LAPORAN OBSERVASI

9
PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA LAPORAN OBSERVASI KE SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG DISUSUN OLEH : WINDA ARYANI 06091410004 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Transcript of LAPORAN OBSERVASI

Page 1: LAPORAN OBSERVASI

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN OBSERVASI KE SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG

DISUSUN OLEH :

WINDA ARYANI

06091410004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN ANGKATAN 2009/2010

Page 2: LAPORAN OBSERVASI

I. LATAR BELAKANG

Sebelum melakukan penelitian dan membuat proposal penelitian, diharuskan

si peneliti untuk melakukan observasi awal. Observasi awal merupakan suatu

tindakan meneliti subjek untuk mencari rumusan masalah yang akan di teliti.

Observasi awal dapat dilakukan dengan mewawancarai guru yang dijadikan sebagai

redactor untuk mencari permasalahan yang ada di sekolahan tersebut. Selain

mewawancarai guru, peneliti juga dapat mewawancarai siswa siswa sekolah yang

bersangkutan untuk menjadi redactor penunjang. Observasi awal juga dilakukan

dengan cara melihat atau meninjau langsung ke kelas yang akan diteliti. Bagaimana

situasi dan kondisi dari kelas, apakah sudah menunjang untuk terjadi nya proses

pembelajaran dan bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi. Dapat dikatakan

bahwa observasi awal yaitu untuk mengetahui profil dari seorang guru yang

bersangkutan yaitu guru kimia dan untuk mengetahui profil kelas yang akan diteliti

karena dari profil kelas terdapat permasalahan permasalahan dan factor factor

penghambat dalam proses belajar.

Saya sebagai peneliti dalam penelitian ini, melakukan observasi awal yaitu

dengan meneliti ke SMA Srijaya Negara palembang. Observasi awal yang saya

lakukan yaitu dengan mewawancarai guru kimia nya langsung dan melihat kelas yang

akan saya teliti. Dari observasi awal tersebut, saya mewawancarai guru kimia nya,

dalam wawancara tersebut saya menanyakan tentang identitas guru tersebut, motivasi

guru tersebut menjadi guru kimia dan kesan yang didapat menjadi guru. Setelah

mewawancari guru kimia nya, saya mengobservasi (meneliti) langsung kekelas.

Observasi kelas yang saya lakukan terjadi bersamaan pada saat siswa siswa dari SMA

Srijaya Negara belajar. Sehingga dari langkah langkah yang saya lakukan dalam

observasi awal saya mendapatkan data data dari subjek yang akan saya teliti. Dimana

data tersebut yaitu profil guru dan profil kelas.

Page 3: LAPORAN OBSERVASI

II. PROFIL GURU

Nama : Febriyanti

TTL : Palembang, 04 febuari 1987

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 24 tahun

Alamat : Jln. KMS. H. Ateh No. 2367 RT 25 RW 05 Palembang

Riwayat Pendidikan :

No Pendidikan Tahun Lulus

1 TK Aisyah 04 Palembang

2 SD N 630 Palembang

3 SMP N 11 Palembang

4 SMA Nurul Iman Palembang

5 Universitas Sriwijaya Palembang

Tes apa saja yang diikuti : SNMPTN untuk masuk perguruan tinggi

Universitas yang diikuti : Universitas Sriwijaya

pada saat SNMPTN

Pilihan pada saat tes SNMPTN :

Kedokteran

FKIP Pendidikan Kimia

Pekerjaan : Guru Kimia SMA Srijaya Negara

Tahun menjadi guru : mulai dari tahun 2010

Motivasi menjadi guru : “ingin membuktikan bahwasanya

pelajaran kimia itu mudah”

Suka dan Duka menjadi guru :

Suka : Bisa berbagi ilmu dengan orang lain ( ilmu yg ada

pada diri kita bermanfaat tidak mati dan sia sia )

Duka : terkadang dianggap sebelah mata oleh masyarakat.

Page 4: LAPORAN OBSERVASI

III. PROFIL KELAS

Wawancara ini kami lakukan dengan redaktor yaitu Ibu Febriyanti,

dimana Ibu febriyanti merupakan seorang guru kimia di SMA srijaya negara

yang memegang kelas X2. jumlah siswa kelas X2 ada 36 orang. Dalam

mengajar ibu Febriyanti menggunakan buku yang ditetapkan oleh sekolah yaitu

buku kimia dengan penerbit ”Yudistira” dan dengan pedoman LKS, namun Ibu

Febriyanti juga memakai buku terbitan dari ’Gravindo’ sebagai buku pedoman

nya. ”Buku gravindo lebih rinci penjelasan nya dibanding dengan buku terbitan

yudistira” kata Ibu Febriyanti.

Pada proses pembelajaran, metode yang digunakan oleh ibu Febriyanti

tergantung pada materi yang diajarkan, namun metode yang paling banyak

digunakan yaitu Pemahaman konsep. Berhubung Redaktor yang kami ambil

sebagai sumber yaitu guru kelas X2, dimana kelas X itu merupakan kelas yang

dapat dikatakan masih kelas campuran. Dikatakan demikian karena kelas X

merupakan kelas awal dimana siswa siswa nya masih diarahkan ingin kejurusan

IPA atau IPS.

Kemampuan setiap siswa berbeda beda , ada siswa yang mengadalkan

hafalan, ada juga yang sulit menghafal namun lebih suka menghitung. Dari

kemampuan tersebut sejak dari kelas X siswa harus sudah diarahkan kemana

jurusan yang akan mereka ambil sesuai dengan kemampuan mereka masing

masing. Untuk siswa yang suka menghitung, mereka akan lebih memilih untuk

ke IPA dan memotivasi siswa ya pun lebih mudah. Namun untuk siswa yang

tidak suka menghitung (ibarat kata gak suka ”ribet”) mereka akan lebih memilih

untuk jurusan IPS. Dari hal tersebut, motivasi dan belajar siswa yang lebih

memilih ke IPS akan rendah. Hal tersebut berdampak pada nilai ulangan harian

dan ulangan semester mereka. Peristiwa tersebut yang memicu guru harus lebih

dapat memacu minat dan motivasi belajar siswa siswa nya khusus nya pelajaran

Page 5: LAPORAN OBSERVASI

kimia yaitu dengan membuat pelajaran kimia itu mudah, tidak kaku dan

menyenangkan.

Rendah nya motivasi belajar siswa siswa tersebut juga menyebabkan

cara belajar mereka dikelas juga kurang baik. Pada saat proses belajar sedang

berlangsung, kebanyakan dari siswa kelas X2 ini ribut. Mereka merasa bosan

dengan pelajaran yang sedang berlangsung, hal tersebut dikarenakan mereka

tidak mengerti dan kurang termotivasi untuk belajar kimia. Keributan dalam

tanda kutip ( seperti suka menyeletuk, mengobrol dengan teman ) sudah biasa

terjadi dalam kelas ini. Keadaan yang demikian sangat tidak kondusif dalam

proses belajar karena jika ada siswa yang ribut maka siswa yang lain akan

merasa terganggu dan itu dapat berdampak pada kekurangkonsentrasian siswa

yang lain dalam menerima materi pelajaran.

Pada SMA Srijaya Negara ini, standar ketuntasan belajar yang

ditetapkan dari sekolah untuk kelas X adalah 60, kelas XI adalah 65, dan kelas

XII adalah 65. di SMA ini juga, Laboratorium belum sepenuhnya berfungsi.

Menagapa demikian ? karena di SMA ini masih kekurangan kelas.

Laboratorium nya dipakai sebagai ruang kelas dimana tempat siswa belajar

bukan untuk praktikum. Maka dari itu, praktikum yang bada dilakukan dengan

percobaan ang sederhana yang lebih membaur dengan lingkungan sehari hari.

Contoh nya untuk praktikum larutan elektrolit, siswa diperintahkan untuk

membawa larutan gula, larutan garam dari rumah masing masing dan untuk alat

nya mereka membuat nya sendiri dengan menggunakan baterai dan elektroda

yang sederhana.

Walaupun laboratorium belum sepenuhnya berfungsi namun alat alat

dan bahan bahan cukup banyak yang tersedia. Ketika kami lihat memang bahan

bahan di dalam labor itu sangat lengkap dan banyak. Namun mungkin karena

sudah terlalu lama tidak terpakai, hampir sebagian dari bahan tersebut sudah

tidak bagus lagi karena wadah atau botol tempat penyimpanan zat zat tersebut

Page 6: LAPORAN OBSERVASI

sudah korosif (rapuh). Maka dari itu hampir sebagian dari larutan sudah banyak

yang dibuang.

Dari data yang saya dapatkan diatas, maka saya menyimpulkan untuk

merumuskan masalah lebih difokuskan kepada metode pembelajaran yang ingin

saya tambahkan dalam proses belajar mengajar . agar ada nya variasi dalm

proses belajar mengajar sehingga siswa pun tidak merasa bosan dengan

pelajaran yang mereka dapatkan.

Demikian lah profil guru dan kelas yang saya observasi yaitu SMA

Srijaya Negara yang masih banyak sekali faktor yang mengganggu dalam

proses pembelajaran, dan diharapkan agar ada solusi yang dapat memecahkan

masalah yang terjadi tersebut.