Laporan Op-Amp
-
Upload
akbarsujiwa -
Category
Documents
-
view
1.300 -
download
1
Transcript of Laporan Op-Amp
5/17/2018 Laporan Op-Amp - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-op-amp 1/4
Jurusan Fisika
PRAKTIKUM FISIKA LANJUT
BIDANG INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
Jurusan FISIKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Operational Amplifier Sebagai Penguat
Inverting Akbar Sujiwa
1109 100 034
Jurusan Fisika FMIPA, ITS
Informasi Jurnal
Pembuatan Jurnal:
Surabaya, 19 Oktober
2011
Kata Kunci:
Diferensial
Inverter
Noninverter
Op-AmpPenguatan
Abstrak
Praktikum Operational Amplifier sebagai penguat Inverting
bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari penguatan op-
amp yang dirangkai dengan beberapa mode kerja diaantaranya
inverting, noninverting, dan penguat diferensial. Dari hasil
percobaan diperoleh data penguatan bagi masing-masing mode
kerja, yang besar nilai penguatan didapat dari hasil pembagian
R2 dengan R1. Penguatan bernilai positif bagi penguat
noninverting dan diferensial serta bernilai negatif bagi penguat
inverting, selain itu terdapat ketidak akuratan hasil penguatanyang diakibatkan dari beberapa parameter dari karakteristik
sebuah op-amp itu sendiri, seperti CMRR, open-loop (AOL),
unity-gain frequency, dan Slew rate dimana kualitas sebuah op-
amp dianggap baik jika nilai parameter idealnya terpenuhi.
1. Latar Belakang
Dalam dunia elektronika kita mengenal
salah satu komponen utama yaitu
transistor, dimana fungsi dari transistor
sebagai penguat arus dan saklar otomatis.
Beberapa transistor yang terangkai dan
terintegerasi dapat dijadikan komponen
elektronik lainnya berupa Op-Amp
(penguat operasional).
Operational Amplifier atau di singkat
Op-Amp merupakan salah satu komponen
analog yang popular digunakan dalam
berbagai aplikasi rangkaian elektronika.
Aplikasi op-amp popular yang palingsering dibuat antara lain adalah rangkaian
inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada pokok bahasan
praktikum ini akan dipaparkan aplikasi op-
amp sebagai fliter lolos rendah, dimana
rangkaian feedback (umpan balik) negatif
memegang peranan penting. Secara umum,
umpan balik positif akan menghasilkan
osilasi sedangkan umpanbalik negatif
menghasilkan penguatan yang dapat
terukur.
2. Op-Amp
Penguat operasional (bahasa Inggris:
operational amplifier ) atau yang biasadisebut op-amp merupakan suatu jenis
5/17/2018 Laporan Op-Amp - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-op-amp 2/4
penguat elektronika dengan sambatan
(bahasa Inggris: coupling) arus searah
yang memiliki bati ( faktor penguatan atau
dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar
dengan dua masukan dan satu keluaran.
Penguat operasional pada umumnyatersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan
yang paling banyak digunakan adalah seri
741.[3]
Sebuah tapis/filter merupakan sebuah
jaringan yang didesain agar dapat
melewatkan isyarat pada daerah frekuensi
tertentu. Daerah frekuensi dimana isyarat
dapat diloloskan disebut pita lolos ( pass
band ) dan daerah frekuensi dimana isyarat
ditolak disebut pita henti (stop band ).
Filter dengan pita lolos pada frekeunsirendah disebut filter lolos rendah,
sedangkan untuk pita lolos pada frekuensi
tinggi disebut filter lolos tinggi. Kita dapat
juga mendesain filter dengan pita henti
pada frekuensi rendah dan pada frekuensi
tinggi.[2]
3. Penguat inverting
Sebuah penguat pembalik
menggunakan umpan balik negatif untuk
membalik dan menguatkan sebuah
tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian
sinyal keluaran kembali ke masukan.
Karena keluaran taksefase sebesar 180°,
maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan.
Ini
mengurangi bati keseluruhan dari penguat
dan disebut dengan umpan balik negatif.[1]
(1)
Bati dari penguat ditentukan dari rasio
antara Rf dan Rin, yaitu:
(2)
4. Penguat Non-Inverting
Berikut adalah rumus penguat non-
inverting :[2]
(3)
5. Penguat Diferensial
Penguat diferensial digunakan untuk
mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentuyang ditentukan oleh nilai resistansi.
Penguat jenis ini berbeda dengan
diferensiator. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:[3]
( ) (4) Gambar 1. Penguat Inverting
Gambar 2. Penguat non Inverting
Gambar 3. Penguat diferensial
5/17/2018 Laporan Op-Amp - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-op-amp 3/4
6. Prosedur Kerja
Percobaan dibagi berdasarkan tiga jenis
rangkaian, pada rangkaian pertama
menvariasi op-amp sebagai penguat
inverting contoh rangkaian seperti gambar1. Lalu variasi input negatif op-amp
diperoleh dari rangkaian pembagi tegangan
dari tujuh buah resistor, sebaliknya input
positif dihubungkan pada ground. Untuk
nilai penguatan di tetapkan 10 kali dengan
resistor Rf = 1k dan Rin = 100Ω. Data
diambil sebanyak 6 variasi data.
Percobaan kedua menggunakan
rangkaian penguat noninverting seperti
gambar 2 dengan menvariasi input negatif
dengan tegangan hasil rangkaian pembagitegangan resistor. Dan kaki input negatif
op-amp dihubungkan dengan ground.
Diambil data sebanyak 6 variasi.
Percobaan ketiga mengunakan
rangkaian penguat diferensial seperti
gambar 3. Pada rangkaian ini tidak ada
kaki input baik positif atau negatif yang
terhubung dengan ground, namun input
negatif dijaga agar memiliki nilai tegangan
yang lebih besar dibanding input positif.
Data yang diambil juga sebanyak 6 data.
7. Hasil Percobaan dan Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan diperoleh
data hasil penguatan untuk masing-masing
rangkaian, dapat dilihat pada tabel
dibawah :
Tabel 1 hasil uji penguat inverting
NO Vinput VOUTPUT
1 1,559 -2,945
2 2,173 -3,757
3 2,492 -4,25
4 3,117 -6,25
5 3,736 -7,77
6 4,37 -7,86
Tabel 2 hasil uji penguat noninverting
no V INPUT V OUTPUT penguatan
1 0,101 1,022 10,12
2 0,141 1,478 10,48
3 0,162 1,713 10,57
4 0,202 2,15 10,64
5 0,217 2,43 11,20
6 0,258 2,79 10,81
rata-rata 10,64
Tabel 3 hasil uji penguat diferensial
No Vin+ Vin- Vout Vop
1 0,258 0,217 1,013 0,41
2 0,217 0,203 0,493 0,14
3 0,203 0,162 0,873 0,414 0,162 0,141 0,506 0,21
5 0,141 0,101 0,707 0,4
6 0,258 0,101 2,256 1,57
Tabel 1 menunjukkan hasil output atau
penguatan pada rangkaian pertama, dapat
diamati ketika input sebesar 1,559 volt
dimasukkan pada keluaran op-amp
menghasilkan -2,945 volt. Jika digunakan
persamaan 2. diketahui nilai penguatansebesar -2 kali dari tegangan semula.
Sedangkan hasil perhitungan
menggunakan persamaan 1. dengan
Rf =100Ω dan R in=50Ω memiliki hasil
yang sama dengan output op-amp.
Pada data tabel kedua dapat dilihat hasil
keluaran dan input tidak terjadi
pembalikan artinya setelah nilai inputan
dikuatkan dari tegangan positif
menghasilkan tegangan positif pula
sehingga percobaan kedua merupakanpenguat noninverting. Jika ditinjau hasil
penguatannya rata-rata tiap inputan
dikuatakan sebesar 10,64 kali dari
tegangan awal, dimana dari seting penguat
dalam praktikum kami gunakan resistor R1
dan R2 sebesar 1k dan 100Ω. Dari rumus
penguatan noninverting op-amp persamaan
3. hasil perhitungan tidak berbeda jauh
dengan hasil output. Eror yang terjadi bisa
berasal dari tegangan sumber atau catu
daya yang kurang terregulasi dengan baik sehingga masih terdapat noise dan
5/17/2018 Laporan Op-Amp - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-op-amp 4/4
tegangannya naik turun tidak konstan.
Penyebab kedua jenis op-amp yang
digunakan memiliki kualitas yang kurang
baik dan juga pengaruh CMRR(Commom
Mode Rejection Ratio) yang dapat
diartikan dengan CMRR yang makin besarmaka op-amp diharapkan akan dapat
menekan penguatan sinyal yang tidak
diinginkan (common mode) sekecil-
kecilnya. Dengan kata lain, op-amp
dengan CMRR yang semakin besar akan
semakin baik.
Tabel ketiga menampilkan hasil
penguatan (Vout) oleh rangkaian penguat
diferensial, penghitungan nilai penguatan
diperoleh pada persamaan 4. dan hasilnya
terdapat pada tabel Vop namun ketikakedua hasil dibandingkan didapat ketidak
cocokan, selisihnya sekitar 0,3-0,6 volt.
Ketidak cocokan ini selain diakibatkan
oleh parameter CMRR yang disinggung
pada tabel 2. terdapat pula parameter lain
seperti open-loop (AOL) dimana untuk op-
amp ideal seharusnya memiliki penguat
takterhingga, unity-gain frequency op-amp
ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi
berapa saja mulai dari sinyal dc sampai
frekuensi giga Herzt namun pada
kenyataannya tidak , dan Slew rate
merupakan parameter yang memperlambat
kinerja op-amp diakibatkan oleh
penggunaan kapasitor untuk menfilter
noise. Itulah beberapa parameter yang
dapat mempengaruhi kinerja suatu op-amp
dan membedakan karakteristik op-amp
yang satu dan lainnya.
8. Kesimpulan
Dari data yang didapat dapat di
simpulan bahwa op-amp dapat digunakan
sebagai penguat inverting, noninverting,
dan penguat diferensial. Dengan
karakteristik nilai penguatan berbanding
lurus dengan pembagian resistor Rf atau
R1 dengan Rin atau R2 untuk penguat
inverting dan noninverting. Sedangkan
besar nilai output untuk penguat
diferensial dipengaruhi oleh pembagianresistor Rf dengan Rin dikali dengan selisih
V1 dan V2. Serta parameter CMRR, open-
loop (AOL), unity-gain frequency,dan Slew
rate.
9. Daftar Pustaka
[1] Horn, Delton, (1994), Basic
Electronics Theory (edisi ke-4).
McGraw-Hill Professional.
[2] Lab Instrumentasi dan Elektronika
Jurusan Fisika, (2011), Operational
Amplifier Sebagai Filter Tapis Lolos
Rendah, Jurusan Fisika.
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat
_operasional (diakses tanggal 25
september 2011)