LAPORAN-PENDAHULUAN-BRONKHITIS

14
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS A. PENGERTIAN Bronkitis akut adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea, oleh berbagai sebab (Junadi, 2000 : 206). Bronkitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut- turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Brunnner and Suddart, 2002). Bronkitis akut adalah radang pada bronchus yang biasanya mengenai trachea dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan laringotracheobronchitis. B. ETIOLOGI Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumonia. Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur. Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik

description

bronk

Transcript of LAPORAN-PENDAHULUAN-BRONKHITIS

LAPORAN PENDAHULUANBRONKHITIS

A. PENGERTIANBronkitis akut adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea, oleh berbagai sebab (Junadi, 2000 : 206).Bronkitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Brunnner and Suddart, 2002).Bronkitis akut adalah radang pada bronchus yang biasanya mengenai trachea dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan laringotracheobronchitis.

B. ETIOLOGIBronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumonia. Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur. Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan terjadinya bronchitis.

C. PATOFISIOLOGIMasuknya infeksi viral, bakteri, polutan, kedinginan, kelelahan dan malnutrisi dapat mengakibatkan terjadinya hiperemia membran mukosa pada dinding bronchus dan terjadi desquamasi mukosa yang dapat mengakibatkan udem pada dinding bronchus. Selanjutnya, dapat mengakibatkan infiltrasi leukosit dari submukosa bronchus. Dan akan terjadi produksi eksudat mucopurelent pada proses ini ditandai dengan batuk-batuk kecil ini sebagai respon tubuh.Silia bronchus berfungsi untuk sel fagosit memfagosit dari sel-sel yang rusuk dan dapat mengakibatkan pembesaran pada limfe dimana sebagai tanda adanya peradangan. Dimana terjadi gangguan limfe. Bakteri yang masuk dapat menginfeksi bronchus yang dapat mengakibatkan akumulasi sel dan eksudat mucopurulent dan dapat terjadi obstruksi jalan nafas.

D. PATHWAY Infeksi viral, Polutan, Kedinginan, Lelah, Malnutrisi

Hyperemi membran mukosa

Desquamasi mukosa

Udema pada dinding bronchus

Infiltrasi leukosit dari sub mukosa bronchus

Produksi eksudat mucopurelent

Gangguan limfe

Bakteri masuk ke bronchioli yang steril

Obstruksi jalan nafas

Udema dinding bronchioli

Rerensi sekrat Spasme musculus Bronchioli Bersihan jalan nafas tidak efektif Gangguan pertukaran gas, intoleransi aktivitas

E. MANIFESTASI KLINISa. Tanda toksemi : Malaise, demam, badan terasa lemah, banyak keringatDiaphoresis, tachycardia, tachypnoe.b. Tanda iritasi : Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi sekret, rasa sakitdibawah sternum.c. Tanda obstruksi : sesak nafas, rasa mau muntah.

F. TEST DIAGNOSTIKa. Sinar x dada: Dapat menyatakan hiperinflasi paru paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode remisi.b. Tes fungsi paru: Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi.c. TLC: Meningkat d. Volume residu: Meningkat.e. FEV1/FVC: Rasio volume meningkat.f. GDA: PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.g. Bronchogram: Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat inspirasi, pembesaran duktus mukosa.h. Sputum: Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen.i. EKG: Disritmia atrial, peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF.j. Analisa gas darah memperlihatkan penurunan oksigen arteri dan peningkatan karbon dioksida arteri.k. Polisetemia (peningkatan konsentrasi sel darah merah) terjadi akibat hipoksia kronik yang disertai sianosis, menyebabkan kulit berwarna kebiruan.

G. PENGKAJIANa. Aktivitas/istirahatGejalaKeletihan, kelelahan, malaise, Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari hari, Ketidakmampuan untuk tidur, Dispnoe pada saat istirahat.

TandaKeletihan, Gelisah, insomnia, Kelemahan umum/kehilangan massa otot.

b. SirkulasiGejalaPembengkakan pada ekstremitas bawah.

TandaPeningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Distensi vena leher, Edema dependent, Bunyi jantung redup, Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis, Pucat, dapat menunjukkan anemi.

c. Integritas EgoGejalaPeningkatan faktor resiko, Perubahan pola hidup

TandaAnsietas, ketakutan, peka rangsang.

d. Makanan/cairanGejalaMual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makan, penurunan berat badan, peningkatan berat badan.

TandaTurgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan berat badan, palpitasi abdomen.

e. HygieneGejalaPenurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan

TandaKebersihan buruk, bau badan.

f. PernafasanGejalaBatuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun, episode batuk hilang timbul.

TandaPernafasan biasa cepat, penggunaan otot bantu pernafasan, bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas ronchi, perkusi hyperresonan pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu abu keseluruhan.

g. KeamananGejalaRiwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan, adanya / berulangnya infeksi.

h. SeksualitasGejalaPenurunan libido

i. Interaksi socialGejalaHubungan ketergantungan, kegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekat, penyakit lama/ketidakmampuan membaik

TandaKetidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress pernafasan. Keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.

H. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

I. INTERVENSI KEPERAWATANa. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.Tujuan: Mempertahankan jalan nafas paten. Kriteria Hasil: - Pertukaran gas dan ventilasi tidak berbahaya Irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal Klien mempunyai jalan nafas yang patenIntervensiRasional

Auskultasi bunyi nafas.Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.

Kaji/pantau frekuensi pernafasan.

Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.

Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibirMemberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.

Observasi karakteristik batukBatuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahan

Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hariHidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.Tujuan: Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat

Kriteria Hasil: - GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distresspernafasan.IntervensiRasional

Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.

Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.

Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.

Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja nafas.

Auskultasi bunyi nafas.

Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi.

Awasi tanda vital dan irama jantungTakikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.

Awasi GDAPaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.

Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDADapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.Tujuan: Perbaikan dalam pola nafas.Kriteria Hasil: - Pola nafas teratur Respirasi dalam batas normal 16-24 per menitIntervensiRasional

Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibirMembantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.

Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahatmemungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan.

Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafsan jika diharuskanmenguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.Tujuan: Menunjukkan peningkatan berat badan.Kriteria Hasil: - Pasien akan mempertahankan berat badannya Mempertahankan massa tubuh dalam batas normalIntervensiRasional

Kaji kebiasaan diet.Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum.

Auskultasi bunyi ususPenurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.

Berikan perawatan oralRasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah.

Timbang berat badan sesuai indikasi.Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

Konsul ahli giziKebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3. Jakarta : EGC.Carpenito Lynda Juall. 2000. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 6. Jakarta : EGC.Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedoteran UI.