LAPORAN PENDAHULUAN_ISOS
-
Upload
shofikhaqulilmy -
Category
Documents
-
view
214 -
download
2
description
Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN_ISOS
MenyendiriOtonomi
BekerjasamaInterdependen
ManipulasiImpulsif
Narcissisme
Menarik diriDependensi
Curiga
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. PENGERTIAN ISOLASI SOSIAL
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun
komunikasi dengan orang lain (Keliat dkk., 2006).
Menurut Dalami dkk. (2009) dalam Afdol (2012), isolasi sosial adalah gangguan
dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang
mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan
linkungan.
B. RESPON PADA ISOLASI SOSIAL
Respon Adaptif Respons Maladaptif
(Stuart. 2006)
Berdasarkan gambar rentang respon sosial di atas, menarik diri termasuk dalam transisi
antara respon adaptif dengan maladaptif sehingga individu cenderung berfikir kearah
negatif.
1. Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan kultural dimana
individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal.
a. Menyendiri (Solitude)
Respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara mengevaluasi
diri dan menentukan langkah berikutnya
b. Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide pikiran
dan perasaan dalam hubungan sosial
c. Bekerjasama (Mutuality)
Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu
untuk saling memberi dan menerima, merupakan kemampuan individu yang
saling membutuhkan satu sama lain
d. Interdependen
Kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain dalam membina
hubungan interpesonal
2. Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan suatu
tempat.
a. Menarik diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain, merupakan gangguan yang terjadi apabila
seseorang memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang lain untuk
mencari ketenangan sementara waktu
b. Ketergantungan (Dependen)
Terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses sehinggan tergantung dengan
orang lain
c. Curiga
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain
d. Manipulasi
Seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu, hubungan
terpusat pada masalah pengendalian dan berorientasi pada diri sendiri atau
pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain sehingga tidak dapat
membina hubungan sosial secara mendalam
e. Impulsif
Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang buruk dan
cenderung memaksakan kehendak
f. Narcissisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pencemburu dan marah
jika orang lain tidak mendukung
C. PENYEBAB ISOLASI SOSIAL
Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan isolasi sosial dibedakan menjadi 2, yaitu
faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
1. Faktor predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat
dipenuhi, maka akan menghambat masa perkembangan selanjutnya.
Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman bagi
individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi,
kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari ibu atau pengasuh pada bayi
akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya
rasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan
tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan dikemudian hari.
Oleh karena itu, komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini,
agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi penting
dalam mengembangkan gangguan tingkah laku seperti sikap
bermusuhan/hostilitas, sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-
jelekkan anak, selalu mengkritik, menyalahkan, dan anak tidak diberi
kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya, kurang kehangatan,
kurang memperhatikan ketertarikan pada pembicaraan anak, hubungan
yang kaku antara anggota keluarga, kurang tegur sapa, komunikasi kurang
terbuka, terutama dalam pemecahan masalah tidak diselesaikan secara
terbuka dengan musyawarah, ekspresi emosi yang tinggi, double bind, dua
pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang membuat
bingung dan kecemasannya meningkat.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh
karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga seperti
anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
d. Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif. Bukti
terdahulu menunjukkan keterlibatan neurotransmitter dalam perkembangan
gangguan ini, namun tetap diperlukan penelitian lebih lenjut.
Adanya faktor genetik inheritance
Hipotesis dopamin, dimana gejala muncul terutama karena aktivitas
hiperdopaminergik.
Studi neuroanatomik, temuan adalah pembesaran ventrikular,
atropiserebellar, fungsi premorbid buruk, respons terapi buruk, dan
kerusakan kognitif.
2. Faktor presipitasi
a. Faktor eksternal
Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunya stabilitas unit keluarga
seperti perceraian, berpisah dari orang yang berarti, kehilangan pasangan
pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dan dirawat di rumah sakit
atau di penjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi sosial.
b. Faktor internal
Stres Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya.Tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
D. TANDA DAN GEJALA ISOLASI SOSIAL
1. Gejala Subjektif :
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Respon verbal kurang dan sangat singkat
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
e. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
g. Klien merasa tidak berguna
h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidupnya
i. Klien merasa ditolak
2. Gejala Objektif :
a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Kurang spontan
c. Apatis, ekspresi wajah sedih, afektif datar
d. Ekspresi wajah kurang berseri
e. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun/tidak ada
g. Tidak memiliki teman dekat
h. Mengisolasi diri
i. Aktivitas menurun
j. Kepribadian yang kurang sehat
k. Tidak ada kontak mata, sering menunduk
l. Asyik dengan pikirannya sendiri
m. Lebih senang menyendiri
n. Menyendiri/berdiam di kamar
o. Tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim
p. Tidak ada rasa percaya diri
q. Tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain
r. Mondar-mandir, melakukan gerakan berulang/sikap mematung
E. PENATALAKSANAAN ISOLASI SOSIAL
Penataksanaan pada penderita gangguan jiwa dibagi dalam beberapa bentuk:
a. Suasana terapi (Lingkungan terapeutik)
Yang dimaksud suasana terapi adalah suasana yang diciptakan oleh dokter atau
perawat dengan klien yang dapat membantu proses penyembuhan klien. Dalam
teori keperawatan jiwa hal ini lebih dikenal dengan menciptakan hubungan saling
percaya antara perawat dengan klien.
b. Farmakoterapi.
Farmakoterapi adalah bentuk penatalaksanaan penderita gangguan jiwa dengan
pemberian obat-obatan anti-psikotik. Pengobatan ini diharapkan mampu
Koping individu tidak efektif terhadap stimulasi stresor internal maupun eksternal
Munculnya perasaan cemas dan mengacu pada harga diri rendah (situasional ataupun kronis)
Individu menjadi penyendiri (isolasi sosial)
Individu mengembangkan perilaku koping maladaptif
Resiko bunuh diri, resiko perilaku kekerasan
memperbaiki keadaan somatik atau biologis tubuh yang berhubungan dengan
perubahan perilaku penggunaan obat-obatan anti psikotik dapat mempengaruhi
keseimbangan Neurotransmitter pada sistem embolik otak sehingga efek
gangguan perilaku seperti halusinasi dan apatis dapat teratasi.
c. Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seorang
pasien yang dilakukan oleh seorang yang terlatih dalam hubungan profesional
secara sukarela, dengan maksud hendak menghilangkan, mengubah, atau
menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu, dan
mengembangkan pertunbuhan kepribadian secara positif.
Psikoterapi dilakukan dengan pemberian support kepada klien untuk
meningkatkan aspek positif diri. Pada penderita gangguan jiwa dengan perilaku
isolasi sosial, bentuk psikoterapi dalam keperawatan yang paling efektif
digunakan adalah terapai aktifitas kelompok dengan sosialisasi.(W.F Maramis,
1998).
F. POHON MASALAH
G. DATA YANG PERLU DIKAJI- Riwayat keluarga terkait penyakit gangguan jiwa
- Riwayat penyakit pasien dan pengobatannya
- Riwayat trauma (bio, psiko, sosio, spiritual)
- Pemeriksaan fisik meliputi TTV, head to toe, dan keadaan umum
- Perkembangan fungsi keluarga, konflik keluarga, dan mekanisme kopingnya
- Pengkajian psikososial sebelum dan sesudah sakit
- Stres lingkungan yang dialami klien
- Pemicu gejala: kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi
buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang
penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress
agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaan,
kemiskinan, keputusasaan.
H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Dx keperawatan
PerencanaanTujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
Isolasi sosial b.d perubahan status mental
TUM : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x pertemuan:- Pasien dapat menyadari penyebab isolasi sosial- Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain serta lingkunganTUK 1Klien dapatmembinahubungan salingpercaya denganperawat.
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukkan rasa tenang dan ada kontak mata
- Mau berjabat tangan dan menyebut nama
- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada kllien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
1.Hubungan saling percaya akan menimbulkan kepercayaan klien pada perawat sehingga memudahkan dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
1. Memotivasi klien memandang dirinya secara positif
2. penilain negatif
aspek positif yang dimiliki.
- Kemampuan yang dimiliki klien
- Aspek positif keluarga klien
- Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
2. Hindari memberi penilaian negatif
3. Diskusikan kemampuan yang masih dimiliki klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
semakin menambah rasa tidak percaya diri klien
3. Kemampuan dalam melaksanakan kegiatan meningkatkan harga diri klien
TUK 3 : klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
klien dapat menyebutkan /alasan menarik diri pada dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan
1. Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri.
3. Diskusikan dengan klien tentang perilaku menarik dirinya.
4. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkannya.
1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang menarik diri sehingga perawat dapat merencanakan tindakan selanjutnya.
2. Untuk mengetahui alas an klien menarik diri.
3. Meningkatkan pengetahuan klien dan mencari pemecahan bersama tentang masalah klien.
4. Meningkatkan harga diri klien berani bergaul dengan lingkungan sosialnya
TUK 4 : klien Klien dapat menyebutkan 2 1. Diskusikan tentang 1. Meningkatkan
dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain.
dari 3 manfaat berhubungan dengan orang lain.
Mendapatkan teman
Mengungkapkan perasaan
Membantu pemecahan masalah.
manfaat berhubungan dengan orang lain
2. Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat berhubungan dengan orang lain.
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan manfaat berhubungan dengan orang lain.
pengetahuan klien tentang perlunya berhubungan dnega orang lain.
2. Untuk mengetahui tingkat permohonan klien terhadap informasi yang telah diberikan.
3. Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
TUK 5: Klien dapat membuat rencana kegiatan yang realistis sesuai kemauan dan kemampuan klien
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadual yang dibuat.
1. Bimbing klien untuk dapat menentukan keinginanya dalam beraktivitas( berolahraga,merawat diri)
2. Berikan contoh cara berinteraksi dengan orang lain
3. Berikan kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan dihadapan perawat
1. Memberikan klien gambaran tentang kemampuannya
2. memberikan role model bagi klien sehingga mudah bagi klien untuk melakukan kegiatan/berinteraksi
3. Memberikan klien gambaran tentang kemampuannya dan penilain terhadap dirinya
TUK 6 : Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam meningkatkan
- Keluarga ikut serta saat perawat berinteraksi dengan klien
- Keluarga dapat memberi dukungan dan
1. Anjurkan keluarga untuk dapat memotivasi klien untuk melakukan aktivitas
2. Anjurkan agar keluarga dapat menyediakan
1. Keluarga mempunyai arti yang penting bagi klien
2. Mendukung klien dalam melakukan aktivitasnya
harga dirinya pujian- Keluarga memahami
jadwal kegiatan harian klien
fasilitas yang terkait dengan kegiatan
Tindakan keperawatan untuk keluarga.
a. Tujuan:
Keluarga mampu merawat klien dengan isolasi sosial
b. Tindakan:
1) Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Menjelaskan tentang masalah isolasi sosial yang ada pada klien dan dampaknya
3) Menjelaskan tentang penyebab isolasi sosial
4) Berdiskusi dengan keluarga tentang cara merawat klien dengan isolasi sosial
a) Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji
b) Memberikan semangat dan motivasi kepada klien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan
orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi klien dan memberikan pujian yang wajar
5) Memperagakan cara merawat klien dengan isolasi sosial
6) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat klien isolasi sosial yang telah didiskusikan
7) Menyusun rencana pulang klien bersama keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
- PADA KLIEN -
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Tujuan
a. Membangun kepercayaan klien pada perawat
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berintraksi dengan orang lain
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
1. Orientasi
Salam
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan nama
Evaluasi/validasi
- Menanyakan kabar dan suasana hati klien.
Kontrak (topik, waktu, tempat)
- Menanyakan kesediaan untuk berdiskusi
- Menanyakan tempat yang dipilih untuk berdiskusi
- Mendiskusikan waktu untuk berdiskusi
2. Kerja
- Menanyakan ulang siapa nama perawat yang saat ini berdiskusi dengan klien
- Menanyakan apa yang dirasakan klien saat ini
- Menanyakan apa yang membuat klien sendirian di kamar
- Mendiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Mendiskusikan tentang kerugian apabila tidak berinteraksi dengan orang lain
- Mengajarkan klien untuk berkenalan dengan satu orang
- Mengajarkan klien untuk berbincang-bincang dengan keluarga
- Membuat jadwal harian untuk berbincang-bincang dengan keluarga
3. Terminasi
- Menanyakan perasaan yang dialami klien setelah berdiskusi dengan perawat
- Mengulangi hal-hal penting yang menjadi point diskusi, seperti hal positif dan waktu
mandi yang tepat untuk klien
- Merencanakan pertemuan selanjutnya, waktu dan tempat
- Memberikan salam
STRATEGI PELAKSANAAN 2
Tujuan
a. Melatih klien untuk berinteraksi dengan orang
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
c. Membantu klien untuk mematuhi jadwal harian yang terlah dibuat
1. Orientasi
Salam
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri kembali
Evaluasi/validasi
- Menanyakan kabar dan suasana hati klien
Kontrak (topik, waktu, tempat)
- Menanyakan kesediaan untuk berdiskusi
- Menanyakan tempat yang dipilih untuk berdiskusi
- Mendiskusikan waktu untuk berdiskusi
2. Kerja
- Menanyakan apa yang telah klien lakukan sepanjang hari ini
- Menanyakan jadwal yang telah disepakati untuk berbincang-bincang dengan orang
lain
- Menanyakan bagaimana perasaan klien ketika melakukan aktivitas sesuai jadwal
- Mengajak klien dan anggota keluarga pergi ke luar kamar dan berjalan-jalan di
sekitar ruangan sambil menyapa orang-orang di sekitar
- Meminta klien untuk memperaktekkan berinteraksi dengan orang lain
- Meminta ijin klien untuk mengenalkan atau mengajak orang dalam pertemuan
selanjutnya
3. Terminasi
- Menanyakan perasaan yang dialami klien setelah berdiskusi dan diajak aktivitas
dengan perawat
- Memberikan pemahaman kepada keluarga tentang pentingnya klien mendapat
perhatian lebih dan memuji klien tiap klien bisa melakukan perubahan
- Merencanakan pertemuan selanjutnya, waktu dan tempat
- Memberikan salam
STRATEGI PELAKSANAAN 3
Tujuan
a. Menggali apakah klien telah patuh dengan jadwal aktivitas yang disepakati di pertemuan 1
b. Mengenalkan klien dengan perawat lain atau orang lain
c. Membangun kepercayaan klien dengan orang lain
1. Orientasi
Salam
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri kembali
- Memperkenalkan orang yang diajak oleh perawat
Evaluasi/validasi
- Menanyakan kabar dan suasana hati klien
Kontrak (topik, waktu, tempat)
- Menanyakan kesediaan untuk berdiskusi
- Menanyakan tempat yang dipilih untuk berdiskusi
- Mendiskusikan waktu untuk berdiskusi
b. Kerja
- Mengenalkan seseorang yang diajak untuk berinteraksi dengan klien
- Memberikan klien perasaan nyaman bahwa orang yang diajak adalah orang yang
baik dan dapat dipercaya
- Memberi kesempatan klien untuk berdiskusi dengan orang yang diajak
- Mengajak klien untuk melakukan aktivitas yang telah dijadwalkan sebelumnya
- Menanyakan kepada klien dimana klien mandi tadi pagi dan apakah klien senang
dengan pakaian yang ia pakai
- Memberi pujian terhadap penampilan klien
- Menganjurkan klien untuk berinteraksi dengan dua orang atau lebih di esok hari
setelah mandi pagi hari
- Menanyakan kepada anggota keluarga tentang kegiatan yang dilakukan klien
c. Terminasi
- Menanyakan perasaan yang dialami klien setelah berdiskusi dan diajak aktivitas
dengan perawat
- Menanyakan perasaan klien setelah berkenalan dan berdiskusi dengan orang yang
diajak
- Merencanakan pertemuan selanjutnya, waktu dan tempat
- Memberikan salam
- PADA KELUARGA -
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Tujuan
a. Membangun kepercayaan keluarga klien pada perawat
b. Menggali masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
c. Keluarga dapat memahami tentang pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial dan proses
terjadinya
d. Keluarga dapat memahami cara merawat pasien dengan isolasi sosial
1. Orientasi
Salam
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan nama
Evaluasi/validasi
- Menanyakan kabar dan suasana hati klien.
Kontrak (topik, waktu, tempat)
- Menanyakan kesediaan untuk berdiskusi
- Menanyakan tempat yang dipilih untuk berdiskusi
- Mendiskusikan waktu untuk berdiskusi
2. Kerja
- Menanyakan apa yang dirasakan keluarga
- Menanyakan siapa orang yang biasa merawat pasien
- Menanyakan bagaimana cara yang biasa dilakukan keluarga saat merawat pasien
- Menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami selama merawat pasien
- Menjelaskan tentang pengertian isolasi sosial
- Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang muncul
- Menjelaskan pentingnya perawatan pasien dengan isolasi sosial dengan baik oleh
kelaurga
- Menjelaskan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
3. Terminasi
- Menanyakan perasaan yang dirasakan setelah berdiskusi dengan perawat
- Mengulangi hal-hal penting yang menjadi point diskusi
- Merencanakan pertemuan selanjutnya, waktu dan tempat
- Memberikan salam
STRATEGI PELAKSANAAN 2
Tujuan
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien isolasi sosial
1. Orientasi
Salam
- Mengucapkan salam
Evaluasi/validasi
- Menanyakan kabar dan suasana hati keluarga
Kontrak (topik, waktu, tempat)
- Menanyakan kesediaan untuk berdiskusi
- Menanyakan tempat yang dipilih
- Mendiskusikan waktu untuk berlatih
2. Kerja
- Menanyakan apa yang diajarkan cara merawat pasien pada pertemuan sebelumnya
- Mengajak keluarga untuk merawat langsung pasien sesuai dengan hal-hal yang
telah diajarkan
- Menanyakan jika keluarga merasa kesulitan dalam latihan merawat pasien
- Berilah pujian jika keluarga berhasil mempraktekkan cara merawat pasien
3. Terminasi
- Menanyakan perasaan yang dialami keluarga setelah berdiskusi dan berlatih cara
merawat pasien
- Menanyakan bagaimana cara untuk merawat klien
- Memberikan pemahaman kepada keluarga tentang pentingnya klien mendapat
perhatian lebih dan memuji klien disetiap klien bisa melakukan peningkatan
- Merencanakan pertemuan selanjutnya, waktu dan tempat
- Memberikan salam
STRATEGI PELAKSANAAN 3
Tujuan
d. Membantu keluarga dalam membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
e. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
1. Orientasi
Salam
- Mengucapkan salam
Evaluasi/validasi
- Menanyakan kabar dan suasana hati keluarga
Kontrak (topik, waktu, tempat)
- Menanyakan kesediaan untuk berdiskusi
- Menanyakan tempat yang dipilih untuk berdiskusi
- Mendiskusikan waktu untuk berdiskusi
2. Kerja
- Menanyakan perasaan dalam merawat pasien setelah diajarkan perawat cara
merawat pasien
- Menyanyakan kembali bagaimana cara merawat pasien dengan baik
- Mengajarkan ke keluarga tentang aturan minum obat pasien
- Mengajarkan keluarga dalam menyusun jadwal harian aktivitas klien
- Mengajarkan hal yang harus dilakukan jika ada masalah dalam pengobatan klien
- Menjelaskan waktu pasien untuk kontrol ke petugas kesehatan
b. Terminasi
- Menanyakan perasaan yang dialami keluarga setelah berdiskusi
- Menanyakan poin-poin hal yang telah didiskusikan
- Memberikan salam
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.
Stuart dan Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Afdol, M dkk. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Pasien dengan Masalah Isolasi Sosial di Ruangan Rawat Inap Jiwa
Doenges.E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri, edisi 3. EGC : Jakarta.