Laporan Modul 3 Si Ganteng Maut
-
Upload
imam-sr-sr -
Category
Documents
-
view
151 -
download
2
description
Transcript of Laporan Modul 3 Si Ganteng Maut
MODUL III
PENENTUAN KUANTITAS FLUIDA PADA BATUAN RESERVOIR DENGAN METODE SOLVENT EXTRACTION
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : Rizky Primayudha
NIM : 12212049
SHIFT : Jumat - 1
TANGGAL PRAKTIKUM : 7 Maret 2014
TANGGAL PENYERAHAN : 14 Maret 2014
DOSEN : Prof. Ir. Pudji Permadi M.Sc., Ph.D
Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana
ASISTEN : 1. Hamid Alkadrie (12210009)
2. Aditya Prasetyo (12210021)
LABORATORIUM PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam suatu
sampel core dengan metode Solvent Extraction
2. Menentukan porositas suatu sampel core secara tidak langsung
3. Memahami Prinsip dan Cara Kerja alat solvent extraction
4. Mengetahui hubungan saturasi dengan sifat batuan lainnya
B. Prinsip Percobaan
Pada Praktikum modul ketiga kali ini, prinsip percobaan yang dipakai yaitu
menentukan saturasi minyak dan air dalam sample core batuan dengan metode solvent
Extraction, dengan terlebih dahulu menjenuhkan core dengan air lalu melakukan
pendesakan core jenuh dengan menggunakan minyak.
C. Data Percobaan
Kondisi Awal Sampel Core Kering
No.Core AL Core KAD
massa (gram)
tinggi (cm)
diameter (cm)
massa (gram)
tinggi (cm)
diameter (cm)
1 31.6 3.615 2.26 32.7 3.82 2.222 31.6 3.615 2.26 32.7 3.82 2.223 31.6 3.615 2.26 32.7 3.82 2.22
Kondisi Sampel Core Setelah Penjenuhan
No.Core AL Core KAD
massa (gram)
tinggi (cm)
diameter (cm)
massa (gram)
tinggi (cm)
diameter (cm)
1 36.6 3.615 2.26 38.4 3.82 2.222 36.6 - - 38.4 - -3 36.6 - - 38.4 - -
Kondisi Sampel Core Setelah Pendesakan
No.Core AL Core KAD
massa (gram)
tinggi (cm)
diameter (cm)
massa (gram)
tinggi (cm)
diameter (cm)
1 36.3 3.615 2.26 38 3.82 2.222 36.3 - - 38 - -3 36.3 - - 38 - -
Data Picnometer
No.massa picno kosong
(gram)massa picno+air
(gram)massa picno+paraffin
(gram)1 18.0 44.8 40.52 18.0 44.8 40.53 18.0 44.8 40.5
Graduated Tube
Core Sample AL : 0.8 mL
D. Pengolahan Data
- Picnometer
Wair = Wpicno+air - Wpicno
= 44.8 - 18= 26.8 gram
Vair = W airρ air
= 26.8 gram
1(gram /ml) /
= 26.8 ml
- Pengukuran Densitas Fluida
Wparaffin = Wpicno+paraffin - Wpicno
= 40.5 - 18= 22.5 gram
ρ paraffin = W paraffin
V picno
= 22.5 gram
26.8 ml= 0.8395 gram/ml
- Massa fluida dalam core jenuh
Core AL
Wfluida = Wcore jenuh – Wcore kering
= 36.3 – 31.6
= 4.7 gram Wair = Vair dalamgraduated tube x ρair
= 0.8 ml x 1 gr/ml
= 0.8 gram
Wparaffin = Wfluida - Wair
= 4.7 – 0.8= 3.9 gram
Core KAD
Wfluida = Wcore jenuh – Wcore kering
= 38 – 32.7= 5.3 gram
Wair = Vair dalamgraduated tube x ρair
Karena core KAD hancur ketika dilakukan pendesakan dengan
paraffin, maka core KAD tidak dimasukkan ke dalam solvent
extraction untuk dihitung Vair dalam graduated tubenya.
Wparaffin = Wfluida - Wair
- Volume Bulk
Core AL
Vbulk = ¼ пd2t
= ¼ п (2.26)2 x 3.615
= 14.5016 cc
Core KAD
Vbulk = ¼ пd2t= ¼ п (2.22)2 x 3.82= 14.7863 cc
- Volume Fluida dan Pori
Core AL
Vparaffin = W paraffin
ρparaffin
= 3.9 gram
0.8395 gram /ml = 4.6456 ml
Vpori = Vparaffin + Vair dalamgraduated tube
= 4.6456 + 0.8 = 5.4456 ml
- Saturasi Fluida
Core AL
Sair = V air dalamgraduated tube
V pori
= 0.8 ml
5.4456 ml= 0.1469
Sparaffin = 1 - Sair
= 1- 0.1469
= 0.8531
- Porositas Batuan
Core AL
∅ core = V pori
V bulk
= 5.4456 ml
14.5016 ml
= 0.3755 = 37.55 %
E. Analisis dan Pembahasan
Pada Percobaan kali ini yaitu mengukur saturasi fluida dengan menggunakan metode Solvent Extraction. Sebelum melakukan metode tersebut, terlebih dahulu dilakukan penjenuhan oleh fluida air dalam alat vakum. Pada penjenuhan oleh air ini, diasumsikan bahwa di dalam core tersebut sepenuhnya terisi air. Tidak ada lagi gas yang terkandung dalam core, sehingga core hanya berisi air saja.
Selanjutnya dilakukan pendesakan oleh paraffine oleh alat Hassler Permeameter. Hal ini dimaksudkan agar kondisi core yang ingin kita teliti, sesuai dengan keadaan reservoir, sehingga kita dapat menentukan nilai Sw dan So yang akurat. Pada alat ini, terdapat dua tekanan yang bekerja yaitu tekanan Overburden dan tekanan yang diberikan oleh kompresor untuk menginjeksikan paraffin ke dalam core. Ketika sudah dilakukan pendesakan dengan Hassler Permeameter, maka core yang telah berisi dua fluida (air dan paraffine) kemudian ditimbang. Namun ketika ditimbang, Sample core AL dan KAD ternyata malah mengalami peningkatan massa. Seharusnya setelah dilakukan pendesakan, massa sample core akan turun dikarenakan core sudah jenuh oleh 2 fluida yaitu air dan paraffine (paraffine memiliki densitas lebih kecil dari air). Ternyata setelah ditunggu selama beberapa menit, massa sample core lama-lama mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena setelah mengalami pendesakan dengan Hassler permeameter, core sample masih basah sehingga mempengaruhi perhitungan massa. Pengurangan massa core baik core sample AL maupun core sample KAD tidak begitu signifikan, hanya sekitar 0.4 gram. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan selain akurasi timbangan yang kurang teliti, tetapi juga ketika melakukan pendesakan terhadap core, paraffine-nya tidak sepenuhnya bisa masuk ke dalam core. Sebagian paraffine mengalir bukan ke dalam core, melainkan ke sela-sela antara dinding core dengan karet tempat core tersebut diletakkan. Selain itu, sample core yang digunakan memang memiliki permeabilitas yang cukup rendah. Namun semua itu diasumsikan bahwa core setelah dilakukan pendesakan kondisinya sesuai dengan keadaan reservoir.
Setelah dilakukan pendesakan paraffin, sample core yang bisa dimasukkan ke dalam peralatan Solvent Extraction hanya sample core AL, sample core KAD tidak digunakan lagi, karena mengalami kerusakan setelah pendesakan paraffin. Hal ini diakibatkan terlalu besarnya overburden / confining pressure yang mengakibatkan kompresi yang diberikan matriks batuan dari segala arah semakin besar. Overburden / confining pressure juga
mempengaruhi kompaksi batuan, terlalu besarnya overburden dapat mengakibatkan hancurnya core sample.
Selanjutnya sample core dimasukkan ke dalam peralatan Solvent Extraction. Toluena yang dipakai sebagai Solvent tersebut dikarenakan titik didih dari toluena yang sebesar 110oC (berada di antara titik didih minyak dan air). Ketika suhu di dalam alat solvent extraction sudah mencapai 110oC, Toluena akan menguap dan air sudah pasti akan menguap karena teruapkan oleh toluena. Sedangkan minyak (paraffine) tidak akan teruapkan dikarenakan titik didihnya jauh diatas toluena. Namun ada saja minyak yang terbawa oleh toluena. Hal itu hanya dikarenakan sifat minyak dan toluena yang sama-sama bersifat non-polar, dimana zat non-polar dapat mengikat zat non-polar lainnya. Selanjutnya ketika sudah tidak ada lagi air yang menguap, maka uap air tersebut akan mengalami kondensasi, dan air akan tertampung dalam graduated tube. Volume air dalam graduated tube ini lah yang dipakai untuk mencari nilai dari Sw. Lalu dari Sw itu bisa didapat nilai So karena So + Sw = 1 (core telah di vakum sehingga tidak ada lagi gas dalam core).
F. Kesimpulan
- Penentuan Saturasi Fluida :
Saturasi air dalam sample core AL = 0.1469
Saturasi minyak dalam sample core AL = 0.8531
- Penentuan porositas suatu sample core
Porositas dari sample core AL = 0.3755 = 37.55%
- Prinsip kerja dari percobaan ini sebenarnya adalah displacement air yang
terkandung dalam sample core oleh zat pelarut (toluena) dikarenakan nilai titik
didih toluena yang diatas air dan di bawah minyak, sehingga kita dapatkan
volume air yang terkandung di dalam sample core.
G. Daftar Pustaka
Amyx, James W. 1960. Petrloeum Reservoir Engineering “physical properties”.
Texas : Mcgraw-Hill, Inc
Tiab, Djebbar. 2004. Petrophysics 2nd ed. Oxford : Elsevier, Inc.
H. Jawaban Pertanyaan
1. Paper “Reservoir Water Saturation Measured on Cores, Case Histories and
Recommendation”! (Min 1 hal)
Dalam penentuan nilai Swc, cara yang biasa digunakan yaitu metode oil-base mud (OBM), namun pada praktiknya terdapat berbagai masalah diantaranya :
a) air yang berasal dari mud menginvasi core lebih dulu daripada bit, sehingga semburannya hilang
b) invasi mud berlancut di core barrel, hal ini merupakan static invasion
c) fluida yang bersifat mobile di dalam core terdisplacement karena penurunan tekanan selama proses pengangkatan core ke permukaan
d) akan terjadi redistribusi dan penguapan fluida dalam core selama proses penelitian.
Ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi tingkat invasi mud ke dalam formasi reservoir, diantaranya adalah:
a) Drilling parameter : Drill bit, ROP,RPM,overbalance, pump rate
b) Karakteristik mud : Filter cake capability, stabilitas, additif
c) Properti dari minyak/gas : viskositas, GOR
d) Properti Formasi : semburan yang hilang, invasi mud
Solusi yang dapat diterapkan untuk menambah akurasi dari pengukuran Swc dan meminimalisasi invasi mud adalah dengan penggunaan model bit baru, desain mud, dan parameter coring yang harus benar-benar direncanakan untuk setiap reservoir yang akan diteliti. Pada saat sampling dan analisis core juga harus diperhatikan langkah-langkah berikut:
a) lapisi fasa air dari mud di dalam rig dengan menggunakan tracer seperti Tritium dan deuterium. Ambil sampel mud setiap 3-5 meter dari interval core.
b) Gunakan core dengan invasi mud yang rendah (low overbalance, low pump rate, high ROP)
c) Perhitungkan untuk mengurangi kecepatan pengeboran setelah mendekati formasi reservoir untuk membatasi expansi gas
d) Menghitung kandungan air pada sample core denga Dean Stark Extraction
e) Pengukuran properti sample core lebih lanjut dengan Soxhlet extractor
f) Pengukuran konsentrasi tracer pada air yang terekstraksi dan pada air yang terkandung di mud
Pada poin a) disebutkan mengenai tracer untuk melapisi fasa air yang ada di dalam mud. Jenis-jenis tracer yang biasa digunakan antara lain adalah:
Deuterium Oksida, D2O; Deuterium bersifat non radioaktif, fluida non-toksik. Konsentrasi yang digunakan ketika digunakan sebagai tracer kurang lebih 300ppm. Pada Dean-Stark Extraction, deuterium akan terakumulasi. Untuk menganalisa kandunagn dari deuterium digunakan mass spectrometer. Biaya yang digunakan untuk pemakaian deuterium lebih mahal dari jenis tracer yang lain
Tritium; merupakan tracer yang bersifat radioaktif, dan merupakan partikel Beta emitter, dan memerlukan perhatian khusus untuk keselamatan pemakai. Untuk digunakan sebagai tracer hanya din\butuhkan sedikit tritium, sekitar 10 ml setiap sumur. Pada Dean-Stark Extraction, tritium akan terakumulasi.
Tracer kimiawi, garam; dibutuhkan garam dalam jumlah yang besar untuk ditambahkan pada fasa air mud. Tetapi permasalahannya Dean Stark Extraction tidak dapat mengakumulasikan tracer ini sehingga jumlahnya dalam mud dan sample core tidak dapat terkuantitasi.
Selain fasa liquid, tracer juga dapat digunakan pada fasa nonliquid, contohnya adalah Olefins atau Deuterated Hydrocarbon Compound).
Untuk metode WBM, dalam beberapa penelitian pada beberpa sumur, terjadi invasi air yang signifikan. Dari Dean-Stark extraction didapatkan variasi jumlah air yang berasal dari mud, tergantung parameter dan properti dari formasi. Jadi dalam pengunaan WBM perlu diperhatikan jumlah air yang akan menginvasi core.
Untuk metode OBM, biasanya tetap digunakan air sekitar 15-35% sebagai emulsi. Jadi air ini harus tetap dikuantitasi pada saat penghitungan saturasi. Pada beberapa sumur pengeboran, pelapisan air dengan tritium atau deuterium tetap digunakan.
Pengukuran pada zona transisi reservoir juga sangat penting untuk memperkirakan produksi hidrokarbon reservoir itu. Pada xona transisi, connate water bisa bersifat mobile dan dapat terdisplacement oleh invasi mud. Dari hasil percobaan, daerah transisi dengan nilai Sw yang kecil memiliki kecenderungn invasi yang besar.
Oleh karena itu, Sw hasil pengukuran dengan metode saturasi kurang merepresentasikan nilai yang sebenarnnya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian-uraian di atas adalah :
a) pengukuran Sw adalah hal yang sangat penting dilakukan pada penilaian suatu formasi reservoir
b) merencanakan metoda coring dan sampleing adalah hal yang penting, karena akan berpengaruh besar terhadap keakuratan data saturasi
c) Pada metode WBM, tracer harus ditambahkan, dan tritium adalah tracer yang dianjurkan, dan sample core harus diambil di dalam sumur
d) Tracer tidak begitu diperlukan pada metode OBM, dan pengambilan sample core bisa dilakukan di laboratorium.
2. Jelaskan yang dimaksud pendular dan funicular! Gambarkan!
Pundular : suatu komposisi pada batuan reservoir yang terisi fluida multi fasa (wetting
dan non wetting phase) dimana saturasi fluida fasa wetting (misalnya : air) sedikit.
Akibatnya pore body akan banyak terisi oleh fluida fasa nonwetting (misal: minyak)
dan air akan terakumulasi di pore throat (ruang antar pori) dengan membentuk pola
seperti cincin
Funicular : suatu kondisi yang berlawanan dengan pendular ring distribution, dimana
saturasi minyak lebih sedikit dibandingkan saturasi air. Minyak berada di dalam pore
body dalam jumlah kecil dan dikelilingi oleh air. Air terhubung antar suatu pori
dengan pori lainnya.
3. Suatu lapangan Zakky AlHani, mempunyai data-data reservoir dan histori
sebagai berikut.
* Luas area : 500 acre
* Zona produktif : 1225 – 1500 ft
* Bo : 1,3 bbl/stb; visc oil : 0,33 cp; GOR : 1200 scf/stb; API : 35
* Berat core jenuh (water + oil) : 28 gram
* Volume air dalam graduated tube : 0,5 cc
* Water density : 0,99 gr/cc
* Diameter core : 2,5 cm; panjang core : 3 cm
* Berat core kering : 22,5 gram
* Recovery factor : 40 %
Wfluida = Wcore jenuh – Wcore kering
= 28 – 22.5 = 5.5 gram
Wair = Vair dalamgraduated tube x ρair
= 0.5 cc x 0.99 gr/cc = 0.495
Woil = Wfluida - Wair
= 5.5 – 0.495 = 5.005
Vbulk = ¼ пd2t = ¼ п (2.5)2 x 3 = 14.726 cc
SG= 141.5o API+131.5
= 141.535+131.5
=0.8498
SG=ρoil
ρair
ρoil=ρair x SG=0.99 x0.8498 = 0.8413
Voil = W oil
ρoil =
5.005 gram0.8413 gram /ml
= 5.9491 ml
a. Volume Pori = Voil + Vwater = 5.9491 + 0.5 = 6.4491 mL
b. Jenis Reservoir = Reservoir Minyak
c. Porositas Core
∅ core = V pori
V bulk =
5.9491 ml14.726 ml
= 0.4039 = 40.39 %
d. Water and oil saturation
Sair = V air dalamgraduated tube
V pori =
0.5 ml6.4491 ml
= 0.0775
Soil = 1 - Sair = 1- 0.0775 = 0.9225
e. IOIP
IOIP=cA xh x∅ x (1−SW )
BO
=1,667,661,545 stb
f. Reserve
Reserve=Rec . factor x IOIP=¿667,064,618 stb
4. Jelaskan Proses Pengembangan Lapangan yang kalian tahu!
- Executive Summary
Ringkasan dari Rencana Pengembangan Lapangan meliputi teknis, ekonomis, dan
HSE
- Geological Findings
Menjelaskan penemuan geologi migas hingga data geologi terakhir berdasarkan log
dan analisa cutting yang digunakan untuk merevisi peta geologi.
- Exploration Insentive
Pemberian insentif untuk memotivasi kontraktor tetap melakukan kegiatan eksplorasi.
Prosedur pemberian insentif sesuai “guidance” yang telah ditetapkan oleh Divisi
Eksplorasi.
Perbedaan harga Old Oil dan New Oil dimaksudkan agar KPS tetap melaksanakan
kegiatan eksplorasi selama masa insentif 60 bulan diberikan.
Insentif : DMO Fee New Oil & Investment credit
- Reservoir Description
a. Reservoir Condition
b. Hydrocarbon In Place
c. Hydrocarbon Reserves
Cadangan dilengkapi dengan peta subsurface struktur dan Isopach.
OOIP
OGIP
Recoverable Reserve
Proved, Probable, Possible
Remaining Reserves
Khusus untuk pengembangan lapangan gas dibutuhkan informasi tentang pasar
(rencana pemasaran), HOA, GSA dan sertifikasi oleh instansi independent.
d. Production Forecast/Incremental Production
Perkiraan produksi hidrokarbon dimasa datang dengan menggunakan
metode/asumsi yang dipakai dalam perhitungan, antara lain :
- analisis decline
- simulasi reservoir
- Secrec/EOR Insentif
Secondary Recovery
Peningkatan perolehan hidrokarbon dengan penambahan energi natural melalui
injeksi fluida (water flooding dan gas flooding)
E O R
Semua metoda yang menggunakan sumber energi eksternal untuk perolehan minyak
yang sudah tidak dapat diproduksi secara konvensional (primary dan secondary
recovery), antara lain: steam flood, chemical flood
Insentif
Kegiatan Secrec dan EOR akan memperoleh insentif berupa: investment credit dan
DMO
- Field Development Scenarios
Menjelaskan mengenai skenario pengembangan lapangan yang meliputi:
• Phasing Development
• Full Development
• Development Strategy
• Production Optimization
• Local Content : penggunaan material barang dan jasa yang dipergunakan secara
langsung terhadap pembangunan struktur dan infrastruktur pengembangan suatu
lapangan yang berasal dari dalam negeri
- Drilling
Meliputi :
a. Platform/cluster/well location
onshore, offshore
b. Well design :
vertical, deviated, horizontal, radial, slim hole
c. Drilling Schedule
d. Drilling report
e. Completion
- Field Development Facilities
a. Primary Recovery Facilities
1. Offshore Production Facilities
- Offshore Platform Facilities
Jacket, Deck, Processing Facilities, etc.
- Other Offshore Facilities
Sub marine pipeline production junction facilities, Disposal Facilities, Storage etc.
- Additional Facilities
Civil construction, Office, Living Quarter, etc.
2. Onshore Production Facilities
Meliputi : Processing facilities, Flow-line and storage facilities, Disposal facilities.
3. Artificial Lift Equipment
b. Enhanced Oil Recovery Facilities
- Project Schedule
Menggambarkan rangkaian penyelesaian berbagai pekerjaan pengembangan lapangan
seperti :
• Planning :
- Screening study
- Feasibility study
- Conceptual Engineering
• Execution :
- Detail Engineering
- Procurement
- Fabrication
- Installation
- Commissioning
• Operation
- Production Result
Menggambarkan kegiatan untuk mengangkat hidrokarbon dan meningkatkan produksi
(bila ada) dengan tindakan :
1. Stimulasi
2. Gas Lift
3. Pumping
4. Sec.Rec.
5. Enhanced Oil Recovery
- HSE & Community Development
Kajian menyeluruh terhadap dampak suatu pengembangan lapangan terhadap
kesehatan, keselamatan dan lingkungan disekitar lapangan yang akan dikembangkan,
pada tahap:
• Pra-konstruksi,
• konstruksi,
• operasi,
• pasca operasi
- Abandonment & Site Restoration
Menjelaskan mengenai kajian teknis maupun biaya terhadap mekanisme penutupan
suatu lapangan, baik di onshore maupun offshore apabila lapangan tersebut sudah
tidak ekonomis lagi untuk diproduksikan dan akan ditinggalkan seterusnya.
- Project Economics
Analisa Perhitungan keekonomian berdasarkan data terakhir:
– Certified Reserves
– Production forecast
– Development cost:
Investasi : Well cost, production facilities cost, pipeline cost, compressor, platform.
Operating cost : Direct production cost, work over/stimulation, maintenance, G&A
Insentif
- Conclusion
Merupakan Kesimpulan dari Pengembangan Lapangan untuk pemilihan alternatif
yang terbaik, ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis.
5. Bagaimana pendapat kalian tentang pasar bebas ASEAN terhadap harga
minyak dan BBM?
Kelahiran ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi jelas akan membikin
kawasan ini lebih dinamis dan berdaya saing. Sebab, MEA menyepakati pembebasan
arus barang, jasa, tenaga kerja, investasi, dan modal. Yang tak kalah penting:
penghapusan tarif perdagangan antarnegara ASEAN.
MEA mendorong aliran investasi dan perdagangan menjadi lebih bebas. Harapannya,
seluruh rintangan dalam investasi dan perdagangan akan berkurang. Hilangnya
hambatan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja tentu akan menguntungkan
tiap negara di ASEAN.
Dengan demikian, para investor yang ingin berinvestasi di industri migas tidak akan
mendapatkan hambatan yang berarti. Kemudian laju ekspor dan impor minyak akan
lebih mudah karena hambatan arus barang akan hilang.
2 poin diatas, yaitu kemudahan investor dalam berinvestasi dan laju ekspor dan
import minyak mempengaruhi harga minyak. Ketika import menjadi semakin mudah,
maka bisa jadi import minyak dari singapura akan terus meningkat. Dan seperti yang
kita tahu, konsumsi kita meningkat akan tetapi lifting minyak tidak meningkat.
Sehingga harga minyak akan terus meningkat seiring dengan import minyak dari
singapura yang terus membesar.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan ini saya buat atas jerih parah dan tetesan
keringat saya sendiri. Apabila terbukti terdapat kecurangan dalam pembuatan laporan
ini, saya bersedia menerima hukuman.
Bandung, 12 Maret 2014
Rizky Primayudha