Laporan Observasi_oom

35
LAPORAN OBSERVASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SMPN 2 BOJONEGARA Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Dosen : Dr. Hj. Cucu Atikah, M.Pd Disusun oleh: Fathurrahman 7772140097 Semester/kelas : II/b PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

description

LAPORAN

Transcript of Laporan Observasi_oom

Page 1: Laporan Observasi_oom

LAPORAN OBSERVASI

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

SMPN 2 BOJONEGARA

Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Dosen : Dr. Hj. Cucu Atikah, M.Pd

Disusun oleh:

Fathurrahman

7772140097

Semester/kelas : II/b

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

Page 2: Laporan Observasi_oom

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

nikmatNya makalah ini dapat kami susun dengan tujuan membantu mahasiswa

dalam memahami apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan memenuhi tugas

UAS Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Shalawat dan salam

semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, semoga kita menjadi

umatnya yang istiqomah dijalanNya

Atas diri pribadi mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Hj.

Cucu Atikah, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi yang telah mempercayakan amanat untuk menyusun makalah ini.

Dan tak lupa kami meminta maaf atas segala kesalahan dalam penyusunan

makalah ini, karena kami masih dalam proses pembelajaran. Saran dan kritik

Saudara kami harapkan untuk evaluasi diri kami sehingga dapat menjadi insan

yang lebih baik dari sebelumnya.

Sekian dan semoga dengan tersusunnya makalah ini, akan menjadi

referensi yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Serang, 30 Juni 2015

Penulis

Page 3: Laporan Observasi_oom

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi..................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang...................................................................................01

B. Rumusan Masalah..............................................................................03

C. Tujuan Penelitian............................................................................... 03

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 04

BAB II Gambaran Sekolah

A. Profil Sekolah ………....................................................................... 05

B. Sejarah Sekolah ……..………………….......................................... 05

BAB III Kajian Pustaka

A. Pengertian Gaya Kepemimpinan ………………………………….. 07

B. Fungsi Kepemimpinan ……………………………………………..07

C. Bentuk Gaya Kepemimpinan ………………………………………08

D. Faktor Pengaruh kepemimpinan Seseorang ………………………..11

E. Kepala Sekolah ……………………………………………………. 15

BAB III Pembahasan

A. Metode Penelitian ……….………………………………………… 16

B. Subjek Penelitian ……..…………………………………………… 16

C. Hasil Penelitian ……………………..…………………………….. 16

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan........................................................................................ 18

B. Saran ………………………………………………………………. 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Laporan Observasi_oom

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas

dari suatu kebutuhan yaitu untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini,

masyarakat sering memandang bahwa kualitas sumber daya manusia perlu

ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus

didukung karena kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari kemajuan

pendidikannya.

Mutu pendidikan akan tercapai apabila komponen yang terdapat dalam

meningkatkan mutu pendidikan memenuhi syarat tertentu. Komponen yang

berperan dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah tenaga

pendidik yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan

cepat dan bertanggung jawab. Tenaga pendidik mempunyai peran yang sangat

strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta

didik, karena itu tenaga pendidik yang profesional akan melaksanakan tugasnya

secara profesional sehingga menghasilkan siswa yang lebih bermutu.

Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas mengajar guru, banyak faktor

yang mempengaruhinya, diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah,

karena kepala sekolah merupakan orang yang berperan penting dalam mengatur

aktivitas proses belajar mengajar dan kepala sekolah juga bertanggung jawab

langsung terhadap pelaksanaan segala jenis dan bentuk peraturan atau tata tertib

yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa.

SMPN 2 Bojonegara berdiri 15 tahun yang lalu, meskipun sekolah tersebut

memiliki akreditasi B. Pada tahun 2015, siswa sekolah ini 100% lulus Ujian

Nasional (UN).

Oleh karena itu bagaimana cara kepala sekolah dalam berinteraksi dengan

bawahan sangat mempengaruhi akan berhasil atau tidaknya sekolah yang

dipimpinnya, serta turut mempengaruhi keteladanan guru dan siswa dalam proses

Page 5: Laporan Observasi_oom

belajar mengajar. Kepala sekolah juga memegang peranan penting karena kepala

sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guruguru

agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 1998) adalah bentuk

dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak

orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan

memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Baik buruknya proses

pendidikan di suatu sekolah banyak ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala

sekolah, sebab kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab atas

segala sesuatunya yang sudah, sedang dan yang akan terjadi di sekolah tersebut.

Gaya kepemimpinan menurut Tjiptono (dalam Roy, 2009) adalah suatu

cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Untuk itu

bagaimana pola dan metode yang diterapkan kepala sekolah melalui gaya

kepemimpinannya akan mempengaruhi para guru dalam mengajar dan murid

untuk belajar.

Efektivitas mengajar guru akan optimal, jika kepala sekolah dapat

mengatur dan membimbing guru-guru secara baik sehingga para guru dapat

melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan

kepentingan dan kesejahteraan bawahannya sehingga tidak ada keluhan dalam

menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari, harus menunjukkan

kewibawaannya sehari-hari, sehingga dapat diteladani dan dipatuhi oleh para guru

maupun siswa. Menetapkan dan sekaligus melaksanakan peraturan-peraturan yang

logis dan sistematis, dan dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dalam

peningkatan efektifitas mengajar guru.

Menurut Reddin (dalam Matutina, dkk 1993) dalam kepemimpinan

memiliki 3 pola dasar yaitu unsur tugas, unsur manusia dan unsur hasil yang

dicapai. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang,

seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan

yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan. Pengetahuan dan

keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari

pengalaman di dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak

Page 6: Laporan Observasi_oom

disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan ketiga unsur tersebut dalam

rangka menjalankan kepemimpinannya menurut caranya sendiri. Cara atau teknik

seorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan disebut gaya kepemimpinan.

Kepemimpinan dari seorang pemimpin dapat disebabkan oleh sifat-sifat

pemimpin itu sendiri.

Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan bagi keberhasilan

sekolah, karena kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional yang diberi tugas

memimpin suatu lembaga sekolah yang menyelenggarakan proses belajar

mengajar (Wagiman, 2005).

Peranan kepala sekolah dalam rangka mutu pendidikan sangat penting

karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya mutu pendidikan itu sendiri.

Kepala sekolah sebagai tulang punggung mutu pendidikan dituntut untuk

bertindak sebagai pembangkit semangat, mendorong, merintis dan memantapkan

serta sekaligus sebagai administrator.

B. Rumusan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran gaya kepemimpinan kepala SMPN 2 Bojonegara ?

2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah?

3. Bagaimana cara mengembangkan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang masalah maka diperoleh tujuan

dalam penulisan ini, yaitu untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan

kepala SMPN 2 Bojonegara , faktor-faktor yang menyebabkan gaya

kepemimpinan subjek dan untuk mengetahui cara mengembangkan gaya

kepemimpinan subjek.

Page 7: Laporan Observasi_oom

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :

1. Manfaat Teoritis

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ragam ilmu

psikologi, khususnya dibidang psikologi pendidikan serta memberikan

pengetahuan bagi penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan

kualitas, mutu serta prestasi pendidikan. Memberikan gambaran kepada

kepala sekolah lainnya agar gaya kepemimpinan tidak hanya mementingkan

tugas, hubungan yang baik dengan orang lain atau hanya mencapai suatu hasil

yang maksimal saja, tetapi ketiganya harus dipentingkan agar hasil yang

dicapai pun akan maksimal.

Page 8: Laporan Observasi_oom

BAB II

GAMBARAN SEKOLAH SMPN 2 BOJONEGARA

A. Profil Sekolah

Nama : SMP NEGERI 2 BOJONEGARA

  NPSN : 20605148

  Alamat : Jl. Ds Wanakarta – Bojonegara

  Kode Pos : 42454

  Desa/Kelurahan : Wanakarta

  Kecamatan/Kota (LN) : Bojonegara

  Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Serang

  Propinsi/Luar Negeri (LN) : Banten

  Status Sekolah : Negeri

  Waktu Penyelenggaraan : Pagi

  Jenjang Pendidikan : SMP

B. Sejarah Sekolah

SMPN 2 Bojonegara berdiri pada tahun 1998 dimana sebelumnya berada

satu atap dengan SDN Wanakarta 2 dan memulai kegiatan pendidikan dari siang

samapi sore hari dan pada awal berdirinya hanya memiliki kurang lebih 80 orang

siswa. Pada tahun 2000 atau tepatnya pada angkatan ke 3, kegiatan pendidikan

dilaksanakan satu atap dengan SMPN 1 Bojonegara dengan jumlah 9 kelas, akan

tetapi berselang caturwulan pertama selesai dan sehubungan dengan

pembangunan gedung sekolah yang telah siap digunakan, siswa kelas 1 yang

berjumlah 3 kelas diberi pilihan untuk ikut pindah ke gedung baru atau beralih

menjadi siswa SMPN 1 Bojonegara. Karena mayoritas siswa berdomisili lebih

dekat dengan SMPN 1 Bojonegara, maka kurang lebih 70% siswa memilih

menjadi siswa SMPN 1 Bojonegara dan selebihnya tetap menjadi siswa SMPN 2

Bojonegara dan ikut menempati gedung sekolah yang baru.

Page 9: Laporan Observasi_oom

Gedung baru yang dimiliki sekolah ini didirikan di lahan seluas 6000 m2

berlokasi di Kp. Luwung Teja RT. 001 RW. 001 Ds. Wanakarta Kec. Bojonegara

yang mana memang lokasi sekolah ini memudahkan bagi masyarakat kecamatan

bojonegara yang berada dibagian barat dan selatan yang memang berada jauh dari

SMPN 1 Bojonegara yang berada di pusat kecamatan.

SMPN 2 Bojonegara semula hanya terdiri dari 3 ruang kelas dan saat itu

kegiatan pembelajaran dilakukan 2 waktu yaitu pagi sampai siang, dan siang

sampai sore hari dengan siswa kelas 2 dan 3 masuk di pagi hari, dan siswa kelas 1

masuk pada siang hari. Pada tahun ini sekolah sudah berkembang pesat, sudah

memiliki 20 ruang kelas dan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung

segala kegiatan pembelajaran dan penunjang bagi siswa dan guru.

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

Page 10: Laporan Observasi_oom

A. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Pemimpin menurut Anoraga (1992) adalah seorang yang mempunyai

wewenang untuk memerintah orang lain, yang di dalam pekerjaannya untuk

mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan orang lain. Menurut Kartono

(1998) pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau

tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya,

untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran

tertentu.

Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam

memimpin para pengikutnya. Perilaku para pemimpin ini secara singkat disebut

sebagai gaya kepemimpinan (leadership style). Menurut Sutanto & Stiawan

(2000) gaya kepemimpinan adalah sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin

dalam menghadapi bawahan.

B. Fungsi Kepemimpian

Fungsi kepemimpinan menurut Sukamdiyo (dalam Eman, 2001) adalah:

1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan

masalah.

Fungsi ini menyangkut pemberian saran, pendapat dan informasi.

2. Fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok (group

maintenance) atau sosial.

Fungsi ini mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan

lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, serta penengahan perbedaan

pendapat.

Fungsi kepemimpinan menurut Kartono (1998) adalah memandu,

menuntun, membimbing, membangun, memberi motivasi kerja, memberikan

pengawasan yang efisien dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang dituju.

C. Bentuk Gaya Kepemimpinan

Page 11: Laporan Observasi_oom

Dalam mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan secara integral,

sebagaimana telah dikemukakan terdahulu akan berlangsung aktivitas

kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah maka akan terlihat gaya

kepemimpinannya dengan pola masing-masing. Berdasarkan teori tiga dimensi

Reddin (dalam Matutina, dkk, 1993), gaya kepemimpinan memiliki tiga pola

dasar. Ketiga pola dasar dalam gaya kepemimpinan tersebut adalah:

1. Pemimpin yang memiliki motivasi kuat untuk menyelesaikan tugasnya secara

maksimal.

Seorang pemimpin yang mempunyai motivasi kuat untuk

menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, maka dilain pihak pemimpin

tersebut kurang memperhatikan hubungan kerjasama dengan bawahannya,

demikian juga terhadap tujuan organisasi kurang mendapat perhatian. Gaya

kepemimpinan yang demikian disebut task oriented (to). Gaya kepemimpinan

yang hanya semata-mata menyelesaikan tugas rutin disebut to+ adalah

autocrat, benevolent autocrat, compromiser, executive. Sedangkan gaya

kepemimpinan yang termasuk to- adalah deserter, bureaucrat, missionary,

developer.

2. Pemimpin yang lebih mementingkan hubungan kerjasama baik dengan

atasan, bawahan, maupun sesama teman sejawat.

Pemimpin yang lebih dominan untuk bekerjasama atau sangat

memperhatikan bawahannya dan kurang perhatian terhadap penyelesaian

tugas dan pencapaian hasil disebut pemimpin yang bergaya relationship

oriented (ro). Ciri-ciri gaya pemimpin tersebut adalah ro+ yaitu pemimpin

yang lebih berorientasi terhadap hubungan kerjasama. Gaya kepemimpinan

yang termasuk ro+ adalah missionary, developer, compromiser, excutive.

Sedangkan ro- adalah deserter, autocrat, dan benevolent autocrat.

3. Pemimpin yang mempunyai motif kuat untuk mencapai hasil semaksimal

mungkin.

Seorang pemimpin yang dimotivasi oleh keinginan untuk berproduksi

semaksimal mungkin, akan menjadikan hal tersebut menjadi prioritas utama

Page 12: Laporan Observasi_oom

disebut effectiveness oriented (e+). Gaya kepemimpinan yang termasuk

dalam e+ adalah bureaucrat, developer, benevolent autocrat dan excutive

sedangkan gaya kepemimpinan yang termasuk dalam e- adalah deserter,

missionary, autocrat dan compromiser.

Bertitik tolak dari ketiga pola dasar diatas bahwa ciri-ciri masing-masing

gaya kepemimpinan tersebut (Menurut Reddin, dalam Matutina,dkk. 1993)

adalah:

Tabel 2.1

Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan

N

o

Gaya

kepemimpinan

Ciri-ciri

Motivasi untuk

menyelesaikan tugasHubungan kerjasama Mencapai hasil

1 Deserter

Menghindarkan diri

dari tugas dan kurang

menyukai tugas

(-)

Suka menyendiri,

kurang suka bergaul,

mengabaikan orang

lain

(-)

Mencapai hasil

minimal dan mudah

menyerah apabila

mendapatkan kesulitan

pada awal pelaksanaan

tugas

(-)

2 Bureaucrat

Tidak menyukai

tugas, ide-idenya

kurang mendorong

meningkatkan

produksi

(-)

Kurang menyukai

bermasyarakat dan

kurang

mengembangkan

hubungan dengan

bawahan

(-)

Bekerja sesuai dengan

prosedur yang benar

dan taat kepada

peraturan organisasi

dan pemerintah

(+)

3 Missionary Melaksanakan tugas

dengan santai

- Peramah dan murah

senyum serta dapat

menjalin hubungan

yang akrab dengan

orang lain,

persahabatan

melebihi

segalagalanya

Hasil kurang penting,

yang penting

hubungan baik dengan

orang lain (bawahan)

Page 13: Laporan Observasi_oom

(-)

- Mencegah

terjadinya

pertentangan

(+)

(-)

4 Developer

Bekerja adalah hal

biasa, sama halnya

dengan beristirahat

(-)

- percaya penuh pada

orang lain untuk

dapat bertanggung

jawab

- hubungan baik

kepada orang lain

untuk

mengembangkan

bakat

(+)

Mahir dalam

menciptakan kondisi

untuk bekerjasama

serta kondisi untuk

bertanggung jawab

(+)

5 Autocrat

Melaksanakan tugas

diatas segala-galanya,

sehingga bawahan

perlu dikontrol,

diawasi, kalau perlu

dihukum

(+)

- mengacuhkan

pergaulan dan

kurang

mempercayai orang

lain

- membangkitkan

rasa takut bawahan

agar bawahan mau

bekerja dan pada

umumnya orang

takut dan kurang

menyukai

kepadanya

(-)

Pandangan terhadap

pekerjaan amat

sederhana, pemimpin

mengeluarkan

perintah, bawahan

mengerjakan perintah

(-)

6 Benevolent

Autocrat

Membuat orang lain

mengerjakan apa

yang diinginkan

Kurang yakin

sepenuhnya kepada diri

sendiri dalam

menangani bawahan

- Memperbaiki

keterampilan dengan

belajar dari

pengalaman dan

kesalahan

- Mengetahui

peraturan-peraturan

serta metode-metode

Page 14: Laporan Observasi_oom

(+) (-)

dengan baik

(+)

7 Compromiser

Selalu menilai tugas

yang akan dikerjakan

(+)

Melibatkan bawahan

dalam Pengambilan

keputusan

(+)

Tidak pernah

mengerjakan sesuatu

dengan baik serta

mendorong bawahan

tetapi tidak sepenuh

hati

(-)

8 Executive

Memberi semangat

yang tinggi disertai

contoh moral yang

tinggi

(+)

- Mempertahankan

orang lain sesuai

sifat masing-masing

dan memandang

orang lain sebagai

teman kerja yang

penting

- Pergaulan dengan

orang baru sangat

baik sehingga

menjadi teladan

(+)

Memandang konflik

sebagai hal yang wajar

dan pasti terjadi dalam

organisasi dan

menyelesaikan semua

perbedaan pendapat

dengan baik

(+)

D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kepemimpinan pada Seseorang

Menurut Matutina (1993) seorang pemimpin untuk dapat melakukan

fungsinya sebagai pemimpin, maka ia harus memiliki sifat-sifat tertentu yang

sangat dapat menyebabkan kepemimpinan seseorang, yaitu:

1. Berpengetahuan yang luas

Seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan yang luas,

terutama yang menyangkut hal-hal yang ada hubungannya dengan sifat dan

tujuan yang hendak dicapai.

2. Mempunyai sifat adil dan ramah

Seorang pemimpin harus memiliki sifat adil dan ramah terhadap

semua orang (pegawai) tanpa membedakan asal keturunan, daerah seseorang

dan menghindarkan suka atau tidak disukai.

Page 15: Laporan Observasi_oom

3. Berorientasi masa kini dan masa depan

Dengan perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan yang

terjadi di luar organisasi, maka seorang pemimpin untuk selalu mampu

mengantisipasi perubahan yang terjadi sekaligus mengendalikannya secara

terus-menerus, mampu memanfaatkan kemampuan yang ada,

mempergunakan berbagai macam teknik dan perencanaan yang strategis,

mampu menjawab perubahan dengan segala kondisinya yang sedang terjadi

dan mungkin yang akan terjadi dengan baik dan akurat

4. Memiliki sifat sebagai guru dan efektif

Seorang pemimpin harus memiliki sifat sebagai pendidik (guru),

sehingga mempunyai moral tinggi yang mampu memberi teladan dan contoh-

contoh yang baik kepada pegawainya.

5. Memiliki iman yang kuat dan moral yang tinggi

Seorang pemimpin harus berani menanggung resiko dari

kepemimpinannya, tegas, mau menerima tanggung jawab dan memikulnya

serta berinisiatif.

E. Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, kepala sekolah terdiri

dari dua kata yang pertama adalah kepala yang dapat diartikan ketua atau

orang yang memimpin. Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk

mengajar dan belajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran. Seorang

kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukan langkah-

langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah (Juairiah, 2006).

Sedangkan menurut Wagiman (2005) kepala sekolah adalah seorang

tenaga fungsional yang diberi tugas memimpin suatu lembaga sekolah yang

menyelenggarakan proses belajar mengajar.

Page 16: Laporan Observasi_oom

2. Peranan Kepala Sekolah

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional oleh Depdiknas

terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai pendidik, manajer,

administrator, penyelia, pemimpin, pencipta iklim kerja dan wirausahawan.

Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan

oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan

antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.

a. Kepala sekolah sebagai pendidik

Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap

pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya

tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki

gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan

mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan

kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif

dan efisien.

b. Kepala sekolah sebagai manajer

Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan

memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat

melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan

pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah seperti

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, diskusi

profesional dan sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan

pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan

atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak

lain.

c. Kepala sekolah sebagai administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk

tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.

Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan

kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat

kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya

Page 17: Laporan Observasi_oom

dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan

kompetensi guru.

d. Kepala sekolah sebagai pengawas

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan

kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan

kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama

dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Mulyasa dalam Sudrajat,

2008).

e. Kepala sekolah sebagai pemimpin

Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat

menumbuhsuburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap

peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya

kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada

manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala

sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara

tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan

kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam

sifat-sifat yaitu jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil

resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan.

f. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja

Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru

lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang

disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya.

g. Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan

peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat

menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan

Page 18: Laporan Observasi_oom

berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat

akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di

sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan

dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

Page 19: Laporan Observasi_oom

BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi

kasus yang dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai

situasi dan makna sesuatu atau objek yang diteliti. Dalam penelitian ini

menggunakan metode wawancara yaitu teknik wawancara terstruktur dan

observasi tidak terlibat (non partisipan).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah satu orang subjek dengan berjenis kelamin

pria yang menjabat sebagai kepala sekolah dan satu orang significant others.

C. Hasil Penelitian

Gambaran tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah gaya

kepemimpinan executive, yang memiliki ciri-ciri ketika subjek memberikan

semangat kepada bawahan, maka subjek juga mencontohkan terlebih dahulu,

subjek mempertahankan orang lain sesuai kemampuan dan sifat masing-masing

dan memandang bawahan sebagai teman kerja yang penting, subjek juga dapat

menjalin hubungan yang baik meskipun dengan orang yang baru, subjek memang

konflik sebagai hal yang wajar dan dapat menyelesaikan perbedaan pendapat

dengan baik.

Faktor yang menyebabkan gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti itu

adalah beliau memberikan semangat yang tinggi dengan mencontohkan moral

yang tinggi karena pendidikan yang baik dimulai dari diri kita sendiri, untuk

meningkatkan semangat yang tinggi maka sebagai pemimpin harus mencontohkan

moral yang tinggi, sehingga dapat menjadi panutan.

Page 20: Laporan Observasi_oom

Kepala Sekolah mempertahankan orang lain sesuai dengan sifat masing-

masing dan memandang orang lain sebagai teman kerja yang penting karena

penempatan tugas, pekerjaan yang diberikan kepada orang lain sesuai dengan latar

belakang kemampuannya, dan memandang bawahan tidak secara struktural antara

atasan dengan bawahan, memandang semua orang berkapasitas sama, hanya

tugasnya saja yang berbeda.

Faktor yang menyebabkan Kepala Sekolah dapat menjalin hubungan yang

baik meskipun dengan orang baru, agar orang tersebut merasa nyaman, betah

berada di lingkungan itu. Faktor yang menyebabkan Kepala Sekolah memandang

konflik sebagai suatu yang wajar, karena konflik dimana saja pasti terjadi

sehingga subjek mencari solusi yang baik untuk perbedaan pendapat tersebut agar

tidak berkepanjangan.

Page 21: Laporan Observasi_oom

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cara mengembangkan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah adalah

memberi semangat dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada bawahan,

cara subjek menjalin hubungan meskipun dengan orang baru tetap baik yaitu tidak

membedakan dengan pegawai yang lainnya. Cara Kepala Sekolah

mempertahankan orang lain apabila orang tersebut memiliki loyalitas dan kinerja

yang baik sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga orang tersebut

tidak lagi dianggap sebagai bawahan tetapi sebagai teman kerja yang penting.

Cara Kepala Sekolah memandang konflik adalah sebagai hal yang wajar dan dapat

menyelesaikan perbedaan pendapat dengan mencari solusi yang baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka saran

yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada subjek kiranya dapat:

a. Mempertahankan dan meningkatkan gaya kepemimpinan executive untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dalam peningkatan jumlah siswa.

b. Memberi kesempatan kepada guru dan staf administrasi untuk mengikuti

workshop atau training yang sesuai tugas atau jabatan, agar pekerjaan

yang telah diberikan dapat dikerjakan dengan baik dan tepat.

2. Kepada guru dan staf administrasi disarankan:

a. Kerjasama yang baik dalam hubungan sosial selama ini dipertahankan dan

ditingkatkan agar prestasi sekolah yang telah didapat tetap terjaga.

b. Meningkatkan kedisiplinan dan kualitas pendidikan, agar prestasi siswa

tetap dipertahankan.

Page 22: Laporan Observasi_oom

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (1992). Psikologi kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekoytyas. (2008). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru

di SMP KWK XI JAKARTA TIMUR. Diperoleh Juni, 20, 2015,

http://one.indoskripsi.com/node/3359

Eman (2001) . Gaya kepemimpinan. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

submit.x=8&submit.y=9&submit=prev&page=2&qual=high&submitval=p

rev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2001%2Fjiunkpe-ns-s1-

2001-31497006694produktivitaschapter2.pdf

Heru Basuki, A. M. H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan

dan budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Juairiah, S. (2006). Pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap

motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar.

http://umar-chan.com/download/skripsi~PENGARUH GAYA

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH.Pdf.

Kartono, K. (1994). Psikologi sosial untuk manajemen, perusahaan, dan industri.

Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Kartono, K. (1998). Pemimpin dan kepemimpinan: Apakah pemimpin abnormal

itu?. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Matutina, dkk. (1993). Manajemen personalia. Jakartaa: PT.Rineka Cipta.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi pendekatan kualitatif (edisi revisi). Bandung:

PT Remaja RoSekolahakarya

Nawawi & Hadari. (1993). Kepemimpinan yang efektif. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Peorwandari, E.K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku

manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan

Pendidikan Psikolgi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Panji. (2008). Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap

pekerjaan dengan kompetensi profesional guru (141)

Page 23: Laporan Observasi_oom

http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/10/hubungan

kepemimpinankepala-sekolah.html

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar bahasa

indonesia: edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Puspitasari,S. (2006). Kepemimpinan kepala sekolah di TK terhadap efektivitas

kerjaguru. http://digilib.unnes.ac.id/gSekolahl/collect/skripsi/index/assoc/

ASH0171.dir/doc.pdf

Roy (2009) gaya kepemimpinan. Diperoleh Juni, 16, 2009 http://belajar-

kepemimpinan.blogspot.com/2008/09/gayakepemimpinan.html.

Sarwono, S.W. (2005). Psikologi sosial: Psikologi kelompok dan psikologi

terapan. Jakarta: Balai Pustaka

Sudrajat, A. (2008). Kompetensi guru&peran kepala sekolah.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/kompetensi-

gurudanperan-kepala-sekolah-2/

Sutanto, E.M&Stiawan, B. (2000). Peranan gaya kepemimpinan yang efektif

dalam upaya meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di

Toserba Sinar Mas Sidoarjo Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2,

No. 2, September 2000: 29 – 43. http://puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?

PublishedID=MAN00020203

Tondok, M.S&Andarika, R. (2004). Hubungan Antara Persepsi Gaya

Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan

Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE Vol. 1 No. 1, Desember 2004.

http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_marcel_rita.pdf

USEKOLAH, H. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepala

sekolah.

Jurnal tenaga kependidikan, Vol. 2 No. 3 Desember 2007.

http://www.ziddu.com/download/4077925/Faktor-

FaktoryangmempengaruhiPerilakuKepalaSekolah.pdf.html

Wahyosumidjo. (1992). Kepemimpinan dan motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.