Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah

13
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH I. Kasus ( Masalah Utama ) Gangguan konsep diri; harga diri rendah II. Proses Terjadinya Masalah A. Core Problem 1. Definisi Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 1992 ) Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan. 2. Tanda dan gejala a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri b. Hilang kepercayaan diri c. Merasa gagal mencapai keingginan d. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu e. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya f. Menarik diri dari kehidupan sosial g. Banyak diam dan sulit berkomunikasi B. Penyebab Koping individu tidak efektif Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku. C. Akibat Menarik diri

description

LP Harga Diri Rendah

Transcript of Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

I. Kasus ( Masalah Utama )Gangguan konsep diri; harga diri rendahII. Proses Terjadinya MasalahA. Core Problem1. DefinisiHarga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 1992 )Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.2. Tanda dan gejalaa. Perasaan negatif terhadap diri sendirib. Hilang kepercayaan diric. Merasa gagal mencapai keingginand. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampue. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinyaf. Menarik diri dari kehidupan sosialg. Banyak diam dan sulit berkomunikasi

B. PenyebabKoping individu tidak efektifHarga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.

C. AkibatMenarik diriMekanisme terjadinya masalah :Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesimis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.

III. A. Pohon MasalahGangguan isolasi sosial : menarik diriGangguan konsep diri : harga diri rendahKoping individu tidak efektif

B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji1. Isolasi sosial : menarik diriData yang perlu dikajia. Lebih banyak diamb. Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurangc. Personal hygiene kurangd. Merasa tidak nyaman diantara orange. Tidak cukupnya ketrampilan sosialf. Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi2. Gangguan konsep diri harga diri rendahData yang perlu dikajia. Perasaan rendah dirib. Pikiran mengarahc. Mengkritik diri sendirid. Kurang terlibat dalam hubungan sosiale. Meremehkan kekuatan/ kemampuan dirif. Menyalahkan diri sendirig. Perasaan putus asa dan tidak berdaya.3. Koping individu tidak efektifa. Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)b. Strategi dalam menghadapi masalahc. Status emosi pasien

IV. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.

V. Rencana Tindakan KeperawatanDiagnosa 2 : Gangguan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki.a. Kriteria hasil :2.1. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki- kemampuan yang dimiliki- aspek positif keluarga- aspek positif lingkungan yang di miliki klien.b. Intervensi2.1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.2.1.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.2.1.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.a. Kriteria evaluasi3.1. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.b. Intervensi3.1.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.TUK 4 : Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.a. Kriteria evaluasi4.1. Klien membuat rencana kegiatan harian.b. Intervensi4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.- kegiatan mandiri- kegiatan dengan bantuan sebagian- kegiatan yang membutuhkan bantuan total.4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.a. Kriteria evaluasi5.1. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.b. Intervensi5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.5.1.3. Diskusikan kemungkinan, pelaksanaan di rumah.TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada :a. Kriteria evaluasi6.1. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.b. Intervensi6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienKlien lebih suka menyendiri, banyak diam sulit berkomunikasi dengan teman-temannya, pandangan mata kosong.2. Diagnosa KeperawatanGangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.3. Tujuan KhususTuk :1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.2. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.4. Tindakan Keperawatan1. Bina hubungan saling percayaa. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbalb. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai kliend. Jelaskan tujuan pertemuane. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanyag. Beri peerhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikia. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klienb. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatifc. Utamakan memberikan pujian yang realistis

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan1. Fase Orientasia. Salam tarapeutik"Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa dipanggil Ndari, nama mbak siapa ? dan panggilan apa yang mbak sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak, saya akan duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan."b. Evaluasi/ validasi"Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu menyelesaikan masalah mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang terjaadi di rumah sehingga mbak sampai dibawa kemari ?"c. Kontrak"Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang kemampuan yang mbak miliki, di mana kita ngobrol mbak ? berapa lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman selama + 15 menit.3. Fase Kerja"Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sebelum sakit. Baik, apalagi mbak ?""Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali."4. Fase Terminasia. Evaluasi"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi ?""Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?"b. Rencana tindak lanjut"Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih bisa mbak gunakan selama sakit."c. Kontrak"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?""Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienKlien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan teman-temannya.2. Diagnosa KeperawatanGangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.3. Tujuan KhususTuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.Tuk 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.4. Tindakan Keperawatan1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakana. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya2. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.- Kegiatan mandiri- Kegiatan dengan bantuan sebagian- Kegiatan yang membutuhkan bantuan totalb. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan .3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannyaa. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.b. Beri pujian atas keberhasilan klienc. Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan1. Fase Orientasia. Salam terapeutik"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat."b. Evaluasi/ validasi"Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini ?"c. Kontrak"Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit, nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana kita bicara nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu + 30 menit.2. Fase Kerja"Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit.""Baik, apalagi mbak ?""Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?""Nah ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia fasilitas untuk mbak bisa menggali kemampuan mbak .""Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan bakat dan kemampuan mbak."3. Fase Terminasia. Evaluasi"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30 menit tadi ?""Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?"b. Rencana tindak lanjut"Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi."c. Kontrak"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?"

Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

2. Tanda dan gejalaMenurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:

Data subjektif:a. Mengkritik diri sendiri atau orang lainb. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihanc. Perasaan tidak mampud. Rasa bersalahe. Sikap negatif pada diri sendirif. Sikap pesimis pada kehidupang. Keluhan sakit fisikh. Pandangan hidup yang terpolarisasii. Menolak kemampuan diri sendirij. Pengurangan diri/mengejek diri sendirik. Perasaan cemas dan takutl. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positifm. Mengungkapkan kegagalan pribadin. Ketidak mampuan menentukan tujuan

Data objektif:a. Produktivitas menurunb. Perilaku destruktif pada diri sendiric. Perilaku destruktif pada orang laind. Penyalahgunaan zate. Menarik diri dari hubungan sosialf. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalahg. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)h. Tampak mudah tersinggung/mudah marah

3. PenyebabHarga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998: 366). Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif). Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tututan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku (Carpenito, L.J, 1998:83; Townsend, M.C, 1998:313) sebagai berikut:

Data subjektif :a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuanb. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjanganc. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran

Data Objektif :a. Perubahan partisipasi dalam masyarakatb. Peningkatan ketergantunganc. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendirid. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlakue. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain:f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasig. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarh. Penyalahgunaan obat terlarang

4. Akibat

Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes RI, 1998:336). Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan perilaku antara lain:

Data subjektifa. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraanb. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lainc. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain

Data Objektifa. Kurang spontan ketika diajak bicarab. Apatisc. Ekspresi wajah kosongd. Menurun/tidak adanya komunikasi verbale. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

C. Data yang perlu dikaji pada diagnosa Isolasi sosial :menarik diri Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klein mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain Merusak diri sendiri Merusak orang lain Ekspresi malu Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Tidak mau makan dan tidak tidur Tampak ketergantungan pada orang lain Tampak sedih dan tida melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan Wajah tampak murung Ekspresi wajah kosong, Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Hanya memberijawaban singkat (ya/tidak) Menghindar ketika didekatiE. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan harga diri rendah

F. FOKUS INTERVENSI

PasienSP 11. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih digunakan3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 21. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih kemampuan kedua3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

KeluargaSP 11. mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien2. menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya3. menjelaskan cara - cara merawat pasien harga diri rendah

SP 21. melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah2. melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah

SP 31. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)2. menjelaskan follow up pasien setelah pulang

G. DAFTAR PUSTAKA1. Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. DepKes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.

3. Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

4. Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta

5. Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta