pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok

dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam

bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang

disebut gun powder).

Teh hitam atau teh merah

Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh

hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh)

dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan

Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶) atau

(紅茶) dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah.

Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam. Di Afrika

Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal.

Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan

tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun

1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal

perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau

musim gugur). Teh jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun

pasca produksi sesuai standar Orange Pekoe.

II.5 Manfaat Teh

Daun teh adalah bahan pembuat minuman teh yang populer di seluruh penjuru dunia.

Air teh yang kita minum mengandung kafein, teofilin, vitamin A, B, C, zat yang tidak larut

dalam air seperti serat, protein dan pati serta zat yang larut di dalam air seperti gula, asam

Page 8: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

8

amino dan mineral. Jadi selain sebagai minuman, teh juga mempunyai nilai gizi. Disamping

itu teh juga bisa dijadikan obat yaitu sebagai antidotum pada keracunan oleh logam-logam

berat dan alkaloida.

Daun teh barbau khan aromatik , rasanya agak sepet . Mengenai uraian makroskopiknya

yaitu sebagai berikut:

1. Helai daun dapat dikatakan cukup tebal, kaku berbentuk sudip melebar sampai sudip

memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai panjang

2. Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda permukaan bawahnya

berambut sedang telah tua menjadi licin

3. Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang khas dan terbenam

Kandungan zat pada daunnya 1%-4% kofeine, 7%-15% tanin dan sedikit minyak atsiri.

Dalam penggunaan sebagai obat antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan

alkaloida, petiklah kuncup daun berikut 2-3 helai dau dibawahnya, digulung dan

difermentasikan untuk kemudian diberikan pada penderita.

Page 9: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan Lokasi penelitian

Penelitian di lakukan pada tanggal 23 Maret 2013 yang berlokasikan pada perkebunan

teh Malino Highlands.

III.2 Metode Penelitian

1. Wawancara

2. Observasi

III.3 Instrumen Penelitian

1. Pedoman Wawancara

2. Alat Tulis

3. Media Perekam

III.4 Analisis Data

Narasumber : Adi Baso

Pekerjaan : Pengurus Tiket

No. Pertanyaan Jawaban

1. Jenis teh yang di olah disini apa ? Teh hijau dengan teh hitam.

2. Yang kualitasnya lebih bagus dari

dua jenis teh tadi yang mana ?

Yang kualitasnya baik itu yang Teh

jenis teh hijau.

3. Dari segi cirinya yang membedakan

?

Kalau teh hijau itu daunnya lebih kecil

dan memilik dua varietas. Sedangkan

teh hitam ada 10 varietas

4. Dari tahun berapa terbentuknya

perkebunan teh ini ?

Ini terbentuk dari tahun 78 yang

bermula dari perkembangan kopi, dan

mulai pada tahun 80 sudah masuk

investor asing dari Jepang dengan nama

perusahaan Nitto.

5. Ketinggian dari tempat ini berapa ? Tinggi tempat ini dari permukaan laut

itu sekitar 1500 m

6. Jarak dari makassar ke tempat ini

berapa ?

Dari Makassar jaraknya itu kurang lebih

62 km.

7. Luas perkebunannya berapa ? Luas perkebunannya itu 200 hektar, jika

Page 10: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

10

digabung dengan area parawisata yang

lain itu mencapai 1000 hektar.

8. Pemiliknya orang mana ? Singapura Indonesia, indonesianya dari

Manado, orangnya blasteran.

9. Usia dari mulai penanaman sampai

pemanenan itu berapa ?

6 tahun

10. Tanda tanda siap panen bagaimana ? Pucuknya itu sudah naik tentunya.

11. Dari segi peminat, yang paling

banyak mana, teh hijau atau hitam ?

Ini semua tergantung, kalau teh hijau itu

biasanya orang orang golongan atas.

12. Kalau penghasilan per tahun berapa ? Itu tidak tegantung, karena kami tidak

jual orderan, hanya lokal dan

penghasilannya itu signifikan.

13. Ini milik perorang atau apa ? Ini milik swasta.

14. Dari kedua jenis teh tadi, apakah cara

penanamannya sama ?

Semuanya sama, yang membedakannya

itu hanya pengolahannya dari bagian

fermentasi, fermentasi bukan dengan

artian dicampur dengan suatu zat.

15. Apakah ada kekusahan dalam

prosesnya ?

Kesusahanya itu dari iklim, iklimnya itu

sekitar 20 derajat celcius, kalau cuaca

sudah panas itu sudah tidak bisa, kan

tanamanya termasuk untuk subtropis.

16. Apakah ada syarat-syarat untuk jadi

pekerja ?

Minimal itu SMP

17. Jumlah pekerja di dalam itu kurang

lebih berapa ?

240 orang pekerja.

18. Di sini sudah bekerja berapa lama ? Sebenarnya sudah lama sekali,

masuknya mulai 2003.

Narasumber : Dono Ali

Pekerjaan : Satpam

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang di sediakan di Malino

Highlands ?

Pada kompleks ini, ada berbagai

fasilitas yang disediakan yaitu, kebun

biantang, puncak kebun teh, air terjun,

danau.

Page 11: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

11

2. Hewan hewan seperti apa yang ada

pada kebun binatang di Malino

Highlands ?

Untuk binatang-binatangnya ada

beberapa jenis, yaitu kaswari, kuda

australia, domba garut, kus kus, monyer

dan lain lain.

3. Berapa jumlah pekerja ? Kalau pekerja di rata-ratakan, untuk 1

hektar ada 1 orang, di sini ada 200

hektar, jadi ada 200 orang pekerja.

4. Pekerjanya dari mana saja ? Ada dari sekitar tempat ini dan ada

juga dari luar. Dan siapapun boleh

bekerja. Asalkan benar benar serius dan

mampu. Walaupun orang dari sini,

namun tidak serius, ya tidak di

pekerjakan.

5. Kalau sistem gajinya bagaimana ? Sekarang gajinya diberi perbulan, dulu

pakai sistem timbang, misalakan 10 kg ,

dikali 1.000 jadi Rp.10.000, tapi untuk

sementara produksinya di stop dulu

karena sekarang lagi fokus pada

pembangunan wisata seperti hotel dll.

6. Bagaimana dengan pemasarannya ? Kalau pemasarannya ada langsung

ambil yaitu diexpor keluar kota

misalnya jepang dan cina. Untuk lokal

seperti di sulawesi ini, seperti makassar,

bone, bulu kumba, pare-pare dan kota

yang dekat di wilayah ini.

7. Dalam produk kemasannya merek

yang tercantum ?

Merek nya itu Teh Malino

8. Bagaimana dampak di wilayah ini

dengan adanya kebun teh ini ?

Kalau dampaknya bagi wilayah

disekitar sini , masyarakat banyak

menikmati seperti ada peningkatan

sejak berdirinya perusahaan teh ini.

9. Pekerjaan para pekerja di sini

sebelumya seperti apa ?

Sebelumnya ada yang bekerja di

pertanian, seperti menanam kol,

kentang sawi dan jagung.

10. Perkebunan ini milik siapa ? Perkebunan ini milik swasta dan tidak

ada sangkut bautnya dengan Pemda.

Page 12: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

12

11. Dampaknya bagi lingkungan apa ? Semakin banyak pengunjung, semakin

kami gembira. Masyarakat sini pun juga

, semakin banyak pengunjung maka

semakin banyak pula pendapatan yang

masuk.

12. Pemilik perkebunan ini ? Pemilik nya orang singapura, namanya

Andreas Tano, sebelumnya itu orang

Jepang.

13. Sudah berapa kali berganti pemilik ? Baru dua kali, yang pertama orang

Jepang dan yang kedua orang

Singapura.

14. Siapa yang membangun perkebunan

teh ini ?

Yang membangun pertama kali yaitu

PT. Drama yang membuka lahan disini

tahun 80-an.

Narasumber : Amelia Karmila Salam

Pekerjaan : Pemandu

No. Pertanyaan Jawaban

1. Luas perkebunan teh di sini berapa ? Di sini perkebunan teh nya itu luasnya

200 hektar, dan sedang dilakukan

pengerjaan lahan seluas 700 hektar.

Sehingga semuanya 900 hektar.

Disini juga sedang di lakukan

penambahan seperti hotelnya, dan

mungkin pada awal agustus sudah bisa

kita buka operasional untuk hotel

Page 13: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

13

Narasumber : Ana

Pekerjaan :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah teh ini memang khusus

untuk Malino ? bisa di Soppeng ?

Bisa , tapi mungkin tumbuhnya pendek,

disinipun apabila tidak selalu di

pangkas tingginya bisa lebih dari satu

setengah meter .

2. Tapi hasi dari potongannya itu tetap

di ambil ?

Iya, tetap di ambil.

3. Yang paling di sukai dari jenis teh itu

yang mana ?

Tamu tamu dari luar itu paling suka

sama yang Green Tea, karena itu lah

yang paling bagus di sini. Kita

kebetulan jualan di cafe-cafe kita bisa

langsung konsumsi.

4. Manfaat atau khasiatnya seperti apa ? Kalau misalkan orang gemuk bisa

langsing.

5. Penggunaanya harus rutin ? Iya, harus rutin,. Bagi yang berjerawat

itu bisa juga untuk menghilangkannya,

kita ambil tehnya baru di cuci dulu,

baru dioleskan dimuka.

Page 14: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

14

BAB IV

HASIL PENELITIAN

IV.1 Keadaan perkebunan teh Malino

Kabupaten Gowa adalah salah satu penyangga utama ibukota propinsi Sulawesi

Selatan karena perbatasan langsung kota Makassar, olehnya itu tidak mengherankan kalau

daerah ini menjadi pemasok utama kebutuhan sehari-hari penduduk kota Makassar sebagai

ibukota propinsi.

Daerah kabupaten Gowa terletak antara utara 120.36,6’ bujur Timur dan 50.33,6’ bujur

timur. Letak wilayahnya antara 120.33,19’-130.15,17’ bujur timur. 50. 5’ – 50 . 34. 7’ Lintang

selatan .Adapun batas-batas wilayahnya meliputi:

Sebelah utara berbatasan dengan Kota Makassar dan kabupaten Maros.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba dan

Kabupaten Takalar;

Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Takalar.

Sebelah barat berbatasan dengan kota Makassar dan kabupaten Takalar.

Luas keseluruhan daerah ini adalah 1.883,33 Km2 , yang terbagi kedalam 18

kecamatan dan 158 Desa/kelurahan, berikut kecamatan-kecamatan di kabupaten Gowa ;

1. Kecamatan Somba Opu

2. Kecamatan Barombong

3. Kecamatan Bontomarannu

4. Kecamatan Palangga

5. Kecamatan Parangloe

6. Kecamatan Pattallassang

7. Kecamatan Tombolo Pao

8. Kecamatan Manuju

9. Kecamatan Tompobulu

10. Kecamatan Bontolempangan

11. Kecamatan Biringbulu

Page 15: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

15

12. Kecamatan Tinggimoncong

13. Kecamatan Bungaya

14. Kecamatan Bajeng

15. Kecamatan Bontonompo

16. Kecamatan Bajeng Barat

17. Kecamatan Bontonompo selatan

18. Kecamatan Parig

Curah hujan didaerah ini setiap tahun mencapai 2000-3000 mm, dengan suhu udara

pada dataran rendah 22 c – 26 c dan suhu pada dataran tinggi 18 c-21 c.

Dalam hal kemiringan tanah di kabupaten Gowa memiliki:

o Kemiringan 0 – 2 m sebanyak 294,28 Km;

o kemiringan 2 – 15 m sebanyak 263,79 Km;

o kemiringan 15 – 40 m sebanyak 660 Km;

o kemiringan diatas 40 m sebanyak 664,38 Km

Ketinggian daerah ini juga bervariasi antara:

o 0 – 25 m seluas 437,64 km;

o 25 – 100 m seluas 89,53 km;

o 100 – 500 m seluas 338,34 km;

o 500 – 1000 m seluas 439,79 km;

o diatas 1000 m seluas 350,03 km.

Selanjutnya pada daerah ini jumlah hari hujannya setiap bulan bervariasi, dan bulab

yang paling banyak hari hujannya adalah bulan Nopember, Desember, januari, Pebruari dan

Maret, jumlah curah hujannya juga paling besar diantara bulan tersebut.

Dengan keadaan yang di miliki Malino ini, dapat berguna sebagai pendukung utama

dalam pembudidayaan tanaman teh yang berguna bagi masyarakat maupun orang dari luar.

Iklim maupun cuaca yang ada pada daerah tersebut sangat efisien untuk sebagai tempat

penanaman teh ini yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam tempat

penanaman teh.

Page 16: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

16

Posisi kebun teh yang memiliki areal sangat luas ini berada di arah utara kota Malino,

tepatnya di Dusun Pattapang, sekitar tiga kilometer dari pasar inpres Malino.

Pada awalnya, perkebunan teh ini merupakan hutan lindung, tetapi untuk keperluan

tertentu, akhirnya diubah menjadi perkebunan teh. Perkebunan teh ini dimanfaatkan untuk

kebutuhan ekonomi, pariwisata, serta sebagai penahan rembesan air hujan yang dapat

menyebabkan erosi. Tanaman teh yang dipilih karena akarnya yang serabut mampu menahan

partikel tanah yang terbawa rembesan air hujan. Selain itu, teh juga termasuk tanaman yang

rapat. Luas permukaan ini kurang lebih 200 ha dan tanaman yang diprioritaskan adalah teh,

namun terdapat pula perkebunan tanaman lain seperti strawberry, dsb.

Kebun ini sebagai salah satu bentuk konservasi alam untuk melestarikan persediaan air

untuk daerah-daerah hilir. Perkebunan ini merupakan salah satu kaki gunung Bawakaraeng.

Perusahaan yang membentuk perkebunan ini mempekerjakan ± 200 pekerja dari

masyarakat sekitar. Penanaman teh ini dilakukan mengikuti struktur bukit namun ada pula

dilakukan secara terasering. Hal ini juga untuk konservasi alam. Pada tanaman teh ini dapat

dilakukan peremajaan jika pucuk daunnya tidak dapat lagi dipetik. Caranya berupa

pemangkasan daun-daunnya. Pemangkasan ini pula bermaksud agar tanaman tehnya tidak

terlampau tinggi.

Teh Malino dihasilkan dari kebun teh di dataran tinggimoncong, Gowa, Sulawesi

Selatan. Pendirian perusahan teh ini merupakan hasil kerja sama dari Mitsui Norin Co. Ltd

dan PT. Dharma Incharcop Coy, sebagai share holder, dengan bendera PT. Nittoh Malino Tea.

IV.2 Pengolahan perkebunan teh Malino Highlands.

Jenis tanaman teh yang ditanam dan dikelolah oleh pabrik ini ada dua jenis tanaman yaitu

teh hitam dan teh hijau yang memiliki perbedaan karakteristik yang amat berbeda dengan satu

sama lainnya yaitu :

1. Daun teh hitam, ciri-cirinya daunnya lebih besar warnanya lebih gelap dan pada

umumnya dikomsumsi setiap hari sebagai minuman untuk bersantai.

2. Daun teh hijau, ciri-cirinya ukuran daun lebih kecil, dengan warna hijau tua, rasanya

pahit dan sangat bagus untuk kesehatan terutama untuk menurunkan berat badan, dan

daunnya lebih besar warnanya lebih gelap.

Dalam tehnik pembudidayaan tanaman yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah tehnik

vegetatif dan tehnik generatif, namun yang umum digunakan yaitu tehnik vegetatif yaitu suatu

tehnik dengan menggunakan ranting tanaman dengan cara di steak sebagai bibit.

Adapun tehnik pemeliharaannya yang dilakukan secara kontinyu dan terbagi kedalam

beberapa bagian yang antara lain sebagai berikut:

Page 17: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

17

1. Penyiraman (langsung dengan selang dan peresapan air),

2. Penyulaman (mengganti tanaman yang lama dengan yang sejenis dan seumur),

3. Pemupukan (organik dan anorganik yang diberikan 3-4 kali dalam setahun),

4. Pemangkasan (untuk menghindari perambatan tanaman yang dapat menyulitkan para

pekerja dalam proses pemetikan).

Dalam satu kali (sehari) hasil produksi yang diperoleh biasanya 3-4 ton, dimana 1 ton teh

biasanya diolah menjadi 200 kg teh jadi. Produksi teh yang dihasilkan oleh prusahaan ini 92 -

95 % dikirim ke Jepang untuk dikelolah kembali dalam berbagai rasa. Yang kemudian di

ekspor kembali kebeberapa negara termasuk Indonesia

Proses Pengelolaan

Tahap-tahap pengelolaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Proses pelayuan

b. Penggulungan dengan menggunakan the roller.

c. Penggilingan

d. Disortasi basah yakni proses pengayakan.

e. Permentasi alami

f. Pengeringan dengan over dryer.

g. Disortasi kering.

Pengangkutan

Pengangkutan bahan baku yang perlu diperhatikan:

tumpukan pucuk selama pengangkutan aerasi yang cukup

benturan mekanis diusahakan serendah mungkin

hindari adanya panas matahari yang langsung mengenai pucuk

Pelayuan

Tujuan:

- mengurangi kadar air sampai tingkat layu tertentu

Page 18: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

18

- elemaskan daun sehingga digiling tidak pecah

- meletakkan dasar-dasar fermentasi

Kondisi Pelayuan:

- lingkungan: T, RH, Volume dan Laju udara

- pucuk daun: KA, mutu (analisis petikan)

Alat: Withering Trough (palung pelayuan)

T = ± 27oC, (beda Tbk-Tbb) = 3-4 oC

laju = 30000 cfm

tebal hamparan ±25 cm (±30 kg/m2)

Prinsip Pelayuan: melewatkan udara hangat melalui daun teh sampai mencapai derajat

layu tertentu

Derajat layu: perbandingan antara berat daun layu dengan berat daun segar dalam

satuan persen

layuan ringan : KA 57-60 % DL 40-43 %

layanan sedang : KA 54-56 % DL 44-46 %

layanan berat : KA 50-53 % DL 47-50 % Tanda-tanda pucuk layu:

apabila dikepal-kepal menjadi bola

apabila diraba seperti meraba sapu tangan sutera

apabila diremas tidak menimbulkan bunyi patah

tulang muda dapat dilenturkan tanpa patah

apabila tangan ditekankan akan meninggalkan bekas

aromanya tercium sedap berbeda dengan daun segar atau kurang layu

Penggilingan

Dilakukan 3-4 tahap, tergantung skema gilingannya

Tiap tahap penggilingan diikuti dengan pengengayakan (sortasi basah)

Tujuan:

- memecahkan dinding sel pucuk teh sehingga cairan sel bercampur dengan enzim dan

udara luar

- menggulung daun agar menjadi keriting

- mengecilkan ukuran daun

- meletakkan dasar bagi proses fermentasi

Page 19: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

19

Prinsip kerja: gerak putar silinder di atas meja untuk menggulung, memeras,

memotong

Menurut gerakannya : double dan single action

Sortasi Basah (Pengayakan)

Tujuan : memisahkan bagian yang halus (bubuk) dan bagian yang kasar (badag)

sehingga diperoleh bubuk yang seragam, supaya hasil fermentasi sempurna dan

pengeringan dapat merata

Alat Pengayak DIBN (double india breaker natsorteedeer) , RRB (rotary roll breaker)

Fermentasi

Berlangsung sejak pucuk mengalami giling I dan berakhir ketika masuk kedalam

mesin pengeringan

Tujuan : untuk memperoleh aroma, rasa dan warna air seduhan seperti yang

dikehendaki, sebagai akibat reaksi kimia yang terjadi selama fermentasi

Pengendalian Proses Fermentasi

- mengupayakan suhu bubuk tidak terlalu tinggi

- memberikan RH sekitar bubuk hampir jenuh

- menyediakan oksigen yang cukup dengan aerasi

- memabatasi waktu fermentasi

Pengeringan

Tujuan:

- menghentikan proses fermentasi

- untuk memperoleh hasil akhir berupa teh kering yang tahan lama disimpan, mudah

diangkut dan diperdagangkan

Prinsip: Menghembuskan udara panas melewati hamparan teh yang telah difermentasi,

udara yang paling panas bersentuhan dengan bubuk teh yang paling kering

Faktor:

1 . Suhu dan volume udara yang dihembuskan

2. Jumlah input bubuk basah

3. Waktu pengeringan (kecepatan gerak tray)

Page 20: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

20

Sortasi Kering

Tujuan:

- membersihakan teh kering dari potongan serat dan batang

- memisahkan jenis-jenis mutu teh sesuai ukuran yang dikehendaki pasar - apabila

diperlukan harus pula memperkecil partikel teh

Alat :

1. Bubble tray (memisahkan bubuk kasar dan halus)

2. Chota ( mengelompokkan berdasarkan ukuran partikel)

3. Vibro screen (pemisahan powdery dari bubuk teh)

4. Fibrex (membersihkan serabut)

5. Winnower (memisahkan berdasarkan berat jenis)

6. Cutter (memotong bubuk menjadi lebih kecil) 7. Chrusher (memperkecil bubuk

kasar)

Sortasi gagal apabila:

- permukaan teh tidak mengkilat

- perubahan warna hitam menjadi kelabu

- ukuran partikel tidak merata dan masih banyak serat, tangkai dan debu .

Setelah pengolahan tersbut maka akan dilakukan pemasaran , baik di edarkan ke luar

negeri maupun di daerah sekitar.

Page 21: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

21

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1. Dengan keadaan yang di miliki Malino ini, dapat berguna sebagai pendukung utama

dalam pembudidayaan tanaman teh yang berguna bagi masyarakat maupun orang dari

luar. Iklim maupun cuaca yang ada pada daerah tersebut sangat efisien untuk sebagai

tempat penanaman teh ini yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan

dalam tempat penanaman teh.

2. Tahap-tahap pengelolaan yang dilakukan adalah sebagai berikut , Proses pelayuan,

Penggulungan dengan menggunakan the roller, Penggilingan, Disortasi basah yakni

proses pengayakan., Permentasi alami, Pengeringan dengan over dryer, Disortasi

kering.

V.2 Saran

Di harapakan agar pemilik perkebunan teh tersebut untuk memperbaiki alat alat yang

rusak karena dengan memperbaiki alat alat yang rusak, dalam pengolahannya dapat berjalan

cukup lancar tanpa ada kendala.

Page 22: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

22

DAFTAR PUSTAKA

http://sasyi.blogspot.com/2010/11/perkebunan-teh-malino.html

Arifin, S. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina,

Gambung, Bandung

Ghani, Mohammad A. 2002. Dasar- dasar Budidaya Teh. Buku Pintar Mandor Cetakan

Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 23: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

23

LAMPIRAN

Page 24: Laporan Penelitian (Kebun Teh Malino Highlands)

24