LAPORAN PENELITIAN · 2020. 1. 9. · LAPORAN PENELITIAN HIRA .. "R.J.illi PADA PRODUK RANClll'W...
Transcript of LAPORAN PENELITIAN · 2020. 1. 9. · LAPORAN PENELITIAN HIRA .. "R.J.illi PADA PRODUK RANClll'W...
. .
LAPORAN PENELITIAN
HIRA .. "R.J.illi PADA PRODUK RANClll'W BANGUN Bl!..NGUJ;TAN BllNGUNJJl
DI !CAMPUS .UNIVERSJ!TAS GJLDJAH Ir!ADA
DENGAN BJAYA DPP-UGM TAHUN 1988/1989
POS Pf-NELITIAN ·
NOMOR KONTRAK: UGM/1395/M/09/01
TANGGAL : 2 JA~UARI 1989
DIAJUKAN · OLEi-1: •
Ir. J?JOKO WIJONO H.Arch.
N.I.P 130 937 693
Kepada FAKULTAS TEI<NlK
UNIVERSITAS GADJAH MADA . YOGYAKARTA
1989
IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA
; II
22
24
JV
2
dirancang .terutama hanya untuk memenuhi fungsi. sedangkan makna dan
k.omposisi t_idak b·anyak tertuang dalam penampilan visual bangunan;
tampak dan denah. : II
Pengamatan khusus terhadap kaidah hirarkht baik pengamatan pada
kompos.isi ·bentuk (formal) ataupun pengamatan pada komposisi ruang
(spatial) menelorkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
J. Apakah kaidah hirar.khi teJah tertuang daJam penampilan vi~ual
.komposisi bangunan?
2. Apabila benar , seberapa jauh kaidah-kaidah hirarkhi telah tertuang ?
3. Apakah ada hubungan penempatan ele.men antara komposisi bentu.k
dengan komposisi ruang?
4. Apabila ada, bagafmana hubungan itu? I
I .1.2. Keaslian PeneJitian
Seperti diuraikan dalam tinjauan pu_stak~ . penelitiati pada bidang ini ·
umumnya tidak menjan~ah detil komponen komposisi. (Schrimbeck , 1987; .·
Me. Cue, 1978) Salah satu usaha melakukan penelitian komposisi arsitck tur ' .
yang mengarah kedetil kompon.en komposisi dilakukan oleh Zcnan dkk .
. ( 1987); tetapi, penilaian atau. pengukuran terhadap sam pel yang diambil
relatif masih subjektif. karena diukur oleh para peneliti sendiri tanpa
melibatk~n ot~ afl!~ diluar peneliti, dengan mengembangka!1 tolok ukur. Cara
senuicam ini sebenarnya juga dilakukan oleh Schrimbeck.
' .
... ,
I·
; II
Faktor keaslian lain yang terdapat dalam penelHirln 'ini adalah dengan
dilakukannya koreksi gambar -- sebagai sampet yang diteliti ·-- terhadap
penyimpangan pelaksanaan.
Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mencoba melihat . .
l~bih oetail penerapan teod yang telah diperoleh dj bangku sekolah kedaJam
arsitektur praktis, dengat1 metoda peniJajan oleh l1eberapa yud, sehingga
subjektifitas dapat ditekan serendah-rendahnya. ·
'
1.1.3. Faedah Penelitian
I. 1.3.1. Faedah untuk Pembangunan
Keberhasilan p€melitian ini' dapat memberi kontribusi cara
peningkatan nilai tambah pada kwalitas bangunan.
I .1.3.2. Faedah untuk Ilmu Pengetahuan
Keberhasilan atas penelitian ini. menghadirkan pengetahual? baru
yang menerangkan perkembangan penerapim teori arsitektur secara praktis.
Baik atau buruk perkembangan teori yang diteliti tetap dapat mcndorong
para arsitek meningkatkan mutu karyanya.
,. '
. '
s
Secara umum hirarkhi diartikan sebagai tata jenjang (ranking) sesuatu
yang di.teh'lpkan berdasarkan kedudukannya dalam konteks lingkungannya. ' .
Sesuatu terseb~t ditetapkan posisinya atas dasar pedoman yang diturunkan
dari derajat hubungan antara ia ~an bagian-bagian anggota yang hiin.
Dengan sederhana Sukada ( 1 988) mengartikan bahwa hirarkhi adalah
aturan yang dapat -. menentukan kedudukan _sesuatlt tersqbut secara ·
bertingkat, dari yang paling rendah hingga ynag paling tinggi. \
Oahim teori bentuk estetis, The Liang Gie ( 1983) menguraikan . .
hirarkhi sebagai salah satu ciri . komposisi bentuk estetis. Elemen a tau
komponen yang disusun dalam suatu · komposisi. dikelompokkan menjadi . .
kelompok unsur. terpenting, unsur pent.ing, dan unsur tidak penting. Dalam . .
pengolahan komposisi b~rasaskan hinirkhi, unsusr-unsur terpenting
didudukkan sebagai suatu tema yang sengaja diterapkan. Tingkat.
pentin.gnya suatu unsur at.au elemen komposi~i diurai~an juga oleh Ching
(198.1). Dalam rancang bangun arsitektur, perbec;iaan elemen kompos\si
-- · baik perbedaan aturan tata letak elemen yang digunakan, bentuk ,
dimensi , warna, ataupun · tekstur -- yang nyata dan hadir dalam :komposisi
bentuk dan tata ruang arsitektur merupakan refleksi derajat kepent.ingan
eJemen bentuk dan eletnen ruang, dalam kedudukannya pada tata
komposisi. ..
Banyak kasus meng~adirkan suatu karakter, , ~ahwa perbedaan-
• perbedaan yang terdapat dalam suatu komposisi' -- yang dapat
merefleksikan perbedaan fungsional itaupun makna simb.olis -- merupakan
titik kritis dalam· penentuan . ·tatanan '(order) kompos1si. Ini · berarti
J·
' r
6
identifikasi derajat kepentingan elemen-elemen atau · unsur komposisi . merupakan b~gian yang penting pula. Untuk mengolah (ar.ticulating)
elemen-elemen komposisi · menurut denijat kepentingannya didalam
organisasi, dapat dicapai dengan car a. me mberikan sesuatu yang "unik" pad a
tata visual. Keunikan tersebut dapat dip.eroleh dengan mcmbedakan
~kuran, bentuk, letak, dan ujud permukaan elemen yang penting atau
dipentingka!J. dalam organisasi komposisi.
i
Hirarkhi dalam rancang bangun arsitektur adalah manifestasi tata
jenjar::tg · suatt.i · kwatitas elemen arsitektur (Clark and Pause. 19851.
· Perbedaan kwalita~ . etemen-elemen datam komposisi arsitektur merupakan
, petunjuk untuk mengidentifikasi derajat kepentingan elemen-elemen
tersebut. Dengan membedakan bobqt kwalitas masing-masing elemen
komposisi, dapat disusun tata jenjang. (ranking) ele men komposisi.
Pengamatan terhadap pola, skat~ . konfigurasi, gedmetri. dan artikulasi'
komposisi suatu lingkungan binaan, dapat dilakukan identifikasi adanya
hirarkhi pada komposisi tersebut. Pengamatan terhadap faktor-faktor ini
dapat berhasil baik bila didasark~m pada identifikasi dominasi ~chadiran
elemen-elemen tersebut. Elemen yang kehadirannya mendominasi
kehadiran e.le'tnen-elemen ya~g lain menunjukkan bahwa elemen tersebut
penting a tau dipentingkan. Untuk menentukan suatu ele men yang hadir I : IJ
dan dapat dipandang penting, maka pengukur~n terhitdap · kwalitas dan
kekayaan · artikulasi. kwalitas dan kekayaan de til, seda kwalitas dan
kekayaan ornamen dapat digunakan sebagai metode (Ching, 1981 ).
I . I
'
· 7
Penelitian dalam bictang arsitektur, khususnya mengenai komposisi, '
umumnya berrupa suatu .kritik yang menganctalkan referensi yang
dipercayai oleh si pengritik. Karena berorientasi pacta subjek yang
mengeritik maka subjektifitas selalt1 hactir ctalam penelitian semacam itu.
Dalam penelitian semacam itu bukti empiris tidak banyak berbicara.
Misalnya Me Ctle ·( 1978) meneliti -- atau ·lebih eta pat cth~~but mengritik -
Laboratoriu m IBM Santa Teresa. Dalam "pe.nelitiannya" ia . berpegang pacta I • fl
pe_rsepsi yang tu mbuh melalui penggunaan kaca matanya senttiri, yang tentu .
saja sangat subjektif.
Beberapa konsep, diantaranya ·.actalah JJJ:J.'fsii.1g struclure. repelllive 10
· U11ite, plaJJ 10 sectkm or e/evatiOJJ.s. dan hirarkhi telah dikembangkan ·oJeh
Clat·k ( 1985) untuk digunakan sebagai dasar evaluasi karya arsitektur cia Ia m
penelitiannya. Sebagai .kasus diambi1 karya-karya arsitektur yang dirancang
oleh arsitek terkenal didunia. .Pengambilan data , dilakukan dengan
ident.ifi.kasi konsep-konsep yang digunakan untuk merancang karya-karya
arsHektur tersebut, tetapi ,niasih diragukan apakah operasionalisasi kon:;:ep-. .
konsep tersebut ' didasari oleh keterangan para arsitek peranca1ignya. . .
Asu msi yang dapat diambU Clark telah · banyak memasukkan unsur
subjektifitasnya.
Senan dan Wijono· ( 1987) melakukan penelhian se)en.is terhadap
fasade museum seni di seantero Amerika Serikat. Usaha -usaha yang teluh
di1akukan untuk mempero1eh keterangan da~i sampe1 yang diambi.l dari
gambar yang- dimuat dalam maja1ah arsitektur tertentu han)'a didiskusikan
I •
9
2. Hirarkhi adalah tata jenjang susunan bagian-bagian komposisi dala·m
suatu organisasi ko(llposisi.
3. Untuk mengukur hadirnya hirarkhi dalam komposisi dapat diamat.i
unsur-unsur pola, skala, konfigurasi, geometri, dan ai·tikulasi komposisi ; '
sedangkan pengukurannya dipa.kai cara pembedaan ukuran, bentuk , dan
lt:ta.k e1emen-e1emen komposisi. "Dominasi" visual eleme·n-elemen
merupakan salah satu alat ukur faktor pentingnya elemen dalam
komposisi.
4. Per1u · dikembangkan meto.de atau cara pengukuran yang dapat •'
mereduksi ~ubjektifitas; misalnya dengan memanfatkan tim penilai atau
yuri penilai.
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah : ·, : II
. ' ·• 1. Hirar.khi kompos.isi fasade pad a batlgunan-bangunan berlantai lebih dari
. dua di kampus Universitas Gadjah Mada me~1punyai karakteristik yang
berragam :·
2. Kaidah-kaidah hirarkhi dalam pengolahan komposisi fasade tidak
tertu·ang.
I I
'· .I
\ . ; .. • I
' '
10
3. Diti'njau dari bHdah-kaidah hlra.tkhi .pada kotnpos~si, tldak ada hubungan
penempatan elemert komposisi arttata komposisi bentuk (format) dengan
komposisi ruang (spatial).
• !' •
I .
12
11.3. jatan Penelitian
Gambar rencana bangunan dievaluasi dan dikoreksi terhadap
penyimpangan atau kesalah~n dalam pelaksanaan. Pengoreksian meliputi
letak elemen fasade , ukuran elemen fasade, dan perubahan letak ruang.
Pengoreksian dilakukan melalui pengukuran setempat dan pengambilan
fot.o.
Bersamaan dengan . proses pengoreksian, dilakukan ujicoba
operasionalisasi konsep hirarkhi dan pertanyaan untuk para yuri. Dari 'hasH
.ujicoba diperoleh kejanggalan-kejanggalan dalam pertjawaban pertanyaan,
disamping terdapat beberapa juri yang salah pengertian terhadap
operasionalisasi konsep hirarkhi yang diperkena1~an. A tas dasar evaluasi
ujicoba )Tang telah dilakukan, perbaikan operasionalisasi konsep dan
pertanyaan dilakukan u_ntuk mendapatkan data yang sahih.
• I
Setehi.h sam pel dan alat pengambilan data. selesai dirancang; secara
bertahap gambar dibawa kehadapan yuri untuk dinilai dengan
menggunakan pertanyaan rang 1diajukan secara tertulis . Untuk menjaga
kemungkinan salah pengerthin .opetasionaHsasi konsep, peneHti nienyertai
juri dalam penilaian.
Setelah data terrekam, data kemudian dikelompokkan menurut
ju.mlah tipe e1einen hirarkhi. cara pembedaan eiemen hirarkhi, dan
hubungan antara komposisi denah dan komposisi fasade.
13
il.4. Analisis HasH .
Hasil-hasil yang diperoleh dianalisis secara statistik .dengan
karaktersitik sebagai berikut :
1. Data berskala no~inal dlanalisis dengan· "frekwensi relatif" (persentase ). ·
2. D.ata berskala ordi~~l dianalisis dengan· "frekwensi relatif" ( persentase ). ·
Hasil yang dapat disajikan · dari usaha analisis tersebut -dianallsis lanju.t
secara kwaHtatif dengan car.a mengkaitkan terhadap te.ori yang mempunyai
hubungan, baik huhungan _positif ataupun negatif. • I
. ' .
14
Ill. BASIL PBNBLITIAN DAN PBMBAIIASAN
Dalam pembahasan ini akan diuraikan hasil-hasil yang diperoleh
selama penenlitiari terutama pada dalam usaha mencarai ja~·aban atas . .
pertanyaan~pertanyaan penelitian. Uraian mengenal hasil dan pembahasan I
.. tidak dibicarakan secara terpisah melainkan marupakan uaraian hasH dan
pembahasan menurut topik-topik yang harus dijawab. · Topik yang
dibicarakan dalam pembahasan ini meliputi; penggunaan kaidah hirarkhi
dalam komposisi (oleh para arsitek profesional}, dan elemen-elemen
hirarkhi sebagai pembentuk komposisi.
II L 1. Penggunaan K.aidah liirarkhi dalam K.omposisi •
Penggunaan kaidah 'hirarkhi diamati dalam penelitian ini didasarkan \
oleh adanya kehadiran hirarkhi dalam komposisi. fasade bangunan. Untuk
mengu~ur kehadiran hirarkhi dalam kom.posisi beberapa tolok ukur telah
ditentukan sebelumnva. Tolok ukur tersebut adalah : identifikasi elemen-. * .•
elemen fasade yang dapat tampil menonjol secara visuaJ; pengelonipokan
elemen-e1emen yang sama atau mirip menurut ukuran, bentuk peletakanl
I bahan, dan tekstur (texture) bahan; penentuan jenjang kedudukan kel~mpok
antara keJompok yang satu dengan'l kelompok elenien yang lain yang
didasarkan atas toJok ukur tingkat dominasi kehadiran elemen, tingkat
l •
16
100% 1----------------
50%
25%
0% • CJ) a: a: '-= ::!: E ~ F F ~ ~ ~ ~rd -( ~ ~
· ;::) :J. a: ~ a:z 0.. 00 vZ tn(!:S ~~ ~ CJ)
_w _z --I:H a: a: §~ a:<
< < :;~a:
o:u; < >O >0 NZ s: ::;)0: _w
>< a:oo m :JO MOO >O · --<
O:::I:
5:~
DIAGRAM 1 DISTRIBUS I KEHADIRAN HIRARKHI MB~URUT YURI
Dari diagram· diatas dapat dii"ihat bahwa semakin battyak praktek . ·~
dilakukan oleh arsitek, semakin sedikit dapat melihat kehadiran kaidah
hirarkhi dalam komposisl . arsitektur. Pernyataan diatas dilandasi oleh
asumsl bahwa setelah · menja_di 'sarjana arsitektur, arsitek profesional
atauptin sarjana arsitektur yang betgerak dibidang yang lain membina .
pengal~11nan profesional rancang bangun sejajar · dengan perjalanan waktu.
Oleh katena itu, keadaan dlatas . ke~ungkinan besar terbentuk oleh '
berbedanya penga~aman profesion.al rancang bangun. · Ini berarii
pengalaman prakte.k yang dipunyai oleh seseorang memberi pengaruh ' . . cukup besar . dalam memanggil kembali ingatannya untuk menyusun tolok
I • o
u.k ur yang digunakan untuk mengevaluasi.
18
Orang yang tidak mempunyai gambaran atau latar belakang m.engenai
arsitektur kelihatan ,. sangat. terbatas .kemampuannya ~ala~ melihat
kehadiran asas komposisi, terbukti dua yuri yang tidak mempunyai
pengalaman arsitektur hanya dapa't menemukan kurang dari so % kehadiran
asas hirarkhi dalam kompsisi. Hal i~i saya kira wajar, meskipun pertanyaan . .
, yang diajukan kepada mereka telah didahului dengan penjelasan ·secara . .
sederhana tentang operasionalisasi teori komposisi. Oleh karena itu hasH · . .
yang diberikan oleh kelompok yuri yang tidak mempunyai latar betakang
teori arsit.ektur dapat diabaikan.
Dari pe,mbahasan diatas ·kel!hatan bahwa dalam suatu kondisi latar
belakang teori dan pengalaman rancang bangun apapun orang sebenarnya
tetap dapat me1Hiat adanya kehadinin. asas-asas · ko.mposisi rancang bangun
arsitektur; sehingga dalam ben.luk tanca~g bangun arsitektur seperti ap~pun orang dapat meliha.t kehadiran asas tersebut dalam komposisi arsitektur.
Dengan demikian sesuatu yang dihasilkan oJeh para yuri dapat
mei1Unjuk.kan bahwa a~as hit'arkhi tela,h hadir atau diterapkan daJam pr~ses
rancang bangun arsitektur bangunan-bangunan di kampus Universitas
Gadjah .Mada.
. •.
..
z ~ z z a: -( ~ -( a: ~
-(
~ :J z ffi -
::t ::..::: w -< :J Ol Ol
00 _, w 0..
DIAGRAM 2 FREKWENS I PEMAKAIAN JOLOK UKUR PENGOL.A.H.A.N ELEMEN KOMPOSISI HIRARKHI
. 20
TOLOK UKUI
Bahan "finishing" }?angunan yang diterapkan sebagai sentuhan
terakhir pada karya ·arsitektur ternyata memb~ri pengaruh yang sangat
kuat pada pengohihan kompooisi, . terutama hila bahan tersebut dapat . .
dipandang sebagai bahan yang masih baru. Pengalaman atau pengenalan
terhad~p bahan finishing ini. tidak perlu diajarkan didalarn~ pendidikan yang
khusus. Setiap orang akan . dapat membedakan bahan yang satu dengan ' bahan yang lain dalam satlr komposisi, terlepas apakah oran~ mengetahui
nama atau jenis bahan . yang dibedakan; yang jelas mereka dapat .
membedakan antara bahan yang sat.u dengan yang 1ain.
Sementara ·itu bentuk, peletakan dan tekstur bahan merupakan
elemen yang kurang memberikan perannya sebagai tolok ukur. Pengalaman
23
pada komposisi · fasade, · kehadlrart kesimetrian pada fasade, atau
kehadiran pengulangan .komponert "komposisi.
6. Dengan demikian kurikilum pendidikan arsitektur sementara masih
dapat tnengajarkan teknik-t~knik komposisi arsitektur. l
•
'
. l
25
Sukada, BA.. 1988, Ana/isis Composisi Formal Arsitcktur Post
AFodern .. (makalah seminar), Universitas Indonesia, jakarta. ~
. .