Laporan Pendahuluan Enema

8
Laporan Pendahuluan Enema Oleh Fitri Rahmawati 1306489174 a. Pengertian Enema Enema/huknah/klisma adalah suatu tindakan memasukkan cairan secara perlahan-lahan ke dalam rektum dan kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan kanul rectal. b. Tujuan 1. Merangsang peristaltik usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi dan impaksi. 2. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi atau pemeriksaan diagnostic. 3. Melunakkan feses yang telah mengeras atau mengosongkan rectum dan kolon bawah untuk prosedur diagnostic atau pembedahan. 4. Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari program latihan defekasi (bowel training program) 5. Memberikan terapi seperti: mengurangi kadar kalium yang tinggi dengan enema Natrium Polystyrene Sulfonate (Kayexalate) dan mengurangi bakteri kolon dengan enema Neomycin. c. Kompetensi yang Harus Dimiliki Volume maksimum yang dianjurkan untuk pemberian enema: Bayi 150-250 ml

description

enema

Transcript of Laporan Pendahuluan Enema

Page 1: Laporan Pendahuluan Enema

Laporan Pendahuluan Enema

Oleh Fitri Rahmawati 1306489174

a. Pengertian Enema

Enema/huknah/klisma adalah suatu tindakan memasukkan cairan secara perlahan-lahan ke

dalam rektum dan kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan kanul rectal.

b. Tujuan

1. Merangsang peristaltik usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi dan impaksi.

2. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi atau pemeriksaan diagnostic.

3. Melunakkan feses yang telah mengeras atau mengosongkan rectum dan kolon bawah

untuk prosedur diagnostic atau pembedahan.

4. Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari program latihan defekasi (bowel

training program)

5. Memberikan terapi seperti: mengurangi kadar kalium yang tinggi dengan enema Natrium

Polystyrene Sulfonate (Kayexalate) dan mengurangi bakteri kolon dengan enema

Neomycin.

c. Kompetensi yang Harus Dimiliki

Volume maksimum yang dianjurkan untuk pemberian enema:

Bayi 150-250 ml

Toddler 250-350 ml

Anak usia sekolah 300-500 ml

Remaja 500-750 ml

Dewasa 750-1000 ml

Page 2: Laporan Pendahuluan Enema

d. Jenis-Jenis Enema dapat diklasifikasikan ke dalam 4 golongan menurut cara kerjanya:

cleansing (membersihkan), carminative (untuk mengobati flatulence ), retensi (menahan),

dan mengembalikan aliran.

1. Enema cleansing, meningkatkan evakuasi feses secara lengkap dari kolon. Enema ini

bekerja dengan cara menstimulasi peristaltik melalui pemasukan sejumlah besar larutan

atau melaui iritasi lokal mukosa kolon. Ada dua jenis: high enema dan low enema . High

enema diberikan untuk membersihkan keseluruhan kolon. Cairan diberikan pada tekanan

yang tinggi dengan menaikkan wadah enema 30-45 cm atau sedikit lebih tinggi di atas

pinggul klien. Posisi klien berubah dari posisi lateral kiri ke posisi rekumben dorsal dan

kemudian ke posisi lateral kanan, agar cairan dapat turun ke usus besar. Low enema

diberikan hanya ntuk membersihkan rektum dan kolon sigmoid. Perawat memegang

kantung enema 7,5 cm atau lebih rendah dari atas pinggul klien. Enema pembersih paling

efektif jika diberikan dalam waktu 5-10 menit.

2. Enema carminative, menghilangkan distensi gas. Enema ini meningkatkan kemampuan

untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan ke dalam rektum untuk mengeluarkan

gas dengan merenggangkan rektum dan kolon, kemudian merangsang peristaltik. Untuk

orang dewasa dimasukkan 60- 180ml.

3. Enema retensi-minyak melumasi rektum dan kolon. Feses mengabsorpsi minyak sehingga

feses menjadi lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Untuk meningkatkan kerja

minyak, klien mempertahankan enema selama 1-3 jam.

4. Enema bolak-balik, digunakan untuk mengurangi flatus dan meningkatkan gerakan

peristaltik. Pertama-tama larutan (100-200 ml untuk orang dewasa) dimasukkan ke

rektum dan kolon sigmoid klien, kemudian wadah larutan direndahkan sehingga cairan

turun kembali keluar melalui selang rektum ke dalam wadah. Pertukaran aliran cairan ke

dalam dan keluar ini berulang 5- 6 kali, sampai perut gembung hilang atau abdomen

merenggang dan rasa tidak nyaman berkurang atau hilang.

5. Enema medikasi (enema untuk tujuan medis) mengandung obat-obatan. Contoh enema

medikasi adalah Natrium Polisitren Sulfonat (Kayexalate), digunakan untuk mengobati

klien yang memiliki kadar kalium serum tinggi. Obat ini mengandung suatu resin yang

Page 3: Laporan Pendahuluan Enema

menukar ion-ion natrium dengan ion-ion kalium didalam usus besar. Jenis enema

medikasi lain ialah larutan Neomysin, yang merupakan suatu antibiotik yang digunakan

untuk mengurangi bakteri di kolon sebelum klien menjalani bedah usus.

e. Prosedur Pemberian Enema

1. Cuci tangan.

2. Kaji status klien.

3. Siapkan alat dan tempatkan di dekat tempat tidur klien.

4. Jelaskan alasan/tujuan dan prosedur.

5. Pertahankan privasi klien: tutup pintu/pasang gorden, buka area rektal yang diperlukan.

6. Berikan posisi yang nyaman: tinggikan tempat tidur yang sesuai dan pasang pengaman

tempat tidur pada sisi yang berlawanan, atur posisi klien: miring ke kiri atau posisi Sim’s

dengan lutut kanan fleksi.

7. Pasang perlak dan alasnya serta dekatkan bedpen.

8. Pasang sarung tangan, siapkan set enema, lumasi ujung kanul dengan jelly 7,5-10 cm.

9. Tentukan letak anus dengan tangan non-dominan.

10. Masukkan ujung kanul perlahan-lahan 7,5-10 cm (dewasa); 5-7,5 cm (anak);2,5-3,75 cm

(anak). Anjurkan klien rileks & napas dalam.

11. Alirkan cairan enema dengan buka klem dan tinggikan kontainer perlahan: 30-45 cm

(high enema) dan 7,5 cm (low enema).

12. Bila sudah selesai, tarik kanul perlahan.

13. Anjurkan klien menahan 5-10 menit atau sesuai kemampuan klien (untuk anak, rapatkan

gluteus beberapa menit).

14. Bantu klien defekasi dan bersihkan.

15. Rapikan klien dan beri posisi nyaman.

16. Kumpulkan dan bersihkan alat-alat.

17. Cuci tangan.

Prosedur Huknah Gliserin:

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

2. Pasang sampiran

Page 4: Laporan Pendahuluan Enema

3. Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur

4. Lepaskan pakaian bagian bawah

5. Atur posisi klien:

Dewasa: miring ke kiri dengan lutut kanan fleksi

Bayi dan anak: rekumben dorsal di bawahnya diberi pispot

6. Pasang alas dan perlaknya

7. Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa kehangatan kemudian tuangkan ke

mangkok kecil

8. Isi spuit gliserin 10-20 cc dan keluarkan udara

9. Setelah pasien berada pada posisi miring, tangan kiri dan tangan kanan mendorong bokong ke

atas sambil memasukkan spuit perlahan-lahan hingga ke rectum, lalu pasang bengkok

10. Masukkan spuit gliserin 7-10cm untuk orang dewasa dan 5-7,5 cm untuk anak serta 2,5-3,75

cm untuk bayi

11. Masukkan gliserin perlahan-lahan sambil menganjurkan pasien untuk menarik napas

panjang dan dalam

12. Cabut spuit dan letakkan dalam bengkok

13. Bantu pasien BAB

Bantu pasien ke toilet untuk pasien yang bias ke toilet

Untuk pasien dengan keadaan umum yang lemah dan tirah baring, pasang pispot

14. Ambil pispot

15. Bersihkan daerah perianal pada pasien yang buang air besar pada pispot.

Bersihkan dengan tisu

Ambil waslap dan bersihkan dengan air sabun pada daerah perianal

Bilas dengan air bersih

Keringkan dengan handuk

16. Tarik alas dan perlak

17. Ganti selimut mandi dan selimut tidur

18. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah

19. Buka sampiran

20. Rapikan alat kemudian cuci tangan

21. Dokumentasikan warna dan konsistensi feses, adanya distensi abdomen

Page 5: Laporan Pendahuluan Enema

F. Aspek Keselamatan Dan Keamanan Yang Harus Diperhatikan

Perawat sebaiknya selalu menjaga kebersihan kanul yang akan dipasang ke klien, dengan

steril. Selain itu, untuk menghindari infeksi kepada perawat, perawat harus memakai sarung

tangan, masker, sebagai perlindungan diri, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan prosedur tindakan (universal precaution).

g. Hal-Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Perawat Dalam Melakukan Tindakan

1. Jumlah cairan enema yang diberikan tergantung macam enema, tujuan enema, usia dan

kemampuan klien.

2. Enema diberikan pada suhu cukup hangat 40,5-43 (dewasa), 37 (anak).

3. Frekuensi enema yang terlalu sering dapat merusak reflek defekasi normal.

4. Cairan sabun yang terlalu banyak dapat mengiritasi mukosa kolon.

5. Lumasi ujung kanul rektal untuk memudahkan pemasukannya dan mengurangi iritasi

pada mukosa rektum.

h. Dokumentasi

1. Catat hasil dari kegiatan enema, meliputi tipe dan volume enema yang diberikan, warna-

jumlah-konsistensi fekal.

2. Catat instruksi dari dokter.

REFERENSI:

Black, J. M. & Hawks, J. H. (2005). Medical-Surgical Nursing: Clinical Management for

Positive Outcomes. 7th Ed. Philapdelphia: Elsevier Saunders.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. 6

th. Ed. St. Louis, Ml: Elsevier Mosby.

Sherwood, L. (2003). Human physiology: From cells to systems. 3rd ed. New York: Thompson

Learning.