Laporan Oklusi.doc

24
BAB I DASAR TEORI 1.1 Dasar Teori Oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi- geligi yang saling berhadapan secara langsung dalam suatu hubungan hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang menutup mulut sampai gigi geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa selain faktor gigi geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dama proses tersebut. Oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antar sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler, sendi temporomandibular dan gigi-geligi. 1.1.1 Konsep Dasar Oklusi A. Oklusi Seimbang (Balanced Occlusion) Oklusi dikatakan baik/benar, apabila hubungan kontak antara geligi pada rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, 1

Transcript of Laporan Oklusi.doc

Page 1: Laporan Oklusi.doc

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Dasar Teori

Oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling

berhadapan secara langsung dalam suatu hubungan hubungan biologis yang

dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan

gigi geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal tersebut,

maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik

yang hanya dapat diketahui bila seseorang menutup mulut sampai gigi

geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa

selain faktor gigi geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dama proses

tersebut. Oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antar

sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler, sendi

temporomandibular dan gigi-geligi.

1.1.1 Konsep Dasar Oklusi

A. Oklusi Seimbang (Balanced Occlusion)

Oklusi dikatakan baik/benar, apabila hubungan kontak

antara geligi pada rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)

memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik

dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Konsep ini bertolak dari

pembuatan gigi-tiruan lepasan yang memperhatikan adanya

stabilitas. Keadaan ini akan tercapai bila terdapat keseimbangan

kontak gigi pada sisi kiri dan kanan. Dalam kenyataanya, keadaan

ini jarang ditemukan pada gigi-geligi yang asli. Walaupun

demikian fungsi kunyah tetap berlangsung baik.

(1) Oklusi Morfologik

Oklusi dikatakan baik/benar dinilai melalui hubungan

antara geligi pada rahang bawah dan rahang atas pada saat

1

Page 2: Laporan Oklusi.doc

gigi tersebut berkontak. Konsep ini menitikberatkan pada

segi morfologiknya saja.

(2) Oklusi Dinamik/Individual/Fungsional

Konsep ini menyatakan bahwa efektifitas

fungsional tak dapat ditentukan oleh hubungan

hirroglyphics (cusp, ridge dan groove ) saja, tetapi

ada keserasian antara komponen yang berperan dalam

proses terjadinya kontak antara geligi tersebut.

Komponen tersebut adlah gigi geligi dan jaringan

pendukungnya. Bila semua komponen dalam keadaan

sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan

baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal.

1.1.2 Oklusi Gigi Geligi

Oklusi ideal dapat diperoleh apabila bentuk hirroglyphics gigi

geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam proses

pemakaianya seringkali gigigeligi tersebut telah mengalami berbagai

perubahan. Berbagai macam perubahan yang dapat terjadi adalah atrisi

dan abrasi.

1.1.3 Oklusi Sentrik

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi

pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik yaitu kedua kondisi

berada dalam posisi bilateral simetris didalam fossanya. Sentris atau

tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang

diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak.

Keadaan ini akan berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun

overhanging restoration.

Oklusi gigi geligi secara normal dapat dikelompokkan

menjadai 2 jenis, yaitu:

2

Page 3: Laporan Oklusi.doc

a. Oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang

bawah dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-

geligi dalam keadaan tidak berfungsi.

b. Oklusi dinamik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas dan

rahang bawah pada saat orang melakukan gerakan mandibula ke arah

lateral ataupun ke antero-posterior.

1.1.4 Oklusi Statik

Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi-geligi

posterior berada pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada

posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat

ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan

milimeter (mm). Jarak gigit adalah jarak horizontal antara incisal gigi

insisivus RA terhadap bidang labial gigi incisivus pertama RB. Tinggi

gigit adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge

RA.

Gambar 2.1 Overjet dan Overbite

1.1.5 Oklusi Dinamik

Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, ke depan dan

ke belakang. Oklusi yang terjadi pada pergerakan mandibula ini sering disebut

dengan artikulasi. Pada gerakan lateral akan ditemukan sisi kerja (working side)

yang ditujukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB

dan sisi keseimbangan (Balancing Side).

3

Page 4: Laporan Oklusi.doc

Kontak gigi-geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Intercuspa, Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara

gigi-geligi dengan antagonisnya.

b. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi-

geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun

RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

c. Protrusif Contact Position (PCP), adalah kontak gigi-geligi pada saat

RB digerakan ke anterior.

d. Working Side Contact Position (WSCP), kontak gigi-geligi pada saat

RB digerakan ke lateral.

Selain diklasifikasikan di atas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi kerja dan

sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak.

b. Unilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi kerja

dan sisi keseimbangan tidak kontak.

c. Mutually Balanced occlusion. Dijumpai kontak ringan/tidak kontak pada

gigi-geligi anterior, sedang pada gigi-geligi posterior tidak kontak.

d. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat diklompokkan dalam klasifikasi di

atas.

1.1.6 Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

Relasi Sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila,

yang menunjukan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari

oklusi sentris atau kondili terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi

masih memungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan

kontak ini gigi-geligi dalam keadaan ICP atau dapat dikatakan bahwa ICP

berada pada posisi RCP.

4

Page 5: Laporan Oklusi.doc

1.1.6.1 Jarak Inter-Oklusal

Jarak antara oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan

istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-otot

pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukan otot-otot

kelompok elevator dan depresor tonus dan kontraksinya dalam

keadaan seimbang, dan kondili dalam keadaan netral atau tidak

tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu.

Gambar 2.2 Posterior Speaking Space

5

Page 6: Laporan Oklusi.doc

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1 Tabel Hasil Pengamatan

2.1.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi

2.1.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Jenis Kelamin Orang

CobaPosisi oklusi Sisi kanan Sisi kiri

P-1Cups to marginal ridge

8 7

8 7

7

7

Cups to fossa

7

7

P-2Cups to marginal ridge

6 4

6 4

3 4 5 6 7

3 4 5 6 7

Cups to fossa

8 7

8 7

2.1.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Jenis Kelamin Orang

CobaHubungan gigi geligi posterior

P-14 5 6

4 5 6

P-24 5 6 7

4 5 6 7

2.1.1.3 Pemeriksaan Overbite dan overjet

Jenis Kelamin Orang

CobaOverbite Overjet

P-1 1/1=1 mm 1/1=3 mm 2/2=3 mm

6

Page 7: Laporan Oklusi.doc

P-2 1/1=1 mm 1/1=2,5 mm 2/2=1mm

2.1.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

GerakanOrang

CobaNormal Hambatan

Oklusi sentrik

Pi

 

Relasi sentris ke oklusi sentris  

Pergerakan mandibula ke

anterior  

2.1.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Orang Coba Gerakan OklusiGigi geligi yang mengalami kontak

prematur

Pi

ICP7

7

RCP6 6

6 6

PCP5

5

2.1.2 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi

2.1.1.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Jenis Kelamin Orang

CobaJarak gigi saat oklusi sentris Jarak gigi saat relasi sentris

Perempuan I1=3 mm I2=2,5 mm I1=5 mm I2=4 mm

Jenis Kelamin Orang

CobaJarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP (cm)

Perempuan 2 mm

7

Page 8: Laporan Oklusi.doc

2.1.1.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Jenis Kelamin Orang

CobaFree way space (mm)

L 1 mm

P 2 mm

2.1.1.3 Pemeriksaan Oklusai Dinamik/Artikulasi

Jenis Kelamin Orang

Coba

Oklusi geligi pada

sisi kerja

Oklusi geligi pada

keseimbangan

L6

6

6

6

P7

7

7

7

Jenis Kelamin Orang

Coba

Pola Oklusi (BBO/UBO/MPO/tidak

dikasifikasikan)

L BBO

P BBO

2.2 Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih

posterior?

Jawab : Saat RCP, gigi geligi tidak dapat digerakkan lagi ke posisi lebih posterior.

Karena apabila dipaksa digerakkan ke posisi lebih posterior, maka rahang akan

terasa sakit atau nyeri.

Retruded Contact Posisition (RCP) atau bisa disebut Centric Relation adalah

kontak makasimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke

posterior dari Intercuspal Contact Posisitio ( ICP ). RCP yaitu posisi kontak di

8

Page 9: Laporan Oklusi.doc

mana rahang bawah bergerak kebawah dan posterior; Holding cusp gigi-gigi

bawah meluncur pada mesial incline yang terletak di belakang cusp rahang atas,

namun rahang bawah masih bisa bergerak secara terbatas ke lateral. Dengan

demikian apabila rahang dipaksa digerakkan ke posisi lebih posterior, maka

rahang akan terasa sakit atau nyeri.Pada posisi ini mandibula hanya dapat

digerakkan secara terbatas.

2. Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi

kontak gigi-geligi RA dan RB yang bagaimana?

Jawab : Oklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh

gigigeligi pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabilagigi –

geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea.Oklusi gigi-gigi

secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis,yaitu(1)oklusi statik merupakan

hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan

tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi

(statik), dan(2)oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB

pada saat orang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral ataupun ke antero-

posterior.

Oklusi dikatakan normal jika:

a. Ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal interdigitasi

dan minimal overbite dan overjet

b. Cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal molar 1

mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di embrasure

antara molar 1 dan 2 mandibula dan seluruh jaringan periodontal secara

harmonis dengan kepala dan wajah.

3. Hubungan terbanyak antara gigi RA dan RB adalah kontak yang bagaimana?

(ICP, RCP, atau PCP)?

Jawab : Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hubungan terbanyak antara

gigi rahang atas dan rahang bawah adalah kontak RCP ( Retruded Contact

Posisition).

9

Page 10: Laporan Oklusi.doc

4. Pada orang normal, pada oklusi terbanyak adalah UBO, BBO, atau MPO? Jawab : Pada orang normal oklusi terbanyak adalah Bilateral Balanced Occlusion ( BBO)

5. Berapa besar Free way space normal?Jawab :a. Free Way Space pada anak-anak umumnya 2-6 mmb. Free Way Space pada orang dewasa menurut Heartwell Jl(1974)

mengatakan bahwa besarnya free way space 3 mm pada posisi kepala tegak.

6. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to margin ?

Jawab : Gigi gigi posterior yang megalami cusp to marginal saat oklusi statik

adalah gigi premolar.

7. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to fossa ?

Jawab : Gigi gigi posterior yang mnegalami cusp to fossa adalah gigi gigi

molar

8. Untuk mencapai posisi working side, dimana posisi cusp gigi posterior RB?

Jawab : Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB

berkontak dengan cusp gigi posterior RA, dimana cusp mesio bukal RB gigi

posterior, berkontak dengan gigi posterior RB pada posisi mesio-bukalnya.

10

Page 11: Laporan Oklusi.doc

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi – geligi

3.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik

Oklusi statis adalah hubungan atau kontak yang statis antara gigi rahang

atas dengan rahang bawah. Pada oklusi ini hubungan cusp fungsional gigi geligi

posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada

posisi cusp to fossa. Sedang hubungan gigi geligi anterior ditemukan adanya

overbite dan overjet.

Pada percobaan ini orang coba dalam posisi duduk dengan bidang oklusal

sejajar dengan lantai. Selanjutnya instruksikan untuk membuka kemudian

menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang bersentuhan. Selanjutnya

meletakkan articulating paper pada permukaan oklusal gigi posterior,

instryksikan orang coba menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang

menyentuh,lakukan 3-5 kali

Berdasarkan tabel pengamatan hasil percobaan yang telah dilakukan,

terlihat posisi oklusi cusp to marginal ridge pada sisi kanan untuk orang coba

pertama adalah gigi M3 dan gigi M2, sedang pada sisi kiri hanya gigi M2 saja.

Untuk posisi cusp to fossa adalah gigi M2. Pada orang coba kedua posisi oklusi

cusp to marginal ridge sisi kanan adalah gigi P1 dan M1. Sisi sebelah kiri adalah

M1 dan M2.

3.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Pada pemeriksaan oklusi sentrik ini orang coba dalam posisi duduk dengan

tenang, dengan posisi bidang oklusi sejajar lantai. Kemudian instruksikan untuk

membuka mulut lalu menutupkan mulut sampai gigi pada kedua rahang saling

menyentuh (ICP). Orang coba menggerakan RB ke posisi kontak maksimal

seposterior mungkin (sentrik/RCP), namun rahang bawah masih mampu bergerak

ke lateral tanpa disertai rasa nyeri.

11

Page 12: Laporan Oklusi.doc

Pada percobaan ini, kami menggunakan orang coba dengan jenis kelamin

sama yaitu perempuan. Pada orang coba 1 hubungan gigi-geligi posterior adalah

pada gigi P1, P2, dan M1. Sedangkan pada orang coba 2 hubungan gigi geligi

sampai dengan M2. Secara garis besar sama namun pada orang coba 1 gigi M2

belum tumbuh sehingga hanya sampai pada M1 saja.

3.1.3 Pemeriksaan Overbite dan Overjet

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran overjet dan overbite. Overjet

atau jarak gigit adalah jarak horizontal antara incisal gigi incisivus RA terhadap

bidang labial gigi incisivus pertama RB. Sedangkan Overbite atau tinggi gigit

adalah jarak vertical antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. Overbite dan

overjet normal yaitu sekitar 2 – 4 mm. Berdasarkan percobaan didapatkan overjet

pada orang coba 1 dikatakan normal karena berjarak 3 mm. Sedangkan untuk

overbite orang coba 1, overjet dan oberbite orang coba 2 kecil. Hal ini

dikarenakan perawatan orthodontic.

Gambar 3.1 Overbite dan overjet

3.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus

central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung

antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.

12

Page 13: Laporan Oklusi.doc

Pada percobaan ini, kami mengamati ketika orang coba melakukan oklusi

sentris, pergerakan relasi sentris ke oklusi sentris, pergerakan mandibula ke

anterior dan ke segala arah, ketika orang coba melakukan ICP,RCP dan PCP.

Berdasarkan percobaan didapatkan untuk oklusi sentrik, relasi sentris ke

oklusi sentris dan pergerakan mandibula ke anterior pada orang coba semuanya

normal. Untuk gerakan oklusi ICP, gigi geligi yang mengalami kontak prematur

adalah pada gigi M2 kanan. Pada gerakan oklusi RCP, gigi geligi yang mengalami

kontak prematur adalah gigi M1 pada sisi kanan dan kiri. Sedangkan pada gerakan

oklusi PCP, gigi geligi yang mengalami kontak prenatur adalah gigi P2 kiri.

3.2 Pemeriksaan Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

3.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Pada percobaan ini, kami mengukur jarak gigit orang coba dengan

menggunakan jangka sorong, selanjutnya instruksikan untuk menggerakan

mandibula ke belakang dengan cara orang coba diminta untuk menggerakan RB

ke posisi paling posterior, instruksikan untuk mempertahankan posisi ini.

Selanjutnya catat jarak horizontal insisal incisive RA terhadap bidang labial

incisive RB dengan jangka sorong. Instruksikan orang coba untuk membuka

mulut, dianjurkan menutup mulut sampai giginpada kedua rahang menyentuh

(ICP), pertahankan posisi ini. Kemudian memberi tanda garis dengan pensil tinta

pada permukaan gigi premolar pertama RA yang bersambung ke RB kanan dan

kiri. Kemudian orang coba menggerakan RB ke posisi kontak maksimal

seposterior mungkin(RCP) namun masih bisa bergerak ke lateral tanpa rasa

nyeri. Catat berapa mm jarak pergeseran ICP dan RCP.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan jarak gigit saat oklusi sentris

pada gigi I1 dan I2 adalah 3 mm dan 2,5 mm. Sedangkan jarak gigit saat relasi

sentris untuk gigi I1 5 mm dan untuk gigi I2 4 mm. Jarak pergeseran dari posisi

ICP ke RCP adalah 2 mm.

13

Page 14: Laporan Oklusi.doc

3.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Orang coba melakukan posisi istirahat dan mandibula dalam keadaan

rileks dan posisi tegak lurus, dalam posisi non oklusal mandibula yaitu posisi

physiological rest position, selanjutnya perhatikan otot-otot harus dalam keadaan

istirahat. Usahakan untuk membuka kedua bibir orang coba tanpa menimbulkan

gerakan pada rahangnya. Kemudian mulai mengukur jarak oklusal sebagai free

way space. Selisih antara dimensi vertical saat gigi geligi beroklusi dan saat

mandibula istirahat disebut freeway space. Range freeway space normal adalah

berkisar 2-4 mm. dimensi vertical fisiologis adalah jarak vertical antara 2 titik

pada maksila mandibula yang telah ditentukan saat kepala dalam posisi tegak, otot

– otot rahang dalam keadaan istirahat, dan kondilus dalam posisi netral. Gunanya

adalah untuk menentukan jarak vertical antara permukaan gigi geligi yang

beroklusi pada galangan gigit oklusal atau puncak sisa prosesus alveolaris

(residual ridge). Dimensi vertical oklusi adalah jarak vertical antara 2 titik pada

maksila dan mandibula yang telah ditentukan saat otot- otot rahang dalam keadaan

kontraksi dan gigi geligi beroklusi.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,pada orang coba dengan jenis

kelamin laki-laki memiliki freeway space 1 mm. Pada orang coba dengan jenis

kelamin perempuan memiliki freeway space 2 mm, hal ini dikatakan normal

karena freeway space normal adalah berkisar 2-4 mm. Namun pada orang coba

dengan jenis kelamin laki-laki freeway spacenya belum dikatakan normal karena

dibawah 2-4 mm.

Gambar 3.2 Freeway space

14

Page 15: Laporan Oklusi.doc

3.2.3 Pemeriksaan Oklusi Dinamikn/Artikulasi

Pada posisi duduk dengan tenang, orang coba diminta menggerakan RB ke

lateral sampai didapatkan cusp bukal RA dan RB bersentuhan. Kemudian

instruksikan orang coba untuk melakukan gerakan gerakan RB ke lateral, tentukan

sisi kerja (working side) dan sisi keseimbangan (balancing side). Selanjutnya

tentukan pola oklusinya.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada orang coba 1 oklusi gigi

pada working side gigi M1 RA dan RB sisi kiri, oklusi gigi pada balanced side

gigi M1 RA dan RB pada sisi kanan. Sedangkan untuk orang coba 2 oklusi gigi

pada sisi oklusi gigi M2 RA dan RB sisi kiri, untuk oklusi geligi pada sisi

keseimbangan sama hanya saja pada sisi kanan.

Pada pola oklusi orang coba 1 dan 2 mendapatkan hasil yang sama, yaitu

BBO yaitu gigi geligi posterior pada sisi kerja maupun keseimbangan, keduanya

dalam keadaan kontak.

15

Page 16: Laporan Oklusi.doc

BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Oklusi adalah hubungan timbal balik dari permukaan gigi bawah dan gigi

atas lawannya yang terjadi selama ada gerakan mandibula sehingga ada

kontak yang penuh antara lengkung gigi atas dan lengkung bawah.

2. Dikenal 2 macam istilah oklusi yaitu oklusi ideal dan oklusi normal

3. Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara

komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar

geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan

ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi

dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula.

4. Oklusi normal dikelompokan dalam 2 jenis yaitu oklusi statik dan

dinamik.

5. Oklusi dikatakan normal jika:

Ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal

interdigitasi dan minimal overbite dan overjet

Cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal

molar 1 mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di

embrasure antara molar 1 dan 2 mandibula dan seluruh jaringan

periodontal secara harmonis dengan kepala dan wajah.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain:

Variasi genetik

Perkembangan gigi-geligi secara acak

Adanya gigi-gigi supernumerary

Otot-otot dan jaringan sekitar rongga mulut

   Trauma

16

Page 17: Laporan Oklusi.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog

Stomatognatik. Jember: Unej

2. Hamzah, Zahreni; dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia.

Jember : Bag. Biomedik Lab Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember.

3. Gunadi, Haryanto A; dkk. 1994. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian

Lepasan Jilid 2. Jakarta : Hipokrates.

4. Chandra. 2004. Textbook of Dental and Oral Anatomy Physiology and

Occlusion. New Delhi: Jaypee Brothers Publishers

5. Foster, T. D. 1997. Buku Ajar Ortodonsi, edisi ke 3. Jakarta: EGC. Hal 32-

35.

6. Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991. Oklusi Dalam Kedokteran Gigi

Restoratif. Surabaya : Airlangga University Press.

7. Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC

17