Laporan Pansus Perda Pinjaman

10

Click here to load reader

Transcript of Laporan Pansus Perda Pinjaman

Page 1: Laporan Pansus Perda Pinjaman

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LAPORAN PANITIA KHUSUS atas

RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PINJAMAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM RANGKA

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT TIPE B

Disampaikan oleh : Abdul Hasid Pedansa

(Sekretaris Panitia Khusus)

Dalam Rapat Paripurna DPRD Sultra, Kamis, 21 April 2011

Page 2: Laporan Pansus Perda Pinjaman

1

BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Yth. Saudara Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara

Yth. Pimpinan dan Rekan-rekan Anggota DPRD Sulawesi Tenggara

Yth. Saudari Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara

Yth. Para Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sulawesi Tenggara

Yth. Para Pejabat TNI POLRI

Yth. Para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Undangan serta Hadirin yang berbahagia

Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat Malam, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua

Syukur alhamdulillah, malam ini kita kembali

berkumpul dalam rapat paripurna dewan guna pengambilan

keputusan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pinjaman Pemerintah Provinsi Dalam Rangka Pembangunan

Rumah Sakit Tipe B.

Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa pembahasan

raperda pinjaman tersebut diatas merupakan bagian yang

terintegrasi dengan pembahasan keempat raperda yang telah

diputuskan terlebih dahulu kemarin. Bahwa, baru pada

kesempatan kali ini kami dapat menyampaikan hasil-hasil

pembahasan raperda pinjaman, disebabkan karena

pembahasan raperda dimaksud mestinya didahului dengan

Persetujuan DPRD atas pinjaman daerah, dan alhamdulillah

mekanisme itu telah kita lalui bersama kemarin, 20 April

2011.

Page 3: Laporan Pansus Perda Pinjaman

2

Gubernur, Pimpinan dan Rapat Dewan Yang

Berbahagia...

Seperti kita ketahui bersama melalui APBD Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2011 telah dialokasikan

anggaran untuk percepatan pembangunan rumah sakit

umum daerah yang dananya berasal dari pinjaman daerah.

Kebijakan anggaran tersebut ini ditempuh tidak terlepas dari

kondisi rumah sakit umum daerah saat ini yang tidak lagi

representatif dalam rangka memenuhi tuntutan pelayanan

publik di bidang kesehatan, utamanya sarana untuk pasien

rawat inap, dan ini tentunya menjadi tugas dan kewajiban

pemerintah daerah utamanya saudara gubernur selaku

pimpinan esksekutif untuk mengambil langkah-langkah dan

kebijakan guna mendapatkan pinjaman daerah dimaksud

dan menjadi kewajiban DPRD untuk memberikan dukungan

sesuai dengan fungsi dan tugasnya khususnya fungsi

legislasi seperti halnya peraturan daerah sepanjang hal itu

dimungkinkan dan dipersyaratkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dewan juga menyadari jika kebijakan pinjaman ini

telah menjadi sorotan publik oleh karena merupakan

pinjaman jangka panjang yang pengembaliannya menjadi

kewajiban penyelenggara pemerintahan daerah yang akan

datang untuk dialokasikan dalam APBD selama 9 (sembilan)

tahun. Kesemuanya ini menjadi bahan pertimbangan panitia

khusus dalam membahasa raperda tersebut bersama tim

pemerintah daerah.

Perlu kami sampaikan dalam forum ini, bahwa dalam

rapat pembahasan pansus bersama eksekutif pada tanggal

18 dan 19 Maret 2011, terjadi perbedaan persepsi yang

Page 4: Laporan Pansus Perda Pinjaman

3

mendasar dari aspek yuridis yaitu terkait dengan

implementasi Pasal 12 huruf d dan Pasal 15 ayat (1) huruf a

PP No. 54/2005 tentang Pinjaman Daerah yang

mensyaratkan Persetujuan DPRD dalam hal pemerintah

daerah mengajukan rencana pinjaman daerah kepada

pemerintah, yang hal ini belum diimplementasikan.

Terhadap perbedaan persepsi tersebut, panitia khusus

bersama tim pemerintah daerah pada tanggal 24 Maret 2011

melakukan konsultasi ke Pusat Investasi Pemerintah

Kementerian Keuangan, Bina Administrasi Keuangan Daerah

dan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri.

Dari hasil konsultasi tersebut disimpulkan, perlunya

Persetujuan DPRD melalui rapat paripurna sebelum

rancangan peraturan daerah yang menjadi obyek bahasan

kita kali ini disetujui bersama. Dan hal ini oleh panitia

khusus telah merekomendasikan kepada Pimpinan DPRD

untuk dilakukan rapat pembahasan Persetujuan DPRD

tersebut bersama pemerintah daerah dan selanjutnya

pengambilan keputusan melalui rapat paripurna dan ini

telah kita laksanakan bersama pada tanggal 19 April dan 20

April 2011 kemarin.

Sebagaimana keempat raperda telah kita sepakati

bersama pada 20 April 2011, raperda pinjaman juga

mengalami perdebatan yang alot. Namun dengan semangat

kebersamaan dan musyawarah mufakat, dan menjunjung

tinggi prinsip demokrasi dan check and balances, sehingga

Alhamdulillah panitia khusus memperoleh kesepahaman

dengan pemerintah daerah dalam rangka perbaikan

penyempurnaan raperda tersebut yang selengkapnya dapat

kami sampaikan sebagai berikut:

Page 5: Laporan Pansus Perda Pinjaman

4

1. Logo atau tanda lambang semula menggunakan lambang

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, diubah dengan

tanda lambang Garuda, dan dibawah tanda lambang

Garuda dituliskan GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

(dengan huruf kapital dan dicetak tebal)

2. Judul diubah menjadi RANCANGAN PERATURAN

DAERAH PROVINSI SULAWESI TENTANG PINJAMAN

DAERAH

3. Konsiderans “Menimbang” seluruhnya diubah

selengkapnya berbunyi :

a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan

kesehatan kepada masyarakat melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun Anggaran 2011 dialokasikan

pembiayaannya untuk percepatan pembangunan

rumah sakit umum daerah tipe B yang sumbernya

berasal dari pinjaman daerah;

b. bahwa untuk merealisasikan pinjaman daerah

sebagaimana dimaksud huruf a diatas diperlukan

adanya jaminan dari kewajiban pengembalian

pinjaman yang dipersyaratkan melalui peraturan

daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a dan huruf b maka perlu membentuk

peraturan daerah tentang pinjaman daerah.

4. Ketentuan Pasal 1 Nomor urut 11, 12 dan 13 masing-

masing di baris pertama yaitu frase “management fee”,

“administration fee”, dan “commitment fee”, diubah

sehingga menjadi “biaya manajemen”, “biaya

administrasi” dan “biaya kesepakatan”.

Page 6: Laporan Pansus Perda Pinjaman

5

5. Ketentuan BAB III PERSYARATAN DAN TATA CARA

PEMBERIAN PINJAMAN yang terdiri dari Pasal 4, Pasal 5,

dan Pasal 6 seluruhnya diubah, dan mengadopsi

Ketentuan BAB IV JUMLAH PINJAMAN, JANGKA WAKTU

DAN BUNGA PINJAMAN yang terdiri dari Pasal 7, Pasal 8,

dan Pasal 9.

6. Ketentuan BAB IV JUMLAH PINJAMAN, JANGKA WAKTU

DAN BUNGA PINJAMAN yang terdiri dari Pasal 7 dan

Pasal 8 seluruhnya diubah dan mengadopsi ketentuan

BAB VI PENCAIRAN PINJAMAN yang terdiri dari Pasal 10

dan Pasal 11.

7. Ketentuan BAB V PEMBAYARAN KEMBALI PINJAMAN

terdiri dari Pasal 9 yang selengkapnya berbunyi :

Pasal 9

(1) Pembayaran kewajiban pemerintah daerah kepada PIP

meliputi:

a. pokok pinjaman;

b. bunga pinjaman;

c. biaya manajemen;

d. biaya administrasi;

e. biaya kesepakatan; dan

f. sanksi dan/atau denda keterlambatan (apabila

ada)

(2) Pembayaran kewajiban pemerintah daerah berupa

pokok pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a adalah jumlah keseluruhan dana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan ditelah

dipindahbukukan oleh PIP kepada pemerintah

daerah.

(3) Pembayaran kewajiban Pemerintah Daerah berupa

bunga pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat

Page 7: Laporan Pansus Perda Pinjaman

6

(1) huruf b adalah berpedoman pada tingkat terendah

suku bunga sertifikat Bank Indonesia ditambah 2 %

(dua persen) setiap tahun sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6

(4) Pembayaran kewajiban pemerintah daerah berupa

bunga pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c adalah biaya yang wajib dibayarkan di

muka oleh pemerintah daerah kepada PIP sebesar

0,50 (nol koma lima puluh persen) dari jumlah

pinjaman atau sebesar Rp. 950.000.000,- (Sembilan

ratus lima puluh juta rupiah).

(5) Pembayaran kewajiban pemerintah daerah berupa

bunga pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d adalah biaya yang wajib dibayarkan

dimuka kepada PIP selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari kalender sebesar 0,25 % (nol koma dua

puluh lima persen) dari jumlah pinjaman sebesar Rp.

475.000.000,- (Empat ratus Tujuh Puluh Lima rjuta

rupiah).

(6) Pembayaran kewajiban pemerintah daerah berupa

bunga pinjaman sebagaimana dimaksud ayat (1)

huruf e adalah biaya yang wajib dibayarkan kepada

PIP sebesar 0,50 % (nol koma lima puluh persen)

(7) Pembayaran-pembayaran yang dilakukan oleh

pemerintah daerah dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Penyetoran atau pemindahbukuan rekening dari

rekening kas umum pemerintah daerah ke rekening

induk dana investasi PIP sejumlah nilai kewajiban

pengembalian pokok pinjaman sesuai pencairan

pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

Page 8: Laporan Pansus Perda Pinjaman

7

dan diterima di rekening induk dana investasi

pada setiap tanggal jatuh tempo;

b. penyetoran atau pemindahbukuan rekening dari

rekening kas umum pemerintah daerah kepada

rekening PIP sejumlah nilai kewajiban bunga

sesuai terminasi pembayaran dan diterima di

rekening pendapatan PIP pada setiap jatuh tempo;

c. penyetoran atau pemindahbukuan rekening dari

rekening kas umum pemerintah daerah kepada

rekening PIP sejumlah nilai biaya manajemen dan

biaya administrasi selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari kalender;

d. penyetoran atau pemindahbukuan rekening dari

rekening kas umum pemerintah daerah ke rekening

PIP sejumlah nilai biaya komitmen sesuai

terminasi/pembayaran yang telah ditetapkan oleh

PPIP, sanksi dan/atau denda keterlambatan

(apabila ada) dan diterima di rekening PIP.

(8) Pembayaran kewajiban pengembalian nilai pokok

pinjaman dan bunga sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) harus dilaksanakan tanpa menunggu surat

tagihan dari PIP.

(9) Pembayaran kembali pokok pinjaman yang wajib

dilaksanakan oleh pemerintah daerah kepada PIP

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah

merupakan prioritas dan dianggarkan dalam

pengeluaran anggaran pendapatan dan belanja

daerah setiap tahun anggaran selama 9 (Sembilan)

tahun termasuk masa tenggang mulai dari tahun

2013 – 2019 dengan jumlah pembyaran setiap

tahunnya sebesar Rp. 27.200.000.000,- (dua puluh

Page 9: Laporan Pansus Perda Pinjaman

8

tujuh milyar dua ratus juta rupiah) dan khusus pada

tahun terakhir yaitu pada tahun 2019 jumlah

pembayaran sebesar Rp. 26.800.000,- (dua puluh

enam milyar delapan ratus juta rupiah).

8. Ketentuan BAB VI PEMBAYARAN KEMBALI PINJAMAN

yang terdiri dari Pasal 12 diubah dan materinya

mengadopsi ketentuan BAB V JAMINAN PEMBAYARAN

PINJAMAN yang terdiri dari Pasal 10.

9. Ketentuan Pasal 13 menjadi Pasal 11 dan Pasal

selanjutnya menyesuaikan.

Rapat Dewan Yang Terhormat, Hadirin Yang Sama Berbahagia…

Demikianlah laporan Panitia Khusus yang dapat kami

sampaikan. Semoga apa yang kita lakukan hari ini memberi

manfaat dan kebaikan untuk masyarakat Sulawesi

Tenggara. Amin. Terima kasih atas segala perhatiannya dan

mohon maaf bila ada kekurangan.

Billahi Taufik Walhidayah

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakuh

Kendari, 21 April 2011

Panitia Khusus Perumus 5 (Lima) Rancangan Peraturan Daerah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

1. L.M. Rusman Emba, ST Ketua

2. H. Abdurrahman Shaleh AM., SH Wakil Ketua

3. La Ode Muh. Marshudi Wakil Ketua

4. Abdul Hasid Pedansa Sekretaris

5. Firdaus Tahrir, SE., MM Anggota

6. Yaudu Salam Ajo, S.Pi Anggota

Page 10: Laporan Pansus Perda Pinjaman

9

7. Muh. Poli, S.Pd., M.Si Anggota

8. Drs. H. Ryha Madi Anggota

9. Ir. H. Acmad Sunarko Anggota

10. Drs. La Nika, M.Si Anggota

11. Drs. H. La Ode Ndoloma, MM Anggota

12. Muddin Musa, SH Anggota

13. Dr. H. L.M. Izat Manarfa, M.Sc. Anggota

14. H. Soekarno, SH Anggota

15. Tasman Wahid, SH Anggota