laporan pembuatan gas Cl2.docx
-
Upload
nurul-fathatun -
Category
Documents
-
view
556 -
download
6
description
Transcript of laporan pembuatan gas Cl2.docx
LABORATORIUM SATUAN PROSES
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : Pembuatan Gas Chlorine (Cl2)
PEMBIMBING : Ir. Retno Indarti, MT
Oleh :
Kelompok : VI
Nama : 1. Nurul Fathatun ,121424023
2. Pria Gita Maulana ,121424024
3. Reni Swara M ,121424026
Kelas : 1A
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Tanggal Praktikum : 18 April 2013
Tanggal Penyerahan : 25 April 2013
(Laporan)
I. JUDUL PRAKTIKUM
Pembuatan Gas Chlorine (Cl2)
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari pembuatan gas chlorine dengan proses elektrolisis.
2. Mengidentifikasi produksi gas chlorine yang didapatkan.
3. Membandingkan produksi gas chlorine dalam waktu tertentu.
III. LANDASAN TEORI
Dalam menyediakan kebutuhan air bersih diperlukan desinfektan untuk menjaga kualitas
air. Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O3), klorin (Cl2), klordioksida (ClO2) dan proses
fisik seperti penyinaran dengan ultra violet, pemanasan dan lain-lain digunakan untuk
desinfeksi air. Dari bermacam- macam zat kimia tersebut, klor adalah zat kimia yang sering
dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam
setelah pembubuhannya (residu klor). Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme,
klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe, Mn menjadi Fe, Mr dan memecah
molekul organis seperti warna (Alaerts,1990). Gas klorin diharapkan bisa diproduksi dari
larutan NaCl dimana terkandung ion-ion klorida di dalamnya.
Elektrolisis
Air yang murni kimia, praktis tak menghantarkan listrik, tetapi jika asam, basa, atau
garam dilarutkan didalamnya, larutan yang dihasilkan bukan saja menghantarkan arus listrik,
melainkan juga mengalami perubahan-perubahan kimia. Seluruh proses ini disebut elektrolisis.
Larutan elektrolit ditaruh dalam sebuah bejana, dimana dua buah penghantar (konduktor)
zat padat (misalnya logam), yang disebut elektroda dicelupkan. Dengan bantuan aki (atau
sumber arus listrik searah lainnya), diberi perbedaan potensial antara kedua elektroda itu.
Elektroda dengan muatan negatif dalam sel elektrolisis disebut katoda, sedangkan yang
bermuatan positif dinamakan anoda. Partikel-partikel yang bergerak ke arah salah satu
elektroda haruslah bermuatan, dan muatan ini harus berlawanan dengan muatan elektroda ke
arah mana mereka bergerak (Svehla, 1990).
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektolisis
larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti
tereduksi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam
NaCl (yangdikenaldenganistilahsel Downs) :
Katoda (-) : 2 Na+(L) + 2e- ---- 2Na……………… (1)
Anoda (+) : 2Cl(l) --- Cl2(g) + 2e- ………………….......... (2)
Reaksi sel : 2Na+(l) + 2Cl(l) -- 2 Na(s) + Cl2(g) …………... (1) dan (2)
Reaksi elektolisis lelehan garamNaCl menghasilkan endapan logam natrium di
katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana hal nya jika lelehan garam NaCl
diganti dengan larutan garam NaCl ?Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk
mempelajari reaksi elektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret
volta.
Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+ . Berdasarkan Tabel
Potensial Standard Reduksi, air memiliki Eored yang lebih besar dibandingkan ion Na+.
Ini berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+.Oleh sebab itu, spesi yang
bereaksi di katoda adalah air.Sementara berdasarkan Tabel Potensial standard Reduksi,
nilai EO red ion Cl-dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial
tambahan( over voltage), maka oksidasi ion Cl- lebih mudah dibandingkan oksidasi air.
Dengan demikian reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutangaramNaCl adalah sebagai
berikut :
Katoda (-) : 2H2O + 2e- ---H2(g) + 2OH –(aq) ……………….......... (1)
Anoda (+) : 2Cl- (aq) -Cl2(g) + 2e- ……………………................... (2)
Reaksi sel : 2H2O(l) + 2Cl – (aq)-- H2(g) + Cl2(g) + 2OH-
(aq) .............(1) dan (2)
Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion
OH-pada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi
merah muda setelah sejumlah indicator penoftalein (pp).Dengan demikian, terlihat
bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis
larutan. Selain pembentukan gas chlorine, dalam anoda juga terbentuk gas oksigen,
reaksi terjadi sebagai berikut :
Katoda (-) : 4H2O + 2e- ---2H2(g) + 2OH –(aq) .............................(1)
Anoda (+) : 2H2O - 4H+ + O2 + 4e- .........................................(2)
Reaksi sel : 6H2O(l) -- 2H2(g) + O2(g) + 4OH-(aq) + 4 H+ .............(1) dan (2)
Rangkaian proses pembuatan gas chlorine :
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:
Reaktor elektrolisis
Scrubber / alat penangkap gas chlorine
Rectifer / sumber arus
Peralatan titrasi
Peralatan gelas
Bahan yang digunakan:
NaCl teknis / garam dapur
Kalium Iodida (KI) 2%
Larutan HCl 0,02 N
Indikator phenolpthalin
Aquades
V. PROSEDUR KERJA
5.1 Pembuatan Gas Chlorine
5.2 Analisis Gas Chlorine
am bil 25 m l laru tan d i katoda
m asukkan kedalam labu erlenm eyer
tam bahkan indikator pp
titrasi m enggunakan laru tan H C l 0 ,02 N
am bil 10 m L laru tan K I
m asukkan kedalam scrubber sebagai
penam pung
tam bahkan 5 m L am ylum dan am ati perubahan w arna
yang terjad i
VI. DATA PENGAMATAN
Volume larutan KI
Scrubber 1 = 50 mL
Scrubber 2 = 50 mL
Membuat larutan NaCl
Massa NaCl = 35 gram
Aquades = 100 mL
Kuat arus = 2,5 A
Gas chlorine mulai terbentuk (warna berubah menjadi cokelat) pada 20 menit setelah
arus diberikan
Gas chlorine yang terbentuk pada scrubber 1 = 58 mL
Berikut gambar hasil pengamatan pembuatan gas klorin.
Gambar hasil pengamatan
VII. PENGOLAHAN DATA
NaCl(l) → Na+ + Clˉ
Katoda: 2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OHˉ(aq)
Anoda: 2Clˉ(aq) → Cl2(g) + 2e
2H2O(l) + 2Clˉ(aq) → H2(g) + 2OHˉ(aq) + Cl2(g)
Penentuan konsentrasi NaOH
Konsentrasi HCl : 0,02N
Volume larutan NaOH di katoda : 13 mL
Setelah titrasi, volume HCl yang terpakai hanya 0,2 mL
VNaOH × MNaOH = VHCl × MHCl
13mL × M1 = 0,2mL × 0,02 N
MNaOH = 0,0003076923 N
Dari scrubber 1 yaitu Cl dan KI diambil 10 mL ditambahkan amylum 5 mL, warna menjadi
hijau tua
VIII. PEMBAHASAN
Oleh: Nurul Fathatun (121424023)
Percobaan kali ini adalah pembuatan gas klorin melalui proses elektrolisis.
Elektrolisis itu sendiri adalah perubahan energi listrik menghasilkan reaksi kimia.
Tujuan dari praktikum ini adalah membuat gas klorin dengan proses elektrolisis dan
mengidentifikasi produksi gas klorin juga membandingkan produksi gas klorin dalam
waktu tertentu.
Langkah pertama yang dilakukan adalah merangkai alat dengan cara
menghubungkan reaktor elektrolisis dengan rectifier sebagai sumber listrik dan
scrubber yang terdiri dari scrubber 1 sebagai penangkap gas klorin pertama dan
scrubber 2 sebagai penangkap sisa gas klorin yang tidak tertangkap pada scrubber 1.
Karena proses yang dilakukan adalah elektrolisis maka sumber listrik negatif dipasang
pada katoda dan sumber listrik positif dipasang pada anoda. Adapun reaksi yang terjadi
pada anoda dan katoda adalah sebagai berikut :
NaCl(l) → Na+ + Clˉ
Katoda: 2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OHˉ(aq)
Anoda: 2Clˉ(aq) → Cl2(g) + 2e
2H2O(l) + 2Clˉ(aq) → H2(g) + 2OHˉ(aq) + Cl2(g)
Kemudian pada kolom dimasukkan larutan NaCl jenuh yang dibuat dengan cara
melarutkan serbuk NaCl sebanyak 35 gram dalam 100 mL air hingga larutan menjadi
jenuh (ditandai dengan serbuk NaCl yang sudah sulit terlarut). Selanjutnya pada
masing-masing scrubber diisi dengan larutan KI 2% sebanyak 50 mL. Setelah arus
mulai dialirkan pada katoda terbentuk gelembung-gelembung yang banyak tetapi pada
anoda masih tetap diam tanpa ada gelembung, setelah beberapa saat pada anoda juga
mulai terbentuk gelembung-gelembung yang kemudian terus menekan keatas
(mengangkat) larutan dari kolom hingga meluap melalui selang sehingga mengalirkan
larutan klorin yang terbentuk menuju scrubber 1 yang telah disiapkan sebagai
penangkap gas klorin. Gas klorin mulai terbentuk pada menit ke 20 setelah diberikan
arus. Ini ditandai dengan berubahnya warna larutan KI pada scrubber 1 yang semula
bening menjadi cokelat dan volumenya pun terus meningkat. Dari hasil pengamatan gas
klorin yang terbentuk pada scrubber 1 adalah sebesar 58 mL. Kemudian dilakukan
pengujian terhadap larutan di katoda yang berupa NaOH sebanyak 13 mL, selanjutnya
larutan NaOH tersebut dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,02N, setelah
dilakukan titrasi volume HCl yang dibutuhkan untuk menetralkan larutan NaOH
tersebut hanya 0,2 mL dan dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa
konsentrasi NaOH yang terbentuk di katoda adalah sebesar 0,0003076923 N (sangat
kecil).
Selanjutnya dilakukan pengujian juga terhadap larutan KI pada scrubber 1,
diambil sampel sebanyak 10 mL dari scrubber 1 yang kemudian ditambahkan 5 mL
amylum dan warna larutan KI berubah yang semula berwarna cokelat menjadi hijau
tua. Ini menunjukan bahwa larutan KI khususnya unsur iodin sedeang bereaksi dengan
amylum.
Oleh: Pria Gita Maulana (121424024)
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan gas chlorine dan
mengindentifikasi produksi gas chlorine yang didapatkan. Pembuatan gas chlorine pada
praktikum ini dibuat melalui proses elektrolisis. Pada proses elektrolisis ini digunakan
larutan Nacl dengan konsentrasi jenuh sebagai larutan elektrolit. Digunanakannya
larutan NaCl dengan konsentrasi jenuh sebagai larutan elektrolit karena larutan ini
merupakan kondouktor yang baik sehingga reaksi elektrolisis dapat berjalan dengan
baik.
Pada katoda ion Na+ dari larutan NaCl tidak tereduksi yang tereduksi adalah air.
Hal ini terjadi karena harga potensial reduksi H2O lebih besar dari harga potensial
reduksi ion Na+ dari larutan NaCl. Reaksi pada katoda ini menghasilkan gas H2 dan
larutan bersifat basa. Larutan pada katoda bersifat basa karena pada katoda dihasilkan
ion OH- dan ion OH- ini ditangkap oleh ion Na+ dari larutan NaCl sehingga
menghasilkan larutan NaOH pada katoda yang bersifat basa. Pada praktikum
didapatkan volume NaOH yang terbentuk pada katoda adalah 13 ml. Larutan ini
dititrasi dengan larutan HCl, dimana volume larutan HCl yang dibutuhkan pada proses
titrasi ini adalah 0,2 ml sehingga dapat diketahui pada praktikum ini konsentrasi larutan
NaOH yang didapatkan pada katoda adalah 0,0003 M.
Sementara itu pada anoda ion Cl- dari larutan NaCl mengalami oksidasi
membentuk CL2 (gas Chlorine). Untuk membuktikan bahwa pada anoda terbentuk gas
chlorine maka gas chlorine pada praktikum ini dialirkan menuju scrubber 1 dan 2 yang
berisi larutan KI. Pada praktikum ini gas chlorine mulai terbentuk pada 20 menit
setelah arus diberikan. Pada scrubber 1 ketika gas chlorine mulai terbentuk terjadi
perubahan warna larutan pada scrubber 1 menjadi kuning kehijauan, sedangkan pada
scrubber 2 tidak terjadi perubahan warna larutan. Perubahan warna ini terjadi karena
pada scrubber 1, gas chlorine berikatan dengan larutan KI sehingga terbentuk I2 (iodin).
Iodin inilah yang menyebabkan larutan berwarna coklat. Sementara itu pada scrubber 2
tidak terjadi perubahan warna karena pada scrubber 2 tidak ada gas chlorine. Hal ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa terbentuknya gas chlorine pada praktikum ini dapat
diketahui dengan menggunakan larutan KI dimana larutan tersebut berubah warnanya
menjadi kuning kehijauan.
Untuk membuktikan adanya Iodine pada scrubber 1 maka digunakan amilum.
Amilum ini jika bereaksi dengan Iodine akan menghasilkan larutan berwarna ungu.
Pengamatan pada praktikum ini didapatkan larutan hasil pencampuran antara larutan
pada scrubber 1 dan larutan amilum mennghasilkan larutan berwarna hijau tua. Hal ini
membuktikan bahwa pada scrubber 1 terdapat sedikit Iodin.
Reaksi elektrolisis pembuatan gas chlorine dapat dituliskan sebagai berikut :
NaCl → Na+ + Cl-
Katoda: 2H2O + 2e → H2 + OH-
Anoda: 2Cl- → Cl2 + 2e
2H2O + 2Cl- → H2 + OH- + Cl2
IX. KESIMPULAN
Pembuatan gas chlorine dapat dilakukan dengan proses elektrolisis. Pada proses
elektrolisis gas chlorine terbentuk pada anoda. Gas chlorine pada anoda dapat diketahui
dengan mengalirkan gas chlorine ke dalam scrubber yang berisi larutan KI. Pada
scrubber gas chlorine bereaksi dengan larutan KI menghasilkan Iodine yang ditandai
dengan warna larutan menjadi coklat. Adanya iodine pada larutan scrubber dapat
diketahui dengan mencampurkan larutan tersebut dengan larutan amilum yang akan
menghasilkan warna larutan hijau tua. Pada katoda terbentuk larutan yang bersifat basa
yaitu larutan NaOH. Konsentrasi larutan NaOH dapat diketahui dengan cara mentitrasi
larutan tersebut dengan HCl. Dari percobaan diketahui konsentrasi larutan NaOH
sebesar 0,0003 M.
X. DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Aal, H.K., dan Hussein I.A. 1993. “Parametric Study for Saline Water Electrolysis:
Part I-- Hydrogen Production”. International Journal Hydrogen Energy 18 (6), Hal
485-489.
Abdel-Aal, H.K., Hussein I.A., Sultan. S.M. 1993. “Parametric Study for Saline Water
Electrolysis: Part
II-Chlorine Evolution, Selectivity and Determination”. International Journal Hydrogen Energy
18 (7), Hal 545-551.
American Public Health Association (APHA), American Water Work Association, Water
Environmental