laporan pencling

11
ABSTRAK

description

laporan penceling kitaaa

Transcript of laporan pencling

Page 1: laporan pencling

ABSTRAK

Page 2: laporan pencling

I. PENDAHULUAN

Kota Palembang terletak antara 2052’ sampai 305’ LS dan 104037’ sampai 104052’

BT dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Kota Palembang merupakan kota

tepian sungai dengan Sungai Musi yang mengalir kearah timur kota dan bermuara keselat

bangka, serta memiliki beberapa anak sungai. Adapun sistem Daerah Aliran Sungai di kota

Palembang terbagai menjadi 19 Sistem Aliran yang sebagian besar DAS ini bermuara di Sungai

Musi.

Sungai Musi merupakan Induk dari sungai dari sungai yang ada diwilayah kota

palembang, dan berfungsi untuk mendukung aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, seperti

untuk transportasi air, sumber air minum , air pertanian dan peternakan juga sebagai bahan baku

air bersih PDAM Tirta Musi dengan debit rata rata 20.776.522 m3/bln serta sebagai bahan baku

proses pada beberapa industri yang berada dipinggir aliran sungai.

Disamping menggunakan air sungai sebagai sumber air untuk proses industri dan

kegiatan, sungai juga digunakan sebagai badan penerima bagi limbah cair yang dihasilkan dari

industri atau kegiatan, baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah. Untuk itu agar

kualitas air sungai ada dikota Palembang tetap terjaga kualitasnya perlu dilakukan pengelolaaan

lingkungan yang tepat dan berkelanjutan.

Salah satu aspek penting dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah Pemantauan

Kualitas Lingkungan secara kontinu salah satunya dengan melakukan pemantauan Kualitas Air

Sungai hingga diperoleh data base dan trend kualitas lingkungan yang dapat memberikan

informasi faktual tentang kondisi lingkungan masa sekarang sehingga dapat dirancang alternatif

pengelolaan lingkungan hidup yang akan diterapkan dimasa datang.Tujuan pemantauan kualitas

air sungai musi adalah agar mengetahui keadaan dan kualitas air sungai berdasarkan Parameter

Fisik ( Suhu, TDS, PH dan DO) yang memenhuhi syarat baku mutu lingkungan berdasarkan

PERGUB Sumatera Selatan NO 16. Tahun 2005.

II. METODE PENGAMBILAN SAMPEL

Alat yang digunakan untuk mengambil sample air berupa Vandorn, Ph meter,Do meter dan

TDS meter. Bahan yang digunakan yaitu Air Sungai Musi. Dalam Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara komposit yaitu sampel diambil sebanyak 3 kali pada sungai dalam kondisi

pasang, lalu dimsukkan kedalam ember dan dilakukan pengukuran disetiap parameter.

Page 3: laporan pencling

Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik yaitu titik pertama di wilayah Benteng Kuto

Besak (BKB) dengan mengukur 3 bagian yaitu bagian permukaan, tengah dan dasar. Titik kedua

di wilayah Pelabuhan Boom Baru dengan mengukur 3 bagian yaitu bagian permukaan, tengah

dan dasar. Titik ketiga di Wilayah Pulau Kemaro dengan mengukur 3 bagian yaitu bagian

permukaan, tengah, dan dasar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Ph

Permukaan Tengah DasarBKB 6.8 6.8 6.9

Bombaru 6.9 6.9 6.9P.Kamaro 6.9 6.9 6.9

2. Suhu

Permukaan Tengah DasarBKB 29.1 29.1 29.3Bombaru 32.2 23 29.2P.Kamaro 29.4 29.5 29.2

3. TDS

Permukaan Tengah DasarBKB 23 22 22Bombaru 29.2 22 21P.Kamaro 20 21 20

4. DO

Permukaan Tengah DasarBKB 4.3 5.5 5.4

Bombaru 10.2 19.4 14.3P.Kamaro 3.3 12.3 12.4

Page 4: laporan pencling

B. PEMBAHASAN

1. Derajat Keasaman (Ph)

Grafik Ph

Permukaan Tengah Dasar6.74

6.76

6.78

6.8

6.82

6.84

6.86

6.88

6.9

6.92

BKBBombaruP.Kamaro

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.16 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air untuk air kelas I sampai dengan kelas IV yaitu berkisar antara 6-9,. Pada grafik diatas, pengukuran nilai Ph pada setiap titik dan satiap bagian (permukaan, tengah dan dasar) masih memenuhi baku mutu lingkungan yaitu nilai Ph berada pada range 6-7. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ph pada air sungai musi dalam keadaan netral atau normal.

Page 5: laporan pencling

2. Suhu

Grafik Suhu

Permukaan Tengah Dasar0

5

10

15

20

25

30

35

BKBBoombruP. Kemaro

Berdasarkan grafik suhu perairan sungai musi berkisar antara 23 -29C yang merupakan suhu alami. Menurut Adriman (1995) bahwa banyak aktivitas hewan air dikontrol oleh suhu misalnya pemijahan, pemangsaan, perkembangan embrio dan kecepatan metabolisme. Nybakken (1988) menjelaskan bahwa suhuu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Kaidah umum menyebutkan bahwa reaksi kimia dan biologi air (proses fisiologis) akan meningkat 2 kali lipat pada kenaikan temperatur 100C, selain itu suhu juga berpengaruh terhadap penyebaran dan komposisi organisme. Kisaran suhu yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah antara 18-30C. Berdasarkan hal tersebut, maka suhu perairan dilokasi penelitian sangat mendukung kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.

Page 6: laporan pencling

3. Total Suspended Solid (TDS)

Grafik TDS

Permukaan Tengah Dasar0

5

10

15

20

25

30

35

BKBBoomBaruDasar

Jika dilihat pada grafik, nilai TDS pada tiga dititik dan 3 bagian (permukaan,tengah dan dasar) masih dibawah ambang baku mutu air sungai . Nilai TDS yang didapat dari pengukuran tiga titik tersebut berkisar antara 20-29 mg/L. Nilai TDS sesuai dengan SK Gubernur Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005 yaitu 1000 mg/L, sedangkan hasil pengukuran nilai TDS yang didapat masih sangat jauh dari standar baku mutu perairan air sungai. Rendahnya nilai TDS disebabkan karena belum sepenuhnya musim hujan, sehingga curah hujan yang rendah menyebabkan partikel-partikel tanah diwilayah perairan tersebut tidak dibawa oleh air hujan

Page 7: laporan pencling

. 4. Oksigen Terlarut (DO)

Grafik DO

Permukaan Tengah Dasar0

5

10

15

20

25

BKBBoomBaruP.kemaro

Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terlarut di dalam air Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tamanam dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya.

Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan oksigen terlarut. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan binatang air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses perkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang dilapisi permukaan logam.

Berdasarkan SK Gubernur Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005 baku mutu DO adalah 6mg/L, maka nilai yang memenuhi baku mutu lingkungan adalah minimal 6mg/L. pada grafik diatas, nilai DO yang didapatkan dari pengukuran pada setiap titik berbeda-beda, pada titik BKB berkisar 4-5 mg/L, pada titik Bom Baru berkisar 10-19 mg/L dan pada titik pulau kemaro berkisar 3-12 mg/L. Pada setiap titik mengalami peningktan dan penurunan nilai DO, Turunnya nilai DO tersebut menunjukkan banyaknya senyawa organic dan anorganic yang bersifat reduktor didalam air hal ini disebabkan karena banyaknya kegiatan dipinggiran Sungai Musi seperti Rumah tangga (limbah domestic) , atau industri,.

KESIMPULAN

Page 8: laporan pencling

Berdasarkan uraian diatas terhadap hasil analisa data penelitian maka

dapat disimpulkan :

Secara garis bersar nilai Ph pada air sungai musi msaih memenuhi standar baku mutu lingkungkungan sesuai dengan SK Gubernur Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Suhu pada perairan sungai musi masih dalam keadaan normal, sehingga sangat mendukung kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.

Sungai musi memiliki nilai TDS yang sangat jauh lebih rendah dari standar baku mutu lingkungan berdasarkan SK gubernur Sumatera Selata No.16 Tahun 2005 yaitu 1000mg/L.

Berdasarkan hasil pengukuran Oksigen Terlarut (DO) pada air sungai musi berbeda-beda pada setiap titik. Ada yang mengalami pengingkatan dan penurunan nilai DO, sehingga belum memenuhi standar baku mutu lingkungan berdasrka SK gubernur No. 16 tahun 2005 yaitu 6 mg/L.