laporan pendahuluan konstruksi rusunawa

170
58 KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant Jl. A P. Pettarani Blok GA. 10/10A Telp. 0411-458643 Faks 455329 Makassar I. 1. Latar Belakang Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara . Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa . Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Duasudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh . Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir , sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri , khususnya industri perikanan . Jumlah penduduk kota Bitung tahun 2002 adalah 145.439 jiwa atau naik sebesar 3,66% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 140.310 jiwa. Penduduk tersebut tersebar pada lima kecamatan yang ada, masing-masing kecamatan Bitung Selatan 16.602 jiwa (11,42%), kecamatan Bitung Tengah 37.283 jiwa (25,63%), kecamatan Bitung Barat 29.465 jiwa (20,26%), kecamatan Bitung Timur 49.263 jiwa (33,87%) dan Kecamatan Bitung Utara 12.826 jiwa (8,82%). Berdasarkan pendataan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2002 diketahui bahwa di kota Bitung terdapat sebanyak 34.933 rumah tangga dengan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebanyak 4,16 jiwa. BAB I PENDAHULUAN

Transcript of laporan pendahuluan konstruksi rusunawa

KHARISMA KARYA, pt

Engineering Consultant

Jl. A P. Pettarani Blok GA. 10/10A Telp. 0411-458643 Faks 455329 Makassar

KHARISMA KARYA, pt

Engineering Consultant

Jl. A P. Pettarani Blok GA. 10/10A Telp. 0411-458643 Faks 455329 Makassar

I. 1.Latar Belakang

Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Duasudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan. Jumlah penduduk kota Bitung tahun 2002 adalah 145.439 jiwa atau naik sebesar 3,66% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 140.310 jiwa. Penduduk tersebut tersebar pada lima kecamatan yang ada, masing-masing kecamatan Bitung Selatan 16.602 jiwa (11,42%), kecamatan Bitung Tengah 37.283 jiwa (25,63%), kecamatan Bitung Barat 29.465 jiwa (20,26%), kecamatan Bitung Timur 49.263 jiwa (33,87%) dan Kecamatan Bitung Utara 12.826 jiwa (8,82%). Berdasarkan pendataan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2002 diketahui bahwa di kota Bitung terdapat sebanyak 34.933 rumah tangga dengan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebanyak 4,16 jiwa. Dari data kependudukan di atas maka Kota Bitung dapat digolongkan kepada Kelas Kota Sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.Visi pembangunan perumahan dan permukiman menekankan papan sebagai kebutuhan dasar. Penekanan ini mengandung arti bahwa setiap orang atau keluarga di Indonesia berhak menempati rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman dan berkelanjutan guna mewujudkan masyarakat yang berjati diri, mandiri dan produktif. Sedangkan dalam mengembang misi penyelenggaraan perumahan, kemampuan pemerintah sangat terbatas, disamping itu iklim pembangunan perumahan saat ini belum cukup mendukung percepatan pemenuhannya. Oleh karena itu perlu menggali sumber daya dan potensi masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan bagi rakyat Indonesia.Paradigma pembangunan saat ini sangat menjaga stabilitas lingkungan, baik social maupun alami sebagai habitat manusia. Lebih jauh lagi telah dipahami bahwa penyediaan perumahan dan permukiman sudah tidak dapat lagi dengan membuka lahan baru (lahan produktif pertanian) di pinggir kota (urban sprawl). Dengan demikian penyediaan perumahan dan permukiman di perkotaan harus menghemat lahan dan memanfaatkan aset-aset kota yang sudah ada secara optimal. Program-program peremajaan kembali lingkungan perumahan dan permukiman (housing renewal) dan infill housing di kawasan pusat kota merupakan salah satu solusi yang banyak dipilih di beberapa kota metropolitan di dunia.Gagasan pembangunan perumahan sederhana secara vertical, rumah susun sederhana, belum banyak diminati masyarakat umum. Kondisi ekonomi dan social di Indonesia belum memungkinkan untuk meningkatkan laju pembangunan perumahan, khususnya rumah susun. Selain itu budaya hidup secara horizontal yang masih kuat, mengakibatkan masih banyak penduduk yang enggan menempati rumah susun, karena dianggap tidak sesuai dengan pola dan disiplin hidup mereka. Namun demikian bentuk perumahan vertical masih dipandang sebagai pemecahan yang relevan dalam menangani masalah perumahan di kota-kota besar. Pemerintah pada tahun 2012 akan membangun Rumah Susun Sederhana Berbasis Sewa (Rusunawa) di Indonesia. Untuk itu diperlukan pembangunan rusunawa yang relevan dengan kondisi actual Indonesia khususnya. Pembangunan rumah susun yang dimaksud, bukan hanya memenuhi kriteria maupun persyaratan secara teknis konstuksi, namun juga sebagai bangunan yang mempunyai wujud arsitektural yang baik dan sehat (healthybuilding), sekaligus mencerminkan khasanah arsitektur yang berkembang di Indonesia, cara penataan bangunan diatur secara benar (sesuai peraturan) dan ramah lingkungan dan cara pengaturan ruang yang efektif dan efisien. Selain itu yang kalah pentingnya adalah bahwa design rumah susun ini secara social budaya dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, secara ekonomis/finansial layak bangun dan mampu dimanfaatkan/terjangkau oleh kelompok sasarannya.

I.2. Maksud, Tujuan, dan SasaranI.2.1. Maksud

KAK Manajemen Konstruksi Pembanguan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dimaksud sebagai pedoman penugasan yang harus diikuti oleh konsultan Manajemen Konstruksi Rusunawan dalam melaksanakan pekerjaannya dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Susun ini dapat dlaksanakan dan diselesaikan oleh kontraktor pelaksana sesuai rencana.

I.2.2. Tujuan

Manajemen Konstruksi ini agar mutu pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa dan prasarananya dilaksanakan dengan efisien (layak fungsi dan terjangkau), efektif (disain rumah yang mempertimbangkan budaya dan pola hidup calon penghuni) dan berkelanjutan (menjadi contoh yang baik bagi lingkungan, kawasan dan kotanya).

Sasaran Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa I.2.3. Sasaran

adalah :

a. Terarahnya pelaksanaan program pembangunan rusunawa pada khususnya, dan perumahan permukiman pada umumnya.

b. Tersedianya landasan/dasar bagi pemerintah daerah dalam membuat keputusan/pertimbangan dalam pembangunan rusunawa.

c. Terkendalinya proses perencanaan konstruksi dan peaksanaan konstruksi rusunawa secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta diselenggarakan secara tertib.I.3. Lokasi Pekerjaan

I.3.1 Kondisi lokasi Pekerjaan pada pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) di Bitung yaitu:

Lokasi : Kel Sagerat Weru I, Kec Matuari, Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Dengan Koordinat : LU. 1.42998 BT. 125.099 Letak Lokasi Pekerjaan Di peta dapat dilihat pada peta sebagai berikut ini:

KONDISI UMUM KECAMATAN MATUARI Kecamatan Matuari merupakanKecamatan matuari merupakan kecamatan berbatas dengan kabupaten minahasa utara, iklim di daerah ini memiliki iklim tropis. Daerah matuari merupakan daerah komuniter. Luas Wilayah : 31.977,00 km2 Dengan Batas Wilayah : Sebelah Utara: Kec.Ranuwulu Sebelah Selatan: Selat Lembe Sebelah Barat Kec. Kema: Sebelah Timur: Kec. Girian Keadaan permukaan tanah di kecamatan Matuari pada umumnya dataran dengan persentase : Datar

: 3 % - 5 % ====== 25 %

: Berbukit : 7 % - 25 % ====== 75 %: Iklim

: Tropis Minimum 16 C - 32 C atan matuari terdiri dari KELURAHAN SAGERAT WERU I1. Sagerat : 480 Ha2. Tanjung Merah : 829 Ha

3. Manembo nembo : 310 Ha

4. Manembo nembo Tengah : 236 Ha

5. Manembo - Atas : 450 Ha

6. Sagerat Weru satu : 25 Ha

7. Sagerat Weru dua : 233 Ha

8. Tendeki : 308,15 Ha I.3.2. KONDISI LAHAN

Kondisi lahan lokasi proyek berupa dataran tinggi. I.3.3. FOTO-FOTO LAHAN RUSUNAWA DAN AKSES JALAN MENUJU KE LOKASI :

I.4. Lingkup PekerjaanI.4.1 Kegiatan Manajemen Konsruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam pembangunan bangunan Rusunawa, mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaa, tahap pelelangan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan. Karena sesuai penugasan sebagai manajemen konstruksi (MK) adalah suatu cara/system pengolahan pelaksanaan fisik/proyek yang meliputi tahapan-tahapan persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan pengoperasian serta merupakan suatu kesatuan system yang menyeluruh secara terpadu dan mencapai hasil optimal dalam aspek kualitas, biaya, mutu dan waktu.

Manajemen Konstruksi terdiri atas : Tahap Persiapan. (Bobot 5%)Membantu Pengolahan kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia jasa perencanaan, mempersiapkan pelaksanaan seleksi penyedia jasa, menyiapkan surat perjanjian pekerjaan perencanaan. Tahap Perencanaan. (Bobot 10%)Dalam kegiatan ini akan dilakukan koordinasi dengan tim Teknis pemberi Tugas, sehingga dalam menyusun rencana kerja dapat dikaitkan dengan semua arahan dan masukan dari pengguna jasa.

Penyusunan Rencana Kerja

Setelah Kntraktor ditetapkan dan tahap pelaksanaan dimulai maka pengawas harus segera meminta kepada kontraktor untuk membuat Rencana Kerja Untuk diteliti lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui time Schedule sangat penting sebagai pegangan dalam pelaksanaan tersebut.

Dari sini dapat diketahui jika terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan.

Bagaimana realisasi pelaksanaan yang ada terhadap schedule yang direncanakan sesuai lebih maju apa terlambat.

Kita dapat segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan schedule tersebut. Baik yang meliputi material, Alat, tenaga maupun koordinasi dan lain-lain.

Karena itu pembuatan time schedule harus benar benar teliti/ cermat dan logis. Dan ini harus dibuat oleh tenaga yang berpengalaman luas dalam bidang pelaksanaan. Bila time schedule salah buat, mungkin sebenarnya kita sudah mencapai kemajuan, yang baik, tetapi terlihat schedule terlambat atau sebaliknya. Sebab itu Pengawas perlu ikut mempelajari dengan baik/teliti kebenarannya, sebelum time schedule tersebut disahkan. Pembuatan Format laporanFormat atau form Supervisi dibuat untuk memudahkan dalam pengecekan kuantitas pekerjaan serta pencapaian progress fisik. Sebelum pelaksanaan pekerjaan konsultan membuat format dan didiskusikan/diasistensikan terlebih dahulu kepada pemberi tugas untuk mendapatkan kesepakatan bersama agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi perselisihan.

Pada tahap ini konsultan akan melakukan beberapa kegiatan antara lain:

a. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan, yang meliputi program penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pertahapan penyusunan dokumen lelang.

b. Memberikan konsultan kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiesi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi.

c. Mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program.

d. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan.

e. Menyusun laporan bulanan kegiatan konsultasi manajemen konstruksi tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.

f. Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun program pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pelelangan.

g. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.

h. Mengadakan mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.

i. Mereview kelengkapan document Serah terima I dan Serah terimah II pekerjaan Konstruksi Fisik.

Tahap Pelelangan. (Bobot 5%)Pada tahap ini ada beberapa kegiatan/kewajiban yang akan dilaksanakan oleh konsultan Manajemen Konstruksi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Membantu Pengelola proyek dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.

b. Membantu panitia lelang dalam menyusun harga perhitungan sendiri (Owners Estimate) pekerjaan konstruksi fisik.

c. Membantu Panitia Lelang melakukan pra-kualifikasi calon peserta pelelangan.d. Membantu panitia Lelang dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik.e. Membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan.

f. Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.

g. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik.

h. Menyusun laporan proyek tahap pelelangan. Tahap Pelaksanaan. Bobot (80%)Pada tahap ini ada beberapa kegiatan/kewajiban yang akan dilaksanakan oleh konsultan manajemen adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran fisik hasil konstruksi, serta penyediaan dan penggunaansumber daya berupa : tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program quality Assurance/quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).b. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengedalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.c. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.d. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.

e. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:

i. Memeriksa dan memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasanii. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

iii. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik.

a. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

iv. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksanaan konstruksi.v. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

vi. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh pelaksana konstruksi.vii. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I (pertama).

viii. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I (pertama), dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.

ix. Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.x. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima I (pertama), berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima II (kedua) pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.

xi. Membantu pengelola kegiatan dalam menysun Dokumen pendaftaran.

xii. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat laik fungsi (SLF) dari pemerintah Kabupaten/Kota setempat.

f. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.I.4.2. Lingkup Tugas

Manajemen Konstruksi Pembanguanan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) lokasi Bitung dengan spesifikasi umum sebagai berikut: Jumlah Bangunan: 1 twin Block (5 Lantai)

Luas bangunan: 4.400 m2/ Twin Block Type Unit Hunian: 24 m2

Jumlah unit hunian: 96 Unit Hunian + 2 Unit diffable + 1 Unit Ruang Pengelola + 1 Ruang serba Guna + Mushola dan parkir motor Struktur Bawah: pondasi tipe sumuran diameter = 1 m, panjang = 5 m Struktur Atas: Precast PSA (Pracetak Sambung Akhir)

Struktur Dinding: Pasangan Batako + Plester dan Acian luar dalam + cat

Struktur Atap: Rangka Baja Ringan + Atap Metal Roof Berpasir

Lantai Dasar bangunan diperuntukkan untuk fasilitas ekonomi.

Diharapkan kegiatan Manajemen Konstruksi ini nantinya sesuai sasaran fisik yang meliputi luas bangunan, kegiatan pekerjaan dan PSD.

2.1 Konsistensi Manajemen Konstruksi Terhadap Pelaksanaan Pembangunan RUSUNAWA

Bab ini akan membahas tentang bagaimana konsultan Manajemen Konstruksi melaksanakan tugas dalam suatu proyek, seperti pada umunya konsultan Manajemen Konstruksi akan merupakan pendamping utama bagi pemberi tugas dalam pelaksanaan suatu proyek, sehingga tugas Konsultan Manajemen Konstruksi akan mempunyai 4 (empat) tahap pelayanan jasa konstruksinya yaitu:

Tahap persiapan antara lain : Mobilisasi Personil dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan

Pengendalian pada proses perencanaan

Pengadaan kontraktor pelaksana konstruksi Fisik

Pengendalian administrasi dan teknik proyek secara keseluruhan pada tahap konstruksi fisik.

Tahap perencanaan Melakukan pendampingan dan konsultasi kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan perecanaan Melakukan konsultasi kegiatan perencanaan

Mengendalikan program perencanaan

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak-pihak yang terlibat dalam tahap perencanaan

Menyusun laporan bulanan kegiatan konsultan MK tahap perencanaan dan merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis apabila terjadi penyimpangan

Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan serta menyusun program pelaksanaan pelelangan bersama-sama konsultan perencana dan membantu kegiatan panitia pengadaan dalam proses pelelangan konstruksi fisik Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran pekerjangsuran pekerjaan perecanaan

Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi Mereview kelengkapan document serah terima I dan serah terima II pekerjaan Konstruksi fisik.

Tahap Pelelangan Membantu pengelola proyek dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik

Membantu panitia lelang dalam menyusun harga perhitungan sendiri (Owner Estimate) pekerjaan konstruksi fisik

Membantu panitia lelang dalam melakukan pra kualifikasi konstruksi fisik

Membantu panitia lelang dalam menyebarluaskan pengumuman pelelangan, baik melaui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik

Membantu dalam proses pelelangan mulai dari pembukaan penawaran dan evaluasi terhadap penawaran kontraktor yang masuk

Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan konstruksi (kontrak)

Menyusun laporan proyek tahap pelelangan

Tahap Pelaksanaan Konstruksi Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh pemborong

Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, seerta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan

Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan konstruksi fisik

Melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi

Memonitor progress pekerjaan konstruksi fisik dilapangan Mengendalikan schedule yang telah dispakati bersama dan melakukan rapat rutin mingguan dan bulanan

Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi sesuai dengan KAK

Secara keseluruhan pelayanan jasa konsultasi tersebut diatas mencakup bidang teknik dan administrasi yang secara menyatu harus dapat dipertanggung jawabkan kepada Negara dan norma norma serta aturan standar nasional yang berlaku.Konsep flowchart pada proses perancangan yang dikendalikan oleh konsultan manajemen konstruksi adalah seperti tersebut di bawah ini.

Bagan Alir 2.1.1. Flowchart pada proses perancangan

Konsultan management Konstruksi dapat mengendalikan dan mempersiapkan standard dimensi dalam menyajikan gambar gambar detail engineering (DED) yang dibuat oleh Konsultan Perencana.

Bedasarkan pada output/keluaran yang ingin dicapai pada pekerjaan manajemen konstruksi pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) tersebut yaitu kualitas pekerjaan yang baik sesuai spesifikasi teknik, tepat waktu dan dana, maka pendekatan dan methodology pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:2.1.1. PENDEKATAN

Pendekatan yang digunakan dalam jenis pekerjaan konsultan manajemen konstruksi pembangunan pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) ini adalah terintegrasinya proses pembangunan secara keseluruhan (integrated overall development process),yaitu terintegrasinya pelaku pembangunan yang terdiri dari Konsultan MK/Pengawas, Kontraktor Pelaksana serta direksi dari pengguna jasa dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis, waktu serta dana yang dialokasikan untuk menghasilkan pembangunan yang optimum.Ketiga pelaku pembangunan tersebut akan bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sesuai dengan kontrak dan atau surat keputusan, dengan menjalin komunikasi secara integral dan parsial

Gambar 2.1.1. Integrasi antar pelaku pembangunan2.1.1.1.Pendekatan Teknis

Pendekatan yang akan dilakukan oleh Konsultas dalam proses penyelesaianpekerjaan Manajemen Konstruksi (MK) Pembangunan Rumah Susun Sederhan Sewa (Rusunawa) ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) aspek yaitu : Aspek personil dan manajemen.

1. Aspek Personil :

Penugasan personil akan didasarkan pada nama dan kualifikasi yang diajukan dalam usulan teknik. Personil yang akan ditugaskan / dimobilisasi, terlebih dahulu diberikan pembekalan teknis terutama mengenai tujuan akhir dari pekerjaan ini dan proses tahapan pencapaian sesuai KAK, serta mekanisme kerja dengan pemberi tugas.

Akan diciptakan kondisi kerja yang memungkinkan terjadinya koordinasi horizontal dan vertical, supaya semua anggota tim dapat bekerja secara efisien dan efektif.

Menitik beratkan pada pelaksanaan program pengawasan mutu perencanaan secara aktif sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal

2. Aspek manajemen

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan , konsultan akan melaksanakan pendekatan yang bias mengoptimalkan keseluruhan sumber daya yang di gunakan dalam proyek ini. Proses pendekatan tersebut dilakukan secara terus menerus yang mencakup :

Perencanaan keseluruhan pekeraan yang akan dilaksanakan , baik pekerjaan dilapangan maupun pekerjaan di kantor. Dalam proses ini akan didefinisikan hasil / sasaran yang ingin dicapai dan menetapkan cara / metode untuk mencapai sasaran tersebut. Pengorganisasian keseluruhan aktifitas dengan mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota tim proyek sedemikin sehingga tujuan manajemen konstruksi ini dapat tercapai

Pengarahan kepada anggota tim untuk melaksanakan tugas aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaanya.

Pengendalian terhadap aktifitas pekerjaan yang sedang berlangsung guna memastikan bahwa tim bergerak ke arah sasaran dengan memonitor kemajuan pekerjaan serta menciptakan metode metode dan teknik penjadwalan untuk mendapatkan penghematan waktu.2.1.1.2. Target utama pekerjaan

Dalam melaksanakan tugasnya , konsultan manajemen konstruksi akan melaksanakan pekerjaan dengan target utama sebagai berikut :1. Obyek pekerjaan

Setiap bagian obyek pekerjaan maupun komponen bagian obyek pekerjaan harus diawasi secara benar yang dilandasi dengan kedisiplinan, baik yang menyangkut perihal macam,merek,kualitas,maupun kuantitasnya dan apabila terjadi permasalahan harus diselesaikan secara benar, lugas dan tuntas.

2. Professional

Personil yang ditugaskan harus mempunyai keahlian dan pengalaman yang cukup, dan sesuai dengan bidang keahliannya sehingga dapat memberikan arahan, petunjuk,peringatan maupun teguran kepada kontraktor.

3. Segala bentuk administrasi, koordinasi, penyelesaian masalah teknis maupun administratif harus melalui prosedur seperti yang tertuang dalam surat perjanjian kontrak , atau kesepakatan kesepakatan lain yang telah di setujui bersama semua pihak yang terlibat dalam proyek ini.

2.1.2.METHODOLOGI2.1.2.1. Metode pelaksanaan kegiatan

Konsultan manajemen konstruksi dalam menjalankan tugasnya perlu koordinasi dengan pengelola kegiatan dan instansi terkait agar fungsi dan tanggung jawab konsultan pengawas dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh pejabat pembuat komitmen.

2.1.2.2. Methodologi pengendalian mutu

Seperti dijelaskan sebelumnya , konsultan menempatkan pengawasan / pengendalian mutu sebagai aspek proyek yang terpenting dan oleh Karena itu konsultan akan dengan hati hati membentuk suatu team lapangan, membuat metode metode dan langkah langkah serta system pelaporanya sehingga menjamin setiap pekerjaannya yang dilaksanakan oleh kontraktor sudah sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan .

Bukan berarti konsultan mengharapkan kesempurnaan atau mencoba memaksa kontraktor untuk membuat sesuatu yang melebihi apa yang tercantum pada dokumen kontrak sehingga mengakibatkan hasil yang negative.

Sebaiknya konsultan mengusahakan yang terbaik dengan mencari jalan penyelesaian setiap masalah yang dialami kontraktor sedemikian rupa sehingga hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan.

Secara garis besar program pengendalian mutu yang diusulkan akan diuraikan dibawah ini .1. Pengontrolan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, konsultan akan memeriksa dan mengontrol semua bahan ,peralatan dan tenaga kerja yang akan dilibatkan dilapangan .Konsultan juga akan memeriksa ketepatan semua stake-out dari kontraktor. Setiap penyimpangan atau ketidak tepatan dicatat dan diselesaikan bersama antara konsultan dengan kontraktor. Data yang ada kaitanya dengan pematokan dan pekerjaan survey akan direkam kedalam buku lapangan yang seterusnya dikirimkan ke PPK setelah proyek selesai.

2. Pengujian Bahan

Konsultan akan melakukan pengujian rutin yang diperlukan untuk pengendalian bahan dengan peralatan laboratorium yang disediakan Kontraktor sesuai dengan Dokumen kontrak.

Mutu bahan yang dpakai dalam pekerjaan konstruksi akan dikontrol dengan mengadakan test/pengujian laboratorium dan test lapangan secara ketat dan sesuai dengan standard-standard sepert yang tercantm dalam dokumen kontrak. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, konsultan akan menyiapkan langka-langka secara terinci yang menyatakan test-test apa yang harus ditempuh berikut jumlah pengetesan, dengan memberikan contoh langkah-langkah tersebut kepada kontraktor sehingga bias dipahami.Pengujian akan dilakukan secara harian atau berkala, tergantung keperluan, dan akan mencakup, tetapi tidak dibatasi hingga test kepadatan (density dan CBR lapangan), Analisa Butiran, Test Stabilitas, Test kekuatan tekan beton, test penentuan kehancuran agregat dengan mesin los angeles, test Portland cement, test saluran dan pipa beton.

Test bahan akan dilakukan berkaitan dengan kemajuan pekerjaan. Hasil test akan segera diberikan ke kontraktor dengan memberikan tanggapan. Semua test harus dilaksanakan pada waktu yang tepat, sehingga tidak menghambat kemampuan pekerjaan kontraktor. System pengujian yang berdasarkan pada pengambilan contoh secara acak dan secara statistic akan dipakai jika memenuhi syarat dan tidak bertentangan dengan spesifikasi.3. Pengawasan Pekerjaan

Salah satu dari tanggung jawab konsultan manajemen konstruksi adalah pengawasan pekerjaan dan monitoring. Konsultan akan melaksanakan program ini untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan kontraktor di inspeksi oleh tenaga-tenaga yang handal dan diawasi oleh tenaga ahli yang profesionil

Pengawasan ini merupakan dasar untuk menjamin mutu pekerjaan dengan spesifikasi dan jika ditemui pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi, Kontraktor secara resmi akan memberikan secara tertulis agar diadakan perbaikan yang diperlukan. Dalam hal ini, harus dijelaskan bahwa konsultan akan memberikan saran-saran untuk membantu kontraktor memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat. Dengan demikian mengurangi sebanyak mungkin pengeluaran biaya dan penggunaan waktu yang percuma untuk perbaikan pekerjaan. Sebagai contoh, sebelum kontraktor diperlukan melanjutkan pekerjaan tertentu seperti pengecoran, inspector dari konsultan akan memeriksa sebelumnya. Setelah semuanya sudah siap, kontrator akan diberikan surat tertulis yang memberikan persetujuan untuk melanjutkan pekerjaan pengecoran tersebut. Prosedur ini sangat membantu untuk menghindari kesalathan pelaksanaan dan memperkecil pemborosan yang tidak perlu.Konsultan akan menyiapkan serangkaian prosedur untuk pengawasan yang harus diikuti pada setiap kegiatan lapangan yang meliputi pelaporan, pemberian perintah-perinta secara tertulis kepada kontaktor, ijin untuk kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan menyetujui permohonan kerja, dan lain sebagainya.

Juga seperti diterangkan ditempat lain, konsultan akan meminta kontraktor menyusun metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan dimana menerangkan bagaimana cara pelaksanaan pekerjaan termasuk jenis peralatan yang dibutuhkan dan test-test yang harus dilaksanakan. Metode pelaksanaan yang sudah disetujui untuk pekrejaan tertentu akan diberikan kapada mandor dari kontraktor dan inspector dari konsultan sebagai pedoman sehingga dapat membantu melancarkan proses pekerjaan dan memberikan mutu yang di inginkan. Semua inspector di minta untuk meyiapkan laporan harian sebagai penyajian kepada team leader yang menceritakan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, lokasi kerja, kondisi cuaca, jumlah tenaga yang bekerja di lapangan, jenis dan jumlah peralatan yang digunakan dilapangan, perkiraan hasil pekerjaan yang diperoleh dan setiap kondisi yang tidak umum dan masih ada kaitannya dengan pekerjaan.Konsultan akan secara beraturan memeriksa peralatan kontraktor dan memberitahukan tentang kekurangan-kekurangan, kerusakan-kerusakan yang dijumpai atau perbaikan-perbaikan yang harus segera diambil. Tingkat produksi dibanding dengan jadwal yang diserahkan oleh kontraktor untuk memastikan apakah kemajuan pekerjaannya sudah sejalan atau belum. Semua contruction plant, pekerjaan-pekerjaan sementara dan pengoprasiannya dari kontraktor akan secara terus menerus dievaluasi untuk menentukan apakah mutu produksi dan keselamatan masih tetap dipelihara. Dan juga, kantin, perlengkapan kesehatan dan fasilitas penting lainnya dari kontraktor akan diperiksa agar dijamin apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada.Konsultan akan melakukan inspeksi bersama dengan kontraktor secara teratur terhadap bahan-bahan konstruksi yang disimpan dilapangan apakah kualitas bahan tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada serta bahan-bahan yang disimpan harus dijamin penyimanannya agar bebas dari segalah hal yang mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada bahan tersebut.Konsultan akan meringkas hasil-hasil yang diperoleh dari pengawasan pekerjaan kedalam laporan bulanan. Jika ada hal-hal khusus yang muncul, PPK akan diberi tahu melalui surat, laporan-laporan atau rapat-rapat yang meliputi perincian-perincian dan usulan-usulan pemecahan permasalahan yang masih ada hubungannya dengan pekerjaan.

Uraian yang lebih detail tentang penetuan sasaran pengendalian / supervise adalah sebagai berikut:

1. Melakukan supervise pelaksanaan pekerjaan, mengidentifikasi setiap persoalan yang terjadi dan mungkin terjadi di lapangan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan serta membuat rekomendasi untuk memecahkan persoalan yang ada.

2. Mengevaluasi dan mengendalikan / mengadakan supervise terhadap pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, yang menyangkut segi kuantitas, kualitas, biaya dan waktu pelaksanaan, sehingga dapat dicapai pekerjaan yang sesuai dengan dokumen pelaksanaan, dan dapat diterima dengan baik oleh pengguna jasa didukung pula dengan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan dokumen pembangunan.3. Meneliti dan mengevaluasi penjadwalan setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan dan memberikan cara untuk menjaga agar jadwal pelaksanaan tetap sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.4. Membuat standar kendali mutu, memonitor mutu pelaksanaan setiap bagian konstruksi dan memberikan peringatan secara dini terhadap kemngkinan terjadinya penyimpangan setiap tahapan pelaksanaan konstruksi.

Konsultan manajemen akan melakukan kegiatan kegiatan pengendalian/supervise pelaksanaan pembangunan rusunawa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam kontrak. Ditinjau dari sifat kegiatan dapat dibedakan antara kegiatan yang bersifat teknis, kegiatan yang bersifat administrative kegiatan tindakan. Masing-masing akan diuraikan sebagai berikut ini.1. Kegiatan yang bersifat teknis

Kegiatan manajemen konstruksi yang bersifat teknis adalah :

a. Melakukan fungsi pengelolaan (manajemen) proyek, pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan/ pembangunan rusunawa dalam hal ini meliputi pemantauan persiapan pelaksanaan pekerjaan, melakukan analisis kondisi pekerjaan, analisis potensi resiko atau kemungkinan yang akan timbul, memberikan masukan dan nasihat kepada berbagai pihak yang terkait dalam hal bidang teknis dan non teknis.

b. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam supervise pekerjaan dilapangan mencakup spesifikasi teknis, gambar rencana dan detail serta rencana anggaran biaya pelaksanaan.

c. Melakukan onservasi lapangan terhadap lokasi pekerjaan untuk mengidentifikasi apakah dokumen perencanaan sesuai dengan kondisi lapangan atau perlu dilakukan review design.

d. Melakukan review design apabila ada pekerjaan yang tidak memungkinkan dikerjakan akibat kondisi lapangan yang mngkin sudah berubah. Review design harus dikoordinasikan dengan Satker Pengembangan kawasan Permukiman Perkotaan Strategis.e. Melakukan perhitungan biaya yang diakibatkan oleh perubahan pekerjaan di lapangan dan mempertimbangkan kelayakan teknis teknologis.

f. Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa konstruksi mengenai persiapan pelaksanaan, metode kerja, jadwal pelaksanaan dan format-format laporan.

g. Melakukan supervise terhadap material yang digunakan, termasuk kualitas dan kuantitasnya serta kebenaran pengunaan ukuran, tenaga dan peralatan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada.h. Melakukan penelaahan terhada spesifikasi bahan/material dan peralatan yang diajukan oleh penyedia jasa konstruksi.

i. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh penyedia jasa konstruksi.j. Memeriksa, mengevaluasi dan merekomendasikan gambar-gambar kerja (shop drawing) yang di ajukan oleh kontraktor, serta memberikan saran-saran metode pelaksanaan yang tepat.

k. Memeriksa dan menyetujui request (permintaan pelaksanaan pekerjaan) yang diajukan oleh penyedia jasa konstruksi.

l. Melaksanakan supervise langsung dilapangan selama proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik.

m. Memberikan teguran-teguran dan arahan secara tertulis kepada penyedia jasa konstruksi apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan, dan menembuskan teguran dan arahan tersebut kepada pemilik pekerjaan (Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Strategis)n. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

o. Melakukan inisiasi pelaksanaan rapat-rapat dilapangan untuk mengevaluasi progress pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan masalah-masalah pelaksanaan konstruksi.p. Membuat laporan kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan (progress fisik) yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana.

q. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan (kumpulan laporan harian) dan bulanan pekerjaan Supervisi dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pelaksana konstruksi.

r. Menbuat dan menyampaikan laporan secara berkala laporan mingguan dan bulanan, serta laporan akhir dari hasil supervise yang meliputi kemajuan pekerjaan fisik, status keuangan proyek, serta melaporkan jadwal pelaksanaan dan masalah-masalah yang ada di lapanagan

s. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima 1, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan akhir pekerjaan supervise

t. Membuat dokumentasi pelaksanaan pada kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik 0%, 25%, 50%, 100%u. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) yang dibuat oleh kontraktor pelaksanaan sebelum serah terima 1, dimana As Built Drawing tersebut benar-benar menunjukkan hasil akhir dari pekerjaan yang telah dilakukan.

v. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima pertama dan kedua pelaksanaan konstruksi (6 bulan sejak serah terima pertama 1)

w. Memberikan rekomendasi pembayaran progress fisik kepada pengguna jasa2. Kegiatan yang bersifat administrasi

Kegiatan manajemen konstruksi yang bersifat administrasi adalah:

a. Mempersiapkan format-format untuk kepentingan administrasi dan teknis

b. Memeriksa laporan harian yang dibuat kontraktor

c. Membuat laporan mingguan berdasarkan laporan harian kontraktor yang berisi permasalahan dan solusinya, prestasi kerja, target pekerjaan untuk minggu berikutnya

d. Membuat risalah rapat tiap minggu

e. Mengadakan rapat koordinasi mingguan dengan pemilik proyek, investor, konsultan perencana, kontraktor dan pihak-pihak lain yang terkait dan membuat risalah rapat mingguanf. Membuat laporan bulanan yang berisi permasalahandan solusinya, prestasi kerja, foto dokumentasi dan saran-saran

g. Membuat berita acara prestasi pekerjaan untuk permohonan angsuran dan berita acara prestasi pekerjaan masing-masing tahap.

h. Menyelengarakan surat meyurat yang berkaitan dengan fungsi supervise

i. Membuat berita acara laporan kemajuan pekerjaan untuk penarikan termin pembayaran kontraktor.j. Membuat berita acara pekerjaan tambah kurang

k. Membuat laporan perubahan pekerjaan sehubungan dengan adanya pekerjaan tambah/kurang

l. Membuat berita acara pemeriksaan akhir pekerjaan

m. Membuat berita acara serah terima pekerjaan

n. Membuat laporan supervise o. Merekap/membukukan semua bentuk yang telah ditulis diatas serta menggandakannya dan mendistribusikannya ke semua pihak yang terkait

p. Hal lain yang berkaitan dengan proses administrasi

3. Kegiatan yang bersifat tindakan

Kegiatan manajemen konstruksi yang bersifat tindakan adalah:

a. Menyetujui / menolak sub kontraktor untuk pelaksanaan fisik yang akan dipakai oleh kontraktor

b. Menyetujui / menolak bahan / peralatan dari kontraktor untuk pelaksanaan fisik

c. Menyetujui / menolak personil dari kontraktor

d. Menyetujui / menolak penyerahan pekerjaan kontraktor

e. Memerintahkan pekerjaan khusus terhadap bagian pekerjaan yang meragukan

f. Memperingatkan kontraktor secara tertulis mengenai kelalaiannya dalam memenuhi persyaratan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak

g. Menghentikan sementara pekerjaan kontraktor bila terdapat penyimpangan yang kritis dari peraturan yang berlaku / dokumen

h. Memerintahkan kontraktor untuk bekerja lembur sesuai kebutuhan, merubah, memberi atau menolak permintaan perpanjangan waktu

i. Membuat rekomendasi kepada pemberi tugas untuk menunjuk kontraktor lain apabila terjadi kelambatan yang melebihi waktu yang ditentukan sesuai dalam kontrak atas beban kontraktor terdahulu.4. Strategi Manajemen

Setelah sasaran pelaksanaan manajemen konstruksi ditentukan dengan jelas maka salah satu komponen yang menentukan kesuksesan pekerjaan manajemen konstruksi adalah strategi manajemen. Uraian ini akan menjawab pertanyaan, seperti bagaimana struktur organisasinya, siapa yang bertanggung jawab, apa dan bagaimana melakukan monitoring kemajuannya, metode pelaporan yang digunakan, system aliran informasi, serta frekuensi pertemuan yang harus dilakukan. Untuk lebih jelasnya mengenai pendekatan manajemen pelaksanaan dapat dilihat pada bagan alir E.2. sebagai berikut:

Bagan Alir : 2.1.2.

Diagram Alir Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan

Dari diagram alir tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

Konsultan berkewajiban dalam bidang supervise baik dilihat dari segi mutu/kualitas dan kuantitas pekerjaan kontraktor dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

Mengarahkan dan memberikan solusi kepada pengguna jasa dan kontraktor apabila mengalami kesulitan dilapangan

Konsultan juga berkoordinasi dengan pengawas lapangan dilokasi kegiatan dalam hal pelaksanaan pekerjaan supervise Konsultan melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan fisik lapangan baik secara person dan dalam bentuk pelaporan kepada pengguna jasa

Konsultan juga memberikan masukan kepada pemberi tugas dan pengawas daerah dalam hal pekerjaan fisik lapangan.

5. Persetujuan atau penolakan dari pekerjaanPada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, konsultan akan melakukan inspeksi untuk menerima hasil pekerjaan secara tepat. Jika pekerjaan sudah dilakukan secara memuaskan dan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan serta bagian lain dari document kontrak, maka konsultan akan membuat rekomendasi secara resmi kepada PPK untuk penerimaan pekerjaan.Untuk pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak dapat diterima hasilnya, dikarenakan kualitas bahan manapun cara pelaksanaannya yang tidak baik maka dibuatkan catatan secara teknis dan tertulis alasan-alasan penolakan tersebut. Hal tersebut diatas diberitahukan kepada PPK mengenai setiap pekerjaan yang ditolak.

2.1.2.3.Pengontrolan Kemajuan Pekerjaan

1. Persetujuan dan Pengendalian Jadwal PelaksanaanSalah satu hal yang konsultan lakukan setelah surat perintah mulai kerja (SPMK) adalah melakukan diskusi dengan kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan secara terinci, dengan bertukar pikiran demi tercapainya jadwal pelaksanaan yang baik. Berdasarkan pengalaman dalam pengawasan konstruksi pada proyek yang sama, konsultan menyadari bahwa jadwal pelaksanaan membutuhkan evaluasi yang berkesinambungan untuk mendeteksi kemungkinan kelemahan pada struktur organisasi kontraktor, metode pelaksanaan, penugasan personil, penggunaan peralatan dan lain sebagainya.Berdasarkan kemajuan pekerjaan dari kegiatan setiap minggu konsultan akan segera mengevaluasi tentang kemajuan dari kegiatan kontraktor di lapangan dan langkah-langkah perbaikan apa yang harus diambil untuk mengurangi keterlambatan yang mungkin dialami.Jika ada kemungkinan terlambat, konsultan akan segera mengadakan rapat khusus dengan kontraktor untuk mendiskusikan semua item pekerjaan yang berhubungan dengan masalah tersebut, menunjukkan secara tepat apa permasalahannya, memberi pengarahan bagaimana mencari jalan keluar mengatasinya dan menginstruksikan kontraktor untuk mengambil tindakan segera. Perlu dicatat bahwa langka ini harus diambil sebelum keterlambatan tersebut terjadi, bukan sesudahnya.

2. Pengkajian ulang dan persetujuan atas rencana kerja kontraktor

Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji ulang dan mengevaluasi rencana kerja kontraktor yang memperlihatkan metode usulan dan prosedur pelaksanaan pekerjaan pekerjaan konstruksi. Rencana kerja ini menggambarkan secara detail kegiatan kontraktor pada mobilisasi, jadwal pelaksanaan yang memperhitungkan factor keamanan, metode pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode penyediaan dan penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja, organisasi kerja, sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

Perhitungan konsultan atas rencana kerja kontraktor memerlukan perhatian khusus pada beberapa pokok persoalan berikut:

Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat kontrak. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode critical path dengan pertimbangan semua kegiatan pekerjaan yang saling berkaitan.

Perhitungan pengendalian keselamatan, khususnya dari sudut mengamankan yang ada dan mempertimbangkandari sudut kenyamanan masyarakat.

Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai. Berdasarkan evaluasi diatas, konsultan akan meminta kontraktor untuk rencana kerja tersebut diperbaiki sesuai pendapat konsultan, kemudian akan disetujui tetapi tetap akan dikaji ulang lebih jauh jika memang diperlukan.

3. Merencanakan dan mengkoordinasikan kemajuan / jadwal pekerjaan Satu metode yang efektif untuk kemajuan pekerjaan secara memuaskan, atau bahkan untuk meningkatkannya, ini memerlukan perhatian yang sangat khusus pada segi penjadwalan proyek dan rapat koordinasi yang diadakan setiap minggu (sebaiknnya setiap senin pagi) antara konsultan dan kontraktor. Pada rapat ini harus dihadiri dari kedua personil dari kedua belah pihak, dan kesatuan pendapat dirumuskan dan rencana kerja selanjutnya dibuat.Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul mungkin mempengaruhi jadwal pekerjaan. Pekerjaan akan dianalisa dengan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya. Dalam hal ini, dan sebelum diadakan rapat seperti yang dijelaskan diatas, kontraktor harus mengadakan rapat bersama stafnya pada setiap akhir minggu (hari sabtu) untuk menbicarakan kembali kegiatan-kegiatan minggu tersebut dan menentukan apakah ada kemajuan yang sudah dicapai.

Kemudian akhirnya kontraktor harus mempersiapkan sebuah jadwal barchart sederhana yang memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya yang dia rencanakan pada minggu berikut dan menunjukkan bahwa rapat koordinasi mingguan diadakan pada setiap hari senin antara konsultan dan kontraktor.

Walaupun jadwal mingguan kontraktor dilapangan hanya sementara, ini akan membantu baik konsultan maupun kontraktor dilapangan dan pengaturan personilnya untuk menghilangkan keraguan, sehingga akan menghasilkan kemajuan yang positif.Sepanjang koordinasi yang baik terpelihara antara konsultan kontraktor, ini akan memudahkan untuk memperbaiki kesalahan-keselahan, memecahkan masalah-masalah dan menghindarkan kesalah pahaman dan dengan demikian akan memungkinkan tercapainya kemajuan pekerjaan yang maksimum.

4. Pengkajian ulang secara cepat dan persetujuan atas gambar pelaksanaan kontraktor

Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan kepada konsultan untuk disetujui, dimana diperlihatkan secara lengkap dan terinci seluruh bangunan/struktur yang harus dibangun dan construction plant yang digunakan waktu yang diperlukan untuk pekerjaan persiapan, pemeriksaan, perbaikan dan persetujuan gambar pelaksanaan harus dapat dipertimbangkan dan jika akan terjadi keterlambatan yang berarti terhadap kemajuan kerja.Menyadari hal ini, konsultan dengan kontraktor akan menyusun jadwal proses gambar pelaksanaan yang dipersiapkan dan disetujui dengan memberikan prioritas kepada hal-hal yang mempengaruhi critical path.Konsultan akan segera memeriksa gambar pelaksanaan dan mengembalikan kepada kontraktor dengan setiap pembetulan jika memang ada, yang kemudian gambar tersebut dikirim kembali untuk persetujuan akhir. Komentar akan diberikan secara jelas dengan persetujuan secara tertulis. Prosedur ini dipertimbangkan untuk menghindarkan keterlambatan kemajuan pekerjaan.

2.1.2.4.Pengendalian Biaya Proyek

1. Umum

Konsultan menyadari sepenuhnya pentingnya pengendalian semua biaya-biaya yang berhubungan dengan proyek dan membuat usaha-usaha pengendalian dari permulaan hingga akhir tahap konstruksi.

Banyak cara untuk melakuakan hal ini yang meliputi penggunaan system mikro computer hingga pengolahan data pembiayaan, tidak mengakibatkan keterlambatan kemajuan pekerjaan, mengusahakan pekerjaan tambah kurang seminimal mungkin, dan menjamin prosedur pelaksanaan konstruksi yang efisien dilaksanakan dan diikuti.

Cara lain yang mungkin dalam pengendalian biaya proyek adalah meminimalkan biaya operasional lapangan, menyiapkan sertifikat pembayaran secara teliti dan menyakinkan kontraktor dengan membayar pekerjaan yang sudah dikejakan dengan segera, menyiapkan perkiraan pekerjaan sisa secara berkala sehingga jadwal pembayaran dapat berdasarkan kemajuan pekerjaan yang ditaksir, dan untuk menjamin bahwa pekerjaan yang diterima sudah sesuai dengan spesifikasi.Sebagai ringkasan, car terbaik untuk mengendalikan biaya proyek secara keseluruhan adalah mengkosentrasikan kepada pekerjaan yang sudah diselesaikan dan menjamin bahwa tanggal penyelesaian kontrak dicapai adanya perpanjangan waktu.

Sub bab berikut ini berisi uraian singkat tentang pengguna mikro computer untuk mengendalikan biaya proyek, pengolahan pengeluaran rekening kontraktor dan terus memeriksa keseimbangan jumlah bahan yang tersisa selama pelaksanaan.2. Persiapan dan Pemrosesan Tagihan Kontraktor

Konsultan akan memeriksa dan menentukan material yang diterima dari pekerjaan sesuai dengan ketentuan Dokumen Kontrak.

Metode perhitungan yang dipakai dalam menentukan jumlah material terpasang dan pekerjaan yang diterima akan dilakukan sesuai dengan Dokumen Kontrak.

Karena pentingnya, konsultan memeriksa hasil pekerjaan yang diterima dengan teliti pada setiap akhir bulan.

Konsultan dengan cara cepat akan memeriksa hasil pekerjaan yang sudah disiapkan oleh kontraktor dan akan menerima hanya jumlah pekerjaan yang benar dan sesuai spesifikasi. Konsultan kemudian akan menyiapkan sertifikat pembayaran bulanan atas pekerjaan yang sudah selesai dan disetujui.

Blanko yang digunakan untuk menyiapkan sertifikat pembayaran bulanan harus disetujui oleh pejabat pembuat komitmen (PPK). Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung sebagaimana mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah pekerjaan yang sudah disetujui oleh konsultan.

Sertifikat bulanan ditandatangani oleh wakil dari konsultan dan kontraktor dan diteruskan ke pejabat pembuat komitment (PPK) secepatnya untuk pemeriksaan akhir dan persetujuan pembayaran. Usaha yang khusus akan ditempuh selama penagihan disiapkan dan diproses untuk meyakinkan kontraktor menerima pembayaran tidak sampai ada penundaan.3. Pemeriksaan Jumlah Material Sisa dan Perkiraan Biaya secara berkala

Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala pekerjaan sisa sehingga dapat membuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan sisa sehingga dapat membuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan yang masih akan dilaksanakan dan pejabat pembuat komitmen (PPK) diberitahu secara berkisinambungan tentang keadaan perkiraan keseimbangan pekerjaan yang harus diselesaiakan. Untuk hal ini konsultan akan menyiapkan jadwal pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diperkirakan dan akan diperbarui secara berkala sejalan dengan kemajuan pekerjaan yang sebenarnya dan juga setiap perubahan jadwal pekerjaan.2.1.2.5.Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi, sehingga konsultan harus memberikan perhatian khusus pada keselamatan dan meminta kontraktor untuk mengambil tindakan sedapat mungkin untuk menghindarkan kecelakaan kerja dan juga hal-hal yang membahayakan baik kepada umum maupun dari pekerja itu sendiri. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3, bangunan tinggi

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatau program yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan tinggi sering terjadi kecelakaan seperti terjatuh, tertimpa, terpeleset, terpotong, dan tertusuk oleh material bangunan, oleh karena itu program K3 sangat diperlukan dalam setiap proyek bangunan. Untuk merealisasikan program K3 tersebut, dibutuhkan kerja sama seluruh pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pelaksana dan pekerja.Sasaran dari K3 adalah

Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja (formal maupun informal)

Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien

Menjamin proses produksi berjalan lancer

Hal hal / aturan yang perlu diterapkan berkaitan dengan K3

Di area proyek selain pekerja/petugas dan yang berkepentingan dilarang masuk area. Pekerja/petugas dan yang berkepentingan di area proyek wajib memakai alat pengaman diri selama bekerja seperti topi proyek, sepatu safety, sarung tangan, kacamata safety dan berbagai macam alat pengaman diri lain. Gambar 2.1 : Alat Pengaman Kerja Selalu memeriksa alat alat kerja yang akan dipergunakan Pemasangan rambu-rambu keselamatan sesuai melakukan pekerjaan yang akan dilaksanakan

Menjaga kesehatan pekerja serta melakukan pengobatan bagi pekerja yang sakit

Mengikut sertakan para pekerja ke program Astek/Jamsostek serta

Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan kerja

2.1.2.6.Pekerjaan tambah kurangWalaupun perintah kerja tambah kurang tidak di inginkan oleh karena akan mengakibatkan pertambahan biaya dan membolehkan perpanjangan waktu. Konsultan harus menyiapkan untuk kemungkinan dari timbulnya perubahan perintah yang tidak diharapkan yang akan timbul selama pembangunan jalan.

Pertama-tama sebelum membuat keputusan untuk merubah beberapa jenis pekerjaan, konsultan akan memberi catatan kepada pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan membuat studi dan memasukkan data penunjang yang disiapkan seperti rencana pendahuluan / sket, perkiraan kwantitas pekerjaan, perkteiraan kebutuhan tenaga / peralatan, perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk persetujuan dan timbulnya perintah perubahan dan pengaruh secara keseluruhan yang akan mempengaruhi keseluruhan proyek. Data ini, sepanjang jadwal waktu memperhatikan bagaimana perintah akan dilaksanakan, takan diserahkan kepada Pejabat Pembuat KOmitmen (PPK) utnuk review dan disetuji, jika diputuskan untuk memerintah perubahan, kontrktor akan siap-siap dan konsultan akan menyiapkan perintah perubahan (termasuk rencana penting seluruhnya, specifikasi teknik dan data-data yang berhubungan) cara yang memungkinkan, realisasi waktunya adalah bagian yang pokok. Konsultan akan mengambil langkah untuk tahap menekan biaya agar minimum.

Pekerjaan yang di perlukan oleh perubahan akan dinilai pada harga dan biaya sesuai dokumen kontrak. Bagaimanapun, dalam kasus kontrak tidak memuat rates yang dapat digunakan untuk kerja ekstra / tambahan yang diperlukan atau harga satuan yang ditetapkan dalam bidang, konsultan akan merekomendasikan hara/rate baru, dan akanmembantu pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk negoisasi dengan kontraktor. Setiap kali perintah perubahan sudah disiapkan dan ditimbulkan konsultan akan membantu kontraktor untuk memandu pekerjaan baru dengan pekerjaan yang sedang berjalan guna tetap memberitahu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) aspek utama dari pekerjaan perubahan, khusus kemajuan pekerjaan yang dibuat.2.1.2.7.Klaim dan Perselisihan

1. umum

Menurut konsultan klaim dan perselisihan dengan kontraktor dapat ditanggulangi seminimum mungkin, atau dihilangkan, jika proyek yang diawasi dalam pola yang efisien dengan hubungan yang harmonis tetap terjaga antara kontraktor, konsultan dan pemberi tugas. Bagaimana kejadian klaim atau perselisihan dapat terjadi, dan itu akan dapat ditanggulangi secara garis besar dalam bagian metode proses klaim.2. Proses Klaim

Jika klaim diajukan kontraktor, konsultan akan menjaga etika professional dengan memberikan evaluasi yang bijaksana dan mengikuti prosedur untuk klaim yang ada dalam daftar perjanjian kontrak. Evaluasi akan dimulai dengan mereview secara hati-hati isi dari klaim dan seluruh data pendukung. Data pendukung biasanya sangat penting, dengan begitu kontraktor perlu menyerahkan tambahan data yang detail.Konsultan juga akan melihat acuan dari data yang dapat digunakan untuk klaim seperti, surat menyurat, data-data laporan, hasil test/laboratorium, catatan survey, laporan harian, jadwal, dokumen kontrak, data cuaca, sertifikat pembayar, perhitungan lalu lintas, foto dan sebagainya.Setelah seluruhan data yang digunakan sudah didapat, konsultan akan membuat studi pendekatan dari tiap kejadian yang berkaitan dengan klaim, dengan begitu penetapan dapat dibuat, seperti fasilitas dari setiap kegiatan dari klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan laporan detail seluruh aspek dari klaim termasuk data-data pendukung, biaya / jadwal (network), dan temuan-temuan serta rekomendasi. Setelah lenkap, laporan akan diserahkan ke pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk dilaksanakan.3. Perselisihan.

Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan garis besar metode proses klaim diatas) tetap berpikiran terbuka.

Konsultan akan mereview informasi-informasi yang terdapat pada perselisihan secara tertulis dari kontraktor termasuk didalamnya data-data penunjang yang mendukung timbulkan perselisihan tersebut.Konsultan akan mereview informasi-informasi yang terdapat pada perselisihan dalam seluruh permasalahan, petunjuk umum yang diberikan dalam kondisi umum dalam kontrak akan diikuti untuk menyelesaiakan perselisihan.4. Tahap penyelesaian konstruksi

Sering terjadi kecenderungan aktifitas kontraktor terlalu lambat pada akhir masa konstruksi, pada saat tanggal penyelesaian selesai ternyata masih ada beberapa pekerjaan belum selesai (biasanya dihubungkan dengan kejadian-kejadian alam yang tidak begitu mengganggu).Untuk itu konsultan akan mengambil langkah untuk meyakinkan hal ini tidak akan terjadi. Juga untuk memantu dalam tahap penyelesaian konstruksi agar efisien, kontraktor menyiapkan dan menyerahkan rencana-rencana demobilisasi kepada konsultan sekurang-kurangnya 15 hari sebelum hari penyelesaian yang disyaratkan bagaimana dan kapan setiap bagian dari operasinya akan selesai (contohnya, pekerja, perealatan konstruksi/gedung-gedung, kantor, laporan/gambar rencana, dan sebagainya) demobilisasi yang tidak sempurna dari setiap uraian tidak diperbolehkan.Sekitar 2 minggu sebelum tanggal rencana penyelesaian, konsultan akan menangani pemeriksaan pendahuluan untuk mendapatkan daftar kekurangan penyelesaian, kemudian kontraktor mendapatkan koreksi kekurangan selama inspeksi akhir dilakukan. Metode ini akan memungkinkan inspeksi akhir yang bebas dari kekurangan.

Pada saat kontraktor sudah menyelesaikan pekerjaan konstruksi, konsultan akan melakukan inspeksi akhir untuk meyakinkan bahwa seluruh pekerjaan sudah diselesaiakan sesuai dengan kontrak. Inspeksi akhir direncanakan dan dilaksanakan dengan pola umum yang sama dengan inspeksi pendahuluan. Bagaimanapun, oleh karena hasil dari petunjuk inspeksi pedahuluan sudah didapat, hanya kekurangan-kekurangan kecil yang dapat diamati.Konsultan kemudian akan menyerahkan daftar kekurangan yang ditemukan selama inspeksi akhir kepada kontraktor dan akan memerintahkan kontraktor untuk mengoreksi setiap kekurangan dengan waktu khusus. Setelah inspeksi akhir dilakukan untuk mengkonfirmasikan penyelesaian pekerjaan yang memuaskan, konsultan akan memberikan rekomendasi ke pejabat pembuat komitmen (PPK) untuk penerimaan proyek.2.1.1.8.Methodologi koordinasi kegiatan

1.Umum

Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, cukup tenaga / peralatan dana kondisi yang baik, serta koordinasi yang sesuai antara pemberi tugas konsultan dan kontraktor akan mencapai hasil yang baik dalam penyelesaian proyek, dimana konsultan akan mencurahkan segala usaha untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek dengan mantap dan lancar. Satu jalan terbaik untuk menjaga koordinasi yang erat adalah mengadakan pertemuan yang teratur khususnya antara konsultan dan kontraktor, seperti beberapa jenis pertemuan secara garis besar di bawah ini. Perlu dicatat bahwa jenis pertemuan dibawah dibawah ini belum tetap.2. Pertemuan mingguan staff konsultan

Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari sabtu dengan para peserta merupakan tenaga inti, seperti team leader, tenaga ahli dan inspector. Personil-personil ini akan membahas masalah-masalah penting seperti jenis permasalahan dari kegiatan yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan, quality control, kemajuan, traffic / keselamatan dll, mereka juga akan melihat kegiatan-kegiatan minggu-minggu mendatang dan meyiapkan agenda untuk pertemuan mingguan konsultan- kontraktor yang umunya diadakan senin berikutnya.3. Permukaan mingguan konsultan dan kontraktor

Seperti telah disinggung, pertemuan ini akan lebih baik diadakan pada waktu yang baik pada hari senin akan dihadiri oleh team inti konsultan dan kontraktor.

Selama pertemuan, kontraktor akan mempersentasekan rencana kerja untuk seminggu, dengan begitu orang-orang akan tahu apa yang diharapkan akan diselesaikan dan kejadian-kejadian yang berkaitan yang akan berjalan.Masalah lain yang akan dibahas secara serius adalah control kwalitas, kemajuan, status / penggunaan peralatan, traffic control keamanan, dan masalah-masalah lain dengan rencana yang dibuat dan masalah-masalah lain dengan rencana yang dibuat dan bagaimana mengkoreksinya.

Pada saat dimulai pertemuan konsultan akan memberikan agenda uraian-uraian prinsip yang akan dibahas dan setelah itu disiapkan risalah secara garis besar dari pertemuan pembagian rencana rencana berikutnya kepada kontraktor dan lainnya.

Risalah pertemuan ini terbukti sangat berguna dalam meneliti dan mendapatkan data yang sering dibutuhkan untuk waktu waktu mendatang.4. Pertemuan bulanan pemberi tugas, konsultan dan kontraktor

Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan dihadiri oleh manajer proyek, pejabat pembuat komitmen (PPK) dan beberapa stafnya yang dipilihnya, team inti konsultan dan kontraktor. Sebelum pertemuan, konsultan akan menyiapkan agenda daftar point-point utama (penting) yang akan dibahas secara khusus dalam hubngannya dengan masalah-masalah control kwalitas, kemajuan pekerjaan terhadap target rencana kerja bulanan, traffic / keamanan hubungan masyarakat dll. Selama pertemuan, jadwal pekerjaan yang cocok dapat dipakai sebagai acuan untuk memperlihatkan status terakhir dari kemajuan yang yang sedang dibuat. Risalah pertemuan akan disiarkan oleh konsultan dan dibagikan kepada hadirin untuk referensi mereka dan akan digunakan. Seperti telah disinggung, risalah-risalah pertemuan sering terbukti sangat penting.2.1.1.9.Methodologi Pelaporan

Pada pembahasan diatas tentang monitoring secara implisit sudah bersifat arus mengalirnya informasi dan cara pelaporan, hanya akan dapat digunakan untuk keperluan internal mekanisme supervise saja. Sedangkan metode pelaporan dan arus informasi dari konsultan manajemen konstruksi kepada pengguna jasa masih belum bisa dibuat dan disampaikan secara formal.

Pengguna jasa harus mendapat informasi terkini tentang status pekerjaan fisik mereka, akan tetapi harus berisi informasi yang asensial. Untuk itu konsultan akan menggunakan segala kemampuan yang ada untuk memberikan informasi yang benar.Metode pelaporan dilakukan secara periodik, yaitu berupa laporan pendahuluan, laporan bulanan dan laporan akhir. Sedangkan laporan harian dan laporan mingguan akan dibuat oleh kontraktor. Konsultan MK hanya akan melakukan pemeriksaan terhadap laporan-laporan yang dibuat kontraktor tersebut. Dari laporan harian, mingguan dan bulanan, akan dapat memberikan informasi kepada pengguna jasa, sehingga apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai ketentuan akan dapat segera dilakukan tindakan solusi yang baik. Karena dari laporan-laporan tersebut termuat prestasi/kemajuan proyek sampai pada tahap pelaporan dibuat termasuk permasalahan yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alir E.3, sebagai berikut.Pada bagan tersebut menunjukkan urutan pembuatan laporan yang akan diserahkan kepada pemberi tugas dimana kontraktor akan membuat laporan harian dan laporan mingguan dari hasil pekerjaan yang telah dicapai. Untuk lebih jelasnya mengenai bentuk pelaporan seperti yang telah dicapai. Untuk lebih jelasnya mengenai bentuk pelaporan seperti yang telah dijelaskan pada bagan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

Sebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu konsultan membuat format pelaporan baik format laporan harian, mingguan dan laporan bulan serta laporan akhir pekerjaan. Format ini akan dikonsultasikan kepada pengguna jasa untuk dijadikan kesepakatan bersama.

Dari hasil realisasi pekerjaan fisik di lapangan kontraktor akan membuat rincian pekerjaan yang telah dicapai dalam bentuk laporan harian. Laporan harian berisi tentang progress fisik lapangan, keadaan cuaca dan kendala-kendala yang dihadapi.Bagan Alir 2.1.3Sistem Pelaporan

Dari hasil laporan harian yang telah dibuat oleh kontraktor selama satu minggu dan dirangkum dalam bentuk laporan mingguan konsultan terlebih dahulu melakukan pengecekan ualang dilapangan apakah sudah sesuai denganpekerjaan yang telah dicapai dan apabila terjadi kejanggalan dalam pemeriksaan kontraktor wajib untuk merevisi hasil laporannya. Laporan dibuat oleh pengawas lapangan yang nantinya akan diberikan kepada team leader. Team Leader akan membuat laporan bulanan setelah mendapat data dari pengawas lapangan berupa laporan mingguan. Laporan bulanan berisikan progress fisik lapangan selama kurun waktu satu bulan, kurva S, serta kendali-kendali dilapangan dan solusi permasalahan dan hasil risalah rapat apabila dalam kurun waktu satu bulan pernah dilakukan rapat apabila dalam kurun waktu satu bulan pernah dilakukan rapat pekerjaan baik dengan pengguna jasa dan kontraktor sebagai bahan acuan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum menyerahkan laporan kepada pengguna jasa terlebih dahulu team leader melakukan pengecekan ulang dari data yang telah diberikan oleh pengawas lapangan untuk diperbaiki.

2.1.3. Tahapan dan Tata cara Teguran

Pada tahapan ini kami selaku konsultan manajemen wilayah memang mempunyai tahapan dan tata cara dalam memberikan teguran kepada kontraktor, dan alur / bagan teguran tersebut adalah sebagai berikut:Bagan alir 2.1.4

Bagan / Alur Tahapan Tegurun

2.2TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam tahap pelaksanaan yang diterapkan dalam menyelesaikan pekerjaan yaitu :

a. Pada tahap ini konsultan manajemen mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran fisik hasil konstruksi, serta penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa : tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program, Quality Assurance/Quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja(K3).

b. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.

c. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpanan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.d. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.

e. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :

i. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.

ii. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, biaya pekerjaan konstruksiiii. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.

iv. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi

v. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana konstruksi.

vi. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

vii. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (show drawings) yang diajukan oleh pelaksana konstruksi.viii. Meneliti gambar gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I (pertama)

ix. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I (pertama), dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.

x. Bersama-sama dengan penyedia jasa perncanan meyusun pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung

xi. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima I (pertama), berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima II (kedua) pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untukpembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.

xii. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun dokumen pendaftaran

xiii. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen sertifikat layak fungsi (SLF) dari pemerintah Kabupaten/Kota setempat

f. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen kontruksi.2.2.1. Konstruksi Secara umum kegiatan pada tahap konstruksi pembangunan rusunawa dimulai dari saat mobilisasi sumber daya konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor meliputi mobilisasi peralatan konstruksi, material dan sumber daya manusia.

Method yang digunakan pada pembangunan rusunawa di batam dengan cara method beton pracetak (precast) dengan system struktur PSA (Pracetak Sambung Akhir)

DEFENISI PRECAST CONCRETE (BETON PRACETAK) :

Precast Concrete / Beton pracetak adalah suatu metode percetak komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.Precast Concrete / Beton pracetak menunjukkan bahwa komponen struktur beton tersebut tidak dicetak atau di cor ditempat komponen tersebut akan dipasang. ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang terintegrasi.Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitive, dalam jumlah besar.

Sistem Struktur PSA (pracetak sambung Akhir) adalah: Sistem Pracetak Struktur Beton yang terdiri dari komponen Kolom Balok Pelat. Sistem ini menggunakan bahan baja stand dan grouting mutu tinggi pada joint komponennya Sistem diuji coba pada pertengahan 2004 di pusat penelitian dan pengembangan permukiman (Puslitbangkim), Balitbang depkimpraswil, Cileunyi Bandung. Gambar 2.2.1. Uji Coba Precast dipusat penelitian dan Pengembangan Permukiman

(Puslitbangkim), Balitbang-Depkimpraswil, cileunyi-Bandung

Penggunaan beton pracetak (precast) mempunyai keuntungan dan kerugian disbanding dengan method konvensional, yaitu :1. Keuntungannya

Waktu proses pelaksanaan sebuah konstruksi akan lebuh cepat Biaya konstruksi mungkin lebih murah

Konstruksi tidak terlalu dipengaruhi cuaca

Produksi dapat dibuat massal dan presisi

Produk yang dihasilkan akan lebih baik selama mengikuti peraturan / kaidah yang benar

2. Kerugiannya

Dimensi dan benangan pada sambungan balok, kolom tidak simetris atau tidak sama

Beton pracetak tidak dapat didesain dengan ukuran yang terlalu besar untuk setiap unit elemen (menyesuaikan kapasitas alat pengangkat/crane) Membutuhkan alat berat untuk pengangkutan, penyimpanan dan pemasangannya

Dilihat dari sudut pandang arsitektur, bentuk dari beton pracetak tidak indah dan kaku karena bentuknya yang seragam sehingga masih butuh aksesoris tambahan untuk memperindah tampil Banyak plat beton dengan methode pracetak beton retak dan ujung-ujungnya rusak, karena belum cukup umur sudah diangkat.

Pada daerah yang berhubungan dengan plat beton kemungkinan besar terjadi kebocoran sehingga sambungan-sambungan antara elemen bentuk pracetak membutuhkan perhatian khusus

3. Tata cara Penumpukan

Komponen Balok tersusun keatas tidak boleh lebih dari 10 (sepuluh) komponen balok

Komponen Kolom tersusun keatas tidak boleh lebih dari 10 (sepuluh) komponen kolom

Komponen plat tersusun keatas tidak boleh lebih dari 8 (delapan) komponen plat

Lantai Dasar/Pondasi

NOITEM PEKERJAANSPESIFIKASI

1PondasiPondasi tiang pancang 25 x 25 L : 15 m mutu beton : k-500

Spesifikasi :

1. Strand %ea 3/8 atau

2. Anker of joint 4D16 mm

2Pile Cap Mutu Beton : K-350

Besi beton dia 12 mm BJTP 24 (U24 polos)Besi beton dia > 13 mm BJTD 40 (U39 ulir)

3Tie beam PrecastMutu Beton : K-350

Besi beton dia 12 mm BJTP 24 (U24 Polos)

Besi beton dia > 13 mm BJTD 40 (U39 ulir)

Lantai Atas

NO.ITEM

PEKERJAANSPESIFIKASI

1Kolom PrecastMutu beton : K-350

Besi beton dia 12 mm BJTP 24 (U24 polos)

Besi beton dia > 13 mm BJTD 40 (U39 ulir)

2Balok PrecastMutu Beton : K-350

Besi beton dia 12 mm BJTP 24 (U24 polos)

Besi beton dia > 13 mm BJTD 40 (U39 ulir)

3Pelat PrecastMutu beton : K-350

Wiremest M7 150 mm U 50

4Tangga Utama + DaruratMutu beton : K-350

Besi beton dia 12mm BJTP 24 (U24 polos)

Besi beton dia > 12mm BJTD 39 (U39 ulir)

5Shear WallMutu Beton : K-350Besi beton dia 12mm BJTP 24 (U24 polos)

Besi beton dia > 12mm BJTD 39 (U39 ulir)

6GroundtankMutu beton : K-350

Besi beton dia 12mm BJTP 24 (U24 polos)

Besi beton dia > 13mm BJTD 40 (U39 ulir)

7Joint Balok KolomSling dia 6 mm

Sling dia 10 mm

Sling dia 12 mm

Semen Grouting Combextra STD Fosroc atau setara

Mutu K-500 (fc: 41,5 Mpa) Screening

2.2.2. ArsitekDalam kegiatan ini akan dilakukan koordinasi dengan tim teknis pemberi tugas, sehingga dalam menyusun rencana kerja dapat dikaitkan dengan semua arahan dan masukan dari pengguna jasa.

Adapun dalam melaksanakan bagian pekerjaan kontraktor harus menyesuaikan dengan suatu tata cara pelaksanaan demi kesesuaian dan kesempurnaan pekerjaan. Sebagai acuan awal di lampiran Tata cara pelaksanaan berikut ini:Bagan Alir 2.2.1.

DIAGRAM TAHAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

2.2.1.1. Pekerjaan Struktur 2.2.1.2. Pekerjaan Struktur Bangunan Atas

2.2.2. Pekerjaan Arsitektur2.2.2.1. Pekerjaan Dinding Batako

2.2.2.2. Pekerjaan Pasangan Keramik2.2.2.3. Pekerjaan Pemasangan Pintu dan Jendela2.2.2.4. Pekerjaan Pengecatan

2.2.3. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal2.2.3.1. Pekerjaan Pemasangan Power Supply System

2.2.3.2. Pekerjaan Pemasangan Power House Equipment

2.2.3.3. Pekerjaan Pemasangan Power Distribution System

2.2.3.4. Pekerjaan Pemasangan Fire Alarm System

2.2.3.5. Pekerjaan Pemasangan Plumbing (plumbing works)

2.2.3.6. Pekerjaan Pemasangan System Air Bersih

2.2.3.7. Manajemen Konstruksi Pemasangan Drainase, Sewage dan Vent Piping

2.3. SISTEM PELAPORAN DAN PRODUK YANG HARUS DISERAHKANKonsultan harus mempersiapkan dan memberikan laporan laporan (Asli dan Tembusan) berikut photo/gambar (berwarna) hasil progress pelaksanaan di lapangan kepada pemberi tugas berupa:

a. Laporan pendahuluan

Laporan Pendahuluan ini berisi antara lain :

Evaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan Detail Engineering Design (DED), yang meliputi program penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan penyusunan dokumen lelang. Penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi Pengendalian program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program.

Penelitian kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun program pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pelelangan.

Membuat format kelengkapan dokumen serah terima I dan Serah terima II pekerjaan konstruksi fisik.

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (lima belas) buku laporan.

b. Laporan Bulanan

Laporan bulanan ini merupakan laporan progress bulanan yang memuat hasil rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan harian dan di rekapitulasi di laporan mingguan dan selanjutnya di rekapitulasi di laporan bulanan. Laporan bulanan juga harus memuat masalah yang dihadapi, penyimpangan yang terjadi, tindakan koreksi dan/atau penyesuaian yang dilakukan, evaluasi dan kesimpulan kegiatan manajemen konstruksi setiap bulannya laporan akan diserahkan setiap akhir bulan berjalan, di kantor satuan kerja sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.c. Laporan AkhirLaporan Akhir ini memuat hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan termasuk didalamnya adalah :

a. Evaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh pelaksana konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran fisik hasil konstruksi, serta penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa : tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

b. Evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta hasil koreksi teknis sebagai bahan acuan untuk pelaksanaan kedepan

c. Hasil kegiatan pengawasan yang terdiri atas : Hasil pemeriksaan dan penelaahan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan kedepan

Hasil pengawasan pemakaian bahan, peralatan bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta hasil pengawasan ketepatan waktu, dan biaya sebagai acuan untuk pekerjaan kedepan.

Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik sebagai acuan untuk pekerjaan kedepan.

Hasil pengumpulan data dan informasi dilapangan yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi kedepan

Persetujuan hasil gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh pelaksanaan konstruksi. Persetujuan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings).

Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.

Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun dokumen pendaftaran.

Kelengkapan dokumen Sertifikat layak fungsi (SLF) dari pemerintah kabupaten/Kota setempat.

Laporan tersebut akan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja/bulan sejak berakhirnya kontrak sebanyak 20 (Dua puluh) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika diperlukan).

2.3.1. Pemeriksaan Gambar As Built-Drawing

Gambar As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan tugas konsultan pengawas adalah memeriksa apakah gambar tersebut sesuai dengan kondisi lapangan baik dari segi letak/posisi, volume baik panjang, lebar dan tinggi/dalamnya. Gambar Asbuilt Drawing ini sangat diperlukan apabila terjadi perubahan atau pengembangan pada lokasi pekerjaan tersebut.

2.3.2. Tugas dan Kewajiban Konsultan Manajemen Konstruksi

Untuk dapat menghasilkan suatu produk pembangunan yang baik, selain didukung oleh suatu tim teknis yang baik, perlu ada suatu organisasi kerja yang baik pula. Dengan adanya suatu organisasi yang baik maka akan dicapai suatu organisasi yang baik maka akan dicapai suatu koordinasi yang baik antara pemberi tugas dan konsultan manajemen konstruksiAdapun konsultan tersebut berkewajiban terhadap:

a. Konsultan Manajemen Konstruksi, yang berada dibawah koordinasi Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Strategis harus selalu berkonsultasi dengan pemberi pekerjaan secara periodic. Berkaitan dengan itu, pemberi pekerjaan akan membentuk tim teknis/badan pemeriksa pekerjaan yang bertugas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

b. Konsultan manajemen Konstruksi melibatkan instansi tekniks, baik di lingkup kota di wilayah pelaksanaan pembangunan, secara continue untuk mendapatkan data / informasi yang actual serta mendiskusikan / mengklarifikasi hasil-hasil kajian yang dilakukan.

c. Konsultan manajemen konstruksi bertanggung jawab secara penuh terhadap penyelesaian pekerjaan secara tepat waktu serta penuh terhadap penyelesaian pekerjaan secara yepat waktu serta dengan materi teknis sesuai dengan kerangka Acuan Kerja.d. Melakukan supervise lapangan untuk mendapatkan data actual dan akurat.

e. Menyusun/membuat laporan kegiatan dan laporan hasil pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, baik yang bersifat teknis maupun administrative.

f. Konsultan wajib menyerakan hasil / laporan kegiatan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik berupa hardcopy maupun soft file nya. Seluruh hasil pekerjaan termasuk bahan-bahan dan data yang telah dikumpulkan berikut foto-foto hasil pekerjaan. Pihak pemberi pekerjaan juga memiliki hak cipta atas keseluruhan hasil pekerjaan.

g. Keseluruhan laporan diketik dan diolah dengan menggunakan software Microsoft office (Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft Power Point).

h. Mengadakan diskusi terbatas untuk membahas hasil pembangunan guna mendapatkan masukan dan penyempurnaan.2.3.3. Penyerahan Pekerjaan ke ISebelum diadakan pemeriksaan bersama oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam maka pengawasan harus memeriksa terlebih dahulu bersama kontraktor apakah semua pekerjaan seperti tersebut dalam gambar, spec dan berita acaranya telah selesai dikerjakan 100% baik ditinjau dari segi waktu, mutu maupun kuantitas. Setelah dirasa semuanya memenuhi pengawas membuat surat ke pengguna jasa yang tembusannya ke pihak-pihak terkait untuk mengadakan pemeriksaan bersama-sama. Hasil dari pemeriksaan ini dibuatkan berita acara dan ditanda tangani oleh pihak yang berkepentingan. Apabila pada penyerahan ke I masih terjadi kekurangan maka kontraktor diharuskan menyempurnakan lagi sampai dengan selesai.2.3.4. Penyerahan Pekerjaan Ke II

Setelah kekurangan kekurangan yang terjadi pada pemeriksaan ke I selesai dikerjakan maka dilanjutkan tahap Penyerahan ke II. Setelah penyerahan ke II dilanjutkan tetap masa pemeliharaan yang tujuannya adalah sebagai berikut:

i. Agar kekurang sempurnaan pekerjaan yang terjadi pada BA. Penyerahan ke I benar telah disempurnakan.ii.Ketidak sempurnaan yang terjadi selama waktu pemeliharaan harus diperbaiki sampai dengan disetujuinya oleh Pengguna Jasa.

Setelah semuanya memenuhi dan syarat syarat yang lain seperti yang tertuang dalam kontrak dipenuhi maka semua pihak terkait bersama-sama melakukan pemeriksaan. Jika dirasa sudah benar-benar sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan baru dibuatkan BA. Penyerahan ke II sebagai bukti berakhirnya tanggung jawab kontraktor sebagai pelaksana.2.4. JADWAL / WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK) Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Lokasi Batam, Sesuai dengan Surat Perjanjian (Kontrak Induk) Nomor : KU.08.08/PPPS-III/550/VIII/2012 tanggal 15 Agustus 2012 dan Surat Perjanjian (Kontrak Anak I) Nomor : KU.08.08/PPPS-III/550.1/VIII/2012 tanggal 15 Agustus 2012 adalah selama 330 (Tiga Ratus Tiga Puluh) Hari kalender sejak diterbitkannya SPMK oleh Pengguna Jasa. Dengan alokasi waktu yang disediakan, Konsultan akan memanfaatkannya seefektif mungkin dengan mengoptimalkan kegiatan-kegiatannya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang tersedia dengan output sesuai dengan yang diharapkan, adapun jadwal pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule) dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Tabel 2.4.1

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN (TIME SCHEDULE)

3.1. PERENCANAAN ORGANISASI

Untuk mecapai hasil kerja yang optimal dalam pelaksanaan Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), diperlukan perangkat organisasi dan tata laksana kerja yang baik dan efisien, baik dalam kaitan hubungan dengan pihak pemberi Tugas maupun secara internal didalam perusahaan konsultan dan tim pelaksana perkerjaan.

Perencanaan organisasi yang dibentuk dalam Supervisi untuk Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), dilakukan dengan tujuan agar pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu dengan melibat tenaga-tenaga ahli yang professional dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan yang disyaratkan dalam kerangka Acuan Kerja.

Sikap professional konsultan ditunjukkan tidak hanya pada kemampuan individu personil dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, tetapi juga kemampuan dalam mensinkronkan tugas dan tanggungjawabnya dengan tugas dan tanggungjawab personil lainnya dalam tim. Selain kemampuan individu dan tim, kemampuan seoarang Team Leader mengkoordinasi, mengendalikan, mengelolah dan mengusai terhadap lingkup pekerjaan dan mengenali seluruh permasalahan pekerjaan yang ada di satuan wilayah kerjanya serta mampu mendistribusikan/mendelegasikan tugas dan peran dengan baik kepada staf yang dipimpinnya adalah suatu hal yang diperlukan dalam melaksanakan proyek.

Secara lebih rinci, Tim yang akan dibentuk oleh konsultan dalam pelaksanaan Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai berikut:

a. Tim Ahli (antara lain : Team Leader, Tenaga ahli Bidang Arsitektur, Tenaga Ahli Bidang Mekanikal Elektrikal dan Tenaga Ahli Muda).

b. Tim Pendukung (meliputi : Drafter CAD / Operator Komputer) 3.2. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN

Dalam struktur organisasinya, konsultan akan membagi ke dalam 2 (dua) jenis hubungan yaitu:

a. Hubungan Struktur/Komando, Hubungan komondo/structural terjadi antara Team leader dengan tenaga ahli dan tenaga pendukung, maupun hubungan koordinasi internal. Hubungan ini terjadi antar tenaga ahli dan tenaga pendukung. Untuk lebih jelasnya lihat Bagan 3.2.1.

b. Hubungan Koordinasi Eksternal. Hubungan ini terjadi antara Tim Konsultan dengan Pihak Pemberi Pekerjaan. Untuk lebih jelasnya lihat Bagan Alir 3.2.2.

Bagan Alir : 3.2.1.

Struktur Organisasi Pelaksanaan

Pekerjaan manajemen konstruksi Pembangunan Rumah Susun

Sederhana Sewa (Rusunawa) Lokasi Batam

Berdasarkan diagram diatas terlihat, bagaimana struktur organisasi penanganan pekerjaan manajemen konstruksi (eksternal maupun internal).

Koordinasi kerja pada pekerjaan ini meliputi koordinasi kerja eksternal adalah hubungan kerja antara konsultan dengan Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Strategis (sebagai pengguna jasa) atau pihak instansi yang terkait dengan pekerjaan. Sedangkan koordinasi kerja internal adalah hubungan kerja antar personil konsultan dalam menangani proyek tersebut.

Tim konsultan akan berkoordinasi pula dengan instansi / dinas lain yang terkait dalam pekerjaan ini. Koordinasi juga diwujudkan dalam bentuk Konsultasi, asistensi dan penyerapan masukan sesuai dengan tugas atau otoritas yang dimiliki oleh instansi/dinas. Bagan Alir : 3.2.2.

Organisasi Proyek

Team Pendukung yang TerlibatUntuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi Pekerjaan, konsultan akan menyediakan tenaga ahli professional sesuai kulifikasi yang disyaratkan dalam KAK. Masing-masing tenaga ahli yang terlibat bertugas secara simultan sesuia dengan tingkat kebutuhan dan ruang lingkup tugas keahlian. Sebagai gambaran kualifikasi tenaga ahli yang terlibat dapat dilihat pada Tabel dan uraian berikut:

TABEL 3.1.1.

Personil dan Kualifikasinya

NOPOSISI PENUGASANNAMAKUALIFIKASI

1Team Leader Ir. Ahmad ArifuddinS1 Teknik Sipil UNHAS Makassar

2ArsitekIr. Syarifuddin R.S1-Teknik Arsitek UNHAS Makassar

3Ahli Teknik Tenaga ListrikMuhammad Jafar, ST.S1- Teknik Elektro UNHAS Makassar

4Pengawas LapanganIr. Muh MuhdyS1 Teknik Sipil UNHAS Makassar

5Pengawas LapanganBambang.G.N, ST.S1 Teknik Sipil UMI Makassar

6Pengawas LapanganIr.Muh.DamrahS1 Teknik Sipil UNHA