Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1. Praktikan dapat mengenali dan menjelaskan ciri-ciri bentuk lahan yang dikontrol oleh aktivitas vulkanisme berdasarkan karakteristik pola kontur. 2. Praktikan dapat mengenal dan menjelaskan ciri-ciri pola pengaliran dari bentukan asal vulkanik yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanisme. 1.2 Latar Belakang Pergerakan lempeng tektonik berdampak global terhadap bentuk permukaan bumi. Sehingga kontrol pembentuk morfologi bumi yang paling dominan berupa tenaga endogen adalah pergerakan lempeng. Selain itu tenaga eksogen juga berperan penting dalam terbentuknya variasi bentuk permukaan bumi. Bentuk lahan struktural terjadi oleh karena adanya pro ses endogen yang disebut tektonisme atau diastrofisme. Pro ses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi: lipatan dan patahan. Selain itu terdapat pula struktur horizontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. Tenaga endogen yang bekerja pada bumi, seperti pergerakkan lempeng, akan membawa pengaruh besar terhadap bentuk-bentuk lahan di permukaan bumi. Pergerakkan lempeng yang mengakibatkan subduksi akan menghasilkan cairan panas atau yang sering disebut dengan magma. Magma yang dihasilkan dari proses subduksi antar

Transcript of Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

Page 1: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

1. Praktikan dapat mengenali dan menjelaskan ciri-ciri bentuk lahan yang dikontrol

oleh aktivitas vulkanisme berdasarkan karakteristik pola kontur.

2. Praktikan dapat mengenal dan menjelaskan ciri-ciri pola pengaliran dari

bentukan asal vulkanik yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanisme.

1.2 Latar Belakang

Pergerakan lempeng tektonik berdampak global terhadap bentuk permukaan

bumi. Sehingga kontrol pembentuk morfologi bumi yang paling dominan berupa tenaga

endogen adalah pergerakan lempeng. Selain itu tenaga eksogen juga berperan penting

dalam terbentuknya variasi bentuk permukaan bumi.

Bentuk lahan struktural terjadi oleh karena adanya proses endogen yang disebut

tektonisme atau diastrofisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan

pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi: lipatan dan patahan. Selain

itu terdapat pula struktur horizontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami

perubahan.

Tenaga endogen yang bekerja pada bumi, seperti pergerakkan lempeng, akan

membawa pengaruh besar terhadap bentuk-bentuk lahan di permukaan bumi.

Pergerakkan lempeng yang mengakibatkan subduksi akan menghasilkan cairan panas

atau yang sering disebut dengan magma. Magma yang dihasilkan dari proses subduksi

antar lempeng akan mencari celah untuk keluar ke permukaan bumi. Hal tersebut

menjadi salah satu penyebab terbentuknya gunung api, yang kemudian dari aktivitas

gunung api tersebut akan menjadi kontrol bentuk ahan asalv vulkanik.

Menurut Van Zuidam (1983) bentuk lahan asal vulkanik secara spesiik sangat

mudah diidentifikasi dari peta topografi, bentuk lahan vulkanik dibentuk dari akumulasi

lava fragmen-fragmen produk vulkanik yang sangat berbeda daripada bentukan asal

lainnya

Pentingnya mempelajari bentuk lahan asal vulkanik berkaitan dengan mengasah

kemampuan dalam melakukan interpretasi terhadap morfologi permukaan bumi

berdasarkan garis kontur pada peta topografi. Kemampuan dalam mlakukan interpretasi

Page 2: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

suatu morfologi bumi sangat penting bagi seorang geologist karena dengan

menginterpretasi bentukan lahan, seorang geologist dapat mengetahui bentuk, struktur,

sifat, material-material penyusun serta perkembangan dari suatu bentuk lahan atau

morfologi dari suatu daerah.

Page 3: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

BAB II

BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK

2.1 Dasar Teori

Bentuk lahan vulkanis adalah bentuk lahan hasil kegiatan gunung berapi baik

yang tersusun dari bahan gunung api yang sudah keluar ke permukaan bumi

(ekstrusi) maupun yang membeku dalam permukaan bumi (instrusi). Bentuk lahan

vulkanis secara sederhana terbagi atas dia yaitu :

a. Bentuk-bentuk eksplosif (krater letusan, ash dan cinder cone)

b. Bentuk-bentuk effusif (aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran

lahar dan lainnya) yang membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar

kepundan, lereng bahkan kadang sampai kaki lereng.

Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan

effusif, yang dalam hal ini terbentuk volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin

sekali akan merusak dan membentuk kaldera yang besar.

Bentuk lahan asal vulkanik secara spesifik sangat mudah dikenali dari peta

topografi, bentuk lahan vulkanik dibentuk dari akumulasi lava fragmen-fragmen

produk vulkanik yang sangat berbeda daripada bentukan asal lainnya Berdasarkan

konsep dari zuidam tersebut, maka cara untuk mengindentifikasi melalui peta

topografi berdasarkan tekuk lereng dan pola kontur yang terdapat pada peta

topografi yang diamati. Akumulasi lava dan produk vulkanik memberikan perana

yang spesifik pada permukaan bumi yang dapat dilihat dari pola kontur.

2.1.1 Jenis-jenis erupsi gunung api

Menurut jenis-jenisnya gunung api yang dikenal memiliki tipe-tipe letusan

yang berbeda, diantaranya:

Eksplosif, dicirikan dengan tekanan gas yang tinggi. Letusan eksplosif

menghasilkan material-material lepas (piroklastik) yang cenderung

membentuk gunung api kerucut.

Letusan effusif, dicirikan dengan tekanan gas rendah letusan tipe effusif

cenderung menghasilkan gunung api bentuk strato (berlapis). Lava

mengendap disekitar crater sebagai dome, dataran lava, dan

sebagainya.

Page 4: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

Letuan campuran, terjadi antara letusan eksplosif dan effusif. Salah

satu contoh tipe gunung dengan letusan campuran adalah gunung

Merap di jawa tengah.

2.1.2 Tipe-tipe gunung api

Menurut tipe-tipenya Gunung api terdiri dari beberapa tipe, diantaranya:

Tipe Icelandic, adalah gunung api dengan erupsi rekah dan aliran

magma yang basa yang mengandung sedikit gas, dengan volume lava

yang besar. Aliran berupa lembaran-lembaran yang membentang

sebagai kawasan luas membentuk dataran (plain-plateau)

Tipe hawaiian, adalah gunung api dengan bentuk retakan, kaldera,

lubang-lubang letusan, lava mengandung gas mengalir menimbulkan

bunga-bunga api serta abu kemudian mengendap membentuk kubah

lava.

Tipe strombolian, adalah gunung apiyang ditandai dengan puncak

kepundan berbentuk kerucut berlapis (strato cones). Eksploitasnya

secara terus-menerus dengan pelepasan gas-gas serta lava beku yang

merupakan bomb, rombakan lava dan semburan abu awan lava yang

menjulang tinggi.

Tipe vulkanian, adalah tipe gunung api yang ditandai dengan bentuk

kerucut berlapis (strato volcanoes) dengan pipa sentral sebagai pusat

erupsi, yang mengeluarkan lava kental, gas, abu dan awan panas,

pumice, bomb. Materi yang dilontarkan membentuk bunga kol yang

tegak menjulang vertikal, pengendapan abu sepanjang lereng

dinamakan “pseudovulkanis”.

Tipe vesuvian, tipe letusan ini lebih hebat daripada tipe stromblian dan

vulkanian. Gunung api ini dicirikan dengan hembusan yang berulang-

ulang yang berbahaya bersumber dari dapur magma, kawah kepundan

yang relatif sempit dan pipe stratocone membentuk awan bunga kol

yang menjulang tinggi sehigga menimbulkan hujan abu.

Tipe plinian, dicirikan dengan letusan yang lebih dahsyat dibandingkan

tipe vesuvian. Hembusan gas yang membawa aliran scara vertikal

dengan tinggi bermil-mil dengan pangkal yang sangat sempit,

Page 5: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

mengembang ke atas. Umumnya kandungan abu renda, tuh

stratovulcano.

Tipe pelean, mempunyai lava yang sangat kental, dihamparkan oleh

letusan eksplosif. Terjadi perlapisan stratovolcanic yang tertumpangi

kubah lava. Gas yang terlepas tampak pad lereng-lereng yang rusak

atau tersingkap oleh timbulnya kubah lava. Tipe letusan memberikan

kenampakan khas yaitu terjadinya “Nuee Ardantes” (guliran lava blok,

gas, dan abu atau guguran material rombakan yang brpijar dalam

kecepatan tinggi).

2.1.3 Kepundan

Kepundan adalah lubah pipa yang besar dari gunung api yang terdapat di

bagian atas. Kepundan umumnya ada di puncak kerucut suatu gunung api

membentuk cekungan kawah.

2.1.4 Kerucut Gunung Api

Kerucut gunungapi merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas yang

langsung mendapat material dari kawah saat terjadi erupsi. Gerakan material

pada kerucut gunungapi adalah gerakan gravitatif, yaitu gerakan yang

dipengaruhi oleh tenaga gravitasi bumi. Kerucut gunungapi memiliki lereng yang

sangat curam dan terdapat lembah-lembah dalam. Material endapannya

merupakan campuran bahan erupsi yang masih sangat kasar hingga kasar,

Kerucut gunungapi didominasi oleh aktifitas pengangkutan dan longsor lahan.

2.1.5 Lereng Gunung Api

Lereng gunungapi merupakan satuan bentuklahan yang terdapat di bawah

kerucut gunungapi, dengan proses dominan berupa pengangkutan material

secara gravitatif dan oleh tenaga air. Lereng terbentuk dari hasil endapan

material erupsi yang berlangsung secara bertahap. Kemiringan lereng di satuan

bentuklahan ini bervariasi dari curam sampai agak curam dengan aktifitas

longsor lahan dan pengangkutan oleh air. Ciri lain yang umum adalah telah

digunakannya untuk lahan pertanian, permukiman, peternakan, perkebunan dan

pariwisata. Biasanya lereng gunungapi ini memiliki bentuk yang belum teratur

dengan lembah-lembah yang dalam.

Page 6: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

2.1.6 Kaki Gunung Api

Kaki gunungapi dicirikan oleh lereng yang agak curam sampai agak landai.

Kaki gunungapi didominasi oleh pengendapan materi gunungapi misalnya yang

melalui lembah-lembah sungai. Materi yang diendapkan antara lain lumpur,

endapan lava dan materi piroklastik. Proses pengangkutan mulai berkurang yang

disebabkan oleh kemiringan lereng yang mulai berkurang. Proses gravitatif yang

terjadi juga mulai lemah.

2.1.7 Dataran Kaki Gunung Api

Dataran kaki gunungapi merupakan satuan bentuklahan yang lebih datar dan

terbentuk dari pengendapan material oleh proses fluvial. Proses sedimentasi

pada lembah sungai mulai aktif karena adanya penurunan kemiringan lereng

yang memungkinkan terjadinya pengendapan yang cukup besar. Kemiringan

lerengnya bervariasi dari agak landai sampai landai. Pemanfaatan lahan untuk

pertanian mulai berkembang. Material permukaan didominasi oleh kerikil hingga

pasir kasar. Proses erosi pada unit ini mulai lebih kecil dari pengendapannya.

Secara umum proses erosi yang tampak adalah dari erosi lembar sampai erosi

alur.

2.1.8 Dataran Fluvial Gunung Api

Dataran fluvio gunungapi merupakan satuan bentuklahan dengan topografi

datar dan terbentuk oleh pengendapan dari proses fluvial. Proses pengendapan

yang terjadi lebih intensif serta material utamanya berupa pasir sedang hingga

halus pada bagian atasnya. Di sini pemanfaatan lahan untuk pertanian dan

permukiman lebih berkembang.

Medan lava dan medan lahar. Medan lava terbentuk oleh adnya aliran lava

melalu lembah-lembah dan hasil erupsi gunungapi. Karakeristik satuan

bentuklahan ini berupa daerah yang bergelombang tak teratur. Medan lava akan

terbentuk bila terjadi curahan lava pada volume yang sangat besar yang

umumnya berupa lava basalt. Medan lava ini diyakini berhubungan erat dengan

adanya erupsi melalui rekahan, baik yang muncul di sekitar kawah maupun

kerucut gunungapi.

Page 7: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

2.2 Gunung Sundoro

Gunungapi Sundoro terletak di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Provinsi

Jawa Tengah, secara geografi terletak pada posisi 07°18,00’ Lintang Selatan dan

109°59,50 Bujur Timur dengan ketinggian 3151 meter di atas permukaan laut (dpl).

Kegiatan gunungapi Sundoro yang tercatat dalam sejarah berupa letusan abu mulai

tahun 1818, aktivitas gunungapi kembali tenang selama lebih kurang 60 tahun dan

letusan abu terjadi lagi pada tahun 1882, saat itu letusan diikuti leleran lava di lereng

baratlaut. Tahun 1903 terjadi lagi letusan abu (abu sampai Kejajar dan Garung) dan

letusan abu tahun 1906 (abu sampai Kledung). Setelah aktivitas letusan jeda selama 63

tahun, aktivitas Gunung Sundoro kembali aktif pada tahun 1970 yang ditandai oleh

munculnya kepulan asap putih tipis – tebal (tinggi kolom asap beberapa puluh meter

dari bibir kawah) selama kurang dari satu hari disertai bunyi suara blazer.

Gunung Sundoro memiliki tipe letusan yang effusif, yang menghasilkan material-

material yang mengendap membentuk strato atau berlapis. Pola aliran yang

berkembang pada daerah gunung Sundoro adalah pola aliran radial yang dicirikan

dengan pola aliran yang memancar dari suatu sumber.

2.3 Bentuk Lahan Vulkanik

Pada pertemuan praktikum kali ini, penulis menginterpretasi peta daerah

kawasan Gunung Sundoro. Peta topografi daerah Gunung Sundoro digambarkan

dengan skala 1 : 25.000. Berikut adalah interpretasi delinasi batas-batas daerah pada

peta topografi gunung Sundoro.

2.3.1 Kepundan

Pada peta topografi gunung Sundoro, dimana kepundan ditandai dengan

simbol V1. Kepundan pada peta topografi ini berada pada puncak kerucut

vulkanik gunung Sundoro pada ketinggian 3151 di atas permukaan laut.

Kepundan merupakan menjadi tempat atau saluran utama tempat keluarnya

magma.

2.3.2 Kerucut Vulkanik

Page 8: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

Pada kerucut vulkanik pada peta gunung Sundoro yang ditandai dengan

simbol V2. Kerucut vulkanik merupakan salah satu bagian dari gunung

Sundoro dimana pada puncak kerucut vulkanik gunung Sundoro tersebut

terdapat kepundan gunung. Kerucut vulkanik digambarkan dengan garis

kontur yang sangat rapat yang menandakan bahwa morfologi kerucut

vulkanik yang berada disekitar gunung Sundoro curam dan tersusun atas

material yang resisten.

2.3.3 Lereng Vulkanik

Pada peta topografi Gunung Sundoro, yang membahas tentang lereng

vulkanik. Lereng vulkanik pada peta gunung Sundoro ini ditandai dengan

simbol V3. Morfologi lereng vulkanik pada gunung Sundoro ini hampir mirip

dengan kerucut vulkanik bedanya hanya pada lereng vulkanik terletak tepat

dibawah setelah kerucut vulkanik.

2.3.4 Kaki Vulkanik

Pada kaki vulkanik yang ditandai dengan simbol V6 pada peta topografi

gunung Sundoro. Menggambarkan bahwa kaki vulkanik terletak dibawah

setelah lereng vulkanik. Kaki vulkanik memiliki morfometri yang cenderung

landai dibandingkan dengan lereng dan kerucut vulkanik. Sehingga pada

peta topografi daerah gunung Sundoro, kaki vulkanik digambarkan dengan

garis kontur yang lebih renggang dibanding dengan garis kontur pada

kerucut atau lereng vulkanik,

2.3.5 Daratan Kaki Vulkanik

Pada daratan vulkanik yang diberi simbol V7 yang dicirikan dengan tipe

batuan yang mulai tidak resisten sehingga pada peta topografi gunung

Sundoro digambarkan dengan garis kontur yang menuju renggang antar

kontur yang satu dengan yang lain. Pada daratan kaki vulkanik juga

cenderung lebih datar dibandingkan dengan kaki vulkanik. Pada peta

topografi gunung Sundoro yang dapat kita lihat pada penampang yang telah

kita buat.

Page 9: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

2.3.6 Daratan Fluvial Vulkanik

Pada daratan fulvial vulkanik pada peta topografi gunung Sundoro yang

diberi simbol V8. Pada daratan fluvial vulkanik digambarkan dengan garis

kontur yang renggang mencirikan bahwa daratan fluvial vulkanik memiliki

morfometri yang lebih datar serta tingkat resistensi yang cukup rendah atau

tidak kompak. Dataran vulkanik pada peta topografi gunung sundoro ini

berada di daerah selatan dan tenggara daerah gunung Sundoro.

2.3.7 Dataran Antar Vulkanik

Pada dataran antar vulkanik pada peta topografi gunung Sundoro yang

disimbolkan dengan V13. Pada dataran antar vulkanik ini berada ditengah-

tengah dua gunung yaitu gunung Sundoro dan Gunung Butak. Ini jelas

terlihat pada peta dataran antar vulkanik yang digambarkan dengan garis

kontur yang renggang diantara garis kontur yang rapat. Garis kontur yang

renggang menggambarkan bahwa dataran antar vulkanik morfologinya

berupa dataran yang tidak curam.

2.3.8 Kerucut parasite

kerucut (cone) adalah bentuk morfologi akibat endapan material gunungapi.

Tiap gunungapi pasti punya lubang untuk pelepasan aktivitasnya yang

disebut volcanic vent. Ini terletak di tengah/puncak kerucut, sering disebut

juga sebagai central vent. Dimana pada peta gunung sundoro daerah ini di

lambangkan dengan V22.

Page 10: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

BAB III

KESIMPULAN

1. Gunung Sundoro merupakan gunung yang cirinya memiliki tipe letusan effusif

yang dapat menghasilkan bentuk gunung strato atau berlembar.

2. Pada gunung Sundoro ini memiliki titik ketinggian sekita 3000an pada puncak

kepundan.

3. Gunung sundoro memiliki keanekaragaman garis kontur yang berbeda pada

ketinggian yang berbeda pula.

4. Nilai dari garis kontur memiliki tingkat kekompakan atau resistensi batuan yang

berbeda pada setiap morfologi yang berbeda

5. Pola aliran yang berada di daerah Gunung Sundoro adalah pola aliran radial.

Page 11: Laporan Pembentukan Asal Vulkanik

Daftar Pustaka

1. http://www.mediacenter.or.id/reports/view/188#.Uyzt1tySwSM

2. http://gegrafipilar.blogspot.com/2013/04/bentuk-lahan-asal-vulkanis.html

3. http://pengetahuangeologi.blogspot.com/2013/02/bentuk-lahan-vulkanik.html